Professional Documents
Culture Documents
Laporan P3 K17
Laporan P3 K17
Disusun Oleh:
KELOMPOK 17
Faisal Ismail Asadullah 21060121120005
Megan Anugrah Nirvananda Santosa 21060121130086
Gilbert Daniel Silitonga 21060121130089
Muhammad Diaz Akbar Oktovian 21060121140196
Pahotton Ariel A. A. Simanjuntak 21060121140106
Yodha Bakti Wirandanu 21060121140173
4.1 Tujuan
1. Mengetahui fungsi dari Amperemeter
2. Mengetahui prinsip kerja dari Amperemeter
3. Mengetahui cara menggunakan Amperemeter pada rangkaian AC dan DC
4. Mengetahui hubungan arus dengan tagangan dan resistansi
4.3.2 Arus AC
1. Siapkan alat dan bahan
2. Susunlah alat dan bahan sesuai dengan gambar 4.2
3. Atur sumber tegangan sesuai dengan kebutuhan percobaan
4. Catat dan hitung hasil yang terukur di Clampmeter
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk gambar 4.3 dan gambar 4.
iii. Clampmeter
Clampmeter atau tang meter adalah alat yang digunakan untuk
besaran arus listrik tanpa harus menyambungkan alat kedalam rangkaian
atau kedalam kabel. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan
memanfaatkan medan magnet yang ada di sekeliling kabel untuk
melakukan pengukuran. Untuk menggunakan clampmeter sangat mudah,
yakni dengan melakukan kalibrasi sebelum melakukan pengukuran lalu
menekan tuas untuk membuka capit lalu masukkan kabel ke dalam capit
lalu tutup. Setelah itu perhatikan besaran arus yang ditampilkan.
4.6.2 Arus AC
Tabel 4.2 data percobaan arus AC
No. V Sumber Jumlah Lampu Daya Lampu Arus (A)
1. 220 Volt 1 15 Watt 0,08
2. 220 Volt 2 30 Watt 0,15
3. 220 Volt 3 45 Watt 0,22
Sumber 5 Volt
V
1. I =
R 1+ R 2
5
I= = 8,83 x 10-5 A = 0,088 mA
5600+51000
V
2. I =
R 1+ R 2
5
I= = 8,20 x 10-5 A = 0,582 mA
8200+390
V
3. I =
R 1+ R 2
5
I= = 43,48 x 10-4 A = 4,428 mA
470+680
Sumber 10 Volt
V
1. I =
R 1+ R 2
10
I= = 17,67 x 10-5 A = 0,177 mA
5600+51000
V
2. I =
R 1+ R 2
10
I= = 11,64 x 10-4 A = 1,164 mA
8200+390
V
3. I =
R 1+ R 2
10
I= = 86,96 x 10-4 A = 8,696 mA
470+680
Sumber 15 Volt
V
1. I =
R 1+ R 2
15
I= = 26,50 x 10-5 A = 0,265 mA
5600+51000
V
2. I =
R 1+ R 2
15
I= =17,46 x 10-4 A = 1,746 mA
8200+390
V
3. I =
R 1+ R 2
15
I= = 13,04 x 10-3 A = 13,040 mA
470+680
Rangkaian 1 (5,6k+51k) Ω
0.3
0.25
0.2
Arus (mA)
0.15
0.1
0.05
0
5V 10 V 15 V
2. Rangkaian 2 DC
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
5V 10 V 15 V
12
10
8
Arus (A)
0
5V 10 V 15 V
1. Rangkaian 1 lampu
P
I=
V
15
I=
220
I = 0,068 A
2. Rangkaian 2 lampu
P
I=
V
30
I=
220
I = 0,136 A
3. Rangkaian 3 lampu
P
I=
V
45
I=
220
I = 0,204 A
B. Perbandingan Hasil Pengukuran dan Perhitungan Arus Sumber AC
Tabel 4.4 perbandingan antara pengukuran dan perhitungan
Jumlah Daya Arus (A) Arus (A)
No. V Sumber
Lampu Lampu (Pengukuran) (Perhitungan)
1. 220 Volt 1 15 Watt 0,08 0,068
2. 220 Volt 2 30 Watt 0,15 0,136
3. 220 Volt 3 45 Watt 0,22 0,204
Chart Title
0.25
0.2
0.15
Arus (A)
0.1
0.05
0
15 Watt 30 Watt 45 Watt
4.8 Kesimpulan
1. Pengukuran arus adalah perhitungan seberapa besar arus
mengalir dengan menggunakan pengukuran langsung dan tidak
langsung agar hasil yang didapat semakin akurat
2. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar arus listrik
menggunakan prinsip medan magnet dan Gaya Lorentz dimana
besar gaya yang ditimbulkan sebanding dengan besar arus yang
melewatinya.
3. Untuk melakukan pengukuran arus DC dapat menggunakan
V
rumus ‘ I = ’ . Sementara untuk mengukur arus AC dapat
R
P
menggunakan rumus ‘ I= ’ .
V
4. Hukum yang berlaku dalam percobaan ini adalah Hukum Ohm
dan Gaya Lorentz
5. Besar arus berbanding terbalik dengan tegangan.
6. Semakin besar daya yang dihasilkan semakin besar pula
tegangan dan arus yang dibutuhkan.
7. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil
perhitungan seperti suhu, panjang kabel, kondisi kesehatan alat,
dan nilai toleransi dari masing-masing alat.
8. Arus listrik dalam kabel, resistor, atau lampu bohlam dapat
mengakibatkan komponen memanas sehingga nilai resistansi
meningkat seiring pertambahan suhu.
9. Amperemeter dipasang seri dalam rangkaian
10. Hasil pengukuran alat dengan perhitungan memiliki selisih yang
cukup kecil dan semakin kecil saat pengukuran dilakukan dalam
kondisi ideal.