You are on page 1of 13

EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN, EUCS, HOTFIT, TAM

Disusun Oleh:
Emi Khotami (1830403046)
Riezka Zannatun N. (1830403067)
Rizki Nurhidayah (1830403069)
Wahyu Ria Mukti (1830403076)

Dosen Pengampu Budhi Santoso, M.A

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul tentang “Evaluasi Sistem Otomasi Perpustakaan EUCS, HOTFIT, DAN
TAM”dengan sebaik-baiknya.

Dan tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Budhi Santoso. selaku
dosen pengampu Automasi Perpustkaan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
sumber-sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok. Penyusun hanyalah manusia
biasa tempat dimana ada kesalahan- kesalahan, maka apabila ada kesalahan ataupun kekurangan
dalam makalah yang dibuat ini, penyusun mengucapkan kata maaf yang sebesar dan sedalam-
dalamnya. Semoga makalah yang dibuat oleh penyusun ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan
kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, penyusun memohon kritik dan saran
dari teman- teman semua yang bersifat membangun. Itu saja sekiranya yang ingin penyusun
sampaikan. Penyusun sekali lagi mengucapkan maaf apabila ada salah kata.

Palembang 4 Februari 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................1


BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2

2.1 Aplikasi ...................................................................................................2

2.2 Aplikasi Dekstop .....................................................................................3

2.3 Aplikasi Web...........................................................................................5

2.4 World Wide Web (www) .........................................................................7


BAB III PENUTUP ...............................................................................................10

Kesimpulan ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan merupakan sebuah tempat untuk menyimpan, mengolah dan menyajikan


dengan baik kepada pengguna. Sesuai perkembangan zaman perpustakaan kini berubah
menjadi tempat yang amat sangat kompleks bukan hanya menyediakan fasilitas bahan
pustaka secara manual , kini perpustakaan di tuntut untuk lebih modern dalam melayani dan
mengolah perpustakaan itu sendiri.

Kemajuan perpustakaan yang sangat terlihat dan dapat dirasakan oleh masyarakat saat
ini adalah sebuah sistem otomasi di perpustakaan. Dengan adanya sebuah sistem di
perpustakaan maka seluruh kegiatan di perpustakaan akan sangat terbantu baik dari sisi
pemustaka atau pustakwannya. Meskipun demikian sebuah sistem otomasi di perpustakaan
tentunya terdapat kekurangan serta kelebihannya masing-masing oleh sebab itu dalam
mengukur apakah dengan menggunakan sistem otomasi di perpustakaan dapat membantu
memperbaiki kegiatan di perpustakaan atau tidak . maka suatu sistem otomasi perpustakaan
harus di evaluasi agar pelaksanaanya secara maksimal.

Makalah ini membahas tentang evaluasi sistem otomasi perpustakaan, HOT FIT, TAM , EUCS

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan End User Computing Satisfaction (EUCS)?


2. Apa yang dimaksed dengan Human-Organization-Technology (HOTFIT)?
3. Apa yang dimaksud dengan TAM?
4. Bagaimana Evaluasi System Otomasi Perpustakaan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini guna untuk Memberi pengetahuan kepada pembaca
mengenai Evaluasi Sistem Otomasi Perpustakaan, EUCS,HOT FIT, TAM

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Sistem Automasi Perpustakaan

Menurut Sulistyo Basuki (2011:9.22) otomasi perpustakaan artinya penggunaan


teknologi di perpustakaan. Didalamnya peran teknologi informasi lebih dominan
daripada peran manusia.

Definisi lain menurut Siregar (2002:24) otomasi perpustakaan adlaah suatu


peprustakaan yang menggunakan isistem terotomasi untuk penggunaan sebagaian atau
seluruh kegiatannya.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa otomasi perpustakaan


merupakan Teknik untuk memproses kegiatan perpustakaan secara otomatis dengan
memanfaatkan teknologi mesin (komputer). Proses pengolahan koleksi menjadi lebih
akurat dan cepat untuk ditelusur kembali. Dengan demikian para pustakawan dapat
menggunakan waktu lebihnya untuk mengembangkan perpustakaan, karena beberapa
pekerjaan yang berulang (repeatable) sudah diambil alih oleh komputer.

Sistem otomasi ada beberapa tipe menurut Webber dan Peters (2010:4) yaitu:

1. Turnkey
Membeli komputer server dari datu vendor sebuah sistem perpustakaan
terintegrasi yang didalamnya terdapat perangkat lunak software dan perangkat
keras hardware.
2. Stand-alone installation
Membeli komputer serverdan software ditempat yang berbeda. Disini
dibutuhkan pegawai perpustakaan yang berpengalaman dalam bidang ini
karena perawatan harian dilakukan oleh pegawai perpustakaan.
3. Hosted system
Menyewa komputer server untuk menyimpan data perpustakaan namun tetap
membeli software ILS. Ini merupakan pilihan yang tepat jika perpustakaan
tidak ingin membeli komputer server.
4. Software-as-a-server (SaaS)

2
Berbeda dengan hosted system SaaS berlangganan layanan web-based system.
Vendor mengirim layanan ILS lewat internet daripada meng-intallnya di
komputer perpustakaan. Pegawai perpustakaan mengakses layanan sistem
otomasi lewat web browser.
5. Open-sorce software system
Adalah software yang program source code-nya dapat dimodifikasi, dan
didistribusikan secara gratis. Contoh dari open-sorce-sofware system adalah
linux, koha, evergreen, SLiMS, INLISLite dan lain-lain.

Fungsi otomasi perpustakaan menurut Sukirno (2010:5):

a. Fungsi pegganti dari pekerjaan manual menjadi otomasi.


b. Fungsi pengaturan pekerjaan rutin secara otomastis, sehingga fungsi
pengaturan berkurang.
c. Fungsi informasi, fungsi yang didasarkan pada komunikasi data jaringan kerja
komputer dengan berbagai jenis Bahasa.
d. Fungsi komputer didasarkan atas data.
e. Fungsi koordinasi yaitu fungsi yang didasarkan pada sistem informasi
manajemen, pengajaran berbantu komputer, pelaksanaan dan membantu
model.
Menurut Devi (2014:2) tujuan otomasi peprustakaan adalah sebagai berikut:

a. Memelihara semua catatan bibliografi ke dalam bentuk materi komputer.


b. Menyediakan katalog terpasang kepada pengguna untuk diakses dari meja
mereka.
c. Untuk meminimalis duplikasi kerja.
d. Untuk menyiapkan berbagai jenis laportan/ ststik dalam waktu singkat.
e. Untuk menjaga layanan di bagian sirkulasi berkerja secara efektif.
f. Untuk memberikan kecepatan, kualitas layanan kepada pengguna.
g. Untuk memelihara berbagai jenis koleksi (buku, bahan bukan buku, tertiban
berseri, dan sebagainya) yang tersedia di perpustakaan.
h. Untuk menghemat waktu pengguna.
i. Untuk meminimalisir duplikasi kerja.
j. Untuk menyediakan katalog terpasang.

3
1.2 EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN

Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis


untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses,
orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Untuk
menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator
dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan
kriteria tertentu. Dalam pengertian lain antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian
merupakan kegiatan yang bersifat hirarki. Artinya ketigakegiatan tersebut dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan
dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.

Berikut penjelasan salah satu tahapan evaluasi yang umumnya digunakan :

1. Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam dunia bisnis, apa saja yang
dapat dievaluasi, mengacu pada program kerja perusahaan. Dalam
program kerja perusahaan banyak terdapat aspek-aspek yang dapat dan
perlu dievaluasi. Tetapi biasanya yang di prioritaskan untuk dievaluasi
adalah hal-hal yang menjadi key-succeess factor-nya.

2. Merancang (desain) kegiatan evalusi. Sebelum evaluasi dilakukan,


sebaiknya ditentukan terlebih dahulu desain evaluasinya agar data apa saja
yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja yang dilalui, siapa saja yang akan
dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.

3. Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan,


pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan.

4. Pengolahan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut


kemudian diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan
menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan
fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan antara fakta dan

4
harapan/rencana untuk menghasilkan gap. Besar gap akan sesuai dengan
tolok ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.

5. Pelaporan hasil evalusi. Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi


pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evalusi
didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan
maupun tulisan.

6. Tindak lanjut evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi
manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh
manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah
manajemen baik di tingkat strategi maupun di tingkat implementasi
strategi.

