You are on page 1of 342

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |i

LASKAR SANTRI
SENI BUDAYA GONTOR

RR. PK0229-01-2018
Penulis : Dr. Ade Tutty R.Rosa, M. MPd.

Editor : Asep Budiman Kusdinat, St, MT.


Desainer sampul Atrrosa &Taty Trisnawati.R
Layout Dzakyyudin, Spd,MMpd.

Diterbitkan Oleh CV Publishing


Sukawening Ciwidey Bandung
Tlp. 0561922231
E-mail : BR.Publisingciwidey @ Email .com

Anggota Ikapi
Cetakan Permana April 2018

HKI. EC000201801571/000100786
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang pada Penulis

ISBN . 978-602-51715-3-6

Dicetak Oleh CV :BR Publishing Sukawening Ciwidey Bandung

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | ii


LASKAR SANTRI ( SENI BUDAYA ) GONTOR
Copyright@ rosaatrxnov

Penulis : Dr. Ade Tutty R. Rosa, M.MPd

Buku ini didekasikan untuk Umum dan


Pengembangan Manajemen Pendidikan
di Sekolah Pasca Sarjana (SPs) –UNINUS)
Bandung 2018

Poduk Hak Cipta ssesuai dengan Pasal 72


Undang-Undang No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
No . EC00201801571/000100786

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tampa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Milyar
Rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkn , memamerkan, mengedarkan, atau memnjual
kepada umum ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan Pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan /atau denda palaing banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta
rupiah )
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | iii
LASKAR SANTRI GONTOR
MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI
DAN BUDAYA ISLAM )

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirot Allah SWT, karena dengan berkah dan
rakhmat-NYA, penulis dapat menyelesaikan Buku Laskar santri Gontor yang merupakan
Pengembangan dari hasil Pengkajian Riset tentang ” Model Teori Blue Ocean Strategy Dalam
mamjemen Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam )terhadap Pribadi Manusia Muslim di PPMD
Gontor Jawa Timur . Dan akan ditelaah dan dikaji melalui suatu konsep agar ada dinamika
keterkaitan secara kontinyu dan keseimbangan yang kokoh yang merupakan Driving Force bagi
Manajerial pendidikan tersebut. Dengan demikian penulis mengembangkannya dengan Pengkajian
hasil Riset lanjutan melalui“Telaah Teori Spectrum Spiral Dynamic System Dalam Manajemen
Pendidikan (Ilmu Seni dan Budaya Islam) Sebagai Pengembangan Teori Blue Ocean Strategy. (Studi
Discovery , Research & Development di Pompes Moderen Gontor)”. yang bertujuan untuk Menelaah
hasil Pengkajian Riset terdahulu melalui suatu Konsep Analysis Spectrum Dynamic , untuk
menemukan, Memformulasikan dan mendesain menajerial pendidikan (ilmu, Seni dan budaya
Islam ) lebih mendalam merupakan Model dan rekayasa social, serta sebagai pengkajian,
pengembangandan penerapan Iptek khususnya di Pondok Pesantren Moderen Gontor se rta
menggali aspek-aspek yang berkaitan dengan Kegiatan Ektrakorikuler / Exshool di PPMD Gontor
agar mampu mendongkak lebih mendalam berdasarkan diagnosis atau identifikasi sesuai
kebutuhan pelaksanaannya Manajemen Pendidikan (Ilmu Seni dan Budaya ) tersebut.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | iv


Karena dengan pengembangan ilmu seni dan budaya islam bagi manusia muslim , merupakan
Pandangan Hidup Islam secara perlahan-lahan termanifestasikan ke dalam kegiatan-kegiatan
intelektual dan keilmuan. Diakui secara umum bahwa pengetahuan/ Ilmu , Seni dan Kebudayaan
merupakan unsur penting dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa.
Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih baik sehingga pembangunan karakter
manusia menjadi suatu intervensi terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun
lingkungan sosial budaya. Dengan demikian Manusia dilengkapi fitrah Allah (Qs. Al-Rum (30):30),
berupa pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat yang dapat dikembangkan. Secara
ontologism, manusia memiliki potensi jasmaniyah, nafsiyah yang mengandung dimensi (al-nafsu)
,(al-aqa1),( al-qalbu ), dan ruhiyah yang memancar dari dimensi (al-ruh) dan (al-fithrah),
sehingga ia siap mengadakan hubungan vertikal yang disebut (habl min Allah) sebagai manifestasi dari
sikap teosentris manusia yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa. Manusia memiliki berbagai tuntutan
dan kebutuhan untuk dapat hereksistensi dalam persaingan kehidupannya. Oleh karena itu
manusia. dikaruniai kemampuan berpikir untuk mengkaji, meneliti, menemukan dan
mengungkap ketentuan-ketentuan atau rahasia-rahasia yang tersimpan dalam ilmu Tuhan, dan
menggunakannya untuk kemaslahatan manusia.. Disinilah PMDG telah membuktikan sebagai
lembaga pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah dan thalab-alilmi, serta
menjadi sumber ilmu pengetahuan Islam, bahasa Al-Quran dan ilmu pengetahuan umum dengan tetap
berjiwa pesantren, dimana telah mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang
menuju terbentuknya ulama yang intelek. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT .Boarding School SystemPondok Pesantren adalah
sistem pendidikan berasrama di mana tri pusat pendidikan menjadi satu kesatuan yang terpadu.
Sekolah, keluarga, dan masyarakat berada dalam satu lingkungan sehingga lebih memungkinkan
dalam menciptakan suasana yang kondusif dan memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara
iman, ilmu, dan amal, antara teori dan praktek dalam satu kesatuan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |v


