You are on page 1of 30

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Ukuran
hemoglobin normal, pada laki-laki mempunyai Hb 14 gram-18 gram, dan pada perempuan
mempunyai Hb 12 gram-16 gram. Sedangkan tingkat pada anemia, kadar Hb 10 gram-8 gram
disebut anemia ringan, 8 gram-5 gram Disebut anemia sedang, dan kadar Hb kurang dari 5
gram disebut anemia berat (Permenkes RI, 2010)

Menurut WHO (2011), anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah
atau kapasitas membawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, yang
bervariasi menurut umur, jenis kelamin, ketinggian, merokok, dan status kehamilan.
Kekurangan zat besi diduga menjadi penyebab paling umum dari anemia secara global,
meskipun kondisi lain, seperti folat, vitamin B12 dan kekurangan vitamin A, infeksi parasit,
dan kelainan bawaan semua dapat menyebabkan anemia.

Menurut sinsin (2008), anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah. Hb adalah komponen di dalam sel darah merah (eriyrosit)yang berfungsi menyalurkan
oksigen keseluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen
diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme.

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah
normal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti
kekurangan zat besi, asam folat, ataupun vitamin B12. Anemia yang sering terjadi terutama
pada ibu hamil adalah anemia kekurangan zat besi (Fe), sehingga lebih dikenal dengan istilah
Anemia Gizi Besi (AGB) (Sulistyoningsih, 2011).

4.2 Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami
defisiensi zat besi dalam darahnya. Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan
di mana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah
kadar Hemoglobin (Hb) (Nurhidayanti, 2013).

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) kurang dari normal. Selama hamil, volume darah
bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya
menengah adalah normal. Selama hamil, diperlukan lebih banyak zat besi (yang diperluakan
untuk menghasilkan sel darah merah) karena ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan
dirinya sendiri (Wati, 2011).

Menurut Muaris (2002), Anemia pada bumil disebabkan karna berkurangnya


cadangan zat besi dalam tubuh ibu, karna digunakan untuk tubuh janin. Hal ini dapat menjadi
lebih parah jika terjadi pada ibu yang keadaan zat besi gizinya kurang baik. Jika ibu
mengalami anemia, maka ia akan merasa cepat lelah, muka pucat, mudah letih, dan napas
terasa pendek bila melakukan pekerjaan, walaupun itu gerakan yang ringan.

Menurut Sinsin (2008), klasifikasi anemia sebagai berikut :

 Anemia ringan, bila kadar Hb > 10 mg%


 Anemia sedang, bila kadar Hb 5-8 mg%
 Anemia berat, bila kadar Hb < di bawah 5 mg%
 Normal (tidak anemia), bila kadar Hb 12-14mg%

Untuk menentukan kadar Hb pada ibu hamil dapat dilakukan dengan mengunakan alat
yang bernama Easytouch. Easytouch adalah sebuah terobosan dalam proses diagnosis darah,
karena alat ini mempermudah dan mempercepat hasil pengecekan kadar darah “Hanya Dalam
Satu Alat”. Alat test darah ini mampu mengukur dari sample darah (Riyadi, 2013).

Cara menggunakan alat esaytouch sebagai berikut (Iqfadillah, 2014):

Ambil darah dengan menggunakan Check Softcliknya (Cukup 1 tetes)


Teteskan darah pada stripnya
Tunggu beberapa detik, maka gula darah kita dapat tampil di layar.

4.3 Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Penyebanya karena kekurangan zat besi, yang biasanya disebabkan oleh tidak
adekuatnya jumlah zat besi di dalam makanan. Anemia juga bisa terjadi akibat kekurangan
asam folat (sejenis vitamin B yang diperluakn untuk pembuatan sel darah merah) (Wati,
2011).

Menurut Tobing dalam salim 2008, menyebutkan penyebab terjadinya anemia adalah
pertama, akibat kekurangan zat besi dan asam folat yang disebut anemia difisieansi besi.
Selain itu bisa juga karena kekurangan asam folat dan vitamin B12 (Anemia megaloblastik).
Anemia bisa juga terjadi karean akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru (anemia hipoplastik), dan akibat penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya (anemia hemolitik). Dalam kehamilan, yang
paling sering dijumpai adalah anemia defisiensi besi

Asam folat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan produksi sel-sel darah merah.
Kebutuhan ibu hamil akan asam folat mengalami lima kali lipat dari pada dari pada
kebutuhan ibu hamil yang tidak hamil (Farrer, 2001). Asam folat sangat diperlukan ibu hamil,
paling tidak harus mengkonsumsi sebanyak 0,4 mg setiap harinya. Zat ini berfungsi
membantu mencegah terjadinya anemia pada saat hamil. Selain itu asam folat juga berguna
membantu pertumbuhan jaringan dan organ janin, membantu pertumbuhan metabolisme
selama hamil (Muaris, 2002).

Menurut Sinsin (2008), Salah satu kondisi bahaya yang sering dialamai ibu hamil
adalah anemia. Ketidak cukupan asupan makanan atau kurang asupan zat besi, dapat
menyebabkan anemia zat besi. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi. Misalnya,
untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuk menjadi organ, dan juga untuk
memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktivitas normal sehari-hari. Karena itu, ibu
hamil lebih banyak memerlukan asupan zat besi yang banyak dibandingkan ibu yang tidak
hamil. Faktor utama penyebab anemia gizi adalah kurang cukupnya zat besi di dalam
makanan sehari-hari. Kehamilan yang berulang atau jarak kehamilan yang terlalu dekat
menyebabkan anemia. Karena kehamilan kembali dalam jarak yang dekat akan mengambil
cadangan zat besi dalam tubuh ibu yang jumlahnya belum kembali ke kadar normal.

Akibat anemia pada Ibu Hamil adalah sebagai berikut :

 Perdarahan saat persalinan karena luka akibat persalinan sulit menutup


 Meninggal saat peralinan
 Meningkatkan resiko persalinan prematur
 Berat bayi rendah
 Gangguan jantung, ginjal, dan otak

Menurut BKKBN (2007), Jarak kehamilan yang terlalu dekat adalah jarak antara
kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 24 bulan (2 tahun), jarak yang optimal
diajurkan adalah 36 bulan. Jika terlalu dekat dapat mengakibatkan terjadinya penyulitan
dalam kehamilan seperti anemia, serta beresiko menyebabkan keguguran, anemia, bayi lahir
belum waktunya (prematur), berat bayi lahir rendah (BBLR), cacat bawaan dan tidak
optimalnya tumbuh kembang balita.
Menurut Proverawati dan Asfuah (2009), anemia dalam kehamilan sama seperti yang
terjadi pada wanita yang tidak hamil. Semua anemia terdapat pada wanita usia produktif
dapat menjadi ormon penyulit dalam kehamilan.

Penyebabnya antara lain:

 Makanan yang kurang bergizi.


 Gangguan pencernaana dan malabsorpsi.
 Kurang zat besi dalam makanan (kurang zat besi dalam diet).
 Kebutuhan zat besi yang meningkat.
 Kehilangan darah yang banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.
 Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

4.4 Tanda & Gejala Anemia

Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah sebagai berikut : keluhan lemah,
pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal (perlu dicurigai anemia
defisiensi), mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
melaise, lidah luka, nafsu makan turun, (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda (Proverawati dan
Asfuah, 2009)

4.5 Jenis – jenis Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia biasanya terjadi ketika memproduksi terlalu sedikit darah merah, kehilangan
terlalu banyak sel darah merah, atau mematiakan sel darah merah lebih banyak daripada
menggantinya. Beberapa jenis anemia dan penyababnya antara lain (Kurniawan, 2014):

Iron defiseiensi anemia

Penyebab dari anemia ini adalah kekurangan zat besi didalam tubuh. Sumsung tulang
memerlukan zat besi untuk membuat homoglobin. Apabila zat besi yang dibutuhkan tidak
mencukupi, maka tubuh tidak akan memproduksi homoglobin untuk sel darah merah.

Vitamin deficiency anemia

Selain dari zat besi, tubuh juga memerlukan folat dan vitamin B12 untuk
menghasilkan cukup sel darah merah. Apabila kekurangan zat-zat tersebut akan
menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Tubuh bahkan tidak dapat dengan efektif
menyerap vitamin B12.

Anemia Kronis

Penyakit kronis seperti kanker dan HIV/AIDS dapat mempengaruhi produksi sel
darah merah, sehingga dapat menimbulkan anemia kronis. Penyakit gagal ginjal juga dapat
menyebabkan anemia.

Aplastic Anemia

Jenis anemia ini sangat jarang terjadi dan merupakan kondisi yang dapat mengancam
jiwa. Ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan sumsum tulang belakang untuk
menghasilkan ketiga jenis sel darah merah. Penyebabnya masih belum diketahui.

Hemolytic Anemia

Jenis anemia ini terjadi ketika sel darah merah hancur lebih cepat dan sumsum tulang
tidak mampu mengimbanginya dengan menghasilkan sel darah merah pengganti. Penyakit
tertentu seperti ganguuan pada darah dapat menjadi penyebab. Serta gangguan sistem imun
dalam tubuh dapat menghasilkan anti bodi terhadap sel darah merah sehingga dapat
menghancurkan sel darah merah tersebut.

4.6 Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Sulistyoningsih (2011), upaya pencegahan dan penanggulangan anemia


dalam kehamilan sebagai berikut:

 Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.


Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan-makanan yang banyak
mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan
bahan makan nabati (sayuran berwarna hijau tua, bayam, jambu, tomat, jeruk, dan
nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus,
namun hanya bisa sedikit yang diserap dengan bak oleh usus.
 Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah
(tablet besi/tablet tambah darah)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu:
- Minum tablet dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena
dapat menurunkan penyerapan zat desi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi
berkurang
- Kadang-kadang menjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut

terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
-
- Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah makan malam,

menjelang tidur. Akan tidak baik bila setelah minm tablet besi disertai makan

buah-buahan seperti: pisang, pepaya, jeruk, dll.


-
- Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari

langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah di buak harus ditutup

kembali dengan rapat. Tablet besi yang telah berubah warna sebaiknya tidak

diminum (warna asli : merah darah)


-
- Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah.
-
- Tablet besi adalah obat bebas sehingga dapat dibeli di apotek, toko obat,

warung, bidan praktik, pos obat desa.


-
- Dianjurkan menggunakan tablet besi generik yang disediakan pemerintah

denagan harga yang terjangkau oleh masyarakat, namun dapat juga

diperguanakan tablet besi dengan merk dagang lain yang memenuhi kandungan

seperti tablet besi generik.

4.7 Pengaruh Anemia Pada Kehamilan

Anemia pada kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan maupun dalam masa nifas dan masa menyusui. Ibu hamil yang
menderita kurang energi kronis (KEK) dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih
besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR,
kematian saat persalinan, perdarahan pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan (Nani, 2009).

Amiruddin dkk (2007), mengatakan bahwa pengaruh anemia bagi ibu hamil dapat
mengakibatkan resiko kematian maternal, angka prematurintas, berat badan lahir rendah
(BBLR), dan angka kematian perinital meningkat. Disamping perdarahan antepartum dan
postprtum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan
darah.

4.8 Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Ibu Hamil Trimister III

1. Konsumsi Tablet Fe

Salah satu permasalahan gizi masyarakat adalah anemia gizi, yaitu suatu kondisi
ketika kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini
terjadi karena kekurangan asupan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan komponen Hb
terutama zat besi (Fe). Sebagian besar anemia yang ditemukan di Indonesia adalah anemia
gizi besi yaitu anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe). Dalam rangka
penanggulangan permasalahan anemia gizi besi, telah dilakukan program pemberian tablet
Fe. Pemberian tablet besi ini diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil (antenatal
care).

Cakupan pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%.


Persentaseini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 83,3%. Provinsi
dengan cakupan tertinggi adalah Kalimantan tengah sebesar 115,3% diikuti oleh DKI Jakarta
sebesar 101,9%, dan Bali sebesar 92,7%. Sedangkan cakupan terendah adalah Provinsi Papua
Barat sebesar 32%, diikuti oleh Papua sebesar 33,3%, dan Kalimantan Timur sebesar 69,1%
(Depkes, 2012).

Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat initerutam dipelukan
dalam homopoesis (pembentukan darah) yaitu sintesis homoglobin (Hb). Homoglobin (Hb)
yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Homoglobin
teridiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe)
(Susiloningtyas, 2012).

Menurut Manuaba (1998) wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki
karena terjadi menstuarsi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bualan dan
kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mgr. Di samping itu kehamilan memerlukan
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah
merah janin dan plasenta. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil
mengalami hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah merah 18%
sampai 30%, dan hemolobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11gr%
maka dengan terjadinya hemodelusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan hb ibu
akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%. Untuk menegakan diagnosis anemia kehamilam dapat
dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat dari kehamilan
muda.

Untuk mencegah anemia, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi satu tablet zat besi
sehari sesegera mungkin setelah rasa mulut hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal masing-masing 90 tablet selama hamil.
Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, karena akan menggangu penyerapan
(Megasari, Miratu dkk, 2015).

Kebutuhan fe selama hamil dapat diperhitugkan sebagai


berikut:

1. Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr

2. Pembentukan plasenta 300 mgr

3. Pertumbuhan darah janin 100 mgr +

Jumlah 900 mgr

Saat persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan

lahirnya plasenta, ibu akan kehilangan Fe sebesar 200 mgr dan kekurangan ini
mendapatkan kompensasi dari makanan untk kelangsungan laktasi. Tingginya anemia pada
bumil dapat mencerminkan ketidakmampuan sosial ekonomi keluarga atau seluruh
komponen bangsa karena niali gizi tidak memenuhi syarat kesehatan (Manuaba dkk, 2007).

Penelitian Masloman dkk (2013), menyatakan ada hubungan antara konsumsi tablet fe
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di probabilitas sebesar 0,03 dengan p > 0,05.
Penelitian lain juga menyatakan bahwa ada hubungan antara konsumsi tablet fe dengan
kejadian anemia dengan nilai p=0,005. Artinya semakin baik ibu mengkonsumsi tablet Fe
maka semakin rendah resiko ibu mengalami anemia (Hidayah dkk, 2012).

2. Jarak Kehamilan

Kehamilan adalah proses alami manusia untuk berketurunan melalui terciptanya


kehidupan baru di dalam tubuh seorang manusia perempuan. Kehamilan dapat berjumlah
tunggal atau ganda-dua, atau tiga yang disebut kembar. Kehamilan biasanya terjadi selama 40
minggu, terhitung sejak fase menstruasi terakhir hingga persalinan (atau 38 minggu sejak
fertilisasi/pembuahan hingga persalinan (Sindhu, 2011).

Jarak kehamilan 6 bulan beresiko meningkatkan angka kematian ibu dan bayi karena
anemia, keguguran, infeksi pasca persalinan, kekurang kadar darah, ketuban pecah dini,
hingga preklampsia. Resiko yang dihadapi pada jarak kehamilan kurang dari 18 bulan adalah
lahir mati, prematuritas, kematian janin, bayi dengan berat bayi rendah, dan pertumbuhan
janin terhambat. Resiko pada bayi dan balita berupa meningkatnya resiko kematian bayi dan
balita serta kurang gizi pada balita terutama sang kakak (Purnama, 2014).

Menurut penelitian Adipati dkk (2013), menyatakan bahwa pada jarak kehamilan
beresiko (< 2 tahun) lebih banyak pada anemia ringan (62,5%) dibandingkan anemia sedang
(37,5%). Sedangkan pada jarak kehamilan tidak beresiko (>2 tahun) lebih sedikit (44,8%)
dibandingkan anemia sedang (55,2%). Dengan nilai p value = 0,028 artinya ada hubungan
yang signifikan antara jarak kehamilan dengan anemia. Hasil penelitian Noverstiti, (2012)
didapatkan nilai p value =0,004 (p<0,05) yang menunjukan ada hubungan yang signifikan
antara jarak kehamilan sebelumnya dengan kejadian anemia. Menurut penelitian Nurhidayati
(2013), hasil pengujian hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia diperoleh nilai
sebesar 8,233 dengan p value = 0,004. Jadi kesimpulannya ada hubungan yang bermakna
antara jarak kehamilan dengan kejadian Anemia. Penelitian Ningrum (2014) juga
menyebutkan terdapat hubungan antar jarak kehamilan dengan anemia selama kehamilan.

