You are on page 1of 8

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI LAFI AL

Drs. MOCHAMAD KAMAL PERIODE MARET 2022

Tugas Khusus Protokol Validasi Metode Analisis


Penetapan Kadar Bahan Baku Asam Mefenamat

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Aprilia Havis Damayanti 114221073
Baiq Winda Praharsini 114221074
Galuh Octaviani Palupi 2120424732
Lestari Rahayu 21204242744
Harmita Boky 2143700008
Riska Tuloli 2143700067

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS SURABAYA
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2022
PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR

PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS


PENETAPAN KADAR BAKU ASAM MEFENAMAT

Nama : Baku Asam Mefenamat No. Protokol : 01


No. Produk : 20122001 Tanggal Berlaku : 17 Maret 2022

Disusun oleh : Tanggal :


10 Maret 2022

Baiq Winda Praharsini

Diperiksa oleh : Tanggal:


12 Maret 2022

Galuh Octaviani P.

Disetujui oleh: Tanggal:


15 Maret 2022

Lestari Rahayu

1. Tujuan :
Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat secara konsisten
memberikan hasil yang akurat.

2. Ruang Lingkup :
Validasi metode analisis dilakukan terhadap metoda analisis baku Asam Mefenamat no
20122001 dengan alat KCKT
3. Referensi :
a. No. 02 Protap Validasi Metode Analisis Baku Asam Mefenamat
b. No. 02 Metode Analisis Baku Asam Mefenamat

4. Parameter Pengujian :
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
a. Uji Kesesuaian Sistem
b. Akurasi
c. Ripitabilitas
d. Presisi Antara
e. Spesifisitas
f. Linearitas dan Rentang

5. Prosedur Pelaksanaan
5.1 Verifikasi :
a. Lakukan verifikasi dokumen yang terkait dengan validasi.
b. Lakukan verifikasi status kualifikasi dan kalibrasi dari semua peralatan
yang dipakai.
c. Lakukan verifikasi pelatihan karyawan yang terkait dengan pelaksanaan
validasi
5.2 Pembuatan Larutan Baku
5.2.1 Larutan Baku Induk
Ditimbang seksama sejumlah 100 mg serbuk zat aktif asam mefenamat
baku, dimasukkan kedalam labu tentukur dan tambahkan 500 mL fase
gerak [campuran asetonitril P : Dapar amonium hidroksida : tetrahidrofuran
(23:20:7)], dikocok hingga homogen sehingga didapat konsentrasi 200
ppm (0,2mg/ml).
5.2.2 Larutan Standard (100%)
Pipet 10,0 ml larutan induk, encerkan dengan fase gerak [campuran
asetonitril P : Dapar amonium hidroksida : tetrahidrofuran (23:20:7)],
hingga 200 ml.
5.2.3 Larutan Sampel.
- Ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 100mg serbuk asam
mefenamat baku, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL,
- Dilarutkan dan diencerkan dengan fase gerak [campuran
asetonitril P : Dapar amonium hidroksida : tetrahidrofuran
(23:20:7)] sampai tanda 100mL, kocok dan saring.
- Pipet 5 mL filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25-mL,
encerkan dengan fase gerak [campuran asetonitril P : Dapar
amonium hidroksida : tetrahidrofuran (23:20:7)], sampai tanda,
kocok sampai homogen.

5.3 Uji Kesesuaian Sistem


5.3.1 Dialirkan fase gerak [campuran asetonitril P : Dapar amonium hidroksida :
tetrahidrofuran (23:20:7)] melewati kolom selama tidak kurang dari 30
menit. Di injeksikan larutan standart baku asam mefenamat (lebih kurang
10 µl) sebanyak 6 kali sebanyak 6 kali berturut-turut kemudian hasil respon
pengujian dihitung standar deviasi relatifnya.
SD
RSD ¿
X
Keterangan :
RSD = simpangan baku relative
SD = simpangan baku
X = nilai rata-rata pengukuran
Kriteria keberterimaan : RSD maksimal 2%
5.3.2 Hitung angka lempeng teoritis dari kolom dengan cara:
tR 2
N = 5,54 x [ ]
W 1/2
Dimana :
tR = waktu retensi (menit)
W1/2 = lebar peak setengah tinggi kromatogram (cm)
Kriteria keberterimaan : minimal 8200
5.3.3 Amati waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit

5.3.4 Hitung faktor ikutan (tailing faktor)


Kriteria keberterimaan : tidak lebih dari 1,6
Keterangan :
AC = front slope
AB = back slope

5.4 Selektivitas atau Spesifisitas


5.4.1 Suntikkan ke sistem KCKT
 fasa gerak
Dapar, Buat larutan ammonium fosfat monobasa 50 mM, atur
pH hingga 5,0 dengan penambahan ammonium hidroksida 3 M.
Fase gerak, Buat campuran asetonitril P-Dapar-
tetrahidrofuran P (23:20:7), saring dan awaudarakan.

 larutan standar
Timbang saksama 200 mg Asam Mefenamat BPFI, larutkan
dalam 500 ml Fase gerak jika perlu encerkan secara kuntitatif dan
bertahap dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per
mL.

 larutan sampel
Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke
dalam labu tentukur 500 mL, larutkan dan encerkan dengan Fase gera
sampai tanda
Larutan plasebo tidak boleh memberikan respon pada waktu yang
bersamaan dengan waktu retensi relatif dari Asam Mefenamat.
5.5 Akurasi
5.5.1 Larutan Sampel
a. Larutan Sampel 95%
Dipipet 9,5 ml larutan induk ke dalam labu ukur 200 ml dan
ditambahkan dengan fase gerak hingga garis batas (95% konsentrasi
target).
b. Larutan Sampel 100%
Dipipet 10 ml larutan induk ke dalam labu ukur 200 ml dan
ditambahkan dengan fase gerak hingga garis batas (100% konsentrasi
target).
c. Larutan Sampel 105%
Dipipet 10,5 ml larutan induk ke dalam labu ukur 200 ml dan
ditambahkan dengan fase gerak hingga garis batas (105% konsentrasi
target).
5.5.2 Pengukuran Akurasi
a. Disuntikkan larutan standar dan masing-masing larutan sampel
sebanyak 10,0 µl secara bergantian pada KCKT dengan:
Fase diam : kolom L1 (oktadesil silana)
Fase gerak : campuran asetonitril P-Dapar-tetrahidrofuran P
(23:20:7)
Panjang gelombang : 254 nm
Column : 4.6-mm × 25-cm; 5-µm packing
Laju alir : 1 ml /menit
Detektor : UV
Tempertur : temperature kolom dijaga pada suhu 27oC

b. Suntikkan masing-masing konsentrasi sebanyak 3 kali, dan catat respons pada


panjang gelombang 254 nm. Akurasi dihitung berdasarkan nilai perolehan
kembali untuk tiap pengukuran

c. Perolehan kembali : 98 – 102%

d. RSD dari semua konsentrasi : maksimal 2%


e. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:
Area Terdeteksi Persyaratan
No. Konsentrasi Hasil Perolehan
Rata-rata Persen
Pengamatan Kembali

1 95%

2 100% 98-102%

105%
3

5.6 Presisi
5.6.1 Keberulangan (Ripitabilitas)
a. Buat larutan uji dari sampel produk untuk uji presisi:
Timbang 10 sampel masing-masing 100 mg serbuk hablur putih atau hampir
putih dalam labu tentukur 100 mL. Larutkan dengan 200 mL HCl 0,1 N kocok
hingga larut lalu encerkanhingga 500 mL, sentrifuge, ambil larutan jernihnya.
Pipet 10 mL dalam labu takar 200 mL, encerkan hingga 200 mL. periksa larutan
uji dengan KCKT pada panjang gelombang 276 nm. Lakukan duplo untuk tiap
pengujian.
b. Kriteria keberterimaan: tidak lebih dari 1,0%.
c. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Konsentrasi Area Terdeteksi


No. Persyaratan
(%) Sampel 1 Sampel 2 SD RSD
1
2
3
4
5
RSD < 2,0 %
6
7
8
9
10
Kesimpulan:

5.6.2 Presisi Antara :


a. Lakukan pengujian di atas oleh 2 analisis yang berbeda dan / atau
menggunakan alat yang berbeda.
b. RSD maksimal dari 2 pengujian harus tidak lebih dari 1,0%.
c. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Larutan Area Terdeteksi


No. Persyaratan
Sampel Analis 1 Analis 2 Rata-rata RSD
1
2
3
4
5
RSD < 2,0 %
6
7
8
9
10
Kesimpulan:

5.7 Linearitas dan Rentang

5.8 Catat Semua Pada Lembar Kerja

5.9 Buat Laporan Validasi

You might also like