Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
SAPIA USEMAHU
NPM : 2015 13 202
i
LEMBARAN PENGESAHAN
SAPIA USEMAHU
NPM : 2015 13 202
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I serta diketahui
oleh ketua Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyetujui
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Mengetahui
Ketua Program Studi
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih-Nya
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Strata-1
Program Studi Pendidikan Fisika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
sempurna dimana masih banyak kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis
berharap adanya kritik, saran, dan masukan demi perbaikan proposal ini. Penulis
juga sangat berharap proposal ini menjadi berguna dalam rangka menambah
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATARBELAKANG MASALAH..............................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................7
1.3 TUJUAN PENELITIAN..............................................................................7
1.4 IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................7
1.5 MANFAAT PENELITIAN..........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
2.1 TEORI DAN KONSEP................................................................................9
2.1.1.PENGERTIAN KEAKTIFAN..................................................................9
2.1.2.KLASIFIKASI KEAKTIFAN................................................................10
2.1.3.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN…….11
2.1.4.KEAKTIFAN SISWA…………………………………………………12
2.1.5.PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBL)………………….15
2.1.6.HUKUM NEWTON…………………………………………………...21
2.1.7.KERANGKA BERPIKIR……………………………………………...27
2.1.8.HIPOTESIS PENELITIAN………………………………………........28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................29
3.1.........................................................................................................................JENIS PENELITI
3.2.........................................................................................................................LOKASI DAN W
3.3.........................................................................................................................SUBYEK PENEL
3.4.........................................................................................................................RANCANGAN T
3.4.1.PERENCANAAN...................................................................................31
3.4.2.PELAKSANAAN TINDAKAN.............................................................31
3.4.3.OBSERVASI...........................................................................................32
3.4.4.REFLEKSI..............................................................................................32
3.4.5.SUMBER DATA....................................................................................35
iv
3.4.6.TEKNIK PENGUMPULAN DATA.......................................................35
3.4.7.TEKNIK ANALISA DATA...................................................................37
3.4.8.KRITERIA KEBERHASILAN TINDAKAN........................................39
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
batang tubuh konstitusi itu diantaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 ayat (1), Pasal 31,
ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka
adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
sangat rendah. Peserta didik jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru
telah memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya. Selain itu, keaktifan
peserta didik untuk mengemukakan pendapat juga masih kurang, dan kurang
1
keberanian peserta didik untuk mengerjakan soal didepan kelas. Hal tersebut
membuat sebagian besar peserta didiknya menjadi pasif dan prestasi belajar peserta
pembelajaran tidak hanya tentang pengetahuan dari guru ke peserta didik tetapi juga
menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik aktif belajar untuk
meningkatkan perubahan tingkah laku. Dalam proses pembelajaran sering kali peserta
didik terlihat kesulitan dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Peserta
didik merasa mampu dan kesulitan mengerjakan soal-soal yang di berikan oleh guru.
Aktif menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti giat (bekerja atau
berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana peserta
maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik yaitu,
suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. mereka
secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk menemukan ide pokok dari materi
guru dalam mata pelajaran yang disajikan. keaktifan peserta didik dimaksudkan untuk
mengoktimalkan pengguna semua potensi yang dimiiki oleh peserta didik, sehingga
semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, keaktifan peserta didik juga
2
dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik atau anak didik agar tetap
penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi
Fisika bagian dari ilmu alam pada hakekatnya adalah belajar yang berkenaan
dengan ide-ide, struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar fisika adalah
yang nyata dan dibuktikan kebenaran. Kondisi semacam inilah yang dikehendaki oleh
kurikulum saat ini yang lebih mengutamakan dan mendukung kreativitas peserta
didik. Kemampuan kreativitas dalam kegiatan belajar fisika peserta didik yang
menjadi pusat kegiatan atau subjek belajar dan guru bukan satu-satunya sumber
3
belajar namun lebih memberi ruang kepada peserta didik untuk lebih aktif selama
Proses belajar mengajar fisika disekolah secara umum terjadi hanya sebagai
dan pembentukan sikap ilmiah kurang dapat terbentuk dalam diri anak didik. Untuk
yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran (peserta didik dan materi pelajaran),
pembelajaran. Oleh sebab itu guru seharusnya memilih dan melaksanakan teknik-
teknik mengajar yang tepat sehingga hasil pengajaran dapat dicapai seoptimal
mungkin.
Menurut Hudoyo (1998: 6) dan Nining Setyowati, dkk (2016: 26), faktor-faktor
Peserta didik, pengajar atau guru, sarana dan prasarana, dan penilaian. Pada
kenyataannya masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini
bisa disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal . Secara khusus kesulitan
yang di alami peserta didik dalam belajar antara lain; kesulitan dalam penguasan
soal berbentuk verbal dan kesulitan dalam melakukan perhitungan. Hal ini
laku maupun kepribadian yang bersifat kecapaian, sikap, kebiasan, kepandaian yang
4
Menurut Ayu (2017:03) mengatakan bahwa keaktifan belajar peserta didik
3. Bertanya pada peserta didik lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
masalah.
mengerjakan tugas masih kurang optimal, terlihat dari jumlah peserta didik yang
mengumpulkan tugas. Kendala yang dialami oleh guru dalam proses pembelajaran
yaitu peserta didik yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajarana,
disebabkan karena peserta didik sudah tanamkan dari awal pemikiran bahwa materi
fisika yang berupa hitungan itu sangatlah susah sehingga kondisi didalam kelas
peserta didik lebih sibuk untuk berbicara dengan teman sebangku, melamun, dan
tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar Kurangnya keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran tidak hanya akibat dari kesalahan peserta didik saja,
melainkan dapat dilihat juga dari cara guru kelas itu mengajar, seperti:
5
kurang keaktifan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk menciptakan keaktifan belajar dalam ruangan kelas harus ada kerja
sama antara seorang guru, peserta didik dan juga orang tua agar proses belajar
mengajar berjalan dengan baik, Dalam proses belajar mengajar keaktifan peserta
didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatiakn oleh seorang
pendidik. Secara kreativitas guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keaktifan belajar peserta didik, karena dengan kreativitas guru dapat menciptakan
pembelajaran yang lebih aktif, dinamis, tidak menoton dan menjenuhkan sehingga
peserta didik akan lebih bersemangat dan senang untuk menerima pembelajaran.
Selain itu interaksi teman sebaya juga dapat mempengaruhi keaktifan belajar peserta
didik dalam ruangan kelas dengan adanya interaksi teman sebaya yang baik di
sekolah yang terjadi saat kegiatan belajar mengajar didalam kelas maupun diluar
keaktifan dan keefektifan belajar peserta didik. Keaktifan siswa meningkat dengan
adanya guru yang kreatif dan interaksi teman sebaya yang baik meskipun diantara
6
para peserta didik masih ada yang pasif dan kurang serius dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Oleh karena itu berdasarkan fenomena dan Gejela-gejala di atas, maka penulis tertarik
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Hukum Newton Kelas
XI MA Al-Anshor Ambon”
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan model
model pembelajaran problem based learning pada materi hukum newton kelas XI MA
Al-Anhsor Ambon.
1. Guru kurang dalam menggunakan model pembelajaran yang menarik perhatian dan
7
1.5. MANFAAT PENELITIAN
1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi Peneliti, dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya yang lebih
mendalam.
2. Kegunaan Praktis
didik.
c. Bagi Sekolah
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
peserta didik pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru, agar
Sardiman (2011: 100) keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun
mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan.
kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan
belajar peserta didik merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses
aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktifitas psikis
Keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
9
atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha).
bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun
teknik.
segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik peserta didik dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas
menjadi kondusif.
Banyak jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik disekolah.
Aktifitas peserta didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim
keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana
(2013: 61) menyatakan keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal:
3) Bertanya kepada peserta didik lain atau guru apabila tidak memahami
masalah.
10
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
mengembagkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk
sehari-hari. Disamping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara
11
1) Memberikan motifasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka
Keaktifan peserta didik yaitu suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk
mengaplikasikan apa yang diberikan oleh guru dalam mata pelajaran yang disajikan.
yang dimiiki oleh peserta didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Disamping itu, keaktifan peserta didik juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
peserta didik atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran
(Hartono2008:20).
12
Aunurrahman (2013:119) menyatakan keaktifan peserta didik dalam belajar
merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan
setiap guru dalam proses pembelajaran. Sehingga keaktifan peserta didik perlu digali
memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif
keterlibatan secara pribadi, dan mempelajari sesuatu dengan baik. Peserta didik aktif
orang lain. semua itu dapat dilakukan oleh peserta didik untuk melakukan kegiatan
penggambarannya sendiri.
proses belajar ada delapan keaktifan, yaitu: mendengar, melihat, mencium, merasa,
meraba, mengolah ide, menyatakan ide, dan melakukan latihan. Secara sederhana
dan melihat. Apa yang kita dengar dapat menimbulkan tanggapan dalam
b. Melihat, peserta didik dapat menyerap dan belajar 83% dari penglihatannya.
13
belajar melalui proses mendengar dan melihat, sering digunakan alat bantu
dengar dan pandang atau yang sering dikenal dengan istilah alat peraga.
d. Merasa, yang dapat memberi kesan sebagai dasar terjadinya berbagai bentuk
perubahan bentuk tingkah laku bisa juga dirasakan dari benda yang dikecap.
f. Mengolah ide, dalam mengolah ide peserta didik melakukan proses berpikir
atau proses kognisi. dari keterangan yang disampaikan kepadanya, baik secara
lisan maupun secara tulisan, serta dari proses penginderaan yang lain
kegiatan semacam itu, taraf kemampuan kognitif yang dicapai lebih baik dan
14
lebih tinggi dibandingkan dengan hanya sekedar melakukan penginderaan,
h. Melakukan latihan, bentuk tingkah laku yang sepatutnya dapat dicapai melalui
proses belajar, disamping tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif (sikap)
Keaktifan peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi peserta didik untuk belajar. Peserta didik
bertanya kepada guru atau peserta didik lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan
guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi
15
Sedangkan DIRJEN DIKTI (dalam hand out cholisin : 2006) memberikan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar melalui berpikir kritis dan ketrampilan pemecah masalah
dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.
sebagai suatu model pembelajaran yang didalamnya melibatkan peserta didik dalam
Prinsip model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning terkait dengan
memilih dan melakukan penyelidikan apapun baik didalam maupun diluar sekolah
Saat ini, implementasi kurikulum 2013 menekankan pada proses belajar yang
Skill), dan Model Pembelajaran PBL inilah salah satu model yang bisa diandalkan.
Model pembeajaran PBL atau Problem Based Learning merupakan salah satu metode
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Model pembelajaran ini akan sangat membantu peserta didik untuk memproses
16
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, dengan pemberian masalah
autentik, peserta didik dapat membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses
digunakan kembali.
strategi pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran
adalah :
yaitu:
17
Kegiatan belajar mengajar diawali dengan pemberian masalah oleh guru.
didik.
2007:23) diantaranya :
saja.
18
Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Peserta didik
Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :
1. Proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan
mengajukan masalah.
2. Mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik
atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.
tahap ini guru membantu peserta didikuntuk melakukan refleksi atau evaluasi
2011 : 70 )
19
Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning memiliki
PBM dapat mendorong peserta didik untuk melakukan evaluasi sendiri baik
pengetahuan baru.
kelemahan, diantaranya:
20
Manakalah peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.(Sanjaya 2014:45)
Sebagai seorang guru, kita harus mampu mendesain dan memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Model pembelajaran yang kita pilih hendaknya disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber belajar, serta daya dukung
menemukan kalkulus dan teori gravitasi. Teori gravitasi yang ditemukan Newton
diilhami dari peristiwa jatuhnya buah apel yang dilihatnya. Ia heran mengapa buah
21
Dalam penelitiannya, Newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasi atau gaya
tarik-menarik antara dua benda dipengaruhi jarak kedua benda tersebut, sehingga
gaya gravitasi bumi berkurang sebanding dengan kuadrat jaraknya. Bunyi hukum
gravitasi Newton adalah Besar gaya tarik-menarik ini berbanding lurus dengan massa
masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.
