You are on page 1of 18

PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

ANALISA
STRUKTUR MIKRO
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Analisa Struktur Mikro bertujuan untuk :
1. Memahami struktur mikro suatu logam dan kaitanya dengan diagram
fasanya.
2. Mempelajari pengaruh proses deformasi dan perlakuan panas terhadap
struktur mikro.
3. Melihat fenomena–fenomena khas pada beberapa material secara
mikroskopik.
4. Mempelajari proses perhitungan fraksi karbon pada suatu material.

II. TEORI DASAR


Struktur mikro meliputi distribusi fasa-fasa. Distribusi inklusi,
segregasi, efek pengerjaan yang dialami material (dekarburasi, pengerjaan
panas, pengerjaan dingin), ukuran dan bentuk butir. Analisa struktur mikro
dilakukan untuk memperkirakan sifat-sifat material, analisa kegagalan, dan
memeriksa proses-proses yang pernah dialami oleh suatu material. Dalam
menganalisa suatu struktur mikro kita perlu mengetahui klasifikasi
material logam. Dalam pelaksanaannya analisa struktur mikro terbagi
menjadi tiga yaitu makro, mikro dan elektron dimana ketiganya memiliki
tujuan dan fungsi masing-masing.
Pengetahuan yang harus dimiliki untuk menganalisa struktur mikro
antara lain: Diagram kesetimbangan fasa, hal-hal yang mempengaruhi
struktur mikro, cara-cara memunculkan struktur mikro dan lain-lain.

1
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

II.1 Diagram Kesetimbangan Fasa

Tujuan mempelajari diagram fasa:


1. Mempelajari fasa yang terjadi untuk berbagai komposisi pada
berbagai temperatur.
2. Meramalkan distribusi fasa.

Dari diagram fasa dapat dipelajari kemungkinan fasa-fasa yang


terjadi melalui proses pembekuan atau pencairan. Syaratnya selama
proses pembekuan, laju pendinginan harus sangat lambat, karena
mekanisme solidifikasi (pembekuan) adalah difusi yang
membutuhkan waktu.
Diagram fasa Fe-Fe3C merupakan diagram yang menampilkan
hubungan antara temperatur dan kandungan karbon (%C) selama
pemanasan lambat.

Gambar 2.1 Diagram fasa Fe-Fe3C


Sumber : http://www.blog-engineering.com

2
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

Dari gambar.3 terdapat beberapa fasa yang akan terbentuk yaitu:


a. Fasa tunggal adalah fasa yang homogen tanpa adanya
kombinasi dengan fasa lain, diantaranya:
- Fasa Ferrit (α), berwarna putih dan terjadi pada saat
proses austenisasi dengan laju pendinginan yang lambat.
- Fasa Austenit (δ),
- Fasa Cementit (Fe3C)
b. Fasa campuran adalah fasa yang terbentuk oleh kombinasi
dengan fasa lain, diantaranya:
- Fasa Bainit (α +Fe3C)
- Fasa Perlit (α +Fe3C)

Pembeda antara fasa perlit dan fasa bainit:


Fasa Perlit Bainit
Struktur Mikro Lapisan Merata
Laju pendinginan Lambat Pertengahan

II.2 Transformasi Fasa Fe-Fe3C


1. Baja Eutectoid
Baja eutectoid terbentuk melalui dua tahapan yaitu tahap
pertama pada temperatur 830oC terbentuk fasa austenit 100%. Pada
titik kedua setelah temperatur turun hingga 660oC dan melalui garis
eutectoid austenit berubah bentuk menjadi perlit. Perlit mulai tumbuh
dari batas butir austenit dengan transformasi difusi.
2. Baja Hypoeutectoid
Baja hypoeutectoid terbentuk melalui 3 tahapan yaitu pada
tahap pertama terbentuk fasa austenit 100% di temperatur 1000oC.
Setelah temperatur turun hingga 740oC terjadi pertumbuhan fasa ferrit
di batas butir austenit. Seletah melewati garis eutectoid hingga
temperatur 595oC austenit berubah menjadi fasa perlit (α+Fe3C).

3
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

3. Baja Hypereutectoid
Baja hypereutectoid terbentuk melalui 3 tahapan yaitu pada
tahap pertama terbentuk fasa austenit 100% di temperatur 1100oC.
Setelah temperatur turun 850oC terjadi pegintian fasa Fe3C dibatas
butir austenit. Setelah melewati garis eutectoid hingga temperatur
610oC austenit berubah bentuk menjadi perlit dan Fe3C masih tetap.

