You are on page 1of 34

ANXIETY

DISORDER
Anxiety Disorders (1)

• Anxiety → Suasana perasaan yang ditandai oleh emosi


negatif yang sangat kuat dan gejala-gejala fisik seperti
ketegangan, yang muncul pada anak dikarenakan oleh
kekhawatiran mereka terhadap bahaya yang timbul di
masa yang akan datang (Barlow, 2002 dalam Abnormal
Child Psychology).

• Beda fear dan anxiety ???


Anxiety Disorders (2)

Symptoms of anxiety (Barrios & Hartmann, 1997):

1. Behavioral responses → menghindar, berlari, menutup


mata, menangis, berteriak, gagap, dsb

2. Cognitive responses → pikiran akan dilukai, pikiran


akan disakiti, menilai rendah diri sendiri, dsb

3. Physiological responses → detak jantung lebih cepat,


sakit perut, mual, muntah dsb
Anxiety Disorders (3)
Common Fears in Infancy, Childhood, and
Adolescent
Age Objects of Fear
0 – 6 months Loss of physical support, loud noises
7 – 12 months Strangers, sudden, unexpected, or looming objects
1 years Separation from parent, injury, toilet, strangers
2 years Loud noises, animals, dark room, separation from parent, large
objects, change in personal environment
3 years Masks, dark, animals, separation from parent
4 years Separation from parent, animals, dark, noises
5 years Animals, “bad” people, dark, separation from parent, bodily
injuries
6 years Supernatural beings, bodily injuries, thunder and lightning,
dark, sleeping or staying alone, separation from parent
7 – 8 years Supernatural beings, dark, staying alone, bodily injuries
Anxiety Disorders (4)
Common Fears in Infancy, Childhood, and
Adolescent
Age Objects of Fear
9 – 12 years Tests an examinations in school, school performance, bodily
injuries, physical appearance, social concerns, thunder and
lightning, death
Adolescence Personal relations, personal appearance, school, political
issues, future, animals, supernatural phenomena, natural
disarters, safety
Anxiety Diosrders
• Separation Anxiety Disorder (SAD)
• Generalized Anxiety Disorder (GAD)
• Specific Phobia
• Social Phobia
• Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
• Panic Disorder (PD)
• Panic Disorder with Agoraphobia
• Post-traumatic Stress Disorder (PTSD)
• Acute Stress Disorder
Obsessive Compulsive
Disorder (1)

• Obsession → ide, pemikiran, dorongan, atau bayangan


yang muncul terus menerus, menetap dan tidak dapat
dikendalikan.

• Compulsive → perilaku atau tindakan mental yang


dimunculkan secara berulang-ulang, yang dilakukan
secara sengaja untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan pikiran-pikiran obsesif.
Obsessive Compulsive
Disorder (2)
Pedoman Diagnostik untuk OCD (DSM-IV TR)

a. Obsesi dan kompulsi

Obsesi didefinisikan oleh (1), (2), (3), (4):

(1) Pemikiran, ide, dorongan atau bayangan untuk melakukan suatu


tindakan yang muncul secara terus menerus dan menetap, bersifat
berlebihan dan dirasakan tidak sesuai sehingga menimbulkan
kecemasan atau merupakan sumber penderitaan (distress)

(2) Pemikiran, ide, dorongan atau bayangan tersebut bukan sekedar


kekhawatiran yang berlebihan tentang masalah dalam kehidupan
sehari-hari
Obsessive Compulsive
Disorder (3)
Pedoman Diagnostik untuk OCD (DSM-IV TR) (lanjutan)

(3) Individu berusaha untuk mengabaikan dan memendam pemikiran, ide,


dorongan atau bayangan tersebut atau menetralisirnya dengan
sejumlah pemikiran atau tindakan yang lain

(4) Obsesi tersebut harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri

Kompulsi didefinisikan oleh (1) dan (2):

(1) Perilaku (ex. Mencuci tangan, menyusun, merapikan) atau tindakan


mental (berdoa, menghitung, mengulang-ulang kata) yang dilakukan
berulang-ulang, dikarenakan individu terdorong untuk memunculkan
tindakan tersebut sebagai respon terhadap obsesinya, atau sesuai
dengan aturan yang kaku dan harus ditaati.
Obsessive Compulsive
Disorder (4)

(2) Perilaku atau tindakan mental yang dimunculkan bertujuan untuk


mencegah atau meredakan penderitaan yang dirasakan atau untuk
mencegah munculnya situasi atau keadaan yang tidak menyenangkan.

b. Sejalan dengan munculnya gangguan, individu menyadari bahwa


obsesi atau kompulsi tersebut berlebihan dan tidak masuk akal. Note:
tidak berlaku di anak-anak yg lebih muda

Untuk menegakkan diagnosis, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsi ,


atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua
minggu berturut-turut
Obsessive Compulsive
Disorder (5)
SOME COMMON OBSESSION AND COMPULSION

Obsessions

Contamination concerns (ex. Dirt, germs, environmental toxins)

Harm to self or others (ex. Death, illness, kidnaping)

Symmetry, order, exactness

Doing the right thing (scrupulosity, religious obsessions)

Compulsions

Washing, grooming

Repeating (ex. going in and out of a door)

Checking (ex. Doors, homework)

Ordering or arranging
Obsessive Compulsive
Disorder (6)
PREVALENCE, ONSET AND COMORBIDITY

➢ 2% - 3% anak dan remaja mengalami OCD (Zohar, 1999)

➢ Dua kali lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak perempuan
(Clinic-based studies of younger children)

➢ Rata-rata anak didiagnosis mengalami OCD pada usia 9 – 12 tahun.

