Professional Documents
Culture Documents
Statusklinikbaru 1 15
Statusklinikbaru 1 15
Statusklinikbaru 1 15
B. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
1.1. TANDA - TANDA VITAL :
a) Tekanan darah : 110/80 mmHg
s) Denyut Nadi : 80 x/menit
d) Pernapasan : 24 x/menit
f) Temperatur : 36 °C
g) Tinggi Badan : 155 cm
f) Berat Badan : 72 kg
1.2. INSPEKSI :
Statis :
Nampak bekas luka operasi pada tungkai bawah kiri.
Terdapat oedem pada lutut kiri.
Tidak nampak perbedaan warna pada kedua tungkai.
Dinamis :
Pasien datang dengan berjalan menggunakan 1 kruk.
Pasien pasien mampu menggerakkan tungkai kiri tanpa disertai nyeri.
serta melawan gravitasi, tetapi pada gerakan fleksi lingkup gerak sendi
belum penuh.
1.3. PALPASI :
Adanya nyeri tekan pada daerah bekas luka operasi.
Adanya pitting oedem pada tungkai kiri.
Tidak terdapat perbedaan suhu pada kedua tungkai.
Terasa spasme pada kelompok otot harmstring, quadricedps dan otot
gastrocnemius.
kanan normal dan tidak terdapat nyeri (2) Gerak aktif anggota gerak bawah
kiri terdapat keterbatasan pada sendi lutut ke arah fleksi dan muncul nyeri
pada daerah operasi, pada sendi panggul dan sendi pergelangan kaki sebelah
kanan dan kiri dapat bergerak aktif dan full ROM tanpa disertai nyeri, (3)
Kekuatan anggota gerak bawah kanan dan kiri normal, mampu melawan
b) Gerak Pasif :
Dari pemeriksaan ini diperoleh hasil; (1) Gerak pasif anggota gerak bawah
kanan normal dan tidak terdapat nyeri dengan endfell soft, (2) Gerak pasif
anggota gerak bawah kiri terdapat keterbatasan pada sendi lutut ke arah
Pasien belum mampu menekuk lutut kiri dengan lingkup gerak sendi
penuh karena nyeri, pasien sudah mampu meluruskan lutut kiri dengan
b) Aktivitas Fungsional :
c) Lingkungan Aktivitas :
65mm
Fleksor 5 4
Lutut
Ekstensor 5 4
Eversi 5 5
Inversi 5 5
Makan 10
Mandi 5
Kebersihan diri 5
Berpakaian 10
Defekasi 10
Miksi 10
Penggunaan toilet 10
Transfer 10
Mobilitas 15
Naik tangga 5
Total score 95
Hasil indeks barthel yang diperoleh adalah 90 yang artinya pasien memiliki
ketergantungan moderat.
C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Impairment :
Adanya nyeri diam, nyeri gerak, dan nyeri tekan pada dari bekas luka
operasi pada tugkai bawah sebelah kiri.
Adanya keterbatasan lingkup gerak pada sendi lutut tungkai kiri.
Adanya spasme pada kelompok otot harmstring dan otot quadriceps.
Adanya pitting oedem pada tungkai kiri pasien.
Functional Limitation :
Terdapat keterbatasan aktivitas fungsional terutama dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, bangkit berdiridari posisi duduk, dan berjalan ditangga.
Participation Restriction
Ketidakmampuan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan disekitarnya yaitu pasien kesulitan dalam melakukan aktifitas
bermasyarakat, terutama saat teman teman pasien mengajak untuk naik
gunung lagi.
Jangka panjang
Melanjutkan tujuan jangka pendek.
Meningkatkan kemampuan aktivitas fisik dan keampuan fungsional pasien
secara maksimal.
2. TINDAKAN FISIOTERAPI :
a. Teknologi Fisioterapi :
1) Teknologi Alternatif :
Terapi latihan
Infra Red
Electrical Stimulation
kemampuan fungsional Jenis terapi latihan yang dapat digunakan antara lain :
Tujuan dari kontraksi isometris atau static contraction adalah pumping action
aktivitas fungsional.
Hold relax dilakukan untuk menambah lingkup gerak sendi dan mengurangi
Tujuan dari latihan ini agar pasien dapat melakukan ambulasi secara mandiri
b. Edukasi:
Pasien melakukan latihan sesuai yang dianjurkan terapis dan diberi
pengertian manfaat untuk mengulangi latihan – latihan yang diajarkan
terapis pada saat dirumah.
Untuk mengurangi bengkak, pasien diberikan penjelasan dan manfaat
mengganjal tungkai kiri dengan bantal pada saat istirahat atau tidur.
