Professional Documents
Culture Documents
Modul Praktikum Kidas IIA 2022
Modul Praktikum Kidas IIA 2022
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
ATURAN & PENGENALAN LABORATORIUM KIMIA DASAR 4
Ketentuan Umum 4
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum 4
Teknik Laboratorium 6
Peralatan Umum Laboratorium Kimia 12
MODUL 1 KINETIKA KIMIA 14
Pendahuluan 14
Bahan Kimia dan Peralatan 15
Cara Kerja 16
BAGIAN 1: Penentuan Persamaan Laju Reaksi S2O82− dan I− 16
BAGIAN 1.2: Pengaruh Konsentrasi S2O82− pada Laju Reaksi 16
BAGIAN 1.3: Pengaruh Penambahan Cu(NO3)2 pada Laju Reaksi 17
BAGIAN 2: Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+ dengan S2O32− 17
BAGIAN 3: Reaksi Briggs – Rauscher: Mekanisme Reaksi Kompleks 18
BAGIAN 4. Pengaruh Katalis pada Reaksi Kimia 18
Pengolahan Data 19
MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA 23
Pendahuluan 23
Bahan Kimia dan Peralatan 24
Cara Kerja 25
BAGIAN 1: Kesetimbangan Besi(III) - Tiosianat 25
BAGIAN 2: Penentuan Persamaan Tetapan Kesetimbangan dan Nilai Tetapan 25
MODUL III REAKSI REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA 27
Pendahuluan 27
Bahan Kimia dan Peralatan 28
2
Cara Kerja 28
BAGIAN 1: Reaksi Reduksi dan Oksidasi 28
BAGIAN 2: Sel Volta 29
BAGIAN 3: Sel Elektrolisis 29
3
ATURAN & PENGENALAN LABORATORIUM
KIMIA DASAR
Laboratorium kimia adalah suatu tempat yang menyenangkan, karena Anda bisa mempelajari dan
memahami kimia melalui percobaan. Pada dasarnya kimia adalah ilmu yang deskriptif/nyata yang
mempelajari perubahan fenomena alam. Dengan melakukan praktikum kimia di laboratorium, Anda
diharapkan dapat lebih memahami fenomena yang muncul dalam reaksi-reaksi kimia, yang selama ini
hanya dapat dibaca atau dibayangkan selama mempelajari teori dalam perkuliahan.
Laboratorium kimia adalah suatu tempat yang sangat berbeda dengan tempat lain karena Anda akan
berhadapan langsung dengan zat-zat yang banyak sekali macamnya (berbahaya) dan peralatan yang
banyak ragamnya, akan tetapi sudah dirancang khusus sehingga memungkinkan kita bisa merasa aman
untuk bekerja di dalamnya, dengan syarat harus mengerti aturannya dan tahu cara bekerja yang baik.
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai aturan/tata tertib Praktikum Kimia Dasar serta materi yang
akan dipelajari pada praktikum. Sebelum Anda memulai kegiatan praktikum, terlebih dahulu Anda
WAJIB untuk membaca, mempelajari dan memahami ketentuan-ketentuan ini.
Ketentuan Umum
1. Praktikan mengecek pembagian kelompok yang dapat dilihat pada website lab kidas
(http://labkidas.chem.itb.ac.id).
2. Praktikan bergabung di google classroom sesuai dengan kode kelasnya.
3. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum termasuk pengarahan awal.
4
4. Praktikan mengikuti pengarahan awal dari pimpinan praktikum sesuai dengan jadwal yang
diberikan.
5. Praktikum dilakukan secara daring untuk modul 1 dan luring untuk modul 2 dan 3.
6. Praktikan menulis jurnal praktikum di buku jurnal. Jurnal tersebut difoto/di-scan dalam bentuk
pdf dan diunggah di google classroom sebelum periode praktikum dimulai dengan format file
yang ditentukan (Kelompok_NIM_NAMA_Kelas Praktikum_Modul). Contoh:
A_16621xxx_NAMA_P-1.1_1. Keterlambatan pengumpulan jurnal akan mengurangi penilaian.
