Professional Documents
Culture Documents
Kep Medikal Bedah KLPK 1
Kep Medikal Bedah KLPK 1
“EFUSI PLEURA”
Disusun Oleh:
SISKA (142012016013)
Dosen Pembimbing :
2020-2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
a. Apa itu definisi efusi pleura?.............................................................................2
C. TUJUAN MASALAH.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. DEFINISI EFUSI PLEURA..........................................................................3
B. ETIOLOGI.....................................................................................................4
C. MANIFESTASI KLINIS...............................................................................4
D. PATHWAY...................................................................................................5
E. PENATALAKSANAAN MEDIS.................................................................6
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN SECARA TEORI.................................6
G. ANALISA DATA........................................................................................11
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................16
I. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN..........................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
A. Kesimpulan..................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
a. Mengetahui definisi efusi pleura
b. Mengetahui etiologic efusi pleura
c. Mengetahui manisfestasi klinis
d. Mengetahui pathway efusi pleura
e. Mengetahui penatalaksanaan medis
f. Mengetahui pengkajian keperawatan secara teori
g. Mengetahui analisa data
h. Mengetahui diagnose keperawatan
i. Mengetahui rencana intervensi keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. ETIOLOGI
Efusi pleura diakibatkan oleh kelebihan cairan dapat berupa cairan rendah
protein (transudatif) atau kaya protein (eksudatif). Penyebab paling umum efusi pleura
transudatif (cairan encer) meliputi gagal jantung, emboli paru, sirosis, dan bedah jantung
pascaoperasi. Sementara itu efusi pleura eksudatif (cairan protein) paling sering
disebabkan oleh pneumonia, kanker, emboli paru, penyakit ginjal, dan penyakit
inflamasi.
Selain dua penyebab utama diatas penyebab efusi pleura lain yang kurang umum
antara lain tuberkulosis, penyakit autoimun, perdarahan (karena trauma dada),
chylothorax (karena trauma), infeksi dada dan perut, efusi pleura abses ( karena paparan
asbes), sindrom Meig (karena tumor ovarium jinak), dan sindrom hiperstimulasi
ovarium.
Obat-obatan tertentu, operasi perut, dan terapi radiasi juga dapat menyebabkan
efusi pleura. Efusi pleura dapat terjadi pada beberapa jenis kanker termasuk kanker paru-
paru, kanker payudara, dan limfoma. (Boka, 2017).
C. MANIFESTASI KLINIS
Efusi pleura beberapa gejalanya disebabkan oleh penyakit dasar pneumonia akan
menyebabkan demam, mengigil, dan nyeri dada pleuritik. EfUsi maligna dapat
mengakibatkan dispneu dan batuk. Ukuran efusi akan menentukan keparahan gejala.
1) Efusi luas : sesak napas, bunyi pekak atau datar pada saat perkusi di atas area yang
terisi cairan, bunyi napas minimal atau tak terdengar dan pergeseran trakea menjauhi
2) Efusi ringan sampai sedang : dispneu bisa tidak terjadi. (Ketut & Brigitta, 2019).
4
D. PATHWAY
5
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab yang mendasarinya ;
untuk mencegah reakumulasi cairan; dan untuk meringankan ketidaknyamanan, dispnea, dan
penurunan kerja sistem pernapasan. (Smeltzer, 2010). Pengobatan spesifik, diarahkan pada
penyebab yang mendasarinya :
2) Pemasangan chest tube dan water-seal drainage mungkin diperlukan untuk drainase dan
re-ekspansi paru-paru.
3) Pleurodesis kimia: Pembentukan adhesi dilakukan saat obat ditanamkan ke dalam ruang
pleura untuk menghilangkan ruang dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.
kecil yang menempel pada botol penghisap), atau implantasi pleuroperitoneal shunt.
Pada tahap ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau
kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan
pasien.
b. Keluhan Utama
Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam
dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda -tanda
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan menurun
6
dan sebagainya.
f. Riwayat Psikososial
persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan persepsi yang salah
5) Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran
tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien.
6)Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS
7
pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari
h. Pola eliminasi
3) Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya akibat adanya nyeri
dada.
4) Untuk memenuhi kebutuhan ADL nya sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh
1) Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh
2) Selain itu, akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah yang
tenang ke lingkungan rumah sakit, dimana banyak orang yang mondar - mandir,
8
berisik dan lain sebagainya.
k. Pemeriksaan Fisik
2) Sistem Respirasi
Inspeksi pada pasien efusi pleura bentuk hemithorax yang sakit mencembung, iga
mendatar, ruang antar iga melebar, pergerakan pernafasan menurun. Pendorongan
mediastinum ke arah hemithorax kontra lateral yang diketahui dari posisi trakhea
dan ictus kordis. Pernapasan cenderung meningkat dan pasien biasanya dyspneu.
a) Fremitus tokal menurun terutama untuk effusi pleura yang jumlah cairannya >
250 cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding dada yang
b) Suara perkusi redup sampai pekak tegantung jumlah cairannya. Bila cairannya
tidak mengisi penuh rongga pleura, maka akan terdapat batas atas cairan berupa
garis lengkung dengan ujung lateral atas ke medical penderita dalam posisi duduk.
Garis ini disebut garis Ellis- Damoisseaux. Garis ini paling jelas di bagian depan
c) Auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang. Pada posisi duduk cairan
makin ke atas makin tipis, dan dibaliknya ada kompresi atelectasis dari parenkian
paru, mungkin saja akan ditemukan tanda tanda auskultasi dari atelektasis
3) Sistem Cardiovasculer
9
a) Pada inspeksi perlu diperhatikan letak ictus cordis, normal berada pada ICS-5
pada linea medio klavikula kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
kedalaman dan teratur tidaknya denyut jantung, perlu juga memeriksa adanya
pekak. Hal ini bertujuan untuk menentukan adakah pembesaran jantung atau
ventrikel kiri.
d) Auskultasi untuk menentukan suara jantung I dan II tunggal atau gallop dan
adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah jantung serta adakah
4) Sistem Pencernaan
a) Pada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau datar, tepi
perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu juga perlu
massa (tumor, feces), turgor kulit perut untuk mengetahui derajat hidrasi
d) Perkusi abdomen normal tympani, adanya massa padat atau cairan akan
e) Sistem Neurologis
1
0
Pada inspeksi tingkat kesadaran perlu dikaji Disamping itu juga diperlukan
pemeriksaan GCS, apakah composmentis atau somnolen atau comma.
Pemeriksaan refleks patologis dan refleks fisiologisnya.Selain itu fungsi-
fungsi sensoris juga perlu dikaji seperti pendengaran, penglihatan, penciuman,
perabaan dan pengecapan.
f) Sistem Muskuloskeletal
g) Sistem Integumen
Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi pada
kulit, pada pasien dengan efusi biasanya akan tampak cyanosis akibat adanya
kegagalan sistem transport oksigen. Pada palpasi perlu diperiksa mengenai
kehangatan kulit (dingin, hangat, demam). Kemudian tekstur kulit (halus-
lunak- kasar) serta turgor kulit untuk mengetahui derajat hidrasi seseorang,
G. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
1
1
DS: Efusi^ pleura Akumulasi Resiko pola nafas tidak efektif
- Klien mengeluh sesak cairan yang berlebihan
dan bernafas terasa
berat di rongga paru
- Klien mengatakan jika l
berbaring terasa Penurunan ekspansi paru
l
lebih sesak , jadi Resiko pola nafas tidak
klien lebih banyak
duduk efektif
- Jika tidur akan terasa
sesak jika miring ke
arah kiri
DO:
- Taktil premitus paru
kiri lemah
dibandingkan paru
kanan
- Pada perkusi
terdengar bunyi
pekak di paru kiri
- Auskultasi terdengar
bunyi nafas lemah
dan ronki pada paru
kiri
- Hasil rontgen
menunjukkan
terdapat penumpukan
cairan di paru kiri
Hasil AGDA normal
1
2
DS: Efusi pleura Gangguan rasa nyaman; nyeri
- Klien mengeluh nyeri
setelah pemasangan selang Penatalaksanaan
l
WSD Pemasangan WSD
- Klien mengatakan
nyeri terasa agak Terputusnya jaringan
kuat dan masih bisa kulit
ditahan Nosiceptor meningkat
- Nyeri terasa
berdenyut- denyut
- Klien mengatakan Nyeri
nyeri tidak
Gangguan rasa nyaman;
- ri ; fig dirasakan
men eb a
nyeri
bersifat menetap
- Ketika ditanya tentang
skala nyeri, klien
mengatakan berada
direntang 5
DO:
- Terdapat selang WSD
di dada sebelah kiri
- Ekspresi klien
meringis
- Skala nyeri berada
direntang
5 (agak sakit)
- TD 130/80 mmHg
Pernafasan 24 x/i
1
3
DS: Faktor penyebab Kurang pengetahuan tentang
- Klien mengatakan penyakit yang diderita dan
Permebilitas l^apiler kebutuhan tindakan
agak cemas dengan
selang yang meningkat Perpindahan
terpasang di dadanya
- Klien mengatakan cairan intrasel ke
takut salah bergerak interstisial
dan selangnya lepas
- Klien mengatakan
Produksi cairan pleura
tidak mengerti meningkat
tentang penyakitnya 1
dan bertanya Efusi plura
mengapa dipasang 1
Penatalaksanaan (WSD)
selang di dadanya 1
DO: Kurang informasi dan
Klien banyak bertanya keterbatasan kognitif
1
tentang penyakit yang Salah persepsi
dialami dan tentang selang
yang terpasang di dadanya Kurang pengetahuan
tentang penyakit yang
diderita dan kebutuhan
tindakan
1
4
DS: Efusi pleura Gangguan perfusi jaringan
- Klien mengatakan 1 perifer
tangan dan kaki Penatalaksanaan (WSD)
terasa dingin
DO: Pengeluaran cairan
Pada pemeriksaan melalui selang WSD
fisik
didapatkan: Kekurangan volume
- Tampilan klinis pucat cairan
- Konjungtiva anemis,
- Ekstremitas teraba Aliran darah ke jaringan
dingin.
m|nurun Gangguan
- Klien terlihat
memakai kaos perfusi jaringan perifer
1
5
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat
diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang
data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan
yang lain. ( Taqiyyah & Mohamad, 2013 ).
a. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru sekunder
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang kental,
d. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan peningkatan metabolisme tubuh, penurunan nafsu makan akibat sesak nafas
e. Gangguan ADL (Activity Daily Living) yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum
g. Gangguan pola tidur dan istrahat yang berhubungan dengan batuk yang menetap dan sesak
h. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai
1
6
I. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuanmerubah atau
memanipulasi stimulus fokal, kontektual dan residual.Pelaksanaannya juga ditujukan kepada
kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus secara
keseluruhan dapatterjadi pada klien (Nursalam, 2015).
Tujuan : pasien akan mempertahankan pola nafas yang efektif selama dalam
perawatan.
Kriteria Hasil :
3. Kedalaman inspirasi.
Intervensi :
3. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan
adanya suara nafas tambahan.
4. Identifikasi kebutuhan aktual atau potensial pasien untuk memasukkan alat bantu
untuk membuka jalan napas.
1
7
Oxygen Therapi :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Manajem Nutrisi :
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
butuhkan pasien.
1
8
Tujuan : pasien akan terbebas dari rasa nyeri selama dalam perawatan.
Kriteria hasil :
Intervensi :
2. Hindari gangguan yang tidak perlu dan sediakan waktu untuk istrahat.
1
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat kita simpulkan bahwa Efusi pleura adalah pengumpulan
cairan berlebih didalam rongga pleura, rongga pleura adalah rongga yang terletak
diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada. Jenis cairan lainnya yang bisa
terkumpul didalam rongga pleura adalah darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan
mengandung kolestrol tinggi, hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi
karena cedera di dada.
Jenis ini penyebab dan strategi tata laksana yang berbeda. Efusi pleura yang
disebabkan oleh infeksi paru disebut infeksi infeksi parapneumonik. Penyebab efusi
pleura yang sering terjadi di negara maju adalah CHF, keganasan, pneumonia bakterialis,
dan emboli paru. Di Negara berkembang, penyebab paling sering adalah tuberculosis.
Pasien dapat datang dengan berbagai keluhan, termasuk nafas pendek, nyeri dada, atau
nyeri bahu. Pemeriksaan fisik dapat normal pada seorang pasien dengan efusi kecil. Efusi
yang lebih besar dapat menyebabkan penurunan bunyi nafas, pekak pada perfusi, atau
friction rub pleura.
Saran Efusi pleura merupakan penyakit komplikasi yang sering muncul pada
penderita penyakit paru primer, dengan demikian segera tangani penyakit primer paru
agar efusi yang terjadi tidak terlalu lama menginfeksi pleura.
2
0
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/123572705/makalah-efusi-pleura-doc
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/518/IMELDA%20WERIPANG
%20AKX16169%20%282019%29-1-45.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://repository.poltekeskupang.ac.id/486/1/KTI%20Omega%20Simanjuntak.pdf
https://docplayer.info/62101800-Makalah-kmbii-tentang-sistem-pernapasan-efusi-pleura-d-i-s-u-s-u-n-
oleh.html
2
1