You are on page 1of 3

Nama : Kadek Anggananda Maharta

NPM : 202132121576
Kelas : C9

1. Pengaruh Animisme dalam praktik keagamaan masyatakat hindu, Agama Hindu


menjadi bercampur dengan kepercayaan-kepercayaan animisme yang sudah ada di
nusantara dan karena itu kita masih tetap bisa menemukan keanekaragaman
kepercayaan Hindu sekarang. Bahkan, di pulau kecil seperti Bali pun, ada tingkat
perbedaan yang menarik antar wilayah di Bali. Di beberapa kasus, terutama di Jawa
Tengah dan Jawa Timur, agama Hindu bercampur dengan tradisi-tradisi Islam.
Begitupun ,tidak semua penduduk Indonesia yang secara statistik beragama Hindu
adalah betul-betul penganut agama Hindu. Menurut hukum Indonesia hanya 6 agama
besar yang dikenali sebagai agama-agama resmi di negara ini, yaitu, Islam, Hindu,
Buddha,dan Konghucu Terlebih lagi, semua penduduk Indonesia diwajibkan untuk
memilih salah satu dari enam agama ini sebagai agama mereka (ada data identitas
agama yang wajib diisi dan didokumentasikan di Kartu Tanda Penduduk). Untuk
kelompok-kelompok yang masih tetap mempraktekkan animisme, hal ini menjadi
sebuah masalah yang serius karena animisme bukanlah sebuah pilihan agama yang
diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Komunitas-komunitas ini cenderung memilih
agama Hindu sebagai bagian dari identitas di Kartu Tanda Penduduk mereka karena
agama Hindu lebih fleksibel dalam memasukkan unsur-unsur animisme dibandingkan
agama-agama lain.

2. Menghadapi era digital seperti saat ini selain membutuhkan kesiapan berupa
infrastruktur serta sarana dan prasarana, dibutuhkan juga kesiapan karakter untuk
menghadapi berbagai macam perubahan dan tantangan yang menyertai
perkembangannya karena era digital ini akan membuka sekat-sekat antara kebudayaan
yang memungkinkan berbagai jenis kebudayaan untuk masuk ke tengah-tengah
kehidupan masyarakat yang mungkin salah satunya akan sangat bertentangan dengan
agama, adat serta budaya ketimuran yang menjadi pondasi dasar dari kehidupan
bermasyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan penguatan etika khususnya
bagi generasi muda Hindu untuk mencegah dampak-dampak negatif dari era digital.
Salah satunya yaitu dengan mengetahui, mempercayai dan mengimplementasikan
ajaran Tri Kaya Parisudha.Tri Kaya Parisudha merupakan bagian dari ajaran Susila
dalam Tri Kerangka Dasar agama Hindu, yang terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni
berfikir yang baik yang disebut dengan Manacika Parisudha, (2) berkata yang baik
yang disebut dengan Wacika Parisudha, dan (3) berprilaku yang baik atau yang
disebut dengan Kayika Parisudha. Penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha dalam
kehidupan sehari-hari sangat relevan untuk membentuk generasi muda Hindu yang
baik, serta menjauhkan diri generasi muda Hindu dari hal-hal negatif yang merupakan
dampak dari perkembangan era digital seperti saat ini.

3. Yajna memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan


alam semesta, antara Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Yadnya menciptakan hubungan
yang harmonis antara manusia dengan Hyang widhi, Manusia dengan sesamannya
dan keharmonisan hubungan manusia dengan alam.

4. Jika kita perhatikan tujuan filosofis Hari Raya Nyepi, makna dan pelaksanaan Hari
Raya Nyepi mengandung arti dan makna yang sangat relevan dengan tuntutan masa
kini dan masa yang akan datang. Melestarikan alam sebagai tujuan utama upacara
Tawur Kesanga tentunya merupakan tuntutan hidup masa kini dan yang akan datang.
Bhuta Yajña (Tawur Kesanga) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi umat
Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.
Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri
manusia. Pengertian ini dilontarkan mengingat kata “tawur” berarti mengembalikan
atau membayar. Sebagaimana kita ketahui, manusia selalu mengambil sumber-sumber
alam untuk mempertahankan hidupnya. Perbuatan mengambil akan mengendap dalam
jiwa atau dalam karma wasana. Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan
perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas. Mengambil dan
memberi perlu selalu dilakukan agar karma wasana dalam jiwa menjadi seimbang. Ini
berarti Tawur Kesanga bermakna memotivasi ke-seimbangan jiwa. Nilai inilah
tampaknya yang perlu ditanamkan sebagai makna dan pelaksanaan hari raya nyepi
dalam merayakan pergantian Tahun Saka.

5. Kata Veda berasal dari urat kata kerja Vidyang artinya mengetahui
dan Veda berarti ’Pengetahuan’. Dalam pengertian semantik (ilmu tentang arti dalam
bahasa) Veda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, pengetauhan tentang ritual,
kebijaksanaan yang tinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi,
ajaran suci atau kitab suci sumber ajaran agama Hindu.
bahwa Veda tidak hanya sekedar hadir sebagai pemberi identitas kitab suci agama
Hindu, namun juga mengerti bahwa tujuan dari studi Veda adalah untuk memberikan
pemahaman bahwa jalan kehidupan spiritual (nivrtti-marga) dan jalan kehidupan
material (pravrtti-marga) diperuntukkan bagi orang-orang sesuai dengan kadar unsur-
unsur tri-guna yang menyelimuti dirinya, dan menentukan tingkat kesdaran, watak dan
sifat, serta kegiatan yang dilakukan.

You might also like