Professional Documents
Culture Documents
Sistem Perekonomian Indonesia
Sistem Perekonomian Indonesia
Nama Kelompok :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerahNya
penulis dapat menyelesaikan makalah “SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA ”.
Berkat tuntunan Tuhan, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa adanya dukungan dari pihak – pihak lain secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih banyak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat di
harapkan oleh penulis. Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................
1.3 Manfaat........................................................................................................................................
BAB 2 ISI..........................................................................................................................................
2.1 Sistem dan Sistem Ekonomi........................................................................................................
2.2 Macam Sistem Ekonomi..............................................................................................................
2.3 Sistem Ekonomi Indonesia..........................................................................................................
BAB 4 PENUTUP............................................................................................................................
4.1 Simpulan......................................................................................................................................
4.2 Saran-Saran..................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem ekonomi menjadi bagian penting dalam kehidupan sebuah bangsa. Karena sistem
ekonomi yang dianut menjadi panduan kemana perekonomian suatu negara akan dibawa.
Sistem perekonomian Indonesia dengan berbagai dinamikanya tentu relevan untuk diketahui.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui sistem dan sistem ekonomi.
Untuk mengetahui macam sistem ekonomi.
Untuk mengetahui sistem ekonomi Indonesia.
BAB 2
ISI
Sistem ekonomi secara structural terdiri dari kata sistem ekonomi. Kedua kata tersebut jika
ditelusuri mempunyai makna yang berlainan. Namun ketika kedua kata tersebut menjadi
sebuah frasa makna artinya menjadi kesatuan.
a. Pengertian Sistem
Kata “sistem” banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata ini digunakan
untuk banyak hak, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam.
Dalam pengertian umum, sistem adalah kelompok elemen yang terintegrasi dan bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan. Jadi yang dimaksud dengan sistem bisa berbentuk apa saja dan
berada dimana saja.
Secara etimologis, penelusuran sistem dapat berasal dari dua bahasa, yaitu bahasa latin
“systema” dan bahasa yunani “sustema”. Artinya adalah suatu kesatuan yang berdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas
yang berinteraksi, dimana suatu model metematika seringkali bisa dibuat.
Akcof (1973) mengatakan sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang
terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. Rapoport
(1986) mendefinisikan sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu
sama lain. Fitzgerald (1992) memberikan pengertian sistem dengan pendekatan prosedur,
sehingga sistem didefinisikan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Bertalanfy (2000) adalah merupakan seperangkat unsur
yang saling terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsurtersebut dengan lingkungan.
Adam smith (1981), sebagai bapaknya ekonomi mendefinisikan sistem ekonomi merupakan
bahan kajian yang mempelajari upaya manusia memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat
dalam meningkatkan kesejahteraan. Grossman (1995) mengatakan bahwa sistem ekonomi
adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri dari atas unit-unit dan
agen-agen ekonomi, serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan
dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling menopang dan
mempengaruhi. Gunadi (1985) mengatakan bahwa sistem perekonomian adalah sistem sosial
atau kemasyarakatan dilihat dalam rangka usaha keseluruhan sosial untuk mencapai
kemakmuran. Dumairy (1996) sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta yang
menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan.
Sitem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah
bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sisrem, seorang
individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua
faktor tersebut dipegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di
antara dua sistem ektrim tersebut.
sistem ekonomi yang berlaku di negara-negara di dunia tentu saja berbeda. Karakteristik
masing-masing negara menjadi faktor penentu dari sistem ekonomi negara.
Sistem ekonomi tradisonal merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat
tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja. Dalam
sistem ekonomi ini pengaturan ekonomi dimapankan menurut pola tradisi yang biasanya
sebagian besar menyangkut kontrol atas tanah sebagai sumber tepenting atau satu-satunya
sumber ekonomi. Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan
oleh masyarakat jaman dahulu.
Sistem ekonomi pasar, merupakan sistem ekonomi yang bersandar pada ajarannya Smith
(1981), yang merujuk pada perekonomian pasar persaingan sempurna. Menurut Smith,
tangan yang tidak terlihat akan menggerakkan kegiatan ekonomi, yaitu dengan adanya
keinginan seseorang atau sekelompok orang yang memberikan sebuah barang atau jasa untuk
mendapatkan barang lainnya. Selain itu, harga dalam pasar dapat goyah terutama karena
hukum penawaran dan permintaan, serta keinginan perrusahaan menggunakan modalnya
sebaik mungkin. Oleh karena itu itu, harga pasar dalam jangka pendek dapat sangat tinggi
atau sangat rendah, tetapi dalam jangka panjang akan mencapai keseimbangan. Sistem ini
menekankan kebebasan dalam aktivitas ekonomi dalam sebuah neagara.
Sistem ekonomi pasar dapat menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur
kegiatan ekonomi. Setiap individu dapat dapat memilih sumber daya yang ada, dapat
menghasilkan barang bermutu tinggi. Namun sistem ekonomi pasar sulit dalam melakukan
pemerataan pendapatan, karena dalam sistem ini hanya output yang benar-benar memenuhi
permintaan, maka akan laku dipasar. Sebaliknya, jika output yang dihasilkan tidak bisa
memenuhi permintaan pasar, maka secara otomatis output tersebut tersisih. Dengan
demikian, bagi individu yang tidak bisa menghasilkan output bagi permintaan, otomatis akan
terselisih. Sebaliknya bagi individu yang bisa memenuhi permintaan pasar, maka akan
menikmati hasilnya.
Sistem ekonomi pasar sering disebut dengan sistem ekonomin liberal atau sistem ekonomi
capital. Oleh karena itu, sistem ekonomi hanya dapat terlaksana di negara-negara yang
berhaluan liberal, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman.
Sistem ekonomi sosialis, merupakan sistem ekonomi yang bersandar pada ajarannya Marx
(1952), melalui bukunya capital and manifesto of communist party. Menurut marx,
masyarakat komunis yang dicita-citakan merupakan masyarakat yang tidak aa kelas
sosialnya.komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan
menggunakan seluruh faktor produksi. Kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi
tersebut hanyalah sementara. Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang,
pemerintah harus memberikan ha katas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh.
Sistem ekonomi sosialis bercirikan: semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai
pemerintah; hak milik perorangan tidak diakui; tidak ada individu atau kelompok yang dapat
berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian; kebijakan perekonomian diatur
sepenuhnya oleh pemerintah.
Keberlangsungan sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomis sosialis menyisakan persoalan.
Menurut Griffin (2006), tidak ada suatu negara pun di dunia ini yang benar-benar
melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana. Berangkat dari situlah, kemudian
muncul sistem ekonomi campuran.
Sistem ekonomi campuran mengambil kelebihan dari sistem ekonomi pasar. Dalam sistem
ekonomi campuran, persoalan organisasi ekonomi sebagian dipecahkan melalui mekanisme
pasar dan sebagian lagi dipecahkan melalui perencanaan pemerintah pusat. Sistem ekonomi
campuran dasarnya merupakan perpaduan antara sistem ekonomi terpusat dengan sistem
ekonomi pasar.
Menurut Rintuh (1995), sistem ekonomi campuran merupakan campuran dari sistem ekonomi
pasar dan terpusat, di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan
masalah ekonomi. Dalam bentuk perekonomian campuran sumber-sumber ekonomi bangsa,
termasuk faktor-faktor produksi dimiliki oleh individu atau kelompok swasta, di samping
sumber tertentu yang dikuasai pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, atau pemerintah
setempat. Karena itu dalam sistem ekonomi campuran dikenal paling tidak dua sektor
ekonomi, yaitu sektor swasta dan sektor negara.
Sistem ekonomi campuran berkembang dan sekarang diberlakukan baik oleh negara yang
sebelumnya menganut sistem ekonomi luar (negara industry barat) maupun oleh negara yang
sebelumnya menganut sistem ekonomi perencanaan yang ketat/terpusat (Uni Soviet).
Pemberlakuan sistem ekonomi pasar yang ketat ternyata menimbulkan depresi ekonomi pada
tahun 1930-an. Sedang pemberlakuan sistem ekonomi perencanaan yang ketat juga tidak
mampu menghilangkan kelas-kelas dalam masyarakat. Berdasarkan pengalaman tersebut
banyak negara menganut sistem ekonomi campuran ini.
Sistem ekonomi campuran melahirkan ekonomi pasar bebas, yang memungkinkan persaingan
bebas tetapi bukan persaingan yang mematikan, campur tangan pemerintah diperlukan untuk
menstabilisasi kehidupan ekonomi, mencegah konsentrasi yang telalu besar di pihak swasta,
mengatasi gejolak-gejolak, dan membantu golongan ekonomi lemah,
Menurut Yulianto (2012) Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam.
Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan apapun antara
ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi modern. Itulah sebabnya mengapa perbedaan pokok
antara kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan penanganan
masalah pilihan.
Dalam ilmu ekonomi modern masalah pilihan ini sangat tergantung pada macam-
macam tingkah masing-masing individu. Mereka mungkin atau mungkin juga tidak
memperhitungkan persyaratan-persyaratan masyarakat. Namun dalam ilmu ekonomi Islam,
kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan sumber-sumber semau kita.
Dalam hal ini ada pembatasan yang serius berdasarkan ketetapan kitab Suci Al-Qur’an dan
Sunnah atas tenaga individu. Dalam Islam, kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika
sumber daya ekonomi juga dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan pengaturan
Kembali keadaannya, tidak seorang pun lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk
didalam kerangka Al-Qur’an atau Sunnah.
Sistem ekonomi Islam membunyai dasar-dasar, yaitu: 1). Bertujuan untuk mencapai
masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan diakhirat. 2). Hak milik relatif perorangan
diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
3). Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlentar. 4). Dalam harta bend aitu
terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta, oleh karena itu harus dinafkahkan
sehingga dicapai pembagian rizki. 5). Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan
zakat. 6). Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang. 7). Tiada perbedaan suku dan
keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.
Sistem ekonomi Islam juga mengenal mekanisme, yaitu : 1). Mekanisme ekonomi, dan
2). Mekanisme Non Ekonomi.
Mekanisme ekonomi adalah mekanisme melalu aktiviti ekonomi yang bersifat produktif,
berupa berbagai kegiatan pengembangan harta (tanmiyatul mal) dalam akad-akad muamalah
dan sebab-sebab kepemilikan (asbab at-tamalluk). Misalnya membuka kesempatan seluas-
luasnya bagi berlangsungnya sebab-sebab kepemilikan dalam kepemilikan individu (bekerja
disektor pertanian, industri, dan perdagangan). Mekanisme Non Ekonomi adalah mekanisme
yang tidak melalu aktivitas ekonomi yang produktif, melainkan melalui aktivitas non-
produktif, misalnya pemberian (hibah, sedekah, dan zakat) atau warisan. Mekanisme non-
ekonomi dimaksudkan untuk mengatasi peredaran kekayaan yang tidak berjalan sempurna
jika hanya mengandalikan mekanisme ekonomi semata.
Menurut Rintuh (1995), sistem ekonomi Indoneisa, secara filosofis dasar utamanya adalah
Pancasila dan dasar konstitusionilnya adalah UUD 1945, pada pasar 23,27,33 dan 34. Dengan
mengacu pada dasar ini, maka sistem ekonomi Indonesia dapat dikatakan sebagai sistem
ekonomi yang bersandar pada sila-sila yang ada dalam Pancasila. Hal ini juga dijelaskan oleh
Swasono (1985) bahwa sitem ekonomi Indonesia berorientasi pada Ketuhanan Yang Maha
Esa (berlakunya etik dan moral agama , bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan
beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya
kebersamaan, asa kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi);
Kerakyatan(mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); serta
Keadilan Sosial (persamaan, kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang-
seorang).
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa keadilan menjadi hal utama dalam sistem ekonomi
Indonesia. Keadilan merupakan pijakan, proses, dan tujuan sekaligus. Sementara pasal 33
UUD 1945 merupakan tumpuan bagi sistem ekonomi Indonesia yang berdasar Pancasila,
dengan kelengkapannya (seperti pasal 18,23,27 (ayat 2) dan 34. Ketetapan MPRS juga
menjadi salah satu landasan sistem ekonomi Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari TAP MPRS
XXIII/1966 yang menetapkan butir-butir Demokrasi Ekonomi, yang kemudian menjadi acuan
dalam GBHN 1973,1978,1983,1988). Tap tersebut menjadi penegas berlakunya pasal-pasal
23,27 (ayat 2), 33,34, dan butir-butir yang berasal dari pasal-pasal UUDS tentang hak milik
yang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Perkembangan selanjutnya
dalam GBHN 1993 butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsur pasal 18 UUD
1945.
Beberapa ketentuan tersebut jelas menjadi landasan Sistem Ekonomi Indonesia, yang pada
dasarnya mengandung aspek etik dan moral luhur, dengan menempatkan rakyat pada
kedudukan yang mulia, dimana rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai hamba
Tuhan, dimana hidup dalam relasi dengan berbasis modal sosial berupa tolonh menolong dan
gotong royong. Akhirnya sistem ekonomi Indonesia sejatinya bersandar pada ideologi
kerakyatan.
b. Demokrasi Indonesia
Landasan sistem ekonomi yang telah dijelaskan diatas, menjadi pondasi bagi implementasi
pelaksanaan sistem ekonomi Indonesia. Pancasila yang dianut sebagai ideologi bangsa, dan
memegang nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan bernegara, kemudian memunculkan
konsep demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi terkait erat dengan pengertian kedaulatan rakyar dibidang ekonomi.
Istilah kedaulatan rakyat itu sendiri biasa dikembangkan oleh para ilmuwan sebagai konsep
filsafat hukum dan filsafat poliitik. Sebagai istilah, kedaulatan rakyat itu lebih sering
digunakan dalam studi ilmu hukum dari pada istilah demokrasi yang biasa dipakai dalam
ilmu politik. Namun, pengertian teknis keduanya sama saja, yaitu sama-sama berkaitan
dengan prinsip kekuasaan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut Latief (1984), demokrasi ekonomi yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan
meliputi ciri-ciri positif maupun negative yang harus dihindarkan. Sementara Suroso (1997)
berpandangan bahwa Garis-garis Besar Haluan Negara sebagai pedoman bagi kebijaksanaan
pembangunan dibidang ekonomi Indonesia berbunyi pembangunan ekonomi yang didasarkan
pada Demokrasi Ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam
kegiatan pembangunan.
Demokrasi ekonomi bercirikan: 1). Sebagai usaha bersama berdasar perekonomian disusun
asas kekeluargaan; 2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; 3). Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat; 4). Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan
permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap
kebijaksanaannya ada pada Lembaga perwakiran rakyat; 5). Setiap orang berhak untuk
bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja; 6).
Hak milik perseorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat; 7). Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara
diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-batas tidak merugikan kepentingan umum; 8).
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
Demokrasi ekonomi harus menghindari; 1). Sistem free fight liberalisme yang menumbuhkan
eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain; 2). Sistem etatisme dimana negara dan aparatur
ekonomi negara bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi
diluar sector negara; 3). Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk
monopoli.
Demokrasi ekonomi tercantum eksplisit dalam konstitusi sebagai hukum tertinggi dinegara
kita. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memang mengandung gagasan demokrasi
politik dan sekaligus demokrasi ekonomi. Artinya, dalam pemegang kekuasaan tertinggi di
negara kita adalah rakyat, baik dibidang politik maupun ekonomi. Seluruh sumber daya
politik dan ekonomi dikuasai oleh rakyat yang berdaulat.
