You are on page 1of 15

Selasa, 16 November 2021

RINGKASASAN MATERI KULIAH


RPS 10
PENGAUDITAN SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

MATA KULIAH : PENGAUDITAN II


Dosen Pengampu : Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA., ACPA

Disusun oleh :
KELOMPOK 1
1. Ni Luh Putu Irsa Aritania (1907531045)
2. Iloh Maitri Padma Dewi (1097531052)
3. Ni Luh Ayu Linda Diana Sari (1907531055)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021
PENGAUDITAN SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

STANDAR AUDIT TERKAIT

Standar Audit (SA) yang berkaitan dengan siklus penggajian dan personalia yaitu SA 200.
Dalam SA 200 dijelaskan tentang pemeriksaan independen atas informasi keuangan suatu
entitas, baik berorientasi pada laba maupun tidak, dan terlepas dari ukuran atau bentuk
hukumnya, ketika pemeriksaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menyatakan
pendapatnya.
Standar Audit (SA) yang berkaitan dengan siklus penggajian dan personalia yaitu SA 315.
Dalam SA 315 dijelaskan tentang tanggung jawab auditor untuk mengidentifikasi da menilai
risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, melalui pemahaman atas entitas
dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas.
Standar Audit (SA) yang berkaitan dengan siklus penggajian dan personalia yaitu SA 330.
Dalam SA 330 dijelaskan tentang tanggung jawab auditor untuk merancang danmenerapkan
respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai oleh
auditor berdasarkan SA 315 dalam suatu audit atas laporan keuangan.
Standar Audit (SA) yang berkaitan dengan siklus penggajian dan personalia yaitu SA 520.
Dalam SA 520 dijelaskan tentang penggunaan auditor dari prosedur analitissebagai prosedur
substantif ("prosedur analitis substantif"), dan sebagai prosedur dekatakhir audit yang
membantu auditor ketika membentuk kesimpulan keseluruhan pada laporan keuangan.

10.1 PERBEDAAN ANTARA SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIAN


DENGAN SIKLUS-SIKLUS LAINNYA
Perbedaan siklus penggajian dan personalia dengan siklus-siklus lainnya
secara umum yaitu sebagai berikut :
1. Dalam penggajian hanya terdapat satu golongan transaksi.
Pada umumnya siklus mengandung lebih dari satu golongan transaksi.
Contohnya yaitu siklus penjualan dan penerimaan piutang yang
menyangkut transaksi penjualan dan transaksi penerimaan kas, terkadang
juga menyangkut transaksi retur penjualan serta transaksi pengahpusan
piutang. Penggajian hanya memiliki satu transaksi, karena penerimaan jasa
dari para pegawai dan pembayaran atas jasa tersebut melalui penggajian
berlangsung dalam tenggang waktu yang pendek.
2. Transaksi biasaya jauh lebih signifikan daripada saldo akun neraca yang
bersangkutan.
Akun-akun neraca yang bersangkutan dengan penggajian seperti utang gaji
dan utang pajak penghasilan karyawan jauh lebih kecil daripada jumlah
transaksi penggajian selama tahun yang bersangkutan.
3. Pengendalian internal atas penggajian pada umumnya efektif pada hampir
semua perusahaan, bahkan pada perusahaan kecil sekalipun.
Undang-undang pajak dan ketentuan tentang tata cara pembayaran pajak
penghasilan karyawan yang ditetapkan oleh pemerintah secara ketat
mendorong perusahaan untuk menerapkan pengandalian internal yang
efektif atas pemotongan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan.
Dalam pengauditan penggajian, auditor biasanya menekankan pada pengujian
pengandalian, pengujian substantive golongan transaksi, dan prosedur analitis.
Pengujian rinci saldo akun-akun yang berkaitan dengan penggajian biasanya hanya
memerlukan waktu beberapa menit saja.
10.2 AKUN-AKUN DAN TRANSAKSI-TRANSAKSI DALAM SIKLUS
PENGGAJIAN DAN PERSONALIA
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk
mengevalusasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut dinyatakan
secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum
atau tidak. Akun yang secara umum terdapat dalam siklus penggajian dan
personalia dapat digambarkan dalam gambar berikut :
- Akun biaya operasi tersendiri biasanya juga diselenggarakan untuk gaji dan
bonus direksi dan staf, gaji karaywan administrasi, gaji dan komisi
karyawan penjualan, serta biaya tenaga kerja tak langsung.
- Akun-akun tersebut mempunyai hubungan yang sama terhadap utang gaji
dan upah, serta utang PPh karyawan dan potongan lain seperti yang berlaku
pada biaya tenaga kerja langsung seperti gambar tersebut.

Akun T dalam gambar tesebut digunakan untuk menggambarkan aliran


informasi melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam
sistem pada umumnya, upah dan gaji hanya digunakan pada akhir periode
akuntansi. Selama periode berjalan, akun beban di debet pada saat upah dan gaji
sesungguhnya dibayar, bukan ketika beban gaji terjadi. Utang yang berkaitan
dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal penyesuaian pada akhir periode untuk
semua yang telah menjadi beban tetapi belum dibayar.

10.3 FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA


CATATAN YANG BERSANGKUTAN
Siklus penggajian dan personalia diawali dengan pengangkatan
karyawan/pegawai dan diakhiri dengan pembayaran imbalan atas jasa yang telah
mereka lakukan dan kewajiban pembayaran pajak penghasilan karyawan yang
telah dipotong kepada pemerintah dan institusi lain serta utang biaya tenaga kerja
dan utang PPh karyawan.
10.3.1 Bagian Sumber Daya Manusia (Bagian Personalia)
Bagian ini merupakan bagian yang secara independen mewawancara dan
mengangkat personil yang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan entitas
dan juga merupakan sumber independen catatan untuk memeriksa secara
internal informasi gaji dan upah, termasuk tambahan-tambahan dan
penghapusan dari daftar gaji, serta perubahan gaji/upah dan potongan-
potongan.
 Catatan Kepegaiwaian, meliputi data seperti tanggal pengangkatan, data
pribadi pegawai/karyawan, tingkat gaji/upah, potongan-potongan wajib,
evaluasi kinerja, dan pemberhentian sebagai pegawai.
 Formulir Potongan Wajib, digunakan untuk memotong gaji/upah yang
bersifat wajib
 Surat Keputusan Penetapan Gaji/Upah, digunakan untuk menetapkan
tingkat gaji/upah sesuai dengan peraturan yang berlaku
10.3.2 Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji/Upah
Hal ini berperan penting dalan pengauditan penggajian karena catatan waktu
kerja dan daftar gaji berhubungan langsung dengan biaya tenaga kerja untuk
setiap periode. Terdapat empat aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk
mencegah kesalahan penyajian,yaitu :
a. Pencatatan waktu kerja
b. Ikhtisar dan perhitungan pendapatan kotor, potongan dan pendapatan
bersih
c. Pembayaran gaji/upah
d. Pencatatan gaji/upah
 Catatan Waktu Kerja, adalah dokumen yang menunjukan waktu kerja
pegawai sejak mulai hingga akhir bekerja setiap hari serta jumlah total jam
kerja seorang pegawai, bisa berupa kertas atau elektronik ataupun dalam
bentuk identification card readers
 Kartu Waktu per Job, adalah formulir yang menunjukan untuk job mana
seorang pegawai bekerja pada suatu periode waktu tertentu. Formulir ini
digunakan hanya apabila pegawai bekerja pada job yang berbeda atau pada
bagian yang berbeda.
 File Transaksi Penggajian, berisi semua informasi yang dimasukan ke
dalam sistem dan informasi untuk setiap transaksi seperti, nama dan nomor
identifikasi, tanggal, pendapatan kotor dan pendapatan bersih pegawai,
berbagai macam potongan yang dilakukan perusahaan, dan klasifikasi
akun.
 Jurnal Penggajian atau Daftar, laporan ini dibuat dari file transaksi
penggajian dan biasanya mencakup nama, tanggal, jumlah pendapatan
kotor dan pendapatan bersih, jumlah potongan-potongan dan klasifikasi
akun untuk setiap transaksi.
 Master File Penggajian, adalah file komputer yang digunakan untuk
mencatat transaksi penggajian untuk setiap pegawai dan
menyelenggarakan total upah yang dibayarkan kepada pegawai sampai
saat ini dalam suatu tahun tertentu.
10.3.3 Pembayaran Gaji/Upah
Persetujuan dan pendistribusian gaji/upah harus diawasi untuk menghindari
terjadinya kecurangan. Untuk meningkatkan pengawasan biasanya diproses
secara terpisah dari pembayaran-pembayaran lainnya.
 Pembayaran Gaji/Upah, diberikan kepada pegawai sebagai kompesansi
atas jasa yang mereka berikan kepada perusahaan. Pembayaran ini bisa
berupa check ataupun transfer langsung pada akun-akun pegawai. Jumlah
yang dibayarkan adalah sebesar pendapatan kotor pegawai dikurang
dengan P.Ph karyawan yang bersangkutan serta potongan-potongan lain
yang dilakukan perusahaan selaku juru potong.
 Rekonsiliasi Akun Bank Penggajian, secara independen pentinga
dilakukan karena berfungsi untuk mendeteksi kemungkinan adanya
kesalahan atau kecurangan. Perusahaan bisa menyediakan akun penggajian
imprest yaitu suatu akun penggajian terpisah dengan hanya menyediakan
sejumlah kas yang tidak begitu besar dan dapat ditransfer dengan check
atau electronic funds transfer dari kas besar ke akun imprest segera
sebelum pembayaran gaji/upah dilakukan. Akun imprest akan membatasi
terjadinya kecurangan atas pembayaran gaji/upah pegawai dan
pembayaran ini dilakukan secara terpisah dari pembayaran lainnya serta
cara ini juga menyederhanakan pembuatan rekonsiliasi akun bank untuk
penggajian.
10.3.4 Pembuatan Bukti Potong P.Ph dan Pembayaran Pajak
UU P.Ph mewajibkan perusahaan selaku wajib potong atas gaji karyawan
untuk melakukan pemotongan dan membayarkannya ke kas negara secara
tepat waktu. Untuk mencegah terjadinya kesalahan penyajian dan timbulnya
utang pajak serta denda, sebaiknya dilakukan verifikasi internal secara
independen oleh petugas yang kompeten.
 Bukti Pemotongan P.Ph Pasal 21, besarnya pajak yang harus dibayar
karyawan tergantung pada pendapatan kena pajak masing-masing
karyawan yaitu pendapatan kotor dikurangi dengan pendapatan tidak kena
pajak (PTKP) dikalikan tarif pajak. Bukti pemotongan pajak bulanan akan
menjadi dasar bagi perusahaan untuk menghitung potongan pajak
penghasilan karyawan yang harus disetor setiap bulan. Salah satu lembar
bukti pemotongan nantinya diserahkan kepada karyawan yang
bersangkutan sebagai dasar untuk membuat SPT tahunan.
 Surat Setoran Pajak (SSP), hasil pemotongan pajak penghasilan
karyawan selanjutnya disetorkan ke Kantor Pajak disertai dengan Surat
Setoran Pajak (SSP) selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

10.4 METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBSTANTIVE TRANSAKSI
Pengujian ini sangat diutamakan karena tidak tersedia bukti pihak ketiga yang
independen, seperti misalnya konfirmasi untk memeriksa saldo utang gaji/upah.
Selain itu, dalam kebanyakan audit jumlah saldo akun-akun tersebut umumnya
kecil dan bisa diverifikasi dengan cara yang relative mudah. Meskipun pengujian
pengendalian dan pengujian substatif golongan transaksi merupakan prosedur
teramat penting dalam pengujian penggajian, namun pengujian ini biasanya tidak
dilakukan secara luas. Ada tiga hal mengapa hal tersebut bisa terjadi, yaitu :
a. Karyawan pada umumnya akan protes kepada manajemen apabila dibayar tidak
sesuai dengan jumlah seharusnya
b. Semua transaksi penggajian biasanya seragam dan tidak rumit
c. Transaksi penggajian adalah sesuatu yang menjadi sasaran untuk diaudit oleh
Kantor Pajak dalam rangka penetapan pajak penghasilan yang benar sehingga
perusahaan cenderung melaporkannya dalam jumlah yang benar.
10.4.1 Memahami Pengendalian Internal Siklus Penggajian dan Personalia
Berikut merupakan pengendalian-pengendalian untuk siklus penggajian dan
personalia untuk penilaian resiko pengendalian.
 Pemisahan Tugas yang Memadai, artinya dalam siklus penggajian dan
personalia, terutama untuk mencegah terjadinya pembayaran berlebih dan
pembayaran kepada pegawai fiktif. Fungsi penggajian harus dilakukan
independen terhadap bagian sumber daya manusia (personalia) yang
mengendalikan aktivitas kunci pengendalian, seperti penambahan dan
pengurangan pegawai. Pembuatan daftar gaji/upah juga harus dipisahkan
dari pembayaran atau penyerahan gaji/upah kepada para karyawan.
 Pengotorisasian yang Tepat, jumlah jam kerja setiap pegawai, terutama
jam kerja lembur, harus mendapatkan otorisasi dari penyelia (supervisor)
 Dokumen dan Catatan yang Memadai, tergantung pada sifat dari sistem
penggajian. Catatan waktu kerja diperlukan untuk pegawai-pegawai yang
dibayar dengan gaji tetap bulanan. Untuk pegawai-pegawai lain yang
dibayar berdasarkan jumlah yang dihasilkan atau dengan sistem insentif,
diperlukan catatan yang berbeda.
 Pengawasan Fisik atas Aset dan Catatan, akses untuk terjadinya check
gaji tidak bertanda tangan harus dicegah, check harus ditandatangani oleh
petugas yang ditetapkan oleh perusahaan, dan gaji harus dibayarkan oleh
seseorang yang independen dari fungsi pembuatan daftar gaji dan fungsi
pencatatan waktu.
 Pengecekan Independen atas Pelaksanaan Kerja, perhitungan dalam
daftar gaji harus diverifikasi secara independen, termasuk dengan
melakukan pembandingan antara batch total dengan laporan ikhtisar. Hal
ini dikarenakan, untuk menghindari terjadinya kesalahan penyajian atau
jumlah yang tidak lazim.
10.4.2 Pemotongan Pajak P.Ph 21 dan Pembayarannya ke Kas Negara
Pada banyak perusahaan, pajak penghasilan karyawan dan pemotongan lain
merupakan pos yang penting, karena jumlahnya seringkali material dan
adanya potensi tidak membayar pajak tepat waktu.
 Pemotongan Pajak P.Ph 21, sebagai bagian dari pemahaman atas
pengendalian internal, auditor harus memahami bagaimana perusahaan
memotong gaji/penghasilan.
 Pembayaran Pajak Penghasilan Karyawan dan Potongan Lain Tepat
Waktu, auditor haru melakukan pengujian tentang kepatuhan klien dalam
menaati kewjiban menyetorkan semua pemotongan atas penghasilan kotor
karyawan yang telah dilakukannya. Pemotongan tersebut meliputi
pemotongan P.Ph 21, dana pensiun pegawai, asuransi wajib, iuran serikat
pekerja, dan sebagainya. Dengan cara ini , auditor akan dengan mudah
memastikan apakah klien telah melakukan penyetoran hasil potongan yang
benar secara tepat waktu dengan membandingkan pengeluaran kas dengan
catatan gaji/upah karyawan.
10.4.3 Pertimbangan Persediaan dan Kecurangan Penggajian
Auditor sering memperluas prosedur audit atas penggajian apabila, penggajian
memengaruhi penilaian persediaan secara signifikan atau apabila auditor
merasa khawatir dengan kemungkinan terjadinya kecurangan transaksi
penggajian.
 Hubungan antara Penggajian dengan Penilaian Persediaan, apabila
gaji merupakan bagian yang signifikan dalam persediaan, penggolongan
akun bisa berpengaruh secara material terhadap penilaian aset-aset.
Sebagai contoh, pembebanan biaya overhead ke persediaan pada tanggal
neraca bisa lebih saji apabila gaji pegawai bagian administrasi secara tidak
sengaja atau sengaja telah diperlakukan sebagai biaya produksi tak
langsung. Demikian pula penilaian persediaan akan terpengaruh apabila
biaya tenaga kerja langsung seorang pegawai keliru dibebankan pada job
atau proses yang tidak sesuai. Apabila suatu pesanan akan ditagih kepada
pemesan atas dasar cost-plus-basis, maka pendapatan dan penilaian
persediaan keduanya akan terpengaruh oleh pembebanan biaya tenaga
kerja pada job yang salah.
 Pengujian atas Tenaga Kerja Fiktif, untuk menguji ada atau tidaknya
pegawai fiktif, auditor menelusur dengan memilih sejumlah transaksi
terbukukan dalam jurnal penggajian ke bagian sumber daya manusia untuk
memastikan apakah pegawai benar-benar merupakan pegawai perusahaan
pada periode yang diaudit.
 Pengujian atas Kecurangan dalam Jam Kerja, hal ini terjadi apabila
seorang pegawai melaporkan waktu kerja yang lebih banyak dari jam atau
hari kerja sesungguhnya. Salah satu prosedur yang dilakukan untuk dapat
mengatasi hal ini adalah dengan merekonsiliasi antara total jam kerja yang
dibayar sesuai dengan daftar gaji/upah dengan suatu catatan independen
tentang jam kerja, seperti misalnya catatan jam kerja yang terdapat di
bagian produksi.

10.5 METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN RINCI SALDO


Auditor akan mengikuti metedeologi untuk merancang pengujian atas rinci
saldo setelah menyelesaikan penilaian resiko pengendalian dan melaksanakan
pengujian pengendalian serta pengujian substantive atas transaksi serta menilai
kemungkinan salah saji akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan
personalia. Tahapan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo
untuk kewajiban penggajian adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Penggajian (Tahap 1)
Risiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi penggajian tidak
mungkin terjadi pada sebagian besar perusahaan . Aakan tetapi , risiko bisnis klien itu
mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang kompleks , yang mencakup
bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan kompensasi yang ditangguhkan
lainnya . Seabagai contoh , banyak perusahaan teknologi dan lainnya menyediakan
opsi saham yang ekstensif sebagai bagian dari paket kompensasinya untuk karyawan
kunci yang secara signifikan mempengaruhi beban kompensasi dan ekuitas pemegang
saham . 

2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren
(Tahap I)
Selain potensi kecurangan, risiko inheren umumnya juga redah bagi semua
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Jika sebagian besar transaksi melibatkan
kas, ada risiko inheren berupa kecurangan penggajian. Karena itu auditor sering
mempertimbangkan pentinngnya tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-
keterjadian. Sebagai bagian dari pemahaman mengenai klien, auditor dapat
mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan penggajian yang kompleks,
seperti rencana kompensasi berdasarkan saham yang dapat meningkatkan risiko
inheren yang berhubungan denngan akuntansi dan pengungkapan kesepakatan
tersebut.
3. Menilai Risiko Pengendalian dan Melaksanakan Pengujian yang Terkait (Tahap
I dan II)
Menggunakan penilaian risiko pengendalian dan pengujian pengendalian serta
pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan.
4. Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin

Membandingkan saldo akun beban penggajian Salah saji akun beban penggajian
dengan tahun-tahun sebelumnya(disesuaikan
dengan kenaikan tingkat upah dan kenaikan
volume)

Membandingkan tenaga kerja langsung sebagai Salah saji tenaga kerja langsung dan persediaan
persentase dari pennjualan dengan tahun-tahun
sebelumnya.

Membandingkan beban komisi sebagai persentase Salah saji beban komisi dan kewajiban komisi
dari penjualan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Membandingkan beban pajak penggajian sebagai Salah saji beban pajak penggajian  dan kewajiban
persentase dari gaji dan upah dengan tahun-tahun pajak penggajian
sebelumnya (disesuaikan dengan perubahan tarif
pajak).

Membandingkan akun pajak penggajian akrual Salah saji pajak penggajian akrual dan beban pajak
dengan tahun-tahun sebelumnya. penggajian

5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun


Kewajiban dan Beban (Tahap III)
 Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian yaitu beban
penggajian akrual (accrued payroll expense), biasanya bersifat langsung jika
pengendalian internal telah beroperasi secara efektif. Dua tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban penggajian adalah:
1) Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (keakuratan)
2) Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode yang
benar (pisah batas).

Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan bahwa tidak ada
kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini adalah beberapa akun
kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia:

a) Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan


Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum diayar kepada pemerintah dapat diuji
dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak penggajian
yang dibuat pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode selanjutnya. Pos-
pos yang dipotong lainnya seperti tabungan pension, iuran sertifikat pekerja, obligasi
tabungan, dan asuransi dapat diverifikasi dengan cara yang sama.
b) Gaji dan Upah Akrual
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah yang telah
menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga periode selanjutnya.
Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji serta upah akrual tergantung pada
kebijakan perusahaan. Beberapa perusahaan menghitung jam kerja yang benar-benar
dihasilkan selama periode berjalan dan dibayarkan pada periode selanjutnya. Setelah
auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan upah dan mengetahui
bahwa hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya, prosedur audit yang tepat
untuk menguji pisah batas dan keakuratan adalah menghitung ulang akrual klien. Salah
saji yang paling mungkin dari setiap signifikansi saldo adalah kelalaian untuk
memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi belum dibayar.
c) Komisi akrual
Dalam memverifikasi komisi akrual, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian menguji perhitungannya
berdasarkan perjanjian tersebut. Auditor harus membandingkan metode untuk
mengakrualkan komisi dengan tahun-tahun sebelumnya demi tujuan  konsistensi.
d) Bonus Akrual.
Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada para pejabat
dan karyawan merupakan pos yang sangat besar sehingga kelalaian untuk mencatatnya
dapat menimbulkan salah saji material.
e) Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Akrual dari kewajiban-kewajiban yang relatif konsisten dengan tahun sebelumnya
merupakan pertimbangan yang paling penting saat mengevaluasi kewajaran
jumlahnya. Kebijakan perusahaan harus sesuai dengan standar akuntansi mengenai
absen yang diberi kompensasi.
f) Pajak Penghasilan Akrual
Pajak penggajian seperti FICA dan pajak pengangguran negara bagian serta federal,
bisa diverifikasi dengan cara memeriksa formulir pajak yang disiapkan pada periode
selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus dicatat sebagai kewajiban
pada tanggal neraca.
g) Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban
Beberapa akun pada laporan laba rugi dipengaruhi oleh transaksi penggajian. Pada
pos ini yang paling penting yaitu gaji dan bonus pejabat, gaji kantor, gaji komisis
penjualan, serta tenaga kerja manufaktur langsung. Biaya dapat dikelompokan lebih
lanjut menurut divisi, produk, atau cabang. Tunjangan atau manfaat seperti asuransi
kesehatan dapat dimasukkan ke dalam kelompok beban.

h) Kompensasi Pejabat
Auditor harus memferivikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan jumlah
yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya harus dimasukkan
dalam form 10-K SEC dan SPT pajak penghasilan federal.
i) Komisi
Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi pada setiap
jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam kategori tersebut. Jika informasi yang
diinginkan tidak tersedia, mungkin diperlukan pengujian pembayaran komisi tahunan
atau bulanan untuk tenaga penjualan tertentu dan menelusuri total pembayaran komisi.
j) Beban Pajak Penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan merekonsiliasi total
penggajian disetiap formulir pajak penggajian dengan total penggajian untuk seluruh
tahun. Lalu Total pajak penggajian dapat dihitung ulang dengan mengalikan tingkat
yang sesuai dengan penggajian kena pajak.
k) Total Penggajian
Pengujian yang sangat berhubungan dengan pengujian pajak penggajian yaitu
rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum dengan SPT pajak
penggajian dan formulir W2. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan
apakah transaksi penggajian dibebankan kedalam akun non penggajian atau sama
sekali tidak dicatat dijurnal penggajian.
l) Tenaga Kerja Kontrak
Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi yang melakukan kontrak
dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Individu yang menyediakan jasa
dipekerjakan oleh organisasi luar.
m) Tujuan Penyajian dan Pengungkapan
Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan personalia
tidaklah mendalam. Akan tetapi, beberapa transaksi yang kompleks, seperti opsi saham
dan rencana kompensasi pejabat eksekutif lainnya mungkin memerlukan
pengungkapan catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan prosedur audit yang
berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian
atas rincian saldo akun kewajiban dan beban.

DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Yusuf 2014, Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II, Yogyakarta: STIE
YKPN.
Fadhilla, Nur Alifia. 2019. Audit Siklus Penggajian dan personalia. Tersedia Pada
http://alifianurfadhilla.blogspot.com/2019/05/audit-siklus-penggajian-dan-personalia.html.
Diakses pada Tanggal 12 November 2021.

You might also like