Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 5
Makalah Kelompok 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ASESMEN
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI”
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Evaluasi Pengembangan Anak Usia Dini yang diampuh oleh dosen Ibu Norlaila,
S.Pd., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Norlaila, S.Pd., M.Pd, selaku dosen
mata kuliah Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Asesmen 5
2.1.1 Tujuan Asesmen 8
2.1.2 Fungsi Asesmen 9
2.1.3 Prinsip Asesmen 11
2.1.4 Teknik Pengumpulan Data Asesmen 15
2.1.4.1 Strategi Asesmen Informal 16
2.1.4.2 Strategi Asesmen Formal 22
2.2 Anak Usia Dini 23
2.2.1 Pengertian Anak Usia Dini 23
2.2.2 Karakteristik Anak Usia Dini 25
2.2.3 Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini 31
2.2.4 Aspek Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini 33
2.3 Implementasi Asesmen Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini 36
2.3.1. Implementasi Ceklist Perkembangan Anak Usia Dini 38
BAB V PENUTUP 43
5.1 Kesimpulan 43
DAFTAR PUSTAKA 44
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan harus harus dilaksanakan sejak usia dini dan berlangsung sepanjang
hayat (long life education). Usia dini (early cildhood) merupakan masa dimana
anak tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat. Begitu pesatnya, usia 0-6
tahun ini disebut usia emas (Golden Age) oleh para ahli. Di masa usia emas
(Golden Age) ini anak memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan
secara optimal, dan untuk mengembangkan potensi anak secara efektif maka
anak perlu mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang baik akan membuat anak
tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini berarti pendidikan anak usia dini
1
PAUD atau pendidikan prasekolah merupakan bagian dari pencapaian
dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini sesuai standar yang telah
kependidikan, standar isi, standar proses dan penilaian dan standar sarana
Implementasi Kurikulum 2013 yang saat ini telah diterapkan pada tingkat
SD, SMP dan SMA, maka PAUD sebagai dasar pendidikan di masa emas anak-
PAUD merupakan satu kesatuan utuh dan berjenjang dengan kurikulum 2013
2
oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum PAUD 2013 ini disiapkan oleh satuan
dalam Permendiknas No.58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini. Setiap anak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai potensi
Tahun 2009 tentang Standar PAUD sebagai acuan. Kemampuan anak yang
umumnya sehingga pada kenyataannya capaian anak- anak dapat melampui atau
pelajaran dan implementasi asesmen dengan tes formal namun harus mampu
(2006) menjelaskan bahwa asesmen pendidikan anak usia dini merupakan suatu
bukti- bukti tentang perkembangan dan hasil belajar yang berkaitan dengan
3
perkembangan anak usia dini. Jadi, secara sederhana asesmen merupakan proses
pembelajaran. Asesmen pada anak usia dini tidak hanya bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana anak tumbuh dan berkembang. Tapi juga akan
pembelajaran. Oleh kerena itu, asesmen tidak hanya dilakukan sejak sebelum
anak memulai sekolah dengan cara melakukan wawancara dengan orangtua anak
dan memahami lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang. Jadi, guru
dapat digunakan untuk menentukan langkah apa yang akan diambil guru untuk
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asesmen
arti bahwa asesmen bukanlah suatu hasil, melainkan suatu proses yang dilakukan
bukti- bukti tentang perkembangan dan hasil belajar anak usia dini.
5
pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.”
atau tes, sifat atau kelakuan individu, sebuah program karakter atau
beberapa kesatuan lain dan kemudian menunjukkan angka, rating, dan skor
untuk penentuannya.
Dari pengertian para ahli tersebut, maka dapat diambil beberapa kesamaan
yakni adanya proses mengumpulkan data atau informasi untuk dapat mengukur
dan menilai kemampuan atau kelebihan serta kesulitan dan kelemahan yang akan
6
diseleksi pada diri anak sehingga mengetahui apa yang dibutukan anak dalam
diketahui yaitu dengan mengamati tingka laku anak saat bermain menggambar
ataupun dari hasil aktivitas anak dan karya- karya anak lainnnya.
proses, kemajuan, dan hasil belajar. Sementara itu, asesmen diartikan oleh
Kumano (2001) sebagai “The process of collecting data wich sows the
merupakan penilaian proses belajar siswa namun meskipun proses belajar siswa
merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen tidak meninggalkan hasil
belajar siswa.
merupakan hal yang cukup penting adalah membuat informasi dari hasil
asesmen merupakan aspek penting dari program anak usia dini yang juga
perkembangan anaknya. Hasil asesmen ini dapat berbentuk narasi dan bukan
sekedar check list atau angka- angka hasil data kuantitatif yang kurang berarti.
7
pemberian keputusan tentang perkembangan anak usia dini. Asesmen
Asesmen tidak dilakukan di kelas pada akhir program atau di akhir tahun
belajar siswa dapat diketahui. Caranya pun lebih alami, misalnya saat anak
kelebihan, dan kelemahan siswa maka guru bersama-sama dengan orang tua
siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak. Dengan langkah
(1) untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual, dan
identifikasi penyebab masalah belajar pada anak, (3) untuk memberikan tempat
dan program yang tepat untuk anak, dalam hal ini untuk mengetahui apakah
8
(4) Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak,
menetapkan tujuan dan merencanakan program, (3) mendapat profil anak (guru
dan orang tua), (4) bermanfaat untuk diagnosa anak berkebutuhan khusus
antara lain untuk: (1) mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan
kesehatan anak usia dini, kepekaan indera, bahasa, motorik kasar, motorik halus,
anak usia dini, (3) menggambarkan kemajuan perkembangan dan belajar anak
kebutuhan anak usia dini, dan (6) mengasesmen program dan lembaga
9
1. Keperluan Administratif
3. Kegunaan Diagnostik
Hasil asesmen perkembangan anak dapat digunakan sebagai alat
diagnostik dalam bimbingan dan konseling dalam mengananalisis berbagai
permasalahan anak.
4. Kegunaan Penelitian
dasar penelitian yang berkaitan dengan anak- anak untuk dapat lebih memahami
10
tingkah laku dan mengukur kesesuaian pengalaman yang disediakan untuk
mereka.
asesmen terhadap anak, maka guru perlu memperhatikan pula prinsip- prinsip
asesmen itu sendiri. Adapun prinsip asesmen sesuai dengan PKG PAUD
1. Terencana
yang akan dinilai. Asesmen yang dirancang disesuaikan dengan validitas dan
2. Sistematis
sikap dan nilai. Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik
11
4. Prinsip Berkesinambungan
tentang perkembangan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari kegiatan
5. Prinsip Obyektif
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikann dasar untuk memotivasi dan
7. Kebermaknaan
Hasil dari asesmen harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru
orang tua anak didik dan pihak lain.
12
1. Asesmen harus memberikan manfaat bagi anak- anak.
yang cukup sulit. Asesmen formal mungkin dapat juga bermanfaat dan
bersumber langsung pada program dan layanan untuk anak- anak. Untuk
menjamin pelaksanaan asesmen harus ada manfaat yang jelas baik dalam
pendidikan.
Penilaian dirancang untuk satu tujuan yang tidak tentu berlaku jika
penilaian disesuaikan dengan tingkat usia anak. Semakin dini usia anak maka
akan semakin sulit untuk memperoleh data penilaian yang dapat diandalkan dan
valid. Hal tersebut merupakan hal yang sulit untuk melakukan penilaian terhadap
kemampuan kognitif pada anak- anak secara akurat sebelum berusia enam tahun.
Sehingga masalah reliabilitas dan validitas maka beberapa jenis penilaian harus
ditunda hingga anak mencapai usia tertentu, sementara jenis penilaian lainnya
3. Asesmen harus sesuai dengan tingkat usia anak dan dan metode
pengumpulan data
13
Penilaian pada anak- anak harus dapat mengatasi berbagai pembelajaran dan
bahasa dan kognitif dan pengetahuan umum. Metode penilaian harus mengikuti
bahwa anak- anak membutuhkan konteks yang mampu dicapai oleh mereka agar
kemampuan awal membaca anak, pengetahuan tentang nama- nama warna atau
potensi awal belajar anak. Hasil penilaian dapat berubah dan tergantung dengan
kemahiran bahasa anak, terutama bagi anak- anak yang sejak usia dini telah
dibanding dengan anak yang tidak mendapat pengajaran berbahasa yang baik
dari keluarganya.
