You are on page 1of 4

Tugas Ikm

Nama:Fresna Lalihatu
Kelas : X keperawatan B
Tugas:Mengidentifikasi penyakit akibat kerja

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja
merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. Dalam melakukan pekerjaan
apapun, sebenarnya kita berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan atau penyakit
yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang
diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz, Austria,
dihasilkan definisi menyangkut PAK sebagai berikut:

1. a. Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease adalah penyakit yang


mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan,
yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
2. b.        Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related
Disease adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana
faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks.
3. c.         Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting
Working Populations adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa
adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
pekerjaan yang buruk bagi kesehatan

Menurut Cherry, 1999 “ An occupational disease may be defined simply as one that is
caused , or made worse , by exposure at work.. Di sini menggambarkan bahwa secara
sederhana sesuatu yang disebabkan , atau diperburuk , oleh pajanan di tempat kerja .
Atau , “ An occupational disease is health problem caused by exposure to a workplace
hazard ” ( Workplace Safety and Insurance Board, 2005 ), Sedangkan dari definisi
kedua tersebut, penyakit akibat kerja adalah suatu masalah Kesehatan yang disebabkan
oleh pajanan berbahaya di tempat kerja.
Dalam hal ini , pajanan berbahaya yang dimaksud oleh Work place Safety and
Insurance Board ( 2005 ) antara lain :

 Debu , gas , atau asap


 Suara / kebisingan ( noise )
 Bahan toksik ( racun )
 Getaran ( vibration )
 Radiasi
 Infeksi kuman atau dingin yang ekstrem
 Tekanan udara tinggi atau rendah yang ekstrem
2.2         Klasifikasi penyakit akibat kerja
Dalam melakukan tugasnya di perusahaan seseorang atau sekelompok pekerja berisiko
mendapatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja, yaitu:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.


2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma
Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-
faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya, misalnya asma.

Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki


banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu:
1. Penyakit silikosis
2. Penyakit asbestosis
3. Penyakit bisinosis
4. Penyakit antrakosis
5. Penyakit beriliosis

2.3.Penyakit Akibat Kerja


1. Penyakit saluran pernapasan
2. Penyakit kulit
3. Kerusakan pendengaran
4. Gejala pada punggung dan sendi
5. Kanker
6. Coronary artery disease
7. Penyakit liver
8. Masalah neuropsikiatrik
9. Penyakit yang tidak diketahui penyebabnya

2.4         Pencegahan
Pengurus perusahaan harus selalu mewaspadai adanya ancaman akibat kerja terhadap
pekerjaannya.
Kewaspadaan tersebut bisa berupa :

1. Melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit


2. Melakukan deteksi dini terhadap ganguan kesehatan
3. Melindungi tenaga kerja dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja
seperti yang di atur oleh UU RI No.3 Tahun 1992.

Mengetahui keadaan pekerjaan dan kondisinya dapat menjadi salah satu pencegahan
terhadap PAK. Beberapa tips dalam mencegah PAK, diantaranya:
1. Pakailah APD secara benar dan teratur
2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.

Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja
bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar
Penyakit Akibat Kerja, diantaranya:

 Pencegahan Primer – Health Promotion

1. Perilaku Kesehatan
2. Faktor bahaya di tempat kerja
3. Perilaku kerja yang baik
4. Olahraga
5. Gizi seimbang

 Pencegahan Sekunder –specifict protection


1. Pegendalian melalui perundang-undangan
2. Pengendalian administrative/organisasi:rotasi
/pembatasan jam kerja.
3. Pengendalian teknis :subtitusi ,isolasi,ventilas,alat
pelindung diri.

 Pencegahan Tersier

Early Diagnosis and Prompt Treatment

1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja


2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Surveilans
4. Pemeriksaan lingkungan secara berkala
5. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
6. Pengendalian segera di tempat kerja

Kondisi fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja, namun dengan bekerja
benar teratur bukan berarti dapat mencegah kesehatan kita terganggu.

2.5         Perawatan dan pengobatan


Dalam melakukan penanganan terhadap penyakit akibat kerja, dapat dilakukan
duamacam terapi, yaitu:

1. Terapi medikamentosa Yaitu terapi dengan obat obatan :


 Terhadap kausal (bila mungkin)
 Pada umumnya penyakit kerja ini bersifat irreversibel, sehingga
terapi sering kali hanya secara simptomatis saja. Misalnya pada
penyakit silikosis (irreversibel), terapi hanya mengatasi
sesak nafas, nyeri dada2.
 Terapi okupasia

1. Pindah ke bagian yang tidak terpapar


2. Lakukan cara kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik

You might also like