UCAPAN TERIMAKASIH
Buku ini Tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penghargaan yang setinggi-tingginya serta
terimakasih dari lubuk yang paling dalam penulis ucapkan kepada :
1. Dirjen Dikti Kemenristek yang telah memberikan Hibah PENDANAAN dalam untuk Riset ini
2. DIPA kopertis wilayah IV Jabar-Banten Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada masyarakat
Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset , Teknologi dan
Pendidikan Tinggi yang telah membiayai dan memberi kesempatan pada tim riset untuk lebih
mempertanggung jawabkan tugas profesional peneliti sebagai dosen .
3. Bapak. Dr. H. Suhendra Yusuf., M.A., selaku Rektor Universitas Islam Nusantara Bandung
4. Bapak Dr. H. Ibrahim Danuwikarsa, Ir, M.S., selaku Ketua beserta Jajarannya di Lembaga
Riset dan Pengabdian Pada Masyarakat (LRPM) Universitas Islam Nusantara Bandung yang
telah memberi kebijakan dalam Riset ini .
5. Bapak Direktur Sekolah Pasca Sarjana (Prof. Dr, H. Sanusi dan Bapak Prof Dr. H. Sutaryat )
beserta jajrannya, Stap Tu dan jajarannya , teman Sejawat di SPs Uninus Bandung yang telah
mendukung Tim Riset ini.
6. Khusus kepada fihak Gontor terkait Mohon maaf yang terdalam bila dalam perjalanan riset dan
hasil riset yang ditulis dalam buku laskar santri ini sangat banyak kekurangan atau yang kurang
berkenan dalam berbagai hal mengingat dalam penulisan buku ini merupakan usaha rintisan
yang masih mungkin mempunyai banyak kelemahan dan terbuka peluang untuk penyempurnaan
Untuk itu kami ucapkan terima kasih sekiranya terdapat kritik konstruktif untuk penyempurnaan
buku ini lebih lanjut.
7. Para Kiai Pimpinan ,Selaku Sesepuh, Pendiri Wakap Pondok Pesantren Modern (PPM) Gontor
dan seluruh Pemengku jabatannya, yang telah memberi izin kami untuk mengunjugi Dan
mengadakan Riset di PonPes Modern Gontor.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | vi


8. Staf dan Pinpinan Pengasuh beserta jajarannya di Pondok Pesantren Modern Gontor Pusat I
dan 2 Putra Ponorogo Jawa Timur , PPMD Gontor Putra 3 Darur Marifat Kandangan Kediri
dan PPMD Gontor Putri 5 Bobosan Kediri Jatim dan PPMD Gontor Putri 1 dan2 Putri Mantingan
Ngawi yang telah menerima kami (Tim Riset) dalam pengumpulaan data dengan sangat bijak.
9. Staf Pengasuh (Bapak Ust Furqon Syafizal,S.Th.I dan Pinpinan Pengasuh (Bapak Ust.Drs. H.
Hariyanto AbdulJalal), beserta jajarannya serta para santrinya di Pondok Pesantren Modern
Gontor Putra 3 Darul Mari,fat Gurah Kediri Jatim , yang telah menerima kami (Tim Riset)
Bandung disambut dengan sangat baik, sangat bijak, penuh kesabaran dan kewibawaandan
kesalehan memberikan banyak informasi yang sangat bermamfaat dengan apa yang kami
butuhkan sehingga selama kami di Pondok sangat nyaman dan betah selama kami dalam
pengumpulan data.
10. Bapak Pimpinan Pengasuh (Bapak Ust Hamim ,S.Th.I dan Stap Pengasuh juga sebagai Ustadah
, beserta jajarannya serta para santriwatinya di Pondok Pesantren Modern Gontor Putri 5
Kandangan kediri jatim yang telah menerima kami (Tim Riset dari SPs Uninus ) Bandung
disambut dengan sangat baik, sangat bijak, memberikan banyak informasi yang sangat
bermamfaat dengan apa yang kami butuhkan sehingga selama kami di Pondok sangat nyaman
dan betah dalam pengumpulan data.
11. Teman sejawat yg telah membantu dalam tekhnis maupun administrasi dalam terselesainya
buku ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalamm penulisan dan
penelitian ini, insya Allah dapat diperbaiki dengan memperhatikan saran dan kritik yang
bermamfaat untuk kesempurnaan dalam tulisan ini dan kelanjutannya. Trimakasih semoga amal
baik semua diberi kesempurnaan dalam segala hal.Aamiin Yra.
Bandung, Mei 2018
Penulis

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | vii


DAFTAR ISI

PRAKARTA...................................................................................................................................... i
UCAPAN TTERIMAKASIH .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI v
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………. x
BAB. I MENGENAL PESANTREN DI MASYARAKAT 1

BAB. II MENGENAL LEBIH KOMPREHENSIF PENDIDIKAN ILMU, SENI DAN BUDAYA 21


ISLAM DI PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR………………………………….

A. PENDIDIKAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR………………….. 22


B. MENAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI, BUDAYA DAN CITA KASIH ) DALAM
PENDIDIKAN ISLAM DI PONPES MODEREN GONTOR…………………………………….. 23
C. BUDAYA MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU PENGETAHUAN / KNOWLEDGE, ART
AND CURTURE KAITANNYA DENGAN TEORI BLUE OCEAN STRATEGY YANG
DIKEMBANGKAN MELALUI KONSEP ANALYSIS DYNAMICS SYSTEM PADA
35
PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR………………………………………………………
D. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (EXCHOOL) DI PONDOK PESANTREN GONTOR
E. PENGARUH MANAJERIAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER PARA SANTRI DI PMD GONTOR…………………………………… 44
F. PERENCANAAN STRATEGIC YANG DIPEROLEH DARI RISET PADA KONSEP
SPECTRUM DYNAMICS SYSTEM…………………………………………………………………….. 47
G. PONDOK GONTOR ADALAH MILIK SELURUH GOLONGAN YANG ADA DI
MASYAKARAT. ISLAM ADALAH AGAMA YANG TERBUKA DAN MENGHARGAI
KEPADA KEMAJEMUKAN……………………………………………………………………………….. 52

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | viii


BAB III PESANTREN MELEKAT KUAT DALAM SEJARAH BANGSA……………………………………… 57
BAB. IV GONTOR MERUPAKAN MINIATUR MASYARAKAT ISLAMI………………………… 72
BAB V LANDASAN PENGKAJIAN TEORI BLUE OCEAN STRATEGY DAN ANALYSIS
SPIRAL DYNAMIC DI PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR …………… 83
A. LANDASAN.FILPSOPIS.................................................................................................. 83
B. LANDASAN TEOLOGIS……………………………………………………………………………………. 87
C. LANDASAN KEILMUAN……………………………………………………………......................... 91
D. BLUE OCEAN STRATEGY DALAM PESPEKTIF ISLAM ………………………………….. 98
E. LANDASAN TEORY TENTANG SYSTEM NILAI DALAM SPECTRUM ANALYSIS
SPIRAL DYNAMICT SYSTEM……………………………………………............................... 110
F. TEORI SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMICT SYSTEM KAITANNYA
DENGAN MANJEMEN PENDIDIKAN (ILMU , SENI DAN BUDAYA ISLAM)………… 113
G. PENGEMBANGAN TEORI SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMIC DALAM
KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR. 116
H. KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN KEPENDIDIKAN........................ 118
BAB VI TUJUAN DAN MAMFAAT BELAJAR PADA PESANTREN ADALAH SEMATA-
MATA MERUPAKAN KEWAJIBAN DAN PENGABDIAN PADA TUHAN …………… 123
A TUJUAN DAN MAMFAAT PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM ) DI
GONTOR ……………………………………………………………………………………………………………. 123
B. TUJUAN PONDOK MODERN GONTOR………………………………………………………………. 124
C. FUNGSI DAN MAMFAAT PENDIDIKAN DI PONDOK MODERN GONTOR …………… 128
D. SISTEM PENDIDIKAN PONDOK MODERN GONTOR………………………………………. 130
E. TUJUAN DAN MAMFAAT PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN GONTOR
SEJALAN DENGAN TUJUAN DAN MAMFAAT RISET………………………………………… 133
F. MAMFAAT RISET DALAM PROGRAM MENAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU ,
SENI DAN BUDAYA ISLAM) DI GONTOR …………………………………………………. 135
G. TUJUAN PENDIDIKAN DI GONTOR KAITANNYA DENGAN ANALISYS SPIRAL
DYNAMICT …………………………………………………………………………………………………… 138
BAB VII DESKRIPSI RISET PENULIS………………………………………………………………………. 142
BAB VIII KARAKTERISTIK MODEL RISET PENULIS…………………………………………………… 148
A. PROSES MANAJEMEN…………………………………………………………………………………. 152
B. KEABSAHAN TEMUAN HASIL RISET ……………………………………………………………… 156
C. DATA DAN SUMBER DATA RISET PENULIS ………………………………………………….. 161

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | ix


D. PERENCANAAN RISET MANAJEMEN PENDIDKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA)
DALAM BLUE OCEAN STRATEGY YANG DIKEMBANGKAN MELALUI ANALYSIS
SPIRAL DYNAMICS DI PONPES GONTOR………………………………………………………. 162
BAB IX HASIL GAMBARAN TENTANG OBYEK YANG DIRISET (SENI BUDAYA
GONTOR)…………………………………………………………………………………………………… 166
A. SEJaRAH SINGKAT TENTANG BERDIRINYA PONDOK PESANTREN GONTOR…….. 166
B. PESANTREN KINI……………………………………………………………………………………………. 169
C. PONDOK PESANTREN YANG MEMILIKI PEMBAHARUAN DI BIDANG FURU’………….. 176
D. IDE TRIMURTI. ………………………………………………………………………………………………… 179
E. PENYELENGGARA PENDIDIKAN…………………………………………………………………………… 182
F. GARIS BESAR PEMETAAN KURIKULUM DI PONDOK PESANTREN GONTOR DALAN
KEGIATAN EKTRAKURIKULER (EXSCHOOL) PADA BIDANG SENI DAN
KEBUDAYAAN ISLAM…………………………………………………………………………………………. 188
G. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN (KURIKULUM)………………………………………………… 191
H. PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK (LANDASAN YANG MENJADIKAN PODOK
PESANTREN GONTOR BERDIRI KOKOH )………………………………………………………… 194
I. PROGRAM PENGEMBANGAN PONDOK……………………………………………………………… 201
J. DESKRIPSI CONTOH PROFIL KEGIATAN EXCHOOL PONDOK PESANTREN
MODEREN GONTOR PUSAT PUTRA I MLARAK PONOROGO JAWA TIMUR………. 208
K. SAMAKAN LANGKAH, PENGASUHAN SANTRI ADAKAN KUMPUL KOORDINASI BAGI
KOORDINATOR SEKTOR-SEKTOR YANG ADA DI PM. GONTOR……………… 221
L. SAMAKAN LANGKAH, PENGASUHAN SANTRI ADAKAN KUMPUL KOORDINASI BAGI
KOORDINATOR SEKTOR-SEKTOR YANG ADA DI PM. GONTOR…………………… 222
M. KEGIATAN KMI DI GONTOR 3 DARUL MARIFAT…………………………………………….. 227
N. DESKRIPSI PROFIL PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR PUTRI 5
BOBOSAN KANDANGAN KEDIRI JAWA TIMUR………………………………………………… 230
O. PENGASUHAN SANTRIWATI di PPM GONTOR PUTRI 5…………………………………….. 231
P. DESKRIPSI PROFIL PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR PUTRI 1
242
MANTINGAN GONTOR PUTRI 1 NGAWI JATIM ………………………………………….. ………
Q. PEMBAHASAN HASIL RISET TEORITIS DAN INTEGRITY (REORGANISASI KEGIATAN
EXSCHOOL MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM BERBASIS
INTEGRASI INTERKONEKTIF)……………………………………………………………………………….. 256
BAB IX TREND KE DEPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN SENI BUDAYA ISLAM…………………… 262
A. LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF……………………………………………………………….. 264

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |x


B. TATA KELOLA KEGIATAN EXSCHOOL PENDIDIKAN SENI BUDAYA ISLAM
DALAM PERSPELTIF SPEKTRUM SPIRAL DYNAMICS DAN BLUE OCEAN
STRATEGY DI PP MODERN GONTOR UNTUK PENDIDIKAN ISLAM
LAINNYA…………………………………………………………………………………………………..… 267
C. TINDAK LANJUT PADA PENGEMBANGAN RISET……………………………………………. 271
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM TELAAH MODEL GONTOR ………… 272
E. TELAAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM) MELALUI
KONSEP SPECTRUM ANALYSIS DYNAMICS SYSTEM DALAM PENANAMAN
NILAI-NILAI PONDOK PESANTREN MODEREN DARUSSALAM GONTOR…………. 273
F. TELAAH PEMETAAN KURIKULUM DI PONPES GONTOR DALAN KEGIATAN
EKTRAKURIKULER (EXSCHOOL) PADA MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI
DAN BUDAYA) MELALUI PENGEMBANGAN SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL
DYNAMICS……………………………………………………………………………………………………… 292
G. TELAAH MANAJEMEN PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK DALAM KONSEP
SPECTRUS SPIRAL DYNAMICS SYSTEM (LANDASAN YANG MENJADIKAN
PODOK PESANTREN GONTOR BERDIRI KOKOH………………………………………………
H. MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM) DALAM PROGRAM 300
PENGEMBANGAN PONDOK MELALUI ANALYSIS SPECTRUM SPIRAL DYNAMICS
I. PENJABARAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA MANAJEMEN
PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM )MENURUT TEORI BLUE OCEAN
STRATEGY YANG DIKEMBANGKAN MELALUI ANAYSIS SPECTRUM DYNAMIC…… 303
BAB XI MENANAM KURMA DI LASKAR SANTRI GONTOR DALAM MANAJEMEN
PENDIDIKAN (ILMU,SENI DAN BUDAYA ISLAM) ……………………………………….. 306
DAFTAR PUSTAKA

