Professional Documents
Culture Documents
Askep Dewasa Awal
Askep Dewasa Awal
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Kelompok
4. Silvia Desrina Sari (201721039) 13. 3Indah Srianti (201721045)
5. Santi Nur pratiwi (201721040) 14. Bima sakti (201721046)
6. Jusnita (201721041) 15. Andika zulyan P (201721048)
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan denganindividu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah
setiap individu merupakan bagiandari keluarga dan dikeluarga juga semua
dapat diekspresikan. Asuhan keperawatankeluarga yaitu suatu rangkaian
kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan
keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga,
maka perawat harusmengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu
tingkat pencapaian keluarga dalammelakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Status
sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya
mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota
keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses
terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada paraanggota keluarga.
Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara
terpisah, merekatetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah
tangga mereka.Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak
akan pergi atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam
kehidupan keluarga dewasa dimanaorang tuanya akan merasa banyak
kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah.Pada keluarga ini juga
terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan
perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengankesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik
tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa
pertengahan , agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang
mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinyaakan
kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
dewasa pertengahan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.
BAB II
KONSEP KELUARGA
A. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004).
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ).Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek.
(Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional, serta sosial dari
setiap anggota keluraga. Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran
adanya individu dewasa dan anak yanghidup bersama secara harmonis dan
memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa
individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan
klien memiliki nilai-nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus
dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi
klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi
kehidupan masing-masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun
hukum (Perry, 2009, hal 202). Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi
yang berorientasi pada tradisi dandigunakan sebagai referensi secara luas :
4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
B. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam polakehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).Menurut (Friedman,
2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tipe keluarga tradisional
a. Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
c. Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat).Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
d. Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
e. The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan
karenamengejar karir atau pendidikan.
f. Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu
atauhari libur saja.
h. Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
k. Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan
anaksudah memisahkan diri.
C. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga
yaitu :
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatankeluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif.Hal tersebut dipelajari dan
dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan
demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,seluruh
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukungantar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih
sayang dandukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk
memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dansaling mendukung. Hubungan intim didalam
keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain
diliat keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklimyang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.Fungsi
afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga
keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
kelurgatimbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota
keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar
disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
dayamanusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan,tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
yaitumencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan
mempengaruhi statuskesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga
melaksanakan pemeliharaan kesehatandapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan.Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Mengenal masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.d
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi,sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.
F. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat
pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan
keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum
kesehatan dan penyakit, juga tujuan-tujuan yangsesuai untuk masing-masing
tingkat. Leavell dkk. (1965, dalam Friedman, 1998).Ketiga tingkatan
tersebut adalah adalah :
a. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan
preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit
dan cedera.
b. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan
pengobatan.
c. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan
tingkat fungsinya. Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari
keperawatan keluarga. Tujuan-tujuan tersebut terdiri atas peningkatan,
pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan (Hanson, 1987 dalam
Friedman, 1998). Peningkatan kesehatan merupakan pokokterpenting dari
keperawatan keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian secara dini,
diagnosa dan pengobatan merupakan tujuan penting pula. Pencegahan tertier
atau rehabilitasi dan pemulihan kesehatan secara khusus menjadi tujuan
yang penting bagikeperawatan keluarga saat ini, mengingat perkembangan
keperawatan kesehatandirumah dan pravelensi penyakit-penyakit kronis,
serta ketidakberdayaan dikalangan lanjut usia yang populasinya semakin
meningkat dan cepat .
BAB III
1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif
untuk memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki
peran baru sebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah
baru yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah
pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang
memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu
seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan
kondisi lingkungan serta permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu,
hubungan dengan kelompok teman sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola
hidup baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-
komitmen baru dalam kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian, ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung
pada pihak lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.
B. TUGAS PERKEMBANGAN
Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu
orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial
pada masa dewasa awal. Selama manusia berkembang maka akan terjadi
perubahan-perubahan yakni perkembangan-perkembagan yang dialami oleh
individu tersebut.
Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus
terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses
penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang lain.
Mereka akan beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk
dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia,
pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat
untuk menjadi warga negara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang,
sesuai dengan norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat
C. PERAN PERAWAT PADA KELUARGA DEWASA
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa
tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
dengan sukses.
D. PERTIMBANGAN KESEHATAN
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama
minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada
resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir.
Dewasa awal mungkin juga rentan secara genetik terhadap penyakit kronis
tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia keturunan ( Price
dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih
umum terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas juga meningkat
pada masa sekarang yang mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyak
klien infertile merupakan dewasa awal (Bobak dan Jensen, 1993)
1. Masalah Fisiologis
a. Faktor Resiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya
hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai
berikut ;
Kemiskinan
Keretakan keluarga
Penganiayaan
Pengabaian anak
Penyalahgunaan Zat
Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genital dan
AIDS. Penyakit sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti
keluarnya rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu gangguan
kronis yang diakibatkan penyakit herpes genital, infertilitas yang
diakibatkan gonore atau bahkan kematian yang disebabkan AIDS. Penyakit
ini dapat terjadi pada orang yang aktif secara seksual dan diperkirakan
hampir dua pertiga kasus PMS terjadi pada individu berusia antara 15-24
tahun (Killion,1994).
2. Gaya Hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene
personal yang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat
penyakit dalam keluarga seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau
neoplastik meningkatkan risiko penyakit juga. Peran perawat dalam
meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan
risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang
diketahui dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok.
Inhalasi polutan rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema dan
bronkhitis kronis. Nikotin pada tembakau adalah vasokontriktor yang
bekerja pada arteri koroner, darah meningkatkan risiko penyakit angina,
infark miokard dan arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan
vasokonstriksi perifer dan memicu masalah vaskular.
Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola
latihan dapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan terus-
menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3 kali
seminggu meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-
rata tekanan darah dan denyut jantung. Selain itu latihan menurunkan
kecenderungan mudah lelah insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat
harus melakukan pengkajian muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk
mobilitas sendi dan tonus otot, dan pengkajian psikososial untuk
meningkatkan toleransi terhadap stres dalam menentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal
dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan
seseorang yang mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan
risiko penyakit. Higiene gigi yang buruk meningkatkan risiko penyakit
periodontal.
3. Infertilitas
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus
mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga
membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan
biologis.
1. Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20 tahun.
Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan
fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita hamil
dan keluarga usia subur sangat luas.
Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering
kelompok usia yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik dan
sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa
muda mulai berubah mendekati usia baya. Temuan pengkajian umumnya
dalam batas normal, kecuali klien mempunyai penyakit.
2. Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal
dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup
secara umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan
konsep individu, pemecahan masalah dan keterampilan motorik.
3. Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan
individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa
awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja
yang tidak ada tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa.
Namun pola tertentu atau kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara
usia 23-28 tahun, arang dewasa memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan
berhubungan. Dari usia 29-34 tahun orang dewasa mengarahkan kelebihan
energinyaterhadap pencapaian dan penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43
tahun adalah waktu ujian yang besar dari tujuan hidup dan hubungan.
Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi, sosial dan pekerjaan.
Seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan “krisi usia baya” ketika
pasangan dalam pernikahan, gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah.
Faktor etnik dan jender mempunyai dampak sosiologis dan psikologis dalam
kehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat merupakan tantangan yang jelas
bagi asuhan keperawatan. Dewasa awal harus membuat keputusan
mengenain kerier, pernikahan dan menjadi orang tua. Meskipun setiap orang
membuat keputusan tersebut berdasarkan faktor individu, perawat harus
memahami prinsip umum yang tercangkup dalam aspek pengembangan
psikososial dewasa awal.
4. Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres
situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki
tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi
tanggung jawab baru atau besar. Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis
saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan menurun, yang memicu
peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya lebih sedikit dalam
struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang tidak puas
pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap individu menerima
pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada setiap klien.
Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan
yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan
pada kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan
kegugupan.
5. Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga
berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran
penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang
tua adalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan coleader.
Dalam keluarga orang tua tunggal, orang tua atau adakalanya seorang
anggota keluarga besar menjadi kepala keluarga. Ketika perubahan akibat
dari penyakit, krisis keadaan dapat terjadi. Perawat harus mengkaji faktor
lingkungan dan keluarga termasuk sistem pendukung, penguasaan
mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota keluarga.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga dewasa
adalah :
1. Masalah Potensial
a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan penampilan
c. Gangguan proses berpikir
d. Gangguanpemeliharaan kesehatan
e. Gangguan peyalahgunaan zat
f. Gangguan pola seksual
g. Konflik peran keluarga
h. Konflik pengambilan keputusan
i. Ketidakefektifan koping keluarga
j. Hambatan interaksi social
k. Ketidakberdayaan
l. Defisit pengetahuan
m. Defisit perawatan diri
n. Perubahan kebutuhan nutrisi
2. Masalah Resiko
a. Risiko perubahan peran orang tua
b. Risiko penularan infeksi
c. Risiko kesepian
d. Risiko cedera
3. Masalah Potensial
a. Potensial berkembangnya koping keluarga
b. Potensial pemeliharaan kesehatan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah,
pilihan karier
ANALISA DATA
Data Mayor :
Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau menerima bantuan
Penggunaan mekanisme koping yang tidak sesuai
Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
Data Minor :
Rasa khawatir, ansietas
Melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan
Ketidaefektifan partisipasi social
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
Perubahan pola komunikasi yang biasa
Intervensi :
a. Kaji status koping individu saat ini
Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
Dengarkan dengan cermat dan amatiwajah, gerak tubuh, kontak mata,
intonasi, dan intensitas suara
b. Berikan dukungan jika individu berbicara
Tenangkan bahwa perasaan yang dimulainya memang sulit
Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih member harapan
pandangan realistis
c. Dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya
Apa hal tersebut berguna bagi anda?
Bagaimana hal tersebut dapat membantu?
d. Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
Apa yang menjadi masalah
Siapa yang akan bertanggungjawab terhadap masalah tersebut
Apa keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
e. Bicarakan alternative yang mungin timbul (misalnya membicarakan dengan
orang terdekat)
f. Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaan
stress (misalnya jogging, yoga)
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan tentang pencegahan primer
Diet yang sehat ( misalnya, “empat dasar”, rendah lemak dan garam, tinggi
karbohidrat kompleks, asupan vitamin, mineral yang mencukupi, air 2-3
liter sehari)
Kontrol berat badan
Hindari penyalahguanaan zat (misalnya alcohol, obat-obatan, tembakau)
Hindari penyakit hubungan seksual
Hygiene gigi/mulut (misalnya setiap hari, dokter gigi)
Imunisasi
Pola olahraga teratur
Penatalaksanaan stress
Bimbingan gaya hidup (misalnya seks aman, keluarga berencana,
ketermpilan menjadi orangtua, perencana keuangan)
b. Ajarkan pentingnya pencegahan sekunder
c. Tentukan pengetahuan yang diperluakn untuk mengatasi kondisi penyakit
d. Kaji apakah sumber daya yang dibutuhkan dirtumah tersedia (pemberi
asuhan, keuangan, peralatan)
ANALISA DATA
Data Mayor :
Pengungkapan rasa kesepian karena telah melepaskan anak yang menikah
Ingin mencari suasana yang lebih ramai
Data Minor :
Cemas, gelisah
Sedih
Sering merenung
Intervensi :
a. Identifikasi factor penyebab dan penunjang
b. Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepian
c. Tingkatkan interksi social
Kerahkan system pendukung tetangga dan keluarga individu
Rujuk pada penyuluhan keterampilan social
Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri pada
orang lain
d. Kurangi hambatan kontak sosial
Tentukan ketersediaan transportasi dalam komunitas (umum, yang
berubngan dengan ibadah)
Identifikasi aktivitas yang membantu mempertahankan individu tetap sibuk,
terytama dalam periode risiko tinggi kesepian
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN