You are on page 1of 5

Optimalisasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam

Rangka Meningkatkan Keimanan Siswa di Bulan Suci


Ramadhan
(Reinforcement Civic Disposition dan Moral Intelegence Menuju Siswa yang
Insan Mutaqin dan Good Citizen)

Oleh : Yayan, S.Pd.

“ Puji dan syukur tak henti-hentinya kita panjatkan


kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya kita masih
diberikan kesempatan untuk merasakan bulan istimewa,
bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Oleh karena itu,
sudah selayaknya kita melakukan ibadah semaksimal
mungkin supaya kita bisa menjadi insan mutaqin”.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Apabila kita mulai menghitung
waktu dari bulan Agusutus tahun 2009, maka kurang lebih setahun sudah kita
lewati hidup ini dengan segala dinamika yang dibawanya. Makna satu tahun
tersebut kian berbeda dan istimewa bagi kita yang beragama Islam. Karena di
bulan Agustus ini umat Islam akan kedatangan bulan yang ditunggu-tunggu yaitu
bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan ampunan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa. Di bulan ini pahala
amal ibadah dilipat gandakan, pintu surga terbuka lebar dan pintu neraka ditutup
rapat, rizki dilapangkan dan masih banyak keistimewaan lainnya. Keistimewaan
bulan Ramadhan tersebut berimplikasi terhadap umatnya untuk dapat melakukan
persiapan dengan sematang mungkin, agar waktu ke waktu di bulan tersebut dapat
dilalui dan diisi dengan maksimal dan penuh makna. Proses persiapan itu tentunya
tidak mudah untuk dilakukan, terlebih lagi di zaman globalisasi seperti sekarang
ini. Dengan pengaruhnya, globalisasi membuat banyak manusia terutama remaja
di negeri ini kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia bahkan sebagai umat
beragama.
Dalam berpakaian misalnya, remaja- remaja Indonesia lebih banyak
menggunakan pakaian minim yang memperlihatkan bagian tubuh yang
semestinya ditutupi. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan masyarakat dan norma-norma agama terlebih di bulan suci
Ramadhan nanti.
Selain itu, dillihat dari sikap dan moralitas, remaja Indonesia mengalami
kemerosotan yang sangat tajam (demoralisasi kronis). Banyak remaja yang
tingkah lakunya tidak mengindahkan sopan santun dan cenderung tidak perduli
terhadap lingkungan. Ironisnya, apa yang disebut extra-marital intercouse atau
kinky-seks yang lazim dikenal masyarakat dengan seks bebas, nyatanya cenderung
disukai oleh anak muda, terutama kalangan anak sekolah dan mahasiswa.
Akibatnya, kita sering mendengar dan melihat kasus remaja atau pelajar dan
mahasiswa yang melakukan aborsi. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh
tayangan porno dari internet, VCD/DVD, televise ataupun media lainnya.
Sejatinya kondisi demikian tidak boleh dibiarkan terus berlangsung,
terlebih di bulan suci Ramadhan. Karena hal demikian akan merusak amal ibadah
yang sedang dijalankan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita sebagai pendidik
dan sekaligus sebagai pihak yang bertangung jawab terhadap kehidupan remaja
dan eksistensi bangsa ini untuk dapat menyelamatkan mereka dengan
menginternalisasi ajaran-ajaran positif ke dalam diri mereka sehingga mereka
memiliki pondasi yang kokoh dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh
dinamika terutama di bulan suci Ramadan.
Tentunya banyak upaya yang dapat kita lakukan untuk membentengi
remaja dan anak didik agar mereka siap menjalani bulan suci ramadhan,
diantaranya adalah dengan optimalisasi pendidikan kewarganegraan (PKn) di
sekolah. PKn secara pragmatik-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing)
dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (enpowering) manusia/anak
didik dalam rangka pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial
budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai salah satu mata pelajaran bidang sosial dan kenegaraan, PKn
mempunyai fungsi yang sangat essensial dalam meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang memiliki keterampilan hidup bagi diri, masyarakat, bangsa dan
negara. Isi PKn diarahkan untuk menumbuhkan kompetensi kewarganegaran,
yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan
kewarganegaraan (civic skill), dan watak kepribadian kewarganegaraan (civic
disposition). Ketiga keterampilan tersebut diperlukan agar tercipta partisipasi
yang bermutu dan bertanggungjawab dari warga negara dalam kehidupan politik
dan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Untuk menumbuhkan kompetensi yang diperlukan, maka pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan harus mengandung tiga komponen penting, yaitu
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan
(civic skill), dan watak kepribadian kewarganegaraan (civic disposition). Bronson
(Wuryan dan Syaifullah, 2008: 78).
Pengetahuan kewarganegaraan berkenaan dengan subtansi atau informasi
yang harus diketahui oleh warga negara, seperti prengetahuan tentang sistem
politik, pemerintahan, konstitusi, undang-undang, hak dan kewajiban sebagai
warga negara, dan sebagainya. Sementara itu, keterampilan kewarganegaraan
berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan intelektual, sosial dan
psikomotorik. Keterampilan intelektual yang penting bagai terbentuknya warga
negara yang berwawasan luas, kritis, meliputi keterampilan mengidentifikasi dan
mendeskripsikan; menjelaskan dan menganalisis; mengevaluasi, menentukan dan
mempertahankan (Wuryan dan Syaifullah, 2008: 78)
Sementara itu, watak dan kepribadian kewarganegaraan berkaitan dengan
sifat-sifat pokok karakter pribadi maupun karakter publik warga negara yang
mendukung terpeliharanya demokrasi konstitusional. Sifat karakter pribadi warga
negara antara lain tanggungjawab moral, disiplin diri, dan hormat terhadap
martabat setiap manusia. Sedangkan sifat karakter publik antara lain kepedulian
sebagai warga negara, kesopanan, hormat terhadap aturan hukum (rule of law),
berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi
(Sapriya, 2004: 13).
Sedangkan mengenai kecerdasan moral (moral intelegence) yang hendak
dibangun melalui Pendidikan Kewarganegaran, meliputi: empati, kesadaran,
pengendalian diri, respek/kepedulian, kebaikan, toleran, dan kejujuran.
Ketiga komponen pembelajaran Pkn itu akan membentuk siswa menjadi
warga negara yang baik, yaitu warga negara yang memiliki keutamaan (exellence)
atau kebajikan (Virtue) selaku warga negara. Berkaitan dengan keutamaan atau
kebajikan tersebut, Plato (Wuryan, Syaifullah, 2006: 118) mengemukakan empat
keutamaan atau kebajikan yang dihubungkan dengan tiga bagian jiwa manusia.
Keempat kebajikan itu adalah pengendalian diri (temperance) yang dihubungkan
dengan nafsu, keperkasaan (fortitude) yang dihubungkan dengan semangat
(Thumos), kebijaksanaan atau kearifan yang dihubungkan dengan akal (nous), dan
keadilan yang yang dihubungkan dengan ketiga bagian jiwa itu.
Oleh karena itu dengan optimalisasi pendidikan kewarganegaraan yang
berorientasi civic disposition dan moral intelegence, diharapkan terbentuk
karakter dan kompetensi disiplin, tanggungjawab moral, hormat terhadap martabat
setiap manusia, sopan, hormat terhadap aturan hukum dan norma (rule of law),
kesadaran yang tinggi, pengendalian diri, respek/peduli, kebaikan, toleran, dan
kejujuran pada diri siswa. Pendek kata dengan terinternalisasinya kompetensi
seperti di atas diharapakan semua siswa yang beragama Islam, lebih siap dalam
menjalani bulan Ramadhan dan mampu mengisi bulan penuh keistimewaan
tersebut dengan maksimal dan penuh makna sehingga mereka menjadi umat
beragama yang baik di mata tuhan dan sesame, yaitu insan mutaqin. Bagi mereka
yang tidak beragama islam diharapkan kompetensi tersebut akan menjadikan
mereka sebagai warga negara yang baik atau good citizen yaitu warga negara yang
memiliki keutamaan (exellence) atau kebajikan (Virtue) di mata bangsa dan
negara.

Penulis adalah alumni Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang lulus dengan predikat Cum Laude
dan pernah menjadi juara lomba karya tulis ilmiah mahasiswa, sekarang penulis
menjadi salah satu staf pengajar (Mata Pelajaran PKn) di SMK Pariwisata PGRI
Majalengka.
Berikut ini identitas lebih lanjut tentang penulis :

Berikut ini identitas lebih lanjut tentang penulis :


Nama : Yayan S.Pd
Alamat : Jl Kiara Agung No. 57 RT 08/ RW 04, Desa Cibunut
Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka.
No.Hp : 087723513783

You might also like