5. Orang tua harus menjadi sebagai sumber yang penting dari informasi
penilaian harus mencakup dari beberapa sumber terutama laporan dari orang tua
dan guru. Hasil penilaian pun harus diberikan kepada orang tua sebagai bagian
dari proses yang melibatkan orang tua dalam pendidikan anak mereka. Berbagi
14
dan berkomunikasi dengan keluarga mengenai perilaku dan perkembangan anak
sumber yang beragam, (2) bermanfaat untuk pengembangan dan belajar anak,
(3) melibatkan anak beserta keluarganya, (4) disesuaikan dengan tingkat usia
anak dan perkembangan anak, (5) asesmen harus dibuat secara terencana dan
menyeluruh meliputi semua aspek perkembangan anak, (6) memiliki tujuan yang
pesifik dan bersifat reliable, valid dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
secara kualitatif maupun kuantitatif (Johnson & Johnson, 2002). Asesmen yang
formal.
15
2.1.4.1 Strategi Asesmen Informal
ini hanya berlaku kasuistis maksudnya berlaku pada komunitas anak dimana
pertanyaan seorang guru, saat seorang anak atau beberapa anak mengajukan
dengan hal tersebut guru telah melaksanakan asesmen informal terhadap anak
tersebut.
didik. Asesmen ini biasanya dilakukan dengan cara yang lebih terbuka seperti
pengukuran yang dirancang guru, check list perkembangan skala rating rubric
16
Pengumpulan data dalam pelaksanaan asesmen dapat dilakukan dengan cara
observasi konferensi dengan guru survey interview dengan orang tua hasil kerja
dan sebagainya.
situasi dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi kemudian dicatat secara
dalam kondisi natural. Di dalamnya memuat proses observasi yang terdiri dari
kita amati dengan berbagai cara (recording) dan merefleksikan makna hal yang
natural. Observasi adalah metode informal yang paling sering digunakan dalam
antara lain: observasi naturalistik (catatan anekdot dan running record) dan
kegiatan di dalam dan di luar kelas, diskusi/ kerja kelompok, Tanya jawab,
menonton film/ video, inisiatif anak membantu teman/ guru, presentasi lisan
waktu bebas, istirahat (waktu makan, pilihan aktivitas, kuantitas waktu yang
anak saat duduk (membaca, menulis dan lain-lain). Pelaksanaan observasi juga
17
harus mempertimbangkan alat dan teknik yang digunakan sesuai dengan tujuan
Berikut ini metode pengumpulan data dengan teknik observasi menurut Lara
(2008):
dalam waktu cepat. Aksi digambarkan, dicatat dan dicatat setepat mungkin.
sesungguhnya.
18
2. Catatan anekdot, foto dan komentar. Mencatat intensitas terjadinya perilaku
perilaku muncul.
atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis
suatu konsep yang spesifik. Rating scales berupa data mentah yang
secara konkret untuk anak usia dini atau tes lisan untuk informal asesmen
19
bagi anak. Penggunaan kertas dan pensil dalam teknik ini harus diposisikan
11. Daftar periksa pengamatan guru adalah sebuah daftar periksa pengamatan
12. Asesmen decoding. Decoding adalah catatan hasil observasi kegiatan anak
dan umpan balik yang dilakukan. Catatan hasil observasi dengan pemberian
tanda/kode.
mengahasilkan pengetahuan;
20
2. Menurut Piaget melalui asesmen informal anak-anak membangun
pengetahuan.
perkembangan.
kelas.
waktu yang panajng, bisa lebih dari dua tahun baru dapat digunakan setelah
dikembangkan.
diagnostik.
8. Asesmen informal lebih fleksibel, sedangkan tes standar lebih kaku, semoa
guru.
21
3. Kelemahan utama adalah guru-guru belum siap mengembangkannya dan
menggunakannya.
peserta didik. Berbeda dengan asesmen proses informal, asesmen proses formal
merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan
instrumen baku, misalnya WISC (tes kecerdasan), PMC, Basal Reading Tes
eksperimen yang ketat dengan jumlah sampel yang sangat banyak. Asesmen
formal biasanya diwujudkan dengan dokumen tertulis, seperti tes tertulis dan
skor yang diberikan dalam bentuk angka. Metode asesmen formal direncanakan
Contoh metode ini diantaranya adalah tes meliputi beberapa bab, ujian final, PR
data yaitu tes terstandar. Tes terstandar bertujuan untuk mengukur kemampuan,
22
untuk bimbingan konseling. Dalam Wortham (2005) beberapa contoh tes
0-6 tahun.
memaksa.
23
Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut
Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti 2010: 7), anak usia dini adalah anak yang
berusia antara 3- 6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012)
dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui
oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak
usia dini adalah anak yang berusia 0- 8 tahun yang sedang dalam tahap
Children), PAUD dimulai saat kelahiran hingga anak berusia delapan tahun.
tidak terpelajari terpisah oleh anak yang masih sangat muda. Orang tua terlebih
dahulu dapat menong diri sendiri akan membantu seseorang anak dalam masa
pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (14) Menjelaskan bahwa pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembimbingan yang di tujukan kepada anak sejak lahir
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
24
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Luluk Asmawati
(2008:1-5).
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,
yang berbeda dengan anak di atasnya sehingga pendidikan anak usia tersebut
adalah suatu upaya pendidikan yang diberikan kepada anak mulai dari lahir
perkembangan anak, karena pada masa ini sel otak anak terbentuk mencapai
50%, dan anak dapat menjalani kehidupan yang lebih lanjut dengan norma-
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis,
sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting
25
pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman
karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi
Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat
Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat
ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami maka
efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda.
bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
Ayat 14).
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.
Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepribadian anak (Sujiono, 2009:7). Usia dini merupakan usia di mana anak
sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta
perkembangan tersebut.
26
Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK
diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh
1. Anak bersifat unik karena tidak ada anak yang benar-benar mirip. Faktor
3. Anak bersifat aktif dan enerjik. Anak mempunyai energi yang seakan tidak
ada habisnya terutama katika menghadapi hal yang disukainya. Dan anak
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal,
pada usia dini, keingintahuan anak terhadap hal-hal yang baru sangat besar.
baru. Karena itu, pada usia ini sangat tepat untuk memberikan banyak
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. Karena rasa ingin tahunya
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi, anak mempunyai daya imajinasi yang
27
mereka yang bahkan cerita tersebut kadang tidak bisa diduga oleh orang
dewasa sekalipun.
egosentris, anak cenderung mudah frustasi, misalnya hal yang terjadi tidak
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak. Karena rasa ingin tahu
Ketika dia merasa ada yang menarik dari suatu hal, dia akan langsung
10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek. Anak cenderung cepat bosan
dan ketika menemui hal yang kurang menarik, fokusnya mudah teralihkan
11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Masa usia dini
tinggi, eksploratif, dan mempunyai daya imajinasi tinggi. Maka usia ini
anak.
28
Utami (2011) karakteristik anak usia sebagai berikut: (1) anak pada usia
antara lain anak aktif mengekplorasi benda- benda yang ada di sekitarnya. Anak
memilki kemampuan mengobservasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar
biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda- benda apa saja yang
ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak
pada usia tersebut menempati grafik tertinggi di samping sepanjang usianya bila
kemampuan berbahasa. Diawali dengan celoteh, kemudian satu dua kata dan
kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi,
memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan
ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan, (2) anak usia 4-
anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan
kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang
luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak
menanyakan segala sesuatu yang mereka amati, bentuk permainan anak masih
29
bersifat individu bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain anak
2. Membina sikap yang sehat atau positif terhadap dirinya sendiri sebagai
seorang individu yang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri dan
kemampuan diri
3. Belajar bergaul dengan teman- temannya sebaya sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakatnya
berhitung.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan
kelompok masyarakat.
bahwa anak usia dini, mereka dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi,
anak usia dini adalah: 1) perkembangan fisik sangat aktif dan sudah
30
terkoordinasi dalam berbagai kegiatan sehingga lebih mudah terkontrol, 2)
perkembangan bahasa sudah cukup baik, anak telah mampu bermain kata,
serta rasa keingintahuan terhadap lingkungan sekitar dengan peka terhdap situasi
prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (Aisyah
perkembangan anak.
31
6. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks
11. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau
diketahuinya.
12. Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam
Dari berbagai uraian, dapat disimpulkan bahwa prinsip- prinsip anak usia
dini adalah anak merupakan pembelajar aktif. Perkembangan dan belajar anak
32
2.2.4 Aspek Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini
bersifat saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan
memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya.
Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses
latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat
untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan
hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar,
Menurut Syaodith dalam Buku Ajar PAUD tentang perkembangan anak usia
individu yang sedang berkembang. Pada masa ini anak dituntut untuk
33
Dapat memelihara kesehatan dan keselamatan diri, menyayangi diri, senang
3. Belajar berkawan dengan teman sebaya. Pada masa ini anak dituntut untuk
dan perkembangan belajarnya lebih lanjut, anak pada awal masa ini belajar
hari. Agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan
6. Pengembangan moral, nilai dan hati nurani. Pada masa ini anak dituntut
telah mampu menghargai perbuatan yang sesuai dengan moral dan dapat
diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga dan unit atau
34
Anak usia dini merupakan masa peka dalam berbagai aspek
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai
dengan kelebihan yang cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini
merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan
atletik.
anak.
35
2.3 Implementasi Asesmen Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini
lebih pada upaya untuk melihat sejauh mana teknik asesmen telah
tahapan usia, status sosial, serta untuk anak disabilitas, manfaat asesmen untuk
dan melaporkan hasil tes, penggunaan teknik asesmen formal maupun informal
serta pengertian dan fungsi masing-masing instrumen asesmen tersebut, dan juga
bagaimana tindak lanjut yang diambil guru berdasarkan hasil asesmen yang telah
fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Oleh karenanya indikator
perkembangan kognitif, bahasa, moral agama, sosial emosional, seni, dan fisik
motorik anak; 8) aspek laporan dan tindakan yang diambil berdasarkan hasil
36
yang dihasilkan dari proses asesmen; 9) aspek manfaat asesmen.
sintesiskan
4. Menyusun kisi-kisi instrumen dalam tabel yang terdiri dari kode, aspek,
2005)
untuk perkembangan anak usia dini. Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data
juga akan melakukan wawancara terhadap guru tentang kegiatan asesmen yang
yang lebih menekankan pada proses, individual dan bersifat kualitatif. Tujuanya
37
keluarga.
Landy & Burridge yang dikutip Fridani dalam Evaluasi Anak Usia Dini,
2. Screening: tahap ini melibatkan anak dalam tes yang telah distandarisasikan
berbeda.
Tabel 2.3 Laporan Penilaian Perkembangan Fisik Motorik Athira Hajje Mukhtar
ASPEK PERKEMBANGAN KEMAMPUAN YANG DICAPAI
Fisik Motorik Dapat melambungkan dan
Motorik Kasar menangkap bola dengan sangat baik
Dapat melempar bola ke tempat
yang telah ditentukan dengan
sangat baik
Dapat memantulkan bola besar
sambil bergerak dengan sangat baik
Dapat berjalan mundur sejauh 1-2
cm dengan sangat baik
Dapat melakukan gerakan
menghindar dari hal yang
berbahaya dengan sangat baik
39
CEKLIST PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI
BB MB BSH BSB
Fisik motorik
A. Motorik kasar
e. Melambungkan dan
menangkap bola
f. Pergerakan kepala mengarah V
saat menangkap bola
40
Mampu berjalan maju dan
mundur saat menangkap dan
melempar bola
Mampu melempar bola satu
arah
Mampu melambungkan dan
saat menangkap bola
Mampu menggerakkan
kepala pada saat menangkap
bola.
41
CEKLIST SKALA PENILAIAN
Alhamdulillah, pada aspek ini Ananda berkembang sesuai harapan hal ini nampak saat
Ananda mampu menggunakan anggota tubuhnya dalam pengembangan motoric kasar
pada kegiatan mengambung-ambungkan bola kecil sambil berhitung 1 sampai dengan 10.
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anak usia dini merupakan individu yang unik, mempunyai karakter yang
berbeda satu sama lain. Jadi, perkembangan atau kemajuan belajar anak usia dini
tidak bisa diukur dengan standar angka seperti untuk lembaga pendidikan
dengan tingkat yang lebih tinggi. Asesmen merupakan suatu proses yang
yang didapat adalah informasi tentang perkembangan anak yang didapat dengan
dengan kegiatan yang sama, anak memiliki kemampuan yang sangat baik dalam
Sehingga dapat dilihat bahwa perkembangan fisik motorik kasar anak usia 2-5
43
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto. (2010). Diagnosis dan Asesmen Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Berkebutuhan Khusus.Yogyakarta: Venus Gold Press
44
Kurniawan, A.A. (2012). Implementasi Penilaian Berbasis Porto Folio di Taman
Kanak-Kanak (TK) Kibar, Grobojogan, Bantul, D.I Yogyakarta. Tesis Magister
Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Rao, Nirmala, et al. (2012). The Hong Kong Early Child Development Scale: A
Validation Study. 6:115–135
45