Professional Documents
Culture Documents
TIGA FASA
Semester I
Oleh :
NIM. 2041150102
2020
INSTALASI PENGENDALI MOTOR INDUKSI
TIGA FASA
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
1. Kontaktor Magnetik
Magnetic Contactor atau Kontaktor AC, perangkat pengendalian otomatis, sangat cocok
untuk menggunakan di sirkuit sampai tegangan maksimal 690v 50Hz atau 60Hz dan arus sampai
780A dari 6A dalam penggunaannya kontaktor dengan struktur lebih simple / kompak, ukuran
kecil dan ringan, secara luas diaplikasikan dalam rangkaian pengendalian, terutama
mengendalikan motor atau perangkat listrik lainnya. Untuk aplikasi yang lebih, Kontaktor
mempunyai beberapa accessories dan yang paling banyak dipergunakan adalah kontak bantu.
Jika kontak bantu yang telah tersedia kurang bisa dilakukan penambahan di samping atau depan.
Pneumatic Timer juga sering dipakai dalam wiring sebuah system, misalnya pada Star Delta
Starter.
2. Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa
Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat
kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam
keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan
membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik
kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara
elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang
untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet
dapat dilihat pada gambar berikut :
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah
dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet
akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar
tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC )
maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan.
Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari
segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah
dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.
3. Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor
ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan
menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan
dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya,
kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja.
Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih
baik dari pada saklar biasa.
Gambar 2. Cara Kerja Kontak
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol
(Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan
Kontaktor dapat dianalogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan
penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan
NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran
yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50 Ampere dan
seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.
4. Aplikasi
Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang
cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif
sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau
tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari
kontaktor.Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu
lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.Pengoperasian yang
harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha.
Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang
benar secara otomatis.Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor
yang sangat peka.Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya
dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.Dengan menggunakan
kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang
diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.Dengan kontaktor, kontrol otomatis
dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat
diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC).
Gambar 5. Contoh Rangkaian Penggunaan Kontaktor
Jika tombol ON ditekan, arus listrik dari jala-jala akan mengalir melewati MCB, tombol off,
tombol ON, coil kontaktor dan selanjutnya ke fasa lain, sehingga kontaktor bekerja dan motor
induksi tiga fasa bekerja. Kontak normally open (NO) berfungsi sebagai pengunci, sehingga
walaupun tombol ON sudah tidak ditekan arus listrik tetap mengalir ke koil kontaktor melewati
kontak NO (pengunci) maka motor tiga fasa tetap bekerja .
Jika tombol OFF ditekan, maka arus akan terputus sehingga coil MC tidak dialiri arus lagi.
Akibatnya kontaktor tidak bekerja dan motor induksi tiga fasa juga tidak bekerja .
Untuk menentukan besar pengaman/proteksi pada motor listrik dibutuhkan data nameplate dari
motor tersebut, sehingga kita dapat menentukan, menghitung besar pengaman yang sesuai untuk
mengamankan instalasi motor tersebut. Beberapa istilah yang harus dipahami sebelum menentukan
pengaman tersebut adalah memahami istilah In (Arus Nominal). Arus nominal atau kapasitas arus
adalah arus kerja alat listrik atau komponen atau mesin listrik sehingga dapat bekerja normal tanpa
mengalami gangguan atau efek apapun. dengan istilah yang lebih sederhananya adalah arus yang
tertera di name plate motor listrik tersebut Arus lebih adalah arus yang melebihi arus nominal yang
dapat menyebabkan gangguan kerja pada alat, komponen atau mesin listrik yang disebabkan oleh:
Adapun langkah-langkah menentukan besar pengaman dan proteksi instalasi motor listrik antara
lain:
Memahami nameplate motor adalah langkah awal yang harus dipahami sebelum
menentukan besar pengaman yang akan digunakan. Pembacaan yang penting yaitu besar
tegangan, arus daya, sambungan dan IP. Name plate adalah suatu tanda spesifikasi peralatan
listrik yang bekerja berdasarkan tegangan (V), arus (I), kode IP (Index Protection), daya motor
dalam bentuk horses power (HP) atau kW , dan no seri yang diterapkan untuk menjalankan /
beroperasi pada standar keamanan dari name plate itu sendiri. Ketika kita melakukan
pemasangan misalnya pada motor induksi atau motor 3 phase kita diwajibkan melihat name plate
pada motor 3 phase ini, agar motor 3 phase ini bekerja pada tingkat keamanan yang tinggi, agar
motor tersebut memiliki umur penggunaan jangka panjang.