7. Link pertemuan zoom dan link video praktikum daring akan disampaikan di google classroom.
8. Pada praktikum daring, praktikan hadir di pertemuan online, 5 menit sebelum jam praktikum
dimulai.
9. Praktikan akan mendapatkan pengarahan awal selama 15 menit dari pimpinan praktikum.
10. Setelah pengarahan awal, praktikan bergabung dengan asistennya sesuai dengan breakout room
kelompoknya.
11. Praktikan wajib aktif di kegiatan diskusi bersama asisten sebagai bukti kehadiran dan keaktifan.
12. Praktikan wajib mengaktifkan kamera selama diskusi dengan asisten. Asisten akan memvalidasi
kehadiran praktikan.
13. 20 menit sebelum periode praktikum berakhir, praktikan sudah kembali ke main room dan siap
untuk melaksanakan tes akhir selama 15 menit. Link tes akhir akan disampaikan oleh pimpinan
praktikum di chat room.
14. Nilai praktikum terdiri dari komponen jurnal praktikum, keaktifan dalam diskusi/cara kerja, tes
akhir, dan laporan.
15. Praktikan mengumpulkan lembar kerja/laporan singkat maksimal 3 jam setelah praktikum sesi
tersebut berakhir.
16. Laporan dikumpulkan melalui google classroom shift-nya dengan format file yang ditentukan,
yaitu Kelompok_NIM_NAMA_Kelas praktikum_Modul.
Contoh: A_16620xxx_NAMA_P-1.1_1.
17. Keterlambatan dalam pengumpulan laporan akan mengurangi penilaian praktikum.
18. Mahasiswa dinyatakan lulus praktikum jika memperoleh nilai minimum 55.
19. Mahasiswa yang tidak lulus praktikum kimia dasar, tidak akan lulus mata kuliah kimia
dasar meskipun nilai ujiannya baik.
5
Teknik Laboratorium
6
⮚ Kasa asbes (wire gauze/screen with asbestos center), kawat yang dilapisi asbes, gunanya untuk
menahan dan menyebarkan panas yang berasal dari api bunsen.
⮚ Kaki tiga (tripod stand), terbuat dari besi yang menyangga ring, digunakan untuk memanaskan.
Secara umum Anda harus sangat memahami segi keamanan yang meliputi tempat kerja, peralatan, zat,
orang di sekitar dan tentu saja diri sendiri. Masalahnya bagaimana memanaskan cairan agar aman?
7
Suatu hal yang sejauh mungkin harus dihindari pada pemanasan cairan yaitu bumping (menggelegak
tiba-tiba).
a) Memanaskan cairan dalam tabung reaksi:
● Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi
kepada tetangga atau diri sendiri!
● Jepitlah tabung di dekat mulut nya!
● Miringkan ke arah yang aman, panas kan
sambil sebentar-sebentar dikocok.
● Lakukan pengocokkan terus beberapa
saat setelah api dijauhkan/tidak dipanaskan lagi.
b)Memanaskan cairan dalam gelas kimia atau elenmeyer, harus
menggunakan :(1) Batang pengaduk ;atau (2) Batu didih.
Untuk pemanasan menggunakan labu erlenmeyer, bisa dilakukan dengan cara memanaskan langsung
di atas api (untuk pelarut yang tidak mudah terbakar), sambil cairannya digoyangkan/diputar,
sekali-kali diangkat bila sudah terasa akan mendidih.
8
Pipet seukuran atau disebut juga pipet gondok, ukuran nya tertera di permukaan gelas, digunakan
untuk memindahkan volume tertentu (dengan teliti) cairan. Cara menggunakan pipet seukuran:
celupkan bagian bawah pipet ke dalam cairan (sampai terendam), lalu cairan disedot dengan aspirator
karet (lihat gambar) sampai melebihi garis batas, ditahan jangan sampai terbuka lalu pindahkan ke
tempat lain sambil ujung pipet menempel di gelas. Sisa di ujung pipet jangan dikeluarkan. Catatan:
untuk latihan, penyedotan dilakukan dengan mulut – jangan sampai terminum – lalu waktu menahan
cairan supaya digunakan telunjuk, bukan jempol.
