Professional Documents
Culture Documents
Makalah Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara
Makalah Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara
MAKALAH
PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN
NEGARA
RUSDIANTO KARIM
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu keguanaan
penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain.
Jadi, negara-negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan
antara sistem pemerintahannya.
Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang
dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa pula
mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang
bersangkutan.
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi
sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan parlementer merupakan dua
model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat dan
Inggris-lah yang masing-masing dianggap pelopornya. Contoh negara yang menggunakan sistem
pemerintahan presidensial antara lain ; Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia dan
Argentina. Sedangkan yang menganut sistem pemerintahan parlementer, antara lain ; Inggris,
India, Jepang, Malaysia dan Australia.
Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer, terdapat variasi
yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara. Misalnya, Indonesia yang
menganut sistem presidensial tidak akan benar-benar sama dengan pemerintahan Amerika
Serikat. Bahkan negara-negara tertentu memakai sistem campuran antara presidensial dan
parlementer (mixed parliamentary presidential system). Contohnya, negara Perancis sekarang
ini. Negara ini memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tapi
juga terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan
sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI
Komitmen elite politik terhadap sistem politik yang hendak dikembangkan (demokrasi
atau kediktatoran) akan sangat menentukan corak pelaksanaan sistem pemerintahan di suatu
negara. Fakta menunjukkan bahwa walaupun sama-sama berdasarkan pada UUD 1945, namun
pelaksanaan sistem pemerintahan presidensial di masa Orde baru berbeda dengan saat ini.
Komitmen terhadap sistem politik demokratis yang kuat membedakan palaksanaan sistem
presidensial di Amerika Serikat dengan yang berlangsung di negara kita.
Sistem kepartaian yang berkembang disuatu negara juga berpengaruh pada pelaksanaan
sistem pemerintahan yang ada. Sistem kepartaian dengan dua partai dominan, sebagaimana
berkembang di AS ( Partai Republik dan Partai Demokrat) dan Inggris ( Partai Buruh dan Partai
Konservatif) terbukti dapat memberi peluang bagi berjalannya sistem pemerintahan secara
optimal. Sedangkan sistem multipartai cenderung membawa dampak ketidakstabilan politik
sebagaimana tampak dalam pelaksanaan sistem pemerintahan parlementer di masa Demokrasi
Liberal dulu, ataupun sistem pemerintahan presidensial di negara kita saat ini.
Tradisi politik juga berpengaruh pada pelaksanaan pemerintahan sebagaimana tampak
dalam uraian tentang terbangunnya sistem pemerintahan parlementer di Inggris tersebut di atas.
Tradisi politik yang melembaga juga memungkinkan pelaksanaan sistem pemerintahan di
Thailand berjalan dengan relatif stabil walaupun kadang diselingi dengan pengambilalihan
kekuasaan sementara oleh pihak militer. Tradisi poitik demokrasi yang belum berkembang di
negara kita tampaknya turut menyumbang pada lemahnya kinerja para wakil rakyat di berbagai
lembaga perwakilan rakyat saat ini.
Sistem pemerintahan negara republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
adalah sistem presidensial kabinet. Dengan sistem pemerintahan tersebut, baik para
penyelenggara negara maupun rakyat dan bangsa Indonesia telah merasa sesuai. Sejalan dengan
perkembangan dan dinamika politik masyarakat, penyelenggaraan negara dengan sistem
presidensial kabinet telah mengalami perubahan dan penyempurnaan hingga sekarang ini.
Berikut ini akan dilihat bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan di negara Indonesia
dan perbandingannya dengan negara-negara lain baik yang menerapkan sistem pemerintahan
presidensial maupun parlementer.
3. India
Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden
sebagai kepala negara dan menteri-menteri yang
dipimpin oleh seorang perdana menteri.
Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun
oleh anggota-anggota badan legislatif baik di
pusat maupun di negara-negara bagian.
o Dalam penyelenggaraan pemerintahan,
sangat mirip dengan Inggris dengan
model Cabinet Government.
o Pemerintah dapat menyatakan “keadaan
darurat” dan pembatasan-pembatasan
kegiatan bagi para pelaku politik dan
kegiatan media masa agar tidak
mengganggu usaha pembangunannya.
4. Amerika Serikat
Badan eksekutif, terdiri dari presiden beserta
menteri-menteri yang merupakan pembantunya.
Presiden dinamakan “Chief Executif” dengan
masa jabatan selama 4 (empat) tahun dan dapat
diperpanjang menjadi 8 (delapan) tahun.
Presiden sama sekali terpisah dari badan
legislatif dan tidak mempengaruhi organisasi dan
penye-lenggaraan pekerjaan Konggres.
Presiden tidak dapat membubarkan Konggres
dan sebaliknya Konggres juga tidak dapat
membubar-kan Presiden.
o Mayoritas undang-undang disiapkan
pemerintah dan diajukan dalam Konggres
dengan perantaraan anggota separtai
dalam Konggres.
o Presiden memiliki wewenang untuk
mem-veto suatu rancangan undang-
undang yang telah diteri-ma baik oleh
Konggres. Tapi jika rancangan tersebut
diterima dengan mayoritas 2/3 dalam
setiap majelis, maka veto presiden
dianggap batal.
o Dalam rangka checks and balance, maka
presiden di samping boleh memilih
menterinya sendiri, tetapi untuk jabatan
Hakim Agung dan Duta Besar harus
disetujui oleh Senat. Demikian pula
untuk setiap perjanjian internasional yang
sudah ditan-dangani presiden, harus pula
disetujui oleh Senat.
5. Pakistan
Jikalau kita sudah menetapkan, bahwa demokrasi adalah satu-satunya sistem yang dapat
memelihara Republik dan apabila sudah yakin bahwa diktatur bukanlah suatu alternatif yang
harus dipilih maka pokok soal yang harus dipecahkan oleh tiap-tiap demokrat, adalah:
mampukah generasi pendukung demokrasi yang sekarng ini mengembalikan kepercayaan yang
mulai retak kepada sistem demokrasi itu? Sanggupkah pendukung-pendukung cita demokrasi
pada saat sekarng ini menunjukkkan dengan bukti yang nyata, bahwa demokrasi juga mampu
untuk bertindak tegas dan tepat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan negara?
Menjawab pesoalan ini, adalah menjawab persoalan demokrasi, dan dengan demikian
menjawab persoalan berdiri atau jatuhnya republik Indonesia ini.
Ini persoalannya dalam rumusan yang tajam.
Hendaklah kita insyafi bahwa demokrasi itu adalah suatu sistem yang sulit. Memang lebih
sulit dari lain-lain sistem. Tetapi kita harus berani menghadapi kesulitan-kesulitan itu, bila suatu
kali jalannya sudah ditempuh. Kita harus berani mengatasi bahaya-bahaya yang bertemu di
tengah-tengah jalan. Kalau tidak awas memang demokrasi itu mungkin meluncur ke arah
anarchie....Dan kalau sudah sampai demikian itu, maka dengan mau tidak mau, kita tokh
terjerumus kepada diktatur, malapetaka yang harus kita hindarkan.”
A. KESIMPULAN
Sistem pemerintahan suatu negara sangat berpengaruh terhadap negara lain. Dimana sistem
pemerintahan ini dapat dijadikan bahan perbandingan bagi negara lain. Negara-negara lain pun
dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem
pemerintahannya dengan negara lain. Setiap negara dapat mengembangkan pemerintahannya
dengan baik dengan melakukan perbandingan dan juga dapat mengadopsi sistem pemerintahan
negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan.