You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

MODUL FUNGSI NORMAL


KARDIORESPIRASI

FASILOTATOR : Ravenalla Abdurrahman Al Hakim Sampurna Putra S.,SKM.,M.PH

KELOMPOK : VIII (Delapan)

NAMA ANGGOTA : 1. Marchelia Djajanto 193010801008


2. Muhammad Syahibuddin Rifa’i 193020801019
3. Reza Nathasya Aprelea 193020801029
4. Friskilla Andia Fiska 193020801039
5. Ditta Zuchrifahnur Capandri 193020801049
6. M. Yusuf Ilham Kurniawan 193020801059
7. Elvin Oktarindo 193030801070
8. Noviko Christoffer Gabriel 193030801080
9. Diajeng Akbar Haryono 193030801090
10. Tasya Salsabila Putri 193030801100
1. Uji Oksihemoglobin dan Deoksihemoglobin

Tujuan
Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin
(HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin.

Dasar
Dalam keadaan tereduksi Fe dalam molekul Hb dapat mengikat dan melepaskan
oksigen tergantung pada tekanan O2 dan CO2.

Hb(Fe2+) + O2 Hb(Fe2+)O2
deoksiHb oksiHb

Untuk mereduksi oksiHb menjadi deoksiHb digunakan larutan pereduksi Stokes.

Alat dan Bahan

Alat Bahan dan pereaksi


1. Tabung reaksi 1. Darah segar
2. Rak tabung 2. Pereaksi Stokes
3. Disposible syringe 3. Larutan NH4OH
4. Parafilm
5. Alkohol swab

Cara Kerja :

A. OksiHb
1. Ke dalam sebuah tabung reaksi encerkan 2 ml darah dengan 6 ml air suling.
Campur dengan baik dan perhatikan warna merah terang dari
oksihemoglobin yang terbentuk.
2. Bagi 2 isi tabung tersebut sehingga masing-masing tabung berisi 4 ml.
Gunakan tabung 1 sebagai control (beri Label Tabung 1).

B. Pembentukan deoksiHb
1. Isi tabung ketiga dengan 2 ml pereaksi Stokes dan tambahkan NH 4OH
secukupnya (±3-5 tetes) untuk melarutkan endapan yang segera terbentuk.
Campuran ini merupakan larutan pereduksi yang kuat (Larutan Sokes, beri
label Tabung 3)

2. Masukkan beberapa tetes larutan Stokes (±3-5 tetes) ke dalam tabung 2


(beri label Tabung 2). Terlihat perubahan warna karena terbentuknya
deoksiHb. Bandingkan dengan tabung 1.

Tabung 2
Tabung 1
C. Pembentukan kembali oksiHb dari deoksiHb
1. Kocok kuat-kuat tabung yang bereaksi deoksiHb, maka akan terjadi
kembali oksigenasi dari udara. Perhatikan dan catat warna HbO 2 yang
kembali terbentuk.

Tabung 1 Tabung 2

2. Oksigenasi dan deoksigenasi kembali ini dapat dilakukan berulang-ulang.

Hasil
Hasil Tabung I Tabung II Tabung III
OksiHb DeoksiHb ReOksigenasiHb
Warna yg Merah terang Merah gelap Merah gelap dengan
terbentuk adanya gelembung gas.
Jika dikocok akan
terbentuk oksigenasi
sehingga muncul
gelembung-gelembung
gas. Jika tidak dikocok,
maka tidak terbentuk
oksigenasi
Pembahasan :

Pada uji praktikum kali, kami mebuktikan bahwa hemoglobin dapat berikatan
dengan oksigen yang akan menjadi oksihemoglobin (HbO2) dan senyawa ini dapat
terurai kembali menjadi dioksihemoglobin dan O2.
Dapat dilihat pada percobaan pertama, darah sebanyak 2ml yang diencerkan
menggunakan air suling sebanyak 6ml akan membuat darah menjadi lebih encer dan
berwarna lebih terang yang menandakan banyak oksigen yang terikat pada
hemoglobin. Hemoglobin memiliki empat gugus heme yang mengandung besi ferro dan
empat rantai globin.Heme merupakan komplek cincin porfrin yang meliputi satu atom
ferrous besi. Masing-masing atom besi tersebut secara reversible dapat mengikat satu
molekul oksigen. Besi tersebut selalu dalam bentuk ferrous sehingga reaksi tersebut
dinamakan oksigenasi. Reaksi hemoglobin dengan oksigen adalah:

Percobaan kedua membuktikan terjadinya dioksihemoglobin. Penambahan


larutan Stokes yang mengandung 2ml pereaksi stokes dan tambahan NH4OH yang
berguna untuk melarutkan endapan yang akan segera terbentuk. Hal ini membuat
darah yang tadinya berwarna merah terang menjadi lebih gelap dan pekat karena
terjadi pelepasan oksigen atau terjadinya dioksihemoglobin.
Pada percobaan ketiga, proses pengocokan yang kuat menimbulkan adanya
gelembung-gelembung gas. Adanya gelembung menandakan terjadinya kembali
oksigenasi dari udara proses ini disebut reoksigenasihemoglobin.

