Professional Documents
Culture Documents
Lampiran 1 FORMAT PERATURAN NAGORI BKN, DAN SK PENGURUS
Lampiran 1 FORMAT PERATURAN NAGORI BKN, DAN SK PENGURUS
PEMERINTAH NAGORI…………….
KECAMATAN ...................... KABUPATEN SIMALUNGUN
TENTANG
KERJA SAMA NAGORI
PANGULU ……………,
Menimbang : a. bahwa pelaksanaan kerja sama Nagori
yang dilakukan melalui antar Nagori
dan/atau dengan pihak ketiga ditujukan
untuk kesejahteraan masyarakat Nagori;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu
menetapkan Peraturan Nagori ……..............
tentang Kerja Sama Nagori.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN NAGORI .................. TENTANG
KERJA SAMA NAGORI;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Nagori ini yang dimaksud dengan :
1. Nagori adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Nagori adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Nagori adalah Pangulu atau yang disebut dengan
nama lain dibantu Tungkat Nagori sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Nagori.
4. Maujana Nagori adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Nagori berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
5. Musyawarah Nagori adalah musyawarah antara Maujana,
Pemerintah Nagori, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Maujana untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
6. Musyawarah Antar Nagori adalah musyawarah antar Nagori
yang dilakukan oleh unsur masyarakat dan pemerintahan
Nagori - Nagori yang berkedudukan di Kecamatan ……………….,
Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara mengenai
agenda pembahasan strategis tentang kerja sama antar Nagori.
7. Kerja sama Nagori adalah suatu rangkaian kegiatan bersama
antar Nagori atau Nagori dengan pihak ketiga dalam bidang
pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat yang menjadi potensi dan
kewenangan Nagori serta menimbulkan hak dan kewajiban para
pihak.
8. Delegasi Nagori adalah tim yang dibentuk melalui musyawarah
Nagori untuk mewakili desa dalam badan kerjasama antar desa.
9. Badan Kerjasama Antar Nagori, yang selanjutnya disebut BKAN,
adalah badan yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar
Nagori untuk membantu Pangulu dalam melaksanakan kerja
sama antar Nagori.
10. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut BUMNag,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Nagori melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Nagori yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Nagori.
11. Badan Usaha Milik Nagori Bersama, yang selanjutnya disebut
BUMNag Bersama, adalah badan usaha yang dibentuk dalam
skema kerjasama antar Nagori yang dimiliki oleh 2 (dua) Nagori
atau lebih.
12. Peraturan Nagori adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Pangulu setelah dibahas dan disepakati
Bersama Maujana Nagori;
13. Keputusan Pangulu adalah keputusan yang ditetapkan oleh
Pangulu yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan
Peraturan Nagori yang dibahas dan disetujui Bersama oleh
Pemerintah Nagori dan Maujana Nagori yang ditetapkan dengan
Peraturan Nagori;
14. Peraturan Bersama Pangulu adalah peraturan yang ditetapkan
oleh dua atau lebih Kepala Desa dan bersifat mengatur.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Pengaturan tentang kerja sama Nagori bertujuan :
a. Menciptakan acuan kebijakan dalam melakukan kerja sama
Nagori dengan Nagori lain;
b. Mengembangkan kapasitas Nagori dalam melakukan kerjasama
Nagori dengan pihak ketiga.
BAB III
PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 3
(1) Kerja sama Nagori meliputi :
a. Kerja sama Nagori dengan Nagori lain; dan
b. Kerja sama Nagori dengan Pihak Ketiga.
(2) Pemerintah Nagori bertanggung jawab atas terlaksananya
penyelenggaraan kerja sama Nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Bagian Kedua
Kerja Sama Antar Nagori
Pasal 4
(1) Ruang lingkup kerja sama antar Nagori meliputi:
a. Bidang Pemerintahan Nagori;
b. Bidang Pembangunan Nagori;
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Nagori; dan
d. Bidang Pemberdayaan masyarakat Nagori.
(2) Bidang dan/atau potensi Nagori yang akan dilakukan kerja sama
dengan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rangka untuk mempercepat dan meningkatkan
penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan Nagori, pelaksanaan
pembangunan Nagori, pembinaan kemasyarakatan Nagori dan
pemberdayaan masyarakat Nagori.
Pasal 5
(1) Kerja sama antar Nagori bidang pemerintahan dan pembangunan
antar Nagori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
a dan huruf b, meliputi :
a. Pengelolaan batas Nagori dan sarana prasarana Nagori untuk
menunjang kebutuhan layanan dasar bagi masyarakat antar
Nagori;
b. Pengembangan aset dan sumberdaya alam yang dikelola antar
Nagori, termasuk untuk investasi wisata;
c. Pengembangan potensi ekonomi Nagori, termasuk di
dalamnya sarana produksi pertanian, pasar Nagori,
pengembangan produk unggulan Nagori yang bersifat
kawasan dan kegiatan usaha ekonomi lainnya;
d. Pengembangan layanan dasar pengadaan barang dan jasa,
produksi pertanian;
e. Pembentukan lembaga antar Nagori;
f. Pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah
yang dapat dilaksanakan melalui skema kerja sama antar
Nagori dan KawasanPerdesaan;
g. Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program
pembangunan antar Nagori dan Kawasan Perdesaan;
h. Pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-
Nagori, dan Kawasan Perdesaan; dan
i. Kegiatan bidang pemerintahan dan bidang pembangunan
lainnya yang dapat diselenggarakan melalui skema kerja sama
antar Nagori.
(2) Pengembangan potensi ekonomi Nagori sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5 huruf c dapat dilakukan melalui :
a. pendirian BUMNag Bersama, yang dilakukan oleh 2 (dua)
Nagori atau lebih tanpa membentuk BUMNag terlebih dahulu;
b. pendirian BUMNag Bersama, yang dilakukan melalui
penggabungan 2 (dua) BUMNag atau lebih tanpa
membubarkan BUMNag;
c. pendirian BUMNag Bersama, yang dilakukan melalui
peleburan 2 (dua) BUMNag atau lebih menjadi 1 (satu)
BUMNag Bersama setelah menyatakan kerugian atau
kepailitan sesuai peraturan perundang- undangan; dan/atau
d. kerjasama mengenai pelayanan usaha antar Nagori yang
dilakukan oleh BUMNag dengan BUMNag lainnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai BUMNag Bersama diatur dengan
Peraturan Bersama Pangulu.
Pasal 6
Kerja sama antar Nagori bidang pembinaan kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, meliputi :
a. Pembinaan kemasyarakatan melalui kegiatan bakti sosial dan
festival seni budaya;
b. Pembentukan lembaga antar Nagori yang peduli terhadap
keamanan dan ketertiban;
c. Pelaksanaan program keamanan dan ketertiban dari Pemerintah
dan Pemerintah Daerah, yang dapat dilaksanakan melalui skema
Kerjasama antar Nagori; dan
d. Kegiatan keamanan dan ketertiban lainnya yang dapat
diselenggarakan melalui kerja sama antar Nagori.
Pasal 7
Kerja sama antar Nagori bidang pemberdayaan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d, meliputi :
a. Pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui
penyelenggaraan kursus, pelatihan, dan kegiatan pengembangan
kapasitas yang melibatkan beberapa Nagori atau semua Nagori di
Kecamatan …………………. Kabupaten Simalungun; dan
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat antar Nagori lainnya yang
dapat diselenggarakan melalui kerja sama antar Nagori.
Pasal 8
(1) Dalam pelaksanaan kerja sama antar Nagori dibentuk Badan
Kerja sama Antar Nagori yang selanjutnya disebut dengan BKAN.
(2) Susunan organisasi, tata kerja, dan pembentukan BKAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Bersama Pangulu.
(3) BKAN bertanggungjawab kepada Pangulu yang
menyelenggarakan kegiatan kerjasama.
Pasal 9
(1) Untuk menjamin keterwakilan dari seluruh masyarakat Nagori
dalam BKAN dibentuk delegasi Nagori, yang dipilih melalui
Musyawarah Nagori dengan mempertimbangkan keadilan
gender.
(2) Delegasi Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh Pangulu dengan beranggotakan dari unsur yang meliputi :
a. Pemerintah Nagori;
b. Anggota Maujana;
c. Lembaga Kemasyarakatan Nagori;
d. Lembaga Nagori lainnya; dan
e. Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan
gender.
(3) Delegasi Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas :
a. mengikuti Musyawarah Antar Nagori;
b. membahas kerja sama antar Nagori;
c. melakukan penyusunan dan pembentukan Peraturan
Bersama Pangulu; dan
d. memberikan informasi hasil Musyawarah Antar Nagori
kepada masyarakat Nagori melalui Musyawarah Nagori.
(4) Delegasi Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan keputusan Pangulu.
Bagian Ketiga
Kerja Sama Nagori dengan Pihak Ketiga
Pasal 10
(1) Kerja sama Nagori dengan pihak ketiga dilakukan untuk
mempercepat dan meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
Nagori, pelaksanaan pembangunan Nagori, pembinaan
kemasyarakatan Nagori, dan pemberdayaan masyarakat Nagori.
(2) Kegiatan dalam pelaksanaan kerja sama Nagori dengan pihak
ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan;
b. layanan sosial dasar, termasuk kesehatan dan pendidikan;
c. peningkatan layanan usaha; dan
d. kerja sama lainnya sesuai dengan kewenangan Nagori.
(3) Kegiatan Nagori yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh
Nagori bersama-sama dengan :
a. Individu;
b. Perusahaan;
c. Perguruan Tinggi;
d. Lembaga mitra pembangunan; dan/atau
e. Lembaga swadaya masyarakat.
Pasal 11
(1) Kerja sama Nagori dengan Pihak Ketiga harus dibahas dalam
Musyawarah Nagori.
(2) Maujana bertugas menyelenggarakan Musyawarah Nagori
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan difasilitasi oleh
Pemerintah Nagori.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kerja sama Nagori
dengan pihak ketiga diatur dengan perjanjian kerja sama.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 12
BAB V
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 13
(1) Setiap delegasi Nagori yang menjadi bagian dari keanggotaan
BKAN harus memberikan informasi penyelenggaraan kerja sama
Nagori kepada Pangulu.
(2) Pangulu bertugas menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan
kerja sama Nagori melalui Musyawarah Nagori yang
diselenggarakan oleh Maujana.
(3) Masyarakat berhak memberikan masukan mengenai kemajuan
pelaksanaan kerja sama Nagori melalui Maujana dan/atau
Pemerintah Nagori.
(4) Pengambilan keputusan dalam Musyawarah Nagori sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara musyawarah
mufakat.
Pasal 14
Peraturan Nagori ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Nagori ini dalam Lembaran Nagori …………………....
Ditetapkan di ..........................
pada tanggal ..........................
PANGULU ..........................,
..........................
LEMBARAN NAGORI ........................
KECAMATAN ...................... KABUPATEN SIMALUNGUN
NOMOR .......... TAHUN 2021
TENTANG
KERJA SAMA NAGORI
PANGULU ……………,
Menimbang : a. bahwa pelaksanaan kerja sama Nagori
yang dilakukan melalui antar Nagori
dan/atau dengan pihak ketiga ditujukan
untuk kesejahteraan masyarakat Nagori;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu
menetapkan Peraturan Nagori ……..............
tentang Kerja Sama Nagori.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN NAGORI .................. TENTANG
KERJA SAMA NAGORI;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Nagori ini yang dimaksud dengan :
1. Nagori adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Nagori adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Nagori adalah Pangulu atau yang disebut dengan
nama lain dibantu Tungkat Nagori sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Nagori.
4. Maujana Nagori adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Nagori berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
5. Musyawarah Nagori adalah musyawarah antara Maujana,
Pemerintah Nagori, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Maujana untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
6. Musyawarah Antar Nagori adalah musyawarah antar Nagori
yang dilakukan oleh unsur masyarakat dan pemerintahan
Nagori - Nagori yang berkedudukan di Kecamatan ……………….,
Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara mengenai
agenda pembahasan strategis tentang kerja sama antar Nagori.
7. Kerja sama Nagori adalah suatu rangkaian kegiatan bersama
antar Nagori atau Nagori dengan pihak ketiga dalam bidang
pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat yang menjadi potensi dan
kewenangan Nagori serta menimbulkan hak dan kewajiban para
pihak.
8. Delegasi Nagori adalah tim yang dibentuk melalui musyawarah
Nagori untuk mewakili Nagori dalam badan kerjasama antar
desa.
9. Badan Kerjasama Antar Nagori yang selanjutnya disebut BKAN,
adalah badan yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar
Nagori untuk membantu Pangulu dalam melaksanakan kerja
sama antar Nagori.
10. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut BUMNag,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Nagori melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Nagori yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Nagori.
11. Badan Usaha Milik Nagori Bersama, yang selanjutnya disebut
BUMNag Bersama, adalah badan usaha yang dibentuk dalam
skema kerjasama antar Nagori yang dimiliki oleh 2 (dua) Desa
atau lebih.
12. Peraturan Nagori adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Pangulu setelah dibahas dan disepakati
Bersama Maujana Nagori;
13. Keputusan Pangulu adalah keputusan yang ditetapkan oleh
Pangulu yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan
Peraturan Nagori yang dibahas dan disetujui Bersama oleh
Pemerintah Nagori dan Maujana Nagori yang ditetapkan dengan
Peraturan Nagori;
14. Peraturan Bersama Pangulu adalah peraturan yang ditetapkan
oleh dua atau lebih Kepala Desa dan bersifat mengatur.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Pengaturan tentang kerja sama Nagori bertujuan :
a. Menciptakan acuan kebijakan dalam melakukan kerja sama
Nagori dengan Nagori lain;
b. Mengembangkan kapasitas Nagori dalam melakukan kerjasama
Nagori dengan pihak ketiga.
BAB III
PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 3
(1) Kerja sama Nagori meliputi :
a. Kerja sama Nagori dengan Nagori lain; dan
b. Kerja sama Nagori dengan Pihak Ketiga.
(2) Pemerintah Nagori bertanggung jawab atas terlaksananya
penyelenggaraan kerja sama Nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(3) Maujana bertugas menyelenggarakan Musyawarah Nagori untuk
membahas dan memutuskan hal strategis mengenai kerja sama
Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Kedua
Kerja Sama Antar Nagori
Pasal 4
(1) Ruang lingkup kerja sama antar Nagori meliputi:
a. Bidang Pemerintahan Nagori;
b. Bidang Pembangunan Nagori;
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Nagori; dan
d. Bidang Pemberdayaan masyarakat Nagori.
(2) Bidang dan/atau potensi Nagori yang akan dilakukan kerja sama
dengan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rangka untuk mempercepat dan meningkatkan
penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan Nagori, pelaksanaan
pembangunan Nagori, pembinaan kemasyarakatan Nagori dan
pemberdayaan masyarakat Nagori.
Pasal 5
(1) Kerja sama antar Nagori bidang pemerintahan dan pembangunan
antar Nagori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
a dan huruf b, meliputi :
a. Pengelolaan batas Nagori dan sarana prasarana Nagori untuk
menunjang kebutuhan layanan dasar bagi masyarakat antar
Nagori;
b. Pengembangan aset dan sumberdaya alam yang dikelola antar
Nagori, termasuk untuk investasi wisata;
c. Pengembangan potensi ekonomi Nagori, termasuk di
dalamnya sarana produksi pertanian, pasar Nagori,
pengembangan produk unggulan Nagori yang bersifat
kawasan dan kegiatan usaha ekonomi lainnya;
d. Pengembangan layanan dasar pengadaan barang dan jasa,
produksi pertanian;
e. Pembentukan lembaga antar Nagori;
f. Pelaksanaan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah
yang dapat dilaksanakan melalui skema kerja sama antar
Nagori dan KawasanPerdesaan;
g. Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program
pembangunan antar Nagori dan Kawasan Perdesaan;
h. Pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-
Nagori, dan Kawasan Perdesaan; dan
i. Kegiatan bidang pemerintahan dan bidang pembangunan
lainnya yang dapat diselenggarakan melalui skema kerja sama
antar Nagori.
(2) Pengembangan potensi ekonomi Nagori sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5 huruf c dapat dilakukan melalui :
a. pendirian BUMNag Bersama, yang dilakukan oleh 2 (dua)
Nagori atau lebih tanpa membentuk BUMNag terlebih dahulu;
b. pendirian BUMNag Bersama, yang dilakukan melalui
penggabungan 2 (dua) BUMNag atau lebih tanpa
membubarkan BUMNag;
c. pendirian BUMNag Bersama, yang dilakukan melalui
peleburan 2 (dua) BUMNag atau lebih menjadi 1 (satu)
BUMNag Bersama setelah menyatakan kerugian atau
kepailitan sesuai peraturan perundang- undangan; dan/atau
d. kerjasama mengenai pelayanan usaha antar Nagori yang
dilakukan oleh BUMNag dengan BUMNag lainnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai BUMNag Bersama diatur dengan
Peraturan Bersama Pangulu.
Pasal 6
Kerja sama antar Nagori bidang pembinaan kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, meliputi :
a. Pembinaan kemasyarakatan melalui kegiatan bakti sosial dan
festival seni budaya;
b. Pembentukan lembaga antar Nagori yang peduli terhadap
keamanan dan ketertiban;
c. Pelaksanaan program keamanan dan ketertiban dari Pemerintah
dan Pemerintah Daerah, yang dapat dilaksanakan melalui skema
Kerjasama antar Nagori; dan
d. Kegiatan keamanan dan ketertiban lainnya yang dapat
diselenggarakan melalui kerja sama antar Nagori.
Pasal 7
Kerja sama antar Nagori bidang pemberdayaan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d, meliputi :
a. Pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui
penyelenggaraan kursus, pelatihan, dan kegiatan pengembangan
kapasitas yang melibatkan beberapa Nagori atau semua Nagori di
Kecamatan …………………. Kabupaten Simalungun; dan
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat antar Nagori lainnya yang
dapat diselenggarakan melalui kerja sama antar Nagori.
Pasal 8
(1) Dalam pelaksanaan kerja sama antar Nagori dibentuk Badan
Kerja sama Antar Nagori yang selanjutnya disebut dengan BKAN.
(2) Susunan organisasi, tata kerja, dan pembentukan BKAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Bersama Pangulu.
(3) BKAN bertanggungjawab kepada Pangulu yang
menyelenggarakan kegiatan kerjasama.
Pasal 9
(1) Untuk menjamin keterwakilan dari seluruh masyarakat Nagori
dalam BKAN dibentuk delegasi Nagori, yang dipilih melalui
Musyawarah Nagori dengan mempertimbangkan keadilan
gender.
(2) Delegasi Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh Pangulu dengan beranggotakan dari unsur yang meliputi :
a. Pemerintah Nagori;
b. Anggota Maujana;
c. Lembaga Kemasyarakatan Nagori;
d. Lembaga Nagori lainnya; dan
e. Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan
gender.
(3) Delegasi Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas :
a. mengikuti Musyawarah Antar Nagori;
b. membahas kerja sama antar Nagori;
c. melakukan penyusunan dan pembentukan Peraturan
Bersama Pangulu; dan
d. memberikan informasi hasil Musyawarah Antar Nagori
kepada masyarakat Nagori melalui Musyawarah Nagori.
(4) Delegasi Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Pangulu.
Bagian Ketiga
Kerja Sama Nagori dengan Pihak Ketiga
Pasal 10
(1) Kerja sama Nagori dengan pihak ketiga dilakukan untuk
mempercepat dan meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
Nagori, pelaksanaan pembangunan Nagori, pembinaan
kemasyarakatan Nagori, dan pemberdayaan masyarakat Nagori.
(2) Kegiatan dalam pelaksanaan kerja sama Nagori dengan pihak
ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan;
b. layanan sosial dasar, termasuk kesehatan dan pendidikan;
c. peningkatan layanan usaha; dan
d. kerja sama lainnya sesuai dengan kewenangan Nagori.
(3) Kegiatan Nagori yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh
Nagori bersama-sama dengan :
a. Individu;
b. Perusahaan;
c. Perguruan Tinggi;
d. Lembaga mitra pembangunan; dan/atau
e. Lembaga swadaya masyarakat.
Pasal 11
(1) Kerja sama Nagori dengan Pihak Ketiga harus dibahas dalam
Musyawarah Nagori.
(2) Maujana bertugas menyelenggarakan Musyawarah Nagori
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan difasilitasi oleh
Pemerintah Nagori.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kerja sama Nagori
dengan pihak ketiga diatur dengan perjanjian kerja sama.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 12
BAB V
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 13
(1) Setiap delegasi Nagori yang menjadi bagian dari keanggotaan
BKAN harus memberikan informasi penyelenggaraan kerja sama
Nagori kepada Pangulu.
(2) Pangulu bertugas menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan
kerja sama Nagori melalui Musyawarah Nagori yang
diselenggarakan oleh Maujana.
(3) Masyarakat berhak memberikan masukan mengenai kemajuan
pelaksanaan kerja sama Nagori melalui Maujana dan/atau
Pemerintah Nagori.
(4) Pengambilan keputusan dalam Musyawarah Nagori sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara musyawarah
mufakat.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Nagori ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Nagori ini dalam Lembaran Nagori ……………….
Ditetapkan di ..........................
pada tanggal ..........................
PANGULU ..........................,
dto
..........................
Diundangkan di ...................
Pada tanggal ................
SEKRETARIS NAGORI .......................
.....................................
LEMBARAN NAGORI .......... TAHUN 2021 NOMOR .............
FORMAT KEPUTUSAN PANGULU
TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN
PENGURUS BADAN KERJA SAMA NAGORI
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN PENGURUS
BADAN KERJA SAMA NAGORI
PANGULU ........................,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN PANGULU .................. TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN PENGURUS BADAN
KERJA SAMA NAGORI;
KESATU : Membentuk dan menetapkan Pengurus Badan Kerja
Sama Nagori dengan struktur sebagaimana terdapat
pada Lampiran Keputusan ini.
Ditetapkan di .............................
pada tanggal .............................
PANGULU ………………………,
………………………………..
STRUKTUR
PANGULU ………..…….
………………………………..
FORMAT KEPUTUSAN PANGULU
TENTANG PENETAPAN PERWAKILAN NAGORI
DALAM KEPENGURUSAN BKAN
TENTANG
PANGULU......................................*)
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di .............................
pada tanggal .............................
PANGULU ………………………,
………………………………..
PANGULU .................................. )*
(……………………………………….)