➢ Anak yang mengalami OCD pada usia yang lebih muda (early onset) (usia
6 – 10 tahun), biasanya memiliki sejarah keluarga yang mengalami OCD
juga.

➢ OCD biasanya komorbid dengan depressive disorders, learning disorders,


eating disorders, dan terkadang vokal atau motor tics
Obsessive Compulsive
Disorder (7)
https://www.youtube.com/watch?v=TD-xPiwtyHA
Separation anxiety
disorder
• Age-inappropriate, excessive, and
disabling anxiety about being apart from
parents or away from home.
Karakteristik SAD menurut DSM-
IV-TR
Developmentally inappropriate and excessive anxiety concerning separation

from home or from those to whom the individual is attached, as evidenced by

three (or more) of the following:

1)Recurrent excessive distress when separation from home or major

attachment figures occurs or is anticipated

2)Persistent and excessive worry about losing, or possible harm befalling,

major attachement figures

3)Persistent and excessive worry that an untoward event will lead to separation

from a major attachment figure (e.g. Getting lost or being kidnapped)


Karakteristik SAD menurut DSM-
IV-TR (2)
4) Persistent reluctance or refusal to go to school or elsewhere because of
fear of separation

5) Persistently and excessively fearful or reluctant to be alone or without


major attachement figures at home or without significant adults in other
settings.

6) Persistent reluctance or refusal to go to sleep without being near a major


attachment figure or to sleep away from home

7) Repetead nightmares involving the theme of separation

8) Repeated complaints of physical symptoms (such as headaches,


stomataches, nausea, or vomitting) when separation from major
attachment figures occurs or is anticipated.
Prevalensi dan komorbiditas

• Sering terjadi pada masa anak-anak


• 10% dari seluruh anak.
• Sering terjadi pada anak laki-laki dan perempuan,
tapi lebih banyak perempuan
• Sering dibarengi oleh generalized anxiety disorder
• 1/3 berkembang menjadi depressive disorder
• School reluctance (refusal) → older child of SAD
Onset

• Mulai muncul di usia 7 – 8 tahun hingga 10 – 11 tahun.

• Bervariasi dari mild – severe

(mis.tidak bisa tidur karena nightmares – tidur harus


ditemani)

• Bisa berdampak pada prestasi di sekolah, absensi dan


social skills
Post traumatic stress
disorders
• Persistent, frightening thougths, that occur
after undergoing a frightening and
traumatic event
Traumatic events

• Perang

• Bencana alam (banjir, tsunami, gempa bumi, dll)

• Bencana yang disebabkan oleh manusia (kebakaran,


kecelakaan)

• Violence

• Sex abuse

• Dll
PEDOMAN DIAGNOSTIK PTSD
(persistent for more than 1 month)

a. Kejadian traumatis yang diulang-ulang


• Pemikiran yang menganggu mengenai kejadian traumatis.
• Mimpi buruk.
• Reaksi fisiologis yang kuat saat dipaparkan dengan pengingat-
pengingat akan kejadian traumatis (contoh, berkeringat dingin, dan
sebagainya).
• Gangguan emosional yang terlihat jelas saat dipaparkan dengan
pengingat-pengingat akan kejadian traumatis (contoh, marah saat
diperlihatkan barang yang menyakut kejadian traumatis, dan
sebagainya)
• Kilasan balik.
• Perlu diketahui bahwa anak-anak dapat mengulangi kejadian-
kejadian traumatis melalui permainan yang diulang-ulang.
PEDOMAN DIAGNOSTIK PTSD
(persistent for more than 1 month)

b. Penghindaran, melalui satu dari 2 hal berikut:


• Menghindari orang-orang, tempat-tempat, atau aktivitas-aktivitas yang
dapat memicu ingatan-ingatan mengenai kejadian traumatis.
• Menghindari pemikiran, perasaan, atau percakapan yang berhubungan
dengan kejadian traumatis.

