You are on page 1of 37

TUGAS 1

ANALISIS PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA


DALAM MEMECAHKAN MASALAH NONRUTIN
PADA MATERI ATURAN PENCACAHAN

(Disusun dalam rangka memenuhi


tugas mata kuliah Problematika Pendidikan Matematika)

Oleh:
KELOMPOK 1
KELAS 02

1. MUH. ALFIANSYAH 161050701024


2. MUH. ASRI 161050701025
3. NURAQIDAH UMAR 161050701031
4. ASMAUN 161050701038

PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR

v
2016

2
ANALISIS PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA
DALAM MEMECAHKAN MASALAH NONRUTIN PADA MATERI PELUANG

Muh. Alfiansyah1), Muh. Asri2), Nuraqidah Umar3), Asmaun4)


1,2,3,4
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Makassar
email: muh.alfiansyah11@gmail.com1), muh.asri30@yahoo.com2),
aqidahnur93@gmail.com3), asmaoenazis@gmail.com4)

Abstract
The objectives of mathematics learning in school is that the students have the ability to solve problems.
Mathematical problem solving is a process or set of activities that students do to find a solution of the
problem. In solving mathematical problems, differences in the characteristics of the students need to get the
teacher's attention. One characteristic that is important to note is the ability of teachers beginning math
students. This study aimed to describe the process of reflective thinking graders grade XI IPA 1 SMAN 10
Makassar capable of early mathematics high in solving mathematical problems nonroutine. This research is
a descriptive study using a qualitative approach. The results obtained in this study were students with three
subjects of high initial ability in Mathematical had reflective thingking process in four steps of problem
solving (polya) as follws (1) understanding problem: (a) elaboration-creative thinking, (b) clarification-
critical thinking, (c) assessment-critical thinking and (d) laboration-creative thinking, all indicators is meet
by all subject. (2) devising strategy: (a) inference-critical thinking, (b) elaboration-creative thinking and (c)
fluency-creative thinking, all indicators meet by all subject except for fluency indicators there is a subject
that does not meet. (3) conducting strategy: (a) Inference-critical thinking meet by the subjects, (b)
flexibility-creative thinking, only two subjects who meet this indicator and (d) originality-creative thinking
only be met by a subject. (4) looking back: (a) elaboration-creative thinking and (b) strategies-critical
thinking, all indicators met by the subject, but only one student check the answer.

Keywords: reflective thinking, problem solving, nonroutine problem.

1. Pendahuluan solusi dari permasalahan. Padahal, hal itu belum


tentu bisa terealisasikan. Oleh sebab itu, perlu
Matematika memiliki peranan penting dalam membelajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah
kehidupan sebagai ilmu yang dapat membantu matematika sehingga kemampuan berpikir siswa
manusia untuk dapat berfikir logis, obyektif, perlu dikembangkan (Lutfiananda, 2016).
analitis, kritis, kreatif dalam mengatasi perma- Menurut Sabandar (2009) dalam mempelajari
salahan yang dihadapi (Tisngati, 2015). Peranan matematika siswa harus berpikir agar mampu
matematika tersebut terdapat pada salah satu tujuan memahami konsep-konsep matematika yang telah
pembelajaran matematika di sekolah yaitu agar dipelajari serta menggunakannya dengan tepat untuk
siswa memiliki pemahaman pemecahan masalah, menyelesaikan permasalahan matematika yang
yakni memahami konsep matematika, mampu dihadapi. Proses berpikir dalam menyelesaikan
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menggu- masalah matematika yang dimaksud terkait dengan
nakan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, kemampuan mengingat, mengenali hubungan antar
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah konsep, hubungan sebab akibat, hubungan analogi
(Permendikbud Nomor 59, 2014). atau perbedaan, yang selanjutnya dapat menim-
Namun, menurut Suwasti (2016), pembe- bulkan gagasan-gagasan original sehingga berpe-
lajaran matematika di sekolah belum sepenuhnya ngaruh dalam penarikan keputusan atau kesimpulan.
memberikan konstribusi kepada siswa untuk Keterampilan berpikir menjadi hal yang
mengembangkan pemecahan masalah. Proses pem- diperlukan siswa dalam mempelajari berbagai hal
belajaran matematika masih dipahami sebagai hasil khususnya matematika. Melalui keterampilan
aktivitas kognitif saja, yakni pemberian rumus dan berpikir yang baik, siswa dapat memahami masalah
mengerjakan soal latihan (latihan penerapan rumus matematika yang dihadapinya untuk selanjutnya
yang diajarkan). Selama ini kecenderungan para dapat menerapkan konsep yang dimiliki untuk
siswa hanya terfokus pada hafalan rumus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa juga
menyelesaikan masalah. Mereka berpikir hanya diharapkan memperoleh kesimpulan yang baik
dengan menghafalkan rumus bisa menemukan sehingga siswa tidak sekadar menguasai apa yang

1
dilakukannya untuk mendapatkan jawaban dari lapangan, bahwa berpikir reflektif belum menjadi
masalah yang dihadapi, tetapi juga pengetahuan salah satu tujuan pembelajaran matematika di
baru yang bermanfaat bagi dirinya (Lutfiananda, sekolah (Lutfiananda, 2016). Hal tersebut sesuai
2016). dengan temuan Sabandar (2009) bahwa kemam-
Salah satu kemampuan berpikir yang puan berpikir reflektif masih jarang diperkenalkan
mendukung keterampilan pemecahan masalah siswa oleh guru atau dikembangkan untuk siswa sekolah
dalam pembelajaran matematika adalah berpikir menengah. Lebih lanjut, Suharna, dkk., (2013)
reflektif. Noer (2008) menjelaskan bahwa teori melaporkan bahwa dalam pembelajaran matema-
tentang berpikir reflektif dimulai dari eksplorasi tika, berpikir reflektif kurang mendapat perhatian
John Dewey saat mendiskusikan proses mental guru. Terkadang guru hanya memperhatikan hasil
tertentu yaitu memfokuskan dan mengendalikan akhir dari penyelesaian masalah yang dikerjakan
pola pikiran. Dewey menamai hal tersebut dengan siswa, tanpa memperhatikan bagaimana siswa
istilah "berpikir reflektif". Dalam hal ini proses menyelesaian masalah. Jika jawaban siswa berbeda
yang dilakukan bukan sekadar suatu urutan dari dengan kunci jawaban, biasanya guru langsung
gagasan-gagasan, tetapi suatu proses yang berurutan menyalahkan jawaban siswa tersebut tanpa
sedemikian sehingga masing-masing ide mengacu menelusuri mengapa siswa menjawab demikian.
pada ide terdahulu untuk menentukan langkah Selain itu, rendahnya kemampuan berpikir
berikutnya. Dengan demikian, semua langkah reflektif juga tercantum pada studi pendahuluan
berurutan, saling terhubung, saling mendukung satu yang dilakukan oleh Nindiasari (Nindiasari, dkk.,
sama lain dan berperan untuk menuju kesimpulan 2014) terhadap sejumlah siswa SMA di Tanggerang
yang lebih lanjut. pada tahun 2010 memperoleh beberapa temuan di
Gurol (2011) mendefinisikan berpikir antaranya: 1) guru lebih banyak memberikan rumus,
reflektif sebagai proses kegiatan terarah dan tepat konsep matematika yang sudah siap digunakan dan
yakni siswa menyadari, menganalisis, mengeva- tidak mengajak siswa berpikir untuk menemukan
luasi, memotivasi, mendapatkan makna yang men- rumus dan konsep matematika yang dipelajarinya,
dalam, menggunakan strategi belajar yang tepat 2) hampir lebih dari 60% siswa belum mampu
dalam proses belajarnya sendiri. Hal tersebut sejalan menyelesaikan tugas berpikir reflektif matematis,
dengan pendapat Skemp (Nasriadi, 2016) menge- misalnya tugas menginterpretasi, mengaitkan, dan
mukakan bahwa berpikir reflektif dapat digam- mengevaluasi.
barkan sebagai proses berpikir yang merespon Selain memperhatikan kemampuan berpikir
masalah dengan menggunakan informasi atau data reflektif, guru juga perlu memperhatikan kemam-
yang berasal dari dalam diri (internal), dapat puan awal matematika siswa saat memecahkan
menjelaskan apa yang telah dilakukan, memperbaiki masalah matematika. Sebab menurut Lutfiananda
kesalahan yang ditemukan dalam memecahkan (2016) perbedaan kemampuan awal matematika
masalah, serta mengkomunikasikan ide dengan memungkinkan terjadinya perbedaan pemahaman
simbol bukan dengan gambar atau objek langsung. materi dan berakibat pada keterampilan berpikir dan
Dengan demikian melalui proses berpikir pemecahan masalah siswa. Hal tersebut sejalan
reflektif dapat diketahui proses siswa dalam dengan pendapat Suharna (2012) yang menyatakan
memecahkan suatu masalah secara lebih mendalam, bahwa siswa yang mempunyai latar belakang dan
sebab proses berpikir reflektif tidak sekadar kemampuan matematika berbeda, juga mempunyai
menuntut jawaban dari suatu masalah tetapi juga kemampuan yang berbeda dalam pemecahan
konsep, fakta dan alasan yang logis, serta masalah. Kemampuan awal matematika siswa
pengambilan keputusan yang rasional dalam setiap dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok
proses pemecahan masalah yang dilakukan. Berpikir kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Lebih
reflektif sangat penting bagi siswa untuk lanjut, Ratnawati (2009) menyatakan bahwa
mengevaluasi proses belajarnya sendiri khususnya kemampuan awal matematika yang dimiliki siswa
dalam memecahkan masalah. Sementara itu, guru akan memberikan sumbangan yang besar dalam
perlu mengetahui proses berpikir reflektif siswa memprediksi keberhasilan belajar siswa pada tahap
untuk memperoleh informasi tentang kesalahan selanjutnya dalam mempelajari matematika. Karena
yang dihadapi siswa sehingga dapat membantu berpikir reflektif merupakan tingkatan berpikir
dalam perbaikan kualitas pembelajaran (Lutfia- tingkat tinggi maka subjek yang dipilih dalam
nanda, 2016). penelitian ini hanya subjek berkemampuan awal
Gurol (2011) menyatakan bahwa berpikir matematika tinggi.
reflektif sangat penting bagi siswa dan guru. Menurut Marchis (2012) siswa belajar
Namun, hal ini sangat berbeda dengan fakta di matematika dengan menyelesaikan soal atau

2
masalah agar memperoleh pengetahuan dan pema- Berdasarkan uraian permasalahan di atas,
haman yang lebih mendalam serta mengembangkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
keterampilan matematikanya. Bentuk soal dan topik “Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa
masalah dalam matematika memiliki perbedaan satu dalam Memecahkan Masalah Nonrutin pada Materi
sama lain. Menurut Milgram (Marchis, 2012) Aturan Pencacahan”.
masalah matematika dibedakan dari suatu soal Mengacu pada latar belakang masalah yang
matematika karena tidak memiliki prosedur yang diuraikan pada bagian pendahuluan di atas, maka
pasti/umum diketahui dalam menyelesaikannya. dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Menurut Wahyudi dan Budiono (2012) Pada Bagaimana proses berpikir reflektif siswa kelas XI
umumnya masalah matematika dapat dibedakan IPA 1 SMA Negeri 10 Makassar berkemampuan
menjadi dua macam, yaitu masalah rutin dan awal matematika tinggi dalam memecahkan
masalah nonrutin. Masalah rutin adalah soal latihan masalah matematika nonrutin?.
biasa yang dapat diselesaikan dengan prosedur yang Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah
dipelajari di kelas atau prosedurnya umum dike- mencari jawaban atas masalah penelitian yang telah
tahui. Masalah jenis ini banyak terdapat dalam buku dirumuskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah
ajar dan dimaksudkan hanya untuk melatih siswa mendeskripsikan proses berpikir reflektif siswa
menggunakan prosedur yang sedang dipelajari di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 10 Makassar berke-
kelas. Sedangkan masalah nonrutin adalah soal yang mampuan awal matematika tinggi.
dalam proses menyelesaikannya diperlukan pemi-
kiran lebih lanjut karena prosedurnya tidak sama 2. KAJIAN LITERATUR
dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Dengan
Pemecahan Masalah Matematika
kata lain, masalah nonrutin ini menyajikan situasi
baru yang belum pernah dijumpai oleh siswa Menurut Turmudi (2009) pemecahan masalah
sebelumnya. Situasi baru tersebut memuat tujuan artinya proses yang melibatkan suatu tugas yang
yang jelas yang akan dicapai, tetapi cara metode pemecahannya belum diketahui lebih
mencapainya tidak segera muncul dalam benak dahulu. Sementara menurut Woolfolk (Suwasti,
siswa. 2016) pemecahan masalah didefinisikan sebagai
Memberikan masalah nonrutin kepada siswa memformulasikan jawaban baru, yang lebih dari
berarti melatih mereka menerapkan berbagai konsep sekadar penerapan sederhana dari aturan-aturan
matematika dalam situasi baru sehingga pada yang sudah dipelajari sebelumnya untuk mencapai
akhirnya mereka mampu menggunakan berbagai suatu tujuan. Sementara pemecahan masalah dalam
konsep ilmu yang telah mereka pelajari untuk matematika, Nasriadi (2016) mendefinisikannnya
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. sebagai suatu proses atau sekumpulan aktifitas
Jadi masalah nonrutin inilah yang dapat digunakan siswa yang dilakukan untuk menemukan solusi dari
sebagai soal pemecahan masalah. Pemecahan suatu permasalahan. Lebih lanjut Suharna (2013)
masalah dalam pengajaran matematika dapat mengungkapkan bahwa pemecahan masalah mate-
diartikan sebagai penggunaan berbagai konsep, matika merupakan proses yang meliputi prosedur:
prinsip, dan keterampilan matematika yang telah memahami masalah, memikirkan rencana/ meren-
atau sedang dipelajari untuk menyelesaikan masalah canakan, melaksanakan rencana, dan evaluasi ter-
nonrutin (Wahyudi dan Budiono 2012). hadap hasil pemecahan.
Namun, menurut Suandito, dkk. (2009), pada Menurut Turmudi (2009) dalam pemecahan
kenyataannya yang selama ini diajarkan di sekolah masalah matematika untuk mengetahui penyele-
adalah kebanyakan masalah matematika yang rutin. saiannya siswa hendaknya memetakan pengeta-
Masalah rutin tersebut dapat diselesaikan dengan huannya dan melalui proses tersebut siswa
menggunakan prosedur yang dapat dikatakan cenderung mengembangkan pengetahuan baru
standar. Akibatnya timbul persepsi yang agak keliru tentang matematika. Melalui pemecahan masalah
terhadap matematika. Matematika dianggap sebagai dalam matematika siswa diharapkan memperoleh
pengetahuan yang pasti, terurut dan prosedural. cara-cara berfikir, kebiasaan untuk tekun dan
Sebab, siswa cenderung jarang diperkenalkan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, serta percaya diri
menganalisis serta menggunakan matematika dalam dalam situasi tak dikenal yang akan mereka gunakan
kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, tidak sedikit di luar kelas.
guru yang masih bergantung pada buku ajar Zhu (2007) berpendapat bahwa pemecahan
termasuk dalam pemilihan materi tes untuk evaluasi masalah tidak sekadar membutuhkan pengetahuan
siswa. (kemampuan kognitif) untuk merepresentasikan

3
situasi permasalahan, menyusun prosedur penye- untuk dapat mengidentifikasi strategi-strategi peme-
lesaian masalah, memproses berbagai jenis infor- cahan masalah yang sesuai untuk menyelesaikan
masi yang berbeda, dan menjalankan kemampuan masalah. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul ke-
komputasi. Namun, diperlukan kemampuan mengi- pada siswa untuk membantunya dalam merencana-
dentifikasi masalah serta pengelolaan berbagai kan penyelesaian adalah:
strategi yang mungkin digunakan. Oleh karena itu, 1) Pernahkah anda menemukan soal seperti ini
pemecahan masalah dapat melatih kemampuan sebelumnya?
analisis, eksplorasi dan aplikasi dari konsep 2) Rumus mana yang dapat digunakan dalam
matematika serta melatih kemampuan berpikir masalah ini?
siswa. 3) Perhatikan apa yang ditanyakan?
Pemecahan masalah merupakan komponen 4) Apakah strategi tersebut berkaitan dengan
yang sangat penting dalam matematika (Susanto permasalahan yang akan dipecahkan?
dalam Ansori dan Aulia, 2015). Secara umum, dapat c. Melaksanakan rencana
dijelaskan bahwa pemecahan masalah merupakan Jika siswa telah memahami permasalahan
proses menerapkan pengetahuan yang telah dipe- dengan baik dan sudah menentukan strategi
roleh siswa sebelumnya ke dalam situasi yang baru. pemecahannya maka langkah selanjutnya adalah
Pemecahan masalah juga merupakan aktivitas yang melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan yang
sangat penting dalam pembelajaran matematika telah direncanakan. Kemampuan siswa memahami
karena tujuan yang ingin dicapai dalam pemecahan substansi materi dan keterampilan siswa melakukan
masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. perhitungan matematika akan sangat membantu
Selanjutnya, Wardhani dkk., (2010) menyatakan siswa untuk melaksanakan tahap ini.
bahwa pemecahan masalah adalah pengelolaan d. Memeriksa kembali
masalah dengan suatu cara sehingga berhasil Langkah memeriksa ulang jawaban yang
menemukan tujuan yang dikehendaki. diperoleh merupakan langkah terakhir dari
Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat pendekatan pemecahan masalah matematika.
disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika Langkah ini penting dilakukan untuk mengecek
adalah upaya siswa untuk mengatasi kesulitan apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan
dengan menggunakan konsep dan keterampilan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi dengan yang
matematika dengan melibatkan pengetahuan dan ditanyakan. Langkah penting yang dapat dijadikan
pengalaman yang dimiliki saat suatu solusi atau pedoman untuk dalam melaksanakan langkah ini,
metode belum tampak jelas. yaitu:
Polya mengajukan empat langkah fase 1) Mencocokkan hasil yang diperoleh dengan
penyelesaian masalah yaitu memahami masalah, hal yang ditanyakan.
merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masa- 2) Dapatkah diperiksa kebenaran solusinya.
lah dan melakukan pengecekan kembali semua Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat
langkah yang telah dikerjakan. Selanjutnya Susanto disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika
(Ansori dan Aulia, 2015) menguraikan pendapat merupakan upaya siswa untuk menyelesaikan per-
dari Polya yang menyatakan bahwa ada empat masalahan yang dihadapinya dengan menggunakan
langkah dalam pedekatan pemecahan masalah, konsep dan keterampilan matematika dengan meli-
yaitu: batkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang
a. Memahami masalah dimiliki saat solusi atau metode penyelesaiannya
Pada tahap ini, kegiatan pemecahan masalah belum tampak jelas.
diarahkan untuk membantu siswa menetapkan apa
yang diketahui pada permasalahan dan apa yang Matematika Nonrutin
ditanyakan. Beberapa pertanyaan perlu dimunculkan
kepada siswa untuk membantunya dalam mema- Hartatiana dan Darmawijoyo (2011) berpen-
hami masalah ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, dapat bahwa ada dua jenis masalah dalam mate-
antara lain: matika yaitu masalah rutin dan masalah nonrutin.
1) Apakah yang diketahui dari soal? Masalah atau soal rutin biasanya mencakup aplikasi
2) Apakah yang ditanyakan soal? suatu prosedur matematika yang sama atau mirip
3) Apakah saja informasi yang diperlukan? dengan hal yang baru dipelajari. Sedangkan dalam
b. Merencanakan penyelesaian masalah nonrutin untuk sampai pada prosedur yang
Pendekatan pemecahan masalah tidak akan benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam.
berhasil tanpa perencanaan yang baik. Pada Sementara masalah nonrutin sering membutuhkan
perencanaan pemecahan masalah, siswa diarahkan pemikiran yang lebih jauh, karena prosedur

4
matematika untuk menyelesaikannya tidak sejelas aplikasi suatu konsep dalam memecahkan masalah
dalam masalah rutin. Soal-soal nonrutin merupakan nyata yang dihadapi, baik masalah yang berhu-
soal yang sulit dan rumit, serta tidak ada metode bungan secara langsung dengan konsep tertentu
standar untuk menyelesaikannya. Akibatnya guru maupun dengan disiplin ilmu yang lain. Selanjutnya
tidak dapat mengajari siswa prosedur-prosedur Budhayanti, dkk., (2008) menguraikan pendapat
khusus untuk menyelesaikan soal-soal tesebut, guru Polya yang menyatakan bahwa memecahkan
hanya mengarahkan dan membantu siswa dalam masalah rutin tidak memberikan kontribusi pada
mengembangkan kemampuan problem solving yang perkembangan mental siswa dan untuk memberikan
nantinya mungkin dapat membantu mereka dalam kesempatan bagi siswa mengembangkan pemikiran
menciptakan strategi mereka sendiri. tingkat tinggi dalam proses pemahaman, analisis
Holmes (Wardhani, 2010) mengungkapkan eksploratif, dan penerapan konsep-konsep mate-
perbedaan masalah rutin dan masalah nonrutin matika, masalah nonrutin harus digunakan. Namun,
dalam matematika. Masalah rutin dapat dipecahkan siswa umumnya takut mengeluarkan ide untuk
dengan metode yang sudah ada. Masalah rutin memecahkan masalah nonrutin karena masalah ini
sering disebut sebagai masalah penerjemahan biasanya tidak standar (tidak biasa/tidak baku), yang
karena deskripsi situasi dapat diterjemahkan dari melibatkan solusi yang tidak biasa dan tak terduga.
kata-kata menjadi simbol-simbol. Masalah rutin Menurut Yeo (Musdhalifah, 2013) masalah
dapat membutuhkan satu, dua atau lebih langkah matematika nonrutin adalah masalah kompleks yang
pemecahan. Lebih lanjut, Holmes (Wardhani, 2010) untuk menyelesaikannya diperlukan pemikiran lebih
menguraikan pendapat Charles bahwa masalah rutin lanjut karena menyajikan situasi baru yang belum
memiliki aspek penting dalam kurikulum, karena pernah dijumpai siswa sebelumnya. Masalah non-
hidup ini penuh dengan masalah rutin. Oleh karena rutin merupakan masalah yang kompleks tetapi
itu tujuan pembelajaran matematika yang diprio- dapat dijangkau dan tidak menuntut tingkatan mate-
ritaskan terlebih dahulu adalah siswa dapat meme- matika tertentu yang tinggi, mengharuskan siswa
cahkan masalah rutin. untuk menggunakan strategi heuristik untuk men-
Untuk masalah nonrutin Holmes (Wardhani, capai masalah, memahami, serta menemukan penye-
2010) menguraikan pendpat dari Kouba et.al yang lesaiannya.
menyatakan bahwa masalah nonrutin kadang Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat
mengarah kepada masalah proses. Masalah nonrutin disimpulkan bahwa masalah matematika nonrutin
membutuhkan lebih dari sekadar penerjemahan merupakan masalah matematika yang tidak dapat
masalah menjadi kalimat matematika dan penggu- diketahui secara langsung prosedur yang digunakan
naan prosedur yang sudah diketahui. Masalah dalam menyelesaikannya. Oleh sebab itu, masalah
nonrutin mengharuskan siswa untuk membuat nonrutin memungkinkan diselesaikan dengan
sendiri metode pemecahannya. Harus merencanakan prosedur-prosedur yang tidak biasa dan tanpa harus
dengan seksama bagaimana memecahkan masalah terikat pada aturan-aturan tertentu.
tersebut. Strategi-strategi seperti menggambar, Karakteristik pemecahan masalah nonrutin
menebak dan melakukan cek, membuat tabel atau pada penelitian ini diadaptasi dari langkah polya
urutan kadang perlu dilakukan. Holmes (Wardhani, yang telah dirumuskan oleh Lutfiananda (2016).
2010) menyatakan bahwa, masalah nonrutin dapat Langkah karakteristik pemecahan masalah lebih
berbentuk petanyaan open ended sehingga memiliki diperjelas agar diperoleh informasi yang lebih detail
lebih dari satu solusi atau pemecahan. Masalah dan mendalam, agar informasi yang diperoleh tidak
tersebut kadang melibatkan situasi kehidupan atau sekadar pada strategi atau solusi namun juga cara
membuat koneksi dengan subyek lain. berpikir, kesulitan atau proses lain yang memung-
Menueurt Budhayanti, dkk., (2008) masalah kinkan terjadi. Kriteria pemecahan masalah mate-
tidak rutin adalah masalah yang disusun dengan matika nonrutin yang dimaksud ditunjukkan pada
maksud untuk memperluas wawasan sebagai tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kriteria Pemecahan Masalah Matematika Nonrutin

Langkah Uraian Indikator


Memahami Membaca masalah Dapat mengucapkan kembali permasalahan yang diberikan
masalah nonrutin yang dengan kalimat sendiri.
diberikan dan
memahami maksudnya

5
Langkah Uraian Indikator
Mengidentifikasi a. Dapat menentukan informasi atau syarat yang sudah
informasi atau syarat terpenuhi dari masalah yang diberikan.
yang sudah terpenuhi b.Dapat menentukan informasi atau syarat perlu yang masih
maupun yang belum belum terpenuhi dari masalah yang diberikan.
terpenuhi dari soal. c. Dapat menentukan informasi yang tidak diperlukan dari
masalah yang diberikan.
Mengidentifikasi apa a. Dapat menentukan tujuan yang ingin dicapai dari masalah
yang ditanyakan dari yang diberikan.
masalah yang b.Dapat menentukan keterkaitan antara informasi yang telah
diberikan diketahui dengan tujuan yang ingin dicapai.
Merancang Menyusun rencana Dapat mengaitkan infromasi yang diperoleh pada tahap
strategi atau strategi sebelumnya atau dari pengalaman untuk menyusun strategi
pemecahan masalah. pemecahan masalah sebagai pedoman dalam emmecahkan
masalah.
Melaksanakan Melaksanakan strategi a. Dapat menerapkan strategi pemecahan masalah yang telah
strategi. pemecahan masalah disusun dengan konsep matematika maupun komputasi yang
yang telah disusun benar untuk mendapatkan solusi.
untuk mendapatkan b.Dapat menerapkan strategi pemecahan masalah yang telah
solusi. disusun untuk menjawab semua pertanyaan pada masalah
dengan menggunakan semua informasi atau syarat yang ada.
Memeriksa Memeriksa kembali a. Dapat menunjukkan kesesuaian langkah pemecahan masalah
kembali setiap langkah dengan informasi atau syarat yang ada dan strategi yang telah
pemecahan masalah disusun.
yang telah b.Dapat menunjukkan kesesuaian solusi pemecahan masalah
dilaksanakan. yang diperoleh dengan informasi atau syarat yang diketahui
dan ditanyakan.
c. Dapat menemukan alternatif strategi pemecahan masalah
dengan menggunakan informasi yang ada.

Berpikir Reflektif dilakukan dapat dibagi dalam 3 fase yaitu:1)


Reactin, 2) Elaborating, 3) Contemplating.
Menurut John Dewey (1910), definisi Berpikir reflektif memberikan kesempatan
mengenai berpikir reflektif yang selama ini kepada siswa untuk memikirkan tentang proses
digunakan adalah: “active, persisten, and careful berpikir mereka. Menurut Kurniawati, dkk. (Masa-
consideration of any belief or supposed from of mah, dkk., 2015) bahwa kemampuan berpikir ref-
knowledge in the light of the grounds that support it lektif sangat diperlukan bagi siswa dalam proses
and the conclusion to which it tends”. Berpikir pemecahan masalah, sebab siswa harus mem-
reflektif merupakan pemikiran secara aktif, terus prediksi jawaban benar dengan segera sehingga
menerus, gigih, dan mempertimbangkan dengan dapat mengeksplorasi masalah dengan mengiden-
saksama tentang segala sesuatu yang dipercaya tifikasi konsep matematika yang terlibat dalam
kebenarannya atau format yang diharapkan tentang masalah yang diberikan dan menggunakan berbagai
pengetahuan apabila dipandang dari sudut pandang strategi. Ketika strategi telah dipilih oleh siswa,
yang mendukungnya dan menuju pada suatu mereka perlu membangun ide, menarik kesimpulan,
kesimpulan. menentukan validitas argumen, memeriksa kembali
Menurut Noer (2008), berpikir reflektif dalam solusi, dan mengembangkan strategi alternatif.
belajar adalah kemampuan siswa dalam memberi Selanjutnya, Zehavi dan Mann (Nindiasari,
pertimbangan tentang proses belajarnya. Apa yang dkk., 2014) merinci kemampuan berpikir reflektif
diketahui, apa yang diperlukan untuk mengetahui, meliputi kegiatan: menganalisis penyelesaian
dan bagaimana menjembatani kesenjangan selama masalah, menyeleksi teknik, memonitor proses
proses belajar. Berpikir reflektif dalam prosesnya solusi, insight, dan pembentukan konsep. Sejalan
melibatkan pemecahan masalah, perumusan kesim- dengan itu Nindiasari (2011) berpendapat bahwa
pulan, memperhitungkan hal-hal yang berkaitan, proses berpikir reflektif diantaranya adalah
dan membuat keputusan. Langkah-langkah yang kemampuan untuk meninjau kembali, memantau

6
dan memonitor proses solusi di dalam pemecahan dan dapat dikembangkan ketika siswa sedang
masalah. berada dalam proses yang intens tentang pemecahan
Tisngati (2015) berpendapat bahwa dalam masalah. Dengan kata lain, pembelajaran mate-
berpikir reflektif siswa dapat merasakan dan mengi- matika di kelas sedapat mungkin menyentuh aspek
dentifikasi masalah, membatasi dan merumuskan pemecahan masalah dan dilakukan secara sengaja
masalah, mengajukan beberapa kemungkinan alter- dan terencana. Misalnya menurut Masson dalam
natif solusi pemecahan masalah, mengembangkan (Saragih, 2008) dalam pemecahan masalah, langkah
ide untuk memecahkan masalah dengan cara looking back dari Polya adalah suatu tahap berpikir
mengumpulkan data yang dibutuhkan, melakukan reflektif, yaitu secara sengaja belajar dari penga-
tes untuk menguji solusi pemecahan masalah dan laman, tetapi sering tidak dilakukan secara efektif
menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dan tersulit diperkenalkan pada orang.
membuat kesimpulan.
a. Berpikir Kritis
Berpikir reflektif membantu siswa untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan maupun solusi The National Council Exelence in Critical
pemecahan masalah yang diperoleh dengan infor- Thinking (Tunakotta, 2011) mendefinisikan berpikir
masi awal yang diketahui pada soal. Lochhead kritis sebagai proses intelektual berdisiplin yang
(Lutfiananda, 2016) menyatakan bahwa inti dari secara aktif dan cerdas mengonseptualisasikan,
berpikir logis adalah berpikir reflektif sehingga menerapkan, menganalisis, mensintesakan, dan/atau
berpikir reflektif dapat digunakan untuk memeriksa mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau
kembali apa yang telah dilakukan dalam proses dihasilkan melalui observasi, pengalaman, refleksi
pemecahan masalah. Berpikir reflektif bertujuan (perenungan kembali), nalar, atau komunikasi
untuk mengetahui alasan atau bukti yang men- sebagai panduan mengenai apa yang dipercaya dan
dukung setiap keputusan yang diambil dalam proses tindakan yang diambil.
pemecahan masalah. Oleh sebab itu, siswa yang Menurut Saragih (2008) berfikir kritis
mampu berpikir reflektif dapat melaksanakan tugas ditandai dengan mampu memberikan alasan ketika
atau belajar matematika secara mandiri untuk mengemukakan pendapat dan mengapa hal ini
mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini demikian (terjadi) tatkala menerima atau menda-
dikarenakan aktivitas belajar yang dilakukan dapat patkan suatu informasi. Dengan demikian, tujuan
direncanakan dengan baik dengan melihat proses berfikir kritis adalah mengevaluasi tindakan yang
belajar yang telah dilakukan, informasi atau terbaik dan diyakini.
pengetahuan apa yang diketahui, apa yang masih Jacob dan Sam (2008) mendefinisikan empat
perlu diketahui dan bagaimana cara menghu- tahapan proses berpikir kritis dalam pemecahan
bungkan kedua hal tersebut. masalah, yaitu:
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, 1) Clarification: tahap dimana siswa merumuskan
dapat disimpulkan bahwa berpikir reflektif masalah dengan tepat dan jelas.
merupakan kegiatan berpikir matematis secara aktif, 2) Assesment: tahap dimana siswa menemukan
terus menerus dan penuh pertimbangan untuk pertanyaan yang penting dalam masalah.
memahami masalah disertai dengan alasan yang 3) Inference: tahap dimana siswa membuat kesim-
jelas dan rasional yang bertujuan untuk menarik pulan berdasarkan informasi yang telah dipe-
suatu kesimpulan atau memecahkan masalah dengan roleh.
menghubunkan informasi yang ada dengan penge- 4) Strategies: tahap dimana siswa berpikir secara
tahuan terdahulu yang dimiliki, merepresentasikan terbuka dalam menyelesaikan masalah.
masalah dengan simbol-simbol, mengkomunika- b. Berpikir Kreatif
sikan secara matematis, menalar dan memecahkan
masalah. Menurut Saragih (2008) berpikir kreatif
sesungguhnya adalah suatu kemampuan berpikir
Hubungan Berpikir Reflektif dengan Berpikir yang berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi
Kritis dan Berpikir Kreatif yang sedang dihadapi, bahwa di dalam situasi itu
terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang
Kemampuan berpikir reflektif dalam ingin atau harus diselesaikan. Selanjutnya ada unsur
matematika memuat kemampuan berpikir kritis dan originalitas gagasan yang muncul dalam benak
berpikir kreatif sama seperti kemampuan berpikir seseorang terkait dengan apa yang teridentifikasi.
lainnya. Kedua kemampuan berfikir ini dipandang Hasil yang dimunculkan dari berpikir kreatif itu
sangat essensial dalam mengembangkan kemam- sesungguhnya merupakan suatu yang baru bagi
puan-kemampuan lain dalam belajar matematika yang bersangkutan serta merupakan sesuatu yang

7
berbeda dari yang biasanya dia lakukan. Untuk berpikir reflektif yang dirmuskan oleh Primrose
mencapai hal ini orang harus melakukan sesuatu (Kashinath, 2013) sebagai berikut:
terhadap permasalahan yang dihadapi, dan tidak 1. Mendefinisikan masalah
tinggal diam saja menunggu. Tahap ini dilakukan untuk memahami tujuan
Indikator kemampuan berpikir kreatif menu- yang akan dicapai dari pemecahan masalah tersebut.
rut Saragih (2008) sebagai berikut: Jika terdapt istilah dalam soal yang menimbulkan
1) Fluency (Kelancaran) dalam memunculkan perbedaan penafsiran maka terlebih dahulu diper-
gagasan atau pertanyaan yang beragam serta jelas agar diperoleh pernyataan yang pasti dan dapat
menjawabnya, ataupun merencanakan dan dipahami dengan baik.
menggunakan berbagai strategi penyelesaian 2. Menganalisis masalah
pada saat menghadapi masalah yang rumit Tahap menganalisi masalah dilakukan untuk
serta kebuntuan. Dalam situasi seperti ini memperoleh informasi yang diketahui dan ditanya-
dimana tersedia berbagai kemungkinan untuk kan dalam soal dan memperjelas interpretasi atau
menyelesaikan masalah yang dihadapi, penafsiran terhadap masalah sehingga memper-
kelenturan dalam memilih dan menggunakan mudah dalam menyusun strategi.
3. Menentukan kriteria
strategi yang lain, sering harus muncul.
Tahap ini dilaksanakan dengan menggam-
Artinya, ketika tertumbuk pada kebuntuan,
barkan secara ringkas karakteristik kemungkinan
seseorang tidak segan dan memutuskan untuk jawaban. Karakteristik tersebut disusun disertai
mengganti strateginya dengan strategi yang alasan rasional untuk mengklasifikasikan informasi
lain. yang perlu diperhatikan agar mengarah kepada
2) Flexibility (kelenturan) dapat dipandang juga solusi yang diharapkan.
sebagai suatu variasi yang sesungguhnya 4. Menganalisis informasi
menunjukkan kekayaan ide atau alternatif dan Tahap ini dilaksanakan dengan mengiden-
usaha dari yang bersangkutan dalam tifikasi informasi yang telah diketahui pada soal dan
membangun gagasan menuju pada solusi yang yang masih diperlukan untuk mendapatkan solusi.
diharapkannya. Kadang-kadang ia ingin 5. Mengusulkan solusi pemecahan masalah
memperoleh solusi cara yang singkat atau Tahap ini dilaksanakan dengan mengusulkan
praktis informal, tetapi juga ia dapat sebanyak mungkin kemungkinan solusi yang
menginginkan cara yang formal. berbeda. Kemungkinan solusi tersebut diperiksa
3) Originality (Keaslian) dipandang sebagai mun- kesesuaiannya dengan informasi yang telah
culnya gagasan dari yang bersangkutan tanpa dianalisis untuk diperoleh alasan rasional yang
memperoleh bantuan dari orang lain. Keaslian mendukung kemungkinan jawaban tersebut.
ini muncul dalam berbagai bentuk, dari yang 6. Menentukan solusi pemecahan masalah
sederhana atau yang informal untuk kemudian Selanjutnya dengan banyak kemungkinan
dapat dikembangkan menjadi lebih lengkap. solusi yang diperoleh, akan ditentukan solusi
Originalitas dalam hal ini adalah relatif. sebenarnya dari masalah tersebut. Pemilihan solusi
tentunya memperhatikan kesesuaian dengan
Karena bagi yang bersangkutan hal tersebut
informasi pada soal dan disertai alasan yang
adalah sesuatu yang original (baru bagi
rasional. Solusi pemecahan yang dimaksud juga
dirinya), namun untuk orang lain tidaklah dimungkinkan lebih dari satu jawaban.
sesuatu yang baru. 7. Menerapkan solusi pemecahan masalah
4) Elaboration (Keterampilan Memperinci): ciri- Setelah menentukan solusi pemecahan masa-
ciri keterampilan memperinci adalah mampu lah, selanjutnya dipilih metode menggunakan ope-
memperkaya dan mengembangkan suatu rasi matematika untuk memperoleh solusi. Pelak-
gagasan atau produk, menambahkan atau sanaan strategi juga disertai analisis agar pene-
memperinci secara detil subjek, gagasan atau rapannya tepat.
situasi sehingga menjadi lebih menarik. 8. Menganalisis kembali
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap
Langkah-Langkah Berpikir Reflektif dalam solusi yang diperoleh. Hal tersebut dilaksanakan
Pemecahan Masalah Matematika dengan memeriksa setiap langkah penyelesaian dari
awal hingga diperoleh solusi yang sesuai dengan
Langkah-langkah berpikir reflektif dalam ketentuan dari masalah yang diberikan.
pemecahan masalah matematika yang digunakan Berdasarkan definisi proses berpikir reflektif
pada penelitian ini diadaptasi dari delapan langkah dan kriteria pemecahan masalah nonrutin

8
sebelumnya maka diperoleh karakteristik proses Lutfiananda (2016) hal tersebut dilakukan agar
berpikir reflektif dalam pemecahan masalah. Karak- informasi yang diperoleh dapat diuraikan lebih
teristik proses berpikir reflektif dalam memecahkan lengkap dan sistematis. Karakteristik proses berpikir
masalah nonrutin dalam penelitian ini dikem- reflektif pemecahan masalah matematika nonrutin
bangkan dari karakteristik yang dirumusan oleh dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Karakteristik Proses Berpikir Reflektif dalam Memecahkan Masalah Nonrutin
Langkah Indikator Pemecahan Masalah Proses Berpikir Reflektif
Memahami a. Dapat mengucapkan kembali Mengidentifikasi Masalah
masalah permasalahan yang diberikan a. Menyatakan masalah dengan kalimat sendiri
dengan kalimat sendiri. atau melalui representasi simbol-simbol
b.Dapat menentukan informasi atau dengan cermat dan detail (Elaboration-
syarat yang sudah terpenuhi dari Berpikir Kreatif).
masalah yang diberikan. b.Mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan
c. Dapat menentukan informasi atau dengan jelas dan logis (Clarification-Berpikir
syarat perlu yang masih belum Kritis).
terpenuhi dari masalah yang Menganalisis Masalah
diberikan. c. Menemukan pertanyaan yang penting dalam
d.Dapat menentukan informasi yang soal berdasarkan informasi yang dibutuhkan.
tidak diperlukan dari masalah yang (Assesment-Berpikir Kritis).
diberikan. d.Menentukan informasi yang diperlukan dan
e. Dapat menentukan tujuan yang yang masih belum terpenuhi disertai alasan
ingin dicapai dari masalah yang yang logis dan jelas (Assesment-Berpikir
diberikan. Kritis).
f. Dapat menentukan keterkaitan e. Menghubungkan informasi yang diperoleh
antara informasi yang telah dengan pengetahuan yang dimiliki untuk
diketahui dengan tujuan yang ingin memahami situasi (Elaboration-Berpikir
dicapai. Kreatif).
Merancang Dapat mengetahui informasi yang Menentukan Kriteria
strategi diperoleh pada tahap sebelumnya a. Merepresentasikan masalah dalam simbol-
atau dari pengalaman untuk simbol (Inference-Berpikir Kritis).
menyusun strategi pemecaahan Menganalisis Informasi
masalah sebagai pedoman dalam b.Menyusun strategi pemecahan masalah
memecahkan masalah disertai dengan alasan yang logis dan jelas
(Inference-Berpikir Kritis).
Mengusulkan Solusi Pemecahan Masalah
c. Menghubungkan informasi yang diketahui
dengan konsep atau pengalaman yang dimiliki
(Elaboration-Berpikir Kreatif).
d.Mampu mengusulkan berbagai solusi untuk
pemecahan masalah dengan tepat (Fluency-
Berpikir Kreatif).
Melaksanakan a. Dapat menerapkan strategi Menentukan Solusi Pemecahan Masalah
strategi. pemecahan masalah yang telah a. Menerapkan strategi pemecahan masalah
disusun dengan konsep matematika disertai alasan yang logis dan jelas (Inference-
maupun komputasi yang benar Berpikir Kritis).
untuk mendapatkan solusi. b.Mampu memberikan solusi yang beragam
b.Dapat menerapkan strategi dengan tepat (Flexibility-Berpikir Kreatif).
pemecahan masalah yang telah c. Mampu memberikan solusi yang berbeda atau
disusun untuk menjawab semua solusi yang jarang/tidak terpikirkan oleh siswa
pertanyaan pada masalah dengan yang lain (Originality-Berpikir Kreatif).
menggunakan semua informasi Menerapkan Solusi Pemecahan Msalah
atau syarat yang ada. d.Mengkomunikasikan pelaksanaan strategi
pemecahan masalah dengan representasi

9
Langkah Indikator Pemecahan Masalah Proses Berpikir Reflektif
simbol-simbol (Inference-Berpikir Kritis).
Memeriksa a. Dapat menunjukkan kesesuaian Menganalisis Kembali
kembali langkah pemecahan masalah a. Menghubungkan apa yang telah dilakukan dan
dengan informasi atau syarat yang apa yang masih dapat dilakukan untuk
ada dan strategi yang telah mengembangkan pemecahan masalah yang
disusun. telah dilakukan (Elaboration-Berpikir
b.Dapat menunjukkan kesesuaian Kreatif).
solusi pemecahan masalah yang b.Membedakan antara kesimpulan yang
diperoleh dengan informasi atau didasarkan pada logika yang valid/tidak valid
syarat yang diketahui dan (Strategies-Berpikir Kritis)
ditanyakan. c. Menyampaikan alternatif strategi atau solusi
c. Dapat menemukan alternatif dari pemecahan masalah dengan disertai
strategi pemecahan masalah alasan yang logis dan jelas (Strategies-
dengan menggunakan informasi Berpikir Kritis).
yang ada. d.Memeriksa kembali alternatif solusi yang
diberikan.
Penelitian yang Relevan liti mengungkapan bahwa hal tersebut
disebabkan oleh, teori perkembangan kognitif
1. Penelitian yang dilakukan oleh Immas Metika dari Piaget yang menyatakan siswa SMP berada
Alfa Lutfiananda (2016) yang berjudul “Ana- pada tahap operasional formal, sehingga mampu
lisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam berpikir lebih abstrak dan mampu untuk
Memecahkan Masalah Non Rutin di Kelas VIII menyatakan hubungan-hubungan yang ada,
SMP Islamic International School Pesantren seperti menceritakan kembali apa yang telah
Sabilil Muttaqien (IIS PSM) Magetan Ditinjau dilakukan (dalam pikirannya).
dari Kemampuan Awal” yang menyelidiki 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Nasriadi
bagaimana proses berpikir reflektif siswa SMP (2016) yang berjudul “Berpikir Reflektif Siswa
dalam memecahkan masalah matematika non- SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika
rutin berdasarkan kemampuan awal matema- Ditinjau dari Perbedaan Gaya Kognitif”.
tikanya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Bertujuan untuk mengetahui bagaimana berpikir
perbedaan proses berpikir reflektif siswa yang reflektif siswa SMP dalam memecahkan
berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah masalah matematika ditinjau dari perbedaan
dalam memecahkan masalah matematika non- gaya kognitif. Hasil dari penelitian ini
rutin yang diberikan. menunjukkan perbedaan proses berpikir
Terdapat hubungan dengan penelitian reflektif siswa yang bergaya kognitif reflektif
yang dilakukan yaitu proses berpikir reflektif dan bergaya kognitif implusif dalam
siswa menentukan pengambilan strategi dalam memecahkan masalah matematika yang
memecahkan masalah matematika nonrutin diberikan.
ditinjau dari kemampuan awal. Penelitian ini Terdapat hubungan dengan penelitian
akan meneliti bagaimana berpikir reflektif siswa yang dilakukan yaitu proses berpikir reflektif
SMA dalam memecahkan masalah matematika siswa menentukan pengambilan strategi dalam
nonrutin pada materi aturan pencacahan ditinjau memecahkan masalah matematika. Penelitian
dari kemampuan awal. Perbedaan penelitian ini ini akan meneliti bagaimana berpikir reflektif
dengan Lutfiananda (2016) yaitu subjek siswa SMA dalam memecahkan masalah
penelitiannya siswa SMP, sedang-kan penelitian matematika nonrutin pada materi aturan
ini subjek penelitiannya adalah siswa SMA pencacahan ditinjau dari kemampuan awal.
dalam memecahkan masalah nonrutin pada Perbedaan penelitian ini dengan Ahmad
materi aturan pencacahan. Nasriadi (2016) yaitu subjek penelitiannya
Peneliti menggunakan subjek penelitian siswa SMP, sedangkan penelitian ini subjek
siswa SMA karena sejauh ini, berdasarkan penelitiannya adalah siswa SMA, jenis masalah
penelusuran peneliti pada jurnal-jurnal pene- yang diberikan dalam pemecahan masalah tidak
litian mengenai proses berpikir reflektif siswa, dijelaskan secara detail sedangkan penelitian ini
pada umumnya peneliti terdahulu menggunakan memfokuskan pada jenis masalah nonrutin dan
siswa SMP sebagai subjeknya. Beberapa pene- kemapuan proses berpikir refletif siswa ditinjau

10
dari gaya kognitifnya sedangkan penelitian ini dikelompokkan menjadi kemampuan awal tinggi,
meninjau dari tingkat kemampuan awal sedang dan rendah.
matematika siswa. Kemampuan berpikir reflektif merupakan hal
Peneliti menggunakan jenis masalah yang diperlukaan saat menghadapi masalah karena
nonrutin sebab berdasarkan kajian literatur, siswa dapat memeriksa kembali dan berpikir ulang
masalah nonrutin dianggap tepat untuk tentang pemecahan masalah yang telah dilakukan
menggalih kemampuan proses berpikir reflektif dan bagaimana seharusnya strategi yang tepat dan
siswa dalam pemecahan masalah matematika. sesuai untuk mendapatkan solusi. Melalui proses
Melalui masalah nonrutin siswa tidak bisa berpikir reflektif dapat diketahui proses siswa dalam
menebak langsung prosedur yang digunakan memecahkan suatu masalah dengan lebih mendalam
dalam penyelesaian masalah. Namun, siswa karena proses berpikir reflektif tidak hanya
harus menggunakan kemampuan berpikirnya menuntut jawaban namun juga konsep, fakta dan
untuk menggalih terdahulu informasi yang alasan yang logis, serta pengambilan keputusan
diketahui dan yang masih dibutuhkan, menghu- yang rasional dalam setiap langkah yang dilakukan.
bungkan informasi tersebut untuk sampai pada Untuk mendapatkan informasi tentang proses
solusi yang diharapkan. berpikir reflektif siswa dalam memecahkan masalah
matematika nonrutin, dalam penelitian ini diguna-
Kerangka Pikir kan teknik wawancara. Siswa diberikan tugas peme-
cahan masalah matematika nonrutin kemudian
Pemecahan masalah menjadi salah satu diwawancara terkait proses berpikir reflektif yang
prinsip dasar dalam pembelajaran matematika bagi dilakukan saat memecahkan masalah tersebut.
siswa kelas X dikarenakan siswa menjadi lebih Wawancara dilaksanakan sebanyak dua kali untuk
aktif, inistif, kreatif dan mandiri dalam proses memperoleh data yang valid. Hasil wawancara yang
belajar. Masalah matematika yang bersifat nonrutin diperoleh selanjutnya dianalisis. Analisis hasil
menjadi salah satu cara untuk mengembangkan wawancara terkait proses berpikir reflektif dalam
kemampuan matematika siswa. Masalah nonrutin memecahkan masalah dilaksanakan berdasarkan
membuat siswa berpikir lebih mendalam terkait karakteristik proses berpikir reflektif dalam meme-
konsep yang digunakan strategi dan alternatif solusi cahkan masalah nonrutin yang telah ditentukan.
terbaik disertai dengan argumen yang rasional. Dengan adanya pembahasan tentang proses
Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif dalam memecahkan masalah
matematika siswa, guru sebaiknya membantu siswa nonrutin pada setiap kategori kemampuan awal,
mengembangkan kemampuan berpikir yang salah diharapkan dapat diperoleh informasi tentang
satunya berpikir reflektif. kelebihan dan kekurangan tentang proses berpikir
Proses berpikir reflektif merupakan kegiatan reflektif maupun keterampilan pemecahan masalah
berpikir matematis secara aktif, terus menerus dan siswa. Dengan demikian, untuk selanjutnya diha-
penuh pertimbangan untuk memahami masalah rapkan dapat menjadi masukan tersendiri bagi guru,
disertai dengan alasan yang jelas dan rasional yang sekolah dan pihak terkait untuk memaksimalkan
bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan atau potensi yang ada dan menyelesaikan hal-hal yang
memecahkan masalah dengan menghubunkan infor- masih perlu diperbaiki.
masi yang ada dengan pengetahuan terdahulu yang
dimiliki, merepresentasikan masalah dengan simbol- 3. METODE PENELITIAN
simbol, mengkomunikasikan secara matematis,
Tempat dan Waktu Penelitian
menalar dan memecahkan masalah. Selain meli-
batkan kemampuan berpikir reflektif, dalam peme-
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas
cahan masalah ikut serta melibatkan kemampuan
XI IPA 1 SMA Negeri 10 Makassar. Penelitian ini
awal matematika siswa, sebab berpengaruh pada
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
pengetahuan konsep matematika. Perbedaan
2016/2017 tepatnya Rabu, 5 Desember 2016.
kemampuan awal matematika siswa memungkinkan
terjadinya pemahaman materi sehingga berimplikasi
Jenis Penelitian
pada proses pengolahan informasi dan pengambilan
keputusan untuk memperoleh solusi. Kemampuan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
awal siswa merupakan kemampuan matematika dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
yang telah dimiliki tentang pengetahuan atau Penelitian ini menggambarkan data kualitatif dan
keterampilan baru yang akan dipelajari dan dideskripsikan untuk menghasilkan gambaran yang
mendalam serta terperinci mengenai berpikir

11
reflektif siswa SMA dalam memecahkan masalah Waktu wawancara ditentukan dengan menyesuaikan
matematika nonrutin ditinjau dari kemampuan awal jadwal belajar siswa melalui informasi atau saran
matematika siswa. guru.
Wawancara dilaksanakan untuk mengum-
Subjek Penelitian pulkan informasi tentang proses berpikir reflektif
siswa dalam memecahkan masalah matematika
Subjek dalam penelitian ini dipilih dari siswa nonrutin. Teknik wawancara dalam penelitian ini
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 10 Makassar pada adalah adalah teknik wawancara mendalam yakni
semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Pemilihan bersifat terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam
siswa kelas XI dikarenakan siswa dianggap suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada
mempunyai pengetahuan dan pengalaman pada ojek yang sama. wawancara dalam penelitian ini
materi matematika dasar, selain itu siswa dianggap bersifat semi terstruktur yakni wawancara dengan
mampu mengkomunikasikan pemikiran secara lisan garis besar pertanyaan yang telah disiapkan peneliti.
maupun tulisan dengan baik sehingga upaya Instrumen yang digunakan dalam penelitian
eksplorasi proses berpikir reflektif siswa dapat ini terdiri dari:
dilakukan. Penentuan subjek dalam penelitian a. instrumen utama
menggunakan teknik purposive sampling yakni Dalam penelitian ini, instrumen utama dalam
merupakan suatu cara pengambilan subjek dengan pengumpulan data adalah peneliti sendiri. Karena
pertimbangan tertentu. pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara
Selain itu, subjek dalam penelitian ini dipilih untuk menggali lebih mendalam tentang berpikir
berdasarkan pertimbangan guru matematika kelas reflektif siswa dalam memecahkan masalah ditinjau
XI IPA 1 SMA Negeri 10 Makassar yang mengacu dari kemampuan awal matematika siswa. Jadi hanya
pada kriteria pemilihan subjek dalam penelitian ini penelitilah yang berhubungan langsung dengan
yakni berkemampuan awal matematika tinggi, subjek penelitian, dan hanya peneliti yang mampu
mampu mengkomunikasikan pemikiran secara lisan memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan
dan tulisan dengan baik, mampu menunjukkan melalui observasi dan wawancara. Sehingga tidak
ekspresi verbal ketika mengerjakan soal, serta dapat diwakilkan kepada orang lain.
mempunyai cukup pengetahuan dan pengalaman
b. Instrumen pendukung
tentang materi matematika dasar.
1) Tes pemecahan masalah
Tes pemecahan masalah berupa soal cerita.
Data Penelitian
Tes pemecahan masalah diberikan kepada subjek
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini penelitian yang bertujuan untuk menilai berpikir
berupa data hasil tes tertulis siswa dalam reflektif siswa dalam penyelesaian masalah. Tes
memecahkan masalah matematika nonrutin yang pemecahan masalah yang diberikan kepada subjek
diberikan serta data hasil wawancara berdasarkan penelitian ada dua, yaitu berupa masalah 1 dan
jawaban tertulis siswa. Sumber data utama dalam masalah 2. Kedua masalah tersebut adalah masalah
penelitian ini adalah subjek penelitian yakni siswa yang setara.
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 10 Makassar Tahun 2) Pedoman wawancara
Ajaran 2016/2017. Secara garis besar pertanyaan yang ingin
Subjek penelitian diwawancarai berdasarkan disampaikan dalam kegiatan wawan cara ini tidak
jawaban tertulis dari masalah matematika non rutin disusun secara terstruktur. Pertanyaan yang diajukan
yang diberikan. Sumber data lain dalam penelitian disesuaikan dengan kondisi hasil kerja subjek didik
ini adalah guru matematika sebagai informan awal, setelah mengerjakan soal yang diberikan. Pedoman
hasil atau transkrip wawancara subjek penelitian, wawancara merujuk pada deskriptor dari berpikir
atau catatan observasi. Dokumen tetang kemampuan reflektif.
matematika siswa juga digunakan untuk menen- Untuk mengetahui proses berpikir reflektif
tukan subjek penelitian. siswa dalam memecahkan masalah, maka dilakukan
tes tertulis (tugas pemecahan masalah) dan
Teknik Pengumpulan Data wawancara. Tes tertulis adalah pemberian tugas
pemecahan masalah matematika, sedangkan
Berdasarkan data yang diperlukan dalam wawancara yang dilakukan mengacu pada langkah-
penelitian maka teknik pengumpulan data yang langkah Polya yaitu:
digunakan berupa wawancara langsung kepada a) Memahami masalah
siswa yang memenuhi kriteria sebagai subjek. b) Membuat rencana

12
c) Melaksanakan rencana Dalam penelitian ini analisis secara keseluruhan
d) Memeriksa kembali dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Wawancara tidak hanya dilakukan untuk a. Reduksi Data
memverifikasi data hasil tes tulis, termasuk juga di Reduksi data merupakan bentuk analisis yang
dalamnya menggali informasi baru yang mungkin bertujuan untuk menajamkan, menyeleksi, memfo-
tidak diperoleh pada tes tertulis, bisa saja yang kuskan, mengabstaksikan, dan mentransformasikan
dipikirkan siswa tidak dituliskannya, hal ini data mentah yang diperoleh di lapangan menjadi
mungkin bisa terungkap pada wawancara. Agar data bermakna. Dalam penelitian ini data mentah
tidak ada informasi yang terlewatkan dan data yang yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan
diperoleh terjamin keabsahannya, maka dilakukan direduksi untuk mendapatkan data yang benar-benar
perekaman suara saat wawancara. dibutuhkan dalam mendeskripsikan berpikir reflek-
tif siswa dalam memecahkan masalah matematika
Validasi Data ditinjau dari perbedaan kemampuan awal.
b. Tahap penyajian data
Untuk menguji kreadibilitas data (keper- Kumpulan data setelah direduksi diorganisir
cayaan terhadap data), peneliti melakukan triangu- dan dikategorikan. Pada tahap ini data lebih
lasi. Dalam penelitian ini, triangulasi yang sederhana disajikan dalam bentuk naratif yang lebih
digunakan adalah triangulasi metode. Untuk ringkas, sehingga memungkinkan untuk ditarik
triangulasi metode, informasi yang diperoleh dicek kesimpulan dari data tersebut.
kembali derajat kepercayaannya melalui metode c. Penarikan kesimpulan
yang berbeda dalam suatu penelitian kualitatif. Data Penarikan kesimpulan adalah kegiatan
yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah data merangkum data serta memeriksa kebenaran data
hasil tes tertulis dengan hasil wawancara. Data yang telah dikumpulkan tentang bagaimana berpikir
dikatakan valid jika data yang diperoleh dari metode reflektif siswa dalam memecahkan masalah mete-
tes sama dengan data yang diperoleh dari metode matika ditinjau dari perbedaan kemampuan awal.
wawancara. Data dari hasil tes tertulis yang berbeda
dengan data dari hasil wawancara kemudian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dikatakan sebagai data yang tidak valid dan akan
direduksi dalam penelitian. Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dengan
Kemampuan Awal Matematika Tinggi Subjek
Teknik Analisis Data ST1
Analisis proses berpikir reflektif siswa
Selanjutnya Data yang diperoleh diperoleh
dengan kemampuan awal matematika tinggi subjek
dari hasil kerja siswa dianalisis dengan
ST1 dalam memecahkan masalah matematika non-
menggunakan tahap-tahap kegiatan dalam menga-
rutin menurut tahap pemecahan masalah Polya
nalisis data kualitatif yaitu tahap reduksi data, tahap
ditunjukkan berikut ini.
penyajian data dan tahap penarikan kesimpulan.
a. Data Tes Tertulis
Lembar jawaban tes tertulis subjek ST1:

Pertama, subjek ST1 menuliskan di lembar jawaban bahwa masalah yang diberikan tergolong belum
pernah ia temukan di dalam dan di luar pembelajaran. Hal ini berarti permasalahan yang diberikan
merupakan masalah nonrutin bagi subjek ST1.

Kedua, subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada tahap clarification yakni dapat menuliskan hal

13
yang diketahui pada masalah yang diberikan dengan rinci, jelas, tepat dan teliti. Hal ini berarti bahwa subjek
ST1 mampu memahami permasalah yang diberikan.

Ketiga, subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada tahap assesment yakni dapat menuliskan hal
yang ditanyakan pada masalah yang diberikan. Informasi yang diberikan jelas, tepat, teliti dan relevan
dengan masalah. Hal ini berarti bahwa subjek ST1 memahami tujuan yang akan dicapai dari permasalah
yang diberikan.

Keempat, subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada tahap elaboration yakni dapat menuliskan
dengan tepat pengetahuan matematika yang dimilikinya untuk membantu memahami dan menyelesaikan
masalah yang diberikan. Hal ini berarti bahwa subjek ST1 mampu mengaitkan informasi yang diketahui dan
ditanyakan dengan pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman belajarnya guna mencari solusi
permasalah yang diberikan.

Kelima, subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni dapat menuliskan solusi
dari masalah yang diberikan dengan langkah-langkah yang jelas. Konsep yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah adalah jelas, tepat dan relevan sesuai yang dituliskan pada bagian (d) pengetahuan
matematika awal yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Selain itu, subjek ST1
menunjukkan berpikir kreatif pada tahap fluency dan flexibility sebab dari lembar jawaban subjek ST1 dapat
dilihat bahwa terdapat tiga solusi yang berbeda yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah dan solusi
yang diberikan tepat, jelas dan logis. Selain itu, subjek ST1 sudah merasa yakin dengan jawabannya sebab

14
terdapat tanda √ diakhir (artinya sudah mengecek kembali jawababnnya). Berdasarkan lembar jawaban,
subjek ST1 sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan menggunakan konsep yang sesuai
serta setiap langkah disertai alasan yang jelas dan logis.
b. Data Hasil Wawancara 4) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada
Langkah memahami masalah satu oleh subjek tahap elaboration yakni dapat menyebutkan
ST1 ditunjukkan dalam hasil wawancara berikut. pengetahuan matematika yang dimilikinya ber-
ST101P : Apakah kamu pernah menemui dasarkan hasil pemahamannya terhadap masalah
masalah seperti ini sebelumnya? yang diberikan dengan tepat (ST106S).
ST101S : Belum pernah kak. Langkah merencanakan strategi pemecahan
ST102P : Bisa diceritakan masalah pada soal masalah oleh subjek ST1 ditunjukkan dalam hasil
dengan bahasa sendiri?, kemudian wawancara berikut.
sebutkan yang diketahui. ST107P : Bagaimana rencana kamu mene-
ST102S : (Menceritakan kembali permasala- mukan solusi dari permasalahan
han dengan bahasa sendiri dengan yang diberikan?
benar, tepat, jelas dan rinci). ST107S : Pertama saya tentukan dulu aturan-
ST103P : Apa yang diketahui di soal? aturan memilih dua siswa tersebut
ST103S : (menyebutkan yang diketahui di soal berdasarkan kelasnya kak.
dengan tepat dan rinci). ST108P : Seperti apa itu?
ST104P Apakah ada informasi lain yang ST108S : Akan dipilih dua siswa jadi kemung-
masih dibutuhkan untuk menger- kinan pertama: dua-duanya harus
jakan soal ini, tetapi belum disebut- dari kelas IPS. Kemungkinan kedua:
kan di soal? dua-duanya harus dari kelas IPA.
ST104S : Tidak ada kak, itu saja. Kemungkinan ketiga dari kelas IPA
ST105P : Selanjutnya, apa yang ditanyakan? atau kelas IPS.
ST105S : (Menyebutkan dengan benar yang ST109P : Kenapa kamu rencanakan seperti
ditanyakan pada soal). itu?
ST106P : Coba sebutkan pengetahuan mate- ST109S : Itu tadi kak, karena diminta mem-
matika yang kamu miliki untuk perhatikan kelas asalnya, jadi saya
dapat membantu menyelesaikan soal buat kemungkinannya seperti itu.
ini!, Misalnya materi yang sudah ST110P : Jadi, kamu memikirkan cara itu,
diajarkan atau rumus-rumus yang sudah yakin?
dgunakan. ST110S : Iya yakin kak.
ST106S : Kalau soal ini sih kak, bisa diker- ST111P : Terus caranya bagaimana?
jakan pakai kombinasi, rumusnya ST111S : Saya pakai kombinasi kak.
yang ini (menunjuk hasil peker- ST112P : Bisa dijelaskan?
jaannya). ST112S : Pertama: semuanya dari kelas IPS
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek sehingga kombinasi 2 dari 7 siswa.
ST pada masalah yang diberikan, diperoleh Kedua: semuanya dari kelas IPA
informasi memahami masalah sebagai berikut: sehingga kombinasi 2 dari 5 siswa.
1) Subjek ST1 belum pernah menemukan sebe- Ketiga: siswa IPA atau siswa IPS
lumnya masalah yang diberikan (ST101S). kominasi 2 dari 12 siswa.
2) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada ST113P : Kamu yakin dengan cara yang kamu
tahap elaboration yakni dapat menyatakan gunakan?
masalah yang diberikan dengan kalimat sendiri. ST113S : Iya yakin kak.
Selain itu, subjek ST1 menunjukkan berpikir Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek
kritis pada tahap clarification dan assesment ST1 pada masalah yang diberikan, diperoleh infor-
yakni dapat menentukan informasi yang masi merencanakan strategi pemecahan masalah
diketahui serta ditanyakan (ST102S, ST103S berikut:
dan ST105S). 1) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada
3) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni dapat menyusun strategi
tahap assesment yakni menjelaskan bahwa pemecahan masalah disertai dengan alasan yang
informasi yang dibutuhkan untuk menyele- logis dan jelas (ST107S, ST109S, ST110S dan
saikan masalah sudah lengkap (ST104S). ST113S).

15
2) Subjek ST1 menunjukkan berpikitr kreatif pada 4) Subjek ST1 merasa yakin bahwa jawaban yang
tahap elaboration yakni mampu menghu- diperoleh sudah benar (ST118S).
bungkan informasi yang diperoleh (ST111S dan Langkah memeriksa kembali pemecahan
ST112S). masalah oleh subjek ST1 ditunjukkan dalam hasil
3) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada wawancara berikut.
tahap fluency yakni mampu mengusulkan tiga ST120P : Bagaimana kalau misalkan saya
alternatif solusi yang tepat (ST108S). katakan harus memilih satu siswa
Langkah melaksanakan strategi pemecahan dari kelas IPA dan satu siswa dari
masalah pertama oleh subjek ST1 ditunjukkan kelas IPS?
dalam hasil wawancara berikut. ST120S : Kan tadi sudah ada yang ketiga dari
ST114P : Kemudian, bagaimana cara kamu IPA atau IPS.
menjawabnya? ST121P : Tadi saya katakan satu IPA dan satu
ST114S : itu tadi kak. (menjelaskan langkah- IPS.
langkah penyelesaiannya masalah- ST121S : Oh iya, itu juga termasuk aturan
nya dengan tepat). kak.
ST115P : Berarti sesuai dengan yang kamu ST122P : Kenapa ?
rencanakan tadi ya? ST122S : Karena kalau “atau” intinya dua
ST115S : Iya kak begitu. orang diambil dari IPA atau IPS
ST116P : Setelah itu langkah selanjutnya, tidak ditentukan jumlah perwakilan
bagaimana? kelas masing-masing. Kalau dan
ST116S : Terakhir buat kesimpulannya (me- harus satu dari IPA dan satu dari IPS
nyebut kesimpulan dari masalah jawabannya juga beda.
yang diberikan dengan tepat). ST123P : Kenapa tidak dituliskan?
ST117P : Jadi, menurut kamu ada berapa ST123S : Lupa kak.
aturan yang memungkinkan untuk ST124P : Sudah yakin dan sudah diperiksa
memilih dua siswa tersebut? kembali jawaban yang kamu tulis?
ST117S : Tiga kak, itu tadi. ST124S : Iya yakin kak, sudah saya periksa.
ST118P : Sudah yakin dengan jawabannya? (menyebut solusi yang diperoleh
ST118S Yakin kak, sudah begitu saja. dengan tepat).
ST119P : Ada tidak cara lain selain langsung ST125P : Bagaimana cara kamu memerik-
pakai rumus kombinasi untuk meng- sanya?
hitung cara mimilih siswa dari ST125S : Saya baca kembali semua dari
aturan-aturan yang kamu temukan? diketahui sampai kesimpulannya.
ST119S : Menurut saya tidak ada kak, ini saja ST126P : Kenapa tidak kamu pikirkan aturan
pakai kombinasi, karena aturannya dua dari IPS dan satu dari IPA.
tidak diperhatikan. ST126S : Tidak bisa kak cuman dua orang
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek yang dibutuhkan.
ST pada masalah yang diberikan, diperoleh infor- Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek
masi melaksanakan strategi pemecahan masalah ST pada masalah yang diberikan, diperoleh infor-
berikut: masi memeriksa kembali pemecahan masalah
1) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada berikut:
tahap inference yakni dapat menjelaskan 1) Subjek ST1 mampu menunjukkan berpikir
pemecahan masalah sesuai dengan strategi yang kreatif pada tahap elaboration yakni mampu
telah disusun dengan lancar (ST114S s.d. menghubungkan apa yang telah dilakukan dan
ST116S). apa yang masih dapat dilakukan untuk
2) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada mengembangkan pemecahan masalah yang
tahap flexibility yakni mampu memberikan telah dilakukan (ST120S s.d. ST123S).
solusi yang beragam yakni tiga alternatif dengan 2) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada
tepat (ST117S). tahap strategies yakni menyampaikan alternatif
3) Subjek ST1 tidak menunjukkan berpikir kreatif solusi pemecahan masalah, menunjukkan kese-
pada tahap originality sebab belum mampu suain solusi dengan informasi yang diperoleh
menunjukkan atau memikirkan solusi yang dan merasa yakin terhadap jawabannya melalui
berbeda atau solusi yang jarang/tidak terpikir- pengecekan solusi dilakukan (ST124S).
kan oleh siswa yang lain (ST119S).

16
3) Subjek ST1 memeriksa kembali solusi yang dap informasi yang diperoleh untuk menyusun
diberikan (ST125S). rencana melalui konsep atau pengalaman peme-
4) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada cahan masalah yang dimiliki sebelumnya.
tahap strategies yakni mampu membedakan 3) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada
kesimpulan yang valid dan tidak (ST126S). tahap fluency yakni mampu mengusulkan lebih
c. Tringulasi dari dua cara alternatif jawaban untuk menye-
lesaikan masalah. Subjek ST1 mampu menun-
Setelah diperoleh hasil analisis tes tertulis dan jukkan kelancaran dalam mengusulkan strategi
analisis data hasil wawancara, selanjutnya dilakukan pemecahan masalah.
triangulasi untuk mengetahui valid atau tidaknya 4) Subjek ST1 merasa yakin dengan rencana yang
data yang diperoleh. Data subjek ST1 yang valid telah disusun dapat digunakan untuk meme-
adalah sebagai berikut: cahkan masalah. Subjek telah melakukan per-
timbangan yang matang dalam menyusun
Memahami masalah strategi tersebut sehingga berkeyakinan dapat
1) Subjek ST1 belum pernah menemui masalah menjawab soal.
yang diberikan sebelumnya. Soal yang diberi-
kan merupakan masalah yang tidak biasa dite- Melaksanakan strategi pemecahan masalah
mukan subjek baik di dalam atau di luar pem- 1) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada
belajaran sehingga bersifat nonrutin bagi subjek. tahap inference yakni dapat menerapkan strategi
2) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada pemecahan masalah sesuai dengan yang telah
tahap elaboration yakni menceritakan kembali direncaanakan. Subjek telah melakukan pertim-
masalah yang diberikan dengan kalimat sendiri bangan yang matang dalam penyusunan rencana
dengan menggunakan informasi yang diketahui sehingga merasa yakin untuk melaksanakan
dan ditanyakan. Subjek ST1 telah melakukan rencana tersebut.
pertimbangan dalam menyeleksi informasi yang 2) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada
diperoleh untuk dikomunikasikan kembali. tahap flexibility yakni mampu memberikan
3) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada solusi yang beragam yaitu tiga alternatif dengan
tahap clarification yakni menyatakan informasi tepat sesuai yang telah direncanakan.
yang disebutkan dengan lengkap untuk menye- 3) Subjek ST1 belum menunjukkan berpikir kreatif
lesaikan masalah. pada tahap originality sebab belum mampu
4) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada memberikan solusi yang berbeda atau jarang
tahap assesment yakni mengetahui hal yang diperkirakan oleh siswa lainnya.
ditanyakan pada masalah tersebut dan 4) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada
menjelaskan bahwa tidak digunakan informasi tahap inference yakni dapat menjelaskan
lain untuk memecahkan masalah, sebab pemecahan masalah sesuai dengan strategi yang
informasi pada soal sudah lengkap. disusun dengan lancar. Subjek memiliki alasan
5) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada yang jelas sehingga pelaksanaan strategi dapat
tahap elaboration yakni menghubungkan infor- dijelaskan sesuai dengan yang direncanakan.
masi yang diperoleh dari soal untuk menye- 5) Subjek ST1 meyakini jawaban yang diperoleh
lesaikan masalah. Subjek ST1 telah melakukan sudah tepat dan lengkap. Subjek melakukan
refleksi terhadap informasi yang diperoleh. refleksi terhadap solusi yang diperoleh sehingga
merasa yakin dengan solusi yang diperoleh.
Merencanakan strategi pemecahan masalah
1) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada Memeriksa kembali pemecahan masalah
tahap inference yakni dapat merepresntasikan 1) Subjek ST1 mampu menunjukkan berpikir
masalah dengan simbol dan dapat menyusun kreatif pada tahap elaboration yakni mampu
strategi pemecahan masalah disertai dengan menghubungkan apa yang telah dilakukan dan
alasan yang logis dan jelas. Subjek telah mela- apa yang masih dapat dilakukan untuk
kukan pertimbangan dalam menyusun strategi mengembangkan pemecahan masalah yang
dan diyakini dapat digunakan menjawab perta- telah dilakukan. Sujek ST1 menyadari bahwa
nyaan disertai alasan yang jelas. masih ada aturan yang bisa dilakukan untuk
2) Subjek ST1 menunjukkan berpikitr kreatif pada menyelesaikan masalah yang diberikan yakni
tahap elaboration yakni menghubungkan infor- memilih satu siswa dari kelas XI IPA dan satu
masi yang diketahui diperoleh dengan konsep siswa dari kelas XI IPS.
atau pengalaman yang dimiliki untuk menyusun 2) Subjek ST1 merasa yakin terhadap jawaban
strategi. Subjek telah melakukan refleksi terha- yang diperoleh melalui pengecekan solusi yang

17
telah dilakukan. Subjek telah melakukan pertim- informasi yang diperlukan sudah lengkap, subjek
bangan yang matang sehingga merasa yakin juga menjelaskan alasan dari setiap langkah dalam
dengan jawabannya. proses berpikirnya sehingga terdapat pertimbangan
3) Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada yang matang sebelum meyakini apa yang dipahami.
tahap strategies yakni menyampaikan alternatif Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada
strategi atau solusi pemecahan masalah yang tahap elaboration yakni mampu menghubungkan
diberikan disertai dengan alasan yang jelas. pengetahuan awalnya dengan masalah yang diberi-
Subjek menghubungkan apa yang telah dilaku- kan. Dengan demikian, subjek ST1 mengindika-
kan dan apa yang masih bisa dilakukan sikan telah melakukan refleksi terhadap apa yang
sehingga diperoleh alternatif solusi atau strategi dilakukannya dalam memahami masalah.
dari masalah yang diberikan. Selian itu, subjek Merencanakan strategi pemecahan masalah
ST1 mampu membedakan kesimpulan yang Berdasarkan hasil wawancara diketahui
valid dan tidak terhadap solusi yang diberikan. bahwa saat menyusun strategi pemecahan masalah,
d. Analisis subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis pada tahap
Memahami masalah inference yakni dapat merepresentasikan masalah
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bah- dengan simbol dan dapat menyusun serta men-
wa saat memahami masalah, subjek ST1 dapat men- jelaskan rencana yang disusun untuk memecahkan
ceritakan kembali masalah yang diberikan dengan masalah. Subjek menghubungkan informasi yang
kalimat sendiri disertai dengan informasi yang dike- diketahui dengan konsep atau pengalaman yang
tahui dan ditanyakan. Subjek ST1 menyebutkan in- dimiliki sehingga penyusunan rencana disertai
formasi banyaknya siswa yang berhak dipilih untuk alasan yang jelas. Saat pemecahan masalah subjek
mengikuti seleksi bulu tangkis, merincikan siswa ST1 menunjukkan berpikitr kreatif pada tahap ela-
yang berhak dipilih tersebut berdasarkan dengan boration yakni mengungkapkan keterkaitan antara
kelasnya dan menyebutkan banyaknya siswa yang informasi yang diketahui dengan pengetahuan rele-
akan dipilih untuk mengikuti kompetisi. Subjek ST1 van yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah.
menyatakan bahwa yang ditanyakan dari masalah Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada
ini yakni berapa banyak aturan pemilihan dua orang tahap fluency yakni mampu mengusulkan lebih dari
siswa apabila kelas asalnya diperhatikan dan dari dua cara alternatif untuk menyelesaikan masalah.
aturan tersebut berapa banyak cara memilih dua Subjek ST1 menyatakan bahwa untuk menentukan
orang siswa tersebut. Lebih lanjut, subjek ST1 pemilihan dua siswa mengikuti kompetisi bulu
menganggap bahwa informasi yang ada pada soal tangkis dengan memperhatika kelas asalnya terdapat
sudah lengkap untuk menemukan solusi dari tiga aturan yakni pertama: dua siswa tersebut siswa
permasalahan. Dengan kata lain, Subjek ST1 mema- dipilih dari kelas XI IPS, kedua: dua siswa tersebut
hami dengan jelas apa yang diinginkan dari soal, dipilih dari kelas XI IPA dan ketiga: dua siswa
informasi yang dimiliki dan langkah-langkah yang dipilih dari kelas XI IPS atau XI IPA. Subjek ST1
harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan. Selain mampu menunjukkan kelancaran dalam mengu-
itu, diketahui bahwa masalah yang diberikan ber- sulkan strategi pemecahan masalah. Berdasarkan
sifat nonrutin bagi subjek sehingga subjek tidak pemahaman masalah pada langkah sebelumnya dan
langsung mengenali atau menyadari maksud soal rencana yang telah disusun dengan baik, subjek
sehingga perlu pemahaman lebih mendalam. berkeyakinan dapat memecahkan masalah disertai
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa alasan yang jelas dan sesuai informasi yang
subjek ST1 yang berkemampuan awal matematika diketahui sebelumnya.
tinggi menunjukkan berpikir kreatif pada tahap Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST1
elaboration yakni mampu menceritakan kembali dengan kemampuan matematika tinggi menun-
masalah yang diberikan dengan menggunakan baha- jukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni
sanya sendiri. Subjek ST1 menunjukkan berpikir dapat merepresentasikan masalah dalam simbol dan
kritis pada tahap clarification yakni mampu mengi- dapat menyusun strategi disertai dengan alasan yang
dentifikasi informasi yang diketahui dari masalah jelas. Subjek ST1 menunjukkan berpikitr kreatif
yang diberikan, subjek dapat memahami proses pada tahap elaboration yakni melakukan refleksi
berpikirnya sendiri dalam menggali informasi yang terhadap informasi yang diperoleh kemudian dihu-
terlihat saat menjawab pertanyaan peneliti. Subjek bungkan untuk menyusun strategi. Subjek ST1
ST1 menunjukkan berpikir kritis pada tahap asses- menunjukkan berpikir kreatif pada tahap fluency
ment yakni mampu menyebutkan hal yang ditanya- yakni mengusulkan tiga alternatif penyelesaian
kan pada soal dan mampu mengidentifikasi bahwa masalah. Selain itu dengan pertimbangan yang telah

18
dilakukan, subjek menjelaskan bagaimana rencana nakan disertai keyakinan dan pemikiran yang jelas
tersebut disusun dengan yakin dan nampak saat hingga diperoleh solusi. Subjek ST1 menunjukkan
menjawab pertanyaan peneliti. Oleh karena itu, sub- berpikir kreatif pada tahap flexibility yakni mampu
jek ST mengindikasikan telah melakukan refleksi memberikan tiga alternatif jawaban untuk menye-
terhadap apa yang dilakukannya dalam menyusun lesaikan masalah. Subjek ST1 belum menunjukkan
strategi pemecahan masalah. berpikir kreatif pada tahap originality sebab solusi
Melaksanakan strategi pemecahan masalah yang diberikan masih bersifat umum digunakan atau
Berdasarkan hasil pemecahan masalah dan dipikirkan oleh siswa lain. Subjek ST1 menun-
wawancara yang disampaikan sebelumnya, diketa- jukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni
hui bahwa subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis dapat menjelaskan pemecahan masalah sesuai
pada tahap inference yakni dapat menerapkan dengan strategi yang disusun dengan lancar. Oleh
strategi pemecahan masalah sesuai dengan yang karena itu, subjek ST1 mengindikasikan telah mela-
telah direncaanakan yakni menggunakan konsep kukan refleksi pada tahap melaksanakan strategi
kombinasi sebab urutan pemilihan siswa tidak pemecahan masalah hanya pada tiga dari empat
diperhatikan. Subjek telah melakukan pertimbangan indikator yang ditetapkan.
yang matang dalam penyusunan rencana sehingga Memeriksa kembali pemecahan masalah
merasa yakin untuk melaksanakan rencana tersebut. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bah-
Subjek ST1 menunjukkan berpikir kreatif pada wa subjek ST1 telah memeriksa kembali langkah-
tahap flexibility yakni mampu memberikan solusi langkah penyelesaian masalahnya dan mengakui
yang beragam yaitu tiga alternatif dengan tepat tidak menemukan kekeliruan, hal tersebut dise-
sesuai yang telah direncanakan. Alternatif jawaban babkan karena subjek ST1 telah melakukan per-
yang diberikan oleh subjek ST1 yakni pertama: timbangan yang matang sehingga merasa yakin
memilih dua siswa yang berasal dari kelas XI IPS dengan jawabannya. Selain itu Subjek ST1 menun-
dan banyaknya cara memilih siswa dengan aturan jukkan berpikir kritis pada tahap strategies yakni
tersebut diperoleh dari kombinasi 2 dari 7 siswa menyampaikan alternatif strategi atau solusi peme-
sesuai perencanannya, kedua: memilih dua siswa cahan masalah yang diberikan disertai dengan
yang berasal dari kelas XI IPA dan banyaknya cara alasan yang jelas. Subjek ST1 menunjukkan berpikir
memilih siswa dengan aturan tersebut diperoleh dari kreatif pada tahap elaboration yakni menghu-
kombinasi 2 dari 5 siswa dan ketiga: mimilih siswa bungkan apa yang telah dilakukan dan apa yang
dari kelas XI IPA atau XI IPS dan banyaknya cara masih bisa dilakukan sehingga diperoleh alternatif
memilih siswa dengan aturan tersebut diperoleh dari solusi atau strategi dari masalah yang diberikan.
kombinasi 2 dari 12 siswa. Subjek ST1 belum Dengan kata lain, subjek melakukan refleksi terha-
menunjukkan berpikir kreatif pada tahap originality dap solusi yang diperoleh sehingga mampu mengi-
sebab alternatif jawaban yang diberikan tidak ter- dentifikasi hal yang masih belum tepat atau belum
masuk unik, baru atau jarang terpikirkan oleh siswa lengkap dari jawabannya. Subjek ST1 menyadari
lain seusianya. Subjek ST1 menggunakan konsep bahwa masih terdapat alternatif jawaban yang
kombinasi yakni konsep yang umum digunakan belum terpikirkan saat mengerjakan soal yakni
oleh siswa, karena konsep kombinasi biasanya cara memilih satu siswa dari kelas XI IPA dan satu siswa
yang umumnya diajarkan di dalam proses pembe- dari kelas XI IPS. Subjek juga merasa yakin
lajaran. Subjek ST1 menunjukkan berpikir kritis terhadap jawabannya melalui pengecekan kom-
pada tahap inference yakni dapat menjelaskan putasi.
pemecahan masalah sesuai dengan strategi yang Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST1
disusun dengan lancar. Subjek memiliki alasan yang memeriksa kembali pemecahan masalah yang
jelas sehingga pelaksanaan strategi dapat dijelaskan dilakukan dan meyakini solusi yang diperolehnya
sesuai dengan yang direncanakan. Subjek ST1 sudah tepat. Subjek ST1 menunjukkan berpikir
meyakini jawaban yang diperoleh sudah tepat dan kritis pada tahap strategies yakni menyampaikan
lengkap. Subjek melakukan refleksi terhadap solusi alternatif strategi atau solusi pemecahan masalah
yang diperoleh sehingga merasa yakin dengan yang diberikan disertai dengan alasan yang jelas dan
jawabannya. membedakan kesimpulan yang valid dan tidak
Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST1 terhadap solusi permasalah yang diberikan. Subjek
dengan kemampuan matematika tinggi menun- ST1 menunjukkan berpikir kreatif pata tahap
jukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni elaboration yakni menyadari bahwa masih terdapat
dapat melaksanakan strategi pemecahan masalah alternatif jawaban selain yang dituliskannya. Selain
dengan menerapkan strategi yang telah direnca- itu, subjek ST1 merasa yakin dengan jawabannya

19
sebab memeriksa kembali alternatif jawaban yang Analisis proses berpikir reflektif siswa
dia berikan dalam penyelesaian masalah. Oleh dengan kemampuan awal matematika tinggi subjek
karena itu, subjek ST telah menunjukkan proses ST2 dalam memecahkan masalah matematika non-
berpikir reflektif saat langkah memeriksa kembali. rutin menurut tahap pemecahan masalah Polya
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dengan ditunjukkan berikut ini.
Kemampuan Awal Matematika Tinggi Subjek a. Data Tes Tertulis
ST2 Lembar jawaban tes tertulis subjek ST2:

Pertama, subjek ST2 menuliskan di lembar jawaban bahwa masalah yang diberikan tergolong tidak
pernah ia temukan di dalam dan di luar pembelajaran. Hal ini berarti permasalahan yang diberikan
merupakan masalah nonrutin bagi subjek ST2.

Kedua, subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada tahap clarification yakni dapat menuliskan hal
yang diketahui pada masalah yang diberikan dengan rinci, jelas, tepat dan teliti. Hal ini berarti bahwa subjek
ST2 mampu memahami permasalah yang diberikan.

Ketiga, subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada tahap assesment yakni dapat menuliskan hal
yang ditanyakan pada masalah yang diberikan. Informasi yang diberikan jelas, tepat, teliti dan relevan
dengan masalah. Hal ini berarti bahwa subjek ST2 memahami tujuan yang akan dicapai dari permasalah
yang diberikan.

Keempat, subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada tahap elaboration dapat menuliskan dengan
tepat pengetahuan matematika yang dimilikinya untuk membantu memahami dan menyelesaikan masalah
yang diberikan, subjek ST2 menuliskan rumus dari kombinasi. Hal ini berarti bahwa subjek ST2 mampu
mengaitkan informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan pengetahuan yang dimiliki berdasarkan
pengalaman belajarnya guna mencari solusi permasalah yang diberikan.

Kelima, subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni dapat menuliskan solusi
dari masalah yang diberikan dengan langkah-langkah yang jelas. Konsep yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah adalah jelas, tepat dan relevan sesuai yang dituliskan pada bagian (d) pengetahuan
matematika awal yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Selain itu, subjek ST2

20
menunjukkan berpikir kreatif pada tahap flexibility sebab dari lembar jawaban subjek ST2 dapat dilihat
bahwa terdapat tiga solusi yang berbeda yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah. Dua diantara solusi
yang diberikan tepat, jelas dan logis, sementara satu solusi lagi masih memerlukan satu tahap lagi untuk
sampai pada kesimpulan penyelesaian masalah. Selain itu, berdasarkan lembar jawaban disimpulkan bahwa
subjek ST2 belum memeriksa jawabannya kembali sebab tidak ada tanda √ diakhir setiap solusi yang
diberikan (seperti yang diinstruksikan pada lembar jawaban). Berdasarkan lembar jawaban, subjek ST2
sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan menggunakan konsep yang sesuai serta setiap
langkah disertai alasan yang jelas dan logis.
b. Data Hasil Wawancara dibutuhkan lagi informasi lain untuk menye-
Langkah memahami masalah satu oleh subjek lesaikan masalah. (ST204S).
ST2 ditunjukkan dalam hasil wawancara berikut. 4) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada
ST201P : Apakah kamu pernah menemui tahap elaboration yakni dapat menyebutkan
masalah seperti ini sebelumnya? pengetahuan matematika yang dimilikinya ber-
ST201S : Tidak pernah kak. dasarkan hasil pemahamannya terhadap masalah
ST202P : Apa yang kamu pahami dari masa- yang diberikan dengan tepat (ST206S).
lah ini?, coba ceritakan kembali Langkah merencanakan strategi pemecahan
dengan bahasa kamu sendiri. masalah oleh subjek ST2 ditunjukkan dalam hasil
ST202S : (Menceritakan kembali permasala- wawancara berikut.
han dengan bahasa sendiri dengan ST207P : Selanjutnya, bagaimana rencana ka-
benar, tepat, jelas dan rinci). mu menemukan solusi dari perma-
ST203P : Selanjutnya, apa yang diketahui di salahan yang diberikan?
soal? ST207S : Ditanyakan aturan pemilihan siswa
ST203S : (menyebutkan yang diketahui di soal maka pertama-tama tentukan berapa
dengan tepat dan rinci). banyak aturan yang mungkin.
ST204P Menurut kamu informasi yang dibe- ST208P : Coba sebutkan yang kamu maksud?
rikan di soal sudah lengkap atau ST208S : Cara pertama: satu siswa dari kelas
tidak untuk menyelesaikan masalah? XI IPA dan satu siswa dari kelas XI
ST204S : Sudah lengkap kak. IPS. Cara kedua: memilih dua orang
ST205P : Selanjutnya, apa yang ditanyakan? dari kelas XI IPA dan cara ketiga:
ST205S : (Menyebutkan dengan benar yang memilih dua orang dari kelas XI
ditanyakan pada soal). IPS.
ST206P : Coba sebutkan pengetahuan mate- ST209P : Kenapa kamu rencanakan seperti
matika yang kamu miliki yang dapat itu?
membantu menyelesaikan soal ini!, ST209S : Karena ditanyakan berapa aturan
Misalnya materi yang sudah memilih dua siswa dengan memper-
diajarkan atau rumus-rumus yang hatikan kelasnya.
dgunakan. ST210P : Jadi, kamu memikirkan cara itu,
ST206S : Menurut saya, soal ini diselesaikan sudah yakin?
pakai kombinasi. ST210S : Iya yakin kak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek ST211P : Terus caranya bagaimana?
ST2 pada masalah yang diberikan, diperoleh ST211S : Saya pakai kombinasi kak.
informasi memahami masalah sebagai berikut: ST212P : Bisa dijelaskan?
1) Subjek ST2 belum pernah menemukan sebe- ST212S : Pertama: masing-masing satu dari
lumnya masalah yang diberikan (ST201S). kelas XI IPA dan XI IPS sehingga
2) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada kombinasi 1 dari 5 dan kombiinasi 1
tahap elaboration yakni dapat menyatakan dari 7. Kedua: dua-duanya dari kelas
masalah yang diberikan dengan kalimat sendiri. XI IPA sehingga kombinasi 2 dari 5
Selain itu, subjek ST2 menunjukkan berpikir dan ketiga: dua-duanya dari kelas XI
kritis pada tahap clarification dan assesment IPS sehingga kombinasi 2 dari 7.
yakni dapat menentukan informasi yang ST213P : Kamu yakin dengan cara yang kamu
diketahui serta ditanyakan (ST202S, ST203S gunakan?
dan ST205S). ST213S : Iya yakin kak.
3) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek
tahap assesment yakni menjelaskan bahwa tidak ST2 pada masalah yang diberikan, diperoleh infor-