Pipet berukuran, digunakan untuk memindahkan sejumlah tertentu volume (dengan teliti) cairan.
Sesuai dengan namanya, pipet ini mempunyai skala ukuran dimana skala 0 terdapat dibagian atas
(bagian tangan). Cara kerjanya mirip dengan seukuran, bedanya pipet ini diisi sampai tepat di skala 0,
lalu ditahan dengan telunjuk, dan apabila mau mengeluarkan cairan harus diatur kecepatannya agar
volume yang dikeluarkan sesuai dengan yang diperlukan.
Buret, adalah alat khusus di laboratoriumoratorium kimia karena dari segi kegunaan
adalah merupakan gabungan dari seluruh pipet, malahan ada kelebihannya
dibandingkan pipet berukuran karena pada waktu mengeluarkan tidak perlu diawasi
skalanya. Alat ini digunakan untuk melakukan pekerjaan titrasi, yaitu cara penentuan
konsentrasi suatu larutan dengan larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya,
dengan metoda ekivalensi, misalnya asam-basa atau redoks. Untuk mengetahui telah
tepat dicapainya titik ekivalensi, digunakan zat indikator, yang biasanya zat warna
seperti phenolphthalein. Untuk pekerjaan titrasi ini diperlukan alat agar bisa
mengukur secara teliti jumlah larutan yang telah dikeluarkan, tanpa harus dibaca
setiap pengeluaran. Untuk itulah digunakan buret, karena alat ini mempunyai skala
ukuran volume (mL) dan untuk pengeluarannya digunakan kran yang kecepatannya
bisa diatur.
Cara menyiapkan buret: bagian dalam pipa buret harus bersih dan bebas lemak, untuk
itu diperlukan pencucian khusus. Kran ditutup kemudian masukkan cairan /larutan
dari atas melalui corong gelas. Perhatikan apakah kran bocor, kalau bocor, kran harus
dibuka dan diolesi dengan sedikit vaselin. Isi sampai melebihi skala 0, lalu dengan
membuka sedikit kran atur permukaan miniskus cairan menyinggung garis skala 0 mL
(dibagian atas buret).
Cara menggunakan buret (dalam titrasi): siapkan labu tirasi yang sudah diisi
sejumlah tertentu larutan yang akan ditentukan konsentrasinya, juga dua tiga
tetes indikator, di bawah kran buret. Pegang kran buret dengan tangan kiri
(bukan tangan kanan) dimana telapak tangan menggenggam seluruh kran dan
telunjuk-ibu jari bisa memutar kran dari bagian dalam. Labu titrasi dipegang
lehernya dengan tangan kanan. Sambil menggoyangkan bagian bawah labu titrasi, kran buret
dibuka perlahan sampai mendekati titik ekivalen. Jika sudah dekat titik ekivalensi, atur
pengeluaran sedikit-sedikit sampai menjelang perubahan warna indikator, sebab setengah
tetespun akan sangat berarti dalam menentukan titik akhir titrasi.
9
⮚ Cara Melakukan Penyaringan
Penyaringan adalah salah satu metode untuk pemisahan dan
pemurnian suatu campuran. Cara penyaringan yang baik akan
menghasilkan produk yang baik baik pula. Dalam berbagai
percobaan Kimia, tahap pemisahan dan pemurnian merupakan
salah satu tahap yang penting. Oleh karena itu, keterampilan
melakukan penyaringan merupakan suatu hal yang harus
dikuasai praktikan. Peralatan yang harus disiapkan diantaranya
adalah corong penyaring dan kertas saring.Terdapat beberapa
jenis corong penyaring, namun yang biasa digunakan untuk
penyaringan biasa adalah corong (funnel)
dan corong Buchner (lihat gambar di
samping). Ada pula jenis corong lain yang
disebut corong pisah (separatory funnel),
yang biasa digunakan untuk pemisahan
dengan metode ekstraksi, bukan
penyaringan biasa. Cara melipat kertas
saring pun akan menentukan baik tidaknya
proses penyaringan. Usahakan agar ukuran
kertas saring tidak lebih besar daripada
ukuran corongnya.