c. Perubahan kognisi dan suasana hati yang menjadi


negative, setidaknya 2 dari hal berikut ini:
• Kepercayaan diri yang negatif secara tereus-menerus dan berlebihan
mengenai diri sendiri, orang lain, atau dunia.
• Hilangnya minat atau partisipasi yang terlihat jelas pada aktivitas-aktivitas
yang penting.
• Ketidakmampuan untuk mengingat aspek-aspek penting dari kejadian
traumatis.
PEDOMAN DIAGNOSTIK PTSD
(persistent for more than 1 month)

c. Perubahan kognisi dan suasana hati yang menjadi


negative, setidaknya 2 dari hal berikut ini: (lanj)
• Pemikiran-pemikiran yang terganggu mengenai penyebab atau
konsekuensi dari kejadian traumatis secara terus-menerus.
• Perasaan terpisah dari orang-orang lain.
• Ketidakmampuan untuk merasakan emosi yang positif secara terus-
menerus.
• Keadaan emosi yang negatif secara terus-menerus.
PEDOMAN DIAGNOSTIK PTSD
(persistent for more than 1 month)

d. Stimulus panca indera yang berlebihan


(hyperarousal), setidaknya dua dari poin-poin di
bawah:
• Panca indera yang lebih sensitif dan membuat individu berperilaku secara
intens dan ekstrem (hypervigilance).
• Ledakan-ledakan kemarahan atau perilaku mudah kesal.
• Respon kaget yang berlebihan.
• Gangguan tidur.
• Perilaku yang menyakiti diri sendiri (self-destructive) atau yang tidak
mempedulikan konsekuensi yang ditimbulkan (reckless).
• Masalah dalam berkonsentrasi.
Prevalansi dan komorbiditas

• Dari sampel 4000 anak usia 12 – 17 tahun di US: 3,7%


laki-laki dan 6,7% perempuan

• 75% komorbid depresi dan atau substance abuse

• PTSD meningkat dari tahun ke tahun

• Dapat mengganggu kepribadian (behavior disorders)/


long lasting effeccts
Onset

• Dapat terjadi disegala usia tergantung dari kejadian


traumatik yang terjadi.

• Setiap orang punya trauma treshold yang berbeda

• Dapat menjadi chronic psychiatric diorder and persistent

• Social support dan karakteristik kepribadian anak


merupakan faktor yang mempengaruhi
PHOBIA
• Phobia, secara nyata berkaitan dengan perkembangan rasa
takut. Hal tersebut menjadi perhatian karena sifatnya
berlebihan, tidak dapat dijelaskan alasan atau penyebabnya,
berada diluar kendali, menyebabkan penghindaran
(avoidance), dan mengganggu pada salah satu fungsi (Miller
et al.,1974)
• Ciri utama dari spesifik phobia adalah rasa takut yang tidak
biasa atau berlebihan yang menetap pada objek atau situasi
spesifik
PHOBIA (2)

• TL anak yang mengalami spesifik phobia


diantaranya menghindar pada situasi spesifik atau
objek yang mereka takuti.
– Misalnya anak yang takut anjing secara extrim
mungkin menolak untuk keluar rumah. ketika ia
berhadapan dengan anjing, ia akan ketakutan atau
berlari pada orang tua untuk mencari perlindungan
PHOBIA (3)

• Reaksi fisiologis yang terjadi biasanya mual,


denyut jantung berdetak cepat, dan sulit
bernafas

• Anak-anak yang mengalami phobia tidak hanya


membatasi aktivitas mereka, biasanya mereka
mengubah lifestyle dan aktivitas keluarga secara
menyeluruh
Karakteristik Umum

Incident and Persistence.

• 2,4 % terjadi pada anak dan 3,6% terjadi pada


dewasa (Bernstein & Borchardt,1991)

• Anak-anak yang mengalami phobia, seperti


phobia hewan, merasa takut cedera fisik, dan
mengalami stres fisik, yang kemungkinan
menetap seperti permasalahan orang dewasa
PHOBIA
Etiology
• Kemungkinan disebabkan oleh
pengalaman yang mengerikan atau
karena imitasi
– Kecelakaan mobil dapat menyebabkan
ketakutan yang berkepanjangan atau phobia
– Rasa takut yang intens pada laba-laba dapat
berkembang pada anak yang tidak digigit oleh
laba-laba namun ia melihat reaksi phobia
orang lain
Epidemology
• Specific phobia biasanya didiagnosa gangguan
kecemasan pada anak dan dewasa (Costello et
al.,2005a)
• Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki
(Silverman & Moreno,2005)
• Anak-anak yang mengalami spesifik phobia
biasanya memiliki lebih dari satu phobia dan
terlihat seperti termasuk pada kriteria gangguan
lain. (anxiety disorder, depresi dan mood disorder,
defiant disorder)
Spesific Phobia menurut
DSM-IV TR
• rasa takut yang berlebihan secara terus menerus dan
tidak beralasan, ditunjukkan dengan kehadiran atau
antisipasi pada objek atau situasi spesifik (ketinggian,
hewan, suntikan, atau darah). Minimal muncul selama 6
bulan berturut-turut.
• Ketika berhadapan dengan stimulus phobia secara
langsung menimbulkan kecemasan. Catatan, pada
anak2 kecemasan diekspresikan dengan crying,
tantrums, freezing, or clinging

You might also like