Professional Documents
Culture Documents
Modul Asesor 2014
Modul Asesor 2014
BNSP-MODUL-2.4.1
MERENCANAKAN DAN
MENGORGANISASIKAN
ASESMEN
Panduan pelatihan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diterbitkannya modul pelatihan berbasis
kompetensi unit kompetensi MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN untuk
tenaga skema sertifikasi asesor yang akan digunakan untuk melatih calon asesor sesuai
dengan modul yang telah ditetapkan. Tenaga-tenaga tersebut diharapkan mempunyai
kompetensi di bidangnya masing-masing.
Kami menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna. Kami sangat menghargai
apabila ada masukan untuk penyempurnaannya, yang selalu akan dikaji ulang secara
periodik.
Akhir kata, diharapkan modul ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan
bermanfaat dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kredibilitas asesor kompetensi
dan dapat turut serta membangun kompetensi bangsa dengan kompeten.
Jakarta,
Isi Halaman
1. Pendahuluan
1.1. Umum
1.2. Ruang lingkup
2. Acuan normatif
3. Definisi
4. Persyaratan dasar
4.1. Kelembagaan pelatihan
4.2. Pelatih
4.3. Peserta
5. Topik Pembelajaran
5.1. Umum
5.2. Topik Pembelajaran U: Mengidentifikasi gambaran umum tentang asesmen
kompetensi
5.3. Topik Pembelajaran 1 : Menentukan pendekatan asesmen
5.4. Topik Pembelajaran 2 : Mempersiapkan rencana asesmen
5.5. Topik Pembelajaran 3 : Kontekstualisasi dan pengkajian rencana asesmen
5.6. Topik Pembelajaran 4 : Mengorganisasikan asesmen
6. Asesmen
7. LAMPIRAN
1.1. Umum.
Ruang lingkup pedoman pelatihan ini mencakupi persyaratan dasar penggunaan pedoman
ini, topik pembelajaran dan asesmen.
Unit ini merupakan bagian dari klaster dari skema sertifikasi asesmen kompetensi.
Pedoman ini merupakan pedoman bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, para pelatih,
Master Asesor dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pelatihan asesor
kompetensi menuju registrasi asesor BNSP.
2. Acuan Normatif
3. Definisi
3.1. Asesor kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan
kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian
3.2. Peserta asesmen kompetensi adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.
3.3. Proses sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan
bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup
permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.
3.4. Sistem sertifikasi adalah kumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses
sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi
termasuk pemeliharaannya.
4. Persyaratan dasar
5. Topik Pembelajaran
5.1. Umum.
Transisi: Jika anda mampu mendemonstrasikan unit kompetensi BSZ401A Plan
Assessment yang telah diperbarui oleh TAA, anda SEHARUSNYA telah memenuhi
persyaratan dari TAAASS401C Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen (Plan And
Organise Assessment)
Proses asesmen merupakan siklus yang tidak terputus yang mencakupi: pesiapan,
perencanaan, pelaksanaan, perekaman, pelaporan dan review suatu asesmen.
Setiap tahap proses ini merupakan komponen kritis dalam sistem asesmen secara
luas. Gambar dibawah menunjukkan delapan step dalam siklus asesmen.
Siklus Asesmen
1.Mengembangkan
Kontek asesmen
2.Mempersiapkan
8.Mendukungproses banding kandidat
4.Mengumpulkan
6.Merekam dan bukti dan
melaporkan temuan mengambil
keputusan
5. Memberikan
umpan balik
Institutional/
SE L EKS I
Pemagangan TENAGA
PESERTA KERJA
UJ K
LEMBAGA PELATIHAN
KERJA TENAGA KERJA
PENGALAMAN
AKREDITASI
LEMBAGA KOORDINASI
PELATIHAN
PENERAPAN SKEMA
SERTIFIKASI
Kerjasama
HARMONISASI
Notifikasi
Licensing
à Accreditation Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, ISO 17011
BNSP Guidelines 201 & 202
LSP
(PROFESSIONAL CERTIFICATION BODY)
ISO 17024, BNSP Guidelines
Verification
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, Specific Standard
BNSPGuidelines
TUK
BNSP Guidelines, QMS
Vocational Education
Personel Certification Bodies
and Training Bodies Certify personel
ILO- CBT+ technical regulations ILO-CBA, ISO 17024 + technical regulations
6.Membentuk
LSP
7.Rekomendasi
3. Menunjuk
5. Laporan
Asesor
Asesmen
9.Survailen
PESERTA DI TUK
1.Mengajukan
Permohonan 2. Memilih TUK
Sebagai bagian dari kegiatan perencanaan dan pengorganisasian, anda akan memerlukan
sebuah pendekatan untuk asesmen, dan hal ini mencakup :
• mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen;
• menetapkan pendekatan asesmen;
• mengakses strategi asesmen; dan
• mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen.
Tujuan asesmen penting karena beberapa alasan. Hal ini akan mempengaruhi
pilihan anda terhadap acuan pembanding (benchmark) asesmen, persiapan rencana
asesmen dan cara bagaimana bukti dikumpulkan. Hal yang lebih penting lagi, tujuan
asesmen (dan hasilnya) akan berdampak kepada setiap Asesi yang terlibat didalam
proses. Asesmen yang berhasil dapat menghasilkan Asesi untuk menerima tanggung
jawab yang lebih besar di tempat kerja serta kapasitas belajar yang lebih tinggi.
Ketidakberhasilan asesmen dapat menyebabkan Asesi tidak dapat memenuhi
tanggungjawab mereka saat ini di tempat kerja (dan oleh karena itu memerlukan
pelatihan lanjut).
Secara sederhana, tujuan suatu asesmen adalah alasan mengapa asesmen itu
dilaksanakan dan banyak alasan lainnya, termasuk :
• pengakuan kompetensi terkini dari Asesi;
• menentukan pencapaian kompetensi Asesi terhadap pembelajaran yang diikuti;
• menentukan progres Asesi terhadap pencapaian kompetensi;
• menentukan kebutuhan Asesi terhadap bahasa, kemampuan baca tulis dan
perhitungan;
• mensertifikasi kompetensi Asesi melalui surat pernyataan pencapaian;
• menetapkan progres Asesi terhadap kualifikasi;
• menetapkan kebutuhan pelatihan Asesi;
• mengukur kinerja pekerjaan Asesi;
• mengklasifikasi dan mendukung pengembangan karir karyawan; dan
• memenuhi persyaratan organisasi dan lingkungan kerja.
Agar valid dan reliabel, lingkungan yang disimulasikan harus menyerupai situasi
pekerjaan yang sebenarnya (dalam hal ini mereka harus menampilkan sedekat
mungkin apa yang berlangsung di tempat kerja). Jika anda bermaksud menggunakan
suatu lingkungan yang disimulasikan, anda harus memiliki pengalaman pada praktek
di tempat kerja yang relevan dan terkini serta familier terhadap acuan pembanding
asesmen di tempat kerja. Dalam memutuskan untuk menggunakan pendekatan
simulasi, anda harus memastikan adanya peluang untuk :
• mengujikan peralatan secara menyeluruh;
• menggunakan peralatan dan perangkat lunak yang berlaku;
• merefleksikan tekanan dan batas waktu;
• menunjukkan kompleksitas dari pemenuhan multi tugas;
• melibatkan prioritas diantara tugas-tugas yang menantang;
• sesuai dengan keinginan pengguna (termasuk hal yang sulit);
• bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim;
• berkomunikasi dengan kelompok lain;
Sementara ada hal-hal esensial yang anda konfirmasikan dengan Asesi mengenai
tujuan dan konteks asesmen, ada beberapa orang yang dapat anda ajak diskusi
mengenai tujan dan konteks asesmen, termasuk :
• staf dari tempat kerja Asesi (manager, supervisor, team leader);
• staf dari tempat pelatihan (pelatih, koordinator pelatihan);
• para pakar teknik dan tenaga ahli
• perwakilan karyawan dan pengusaha
• anggota asosiasi profesi
Ketika anda mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, adalah penting bahwa
mereka memenuhi persyaratan legal, organisasional dan etika. Gunakan daftar cek
berikut ini untuk mendukung pendekatan anda
Pada asesmen berbasis kompetensi, ada dua pendekatan yang digunakan untuk
mengases Asesi :
• Jalur pembelajaran dan asesmen
• Proses RPL
1. Jalur pembelajaran dan asesmen melibatkan Asesi yang diases sebagai bagian
dari pembelajaran formal. Jika anda memutuskan pada pendekatan ini, anda akan
menggunakan dua jenis kegiatan asesmen:
2. RPL adalah proses untuk mengases Asesi pada jalur pembelajaran formal, non
formal dan informal untuk menentukan pengembangan terhadap mereka yang
telah mencapai persyaratan acuan pembanding asesmen (tanpa perlu untuk
mengikuti program pembelajaran). Sejumlah istilah digunakan untuk
menggambarkan RPL pada sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan, termasuk :
• jalur asesmen;
• jalur pengakuan keterampilan; dan
• proses pengakuan kompetensi terkini
Sebuah contoh Strategi Pelatihan dan Asesmen telah dicantumkan dibawah ini.
Contoh ini dikembangkan untuk BSB30107 Sertifikat III Bisnis dan ditujukan untuk
peran kerja operator pengolah kata pada sebuah perusahaan property.
Periode 22 Minggu
Pada lingkungan yang lain, acuan pembanding untuk asesmen dapat mencakupi :
• kriteria asesmen dari kurikulum kursus;
• kode-kode pelaksanaan/praktis;
• pedoman dan parameter kursus;
• persyaratan lisensi;
• level dan indikator sistem pelaporan nasional;
• peraturan, persyaratan dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja;
• persyaratan organisasional prosedur operasi standar; dan
• spesifikasi kinerja dan produk
Asesmen yang anda rencanakan dan organisasikan harus diarahkan kepada acuan
pembanding asesmen. Jika anda mengidentifikasi unit-unit kompetensi sebagai
acuan pembanding, pendekatan asesmen anda harus merefleksikan seluruh bagian
dari unit, termasuk :
• Aplikasi pernyataan unit
• Elemen-elemen
• Kriteria unjuk kerja, pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan
• Keterampilan memperkerjakan
• Batasan variabel, termasuk advis pada :
- rentang konteks dan kondisi yang dipenuhi dalam asesmen
- aspek-aspek kriteria unjuk kerja yang dapat dikontekstualisasikan dalam
asesmen
Langkah yang terakhir sangat penting, karena keterkaitan didalam unit menentukan
cara bagaimana seharusnya diases. Ketika membaca sebuah unit, pastikan anda
mencari :
• bagaimana kriteria unjuk kerja dikembangkan didalam batasan variabel (melalui
kata yang ditulis miring/italic)
• bagaimana aspek-aspek kritis untuk asesmen merangkum informasi yang dapat
diases (dan membantu anda untuk memvisualisasikan unit secara keseluruhan)
• apakah pengetahuan yang disyaratkan dapat ditunjukkan melalui kriteria unjuk
kerja
• bagaimana keterampilan yang dipersyaratkan merefleksikan dan sesuai dengan
keterampilan employability
Dimensi kompetensi
Unit kompetensi tidak satu dimensi tapi ada empat dimensi. Mereka diarahkan lebih kepada tugas-
tugas kerja individu, karena mereka menggambarkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
relevan untk berpartisipasi secara efektif di tempat kerja, dan ini termasuk kemampuan untuk
mentransfer dan mengaplikasikan kepada situasi yang baru. Untuk memastikan asesmen anda
memenuhi dimensi kompetensi, anda perlu memastikan setiap Asesi dapat :
• melaksanakan tugas-tugas individu (task skill)
• mengatur sejumlah tugas yang berbeda didalam satu pekerjaan (task management skill)
• merespon ketidakteraturan dan masalah-masalah dalam pekerjaan rutin (contingency
management skill)
• memenuhi tanggungjawab dan harapan-harapan dari lingkungan kerja (job/role environment
skill), termasuk bekerja dengan orang lain.
Setiap unit kompetensi menggambarkan aktifitas kerja yang spesifik, kondisi-kondisi yang
dikerjakan dan bukti yang mungkin dikumpulkan untuk menetapkan apakah kegiatan dilaksanakan
dengan cara yang kompeten. Gunakan tabel berikut ini untuk mengklarifikasi bagian-bagian yang
berbeda dari sebuah unit kompetensi.
Asesmen terintegrasi
Kompetensi individual jarang dilaksanakan di tempat kerja yang tertutup. Peran kerja yang khusus
selalu melibatkan sejumlah tugas yang berhubungan, dan setiap pendekatan asesmen harus
merefleksikan hal ini. Sering diistilahkan asesmen terintegrasi atau holistik, asesmen
berkelanjutan dari beberapa unit terkait adalah aktifitas yang efektif, efisien dan otentik, karena :
a) merefleksikan secara lebih dekat aktifitas pekerjaan sebenarnya; dan
b) menghemat waktu, kertas kerja dan mengurangi biaya
Asesmen terintegrasi harus direncanakan secara hati-hati, dan pada langkah awal adalah
mengelompokkan unit-unit yang relevan. Informasi ini diidentifikasi dari setiap pedoman bukti,
dimana unit-unit terkait sering direkomendasikan untuk asesmen terintegrasi. Bagaimanapun,
b. Data Pendidikan (Hanya diisi dengan pendidikan formal terakhir dan dilampiri bukti dokumen)
Nama Sekolah/
:
Lembaga
Jurusan/Program :
Strata (Untuk S1 keatas) : Tahun lulus :
TUK :
*) Coret yang tidak ssuai
______________________ , ______ _______________________ 2010
Peserta
Pada bagian 2 ini, cantumkan Unit Kompetensi yang anda ajukan untuk dinilai/diuji kompetensi
dalam rangka mendapatkan pengakuan sesuai dengan latar belakang pendidikan, pelatihan serta
pengalaman kerja yang anda miliki.
Unit kompetensi yang diajukan dapat berupa Unit Kompetensi Tunggal (Single Unit) maupun
untuk sekelompok Unit Kompetensi (Cluster Units).
Keterangan (standar
No. Kode Unit Judul Unit khusus/ Standar
internasional
Pada bagian ini, anda diminta untuk menghubungkan dan mencocokkan (matching) antara
Kompetensi dengan Bukti-bukti pendukung yang anda miliki dan serahkan.
Tuliskan kembali bukti-bukti yang telah dicantumkan pada Bagian 1 dan 3 pada kolom bukti di
bawah ini serta cantumkan kode bukti pada setiap item bukti yang anda tulis, disertai data-
data/dokumen yang relevan sesuai dengan Kompetensi/Elemen Kompetensi *).
Untuk selanjutnya Asesor akan menilai kesesuaian bukti-bukti**) yang anda ajukan (valid, asli,
terkini, memadai) serta membuat rekomendasi untuk penilaian lanjut ***).
Rekomendasi : Asesi :
Nama
Tanda tangan/
Tanggal
Catatan : Asesor :
Nama
No. Reg.
Tanda tangan/
Tanggal
2.
Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit-unit) kompetensi yang
akan diujikan.
1. Pelajari seluruh standar Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang dipersyaratkan, batasan variabel,
panduan penilaian dan kompetensi kunci serta yakinkan bahwa anda sudah benar-benar
memahami seluruh isinya.
2. Laksanakan penilaian mandiri dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang anda miliki
secara obyektif terhadap seluruh KUK yang ada, serta tentukan apakah sudah kompeten (Y)
atau belum kompeten (Tdk).
3. Apabila anda menilai belum kompeten untuk sebagian item KUK yang ada, disarankan untuk
melakukan pelatihan terlebih dahulu sampai anda merasa yakin dapat mendemonstrasikan
item yang dinilai belum kompeten tersebut.
Unit Kompetensi :
Kode Unit : _____________________ ______ __
Judul :
____________________________ ________________________________________________________ _________
Rekomendasi Asesor :
Peserta :
Nama
Tanda tangan/
Tanggal
Catatan : Asesor :
Nama
No. Reg.
Tanda tangan/
Tanggal
Dalam asesmen berbasis kompetensi, bukti adalah informasi, material dan produk
yang mendukung klaim Asesi untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap acuan
pembanding asesmen. Sementara ada tiga jenis utama bukti, terdapat banyak
metoda pengumpulan bukti (metoda asesmen), dan setiap kombinasinya dapat
digunakan. Asesor dan Asesi akan mengumpulkan bukti dari rentang sumber daya,
dan hal ini seharusnya selalu berkaitan dengan pekerjaan Asesi pada saat ini
maupun pekerjaan mendatang.
Berikut adalah formulir FR-POA. 01. RENCANA ASESMEN yang harus digunakan untuk
mengajukan permohonan mengembangkan rencana asesmen berdasarkan formulir asesmen
dan formulir penilaian mandiri.
Kode Unit :
Judul Unit :
Validitas Ya Tidak
Apakah aktifitas asesmen memenuhi seluruh bagian dari acuan pembanding?
Prinsip-prinsip asesmen
Reliabilitas
- Apakah aktifitas secara konsisten mengukur apa yang seharusnya diukur?
- Apakah instruksi-instruksi yang disediakan untuk Asesi memastikan penerapan
yang konsisten dari aktifitas-aktifitas?
- Dapatkah aktifitas-aktifitas digunakan oleh asesor yang berbeda pada situasi
yang berbeda dengan Asesi yang berbeda untuk mencapai hasil yang
konsisten?
Fleksibilitas
Apakah aktifitas memenuhi kebutuhan Asesi dan organisasi?
Keadilan
Apakah aktifitas memenuhi kebutuhan dan karakteristik Asesi?
Apakah aktifitas bebas dari bias dan apakah dapat diadaptasikan untuk mencegah
hambatan-hambatan pada individu dengan kebutuhan khusus?
Validitas
Apakah bukti diarahkan pada seluruh bagian dari acuan pembanding?
Aturan-aturan
Terkini
Bukti
Pengaturan sumber
daya asesmen
Pengaturan dukungan
spesialis
Pengaturan personil
yang terlibat
Rekaman dan laporan
1. Asesor
2. Manager Sertifikasi
3. dll
Gunakan tabel berikut ini untuk membedakan tiga jenis bukti utama dan metoda-metoda yang
digunakan untuk mengumpulkan bukti.
Dengan memilih perangkat dan metoda-metoda yang efektif, asesmen anda akan
memenuhi prinsip-prinsip dan aturan-aturan asesmen. Sebuah tabel metoda yang
terkait dengan perangkat yang cocok telah disiapkan pada lampiran.
Rencana asesmen anda akan memastikan setiap orang mengetahui apa yang akan
terjadi selama asesmen. Sebagai dokumen perencanaan yang lengkap, rencana
asesmen seharusnya mencakup :
• tujuan asesmen;
• konteks asesmen;
• acuan pembanding asesmen;
• seluruh informasi dan dokumentasi asesmen yang relevan;
• daftar personal yang terlibat dalam proses asesmen;
• perangkat dan metoda asesmen yang dinominasikan;
• setiap kemungkinan untuk mengintegrasikan unit-unit kompetensi yang terkait
dalam proses asesmen;
• persyaratan-persyaratan laporan K3;
• setiap bahaya-bahaya K3 yang teridentifikasi;
• setiap sumber-sumber fisik dan materi yang dipersyaratkan;
• setiap kebutuhan khusus asesmen;
• pengaturan organisasi untuk asesmen
• sebuah outline tahapan asesmen, jangka waktu dan target tanggal; dan
• prosedur asesmen mandiri Asesi.
Setiap unit kompetensi berisi sebuah Pedoman Bukti yang mengidentifikasi sumber spesifik yang
dipersyaratkan untuk asesmen. Tetapkan sebuah unit yang anda maksudkan untuk digunakan
sebagai acuan pembanding dalam proses asesmen dan lihat jika anda siap mengakses sumber-
sumber yang dipersyaratkan yang terdapat pada Pedoman Bukti.
Gunakan template Rencana Asesmen untuk merancang sebuah rencana asesmen FR-POA-01.
Adalah penting untuk mendokumentasikan peran dan tanggung jawab seluruh orang yang terlibat
didalam proses asesmen, termasuk tanggung jawab untuk mengumpulkan bukti.
Gunakan Tabel Bukti berikut ini untuk merangkum informasi.
Gunakan template berikut ini untuk mendaftar karakteristik Asesi anda dan
tunjukkan penyesuaian yang beralasan yang boleh dibuat untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Sementara metoda dan perangkat asesmen mungkin secara
beralasan disesuaikan, mereka harus terus memelihara integritas acuan
pembanding asesmen dan memenuhi penerapan yang seimbang dari prinsip-prinsip
asesmen dan aturan bukti.
Pedoman kontekstualisasi
Unit-unit dapat dikontekstualisasi untuk mengakomodasi persyaratan spesifik
industri. Sementara hasil-hasil yang dimaksudkan dari unit dipelihara, penyesuaian
dan modifikasi dapat dibuat dengan menambahkan detail pada unit untuk
Setelah mengkontekstualisasi dan mengkaji rencana asesmen, sekarang anda perlu untuk
mengorganisasikan pengaturan asesmen, dan hal ini akan mencakup :
• Pengaturan sumber-sumber material dan fisik;
• Pengaturan dukungan tenaga ahli;
• Mendorong komunikasi dan umpan balik;
• Mengkonfirmasikan pengaturan rekaman dan laporan.
Material-material dan sumber-sumber yang anda atur untuk asesmen harus sesuai
dengan seluruh persyaratan K3 dan tidak memahalkan biaya asesmen.
1 Transportasi
3 Ketersediaan Peralatan
Ketika pengaturan untuk proses RPL identik terhadap jalur belajar dan asesmen
tersebut, ada beberapa perbedaan yang penting. Jika anda telah menetapkan
bahwa proses RPL lebih cocok untuk Asesi tertentu, anda perlu untuk :
• menjelaskan dan mengklarifikasi proses RPL;
• mengidentifikasi dan menginterpretasi acuan pembanding asesmen;
• menjelaskan tipe bukti yang dipersyaratkan oleh acuan pembanding;
• menyediakan peluang up-front dan asesmen mandiri terhadap acuan
pembanding;
• menegosiasikan metoda-metoda yang sesuai dan efektif; dan
• membantu Asesi mengumpulkan bukti portofolio.
6. Asesmen
6.1. Untuk memastikan pencapaian kompetensi peserta pelatihan, maka harus dilakukan
asesmen kompetensi dalam rangkaian akhir pelatihan.
6.2. Untuk mendemonstrasikan unit ini peserta pelatihan harus memberikan bukti dalam proses
asesmen, bahwa peserta harus:
6.2.1. Telah dapat mengembangkan rencana asesmen; dan
6.2.2. Mengorganisasikan sumberdaya dan personel untuk mendukung proses
asesmen.
6.2.3. Minimum 2 kali pengalaman membuat perencanaan dan pengorganisasian
asesmen.
6.3. Asesmen kompetensi harus memastikan peserta mampu untuk:
6.3.1. Menjelaskan bagaimana tujuan asesmen diidentifikasi;
6.3.2. Mengembangkan struktur rencana asesmen yang menjelaskan pemilihan/seleksi
metode, peangkat dan lingkungan asesmen;
6.3.3. Memodifikasi/ penyesuaian perangkat asesmen untuk mengakomodasi kebutuhan
khusus peserta asesmen;
6.3.4. Kontekstualisasi asesmen;
6.3.5. Mengembangkan strategi komunikasi dengan personil yang relevan dengan
proses asesmen;
6.3.6. Mengidentifikasi sumberdaya/ bantuan khusus yang dibutuhkan melalui proses
asesmen; dan
6.3.7. Mengidentifikasi persyaratan rekaman dan pelaporan.
MENGASES KOMPETENSI
Panduan pelatihan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diterbitkannya modul pelatihan berbasis
kompetensi unit kompetensi MENGASES KOMPETENSI dalam skema sertifikasi asesor yang
akan digunakan untuk melatih calon asesor sesuai dengan modul yang telah ditetapkan.
Tenaga-tenaga tersebut diharapkan mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.
Penyusunan modul ini dilaksanakan dalam rangka harmonisasi dengan negara-negara mitra
bisnis Indonesia dan dilakukan melalui workshop Master Asesor, uji coba dan validasi oleh
Pleno BNSP. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan modul ini, terutama kepada tim Master Asesor.
Kami menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna. Kami sangat menghargai apabila
ada masukan untuk penyempurnaannya.
Akhir kata, diharapkan modul ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat
dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kredibilitas asesor kompetensi dan dapat turut
serta membangun kompetensi bangsa dengan kompeten.
Jakarta,
Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi
1. Daftar Isi
Isi Halaman
1. Pendahuluan
1.1. Umum
1.2. Ruang lingkup
2. Acuan normatif
3. Definisi
4. Persyaratan dasar
4.1. Kelembagaan pelatihan
4.2. Pelatih
4.3. Peserta
5. Topik Pembelajaran
5.1. Umum
5.2. Topik Pembelajaran 1: Mengidentifikasi gambaran umum tentang
asesmen kompetensi
5.3. Topik Pembelajaran 2 : menciptakan dan memelihara lingkungan
asesmen
5.4. Topik Pembelajaran 3 : Mengumpulkan bukti yang berkualitas
5.5. Topik Pembelajaran 4 : Mendukung kandidat
5.6. Topik Pembelajaran 5 : Membuat keputusan asesmen
5.7. Topik Pembelajaran 6: Mencatat dan melaporkan keputusan asesmen
5.8. Topik Pembelajaran 7: Meninjau proses asesmen
6. Asesmen
7. LAMPIRAN
1.1. Umum.
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengases kompetensi dalam sistem
berbasis kompetensi. Unit ini juga memperlihatkan cara menilai kompetensi seorang kandidat
dan juga cara mengembangkan alat asesmen. Asesor juga harus berpartisipasi dalam validasi
asesmen.
Unit ini merupakan bagian dari klaster dari skema sertifikasi asesmen kompetensi.
Pedoman ini merupakan pedoman bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, para pelatih,
Master Asesor dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pelatihan asesor kompetensi
menuju registrasi asesor BNSP.
2. Acuan Normatif
3. Definisi
3.1. Asesor kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan
kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian
3.2. Peserta asesmen kompetensi adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.
3.3. Proses sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan,
evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.
3.4. Sistem sertifikasi adalah kumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses
sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi
termasuk pemeliharaannya.
4. Persyaratan dasar
4.2. Pelatih
Pelatih dalam pelaksnaan pelatihan untuk skema sertifikasi asesmen kompetensi khususnya
unit mengases kompetensi harus pelatih bersertifikat kompetensi dengan kualifikasi Master
Asesor dan/atau pelatih berbasis kompetensi dengan ruang lingkup skema sertifikasi asesmen
kompetensi.
4.3. Peserta
Peserta pelatihan pada skema sertifikasi klaster asesmen kompetensi ini adalah personil yang
telah mempunyai kualifikasi atau kompetensi bidang tertentu yang menjadi ruang lingkup
kompetensi yang akan diases.
5. Topik Pembelajaran
5.1. Umum.
Untuk mendemonstrasikan unit ini, peserta harus dapat memberikan bukti bahwa peserta
mampu mengases kompetensi seseorang melalui proses:
5.2.1. Review harus mencakupi: Definisi-definisi kritis, Gambaran umum asesmen Proses
asesmen, Prinsip-prinsip asesmen, Aturan-aturan bukti, dan Asesmen dalam Sistem
sertifikasi kompetensi nasional.
Keterangan Unit
Unit ini menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk menilai kompetensi kandidat.
2. Mengumpulkan bukti 2.1. Rencana asesmen diikuti untuk memberikan panduan dalam
yang berkualitas melaksanakan asesmen dan metode serta alat asesmen
digunakan untuk mengumpulkan, menyusun dan
mendokumentasikan bukti dalam format yang sesuai untuk
menentukan kompetensi
3. Mendukung kandidat 3.1. Kandidat dibimbing dalam mengumpulkan bukti mereka untuk
mendukung pengakuan terhadap kompetensi saat ini
5. Mencatat dan 5.1. Hasil asesmen dicatat dengan cepat dan akurat sesuai dengan
melaporkan keputusan kebijakan dan prosedur sistem asesmen dan persyaratan
asesmen organisasi/hukum/etika
6. Meninjau proses 6.1. Proses asesmen ditinjau berdasarkan kriteria yang ada melalui
asesmen konsultasi dengan orang yang relevan untuk memperbaiki dan
memodifikasi praktek asesmen di masa yang akan datang
6.2. Peninjauan didokumentasikan dan dicatat sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang relevan dan dan
persyaratan organisasi/hukum/etika
6.3. Keterampilan refleksi digunakan untuk meninjau dan
mengevaluasi sendiri praktek asesmen
Deskripsi Unit : Unit ini menjelaskan kompetensi yang dibutuhkan melaksanakan asesmen
kompetensi terhadap Asesi.
Ketrampilan yang dapat digunakan dalam pekerjaan (Employability) : Unit ini bermuatan
ketrampilan yang dapat diterapkan dalam pekerjaan.
Sebagai bagian dari pendekatan asesmen, pertama-tama anda perlu menciptakan dan
memelihara suatu lingkungan asesmen , dan hal ini mencakup:
• Menginterpretasikan rencana asesmen
• Menginterpretasikan acuan asesmen dan
• Mendiskusikan proses asesmen dengan Asesi.
Anda juga perlu memastikan rencana asesmen dengan asesi (asalkan sesuai dengan
persyaratan aturan hukum, organisasi dan etika melaksanakan asesmen). Anda juga harus
memastikan persyaratan ini dengan setiap orang yang terlibat dalam proses asesmen,
termasuk:
Setelah memastikan rencana asesmen kepada setiap orang yang terlibat, anda sekarang
perlu mengakses dan menginterpretasikan standar untuk asesmen (yang sudah
diidentifikasi dalam rencana asesmen)
Asesmen yang akan dilaksanakan sepenuhnya diacu pada standar. Jika anda
menggunakan unit kompetensi sebagai acuan, pendekatan asesmen harus
merefleksikan semua bagian komponen unit kompetensi termasuk:
Langkah terakhir di atas sangat penting, karena inter-relasi dalam suatu unit menentukan
cara bagaimana suatu unit akan di-ases. Ketika membaca unit kompetensi, pastikan
anda menggali hal berikut:
Dimensi kompetensi
Unit kompetensi tidak hanya satu dimensi- ada 4 dimensi dalam satu unit. Unit
mengandung lebih dari satu dimensi, melaksanakan tugas, karena unit itu menguraikan
aplikasi,ketrampilan, pengetahuan yang relevan pada partisipasi efektif di tempat kerja,
dan hal ini termasuk kemampuan mentransfer dan menerapkan ketrampilan dan
pengetahuan ke suatu hal baru dan lingkungan baru. Menjamin asesmen anda
memenuhi 4 dimensi kompetensi, anda akan membutuhkan jaminan bahwa setiap calon
Asesi dapat :
• melaksanakan tugas-tugas individu (task skill)
• mengatur sejumlah tugas yang berbeda didalam satu pekerjaan ( task management
skill)
• merespon ketidakteraturan dan masalah-masalah dalam pekerjaan rutin ( contingency
management skill)
• memenuhi tanggungjawab dan harapan-harapan dari lingkungan kerja ( job/role
environment skill), termasuk bekerja dengan orang lain.
Apa yang anda butuhkan untuk mengetahui aktivitas Dimana informasi didapatkan?
kerja
Apa aktivitas kerjanya? Judul unit
Apa cakupan aktivitas kerjanya? Diskripsi unit
Bagaimana unit diterapkan ditempat kerja? Aplikasi unit kompetensi
Ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk Elemen
melaksnakan aktivitas pekerjaan?
Level ketrampilan apa yang dibutuhkan? KUK
Pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan Pengetahuan dan ketrampilan yang
untuk melaksanakan aktivitas kerja dibutuhkan.
Kondisi atau persyaratan apa yang dibutuhkan untuk Batasan variabel
menjalankan aktivitasnya.
Bukti apa yang dibutuhkan untuk membuktikan Aspek kritis
Asesmen terpadu
Jarang sekali satu kompetensi dilaksanakan terpisah dari unit lain di tempat kerja. Suatu
tipikal peran kerja selalu melibatkan sejumlah tugas terkait, dan setiap pendekatan
melaksanakan asesmen harus merefleksikan hal ini. Sering digunakan istilah asesmen
holistic, terpadu, asesmen simultan terhadap beberapa unit kompetensi terkait sebagai
suatu kegiatan efektif, efisien dan autentik, karena asesmen terpadu:
a). lebih dekat merefleksikan kondisi kerja-nyata , dan
b). menghemat waktu, biaya dan mengurangi kertas kerja.
Asesmen terpadu harus direncanakan secara hati-hati, dan langkah pertama dalam
proses perencanaan adalah mengelompokkan unit kompetensi yang relevan. Informasi
ini diidentifikasi dalam tiap panduan bukti unit yang unit kompetensinya sering
direkomendasikan untuk asesmen terpadu. Namun anda tidak terpaku pada rekomendasi
ini dan anda dapat mengelompokkan setiap unit ke dalam asesmen terpadu (asal saja
unit itu relevan dan terkait dalam tempat kerja dan peran kerja).
Ketika mengases kompetensi asesi, anda harus mengijinkan penyesuaian wajar guna
menjamin prinsip asesmen berupa keadilan dan fleksibilitas tercantum di dalamnya.
Namun, anda harus yakin bahwa setiap penyesuaian tidak berkompromi dengan
integritas standar asesmen. Anda dapat membuat penyesuaian wajar kepada calon asesi
dengan :
• Mempertimbangkan persyaratan kemampuan berbahasa, membaca dan menghitung.
• Memberikan dukungan layanan personal (contoh: tenaga pembaca, tenaga pembantu,
penulis)
• Menggunakan teknologi terapan atau peralatan khusus.
• Menjadualkan sesi asesmen dengan fleksibel memungkinkan pemulihan kelelahan
atau perbaikan administrasi.
• Memberikan bahan asesmen dalam suatu format beragam (contoh: Braille,
audio/videotape)
• Membuat penyesuaian pada lingkungan fisik atau tempat
• Mempertimbangkan usia peserta asesmen, jenis kelamin, budaya, keyakinan, praktek
adat istiadat dan keagamaan.
• Mengatur anggota komunitas untuk dapat hadir pada asesmen dan
• Revisi setiap metode dan perangkat asesmen yang diusulkan.
Re-asesmen
Calon asesi harus diberikan suatu peluang untuk re-asesmen karena yang bersangkutan
dipertimbangkan dan diputuskan belum kompeten. Namun, ada batas waktu berkaitan
dengan re-asesmen, dan amatlah penting bahwa calon asesi mempunyai pemahaman
realistis atas proses re-asesmen.
Banding
Banding muncul apabila seorang asesi tidak puas dengan keputusan asesmen asesor.
Asesor membutuhkan jaminan bahwa kepada setiap asesi telah diberi arahan tentang
bagaimana asesi melakukan banding, dan asesi mengerti dengan jelas bahwa:
• Asesi mempunyai peluang mengajukan kasus bandingnya;
• Asesi mempunyai akses kepada suatu badan arbitrasi independen (jika dibutuhkan);
• Asesi akan diberitahukan hasil bandingnya; dan
• Banding akan diselesaikan dalam waktu yang realistis dan adil.
Nama Kandidat:
Nama Asesor:
Tanggal Asesmen:
Apakah Anda mau melibatkan orang lain membantu Anda dalam proses
Banding?
Banding ini diajukan atas Keputusan Asesmen yang dibuat terhadap Unit Kompetensi berikut:
Anda mempunyai hak mengajukan Banding jika Anda mendapatkan hasil yang tidak sah
dan/atau proses tidak sah atau tidak adil.
Setelah menciptakan lingkungan asesmen, asesor butuh mengupulkan bukti, dan langkah ini
mencakup:
• Mengidentifikasi bukti bermutu;
• Menggunakan metode asesmen pilihan dan perangkat asesmen mengumpulkan bukti
bermutu; dan
• Menetapkan peluang mengumpulkan bukti bermutu.
Dalam asesmen berbasis kompetensi, bukti adalah informasi, bahan dan produk yang
mendukung Suatu usul asesi mendemonstrasikan kompetensinya terhadap asesmen
suatu standar kompetensi. Sementara ada tiga tipe buki utama, ada juga metode
mengumpulkan bukti (yang dikenal dengan metode asesmen). Dan kombinasi antara tipe
bukti utama dengan metode asesmen yang digunakan. Para asesor dan asesi akan
mengumpukan bukti dari suatu batasan sumber asesmen, dan selalu harus dikaitkan
terhadap peran terkini asesi atau peran kerja asesi di masa mendatang.
5.4.2. Menggunakan metode dan perangkat asesmen yang dipilih untuk mengumpulkan
bukti.
Rencana asesmen yang digunakan asesor akan mengidentifikasi metode dan perangkat
asesmen sesuai dengan yang dipilih untuk mengumpulkan bukti asesmen, dan bukti-bukti
tersebut harus sesuai dengan prinsip asesmen. Penting untuk menggunakan rencana
asesmen memandu asesmen yang dilakukan asesor, dan hal ini termasuk metode dan
perangkat asesmen yang dipilih guna mengumpulkan, mengorganisasikan dan
mendokumentasikan bukti.
Tanya pada diri anda sendiri: Standar apa yang sesuai dengan standar kompetensi?
Tanya diri anda: Bagaimana saya dapat mengumpulkan Bukti yang bermutu?
↓
Setelah memastikan bukti yang perlu dikumpulkan dan metode serta perangkat yang akan
digunakan, maka asesor masih perlu menetapkan peluang yang tersedia mengumpulkan
bukti dengan setiap orang yang terlibat dalam proses asesmen (termasuk kegiatan kerja,
kegiatan pekerjaan yang disimulasikan dan kegiatan asesmen terpadu). Tergantung pada
peluang yang diidentifikasi mengumpulkan bukti, anda juga perlu melakukan modifikasi
perangkat asesmen sebagaimana mestinya. Anda juga perlu menjamin peluang
mengumpulkan bukti sesuai dengan persyaratan Aturan hukum, organisasi dan etika dalam
melaksanakan asesmen.
q Fair/adil? q Otentik
q Fleksibel q Terkini
q Reliabel q Memadai
q Valid q Valid
q Fair/adil? q Otentik
q Fleksibel q Terkini
q Reliabel q Memadai
q Valid q Valid
q Fair/adil? q Otentik
q Fleksibel q Terkini
q Reliabel q Memadai
q Valid q Valid
q Fair/adil? q Otentik
q Fleksibel q Terkini
q Reliabel q Memadai
q Valid q Valid
Setelah menetapkan bagaimana dan di mana anda akan mengumpulkan bukti bermutu, maka
anda perlu mendukung calon asesi melalui proses dan hal itu mencakup:
• Membantu calon asesi mengumpulkan bukti untuk RPL nya
• Menggunakan komunikasi yang tepat dan ketrampilan interpersonal
• Membuat kemudahan untuk kebutuhan khusus asesi; dan
• Mendatangkan bantuan spesialis sesuai dengan rencana asesmen.
5.5.1. Membantu calon asesi mengumpulkan bukti kompetensi untuk RPL nya
Dalam rangka mengases kompetensi seorang calon asesi, maka asesor perlu memahami
bagaimana bukti bermutu dikumpulkan. Namun, asesor juga perlu mengetahui
bagaimana mendukung asesi mengumpulkan bukti kompetensinya. Sementara peluang
pengumpulan bukti untuk proses RPL serupa dengan proses pengumpulan untuk
pembelajaran dan alur asesmen, namun ada sedikit perbedaan. Jika anda telah
menetapkan bahwa suatu proses RPL lebih cocok bagi seorang calon asesi tertentu,
asesor penting untuk:
• Menjelaskan langkah-langkah proses RPL
• Menjelaskan standar asesmen (dan tipe bukti yang diperlukan sesuai standar);
• Menjelaskan aturan bukti yang harus dipenuhi proses RPL;
• Menjelaskan metode dan perangkat asesmen (dan bagaimana metode dan perangkat
akan digunakan)
• Memberikan peluang asesmen awal dan mandiri terhadap standar;
• Membantu calon asesi mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti; dan
• Membantu calon asesi mengkompilasi suatu bukti portofolio.
Asesmen awal
Asesmen awal merupakan proses rutin mengases ketrampilan seorang calon asesi dan
pengetahuan terhadap standar kompetensi sebelum terlibat dalam proses RPL atas alur
asesmen pembelajaran dan alur asesmen. Hal ini merupakan langkah penting dalam
proses asesmen, karena menjamin sumber daya anda dan memberikan kontribusi
keuangan klien anda yang digunakan secara efisien dan efektif. Asesor dapat
menggunakan asesmen awal untuk :
• Rencana asesmen bagi asesi perseorangan atau kelompok asesi;
• Menjamin penggalian keuntungan bagi calon asesi mengikuti suatu proses format RPL;
• Mengumpulkan bukti untuk menunjang seorang calon asesi membuktikan RPL;
• Menetapkan apakah calon asesi telah mempunyai kebutuhan akan dukungan khusus;
dan
• Menjamin calon asesi menerima layanan asesmen dan dukungan yang sesuai dengan
kebutuhan para calon asesi.
Asesmen mandiri
Asesmen mandiri merupakan suatu proses cepat, nyaman, bentuk bukti biaya hemat,
dan merupakan suatu model paling bagus mengumpulkan informasi tentang
pembelajaran formal dan informal calon asesi. Suatu asesmen mandiri terstruktur
sebaiknya menanyakan asesi mempertimbangkan apakah asesi berpengalaman
mengikuti tugas tertentu dan apakah asesi pernah mengikuti tugas serupa dalam konteks
lain. Penting mendorong orang berlaku jujur. Kebanyakan orang lebih sulit jujur pada diri
sendiri daripada kepada orang lain, dan mereka yang tidak jujur akan dengan cepat
ditemukan.
Anda dapat menggunakan asesmen mandiri asesi sebagai bagian dari bukti yang anda
kumpulkan memenuhi dan kecukupan persyaratan asesmen(karena anda menjamin
semua aspek telah dipenuhi dan dapat didemonstrasikan secara berulang). Namun,
suatu asesmen mandiri tidak dapat dijadikan untuk kecukupan bukti untuk membenarkan
kompetensi asesi secara terpisah tanpa ada bukti lainnya.
