You are on page 1of 6

SAMBUTAN

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL BANK SAMPAH KE-6

JAKARTA, 12 AGUSTUS 2021

Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullahi wabarakaatuh


Syalom
om swasti astu

§ Yth. Dirjen PSLB3 dan para pejabat Ditjen;


§ Yth. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi;
§ Yth. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota;
§ Yth. Perwakilan Kementerian/Lembaga, asosiasi, dunia usaha;
§ Yth. Direktur Bank Sampah Induk dan Bank Sampah Unit.

Puji dan syukur kita persembahkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kita dapat berkumpul pada pagi ini secara virtual dalam rangka
Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah ke-6 dengan tema Meningkatkan
Peran Bank Sampah Dalam Kerja Sirkular Ekonomi.
Terima kasih atas kehadiran dan nanti pembahasan bersama dalam Rakornas
Bank Sampah tahun 2021 saat ini.

Undang-undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 H memberikan mandat tugas


untuk hak warga negara mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat;
demikian pula pada Pasal 33 UUD juga memberikan mandat untuk pengelolaan
kekayaan alam Indonesia secara berkelanjutan dan dengan tetap menjaga
kelestarian. Cita-cita yang ada itu harus kita wujudkan melalui upaya-upaya yang
nyata dan kegiatan-kegiatan yang membumi di tengah masyarakat, dan jelas
hasilnya.

Itu sebabnya, selalu dalam penilaian saya, bahwa Rakor Bank Sampah yang
sudah berlangsung selama 6 kali ini sangat-sangat penting. Ia menjadi sarana
dan wahana. Disadari atau tidak bahwa Bank Sampah berperan penting dalam
membangun bangsa ini, seperti melalui :

Halaman 1 dari 6
Pertama, kegiatan bersama di tengah masyarakat dalam menumbuhkan dan
melembagakan gaya hidup bersih dengan kesadaran lingkungan, kesadaran
ketertiban dan pelembagaan menuju cita-cita pada Pasal 28 H UUD 1945. Itu
sebabnya Bank Sampah menjadi perhatian dan sebagai harapan utama. Teori
sumberdaya alam menegaskan pengertian sumber daya alam yang dihasilkan
dari berbagai pendapat ahli di tahun 1900-an awal hingga sekarang, bahwa
“Sumber daya alam adalah aset di dalam pembangunan yang diperlukan untuk
kesejahteraan manusia yang pemanfaatannya perlu lestari dan tidak
menimbulkan degradasi lingkungan”.

Kedua, Bank Sampah menjadi wahana pendidikan masyarakat dengan


pengembangan berbagai inisiatif dan inovasi masyarakat, disini juga terdapat
ruang dalam memenuhi mandat konstitusional hak masyarakat untuk mereka
bisa dan menjadi produktif. Itu sebabnya KLHK tidak pernah man-main dengan
segala inovasi yang ada ditengah masyarakat, meskipun masih ada
keterbatasan-keterbatasan dalam pembinaan dan KLHK juga senantiasa
mengajak seluruh jajaran DLH Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk bersama-
sama membangun lingkungan. Saya tahu tidak mudah, dan buat Pemda
apalagi, dalam hal pembiayaan sangat-sangat sulit, itu juga dirasakan di pusat,
di KLHK, tapi kita harus tetap menapak maju, karena lingkungan yang baik
dibutuhkan dan lingkungan hidup yang baik juga menjadi harapan utama untuk
kita menjaga generasi masa depan, bahkan mungkin lebih jauh lagi, menjaga
peradaban.

Ketiga, Bank Sampah merupakan ruang aktualisasi masyarakat dan kehidupan


bermasyarakat, berpemerintahan dan bahkan bernegara, saat ini tercatat tidak
kurang dari 11 ribu unit Bank Sampah di Indonesia, berkembang sejak tahun
2015 sekitar 3500 an unit. Bank Sampah beraktualisasi kerja, secara sederhana
misalnya dalam usaha pilah sampah plastik dan kertas dan sampah organik
yang kita saksikan di berbagai tempat tersebar di Indonesia; begitupun Bank
Sampah dengan pengembangan misalnya industri bijih plastik atau pupuk cair,
eco-enzyme dll yang sudah mulai dikenal; hingga yang kompleks seperti dalam
upaya co-firing untuk membantu negara dalam mengatasi emisi Gas Rumah
Kaca, juga dilakukan di beberapa Bank Sampah di Indonesia.

Keempat, Bank Sampah bukan hanya sekedar tempat atau wadah tempat kita
berkumpul dan bekerja bersama, tetapi Bank Sampah merupakan sebuah nilai
dalam pengelolaan sampah. Kalau kita sebut : “Bank Sampah” maka disitu ada
dua arti. Arti yang pertama ialah Bank Sampah sebagai wadah organisasi dan
tempat dalam aktivitas bank sampah; dan arti ya g kedua bahwa Bank Sampah
adalah kegiatan produktif yang terus berkembang dari sekelompok anggota
masyarakat Indonesia yang memiliki partisipasi dalam program negara
mengurangi sampah dan mengelola sampah sesuai dengan target nasional.
Halaman 2 dari 6
Disitu ada establishment nilai-nilai partisipatif selain produktif (untuk saat ini
dengan berkembangnya sirkuler ekonomi). Kata dan makna “partisipasi”
masyarakat seperti ini mungkin hanya dimiliki Indonesia diantara negara-negara
besar di dunia. Indonesia kita memang memiliki keunggulan akan masyarakat
yang peduli dan partisipastif. Saya semakin jelas menyaksikan bahkan
partisipasi masyarakat Indonesia di era demokratisasi Indonesia pasca 1998.

Kelima, dan yang sangat penting justru bank sampah memiliki nilai-nilai dasar
gotong royong dan kebersamaan, bersatu ditengah masyarakat dengan cita-cita
untuk maju, jauh dari kemiskinan, kemajuan masyarakat bagi kemajuan
Indonesia, dan sangat penting lagi bahwa Bank Sampah dapat menjadi
penggerak kohesi sosial di tengah masyarakat kita di berbagai penjuru tanah air.

Itu alasan-alasan utama mengapa saya selalu melihat bahwa Bank Sampah itu
sangat sangat penting karena ada dalam Bank Sampah berbagai harapan bagi
kemajuan bangsa ini, dan secara nyata bekerja di tingkat grass root dan sedang
berlangsung. Secara bertahap akan melembaga bahwa cara kita mengelola
lingkungan tersentralisir pada dampak eksternalitas terdekatnya yang berkaitan
dengan suatu kegiatan menyangkut sumberdaya alam dan lingkungan.

Kita pahami bahwa dalam sistem pemerintahan demokratis desentralistik pasca


Reformasi 1998 yang dianut RI saat ini, ada konsekwensi-konsekwensi yaitu
berkiatan dengan konsekwensi hubungan kewilayahan, hubungan kewenangan
dan fungsi, hubungan administrasi dan organisasi, hubungan keuangan serta
hubungan dalam pemanfaatan sumberdaya alam.

Dan apa indikator dari keberhasilan desentralisasi yang susah payah dibangun
pasca Reformasi 1998 itu tidak lain diantaranya harus ada keberhasilan dalam:
Suksesi kepemimpinan di daerah; Partisipasi masyarakat; hadirnya Investasi;
Kedewasaan Pemda dalam mengambil keputusan dan problem solving serta
berlangsungnya Revenue Sharing.

Partisipasi disitu merupakan unsur kedua terpenting dalam aktualisasi


pemerintahan demokratis desentralistrik. Indonesia memiliki ciri itu. Kita
mengalami kemajuan itu, dari semula di era orde baru dengan partisipasi
mobilisasi, telah jauh berkembang dalam bentuk aktualisasi partisipasi
voluntarily, spontan dan diantaranya sistematis saat ini. Ini sekaligus merupakan
modal dasar kedua yang sangat penting untuk pembangunan sejalan dengan
modal dasar utamanya yaitu sumber daya alam yang kita miliki.