Daya P = 15 Kw
Cos Ø = 0,85
Sambuangan =∆/Y
Dalam memasang instalasi tenaga listrik terlebih dahulu membuat gambar dasar instalasi
motor listrik dari MCB sampai dengan motor listriknya. gambar harus menggunakan simbol yang
standar.
Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL untuk melihat
besar penampang kabel.
2. Rancangan Komponen
Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang
maka kita harus mengacu ke PUIL 2000 terutama pada sub-bab 5.5.5.2. Nilai pengenal atau
setelan gawai proteksi halaman 182 dan gambar 5-5-2 halaman 185. Parameter yang digunakan
sebagai dasar perhitungan adalah Arus nominal (In) dari motor, pada contoh ini ada 3 (3) jenis
motor yaitu Motor Sangkar dengan In = 42A, Motor Serempak diasut dengan Ototrafo dengan In
= 54A, dan Motor Rotor Lilit dengan In = 68 A.
Kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai memilih pengaman
dapat diperoleh dengan hitungan :
Untuk menentukan besar MCB yang digunakan adalah dengan menggunakan ketentuan
:
= 1,25 x 29 A
= 36,25A (minimal 40 A )
= 2,5 x 29 A
= 75,5 A (minimal 80 A )
Dari tabel 7.3.1 kita bca data MCB 3 fasa berada di rentang 35 A sampai 80 A. Dalam
kasus ini nilai maksimal MCB adalah 63 A, jika diyakini beban yang akan diberikan adalah
maksimal. Perhatikan tabel 7.3.1 PUIL 2000 hal 301.
Gambar 11. Tabel KHA Kabel dan Pengaman (MCB)
b. Kapasitas Kontaktor
Kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati sebesar arus beban
maksimum. Spesifikasi kontaktor yang akan dipasang lebih besar dari arus nominal motor (I
kontaktor > In) atau sama dengan arus nominal diatas yaitu 63 A, atau sama dengan daya
motor berdasarkan nameplate diatas 15 Kw, jadi kontaktor minimal 15 Kw. Kontaktor
mempunyai kontak bantu NO dan NC yang terbuat dari bahan perak yang sangat sensitif
terhadap adanya busur api dan batas temperatur yang diijinkan (fungsi arus listrik).
Gambar 12. Kontaktor
Untuk menentukan besarnya TOR yang akan dipasang pada motor listrik, maka TOR
harus diset arusnya sebesar arus nominal motor (I tor = In motor)berdasarkan nameplate
motor diatas TOR harus diset sebesar 29 A (28 - 36 A). Untuk menset arus pada TOR
dilakukan dengan cara memutar obeng minus ke angka 29 atau mendekati angka 29 A.
Sambungan kumparan motor terbagi menjadi dua yaitu sambungan bintang (star) dan
segitiga (delta). Sambungan kumparan motor harus sesuai antara spesifikasi motor dengan
tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3 x 380 Volt dan
name plate pada motor tertulis ∆/Y, tegangan 400 V/690 V maka data ini disesuaikan
dengan pasokan listriknya.
Adapun bentuk pengawatan bintang dan segitiga pada motor 3 fasa seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 14. Motor Hubungan Bintang (Star)
Adapun secara garis besarnya agar mudah menentukan besar pengaman baik itu MCB,
kontaktor, TOR dan besar penampang kabel dapat diringkas seperti gambar berikut ini:
1. Gambar Rangkaian
PENGAMAN
A1
KONTAKTOR
A2
OL TOR
KABEL
MOTOR INDUKSI
3 PHASE
M 3~ P = 4 Kw
Cos Ф = 0,82
1 HP = 746 watt
2. Menentukan Arus Nominal
In= P / V . Cos Ф . √3
= 4000 / 380 . 0,82 . √3
= 4000 / 539,7
= 7,4 A
Jadi arus nominal motor adalah 7,4 A
1 3 5
= 1,25 x 7,4 A
= 9,25A (minimal 10 A )
= 2,5 x 7,4 A
=18,5 A (minimal 20 A )
Dari tabel 7.3.1 kita bca data MCB 3 fasa berada di rentang 10 A sampai 20 A.
Dalam kasus ini nilai maksimal MCB adalah 15 A, jika diyakini beban yang
akan diberikan adalah maksimal.
3. Langkah Kerja
a. Memasang terminal, MCB 1 Fasa, MCB 3 Fasa, Kontaktor Magnetik dan TOR
segaris lurus pada papan instalasi (rangkaian power).
b. Menghubungkan ketiga alat tersebut dengan kabel NYA yang berbeda warnanya.
c. Mengkopel tombol Push Button ON/ Start (inputan) dan OFF/ Stop (outputan),
tombol Push Button OFF/ stop dipasang sebelum tombol Push Button ON/ start.
Kondisi tombol Push Button OFF adalah NC sedangkan kondisi saklar ON adalah
NO.
d. Mengambil sumber tegangan TOR (terminal NC 95/96) dari salah satu tegangan
3 fasa (R/S/T sama saja) dengan dilewatkan MCB 1 fasa terlebih dahulu.
e. Menghubungkan outputan TOR (terminal NC 95/96) ke inputan saklar OFF.
f. Menghubungkan inputan tombol ON dengan terminal kontak bantu (13/21) pada
MC dan menghubungkan outputan tombol ON dengan terminal kontak bantu
(14/22) pada kontaktor.
g. Mengkopel terminal kontak bantu tadi (13/21) pada MCB dengan Coil A1 pada
MCB.
h. Menghubungkan Coil A2 dengan sumber tegangan R/S/T yang berlainan dengan
sumber untuk rangkaian kontrol.
i. Menghubungkan terminal outputan TOR dengan motor 3 fasa (star).
j. Menghubungkan terminal catu daya sebelum MCB dengan sumber tegangan 3
fasa dari PLN.
Apabila MCB 3 fasa (rangkaian power) di ON-kan maka tegangan listrik mengalir
masuk ke kontaktor namun motor belum hidup. Kemudian pada saat menghidupkan
MCB 1 fasa (rangkaian kontrol) maka tegangan mengalir melewati tombol OFF (NC)
dan berhenti di tombol ON karena sifat tombol NO. Apabila tombol ON ditekan sekali
maka otomatis berubah menjadi NC (sesaat) kemudian motor 3 fasa akan hidup karena
ada arus yang mengalir ke motor 3 fasa. Meskipun kemudian tombol ON dilepas motor 3
fasa tetap hidup karena arus juga dilewatkan kontaktor bantu yang akan lock setelah ada
tegangan yang melewati dan sampai ke beban kontrol (kontaktor). Apabila menekan
tombol OFF (NC) maka arus listrik akan terputus karena tombol berubah (NO) sesaat.
Setelah dilepaskan arus tetap tidak mengalir karena beban pada kontaktor bantu juga
putus. Jadi kondisi rangkaian kontrol OFF.
TOR berfungsi mengantisipasi terjadinya trip dan overload beban pada rangkaian
power. Apabila TOR mendeteksi adanya trip atau overload maka akan otomatis memutus
rangkaian kontrol. Dengan terputusnya rangkaian kontrol maka secara langsung
kontaktor akan terputus. TOR dapat diasumsikan tombol OFF otomatis pada rangkaian
kontrol.
5. Kesimpulan
Dari hasil praktek instalasi sistem pengendali elektromagnetik pada motor induksi
tiga fasa menggunakan magnetik kontaktor, tombol on dan off, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Alat
6. Palu/Martil 1 Buah
7. Paku 1 Kotak
8. Sekrup 1 Kotak
9. Tespen 1 Buah
2. Bahan
4. Kontaktor Magnetik 1 9A
6. Tombol ON 1 NO
7. Tombol OFF 1 NC
8. Papan 1 buah