You are on page 1of 8

https://ejournal.unib.ac.id/index.

php/agroindustri
pISSN: 20885369 eISSN: 26139952
DOI :10.31186/j.agroind.10.2.139-146

DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP ROTI MANIS YANG


DISUBTITUSI MODIFIED TALIPUK FLOUR (MOTAF) DAN
PATI TEMULAWAK

CONSUMER ACCEPTANCE TOWARDS SWEET BREAD SUBTITUTED


TO MODIFIED TALIPUK FLOUR (MOTAF) AND TEMULAWAK
STARCH
Dwi Sandri dan Ema Lestari*
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut
JL. A. Yani, Km. 6 Desa Panggung Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
*Email korespondensi: emalestari@politala.ac.id

Diterima 06-10-2020, diperbaiki 03-11-2020, disetujui 13-11-2020

ABSTRACT

This study aimed to analyze the consumer's acceptance towards sweet bread substituted to
Modified Talipuk Flour (MOTAF) and temulawak starch. This research was conducted using a
completely randomized design method (CRD) which consisted of 5 treatments consisting of the ratio
of wheat flour, motaf, and ginger starch flour. The sweet bread of these 5 treatments was tested for
specific volume and level of consumer preference which consisted of taste, aroma, and texture. The
data obtained were then analyzed by ANOVA and followed by further DMRT test at the 5% level. The
results showed that consumers could receive sweet bread substituted for Motaf and temulawak starch
which in terms of aroma and texture showed no significant difference to bread 100% wheat flour,
while in terms of taste in treatment C (substitution of Motaf and Temulawak Starch Flour) has a taste
similar to 100% wheat bread with a score of 6.31. Whereas for the specific volume there was a
significant difference in each treatment where the bread in treatment C had a greater value than the
100% wheat bread. The addition of temulawak starch will have an effect on the bread yield, the more
temulawak starch was added, the quality of the bread will decrease.

Keywords: Modified talipuk flour (motaf), temulawak starch, sweet bread

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis daya terima konsumen terhadap roti manis yang
disubtitusi Modified Talipuk Flour (MOTAF) dan pati temulawak. Penelitian ini dilakukan dengan
metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan perbandingan tepung
terigu, motaf, dan tepung pati temulawak. Roti manis dari 5 perlakuan ini dilakukan pengujian volume
spesifik dan tingkat kesukaan konsumen yang terdiri dari rasa, aroma, dan tekstur. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf
5%. hasil penelitian menunjukan bahwa konsumen dapat menerima roti manis yang disubtitusi Motaf
dan tepung pati temulawak dimana ditinjau dari segi aroma dan tekstur menunjukan perbedaan tidak
nyata terhadap roti 100% tepung terigu, sedangkan ditinjau dari segi rasa pada perlakuan C (subtitusi
Motaf dan Tepung Pati Temulawak) memiliki rasa yang mirip seperti roti 100% terigu dengan skor
6,31. Sedangkan untuk volume spesifik memliki beda signifikan pada setiap perlakuan dimana roti
pada perlakuan C memiliki nilai yang lebih besar dari pada roti 100% terigu. Penambahan temulawak

Daya Terima Konsumen Terhadap Roti Manis . . . (Sandri, et al.) | 139


akan memberikan pengaruh terhadap hasil roti, semakin banyak ditambahkan temulawak, maka
kualitias roti akan semakin berkurang.

Kata Kunci: Modified talipuk flour (motaf), pati temulawak, roti manis

PENDAHULUAN tinggi dan telah memenuhi Standar


Nasional Indonesia untuk tepung terigu
Indonesia merupakan salah satu (Fatimah et al., 2017). MOTAF dapat
negara yang memiliki sumber daya hayati dimanfaat sebagai bahan dasar pembuatan
yang sangat beragam, dimana salah satu aneka kue, salah satunya adalah Roti
potensinya dapat dijadikan sebagai sumber manis. Hasil penelitian menyebutkan
pangan. Menurut data, Indonesia MOTAF mampu mensubtitusi tepung
merupakan negara pengimpor gandum terigu sebesar 5% dalam pembuatan roti
terbanyak didunia sebesar 10.692.978 juta manis (Lestari et al., 2019).
ton. Ini merupakan 6,1 % dari jumlah total Selain talipuk, temulawak juga
impor dunia (BPS-Statistics Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar
2020). Kondisi ini kemungkinan tidak akan diversifikasi olahan pangan. Pada ekstrak
berubah karena pesatnya konsumsi temulawak ditemukan kadar kurkumin
kebutuhan domestik terhadap gandum. sebesar 27,19% dengan aktivitas
Salah satu produk yang terbuat dari antioksidan ekstrak temulawak dengan IC50
terigu yang sekarang banyak diminati dan sebesar 87,01 ppm yang tergolong aktif
berkembang pesat adalah roti. Pada sehingga berpotensi sebagai antioksidan
pembuatan roti saat ini didominasi dengan alami yang baik (Rosidi et al., 2014).
penggunaan tepung terigu, karena Meskipun memiliki banyak manfaat yang
mengandung gluten. Saat ini, tepung untuk terkandung dalam temulawak, dari segi
membuat roti harus mengandung gluten, tingkat kesukaan rasa masyarakat masih
yang hanya terdapat dalam terigu (Yuwono banyak yang tidak suka mengkonsumsinya
dan waziiroh, 2019). Tetapi tidak semua karena rasanya yang pahit dan tidak enak.
orang dapat mengonsumsi terigu karena Oleh karena itu butuh diversifikasi
alergi terhadap terigu, seperti penderita temulawak menjadi produk yang dapat
autis. Selain autis, dikenal pula penyakit diterima masyarakat secara luas yaitu
seliak atau sering disebut celiac disease, dengan membuatnya menjadi roti manis
nontropical sprue, enteropati gluten, atau dengan subtitusi MOTAF agar dapat
celiac sprue, yaitu penyakit menurun pada dijadikan sebagai pangan fungsional
seseorang yang tubuhnya tidak toleran berbasis bahan lokal yang kaya akan gizi
terhadap gluten (Richana, 2010). dan disukai oleh masyarakat. Penelitian ini
Berbagai upaya untuk mengurangi bertujuan menganalisis daya terima
ketergantungan tepung terigu salah satunya konsumen terhadap roti manis yang
dengan memanfaatkan tanaman talipuk disubtitusi Modified Talipuk Flour
(Nymphaea pubescens Willd) dan (MOTAF) dan pati temulawak.
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.).
Talipuk merupakan salah satu tumbuhan METODE PENELITIAN
yang telah banyak dimanfaatkan oleh
Bahan
masyarakat Hulu Sungai Utara, Kalimantan
Bahan yang digunakan pada
Selatan sebagai sumber bahan pangan.
penelitian ini adalah pati temulawak,
Salah satu bagian yang dimanfaatkan
Modified Talipuk Flour (MOTAF) tepung
adalah biji talipuk. Biji talipuk dapat
terigu protein tinggi ®Cakra Kembar, telur
diubah menjadi Modified Talipuk Flour
ayam, garam, gula, Ragi roti ®Fermipan,
(MOTAF) dengan kandungan protein

140 | Jurnal Agroindustri Vol. 10 No. 2, November 2020: 139-146


bread improver ®Bakerin plus, air bersih, dengan satu faktor yang teridiri dari 5 taraf
susu bubuk, margarine, dan biji wijen. yang diulang sebanya tiga kali. Adapun
objek yang diamati adalah dosis pati
Alat temulawak dalam mensubtitusi tepung
Alat yang digunakan pada penelitian terigu yaitu dosis temulawak sebesar 0.1%
ini adalah pisau, parutan, ayakan, loyang, (E), 0.05% (D), dan 0.01% (C), dengan
timbangan, mangkok, sendok, mixer, kontrol A (100% terigu) dan kontrol B
baskom besar, nampan, kuas, penjepit, (95% terigu : 5% MOTAF). Adapun
gelas ukur, penggaris. perbandingan tepung terigu, motaf, dan
tepung pati temulawak seperti terlihat pada
Rancangan Penelitian tabel 1.
Penelitian ini dilakukan dengan
metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Tabel 1. Formulasi roti manis Motaf Temulawak