21
masi merencanakan strategi pemecahan masalah masi melaksanakan strategi pemecahan masalah
berikut: berikut:
1) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada 1) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada
tahap inference yakni dapat menyusun strategi tahap inference yakni dapat menjelaskan
pemecahan masalah disertai dengan alasan yang pemecahan masalah sesuai dengan strategi yang
logis dan jelas (ST207S, ST209S, ST210S dan telah disusun dengan lancar untuk alternatif 2
ST213S). dan 3 (ST214S s.d. ST216S). Walaupun, untuk
2) Subjek ST2 menunjukkan berpikitr kreatif pada alternatif 1 subjek ST2 baru menyadari kekeli-
tahap elaboration yakni mampu menghu- ruan yang dilakukan saat wawancaara (ST217S
bungkan informasi yang diperoleh (ST211S dan s.d. ST219S)
ST212S). 2) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada
3) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada tahap flexibility yakni mampu memberikan
tahap fluency yakni mampu mengusulkan tiga solusi yang beragam yakni tiga alternatif dengan
alternatif solusi yang tepat (ST208S). tepat (ST220S).
Langkah melaksanakan strategi pemecahan 3) Subjek ST2 tidak menunjukkan berpikir kreatif
masalah pertama oleh subjek ST2 ditunjukkan pada tahap originality sebab belum mampu
dalam hasil wawancara berikut. menunjukkan atau memikirkan solusi yang
ST214P : Kemudian, bagaimana cara kamu berbeda atau solusi yang jarang/tidak terpikir-
menjawabnya? kan oleh siswa yang lain (ST222S).
ST214S : (menjelaskan langkah-langkah pe- 4) Subjek ST2 merasa yakin bahwa jawaban yang
nyelesaian masalahnya). diperoleh sudah benar (ST121S).
ST215P : Berarti sesuai dengan yang kamu Langkah memeriksa kembali pemecahan
rencanakan tadi ya? masalah oleh subjek ST2 ditunjukkan dalam hasil
ST215S : Iya kak. wawancara berikut.
ST216P : Sudah yakni dengan jawabannya? ST223P : Bagaimana kalau misalkan saya
ST216S : Sepertinya sudah kak. katakan harus memilih siswa dari
ST217P : Untuk aturan pertama yang kamu kelas IPA atau siswa dari kelas IPS?
buat, berapa cara yang dapat dila- ST223S : Sama dengan aturan pertama kak.
kukan memilih dua siswa tersebut? ST224P : Memilih siswa dari kelas IPA atau
ST217S : (berpikir) dari kelas XI IPS 7 cara IPS!
dan kelas XI IPA 5 cara. ST224S : Iya, sama kak dengan aturan per-
ST218P : Jadi berapa cara semuanya? tama.
ST218S : Oh iya kak saya lupa jumlahkan, ST225P : Kenapa ?
jadi 12 cara. ST225S : Karena sama-sama memilih satu
ST219P : Sudah yakin dengan jawaban mu? siswa dari kelas XI IPA dan siswa
ST219S : Iya yakin kak. kelas XI IPS
ST220P : Setelah itu langkah selanjutnya, ST226P : Sudah yakin dan sudah diperiksa
bagaimana? kembali jawabannya?
ST220S : Terakhir buat kesimpulannya (me- ST226S : Iya mungkin sudah yakin kak,
nyebut kesimpulan dari masalah (menyebutkan kembali jawabannya)
yang diberikan dengan tepat). tidak saya periksa kak.
ST221P : Jadi, menurut kamu ada berapa ST227P : Kenapa tidak diperiksa?
aturan yang memungkinkan untuk ST227S : Saya tidak baca perintahnya di soal.
memilih dua siswa tersebut? ST228P : Kenapa tidak kamu pikirkan aturan
ST221S : Tiga kak. dua dari IPS dan satu dari IPA.
ST222P : Ada tidak cara lain selain langsung ST228S : Tidak bisa kak karena hanya dua
pakai rumus kombinasi untuk meng- orang yang dibutuhkan.
hitung cara mimilih siswa dari Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek
aturan-aturan yang kamu temukan? ST2 pada masalah yang diberikan, diperoleh infor-
ST222S : Menurut saya tidak ada kak, ini saja masi memeriksa kembali pemecahan masalah
pakai kombinasi. berikut:
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 1) Subjek ST2 tidak menunjukkan berpikir kreatif
ST2 pada masalah yang diberikan, diperoleh infor- pada tahap elaboration sebab subjek ST2 tidak
dapat menghubungkan apa yang telah dilakukan

22
dan apa yang masih dapat dilakukan untuk alasan yang logis dan jelas. Subjek telah mela-
mengembangkan pemecahan masalah yang kukan pertimbangan dalam menyusun strategi
telah dilakukan (ST223S s.d. ST225S). dan diyakini dapat digunakan menjawab perta-
2) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada nyaan disertai alasan yang jelas.
tahap strategies yakni menyampaikan alternatif 2) Subjek ST2 menunjukkan berpikitr kreatif pada
solusi pemecahan masalah, menunjukkan kese- tahap elaboration yakni menghubungkan infor-
suain solusi dengan informasi yang diperoleh masi yang diketahui diperoleh dengan konsep
(ST226S). atau pengalaman yang dimiliki untuk menyusun
3) Subjek ST2 tidak memeriksa kembali solusi strategi. Subjek telah melakukan refleksi terha-
yang diberikan (ST226S s.d. ST227S). dap informasi yang diperoleh untuk menyusun
4) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada rencana melalui konsep atau pengalaman peme-
tahap strategies yakni mampu membedakan cahan masalah yang dimiliki sebelumnya.
kesimpulan yang valid dan tidak (ST228S). 3) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada
c. Tringulasi tahap fluency yakni mampu mengusulkan lebih
dari dua cara alternatif jawaban untuk menye-
Setelah diperoleh hasil analisis tes tertulis dan lesaikan masalah. Subjek ST2 mampu menun-
analisis data hasil wawancara, selanjutnya dilakukan jukkan kelancaran dalam mengusulkan strategi
triangulasi untuk mengetahui valid atau tidaknya pemecahan masalah.
data yang diperoleh. Data subjek ST2 yang valid 4) Subjek ST2 merasa yakin dengan rencana yang
adalah sebagai berikut: telah disusun dapat digunakan untuk meme-
Memahami masalah cahkan masalah. Subjek telah melakukan per-
1) Subjek ST2 belum pernah menemui masalah timbangan yang matang dalam menyusun
yang diberikan sebelumnya. Soal yang diberi- strategi tersebut sehingga berkeyakinan dapat
kan merupakan masalah yang tidak biasa menjawab soal.
ditemukan subjek baik di dalam atau di luar
pembelajaran sehingga bersifat nonrutin bagi Melaksanakan strategi pemecahan masalah
subjek ST2. 1) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada
2) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada tahap inference yakni dapat menerapkan strategi
tahap elaboration yakni menceritakan kembali pemecahan masalah sesuai dengan yang telah
masalah yang diberikan dengan kalimat sendiri direncaanakan untuk alternatif 2 dan 3. Namun,
dengan menggunakan informasi yang diketahui untuk alternatif 1 subjek ST2 baru menyadari
dan ditanyakan dengan jelas. Subjek ST2 telah kekeliruan yang dilakukan pada proses penye-
melakukan pertimbangan dalam menyeleksi lesaian masalah saat wawancara.
informasi yang diperoleh untuk dikomuni- 2) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada
kasikan kembali. tahap flexibility yakni mampu memberikan
3) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada solusi yang beragam yaitu tiga alternatif, namun
tahap clarification yakni menyatakan informasi alternatif yang diusulkan dan diselesaikan
yang disebutkan dengan lengkap untuk menye- dengan tepat sesuai yang telah direncanakan
lesaikan masalah. hanya pada alternatif dua dan tiga.
4) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada 3) Subjek ST2 belum menunjukkan berpikir kreatif
tahap assesment yakni mengetahui yang pada tahap originality sebab belum mampu
ditanyakan pada masalah dan mampu men- memberikan solusi yang berbeda atau jarang
jelaskan bahwa tidak digunakan informasi lain diperkirakan oleh siswa lainnya.
untuk memecahkan masalah, sebab informasi 4) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada
pada soal sudah lengkap. tahap inference yakni dapat menjelaskan peme-
5) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada cahan masalah sesuai dengan strategi yang
tahap elaboration yakni menghubungkan infor- disusun dengan lancar. Subjek memiliki alasan
masi yang diperoleh dari soal untuk menye- yang jelas sehingga pelaksanaan strategi dapat
lesaikan masalah. Subjek ST2 telah melakukan dijelaskan sesuai dengan yang direncanakan.
refleksi terhadap informasi yang diperoleh. Namun, terdapat kekeliruan proses penyelesaian
pada alternatif pertama yang ditawarkan subjek
Merencanakan strategi pemecahan masalah ST2 untuk menyelesaikan masalah dan kekeli-
1) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada ruan tersebut baru disadari saat wawancara.
tahap inference yakni dapat merepresntasikan 5) Subjek ST2 meyakini jawaban yang diperoleh
masalah dengan simbol dan dapat menyusun sudah tepat dan lengkap. Subjek melakukan
strategi pemecahan masalah disertai dengan

23
refleksi terhadap solusi yang diperoleh sehingga elaboration yakni mampu menceritakan kembali
merasa yakin dengan solusi yang diperoleh. masalah yang diberikan dengan menggunakan
Walaupun, masih terdapat sedikit kekeliruan bahasanya sendiri. Subjek ST2 menunjukkan
pada alternatif pertama penyelesaian masalah. berpikir kritis pada tahap clarification yakni mampu
Memeriksa kembali pemecahan masalah mengidentifikasi informasi yang diketahui dari
1) Subjek ST2 tidak menunjukkan berpikir kreatif masalah yang diberikan, subjek dapat memahami
pada tahap elaboration sebab tidak dapat proses berpikirnya sendiri dalam menggali
menghubungkan apa yang telah dilakukan dan informasi yang terlihat saat menjawab pertanyaan
apa yang masih dapat dilakukan untuk peneliti. Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis
mengembangkan pemecahan masalah yang pada tahap assesment yakni mampu menyebutkan
telah dilakukan. Sujek ST2 tidak menyadari hal yang ditanyakan pada soal dan mampu
bahwa masih ada aturan yang bisa dilakukan mengidentifikasi bahwa informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah yang diberikan sudah lengkap, subjek juga menjelaskan alasan dari
yakni memilih siswa dari kelas XI IPA atau setiap langkah dalam proses berpikirnya sehingga
siswa dari kelas XI IPS. terdapat pertimbangan yang matang sebelum
2) Subjek ST2 masih ragu terhadap jawaban yang meyakini apa yang dipahami. Subjek ST2
diperoleh sebab tidak melakukan pengecekan menunjukkan berpikir kreatif pada tahap elabo-
solusi yang telah dilakukan. ration yakni mampu menghubungkan pengetahuan
3) Subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada awalnya dengan masalah yang diberikan. Dengan
tahap strategies yakni menyampaikan alternatif demikian, subjek ST2 mengindikasikan telah
strategi atau solusi pemecahan masalah yang melakukan refleksi terhadap apa yang dilakukannya
diberikan disertai dengan alasan yang jelas. dalam memahami masalah.
Selian itu, subjek ST2 mampu membedakan Merencanakan strategi pemecahan masalah
kesimpulan yang valid dan tidak terhadap solusi Berdasarkan hasil wawancara diketahui
permasalah yang diberikan. bahwa saat menyusun strategi pemecahan masalah,
d. Analisis subjek ST2 menunjukkan berpikir kritis pada tahap
inference yakni dapat merepresentasikan masalah
Memahami masalah dengan simbol dan dapat menyusun serta men-
Berdasarkan hasil wawancara diketahui jelaskan rencana yang disusun untuk memecahkan
bahwa saat memahami masalah, subjek ST2 dapat masalah. Subjek menghubungkan informasi yang
menceritakan kembali masalah yang diberikan diketahui dengan konsep atau pengalaman yang
menggunakan kalimat sendiri disertai dengan dimiliki sehingga penyusunan rencana disertai
informasi yang diketahui dan ditanyakan. Subjek alasan yang jelas. Dalam pemecahan masalah subjek
ST2 menyebutkan informasi banyaknya siswa yang ST2 menunjukkan berpikitr kreatif pada tahap ela-
memiliki bakat dalam bulu tangkis dan merincikan boration yakni mengungkapkan keterkaitan antara
lebih lanjut berapa dari kelas XI IPA dan XI IPS. informasi yang diketahui dengan pengetahuan rele-
Subjek ST2 menyatakan bahwa yang ditanyakan van yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah.
dari masalah ini yakni berapa banyak aturan Subjek ST2 menunjukkan berpikir kreatif pada
pemilihan dua orang siswa apabila kelas asalnya tahap fluency yakni mampu mengusulkan lebih dari
diperhatikan dan dari aturan tersebut berapa banyak dua cara alternatif untuk menyelesaikan masalah.
cara memilih dua orang siswa tersebut. Lebih lanjut, Subjek ST2 menyatakan bahwa menentukan pemili-
subjek ST2 menganggap bahwa informasi yang ada han dua siswa untuk mengikuti kompetisi dengan
pada soal sudah lengkap untuk menemukan solusi memperhatikan kelasnya dapat dilakukan dengan
dari permasalahan sehingga tidak dibutuhkan tiga aturan yakni: masing-masing satu siswa dari
informasi lain. Dengan kata lain Subjek ST2 kelas XI IPA dan XI IPS, keduanya dari kelas XI
memahami dengan jelas apa yang diinginkan dari IPA dan keduanya dari kelas XI IPS. Subjek ST2
soal, informasi yang dimiliki dan langkah-langkah mampu menunjukkan kelancaran dalam mengu-
yang harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan. sulkan strategi pemecahan masalah. Berdasarkan
Selain itu, diketahui bahwa masalah yang diberikan pemahaman masalah pada langkah sebelumnya dan
bersifat nonrutin bagi subjek sehingga subjek tidak rencana yang telah disusun dengan baik, subjek
langsung mengenali atau menyadari maksud soal berkeyakinan dapat memecahkan masalah disertai
sehingga perlu pemahaman lebih mendalam. alasan yang jelas dan sesuai informasi yang
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa diketahui sebelumnya.
subjek ST2 yang berkemampuan awal matematika Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST2
tinggi menunjukkan berpikir kreatif pada tahap

24
dengan kemampuan matematika tinggi menun- yang diajarkan di dalam proses pembelajaran.
jukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni Subjek ST2 cukup menunjukkan kemampuan
dapat merepresentasikan masalah dalam simbol dan berpikir kritis pada tahap inference yakni dapat
dapat menyusun strategi disertai dengan alasan yang menjelaskan pemecahan masalah sesuai dengan
jelas. Subjek ST2 menunjukkan berpikitr kreatif strategi yang disusun dengan lancar. Walaupun,
pada tahap elaboration yakni melakukan refleksi subjek ST2 dalam penjelasan pemecahan masalah
terhadap informasi yang diperoleh kemudian yang dilakukannya tidak menyadari kesalahan yang
dihubungkan untuk menyusun strategi. Subjek ST2 dilakukannya. Subjek melakukan refleksi terhadap
menunjukkan berpikir kreatif pada tahap fluency solusi yang diperoleh sehingga merasa yakin dengan
yakni mengusulkan tiga alternatif penyelesaian solusi yang diperoleh.
masalah. Selain itu dengan pertimbangan yang telah Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST2 de-
dilakukan, subjek menjelaskan bagaimana rencana ngan kemampuan matematika tinggi cukup menun-
tersebut disusun dengan yakin dan nampak saat jukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni
menjawab pertanyaan peneliti. Oleh karena itu, sub- dapat melaksanakan strategi pemecahan masalah
jek ST mengindikasikan telah melakukan refleksi dengan menerapkan strategi yang telah direnca-
terhadap apa yang dilakukannya dalam menyusun nakan disertai keyakinan dan pemikiran yang jelas
strategi pemecahan masalah. hingga diperoleh solusi, walaupun masih terdapat
Melaksanakan strategi pemecahan masalah kekeliruan pada salah satu alternatif yang dita-
Berdasarkan hasil pemecahan masalah dan warkan dan subjek ST2 tidak menyadarinya. Subjek
wawancara yang disampaikan sebelumnya, diketa- ST2 cukup menunjukkan kemampuan berpikir krea-
hui bahwa subjek ST2 cukup menunjukkan tif pada tahap flexibility yakni mampu memberikan
kemampuan berpikir kritis pada tahap inference tiga alternatif jawaban untuk menyelesaikan masa-
yakni dapat menerapkan strategi pemecahan masa- lah, walaupun hanya dua dari tiga alternatif yang
lah sesuai dengan yang telah direncaanakan yakni ditawarkan yang dapat diselesaikan dengan tepat.
menggunakan konsep kombinasi sebab urutan pemi- Subjek ST2 belum menunjukkan berpikir kreatif
lihan siswa tidak diperhatikan. Meskipun, masih pada tahap originality sebab solusi yang diberikan
terdapat kekeliruan pada salah satu alternatif penye- masih bersifat umum digunakan atau dipikirkan
lesaian masalah yang ditawarkan oleh subjek ST2 oleh siswa lain. Subjek ST2 cukup menunjukkan
dan kesalahan tersebut tidak disadari. Subjek ST2 kemampuan berpikir kritis pada tahap inference
menunjukkan berpikir kreatif pada tahap flexibility yakni dapat menjelaskan pemecahan masalah sesuai
yakni mampu memberikan solusi yang beragam dengan strategi yang disusun dengan lancar. Oleh
yaitu tiga alternatif, walaupun dari tiga alternatif karena itu, subjek ST2 mengindikasikan telah mela-
tersebut hanya dua yang dielesaikan dengan tepat kukan refleksi pada tahap melaksanakan strategi
sesuai yang telah direncanakan. Alternatif jawaban pemecahan masalah hanya pada tiga dari empat
yang diberikan oleh subjek ST2 yakni pertama: indikator yang ditetapkan.
memilih satu siswa dari kelas XI IPA dan satu siswa Memeriksa kembali pemecahan masalah
dari kelas XI IPS, banyaknya cara memilih siswa Berdasarkan hasil wawancara diketahui bah-
dengan aturan tersebut adalah kombinasi 1 dari 5 wa subjek ST2 tidak memeriksa kembali langkah-
dan kombinasi 1 dari 7, kesalahannya subjek ST2 langkah penyelesaian masalahnya sehingga tidak
menjumlahkan hasil yang diperoleh dan tidak menyadari terdapat kekeliruan yang dilakukan pada
menyadari bahwa seharusnya dikalikan. Kedua: langkah penyelesaian alternatif pertama yang
memilih dua siswa yang berasal dari kelas XI IPS ditawarkan. Selain itu, Subjek ST2 menunjukkan
dan banyaknya cara memilih siswa dengan aturan berpikir kritis pada tahap strategies yakni menyam-
tersebut diperoleh dari kombinasi 2 dari 7 siswa paikan alternatif strategi atau solusi pemecahan
sesuai perencanannya dan ketiga: memilih dua masalah yang diberikan disertai dengan alasan yang
siswa yang berasal dari kelas XI IPA dan banyaknya jelas. Subjek ST2 tidak menunjukkan berpikir krea-
cara memilih siswa dengan aturan tersebut diperoleh tif pada tahap elaboration sebab tidak dapat meng-
dari kombinasi 2 dari 5 siswa. Subjek ST2 belum hubungkan apa yang telah dilakukan dan apa yang
menunjukkan berpikir kreatif pada tahap originality masih bisa dilakukan. Subjek ST2 tidak menyadari
sebab alternatif jawaban yang diberikan tidak ter- bahwa masih terdapat alternatif jawaban yang
masuk unik, baru atau jarang terpikirkan oleh siswa belum terpikirkan saat mengerjakan soal yakni
lain seusianya. Subjek ST2 menggunakan konsep memilih siswa dari kelas XI IPA atau siswa dari
kombinasi yakni konsep yang umum digunakan kelas XI IPS. Subjek juga merasa ragu terhadap
oleh siswa, karena konsep kombinasi biasanya cara jawabannya sebab tidak melakukan pengecekan

25
komputasi. ST2 telah menunjukkan proses berpikir reflektif
Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST2 tidak hanya pada indikator berpikir kritis tahap strategies
memeriksa kembali pemecahan masalah yang saat langkah memeriksa kembali.
dilakukan sehingga masih ragu terhadap solusi yang Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dengan
diperolehnya sudah tepat atau tidak. Subjek ST2 Kemampuan Awal Matematika Tinggi Subjek
menunjukkan berpikir kritis pada tahap strategies ST3
yakni menyampaikan alternatif strategi atau solusi
pemecahan masalah yang diberikan disertai dengan Analisis proses berpikir reflektif siswa
alasan yang jelas dan membedakan kesimpulan dengan kemampuan awal matematika tinggi subjek
yang valid dan tidak terhadap solusi permasalah ST3 dalam memecahkan masalah matematika non-
yang diberikan. Subjek ST2 tidak menunjukkan rutin menurut tahap pemecahan masalah Polya
berpikir kreatif pata tahap elaboration yakni tidak ditunjukkan berikut.
menyadari bahwa masih terdapat alternatif jawaban a. Data Tes Tertulis
selain yang dituliskannya.. Oleh karena itu, subjek Lembar jawaban tes tertulis subjek ST3:

Pertama, subjek ST3 menuliskan di lembar jawaban bahwa masalah yang diberikan tergolong belum
pernah ia temukan di dalam dan di luar pembelajaran. Hal ini berarti permasalahan yang diberikan
merupakan masalah nonrutin bagi subjek ST3.

