Professional Documents
Culture Documents
Makalah Tujuan Audit Dan Asersi Manajemen - Muhammad Farhan (A014211003)
Makalah Tujuan Audit Dan Asersi Manajemen - Muhammad Farhan (A014211003)
Disusun Oleh:
Kelas B
1
Auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif atas tuduhan kegiatan ekonomi dan
kegiatan dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
laporan dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil
kepada pengguna yang bersangkutan.
2
telah dibuat oleh suatu perusahaan. Dalam kewajaran dan kelayakan ini
juga terdapat dalam prinsip akuntansi yang dapat tercerminkan pada opini
audit. Laporan keuangan audit ini memiliki 4 macam opini yang berbeda,
antara lain:
Tujuan umum audit dalam Kell dan Boynton (2006) adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan audit spesifik ditentukan
berdasarkan asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang ditentukan
dalam laporan keuangan.
Laporan adalah hal yang sangat penting dalam penugasan audit dan
assurance karena mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Laporan
3
tersebut digunakan oleh para pemakai laporan keuangan untuk
memberikan kepastian atas laporan keuangan perusahaan.
4
Sehingga dibutuhkan Peran auditor dalam sikap independensi dan
tanggung jawab sangat diperhatikan oleh masyarakat, dalam tugasnya
memeriksa laporan keuangan perusahaan, auditor dituntut untuk bersikap
profesional yang akan memberikan pendapatnya sesuai dengan kenyataan
yang ditemuinya selama audit berlangsung. Kejujuran, handal,
mempertahankan etika, komitmen adalah beberapa ciri dari seorang
professional Akuntan dan Auditor.Auditor merupakan profesi yang
bertugas untuk melayani kepentingan masyarakat yaitu dengan
melaksanakan audit atas laporan keuangan sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Menurut Rahman (2011) Independen auditor berhubungan dengan
obyektifitas, untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan
perusahaan dan untuk mengetahui kewajaran informasi yang di dalam
laporan keuangan, perlu adanya suatu pemeriksaaan yang
independen.Independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak
jujur, tidak memihak dan melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan
bukti yang ada, auditor di asumsikan memiliki independensi, baik secara
mental maupun fisik untuk melaksanakan tugas audit agar dapat
memberikan pendapat (opini) audit secara objektif.
Hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan tersebut independen
dan tidak memihak. Tanggung jawab auditor terhadap pelaksanakan
pemeriksaan di lakukan sesuai dengan norma profesi dan pelaporkannya
temuannya, agar auditor memberikan opini audit yang dapat
dipertanggungjawabkan. Laporan auditor adalah tahap akhir dari suatu
proses audit.
Opini audit pada dasarnya adalah kesimpulan atas pemeriksaan
yang dilakukan atas laporan keuangan setelah melakukan prosedur audit
yang semestinya.Hasil akhir dari auditan pemberian opini akuntan publik
yang dalam penulisan selanjutnya di tulis opini akuntan.
Pemberian opini harus di dukung oleh bukti audit kompeten yang
cukup.Pemberian opinipun tergantung pada faktor independensi yang
5
objektifitas dan tidak memihak (Jesika; Ramot dan Salmon, 2015).
Manajemen mempunyai tanggung jawab atas laporan keuangan
perusahaannya. oleh karena itu, manajemen bertanggung jawab untuk
menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat, membangun dan memelihara
pengendalian intern, serta melaksanakan kewajiban mencatat, mengolah,
meningkatkan dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan
keuangan sehingga dapat memberikan informasi yang andal dan dapat
dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dan apabila manajemen bersikeras mempertahankan
pengungkapan laporan keuangan yang dianggap auditor tidak dapat
diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse),
opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dari
kontrak kerja. Senada dengan yang diungkapkan PSA 02 bahwa tujuan
pengauditan laporan keuangan adalah pemberian opini atas laporan
keuangan. Menurut SPA 700 tentang perumusan suatu opini dan pelaporan
atas laporan keuangan berbunyi: “Tanggung jawab auditor adalah untuk
menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan
auditnya.
Auditor melaksanakan auditnya berdasarkan Standar Perikatan
Audit. Standar tersebut mengharuskan Auditor mematuhi etika serta
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan
penyajian material.”
Dalam SPAP seksi 300, bahwa tanggung jawab dalam kode etik
adalah seperti tanggung jawab terhadap klien, tanggung jawab kepada
rekan seprofesi, dan tanggung jawab praktik lain. Oleh karena itu, auditor
harus menjaga kerahasiaan klien yang telah diauditnya dan tidak boleh
dibeberkan kepada orang lain kecuali diminta oleh pengadilan atau OJK.
Auditor tidak hanya bertanggung jawab menjaga kerahasiaan kliennya.
Sehingga dalam memenuhi tanggung jawabnya, auditor harus
memperhatikan. Pertama auditor harus bersikap independen dalam
6
menjalankan tugas karena tugas yang dilakukan oleh auditor yaitu tugas
yang memegang kepercayaan masyarakat sehingga auditor dituntut untuk
melalukan perkerjaannya dengan profesionan.
Oleh karena itu, auditor tidak boleh memihak kepada siapapun dan
auditor harus harus bersifat netral. kedua mempunyai keyakinan yang
memadai (reasonable assurance) yaitu auditor bertanggungjawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan entitas terbebas dari salah saji
material sehingga menghasilakn laporan auditor yang berisi tentang opini
auditor atas laporan keuangan yang berdasarkan pada konsep pemerolehan
keyakinan yang memadai. ketiga auditor melakukan pendeteksian error
dan fraud yaitu auditor harus menggunakan kemahiran profesional dalam
menjalankan tugas dengan cermat dan seksama sehingga memungkinkan
auditor memperoleh keyainan yang memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji yang material. keempat auditor bertanggung jawab
terhadap going concern.
Oleh karena itu, dalam kelangsungan hidup suatu entitas digunakan
sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti
adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan (Suhayati dan
Ari, 2015). Auditor harus mendapatkan bukti audit yang memadahi untuk
mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan, hal ini
dilakukan dengan mengakumulasi bukti-bukti untuk mendukung
kombinasi yang tepat dari tujuan audit terkait transaksi dan tujuan audit
terkait saldo.
Untuk melakukan ini, auditor menjalankan sebuah proses audit
yang merupakan sebuah metodologi yang sangat jelas untuk
pengorganisasian sebuah audit untuk meyakinkan bahwa bukti yang
dikumpulkan memadai dan tepat serta semua tujuan audit yang diperlukan
telah dinyatakan dengan jelas dan terpenuhi. Jika klien merupakan
perusahaan publik, auditor juga harus merencanakan untuk mencapai
7
tujuan yang dikaitkan dengan efektivitas pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan
C. Asersi manajemen
Asersi adalah pernyataan manajemen tentang pengelompokan
transaksi dan akun terkait serta pengungkapannya di dalam laporan
keuangan, baik secara eksplisit ataupun implisit. PSA 07
mengelompokkan asersi menjadi tiga kategori:
1) Asersi mengenai pengelompokan transaksi dan peristiwa dalam
periode audit;
2) Asersi mengenai Saldo Akun di akhir periode;
3) Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
8
Kedua, asersi tentang saldo akun yang sering kita temui dalam
audit, asersi ini terdiri dari, Keberadaan, Kelengkapan, Penilaian dan
Alokasi, dan Hak dan Kewajiban.
9
telah benar-benar diungkapkan, misalnya semua transaksi yang
materil mengenai pihak terkait.
3) Keakuratan dan penilaian, dalam asersi ini auditor akan memeriksa
apakah informasi yang diungkapkan disajikan secara wajar dan
pada nilai yang tepat. Sebagai contoh, pengungkapan tentang
kewajiban dana pensiun dan asumsi yang mendasari telah
dijelaskan secara jelas.
4) Asersi klasifikasi dan dapat dipahami, asersi ini berhubungan
degan nilai transaksi telah diklasifikasi secara tepat dalam laporan
keuangan, dan apakah penjelasan tentang nilai tersebut serta
pengungkapan yang terkait dapat dipahami.
Itulah tadi jenis asersi yang biasa ditemui dalam proses audit, jadi
pada intinya asersi ini akan menunjukkan apakah kegiatan yang dilakukan
oleh manajemen telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Asersi
manajemen inilah yang akan menjadi pertimbangan untuk auditor dalam
mencapai tujuan auditnya serta menjadi dasar auditor untuk menyatakan
pendapatnya (opini) atas evidence yang didapatkan selama proses audit
berlangsung.
10
asersi penyajian dan pengungkapan berkaitan dengan kebenaran transaksi
yang terjadi di laporan keuangan dan pengungkapan dalam catatan atas
laporan keuangan.
Asersi manajemen dan tujuan audit laporan keuangan menjadi
keharusan bagi auditor sebelum membuat audit plan. Contoh kasus asersi
audit seperti penyajian dan pengungkapan catatan atas laporan keuangan
yang seharusnya dicantumkan dalam laporan keuangan tahunan
perusahaan. Asersi manajemen merupakan penilaian terhadap kewajaran
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.
Hubungan asersi dengan prosedur audit adalah asersi manajemen
diperlukan untuk memulai tahapan prosedur pelaksanaan proses audit
laporan keuangan. Tujuan audit laporan keuangan adalah mengevaluasi
bukti-bukti transaksi untuk menilai kewajaran laporan keuangan. Ada 5
asersi manajemen dalam audit yang digunakan akuntan publik untuk
memeriksa laporan keuangan tahunan perusahaan yakni.
1) Existace or occurance.
2) Completeness.
3) Right and obligation
4) Valuation or allocation
5) Presentation and disclosure
11
Contoh kasus asersi manajemen dalam laporan keuangan berkaitan
dengan tujuan audit dan audit report sebagai hasil dari pekerjaan akuntan
publik. Hubungan asersi dengan prosedur audit layak dipahami karena
bukti audit akan mempermudah proses pembuatan laporan keuangan
tahunan perusahaan dan SPT Badan.
12
a) Melakukan penelaahan peristiwa kemudian ( subsequent
event review )
Periode peristiwa kemudian adalah periode yang
dihitung sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal
berakhirnya pekerjaan lapangan ( tanggal laporan audit ).
Tipe-tipe ini :
Tipe peristiwa kemudian I : peristiwa yang
memberikan tambahan bukti yang berhubungan
dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan
berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam
proses penyusunan laporan keuangan.
Tipe peristiwa kemudian II : peristiwa – peristiwa
yang memberikan tambahan bukti yang
berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada
tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi kondisi
tersebut ada sesudah tanggal neraca.
b) Membaca notulen rapat
Notulen rapat pemegang saham, direktur, komite
resmi lainnya (komite keuangan dan komite audit), berisi
hal yang signifikan berkaitan erat dengan audit yang
dilaksanakan.
c) Mengajukan pertanyaan atau melakukan konfirmasi dengan
penasihat hukum klien
Kontinjensi adalah keadaan, situasi, atau kondisi
yang meliputi ketidak pastian yang mungkin melibatkan
keuntungan atau kerugian dimasa datang.
13
kemungkinan)
Reasonably possible Diperlukan pengungkapan catatan
kaki
Probable (mungkin Jika jumlah dapat diestimasi secara
terjadi) masuk akal, maka akun laporan
keuangan disesuaikan. Jika jumlah
tidak dapat diestimasi secara
masuk akal, maka diperlukan
pengungkapan catatan.
14
kemudian. Pengumpulan bukti akhir dapat dilakukan melalui 5
jenis berikut, diantaranya:
a) Melakukan Prosedur Analitis Akhir Prosedur analitis yang
dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah
akhir atas salah saji material atau masalah keuangan yang
tidak disebutkan selama pengujian dan membantu auditor
dalam memberikan pandangan objektif atas laporan
keuangan.
b) Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha PSA 30 (SA
341) mensyaratkan auditor mengevaluasi bila ada keraguan
yang substansial mengenai kemampuan klien dalam
melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktusatu tahun atau
lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat penilaian
pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa
saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru.
c) Memperoleh Surat Representasi Manajemen PSA 17 (SA
333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat
representasi yang mendokumentasikan representasi penting
bagi manajemen yang dibuat selama audit. Penolakan klien
untuk membuat dan menandatangani surat tersebut
berakibat pada munculnya opini dengan pengecualian atau
tidak ada opini. Ada tiga tujuan surat representasi klien
tersebut, yaitu:
Menekankan kepada manajemen bahwa mereka
bertanggung jawab atas penilaian laporan keuangan.
Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji
atau hal yang tidak dimasukkan dalam laporan
keuangan.
Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas
tanya jawab mengenai berbaagai spek dalam audit.
15
d) Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan
Keuangan Dasar
e) Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
4) Mengevaluasi akhir
Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa
penelaahan oleh auditor atas seluruh audit untuk menentukan
apakah seluruh aspek penting telah cukup diuji setelah
mempertimbangkan situasi penugasan.
Langkah utama proses ini adalah penelaahan program audit
untuk meyakinkan seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan
dan didokumentasikan serta seluruh tujuan audit dipenuhi. Kelima
aspek dalam evaluasi hasil:
a) Bukti yang tepat dan memadai Untuk membuat evaluasi
akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit
keseluruhan untuk menentukan apakah seluruh hal material
dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara
memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi
audit.
b) Bukti pendukung opini auditor Bagian penting dari evaluasi
apakah laporan keuangan disajikan secara wajar adalah
mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit.
Manakala auditor menemukan salah saji yang material,
neraca saldo harus disesuaikan untuk mengkoreksi laporan
keuangan. Auditor dapat mencatat jejak kekeliruan dan
menggabungkannya dalam berbagai cara yang berbeda,
tetapi kebanyakan auditor menggunakan Skedul Audit
Salah-Saji yang Tidak Disesuaikan atau Ikhtisar Salah-Saji
yang mungkin. Jika auditor percaya bahwa terdapat
kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan
mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar, auditor
16
sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi
hingga auditor puas atau memberikan pendapat wajar tanpa
syarat atau menolak untuk memberikan pendapat harus
diterbtikan. Perhatikan bahwa pilihan disini berbeda dengan
yang dibahas dalam kasus ketidakcukupan bahan bukti
yang diperoleh.
c) Pengungkapan laporan keuangan. Sebelum
menyelesesaikan audit, auditor membuat evaluasi akhir
apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi
seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan.
d) Telaah dokumentasi audit Ada tiga alasan mengapa staf
firma audit yang berpengalaman harus menelaah
dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:
Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum
berpengalaman: Bagian yang perlu dipertimbangkan
dari kebanyakan audit dilaksanakan oleh staf audit
dengan pengalaman kurang dari empat atau lima
tahun.
Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar
kinerja: Setiap organisasi kualitas kinerja individu
sangat bervariasi, tetapi penelaahan yang seksama
oleh staf tingkat atas dalam perusahaan membantu
mempertahankan kualitas audit yang seragam.
Menghilangkan kerancuan yang sering muncul
dalam penilaian auditor: Auditor dapat berusaha
agar senantiasa objektif dalam seluruh audit, tetapi
mudah untuk kehilangan perspektif yang memadai
dalam audit yang panjang jika terdapat masalah
kompleks yang ingin dipecahkan.
Telaah independen Pada saat penyelesaian audit
yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk
17
laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh
penelaah independen yang tidak terlibat dalam
audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang
juga melakukan audit. Telaah independen
diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah atas
informasi keuangan internal dan audit pengendalian
internal. Penelaah ini penting untuk memastikan
bahwa audit sudah dilakukan dengan memadai. Tim
audit harus dapat menjustifikasi bukti yang
diakumulasi dan kesimpulan yang diambil
berdasarkan kondisi pada saat audit dilakukan.
Ringkasan evaluasi bukti Auditor mengevaluasi
kecukupan dan kelayakan bukti pada saat
mengevaluasi risiko audit, berdasarkan akun dan
siklus, dan kemudian membuat evaluasi yang sama
untuk laporan keuangan keseluruhan. Auditor juga
mengevaluasi bukti pendukung atas opini audit
dengan mengestimasi salah saji dalam setiap akun
dan kemudian untuk laporan keuangan keseluruhan.
Evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat
pada waktu bersamaan dan berdasarkan evaluasi
tersebut, laporan audit diterbitkan untuk laporan
keuangan.
18
F. Referensi
https://www.kakraffi.my.id/2020/10/asersi-manajemen-dan-tujuan-
audit.html
https://www.coursehero.com/file/p7k56hr/Ada-hubungan-antara-asersi-
manajemen-tujuan-audit-umum-yang-berkaitan-dengan/
https://jagoakuntansi.com/2016/03/25/asersi-manajemen/
https://www.academia.edu/33864138/
PERAN_MANAJEMEN_DAN_TANGGUNG_JAWAB_AUDITOR_DE
NGAN_BUKTI_AUDIT
https://sniconsulting.co.id/2020/08/10/tujuan-dan-tahapan-audit-dalam-
laporan-keuangan/
19