You are on page 1of 13

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBELAJARAN BAGI ANAK MULTIPLE

DISABILITIES VISUALY IMPAIRMENT (MDVI) SECARA TERPADU

Š›’1 ž•’¢Š•’ð1 ž”’—Š‘ð1 Š ”Š1 Š‘–Š Š•’ð1 • ’œ1 Š•’•Š‘ð1


Š—Š 1 Š•ž›1 ž•Š—•Š›’ð1•Š—1 ›—Š1 Š•’1
Universitas Negeri Yogyakarta
Email: sarirudiyati@yahoo.com

Abstrak
Ž—Ž•’•’Š—1’—’1‹Ž›•ž“žŠ—1ž—•ž”1–Ž—•’•Ž—•’ ”Šœ’1™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—1¢Š—•1•’‘Š•Š™’1˜›Š—••žŠ1
dan guru dalam mendampingi belajar anak MDVI, pengembangan kemampuan belajar,
dan pengembangan draf instrumen asesmen berbasis kebutuhan belajar anak MDVI.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan melihat secara natural
”˜—•’œ’1¢Š—•1œŽ—¢Š•Š—¢Šï1 Šœ’•1™Ž—Ž•’•’Š—1–Ž—•’•Ž—•’ ”Šœ’1X_1”Ž‹ž•ž‘Š—1‹Ž•Š“Š›1ž—•ž”1
dikembangkan dalam instrumen asesmen pembelajaran. Aspek yang harus dikembangkan
dalam mengoptimalisasikan kemampuan belajar anak MDVI meliputi performance
di sekolah, rabaan, ketidakamanan gravitasi, otot, koordinasi bilateral, perencanaan
motorik, koordinasi motorik kasar dan halus, penglihatan, pendengaran, pembau, dan
pencecap. Draf instrumen asesmen yang dikembangkan berbasis kebutuhan belajar anak
1•Ž›•’›’1•Š›’1’—œ•›ž–Ž—1’•Ž—•’ ”Šœ’1™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—1¢Š—•1•’‘Š•Š™’1˜›Š—••žŠ1•Š•Š–1
™Ž—•Š–™’—•Š—1 ‹Ž•Š“Š›ð1 ’•Ž—•’ ”Šœ’1 ”˜–™˜—Ž—1 ™Ž—•Ž–‹Š—•Š—1 ”Ž–Š–™žŠ—1 ‹Ž•Š“Š›1
anak dan ’—œ•›ž–Ž—1’•Ž—•’ ”Šœ’1•Š—1ŠœŽœ–Ž—1”Ž‹ž•ž‘Š—1‹Ž•Š“Š›1Š—Š”1•ž—Š—Ž•›Š1•Ž—•Š—1
kecacatan tambahan. Berdasarkan penilaian kelompok pengguna disimpulkan bahwa
•›Š•1’—œ•›ž–Ž—1’•Ž—•’ ”Šœ’1•Š—1ŠœŽœ–Ž—1”Ž‹ž•ž‘Š—1‹Ž•Š“Š›1 Multiple Disabilities Visually
Impaired” dapat digunakan dengan adanya revisi sesuai dengan masukan pengguna.
Masukannya dalam aspek pemilihan kata yang mudah dipahami, perlu adanya contoh
kongkrit, pembenahan kalimat pernyataan dan penyederhanaan kalimat.

Kata kunci: •Ž—•’ ”Šœ’ ”Ž‹ž•ž‘Š—ð ž••’™•Ž ’œŠ‹’•’•’Žœ ’œžŠ•¢ –™Š’›–Ž—•

INTEGRATED LEARNING-NEEDS IDENTIFICATION ON


MULTIPLE DISABILITIES VISUALLY IMPAIRMENT (MDVI) CHILDREN

Abstract
This study aims to identify problems faced by parents and teachers in helping children with
Multiple Disabilities Visually Impairment (MDVI) to study, learning ability improvement, and
learning-needs instrumental of assessment based on the MDVI. With a qualitative approach, results
œ‘˜ •‘Š• •‘Ž›Ž Š›Ž X_ •ŽŠ›—’—•,—ŽŽ•œ ‘’Œ‘ Š›Ž ™˜•Ž—•’Š• •˜ •ŽŸŽ•˜™ ’— •‘Ž •ŽŠ›—’—• ŠœœŽœœ–Ž—•
instrument. To optimize learning skills among those children with MDVI, several aspects need to
be developed such as academic performance, senses, insecure gravity, muscle, bilateral coordination,
–˜•˜›’Œ™•Š——’—•ð‘Š›•Š—•œ˜••–˜•˜›’ŒŒ˜˜›•’—Š•’˜—ðŠ—••‘Ž ŸŽœŽ—œŽœï ‘Ž•ŽŸŽ•˜™Ž•’—œ•›ž–Ž—•
•›Š••Œ˜—œ’œ•œ˜•™›˜‹•Ž–’•Ž—•’ ŒŠ•’˜—•ŠŒŽ•‹¢™Š›Ž—•œ’—‘Ž•™’—••‘Ž’›Œ‘’••›Ž—•ŽŠ›—’—•ŠŒ•’Ÿ’•’Žœð
’•Ž—•’ ŒŠ•’˜— ˜• •ŽŠ›—’—• Š‹’•’•’Žœ •ŽŸŽ•˜™–Ž—• Œ˜–™˜—Ž—•ð Š—• ’•Ž—•’ ŒŠ•’˜— ˜• •ŽŠ›—’—• —ŽŽ•œ
for children with visual and additional physical impairments. Based on user group evaluation,
’• ’œ Œ˜—Œ•ž•Ž• •‘Š• •‘Ž ’•Ž—•’ ŒŠ•’˜— ’—œ•›ž–Ž—• •›Š•• Š—• •ŽŠ›—’—• —ŽŽ• ŠœœŽœœ–Ž—• ŒŠ—
be used with few revisions which are resonance with inputs from users such as choice of words,
Œ˜—Œ›Ž•Ž Ž¡Š–™•Žœð Š—• œŽ—•Ž—ŒŽ œ’–™•’ ŒŠ•’˜—œï

Keywords: ŽŽ• •Ž—•’ ŒŠ•’˜—ð ž••’™•Ž ’œŠ‹’•’•’Žœ ’œžŠ••¢ –™Š’›–Ž—•

68
69

PENDAHULUAN (Multiple Disabilities and Visual Impairment/


Istilah anak berkebutuhan khusus MDVI), yaitu anak tunaganda dengan
dengan berbagai jenis kelainan sudah salah satu kombinasi ketunaan berupa
sangat familiar dengan masyarakat aka- gangguan penglihatan (tunanetra).
demik maupun umum seperti gangguan Pada tunaganda-netra, penelitian
penglihatan, gangguan pendengaran, masih jarang dilakukan, baik penelitian
hambatan akademik, gangguan motorik, mengenai perkembangan kemampuan
gangguan emosi dan sosial, autism dan tunaganda-netra, penyesuaian diri orang-
slow learner. Namun anak dengan gang- tua dari anak tunaganda-netra, maupun
guan lebih dari satu belum begitu dikenal pengaruh penyesuaian diri orangtua ter-
oleh masyarakat, misalnya: anak dengan hadap perkembangan kemampuan tuna-
gangguan penglihatan serta pendengaran ganda-netra. Padahal penelitian tersebut
bahkan intelektual, anak dengan gang- penting untuk dilakukan mengingat jum-
guan pendengaran, motorik dan intelek- lah anak yang mengalami ketunaan, ter-
tual. Setiap anak diciptakan Tuhan secara masuk tunaganda-netra, makin lama makin
berbeda satu sama lain. Tidak semua anak bertambah. Belum ada data yang menun-
diciptakan secara sempurna. Beberapa jukkan perkiraan yang tepat mengenai
dari mereka terlahir dengan memiliki jumlah anak tunaganda-netra di Indonesia.
keterbatasan atau ketidakmampuan, baik Namun jumlah tersebut terus mengalami
œ’”1–Šž™ž—1™œ’”’œï1 Š›Š1Š Š–1œŽ›’—•1–Ž- peningkatan dari tahun ke tahun.
nyebut mereka sebagai anak penyandang Peran guru diperoleh peneliti dari hasil
cacat. Istilah lain dari anak penyandang memberikan gambaran mengenai perkem-
cacat adalah anak berkebutuhan khusus. bangan kemampuan anak tunaganda-
Anak berkebutuhan khusus merupakan netra pada delapan aspek perkembangan
anak yang membutuhkan pendidikan dan (kognitif, bahasa dan komunikasi, sosial,
pelayanan khusus untuk mengembangkan motorik kasar, motorik halus, orientasi-
segenap potensi yang mereka miliki (Hal- mobilitas, visual, bina-bantu diri). Gamba-
•Š‘Š—1í1 Šž –Š—ð1XVV\ñ^üï ran tersebut diperoleh dengan melakukan
Anak berkebutuhan khusus ada ke- asesmen pada anak. Karakteristik ketu-
mungkinan yang mengalami gangguan naan siswa berbeda satu sama lain, tetapi
atau ketunaan, seperti gangguan fisik mereka sama-sama mengalami ketunaan
(tunadaksa), emosional atau perilaku, berupa tunanetra-tunarungu. Dari hasil
penglihatan (tunanetra), komunikasi, penelitian ini diketahui bahwa ketiga
pendengaran (tunarungu), kesulitan bela- subjek telah menjalankan ketiga perannya
jar (tunalaras), atau mengalami retardasi (pengajar, manajer, dan konselor) dalam
mental (tunagrahita). Adapun beberapa membantu perkembangan kemampuan
anak mengalami lebih dari satu gangguan anak tunaganda-netra. Perbedaan karak-
atau ketunaan. Mereka dikenal sebagai teristik siswa pada ketiga subjek membuat
anak tunaganda. pelaksanaan peran menjadi berbeda. Da-
Beberapa kombinasi ketunaan yang lam menjalankan peran-perannya, ketiga
termasuk tunaganda adalah tunanetra- subjek melakukan metode yang berbeda
tunarungu, tunanetra-tunadaksa, tunan- dari guru kebanyakan seperti melakukan
etra-tunagrahita, tunarungu-tunadaksa, strategi pemaksaan untuk mengajarkan
tunarungu-tunagrahita, tunadaksa-tun- bahasa isyarat, menerapkan pengobatan
agrahita, tunanetra-tunarungu-tunadaksa, herbal dan diet glutin untuk menangani
tunanetra-tunarungu-tunadaksa, dan lain- epilepsi dan gangguan emosi, serta pene-
lain. Pada penelitian ini, pembahasan akan rapan sudut individual bagi siswa yang
dikhususkan pada anak tunaganda-netra sedang marah (Dewi Rahmawati, 2009).

,GHQWL¿NDVL .HEXWXKDQ 3HPEHODMDUDQ EDJL $QDN Multiple Disabilities Visualy Impairment (MDVI) ...
70

Selama ini masih adanya keterbatasan rutin setiap 2 bulan sekali sekolah me-
berbagai hasil penelitian fokus pada ngadakan case-conference untuk membahas
anak-anak yang mengalami gangguan masalah yang mungkin dihadapi guru
perkembangan MDVI maka tim peneliti selama pembelajaran.
’—•’—1–Ž—•’•Ž—•’ ”Šœ’1”Ž‹ž•ž‘Š—1•Š•Š–1 Mengacu roadmap penelitian yang su-
pembelajaran secara terpadu bagi mereka. dah ada selama ini dari beberapa peneliti
Hasil penelitian Inne Yuliani Husen (2013) maka tim peneliti ingin melakukan alur
terlihat perbedaan antara fase baseline 1 penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
(A-1) dengan fase baseline 2 (A-2), subjek Berdasarkan uraian latar belakang
mengalami peningkatan dalam keterampil- dan roadmap penelitian, maka dapat di-
an seriasi menggunakan latihan stacking. ’•Ž—•’ ”Šœ’1™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—1œŽ‹Š•Š’1‹Ž›’”ž•ñ1
Peningkatan yang diperoleh sebesar 12 1) Bagaimanakah permasalahan yang
poin atau sekitar 80% untuk subjek per- dihadapi orangtua dan guru dalam men-
tama dari poin awal sebesar 3 atau sekitar dampingi belajar anak MDVI ?; 2) Aspek
20% dan 14 poin atau sekitar 93,3% untuk apa sajakah yang harus dikembangkan
subjek kedua dari poin awal 5 atau sekitar dalam kemampuan belajar anak MDVI?; 3)
33,3%. Dari hasil penelitian, maka diper- Bagaimanakah bentuk instrumen asesmen
oleh kesimpulan bahwa “penggunaan yang dikembangkan berbasis kebutuhan
latihan stacking dapat meningkatkan kete- belajar anak MDVI ?
rampilan seriasi pada siswa tunaganda di
SLB Negeri B Cicendo Bandung”. Imp- METODE
likasinya latihan stacking dapat dijadikan Bagan alur penelitian menggambarkan
sebagai salah satu pilihan atau alternatif yang sudah dilaksanakan dan yang akan
oleh praktisi, guru, dan terapis dalam dikerjakan dapat dilihat pada gambar 2.
meningkatkan keterampilan seriasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Program sekolah untuk anak •ŽŠ •’—• deskriptif kualitatif. Penelitian yang me-
adalah sekolah menerapkan penggu- nyelidiki status sekelompok manusia,
naan media kongkrit dan bahasa isyarat suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
untuk berkomunikasi dengan siswanya, pemikiran, ataupun suatu kelas, peris-
assesmen yang belum formal bentuknya tiwa pada masa sekarang. Tujuannya:
dilakukan secara on-going dan diawal untuk memotret atau membuat deskripsi,
semester untuk merumuskan kurikulum. gambaran atau lukisan secara sistematik,
Pengembangan komunikasi dilakukan se- faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
ŒŠ›Š1 Ž”œ’‹Ž•1•’œŽœžŠ’”Š—1•Ž—•Š—1”˜—•’œ’1 sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
dan kemampuan siswa. Evaluasi program yang diselidiki. Subyek penelitian dipilih
dilakukan di akhir semester dan secara secara purposif, yaitu dengan menentukan

Gambar 1. Alur Penelitian

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 8, Nomor 2, September 2015


71

Gambar 2. Alur Penelitian

ciri-ciri guru MDVI dan atau orangtua di peran serta sebagai penelitian yang
SLB A Yaketunis Yogyakarta, SLB Daya bercirikan interaksi sosial yang mema-
Ananda, serta SLB Hellen Keler Yogya- kan waktu cukup lama antara peneliti
karta. Dokumen-dokumen yang relevan dengan subjek penelitian dalam ling-
dengan pelaksanaan pembelajaran dan kungan subjek dan selama itu data da-
pendampingan di sekolah maupun di lam bentuk catatan lapangan dikum-
rumah. pulkan secara sistematis. Pengamatan
Sedangkan pengumpulan data dalam berperan serta dilakukan di kelas-kelas
penelitian ini dilaksanakan dengan teknik maupun di sekitar sekolah serta di
pengamatan berperan serta, wawancara rumah.
mendalam dan analisis dokumen. b. Wawancara mendalam
a. Pengamatan berperan serta Wawancara mendalam yaitu percakap-
Pengamatan berperan serta pada da- an mendalam yang dilakukan peneliti
sarnya adalah mengadakan pengama- terhadap para aktor yang sekaligus
tan dan mendengarkan secermat mung- juga sebagai informan dalam peneli-
kin sampai pada yang sekecil-kecilnya tian ini. Maksud mengadakan wawan-
(Moleong, 2005:23). Pengamatan ber- cara adalah untuk mengkonstruksikan

,GHQWL¿NDVL .HEXWXKDQ 3HPEHODMDUDQ EDJL $QDN Multiple Disabilities Visualy Impairment (MDVI) ...
72

”Ž“Š•’Š—1 •Š—1 Š•Šž1 –Ž–ŸŽ›’ ”Šœ’”Š—1 kepala sekolah, guru dan anak yang me-
kegiatan pembelajaran dan pendam- ngalami MDVI. Adapun nama-nama nara
pingan anak MDVI selama ini. sumber dalam penelitian dapat dilihat
c. Analisis dokumen pada tabel 1.
Selain pengamatan berperan serta
dan wawancara mendalam, peneliti Hasil Identifikasi dan Deskripsi Per-
juga mengadakan analisis terhadap masalahan-permasalahan yang dihadapi
dokumen-dokumen yang relevan Orangtua, Guru serta Kepala Sekolah
dengan kegiatan pembelajaran dan dalam Mendampingi Anak MDVI
pendampingan anak-anak MDVI di Permasalahan yang dihadapi orangtua,
sekolah maupun di rumah. guru, kepala sekolah dalam mendampingi
Untuk kegiatan analisis data dilakukan belajar anak dengan kondisi MDVI ber-
dalam dua tahap, yaitu selama dan setelah dasarkan studi literatur maupun wawan-
pengumpulan data. Terhadap data yang cara mendalam menunjukkan hasil seba-
diperoleh dilakukan analisis deskriptif gai berikut: kurang komunikasi atau sama
kualitatif model alir (Miles dan Huberman, sekali tidak dapat berkomunikasi dengan
2007:54). orang lain; Perkembangan motorik dan
œ’”—¢Š1 •Ž›•Š–‹Š•1 ‹Ž›‹Ž•Š1 •Ž—•Š—1 Š—Š”1
HASIL DAN PEMBAHASAN lain; Seringkali menunjukkan perilaku
Deskripsi Pengambilan Data yang aneh dan tidak bertujuan; Kurang
Penelitian ini dilakukan dengan tahap dalam keterampilan menolong diri sendiri;
awal yaitu studi literatur serta mengidenti- Jarang berperilaku dan berinteraksi yang
”Šœ’1”Ž‹ž•ž‘Š—,”Ž‹ž•ž‘Š—1™Ž–‹Ž•Š“Š›Š—1 sifatnya konstruktif; Kecenderungan lupa
bagi anak MDVI. Studi literatur dengan akan keterampilan-keterampilan yang
cara mengkaji berbagai teori tentang anak sudah dikuasai; Memiliki masalah dalam
MDVI dengan berbagai variasinya serta menggeneralisasikan keterampilan yang
analisis hasil-hasil penelitian yang ada. dimiliki anak; Membutuhkan banyak
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di alat bantu, misalnya: gambar dan simbol-
sekolah khusus yang menangani anak sombol; Mengalami kesulitan dalam pe-
MDVI di wilayah Yogyakarta yaitu SLB ngawasan anak tunaganda karena sifatnya
Daya Ananda Kalasan, SLB A Yaketunis yang maunya sendiri; Gaya belajarnya
dan SLB G Tunaganda Hellen Keler Yog- secara kontekstual, pendidik diharuskan
yakarta. Informan penelitian ini terdiri memberi pengajaran secara mendetail,

Tabel 1. Daftar Nama Informan Penelitian

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 8, Nomor 2, September 2015


73

misalnya: menunjukkan apa itu pisang, sebagainya. Dalam hal ini physical therapis
mulai dari bentuk, warna, pohon, daun, sangat diperlukan.
dan batang buah hingga cara bagaimana
pemanfaatannya; Model evaluasi pembe- Temuan Aspek-aspek yang Harus Dikem-
lajaran harus disesuaikan dengan kera- bangkan dalam Mengembangkan Ke-
gaman kegandannya; Membutuhkan mampuan Belajar Anak MDVI
instruksi atau pemberitahuan yang sangat Aspek-aspek yang harus dikembang-
terperinci; Keterbatasan dalam konsep dan kan dalam mengoptimalisasikan kemam-
pengalaman baru; Keterbatasan dalam puan belajar anak MDVI dapat dilihat
berinteraksi dengan lingkungan; Keter- pada tabel 2.
batasan dalam orientasi dan mobilitas;
Kebutuhan akan pengalaman kongkrit; Rancangan Bentuk Instrumen Asesmen
Kebutuhan akan pengalaman memadu- yang Dikembangkan Berbasis Kebutuh-
kan; Kebutuhan akan berbuat dan bekerja an Belajar Anak MDVI
dalam belajar; Kebutuhan ketika berbicara Hasil penelitian dan pengumpulan
harus berhadapan tidak membelakangi data awal digunakan sebagai acuan dalam
lawan bicaranya; Kebutuhan untuk duduk Ž—¢žœž—Š—1 •›Š•1 ’—œ•›ž–Ž—1 ’•Ž—•’ ”Šœ’1
dan berada di tengah paling depan kelas kebutuhan pembelajaran bagi anak MDVI.
sehingga memiliki peluang untuk mudah Adapun kisi-kisi penyusunan instrumen
mendengarkan suara guru; Bila anak yang meliputi:
telinganya hanya satu yang tuli tempatkan 1. Kata pengantar.
anak sehingga telinga yang baik berada Xï1 —œ•›ž–Ž—1 ñ1 •Ž—•’ ”Šœ’1™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—1
dekat dengan guru, perhatikan posture yang dihadapi orangtua/pengasuh
anak, sering anak menggelengkan kepala dalam pendampingan belajar anak tu-
untuk mendengarkan; Kebutuhan belajar nanetra dengan Kecacatan Tambahan;
keterampilan membaca, keterampilan Identitas Orangtua/Pengasuh; Petun-
motorik; Kebutuhan keterampilan lainnya juk Pengisian; Pernyataan; Saran Tam-
adalah sama seperti anak normal pada um- bahan dan Tanda Tangan Pengisi.
umnya. Segi Medisnya: apakah ia memiliki Yï1 —œ•›ž–Ž—1 ñ1 •Ž—•’ ”Šœ’1 ˜–™˜—Ž—1
kelainan khusus seperti kencing manis dalam Pengembangan Kemampuan
atau pernah dioperasi, masalah lain seper- Belajar Anak Tunanetra dengan Ke-
ti harus meminum obat dan sebagainya. cacatan Tambahan; Identitas Anak;
Bagaimana kemampuan gerak dan beper- Petunjuk; Pernyataan; Saran Tambahan
giannya: Apakah anak ke sekolah meng- dan Tanda Tangan Pengisi.
gunakan tranportasi, alat bantu dan seba- Zï1 —œ•›ž–Ž—1 ñ1 —œ•›ž–Ž—1 •Ž—•’ ”Šœ’1
gainya, ini berhubungan dengan lingkun- dan Asesmen Kebutuhan Belajar Anak
gan yang harus dipersiapkan. Bagaimana Tunanetra dengan Kecacatan Tam-
komunikasinya: Apakah anak mengalami bahan; Identitas Anak; Petunjuk; Pe-
kelainan dalam berkomunikasi, dan alat nyataan; Saran Tambahan; dan Tanda
komunikasi apa yang digunakan (lisan, tu- Tangan Pengisi (tabel 3).
lisan, isyarat) dan sebagainya. Bagaimana Draf instrumen mendapatkan masu-
perawatan dirinya: Apakah anak dapat kan dari pengguna untuk penilaian kelaya-
–Ž•Š”ž”Š—1™Ž›Š Š•Š—1•’›’1•Š•Š–1Š”•’ •Šœ1 ”Š—1 •Ž›‘Š•Š™1 ’—œ•›ž–Ž—1 ’•Ž—•’ ”Šœ’1 •Š—1
kegiatan sehari-hari. Bagaimana posisinya: asesmen kebutuhan belajar anak MDVI
Bagaimana posisi anak tersebut di dalam terdiri dari beberapa aspek: 1) Sistema-
menggunakan alat bantu, posisi duduk da- tika kalimat; 2) Penggunaan istilah; 3)
lam menerima pelajaran, waktu istirahat, Kekongritan pernyataan; 4) Sesuai dengan
waktu ke kamar kecil (toilet), makan dan aspek kebutuhan belajar, 5) Pemahaman
pernyataan semua komponen.

,GHQWL¿NDVL .HEXWXKDQ 3HPEHODMDUDQ EDJL $QDN Multiple Disabilities Visualy Impairment (MDVI) ...
74

Tabel 2. Aspek Kemampuan yang Harus Dikembangkan

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 8, Nomor 2, September 2015


75

,GHQWL¿NDVL .HEXWXKDQ 3HPEHODMDUDQ EDJL $QDN Multiple Disabilities Visualy Impairment (MDVI) ...
76

Tabel 3. Skema Rancangan Instrumen

Hasil validasi instrumen dari peng-


guna menunjukkan:
1. Sistematika kalimat dengan kriteria
sangat mudah dipahami, mudah di-
pahami, dan sulit dipahami. Hasilnya
dari 11 validator mengatakan bahwa
6 orang mengatakan sangat mudah Gambar 3. Sistematika Kalimat
dipahami, 5 orang mengatakan mudah
dipahami dan 0 sangat sulit dipahami. 2. Penggunaan istilah dengan kriteria
Šœ’•1 •Š™Š•1 •Ž›•Š–‹Š›1 •Š•Š–1 •›Š ”1 sangat mudah dipahami, mudah di-
sebagai berikut: pahami, dan sulit dipahami. Hasilnya
dari 11 validator mengatakan bahwa

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 8, Nomor 2, September 2015


77

4 orang mengatakan sangat mudah 5. Pemahaman semua komponen den-


dipahami, 7 orang mengatakan mudah gan kriteria sangat mudah dipahami,
dipahami sedangkan 0 sangat sulit di- mudah dipahami, dan sangat sulit di-
pahami. Hasil dapat tergambar dalam pahami. Hasil dapat tergambar dalam
•›Š ”1œŽ‹Š•Š’1‹Ž›’”ž•ñ •›Š ”1œŽ‹Š•Š’1‹Ž›’”ž•ñ

Gambar 4. Penggunaan Istilah Gambar 7. Pemahaman Komponen

3. Kekongkritan pernyataan dalam set- Hasil perbaikan setelah dilakukan


iap komponen dengan kriteria sangat FGD (Focus Group Discusion) draf instru-
konkrit, konkrit dan kurang konkrit. men dapat dilihat pada tabel 4.
Hasilnya menunjukkan bahwa 4
orang mengatakan sangat kongkrit, 6 Pembahasan
kongkrit dan 1 belum kongkrit. Hasil Hasil identifikasi permasalahan-
•Š™Š•1•Ž›•Š–‹Š›1•Š•Š–1•›Š ”1œŽ‹Š•Š’1 permasalahan yang dihadapi orangtua,
berikut : guru, pengasuh maupun kepala sekolah
sebanyak 29 item penyataan. Anak MDVI
adalah yang paling sedikit ketersediaan
sekolah atau jarang dilirik pemerintah
untuk disediakan layanan pendidikan
karena keterbatasan dan kondisi anak
yang dianggap paling parah adalah jenis
anak yang mengalami kondisi berkelainan
Gambar 5. Kekongkritan Pernyataan ganda atau cacat ganda atau tunaganda
atau multiple handycap. Setiap kelompok
4. Kesesuaian aspek kebutuhan belajar kelainan tersebut di atas tentunya memiliki
anak MDVI dengan kriteria sangat ”Žœž•’•Š—1•Ž›œŽ—•’›’1•Š•Š–1’•Ž—•’ ”Šœ’—¢Šð1
sesuai kebutuhan anak MDVI, sesuai menemukan potensi yang bisa dikembang-
dengan kebutuhan anak MDVI dan kan, menemukan apa yang ada pada dirin-
kurang sesuai kebutuhan anak MDVI. ya, apa yang belum ada pada dirinya dan
Hasilnya menunjukkan bahwa 4 orang apa yang dibutuhkan olehnya termasuk
mengatakan sangat konkrit, 6 konkrit kebutuhan pendidikan khususnya.
dan 1 belum konkrit. Hasil dapat ter- Hasil dari asesmen dapat membantu
•Š–‹Š›1•Š•Š–1•›Š ”1œŽ‹Š•Š’1‹Ž›’”ž•ñ kita memutuskan tentang pemecahan per-
masalahan pada pembelajaran siswa dan
“’”Š1™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—1’•ž1•’’•Ž—•’ ”Šœ’1–Š”Š1
kita akan dapat melakukannya (Hallahan
í1 Šž –Š—ð1XVV\ñX]üï1 ›˜•›Š–1™Ž–‹Ž•Š“Š-
ran bagi anak MDVI sebetulnya terintegra-
si bersama program kelas, yaitu bersama
anak-anak normal lainnya. Namun, anak
Gambar 6. Kesesuaian Aspek Kebutuhan berkebutuhan khusus memiliki rencana
Belajar

,GHQWL¿NDVL .HEXWXKDQ 3HPEHODMDUDQ EDJL $QDN Multiple Disabilities Visualy Impairment (MDVI) ...
78

Tabel 4. Draf Instrumen Perbaikan

pembelajaran yangdiindividualisasikan danpenyelesaian masalah antara orang


(Individual Educational Plan) atau yang tua dan anak. Dalam hal ini, tentu saja
œŽ›’—•1 •’œŽ‹ž•1 •Ž—•Š—1 ï1 •Ž—•’ ”Šœ’1 guru tidak bekerja sendirian. Diperlukan
dan asesment tujuannya untuk menyusun kemampuan untuk bersosialisasi dan
IEP. IEP adalah teknik mengatur perilaku, berinteraksi bersama pihak ahli dalam
pelatihan keterampilan diri, kebutuhan menjalankan program tersebut. MDVI
medis, dan pelatihan orang tua untuk lebih heterogen dibandingkan dengan
penanganan anak berkebutuhan khusus, anak-anak yang hanya mengalami satu
serta konseling keluarga untuk dukungan jenis kelainan dalam hal layanan kebutu-

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 8, Nomor 2, September 2015


79

han khusus yang dibutuhkan, termasuk anak MDVI, yang selanjutnya dikembang-
pendidikannya. kan ke dalam instrumen asesmen pembe-
Anak berkebutuhan khusus memiliki lajaran; 2) Pengembangan beberapa aspek
permasalahan yang khas dibandingkan kemampuan belajar anak MDVI, meliputi
dengan anak-anak normal lainnya. Guru performance di sekolah, rabaan, ketidak-
perlu memahami bagaimana menyikapi amanan gravitasi, otot, koordinasi bilateral,
permasalahan tersebut. Anak-anak tuna- perencanaan motorik, koordinasi motorik
ganda hampir selalu mengalami ketidak- kasar, koordinasi motorik halus, penglihat-
mampuan majemuk yang mencangkup an, pendengaran, pembau, dan pencecap;
–ŠœŠ•Š‘,–ŠœŠ•Š‘1 œ’”ï1 Ž›Ž”Š1 ‹’ŠœŠ—¢Š1 3) Draf instrumen asesmen yang dikem-
berperilaku beda secara mencolok dengan bangkan berbasis kebutuhan belajar anak
perilaku anak-anak normal atau anak-anak 1 •Ž›•’›’1 •Š›’1 ’—œ•›ž–Ž—1 ’•Ž—•’ ”Šœ’1
tuna lainnya. Anak tunaganda terdapat permasalahan yang dihadapi orangtua
banyak kemungkinan kombinasi keca- •Š•Š–1™Ž—•Š–™’—•Š—1‹Ž•Š“Š›ð1’•Ž—•’ ”Šœ’1
catan yang berbeda-beda, kondisi-kondisi komponen pengembangan kemampuan
kecacatan majemuk sudah dikenal oleh belajar anak dan ’—œ•›ž–Ž—1 ’•Ž—•’ ”Šœ’1
para pendidik, seperti kombinasi antara dan asesmen kebutuhan belajar anak tuna-
tunanetra dengan gangguan pendengaran, netra dengan kecacatan tambahan; 4)
antara tunanetra dengan masalah perilaku Berdasarkan penilaian kelompok peng-
yang berat, autisme, antara gangguan guna disimpulkan bahwa draf instrumen
perilaku dengan gangguan pendengaran ’•Ž—•’ ”Šœ’1•Š—1ŠœŽœ–Ž—1”Ž‹ž•ž‘Š—1‹Ž•Š-
dan kombinasi antara ketulian dan ke- jar “Multiple Disabilities Visually Impaired”
butaan. Penekanan bahwa seorang anak dapat digunakan dengan adanya revisi
yang tergolong tunaganda adalah anak sesuai dengan masukan pengguna. Masu-
yang memerlukan latihan dalam hal kete- kannya dalam aspek pemilihan kata yang
rampilan-keterampilan dasar, misalnya mudah dipahami, perlu adanya contoh
dalam bergerak dari satu tempat ke tempat kongkrit, pembenahan kalimat pernyataan
lain tanpa bantuan, dalam berkomunikasi dan penyederhanaan kalimat.
dengan orang lain, dalam mengontrol
fungsi-fungsi perut dan kandungan kemih Saran
dan makan sendiri. Di balik kekurangan Beberapa saran dari hasil penelitian ini
yang dimiliki anak tunaganda mereka sebagai berikut: 1) Para guru sebaiknya da-
juga mempunyai banyak kekuatan yang ™Š•1–Ž—••ž—Š”Š—1’—œ•›ž–Ž—1’•Ž—•’ ”Šœ’1
cukup banyak, seperti kondisi yang ramah dan asesmen ini sebagai upaya persiapan
dan hangat, keras hati, ketetapan hati, rasa penyusunan program pembelajaran indi-
humor, dan suka bergaul. Oleh karena vidual sesuai dengan potensinya; 2) Para
itu sebagai orangtua, pendidik, pengasuh orangtua harus memberikan stimulasi,
yang memberikan stimulasi, kesempat- fasilitasi, kesempatan dan pendampingan
an, fasilitasi dan pendampingan secara secara terstruktur agar potensi anak dapat
intensif memulai dengan kekuatan yang berkembang optimal.
dimiliki anak.
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Dewi Rahmawati. (2009). Gambaran
Berdasarkan hasil penelitian dapat di- Peran Guru dan Perkembangan Anak
simpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) ž—Š•Š—•Š, Ž•›Šï1 ’Š”œŽœ1•Š›’1‘4™ñ&&
Ž›’•Ž—•’ ”Šœ’1X_1™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—1•Š•Š–1–Ž- lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/de-
nentukan kebutuhan belajar yang dihadapi tail.jsp?id=124608&lokasi=lokal, pada
orangtua dan guru dalam mendampingi 20 September 2014.

,GHQWL¿NDVL .HEXWXKDQ 3HPEHODMDUDQ EDJL $QDN Multiple Disabilities Visualy Impairment (MDVI) ...
80

Š••Š‘Š—ð1 ï ï1í1 Šž –Š—ð1 ï1 ï1ûXVV\üï1 Bandung. S1 thesis, Universitas Pen-


Exceptional Learners: Introduction to didikan Indonesia.
™ŽŒ’Š• •žŒŠ•’˜— ûWV•‘ Ž•ïü. Boston: Al- Milles, dan Huberman. (2007). Analisis
lyn & Bacon. Data Kualitatif. Jakarta : UI-Pres.
Husen, Inne Yuliani. (2013). Pengaruh Moleong, C. Lexy. (2005). Metodelogi Pene-
Latihan Stacking dalam Meningkatkan litian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Keterampilan Seriasi Siswa Tunaganda Rosdakarya.
Kelas D-2 di SLB Negeri B Cicendo

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 8, Nomor 2, September 2015

You might also like