You are on page 1of 13

MAKALAH

LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH

ANJAK PIUTANG

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Siti Fatimah (20113220216461)


2. Alya Maulida (20113220216475)
3. Muhammad Hamdani (20113220216119)
4. Daniel Victor Mulyadi (20113220216219)

Jurusan :Manajemen

Kelas : Non Reguler A Banjarbaru

STIE PANCASETIA BANJARBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah “Anjak
Piutang” ini dengan baik. Makalah ini berisi tentang uraian mengenai “Anjak Piutang’’.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami menyadari bahwa hasil Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga Makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan mahasiswa di kampus ini.

Banjarbaru, Maret 2022

KELOMPOK 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Anjak Piutang ....................................................................3
2. Sejarah perkembangan .........................................................................3
3. Mekanisme pembiayaan Anjak Piutang .............................................4
4. Jenis dan jasa Anjak Piutang ...............................................................6

BAB III PENUTUP


3.1Kesimpulan .............................................................................................9
3.2 Saran .......................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menghadapi era globalisasi dan perkembangan perekonomian suatu bangsa,


peran masyarakat dibidang ekonomi dan pembangunan sangat diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bangsa. Terutama bagi pengusaha baik
pengusaha besar, kecil, maupun menengah (UKM). Untuk dapat menjadi pengusaha
yang sukses dan mampu bertahan dalam setiap permasalahan atau resiko yang dihadapi,
mereka senantiasi dituntut untuk mampu mengelola usahanya baik dilihat dari asset
maupun liability perusahaannya.
Pada umumnya, setiap perusahaan mempunyai berbagai macam aktivitas usaha
seperti aktivitas operasional perusahaan dan diluar aktivitas operasionalnya. Perusahaan
harus mampu mengelola aktivitas tersebut dengan baik agar tidak menghambat aktivitas
kegiatan yang lain. Aktivitas operasional perusahaan misalnya , melakukan penjualan
barang atau jasa baik dilakukan secara tunai maupun kredit sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak. Apabila transaksi pembayaran dilakukan secara tunai perusahaan
akan menerima keuntungan yang didapatkan, akan tetapi bila transaksi dilakukan
secara kredit maka perusahaan akan mempunyai piutang atau tagihan yang harus
mempunyai pengelolaan yang baik agar piutang atau tagihan tersebut dapat diterima
sesuai dengan yang diharapkan. Pengelolaan piutang harus dilakukan dengan baik
mengingat piutang juga merupakan sumber pendapatan perusahaan yang belum
terbayar.

Apabila dalam penagihan piutang dagang mengalami kemacetan , perusahaan


secara otomatis akan mengalami kerugian bahkan mengalami permasalahan besar yang
pada akhirnya nanti perusahaan mengalami kebangkrutan. Itu semua dikarenakan
perputaran produk yang dihasilkan dan perputaran keuangan yang tidak stabil atau
terganggu. Dan apabila terjadi seperti itu, apa yang dilakukan perusahaan apabila
perusahaan membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk memenuhi perputaran
aktivitas selanjutnya?

Salah satu solusi yang harus dilakukan adalah dengan cara pengalihan atau
penjualan piutang kepada pihak lain oleh karena itu Bank, lembaga keuangan nonbank,
dan perusahaan multifinance yang terbentuk perseroan terbatas atau koperasi
memberikan jasa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring yang bertujuan
untuk mempelancar kegiatan penyelesaian utang atau piutang dan membantu
perusahaan dalam mengelola transaksi penjualan secara kreditnya agar terhindar dari
resiko yang tidak diharapkan perusahaan. Pengelolaan secara efektif dan efesien inilah
yang harus dibutuhkan dan dikembangkan oleh perusahaan untuk meningkatkan fungsi
dan kredibilitasnya didunia usaha yang sejalan dengan perkembangan perekonomian
yang terus maju.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Anjak Piutang?


2. Bagaiaman perkembangan sejarah Anjak Piutang?
3. Bagaimana mekanisme pembiyaan Anjak Piutang?
4. Apa saja jenis dan jasa Anjak Piutang?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Anjak Piutang.

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Anjak Piutang.

3. Untuk mengetahui bagaiaman meknisme pembiyaan Anjak Piutang.

4. Untuk mengetahui apa saja jenis dan jasa Anjak Piutang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Anjak Piutang


Factoring (Anjak Piutang) adalah kontrak antara perusahan anjak piutang
(sebagai penyedia jasa) dengan klien, dimana klien wajib menjual atau meminjamkan
piutang (dari hasil penjualan barang secara kredit) kepada Factoring.
Berdasarkan kepada peraturan menteri keunagan nomor 84/PMK.021/2006
tentang perusahan pembiyaan pasal 1 (e) bahwa Anjak piutang (Factoring) adalah
kegiatan pembiyaan dalam bentuk pembeliaan piutang dagang jangka pendek suatu
perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan berdasarkan
keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
lembaga pembiyaan bahwa perusahaan Anjak Piutang adalah badan perusahaan yang
melakukan kegitan pembiyaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri.
Menurut Kasmir, S.E.,M.M dalam bukunya Bank dan Lembaga keuangan
lainnya menyatakan bahwa perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah
perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau
pengambilalihan atau pengelolaan utang piutangsuatu perusahaandengan imbalan atau
pembayaran tertentu milik perusahaan.
Anjak Piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu waktu perusahaan
menjual piutang (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga
perbedaan antara Anjak Piutang dengan pinjaman Bank. Pertama, penekanan Anjak
Piutang adalah pada nilai piutangnya, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua,
Anjak Piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset. Terakhir,
pinjaman Bank melibatkan dua pihak, sedangkan Anjak Piutang melibatkan tiga pihak.
Dari keseluruhaan pengertian diatas , sangatlah jelas bahwa perusahaan Anjak
Piutang merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang-
piutang, baik pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan memperlancar
kegiatan perusahaan dan menghindari kredit macet agar perusahaan yang mempunyai
masalah utang-piutang dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik dan
lancar. Perusahaan Anjak Piutang tersebut juga akan mendapatkan diskon atau fee
tertentu dari perusahaan yang mempunyai maslaah utang-piutang.

2. Sejarah Perkembangan
Sejarah usaha jasa Anjak Piutang atau lebih sering dikenal Factoring sudah
dikenal 2000 tahun lalu-pertama kali digunakan di mesopotamia. Pertama kali, bentuk
usaha Anjak piutang masih sangat sederhana. Pihak Factor, biasanya bertindak sebagai
agen penjualan yang sekaligus pemberi perlindungan kredit. Kegiatan semacam ini
dikategorikan sebagai general factoring.
General Factoring ini kemudian berkembang di daratan Eropa tepatnya di
Inggris. Perusahaan factor di Inggris pada saat itu sangat membantu para pedagang dari
plymouth (Amerika) untuk mengageni penjualan mereka didaratan Eropa, dan juga
membelikan barang-barang dagangan dari Inggris yang mereka inginkan untuk di
Impor ke Amerika.
Revolusi industri di akhir abad ke 18 turut mendorong pertumbuhan bisnis jasa
general factoring. Mekanisasi alat-alat tenun tekstil di Inggris dan tingginya minta beli
tekstil di Amerika, telah menyebabkan meningkatnya transaksi ekspor impor.
3
Perkembangan bisnis tersebut, otomatis turut memacu pertumbuhan industri factoring
di Amerika, terutama di New York City.
Perusahaan Factoring di Amerika saat itu seperti ketiban rezeki. Mereka
mengageni produk tekstil di Eropa atas dasar konsinyasi. Mereka juga meberikan
kredit, menjamin kredit tersebut, memberikan pembayaran awal terhadap piutang yang
timbul, dan melakukan penagihan untuk kepentingan klientnya yaitu menjamin kredit,
melakukan penagihan, dan penyediaan dana. Bentuk-bentuk usha inilah yang
kemudian menjadi embrio dari bisnis Anjak Piutang modern seperti yang dikenal saat
ini. Anjak Piutang modern ini kemudian terus berkembang tidak hanya di bidang usaha
tekstil tapi juga merambah ke berbagai sektor industri, baik untuk transaksi ekspor
impor maupun transaksi lokal.
Kegiatan Anjak Piutang mulai dikenal luas ketika perusahaan-perusahaan
manufaktur di Inggris berusaha menjual produknya ke Amerika. Amerika pada waktu
itu, sekitar tahun 1880- an merupakan benua baru yang banyak di datangi benua Eropa
terutama Inggris. Kedatangan bangsa eropa mau tidak mau membawa kosekuensinya
bahwa mereka harus melakukan kegiatan produksi dan konsumsi di daerah barunya,
namun pada awalnya mereka tidak bisa banyak melakukan kegitan produksi karena
terbatas sumber manusia, capital dan peralatan.
Untuk kawasan Asia tenggara, Anjak piutang pertama kali diperkenalkan di
Singapura pada pertengahan tahun 70-an.Sejak saat itu,transaksi Anjak piutang di
Singapura mengalami perkembangan yang sangat pesat baik ditinjua dari jumlah
perusahaan maupun turnover transaksinya. Sedangkan di malaysia, kegiatan Anjak
piutang dimulai pada tahun 1988 dengan dikeluarkannya keputusan Presiden No 61
Tahun 1988.
Keputusan Presiden No 61 Tahun 1988 tentang lembaga pembiyaan merupakan
usaha pemerintah untuk memformalkan kegiatan Anjak Piutang yang sudah ada id
masyarakat, dan menjadikan usaha Anjak Piutang menjadi suatu bagian dari Lembaga
Pembiyaan, yang juga dapat dilakukan oleh Bank dan Lembaga keuangan bukan Bank.
Kegiatan Anjak Piutang di Indonesia berkembang baik sejak adanya keputusan
Presiden No.61 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1252/KMK.013/1988 Tanggal
20 Desember 1988. Peraturan ini terutama untuk memberikan alternatif pembiyaan
usaha dari berbagai jenis lembaga keuangan, termasuk perusahaan Anjak Piutang.
Pembiyaan usaha diberikan keleluasaan untuk mengembangkan usaha dengan modal
yang hanya tidak bersumber dari lembaga keuangan saja. Jasa Anjak Piutang dapat
diberikan oleh suatu lembaga keuangan sebagai salah satu kegiatan usahanya, dan
diberikan oleh suatu Bank, dan dapat diberikan oleh suatu Lembaga keuangan yang
secara khusus memberikan jasa Anjak Piutang.

3. Mekanisme pembiyaan Anjak Piutang

a. Undisclosed/Non Notification Factoring


Adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan Anjak
Piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran
atas kesepakatan pada pihak klien atau secara sepihak perusahaan Anjak Piutang
menganggap akan menghadapi resiko.
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
a. Transaksi penyerahan piutang kepada Factor tanpa pemberitahuan pada
customer
b. Supllier menjual barang secara kredit
c. Supplier menyerahkan faktur dan bukti pendukung tanpa pemberitahuan

4
kontrak Anjak Piutang
d. Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada Factor
e. Factor membayar 80% dan sisanya saat pelunasan
f. Debitur langsung melunasi utang pada supplier
g. Supllier meneruskan pembayaran ke Factor lalu Factor melunasi yang 20 %

b.Disclosed/Notification Factoring
Adalah pengalihan piutang pada perusahaan Anjak Piutang dengan
sepengetahuan pihak debitor ( Customer).
Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
 Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)
 Negoisasi dan kontrak Factoring antara perusahaan (klien) dengan
lembaga anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur
penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokumen aslinya)
 Perusahaan memberi tahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan
sudah dialihkan ke lembaga Anjak Piutang
 Lembaga Anjak Piutang memberikan pembiyaan maksimum 80% dari
nilai faktur
 Pada saat jatuh tempo lembaga Anjak Piutang melakukan penagihan
kepada debitur
 Pelanggan (Debitur) membayar penagihan kepada Anjak Piutang
 Lembaga Anjak Piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai Faktur)
kepada perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya
administrasi
Dalam transaksi Anjak Piutang terdapat beberapa resiko yang mungkin timbul
diantaranya :
1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar
janji (wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiyaan
kepada Factoring walaupun perusahaan sudah menerima pembayaraan
dari debitur sehingga Anjak piutang mengalami kerugian.
2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya
pada saat jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga
Anjak Piutang yang mengalami kerugian.

Untuk mengatasi resiko tersebut, pada saat kontrak /perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak
dapat memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien)
maka perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga Anjak
Piutang yang menanggung resiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without
recourse factoring.
Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga Anjak Piutang , ternyata
usaha Anjak Piutang lebih dominan kepada pemberiaan jasa pembiyaan (financing
service) atas pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga
Anjak Piutang juga memberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing
service) . Jasa non pembiyaan ini pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang
(kredit) perusahaan klien.
Produk jasa non pembiyaan ini diantaranya :
a. Investigasi kredit (credit Investigation) atau analis kredit yaitu lembaga
Anjak Piutang membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.
5
b. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger
administration /sales accounting).
c. Mengawasi /memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk
menetapkan prosedur penagihan.
d. Memberikan masukan atau mengusahan cara pengamanan terhadap resiko
piutang terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (Export
financing) yang rentan terhadap resiko terjadinya fluktuasi kurs valuta
asing.

Dengan memanfaatkan jasa Anjak Piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu
membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga Anjak Piutang sudah
secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian kredit (credit departement) dimana
lembaga Anjak Piutang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik
kepada perusahaan (klien) yaitu membayar biaya Anjak Piutang.
Biaya ini terdiri dari :
 Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan
jasa untuk pengelolaan /pembukuan penjualan (sales ledger) dari
transaksi penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya bekisar antara
0,5% - 2,5% tergantung kesepakatan antar Anjak Piutang dan klien.
 Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh
pembiyaan (dana tunai) dari lembaga Anjak Piutang.Besarnya biaya
discount charge antara 2% - 3% . Biaya ini juga ditetapkan bedasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.

4. Jenis dan jasa Anjak Piutang


Jenis dari jasa Anjak Piutang bergantung pada perjanjian antara klien dan factor,
atas dasar tersebut jasa Anjak Piutang dapat dibedakan atas dasar hal-hal berikut ini:
a. Jasa yang ditawarkan
1. Full service factoring yaitu kegiatan Anjak Piutang yang mencangkup
semua jasa Anjak Piutang baik Financing maupun non financing.
2. Maturity factoring yaitu kegiatan Anjak Pitung dimana klien hanya
memerlukan jasa non financing. Anjak Piutang jenis ini memberikan jasa
proteksi risiko piutang, administrasi penjualan secara menyeluruh, dan
penagihan.
3. Bulk factoring yaitu kegiatan Anjak Piutang dimana klien hanya
memerlukan jasa financing dengan persyaratan adanya pemberitahuan
kepada Customer. Anjak Piutang jenis ini memberikan jasa pembiyaan
dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan
jasa lain seperti proteksi resiko piutang, administrasi penjualan dan
penagihan.
4. Agency factoring yaitu kegiatan Anjak Piutang dimana klien
memerlukan jasa non financing kecuali penagihan kepada custemer, yang
tetap dilakukan oleh klien.
5. Invoice factoring yaitu pelayanan Anjak Piutang dalam bentuk jasa
pembiayaan sedangkan jasa non pembiyaan ditangani klien sendiri.

b. Distirbusi Risiko
 With Recourse Factoring. Cara kerja Anjak Piutang ini, yaitu apabila
pihak perusahaan Anjak Piutang tidak mendapatkan atau tidak semuanya
6
mendapatkan tagihannya dari pihak nasabah maka penjual piutang masih
tetap bertanggung jawan untuk melunasinya. Bahkan ada jenis With
Recourse Factoring yang memberikan opsi untuk pihak perusahaan Anjak
Piutang untuk menjual piutangnya kembali kepada para penjual piutang
semula.
 Without Recourse Factoring, Cara kerja Anjak Piutang ini, yaitu
meletakan beban tagihan beserta seluruh resikonya sepenuhnya pada
pihak perusahaan Anjak Piutang. Jika terjadi kegagalan dalam hal
penagihan piutang jenis ini adalah merupakan tanggung jawab pihak
perusahaan Anjak Piutang sendiri. Sementar pihak penjual piutang tidak
lagi bertanggung jawab dan tidak dapat dikembalikan penagihan kepada
pihak kilen.

c. Segi Negara Tempat Kedudukan Para Pihak


 Domestic Factoring. Yaitu cara kerja pengalihan piutang melalui Anjak
Piutang yang semua pihak dalam satu negara.
 International Factoring. Yaitu cara kerja Anjak Piutang dalam hal pihak
nasabahnya berada di luar negeri. Untuk International Factoring ini
sering disebut juga dengan istilah Exsport Factoring.

d. Keterlibatan Nasabah Dalam Perjanjian


 Disclosed Factoring. Penyarahan atau penjualan piutang oleh klien
kepada factor dalam Disclosed Factoring adalah dengan sepengetahuan
pihak nasabah.
 Undisclosed Factoring. Penyarahan atau penjualan piutang oleh klien
kepada factor dalam Disclosed Factoring adalah dengan tanpa
sepengetahuan dengan pihak nasabah.

Jenis Anjak Piutang bila dilihat dari segi jasa yang diberikan maka dapat dibagi
kedalam:

1. Financial Factoring
Yaitu dalam hal perusahaan Anjak Piutang membrikan jasa atau bantuan
Financial. Jasa financial ini diberikan lewat advance Payment oleh
perusahaan Anjak Piutang (Factor) kepada penjual (Clien) sebelum jatuh
tempo atau sebelum ditagihnya piutang. Dalam hal demikian perusahaan
Anjak Piutang dapat memberikan bantuan berupa pembayaran sampai 80%
atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah piutang dagang , segera setelah
diadakan kontrak Factoring dan menyerahkan bukti-bukti penjualan.

2. Non Financial Factoring


Dalam hal yang demikian perusahaan Anjak Piutang memberikan jasa
non financial sehingga perusahaan Anjak Piutang melayani kepentingan
kredit manajemen penjual piutang.
Jasa non financial ini dibagi menjadi emapt bagian yaitu :
a. Credit investigation
Besarnya resiko yang dihadapi penjual piutang sampai sebelum
menyetujui pembelian piutang maka penjual piutang meminta
perusahaan Anjak Piutang untuk menilai kemampuan membayar dari
7
nasabah dengan sabaik-baiknya.
b. Sales Ledger Administration
Cara kerja jasa ini sama dengan fungsi sales accounting, yaitu
dengan melakukan pembukuan. Penagihan atas penjualan yang
dilanjutkan dengan memberi laporan posisi hutang pada nasabah
penjual piutang.
c. Credit Control termasuk collection
Dalam hal ini perusahaan Anjak Piutang memonitor penjualan
yang dilakukan pihak penjual piutang dengan baik, aktivitasnya
termasuk juga untuk menetapkan prosedur penagihannya agar
piutang dagang dapat diselesaikan pada waktunya.
d. Protection Againt Credit Risk
Dalam hal ini perusahaan Anjak Piutang mengusahakan cara-cara
pengamanan terhadap resiko bad debts (penagihan).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perusahaan Anjak Piutang (Factoring) adalah perusahaan yang kegiatannya


melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang
piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan.
Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988, Anjak Piutang adalah “badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiyaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perushaan dari transaksi suatu perdagangan dalam atau luar
negeri”.
Kegiatan utama perushaan Anjak Piutang adalah mangambil alih pengurusan
piutang suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan
kepada pihak kreditor (pihak yang mempunyai piutang). Usaha-usaha yang dijalan oleh
perusahaan Anjak Piutang berkaitan dengan pengambilalihan dan pengelolaan piutang
suatu perusahaan, tergantung permintaan pihak kreditor. Bagi perusahaan kreditor
dengan adanya perusahaan Anjak Piutang sangat membantu mereka dalam hal
mengurangi resiko yang dihadapi terhadap macetnya tagihan perusahaan.
Dalam kegiatan transaksi perusahaan Anjak Piutang terdapat tiga pihak yang
saling berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan
perusahaan Anjak Piutang tidak akan berjalan sebagaiman mestinya.

3.2 Saran
Peran dari Lembaga Anjak Piutang sebenarnya sudah cukup baik untuk
membantu likuiditas suatu perusahaan. Akan tetapi alangkah baiknya perusahaan Anjak
Piutang bisa ikut membantu perusahaan dengan lingkup yang lebih kecil (UMKM).
Karena pada dasarnya perusahaan Anjak Piutang lebih banyak berfokus pada perusahaan
perusahaan besar.

9
10

You might also like