Kesimpulan :

Hemoglobin dapat mengikat oksigen dalam bentuk oksihemoglobin dan dapat terurai menjadi
deoksihemoglobin.
Pertukaran gas O2 dialveolus di mana setelah O2 berhasil masuk ke aliran darah akan diikat oleh
hemoglobin menjadi oksihemoglobin dan ketika sampai dijaringan yang membutuhkan O2, ikatan
Hb dan O2 dilepas dan akan membentuk deoksihemoglobin.
2. Uji untuk Methemoglobin

Tujuan
Memperlihatkan bila besi dalam molekul hemoglobin dioksidasi menjadi Fe 3+,
maka terbentuk metHb yang tidak lagi bisa mengikat oksigen.

Dasar

Hb(Fe2+) + K3Fe(CN)6 Hb (Fe3+) + K4Fe(CN)6


Hb oksidator MetHb

MetHb ini tidak dapat lagi mengikat oksigen.

Alat dan Bahan

Alat Bahan dan pereaksi


1. Tabung reaksi 1. Darah segar
2. Water bath 2. Pereaksi stokes
3. Rak tabung 3. Pereaksi K3Fe(CN)6
4. Disposible syringe
5. Alumunium foil
6. Alkohol swab
7. Penjepit tabung
Cara Kerja
1. Encerkan 1 ml darah dengan 4 ml air suling dalam tabung reaksi.

2. Ke dalam tabung itu tambahkan beberapa tetes K3Fe(CN)6 33 %. Perhatikan


dan catat perubahan warna yang terjadi.
Kemudian tambahkan pereaksi Stokes ke dalam tabung itu dan kocok kuat-
kuat. Perubahan apakah yang terlihat?

3. Encerkan 3 ml darah dengan 3 ml air suling dan panaskan sebentar,


lalu tambahkan 6 ml K3Fe(CN)6.

Campur dengan membalik-balikannya. Perhatikan gelembung-gelembung


oksigen yang terbentuk.
Hasil
Tabung Warna Tabung 1
+ K3Fe(CN)6 Merah tua
Pengocokan kuat Merah gelap dengan sedikit
gelembung
+ Stokes Merah tua
Pengocokan kuat Merah gelap dengan banyak
gelembung

Tabung Warna Tabung 2


+ K3Fe(CN)6 Coklat tua
Gelembung udara Tidak ada

Pembahasan :

Hemoglobin adalah protein pengangkut oksigen yang terdapat pada


eritrosit. Struktur hemoglobin terdiri dari satu globin yang tersusun atas empat
rantai polipeptida. Masing-masing rantai polipeptida terikat dengan satu gugus
heme. Setiap gugus heme mengandung besi ferro (fet). Setiap ferro dapat
mengikat satu atom oksigen. Dengan demikian, satu hemoglobin dapat mengikat
empat atom oksigen. (Sherwood, 2001)
Methemoglobin merupakan bentuk hemoglobin yang teroksidasi, di mana
ferro yang sangat rentan teroksidasi oleh zat-zat oksidator akan berubah
menjadi ferri (e). Besi dalam bentuk ferri tidak dapat berikatan dengan oksigen
sehingga methemoglobin tidak mampu untuk melaksanakan fungsi utama
hemoglobin yaitu mengangkut oksigen dari paru ke jaringan. Kadar
methemoglobin dalam darah sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh adanya
sistem NADH-sitokrom b methemoglobin reduktase yang dapat mengembalikan
ferri yang sudah terbentuk menjadi ferro sehingga methemoglobin akan
berubah kembali menjadi hemoglobin yang fungsional. (Murray, 2003)
Methemoglobin terbentuk ketika besi dalam hemoglobin teroksidasi dari
bentuk ferro (Fe) menjadi bentuk ferri (Fe), Ketika ferro hemoglobin teroksidasi
menjadi Fe", hemoglobin tersebut kehilangan kemampuannya untuki membawa
oksigen. Pada orang dewasa yang sehat jumlah methemoglobin dalam darahnya
kurang dari 2% dari total hemoglobin. Tingkat ini dipertahankan terutama oleh
transter elektron dari dinukleotida nicotunamide adenin (NADH menjadi NADH
bs sitokrom reduktase. (Kwok, 2008)
Kesimpulan :

Darah yang didalamnya juga terkandung ion fe2+ dengan penambahan


K3Fe(CN)6 33% akan mengalami oksidasi menjadi fe3+ dan terbentuklah
metHb. MetHb ini tidak bisa mengikat oksigen sehingga warna yang di hasilkan
adalah merah tua. Dengan penambahan K3Fe(CN)6 33% akan mengalami
oksidasi menjadi fe3+ dan terbentuklah metHb. MetHb yang tidak bisa
mengikat oksigen.

You might also like