You are on page 1of 7

BAB.

5 SISTEM SIRKULASI

A. Sistem transportasi pada manusia


Proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh, diedarkan sepenuhnya oleh
sistem transportasi. Untuk melakukan proses ini, diperlukan media pengantar dan alat – alat yang
bekerja sama membentuk suatu sistem yang disebut dengan sistem sirkulasi darah. Selain itu
sistem peredaran darah memiliki fungsi sebagai penjaga suhu tubuh, perlindungan dan
penyangga.
1. Komponen darah
Darah pada manusia terdiri dari sel-sel darah dan plasma darah. Sel – sel darah pada manusia
memiliki komponen yaitu: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping
darah (trombosit). Sedangkan plasma darah memiliki komponen yaitu: 90 % air dan 7 – 8% zat
terlarut berupa protein, garam mineral, bahan organik, sisa metabolisme, hormon dan gas.
a) Sel darah merah (eritrosit), berbentuk seperti cakram dan bikonkaf. Dibungkus membran
sel yang elastis dan fleksibel. Tiap sel mengangung sekitar 300 juta molekul hemoglobin
yang dapat mengikat oksigen ke jaringan tubuh dan mengikat karbondioksida menuju ke
paru – paru, serta memberi warna merah pada sel darah merah. Jumlah eritrosit: 4,2 – 5,4
juta sel/mm3 darah (laki-laki) dan 3,8 – 4,8 juta sel/mm 3 darah (wanita). Hemoglobin
mengikat oksigen dengan reaksi sebagai berikut:
2Hb2 + 4 O2 4 HbO2 (ikatan oksihemoglobin)
Pembentukannya disebut eritropoesis, terjadi di sumsum tulang merah yang diatir oleh
hormon Eritropoietin, hormon Kortison, hormon Tiroid dan hormon Pertumbuhan.
Produksi hormon Eritropoietin berbanding terbalik dengan jumlah ketersediaan oksigen
di dalam jaringan sehingga jika jumlah oksigen yang diterima berkurang darilingkungan
maka akan menyebabkan peningkatan produksi hormon Eritropoietin sehingga jumlah sel
darah merah semakin meninggkat. Contohnya orang yang tinggal di dataran tinggi.
Bersirkulasi selama 120 hari sebelum rapuh dan pecah.
b) Sel darah putih (leukosit), memiliki jumlah 5000 – 10.000 sel/mm 3 darah. Berfungsi
melindungi tubuh terhadap benda asing, virus, dan bakteri. Memiliki sifat: Diapedesis
(menembus pori-pori membran kapiler), bergerak ameboid (gerakan menyerupai
Amoeba), Kemotaksis (bergerak karena pengaruh pelepasan zat kimia oleh jaringan yang
rusak), dan Fagositosis (mampu menelan mikroorganisme, benda asing, dan sel darah
merah yang sudah tua/rusak). Berdasarkan ada tidaknya granula dalam sitoplasma,
leukosit dibedakan menjadi:
1) Granulosit (terdapat granula pada plasma) terdiri dari : Neutrofil (berfungsi dalam
fagositosis), Eosinofil (berfungsi sebagai fagosit yang lemah dan pembuangan racun
penyebab radang), dan Basofil (mengandung histamin yang berfungsi untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera).
2) Agranulosit (tidak terdapat granula pada plasma) terdiri dari: Limfosit (berperan
dalam sistem kekebalan tubuh) dan Monosit (berfungsi sebagai fagosit yang aktif).
c) Keping darah (trombosit), merupakan fragmen sel, tidak bernukleus, berasal dari
megakariosit di sumsum tulang. Berjumlah 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah. Berumur 5
– 9 hari. Berfungsi dalam hemostatis, perbaikan pembuluh darah yang robek, dan
pembekuan darah.
d) Plasma darah, mengandung 92% air, 7% protein plasma, 1% bahan campuran kompleks
organik, anorganik, dan gas darah. Jenis protein plasma: albumin, globulin, dan
fibrinogen.
2. Golongan darah
Golongan darah adalah klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada atau tidaknya zat
antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Antigen dapat merangsang
pembentukan antibodi dalam plasma darah. Antigen + antibodi = aglutinasi (penggumpalan).
Antigen = aglutinogen sedangkan Antibodi = aglutinin.
a) Penggolongan Darah Sistem ABO
Jenis Unsur pada Membran Sel Darah Unsur di dalam Plasma
Golongan Merah (Eritrosit) Darah
Darah Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
A A β (anti-B)
B B α (anti-A)
AB A dan B -
O - α (anti-A) dan β (anti-B)

b) Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus)


Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen (antigen) RhD pada permukaan sel darah
merah. Individu yang memiliki antigen RhD: Rh+ (Rhesus positif). Individu yang tidak
memiliki antigen RhD: Rh- (Rhesus negatif).
c) Pengaruh Faktor Rhesus pada Transfusi Darah
Seseorang dengan darah Rh- jika diberi darah Rh+ maka akan segera memproduksi
aglutinin anti-RhD. Transfusi Rh+ pertama tidak berbahaya, namun transfusi Rh+
selanjutnya akan mengakibatkan hemolisis sel darah merah donor, karena anti RhD yang
terbentuk sudah banyak. Hemolisis yaitu pecahnya membran sel darah merah sehingga
hemoglobin terlepas ke plasma darah.
d) Pengaruh Faktor Rhesus terhadap Janin saat Kehamilan
Jika ibu memiliki darah Rh- dan mengandung bayi dengan darag Rh+ (warisan dari ayah),
maka tubuh ibu akan memproduksi anti-RhD. Sel darah merah janin akan mengalami
hemolisis. Dapat menyebabkan kematian janin di dalam rahim, atau jika lahir bayi akan
menderita Eritroblastosis fetalis. Eritroblastosis fetalis dapat dicegah dengan injeksi anti-
D (Rho) imunoglobilun atau RhoGam pada ibu.
3. Uji golongan darah
Jenis Serum Golongan darah
Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D Sistem ABO Sistem Rh
+ - + + A +
Rh
+ - + - A -
Rh
- + + + B +
Rh
- + + - B -
Rh
+ + + + AB +
Rh
+ + + - AB -
Rh
- - - + O +
Rh
- - - - O -
Rh
Keterangan : + = menggumpal
- = tidak menggumpal

4. Proses pembekuan darah


Luka menyebabkan trombosit bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar sehingga
membran trombosit pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin).
Trombokinase + ion Ca + vit. K mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin mengubah
2+

fibrinogen menjadi benang – benang fibrin (menghalangi keluarnya sel darah merah hingga
terjadi pembekuan darah). Ingatlah skema prosespembekuan darah sewaktu SMP!
5. Alat-alat peredaran darah
a) Jantung
Organ berongga yang terdiri atas 4 ruangan. Lapisan dinding jantung tersusun atas
epikardium, miokardium (terdiri atas jaringan otot untuk berkontraksi), dan endokardium.
Ruangan jantung terbagi menjadi atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan kiri. Katup
jantung terdiri dari: trikuspid (di antara atrium kanan dan ventrikel kanan) dan bikuspid
(di antara atrium kiri dan ventrikel kiri). Jantung memiliki fungsi sebagai pemompa darah
keseluruh tubuh dan menerima darah dari seluruh tubuh.

b) Pembuluh darah
Merupakan serangkaian saluran tertutup dan bercabang, berfungsi membawa darah dari
jantung ke jaringan, kemudian kembali ke jantung. Macam – macam pembuluh darah
yaitu :
1) Arteri, berfungsi membawa darah meninggalkan jantung. Dinding arteri terdiri dari
arteril tunika eksterna (adventisia), tunika media, tunika intima. Arteri yang
membawa darah dari bilik kiri menuju seluruh tubuh disebut Aorta. Pembuluh arteri
yang membawa darah dari bilik kanan menuju ke paru – paru disebut dengan arteri
pilmonalis. Percabangan arteri yang lebih kecil disebut dengan arteriola.
2) Vena, berfungsi membawa darah kembali ke jantung. Vena kava superior (membawa
darah yang berasal dari tubuh bagian atas kembali ke serambi kanan jantung), vena
kava inferior (membawa darah yang berasal dari tubuh bagian bawah kembali ke
serambi kanan jantung), dan vena pulmonalis (membawa darah yang berasal dari
paru-paru kembali ke serambi kiri jantung). Percabangan terkecil dari vena disebut
dengan venule.
3) Kapiler, pembuluh darah yang sangat halus dan berdinding sangat tipis,
memungkinkan plasma darah dan zat makanan merembes ke cairan jaringan antarsel.
Merupakan pertemuan antara arteriola dan venule.
Perbandingan antara arteri dan vena, dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Faktor Arteri Vena
Perbedaan
1. Dinding Tebal, elastis Tipis, kurang elastis
2. Jumlah dan letak Satu, terdapat pada awal Banyak, di sepanjang pembuluh
katup keluar dari jantung yang mengarah ke jantung
3. Darah Kaya oksigen, kecuali Kaya karbon dioksida, kecuali
arteri pulmonalis vena pulmonalis
4. Arah aliran Meninggalkan jantung Menuju ke jantung
5. Tekanan Kuat Lemah
6. Letak Di bagian dalam tubuh Dekat permukaan tubuh

6. Proses peredaran darah


a) Sistem peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil)
Ventrikel kontraksi è darah kaya CO2 dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis è paru-
paru è darah melepas CO2 è darah mengambil O2 è darah kaya O2 dibawa vena
pulmonalis è atrium kiri è ventrikel relaksasi è darah ke ventrikel kiri.
b) Sistem peredaran darah sistemik (peredaran darah besar)
Ventrikel kontraksi è darah kaya O2 dari ventrikel kiri ke aorta è darah diedarkan ke
seluruh tubuh è darah melepas O2 dan mengambil CO2 dari jaringan è darah kaya CO2
dibawa vena kava è atrium kanan è ventrikel relaksasi è darah ke ventrikel kanan.
7. Pengukuran tekanan darah arteri
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup, yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan sistole yaitu
angka yang menunjukkan tekanan darah ketika jantung berkontraksi untuk memompa darah
ke arteri dan nadi. Tekanan diastole yaitu angka yang menunjukkan tekanan darah ketika
jantung berelaksasi atau tekanan darah balik dari arteri dan nadi ke jantung. Tekanan darah
normal adalah sistole sebesar 120 mmHg dan diastole sebesar 80 mmHg. Alat yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah, yaitu tensimeter atau sfigmomanometer dan
stetoskop. Stetoskop akan di letakkan dibagian arteri brakialis yang terletak di bagian siku.
8. Kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada sistem peredaran darah
a) Anemia, penyakit kekurangan darah.
b) Hemofilia, penyakit menurun yaitu darah sukar membeku.
c) Leukemia, kanker sel darah putih akibat jumlahnya yang berlebih dan menyerang sel
darah lainnya.
d) Siklemia, kelainan pada sel darah merah yang berbentuk bulan sabit.
e) Talasemia, gagalnya pembentukan hemoglobin akibat rusaknya gen globin.
f) Hipertensi, tekanan darah tinggi.
g) Hipotensi, tekanan darah rendah.
h) Arteriosklerosis, penyakit pengerasan pembuluh darah akibat penumpukan plak kapur.
i) Aterosklerosis, penyakit pengerasan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.
j) Trombus, darah yang membeku.
k) Embolus, tersumbatnya arteri ke otak akibat trombus.
l) Jantung koroner, terganggunya aliran darah pada arteri koronaria pada jantung.
m) Varises, pelebaran pembuluh vena.
B. Sistem transportasi pada hewan
1) Sirkulasi darah terbuka
Pada sistem peredaran darah terbuka, darah dan cairan lainnya tidak selalu diedarkan melalui
pembuluh darah. Namun, pada saat tertentu akan keluar dari pembuluh darah dan langsung
beredar dalam rongga tubuh, namun akhirnya kembali lagi ke dalam pembuluh darah.
a) Sirkulasi darah pada udang, melibatkan jantung dan pembuluh darah di bawah tubuh.
Darah dipompa dari jantung dibawa ke pembuluh darah di bawah tubuh seperti kaki dan
insang. Di insang terjadi proses pengikatan O2 kemudian kembali ke jantung.
b) Sirkulasi darah pada moluska, sirkulasi darah pada siput melibatkan jantung (yang terdiri
dari atrium dan ventrikel) dan pembuluh darah sederhana. Sirkulasi dimulai dengan darah
yang dipompa oleh jantung mengalir melalui sinus di bawa keseluruh tubuh. Dari
jaringan tubuh darah kembali ke jantung.
c) Sirkulasi darah pada serangga, memiliki alat sirkulasi berupa jantung yang beruas dan
aorta. Darah serangga mengandung hemosianin yang digunakan mengangkut sari – sari
makanan dari usus keseluruh tubuh. Jantung memompa hemolimfa menuju aorta dorsal,
sehingga jantung kosong, selanjutnya hemolimfa menuju hemocoel (bagian perut). Saat
jantung berkontraksi ostium tertutup, saat jantung relaksasi hemolimfa dialirkan kembali
ke jantung.
2) Sirkulasi darah tertutup
Pada sistem sirkulasi tertutup, darah diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Jantung memompa darah melalui pembuluh darah keseluruh tubuh dan dialirkan kembali ke
jantung melalui pembuluh darah.
a) Cacing tanah, memiliki lima pasang jantung pembuluh yang terletak pada segmen ke 7
sampai 11. Pada setiap segmen tubuh, terdapat pembuluh darah punggung, dorsal dan
anyaman kapiler. Jantung memompa darah dari pembuluh darah dorsal ke pembuluh
darah ventral kemudian keseluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di kapiler tubuh
kemudian menuju ke dorsal tubuh dan kembali ke jantung.
b) Ikan, memiliki alat sirkulasi berupa jantung (yang terdiri dari atrium dan ventrikel) dan
sinus venosus. Jantung terletak dibelakang insang, dalam rongga perikardium. Sinus
venosus berupa struktur penghubung berupa rongga yang meneruma darah dari vena dan
terbuka di ruang depan jantung. Darah yang kaya CO2 dari seluruh tubuh, kembali ke
jantung melalui vena dan berkumpul dalam sinus venosus kemudian masuk ke atrium.
Selanjutnya menuju ke ventrikel dan dipompa menuju insang melewati konus arteriosus.
Di insang CO2 dilepas dan O2 diikat, dibawa ke aorta dorsalis dan diedarkan keseluruh
tubuh. Dialirkan kembali ke jantung melalui vena.
c) Katak, memiliki alat sirkulasi berupa jantung (yang terdiri dari 3 ruangan yaitu atrium
kanan, atrium kiri serta 1 ventrikel), arteri, vena, kapiler dan sinus venosus. Aliran darah
dimulai dari darah kaya CO2 dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava.
Selanjutnya berkumpul pada sinus venosus dan akan dialirkan ke atrium kanan, ke
ventrikel, lalu dipompa ke paru – paru. Darah dari paru – paru yang kaya O 2 masuk ke
atrium kiri selanjutnya menuju ke ventrikel. Selain itu, oksigen juga di dapat dari hasil
difusi pada kulit. Darah dari ventrikel dibawa ke arteri dan diedarkan keseluruh tubuh.
d) Reptil, memiliki alat sirkulasi berupa jantung beruang 4 seperti manusia serta sebuah
sinus venosus. Namun antara ventrikel kanan dan kiri terdapat lubang yang
mengakibatkan darah dikedua tempat bercamput, khususnya pada buaya lubang tersebut
diberi nama Foramen panizzae. Foramen ini membantu mendistribusikan oksigen kea lat
pencernaan dan untuk kesimbangan cairan tubuh saat menyelam. Sirkulasi peredaran
darahnya mirib dengan manusia.
e) Aves, memiliki alat sirkulasi berupa jantung beruang 4 dengan sekat sempurna, arteri dan
vena. Alat sirkulasi pada aves sama dengan sirkulasi pada manusia.

You might also like