You are on page 1of 13

MAKALAH

PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)

Dosen :

Mata Kuliah : Ekonomi Makro

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3

1. Egi Tia Safitri


2. Isabela
3. M. Sahroni
4. Nuryamin
5. Oksin Said Alhamidy
6. Taufiqqurrohman

SEKOLAH TINGGI EKONOMI SYARIAH NAHDLATUL ULAMA (STIESNU)


Jln. Pancurmas Kelurahan Sukarami-Kecamatan Selebar Kota Bengkulu – Indonesia | 38212
www.stiesnu-bengkulu.ac.id
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
.............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)......................................................... 3
B. Komponen PDB.................................................................................................. 3
C. Fungsi PDB......................................................................................................... 5
D. PDB Riil dan PDB Nominal............................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN................................................................................................... 10
B. SARAN............................................................................................................... 10

DAFATR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap pengusaha memiliki berbagai cara untuk bisa mendapatkan modal
sebagai cara untuk kemudian mengembangkan bisnisnya. Tidak semua pengusaha
murni memulai atau mengembangkan bisnis dengan uangnya sendiri karena banyak
juga pengusaha yang menggunakan pinjaman seperti kredit tanpa agunan dan lain
sebagainya. Tentunya, sebelum melakukan ekspansi bisnis tidaklah langsung fokus
pada pinjaman yang bisa didapat melainkan fokus pada penghitungan pendapatan
perusahaan tersebut.
Begitu juga dengan sebuah negara di mana negara akan dikatakan mampu ketika
memiliki PDB dengan jumlah tinggi. Jika sudah mengetahui nilai PDBnya, maka baru
sebuah negara bisa mempertimbangkan banyak hal seperti menentukan kebijakan
ekonomi apa dan seperti apa yang bisa meningkatkan nilai PDB. Hal ini karena PDB
bisa dijadikan alat ukur dari perekonomian sebuah negara. Tentu, PDB yang tinggi
belum berarti seluruh penduduk negara tersebut juga memiliki ekonomi yang tinggi.
Pada awalnya, PDB dibuat sebagai respon atas adanya depresi besar yang
menghantam perekonomian Amerika Serikat kala itu. Setelah dilakukan berbagai
penelitian oleh ahli ekonomi, akhirnya lembaga riset ekonomi Amerika Serikat
menciptakan cara baru untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara.
Pada saat itu, cara yang diusulkan oleh lembaga tersebut adalah Produk
Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Namun, setelah
dilaksanakannya konferensi Bretton Woods di tahun 1944, metode yang diusulkan
untuk mengukur perekonomian internasional justru PDB.
Meskipun AS pada saat itu mengusulkan alat ukur perekonomian internasional
adalah PDB, namun AS sendiri justru lebih memilih cara PNB, hingga akhirnya diganti
menjadi PDB di tahun 1991.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Agar kajian ini tepat sasaran, maka diajukan pertanyaan-pertanyaan utama sebagai
berikut:
1. Pengertian PDB?
2. Apa saja komponen PDB?
3. Bagaimana cara menghitung PDB?
4. Pengertian PDB Riil dan PDB Nominal
5. Cara Menghitung PDB Riil dan PDB Nominal
6. Perbedaannya PDB Riil dan PDB nominal

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Agar kita mengetahui pengertian PDB
2. Agar kita mengetahui komponen apa saja yang ada di PDB
3. Agar kita mengetahui cara menghitung PDB
4. Agar kita mengetahui Pengertian PDB Riil dan PDB Nominal
5. Agar kita mengetahui Cara Menghitung PDB Riil dan PDB Nominal
6. Agar kita mengetahui Perbedaannya PDB Riil dan PDB nominal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)


PDB atau Produk Domestik Bruto dalam bahasa internasional disebut juga GDP
atau Gross Domestic Product. Menurut para ahli, PDB dapat diartikan bahwa jumlah
produksi baik barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh unit produksi di suatu daerah
pada saat tertentu. Maka, PDB bisa dijadikan alat ukur dari pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Maka, PDB bisa dikatakan sebagai indikator ekonomi suatu negara untuk
mengukur jumlah total nilai produksi dimana jumlah total ini dihasilkan oleh semua
orang atau perusahaan baik yang dimiliki oleh lokal atau asing di suatu negara.
Selain itu, yang perlu diketahui tentang PDB selain dari definisinya adalah
tentang komponen dan rumus untuk menghitung PDB. Berikut penjelasannya.

B. Komponen PDB
Komponen dari PDB dapat dibagi menjadi 4, yakni;
1. Konsumsi Privat atau Private Consumption; menghitung konsumsi dari individu
atau rumah tangga untuk beberapa jenis barang seperti;

 Durable Goods yakni barang yang awet atau tidak cepat rusak yang pada
umumnya memiliki umur yang relative panjang atau bisa dikatakan lebih dari
3 tahun. Contoh motor, mobil, elektronik dan lain-lain tapi tidak termasuk
untuk pembelian rumah baru.
 Non-Durable Goods yakni barang yang langsung dikonsumsi dan habis
manfaatnya. Contoh, makanan, minuman, sepatu dan lain-lain.
 Service yakni konsumsi untuk jasa. Contoh, jasa dokter.
2. Investasi atau Investment; menghitung suatu pengeluaran untuk barang modal.
Contoh: pembelian rumah, membangun pabrik baru, program baru dan berbagai
jenis investasi lainnya.
3. Pengeluaran Pemerintah atau Government Spending; menghitung semua
pengeluaran yang Pemerintah lakukan. Contoh: membayar gaji PNS atau pegawai
pemerintah, membeli peralatan militer, membangun jalan dan lain-lain.
4. Ekspor Bersih atau Net Export; menghitung selisih didapat dari Total Ekspor yang
dikurangi Total Impor.

3
Rumus Mencari PDB

Ada rumus untuk menghitung PDB adalah sebagai berikut :

PDB = C + I + G + (X-M)

Keterangan :

PDB : Produk Domestik Bruto


C : Konsumsi rumah tangga
I  : Investasi
G : Konsumsi pemerintah
X : Ekspor
M : Impor

Namun, ada juga yang menghitung PDB dengan rumus yang sederhana yakni
Harga x Volume. Contoh; Ada Negara O yang memiliki sumber ekonomi dari
memproduksi, menjual serta mengkonsumsi apel. Tahun lalu, sudah ada 1 milyar apel
yang sudah terjual dalam ekonomi negara tersebut di mana setiap apel dihargai 500
rupiah. Jika demikian, maka GDP Negara O di tahun lalu bisa dinilai dengan Rp 500
milyar.
Kemudian di tahun ini, Negara O memproduksi 1.2 milyar apel. 1.1 apel
kemudian dikonsumsi penduduk negara tersebut. Maka, tersisa apel dengan jumlah 100
juta. Sisa ini kemudian diekspor (dijual) ke negara tetangga. Semua apel yang sudah
terjual dihargai 600 rupiah per apel. Maka bisa dikatakan bahwa GDP negara tersebut
adalah Rp 600 milyar. Maka, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan GDP Negara O
adalah 20% mengingat di tahun lalu PDB Rp 500 milyar dan di tahun ini meningkat ke
Rp 600 milyar.
Begitu cara menilai PDB dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal yang
sama juga bisa diterapkan dalam dunia bisnis dimana ada pendapatan kotor dan bersih
perusahaan yang kemudian bisa dijadikan alat ukur untuk pertumbuhan perusahaan
tersebut. Tentunya, kredit tanpa agunan bukanlah termasuk dari jumlah pendapatan
melainkan jumlah hutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Dibutuhkan
penghitungan yang tepat untuk menilai pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan seperti
penghitungan PDB diatas.1
1
Noviyanto, “Apa itu Produk Domestik Bruto?”, KOINWORKS, 2020

4
C. Fungsi PDB
Itulah empat komponen yang membentuk pengertian PDB. PDB sendiri
memiliki beberapa fungsi bagi negara, dan fungsi tersebut adalah:
1. Cerminan Perekonomian Negara
PDB punya manfaat sejauh mana sebuah kebijakan ekonomi yang dibuat
pemerintah berhasil membuat pertumbuhan aktivitas perekonomian di dalam
negeri. Biasanya pemerintah akan membandingkan jumlah PDB di tahun lalu
dengan tahun yang sekarang.
2. Penerapan Konsep Siklus Aliran
Di dalam perhitungan PDB ada siklus aliran nilai produk barang dan jasa yang
dihitung berdasarkan periode tertentu. Perhitungan ini dibagi-bagi karena ingin
membandingkan dengan perhitungan yang sebelumnya, sehingga dengan atau
untuk menghitung PDB, pemerintah leluasa membandingkan dengan perhitungan
sekarang dan termin yang sebelumnya.
3. Jumlah Nilai Tambah
Fungsi PDB selanjutnya adalah sebagai cerminan peningkatan balas jasa kepada
komponen-komponen produksi yang digunakan dalam proses produksi. Apabila
peningkatannya itu menjadi sangat jauh, maka dipastikan nilai PDB itu naik cukup
tinggi.
4. Landasan Perumusan Kebijakan Pemerintah
Tanpa adanya data yang bisa diandalkan, kebijakan yang dihasilkan negara sulit
untuk dipastikan apakah berhasil atau tidak. Meski ini belum pasti, tapi dengan
adanya data pemerintah bisa mendapatkan informasi yang membantu dalam
merumuskan kebijakan. 

PDB juga sering diartikan sebagai indikator dari kesejahteraan negara. Di mana,
Angka PDB yang tinggi diartikan dengan tingginya angka produksi. Sedangkan,
tingginya angka produksi dihubungkan kepada daya beli masyarakat yang juga tinggi.
Inilah kenapa ketika angka PDB naik, muncul anggapan bahwa negara tersebut
semakin sejahtera.2

2
Andhika, “Pengertian PDB dan Manfaatnya Bagi Negara”, PT Ajaib Sekuritas Asia & PT Takjub Teknologi
Indonesia, 2020

5
D. PDB Riil dan PDB Nominal

Pengertian PDB Riil dan PDB Nominal

Sebelum membahas kedua istilah ini, kita harus sudah memahami mengenai
PDB atau produk domestik bruto. Singkatnya, PDB adalah nilai total output dalam
perekonomian. Output (barang dan jasa) yang dihasilkan tentu banyak bentuknya.
Misalkan ada padi, ada jagung, ada konstruksi hingga jasa. Barang dan jasa yang
dihasilkan dalam perekonomian tentu berbeda. Perhitungan PDB tidak didasarkan pada
semisal satuan berat dari output yang dihasilkan tersebut. PDB justru dihitung
berdasarkan nilai uangnya.
Pembedaan PDB riil dan PDB nominal ini terkait dengan cara perhitungan nilai
PDB. Karena PDB dihitung nilai uangnya, maka harus ada satuan harga yang
digunakan. Misalkan padi dan jagung yang dihasilkan tentunya berupa barang, untuk
menghitungkan nilai uang tentu harus mengkalikan antara kuantitas yang dihasilkan
dengan harga barangnya. Persoalan penentuan harga barang ini yang memunculkan
pembedaan antara PDB nominal dan PDB riil.
Pengertian PDB nominal adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan
jasanya diukur berdasarkan harga pada saat ini. Adapun pengertian PDB riil adalah
produk domestik bruto yang nilai barang dan jasanya diukur berdasarkan tahun tertentu
sebagai tahun tahun dasar. Dari konsep PDB riil dan nominal ini yang menjadi titik
perbedaan yaitu pada tahun yang digunakan sebagai dasar perhitungan.
Perbedaan penggunaan tahun sebagai dasar perhitungan akan membuat nilai
barang dan jasa yang dihitung akan berbeda pula. Harga barang pada tahun 2020
dengan harga barang pada tahun 2010 tentu akan berbeda. Oleh karenanya, ketika
menghitung PDB dengan harga pada tahun yang berbeda akan menghasilkan perbedaan
nilai PDB.
Berdasarkan hal demikian, kita melakukan memisahkan PDB riil dan PDB
nominal. Dari pengertian diatas kita dapat memahami bahwa pada perhitungan PDB
nominal yang dijadikan acuan adalah harga barang atau jasa pada tahun berjalan atau
tahun sekarang. Misalkan perhitungan PDB tahun 2020 untuk komoditas padi. Maka
nilai PDB secara nominal untuk padi akan digunakan harga padi pada tahun 2020.
Sedangkan pada PDB riil akan menghitung nilai PDB dengan berdasarkan harga
tahun dasar. Tahun dasar disini maksudnya yaitu tahun tertentu yang dijadikan sebagai
acuan harga. Misalkan pada perhitungan PDB riil di Indonesia sekarang, tahun dasar

6
yang digunakan yaitu tahun 2010. Artinya ketika menghitung nilai PDB riil untuk tahun
2020 maka kuantitas barang akan dikalikan dengan harga barang tersebut pada tahun
dasar yang 2010. Contohnya komoditas kedelai, perhitungan PDB riil untuk kedelai
tahun 2020 akan dihitung dari kuantitas kedelai dikalikan dengan harga kedelai tahun
2010.
Dari kedua jenis perhitungan tersebut terlihat perbedaan antara PDB riil dan
PDB nominal. Pada contoh-contoh diatas kita melihat bahwa PDB nominal dihitung
dari harga barang pada tahun terbaru. Sedangkan PDB riil dihitung dari harga barang
pada tahun dasar yang dijadikan acuan.

 Cara Menghitung PDB Riil dan PDB Nominal

Untuk cara menghitung nilai PDB nominal dapat dilakukan dengan:

PDB nominal = (Kuantitas Barang A X Harga Barang A pada tahun berjalan) +


(Kuantitas Barang B X Harga Barang B pada tahun berjalan) + ………….+ (Kuantitas
Barang N X Harga Barang N pada tahun berjalan)

Untuk menghitung nilai PDB riil dapat dilakukan dengan:

PDB riil  = (Kuantitas Barang A pada tahun berjalan X Harga Barang A pada tahun
dasar) + (Kuantitas Barang B pada tahun berjalan X Harga Barang B pada tahun dasar)
+ ……….. + (Kuantitas Barang N pada tahun berjalan X Harga Barang N pada tahun
dasar)

Perbedaannya PDB Riil dan PDB nominal dan implikasinya


Perbedaan PDB riil dan PDB nominal sebenarnya sudah dijelaskan diatas, yaitu
memiliki perbedaan penggunaan tahun yang dijadikan patokan harga untuk menghitung
nilai PDB. Perbedaan memang nampak simple hanya pada perbedaan penggunaan
harga pada tahun berapa. Namun implikasi dari perbedaan tahun harga cukup besar.
Ketika menggunakan PDB nominal berarti kita menilai PDB berdasarkan
kondisi pada tahun berjalan. Para ekonom menginginkan bahwa PDB dapat dijadikan
acuan untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan. Namun dengan penggunaan PDB
nominal memiliki kelemahan untuk dapat dijadikan patokan kesejahteraan.

7
Para ekonom menilai bahwa ukuran kesejahteraan harusnya dilihat dari tingkat
output yang dihasilkan. Sehingga peningkatan PDB seharusnya mencerminkan
peningkatan pada output. Namun dengan penggunaan PDB nominal, hal tersebut tidak
otomatis terjadi.
Seperti dipahami bahwa PDB mengukur nilai uangnya. Ketika harga yang
digunakan merupakan harga barang pada tahun berjalan, otomatis ada unsur inflasi atau
kenaikan harga didalam perhitungan PDB. Dengan demikian, kenaikan PDB nominal
didalamnya masih terkandung juga kenaikan PDB akibat dari kenaikan harga. Kenaikan
harga (inflasi) dalam PDB dihitung menggunakan GDP deflator. Kondisi adanya inflasi
tersebut menjadi kekurangan dari perhitungan PDB berdasarkan harga nominal.
Sebagai ukuran kesejahteraan, ekonom menginginkan kenaikan akibat kenaikan output
bukan karena pengaruh kenaikan harga.
Untuk melengkapi kekurangan tersebut, perhitungan PDB juga dilakukan
dengan menggunakan tahun dasar tertentu sebagai acuan. Misalkan perhitungan PDB
tahun 2015, dan tahun dasar yang digunakan tahun 2010, maka akan didapatkan PDB
riil 2015 dari mengkalikan antara output yang dihasilkan dengan harga tahun 2010. Bila
PDB riil tahun 2016 juga akan tetap dikalikan dengan harga barang tahun 2010.
Berapapun tahun PDB yang ingin dihitung, output akan tetap dikalikan dengan harga
pada tahun dasar.
PDB riil dengan demikian akan menunjukkan tingkat perubahan output. Dengan
cara perhitungan yang mengkalikan dengan tahun dasar, menjadikan perhitungan PDB
riil menunjukkan perubahan output dari tahun ketahun. Hal ini diharapkan dapat
menunjukkan tingkat kesejahteraan.
Oleh karena itu, pada perhitungan pertumbuhan ekonomi yang digunakan
adalah PDB riil. Ketika kita mendapati pertumbuhan ekonomi suatu negara sebesar 5%,
artinya yang tumbuh adalah outputnya. Karena dasar perhitungan pertumbuhan
ekonomi dari nilai perubahan PDB riil. Penting untuk diingat bahwa pertumbuhan
ekonomi bukan dihitung dari PDB nominal. Hal in harus jeli, agar kita benar dalam
menginterpretasikan angka pertumbuhan ekonomi maupun PDB.3

3
Muhammad Dzul Fadlli, “PDB Riil dan PDB Nominal: Pengertian, Cara Menghitung dan Perbedaannya”,
Media Studi Ekonomi, 2020

8
Mana yang Harus Kita Gunakan, PDB Nominal Atau PDB Riil?

Produk Domestik Bruto (PDB) riil digambarkan sebagai nilai moneter dari total
penghasilan yang sudah disesuaikan dengan perubahan harga. Hal tersebut diukur
dengan menggunakan harga konstan. Sehingga, nilainya akan mengabaikan dampak
inflasi atau deflasi pada akhir nilai.
Oleh sebab itu, adanya perubahan dari masa ke masa ini menggambarkan
adanya perubahan kuantitas hasil. Dengan adanya alasan ini, maka persentase
perubahan yang ada pada PDB riil, mampu mengukur perkembangan ekonomi suatu
negara.
Berbeda dengan PDB nominal, di dalamnya tidak dilakukan penyesuaian
perubahan harga karena memanfaatkan harga saat ini di dalam rumus perhitungannya,
yang selalu meningkat karena inflasi dan menurun karena deflasi. Untuk itu, nilainya
pun tentu akan berubah karena adanya perubahan kuantitas, harga, atau gabungan
antara keduanya. Karena alasan tersebut, negara tidak menjadikannya sebagai tolak
ukur perkembangan ekonomi.

Lantas, Kapan Sebaiknya Kita Menggunakan PDB Nominal?

PDB Nominal akan menggambarkan nilai ekonomi yang ada pada saat ini.
sehingga, bisa digunakan untuk bahan pertimbangan antar negara. Selain itu, PDB
nominal juga bisa digunakan untuk menghitung kontribusi hasil pada saat ini dari
seluruh sektor pembentukan PDB, seperti perbandingan nilai pada sektor manufaktur
dan pertambangan.
Perlu digaris bawahi bahwa dalam membandingkan nilai ekonomi antar negara,
adanya perbedaan mata uang juga menciptakan perbandingan yang tidak masuk akal.
Untuk alasan tersebut, maka negara harus menggunakan nilai PDB nominal setelah
disesuaikan dengan nilai paritas daya beli.4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

4
Accurate.id, “Produk Domestik Bruto (PDB) adalah: Pengertian, Sejarah, dan Manfaatnya untuk Negara”,
2021

9
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah atas suatu produksi barang dan
jasa yang mampu dihasilkan negara dalam kurun waktu tertentu. Fungsi dari Produk
Domestik Bruto adalah untuk mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara.
Pada awalnya, PDB dibuat sebagai respon atas adanya depresi besar yang
menghantam perekonomian Amerika Serikat kala itu. Setelah dilakukan berbagai
penelitian oleh ahli ekonomi, akhirnya lembaga riset ekonomi Amerika Serikat
menciptakan cara baru untuk mengukur tingkat perekonomian suatu Negara.
Manfaat Produk Domestik Bruto adalah untuk mengukur laju perkembangan
ekonomi nasional, membandingkan kemajuan ekonomi antar negara, mengetahui
struktur perekonomian suatu negara, dan sebagai landasan perumusan kebijakan
pemerintah.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah menjadikan Produk Domestik
Bruto (PDB) sebagai acuan pada perusahaan-perusahan atau Negara untuk memajukan
ekonominya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Noviyanto, (2020), “Apa itu Produk Domestik Bruto?”, KOINWORKS,


https://koinworks.com/blog/apa-itu-produk-domestik-bruto/, pada tanggal 24
November 2021 pukul 17.07.

Andhika, (2020), “Pengertian PDB dan Manfaatnya Bagi Negara”, PT Ajaib Sekuritas Asia
& PT Takjub Teknologi Indonesia, https://ajaib.co.id/pengertian-pdb-dan-
manfaatnya-bagi-negara/, pada tanggal 24 November 2021 pukul 17.07.

Dzul Fadlli, Muhammad . (2020) “PDB Riil dan PDB Nominal: Pengertian, Cara
Menghitung dan Perbedaannya”, Media Studi Ekonomi,
https://studiekonomi.com/ekonomi/makro/pdb-riil-dan-pdb-nominal-pengertian-cara-
menghitung-dan-perbedaannya/ , pada tanggal 24 November 2021 pukul 17.10.

Accurate.id, (2021), “Produk Domestik Bruto (PDB) adalah: Pengertian, Sejarah, dan
Manfaatnya untuk Negara”, https://accurate.id/ekonomi-keuangan/produk-domestik-
bruto-adalah/, pada tanggal 24 November 2021 pukul 19.53.

You might also like