Untuk mengevaluasi sebuah sistem otomasi perpustakaan dapat dilakukan


dengan menggunakan metode atau model, yaitu:

1.2.1 EUCS (End user computing satisfaction)


Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam
disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing sejumlah studi
telah melakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir
telah menganggap pengguna dari suatu sistem informasi dan juga faktor yang telah
membentuk kepuasan itu.
EUCS (end user computing stratification) adalah metode yang mengukur
tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem aplikasi dengan membandingkan antara
harapan dan kenyataan dari sebuah sistem informasi. Definisi end user computing
stratification dari sebuah sistem informasi adalah evaluasi secara keseluruhan dari
para pengguna sistem informasi yang didasarkan pengalaman mereka dalam
menggunakan sistem tersebut.
Model evaluasi EUCS dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh. Evaluasi
dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepada kepuasan pengguna akhir
terhadap aspek teknologi dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu, dan
kemudahan penggunaan. dari system model ini telah banyak diujicobakan oleh
peneliti lain untuk mengikuti reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada

5
perbedaan bermakna meskipun di instrumen Ini diterjemahkan dalam bahasa yang
berbeda.
Berikut adalah penjelasan dari tiap dimensi yang diukur dengan metode end
user stratification menurut Doll dan torkzadeh.
1. Dimensi content
Dimensi ini mengukur kepuasan pengguna ditinjau dari sisi isi Dari suatu
system. isi dari sistem biasanya berupa fungsi dan modul yang dapat
digunakan oleh pengguna sistem dan juga informasi yang dihasilkan oleh
sistem. Dimensi Content juga mengukur apakah sistem menghasilkan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. semakin lengkap modul
dan informatif sistem maka tingkat kepuasan dari pengguna akan semakin
tinggi.
2. Dimensi accuracy
Dimensi accuracy mengukur kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data
ketika sistem menerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi.
keakuratan sistem diukur dengan melihat seberapa sering sistem
menghasilkan output yang salah ketika mengolah input dari pengguna Selain
itu dapat dilihat pula seberapa sering terjadi error dan kesalahan dalam
proses pengolahan data.
3. Dimensi format
Dimensi format mengukur kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan
estetika dari antarmuka. sistem format dari laporan atau informasi yang
dihasilkan oleh sistem adalah antarmuka dari sistem itu menarik dan apakah
tampilan dari sistem memudahkan pengguna ketika menggunakan sistem
sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tingkat
efektivitas dari pengguna
4. Dimensi ease of use
Dimensi ini mengukur kepuasan pengguna dari sisi kemudahan pengguna
atau user friendly dalam menggunakan sistem seperti proses memasukkan
data mengolah data dan menjadi informasi yang dibutuhkan.
5. Dimensi timeliness
Dimensi ini mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu sistem
dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. sistem yang tepat waktu dapat dikategorikan sebagai sistem

6
real-time berarti setiap permintaan atau input yang dilakukan oleh pengguna
akan langsung diproses dan output akan ditampilkan secara cepat tanpa
harus menunggu lama.

1.2.2 Human-Organization-Tecnology (HOT) Fit Model


Human-Organization-Technology (HOT) merupakan gabungan dari IS
Success Model oleh Delone McLean tahun 2003 dan IT-Organization Fit Model
oleh Scott Morton tahun 1991.
Model evaluasi HOT-Fit merupakan sebuah kerangka evaluasi yang dapat
dipakai untuk mengevaluasi sistem informasi. Model ini dipilih karena model ini
lengkap dalam aspek penilaian yang dilakukan dan paling sesuai dengan
permasalahan yang ada dibandingkan dengan model lain, di mana model ini
menempatkan tiga bagian penting yaitu Manusia (Human) Organisasi
(Organization) dan Teknologi (Technology). (Krisbiantoro, Suyanto, & Luthfi,
2015).
Model HOT Fit terdiri 3 komponen utama yaitu manusia (human) dengan
indikator penilaian dari sisi penggunaan sistem (system use) dan kepuasan
pengguna (user satisfaction), organisasi (organization) dengan indikator penilaian
meliputi struktur organisasi (structure) dan lingkungan organisasi (Environment),
dan terakhir teknologi (Technology) dengan indikator penilaian kualitas sistem
(system quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas layanan
(services quality). Ketiga komponen tersebut akan saling berkaitan dengan
manfaat yang diberikan (net benefits) (Krisbiantoro, Suyanto, & Luthfi, 2015).