3. Frekuensi Makan

Gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam membentuk kualitas manusia.
Perbaikan gizi adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan gizi. Manfaat dari
perbaikan gizi adalah meningkatkan status gizi, peningkatan mutu konsumsi makanan, serta
penanggulangan terhadap masalah gizi, sehingga diharapkan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya dalam keadaan sehat (Aguskrisno, 2011).

Oleh karena itu ibu hamil harus memerlukan asupan makanan yang cukup dan
seimbang untuk kesehatan dan perkembangan janinnya dan terhindar dari anemia. Menurut
Huliana (2007), Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan kehamilan akan meningkat
sebesar 15% dibandingkan dengan wanita normal. Maka dari itu ibu hamil dalam 1 hari harus
lebih banyak makan dibandingkan wanita yang tidak hamil, dan juga harus mengatur pola
makannya. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin
sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Agar memperoleh anak
yang sehat dan terhindar dari anemia, ibu hamil harus mengatur kebiasaan makannya dan
memperhatikan makanan yang dikonsumsinya selama kehamilan.

Menurut Ramayulis dkk (2009), Ibu hamil harus sering makan untuk memenuhi
kebutuhan makanan karena ibu hamil makan untuk dua orang, yaitu dirinya sendiri dan janin
yang dikandungnya. Makan 1 sampai 2 piring lebih banyak dari sebelum hamil yaitu makan 4
sampai 5 kali sehari. Patuhi jadwal makan, yaitu makan makanan bergizi 3 kali sehari pada
waktu yang tepat, yaitu sarapan, makan siang dan makan malam, dan 2 kali makan makanan
selingan (Kesdu, 2004).

Hasil penelitian Pertiwi (2013) menyebutkan bahwa: Ada hubungan antara frekuensi
makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Ada hubungan pola makan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pleret Bantul. Dengan 43,3% ibu hamil
pola makan baik, 50% ibu hamil pola makan sedang, 6,7% ibu hamil pola makan kurang,
43,3% ibu hamil tidak anemia, 53,3% ibu hamil anemia ringan, 3,3 % ibu hamil anemia
sedang (Sandrayayuk dkk 2013).

4. Frekuensi Asupan Sumber Zat Besi

Menurut Kasdu (2004), selama hamil, tubuh lebih rentan terhadap racun, parasit atau
bibit penyakit yang da didalam makanan. Demi keselamatan dan kualitas janin, sebaiknya di
perhatikan jenis makanan dan cara mengolah makanan yang akan dikonsumsi. Selain itu,
makan yang baik dikonsumsi oleh ibu hamil ada baiknya mengandung banyak zat besi. Zat
besi yang berguna untuk mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan. Anemia
berbahaya sekali bagi seorang ibu yang sedang hamil sehingga dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan saat-saat persalinan (Baity, 2015).

Untuk mencegah anemia terhadap ibu hamil sebaiknya dilakukan dengan mencukupi
kebutuhan nutrisi yang seimbang setiap hari dengan meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung adanya unsur zat besi seperti sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, daging
merah, sereal, telur dan sejenisnya. Juga bisa dilakukan dengan mengkonsumsi jenis makanan
dan buah-buahan yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi dengan banyak
mengkonsumsi vitamin C seperti: jeruk, strawberry, pepaya, brokoli, dan sejenisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan bagi penderita anemia khusunya bagi ibu
hamil adalah kurangi konsumsi teh, konsumsi mie instant atau minuman yang banyak
mengandung kafein, karna dapat membuat kadar darah menjadi menurun (Ridwan, 2013).
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi
konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,
minggu, bulan, dan tahun. Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif. Tapi karena periode
pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat
konsumsi zat gizi, maka cara ini sering digunakan dalam penelitian Epidemologi Gizi.
Kosioner memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi pengguna
makanan. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi
dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden. Adapun langkah-langkah metode
frekuensi makanan (Supariasa, 2012):

Responden diminta untuk member tanda tangan pada daftar makanan yang tersedia
pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya. Lakukan
rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama bahan
makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.

Kelebihan metode Frekuensi Makanan:

Relatif murah dan sederhana


Dapat dilakukan sendiri oleh responden
Tidak membutuhkan latihan Khusus
Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan

Kekurangan metode Frekuensi makanan :


Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
Sulit mengembangankan kuesioner pengumpulan data
Cukup menjamukan bagi pewawancara
Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang
akan masuk dalam daftar kuesioner.
Berikut ada beberapa jenis makan yang harus dikonsumsi ibu hamil agar terhindar
dari anemia (Farida, 2015) :

 Daging
Daging dapat meningkatkan heamoglobin dan kaya zat besi dan sangat baik bagi ibu
hamil agar terhindar dari anemia.
 Sayuran
Sayuran merupakan salah satu makanan penambah darah. Akan tetapi, tidak semua
sayuran dapat mengurangi anemia. Sayuran penambah darah antara lain bayam, ubi,
kacang polong hijau, kacang merah, kol, lobak, kentang, brokoli dan sawi. Dari sekian
banyak sayuran, ubi adalah obat alami terbaik untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah. Ubi mengandung zat besi, mengaktifkan sel-sel darah merah dan menambah
oksigen ke dalam darah.
 Buah-buahan
Buah-buahan seperti kismis, plum, apel, anggur dan melon, tidak hanya
memperlancar aliran darah, tapi juga menambah jumlah sel darah merah. Buah jeruk
dan limau juga menambahkan zat besi ke tubuh.

 Kuning telur
Cara mengatasi anemia dengan mengomsumsi telur Anda dapat merebus 1 kuning
telur ayam kampung bersama 60 gram daun bawang merah dan campurkan air
secukupnya setelah itu, kemudian dimakan atau di konsumsi secara teratur 2 kali
sehari secara teratur.

Berikut adalah kebutuhan gizi ibu hamil yang harus diperhatikan (Sibagariang, 2010):

o Protein

Selama kehamilan, ibu memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu, kebutuhan
energi, protein, vitamin, mineral bertambah. Agar semua kebutuhan zat gizi terpenuhi, perlu
makan semua jenis golongan makanan yang terdapat dalam pedoman gizi seimbang. Selama
kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari. Akan tetapi, karenapada
trimester pertama ibu hamil belum bisa makan normal, maka kebutuahan protein belum bisa
terpenuhi. Diharapkan 1g/kg berat badan protein dapat dikonsumsi. Pada trimester kedua, ibu
hamil sudah mulai memounyai nafsu makan. 1.5g/kg berat badan protein/hari diperkiraan
dapat dipenuhi.

o Karbohidrat dan Serat.

Tubuh ibu hamil memerlukan cukup persediaan energi setiap menit selama 280 hari
untuk pertumbuhan janin dan untuk membentuk sel tubuholeh protein. Kerbohidrat seperti
beras, serelia, gandum dan lain-lain adalah sumber utama.

o Lemak.

Lemak dapat membantu tubuh untuk menyerap banyak nutrisi. Lemak juga
menghasilkan energi dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi
pertumbuhan jaringan plasenta dan janin.

o Vitamin.

Jika karbohidrat merupakan zat untuk pembakar bagi tubuh, maka vitamin membantu
proses dalam tubuh. Vitamin penting untuk pembelahan dan pembentukan sel baru. Misalnya
vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin.
LAPORAN KASUS :

STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY “R”

DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS SOMBA OPU GOWA

TANGGAL 18 januari 2022

Tanggal kunjungan 18 januari 2022

Tanggal Pengkajian : 18 januari 2022 pukul:09:30 wib

Nama Mahasiswa : Ratna Ayu Dinar

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny “R” / Tn. “D"

Umur : 22Tahun

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / sma

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : jl serto gg kijang

B. Data Biologis

1. Keluhan utama

Ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing .

2. Riwayat keluhan utama

C. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi, jantung, asma, dan diabetes

milletus. Dan tidak pernah mengkomsumsi obat-obatan dan jamu selama hamil.

D. Riwayat reproduksi

Menarche umur 12 tahun, siklus 28-30 hari, lama 5-7 hari, serta tidak ada nyeri

saat haid.
E. Riwayat kehamilan sekarang

1. G1P0A0

2. HPHT tanggal 5 agustus 2021

3. HTP tanggal 12 mei 2022

4. Ibu mengatakan usia kehamilannya sudah memasuki 5bln

5. Ibu mengatakan pergerakan janinnya pertama kali dirasakan pada usia

kehamilan ± 5 bulan.

6. Ibu mengatakan pergerakan janinnya aktif di sebelah kiri

7. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut hebat selama kehamilan

H. Pemenuhan kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi

Sebelum hamil :

ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang seperti nasi, sayur,

lauk dan kadang buah, minum 6-7 gelas air putih sehari dan kadang teh pada

pagi hari.

Selama hamil :

Ibu mengatakan makan 3-4 kali sehari dengan porsi sedikit seperti nasi,sayur,

lauk dan kadang buah, minum susu 2-3 gelas/hari, kadang teh pada pagi hari

dan air putih 6-7 gelas/hari.

2. Eliminasi

Sebelum hamil :

Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, bau dan warnakhas

feses, BAK 5-6 kali sehari.

Selama hamil :

Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi keras, bau dan warna khas

feses, BAK ± 8 kali sehari warna kuning.


3. Aktifitas

Sebelum hamil :

Ibu mengatakan sebelum hamil hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Selama hamil :

Ibu mengatakan tetap hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga

4. Istirahat.tidur

Sebelum hamil :

Ibu mengatakan tidur siang ±2 jam dan tidur malam ± 8jam .

Selama hamil :

Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam tidur malam ± 6-7 jam.

5. Seksualitas

Sebelum hamil :

ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 minggu 3 kali dan tidak ada

keluhan.

Selama hamil :

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 minggu 1 kali dan tidak ada

keluhan.

6. Psikososial budaya

a. Perasaan tentang kehamilan ini

Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya, tetapi juga merasa cemas

dengan kehamilannya karena kondisi saat ini.

b. Kehamilan ini direncanakan/tidak

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.

c. Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan laki-laki atau perempuan tidak menjadi masalah.

d. Dukungan terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dan mendukung kehamilan
ini.

e. Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suami dan kedua anaknya.

f. Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan.

g. Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Tidak ada kebiasaan adat khusus dalam proses kehamilan.

7. Penggunaan obat-obatan/rokok

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan tapi tidak meminumnya secara teratur
dan tidak mengkonsumsi rokok atau obat-obatan

selain dari bidan.

I. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : composmentis

3. Tinggi badan : 151 cm

4. Berat badan sebelum hamil : 50 kg

5. Berat badan sekarang : 54kg

6. Lila : 24 cm

7. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 106/ 68 mmHg

b. Nadi : 80x/ menit

c. Suhu badan : 36,5 C

d. Pernapasan : 22x/ menit

8. Pemeriksaan khusus

a. Muka

Tampak ibu lemas, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada edema pada

wajah, tidak ada nyeri tekan.


b. Mata

Konjungtiva tampak sedikit pucat, sklera putih

c. Mulut/ gigi

Mulut dan gigi tampak bersih, mukosa bibir tampak lembab, tidak ada karies.

d. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jungularis

e. Payudara

Puting susu tampak menonjol, hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada

benjolan sekitar payudara, tidak ada nyeri tekan pada payudara

f. Abdomen

Tidak ada bekas operasi, tampak striae alba, linea nigra

1) Leopold I : Pertengahan pusar-Px, 31cm, teraba bokong

2) Leopold II : punggung kanan

3) Leopold III : Presentase kepala

4) Leopold IV : BAP (Bergerak Atas Panggul)

5) Auskultasi Detak Jantung Janin(DJJ) terdengar jelas kuat dan teratur

dikuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 130x/ menit.

g. Ekstremitas

Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises, reflex patella kiri

dan kanan positif

h. Pemeriksaan laboratorium

1) Hemoglobin (Hb) : 10,7gram% dengan menggunakan alat untuk

memeriksa kadar hemoglobin klien.

2) Albumin dan reduksi negatif.

LANGKAH II INTERPRETASI DATA DASAR

a. Diagnosa kebidanan
Ny R G1P0A0 umur 22 tahun, janin tunggal, hidup,

intra uterine, letak memanjang dengan anemia.

1. GIP0A0

Data subyektif

Ibu mengatakan sekarang kehamilan yang pertama dan tidak pernah

keguguran.

Data obyektif

1) Tampak striae alba

2) Tonus otot tampak kendor

Analisa dan interpretasi data

Ibu mengatakan hamil ketiga, pada pemeriksaan fisik tonus otot perut

kendor akibat pecahnya pembuluh darah perifer pada kehamilan

sebelumnya dimana perut seolah-olah retak dan warnanya berubah dan

tampak pada seorang multigravida.

2. Gestasi 26-28 minggu

a. Data subjektif

1) Hari pertama haid terakhir ibu tanggal 5 agustus 2021

2) Menurut ibu umur kehamilannya sudah 5 bulan

b. Data objektif

1) Tinggi Fundus Uteri (TFU) 25cm

2) Taksiran Persalinan (TP) Tanggal 12 mei 2022

c. Analisa dan interpretasi data

1) Membesarnya uterus disebabkan oleh hormon progesterone dan

estrogen yang menyebabkan hipertropi, hiperpalasia sel uterus dan

hipervaskularisasi pembuluh darah

3. Tunggal

a. Data subjektif
Ibu merasakan janinnya bergerak kuat pada perut sebelah kanan.

b. Data objektif

Detak Jantung Janin (DJJ) terdengar jelas kuat dan teratur pada perut

sebelah kanan kuadran bawah dengan frekuensi 130x/ menit.

c. Analisa dan interpretasi data

1) Pada palpasi hanya teraba 2 bagian besar janin yaitu kepala pada

bagian bawah abdomen dan bokong pada bagian fundus uteri, ini

menandakan bahwa kehamilan tunggal.

2) Auskultasi DJJ pada kehamilan tunggal akan terdengar pada satu

sisi, sedangkan pada kehamilan yang ganda, terdengar DJJ pada dua

lokasi dengan perbedaan kurang lebih 10 denyutan.

4. Intra uterin

a. Data subjektif

Ibu merasakan pergerakan janin kuat dan tidak ada nyeri perut

b. Data objektif

Leopold II : Punggung kanan, detak jantung janin kuat di kuadran kanan

bawah perut ibu dengan frekunesi 130x/menit

c. Analisa data dan interpretasi data

Salah satu tanda kehamilan intra uteri adalah terasa gerakan janin dalam

rahim, tidak ada rasa nyeri saat dilakukan palpasi dan perkembangan janin

sesuai dengan tuanya usia kehamilan.

5. Keadaan janin baik

a. Data subjektif

Ibu merasakan pergerakan janin kuat di kuadran kanan bawah perut ibu

b. Data objektif

1). Detak Jantung Janin (DJJ) 130X/ menit

2). Taksiran Berat Janin (TBJ) gram


c. Analisa dan interretasi data

Janin bergerak kuat, bunyi detak jantung janin kuat dan teratur, serta TBJ

diatas 500 gram menandakan janin dalam keadaan baik.

6. Ibu dengan anemia

a. Data subjektif

Ibu mengeluh pusing, terkadang merasa sakit kepala, sering mengantuk, dan

mudah lelah.

b. Data objektif

1) Ibu tampak lemas

2) Konjungtiva ibu tampak pucat

3) Pada pemeriksaan darah HB 10,7 gram%.

c. Analisa data interpretasi data

Anemia merupakan suatu kondisi dimana berkurangnya sel darah merah

dalam sirkulasi darah sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai

pembawa oksigen keseluruh jaringan. Adapun tanda dan gejala anemia yaitu

merasa lelah dan sering mengantuk, pusing dan lemah, tidak enak badan,

mengeluh sakit kepala dan konjungtiva pucat

Langkah III. Merumuskan diagnosa/ masalah potensial

Masalah potensial anemia dimasa kehamilan dapat menyebabkan persalinan

prematuritas, mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum dan Ketuban Pecah

Dini. Pada masa persalinan mengakibatkan gangguan his, kala dua berlangsung

lama, kala uri dapat di ikuti retensio plasenta dan perdarahan antepartum. Pada masa

nifas terjadi subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum, pengeluaran

Air Susu Ibu (ASI) berkurang dan anemia masa nifas.

a. Data subjektif

Ibu mengeluh sering pusing, kadang sakit kepala, mudah lelah, merasa lemah

dan terkadang sesak nafas


b. Data objektif

1. Wajah tampak pucat

2. Konjungtiva pucat

3. Hb 10,7 gram%

c. Analisa dan interpretasi data

Anemia dalam kehamilan yang tidak diatasi dapat mengakibatkan beberapa

masalah. Melihat dari usia kehamilan yang hampir aterm dapat menyebabkan

perdarahan post portum karna kurangnya suplai oksigen dan nutrisi kejaringan

termasuk uterus tidak dapat berkontraksi secara adekuat.

LANGKAH IV. Identifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi

Pada kasus anemia tidak diperlukan tindakan segera kepada klien selama

keadaan atau kondisi pada ibu yang mengalami anemia ini tidak pingsan, syok atau

dalam keadaan tidak sadarkan diri. Adapun tindakan yang dilakukan pada ibu yang

mengalami anemia yaitu dengan pemberian tablet tambah darah sebagai salah satu

upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia yang merupakan

cara yang efektif karena dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat

kekurangan zat besi dan atau asam folat. untuk ibu hamil diberikan setiap hari

selama masa kehamilannya atau minimal 90 (sembilan puluh) tablet.

LANGKAH V. Rencana Tindakan

Tanggal 18 januari 2022

1. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya rencana asuhan atau tindakan kepada ibu

yaitu agar kehamilan dapat berlangsung normal, keadaan ibu dan janin

baik, dan anemia yang dialami ibu dapat teratasi.

2. Kriteria keberhasilan

a.TFU (tinggi fundus uteri) sesuai dengan umur kehamilan

b.Tanda-tanda vital dalam batas normal


1) Tekanan darah : 106/68 mmHg

2) Nadi : 80- 90x/ menit

3) Suhu : 36,5°c

4) Pernapasan : 16- 20x/ menit

c. keadaan janin sehat dengan kriteria

1). DJJ dalam batas normal antara 120-160x/ menit

2). TBJ > 2500 gram

d. Hb > 10,7 gram%

e. Konjungtiva tidak pucat

f. Keluhan ibu berkurang hilang mengenai rasa pusing dan tidak mudah lelah,

sakit kepala juga dapat berkurang

3. Rencana tindakan asuhan kebidanan

a. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisi kehamilannya

Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan yang dialaminya maka ibu

akan mengerti sehingga ibu akan bersifat kooperatif terhadap tindakan dan

anjuran petugas kesehatan.

b. Memberikan HE (Health Education) tentang:

1. Hygiene yang cukup

Rasional : personal hygiene sangat penting untuk memberikan rasa

nyaman pada ibu untuk mencegah terjadinya infeksi.

2. Istirahat yang cukup

Rasional : dengan istrirahat yang cukup dapat meringankan beban kerja

jantung yang mengalami peningkatan dengan masa kehamilan dan dapat

menghemat energi.

3. Gizi pada ibu hamil tentang kebutuhan kalori, protein, zat besi, asam folat

(vitamin B) dan vitmin C


Rasional: kebutuhan gizi pada ibu hamil penting dan lebih dari biasanya

karna digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta

persiapan untuk laktasi.

4. Tablet fe yang berisi 60 mg besi dan 250 mg asam folat.

Rasional : tablet fe penting dalam pemenuhan zat besi dalam kehamilan,

cara mengkonsumsi yang benar juga akan mempengaruhi proses

penyerapan zat besi.

c. Hal tentang tanda bahaya dalam kehamilan

Rasional: dengan memberitahukan atau menjelaskan kepada ibu tentang tanda

bahaya dalam kehamilan maka ibu dapat mengerti dan melaksanakan anjuran

bidan jika mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan tersebut, sehingga

dapat terhindar dari 3T (Terlambat dideteksi, Terlambat dirujuk, Terlambat

diberikan pertolongan).

d. Diskusikan dengan ibu tentang komplikasi dalam kehamilan

Rasional : agar ibu lebih hati-hati dalam menghadapi anemia yang sedang

dialaminya dan lebih memperhatikan apa yang dianjurkan dan segera datang

ke tempat pelayanan jika mengalami kelainan yang dirasakan selama hamil.

e. Diskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan

Rasional : dengan mendiskusikan hal tersebut dapat membantu ibu untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan terutama biaya persalinan,

tempat bersalin, penolong persalinan serta keluarga yang akan ditinggalkan

selama ditempat bersalin.

f. Penatalaksanaan pemberian vitamin

1) SF 3 x 1 tablet/ hari

Rasional : suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin

karena banyak ibu yang tidak mengkomsumsi makanan yang mengandung

zat besi terlebih lagi ibu yang sedang mengalami anemia.


2) Vitamin B kompleks

Rasional : vitamin B kompleks merangsang relaksasi otot-otot polos dan

memperlancar aliran darah sehingga membantu metabolisme termasuk

pencernaan.

3) Vitamin C

Rasional : Dapat membantu penyerapan zat besi, memperkuat pembuluh

darah untuk mencegah perdarahan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,

memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

LANGKAH VI. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

18 januari 2022

1. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisi kehamilannya yaitu: letak

janin baik, kepala berada di bawah, DJJ terdengar jelas kuat dan teratur

dengan frekuensi 130x/menit, keadaan ibu pusing, merasa lemas, cepat

lelah, terkadang sakit kepala dan sesak napas merupakan akibat dari

penurunan Hb dalam darah yang jumlahnya 10,7 gram%. Hal ini diatasi

dengan komsumsi makanan yang bergizi dan Fe seperti ikan, daging, tahu,

tempe, telur, dan sayur-sayuran yang berwarna hijau dan buah-buahan.