10
bawah) dan top-loader balance (torsi), dan pembacaannya secara elektrik atau digital (gambar di
bawah).
11
Peralatan Umum Laboratorium Kimia
12
13
MODUL 1
KINETIKA KIMIA
Pendahuluan
Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan tertentu. Parameter kecepatan reaksi adalah waktu. Ada
beberapa reaksi yang berlangsung dalam waktu yang sangat singkat sehingga sulit diukur. Akan tetapi
terdapat banyak reaksi, baik untuk senyawa organik atau anorganik yang berlangsung dalam kecepatan
yang dapat diukur pada temperatur tertentu. Pada modul ini, akan dipelajari tentang laju reaksi,
suasana yang mempengaruhi laju reaksi, dan mekanisme reaksi. Laju reaksi diukur sebagai
berkurangnya zat yang bereaksi atau bertambahnya zat hasil reaksi. Pada umumnya laju reaksi
bergantung pada konsentrasi zat yang bereaksi, temperatur, dan katalis. Selain itu, radiasi dan keadaan
fisik pereaksi dapat juga mempengaruhi laju reaksi.
Persamaan yang menyatakan laju sebagai fungsi konsentrasi setiap zat yang mempengaruhi laju reaksi
disebut hukum laju atau persamaan laju untuk reaksi. Hukum laju reaksi hanya dapat ditentukan
dengan eksperimen dan tidak dapat disimpulkan hanya dari persamaan reaksi. Telah dikenal bahwa
sejumlah reaksi mempunyai laju, yang pada temperatur tertentu sebanding dengan konsentrasi dari
satu, dua atau mungkin tiga pereaksi yang masing-masing diberi pangkat dengan bilangan kecil yang
disebut orde reaksi. Orde reaksi terhadap suatu pereaksi sama dengan eksponen pada hukum laju
reaksi.
dengan t = waktu.
𝑑[𝐴] 𝑑[𝐵]
− 𝑑𝑡
dan − 𝑑𝑡
adalah laju berkurangnya konsentrasi pereaksi A dan B dalam mol.L ‒1.s‒1.
𝑑[𝐶] 𝑑[𝐷]
+ 𝑑𝑡
dan + 𝑑𝑡
adalah laju bertambahnya konsentrasi hasil reaksi C dan D dalam mol.L‒1.s‒1.
dengan k adalah tetapan laju reaksi serta m dan n sebagai orde reaksi.
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung apabila orientasi antar pereaksinya tepat satu sama lain dan
tercapainya energi pengaktifan reaksi. Energi pengaktifan adalah energi yang dibutuhkan untuk
mengatasi efek sterik dan untuk memulai pemutusan ikatan lama pada pereaksi. Energi pengaktifan ini
diperlukan untuk mengubah substrat pereaksi menjadi spesi kompleks teraktifkan (keadaan transisi).
14
Energi pengaktifan merupakan perbedaan jarak antara posisi energi pereaksi dengan energi pada
keadaan transisi. Energi pengaktifan biasanya dilambangkan dengan ΔH‡, ΔH*, atau Ea, atau ΔG‡, ΔG*
jika energi bebas yang dijadikan patokan. Energi pengaktifan dihubungkan dengan tetapan laju reaksi,
k, dan temperatur oleh Persamaan Arrhenius berikut:
k = Ae –Ea/RT
atau ungkapan logaritmanya adalah :
ln 𝑙𝑛 𝑘 = ( )( ) + ln 𝑙𝑛 𝐴
−𝐸𝑎
𝑅
1
𝑇
keterangan: R adalah tetapan gas ideal: 8,314 J.mol–1.K–1
T adalah temperatur dalam K.
Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi antara ion S2O82– dengan ion I−, menghasilkan ion sulfat dan
ion iodida.
Iod yang dihasilkan dalam bentuk ion triiodida direaksikan dengan ion tiosulfat yang diketahui
jumlahnya.
15
(NH4)2S2O8 0,05 M, Cu(NO3)2 0,1 M, Fe3+ 0,05 M, S2O32- 0,1 M, H2O2 30%, larutan kanji,
deterjen/sabun cair, zat pewarna makanan merah atau biru, larutan KI jenuh, dan air bebas mineral.
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah peralatan gelas standar, termometer, stopwatch,
pipet seukuran 10 mL, buret 25,0 mL, dan pemanas listrik.
Cara Kerja
16
3. Ulangi percobaan dengan konsentrasi (NH4)2S2O8 0,10 M.
4. Ulangi percobaan dengan konsentrasi (NH4)2S2O8 0,05 M.
Kondisi percobaan 1, 2, 3, dan 4 dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.
Tabel 1.2 Kondisi percobaan pengaruh konsentrasi S2O82‒ pada laju reaksi
Konsentrasi Pereaksi
Percobaan
KI (M) (NH4)2S2O8 (M)
1 0,20 0,40
2 0,20 0,20
3 0,20 0,10
4 0,20 0,05
Tabel 1.3 Kondisi percobaan pengaruh penambahan Cu(NO3)2 pada laju reaksi
Konsentrasi Pereaksi
Percobaan
KI (M) (NH4)2S2O8 (M)
1 0,40 0,20
2 0,20 0,20
3 0,10 0,20
4 0,05 0,20
18
e. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi pada reaksi dekomposisi H2O2 menjadi gas oksigen dan air
oleh katalis ion I−. Tunjukkan spesi mana yang mengalami reaksi oksidasi dan yang mana yang
mengalami reaksi reduksi.
Pengolahan Data
BAGIAN 1. Penentuan Persamaan Laju Reaksi S2O82− dan I−
Laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu.
𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛
𝑙𝑎𝑗𝑢 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
− 𝑥 2− 𝑦
𝑙𝑎𝑗𝑢 = 𝑘[𝐼 ] [𝑆2𝑂8 ]
Misalnya untuk dua eksperimen yang S2O82− dibuat konstan, dan I− diperbesar dua kalinya. Laju reaksi
berbanding terbalik dengan waktu.
− 𝑥 2− 𝑦
𝑙𝑎𝑗𝑢 1 = 𝑘[𝐼 ]1 [𝑆2𝑂8 ]
− 𝑥 2− 𝑦
𝑙𝑎𝑗𝑢 2 = 𝑘[𝐼 ]2 [𝑆2𝑂8 ]
− 𝑥 2− 𝑦 𝑥 − 𝑥 2− 𝑦
𝑙𝑎𝑗𝑢 2 𝑘[2𝐼 ]1[𝑆2𝑂8 ] 𝑘2 [𝐼 ]1[𝑆2𝑂8 ] 𝑥
𝑙𝑎𝑗𝑢 1
= − 𝑥 2− 𝑦 = − 𝑥 2− 𝑦 =2
𝑘[𝐼 ]1[𝑆2𝑂8 ] 𝑘[𝐼 ]1[𝑆2𝑂8 ]
Jika laju 2 dalam eksperimen dua kali laju 1, x = 1. Jika laju 2 empat kali laju 1, x = 2.
Tetapan laju reaksi, k, dapat dihitung setelah x dan y ditentukan.
𝑙𝑎𝑗𝑢
𝑘= − 𝑥 2− 𝑦
[𝐼 ] [𝑆2𝑂8 ]
[I−] dan [S2O82−] adalah konsentrasi awal dari pereaksi dalam setiap percobaan yaitu konsentrasi setelah
pereaksi dicampurkan, sebelum terjadi reaksi.
Untuk menentukan laju reaksi dapat digunakan rumus (pendekatan):
2−
∆[𝑆2𝑂8 ]
𝑙𝑎𝑗𝑢 = − ∆𝑡
Dalam semua percobaan Δ[S2O82−] adalah sama dan hanya Δt yang berubah-ubah.
Dalam setiap eksperimen digunakan 10 mL Na2S2O3 0,01 M, sehingga terdapat 1,0 x 10−4 mol S2O32−.
Warna biru terjadi jika semua S2O32− sudah bereaksi dengan I3−. Oleh karena 2 mol S2O32- bereaksi
19
dengan setiap mol I3−, dan setiap S2O82− menghasilkan satu mol I3−, maka setiap mol S2O82− ekuivalen
dengan dua mol S2O32−.