7
1.2.3 TAM ( Technology Acceptance Model )
(TAM) (Technology Acceptance Model ) adalah model yang mengadopsi theory
of reasoned action yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). TAM
merupakan model yang mengaitkan antara keyakinan kognitif dengan sikap dan
perilaku individual terhadap penerimaan teknologi. TAM kemudian digunakan untuk
menerangkan perilaku penerima individu terhadap teknologi informasi yang
menyimpulkan bahwa persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan adalah
penentu utama penggunaan teknologi. TAM telah diakui sebagai model yang kuat
untuk menjelaskan dan memprediksi penerimaan individu terhadap teknologi.
Menurut Davis (1989) Technology Acceptance Model (TAM) memprediksi
penerimaan penggunaan terhadap teknologi berdasarkan pengaruh dari dua faktor
kognitif yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan
(perceived ease of use). TAM mengadopsi rantai sebab akibat dari keyakinan, sikap,
niat, dan perilaku seperti yang telah diajukan oleh psikolog sosial yang bernama
Fishbein dan Ajzen (Fishbein dan Ajzen, 1975) dan yang menjadi terkenal Theory of
Reasoned Action (TRA). Berdasarkan keyakinan tertentu seseorang membentuk sikap
terhadap suatu objek atas dasar niat untuk berperilaku terhadap suatu objek. Davis
(1989) mengadaptasi TRA dengan mengembangkan dua keyakinan yang secara
spesifik pada penggunaan teknologi. Berikut adalah gambar konstruk awal TAM yang
diperkenalkan oleh Davis (1989).

Gambar 3. Technology Acceptence Model (TAM)


Davis, Bagozzi dan Warshaw (1989)

8
Persepsi terhadapKebermanfaatan (Perceived Usefulness) adalah manfaat yang
diyakini individu dapat diperolehnya apabila menggunakan IT. Persepsi terhadap Kemudahan
dalam menggunakan (Perceived Ease of Use) bermakna tanpa kesulitan atau terbebaskan dari
kesulitan atau tidak perlu berusaha keras atau Persepsi mengenai kemudahan menggunakan
ini merujuk pada keyakinan individu bahwa sistem IT yang akan digunakan tidak merepotkan
atau tidak membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andri Nurtantiono, Heny Kurnianingsih, Hestin Mutmainah. 2015. “Analisis Penerimaan


Teknologi Perpustakaan Digital Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Swasta di
Sukoharjo”. Jurnal Paradigma Vol. 12, No. 2 ISSN: 1693 0827

Mia Winda Anzaeni, Lyna Latifah. 2017. “Analisis Penerimaan Penggunaan Otomasi
Perpustakaan Unnes Berdasarkan Pendekatan Technology Acceptance Model
(TAM)”. Economic Education Journal Vol. 6 No. 2. Jurnal diakses melalui
https://journal.unnes.ac.id/

Fatmawati, F. (2016). Perancangan sistem informasi pemesanan katering berbasis web pada
rumah makan Tosuka Tangerang. Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI, 2(2), 33-41.

Gunawan, M. A. (2015). Statistik Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi & Sosial.


Yogyakarta: Parama Publishing.

Krisbiantoro, D., Suyanto, M., & Luthfi, E. T. (2015). Evaluasi keberhasilan implementasi
sistem informasi dengan pendekatan HOT Fit model (Studi kasus: Perpustakaan
STMIK AMIKOM Purwokerto). Konferensi Nasional Sistem & Informatika.
Denpasar: STMIK STIKOM Bali.

Nugroho, N., Utami, E., & Taufiq, E. (2013). Analisis perbandingan kualitas pelayanan
Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) online menggunakan model kesuksesan sistem
informasi DeLone dan McLean (D&M) (Studi kasus : PMB UKDW dan PMB
STMIK AMIKOM Yogyakarta). RESPATI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi,
8(24).

Yusof M. M, R.J. Paul dan L. K. Stergiolas. 2006. Towards a Framework for Health
Information System Evaluation. Paper Read at Proceedings of the 39th Hawaii
International Conferences on System Science Kauai, at Hawaii, USA.

10

You might also like