2. Memberikan HE(Health Rducation) tentang

a. Gizi pada ibu hamil

1) Kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat yang diperoleh misalnya

dari kacang-kacangan, buah segar, beras merah, sayur-sayuran.

2) Kebutuhan protein dapat diperoleh dari telur, tahu, tempe, ikan dan susu.

3) Zat besi yang diperlukan setiap hari dapat diperoleh dari daging, hati, telur

dan kedelai.

4) Kebutuhan asam folat (vitamin B) dan vitamin C dapat diperoleh dari

misalnya jus jeruk, brokoli, dan juga roti.

5) Personal hygiene dalam kehamilan


Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari

infeksi apabila basah ataupun kotor. Ibu mengerti dan mau melaukan

anjuran yang disampaikan.

6) Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melaksanakan

aktifitas yang dapat membuat ibu kelelahan. Ibu mengerti dan mau

melaksanakan anjuran yang disampaikan.

7) Memberi KIE tentang tablet Fe. Yaitu tentang cara mengkonsumsi

suplemen zat besi pada malam hari diminum dengan air putih atau air

jeruk dan jangan diminum dengan susu, teh atau air soda. Ibu mengerti

dam mau melaksanakan anjuran yang disampaikan.

3. Mendiskusikan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

a. Sakit kepala yang hebat

b. Demam

c. Bengkak pada wajah dan kaki

d. Penglihatan kabur

e. Mual muntah berlebihan

f. Nyeri perut yang hebat

g. Pergerakan janin berkurang

h. Ketuban pecah sebeum waktunya

i. Keluar darah dari jalan lahir

j. Kejang

4. Mendiskusikan dengan ibu tentang komplikasi dalam kehamilan dengan

keadaan ibu yang sedang mengalami anemia. Komplikasi yang yang

mungkin terjadi adalah abortus, persalinan prematur, pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim terganggu. Sedangkan pada masa

persalinan dapat terjadi gangguan his sehingga kala satu dan dua dapat
berlangsung lama. Pada masa nifas terjadi subinvolusio uteri

menimbulkan perdarahan postpartum, pengeluaran ASI berkurang. Ibu

mengerti dengan apa yang telah dijelaskan tentang komplikasi anemia

yang akan terjadi nantinya.

5. Mendiskusikan dengan ibu tentang persiapan kelahiran dan persalinan

a. Pemilihan tempat bersalin

b. Penentuan penolong persalinan

c. Persiapan biaya persalinan

d. Persiapan keluarga yang akan ditinggalkan ditempat bersalin. Ibu

merencanakan melahirkan di rumah sakit dan ditolong oleh dokter atau bidan.

Suami sudah menyiapkan biaya persalinan dan pekerjaan rumah tangga akan

diserahkan pada adiknya apabila kelahiran sudah hampir tiba.

6. Penatalaksanaan pemberian vitamin

a. Fe 3 x1 tablert/ hari

b. B com 3x 1/ hari

c. Vitamin C 3x 1/ hari

Ibu mengerti dan akan mengkomsmsi obat-obat yang telah diberikan sesuai

dengan dosis dan aturan minum yang telah dianjurkan.

7. Menganjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya tanggal 16 febuari 2022


tetapi bila ada keluhan ibu boleh datang kapan saja. Ibu bersedia

dengan apa yang telah disampaikan.

LANGKAH VII. Evaluasi hasil asuhan kebidanan

Tanggal 18 januari 2022

1. kehamilan berlangsung normal

a. TFU setiggi prosessus xifoideus, 25cm, teraba bokong

b. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 106/68mmHg


2) Nadi : 80x/ menit

3) Suhu : 36,5 C

4) Pernapasan : 22 x/ menit

2. Bayi dalam kondisi yang baik dan DJJ terdengar jelas kuat, dan teratur

dikuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 130x/ menit.

3. Keadaan ibu dengan anemia dengan kadar Hb 8,6 gram% dengan

menggunakan alat untuk mengukur kadar sel darah merah

4. Ibu bersedia datang kembali tanggal 16 febuari 2022


BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama kami melakukan praktek belajar lapangan di Puskesmas Sukaramai selama 2
minggu, yang dimulai dari tanggal 17 Januari-2 Februari 2022 kami mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Mengamati masalah-masalah apa saja yang ditemukan di wilayah sekitar
Puskesmas Sukaramai.
2. Menerapkan asuhan kebidanan komunitas dengan diberikan penyuluhan yang
berhubungan dengan masalah yang ada di masyarakat di wilayah binaan Puskesmas
Sukaramai.
3. Menerapkan kegiatan asuhan kebidanan pada ibu hamil di Puskesmas
Sukaramai
4. Berpartisipasi dalam kegiatan Vaksinasi
5. Mengetahui penerapan tugas pokok puskesmas.
B. Saran
Saran dan prasarana yang mendukung operasional sudah baik, komputersisasi
administrasi maupun perlengkapan medis untuk pelayanan kesehatan dasar juga sudah
baik. Dengan adanya beberapa masalah di Puskesmas Sukaramai maka ada baiknya
petugas puskesmas agar lebih cekatan dalam melakukan komunikasi informasi
edukasi (KIE).
DAFTAR PUSTAKA

You might also like