You are on page 1of 2

Kearifan Lokal Nusantara Sebagai Modal Pembentukan Identitas Nasional

Kearifan lokal sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat “local wisdom” atau
pengetahuan setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat “local genious”. Secara
umum Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana,
penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Menurut Haryati Soebadio kearifal lokal merupakan identitas/kepribadian budaya bangsa
yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai
watak dan kemampuan sendiri. Sedangkan Menurut F.X. Rahyono, kearifan lokal merupakan
kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui
pengalaman masyarakat.

Kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat
tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan
menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalu sikap dan perilaku mereka
sehari-hari. Namun, sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup,
kearifan lokal di nusantara ternyata tidak dapat dibelenggu pada budaya atau etnis tertentu, tetapi
dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang
bersifat nasional. Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam
konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya yang
pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.

Contoh kearifan lokal nusantara yang menjadi identitas nasional ialah gotong royong.
Gotong royong merupakan serapan dari Bahasa Jawa yang berarti mengangkat (gotong) dan
bersama (royong). Istilah ini diturunkan dari budaya masyarakat desa di tanah Jawa yang saling
menolong satu sama lain. Walau bersifat sebagai kearifan lokal, gotong royong bertransformasi
menjadi identitas nasional Indonesia yang bermakna persatuan dan kesatuan antar sesama rakyat
Indonesia

Jati Diri Bangsa dalam Arus Globalisasi: Krisis Identitas

Di era globalisasi ini identitas suatu bangsa adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh
suatu bangsa. Adanya identitas suatu bangsa menunjukan bahwa bangsa tersebut adalah bangsa
yang tidak mudah dipengaruhi oleh bangsa lain. Tak lain Indonesia, negara yang terletak di jalur
transit perdagangan memiliki sebuah identitas nasional yang sangat khas.

Globalisasi secara umum adalah sebuah gambaran tentang semakin ketergantungan


diantara sesama masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi. Pada saat yang sama, isu-isu
dunia di bidang politik, ekonomi, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM) dengan begitu cepat
dapat memengaruhi situasi yang terjadi di suatu negara

Saat ini manusia Indonesia cenderung kurang tulus dan suka menggunakan kedok,
berbeda antara perkataan dan perbuatan, tidak bisa memegang janji, dan menghindari tanggung
jawab. Sementara itu korupsi yang masih terus merajalela juga telah menggerus kesanggupan
kita untuk tumbuh, berkembang, dan berdaya saing.

Sikap dan perilaku kurang tulus juga telah menghinggapi negeri ini yang dapat terlihat
pada kondisi saat ini, dimana setiap jasa atau jabatan selalu diukur dengan materi dan fasilitas.
Dalam kondisi lebih buruk lagi, kepentingan kedaerahan, kelompok, dan golongan telah
melunturkan cita-cita bersama sebagai bangsa.

Memang disatu sisi, kita tidak patut untuk menutup diri dari globalisasi dengan segala
keuntungannya seperti dalam putaran ilmu, teknologi dan informasi dunia, namun disisi lain kita
harus mempertahankan karakter kita sebagai mana yang telah dirumuskan dalam filosofi bangsa
kita.

You might also like