You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERSEPSI SENSORI PADA KLIEN

NN. ”K” DENGAN DIAGNOSA OTITIS MEDIA AKUT


DI RUANG PERAWATAN KELAS MAWAR
RSU PERMATA MEDIKA
TAHUN 2014

A. RIWAYAT SINGKAT PASIEN.


a. IdentitasPasien
Nama : Nn. K
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : belum kawin
Agama : islam
Alamat : kebumen
Pekerjaan : tidak ada
b. Tgl Masuk RS : 17 November 2014
c. Tgl Pengkajian : 18 November 2014
d. Dignosa Medis : otitis media akut
e. Keluhan Utama : nyeri pada telinga
f. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengatakan : keluhan nyeri telinga, keluar cairan putih dari telinga kanan yang
berbau disertai dengan demam. Pasien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak, nyeri
dirasakan seperti diremas-remas, nyeri telinga secara terus menerus, skala nyeri 5. Pasien
mengatakan mempunyai kebiasaan membersihkan telinga menggunakan peniti setiap
hari, ketika sakit pasien hanya memberikan tetes telinga hingga pasienpun ke rumah sakit
untuk memeriksakan telinganya
g. Riwaya Penyakit Terdahulu :
Klien mengatakan : memiliki riwayat batuk dan pilek yang sering berulang dan dua
hari terakhir tiba-tiba keluar cairan bening dari telinga kiri dengan konsistensi kenyal dan
tidak bau. Dan tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya dengan gejala yang
seperti ini.
B. GENOGRAM

G. I
? ?

58 54 thn G. II
thn

G. III
29 thn 25 thn

Otittis media akut

keterangan : Tinggal serumah

- Generasi I : kakek klien dari ibunya sudah meninggal penyebab kematian tidak diketahui
sedangkan nenek dari ibunya mengidap penyakit DM (umur tidak diketahui)
- Generasi II : ayah klien juga memiliki riwayat keluarga (tipes,lambung,bronhitis)
- Generasi III : klien berada di generasi ketiga anak terakhir dari 2 bersaudara, tidak ada
yang menderita penyakit yang sama dengan klien .
C. PENGKAJIAN POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan kurang memperhatikan kesehatannya sehingga membersihkan
telinganya menggunakan peniti dan untuk kebersihan lingkungan dia acuh tak acuh
untuk membersihkannya.
 Keadaan Sejak Sakit
Klien mengatakan mulai mengurangi menggunakan peniti hanya saja terkadang lupa
karena ia sudah kebiasaan mengunakan peniti.
 Data Obyektif
Klien terlihat sesekali membersihkan telinga masih menggunakan peniti.

2. Pola Nutrisi Metabolik


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
pasien mengatakan makan 3 x/ hari porsi makan di habiskan dengan menu makanan
terdapat nasi, ikan, sayur hijau dan buah. Minum 8 gelas/ hari, tidak pernah
mengonsumsi suplemen vitamin, Tidak ada makanan yang bisa membuat dia terjadi
alergi dan pasien tidak ada diet khusus
 Keadaan Sejak Sakit
pasien mengatakan asupan makan dan minum masih sama seperti sebelum ia sakit.
 Data Obyektif
Klien tidak terlihat lelah akibat kurang nitrisi atau kurang cairan

3. Pola Eliminasi
 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan BAK 5x/ hari, warnanya kuning jernih dan baunya
seperti bau urine semestinya.
BAB frekuensi 1x/ hari pagi. Saat BAB tidak terdapat darah yang keluar bersama
feces, konsistensi : padat dan warna feces coklat kekuningan. Serta keringat yang di
keluarkan tidak banyak karena pasien jarang beraktivitas atau berolahraga melainkan
membersihkan rumah saja
 Keadaan Sejak Sakit
Selama sakit pasin mengatakan BAK 5x/ hari, BAB 1x/ hari pagi, untuk konsistensi
dan warna masih sama dengan keadaan sebelum sakit, keringat yang di keluarkan
cukup banyak karena pasien mengalami hipertermi sehingga cairannya berlebihan
namun keluarga tetap memberikan minum yang cukup agar bisa terpenuhi cairan
pasien
 Data Obyektif
Klien terlihat tidak ada perubahan yang signifikan melainkan keringat tetapi keringat
yang keluar hanya karena suhu tubuh di atas batas normal yakni 39*C

4. Pola Aktivitas dan Latihan


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
pasien mengatakan aktivitasnya dapat dilakukan sendiri, tidak pernah berolahraga
selama lulus sekolah, dan aktivitasnya di waktu senggang di gunakan dengan
menonton, main game atau tidur
 Keadaan Sejak Sakit
pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarga (seperti: dibantu jalan ke KM
untuk BAK, BAB). Olahraga tidak pernah dilakukan karena keterbatan gerak karena
infus yang terpasang dan hanya terbaring di tempat tidur.

 Data Obyektif
Terlihat pasien saat beraktivitas di bantu oleh keluarga dan terpasang infus sehingga
pasien di bantu dan hanya terbaring di tempat tidur.

5. Pola Tidur dan Istirahat


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan pola istirahatnya teratur (sekitar jam 21.00 sudah
tidur), dan tidurnya nyenyak jika di rumah (lamanya tidur 7-8 jam). Dan siang hari
tidur sekitar 1-2 jam. Sebelum tidur hanya makan dan menonton tv lalu tidur. Dan
saat tidur tidak punya masalah mau matikan lampu atau tidak, pasien hanya tidak bisa
tidur jika tidak menguunakan bantal guling
 Keadaan Sejak Sakit
Selama sakit pasien mengatakan sulit tidur (lamanya tidur sekitar 5-6 jam) karena
telinganya nyeri. Terkadang tidur nyenyak dan saat nyeri datang, tiba-tiba pasien
terbangun dan sulit untuk tidur kembali. Serta tidur menggunakan bantal guling
 Data Obyektif
Klien terlihat meringis menahan nyeri dengan skala 5 yang terjadi di telinga yang
menyebabkan pasien selalu terbangun tiba-tiba dan tidur mengunakan bantal guling

6. Pola Persepsi Kognitif dan Perseptual


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan merasakan tenang dalam kehidupan sehari-hari dan tidak pernah
merasakan nyeri dan tidak ada gangguan terhadap pola pemikirannya. Tidak
menggunakan alat bantu pada sistem persepsi sensori (mis. Kacamata, alat bantu
pendengaran, dll)
 Keadaan Sejak Sakit
Pasien mengatakan sering menahan nyeri dan banyak pikiran karena selalu
memikirkan tentang penyakitnya. Cara manahan nyeri dengan merisngis atau
menangis jika nyeri tidak tertahankan
 DataObyektif
pasien tampak menangis, meringis dan cemas

7. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan tidak minder dengan orang terdekatnya dan tetap percaya akan diri
sendiri.
 Keadaan Sejak Sakit
Klien mengatakan minder pada orang terdekat dan tidak percaya diri saat berada di
dekat seseorang akibat cairan yang keluar pada telinga yang berbau busuk
 Data Obyektif
Klien terlihat selalu menyendiri dan malu untuk berdekatan dengan keluarga karena
cairan yang keluar pada telinga yang berbau busuk.

8. Pola Peran dan Hubungan Dengan Sesama


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan hubungan dengan sesamanya sangat bagus tidak ada masalah
apapun. Keluarga selalu mendukung pasien dalam hal apapun.
 Keadaan Sejak Sakit
Pasien mengatakan hubungannya mulai tidak baik karena pasien minder dengan
kondisinya sekarang di sebabkan cairan yang keluar pada telinga berbau. Saat sakit
keluarga selalu memberi dukungan agar tetap tegar menirima segala cobaan yang di
berikan dan meyakinkan diri saya bisa sembuh.
 Data Obyektif
Klien terlihat berkomunikasi namun terbatas dan pasien terlihat minder.

9. Pola Reproduksi – Seksualitas


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan siklus haidnya 28 hari, frekuensi darah lumayan lancar, warna
seperti merah darah semestinya dan itu selalu teratur, serta kebersihan genetalia selalu
di perhatikan.
 Keadaan Sejak Sakit
Pasien mengatakan pada saat masuk ke rs ia sudah menstruasi dan frekuansi darah
masih sama dengan sebelum sakit begitupula dengan konsistensi atau warna.
 Data Obyektif

Pasien terlihat tidak ada masalah pada sistem reproduksi.

10. Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan saat ada masalah selalu mengungkapkan dengan ibunda dan salah
seorang sahabatnya dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Saat
ada masalah juga dia bisa mengontrol emosi. Tidak menggunakan obat-obat tertentu.
 Keadaan Sejak Sakit
Klien mengatakan ibunda dan sahabatnya masih selalu mendampinginya disaat ada
masalah dan mencari solusi yang baik hanya saja saya mengasingkan diri karena malu
dengan keadaan sekarang. Hanya menggunakan obat yang di berikan oleh perawat,
selain dari ktu tidak ada.
 Data Obyektif
Klien terlihat mengasingkan diri dan terlihat diam terus walau ibunda dan sahabatnya
selalu ada di dekat pasien. Dan pasien terlihat teratur minum obat yang di anjurkan.

11. Pola Sistem Nilai Kepercayaan


 Data Subyektif
 Keadaan Sebelum Sakit
Pasien mengatakan Sebelum sakit melakukan sholat 5 waktu dengan tepat waktu dan
terkadang shalat berjamaah di mesjid.
 Keadaan Sejak Sakit
Pasien mengatakan Selama sakit shalat 5 waktu dengan cara berbaring. Dan dia yakin
dengan berobat kerumah sakit ia bisa sembuh dengan menjaga semua kesehatannya.
 Data Obyektif
Diruangan pasien terlihat beribadah dengan berbaring.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan fisik/biologis
TD : 120/80 mmHg
N : 110x/menit
RR : 20x/menit
S : 39ºC
Skala nyeri : 5 (skala 1-10)
BB : 52 kg
TB : 150 cm

 Kesadaran :

GCS :
E:4 V:5 M:6
Ket :
 Di berikan angka 4 karena pada saat pasien sedang baring dan nama pasien di
sebut dia langsung spontan mencari siapa yang memamnggil namanya.
 Di berikan angka 5 karena pasien dapat mengerti apa yang di katakan oleh
keluarga dan perawat dan berorientasi dengan baik
 Di berikan angka 6 karena pada saat pasien di berikan rangsangan dengan
cubitan pasien langsung spontan berteriak kesakitan/mengikuti perintah

 Kepala :

 Rambut :

 Muka :
 Mata :

 Telinga :

Tambahan : perforasi membran timpani dan ada cairan berwarna putih kental.

 Hidung :

 Mulut :

 Gigi :

 Lidah :

 Tenggorokan :

 Leher :
 Dada :

 Abdomen :

 Genitalia :

 Integument :

 Ekstremitas :
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Test Laboratorium Kimia Darah

1. Laboratorium
Tanggal Satuan
17
Pemeriksaan Nilai Normal
November
2014
HB 14.0–16.0 gr/%
Eritrosit 4.20–6.20 Juta/µL
Hematokrit 34.0–52.0 %
JmlLeucosit 4.80–10.80 10ˆ3/µL
JmlTrombosit 150–450 Rb/ µL
MCV 27–31 pg/mL
MCHC 31.4–38.5 g/mL
RDW-CV 10–20 %
Basofil 0.4 %
Eosinofil 0.7–7.0 %
Neutrofil 34.0–71.0 %
Limposit 19.3–53.1 %
Monosit 4.7–11.5 %
Neutrofil 34.0 – 71.0 %
Ureum 10 – 50 %
Kreatinin < 1.4
GDS <200 mg/dL
Natrium 135–147 mmol/L
Kalium 3.5–5.5 mmol/L
Klorida 94–111 mmol/L
Asamurat 3.4–7.0 mg/dL
Protein Total 6.6–8.7 g/dL
Albumin 3.50–5.00 g/dL
Globulin 1.5–3.5 g/dL
Gliko HbA1c < 5.7
Estimated Average Glukosa < 140
Bilirubin Total 0.30–1.00 mg/dL
Bilirubin Direk < 0.25 mg/dL
Bilirubin Indirek 0.20–0.70 mgl/dL
SGOT (AST) 10–36 Iµ/L
SGPT (ALT) 10–45 Iµ/L
Gamma GT 7–49 µ/L
Alkali Fosfatase 35–135 Iµ/L
Kolesterol Total <200 mg/dL
Kolesterol HDL L: >40 W: mg/dL
>50
Kolesterol LDL <100 mg/dL
Trigliserida <150 mg/dL
Glokosa KH (KurvaHarian
Glukosa 35–135 mg/dL
Glukosa 2 jam <140 mg/dL
PP
Glukosa jam 16 < 140 mg/dL
2. Urinalisa
Warna kuning Kuning
Kekeruhan jernih Jernih
BeratJenis - < 1.030
Ph 5.0–8.0
Protein Neg mg/dL
GlukosaUrin Neg mg/dL
Keton Neg mg/dL
Darah Samar Neg
(Urin)
Bilirubin Neg
Urobilinogen 3.2–16.0 µmol/L
SelEpitel 0–1 /LPB
Leucosit 0–2 /LPB
Eritrosit 0–1 /LPB
Spesimen cairan yang keluar ditelinga : berwarna putih kental
F. DAFTAR OBAT YANG DI BERIKAN PADA PASIEN
No Nama Obat Dosis indikasi Kontra indikasi Efek samping
. Obat
1. Amoxcicillin Dewasa 1. Infeksi Pada pasien yang Ruam, mual,
(antibiotik) 500 mg 3 tenggorokan. pernah mengalami muntah, diare,
x sehari 2. Infeksi amandel alergi terhadap sakit kepala dan
melalui 3. Infeksi telinga antibiotik biasaya terjadi
oral 4. Infeksi saluran amoxcicilin dan nyeri perut
kemih ampisilinn. ringan.
5. Infeksi kulit
6. Sakit maag yang
di sertai infeksi
7. Penyakit
menular seksual
(raja singa)
8. Infeksi lapisan
jantung.
2. Asam mefenamat Dosis 1. Pengobatan 1. Penderita luka Iritasi saluran
( analgetik) awal rematik lambung dan cerna, mual,
diberikan 2. Mengurangi usus diare, dan
500 mg nyeri ringan. 2. Ibu meyusui anemia, pusing,
kemudian 3. Peradangan sulit tidur, nafsu
di 4. Nyeri gigi makan menurun
lanjutkan 5. Nyeri menstruasi dan kelelahan.
4 x 250 6. Nyeri otot dan
mg sendi
dengan 7. Nyeri setelah
oral melahirkan
3. Methylprednisolon 48 1. Artritis (radang Pda penderita Sulit tidur, kulit
(anti radang) mg/hari, sendi) infeksi jamur (selain kering dan
oral. Jika 2. Rematik pada kulit), menipis,
melalui 3. Reaksi alergi pemyakit hati, usus, produksi keringat
IV atau serius jantung, diabetes, meningkat,
IM 10-40 4. Kelainan sel hipertensi, tbc, sakkit kepala,
mg/hari darah osteoporosis, dan mual, dan perut
5. Penyakit kejang menjadi terasa
peradangan kambung.
6. Gangguan pada
mata dan telinga
G. ANALISA DATA 

NO Data ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Pasien mengatakan Kuman masuk ke telinga tengah Nyeri akut
nyeri telinga 
P: nyeri bertambah saat Peradangan
bergerak 
Q: nyeri dirasakan seperti
diremas-remas Tindakan mastoidektomi

R: nyeri pada telinga kanan


S: Skala nyeri 5
Nyeri akut
T: nyeri terus menerus 
DO :
serumen kental dan terdapat
perforasi pada membrane
timpani telinga kanan, 
TTV :
TD :120/80mmHg, 
N : 110x/menit, 
RR : 20x/menit, 
S : 39ºC

2. Ds : ruptur membran timfani karena Gangguan citra tubuh


Pasien mengatakan jarang desakan
berkumpul dengan keluarga
sejak sakit karena dia malu secret keluar dan berbau tidak enak
dengan keadaannya
sekarang
DO:  Gangguan citra tubuh

• serumen kental dan
terdapat perforasi pada
membrane timpani telinga
kanan, yang berbau
sehingga pasien
mengasingkan diri dari
keluarga

3. DS:  Peradangan pada telinga bagian Resiko infeksi


Pasien mengatakan dalam
mempunyai kebiasaan
membersihkan telinga
menggunakan peniti setiap Pengobatan tidak tuntas/episode

hari, ketika sakit pasien berulang

hanya memberikan tetes


telinga
DO :
Resiko infeksi
Terlihat keluar cairan
berwarna putih kental
ditelinga. Resiko tinggi
infeksi 

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tgl ditemukan Tgl teratasi
1. Nyeri akut b.d mengekspresikan prilaku 17 November 2014 19 November 2014
(mis. Gelisah,meringis dan menangis)

2. Resiko infeksi b.d ketidak(supresi respon 17 November 2014 20 November 2014


inflamasi)
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada 18 November 2014 20 November 2014
penampilan tubuh (secret berbau)
I. INTERVENSI KEPERAWATAN 

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan
Nyeri akut b.d Tujuan : Observasi :
Proses peradangan Pain level, pain control and 1. Identifikasi skala nyeri
di tandai dengan comfort level 2. Identifikasi karakteristik, lokasi,
edema Kriteria hasil : durasi, frekuensi nyeri
(pembengkakan)  Mampu mengontrol 3. Identifikasi faktor yang
nyeri memperberat dam memperingan
 Nyeri berkurang atau nyeri
hilang 4. Monitor efek samping penggunaan
 Mampu mengenali analgetik
nyeri Mandiri :
5. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat/dingin)
6. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
7. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
8. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
9. Ajarkan terknik nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri
10. Anjurkan menggunakan
analgetik dengan tepat
Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan ctra tubuh Tujuan : Observasi :
b.d perubahan pada Body image and self 1. Identifikasi harapan citra tubuh
penampilan tubuh esteem berdasarkan tahap
(secret berbau) Kriteria hasil : perkembangan
 Mampu 2. Identifikasi perubahan citra
mengidentifikasi tubuh yang mengakibatkan
kekuatan personal isolasi sosial
 Mendeskripsikan 3. Monitor frekuensi pernyataan
secara faktual kritik terhadap diri sendiri
perubahan fungsi Terapeutik :
tubuh 4. Diskusikan perubahan tubuh dan
 Mempertahankan fungsinya
interaksi sosial 5. Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh
6. Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi :
7. Jelaskan pada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
8. Latih fungsi tubuh yang di
miliki
9. Latih peningkatan penampilan
diri (berdandan)

3. Resiko infeksi b.d Tujuan : Observasi :


respon inflamasi Infeksi terkontrol 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Kriteria hasil : sistemik dan lokal
 Klien bebas dari tanda 2. Monitor kerentangan terhadap
gejala infesi infeksi
 Menunjukkan perilaku Mandiri :
hidup sehat 3. Dorong masukan nutrisi yang
 Menujukkan cukup
kemampuan untuk 4. Dorong masukan cairan
mencegah timbulnya 5. Dorong istirahat
infeksi Edukasi :
6. Ajarkan pasien dan keluarga
mengenal gejala infeksi
7. Ajarkan cara menghindari
infeksi
Kolaborasi :
8. Berikan terapi antibiotik (bila
perlu)
9. berikan obat tetes telinga
J. IMPLEMENTASI
HARI/TGL NDX JAM IMPLEMENTASI

18 November 1 07.30
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mengidentifikasi karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi nyeri
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dam memperingan
nyeri
4. Memonitor efek samping penggunaan analgetik
5. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (kompres hangat/dingin)
6. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri
7. Memfasilitasi istirahat tidur
8. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
9. Mengajarkan terknik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri
10. Menganjurkan menggunakan analgetik dengan tepat
11. Mengkolaborasi pemberian analgetik
18 november 3 17.00
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
2. Memonitor kerentangan terhadap infeksi
3. Mendorong masukan nutrisi yang cukup
4. Mendorong masukan cairan
5. Mendorong istirahat
6. Mengajarkan pasien dan keluarga mengenal gejala infeksi
7. Mengajarkan cara menghindari infeksi
8. Memberikan terapi antibiotik (bila perlu)

18 november 2 21.15
1. Mengidentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
2. Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
isolasi sosial
3. Memonitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
4. Mendiskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
5. Mendiskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh
6. Mendiskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan
citra tubuh
7. Menjelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan citra
tubuh
8. Melatih fungsi tubuh yang di miliki
9. Melatih peningkatan penampilan diri (berdandan)

19 november 1 16.30 a. Mengidentifikasi skala nyeri


b. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dam memperingan
nyeri
c. Memonitor efek samping penggunaan analgetik
d. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (kompres hangat/dingin)
e. Menganjurkan menggunakan analgetik dengan tepat

20 november 3 10.00 1. Memonitor kerentangan terhadap infeksi


2. Mengajarkan cara menghindari infeksi
3. Memberikan terapi antibiotik (bila perlu)
4. Memberikaan obat tetes telinga

20 november 2 20.00 1. Menjelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan citra


tubuh
2. Melatih fungsi tubuh yang di miliki
3. Melatih peningkatan penampilan diri (berdandan)

K. EVALUASI 
Hari/tanggal NDX Jam Evaluasi (SOAP)
18 1 09.00 S: Pasien mengatakan nyeri dan tekanan ditelinga sedikit berkurang 
November O: Pasien tampak menahan tekanan sakit telinga(meringis) 
2014 A: Masalah belum teratasi 
P: Lanjutkan intervensi 

18 3 S: Pasien mengatakan sedikit nyaman sesudah telinga diirigasi 


november O: Pasien memegang-megang telinga ketika tangan kotor 
2014 A: Masalah teratasi sebagian 
P: Lanjutkan interensi 

18 2 S : Pasien mengatakan sudah mulai membuka untuk tidak


november mengasingkan diri
2014 O : Pasien terlihat mulai akrab lagi dengan anggota keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
19 1 S : Pasien mengatakan nyei udah sangat berkurang, nyeri datang
november sesekali saja namun jarang
2014 O : Pasien terlihat sudah tidak meringis
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
20 3 S : Pasien mengatakan nyaman dengan telinga selalu di bersihkan
november tidak mengunnakan peniti
2014 O : pasien terlihat selalu memperhatikan kebersihan telinga
menggunakan korek kuping bukan dengan peniti lagi
A : masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
20 2 S : Pasien mengatakan sudah percaya diri dan tidak mengasingkan
november diri karena bau pada telinga sudah berkurang dan keluarga juga sudah
2014 tidak menjauh dari pasien
O : pasien terlihat berdandan walau hanya menggunakan bedak dan
lipstiks saja
A : Masalah sudah teratasi
P : Pertahankan intervensi

L. DISCHARGE PLANNING
1) Istirahat yang cukup untuk mengatasi infeksi
2) Tidak di anjurkan mengobati sendiri sebelum konsultasi dengan dokter
3) Liang telinga dapat bersih dengan sendirinya sehingga tidak perlu dibersikan dengan
katenbuds
4) Hindari maukkan apapun ketelinga
5) Bila kotoran terbentuk berlebih konsultasikan dengan dokter spesialis THT
6) Jagalah telinga tetap kering
7) Hindari penerbangan saat infeksi telinga

You might also like