Pancasila rupanya memang memberikan inspirasi, dan juga pedoman bagi bangsa Indonesia
dalam kehidupannya, sehingga Pancasila bukan saja sebagai dasar negara, tetapi telah
merasuk dalam sendi-sendi penyelenggaraan tata pemerintah. Hal ini kemudian menjadi
pijakan bagi sistem ekonomi Indonesia yang berdasarkan Pancasila, atau sering dikenal
dengan sebutan Ekonomi Pancasila.
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) menurut Mubyarto (1987) adalah ekonomi yang dijiwai
oleh ideologi Pancasila, yaitu sistem ekonomi yang merupakan usaha bersama berasaskan
kekeluargaan dan kegotong-royongan nasional. Sistem Ekonomi Pancasila yang menjadi
sumber ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila membawa keharusan untuk dijadikan dasar
atau pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terkait keberlangsungannya, SEP bercirikan; 1). Peran negara adalah penting namun tidak
dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak
mendominasi; 2). Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari
atas asas kekeluargaan antar sesame manusia; 3). Masyarakat adalah bagian yang penting
dimana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh
anggota masyarkat; 4). Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara atau
pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak atau
BBM, pertambangan atau hasil bumi, dan lain sebagainya.
Sementara menurut Rintuh (1995) SEP bercirikan; 1). Roda perekonomian digerakkan oleh
rangsangan ekonomi, sosial dan modal; 2). Kehendak kuat dari seluruh masyarakat kea rah
keadaan kemerataan sosial (egalitarianism), sesuai asas-asas kemanusiaan; 3). Prioritas
kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang tangguh yang berarti
nasionalisme menjiwai tiap kebijaksanaan ekonomi; 4). Koperasi merupakan soko guru
perekonomian dan merupakan bentuk yang paling konkrit dari usaha bersama; 5). Adanya
imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan ditingkat nasional dengan desentralisasi
dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan sosial.
Sistem Ekonomi Pancasila merupakan aturan main kehidupan ekonomi antar pelaku-pelaku
ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Etika Pancasila adalah landasan moral dan
kemanusiaan yang dijiwai semangat nasionalisme (kebangsaan) dan kerakyatan, yang
kesemuanya bermuara pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari dinamika peristiwa yang sejalan dengan
perkembangan kehidupan politik. Sebagai bangsa dengan keragaman yang tinggi, sejatinya
memang berpotensi terjadi peristiwa yang dapat merubah sejarah perjalanan bangsa
Indonesia. Babakan peristiwa pergantian kekuasaan, yang merupakan manifestasi dari
kehidupan bernegara pula, maka Indonesia telah mengalaminya. Peristiwa terakhir yang
menjadi tonggak perjalanan Indonesia yang baru dikenal dengan refomasi. Pada masa inilah,
kemudian muncul sistem ekonomi kerakyatan.
Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya reformasi di Indonesia pada
tahun 1998. Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan
mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/1999, tentang garis-garis besar hukum negara yang menyatakan bahwa sistem
perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Pada sistem ekonomi
kerakyatan, masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah
menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.
Tujuan yang diharapakan dari penerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan: 1). Membangun
Indonesia yang berdiri secara ekonomi, berdaulat secara politik, dan berkepribadian yang
berkebudayaan; 2). Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan; 3).
Mendorong pemerataan pendapatan rakyat; 4). Meningkatkan efisiensi perekonomian secara
nasional.
Pentingnya untuk memfokuskan kepada kepentingan rakyat, tampaknya menjadi inti dari
Ekonomi Kerakyatan. Ekonomi yang berbasis pada kedaulatan rakyat, yang secara otomatis
berlakunya demokrasi ekonomi. Kekeluargaan yang menjadi asasnya, harus dijauhkan dari
nepotsime. Sementara kebersamaan menjadi basis bagi ekonomi kolektif yang dianut
Indonesia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran