You are on page 1of 4

Kasus Azis Syamsuddin

1. Apa kasus dari Aziz Syamsuddin?

Kasus azis Syamsuddin merupakan tindakan penyuapan kepada mantan penyidik KPK
yaitu Stepanus Robin Pattuju (SRP). AZ (Azis) memperkenalkan SRP dengan M.
Syahrial (MS), karena diduga MS memiliki permasalahan terkait penyelidikan di KPK
agar tidak naik ke tahap penyidikan dan meminta agar SRP dapat membantu supaya
permasalahan penyelidikan tersebut tidak ditindaklanjuti oleh KPK. Akhirnya Robin
(SRP) menyetujui hal tersebut dengan dengan mentransfer uang secara bertahap sebanyak
59 kali melalui rekening bank milik RA (Riefka Amalia), teman dari saudara SRP, SRP
juga diberikan uang tunai senilai 1,3 milyar dari MS demi tidak dilanjutkannya
penyidikan oleh KPK kepada dirinya

2. Siapa saja yang terlibat didalamnya?

 Azis Syamsuddin (AS) yang merupakan wakil ketua DPR

 AKP Stepanus Robin Pattuju (SRP) yang merupakan mantan penyidik KPK asal
Polri

 M Syahrial (MS) yang merupakan walikota Tanjungbalai

 Maskur Husain (MH), seorang pengacara teman dari Robin (SRP)

 Riefka Amalia (RA), teman dari Robin (SRP) yang rekening banknya digunakan
untuk mentransfer uang suap tersebut.

Atas perbuatannya, Syahrial, Robin dan Maskur ditetapkan sebagai tersangka penerima
suap dan juga Azis Syamsuddin ditetapkan debagai tersangka pemberi suap

3. Progres kasusnya

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin
(AZ) setelah diumumkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait dengan
penanganan perkara korupsi yang ditangani oleh KPK di Kabupaten Lampung Tengah.
Setelah penyidik memeriksa para saksi kurang lebih ada 20 orang saksi dan dikuatkan
dengan alat bukti maka tim penyidik melakukan penahanan kepada Azis Syamsuddin
(AZ) untuk 20 hari pertama, yang terhitung mulai tanggal 24 September 2021 sampai
dengan 13 Oktober 2021 di Rutan Polres Jakarta Selatan. Sebagai langkah antisipasi
penyebaran COVID-19, tersangka Azis akan menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu
selama 14 hari di rutan tersebut.

Kronologi & Konstruksi Perkara Azis Syamsuddin

Dalam konstruksi perkara, KPK menduga Azis memberikan suap kepada mantan
penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju (SRP) senilai Rp3,1 miliar.

"Sebagaimana komitmen awal pemberian uang dari AZ kepada SRP dan MH (Maskur
Husain/advokat) sebesar Rp4 miliar yang telah direalisasikan baru sejumlah Rp3,1
miliar," kata Firli.

Firli menjelaskan pada sekitar Agustus 2020, Azis yang merupakan politikus Partai
Golkar itu menghubungi Robin dan meminta tolong mengurus kasus yang melibatkan
Azis dan Aliza Gunado (AG) yang sedang dilakukan penyelidikannya oleh KPK. Aliza
Gunado merupakan kader Partai Golkar yang pernah menjabat sebagai mantan Wakil
Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG).

"Selanjutnya, SRP menghubungi MH untuk ikut mengawal dan mengurus perkara


tersebut," kata Firli. Setelah itu, lanjut dia, Maskur menyampaikan pada Azis dan Aliza
untuk masing-masing menyiapkan uang sejumlah Rp2 miliar. "SRP juga menyampaikan
langsung kepada AZ terkait permintaan sejumlah uang dimaksud dan kemudian disetujui
oleh AZ. Artinya ada kesepakatan," ungkapnya. Selanjutnya, Firli mengatakan Maskur
diduga meminta uang muka terlebih dahulu sejumlah Rp300 juta kepada Azis.

"Untuk teknis pemberian uang dari AZ dilakukan melalui transfer rekening bank dengan
menggunakan rekening bank milik MH. Selanjutnya SRP menyerahkan nomor rekening
bank dimaksud kepada AZ," tuturnya.

Sebagai bentuk komitmen dan tanda jadi, kata Firli, Azis dengan menggunakan rekening
bank atas nama pribadinya diduga mengirimkan uang sejumlah Rp200 juta ke rekening
bank Maskur secara bertahap.
"Masih di bulan Agustus 2020, SRP juga diduga datang menemui AZ di rumah dinasnya
di Jakarta Selatan untuk kembali menerima uang secara bertahap yang diberikan oleh AZ,
yaitu 100.000 dolar AS, 17.600 dolar Singapura, dan 140.500 dolar Singapura," katanya.
Ia mengungkapkan uang-uang dalam bentuk mata uang asing tersebut kemudian
ditukarkan oleh Robin dan Maskur ke "money changer" untuk menjadi mata uang rupiah
dengan menggunakan identitas pihak lain.

Atas kasusnya tersebut, tersangka Azis disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a
atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

4. Kewenangan KPK sampai dimana? Apakah memiliki tim Auditor?

Wewenang KPK ,yaitu:

a) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi

b) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi

c) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada


instansi yang terkait

d) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang


melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

e) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi

BPK telah membentuk tim audit untuk melaksanakan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu (PDTT) terhadap laporan keuangan KPK. Nama-nama penanggung jawab
serta ketua tim PDTT adalah I Nyoman Wara sebagai penanggung jawab, Hendra
Susanto, wakil penanggung jawab, Najmatuzzahrah selaku pengendali teknis, Adi
Kurniadi selaku ketua tim. Dalam surat tugas yang dikeluarkan, audit tersebut
dimaksudkan untuk pertama pelaksanaan pencegahan, penindakan kordinasi,
supervisi dan monitoring, terhadap penanganan tindak pidana korupsi.Kedua,
manajemen sumber daya manusia, ketiga manajemen sistem informasi dan data dan
keempat manajemen barang sitaan dan barang rampasan negara.

You might also like