Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Sistem Informasi Proses Belajar Menga
Pengembangan Sistem Informasi Proses Belajar Menga
Abstrak
Sistem informasi proses belajar mengajar online merupakan sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar dengan media internet. Sistem Informasi
ini memungkinkan terjadinya proses pendidikan tanpa melalui tatap muka langsung. Sistem informasi proses
belajar mengajar online dengan menggunakan metode pembelajaran student centered learning di Politeknik
Negeri Malang ini diterapkan pada Program Studi Teknik Informatika untuk memudahkan komunikasi antara
dosen dan mahasiswa. Perhitungan dalam penerapan Simple Additive Weighting untuk mendapatkan nilai
keaktifan mahasiswa memiliki 4 kriteria yaitu presentasi, bertanya, menjawab, praktikum. Dalam uji coba
penerapan Simple Additive Weighting ke dalam sistem belajar mengajar online ini dengan membandingkan hasil
output sistem dan hasil pakar memiliki tingkat akurasi mencapai 100%. Sistem ini dirancang dan
diimplementasikan dengan menggunakan PHP, MySQL, HTML, CSS, JavaScript dan Bootstrap. Sistem ini juga
telah di uji coba oleh beberapa user dan hasilnya dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat membantu dosen
dan mahasiswa berinteraksi secara online dalam kegiatan belajar mengajar.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Proses Belajar Mengajar Online, Student Centered Learning
H a l a m a n | 17
Volume 4, Edisi 1, November 2017
Metode pembelajaran student centered mahasiswa di dalam mengerjakan berbagai hal dan
learning ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan berpikir tentang apa yang sedang mereka kerjakan”.
mahasiswa dalam proses belajar. Dalam penelitian Pembelajaran aktif berlangsung ketika para
ini dibuat sistem informasi belajar mengajar dengan mahasiswa diberi kesempatan untuk lebih
menggunakan metode simple additive weighting berinteraksi dengan teman sesama mahasiswa
yang digunakan untuk menentukan tingkat keaktifan maupun dengan dosen perihal pokok bahasan yang
mahasiswa. Penentuan keaktifan mahasiswa sedang dihadapinya, mengembangkan pengetahuan
memiliki empat kriteria yaitu presentasi, bertanya, dan bukan sekedar menerima informasi dari dosen.
menjawab dan praktikum. Dengan menggunakan Di dalam suasana pembelajaran aktif maka dosen
metode simple additive weighting dapat mengetahui bertindak sebagai faslitator, bukan mendikte para
tingkat keaktifan mahasiswa dari hasil rangking. mahasiswa. Pada hakekatnya pembelajaran aktif
(mentally not physically) memerlukan upaya
2. Kajian Pustaka intelektual, analisis, sintesis dan evaluasi, serta
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal
2.1 Student Centered Learning (SCL) asimilasi dan aplikasi pengetahuan. Sasaran
Student Centered Learning (SCL) adalah pembelajaran aktif adalah pengembangan
strategi pembelajaran yang menempatkan keterampilan berpikir, bukan pemindahan informasi.
mahasiswa sebagai subyek/ peserta didik yang aktif
dan mandiri, dengan kondisi psikologi sebagai adult b. Pembelajaran Interaktif
learner, bertanggung jawab sepenuhnya atas
pembelajarannya, serta mampu belajar beyond the Interaksi dapat terjadi dalam berbagai bentuk
classroom. Dengan prinsip-prinsip ini maka para yang berbeda, antara lain antara mahasiswa dengan
mahasiswa diharapkan memiliki dan menghayati materi pembelajaran, antara mahasiswa dengan
jiwa life-long learner serta menguasai hard skills aktivitas pembelajaran, antara mahasiswa dengan
dan soft skills yang saling mendukung. Di sisi lain, dosen/ fasilitator, dan antar mahasiswa. Di dalam
para dosen beralih fungsi menjadi fasilitator, pembelajaran interaktif maka setiap mahasiswa
termasuk sebagai mitra pembelajaran, tidak lagi harus mengerjakan sesuatu, sesuai dengan
sebagai sumber pengetahuan utama. Secara pengetahuan atau materi yang sedang dipelajarinya.
operasional, di dalam student centered learning para Interaksi dengan content berarti terjadi proses aktif
mahasiswa memiliki keleluasaan untuk dan mengkombinasikan content dengan pengetahuan
mengembangkan segenap potensinya (cipta, karsa dan pengalaman yang telah dimilikinya (prior
dan rasa), mengeksplorasi bidang/ ilmu yang knowledge/ experience).
diminatinya, membangun pengetahuan serta Memperhatikan pemahaman dasar tentang
kemudian mencapai kompetensinya melalui proses interaksi maka pembelajaran merupakan suatu
pembelajaran aktif, interaktif, kolaboratif, aktivitas sosial. Hal ini mengembangkan pengertian
kooperatif, kontekstual dan mandiri. Keleluasaan bahwa pembelajaran bukan sekedar interaksi tatap
para mahasiswa ini difasilitasi oleh dosen yang muka. Interaksi sosial terjadi di antara kelompok
menerapkan “Patrap Tri Loka” secara utuh orang dengan menggunakan berbagai media atau
(sebagaimana telah diketahui oleh para pendidik di alat, misalnya telepon, faksimili, surat elektronik,
Indonesia, yaitu “ing ngarsa sung tuladha, ing madya surat pos dan media lainnya yang menggunakan
mangun karsa, tut wuri handayani”). teknologi canggih. Interaksi sosial dapat bersifat
Bahwa Undang-Undang Republik Indonesia bebas dari batas waktu dan tempat.
nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengisyaratkan adanya karakteristik c. Pembelajaran Mandiri
student centered learning dan “Patrap Tri Loka”. Di
dalam Bab III pasal 4 ayat (3) terdapat ketentuan Pembelajaran mandiri (self-directed learning)
tentang penyelenggaraan pendidikan, “Pendidikan adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan pada mahasiswa (student-centred approach) di mana
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol
sepanjang hayat”. Selanjutnya dalam pasal 4 ayat (4) oleh mahasiswa sendiri. Para mahasiswa
terdapat ketentuan “Pendidikan diselenggarakan memutuskan sendiri tentang “bagaimana, di mana,
dengan memberi keteladanan, membangun dan kapan belajar tentang suatu hal yang mereka
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta anggap merupakan hal yang penting”. Di dalam
didik dalam proses pembelajaran”. pembelajaran mandiri para mahasiswa berlatih untuk
mengidentifikasi berbagai masalah yang perlu
a. Pembelajaran Aktif dipelajari lebih jauh (investigation), tahu di mana
harus mencari sumber-sumber belajar yang berkaitan
Secara operasional, pembelajaran aktif dengan masalah tadi, mampu menentukan prioritas
(active learn-ing) dapat didefinisikan “Suatu dan merancang penelusuran sumber belajar, mampu
aktivitas instruksional yang melibatkan para mempelajari materi yang ada di dalam sumber
18 | H a l a m a n
Jurnal Informatika Polinema ISSN: 2407-070X
H a l a m a n | 19
Volume 4, Edisi 1, November 2017
skala yang dapat diperbandingkan dengan semua ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang
rating alternatif yang ada. Metode SAW mengenal bersesuaian elemen kolom matrik (W).
adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan
(benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan =∑ (5)
mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam
pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan. Hasil perhitungan nilai V1 yang lebih besar
Adapun langkah penyelesaian dalam menindikasilan nahwa alternatif Ai merupakan
menggunakannya adalah: alternatif terbaik Kusumadewi, S., dkk (2006).
a. Menentukan alternatif, yaitu Ai. Adapun kelebihan dari metode Simple
b. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan Additive Weighting (SAW) adalah sebagai berikut:
dalam pengambilan keputusan, yaitu Cj. a. Menentukann nilai bobot untuk setiap atribut,
c. Memberikan nilai rating kecocokan setiap kemudian dilanjutkan dengan proses perangkaian
alternatif pada setiap kriteria. yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari
d. Menentukan bobot preferensi atau tingkat sejumlah alternatif.
kepentingan (W) setiap kriteria. b. Penilaian akan lebih tepat karena didasarkan
pada nilai kriteria dari bobot preferensi yang
W = [ W1,W2,W3,….,Wj] (1) sudah ditentukan.
c. Adanya perhitungan normalisasi matriks sesuai
e. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap dengan nilai atribut (antara nilai benefit dan
alternatif pada setiap kriteria. cost).[3]
f. Membuat matrik keputusan (X) yang dibentuk
dari tabel rating kecocokan dari setiap alternatif 3. Metode Penelitian
pada setiap kriteria. Nilai X setiap alternatif (Ai)
pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, 3.1 Metode Pengambilan Data
dimana, i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
Untuk dapat melakukan analisis yang baik,
… diperlukan data dan teori konsep dasar sehingga
= . . . (2) kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. Adapun
… metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Pengamatan Langsung
g. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan Melakukan pengamatan langsung supaya
cara menghitung nilai rating kinerja mengetahui alur yang saat ini sedang berjalan.
ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada kriteria Penulis juga mengumpulkan data berupa data
nilai mahasiswa, data absensi mahasiswa, data
Cj. dosen pengajar, dan data mata kuliah untuk
( )
melengkapi data pada perancangan aplikasi. Data
= (3) tersebut diperoleh dari administrasi Program
Studi Teknik Informatika di Politeknik Negeri
Malang dengan cara melakukan pengamatan
Keterangan : secara langsung.
b. Wawancara
a) Kriteria keuntungan apabila nilai Berdasarkan pengumpulan data dilakukan
memberikan keuntungan bagi pengambil wawancara pada tanggal 9 Maret 2017 di Jurusan
keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila Teknologi Informasi dengan Bapak Ir. Deddy
menimbulkan biaya bagi pengambil Kusbianto P., M.MKom selaku Ketua Program
keputusan. Studi Teknik Informatika membahas mengenai
b) Apabila berupa kriteria keuntungan maka layanan yang akan dibuat. Layanan yang akan
nilai dibagi dengan nilai dari setiap kolom, dibuat meliputi layanan registrasi, activity dosen,
sedangkan untuk kriteria biaya, nilai dari dan PBM (Proses Belajar Mengajar). Untuk
setiap kolom dibagi dengan nilai Xij. dapat membuat layanan tersebut maka
dibutuhkan data untuk mendukung pembuatan
h. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) aplikasi pembelajaran meliputi data admin, data
membentuk matrik ternormalisasi (R). dosen, data mahasiswa, data kelas, data mata
kuliah, dan data tugas.
… c. Studi Literatur
= . . . (4) Mengumpulkan dan mempelajari literatur, buku,
… artikel, dan sebagainya yang diperoleh dari
perpustakaan, internet, dan sumber lainnya
i. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh mengenai metode pembelajaran student centered
dari penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik
20 | H a l a m a n
Jurnal Informatika Polinema ISSN: 2407-070X
Data Dosen
learning dan materi-materi lain yang dibutuhkan Admin Data Admin
Data Dosen
Data Mahasiswa
Jadwal Mengajar
Dosen
Data Kelas
dalam penyusunan laporan skripsi. Data Mahasi swa
Data Mata Kuliah
Data Tugas
aplikasi pengembangan sistem infomasi proses Data Pesan Data Pesan
H a l a m a n | 21
Volume 4, Edisi 1, November 2017
0 0 0 0 0
1-5 1-5 1-5 1-5 1
6 - 10 6 - 10 6 - 10 6 - 10 2
11 - 15 11 - 15 11 - 15 11 - 15 3
16 - 20 16 - 20 16 - 20 16 - 20 4
Dari pengujian yang dilakukan, untuk Hasil akhir preferensi diperoleh dari
pengujian fungsional dari setiap menu sudah penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik
berjalan dengan baik. Dilihat dari proses pengujian ternormalisasi.
fungsional aplikasi proses belajar mengajar online
ini berjalan sesuai dengan rancangan dan analisis Tabel 4. Faktor Normalisasi dan Perangkingan
yang telah dijelaskna pada tahap analisis kebutuhan. Faktor
Alternartif Peringkat
Pengujian hasil sistem dengan microsoft Normalisasi
excel akan di uji dengan menghitung nilai bobot A1 0.675714286 23
menggunakan metode SAW sehingga menghasilkan A2 0.83 6
perangkingan. Berikut merupakan perhitungan A3 0.592857143 28
dengan metode SAW. A4 0.777857143 11
A5 0.767142857 13
22 | H a l a m a n
Jurnal Informatika Polinema ISSN: 2407-070X
5. Kesimpulan
Daftar Pustaka:
H a l a m a n | 23
Volume 4, Edisi 1, November 2017
24 | H a l a m a n