Pada aspek sumber daya alam dan lingkungan sangat jelas bahwa masyarakat
kita sendiri yang memahami karena yang terkena langsung dampak

Halaman 3 dari 6
eksternalitas paling dekat, bukan dari sisi pandang yang sangat jauh; apalagi
dengan asumsi, figurasi dan ilustrasi. Sebagai masyarakat dan bangsa yang
ingin maju kita perlu memahami dengan baik konstelasi ini, sehingga tidak ada
ada peluang untuk menjadi tersesat. Kita tidak boleh tersesat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan kita. Ini penting saya utarakan salam
suasana lahirnya Kemerdekaan Indonesia yang kita cintai, yang perlu kita isi
dengan modal pemahaman, semangat kebangsaan, Wawasan Nusantara,
pengetahuan keilmuan yang cukup tentang sumber daya alam dan lingkungan,
dan semangat untuk keadilan bagi masyarakat, bagi bangsa dan bagi negara
Indonesia.

Sekali lagi, saya menaruh harapan sangat besar pada spirit, semangat dan nilai-
nilai dalam sarana dan wahana Bank Sampah di Indonesia kita, pada skala Bank
Sampah, namun memiliki makna sangat penting bagi semangat dalam
pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam Indonesia.

Para penglola Bank Sampah se-Indonesia yang saya cintai dan saya
banggakan

Terima kasih telah berbuat bagi bangsa ini, meski saya tahu, sekali lagi, tidak
mudah.

Sejak diundangkannya Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah seluruh kabupaten/kota didorong untuk melaksanakan pengelolaan
sampah. Ada paradigma baur yang diperkenalkan disana yaitu dengan 2 (dua)
pendekatan yakni: pengurangan dan penanganan sampah. Paradigma yang
dibangun tidak lagi kumpul-angkut-buang tetapi pengurangan melalui 3R,
reduce, re-use dan recycle. Data KLHK menunjukkan tahun 2021 merecord
bahwa pengelolaan sampah baru mencapai 55,96% dari target 100 % smapah
dikelola di tahun 2025, yang diperoleh melalui upaya pengurangan sampah di
seluruh kabupaten/kota adalah 13,49% dari target 30% ditahun 2025 dan upaya
penanganan sebesar 42,47% dari target 70% di tahun 2025 menurut Perpres 95
Tahun 2017.

Kita harus betul-betul bekerja efektif dengan hitungan waktu yang singkat
hingga tahun 2025 dan begitupun pendekatan paradigmatik yang juga terus
berkemabng. Sekarang pengelolaan sampah harus didasarkan pada profile
pengelolaan sampahnya, guna memudahkan dalam pengelolaan, karena ada
paradigma terbaru yang dibangun yaitu sampah sebagai sumberdaya, sumber
bahan baku ekonomi. Dengan prinsip green growth. Semangat "green growth"
merupakan pertumbuhan hijau yang berarti bahwa, mencapai pertumbuhan itu
dengan penggunaan sumberdaya dan energi secara efisien dan mengurangi
dampak perubahan iklim serta kerusakan lingkungan; menjaga mesin-mesin
Halaman 4 dari 6
pertumbuhan baru dengan riset dan teknologi hijau, penyiapan lapangan kerja
dan harmonisasinya antara ekonomi dan lingkungan. Tegasnya semangat untuk
membangun harmonisasi ekonomi dan lingkungan sebagai kontribusi dalam
peningkatan kualitas kehidupan manusia.

Prinsip-prinsip sampah sebagai sumber daya baru terbarukan (resource


efficiency), economy circular dan green growth sudah mulai diterapkan dalam
pengelolaan sampah di Indonesia, salah satunya adalah melalui bank sampah.
Bank sampah menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk melakukan upaya
pengurangan di sumber sekaligus mengubah cara pandang terhadap sampah
sebagai sesuatu barang yang memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan benar.

Lahirnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 14 Tahun 2021 tentang


Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah mendorong aktualisasi green growth
pada tingkat lapangan, tingkat grass root. maka diharapkan gerak Langkah
Bank Sampah didukung oleh seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan
Masyarakat khususnya masyarakat pendidikan dan dunia usaha dalam
pengelolaan sampah untuk dapat lebih optimal. Apabila sebelumnya Bank
Sampah hanya berfokus pada kegiatan menabung sampah untuk mendapatkan
nilai ekonomi saja, sekarang diharapkan Bank Sampah dapat menekankan
fungsinya pada bidang edukasi masyarakat, perubahan perilaku serta dengan
tetap mendorong kegiatan produktif dalam prinsip circular economy. Dengan
adanya pasal yang mengatur tentang pendanaan untuk pemberdayaan bank
sampah maka diharapkan pemerintah terutama pemerintah daerah, serta swasta
dapat mengoptimalkan sumber pendanaan yang ada sebagai bentuk dukungan
operasional bank sampah. Tentu saja bank sampah tidak dapat berjuang
sendiri dalam pendorong pengelolaan sampah di masyarakat. Untuk itu,
kolaborasi dan agenda kemitraan sangat penting. Kita sudah memiliki Badan
Pengelola Dana Lingkungan Hidup/BPDLH yang juga dapat menjadi salah satu
sumber dana untuk kegiatan small grants, bagi masyarakat, untuk investasi dan
untuk capacity building masyarakat dan aparat. Pemerintah juga dengan UUCK
Tahun 2020 mengedepankan upaya produktivitas masyarakat melalui
kemudahan dalam pembentukan dan dalam kegiatan Koperasi dan Usaha Kecil
dan Mikro, BUMDES, Kelompok Usaha dan lain lain, dengan berbagai
kemudahan yang diberikan, kiranya oleh seluruh pimpinan Bank Sampah di
Indonesia, bisa dieksplorasi bersama untuk bisa kita manfaatkan. Mari kita
kembangkan bersama segala kapasitas elemen bangsa yang ada bagi
kemajuan Bank Sampah agar bermanfaat bagi para pelakunya dan bagi
masyarakat sekitar dan bagi bangsa.

Pemerintah dan Pemda dengan rambu-rambu governing procedure yang tepat


sebagai suatu negara dan dengan sistem pemerintahan yang ada harus
mendukung dan memfasilitasi upaya kolaboratif ini, antara bank Sampah dan

Halaman 5 dari 6
Para pihak, terutama industriwan daur ulang dan dunia usaha serta mitra
pendamping, dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam negeri untuk
usaha daur ulang khususnya sampah terpilah plastik dan kertas. Keterlibatan
berbagai pihak dalam upaya pengurangan sampah baik melalui multi
stakeholder/multipihak perlu kita tingkatkan, karena keberhasilan upaya
pengelolaan sampah memerlukan kolaborasi program baik pusat, daerah, dunia
usaha dan masyarakat.

Berbagai aktivitas itu dalam pantauan KLHK melalui sistem monitoring,


simba.id dan diharapkan seluruh aktifitas bank sampah di seluruh Indonesia
dapat tercatat secara real time dalam sistem ini. Saya harapkan seluruh daerah
dapat melengkapi pendataan bank sampah agar informasi bank sampah
nasional dapat kita peroleh secara aktual dan up to date.

Mengakhiri sambutan ini, saya juga mengucapkan selamat kepada 7 (tujuh)


Bank Sampah yang mendapatkan apresiasi, semoga penghargaan ini dapat
menjadi motivasi bagi bank sampah lainnya agar terus bergerak dalam
pengelolaan sampah, meskipun di masa pandemi.

Selanjutnya dengan ucapan BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM, maka acara


Rakornas Bank Sampah ke-6 secara resmi saya nyatakan dibuka. selamat
berapat kerja, Selamat berdiskusi dan produktif serta peserta dan masyarakat
dapat mengambil manfaat sebaik-baiknya.

Wassalaamu ‘alaIkum wa rahmatullahi wa barakaatuhu,


Syalom
Om santi-santi-santi oom

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Siti Nurbaya

Halaman 6 dari 6

You might also like