Professional Documents
Culture Documents
Makalah Anjak Piutang
Makalah Anjak Piutang
ANJAK PIUTANG
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Jurusan :Manajemen
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah “Anjak
Piutang” ini dengan baik. Makalah ini berisi tentang uraian mengenai “Anjak Piutang’’.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami menyadari bahwa hasil Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga Makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan mahasiswa di kampus ini.
KELOMPOK 5
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Anjak Piutang ....................................................................3
2. Sejarah perkembangan .........................................................................3
3. Mekanisme pembiayaan Anjak Piutang .............................................4
4. Jenis dan jasa Anjak Piutang ...............................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu solusi yang harus dilakukan adalah dengan cara pengalihan atau
penjualan piutang kepada pihak lain oleh karena itu Bank, lembaga keuangan nonbank,
dan perusahaan multifinance yang terbentuk perseroan terbatas atau koperasi
memberikan jasa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring yang bertujuan
untuk mempelancar kegiatan penyelesaian utang atau piutang dan membantu
perusahaan dalam mengelola transaksi penjualan secara kreditnya agar terhindar dari
resiko yang tidak diharapkan perusahaan. Pengelolaan secara efektif dan efesien inilah
yang harus dibutuhkan dan dikembangkan oleh perusahaan untuk meningkatkan fungsi
dan kredibilitasnya didunia usaha yang sejalan dengan perkembangan perekonomian
yang terus maju.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sejarah Perkembangan
Sejarah usaha jasa Anjak Piutang atau lebih sering dikenal Factoring sudah
dikenal 2000 tahun lalu-pertama kali digunakan di mesopotamia. Pertama kali, bentuk
usaha Anjak piutang masih sangat sederhana. Pihak Factor, biasanya bertindak sebagai
agen penjualan yang sekaligus pemberi perlindungan kredit. Kegiatan semacam ini
dikategorikan sebagai general factoring.
General Factoring ini kemudian berkembang di daratan Eropa tepatnya di
Inggris. Perusahaan factor di Inggris pada saat itu sangat membantu para pedagang dari
plymouth (Amerika) untuk mengageni penjualan mereka didaratan Eropa, dan juga
membelikan barang-barang dagangan dari Inggris yang mereka inginkan untuk di
Impor ke Amerika.
Revolusi industri di akhir abad ke 18 turut mendorong pertumbuhan bisnis jasa
general factoring. Mekanisasi alat-alat tenun tekstil di Inggris dan tingginya minta beli
tekstil di Amerika, telah menyebabkan meningkatnya transaksi ekspor impor.
3
Perkembangan bisnis tersebut, otomatis turut memacu pertumbuhan industri factoring
di Amerika, terutama di New York City.
Perusahaan Factoring di Amerika saat itu seperti ketiban rezeki. Mereka
mengageni produk tekstil di Eropa atas dasar konsinyasi. Mereka juga meberikan
kredit, menjamin kredit tersebut, memberikan pembayaran awal terhadap piutang yang
timbul, dan melakukan penagihan untuk kepentingan klientnya yaitu menjamin kredit,
melakukan penagihan, dan penyediaan dana. Bentuk-bentuk usha inilah yang
kemudian menjadi embrio dari bisnis Anjak Piutang modern seperti yang dikenal saat
ini. Anjak Piutang modern ini kemudian terus berkembang tidak hanya di bidang usaha
tekstil tapi juga merambah ke berbagai sektor industri, baik untuk transaksi ekspor
impor maupun transaksi lokal.
Kegiatan Anjak Piutang mulai dikenal luas ketika perusahaan-perusahaan
manufaktur di Inggris berusaha menjual produknya ke Amerika. Amerika pada waktu
itu, sekitar tahun 1880- an merupakan benua baru yang banyak di datangi benua Eropa
terutama Inggris. Kedatangan bangsa eropa mau tidak mau membawa kosekuensinya
bahwa mereka harus melakukan kegiatan produksi dan konsumsi di daerah barunya,
namun pada awalnya mereka tidak bisa banyak melakukan kegitan produksi karena
terbatas sumber manusia, capital dan peralatan.
Untuk kawasan Asia tenggara, Anjak piutang pertama kali diperkenalkan di
Singapura pada pertengahan tahun 70-an.Sejak saat itu,transaksi Anjak piutang di
Singapura mengalami perkembangan yang sangat pesat baik ditinjua dari jumlah
perusahaan maupun turnover transaksinya. Sedangkan di malaysia, kegiatan Anjak
piutang dimulai pada tahun 1988 dengan dikeluarkannya keputusan Presiden No 61
Tahun 1988.
Keputusan Presiden No 61 Tahun 1988 tentang lembaga pembiyaan merupakan
usaha pemerintah untuk memformalkan kegiatan Anjak Piutang yang sudah ada id
masyarakat, dan menjadikan usaha Anjak Piutang menjadi suatu bagian dari Lembaga
Pembiyaan, yang juga dapat dilakukan oleh Bank dan Lembaga keuangan bukan Bank.
Kegiatan Anjak Piutang di Indonesia berkembang baik sejak adanya keputusan
Presiden No.61 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1252/KMK.013/1988 Tanggal
20 Desember 1988. Peraturan ini terutama untuk memberikan alternatif pembiyaan
usaha dari berbagai jenis lembaga keuangan, termasuk perusahaan Anjak Piutang.
Pembiyaan usaha diberikan keleluasaan untuk mengembangkan usaha dengan modal
yang hanya tidak bersumber dari lembaga keuangan saja. Jasa Anjak Piutang dapat
diberikan oleh suatu lembaga keuangan sebagai salah satu kegiatan usahanya, dan
diberikan oleh suatu Bank, dan dapat diberikan oleh suatu Lembaga keuangan yang
secara khusus memberikan jasa Anjak Piutang.
4
kontrak Anjak Piutang
d. Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada Factor
e. Factor membayar 80% dan sisanya saat pelunasan
f. Debitur langsung melunasi utang pada supplier
g. Supllier meneruskan pembayaran ke Factor lalu Factor melunasi yang 20 %
b.Disclosed/Notification Factoring
Adalah pengalihan piutang pada perusahaan Anjak Piutang dengan
sepengetahuan pihak debitor ( Customer).
Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)
Negoisasi dan kontrak Factoring antara perusahaan (klien) dengan
lembaga anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur
penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokumen aslinya)
Perusahaan memberi tahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan
sudah dialihkan ke lembaga Anjak Piutang
Lembaga Anjak Piutang memberikan pembiyaan maksimum 80% dari
nilai faktur
Pada saat jatuh tempo lembaga Anjak Piutang melakukan penagihan
kepada debitur
Pelanggan (Debitur) membayar penagihan kepada Anjak Piutang
Lembaga Anjak Piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai Faktur)
kepada perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya
administrasi
Dalam transaksi Anjak Piutang terdapat beberapa resiko yang mungkin timbul
diantaranya :
1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar
janji (wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiyaan
kepada Factoring walaupun perusahaan sudah menerima pembayaraan
dari debitur sehingga Anjak piutang mengalami kerugian.
2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya
pada saat jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga
Anjak Piutang yang mengalami kerugian.
Untuk mengatasi resiko tersebut, pada saat kontrak /perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak
dapat memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien)
maka perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga Anjak
Piutang yang menanggung resiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without
recourse factoring.
Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga Anjak Piutang , ternyata
usaha Anjak Piutang lebih dominan kepada pemberiaan jasa pembiyaan (financing
service) atas pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga
Anjak Piutang juga memberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing
service) . Jasa non pembiyaan ini pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang
(kredit) perusahaan klien.
Produk jasa non pembiyaan ini diantaranya :
a. Investigasi kredit (credit Investigation) atau analis kredit yaitu lembaga
Anjak Piutang membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.
5
b. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger
administration /sales accounting).
c. Mengawasi /memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk
menetapkan prosedur penagihan.
d. Memberikan masukan atau mengusahan cara pengamanan terhadap resiko
piutang terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (Export
financing) yang rentan terhadap resiko terjadinya fluktuasi kurs valuta
asing.
Dengan memanfaatkan jasa Anjak Piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu
membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga Anjak Piutang sudah
secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian kredit (credit departement) dimana
lembaga Anjak Piutang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik
kepada perusahaan (klien) yaitu membayar biaya Anjak Piutang.
Biaya ini terdiri dari :
Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan
jasa untuk pengelolaan /pembukuan penjualan (sales ledger) dari
transaksi penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya bekisar antara
0,5% - 2,5% tergantung kesepakatan antar Anjak Piutang dan klien.
Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh
pembiyaan (dana tunai) dari lembaga Anjak Piutang.Besarnya biaya
discount charge antara 2% - 3% . Biaya ini juga ditetapkan bedasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.
b. Distirbusi Risiko
With Recourse Factoring. Cara kerja Anjak Piutang ini, yaitu apabila
pihak perusahaan Anjak Piutang tidak mendapatkan atau tidak semuanya
6
mendapatkan tagihannya dari pihak nasabah maka penjual piutang masih
tetap bertanggung jawan untuk melunasinya. Bahkan ada jenis With
Recourse Factoring yang memberikan opsi untuk pihak perusahaan Anjak
Piutang untuk menjual piutangnya kembali kepada para penjual piutang
semula.
Without Recourse Factoring, Cara kerja Anjak Piutang ini, yaitu
meletakan beban tagihan beserta seluruh resikonya sepenuhnya pada
pihak perusahaan Anjak Piutang. Jika terjadi kegagalan dalam hal
penagihan piutang jenis ini adalah merupakan tanggung jawab pihak
perusahaan Anjak Piutang sendiri. Sementar pihak penjual piutang tidak
lagi bertanggung jawab dan tidak dapat dikembalikan penagihan kepada
pihak kilen.
Jenis Anjak Piutang bila dilihat dari segi jasa yang diberikan maka dapat dibagi
kedalam:
1. Financial Factoring
Yaitu dalam hal perusahaan Anjak Piutang membrikan jasa atau bantuan
Financial. Jasa financial ini diberikan lewat advance Payment oleh
perusahaan Anjak Piutang (Factor) kepada penjual (Clien) sebelum jatuh
tempo atau sebelum ditagihnya piutang. Dalam hal demikian perusahaan
Anjak Piutang dapat memberikan bantuan berupa pembayaran sampai 80%
atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah piutang dagang , segera setelah
diadakan kontrak Factoring dan menyerahkan bukti-bukti penjualan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Peran dari Lembaga Anjak Piutang sebenarnya sudah cukup baik untuk
membantu likuiditas suatu perusahaan. Akan tetapi alangkah baiknya perusahaan Anjak
Piutang bisa ikut membantu perusahaan dengan lingkup yang lebih kecil (UMKM).
Karena pada dasarnya perusahaan Anjak Piutang lebih banyak berfokus pada perusahaan
perusahaan besar.
9
10