Jika 1,0 x 10–4 mol S2O32− terdapat dalam setiap eksperimen, maka mol S2O82− yang bereaksi adalah
setengah dari jumlah ini.
( )( )
− 2−
2− 2− 1 𝑚𝑜𝑙 𝐼3 1 𝑚𝑜𝑙 𝑆2𝑂8
𝑚𝑜𝑙 𝑆2𝑂8 = ⎡⎢𝑆2𝑂8 ⎤⎥×𝑉× 2− × −
⎣ ⎦ 2 𝑚𝑜𝑙 𝑆2𝑂3 1 𝑚𝑜𝑙 𝐼3
Perubahan jumlah mol S2O82− untuk setiap eksperimen sama dengan −5,0 x 10−5 mol.
Jumlah volume dalam setiap eksperimen sama dengan 0,065 liter, maka:
−5 2−
2− −5,0×10 𝑚𝑜𝑙 𝑆2𝑂8
∆⎡⎢𝑆2𝑂8 ⎤⎥ = 0,065 𝐿
⎣ ⎦
b. Hitung konsentrasi (NH4)2S2O8 dalam campuran reaksi setelah pereaksi dicampurkan (sebelum
terjadi reaksi). [(NH4)2S2O8] yang digunakan = (molaritas) x (volume, liter).
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 (𝑁𝐻4)2𝑆2𝑂8
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖, 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
d. Cari orde reaksi terhadap S2O82− dengan menggunakan laju yang dihitung untuk percobaan 1 dan
2, 2 dan 3, 3 dan 4.
𝑙𝑎𝑗𝑢 1 𝑦 𝑙𝑎𝑗𝑢 2 𝑦 𝑙𝑎𝑗𝑢 3 𝑦
𝑙𝑎𝑗𝑢 2
=2 𝑙𝑎𝑗𝑢 3
=2 𝑙𝑎𝑗𝑢 4
=2
20
e. Cari harga rata-rata untuk y.
[I−] = konsentrasi I− dalam campuran setelah pereaksi dicampurkan (sebelum terjadi reaksi).
[S2O82−] = konsentrasi S2O82− dalam campuran setelah pereaksi dalam campuran (sebelum terjadi
reaksi).
A + B 🡪 X
Awal : A0 B0
Bereaksi : x x x
Setimbang : A0 – x B0 – x x
21
𝑑[𝐴] −2 −2
laju reaksi terhadap reaktan: − 𝑑𝑡
=− 𝑘[𝐴] [𝐵]
𝑑[𝑋] −2 −2
atau laju reaksi terhadap produk: + 𝑑𝑡
=+ 𝑘[𝐴0 − 𝑥] [𝐵0 − 𝑥]
Apabila laju reaksi terhadap produk diintegralkan, maka dapat diperoleh hubungan (buktikan):
Berdasarkan persamaan tetapan laju, k, di atas, Anda dapat menghitung harga tetapan laju, k, dari tiap
hasil pencatatan waktu pada masing-masing temperatur dari percobaan di atas. Kemudian alurkan
dalam grafik antara ln k terhadap 1/T dari masing-masing temperatur percobaan dalam satuan K
(Kelvin). Berdasarkan grafik yang diperoleh, hitunglah besarnya Ea dalam satuan Joule atau kJ.
22
MODUL II
KESETIMBANGAN KIMIA
Pendahuluan
Reaksi kesetimbangan dapat dikenal dari sifat makroskopis yang konstan dalam suatu sistem tertutup
(atau dapat dianggap sebagai sistem tertutup) pada temperatur tertentu. Satu contoh keadaan
kesetimbangan adalah peristiwa pelarutan kristal iod dalam air, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.
Kristal I2 mula-mula larut membentuk larutan berwarna kuning. Semakin lama larutan berwarna lebih
gelap kecoklatan dan akhirnya coklat tua, sementara dalam larutan masih terdapat kristal yang
jumlahnya juga tetap. Pada saat warna larutan yang coklat tua tersebut tidak berubah lagi, artinya
kesetimbangan tercapai.
Berdasarkan contoh di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kesetimbangan dalam sistem tertutup
pada temperatur tertentu mempunyai sifat makroskopis yang konstan. Tetapi, bagaimana menerangkan
suatu kesetimbangan itu? Untuk menerangkan kesetimbangan, perlu diamati gejala molekul apa saja
yang terjadi pada molekul-molekul saat kesetimbangan tercapai.
Ke dalam larutan jenuh I2 ditambahkan kristal I2 yang radioaktif. Beberapa saat kemudian diamati.
Ternyata bukan saja kristal tetapi larutan juga radioaktif. Fakta ini menunjukkan bahwa ada I2 kristal
yang larut dan ada I2 dalam larutan yang mengendap dengan kerapatan dan kecepatan yang sama,
mengingat bahwa warna larutan tidak berubah. Jadi kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan
dinamik, artinya, proses molekul tetap berlangsung tetapi diimbangi dengan tidak terjadinya
perubahan sifat makroskopis. Salah satu sifat makroskopis yang dapat diamati adalah warna larutan
seperti dalam keadaan berikut ini.
Larutan besi(III) nitrat direaksikan dengan larutan ion tiosianat menghasilkan senyawa yang berwarna
merah. Warna ini disebabkan karena terbentuknya spesi ion kompleks. Bergantung pada konsentrasi
23
pereaksi-pereaksi, reaksi ion besi(III) dengan ion tiosianat dapat menghasilkan senyawa koordinasi
FeSCN2+ yang berwarna.
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ FeSCN2+ (aq)
Cara menentukan konsentrasi larutan berwarna dapat dilakukan dengan suatu instrumen yang disebut
spektrofotometer. Intensitas cahaya yang ditransmisikan (Gambar 2.2) atau diserap oleh larutan
berwarna dapat ditentukan menggunakan Hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer berlaku jika
larutan tidak terlalu pekat atau encer dan sinar yang digunakan adalah sinar monokromatik.
Absorbansi (A) memenuhi hubungan 𝐴 = 𝑙𝑜𝑔 ( ). Besaran lain yang lazim pula digunakan yakni
𝐼0
𝑡
𝐴 = 𝑙𝑜𝑔 ( ) ( )
𝐼0
𝐼𝑡
=− 𝑙𝑜𝑔
𝐼𝑡
𝐼0
=− log 𝑙𝑜𝑔 𝑇 = 𝑎𝑏𝑐
24
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, spatula,
gelas kimia 250 mL, buret 25,0 mL, botol semprot, kuvet, spektronik 20D, dan pemanas listrik.
25
Cara Kerja
e. Ukur % transmitan atau absorbansi tiap larutan (larutan 1-5) dalam kuvet yang telah disiapkan
menggunakan spektronik 20D. Gunakan air bebas mineral sebagai blanko. Panjang gelombang
yang digunakan adalah 447 nm. Catat temperatur yang digunakan.
f. Berdasarkan hukum Lambert-Beer, tentukan konsentrasi Fe(SCN)2+ pada saat kesetimbangan
tercapai dengan menggunakan nilai a = 4,7 x 103 M-1.cm-1.
g. Tentukan konsentrasi Fe3+ dan SCN– pada saat kesetimbangan
h. Tentukan persamaan matematis untuk nilai tetapan kesetimbangan.
i. Tentukan nilai tetapan kesetimbangan.
26
Pengolahan Data
BAGIAN 2: Penentuan Persamaan Tetapan Kesetimbangan dan Nilai Tetapan
a. Tentukan absorbansi dan konsentrasi awal masing-masing komposisi
Komposisi % Transmitan Absorbansi [Fe(NO3)3] (M) [KSCN] (M)
1
2
3
4
5
b. Tentukan nilai absorptivitas larutan berdasarkan kurva kalibrasi. Bandingkan dengan absorptivitas
molar dari data.
c. Tentukan konsentrasi Fe(SCN)2+ yang terbentuk untuk tiap komposisi menggunakan hukum
Lambert-Beer.
d. Tentukan konsentrasi Fe3+ dan SCN– saat kesetimbangan untuk semua komposisi dengan cara
berikut.
ICE Fe3+ + SCN– ⇌ Fe(SCN)2+
Initial (awal) [Fe3+]awal [SCN–]awal 0
Change (perubahan) -x -x +x
3+ 3+ – –
Equilibrium (setimbang) [Fe ]eq = [Fe ]awal - x [SCN ]eq = [SCN ]awal - x [Fe(SCN)2+]eq = x
e. Nilai tetapan kesetimbangan akan selalu tetap jika temperatur tidak berubah. Tentukan persamaan
matematis yang paling sesuai untuk mendeskripsikan nilai k.
3+
𝑎) 𝑘 = 𝐹𝑒[ ][𝑆𝐶𝑁−][𝐹𝑒(𝑆𝐶𝑁)2+]
2+
[𝐹𝑒(𝑆𝐶𝑁) ]
𝑏) 𝑘 =
[𝐹𝑒 ][𝑆𝐶𝑁−]
3+
3+ −
𝑐) 𝑘 = [ ][ 2+ ]
𝐹𝑒 𝑆𝐶𝑁
[𝐹𝑒(𝑆𝐶𝑁) ]
− 2+
𝑑) 𝑘 = [
𝑆𝐶𝑁 ][𝐹𝑒(𝑆𝐶𝑁) ]
3+
[
𝐹𝑒 ]
3+ 2+
𝑒) 𝑘 = [ ] −
𝐹𝑒 [𝐹𝑒(𝑆𝐶𝑁) ]
[𝑆𝐶𝑁 ]
27
MODUL III
REAKSI REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA
Pendahuluan
Reaksi redoks ditandai oleh perubahan bilangan oksidasi pada saat pereaksi berubah menjadi hasil
reaksi. Cara menyetarakan persamaan reaksi telah dipelajari dalam bab stoikiometri. Oleh karena itu,
di sini hanya akan ditinjau beberapa contoh reaksi redoks.
Reaksi nomor dua (2) telah memenuhi hukum kekekalan muatan dan hukum kekekalan massa. Pada
reaksi tersebut pereaksi Cl– mengalami kenaikan bilangan oksidasi menjadi hasil reaksi Cl2, sedangkan
Mn dalam MnO2 mengalami penurunan bilangan oksidasi menjadi Mn2+.
Sel elektrokimia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sel Volta (sel Galvani) dan sel elektrolisis.
Sel Galvani atau sel Volta adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektroda yang dapat
menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua elektroda
tersebut. Persamaan penting pada sel Galvani adalah persamaan Nernst. Salah satu contoh sel Galvani
adalah sel Daniel yang terdiri dari elektroda seng, Zn(s)⏐Zn2+(aq), dan elektroda tembaga,
28
Gambar 3.1 Sel Galvani
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik. Alat elektrolisis terdiri atas
sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan), dan dua elektroda, anoda dan katoda, Pada
anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu percobaan
elektrolisis, reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada kecenderungan terjadinya reaksi oksidasi
reduksi.
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah peralatan gelas standar, tabung U, buret, labu
takar 100 mL, Erlenmeyer 250 mL, pemanas listrik, adaptor (sumber arus), dan potensiometer.
Cara Kerja
29
d. Tambahkan 5 tetes H2SO4 1 M ke dalam 5 tetes H2O2 0,1 M dan 10 tetes KI 0,1 M, kemudian
tambahkan satu tetes larutan kanji.
e. Campurkan 5 tetes FeCl3 0,1 M, 10 tetes H2SO4 1 M, dan 10 tetes KI 0,1 M. Panaskan sebentar
dan tambahkan setetes kanji. Perhatikan apa yang terjadi.
30
Tabel 3.1 Potensial reduksi standar elektroda pada 25oC
Elektroda E (volt)
Zn2+ | Zn - 0,76
Fe2+ | Fe - 0,44
2+
Sn | Sn - 0,19
Pb2+ | Pb - 0,13
H+| H2|Pt 0,00
Cu2+ | Cu + 0,34
Pt|Fe3+,Fe2+ + 0,77
Ag+ | Ag + 0,80
Li+ | Li - 3,04
Al3+ | Al - 1,66
31