II.3 Fasa
1. Martensit
Fasa martensit merupakan larutan padat dari senyawa karbon dan
senyawa lainnya yang berada pada kisi–kisi (α) besi. Fasa martensit
terbentuk melalui proses pendinginan yang cepat pada temperatur kritis
baja. Fasa martensit memiliki nilai kekerasan antara 30 sampai dengan
63 HRC.

Gambar 2.2 Struktur mikro martensit


Sumber : https://1.bp.blogspot.com

2. Ferrit
Fasa ferrit terbentuk melalui proses austenisasi baja pada
temperatur 768oC kemudian didinginkan dibawah temperatur austenit
tersebut sehingga karbon bebas pada fasa austenit akan berubah
menjadi fasa ferrit yang merupakan besi murni. Ferrit merupakan

4
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

larutan padat dari senyawa karbon dan senyawa lainnya yang berada
pada sel satuan BCC.

Gambar 2.3 Struktur mikro ferrit


Sumber : https://3.bp.blogspot.com

3. Perlit
Perlit merupakan campuran sementit (Fe3C) dalam bentuk
lamellar dan ferrit. Fasa perlit memiliki nilai kekerasan antara 200 –
300 BHN. Fasa perlit terbentuk melalui proses austenisasi kemudian
didinginkan secara lambat sehingga fasa austenit berubah menjadi
perlit.

Gambar 2.4. Struktur mikro perlit


Sumber : http://blog.ub.ac.id/

5
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

4. Bainit
Bainit merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi fasa
austenit saat proses pendinginan secara moderate pada temperatur 250
– 550oC sehingga didapat campuran antara sementit dan ferit.

Gambar 2.5 Struktur mikro bainit


Sumber : http://blog.ub.ac.id

5. Cementit
Cementit merupakan senyawa antara besi dan karbon yang biasa
disebut karbida besi. Cementit memiliki persentase karbon sekitar 6,67%
sehingga cementit memiliki sifat keras dan getas. Cementit memiliki
nilai kekerasan yang dimiliki berkisar 65 – 70 HRC.

Gambar 2.6 Struktur mikro cementit


Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com

6
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

6. Austenit
Fasa ini disebut gamma (γ) dan merupakan larutan padat interstisi
karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan sisi. Austenit
merupakan fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa lainnya
dalam proses perlakuan panas termasuk perlakuan panas pada
permukaan baja.

Gambar 2.7 Struktur mikro austenit


Sumber : http://blog.ub.ac.id

II.4 Struktur Mikro


Struktur mikro adalah gambaran distribusi fasa dalam bentuk larutan
padat dan senyawa atau kombinasi antara larutan padat dan senyawa. Jika
struktur mikro dapat diramalkan, maka sifat mekanik yang dimiliki oleh
paduan tersebut juga dapat diramalkan. Struktur mikro dapat
mempengaruhi sifat mekanik dan untuk mengubah sifat mekanik yaitu
dengan cara mengubah struktur mikro.

7
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

II.5 Fenomena Khas yang Terjadi Pada Struktur Mikro


1. Inklusi : Inklusi adalah adanya kotoran pada logam akibat
proses pengecoran.
2. Porositas : Porositas adalah adanya gelembung pada hasil
pengecoran yang dapat menimbulkan konsentrasi
tegangan pada suatu material.
3. Dekaburasi : Kehilangan karbon pada permukaan suatu material
akibat proses heat treatment.
4. Segregasi : Segregasi adalah ketidak homogenan unsur kimia
pada suatu material
5. HAZ : HAZ merupakan daerah yang terpengaruhi oleh
panas pada proses pengelasan.

II.6 Hal – Hal yang Mempengaruhi Struktur Mikro


A. Unsur Paduan
Sifat mekanik yang diperoleh dari proses perlakuan panas pada
baja memiliki hubungan dengan komposisi kimia yang terkandung,
baja merupakan kombinasi dari besi (Fe), karbon (C), dan unsur-unsur
yang lainya, terutama Mn, Ni, Cr, W, Mo dan Si yang selalu hadir
meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Kandungan tersebut
merupakan unsur-unsur paduan yang mempengaruhi dari
karekteristik dan sifat mekanik pada baja. Unsur paduan juga
mempunyai pengaruh terhadap perubahan diagram fasa, yaitu
menaikan atau menurunkan temperatur eutektoid.
1. Karbon (C)
Karbon merupakan unsur utama yang dapat mempengaruhi
kekerasan pada baja, dimana ketika karbon dengan besi
bergabung maka akan membentuk karbida besi (Fe3C) sementit.
Selain itu karbon juga mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan kekuatan tarik pada baja.
2. Mangan (Mn)

8
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

Mangan selalu hadir pada baja walaupun dengan


kandungan yang kecil, kontribusi dari mangan yaitu
meningkatkan kekuatan dan kekerasan, tetapi pada tingkat yang
lebih rendah dari unsur karbon. Ciri khas dari mangan ialah
meningkatkan ketahanan abrasi dan hardenability. Baja yang
memiliki unsur paduan mangan yang tinggi yaitu 0,8%, baja
tersebut dapat disebut baja paduan mangan.
3. Silikon (Si)
Dalam baja konstruksi, silikon dan mangan merupakan
unsur yang umum selalu hadir dengan besar kurang lebih 0,35%.
Silikon yang memiliki kandungan tinggi biasa disebut dengan
baja paduan silikon, pengaruh dari silikon ialah meningkatkan
kekerasan dan elastisitas dalam baja, namun kekuatan tarik dan
keuletan akan turun. Baja silikon yang mengalami proses
hardening dan tempering akan memiliki sifat kombinasi keuletan
dan ketahanan kejut yang baik.
4. Kromium (Cr)
Unsur paduan selain karbon yang sebagai pembentuk utama
karbida ialah kromium, dengan hadirnya kromium pada baja
dapat meningkatkan ketahanan korosi, yaitu akan terbentuknya
lapisan film pada permukaan baja dengan ketentuan persentase
kromium yang dimiliki > 12 %. Kromium juga dapat
meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan abrasi, dan
meningkatkan temperatur eutektoid pada diagram fasa.
5. Nikel (Ni)
Nikel merupakan salah satu unsur paduan yang memiliki
kontribusi penting dalam baja, yaitu meningkatkan kekuatan,
ketangguhan, dan dapat menurunkan temperatur eutektoid. Nikel
juga merupakan unsur paduan utama pada baja tahan karat
austenitik, namun nikel bukan unsur utama pembentuk karbida.

9
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

6. Molibdenum (Mo)
Unsur paduan molibdenum memiliki pengaruh yang besar
terhadap hardenability pada baja. Selain itu molibdenum dapat
berkombinasi dengan unsur paduan lain. Pengaruh lain dari
paduan ini yaitu dapat meningkatkan ketangguhan dan kekuatan
tarik. Pada baja perkakas, molibdenum merupakan unsur paduan
utama dalam membentuk karbida dan dapat meningkatkan
ketahanan aus.
7. Tungsten (W)
Tungsten mempunyai keterkaitan yang kuat dengan
molibdenum, yaitu sebagai unsur utama pembentuk jaringan
karbida yang kompleks. Selain itu kehadiran tungsten pada baja
merupakan alasan utama dalam memperlambat pertumbuhan
butir, pada saat transformasi austenit menjadi martensit.
Penambahan unsur paduan ini akan meningkatkan ketahanan
abrasi, kekerasan, dan yield point.
8. Vanadium (V)
Vanadium merupakan unsur paduan utama yang sering
ditemukan pada baja kontruksi, pengaruh dari vanadium yaitu
meningkatkan kekuatan tarik, yield point dan dapat menaikan
temperatur austenit. Vanadium juga merupakan unsur utama
pembentuk karbida yang stabil pada baja perkakas, sehingga
dapat meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus pada baja
perkakas.

B. Heat Treatment
Proses perlakuan panas merupakan suatu tahapan proses yang
penting pada pengerjaan logam yang bertujuan untuk mendapatkan
atau memperbaiki sifat-sifat mekanik. Perlakuan panas merupakan
proses pemanasan yang dilakukan dengan cara menaikan temperatur
logam diatas temperatur kritis yaitu temperatur dimana mulai
terjadinya transformasi struktur dari fasa ferit (α) menjadi austenit
(γ). Kemudian logam ditahan pada temperatur tersebut untuk waktu

10
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

tertentu dan dilanjutkan dengan media pendinginan tertentu, semua


rangkaian perlakukan panas dilakukan secara terkontrol.

C. Deformasi
Deformasi akan mengakibatkan perubahan bentuk struktur
karena adanya gaya yang diberikan kepada suatu material. Seperti
adanya tarikan, gesekan, lipatan dan torsi (memutar) yang berkontak
langsung pada material.

II.7 Tahap Preparasi Spesimen Analisa Struktutur Mikro


1. Pemotongan
Pemotongan spesimen dengan proses permesinan, chipping, atau
flare cutting.
2. Mounting (pembingkaian)
Pembingkaian diperlukan untuk spesimen yang relatif kecil.
Material pembingkai antara lain :

Resin

dan hardener
 
Bakelit

 
Logam


Fixtures

 Pembingkai yang digunakan adalah resin dan hardener.


3. Penggerindaan
Penggerindaan hanya dilakukan untuk meratakan permukaan
pengamatan.

4. Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan secara bertahap, mulai dengan amplas
yang kasar s/d amplas yang halus. Kertas amplas yang digunakan
nomor 120, 150, 320, 400, 600, 800, 1200, 1500, 2000.

11
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

5. Pemolesan
Pemolesan dapat menggunakan berbagai cara antara lain :

Dengan

serbuk alumina.

Dengan diamond paste.
6. Pengetsaan
Dilakukan untuk mereaksikan permukaan pengamatan dengan
larutan kimia tertentu sehingga muncul struktur mikro yang hanya
diamati dengan menggunakan mikroskop.

III. PERALATAN DAN SPESIMEN


a. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah mikroskop
dan perangkat komputer yang telah dilengkapi dengan perangkat interface
antara mikroskop dan PC.

b. Spesimen
Spesimen analisa struktur mikro terdiri dari beberapa material yang
berbeda dan mendapatkan perlakuan panas berbeda pula, dimana material
tersebut telah dilakukan tahap preparasi sebelumnya.

12
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


Mengamati struktur mikro beberapa spesimen yang disediakan
menggunakan mikroskop.

V. DATA PENGAMATAN

13
PANDUAN PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK 2021

VI. PENGOLAHAN DATA

1. Perhitungan volume fraction %α dan %p (Vertical & Horizontal)


𝛼
%𝛼 = × 100%
50
p
%p = × 100%
50

2. Pehitungan % C (wt)
% C = 0.81 – (0.81 x % P)

P %C
% Crata-rata =
10

3. Perhitungan(% C - % Crata-rata)²
(%C − %Crata−rata )2
10

(%C − %Crata−rata )2
10

14
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

4. Mencari Standar Deviasi (S)

ket : n =10

15
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

VII. TUGAS PENDAHULUAN


1. Sebutkan dan jelaskan tujuan praktikum analisa struktur mikro!
2. Sebutkan, jelaskan dan gambarkan bagan klasifikasi material!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Struktur mikro
b. Fasa
c. Butir
d. Sel satuan
4. Apa yang dapat diperoleh dari melakukan analisa struktur mikro?
5. Sebutkan dan jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi struktur
mikro!

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan diagram fasa dan apa tujuan
mempelajari diagram fasa?
7. Sebutkan dan jelaskan transformasi fasa pada baja!
8. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis fasa yang terdapat pada baja!
9. Sebutkan dan jelaskan tahap preparasi spesimen analisa struktur mikro!
10. Sebutkan dan jelaskan aplikasi analisa struktur mikro di dunia industri!
(masing-masing berbeda)

16
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Dieter, G, Metalurgi Mekanik, Jilid I ; penerbit Erlangga, 1998.
2. Surdia, Tata, Prof. Ir., Pengetahuan Bahan Tekenik, PT. Pradnya
Paramitha, Jakarta, 1992.
3. ASM Handbook Vol 9. Metallography and Microstructures.
4. Diktat Kuliah Material Teknik, Yusril Irwan
5. Prabhudev, K. H. 1988. Handbook of Heat Treatment of Steels. New
Delhi. Tata McGraw-Hill Publishing Company
6. Callister, Willism D. 2002. Material Science And Engineering An
Introduction. 6th Edition. Dept. of Metallurgical Engineering. The
University of Utah.
7. Voort, George F. 2004. ASM Hand Book Vol-9. Metallography and
Microstructures. Asm International.

17
PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK 2021

IX. FORMAT JURNAL PRAKTIKUM

I. Tujuan Praktikum
II. Teori Dasar
II.1 Klasifikasi Material (bagan dan penjelasan)
II.2 Sifat – Sifat Material
II.3 Sel Satuan (gambar dan penjelasan)
II.4 Diagram Fasa (gambar dan penjelasan)
II.5 Jenis-Jenis Fasa (gambar dan penjelasan)
II.6 Heat Treatment
II.7 Hal-Hal yang Mempengaruhi Struktur Mikro
II.8 Pengaruh Unsur Paduan terhadap Struktur Mikro
II.9 Fenomena pada ASM
II.10 Tahap Preparasi
II.11 Contoh Aplikasi ASM di Industri (masing-masing orang berbeda)
III. Peralatan Pengujian

IV. Data Pengamatan


V. Pengolahan Data
VI. Analisa
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar pustaka

18

You might also like