Formulasi A B C D E
Motaf (g) 0 5 5 5 5
Tepung terigu (g) 100 95 94,99 94,94 94,90
Tepung pati temulawak (g) 0 0 0,01 0,05 0,1
Susu bubuk (g) 9 9 9 9 9
Ragi (g) 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6
Margarine (g) 60 60 60 60 60
Gula (g) 120 120 120 120 120
Bread improver (g) 1 1 1 1 1
Telur (butir) 1 1 1 1 1
Air (ml) 150 150 150 150 150
Garam halus (g) 5 5 5 5 5

Roti manis yang telah dibuat ini hingga air bilasan terlihat jernih dan di
kemudian dilakukan pengujian volume dapatkan tepung pati temulawak yang
spesifik dan tingkat kesukaan konsumen bersih. Kemudian dibuang air bilasan
yang terdiri dari rasa, aroma, dan tekstur. terakhir dan dijemur tepung pati temulawak
Data yang diperoleh dianalsis dengan dibawah terik sinar matahari hingga kering
ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut dengan kadar air +10% (Lestari et al.,
DMRT pada taraf 5%. Analisis statistik ini 2019)
menggunakan SPSS 26.
Pembuatan Modified Talipuk Flour
Pembuatan Tepung Pati Temulawak (Motaf)
Temulawak dikupas dari kulit arinya, Biji talipuk yang digunakan adalah
dicuci sampai bersih, diparut kemudian yang telah dilakukan pemisahan kulit ari
dicampurkan air dengan perbandingan secara mekanis. Biji tersebut kemudian
antara temulawak dan air yaitu 2:1, lalu difermentasi dengan penambahan ragi tape
diaduk sampai air dan temulawak parut sebanyak 6% dari jumlah biji talipuk yang
tercampur. Kemudian disaring digunakan. Biji talipuk difermentasi selama
menggunakan saringan 60 mesh. Pati 16 jam dan ditutup dalam kondisi aerob
temulawak yang tercampur air diendapkan, dengan menggunakan plastik yang diberi
pati yang sudah mengendap dibuang airnya lubang kecil jarum pada suhu ruang.
dan dibilas dengan air yang baru sambil Setelah biji talipuk difermentasi selama 16
diaduk untuk menghilangkan getah yang jam, biji talipuk di cuci sampai bersih.
terikut dalam pati temulawak. Pembilasan Kemudian biji talipuk dijemur dibawah
dilakukan berulang-ulang sebanyak 24 kali terik matahari selama kurang lebih 2 hari
Daya Terima Konsumen Terhadap Roti Manis . . . (Sandri, et al.) | 141
sampai mengering dengan kadar air spontan dengan mengisi score sheet uji
berkisar 10%. Kemudian biji talipuk hedonik dalam hal kesukaan dengan skala
terfermentasi tersebut dihaluskan dengan (9) amat sangat suka, (8) sangat suka, (7)
blender, lalu tepung diayak menggunakan suka, (6) agak suka, (5) netral, (4) agak
saringan 60 mesh agar tepung yang tidak suka, (3) tidak suka, (2) sangat tidak
dihasilkan bersifat lembut dan halus suka dan (1) amat sangat tidak suka (Badan
(Fatimah et al., 2017). Standardisasi Nasional, 2006). Parameter
yang diamati meliputi rasa, aroma, dan
Pembuatan Roti Manis tekstur.
Pembuatan produk roti manis
menurut Lestari et al. (2019), dengan Analisis Volume Spesifik Roti yang
menggunakan dua tahap yaitu tahap 1 Dimodifikasi
dilakukan dengan menyiapkan bahan biang Analisis volume spesifik
yaitu susu, gula, telur dan ragi. Susu menggunakan metode rapeseed
sebanyak 150 ml dicampur dengan gula displacement test yang dimodifikasi.
120 gram kemudian dipanaskan (+70oC), Modifikasi dilakukan pada penggantian
diaduk hingga larut, dan dihentikan rapeseed dengan biji wijen. Pengukuran
pemanasannya. Satu butir telur dimasukan volume wadah dilakukan dengan
kedalam campuran, diaduk hingga memasukkan biji wijen ke dalam wadah
tercampur rata, dan dipastikan larutannya hingga penuh dan permukaan wadah
hangat (+ 40oC) kemudian dimasukkan 6,6 diratakan menggunakan penggaris. Biji
gram ragi dan diaduk hingga rata lalu wijen yang telah dimasukkan ke dalam
didiamkan hingga cairan mengental dan wadah tersebut diukur volumenya
berbusa (± 10 menit). Tahap 2 dilakukan menggunakan gelas ukur untuk
dengan memasukkan biang yang sudah siap mendapatkan volume wadah. Volume roti
ke dalam 300 gram campuran tepung diukur dengan memasukkan roti ke dalam
terigu, motaf dan tepung pati temulawak suatu wadah yang sudah diketahui
(sesuai kombinasi formulasi pada Tabel 1), volumenya dan diisi hingga penuh oleh biji
5 gram garam dan 1 gram bread improver, wijen. Setelah roti dikeluarkan dari wadah,
kemudian diaduk hingga tercampur rata. biji wijen yang ada di dalam gelas ukur
Margarine 60 gram ditambahkan kedalam tersebut diukur volumenya menggunakan
adonan, lalu diuleni hingga kalis, dan gelas ukur. Volume roti diperoleh dengan
setelah kalis, adonan ditutup menggunakan cara mengurangi volume wadah dengan
plastik wrapping selama kurang lebih 1 jam volume biji wijen pada wadah yang telah
hingga adonan mengembang. Adonan berisi roti. Volume spesifik dihitung
kemudian dibentuk dan didiamkan diloyang dengan membagi volume roti dengan bobot
yang telah diolesi oleh mentega selama ±30 roti (cm3 /g) (AACC, 2011).
menit agar adonan mengembang,
selanjutnya dioven selama 20 menit pada
suhu 150 0C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Hedonik (Kesukaan) Analisis Hedonik (Kesukaan)


Uji kesukaan dilakukan oleh 30 orang Uji organoleptik dilakukan terhadap
panelis tidak terlatih (15 orang laki-laki dan rasa, aroma, dan tekstur. Uji ini bertujuan
15 orang perempuan), panelis diminta untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis
tanggapan pribadinya tentang kesukaan terhadap roti manis MOTAF temulawak.
atau sebaliknya (ketidaksukaan) secara Hasil uji terlihat pada Tabel 2.

142 | Jurnal Agroindustri Vol. 10 No. 2, November 2020: 139-146


Tabel 2. Hasil Uji Hedonik Roti Manis MOTAF Temulawak
Uji Hedonik (kesukaan)
Perlakuan
Rasa Aroma Tekstur
b a
A 6,71+0,32 6,48+0,45 6,38+0,49a
c a
B 6,37+0,38 6,00+0,20 5,70+0,54a
bc a
C 6,31+0,30 6,00+0,47 5,97+0,64a
D 6,12+0,22b 6,00+0,12a 5,86+0,21a
a a
E 6,11+0,24 6,00+0,23 5,81+0,25a
Ket: Rerata yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata pada taraf
signifikan 5% (p < 0.05)

Rasa oleh adanya penambahan gula serta peran


Hasil analisis menunjukan bahwa Saccaharomyces cerevisiae yang berfungsi
rasa roti manis pada setiap perlakuan mengembangkan adonan roti dengan
terdapat perbedaan nyata (0.001<0.05). mengkonversi pati menjadi gula kemudian
Semakin banyak penambahan pati gula dikonversi menjadi alkohol dan gas
temulawak, panelis memberikan penilaian CO2. Alkohol akan menguap ketika proses
semakin kurang suka (perlakuan E dengan pemanggangan sementara gas CO2 akan
skor 6,11 yang menunjukan agak suka). Hal terperangkap di jaringan gluten. Semakin
ini disebabkan karena tepung pati banyak ragi yang digunakan maka semakin
temulawak memberikan rasa yang sedikit banyak dan cepat perombakan gula menjadi
pahit. Menurut Subagja (2014), alkohol dan CO2. Hal ini lah yang
temulawak mempunyai aroma yang tajam menyebabkan rasa manis pada roti (Sitepu,
2019)
dengan, rasa pahit agak pedas. Tetapi
dilain sisi, penambahan temulawak pada
Tekstur
produk makanan memiliki nilai keunggulan
Pengamatan terhadap tekstur dilihat
dari sisi kesehatan, serta dapat menambah
dari nilai yang diperoleh, semakin tinggi
masa simpan sehingga akan
nilai yang diperoleh maka semakin disukai
meningkatkan nilai tambah temulawak
oleh konsumen. Hasil pada Tabel 2
(Khamidah et al., 2017) menunjukan nilai tekstur berkisar antara
5.81 – 6.38. Semakin banyak
Aroma menambahkan tepung pati temulawak, nilai
Aroma merupakan salah satu tekstur semakin kecil. Berdasarkan hasil uji
parameter sensori yang penting dan dapat ANOVA yang menunjukan tidak ada
mempengaruhi seseorang dalam menilai perbedaan signifikan pada setiap perlakuan
suatu produk makanan (Sutriono dan Pato, (0.455 > 0.05), dimana menurut penilaian
2016). Hasil analisis menunjukan bahwa indra panelis, tekstur roti manis dengan
roti manis dengan penambahan pati penambahan MOTAF dan pati temulawak
temulawak dapat diterima oleh konsumen panelis mirip seperti roti manis 100%
dengan nilai 6.00 (agak suka). Aroma roti tepung terigu. Tekstur roti tawar
manis pada setiap perlakukan tidak ada dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
perbedaan nyata (0.334 > 0.05) dimana roti lain adanya kandungan protein, kadar air
manis dengan penambahan temulawak dan lemak dari bahan dasar pembuatan roti.
memiliki aroma yang mirip seperti roti Pori-pori roti yang terbentuk karena udara
yang hanya berbahan baku tepung terigu masuk kedalam adonan dan terdispersi
(perlakuan A) dan MOTAF (perlakuan B). dalam bentuk gelembung yang halus ketika
Hal ini disebabkan karena jumlah pati tepung dan air dicampur dan diulen, karena
temulawak yang ditambahkan dengan dalam tepung terigu mengandung protein
jumlah yang sedikit antara 0,01 gram – 0,1 yang mampu membentuk gluten ketika
gram. Rasa manis pada roti disebabkan

Daya Terima Konsumen Terhadap Roti Manis . . . (Sandri, et al.) | 143


ditambah air dan perlakuan mekanis pati dapat mempengaruhi tekstur pada roti
(Nur’aini, 2011). (Muflihati, et al., 2018). Oleh karena itu,
semakin banyak penambahan pati
Analisis Volume Spesifik temulawak membuat nilai volume spesifik
Volume spesifik merupakan volume lebih rendah.
per satuan berat roti yang mencerminkan
derajat pengembangannya. Nilai yang KESIMPULAN
diharapkan adalah besar, semakin besar
nilainya menggambarkan pengembangan Berdasarkan hasil penelitian dapat
rotinya semakin baik (Parwiyanti et al., disimpulkan bahwa roti manis dengan
2019). Berdasarkan hasil yang didapat subtitusi MOTAF dan pati temulawak
(Tabel 3) volume spesifik roti manis pada dapat diterima oleh konsumen baik dari
setiap perlakuan berbeda nyata (p<0.05). segi rasa, aroma, tekstur. Semakin banyak
penambahan pati temulawak akan membuat
Tabel 3. Volume Spesifik Roti Manis roti tidak mengembang baik, sehingga
MOTAF Temulawak direkomendasikan penambahan pati
Perlakuan Volume Spesifik (Cm3/g) temulawak pada pembuatan roti manis ini
A 3,43+0,21b hanya sebesar 0,01 gram.
B 3,80+0,06c
C 3,51+0,06bc UCAPAN TERIMAKASIH
D 3,21+0,26b
Penulis mengucapkan terima kasih
E 2,82+0,19a
Ket: Rerata yang diikuti huruf yang berbeda dalam kepada Politeknik Negeri Tanah Laut yang
kolom yang sama menunjukan antar telah mendanai penelitian ini pada skema
perlakukan berbeda nyata pada taraf signifikan Penelitian Dosen Dana Dipa (PD3) tahun
5% anggaran 2020.

MOTAF dan pati temulawak tidak


DAFTAR PUSTAKA
memiliki kandungan gluten. Menurut
Yuwono dan Waziiroh (2019), gandum
AACC. Approved Methods of Analysis,.
memiliki kandungan protein berkisar 9,5%
2011. Methods: 74-09.01 (bread
- 14,3%, tergantung dari jenis gandumnya.
firmness), 10-05.01 (bread volume).
Protein pada gandum terdapat kandungan
11th edition. Minnesota (US):
gluten yang mencapai 80% dari total
American Association of Cereal
protein dalam tepung. Gluten ini berperan
Chemists.
dalam pembentukan adonan yang kuat dan
kohesif. Gluten mampu menahan gas BSN. 2006. SNI 01-2346 tentang Petunjuk
pengembang CO2 yang terbentuk saat Pengujian Organoleptik dan atau
proses proofing oleh Saccaharomyces Sensori.
cerevisiae pada ragi sehingga membuat roti
lebih baik. Menurut penelitian Mojiono et BPS. 2020. Statistical Yearbook of
al (2012) gluten pada gandum akan Indonesia, April.
mempengaruhi tekstur karena bersifat https://doi.org/10.3389/fpsyg.2015.0
elastis sehingga kekerasan pada roti akan 0002
lebih rendah. Gluten mampu membentuk
strutur adonan sehingga akan mengalami Damat, Ta’in, A., Handjani, H., Chasanah,
koagulasi saat adonan dipanggang. Hal U., Siskawardani D., 2017.
tersebut berakibat pada tekstur yang lebih Karakterisasi Roti Manis Dari Pati
tegar dan akan mencegah roti mengempis Garut Termodifikasi Dengan
(Damat et al., 2012), selain itu retrogradasi Penambahan Emulsifier Lesitin.

144 | Jurnal Agroindustri Vol. 10 No. 2, November 2020: 139-146


Prosiding Seminar Nasional FKPT- Muflihati, I., et al., 2018. Sifat Fisikokimia
TPI, 20-21 September 2017. dan Sensoris Roti Hasil Substitusi
Kendari, Sulawesi Tenggara: 65-76. Pati Ganyong yang Dimodifikasi
Melalui Irradiasi Sinar UV-C.
Fatimah, E. Lestari, & D. Sandri. 2017. Jurnal Ilmiah Teknosains. 4(1): 11-
Karakterisasi Tepung Biji Talipuk 15.
(Nymphaea pubescens Willd )
Termodifikasi Menggunakan Ragi Nur’aini, A. 2011. “Aplikasi Millet
Tape. Prosiding Seminar Nasional (Pennisetum Spp) Merah dan
PATPI 2017, 10-12 November 2017, MilletKuning sebagai Substitusi
Bandar Lampung. 256–262. Terigu dalam Pembuatan Roti
Tawar :Evaluasi Sifat Sensoris dan
Khamidah, A., Antarlina, S. S., & Fisikokimia”. Skripsi. Universitas
Sudaryono, T. 2017. Ragam Produk Sebelas Maret, Surakarta.
Olahan Temulawak Untuk
Mendukung Keanekaragaman Parwiyanti, P., Pratama, F., Wijaya, A., &
Pangan. Jurnal Penelitian Dan Malahayati, N. 2019. Karakteristik
Pengembangan Pertanian, 36(1): Roti Bebas Gluten Berbahan Dasar
1-12. Pati Ganyong Termodifikasi.
https://doi.org/10.21082/jp3.v36n1. AgriTECH, 38(3): 337-334.
2017. https://doi.org/10.22146/agritech.16
946
Lestari, E., D. Sandri, Fatimah., 2019.
Volume Kembang Adonan Dan Richana, Nur. 2010. Tepung jagung
Sensory Roti Manis Yang Dibuat termodifikasi sebagai pengganti
Dari Modified Talipuk Flour Terigu. Warta Penelitian dan
(MOTAF). Jurnal Teknologi & Pengembangan Pertanian 32(6): 5-
Industri Hasil Pertanian, 24(2): 7
113-120.
https://doi.org//10.23960/jtihp.v24i2 Rosidi, A., Khomsan, A., Setiawan, B.,
. Riyadi, H., & Briawan, D. 2014.
Potensi Temulawak (Curcuma
Lestari, E., Fatimah, D. Sandri, & Yuniarti, xanthorrhiza Roxb) Sebagai
R. 2019. Potensi Pati Temulawak Antioksidan. Prosiding Seminar
Sebagai Bahan Pangan Pengganti Nasional Hasil-Hasil Penelitian &
Tepung Terigu Pada Kue Bolu. Pengabdian. 9 Agustus 2014,
Jurnal Ilmu Pangan Dan Hasil Universitas Muhammadiyah
Pertanian, 3(1): 60- 67. Semarang, Semarang.
https://doi.org/10.26877/jiphp.v3i1.
3610 Sitepu, K. M. 2019. Penentuan Konsentrasi
Ragi Pada Pembuatan Roti. Jurnal
Mojiono, Jailani, F., Kusumawardani, S., Penelitian Dan Pengembangan
Puspitasari, C., Maula, A., Agrokompleks, 2(1), 71–77
Purwandari, U., 2012. Modifikasi
fisik (annealing) tepung uwi ungu Subagja, H.P. 2014. Temulawak Itu Ajaib!
untuk roti tawar tersubstitusi dan Rimpang Ajaib PembasmiBeragam
indeks glikemiknya. Prosiding Penyakit. Cetakan Pertama. Penerbit
Seminar Nasional : Kedaulatan FlashBooks,Yogyakarta. 148 hlm.
Pangan dan Energi, 12 Juni 2012.
Fakultas Pertanian Universitas Sutriono, Y. dan U. Pato. 2016.
Trunojoyo Madura. 313-320. Pemanfaatan buah terung belanda

Daya Terima Konsumen Terhadap Roti Manis . . . (Sandri, et al.) | 145


dan kulit pisang kepok dalam Teknologi Pengolahan Tepung
pembuatan selai. Jom Faperta. Terigu dan Olahannya di Industri.
3(2):1 -13. UB Press. Malang.

Yuwono, S.S., dan E. Waziiroh. 2019.

146 | Jurnal Agroindustri Vol. 10 No. 2, November 2020: 139-146

You might also like