You are on page 1of 33

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

“PENTINGNYA ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR”

Nama : JEAN PROBOSKY GINTING


NIM : 200803078
Kelas : 2B
Dosen Pengampu : ROY FACHRABY GINTING SH M.KN

S1 MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Bismi ab waibnu wa ruhul quddus Lilah al wahid.


Damai dan kasih sejahtera kepadamu !

Puji dan Puja rasa syukur patut saya panjatkan kehadirat Allah Aqwaa yang
senantiasa melimpahkan rahmat kepada saya sehingga telah mengijinkan dan
memberi hikmat kemudahan kepada saya dalam menyusun dan menulis makalah
Ilmu Sosial Budaya Dasar yang berjudul Pentingnya Ilmu Sosial Budaya Dasar .
Hal yang paling mendasar yang mendorong saya menyusun makalah ini
adalah tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), untuk mencapai
nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.

Teiring ucapan terima kasih kepada Bapak Roy Fachraby Ginting selaku
pembimbing saya dalam pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar,
juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada
saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran yang
bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa
yang akan datang dari pembabaca adalah sangat berharga bagi saya.

Akhirul Kalam demikian makalah ini saya susun, semoga bisa bermanfaat bagi
kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan
tema yang senanda di waktu yang akan datang. Semoga bermanfaat. Amin.

Aleichem Shalom !
Medan , 05 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB 1 PEMBUKAAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar ……………………………….………………3
2.1.1 Pengertian ISBD ……………………………………………………….…………………..3
2.1.2 Visi dan Misi ISBD ……………………………………………….……….……………..3
2.1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………………..4
2.2 Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
2.2.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu ………………………………….………….5
2.2.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial ………………………………………..………..6
2.3 Manusia Sebagai Makhluk yang Berbudaya
2.3.1 Pengertian Budaya dan Kebudayaan ……………….…………………………..10
2.3.2 Unsur Unsur dan Ciri Ciri Kebudayaan ……………………………………….11
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Manusia Berbudaya ……………………………………..14
2.4 Keragaman dan Kesetaraan
2.4.1 Pengertian Keragaman ……………………………………………………………….17
2.4.2 Pengertian Kesetaraan …………………………………………………………………18
2.4.3 Tujuan dan Manfaat Keragaman dan Kesetaraan …………………………20
2.5 Nilai dan Moral Masyarakat
2.5.1 Pengertian Nilai ……………………………………………………………………………21
2.5.2 Pengertian Moral ……………………………………….……………………………….22
2.5.3 Tujuan dan Manfaat Manusia Memilik Nilai dan Moral ………….….24
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................27
3.2 Saran ………………………………………………………………………………………………28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS............................................................29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….30

ii
BAB 1
PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek –
aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan – permasalahan
yang bersifat ada .
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori –
teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat
memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan
dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.

Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan


kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk
budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan
berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan
lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum
ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan
kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua
kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap
permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang
terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana
dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai
manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki
daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir
sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya
dengan makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai
individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat
saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga
dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi
kepentingannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini, kita kan membahas :
1.Mengapa dan pentingnya Ilmu Sosial Budaya Dasar ?
2. Mengapa manusia dikaitkan dengan makhluk Individu dan makhluk sosial?
3. Apa saja kaitan kebudayaan dan makhluk budaya ?
4. Bagaimana tujuan dan manfaat keragaman dan kesetaraan ?
5. Bagimana nilai dan norma itu berperan dan bermanfaat bagi masyarkat ?

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar

2.1.1 Pengertian ISBD

Menurut Kian Amboro, Definisi Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) yaitu ilmu
pengetahuan yang dinilai bisa berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan
pengetahuan dasar yang mampu melakukan kajian pada masalah-masalah sosial
kemanusiaan dan kebudayaan.

Istilah ISBD pertama kali dikembangkan di Indonesia untuk menggantikan


istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah dalam bahasa Inggris yaitu “the
Humanities”. Munculnya istilah humanities itu sendiri asalnya yaitu dari bahasa
latin humnus yang mempunyai arti manusia, berbudaya dan halus.

Ketika belajar tentang the humanities seseorang diharapkan bisa menjadi orang
yang lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa the humanities memiliki kaitan erat dengan nilai-nilai manusia
sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.

Oleh karena itulah Ilmu Sosial Budaya Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu yang
berdiri sendiri, tapi merupakan suatu rangkaian pengetahuan yang berkaitan dengan
aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

Sehingga, dirumuskan lah Ilmu sosial budaya dasar adalah bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai
makhluk budaya yang berwawasan luas dan kritis serta dapat menyelesaikan sebuah
masalah dengan baik , memahami konsep – konsep dasar tentang manusia sebagai
makhluk sosial

2.1.2 Visi dan Misi ISBD

lmu Sosial Budaya Dasar atau biasa disingkat dengan ISBD merupakan ilmu yang
memiliki kompetensi penguasaan pengetahuan tentang keragaman, kesederajatan
dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan

3
bermasyarakat, serta memahami dan menghormati estetika, etika, dan nilai-nilai
budaya yang menjadi pedoman bagi keteraturan dan kesejahteraan hidup dalam
menata hidup kebersamaan dalam masyarakat.

Dengan adanya ilmu ISBD ini diharapkan dapat menjadikan mahasiswa sebagai
makhluk sosial dan budaya yang baik dalam kehidupan bermasyarakat ataupun
bernegara.
Berikut ini adalah visi dan misi ISBD :

1. Visi ISBD :

Membentuk mahasiswa selaku individu dan makhluk sosial yang beradab, memiliki
landasan pengetahuan, wawasan, serta keyakinan untuk bersikap kritis, peka, dan
arif dalam menghadapi persoalan sosial dan budaya yang berkembang di
masyarakat.

2. Misi ISBD :

A Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan


martabat manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
masyarakat

B Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hukum, dan budaya sebagai
landasan untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan
terwujud masyarakat yang tertib, teratur, dan sejahtera

C Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya serta


mampu bersikap kritis, analitis dan responsif untuk memecahkan masalah tersebut
secara arif di masyarakat

2.1.3 Tujuan

Sama seperti dengan ilmu ilmu lain memiliki tujuan maka Ilmu Sosial budaya
memiliki tujuan sebagai berikut. Tujuan ISBD :

4
A Mengembangkan kesadaran mahasiswa dalam menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial
dalam kehidupan bermasyarakat

B Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan
memecahkan masalah sosial budaya dengan landasan nilai estetika, etika, moral dan
hukum dalam kehidupan bermasyarakat

C Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta memberikan


keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu
dan makhluk sosial beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademis dan
keahliannya

2.2 Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

2.2.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu

Pengertian manusia sebagai makhluk individu dapat ditafsirkan yaitu manusia


merupakan makhluk tunggal yang berdiri sendiri.Manusia, mahluk dan individu
berdasar asal usul katanya dapat diartikan sebagai berikut: Manusia berarti mahluk
yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain,Mahluk yaitu sesuatu yang
diciptakan oleh Tuhan dan Individu mengandung arti orang seorang, pribadi,
organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Jika dilihat Secara fisiologis manusia
bersifat bebas.

Kata manusia berasal dari kata manu dalam bahasa Sansekerta atau mens dalam
bahasa latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo yang berasal dari bahasa
latin juga yang berarti manusia. Istilah individu sendiri berasal dari bahasa Latin,
yaitu individum, yang memiliki arti sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau
suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.

Secara kodrat, manusia adalah mahluk monodualis yang artinya selain sebagai
mahluk individu, manusia juga memiliki peranan sebagai mahluk sosial. Sebagai
mahluk individu, manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki unsur
jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisahkan.Penggabungan Jiwa
dan raga inilah yang membentuk individu.

5
Selain itu Manusia juga memiliki keistimewaan dibanding makhluk ciptaan tuhan
lainnya yakni manusia diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga
sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya.

Secara disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha


mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya artinya untuk memenuhi segala mcam kebutuhan hidupnya. Hal
terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa
manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat
paling tinggi dan sempurna di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

Secara teoritis, pemahaman tentang manusia dapat dilakukan melalui beberapa


pendekatan, antara lain:

1. Pendekatan Materialisme Antropologi. Menjelaskan bahwa pada


hakikatnya manusia adalah materi, manusia adalah jasad yang tersusun
dari bahan-bahan material dari dunia organik.
2. Pendekatan Materialisme Biologi. Menjelaskan bahwa manusia
merupakan badan yang hidup atau organisme yang mempersatukan segala
pembawaan dan kegiatan kehidupan badan di dalam dirinya. Struktur
kehidupan manusia yang memiliki kewaspadaan indrawi berlaku juga bagi
hewan. Dalam kenyataan, manusia memang merupakan bagian dari
kehidupan organik yang dapat ditelusuri dari bentuk sub human (evolusi).
3. Pendekatan Idealisme Antropologi. Menjelaskan bahwa manusia adalah
mahluk yang memiliki unsur spiritual intelektual yang secara intrinsik
tidak bergantung pada materi. Manusia tidak dapat dijelaskan dengan satu
prinsip saja, sebab di dalam diri manusia bergabung berbagai prinsip yang
menyusun suatu pemahaman tentang dirinya secara utuh dan lengkap.

Menurut pendapat,Prof. Dr. N. Drijarkara adalah hakikatnya manusia sebagai


individu mempunyai empat aspek kegiatan dalam penggabungan alam jasmani
kepada manusia. Aspek tersebut adalah sebagai berikut:

6
1. Aspek Ekonomi. Manusia dengan menurunkan tangannya ke alam jasmani
dapat merubah barang-barang sehingga berguna untuk kehidupan umat.
2. Aspek Kultural. Manusia dengan manifestasinya mendirikan monumen,
kuil, candi, menciptakan kesusasteraan, musik, kesenian, dan sebagainya.
3. Aspek Peradaban. Dimaksudkan sebagai keadaan dan peradaban pada diri
manusia dalam tingkah lakunya, seperti cara bergaul, adat istiadat, pakaian
yang wajar, dan sebagainya. Bentuk peradaban manausia di luar tingkah
lakunya tercermin pada gedung dan bangunan yang dimasukkan unsur
keindahan, peralatan yang sempurna, barang konsumsi yang
menyenangkan
4. Aspek Teknik. Manusia dengan kegiatannya mengaktifasi alam jasmani
menurut hukum-hukumnya sehingga menimbulkan efisiensi. Permulaan
teknik adalah dari badan manusia, semua penggunaan badan mengandung
unsur-unsur teknik dalam kehidupan manusia. Jadi tidak terbatas dalam
lapangan memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan atau
memperpanjang kehidupan saja, melainkan termasuk bidang kesenian,
permainan, bahasa, mengatur negara, dan sebagainya.

Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda. Manusia dikaruniai hak dasar
yang melekat dalam dirinya, yaitu hak asasi manusia. Hak asasi merupakan hak
kodrat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa pada setiap individu tanpa
memandang perbedaan yang ada., contohnya hak hidup, hak beragama, dan hak
milik.

Manusia secara individu adalah bebas artinya dapat menentukan sendiri apa yang
dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dan dapat mengambil sikap
untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.Manusia adalah bebas sejauh ia
sendiri dapat mengembangkan pikiran tentang tujuan dan sarana untuk mencapai
tujuan itu.Namun manusia harus memiliki Kebebasan yang bertanggung jawab
yang ada dalam dirinya artinya manusia bebas melakukan apa yang ia kehendaki
tetapi harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia perbuat.Pandangan yang
mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang
bebas dan merdeka adalah paham individualisme.Paham individualisme ini tumbuh

7
di dunia Barat dan dikembangkan oleh beberapa filsuf, di antaranya Jean Jacques
Rousseau.

2.2.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut Plato mahluk hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan
mahluk yang senang bergaul/berkawan . Status mahluk sosial selalu melekat pada
diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup,manusia pasti membutuhkan orang
lain,manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain.

Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup
menggunakan akal budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu
tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan
hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.

Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), manusia adalah mahluk yang pada dasarnya
selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya (zoon
politicon yang artinya mahluk yang selalu hidup bermasyarakat). Pada diri manusia
sejak dilahirkan sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan
atau hidup di tengah-tengah manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama
dengan manusia lainnya disebut gregoriousness.

Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat
dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan
karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai
individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara
penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.

Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi


sosial dan interelasi sosial. Interaksi yang merupakan hubungan timbal balik
antarindividu dalam suatu pergaulan hidup bersama. Manusia berinteraksi sesuai
dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan
masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi dengan keluarganya melalui
berbagai kasih sayang. Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan, interaksi mereka
meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai

8
permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus berlanjut
sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non formal
seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi,
dan lain-lain.

Berikut ini faktor latar belakang yang membuat manusia berinteraksi dengan
masyarakat:

1.Faktor alamiah atau kodrat Tuhan

2.Faktor saling memenuhi kebutuhan

3. Faktor saling ketergantungan

Menurut Ibnu Khaldun bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan
melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Jika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan
terus menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial.
Interelasi sosial dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk sense of
belonging yaitu suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang
dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan
kebersatuan yang mantap.

Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam


kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain
hubungan antarstatus, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan.
Sebagai mahluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat
rukun sesama manusia.

Beberapa aspek yang mendorong manusia ke arah kerjasama dengan sesama


adalah sebagai berikut:

1. Aspek Biologis. Manusia ingin tetap hidup dan mempertahankan


kelangsungan hidupnya yang hanya bisa dicapai secara kerjasama dengan
sesama.

9
2. Aspek Psikologis. Kesediaan bekerjasama untuk menghilangkan rasa
kejemuan dan mempertahankan harga diri sebagai anggota pergaulan
hidup bersama manusia.
3. Aspek Ekonomis. Kesediaan manusia untuk bekerja sama supaya dapat
memenuhi, mencukupi, dan memuaskan segala macam kebutuhan.
4. Aspek Kultural. Manusia sadar bahwa segala usahanya untuk menciptakan
sesuatu hanya bisa dihasilkan tidak secara sendirian.

2.3 Manusia Sebagai Makhluk yang Berbudaya

2.3.1 Pengertian Budaya dan Kebudayaan

A. Pengertian Budaya
Kata Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, Budhayah, yaitu bentuk jamak
dari budhi yang berarti budi atau akal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal
dan cara hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Ada
pendapat lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata
majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi.

B. Pengertian Kebudayaan
Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusiadalam rangka
kehidupanbermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal
tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan

10
karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
tak perlu dibiasakan dengan belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa
tindakanakibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia sedang membabi buta.
Bahkan tidankan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa oleh
makhluk manusia dalamgennya bersamanya (seperti makan, minum, atau
berjalan), juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang berkebudayaan.

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat
dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.

Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara budaya dan
kebudayaan adalah bahwa budaya itu merupakan cipta, rasa dan karsa suatu
masyarakat, sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa
masyarakat tersebut.

Sudah jelas dan pasti bahwa budaya atau kebudayaan itu memiliki sejarah
sebagaimana ilmu-ilmu yang lain. Budaya dan kebudayaan merupakan salah satu
ruang lingkup sejarah. Tanpa ada sejarah budaya atau kebudayaan, maka kita tidak
akan tahu asal atau awal mula muncul dan perkembangannya. Misalnya saja,
sejarah budaya Hindu dan Budha di Indonesia atau sejarah budaya Islam di
Indonesia. Dengan melihat atau membaca sejarah, maka kita jadi tahu bagaimana
sebuah kebudayaan Hindhu-Budha, Islam, Kristen dll berkembang di Indonesia.
Jadi sejarah dan budaya atau kebudayaan itu sangat berkaitan dan penting untuk
dipelajari agar kita tahu mana yang benar-benar budaya asli bangsa Indonesia, dan
mana yang campuran (akulturasi/asimilasi). Begitupun juga dengan sejarah budaya
atau kebudayaan bangsa lain, tak ada salahnya untuk kita baca sejarahnya

2.3.2 Unsur Unsur dan Ciri Ciri Kebudayaan

Selain perlu memahami pengertian budaya, unsur-unsur budaya juga penting


untuk kita ketahui dan pahami.

11
Ada beberapa unsur-unsur budaya yang perlu kita ketahui, unsur-unsur budaya ini
merupakan pendapat dari para ahli. Untuk lebih jelasnya berikut adalah pendapat-
pendapat para ahli tentang unsur-unsur budaya.

Pendapat Melville J. Herkovits

Menurut pendapat Melvin J. Herkovits, ada 4 unsur budaya dalam suatu budaya,
yaitu:

1.Alat-alat Teknologi.

2.Kekuasaan Politik.

3.Sistem Ekonomi.

4.Keluarga.

Pendapat Bronislaw Malinowski

Menurut pendapat Bronislaw Malinowski, ada 4 unsur utama di dalam suatu


budaya, yaitu:

1.Otganisasi Ekonomi.

2.Sistem Norma Sosial.

3.Alat-alat atau Lembaga.

4.Organisasi Kekuatan.

5.Pendapat C. Kluckhohn

Menurut pendapat C. Klukckhohn, ada 5 unsur di dalam suatu budaya yang


bersifat universal, unsur tersebut yaitu:

1.Sistem Pengetahuan.

2.Sistem Kesenian.

3.Sistem Religi.

4.Sistem Teknologi dan Peralatan.

5.Sistem Mata Pencaharian Hidup.

12
Dari keseluruhan pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa secara umum
unsur-unsur budaya adalah sebagai berikut.

1.Perilaku-perilaku Tertentu.

2.Gaya Berpakaian.

3.Adat Istiadat.

4.Kebiasaan-kebiasaan.

5.Kepercayaan.

6.Tradisi.

Demikian pembahasan dan penjelasan tentang unsur-unsur budaya, jadi


kesimpulan dari semua pendapat para ahli, terdapat 6 unsur budaya. Maka suatu
kelompok atau masyarakat bisa dikatakan memiliki budaya sendiri apabila
memenuhi unsur-unsur budaya tersebut.

Ciri ciri kebudayaan

Untuk mempermudah mengenalinya kita bisa mengetahui dan memahami ciri-ciri


budaya. Apa saja ciri-ciri budaya tersebut? Berikut adalah ciri-ciri budaya yang
perlu anda ketahui.

1.Budaya dapat disampaikan melalui orang ke orang, kelompok dan kelompok,


serta generasi ke generasi.

2. Budaya berdasarkan atau sesuai dengan simbol.

3.Budaya seharusnya dipelajari bukan hanya untuk bawaan.

4.Budaya memiliki sifat selektif, artinya mempresentasikan pola hidup manusia


atau pola-pola perilaku manusia dalam pengalaman yang bersifat terbatas.

5.Budaya memiliki sifat dinamis, artinya bisa berubah selamanya atau sepanjang
waktu.

6.Antara unsur budaya yang satu dengan lainnya berkaitan.

7.Merasa Budayanya sendirilah yang paling baik/Etnosentrik.

13
Selain itu pula Kebudayaan bisa memiliki ciri Merupakan peninggalan sejarah
,Bersifat dapat dipelajari ,Adanya unsur kepercayaan ,Kebudayaaan hidup dan
berkembang dilingkungan masyarakat ,Terdiri unsur kebudayaan yang asli dan
tradisional ,Kebudayaan daerah yang diakui secara nasional ,Bersifat kedaerahan
dan mengandung adat istiadat , dan Terdapat bahasa dan ciri khas dari suatu daerah

2.3.3 Tujuan dan Manfaat Manusia Berbudaya

A. Manfaat Manusia Berbudaya

Dapat diambil kesimpulan bahwa budaya dan kebudayaan sangatlah penting untuk
dijaga serta dilestarikan oleh suatu negara. Hal ini akan membawa dampak yang
baik dalam segala hal, baik dalam kondisi masyarakat maupun kondisi ekonomi
yang sama-sama akan mendapatkan dampak positif.

Melestarikan kebudayaan di suatu negara memang bukan hal yang mudah namun
jika dilakukan dengan baik akan memberikan hasil yang baik pula bagi negara
tersebut. Berikut ini adalah manfaat dari kebudaayan dan manusia yang berbudaya.

1. Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa memiliki banyak sekali manfaat positif,
salah satu manfaat tersebut adalah sebagai alat pemersatu bangsa. Di Indonesia
sendiri terdapat banyak sekali budaya lokal yang mengakar di suku-suku dan daerah
masing-masing masyarakatnya.

Perbedaan budaya tersebut meliputi perbedaan bahasa, baju adat, masakan, hingga
adat istiadat. Namun hal tersebut tidaklah menjadi sebuah jurang pemisah dari satu
suku dengan suku lainnya, hal tersebut malah menjadi salah satu kekuatan bagi
rakyat Indonesia untuk semakin bersatu dan belajar menghargai perbedaan.

Meskipun budaya suku-suku di Indonesia berbeda-beda namun budaya Indonesia


lah yang menjadi pemersatu. Budaya tersebut meliputi bahasa pemersatu yakni
bahasa Indonesia dan juga adat istiadat yang masih saling berhubungan dari satu
suku dengan suku lainnya.

2. Sebagai Identitas Bangsa

14
Salah satu fungsi budaya atau kebudayaan yang berikutnya adalah untuk
memberikan suatu identitas bagi sebuah bangsa di mata internasional. Sebuah
bangsa yang memiliki kebudayaan yang kuat akan memberikan nilai lebih di mata
dunia. Bangsa tersebut akan dianggap bangsa yang menarik dan pada akhirnya
membuat banyak orang menjadi tertarik untuk mempelajari budaya tersebut.

Budaya sangat berfungsi untuk memberikan identitas bagi suatu bangsa. Hal itu
disebabkan karena budaya selalu bersifat unik dan tidak akan sama dengan budaya
dari bangsa lain. Kebudayaan bangsa jika dilestarikan dengan baik akan
memberikan banyak dampak positif bagi suatu bangsa.

3. Menguatkan Sikap Nasionalisme Masyarakat

Manfaat kebudayaan yang berikutnya adalah untuk memperkuat atau


menumbuhkan sikap nasionalisme masyarakat terhadap bangsanya. Kebudayaan
akan memberikan rasa cinta terhadap tanah air yang sangat kuat.

Terlebih jika kebudayaan yang dimiliki sangat menarik dan patut untuk
dilestarikan. Masyarakat akan lebih mencintai bangsanya dengan begini dunia akan
melihat bahwa bangsa tersebut adalah bangsa yang menarik karena bisa menghargai
citra dari bangsanya sendiri.

Perbedaan budaya yang ada di Indonesia juga menciptakan rasa cinta tanah air yang
semakin kuat. Jika masyarakat memandang keanekaragaman sebagai suatu
kekayaan maka secara otomatis masyarkat akan berusaha menjaga kekayaan
budaya itu sebaik mungkin. Rasa nasionalisme dan cinta tanah air akan tumbuh di
hati masyarakat dengan sendirinya.

4. Memperkaya Kebudayaan Nasional

Kebudayaan memiliki beberapa jenis, yakni kebudayaan lokal dan kebudayaan


nasional. Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang dimiliki oleh suatu suku yang
berdiam di daerah tertentu. Sedangkan kebudayaan nasional adalah kebudayaan
suatu negara yang berisi kebudayaan-kebudayaan lokal yang mencerminkan
kebudayaan yang ada di masyarakat secara keseluruhan.

15
Semakin banyak kebudayaan lokal yang terpelihara di masyarakat maka semakin
kaya pula kebudayaan nasional yang ada pada negara tersebut. Oleh karena itu
kebudayaan lokal harus senantiasa dijaga agar kebudayaan nasional semakin kaya
dan beranekaragam. Dengan begini dunia akan melihat bangsa tersebut sebagai
bangsa yang menarik dan akan menjadikan negara tersebut sebagai teladan yang
patut dicontoh.

5. Sebagai Daya Tarik Pariwisata

Manfaat dari kebudayaan yang berikutnya sangat berkaitan erat dengan kemajuan
ekonomi di suatu bangsa. Bangsa yang menghargai dan memelihara budayanya
dengan baik akan mendapatkan sorotan dari mata dunia sebagai negara yang
menarik dan akan menguatkan daya tarik negara tersebut.

Sektor pariwisata akan menjadi salah satu yang terangkat dengan terpeliharanya
kebudayaan di suatu negara. Banyak sekali para wisatawan yang tidak hanya ingin
menikmati keindahan alam suatu negara namun juga ingin menikmati budaya dari
suatu negara. Melestarikan budaya secara langsung maupun tidak langsung akan
memberikan dampak ekonomi yang positif bagi suatu negara, terutama melalui
sektor pariwisata.

Dapat dilihat contoh dari negara-negara yang telah melestarikan budayanya seperti
Jepang, Korea dan China. Negara-negara ini mendapatkan perhatian yang baik dari
publik dunia sehingga kerap dijadikan destinasi wisata. Dengan begini secara tidak
langsung kegiatan ekonomi di negara tersebut akan mendapatkan dampak yang
positif.

B. Tujuan Manusia Berbudaya

Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan


kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan
bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan
kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia
dapat mencapai kebahagiaan.

16
Adapun sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan
LOGIKA. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan mutu
kesenian adalah ETIKA dan ESTETIKA.

Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat
dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai
problematic budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak
semata-mata merupakan mahluk biologis saja namun juga sebagai mahluk social,
ekonomi, politik dan mahluk budaya.

2.4 Keragaman dan Kesetaraan

2.4.1 Pengertian Keragaman

Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaan2


dalam berbagai bidang terutamasuku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya
(masyarakat yang majemuk). keragaman dalam masyarakat adalah sebuah
keadaaan yang emnunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya
dalam masyarakat.

Keragaman berasal dari kata ragam . berdasarkan KBBI ragam berarti : 1. sikap,
tingkah laku, cara 2. macam, jenis 3. musik, lagu, langgam 4. warna, corak 5. laras
(tata bahasa)

Ada tiga macam istilah yang digunakan untk menggambarkan masyarakat yang
majemuk yang terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu
masyarakat pural, masyaraakat heterogen, dan masyarakat multikultural.

1. pluralitas : mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu (many)


2. heterogen : menunjukan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-
beda, bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.
3. Multikultural : inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima
kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan
perbedaan budaya ,etnik, gender, bahasa maupun agama. multikulturalisme
memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka
adalah sama di ruang publik, menekankan pengakuan dan penghargaan pada
perbedaan.

17
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Sedangkan kesederajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam
perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang
sama dan satu tingkatan hierarki.

Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan ras, agama
dan keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi, dan
kesenjangan sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar
keragaman hal tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan
bermasyarakat di Indonesia.

Agama sendiri adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat adalah sebagai
sesuatu yang edukatif yaitu agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan
melarang. Agama juga berfungsi sebagai penyelamat, perdamaian, sosial kontrol,
pemupuk rasa solidaritas, transformatif (membawa perubahan), kretif, dan agama
berfungsi sublimatif (perubahan ke tingkat yang lebih baik).

Dampak buruk dari tidak adanya sikap terbuka, logis, dan dewasa atas keragaman
masyarakat tersebut antara lain adalah disharmonisasi (tidak adanya penyesuaian
atas keragaman antara manusia dengan lingkungannya), perilaku diskriminatif
terhadap kelompok masyarakat tertentu, eksklusivisme/rasialis (menganggap
derajat kelompoknya lebih tinggi dari kelompok lain).

Untuk menghindari dampak buruk di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
yaitu dengan meningkatkan semangat religius, semangat nasionalisme, semangat
pluralism, semangat humanism, dialog antar- umat beragama, dan membangun
suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama,
media massa, dan harmonisasi dunia.

2.4.2 Pengertian Kesetaraan

Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia
derajat berarti :

18
1) Tingkatan, martabat, pangkat,

2) Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggikepada mahasiswa yang telah lulus
ujian.

Sederajat berarti sama tingkatannya(pangkatnya, kedudukannya) dan


kesederajatan berarti perihal kesamaan tingkatan. Dengan demikian konteks
kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman
yang ada pada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa
membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya.
Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang
paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya
dan keimananya.

Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme atau
sentralistik dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman.
Kesetaraan lebih mengacu pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi
dan selaras, tanpa harus meninggalkan identitas perbedaan yang ada pada masing-
masing individu tersebut.

Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai oleh
manusia. Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hampir tidak terdengar,
pada ribuan tahun yang lalu sudah ada. Tingkatannya rakyat jelata, tetapi
berkeinginan agar menjadi sepadan dengan para bangsawan, dengan para orang
kaya serta berkuasa bahkan menjadi anggota kalangan Sang Baginda Raja. Kalau
kita mau memikirkan masak-masak keinginan untuk setara itu, biasanya dan selalu
datang dari pihak yang kurang beruntung untuk menyamai kaum yang sedang atau
sudah beruntung.

Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :

a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan
golongan

b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang
layak.

19
c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota
masyarakat.

Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan
perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr
manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut
diskriminasi.

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi


adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan
politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan
pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam
kehidupan baik individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum,
sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

2.4.3 Tujuan dan Manfaat Keragaman dan Kesetaraan

A. Tujuan

Keberagaman dan kesetaraan diperlukan dalam masyarakat. Kita tau bahwa Allah
Al Quwat menciptakan manusia sebagai insan yang taat dan patuh disamping itu
manusia adalah ciptaan yang beragam dan berbagai jenis agama , suku , budaya
dan bahasa. Untuk itu setelah kita mengenal segala keberagaman yang ada kita
harus mensyukuri anugerah Allah itu dan menjadikan perbedaan sebagai warna
warni bak pelangi dan bunga di taman. Kita melihat bunga ditaman yang berbagai
macam warna , jenis , dan ukuran kita melihat bahwa mereka itu adalah bunga.
Bunga yang setara dengan bunga lainya dalam ousia yaitu bunga. Tidak ada yang
lebih bunga dari bunga yang lain. Mereka berbeda dari segi warna , tetapi tidak
dari segi ousia(jauhar/hakikat).

B. Manfaat

Keberagaman didalam masyarakat memang bak warna yang mencolok mata. Tapi
jangan kita pakai keberagaman itu menjadi alasan kita melakukan pembeda bedaan
atas dasar jauhariyah. Untuk itu manfaat kita belajar keberagaman dan kesetaraan

20
adalah untuk menjadi insan yang sadar bahwa tiap tiap pribadi diciptakan berbeda
dan beragam menurut gambar dan citra Allah yang telah dipulihkan dengan
Kematian Al Masih Ibn Maryam di kayu salib. Untuk itu kita bersyukur kita
berbeda dalam uqnum uqnum yang terpisah tetapi kita adalah sama dimata Allah
Khaliq Langit dan Bumi.

2.5 Nilai dan Moral Masyarakat

2.5.1 Pengertian Nilai

Nilai merupakan sebagai sebuah gagasan terkait dengan apa yang dianggap baik,
berfyngsi, bermanfaat, indah, layak, dan juga menjadi keinginan serta kehendak
seluruh dari lapisan masyarakat dalam kehidupan. Selain itu nilai membantu
seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan apresiasi kepada kehidupan sosial.

Pengertian Nilai Menurut Para Ahli

Nilai juga disampaikan oleh beberapa ahli mengenai definisinya, sebagai berikut.

Menurut Karel J. Veeger ,Nilai ialah suatu kriteria yang ditujukan kepada individu
dari individu yang lainnya sebagai apresiasi atau kritikan atas apa yang telah
diperbuat. Dengan ini nilai merupakan pemahaman akan pertimbangan sesuai
dengan nilai moral.

Sesuai dengan yang disampaikan oleh Hoda Lacey, terdapat 6 poin pengertian
dari nilai, antara lain.

1. Nilai merupakan suatu hal yang dicari orang sepanjang hidup dan bersifat
fundamental.
2. Nilai ialah sebuah kualitas atau bentuk tindakan yang mempunyai harga,
unsur kebaikan, makna dan juga sebagai bentuk pemenuhan karakter
kepada kehidupan seseorang.
3. Nilai yaitu semua yang berkaitan dengan penentuan identitas diri
seseorang.
4. Nilai merupakan bentuk tindakan untuk menentukan tindakan yang baik.
5. Nilai metupakan nilai fundamental untuk bertingkah laku baik untuk
dirinya atau orang lain.

21
6. Nilai merupakan nilai objek dari sebuah hubungan yang tepat dan
membentuk harga dari kehidupan seseorang dengan kepribadian individu
yang terkait. Objek nilai yang dimaksud berupa karya seni, teori ilmiah,
orang lain, teknologi, tradisi, lembaga, objek yang disucikan, budaya, dan
alam itu sendiri.

Menurut Robert M. Z. Lawang ,Nilai adalah bentuk gambaran dari suatu hal yang
diinginkan, yang dianggap berharga, pantas untuk diapresiasi, dan mampu
memengaruhi perilaku sosial seluruh individu yang memiliki nilai tersebut. Nilai
inilah merupakan cerminan dan pedoman untuk mewujudkan tata tertib kehidupan
dalam masyarakat.

Menurut Nursal Luth dan Dainel Fernandez , Menurut mereka nilai adalah
perasaan mengenai apa-apa yang diinginkan dan juga yang tidak diinginkan dengan
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku sosial individu yang bersangkutan.
Nilai bukan baik atau tidak namun, yang dikehendaki atau tidak dan yang
diinginkan atau tidak.

Menurut Sidi Gazalba ,Nilai adalah hal yang memiliki sifat abstrak, ideal, tidak
fakta, bukan benda yang konkrit, bukan apresiasi yang berbentuk benar ata salah
sebagai pembuktian empirik, sebenarnya merupakan hal yang tidak dikehendaki
atau dikehendaki.

Menurut Koentjaraningrat ,Nilai ialah bentuk dari budaya yang memiliki fungsi
sebagai bentuk pedoman bagi seluruh manusia dalam masyarakat. Budaya yang
dimaksud bisa merupakan hal yang dikehendaki atau hal yang tidak dikehendaki,
yang membedakan adalah sudut pandang yang diberikan.

Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau
kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun
batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam
bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.

2.5.2 Pengertian Moral

Moral adalah produk yang dihasilkan oleh budaya dan agama yang mengatur cara
berinteraksi (perbuatan, perilaku, dan ucapan) antar sesama manusia. Dengan kata

22
lain, istilah moral merujuk pada tindakan, perilaku seseorang yang memiliki nilai
positif sesuai dengan norma yang ada di suatu masyarakat.

Adapun beberapa Pengertian Moral bersandar pendapat para ahli :

1.Menurut Maria Assumpta, pengertian moral adalah aturan aturan (rule)


mengenai sikap (attitude) dan perilaku manusia (human behavior) sebagai
manusia.

2.Menurut Russel Swanburg, arti moral adalah suatu pernyataan dari pemikiran
yang berhubungan dengan keantusiasan seseorang dalam bekerja dimana hal itu
dapat merangsang perilaku seseorang tersebut.

3. Menurut Elizabeth B. Hurlock, pengertian moral adalah suatu kebiasaan, tata


cara, dan adat dari suatu peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya dalam masyarkat.

4. Menurut Maria J Wantah, pengertian moral adalah sesuatu yang berhubungan


dengan kemampuan dalam menentukkan benar atau salah serta baik atau
buruknya suatu perilaku pada diri seseorang.

5. Menurut Imam Sukardi, pengertian moral adalah karakter yang dicirikan


sebagai sesuatu yang baik dalam masyarakat melalui nilai-nilai yang diterapkan
bersama.

6. Menurut Sonny Keraf, moral adalah sesuatu yang dapat dipakai sebagai dasar
untuk menentukan tindakan seseorang yang dianggap baik atau buruk di dalam
suatu masyarakat.

Sehingga moral dapat disimpulkan sebagai Moral adalah perbuatan/tingkah


laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi moral adalah tata aturan
norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk
melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia
untuk menjadi manusia yang baik.

23
2.5.3 Tujuan dan Manfaat Manusia Memilik Nilai dan Moral

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan
dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan,
menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan
agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral
dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri
manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang
mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam
konteks sosial.

Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang
sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam
pendidikan mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan
reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola
orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam
pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran,
kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.

Tujuan dari manusia memiliki nilai dan moral berupa manusia memiliki sesuatu
yang berharga dan sifat kualiatas manusia ditentukan dari sifat individu
berinteraksi dengan individu lainnnya. Maka dari itu, manusia haruslah memiliki
sesuatu yang berharga dari perilakunya dalam melakukan interaksi dengan yang
lainnya . Sehingga, individu tersebut bisa diterima dengan baik di masyarkat.
Penididikan moral diperlukan untuk membentuk karakter dan tipe manusia yang
kuat sehingga bermanfaat dan berguna bagi sesama dan lingkungan.

Makna Nilai dan Norma bagi Manusia


Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia
karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang

24
sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu
dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.

Berikut ditampilkan pengaruh dan kaitan manfaat mengenai nilai moral :

• Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral

Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta terputusnya


komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan anak, mengakibatkan
merosotnya fungsi keluarga dalam pembinaan nilai moral anak. Keluarga bisa jadi
tidak lagi menjadi tempat untuk memperjelas nilai yang harus dipegang bahkan
sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi si anak.

• Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral

Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan yang
dimilikinya, pengaruh pertemanan ini akan berdampak positif jika isu dan
kebiasaan teman itu positif juga, sebaliknya akan berpengaruh negatif jika sikap
dan tabiat yang ditampikan memang buruk, jadi diperlukan pula pendampingan
orang tua dalam tindakan anak-anaknya, terutama bagi para orang tua yang
memiliki anak yang masih di bawah umur.

• Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu

Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin


hubungan dengan anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka: memberi
tahu apa yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya,
di mana harus dilakukan, seberapa sering harus melakukan, dan juga kapan harus
mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas (bisa juga seorang public
figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai moral.

• Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Setiap orang berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilai anak-


anak. Oleh karena itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan

25
mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan
stabilitas nilai pada anak. Namun ketika anak dipenuhi oleh kebingungan nilai,
maka institusi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta didiknya
dengan pendekatan klarifikasi nilai.

• Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir dan


lebih berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral sangat
dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu
sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan nilai yang
memiliki orientasi yang berbeda.

• Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Munculnya berbagai informasi, apalagi bila informasi itu sama kuatnya


maka akan mempengaruhi disonansi kognitif yang sama, misalnya saja pengaruh
tuntutan teman sebaya dengan tuntutan aturan keluarga dan aturan agama akan
menjadi konflik internal pada individu yang akhirnya akan menimbulkan
kebingungan nilai bagi individu tersebut.

26
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar saya
menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia adalah zoon
politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling melengkapi saling
tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama bersosialisasi di
ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang berbudaya atau
homo humanis yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense, manusia juga
dapat mengembangkan budaya yang iya miliki dengan cara berbaur atau bergaul
dengan suatu kelompok atau di dalam kehidupan berkeluarga.

2. Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di
mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku
itu semua disebabkan akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah
sosial disebabkan karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan
kebudayaan, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan sekitarnya sehngga
kita harus menempatkan diri dengan sebaik – baiknya berbaur dengan yang bak
agar dapat berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.

3. Manusia sebagai makhluk budaya adalah makhluk yang memiliki akal dan
pikiran sehingga dalam praktiknya manusia menghasilkan sebuah yang berharga
berupa artifak maupun non artifak berupa gagasan. Manusia yang memiliki budaya
berbeda beda haruslah dipandang berbeda dalam uqnum uqnum yang terpisah
sebagai ciptaan Allah. Maka dari itu , segala perbedaan yang ada adalah bentuk
karya Allah sehingga perbedaan itu bak warna warni teratur yang menyusun sebuah
pelangi. Warna warna itu berbeda beda tetapi tidak ada warna yang lebih warna dari
yang lainnya. Untuk itu, kita manusia berbeda beda dalam segala hal tetapi sama
sama manusia sehingga berbeda beda tetapi tetap satu (Bhinekka Tunggal Ika).

4. Manusia, nilai, dan moral adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan
melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi
keselarasan dan harmoni kehidupan. Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad

27
dan roh dan makhluk yang paling sempurna, paling tertinggi derajatnya, dan
menjadi khalifah di permukaan bumi. Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu
diinginkan, dicita-citakan dan dianggap pentong oleh seluruh manusia sebagai
anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga
atau berguna bagi kehidupan manusia.

3.2 Saran

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan


menambah wawasan kita tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar serta
perkembangannya dari waktu ke waktu, lebih jauhnya penyusun berharap dengan
memahami kebudayaan kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan
perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua .

28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Jean Probosky Ginting


penulis makalah ini. Lahir pada
tanggal 16 Februari 2002, di Medan ,
Sumatera Utara . Penulis merupakan
Anak ke 1 dari 2 bersaudara, dari
pasangan Haris Ginting dan T.
Sembiring.

Penulis pertama kali masuk


pendidikan di SD Swasta Sutomo 2
Medan pada tahun 2008 dan tamat
2014 pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke SMP
Swasta Sutomo 2 Medan dan tamat
pada tahun 201. Setelah tamat di
SMP, penulis melanjutkan ke SMA
Negeri 03 Medan . Dan pada tahun
yang sama penulis terdaftar sebagai
Mahasiswa Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam di Universitas Sumatera Utara.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha. Penulis telah
berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas makalah ini. Semoga dengan penulisan
tugas makalah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan
dan terutama pada bidang Ilmu Sosial Budaya Dasar .

Akhirul Kalam , penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas


terselesaikannya makalah yang berjudul “ Pentingnya Ilmu Sosial Budaya Dasar
“.

29
DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan Winarno.2008.Ilmu Sosial Budaya Dasar. Solo : Bumi Aksara


Widagho, Djoko. 2018. Ilmu Budaya Dasar.Semarang : Bumi Aksara

30

You might also like