You are on page 1of 22

RESUME EKONOMI MONETER

MATERI I :

 UANG
A. Sejarah Perkembangan Uang
I BARANG =  BARANG
II BARANG UANG = BARANG
III BARANG UANG BARANG
Barter adalah cara manusia Menukar Barangnya dengan barang milik orang lain pada
zaman dahulu contohnya :Misalnya saja singkong dan mau ditukarkan dengan beras.
B. Kesulitan Barter
1. sulit menentukan nilai tukar barang,
2. sulit menyesuaikan keinginan dari kedua belah pihak,
3. sulit menyesuaikan jumlah barang yang dibutuhkan dengan barang yang tersedia,
4. waktu yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang diinginkan terkadang
lama, sehingga sulit menentukan kapan barang akan diperoleh.
C. Contoh Uang Barang
1. Kulit kerang
2. Mutiara
3. Bulu unggas
4. Tembaga
5. Gading
6. Garam
7. Tembakau
D. Kesulitan Uang Barang
1. Sukar disimpan
2. Sukar dibawa
3. Belum mempunyai pecahan/sulit dipecah
4. Tidak tahan lama bahkan mudah hancur
5. Nilainya tidak tetap
E. Emas Dan Perak
1. Logam mulia tidak berkara
2. Emas dan perak mudah diterima masyarakat
3. Tahan lama dan tidak mudah rusak
4. Dapat dibagi menjadi bagian yang kecil tanpa mengurangi nilainya.
F. Pengertian Uang dan Tujuannya
Uang adalah setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.
Tujuan diciptakan uang adalah untuk memperlancar kegiatan tukar menukar dan
perdagangan.
G. Syarat-Syarat Uang
1. Diterima oleh umum.
2. Mempunyai nilai yang stabil dari waktu ke waktu.
3. Mudah dibawa dan disimpan.
4. Tahan lama.
5. Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai.
6. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan.
H. Ada Dua Fungsi Uang
1) Fungsi Asli
a. Sebagai alat tukar.
b. Sebagai satuan hitungan.
2) Fungsi Turunan
a. Sebagai alat pembayaran.
b. Sebagai alat penimbun kekayaan.
c. Sebagai alat pemindah kekayaan.
d. Sebagai alat penujuk harga.
e. Sebagai alat pendorong ekonomi.
Contohnya :
 Ketika kita melakukan transaksi jual beli uang adalah alat tukarnya
 Satuan hitungan adalah kita menempatkan harga barang sesuai dengan produknya
atau dengan kualitasnya hingga kita bisa membedakan harga dari setiap barang
yang ingin kita jual atau pasarkan.
 Ketika kita membayar pajak air, kendaraan dan lain-lain maka kita akan
menggunakan uang sebagai alat pembayaran.
 Uang sebagai penimbun kekayaan adalah ketika kita tidak mengguna kan uang itu
tetapi kita hanya menyimpan atau menabungkan uang tersebut atau membeli
perhiasan.
 Uang sebagai pemindah kekayaan adalah ketika kita menjual rumah dan kita
menggunakan uang hasil menjual rumah tersebut dengan membeli rumah di
daerah lain.
 Uang sebagai penunjuk harga adalah ketika kita
I. Pendorong Kegiatan Ekonomi
Contohnya : Pedagang berjualan di pasar.
 Nilai Uang
1. Nilai nominal seperti : Rp.1.000- Rp.100.000
2. Nilai intrinsik seperti : Uang Kertas Dan Uang Logam.
3. Nilai riil/nyata/internal/ daya beli Seperti : Ada Kualitas Pasti Ada Harga.
4. Nilai eksternal Seperti : Uang Rupiah dan Uang Dolar.
J. Jenis Uang
a. Bahan : Kertas Dan Logam
b. Lembaga: Uang Kartal (uang kertas dan logam) Dan Uang Giral (berupa cek atau
kartu kredit).
c. Nilainya : Uang Bernilai Penuh (logam)(Full Bodied Money) Dan Uang Tanda
(kertas) (Token Money)
d. Kawasannya:
1. Uang Lokal
a). Rupiah
b). Ringgit
d). Yen
2. Uang Regional
a. Uang Euro (mata uang bersama Eropa )
3. Uang Internasional
a). Dollar
K. Motif Seseorang Membutuhkan Uang
1. Motif Transaksi (jual beli, pembayaran utang, penjaminan, gadai, pembayaran
lain-lain).
2. Motif Berjaga-jaga (tabungan, pembelian barang tahan lama/awet, investasi).
3. Motif Spekulasi (berdagang, asuransi, dll).
L. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Jumlah Uang Yang Beredar
1. Pendapatan Masyarakat
2. Jumlah Penduduk
3. Tingkat Suku Bunga
4. Harga Barang
5. Selera Masyarakat
M. Kebijaksanaan Bank Indonesia Mengendalikan Jumlah Uang yang Beredar
 Motif Transaksi (jual beli, pembayaran utang, penjaminan, gadai, pembayaran
lain-lain).
 Motif Berjaga-jaga (tabungan, pembelian barang tahan lama/awet, investasi).
 Motif Spekulasi (berdagang, asuransi, dll).

 Tugas Latihan :
1. Tuliskan 3 perbedaan antara uang kertas dan uang logam.
Jawaban :
a. Nilai Intrinsik Uang
Nilai intrinsik uang adalah nilai uang yang melekat pada diri uang itu sendiri.
Nilai intrinsik uang dapat meliputi nominal yang tertera pada uang tersebut
sampai dengan bahan baku pembuatannya. Uang lima puluh ribu rupiah
memiliki nilai intrinsik uang sebesar nominal uang tersebut, yaitu Rp 50.000.
Sedangkan, bahan baku kertas khusus yang digunakan juga memiliki nilai
yang sama seharga nilai uang tersebut.
Uang logam seribu rupiah memiliki nilai intrinsik uang sebesar Rp 1000 dan
bahan baku logam yang digunakan juga memiliki nilai yang sama.
b. Nilai Ekstrinsik Uang
Nilai ekstrinsik uang merupakan kebalikan dari nilai intrinsik uang. Jika nilai
intrinsik melekat pada uang itu sendiri, maka nilai ekstrinsik uang justru
dipengaruhi/bergantung terhadap hubungannya dengan hal dan/atau benda
lain. Nilai ekstrinsik uang terdiri dari nilai ekstrinsik internal dan nilai
ekstrinsik eksternal.
c. Nilai Ekstrinsik Internal
Nilai ekstrinsik internal uang merupakan kemampuan uang untuk ditukarkan
dengan barang dan/atau jasa di dalam negara tersebut. Nilai ekstrinsik internal
menunjukkan daya beli uang tersebut di dalam suatu negara. Sebagai contoh,
uang senilai Rp10.000 dapat digunakan untuk membeli 1 liter bensin. Inilah
yang dimaksud sebagai nilai ekstrinsik internal dari sebuah uang.
d. Nilai Ekstrinsik Eksternal
Nilai ekstrinsik eksternal uang merupakan kemampuan uang untuk ditukarkan
dengan mata uang negara lain (valuta asing) ataupun kemampuannya untuk
membeli barang dari negara lain. Dengan kata lain, nilai ekstrinsik eksternal
uang merupakan nilai tukar mata uang lokal dengan mata uang asing.

Sebagai contoh, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika adalah
Rp15.000/USD. Hal ini berarti nilai ekstrinsik eksternal mata uang rupiah
Indonesia adalah sebesar lima belas ribu rupiah untuk setiap satu dollar
Amerika. Bisa dikatakan juga daya beli rupiah terhadap dollar Amerika adalah
sebesar Rp 15.000 untuk setiap satu dollar Amerika.

2. Apakah yang disebut dengan barter itu?


Jawab : Barter adalah cara manusia Menukar Barangnya dengan barang milik
orang lain pada zaman dahulu contohnya :Misalnya saja singkong dan mau
ditukarkan dengan beras.

3. Identifikasikan sedikitnya 3 syarat suatu benda dapat dijadikan uang.


Jawab :
1. Diterima oleh umum.
2. Mempunyai nilai yang stabil dari waktu ke waktu.
3. Mudah dibawa dan disimpan.
4. Tahan lama.
5. Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai.
6. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah
dipalsukan.

4. Identifikasikan sedikitnya 4 fungsi uang (fungsi asli dan fungsi turunan) dengan
contohnya.
Jawaban :
Ada Dua Fungsi Uang yaitu :
1) Fungsi Asli
a. Sebagai alat tukar.
b. Sebagai satuan hitungan.
2) Fungsi Turunan
a. Sebagai alat pembayaran.
b. Sebagai alat penimbun kekayaan.
c. Sebagai alat pemindah kekayaan.
d. Sebagai alat penujuk harga.
e. Sebagai alat pendorong ekonomi.

5. Sebenarnya uang yang beredar di Indonesia itu milik siapa?


Jawaban : Milik individu masing-masing Bank Indonesia adalah pusat lembaga
moneter ia mengawasi bank-bank swasta di Indonesia dan Bank Indonesia diawasi
oleh Bank Internasional jadi negara Indonesia tidak mencetak uang sembarangan
uang.

6. 1 US$ = Rp 12.000
US$ 14.393,35 X Rp. 12.000 = 172.720.200
1€ = 1,1 US$
1E 15.951,27 X US$ 15.831,81= 252.537.475.899
1 € = Rp …..
MATERI II :
 EKONOMI MONETER I
A. PENGERTIAN ILMU EKONOMI MONETER
Ilmu ekonomi yang mempelajari masalah-masalah yang ada kaitannya dengan uang,
lembaga keuangan, lembaga kredit dan juga permasalahan mekanisme moneter yang
mempengaruhi proses produksi dan pembagian hasil pada masyarakat
B. TEORI MONETER
Teori yang mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran uang
C. TUJUAN MEMPELAJARI EKONOMI MONETER
Mengerti ruang lingkup ekonomi moneter
D. PENTINGNYA EKONOMI MONETER
Dapat diketahui bagaimana proses penciptaan uang di masyarakat, tingkat bunga,
pasar uang,sistem kebijaksanaan moneter dan sistem pembayaran internasional.
Dapat mengetahui serta menganalisis berbagai fenomena moneter dalam kaitannya
dengan dampak kebijaksanaan moneter terhadap kegiatan ekonomi.
E. RUANG LINGKUP EKONOMI MONETER
 Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
 Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap JUB
 Struktur dan fungsi Bank Sentral
 Pengaruh jumlah uang dan kredit terhadap kegiatan ek.
 Pembayaran serta sistem moneter internasional
F. Pasar Uang
Pertemuan antara permintaan dan penawaran uang
G. Proses Pasar Uang
Pertemuan permintaan dan penawaran terjadi transaksi kesepakatan harga dan volume
penjualan yang ditransaksikan adalah hak untuk menggunakan uang. Harga yang
disepakati berupa bunga.
H. Pelaku Utama Pasar Uang
a) Kelompok Penawaran
Otoritas moneter (bank sentral) mengeluarkan uang primer (mb) terdiri dari uang
kartal (c) dan cadangan (r) lembaga keuangan (bank dan non bank) mengeluarkan
uang sekunder. Ex : cek.
• kelompok permintaan
Rumah tangga dan perusahaan

PERTEMUAN III :
 UANG BEREDAR DAN KEBIJAKAN MONETER
A. JUMLAH UANG YANG BEREDAR
Untuk memahami jumlah uang beredar, kita harus memahami interaksi antara mata uang
dan rekening giro dan bagaimana kebijakan Bank Sentral mempengaruhi dua
komponen jumlah uang yang beredar saat ini.
 Jumlah Uang Beredar (JUB) tidak seluruhnya ditentukan oleh Pemerintah.
Perilaku bank-bank dan masyarakat umum ikut menentukan pula proses
timbulnya uang beredar, meskipun pemerintah masih tetap merupakan pelaku
yang paling menentukan.
 Dua pengertian tentang uang beredar;
1. Narrow money, uang kartal dan uang giral
2. Broad money, narrow money ditambah uang quasi
Quasi money mencakup saldo deposito berjangka dan simpanan tabungan di bank.

B. Jumlah Mata Uang Yang Beredar


M=C+D
M = Jumlah Uang Yang Beredar
C = Mata Uang
D = Rekening Giro
Pada bab ini, kita akan lihat bahwa jumlah uang beredar ditentukan tidak hanya oleh
Bank Sentral, tapi juga oleh perilaku rumah tangga (yang memegang uang) dan bank (di
mana uang disimpan).
C. Uang Inti (Reserve Money)
Proses penciptaan uang beredar berawal dari timbulnya uang inti (reserve money), uang
inti adalah seluruh uang yang dikeluarkan oleh pemerintah (bank sentral) ditambah saldo
rekening koran milik bank-bank (atau masyarakat) pada bank sentral. Uang inti bisa pula
dilihat sebagai penjumlahan antara uang kartal dengan cadangan bank (bank reserve).
 Jumlah uang inti di masyarakat meningkat karena tiga sebab-sebab;
1. Surplus neraca pembayaran,
2. Defisit APBN yang dibiayai dengan pencetakan uang baru,
3. Kenaikan kredit bank sentral kepada bank-bank dan kepada lembaga-lembaga lain.
Keadaan sebaliknya menyebabkan kondisi jumlah uang inti berkurang.
 Dalam proses penciptaan uang, bagian dari uang inti yang dipegang oleh masyarakat
umum langsung menjadi uang kartal, sedangkan sisanya yang dipegang oleh bank-
bank umum sebagai cadangan bank kemudian “melipatkan diri” menjadi uang giral.
 Uang Inti (reserve money)
1. Uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral (Pemerintah)
Dimasyarakat umum :
a. Uang kartal = Jumlah Uang Beredar (JUB).
2. a. Di Bank umum = Cadangan Bank sebagai cadangan = Rekening Giro pada
Bank Milik Masyarakat
b. Milik Bank-Bank = Cadangan Bank sebagai cadangan= Rekening Giro pada
Bank Milik Masyarakat

D. Money Multiplier

Proses penciptaan uang beredar dari uang inti tersebut diringkas dalam konsep money
multiplier yang menghubungkan antara jumlah uang inti dengan jumlah uang beredar.
Nilai dari money multiplier tergantung kepada;
1. Kecenderungan masyarakat memegang uangnya dalam bentuk uang kartal (u =K/Ms).
2. Berapa besar cadangan yang dipegang bank untuk menjamin uang giral (v = R/D).
Semakin besar u dan v semakin kecil nilai money multiplier. Nilai money multiplier biasanya
lebih besar dari satu, artinya setiap Rp. 1 uang inti bisa menimbulkan lebih dari Rp.1 uang
beredar.
E. Perbankan dengan Cadangan 100 Persen
Deposito yang diterima bank tapi belum dipinjamkan disebut cadangan (reserves). Misalkan
semua deposito disimpan sebagai cadangan : bank menerima deposito, menempatkan uang
dalam cadangan, dan meninggalkan uang sampai deposan melakukan penarikan atau menulis
cek.
Dalam sistem perbankan cadangan-100-persen, semua deposito disimpan dalam cadangan;
sehingga sistem perbankan tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.

F. Perbankan Cadangan-Fraksional
Sepanjang jumlah deposito baru hampir sama dengan jumlah penarikan, bank tidak perlu
menyimpan semua depositonya dalam cadangan. Catatan : rasio deposito-cadangan (reserve-
deposit ratio) adalah bagian deposito yang bank cadangkan. Cadangan berlebih (excess
reserves) adalah cadangan di atas cadangan yang disyaratkan.
Perbankan cadangan-fraksional (Fractional-reserve banking), sistem di mana bank hanya
menyimpan sebagian depositonya dalam cadangan. Pada sistem ini, bank menciptakan uang.

G. Model Jumlah Uang Beredar

Tiga variabel eksogen :


Basis moneter (monetary base) B adalah jumlah dolar yang dipegang oleh publik sebagai
mata uang C dan oleh bank sebagai cadangan R. Rasio deposito-cadangan (reserve-deposit
ratio) rr adalah bagian deposito D yang bank simpan dalam cadangan R. Rasio deposito-uang
kartal (currency-deposit ratio) cr adalah jumlah Uang kartal C yang orang pegang dalam
bentuk rekening giro D.

H. Pengganda Uang

Karena memiliki dampak pengganda terhadap jumlah uang beredar, basis moneter kadang
disebut uang berdaya-tinggi (high-powered money).

Mari kita kembali ke tiga variabel eksogen kita untuk melihat bagaimana perubahannya
menyebabkan jumlah uang beredar berubah:

Jumlah uang beredar M adalah proporsional terhadap basis moneter B. Jadi, kenaikan basis
moneter meningkatkan jumlah uang beredar dalam persentase yang sama.

Semakin kecil rasio deposito-cadangan rr (R/D), semakin banyak pinjaman yang bank buat,
dan semakin banyak uang yang bank ciptakan dari setiap dolar cadangan.

Semakin kecil rasio deposito-uang kartal cr (C/D) , semakin sedikit dolar pada basis moneter
yang dipegang publik, semakin besar cadangan, dan semakin banyak uang yang bank
ciptakan. Jadi, penurunan rasio deposito-uang kartal meningkatkan pengganda uang dan
jumlah uang beredar

I. Bagaimana Fed Mengendalikan Jumlah Uang Beredar


1. Operasi pasar-terbuka (open-market operations), pembelian dan penjualan obligasi
pemerintah).
2. Persyaratan cadangan (Reserve requirements), instrumen yang paling jarang
digunakan).
3. Tingkat diskonto (Discount rate) di mana bank-bank anggota—tidak memenuhi
persyaratan cadangan—bisa meminjam dari the Fed.
J. Permintaan Uang
 Teori Klasik Permintaan Uang
Menurut teori kuantitas uang, (M/P)d = kY, di mana k adalah konstanta mengukur
berapa banyak yang orang ingin pegang untuk setiap dolar pendapatan.
 Teori Keynesian tentang Permintaan Uang
 Lalu kita mengadopsi fungsi permintaan uang yang lebih realistis, di mana permintaan
untuk keseimbangan uang riil bergantung pada i dan Y: (M/P)d = L(i,Y).
 Teori Portofolio dari Permintaan Uang
Ini menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai; orang menyimpan uang sebagai
bagian portofolio aset mereka. Intinya : uang memberikan risiko dan pengembalian
berbeda dibanding aset lain. Uang memberikan pengembalian nominal aman,
sementara investasi lain bisa turun baik secara riil dan nominal. (M/P)d= L (rs, rb, Pe,
W), di mana rs adalah pengembalian yang diharapkan di pasar saham, rb adalah
pengembalian yang diharapkan pada obligasi, Pe adalah tingkat inflasi yang
diharapkan, dan W adalah kekayaan riil.
 Teori Transaksi dari Permintaan Uang
Ini menekankan peran uang sebagai media pertukaran; ini menyatakan uang adalah
aset yang didominasi dan menekankan orang memegang uang, tak seperti aset lain,
untuk melakukan pembelian. Ini menjelaskan mengapa orang memegang ukuran uang
yang sempit seperti mata uang atau rekening cek.
K. Model Manajemen Kas Baumol-Tobin
Biaya memegang uang : bunga yang hilang, biaya perjalanan ke bank, dan biaya total
bergantung pada jumlah perjalanan N. Salah satu nilai dari N dinotasikan N*, meminimalkan
biaya total.

Salah satu implikasi model Baumol-Tobin adalah bahwa setiap perubahan biaya tetap pergi
ke bank F mengubah fungsi permintaan uang—yakni, mengubah kuantitas uang yang diminta
untuk tingkat bunga dan pendapatan tertentu.
L. Kesimulan
Rumus akar kuadrat model Baumol-Tobin menandakan elastisitas pendapatan dari
permintaan uang = ½: kenaikan 10-persen pendapatan akan menimbulkan kenaikan 5-persen
permintaan keseimbangan riil.

Nyatanya, sebagian besar orang punya elastisitas pendapatan yang lebihbesar dari ½ dan
elastisitas bunga lebih kecil dari ½.

Tapi, jika Anda bayangkan dunia dengan dua jenis orang : pengikut model Baumol-Tobins
dengan elastisitas ½. Yang lain punya N tertentu, jadi mereka punya elastisitas pendapatan 1
dan elastisitas bunga 0. Pada kasusini, permintaan keseluruhan seperti rata-rata tertimbang
permintaan keduakelompok. Elastisitas pendapatan antara ½ dan 1, dan elastisitas bunga
antara ½ dan 0– sebagaimana bukti empiris tunjukkan.

M. Aset Dua Kategori Dikelompokkan Ke Dalam:


1. UANG: Aset yang digunakan sebagai media pertukaran dan penyimpan nilai (mata
uang, rekening cek)
2. Aktiva yang segera dapat diuangkan (NEAR MONEY) : Aset yang digunakan sebagai
penyimpan nilai (saham, obligasi, dan rekening tabungan).
Near money terdiri dari aset yang telah memiliki likuiditas uang (contoh,cek yang
bisa ditulis terhadap rekening reksa dana).
Near money menyebabkan ketidakstabilan permintaan uang dan bisa memberi sinyal
yang salah tentang permintaan agregat.
Salah satu responsnya adalah menggunakan definisi yang luas tentang uang yang
mencakup near money, tapi sulit memilih jenis aset apa yang sebaiknya
dikelompokkan bersama.
N. Ketidakstabilan Permintaan Uang

Ketidakstabilan permintaan uang telah menjadi isu politis bagi Fed. Pada 1993, gubernur Fed
Alan Greenspan mengatakan agregat ini “tidak nampak memberikan indikasi perkembangan
ekonomi dan tekanan harga yang dapat diandalkan”.

Selama tahun sebelumnya, M1 tumbuh 12 persen, M2 tumbuh 0,5 persen. Bergantung pada
bobot yang diberikan pada tiap ukuran, kebijakan moneter dapat sangat longgar, sangat ketat,
atau di antaranya. .

Sejak itu, Fed membuat target untuk tingkat dana federal, tingkat bunga jangka-pendek yang
dipinjamkan bank kepada bank lain. Fed akan menyesuaikan tingkat bunga yang ditargetkan
sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang berubah.

O. Konsep-Konsep Penting Bab 18

 Cadangan (Reserves)
 Uang berdaya-tinggi (High-powered money Perbankan cadangan-100-persen (100-
percent-reserve banking)
 Neraca (Balance sheet)
 Perbankan cadangan-fraksional (Fractional-reserve banking)
 Perantara keuangan (Financial intermediation)
 Basis moneter (Monetary base)
 Rasio deposito-cadangan (Reserve-deposit ratio)
 Rasio deposito-uang kartal (Currency-deposit ratio)
 Pengganda uang (Money multiplier))
 PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Mengapa perubahan dalam jumlah uang beredar (JUB) akan menyebabkan perubahan
tingkat pendapatan nominal secara berganda?
Jawaban : Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar (JUB) adalah
tingkat Inflasi tingginya tingkat Inflasi berpengaruh terhadap menurunnya daya beli
masyarakat, disamping itu tingkat suku bunga akan mempengaruhi jumlah uang yang
beredar.
Artinya jika tingkat suku bunga tinggi maka masyarakat lebih
cenderungcenderungmenggunakan uangnya untuk menabung sehingga jumlah uang di
tangan masyarakat berkurang. Jumlah uang yang beredar tergantung pada pendapatan
rill masyarakat yang meningkat diiringi dengan kestabilan perekonomian naik
turunnya jumlah uang di perkirakan kerena basis moneter menyebabkan kenaikan
yang proposional pada jumlah uang yang beredar.

2. Apakah perubahan JUB selalu mengakibatkan perubahan tingkat pendapatan nominal


secara berganda?
Jawaban : Proses penciptaan uang beredar dari uang inti tersebut diringkas dalam
konsep money multiplier yang menghubungkan antara jumlah uang inti dengan
jumlah uang beredar. Nilai dari money multiplier tergantung kepada;
Kecenderungan masyarakat memegang uangnya dalam bentuk uang kartal (u =
K/Ms).
Berapa besar cadangan yang dipegang bank untuk menjamin uang giral (v = R/D).
Semakin besar u dan v semakin kecil nilai money multiplier. Nilai money multiplier
biasanya lebih besar dari satu, artinya setiap Rp. 1 uang inti bisa menimbulkan lebih
dari Rp.1 uang beredar.