Kedua, subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada tahap clarification yakni dapat menuliskan hal
yang diketahui pada masalah yang diberikan. Hal ini berarti bahwa subjek ST3 mampu memahami
permasalah yang diberikan. Walaupun, informasi yang diberikan belum rinci dan jelas.

Ketiga, subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada tahap assesment yakni dapat menuliskan hal
yang ditanyakan pada masalah yang diberikan. Informasi yang diberikan jelas, tepat, teliti dan relevan
dengan masalah. Hal ini berarti bahwa subjek ST3 memahami tujuan yang akan dicapai dari permasalah
yang diberikan.

Keempat, subjek ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif pada tahap elaboration sebab tidak dapat
menuliskan dengan tepat pengetahuan matematika yang dimilikinya untuk membantu memahami dan
menyelesaikan masalah yang diberikan. Subjek ST3 menuliskan materi peluang yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah. Hal ini berarti bahwa subjek ST3 tidak mampu mengaitkan informasi yang diketahui
dan ditanyakan dengan pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman belajarnya guna mencari solusi
permasalah yang diberikan.

26
Kelima, subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni dapat menuliskan solusi
dari masalah yang diberikan dengan langkah-langkah yang jelas. Konsep yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah adalah jelas, tepat dan relevan, namun tidak sesuai yang dituliskan pada bagian (d)
pengetahuan matematika awal yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Subjek ST3
tidak menunjukkan berpikir kreatif pada tahap flexibility sebab dari lembar jawaban subjek ST3 hanya
mengusulkan satu alternatif jawaban untuk menyelesaikan masalah. Namun, subjek ST3 menunjukkan
berpikir kreatif pada tahap originality sebab dapat memberikan cara penyelesaian yang berbeda, unik dan
tidak biasa. Subjek ST3 menggunakan bantuan tabel untuk memecahkan masalah sehingga pasangan siswa
yang dapat terpilih lebih jelas. Selain itu, berdasarkan lembar jawaban disimpulkan bahwa subjek ST3 belum
memeriksa jawabannya kembali sebab tidak ada tanda √ diakhir setiap solusi yang diberikan (seperti yang
diinstruksikan pada lembar jawaban). Berdasarkan lembar jawaban, subjek ST3 sudah mampu
menyelesaikan permasalahan yang diberikan menggunakan konsep yang sesuai serta setiap langkah disertai
alasan yang jelas dan logis.
b. Data Hasil Wawancara ini!, Misalnya materi yang sudah
Langkah memahami masalah satu oleh subjek diajarkan atau rumus-rumus yang
ST3 ditunjukkan dalam hasil wawancara berikut. dgunakan.
ST301P : Apakah kamu pernah menemui ST306S : Menurut saya, soal ini diselesaikan
masalah seperti ini sebelumnya? pakai peluang.
ST301S : Belum pernah kak. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek
ST302P : Apa yang kamu pahami dari masa- ST pada masalah yang diberikan, diperoleh
lah ini?, coba ceritakan kembali informasi memahami masalah sebagai berikut:
dengan bahasa kamu sendiri. 1) Subjek ST3 belum pernah menemukan sebe-
ST302S : (Menceritakan kembali permasala- lumnya masalah yang diberikan (ST301S).
han dengan bahasa sendiri dengan 2) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kreatif pada
benar, tepat, jelas dan rinci). tahap elaboration yakni dapat menyatakan
ST303P : Selanjutnya, apa yang diketahui di masalah yang diberikan dengan kalimat sendiri.
soal? Selain itu, subjek ST3 menunjukkan berpikir
ST303S : (menyebutkan yang diketahui di soal kritis pada tahap clarification dan assesment
dengan tepat dan rinci). yakni dapat menentukan informasi yang
ST304P Ada informasi lain yang dibutuhkan diketahui serta ditanyakan (ST302S, ST303S
untuk menyelesaikan masalah ini? dan ST305S).
Tetapi belum disebutkan di soal? 3) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada
ST304S : Tidak ada kak. tahap assesment yakni menjelaskan bahwa tidak
ST305P : Selanjutnya, apa yang ditanyakan? dibutuhkan lagi informasi lain untuk menye-
ST305S : (Menyebutkan dengan benar yang lesaikan masalah. (ST304S).
ditanyakan pada soal). 4) Subjek ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif
ST306P : Coba sebutkan pengetahuan mate- pada tahap elaboration sebab tidak dapat me-
matika yang kamu miliki untuk nyebutkan pengetahuan matematika yang dimi-
dapat membantu menyelesaikan soal

27
likinya yang dapat digunakan untuk menyele- Langkah melaksanakan strategi pemecahan
saikan masalah (ST306S). masalah pertama oleh subjek ST3 ditunjukkan
Langkah merencanakan strategi pemecahan dalam hasil wawancara berikut.
masalah oleh subjek ST3 ditunjukkan dalam hasil ST314P : Kemudian, bagaimana cara kamu
wawancara berikut. menjawabnya?
ST307P : Selanjutnya, seperti apa cara yang ST314S : (menjelaskan langkah-langkah pe-
kamu gunakan untuk menemukan nyelesaian masalahnya).
solusi dari permasalahan yang ST315P : Berarti sesuai dengan yang kamu
diberikan? rencanakan tadi ya?
ST307S : Menggunakan tabel yang mendaftar ST315S : Iya kak.
siswa kelas XI IPA dan XI IPS. ST316P : Sudah yakni dengan jawabannya?
ST308P : Di lembar jawaban kamu tuliskan ST316S : Sepertinya sudah kak.
menggunakan peluang, diagram dan ST317P : Kenapa kamu tulis S1 sampai S7
ada tabel persilangan. tetapi A1 hanya sampai A5.
ST308S : Bukan peluang yang saya maksud ST317S : Karena siswa IPS ada tujuh saya
kak, yang seperti ini cuman tidak misalkan S1 sampai S7 itu dan siswa
tahu apa namanya. Jadi saya tulis IPA hanya lima makanya cuman A1
saja peluang. sampai A5.
ST309P : Kenapa kamu rencanakan seperti ST318P : Jadi berapa cara semuanya?
itu? ST318S : Ada 35 cara.
ST309S : Karena lebih mudah diselesaikan, ST319P : Sudah yakin dengan jawaban mu?
selain itu akan lebih jelas terlihat ST319S : Iya yakin kak.
cara memilih dua siswa tersebut. ST320P : Setelah itu langkah selanjutnya,
ST310P : Jadi, kamu memikirkan cara itu, bagaimana?
sudah yakin? ST320S : Buat kesimpulan.
ST310S : Iya yakin kak. ST321P : Jadi, menurut kamu ada berapa
ST311P : Terus caranya bagaimana? aturan yang memungkinkan untuk
ST311S : Buat tabel. memilih dua siswa tersebut?
ST312P : Bisa dijelaskan? ST321S : 35 kak.
ST312S : Itu kak buat tabel, di bagian atas ST322P : Itu kan cara memilih siswanya.
tulis siswa IPS sebanyak tujuh orang Ditanyakan berapa aturan yang
misalkasn S1, S2, ..., S7 dan di mungkin untuk memilih dua siswa
samping siswa IPA misalkan A1, bila kelas asalnya diperhatikan.
A2, ..., A7. ST322S : Ini yang saya tulis cuman aturan
ST313P : Kamu yakin dengan cara yang kamu satu dari IPA dan satu dari IPS. Bisa
gunakan? juga semuanya dari IPA yang dipilih
ST313S : Iya yakin kak. dan semuanya dari IPS yang dipilih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek
ST3 pada masalah yang diberikan, diperoleh infor- ST3 pada masalah yang diberikan, diperoleh infor-
masi merencanakan strategi pemecahan masalah masi melaksanakan strategi pemecahan masalah
berikut: berikut:
1) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada 1) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada
tahap inference yakni dapat menyusun strategi tahap inference yakni dapat menjelaskan
pemecahan masalah disertai dengan alasan yang pemecahan masalah sesuai dengan strategi yang
logis dan jelas, serta dapat menyadari kekeli- telah disusun dengan lancar (ST314S s.d.
ruan yang dilakukan (ST307S, ST309S, ST310S ST320S).
dan ST313S). 2) Subjek ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif
2) Subjek ST3 menunjukkan berpikitr kreatif pada pada tahap flexibility sebab hanya memberikan
tahap elaboration yakni mampu menghu- satu alternatif solusi, namun subjek ST3
bungkan informasi yang diperoleh (ST311S dan menyadari bahwa ada beberapa aturan lagi yang
ST312S). mungkin diterapkan (ST322S).
3) Subjek ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif 3) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kreatif pada
pada tahap fluency sebab hanya mengusulkan tahap originality yakni mampu menunjukkan
satu alternatif solusi (ST308S). atau memikirkan solusi yang berbeda atau solusi
yang jarang/tidak terpikirkan oleh siswa yang

28
lain dengan menggunakan tabel sedemikian 3) Subjek ST3 tidak memeriksa kembali solusi
sehingga kemungkinan dua orang siswa yang yang diberikan (ST326S s.d. ST327S).
akan terpilih lebih jelas terlihat (ST314S dan 4) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada
ST317S). tahap strategies yakni mampu membedakan
4) Subjek ST3 merasa yakin bahwa jawaban yang kesimpulan yang valid dan tidak (ST328S).
diperoleh sudah benar (ST319S). c. Tringulasi
Langkah memeriksa kembali pemecahan Setelah diperoleh hasil analisis tes tertulis dan
masalah oleh subjek ST3 ditunjukkan dalam hasil analisis data hasil wawancara, selanjutnya dilakukan
wawancara berikut. triangulasi untuk mengetahui valid atau tidaknya
ST323P : Tadi kamu katakan ada aturan lain data yang diperoleh. Data subjek ST3 yang valid
kan? adalah sebagai berikut:
ST323S : Iya kak, dua orang yang dipilih itu Memahami masalah
semuanya dari kelas IPA. Kemudian 1) Subjek ST3 belum pernah menemui masalah
dua orang yang dipilih, semuanya yang diberikan sebelumnya. Soal yang diberi-
dari kelas IPS. kan merupakan masalah yang tidak biasa
ST324P : Jadi, menurut kamu itu termasuk ditemukan subjek baik di dalam atau di luar
aturan yang dapat digunakan untuk pembelajaran sehingga bersifat nonrutin bagi
memilih dua siswa untuk mengikuti subjek ST3.
kompetisi. 2) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kreatif pada
ST324S : Iya itu juga termasuk karena di soal tahap elaboration yakni menceritakan kembali
di suruh perhatikan kelasnya. masalah yang diberikan dengan kalimat sendiri
ST325P : Jawaban kamu tuliskan bagaimana. dengan menggunakan informasi yang diketahui
ST325S : Itu juga termasuk kak, karena ada dan ditanyakan dengan jelas. Subjek ST3 telah
dari IPA dan IPS. Yang tidak saya melakukan pertimbangan dalam menyeleksi
tuliskan itu yang kemungkinan dua- informasi yang diperoleh untuk dikomuni-
duanya dari kelas yang sama. kasikan kembali.
ST326P : Sudah yakin dan sudah diperiksa 3) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada
kembali jawabannya? tahap clarification yakni menyatakan informasi
ST326S : Sepertinya begitu kak, (menyebut- yang disebutkan dengan lengkap untuk menye-
kan kembali jawabannya) tidak saya lesaikan masalah.
periksa kak. 4) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada
ST327P : Kenapa tidak diperiksa? tahap assesment yakni mengetahui yang
ST327S : Terburu-buru. ditanyakan pada masalah dan mampu men-
ST328P : Kenapa tidak kamu pikirkan aturan jelaskan bahwa tidak digunakan informasi lain
memilih dua dari IPS dan satu dari untuk memecahkan masalah, sebab informasi
IPA. pada soal sudah lengkap.
ST328S : Tidak bisa kak karena hanya dua 5) Subjek ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif
orang yang dibutuhkan kalau dua pada tahap elaboration sebab tidak dapat meng-
IPS satu IPA artinya tiga yang mau hubungkan informasi yang diperoleh dari soal
diambil. untuk menyelesaikan masalah. Subjek ST3 telah
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek melakukan refleksi terhadap informasi yang
ST3 pada masalah yang diberikan, diperoleh infor- diperoleh.
masi memeriksa kembali pemecahan masalah
berikut: Merencanakan strategi pemecahan masalah
1) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kreatif pada 1) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada
tahap elaboration yakni menyebutkan alternatif tahap inference yakni dapat merepresntasikan
lain yang masih memungkinkan dalam masalah dengan simbol dan dapat menyusun
menyelesaikan masalah (ST323S s.d. ST325S). strategi pemecahan masalah disertai dengan
2) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada alasan yang logis dan jelas.
tahap strategies yakni menyampaikan alternatif 2) Subjek ST3 menunjukkan berpikitr kreatif pada
solusi pemecahan masalah, menunjukkan kese- tahap elaboration yakni menghubungkan infor-
suain solusi dengan informasi yang diperoleh masi yang diketahui diperoleh dengan konsep
(ST326S). atau pengalaman yang dimiliki untuk menyusun
strategi. Walaupun, pada awalnya keliru dalam
menghubungkan informasi yang diperoleh dari

29
soal untuk menyelesaikan masalah. Tetapi, 3) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada
setelah dikonfirmasi subjek ST3 mampu tahap strategies yakni menyampaikan alternatif
menjelaskan apa yang dimaksudkannya dalam strategi atau solusi pemecahan masalah yang
lembar jawaban mengenai infomrasi yang diberikan disertai dengan alasan yang jelas.
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Selian itu, subjek ST3 mampu membedakan
3) Subjek ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif kesimpulan yang valid dan tidak terhadap solusi
pada tahap fluency sebab hanya mampu mengu- permasalah yang diberikan.
sulkan satu alternatif jawaban. d. Analisis
4) Subjek ST3 merasa yakin dengan rencana yang
telah disusun dapat digunakan untuk meme- Memahami masalah
cahkan masalah, setelah menyadari kekeli- Berdasarkan hasil wawancara diketahui
ruannya. bahwa saat memahami masalah, subjek ST3 dapat
menceritakan kembali masalah yang diberikan
Melaksanakan strategi pemecahan masalah menggunakan kalimat sendiri disertai dengan
1) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada informasi yang diketahui dan ditanyakan. Subjek
tahap inference yakni dapat menerapkan strategi ST3 menyebutkan informasi banyaknya siswa yang
pemecahan masalah sesuai dengan yang telah memiliki bakat dalam bulu tangkis dan merincikan
direncaanakan. lebih lanjut berapa dari kelas XI IPA dan XI IPS.
2) Subjek ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif Subjek ST3 menyatakan bahwa yang ditanyakan
pada tahap flexibility sebab hanya mampu dari masalah ini yakni berapa banyak aturan
mengusulkan satu alternatif untuk menyele- pemilihan dua orang siswa apabila kelas asalnya
saikan masalah. Namun, setelah dikonfirmasi diperhatikan dan dari aturan tersebut berapa banyak
subjek ST3 mengetahui bahwa masih ada aturan cara memilih dua orang siswa tersebut. Lebih lanjut,
lain yang memungkinkan untuk memecahkan subjek ST3 menganggap bahwa informasi yang ada
masalah. pada soal sudah lengkap untuk menemukan solusi
3) Subjek ST3 dapat menunjukkan berpikir kreatif dari permasalahan sehingga tidak dibutuhkan
pada tahap originality yakni menyelesaikan informasi lain. Namun, subjek ST3 mengalami
masalah dengan cara menggunan tabel dan kekeliruan dalam menyampaikan informasi awal
mendaftar banyaknya anggota dari kelas IPA yang diketahuinya untuk memecahkan masalah.
dan IPS selanjutnya subjek ST3 mengistilahkan Selain itu, diketahui bahwa masalah yang diberikan
melakukan “persilangan”. bersifat nonrutin bagi subjek sehingga subjek tidak
4) Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada langsung mengenali atau menyadari maksud soal
tahap inference yakni dapat menjelaskan sehingga perlu pemahaman lebih mendalam.
pemecahan masalah sesuai dengan strategi yang Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa
disusun dengan lancar. Subjek memiliki alasan subjek ST3 yang berkemampuan awal matematika
yang jelas sehingga pelaksanaan strategi dapat tinggi menunjukkan berpikir kreatif pada tahap
dijelaskan sesuai dengan yang direncanakan. elaboration yakni mampu menceritakan kembali
5) Subjek ST3 meyakini jawaban yang diperoleh masalah yang diberikan dengan menggunakan
sudah tepat dan lengkap. Subjek melakukan bahasanya sendiri. Subjek ST3 menunjukkan berpi-
refleksi terhadap solusi yang diperoleh sehingga kir kritis pada tahap clarification yakni mampu
merasa yakin dengan solusi yang diperoleh. mengidentifikasi informasi yang diketahui dari
Memeriksa kembali pemecahan masalah masalah yang diberikan, subjek dapat memahami
1) Subjek ST3 dapat menunjukkan berpikir kreatif proses berpikirnya sendiri dalam menggali
pada tahap elaboration yakni dapat informasi yang terlihat saat menjawab pertanyaan
menghubungkan apa yang telah dilakukan dan peneliti. Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis
apa yang masih dapat dilakukan untuk pada tahap assesment yakni mampu menyebutkan
mengembangkan pemecahan masalah yang hal yang ditanyakan pada soal dan mampu
telah dilakukan. Sujek ST3 menyadari bahwa mengidentifikasi bahwa informasi yang diperlukan
masih ada aturan yang bisa dilakukan untuk sudah lengkap, subjek juga menjelaskan alasan dari
menyelesaikan masalah yang diberikan yakni setiap langkah dalam proses berpikirnya sehingga
memilih pasangan siswa yang akan mengikuti terdapat pertimbangan yang matang sebelum
kompetisi dari kelas yang sama. meyakini apa yang dipahami. Subjek ST3
2) Subjek ST3 masih ragu terhadap jawaban yang menunjukkan berpikir kreatif pada tahap elabora-
diperoleh sebab tidak melakukan pengecekan tion sebab dapat menghubungkan pengetahuan
terhadap jawabannya. awalnya dengan masalah yang diberikan, meskipun

30
mengalami kekeliruan dalam menuliskannya, tetapi IPA dan kelas XI IPS yang akan terpilih. Subjek
subjek ST3 mampu mengkonfirmasinya dalam ST3 tidak menunjukkan berpikir kreatif pada tahap
tahap wawancara. Dengan demikian, subjek ST3 flexibility sebab hanya mampu memberikan satu
mengindikasikan telah melakukan refleksi terhadap alternatif jawaban terhadap masalah yang diberikan.
apa yang dilakukannya dalam memahami masalah. Alternatif jawaban yang diberikan oleh subjek ST3
Merencanakan strategi pemecahan masalah yakni memilih satu siswa dari kelas XI IPA dan satu
Berdasarkan hasil wawancara diketahui dari kelas XI IPS. Namun, saat wawancara subjek
bahwa saat menyusun strategi pemecahan masalah, ST3 mampu mengkonfirmasi bahwa masih terdapat
subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis pada tahap aturan lain yang mungkin digunakan dalam
inference yakni dapat merepresentasikan masalah menyelesaikan masalah, tetapi tidak ia tuliskan
dengan simbol dan dapat menyusun serta men- dalam lembar jawaban. Subjek ST3 dapat
jelaskan rencana yang disusun untuk memecahkan menunjukkan berpikir kreatif pada tahap originality
masalah. Dalam pemecahan masalah subjek ST3 sebab alternatif jawaban yang diberikan termasuk
menunjukkan berpikitr kreatif pada tahap ela- unik, baru atau jarang terpikirkan oleh siswa lain
boration yakni mengungkapkan keterkaitan antara seusianya dalam memecahkan masalah sejenis.
informasi yang diketahui dengan pengetahuan rele- Subjek ST3 menggunakan bantuan tabel untuk
van yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah, mendaftar kemungkinan pasangan siswa yang
meskpiun mengalami kekeliruan. Subjek ST3 tidak terpilih dari kelas XI IPA dan kelas XI IPS, cara
menunjukkan berpikir kreatif pada tahap fluency tersebut merupakan cara yang jarang digunakan
sebab hanya dapat mengusulkan satu cara alternatif dalam proses pembelajaran sebab biasanya guru
untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan langsung memperkenalkan kombinasi. Subjek ST3
pemahaman masalah pada langkah sebelumnya dan menun-jukkan kemampuan berpikir kritis pada
rencana yang telah disusun dengan baik, subjek tahap inference yakni dapat menjelaskan pemecahan
berkeyakinan dapat memecahkan masalah disertai masalah sesuai dengan strategi yang disusun dengan
alasan yang jelas dan sesuai informasi yang lancar. Subjek ST3 melakukan refleksi terhadap
diketahui sebelumnya. solusi yang diperoleh sehingga merasa yakin dengan
Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST3 solusi yang diperoleh.
dengan kemampuan matematika tinggi menun- Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST3
jukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni dengan kemampuan matematika tinggi cukup me-
dapat merepresentasikan masalah dalam simbol dan nunjukkan berpikir kritis pada tahap inference yakni
dapat menyusun strategi disertai dengan alasan yang dapat melaksanakan strategi pemecahan masalah
jelas. Subjek ST3 menunjukkan berpikitr kreatif dengan menerapkan strategi yang telah direnca-
pada tahap elaboration yakni melakukan refleksi nakan disertai keyakinan dan pemikiran yang jelas
terhadap informasi yang diperoleh kemudian hingga diperoleh solusi. Subjek ST3 tidak menun-
dihubungkan untuk menyusun strategi. Subjek ST3 jukkan kemampuan berpikir kreatif pada tahap
tidak menunjukkan berpikir kreatif pada tahap flexibility. Sebab berbagai alternatif jawaban baru
fluency yakni hanya mengusulkan satu cara alter- dikemukakan pada tahap wawancara yakni subjek
natif penyelesaian masalah. Selain itu dengan per- ST3 menyadari bahwa masih terdapat kemungkinan
timbangan yang telah dilakukan, subjek menje- aturan yang lain dalam menyelesaikan masalah
laskan bagaimana rencana tersebut disusun dengan tersebut, namun tidak dituliskannya dalam lembar
yakin dan nampak saat menjawab pertanyaan jawaban. Subjek ST3 mampu menunjukkan berpikir
peneliti. Oleh karena itu, subjek ST3 mengindi- kreatif pada tahap originality sebab solusi yang
kasikan telah melakukan refleksi terhadap apa yang diberikan bersifat unik dan jarang digunakan atau
dilakukannya dalam menyusun strategi pemecahan dipikirkan oleh siswa lain. Subjek ST3 menun-
masalah. jukkan kemampuan berpikir kritis pada tahap
inference yakni dapat menjelaskan pemecahan
Melaksanakan strategi pemecahan masalah masalah sesuai dengan strategi yang disusun dengan
Berdasarkan hasil pemecahan masalah dan lancar. Oleh karena itu, subjek ST3 mengindi-
wawancara yang disampaikan sebelumnya, diketa- kasikan telah melakukan refleksi pada tahap
hui bahwa subjek ST3 menunjukkan kemampuan melaksanakan strategi pemecahan masalah.
berpikir kritis pada tahap inference yakni dapat
menerapkan strategi pemecahan masalah sesuai Memeriksa kembali pemecahan masalah
dengan yang telah direncaanakan yakni mendaftar Berdasarkan hasil wawancara diketahui bah-
siswa setiap kelas dalam sebuah tabel agar lebih wa subjek ST3 tidak memeriksa kembali langkah-
mudah dan lebih terlihat pasangan siswa kelas XI langkah penyelesaian masalahnya sehingga masih

31
ragu terhadap kebenaran solusi yang diberikannya. dimiliki untuk memahami situasi, namun subjek
Selain itu, Subjek ST3 menunjukkan berpikir kritis ST3 mengalami kekeliruan dalam menghubungkan
pada tahap strategies yakni menyampaikan alter- informasi yang diperoleh dan mengklasifikasinya
natif strategi atau solusi pemecahan masalah yang saat wawancara (elaboration-berpikir kreatif).
diberikan disertai dengan alasan yang jelas. Subjek Langkah merencanakan strategi: (a) ketiga
ST3 menunjukkan berpikir kreatif pada tahap elabo- subjek dapat merepresentasikan masalah dalam
ration yakni dapat menghubungkan apa yang telah simbol-simbol (inference-berpikir kritis), (b) ketiga
dilakukan dan apa yang masih bisa dilakukan. subjek dapat menyusun strategi pemecahan masalah
Subjek ST3 menyadari bahwa masih terdapat disertai dengan alasan yang logis dan jelas
alternatif jawaban yang belum terpikirkan saat (inference-berpikir kritis), (c) subjek ST1 dan ST2
mengerjakan soal yakni memilih pasangan siswa dapat menghubungkan informasi yang diketahui
dari kelas yang sama. Subjek ST3 juga merasa ragu dengan konsep atau pengalaman yang dimiliki,
terhadap jawabannya sebab tidak melakukan namun subjek ST3 mengalami kekeliruan dalam
pengecekan komputasi. menghubungkan informasi yang diketahui dengan
Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST3 tidak konsep yang dimiliki (elaboration-berpikir kreatif),
memeriksa kembali pemecahan masalah yang (d) subjek ST1 dan ST2 mampu mengusulkan tiga
dilakukan sehingga masih ragu terhadap solusi yang alternatif solusi untuk pemecahan masalah dengan
diperolehnya sudah tepat atau tidak. Subjek ST3 tepat, sedangkan subjek ST3 hanya mengusulkan
menunjukkan berpikir kritis pada tahap strategies satu alternatif solusi pemecahan masalah (fluency-
yakni menyampaikan alternatif strategi atau solusi berpikir kreatif).
pemecahan masalah yang diberikan disertai dengan Langkah melaksanakan strategi: (a) ketiga
alasan yang jelas dan membedakan kesimpulan subjek dapat menerapkan strategi pemecahan
yang valid dan tidak terhadap solusi permasalah masalah disertai alasan yang logis dan jelas
yang diberikan. Subjek ST3 menunjukkan berpikir (Inference-Berpikir Kritis), (b) subjek ST1 dan ST2
kreatif pata tahap elaboration yakni menyadari memberikan tiga alternatif solusi yang beragam,
bahwa masih terdapat alternatif jawaban selain yang meskipun subjek ST2 mengalami kekeliruan dalam
dituliskannya. Oleh karena itu, subjek ST3 telah menyelesaikan satu alternatif yang ditawarkannya,
menunjukkan proses berpikir reflektif hanya pada sedangkan subjek ST3 hanya memberikan satu
indikator berpikir kritis tahap strategies dan alternatif solusi. (flexibility-berpikir kreatif), (c) sub-
elaboration saat langkah memeriksa kembali. jek ST3 dapat memberikan solusi yang berbeda atau
solusi yang jarang/tidak terpikirkan oleh siswa yang
5. KESIMPULAN lain, sedangkan subjek ST1 dan ST2 belum menun-
jukkan solusi yang berbeda masih menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, cara yang umum digunakan yakni kombinasi
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: siswa kelas (originality-berpikir kreatif) dan (d) ketiga subjek
XI IPA 1 SMAN 10 makassar dengan kemampuan dapat mengkomunikasikan pelaksanaan strategi
awal matematika tinggi secara umum menunjukkan pemecahan masalah dengan representasi simbol-
proses berpikir reflektif pada empat langkah simbol (inference-berpikir kritis).
pemecahan masalah menurut polya dalam masalah Langkah memeriksa kembali (a) ketiga
matematika nonrutin. subjek dapat menghubungkan apa yang telah
Langkah memahami masalah: (a) ketiga sub- dilakukan dan apa yang masih dapat dilakukan
jek dapat menyatakan kembali masalah dengan untuk mengembangkan pemecahan masalah yang
kalimat sendiri atau melalui representasi simbol- telah dilakukan, walaupun ketiga subjek baru
simbol dengan cermat dan detail (elaboration- menyadari bahwa masih terdapat alternatif lain pada
berpikir kreatif), (b) secara umum ketiga subjek saat wawancara setelah melalui beberapa pertanyaan
dapat mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan yang menuntun dari peneliti (elaboration-berpikir
dengan jelas dan logis (clarification-berpikir kritis), kreatif) (b) ketiga subjek dapat membedakan antara
(c) ketiga subjek dapat menemukan pertanyaan yang kesimpulan yang didasarkan pada logika yang
penting dalam soal berdasarkan informasi yang valid/tidak valid (strategies-berpikir kritis) dan (c)
dibutuhkan (assesment-berpikir kritis), (d) ketiga ketiga subjek dapat menyampaikan alternatif
subjek dapat menentukan informasi yang diperlukan strategi atau solusi dari pemecahan masalah dengan
dan yang masih belum terpenuhi disertai alasan disertai alasan yang logis dan jelas (Strategies-
yang logis dan jelas (assesment-berpikir kritis), dan Berpikir Kritis).
(e) subjek ST1 dan ST2 dapat menghubungkan
informasi yang diperoleh dengan pengetahuan yang 6. REFERENSI

32
Tingkat Kemampuan Matematika di SMPN 31
Budhayanti, Clara Ika Sari, Josef Tjahjo Baskoro, Surabaya. Universitas Negeri Surabaya,
Edy Ambar Roostanto dan Bitman Simanu- (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/article/62
llang. 2008. Bahan Ajar Cetak, Pemecahan 82/30/article.pdf, diakses 6 November 2016).
Masalah Matematika. Direktorat Jendral
Nasriadi, Ahmad. 2016. Berpikir Reflektif Siswa
Pendidikan Tinggi Dapartemen Pendidikan
dalam Memecahkan Masalah Matematika
nasional.
Ditinjau dari Perbedaan Gaya Kognitif. Prodi
Dewey, John. 1910. “How We Think”. Boston: D.C. Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa
Heath & Co.; selections from Part One, “The Getsempena, (Online), Vol.3, No.1, (http://
Problem of Training Thought,”spelling and numeracy.stkipgetsempena.ac.id, diakses 17
grammar modestly modernized, (Online), Oktober 2016).
(http://rci.rutgers.edu/~tripmcc/phil/dewey-hwt
Nindiasari, Hepsi, Yaya Kusumah, Utari Sumarmo
-pt1-selections.pdf, diakses 6 November 2016).
dan Jozua Subandar. 2014. Pendekatan
Gurol. Aysun. 2011. Determining the reflective Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemam-
thinking skills of pre-service teachers in puan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMA.
learning and teaching process. Energy Edusentris Jurnal Ilmu Pendidikan dan
Education Science and Technology Part B: Pengajaran, (Online), Vol.1, No.1 (http://ejour
Social and Educational Studies, (Online), nal.sps.upi.edu, diakses 4 November 2016).
Vol.3, No.3, (http://www.yarbis1.yildiz.edu, Nindiasari. 2011. Pengembangan Bahan Ajar dan
diakses 29 Oktober 2016). Instrumen untuk Meningkatkan Berpikir
Jacob, S. M. & Sam, H. K. 2008. “Measuring Reflektif Matematis Berbasis Pendekatan
Critical Thinking in Problem Solving Through Metakognitif pada Siswa Sekolah Menengah
Online Discussion Forums in First Year Atas (SMA). Makalah dipresentasikan dalam
University Mathematics”. Proceedings of the Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Internasional Multiconference of Engineers Matematika, (Online), (http://eprints.uny.ac.id7
and Computer Scientists 2008, Vol. 1, 3781p-23.pdf, diakses 6 November 20016).
Hongkong. Noer, Sri Hastuti. 2008. Problem-Based Learning
Lutfiananda, Immas Metika Alfa. 2016. Analisis dan Kemampuan Berpikir Reflektif dalam
Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Semnas Matematika
Memecahkan Masalah Matematika Non Rutin dan Pendidikan Matematika, (Online), (http://
di Kelas VIII SMP Islamic International eprints.uny.ac.id , diakses 17 Oktober 2016).
School Pesantren Sabilil Muttaqien (IIS PSM) Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014.
Magetan Ditinjau dari Kemampuan Awal.
Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: PPs Ratnawati, Heri. 2009. Pengaruh kemampuan Awal
Universitas Sebelas Maret. dan Kemampuan Berpkir Logis/Penalaran
terhadap Kemampuan Matematika (Studi
Marchis, I. 2012. “Non-Routine Problems in Komparasi Sensitivitas Program Lisrel 8.51
Primary Mathematics Workbooks from Roma- dan Amos 6.0). Makalah, (Online), (http://
nia”. Acta Didactica Napocensia, (Online), staff.uny.ac.id, diakses 5 November 2016).
Vol.5, No.3, (http://dppd.ubbcluj.ro , diakses 5
November 2016). Sabandar, Jozua. 2009. Berpikir Reflektif dalam
pembelajaran Matematika. Prodi Pendidikan
Masamah, Ulfa, Imam Sujadi dan Riyadi. 2015. Matematika Sekolah Pascasarjana UPI,
Proses Berpikir Reflektif Siswa Kelas X MAN (Online), (http://file.upi.edu, diakses 31 Agus-
Ngawi dalam Pemecahan Masalah Berdasarkan tus 2016).
Langkah Krulik dan Rudnick Ditinjau dari
Kemampuan Awal Matematika. JMEE, (Onli- Saragih, Sehatta. 2008. Mengembangkan Keteram-
ne), Vol.5, No.1 (https://eprints.uns.ac.id, diak- pilan Berpikir Matematika. Semnas matematika
ses 4 November 2016). dan pendidikan Matematika 2008. Universitas
Negeri Yokyakarta.
Musdhalifah, Umi, Sutinah dan Ika Kurniasari.
2013. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII Suandito, Billy, Darmawijoyo dan Purwoko. 2009.
dalam Memecahkan Masalah Non Rutin yang Pengembangan Soal Matematika Non Rutin di
Terkait Dengan Bilangan Bulat Berdasarkan SMA Xaverius 4 Palembang. Jurnal Pendi-

33
dikan Matematika, (Online), Vol.3, No.2, (Online), Vol.8, No.2, (http://iej.com.au, diak-
(http://ejournal.unsri.ac.id, diakses 17 Oktober ses 7 November 2016).
2016).
7. LAMPIRAN
Suharna, Hery, Toto Nusantara, Subanji dan Santi
Irawati. 2013. Berpikir Reflektif Mahasiswa Dokumentasi
dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.
KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia,
(Online), Vol.1, No.1 (http://fmipa.um.ac.id,
diakses 31 Agustus 2016).
Suharna, Hery. 2012. Berpkir Reflektif (Reflective
Thinking) Siswa SD Berkemampuan Mate-
matika Tinggi dalam Pemahaman Masalah
Pecahan. Makalah Dipresentasikan dalam
Seminar Nasional matematika dan Pendidikan
Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Suwasti, Petra. 2016. Aktivitas Metakognisis Siswa
SMA dalam Memecahkan Masalah Program
Linear Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif-
Implusif dan Jenis Kelamin. Tesis tidak
diterbitkan. Surakarta: PPs Universitas Sebelas
Maret.
Tisngati, Urip. 2015. Proses Berpikir Reflektif
Mahasiswa dalam Pemecahan Masalah pada
Materi Himpunan Ditinjau dari Gaya Kognitif
Berdasarkan Langkah Polya. Jurnal Pendidi-
kan Matematika, (Online), Vol.8, No.2, (http://
ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta, diak-
ses 17 Oktober 2016).
Tuanakotta, Theodorus M. 2011. Berpikir Kritis
dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Turmudi. 2009. Pemecahan Masalah Matematika.
Materi Disampaikan dalam Rangka Pengem-
bangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
di IAIN Arraniri Banda Aceh, (Online), (http://
file.upi.edu, diakses 7 November 2016).
Wahyudi dan Inawati Budiono. 2012. Pemecahan
Masalah Matematika. Salatiga: Widya Sari
Press.
Wardhani, Sri, Sapon Suryo Purnomo dan Endah
Wahyuningsih. 2010. Modul Matematika SD
Program Bermutu, Pembelajaran Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika di SD. Yog-
yakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Pusat Pengem-
bangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.
Zhu, Zheng. 2007. “Gender Differencen in Mathe-
matical Problem Solving, Patterns: A Review
of Literature. International Education Jurnal,

34
35

You might also like