Asesmen mandiri merupakan bukti yang kurang kuat dibandingkan dengan tipe bukti
asesmen lainnya dan karena itu harus berisikan pertanyaan yang merefleksikan rincian
dan aplikasi keseluruhan dari satu unit, termasuk elemen-elemennya, kiriteria kinerja,
Formulir FR-APL-02. ASESMEN MANDIRI dibawah ini harus digunakan untuk melakukan asesmen
mandiri dalam rangka mengajukan permohonan assmen dan sertifikasi kepada lembaga sertifikasi
profesi.
2. ______________________
Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit-unit) kompetensi yang akan
diujikan.
1. Pelajari seluruh standar Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang dipersyaratkan, batasan variabel,
panduan asesmen dan kompetensi kunci serta yakinkan bahwa anda sudah benar-benar
memahami seluruh isinya.
2. Laksanakan asesmen mandiri dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang anda miliki
secara obyektif terhadap seluruh KUK yang ada, serta tentukan apakah sudah kompeten (Y) atau
belum kompeten (Tdk).
3. Apabila anda menilai belum kompeten untuk sebagian item KUK yang ada, disarankan untuk
melakukan pelatihan terlebih dahulu sampai anda merasa yakin dapat mendemonstrasikan item
yang dinilai belum kompeten tersebut.
Unit Kompetensi :
Nomor : _____________________________
Elemen Kompetensi :
__________________________________________________________________________________________________
Kriteria Asesmen
NO.
Bukti
Unjuk Kerja Y Tdk
Nama
Tanda tangan/
Tanggal
Catatan : Asesor :
Nama
No. Reg.
Tanda tangan/
Tanggal
Cara terbaik menghasilkan umpan balik efektif dua arah dengan asesi adalah dengan:
• Menjamin asesi mengerti proses asesmen;
• Memotivasi pertanyaan dan jawaban selama proses asesmen;
• Memberitahukan sesegera mungkin hasil asesmen;
• Mengidentifikasi bukti lanjut yang masih diperlukan;
• Mendiskusikan rencana tindak dengan asesi;
• Memastikan jika ada kesenjangan pelatihan yang masih dibutuhkan asesi;
• Menjelaskan proses banding; dan
• Memberi saran perbaikan dalam proses asesmen.
Kendati demikian, umpanbalik dua arah efektif hanya dapat berjalan lancar jika
komunikasi dan ketrampilan interpersonal yang tepat digunakan, jadi penting untuk
asesor melakukan,antara lain:
Seorang calon asesi mengambil Sertifikat II dalam bidang Adminstrasi Bisnis telah mengalami
kesulitan dengan pengelolaan waktu, ketrampilan organisasi, pengambilan catatan dan tugas tertulis.
Asesor mengambil prakarsa melakukan pertemuan dengan asesi, advokat asesi dan Petugas
Mahasiswa Berkendala untuk secara bersama mengorganisasikan sejumlah strategi membentuk,
dengan melibatkan,al:
• Membantu asesi mengorganisasikan warna bahan studi kasus (setiap folder unit kompetensi
dan bahan asesmen dibuat dan disekat dengan warna berbeda)
• Memberikan salinan unit kompetensi kepada asesi sebelum pelatihan dimulai dan
menjelaskan kepadanya agar bertanggung jawab membuat jadual asesmen dan
mendiskusikan bagaimana pelaksanaan asesmen nanti.
• Menyesuaikan proses asesmen agar kegiatan kerja asesi di ases berbasis progress/kemajuan
kerja (daripada mengumpulkan secara simultan semua elemen).
• Menggunakan metode asesmen seperti bertanya (daripada uji tertulis) dan observasi
langsung pekerjaan asesi di lingkungan tempat kerja; dan
• Menawarkan panduan ongoing dan dukungan serta mengembangkan strategi membantu
asesi meraih percaya diri dan mempertahankan motivasi.
Dalam memutuskan keputusan sesuai yang diprsyaratkan dalam proses asesmen, perlu
untuk mengases spesialis yang mendukung proses asesmen, yakni:
• Saran dari lead asesor dan tim asesmen;
• Saran dari pengembangan kebijakan, ahli teknis dan keamanan kerja;
• Saran dari otoritas kompeten;
• Bantuan dari pihak ketiga;
• Dukungan untuk kandidat dan/atau asesor terisolasi;
• Dukungan dari educator spesialis;
• Pengembangan aktivitas asesmen online.
Formulir FR-AC-01. PELAKSANAAN ASESMEN DAN REKOMENDASI dibawah ini harus digunakan untuk
melakukan asesmen dan rekomendasi.
Nama :
Tanggal/Waktu : _____________ , _____________
Peserta ______________________________
Nama : 1. :
Tempat
Asesor ___________________________ ________________________________
Peserta telah diberikan umpan balik/masukan dan Nama Asesor : No. Reg.:
diinformasikan hasil asesmen/uji kompetensi serta
_________________________ ___________
penjelasan terhadap keputusan yang dibuat.
Berdasarkan hasil asesmen tersebut, peserta :
Tanda tangan :
Direkomendasikan/Tidak direkomendasikan *)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit
_______________________ Tgl. ___________
kompetensi yang diujikan
Saya mengkonfirmasikan bahwa peserta telah Nama Tenaga Ahli/Subject Specialist :
melaksanakan asesmen pada unit kompetensi ini
dan saya menyatakan
_________________________
Tanda tangan :
Setuju Tidak setuju
_______________________ Tgl. ___________
Saya telah mendapatkan umpan balik/masukan Nama Peserta :
terhadap bukti yang telah saya berikan serta
informasi mengenai hasil asesmen dan penjelasan
_________________________
untuk keputusan yang dibuat
Tanda tangan :
Dengan membantu asesi melalui seluruh proses asesmen, maka asesor tiba saatnya perlu
membuat keputusan asesmen, dan hal ini akan melibatkan:
• Mengidentifikasi keterbatasan dalam menghasilkan dan mengevaluasi bukti bermutu;
• Menguji dan mengevaluasi bukti bermutu;
• Mempertimbangkan dan menetapkan apakah kompetensi telah didemonstrasikan; dan
• Memberi umpan balik yang jelas dan konstruktif kepada asesi.
Sejumlah isu akan membatai asesor menghasilkan dan mengevaluasi bukti bermutu,
termasuk,al:
• Peran kerja dan tanggung jawab seorang asesi;
• Pemenuhan panduan K3, standar dan pertimbangan;
• Tanggung jawab hukum berkaitan dengan proses asesmen;
• Persyaratan bekerja dengan mitra kerja asesmen;
• Persyaratan pelatihan suatu organisasi atau sektor industri;
• Kapasitas asesor memenuhi kebutuhan asesi tertentu;
• Pengetahuan asesor tentang asesmen berbasis kompetensi; dan
• Tingkat kemampuan vokasional asesor (pada level yang sedang diases).
Membuat suatu pertimbangan atas kompetensi asesi, asesor harus menguji dan
mengevaluasi bukti bahwa asesor dan asesi telah mengumpulkan untuk memastikan
bahwa bukti itu memuat:
• Semua bagian-bagian komponen standar asesmen;
• Dimensi kompetensi
• Aturan bukti;
• Semua dokumen terkait termasuk:
o panduan asesmen standar yang relevan;
o persyaratan bukti sebagaimana ditetapkan dalam rencana asesmen;
o semua persyaratan hukum, organisasi dan etika;
o indikator relevan dan tingkat kompetensi sesuai KKNI
o persyaratan organisasi relevan untuk kinerja pekerjaan
o spesifikasi produk relevan; dan
o persyaratan asesmen terpadu.
Setelah menguji dan mengevaluasi bukti bermutu yang dikumpulkan asesor dan asesi,
maka saatnya membuat suatu keputusan kompetensi yang telah didemonstrasikan. Ini
adalah proses dua langkah yang melibatkan asesor membuat bahwa suatu keputusan:
a) buktinya dibuat memenuhi prinsip asesmen dan aturan bukti; dan
b) asesi sudah kompeten atau belum kompeten.
Nama asesi:
Nama Asesor :
Unit Kompetensi:
yakin
5.6.4. Memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif kepada asesi
Setelah asesor mengambil keputusan, asesor selanjutnya mencatat dan melaporkannya dan
pekerjaan ini mencakup:
• Merekam dengan akurat hasil asesmen;
• Melengkapi dan memproses laporan asesmen;
• Menyampaikan rekomendasi tindak lanjut; dan
• Memberitahukan para pihak yang relevan tentang keputusan asesmen.
Menjaga dan mengamankan rekaman merupakan suatu bagian kritis dari proses
asesmen, dan hal ini dipersyaratkan dalam system manajemen mutu untuk mengelola
rekaman secara tepat guna menjamin akurasi dan integritasnya. Satu hal yang penting
bagi setiap orang yang terlibat dalam proses asesmen mengerti pentingnya rekaman
mereka dan tanggung jawab melaporkannya, karena itu harus dilakukan seefektif
mungkin.
Rekaman yang akurat dan aman sangat penting karena rekaman itu dapat digunakan
untuk:
• Memberi umpan balik kepada seorang asesi;
• Memastikan penerbitan suatu hasil kualifikasi atau pernyataan capaian;
• Memandu pilihan untuk studi lanjut;
• Untuk kenaikan gaji atau promosi jabatan;
• Sebagai Arsip bagian personalia;
• Sebagai dasar/bahan dalam proses banding atau re-asesmen.
Setelah merekam hasil asesmen anda, sekarang anda perlu menyiapkan suatu laporan
asesmen sesuai dengan prosedur dan kebijakan system asesmen anda (pesyaratan
hukum, organisasi dan etika). Laporan asesmen biasanya mencakup hal berikut:
• Data pribadi asesi yang rinci
• Rincian asesmen (termasuk tanggal, waktu dan tempat);
• Rincian ringkas bukti (termasuk salinan rekaman asesmen)
• Umpan balik dari dan kepada asesi;
• Justifikasi keputusan anda;
• Ringkasan rencana tindak asesi;
• Informasi kritis lain (termasuk banding dan hasil);
• Tanda tangan asesor dan asesi; dan
• Setiap laporan tertulis atau elektronik yang dibutuhkan oleh lembaga yang
mendanai.
Setelah menyiapkan laporan asesmen anda, sekarang anda perlu menyerahkan setiap
rekomendasinya untuk ditindaklanjuti, kepada setiap orang yang terlibat proses asesmen
dan rekomendasi itu termasuk:
• Rekomendasi untuk RPL;
• Rekomendasi mendukung pelatihan dan/aau asesmen di bagian-bagian baru
kompetensi.;
• Rekomendasi sebagaimana digariskan dalam rencana tindak;
• Rekomendasi untuk re-asesmen; dan
• Setiap implikasi yang mungkin timbul dari proses banding.
Tanggung jawab-pelaporan anda yang terakhir yaitu memberitahukan kepada para pihak
yang relevan atas keputusan asesmen (jika hal ini diperlukan oleh prosedur dan
kebijakan sistem asesmen anda), termasuk hal berikut:
• Personel kunci yang berperan;
• Para pihak yang dipilih sebagai asesi; dan
• Para pihak yang harus diinformasikan karena alas an keharusan
kontraktual/berdasarkan kontrak.
Formulir FR-AC-02. UMPAN BALIK DAN CATATAN ASESMEN dibawah ini harus digunakan untuk
melakukan umpan balik.
Aspek Negatif dan Positif Dalam Pencatatan Penolakan Hasil Saran Perbaikan :
Asesmen : Asesmen : (Master Asesor/Personil Terkait)
Setelah keputusan asesmen dicatat dan dilaporkan, maka asesor perlu mengkaji ulang proses
asesmen, dan hal ini melibatkan:
• Mengkaji ulang dan mendokumentasikan proses asesmen dengan melakukan konsultasi
dengan pihak lain; dan
• Merefleksikan praktek asesmen anda sendiri.
5.8.1. Mengkaji ulang proses asesmen dengan berkonsultasi dengan Para Pihak
Formulir FR-AC-03: Kaji Ulang Asesmen dibawah ini harus digunakan untuk melakukan kaji ulang.
Penjelasan:
1. Kaji ulang sebaiknya dilakukan oleh Asesor yang melakukan supervise terhadap pelaksanaan
asesmen.
2. Bila dilakukan oleh asesor pelaksanan asesmen, maka dilakukan setelah selesai seluruh
proses pelaksanaan asesmen.
3. Kaji ulang dapat dilakukan secara integrasi dalam suatu skema sertifikasi dan/atau kandidat
kelompok yang homogeny
Rekomendasi perbaikan :
Rekomendasi perbaikan :
Keterangan :*) K1 = Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi K5 = Menggunakan ide dan teknik matematika
K2 = Mengkomunikasikan gagasan dan informasi K6 = Menyelesaikan masalah
K3 = Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan-kegiatan K7 = Memanfaatkan teknologi
K4 = Bekerja dengan orang lain dan dalam tim
Cara yang tepat mengkaji ulang dan mengevaluasi praktek asesmen anda adalah
dengan mengembangkan apa yang disebut dengan praktek reflektif, dengan hanya
menyisihkan waktu sejenak (secara teratur) merefleksikan asesmen anda dan
mengembangkan strategi untuk memperbaiki kinerja anda. Praktek reflektif besar
manfaatnya terhadap isu dan tantangan yang muncul dalam lingkungan asesmen.
Asesor dapat merefleksikan praktek asesmen dengan beraneka cara, termasuk:
• Menanyakan secara kritis kinerja anda sendiri;
• Melakukan diskusi dengan para asesor lainnya dan para kordinator asesmen;
• Mencari umpan balik dari asesi atas asesmen anda; dan
• Mencari umpan balik dari rekan kerja atas asesmen anda.
MENGEMBANGKAN PERANGKAT
ASESMEN
Panduan pelatihan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diterbitkannya modul pelatihan berbasis kompetensi
unit kompetensi MENGEMBANGKAN PERANGKAT ASESMEN dalam skema sertifikasi asesor yang akan
digunakan untuk melatih calon asesor sesuai dengan modul yang telah ditetapkan. Tenaga-tenaga
tersebut diharapkan mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.
Penyusunan modul ini dilaksanakan dalam rangka harmonisasi dengan negara-negara mitra bisnis
Indonesia dan dilakukan melalui workshop Master Asesor, uji coba dan validasi oleh Pleno BNSP.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini,
terutama kepada tim Master Asesor.
Kami menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna. Kami sangat menghargai apabila ada
masukan untuk penyempurnaannya.
Akhir kata, diharapkan modul ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat dalam
upaya meningkatkan kompetensi dan kredibilitas asesor kompetensi dan dapat turut serta
membangun kompetensi bangsa dengan kompeten.
Jakarta,
Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Isi Halaman
1. Pendahuluan
1.1. Umum
1.2. Ruang lingkup
2. Acuan normatif
3. Definisi
4. Persyaratan dasar
4.1. Kelembagaan pelatihan
4.2. Pelatih
4.3. Peserta
5. Topik Pembelajaran
5.1. Umum
5.2. Topik Pembelajaran 1: Mengidentifikasi gambaran umum tentang asesmen
kompetensi
5.3. Topik Pembelajaran 2 : Menentukan fokus perangkat asesmen
5.4. Topik Pembelajaran 3 : Menentukan kebutuhan perangkat asesmen
5.5. Topik Pembelajaran 4 : Merancang dan mengembangkan perangkat asesmen
5.6. Topik Pembelajaran 5 : Meninjau dan menguji perangkat asesmen
6. Asesmen
7. LAMPIRAN
1.1. Umum.
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat Asesmen
dalam sistem berbasis kompetensi. Unit ini juga memperlihatkan cara menilai kompetensi
seorang Asesi dan juga cara mengembangkan perangkat asesmen. Asesor juga harus
berpartisipasi dalam validasi asesmen.
2. Acuan Normatif
3. Definisi
3.1. Perangkat Asesmen adalah instrumen dan prosedur yang dipergunakan untuk
mengintepretasikan bukti-bukti dan membuat asesmen apakah berdasar bukti-bukti tersebut
yang bersangkutan kompeten atau belum kompeten.
3.2. Asesor kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan
kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian
3.3. Peserta asesmen kompetensi adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.
3.4. Proses sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan,
evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.
3.5. Sistem sertifikasi adalah kumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses
sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi
termasuk pemeliharaannya.
4. Persyaratan dasar
5. Topik Pembelajaran
5.1. Umum.
Pada topik ini berisi sama dengan pada modul BNSP-MODUL-2.4.2-2009 karena modul ini
merupakan bagian dari klaster skema sertifikasi asesmen kompetensi. Untuk itu agar para
pelatih untuk melakukan review untuk mengawali pembelajaran modul ini pada Topik
pembelajaran 1.
5.2.1. Review harus mencakupi: Definisi-definisi kritis, Gambaran umum asesmen Proses
asesmen, Prinsip-prinsip asesmen, Aturan-aturan bukti, dan Asesmen dalam Sistem
sertifikasi kompetensi nasional.
5.2.2. Mengidentifikasi Prosedur melaksanakan asesmen. Secara umum prosedur
Mengembangkan Perangkat Asesmen seperti pada gambar dibawah ini, namun
beberapa Lembaga Sertifikasi Profesi mungkin menambahkan tahap-tahap lainnya.
Keterangan Unit
Unit ini menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat asesmen.
Elemen Kriteria Kinerja
1. Menentukan fokus 1.1. Kelompok target untuk Asesi dan tujuan serta konteks asesmen
perangkat asesmen diidentifikasi/diklarifikasi
1.2. Tolok ukur (benchmark) yang relevan untuk asesmen diperoleh dan
diinterpretasikan untuk menetapkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi
1.3. Apabila standar-standar kompetensi merupakan tolok ukur asesmen, maka
semua bagian komponen dari standar kompetensi diinterpretasikan dan, bila
relevan, standar-standar ini dikontekstualisasikan untuk memenuhi
persyaratan organisasi/hukum/etika, sesuai dengan pedoman
kontekstualisasi
1.4. Dokumentasi terkait lainnya diidentifikasi untuk menginformasikan
pengembangan perangkat asesmen
2. Menentukan 2.1. Metode-metode asesmen dipilih, yang akan mendukung pengumpulan bukti
kebutuhan perangkat yang telah ditetapkan, dengan mempertimbangkan konteks dimana
asesmen asesmen akan berlangsung dan memenuhi prinsip-prinsip asesmen
2.2. Metode-metode asesmen yang dipilih memungkinkan Asesi untuk
Ruang lingkup dari Menetapkan Fokus Perangkat Asesmen dapat digambarkan seperti dibawah
ini.
Ruang lingkup dalam Menentukan kebutuhan perangkat asesmen dapat digambarkan sebagai
berikut:
Langkah-langkah dapat diambil untuk menilai sikap yaitu mulai observasi di tempat kerja
hingga analisa diri yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Untuk menyediakan struktur dan petunjuk bagi Daftar simak/ceklis untuk penugasan/demonstrasi
asesor dan asesi dalam mengumpulkan bukti- prosedur ditempat kerja
bukti
Untuk memberikan petunjuk dan mendukung Instruksi atau perintah yang harus dilakukan dalam
asesi dalam memahami dan berpartisiopasi aktifitas penugasan/role play.
Setelah fokus perangkat asesmen dan kebutuhan asesmen ditentukan maka langkah
selanjutnya adalah Merancang dan mengembangkan perangkat asesmen, dengan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Nama asesi:
Nama Asesor :
Unit Kompetensi:
Untuk Merancang Daftar simak/ceklis evaluasi ketrampilan ditempat kerja simulasi, maka ceklis dapat
berupa: Project, Assignment, Roleplays, dan Exercise. Untuk m erancang Pertanyaan tertulis untuk
evaluasi pengetahuan, maka bentuk perangkat asesmen dapat berupa: Multiple choice, Short
answer, Assignment, Project, Essays dan True/ false. Sedangkan untuk merancang m erancang
Pertanyaan lisan untuk evaluasi pengetahuan, dapat berupa: Oral question, Role plays,
Interviews, Presentation, by learner, dan Group discussion.
c) Menetapkan instrumen dan prosedur yang jelas untuk penggunaan peralatan, kegiatan ini
memformulasi beberapa petunjuk, seperti:
q Petunjuk pengerjaan untuk asesi
q Petunjuk untuk penggunaan dan pengadministrasian perangkat
q Panduan untuk proses pembuatan keputusan
q Panduan untuk penyesuaian yang dapat dilakukan
q Variasi atau larangan dalam penggunaan perangkat asesmen.
q Aturan untuk memverifikasi keputusan asesmen
q Pertimbangkan K3L
q Informasi yang terkait dengan keteraksesan dan kemudahan dalam memperolehnya.
Membuat perangkat asesmen yang menjamin kesesuaian dengan acuan asesmen. Buatlah
pertanyaan tertutup untuk :
q Pertanyaan pertama tuliskan pertanyaan yang memastikan bahwa KUK dapat dilakukan
q Pertanyaan kedua identifikasi persyaratan underpinning knowledge / underpinning skill /
attitude yang berasal dari batasan variable yang relevan dengan KUK (bila tersedia)
q Pertanyaan ketiga identifikasi aspek kritis asesmen dengan KUK (bila tersedia)
q Pertanyaan keempat identifikasi kesesuaian dengan pesrsyaratan tempat kerja
Jenis Pertanyaan dapat berupa: Pertanyaan yang tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang
terstruktur yang ditujukan untuk memperoleh umpan balik terbatas. Dan Pertanyaan terbuka
yaitu pertanyaan yang terbuka dirancang untuk menggali informasi dan opini yang lebih
kompleks.
Jenis Pertanyaan juga dapat berupa Pertanyaan yang menggali (Probbing) yaitu bentuk
pertanyaan yang dirancang untuk memotivasi Asesi agar berpikir lebih dalam. Bentuk pertanyaan
seperti ini berguna pada saat Asesi belum memberikan informasi yang cukup sebagai jawaban
pertanyaan. Dan Pertanyaan analisa (Analytical) yaitu bentuk pertanyaan yang dirancang untuk
meninjau tingkat analisa Asesi dalam menyelesaikan suatu masalah.
Setelah merancang dan mengembangkan perangkat asesmen, anda perlu meninjau dan
menguji perangkat asesmen, dan hal ini mencakup :
A. Perangkat asesmen draft diperiksa berdasarkan kriteria evaluasi dan bila perlu diubah
B. Perangkat asesmen draft diujicobakan untuk memvalidasi isi dan penerapan
C. Umpan balik dari orang relevan yang terlibat dalam uji coba dikumpulkan dan
didokumentasikan
D. Perubahan-perubahan terhadap alat final dilakukan berdasarkan analisis umpan balik,
bila perlu.
E. Perangkat asesmen yang direvisi diformat dengan benar dan diarsipkan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen dan persyaratan organisasi/hukum/etika
B. Mengujicobakan draf perangkat asesmen untuk memvalidasi dari aspek isi dan
aplikasinya. Draft perangkat asesmen harus diujicoba penggunaannya dengan
beberapa plihan yang kredibel, diantaranya adalah:
q Uji coba di lapangan atau secara terbatas (piloting) dengan peserta dari asesor dan
asesi
q Peer review dengan sesama asesor dari industri atau sektor yang sejenis
C. mengumpulkan dan menganalisis umpan balik dari para peserta uji coba. Informasi
penting dalam uji coba ini adalah unpan balik dari peserta uji coba dengan
memperhatikan:
q Jenis umpan balik yang diperlukan
q Bagaimana umpan balik tersebut akan dikumpulkan dan oleh siapa
q Bagaimana informasi tentang uji coba tersebut akan di diseminasikan
q Bagaimana isu yang muncul dalam uji coba tersebut di dokumentasikan
D. Memperoleh umpan balik dari aspek-aspek waktu dan biaya. Aspek waktu dan biaya
sangat penting untuk dapat terselenggaranya suatu asesmen. Umpan balik yang kita
harapkan dapat membantu memastikan hal-hal berikut:
q Reliabilitas, fleksibilitas, validitas dan adil
q Relevansi terhadap konteks tempat kerja
q Akurat dalam isi
q Mudah digunakan
q Efektif dari aspek waktu dan biaya
q Fokus pada bahasa dan numerasi
Acuan Asesmen
…… merefleksikan prinsip-prinsip
asesmen
…… merefleksikan aturan bukti
Rekomendasi:
Revisi.
Dari hasil ujicoba dan umpan balik pengembangan perangkat asesmen, maka harus segera
melakukan revisi perangkat asesmen yang memastikan:
q Menjamin bukti-bukti yang berkualitas yang dikumpulkan dan asesmen yang berkualitas
yang dibuat.
q Keluarkan anomaly, inkonsistensi, kesalahan yang akan mengarahkan pada pelaksanaan
asesmen yang buruk
q Mendorong diperolehnya peningkatan percaya diri dari hasil asesmen
q Memfasilitasi konsistensi dari para asesor dan
q Mempromosikan validitas memaksimalkan reliabilitas, fleksibilitas dan keadilan dalam
asesmen
6.1. Untuk memastikan pencapaian kompetensi peserta pelatihan, maka harus dilakukan asesmen
kompetensi dalam rangkaian akhir pelatihan.
6.2. Untuk mendemonstrasikan unit ini peserta pelatihan harus memberikan bukti telah
mengembangkan perangkat asesmen yang telah dicoba yang:
6.2.1. Mendukung metode asesmen yang berbeda;
6.2.2. Paling tidak mendukung 3 unit kompetensi dalam satu skema sertifikasi .