3. Apakah kenaikan JUB akan menyebabkan kenaikan harga?


Jawaban: Hasil studi sesuai dengan teori yang menyatakan JUB berpengaruh positif
terhadap inflasi. Kenaikan JUB akan memicu kenaikan harga-harga atau inflasi, jika
tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi/pasokan barang/jasa di pasar.

4. Jika Ms = $100 ; Md = 0,25 ; Y = $400 dan angka pengganda pengeluaran adalah 5.


berapakah kenaikan dalam tingkat pendapatan nominal bila ada kenaikan pengeluaran
pemerintah sebesar $15 dan tidak ada perubahan dalam JUB dan permintaan uang?
Jawaban : Organisasi harus memiliki rencana, target, penyusunan struktur organisasi
yang baik, pembagian tugas, serta si ketua harus mampu mengoordinir anak buahnya
untuk menjalankan tugas yang diberikan dengan optimal. ketika suatu kegiatan dalam
organisasi berjalan, si ketua harus mengontrol apakah semuanya berjalan dengan baik
atau tidak. hal ini perlu diperhatikan karena jika terjadi sedikit penyelewengan /
penyimpangan, kegiatan organisasi bisa terganggu. jika ditanya, bagaimana cara
mengorganisasikan agar bawahan dpt lebih baik jawabannya hanya satu yaitu
kuncinya ada di pemimpin. jika pemimpin memberikan contoh yang baik pula serta
motivasi yang dapat membangun semangat bawahannya menjadi lebih baik, maka
kualitas dari organisasi tersebut baik pula

5. Bagaimana sistem Bank Komersial menciptakan uang?


Jawaban : Bank umum menciptakan uang giral dengan dua cara :
uang giral tercipta apabila nasabah-nasabah mendepositkan (menyimpan) uang kartal
yang dimiliki mereka ke dalam bank-bank umum. ...
penciptaan uang giral terjadi oleh karena bank-bank umum meminjamkan keleblhan
cadangan yang dimilikinya.

MATERI IV :
 TEORI PERMINTAAN UANG
A. TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK
 Permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang.Pada awalnya tidak
menjelaskan mengapa seseorang/masyarakat menyimpan uang kas, tetapi lebih
pada peranan dari uang.
 Teori klasik fokus pada hubungan antara penawaran uang (jumlah uang beredar)
dengan nilai uang (tingkat harga)
 Perubahan JUB berinteraksi dengan permintaan uang dan selanjutnya menentukan
nilai uang
 Teori.
 Persamaan identitas (bukan teori moneter)
MV = PT
Dimana:
M = Jumlah uang beredar
V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan
lain dalam satu periode
P = Harga Barang
T = Volume barang yang diperdagangkan/transaski.
B. IRVING FISHER
Persamaan identitas tersebut menyatakan bahwa jumlah uang dalam peredaran
dikalikan dengan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi.
Persamaan identitas tersebut dapat menjadi sebuah teori, dengan beberapa
asumsi/anggapan:
a. Orang bersedia memegang uang karena kegunaannya untuk transaksi dan
dipengaruhi oleh faktor kelembagaan (metode pembayaran yang biasanya dipakai
masyarakat), tingkat moneterisasi masyarakat, penggunaan alat pembayaran yang
lain) hanya berubah secara sporadis dan berpengaruh terhadap V yang dalam
jangka pendek dianggap tetap.
b. Kondisi full employment dalam perekonomian dalam jangka pendek pendapatan
adalah tetap.
C. MARSHALL – PIGOU (CAMBRIDGE)
Permintaan uang Cambridge menekankan pada perilaku individu dalam
mengalokasikan kekayaannya dalam berbagai kemungkinan bentuk kekayaan
(uang dan bentuk kekayaan lain)
Marshal memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan sebagian
(proporsi) tertentu dari pendapatannya diwujudkan dalam bentuk uang kas.
Selain motif transaksi, dianggap bahwa permintaan uang secara potensial
dipengaruhi oleh tingkat kekayaan riil, suku bunga dan harapan tentang kejadian
di masa datang  namun dalam jangka pendek dianggap tetap, maka permintaan
uang nominal dinyatakan dalampersamaan sebagai berikut:
M = kPY
Dimana:
Y = Pendapatan nasional riil
D. TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES
 Pengembangan pendapat Cambridge tentang adanya ketidakpastian dan
harapan/ekspektasi
 Hanya fokus pada variabel suku bunga (khususnya untuk motif spekulasi) Orang
memegang uang karena 3 motif: motif transaksi, berjaga-jaga, dan motif Fungsi
uang tidak hanya sebagai media pertukaran, tetapi juga sebagai penyimpan nilai
 Spekulasi.
 Keynes membedakan antara motif transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi
mengakui adanya motif transaksi, tetapi motif spekulasi lebih penting
pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi.
 Fungsi uang tidak hanya sebagai media pertukaran, tetapi juga sebagai penyimpan
nilai
 Pengembangan pendapat Cambridge tentang adanya ketidakpastian dan
harapan/ekspektasi hanya fokus pada variabel suku bunga (khususnya untuk motif
spekulasi)
 Orang memegang uang karena 3 motif: motif transaksi, berjaga-jaga, dan motif
spekulasi tetapi motif spekulasi lebih penting pengaruhnya terhadap kegiatan
ekonomi.
E. PERMINTAAN UANG UNTUK TUJUAN TRANSAKSI
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi tergantung pada
pendapatan makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan akan uang kas
untuk transaksi.

F. PERMINTAAN UANG UNTUK TUJUAN SPEKULASI


Selain uang kas untuk keperluan transaksi, masyarakat juga menginginkan untuk
menyimpan kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar, untuk memenuhi fungsi
uang sebagai alat penimbun kekayaan (store of value).
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga makin tinggi
tingkat bunga, makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan
spekulasi.
Alasan:
 Apabila tingkat bunga naik biaya memegang uang kas makin tinggi keinginan
uang kas makin kecil.
 Berdasarkan hipotesis keynes, yang menganggap adanya tingkat bunga
“normal” berdasrkan pengalaman. Apabila tingkat bunga kenyataan lebih
tinggi dari tingkat bunga normal masyarakat mengharap bunga akan turun
kembali ke tingkat normal harga surat berharga naik membeli surat berharga
permintaan uang kas turun.

Ketergantungan permintaan uang kas untuk spekulasi terhadap tingkat bunga


digambarkan sebagai berikut:

G. LIQUDITY TRAP
Liqudity trap menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah,
elastisitas permintaan uang kas menjadi tak terhingga besarnya.
Pada tingkat bunga ini, masyarakat tidak akan mau memegang surat berharga karena
diperkirakan keuntungan/pendapatan dari memgang surat berharga lebih rendah dari
kerugian yang timbul karena kenaikan tingkat bunga di masa mendatang.
Tingkat bunga iL merupakan tingkat yang sangat rendah sehingga tidak mungkin
turun lagi, tingkat bunga akan naik di masa mendatang, harga surat berharga turun,
tidak mau membeli surat berharga sekarang, menghendaki uang kas, terjebak untuk
memegang uang kas, Liqudity trap.
H. PERKEMBANGAN TEORI KEYNES
Pembagian motif memegang uang kas untuk tujuan transaksi dan spekulasi yang
dikemukakan Keynes, dikembangkan oleh William J. Baumol dan James Tobin.

I. PERMINTAAN UANG UNTUK TUJUAN TRANSAKSI


Baumol dan Tobin menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan
uang untujk tujuan transaksi, yaitu:
a. Baumol menggunakan pendekatan teori penentuan persediaan barang yang
biasa di pakai dalam dunia usaha, menganalisa tingkah laku individu, dan
menganganggap bahwa pendapatan mereka diterima sekali (tiap bulan).
Namun individu harus membelanjakannya sepanjang waktu (satu bulan),
sebagi penyederhanaan penghasilan dibelanjakan secara merata sepanjang
bulan.
Permasalahan: penentuan besarnya uang kas yang harus dipegang setiap saat
dimana ongkos/biayanya paling rendah.
Buomol Merumuskan:
Dimana:
T = Nilai riil pendapatan selama satu periode
r = Tingkat bunga
b = Biaya perantara (besarnya tetap tidak tergantung pada transaski)
c = nilai riil surat berharga yang ditukarkan dengan uang kas setiap saat (uang
kas yang setiap saat diambil dari tabungan)
T/c = volume transaksi selama satu bulan
bT/c = biaya perantara karena memgang uang kas sebesar c setiap periode
c/2 = rata-rata jumlah uang kas yang dipegang setiap saat

b. Elastisitas permintaan uang kas untuk tujuan transaksi terhadap tingkat bunga
menurut Tobin, ketidakbersamaan antara pengeluaran dengan penerimaan
penghasilan memaksa individu untuk menyediakan alat pembayar guna
membiayai transaksinya, dimana tidak harus berupa uang kas, tetapi juga
berupa surat berharga yang memberikan bunga.Besarnya alat pembayar dalam
bentuk uang kas tergantung pada besarnya tingkat bunga surat berharga serta
biaya transaksi untuk menukarkan surat berharga tersebut, apabila tingkat
bunga tinggi, individu akan mengurangi alat pembayaran berupa uang kas dan
memperbanyak surat berharga.
c. Pokok teori: kekayaan seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk uang kas dan
obligasi.
d. Uang kas tidak menghasilkan apa-apa, sedangkan obligasi dapat menghasilkan
pendapatan yang berupa bunga serta perubahan harga obligasi sebagai akibat
terjadinya perubahan tingkat bunga
e. Perumusan formula:
P = A/r
Dimana:
P = Harga obligasi
A = nilai dari bunga yang diterima pemegang obligasi
R = tingka bunga
Jika e>0, individu akan mewujudkan kekayaannya dalam bentuk obligasi
e < 0, mewujudkan kekayaannnya dalam bentuk uang kas
J. TEORI PERMINTAAN UANG FRIEDMAN
Friedman menghidupkan kembali teori kuantitas uang kalsik dengan membuat
pernyataan bahwa teori kuantitas adalah teori permintaan uang, bukan teori tentang
penentuan produk, pendapatan maupun harga.
Uang merupakan salah satu bentuk kekayaan, seperti halnya bentuk kekayaan yang
lain (surat berharga, tanah, atau kepandaian)
Teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan akan barang
konsumsi, sehingga permintaan uang kas tergantung pada: jumlaj total kekayaan,
harga dan pendapatan dari berbagai bentuk kekayaan, dan selera dari pemilik
kekayaan.
Definisi kekayaan: segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pendapatan
W = Y/r
Dimana:
W = kekayaan
Y = aliran pendapatan
R = tingkat bunga
Friedman membagi kekayaan dalam lima kategori:
1) Uang kas
2) Obligasi
3) Saham
4) Kekayaan yang berbentuk fisik (tanah, mesin)
5) Kekayaan yang berbentuk manusia (kecakapan/skill)

 MATERI V :
A. Pendahuluan
Bank Sentral memiliki fungsi dan peran yang strategis dalam mendukung
perkembangan perekonomian suatu negara. Kebijakan yang diambil berpengaruh
langsung terhadap peredaran uang dan suku bunga perekonomian.
Tugas bank sentral antara lain:
 Perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter
 Pengaturan dan pengawasan perbankan
 Pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran

B. KEBIJAKAN BANK SENTRAL PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN


Tujuan bank sentral dalam menjalankan kebijakan ekonomi makro adalah:
a. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan.
b. Menggunakan tenaga kerja yang tinggi (tingkat pengangguran rendah).
c. Stabilitas harga
d. Stabilitas suku bunga
e. Stabilitas pasar keuangan
f. Stabilitas pasar nilai tukar
Namun, efektivitas kebijakan dalam pencapaian tujuan tidak dapat dilihat secara langsung
sebab membutuhkan waktu cukup lama untuk melihat dampak kebijakan (lebh dari setahun).
Akibatnya, dapat terjadi keterlambatan untuk melakukan koreksi apabila terjadi kesalahan
(jika menunggu hasil kebijakan terhadap tujuan).
Maka, Bank Sentral menggunakan sasaran menengah (intermediate target) atau sasaran
operasional (operating targets) untuk mencapai tujuan.

Mengapa ada sasaran menengah dan operasional?


Dengan menggunakan sasaran menengah dan sasaran operasional, lebih mudah diketahui
apakah kebijakan yang dilakukan sesuai dengan tujuan (on the right track)
C. BAGAIMANA BANK SENTRAL MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR
a. Kewajiban (Liabilities)
• Currency in circulation atau uang beredar, yakni jumlah mata uang (uang kertas dan
logam/uang kartal) yang diterbitkan oleh bank sentral, yang dipegang oleh
masyarakat.
• Reserves (cadangan), terdiri dari cadangan wajib bank komersial di bank sentral
(sebagai cadangan minimum), serta uang kartal di bank komersial (dalam brankas).
D. BAGAIMANA BANK SENTRAL MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR
b. Aset (Assets)
• Government Securities atau Treasury Securities (surat utang pemerintah) merupakan
instrumen operasi pasar terbuka, di mana bank sentral melakukan jual-beli obligasi
pemerintah dari masyarakat dan bukan pemerintah (treasury).
• Discount loans adalah pinjaman yang diberikan bank sentral kepada bank komersial
dengan suku bunga lebih rendah dari suku bunga pasar. Ini kemudian akan menambah
cadangan bank dan jumlah uang beredar.

Selain itu, kedua aset tersebut menghasilkan pendapatan bagi bank sentral berupa
penerimaan bunga.
Mengapa Bank Sentral mempengaruhi jumlah uang beredar?
Perkembangan jumlah uang beredar dapat
memiliki keterkaitan dan pengaruh langsung
pada perkembangan aktivitas perekonomian.

Keterkaitan tersebut tercermin pada hubungan


antara jumlah uang beredar dengan
perkembangan variabel ekonomi utama,
yakni tingkat produksi (output) dan harga.
Konsep uang agregat yang paling penting adalah monetary base (MB/M0) atau uang
primer atau inti.

Namun, ada faktor lain yang mempengaruhi M1 selain MB/M0, antara lain:
1) Kecenderungan besar uang tunai yang dipegang masyarakat
2) Permintaan kredit
3) Kecepatan perputaran uang dalam perekonomian

You might also like