You are on page 1of 4

Nama : Amaida Dewi Fatimah

NIM : 20190110174

Kelas : E

Essay Dosa Lisan yang Tidak Sadar Kita Ucapkan

Pada zaman sekarang ini, banyak seseorang yang telah kehilangan kepribadiannya karena
adanya budaya luar serta gaya hidup yang tidak sesuai dengan dirinya. Budaya tersebut masuk
dalam diri seseorang tanpa disadari sedikit demi sedikit akan merubah gaya hidup, perbuatan,
maupun lisan. Oleh karena itu, setiap orang haruslah memiliki pedoman hidup yang dapat
menyaring dan memilah budaya yang ada pada zaman ini. Islam, merupakan agama yang dapat
menjawab semua permasalahan diatas. Islam memiliki ajaran dalam Al Qur’an yang mengatur
hidup manusia dari lahir hingga di akhirat kelak. Jika seseorang yang berpegang teguh dengan
islam maka ia akan terhindar dari masalah diatas. Sebaliknya, ada pula seseorang yang tidak
berpegang teguh dengan islam sehingga ia tidak tahu apa yang ia lakukan ia katakan ternyata
menimbulkan dosa besar dari perbuatan maupun lisannya. Jika dari perbuatan masih bias dipilah
perbuatan mana yang dapat menimbulkan dosa ataukan malah mendapatkan pahala. Berbeda
dengan lisan, karena lisan yang sering kita ucapkan secara sepontan dan dapat menimbulkan
dosa jika kita tidak berhati-hati dalam berkata. Ada pepatah “Mulutmu adalah Harimaumu” yang
artinya artinya segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu
akan dapat merugikan diri sendiri. Berikut ini merupakan beberapa contoh dosa lisan yang tidak
kita sadari bahwa dapat menimbulkan dosa yang besar. Diantaranya yaitu :

A. Ghibah

Manusia memiliki kecenderungan bercerita banyak kepada orang lain dan topik yang
paling mudah adalah bercerita tentang orang lain. Apalagi dalam suatu perkumpulan pasti kita
menyadari jika bercerita seseorang itu sangat asyik. Hal seperti ini sudah tidak asing lagi bagi
kita terutam pada kaum hawa. Terlebih lagi ketika sedang dalam keadaan marah atau sedang
memiliki masalah kepada seseorang, terkadang mengungkapkan keburukan orang tersebut
adalah hal yang lumrah dan ringan. Hal tersebut tentunya bisa berkembang dengan
memberitakan kabar yang tidak benar, membuat perkataan yang tidak jujur dan melakukan
kebohongan. Inilah perilaku yang sering kita lakukan tanpa sadar, padahal itu termasuk
maksiat. Kata seorang ulama tafsir, Masruq, “Ghibah adalah jika engkau membicarakan sesuatu
yang jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau menggunjingnya. Jika yang
dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada padanya, maka itu berarti menfitnah (menuduh
tanpa bukti)”. Berikut merupakan cara agar kita terhindar dari Ghibah yaitu selalu mengingat
bahwa perbuatan ghibah adalah penyebab kemarahan dan kemurkaan Allah SWT. Lalu
usahakan menggunakan mulut dan lidah dengan berhati hati dan jika ingin membicarakan
kejelekan orang maka ingatlah kebaikannya. Selanjutnya, hendaknya orang yang melakukan
ghibah mengingat dulu aib dirinya sendiri dan segera berusaha memperbaikinya, dengan
demikian akan timbul perasaan malu pada diri sendiri bila membuka aib orang lain. Terakhir,
hukumnya wajib mengingatkan orang yang sedang melakukan ghibah bahwa perbuatan
tersebut hukumnya haram.

B. Dusta

Kadang ketika kita bercengkrama dengan kawan, ingin menjadi perhatian dan kita secara
tidak sengaja mengatakan hal - hal yang tidak benar atau bohong, padahal dalam islam sudah
sangat jelas kalau perilaku bohong itu dosa. Namun entah kenapa nafsu sangat kuat, rasa takut,
rasa sombong, dan rasa terpaksa sering kali membuat kita melakukan dusta atau bohong. Jika
kita sudah sekali berbohong pasti ketagihan dan erus terusan ingin berbohong. Nah, mari kita
bersama belajar menghindari sifat tidak baik ini, inilah beberapa cara agar kita bisa
menghindari sifat dusta atau bohong yaitu dengan cara memiliki keyakinan bahwa Allah selalu
mengawasi hambanya, kapanpun dan dimanapun kita berada. Terpenting kita harus selalu
membiasakan berkata jujur, dengan ini kita tidak akan mudah untuk bohong karena sudah
terbiasa jujur. Selain itu, mengurangi bicara yang tidak perlu, karena pembicaraan yang kurang
penting ini sering menjadi cikal bakal sifat bohong kedepannya. Terakhir kita harus
menghindari sifat dendam dan iri hati, karena jika kita dendam atau iri hati, pasti kita akan
caper kepada orang lain dan kemungkinan besar dengan kebohongan besar serta memperkuat
percaya diri, jika kita sudah percaya diri otomatis kita tidak minder, takut dan panik ketika kita
berkata jujur apa adanya.

C. Fitnah

Fitnah merupakan sifat yang tercela, karena usaha seseorang untuk mencemarkan nama
baik orang lain, sehingga orang yang tidak mengerti persoalan menganggap bahwa fitnah itu
benar. Sehingga opini masyarakat akan negatif kepada kelompok atau seseorang yang kena
fitnah tersebut. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Maka janganlah kita sekali-kali
mengada-ada atas fakta yang ada karena hal sepele tersebut dapat menimbulkan dosa. Berikut
ini adalah cara agar kita terhindar dari perbuatan tercela ini yaitu, kita jangan cepat-cepat
percaya pada ucapan orang itu sebaiknya ucapan itu di cek kebenaranyaJangan menyiarkan
berita (fitnah) yang telah kita terima dari orang lain. Karena kalau dilakukan berarti kita ikut
melakukan fitnah yang dilarang oleh Allah dan berdosa. Selain itu, jangan berprasangka buruk
terhadap orang yang difitnah karena akan menimbulkan dosa dan akan mengotori amalan baik
kita.

D. Berkata ‘Ah’ kepada Orang Tua

Maksud dari berkata “ah” kepada orang tua ialah seseorang anak dilarang ataupun tidak
diperbolehkan menolak perintah orang tua yang baik. Karena seorang anak yang sholeh dan
sholehah ialah anak yang berbakti kepada orang tua, patuh perintah orang tua, menyayangi dan
menghormati mereka. Selain itu dijelaskan dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir dijelaskan,
“janganlah kamu memperdengarkan kepada keduanya perkataan yang buruk, walaupun
perkataan itu hanya perkataan “ah” yang merupakan perkataan buruk yang paling rendah.”
Agar kita terhidar dari dosa lian yang satu ini hendaklah kita mentaati perintah orang tua kita
selagi baik untuk kita dan mereka. Kita sebagai anak yang sholeh dan sholehah hendaknya
berbakti kepada orang tua dan jangan sampai kita mengeluh atas perintah oeang tua kepada
kita. Karena orang tualah kita dapat tumbuh dan seperti sekarang ini. Selain itu, apabila kita
sudah bias patuh kepada orang tua niscaya kita akan mendapatkan restu dari Allah pula, karena
restu Allah ialah restu dari orang tua kita. Maka, kita harus memuliakan orang tua kita.
E. Berkata Kasar (Mengumpat)

Saat ini banyak seseorang yang sering berujar umpatan dan melayangkan kata-kata kasar
di setiap kesempatan. Sebenarnya, umpatan yang dilontarkan sebagai bentuk pelampiasan
berguna untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan empati, membantu mengatasi amarah dan
menurunkan kemungkinan kekerasan ataupun mengumpat juga jadi salah satu media untuk
mengakrabkan diri dengan orang lain. Mestinya tergantung pribadi masing-masing juga.
Repotnya adalah, terkadang ada orang yang terus memupuk konflik batin, kepahitan atau
kekecewaan di dalam hatinya. Dan pada satu titik, konflik yang nggak tertanggulangi tersebut
akan ‘meledak’ yang pada akhirnya akan sangat menyakiti orang tersebut dan orang-orang
yang ada di sekitarnya. Selain itu, efek tidak baiknya ilalah mengumpat atau berkata
kotor/kasar dapat menimbulkan dosa yang besar. Karena hendaknya seseorang muslim mampu
menjaga lisannya dengan baik. Karena lisan merupakan cerminan dari diri kepribadian
seseorang tersebut.

You might also like