Pasien diminta untuk sementara harus tetap menggunakan 2 kruk,
jangan hanya menggunakan 1 kruk saat berjalan.
Untuk mengurangi nyeri pasien diminta untuk mengompres daerah yang
nyeri dengan kompres dingin.
3. RENCANA EVALUASI :
a. Nyeri dengan VAS
b. LGS dengan goniometer
c. Antropometri dengan pita ukur
d. Kekuatan otot dengan MMT
e. `Aktivitas fungsional dengan Indeks Barthel
F. PELAKSANAAN FISIOTERAPI :
a. Infra red
Persiapan pasien : posisi pasien tidur terlentang diatas bed dengan kepala
disangga bantal. Sebelum terapi pasien diminta untuk memberitau fisioterapis jika
Pelaksanaan : hidupkan alat, arahkan sinar lampu infra red tegak lurus pada
tungkai bawah kiri pasien, dengan jam tangan atur waktu fisioterapi selama 15 menit.
Setiap 5 menit pasien ditanyakan apakah sinar terasa terlalu panas atau tidak. Jika
pasien merasa terlalu panas kurangi intensitas. Setelah terapi selesai alat dimatikan
b. Statik kontraksi
Persiapan pasien : posisi pasien tidur terlentang di atas bed dengan kepala
disangga bantal.
tangan fisioterapis yang lain menyangga area perpatahan lalu pasien diminta untuk
menekan tangan terapis ke bed. Gerakan dilakukan 5 -10 kali hitungan diselingi
G:\ANNISA RAGILIA\KTI PDF ANNISA RAGILIA\status klinik baru.docx 10
dengan menarik napas dalam untuk rileksasi jika pasien merasa nyeri pada tungkai
Persiapan pasien : posisi pasien tidur terlentang di atas bed dengan kepala
disangga bantal.
pasien, tangan fisioterapis yang lain menyangga area perpatahan pasien diminta
untuk menekan tangan terapis ke bed. Gerakan dilakukan 5 -10 kali hitungan
diselingi dengan menarik napas dalam untuk rileksasi jika pasien merasa nyeri pada
Persiapan pasien : posisi pasien tidur tengkurap di atas bed senyaman mungkin.
fisioterapis memegangi pergelangan kaki dan tangan yang lain memfiksasi ujung
lututnya sampai dengan batas maksimal lingkup gerak sendinya, lalu fisioterapis
arah yang berlawanan, pasien diminta untuk mempertahankannya selama 8 detik lalu
Persiapan pasien : posisi pasien tidur terlentang diatas bed dengan kepala
disangga bantal.
akan dilakukan yaitu gerakan ke arah fleksi, ekstensi, dorsal fleksi, plantar fleksi, inversi dan
gerakan. Pada setiap akhir gerakan di tahan selama 8 detik. Gerakan dilakukan 8 kali/sesi.
Latihan berjalan non weight bearing dengan kruk dilakukan pada pertemuan kedua
dengan pasien. Posisi awal pasien berdiri non weight bearing dengan dua kruk di kiri
dan kanan badan yang dijepit di ketiak dengan kedua tungkai sejajar. Posisi
fisioterapis berada dibelakang pasien agar mudah mengawasi pasien. Pasien diminta
untuk mengayunkan kedua kruk ke depan terlebih dahulu, lalu berat badan
dipindahkan pada ketiak kemudian kedua tungkai diayunkan kedepan. Untuk metode
swing to tungkai diayunkan sampai sejauh satu garis dengan kruk, sedangkan swing
G. EVALUASI:
Setelah dilakukan terapi sebanyak 4 kali didapatkan pengaruh terhadap penurunan nyeri.
Jenis nyeri FT 1 FT 2 FT 3 FT 4
Setelah dilakukan terapi sebanyak 4 kali, didapatkan pengaruh terhadap penurunan oedema.
Setelah dilakukan terapi sebanyak 4 kali, didapatkan pengaruh terhadap peningkatan LGS.
Sendi Gerak FT 1 FT 2 FT 3 FT 4
Fleksor 4 4 4 5
Lutut kiri
Ekstensor 4 4 4 5
Dorsal Fleksor 5 5 5 5
kaki kiri
Eversi 5 5 5 5
Inversi 5 5 5 5
Makan 10 10 10 10
Mandi 5 5 5 5
Kebersihan diri 5 5 5 5
Berpakaian 10 10 10 10
Defekasi 10 10 10 10
Miksi 10 10 10 10
Penggunaan toilet 10 10 10 10
Hasil indeks barthel yang diperoleh adalah 90 yang artinya pasien memiliki
ketergantungan moderat.