Pada tahun 1686 inilah Sir Isaac Newton memberikan kunci untuk menguak
“Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang
gaya gravitasi dari dua atau lebih benda sumber gravitasi maka teknik mencari
Bahwa benda akan tertarik oleh gaya gravitasi benda lain atau planet jika
benda tersebut berada dalam pengaruh medan gravitasi. Medan gravitasi ini akan
menunjukkan besarnya percepatan gravitasi dari suatu benda disekitar benda lain atau
planet. membahas medan gravitasi atau percepatan gravitasi adalah konsep bahwa
massa benda dan berat benda tidaklah sama. Massa benda dimana pun tetap, namun
berat benda diberbagai tempat belum tentu sama atau tetap. Besar percepatan
gravitasi yang dialami semua benda dipermukaan planet adalah sama. Jika selembar
kertas jatuh ke tanah lebih lambat dari sebuah kelereng, bukan disebabkan karena
22
percepatan gravitasi ditempat tersebut berbeda untuk benda yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh adanya hambatan udara yang menahan laju kertas tersebut.
Hukum Newton ini sering disebut fisika klasik. Berikut ini akan kita pelajari ketiga
1. Hukum I Newton
Sebuah benda akan tetap diam jika tidak ada gaya yang bekerja padanya.
Demikian pula sebuah benda akan tetap bergerak lurus beraturan (kecepatan
benda tetap) jika gaya atau resultan gaya pada benda adalah nol. Pernyataanh
Sebuah benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika tidak
terdorong depan.
ΣF = 0
2. Hukum II Newton
Apabila resultan gaya yang timbul pada sebuah benda tidak sama dengan nol
maka benda tersebut akan bergerak dengan percepatan tertentu. Jika benda
semula dalam keadaan diam maka benda itu akan bergerak dipercepat dengan
23
percepatan tertentu. Adapun jika benda semula bergerak dengan kecepatan
tetap maka benda akan berubah menjadi gerak dipercepat atau diperlambat.
2) Ketika kita memindahkan barang dengan gaya dorong yang sama, barang
yang ringan akan cepat dipindahkan dari pada barang yang berat.
∑F
Rumus : α = atau ΣF = m x α
m
keterangan :
F = Gaya (N)
M = massa (Kg)
Α = Percepatan (m/s 2 ¿
Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua
juga akan mengerjakan gaya pada benda. pertama yang besarnya sama, tetapi
berlawanan arah. Hukum III Newton juga dikenal sebagai hukum aksi-reaksi.
a) Melempar bola pada dinding maka bola akan berbalik dengan kekuatan yang
sama.
24
c) Ketika kita melompat ke tanah kaki akan memberi gaya ke tanah, Lalu badan
Gaya Gesek
Rumus : Fg=μ x N . h
Keterangan:
µ = Koofisien gesekan
Gaya Berat
Gaya Berat Adalah : Gaya yang disebabkan oleh grafitasi yang berkaitan
Rumus : W = m x g
Keterangan:
m2
g = Gravitasi bumi ( ¿
s
Gaya Sejenis
25
Gaya Sejenis Merupakan dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan
w
Rumus : s = p x g atau g =
V
Keterangan:
angkasa. Jika ada dua buah benda angkasa atau lebih berinteraksi maka benda-benda
dalam proses pembelajaran didalam kelas sehingga masih banyak peserta didik yang
pembelajaran yang dapat menarik keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
individual dari setiap peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat
pembelajaran yaitu model pembelajaran problem based learning. Dalam model ini
guru hanya menjadi fasilitator dan motivator, sehingga siswa akan ikut terlibat dalam
26
proses pembelajaran. Seperti dalam kegiatan diskusi kelompok, hal tersebut tentu
akan menarik keaktifan peserta didik karena siswa tidak akan merasa jenuh ketika
diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan model problem
based learning dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada materi
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
28
Jenis Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian
tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau
tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti
dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus”. Tujuan
utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi dikelas dan
satu ciri khas PTK adalah kerja sama antara praktisi dengan peneliti dalam
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan. Kerja sama antara guru dengan peneliti
merupakan hal yang sangat penting dalam menggali dan mengkaji permasalahan
nyata yang dihadapi guru dan/atau peserta didik di sekolah. Kerja sama ini terutama
a. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan adalah pada Sekolah Menengah Atas
MA Al-Anshor Ambon.
b. Waktu penelitian adalah setelah seminar proposal ini selesai dan disetujui.
29
3.3 SUBJEK PENELITIAN
Adapun subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPS yang terdiri dari
Adapun rancangan tindakan berdasarkan model Arikunto yang akan dilakukan dalam
IIdentifikasi masalah
RRefleksiRE
Perencanaan IPP
S Observasi Siklus I
ppelaksanaan
Hasil refleksi
Refleksi
Pperencanaan II
Observasi Siklus II
ppelaksanaan
Keterangan :
dst
: kegiatan
: Hasil kegiatan
Gambar 3.1 siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, dkk. 2010, 16.)
30
3.4.1 Perencanaan
Tentang Gerak.
diajarkan.
kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama yaitu memberikan
31
memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih berinteraksi, aktif, kreatif,
3.4.3. Observasi
3.4.4 Refleksi
Jika teratasi berapa persen yang teratasi dan berapa persen yang belum.
Jika ada yang belum teratasi, maka perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah penelitian itu berhenti atau
32
terus. Dan dalam siklus II dilakukan berdasarkan dari apa yang dilakukan
Siklus II
a. Perencanaan
b. Tindakan
membawa media.
c.Observasi
dibuat pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan tersebut. Tahap ini
dipusatkan baik kepada proses dan kemampuan berfikir kritis siswa maupun
33
kepada hasil tindakan pembelajaran. Adapun pengamatan dalam penelitian ini
mencakup :
d. Refleksi
pada siklus selanjutnya apabila belum terlihat keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Jadi, sumber data ini menunjukkan asal informasi. Data ini harus
34
diperoleh dari sumber data yang tepat. Jika sumber data tidak 30 tepat maka
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI
didapatkan:
1. Lembar observasi
prilaku manusia dan proses kerja bila kegiatan belajar mengajar dan
35
responden tidak terlalu besar. Lembar observasi tersebut digunakan
XI MA Al-Anshor Ambon.
2. Metode Wawancara
3. Tes
diterapkan dan tes akhir dilakukan pada setiap tes akhir pembelajaran
4. Dokumentasi
untuk memperoleh data sekolah dan identitas peserta didik antara lain seperti nama
36
peserta didk, nomor induk peserta didik dengan melihat dokumentasi yang ada dalam
sekolah.
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan
data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data, dan melakukan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik
yang meliputi hasil belajar dan keaktifan peserta didik. Berikut analisis data yang
1. Reduksi Data
data mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk
digunakan dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi sikap
peserta didik dan hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan
guru dan peserta didik, dan hasil observasi terhadap kegiatan guru dan peserta
2. Sajian data
37
Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan
dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya
menjadi lebih jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam
3. Penarikan simpulan/verifikasi
sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat peserta didik
dilihat berdasarkan hasil tes yang diperoleh peserta didik. Peserta didik dikatakan
berhasil atau tuntas apabila setiap peserta didik mencapai skor 75 % - 100 % atau 75,
sesuai dengan standar KKM yang telah ditentukan dalam pembelajaran tershebut
yaitu 75.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Dirjen dikti. 2006. Proses pembelajaran di perguruan tinggi. Jakarta departemen
pendidik nasional.
Hudoyo 1998: 6. Dan Nining Setyawati 2016 : 26. Alat peraga untuk meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan siswa
Hartono. 2008 : 20. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta : CV Andi
Offset
Kamdi, W. 2007 : 77. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Kunandar. 2018:45. Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan
profesi guru. Jakarta. PT Raja Grafindo persada.
Muhibbin. 2008 : 146 .psikologi pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2013: 61. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Raja
Grafindo Persada
Oemar Hamalik. 2008 : 22-23. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi
Aksara
Sardiman, A. M. 2011: 100. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta. PT Raja
Grafindo
Sanjaya, 2014 : 45. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Agung
Trianto. 2011 : 70. Mendesain model pembelajaran inovatif- progresif. Jakarta
charisma putra grafika.
40