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xi


DAFTAR GAMBAR

1 GAMBAR 2.2 PENDIRI PESANTREN GONTOR………………………………………………………………… 26


2 GAMBAR 2.3 & 2.4 TIM RISET DENGAN PARA SANTRI DALAM KEGIATAN 42
EKTRAKURIKULER…………………………………………………………………………………………………………..
3 GB.4.1. REORGANISASI KEPRIBADIAN MANUSIA MUSLIM DALAM INTEGRASI 81
INTERKONEKTIF………………………………………………………………………………………………………………
4 GAMBAR 5.1. TATAKELOLA SPIRAL DYNAMICS INTEGRAL…………………………………….. 95
5 GAMBAR 5.2 : TATA KELOLA PENDIDIKAN ISLAM DALARN PERSPEKTIF INTEGRAL SPIRAL
DYNAMIC………………………………………………………………………………………………………………………… 98
6 GAMBAR 7.1 REORGANISASI KEPRIBADIAN MANUSIA MUSLIM DALAM INTEGRASI
INTERKONEKTIF…………………………………………………………………………………………………………………. 144
7 GAMBAR . 9.1. PARA PEMANGKU JABATAN GONTOR……………………………………………………… 170
8 GAMBAR 9.2 STRUKTUR OGANISASI PONPES GONTOR………………………………………………… 183
9 GAMBAR 9.3 DOCUMEN KEGIATAN EXCHOOL THUN 2016 DI GONTOR PUSAT 1 PUTRA
POPOROGOJATIM……………………………………………………………………………………………………… 218
10 GAMBAR . 9.4 KEGIATAN EXCHOOL THUN 2017 DI GONTOR PUSAT 1 PUTRA POPOROGO
JATIM……………………………………………………………………………………………………………………………. 219
11 GAMBAR 9.5 MASJID JAMI’ GONTOR KAMPUS 3………………………………............................... 221
12 GAMBAR 9.6 TIM RISET WAWANCARA DENGAN PEMANGKU JABATAN PENGSUH
GONTOR 3………………………………………………………………………......................................................... 225
13 GAMBAR 9.7 KEGIATAN EXCHOOL DI PMDG PUTRA 3 SUMBERCANGKRING GURAH
KEDIRI JATIM……………………………………………………………………………………………………………………. 230

DAFTAR TABEL

1 TABEL 5.1 PERBEDAAN ANTARA BLUE OCEAN DAN RED OCEAN……………………………............ 98


2 TABEL 6.1 KONSEP PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN
DAN DI PONDOK PESANTREN GONTOR……………………………………………………………………………… 125
3 TABEL. 9. 2 KETERANGAN DENAH PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR
KAMPUS 3, DARUL MA'RIF SUMBCRCANGKRING, GURAH, KEDIRI JAWA TIMUR………… 224

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xii


LASKAR SANTRI
SENI BUDAYA GONTOR

PENDAHULUAN

Isi Buku Ini muncul dari proses ketidakpuasan selama 2 tahun bersama dengan apa

yang diajarkan dalam area manajemen pendidikan dan karakteristik budaya seni dan ilmu dalam
khasanah Islam pada manusia muslim yang tumbuh dalam kehidupan para santri di Pondok
Pesantren Moderen Gontor. Bukan sekedar yang Penulis yakini kenapa harus para santri Pondok
Pesantren Moderen Gontor , bahwa ada suatu tertentu yang tidak percaya yang kami temukan
sekadar bahwa itu tidak cukup. Penulis menemukan bahwa kenyataan kehidupan dalam dunia
pendidikan maupun kependidikan tidak cukup diwakili oleh Teori dan pendekatan manajerian actual.
Kenyataan dan teori tampak tidak cukup seiring dan hal ini tampak terganggu. Penulis mendapatkan
kesan bahwa hal-hal yang dipermasalahkan , baik secara individu maupun secara organisasional ,
tidaklah seteratur dan semetodis seperti tulisan yang tampak dinyatakan secara tidak langsung.
Penulis merasa bahwa dunia pendidikan khususnya terkit dengan Ilmu, Seni dan Budaya Islam telah
mendapatkan dunianya sendiri menjadi jepitan ganda menulis secara rapi tentang manajemen
pendidikan tersebut, karena menarik dan juga mempunyai daya jual , dan kemudian menjadi depresi
bahwa manusia muslim yang tidak simetris tetapi efektif dalam hidup dan kehidupannya sebenarnya
tidak dapat bersinergi dan berkembang dalam kerapian yang ideal yang telah ditentukan.
Buku ini akan mengupas juga sebagain Manajerial Pendidikan terkait dengan Ilmu, Budaya
dan Seni Islam untuk masa depan , sebagian dari hasil Riset klasik wawancara sebagai ilustrasi
pendekatan bukan sebagai contoh untuk membuat hasil seactual mungkin, untuk membangun
pendapat dari serangkaian pandangan sekilas, potongan-potongan bukti parsial,dan beberapa

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xiii


dugaan dalam ketidak pastian dan ketidakmenentuan, sebagaimana yang diungkapkan Randall, WP
Hodgson & Stuart Crainer dalam The Future of Leadership (1997), yaitu : “ Lepaskan genggaman
Anda pada masa lalu sebagai satu-satunya cara untuk diajar, dan dapatkan genggaman yang lebih
baik pada masa depan sebagai satu-satunya cara belajar”.
Dalam buku ini tidak berarti mengabaikan masa lalu, justru seharusnya terus menggunakan
apa yang telah berhasil di masa lalu, tetapi juga harus mengetahui apa yang ada diujung pemikiran
manajemen pendidikan beberapa tahun yang lalu tidak lagi berada di masa depan sekarang terkait
Ilmu seni dan budaya Islam khususnya di Pondok Pesantren Moderen Gontor , hal ini berarti apa yang
sebelumnya berhasil masih tetap bermamfaat tetapi tidak cukup lagi dan akan kurang secara serius
dalam masa depan didepan mata. Buku ini meawarkan gagasan saran praktis untum menajemen
Pendidikan terkait Ilmu, Seni dan Budaya Islam dalam suatu lingkungan pendidikan Pesantren dimana
tekhnis dan perlengkapan belum ditemukan secara lengkap, tetapi berharap menemukan beberapa
asset yang berharga minor yang diabaikan dan menemukan peluang besar yang tampaknya belum
pernah digali.
Dengan demikian Buku ini merupakan Resume sepenuhnya hasil riset yang dilakukan di
Pondok Pesantren Moderen Gontor yang dijadikan sampel Riset diharapkan dapat mewakili Pondok
Pesantren Moderen Gontor di seluruh Indonesia. Riset pertama terkait dengan “ Model Teori Blue
Ocean Strategy Dalam mamjemen Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam )terhadap Pribadi
Manusia Muslim di PPMD Gontor Jawa Timur” . dan Riset kedua merupakan pengembangan hasil
penelitia yang ditelaah terkait dengan “ Telaah Teori Model Spectrum Spiral Dynamic System Dalam
Manajemen Pendidikan (Ilmu Seni dan Budaya Islam) Sebagai Pengembangan Teori Blue Ocean
Strategy (Studi Discovery , Research & Development di Pompes Moderen Gontor)”
Tujuan penulisan Buku ini diantaranya adalah untuk sebagai informasi dan bahkan Promosi
bagi para pembaca yang membutuhkan dan ingin mengetahui lebih mendalam pada Manajemen
Pendidikan terkait dengan Manajemen Ilmu, Seni dan Budaya Islam khususnya pada Kegiatan Exshool
yang spektakuler yang dilakukan. oleh para santri/ wati Pondok Pesantren Moderen Gonto sebagai
Laskar Santri Seni Budaya Gontor , sehingga dapat menjadi referensi contoh model Riset

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xiv


terutama bagi para mahasiswa yang akan meneliti khususnya dalam dunia Pendidikan seni dan
budaya Islam. Selain itu buku ini ditulis dengan maksud memperkaya pemahaman kita bersama
tentang arti pentingnya manajemen Pendidikan terkait dengan Ilmu, Seni , Budaya dan cinta dalam
Islam . Namun keberhasilan dan ketertautan hati manusia muslim khususnya , sangat ditentukan
oleh kompetensi segenap sumber daya pribadi maupun kekuatan luar yang memiliki kecerdasan
hati, fikir, dan personal dalam pemahaman yang merupakan suatu kebutuhan adanya keseimbangan
dan keberagaman pada pengelolaan Ilmu, seni , budaya dan cinta kasih sesama dalam Iman, Islam,
Ichsan , amal dan Ilmu pada diri manusia muslim masing-masing. Hal ini merupakan suatu
manajemen pendidikan dalam perkembangan pribadi, perkembangan akademik dan perkembangan
karier baik secara personal maupun secara organisasi memiliki system nilai yang hakiki dan
menmiliki nilai strategis yang sangat penting.Oleh karena itu, upaya penulis untuk menyajikan buku
ini yang berdasarkan hasil penelitian dan penelusuran literature , diharapkan cukup mampu
menyajikan suatu kontruksi teori, fakta lapangan , konsep-konsep manajemen pendidikan (ilmu, Seni
,Budaya dan Cinta kasih ) dalam Islam cukup komprehensif. Sejarah Manajemen Ilmu Seni dan
kebudayaan yang dimiliki peradaban Islam di Pondok Pesantren Modern Gontor, sangatlah penting
untuk dipublikasi berdasarkan perspektif pandangan hidup. Hal ini dikarenakan setiap aktivitas
keilmuan di suatu masyarakat akan membentuk cara pandang mereka terhadap dunia. Pandangan
hidup yang dibangun di atas elemen-elemen ilmiah inilah yang kemudian mengkonstruksi Ilmu Seni
dan budaya masyarakat tersebut dalam perspektif Pendidikan Islam. Dalam Qs-al-Mujadalah (58):11,
yang berbunyi “ Allah mengangkat derajat orang-orang diantara kamu, yaitu mereka yang beriman
dan diberi ilmu pengetahuan dan Allah mengetahui apa yang kamu kejakan”. Oleh Karenanya Banyak
orang berpendapat bahwa ketika seseorang memiliki ilmu maka ilmu harus diimbangi dengan seni
dalam kehidupan berinteraksi social , budaya dalam kehidupan tatanan lingkungan dan cinta dalam
kehidupan pribadi dan alam. Kesemuanya merupakan anugrah yang diberikan Tuhan yang harus
dimiliki dan dijaga oleh seluruh makhluk yang paling tinggi didunia ini yaitu manusia” (rosaatr,2014).
Maka diwajibkannya manusia untuk memiliki Ilmu , Seni dan Budaya yang baik salah satu diantaranya
adalah dalam pendidikan Islam. Juga disebabkan belum teraktualisasikan paradigma keilmuan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xv


inregrasi ilmu , Iman dan amal saleh dan yang menjadi dasar ,landasan kuat bagi setiap muslim
pada lembaga pendidikan bernafaskan Islam untuk merwuiudkan visi dan misinya secara
bersama-sama. Keberhasilan Para santri PPM Gontor dalam Kegitan extrakurikuler yang
Spektakuler dalam manajemen pedidikan (Ilmu, Seni dan BudayaIslam) pada, merupakan landasan
yang sangat kuat,dapat mengintregasikan seluruh koponen manajemen pendidikan Ilmu, Amal,
dan Imannya bisa bersinergi dengan manajemen pendidikan Ilmu seni dan budaya sebagai
kegiatan Exschool,dengan keseimbangan yang kontinu dan tidak terputus seperti Spiral Dynamics.
Oleh karenanya yang sangat penting ditulis berdasarkan landasan filosofis dari filsafat Idealisme
dan filsafat pendidikan lslam sangatlah perlu dibangun oleh salah satu teori agar selalu terjaga
keseimbangannya dalam berbagai aspek kehidupan dunia maupun akhirat pada setiap individu
muslaim diantarnya para santri di Pompes Modern Gontor yang telah dan akan dijadikan Fokus Riset.
Yaitu melalui Telaah / Analisis Teori Spectrum Spiral Dynamic System dari Beck dan Cowan
(1996). Buku ini bertujuan diantaranya adalah Menelaah secara mendakam (Meneliti,
mendiskripsikan, menganlisis, mengkolaborasi ,mengistemasi, memodifikasi, mengasimilasi,
mendalami, mememukan aspek-aspek lain dan mengembangkannya ,sehingga dapat dijadikan
suatu kajian untuk dipublikasikan melalui tulisan dan kajian Referensi hasil kegiatan
ekstrakurikuler yang telah dilakukan santri-santri tersebut khususnya dalam menajerial
pendidikan (Ilmu, Seni dan budaya) lebih terintegrasi , sebagai hasil dari Pengembangan melalui
Spectrum Analysis Spiral Dynamics system tersebut. Sebagai Model dan rekayasa social, serta
sebagai pengkajian, pengembangandan penerapan Iptek khususnya di Pondok Pesantren Moderen
Gontor. Secara Naturalistik dan Deskriptif Analisysis dengan focus pada kajian Manajemen
pendidikan (Ilmu, Seni Dan Budaya) Islam di Pondok Pesantren Modern Gontor(PPMG) keseimbangkan
dengan Analisys Spiral Dynamic System. Hal ini menunjukkan bahwa paradigrna keilmuan integrasi
ilmu yang dibangun oleh PonPes Modern Gontor adalah integrasi-interkonektif merupakan unsur
dominan yang dapat dijadikan Frame Work dan sebagai driving force sumber daya dalam
manajerial pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim (para santri/ wati di PPMG
tersebut yang memperhatikan aspek keunggulan dengan berbasis Competence based Art Culture

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xvi


and Sience yang spektakuler dengan melalaksanakan diagnosis yaitu identilikasi dan analisis
kebutuhan dengan pendekatan needassessment terhadap tuntutan perkembangan masyarakat dan
kewirausahaan yang inovatif dan produktif.
Inti buku ini diantaranya adalah bagaimana santri-santri di PPM Gontor ini dapat
mengintregasikan seluruh koponen manajemen pendidikan Ilmu, Amal, dan Imannya bisa
bersinergi dengan manajemen pendidikan Ilmu seni dan budaya sebagai kegiatan Exschool,
dari semua manajemenya (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi,
pengawasan, hasil, dampak sarana prasarana, anggaran, pementasan, kolaborasi, kerjasama,
informasi, publikasi , diformulasi dan lainnya sampai pada manajemen system nilai ) dilakukan
oleh-santri-santri tampa melibatkan dari fihak lembaga Pondok, hanya memberi perizinan
dan dukungan moril para pengasuh dan pembinanya .Para santri mampu melaksanakan segala
kegiatan ekstrakulrikuler sangat spetakuler mendapat berbagai penghargaan dan kehormatan
dari berbagai Negara lain. Isi buku ini ditulis berdasarkan landasan filosofis dari filsafat
Idealisme dan filsafat pendidikan lslam dibangun oleh beberapa teori yaitu Spiral Dynamic
System dari Beck dan Cowan. Blue Ocean Strategy oleh Kim dan Mauborgne, Strategic planning
dari Bryson. Digunakan pendekatan naturalistik. melalui observasi, wawancara, study lapangan
dan studi dokumentasi. Fokus Riset adalah mengkaji Manajemen pendidikan (Ilmu, Seni Dan
Budaya) Islam pada manusia Muslim yang ada di Pondok Pesantren Modern Gontor(PPMG) jawa
Timur dengan melalui pengembangan teori Blue Ocean Strategy yang dikeseimbangkan dengan
Analisys Spiral Dynamic System. Hasil Riset bertujuan untuk mengetahui mendiskripsikan dan
menganalisis penelusuran : 1) Kerangka dasar keilmuan dan landasan-landasan yang menjadi
framework dalam manajerial Ilmu, Seni dan Budaya dalam kegiatan Exschool yang ada di Gontor;
(2) analisis faklor-faktor ekstemal dan intemal dalam proses program Exschool 4) langkarh-
langkah strategis dalam meminej program Exschool khususnya dan umumnya berbagai deskripsi
krusial yang menunjang dan terkait dengan Riset .
Temuan menunjukkan bahwa paradigma keilmuan integrasi ilmu yang dibangun oleh
PonPes Modern Gontor adalah integrasi-interkonektif merupakan unsur dominan yang dapat

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xvii


dijadikan Frame Work dan sebagai driving force sumber daya dalam manajerial pendidikan Ilmu,
Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim (para santri/wati di PPMG tersebut yang
memperhatikan aspek keunggulan dengan berbasis Competence based Art, Culture and Sience
yang spektakuler dengan melalaksanakan diagnosis yaitu identilikasi dan analisis kebutuhan
dengan pendekatan need assessment terhadap tuntutan perkembangan masyarakat dan
kewirausahaan yang inovatif dan produktif. Dengan mengintegrasikan antara ilmu agama, science,
Art , culture, Vocationa Knowledge, life skill, operational skill and Value Skil. Langkah -langkah
strategik dalam manjerial di PPM Gontor berdasarkan karakteristik prinsip manajemen strategic
adalah: (l) melaksanakan analisis eksternal, analisis kebutuhan dan konteks; (2) merumuskan visi
misi dan tujuan program dengan integrasi-interkoneksi); (3) menciptakan Strategi Public Relations
dalam Membangun PMDG yang Visioner dengan Visi dan Misi yang jelas dan terukur; (4) Manajemen
Pendidikn Ilmu Seni Budaya Islam di PPMG memliki landasan keilmuan dan paradigma berpikir
diperkuat dengan values system berfungsi sebagai ruh pendidikan Islam, Sistem yang dibangun
benar-benar terintegrasi dengan fasilitas memadai sehingga dapat menggerakan sumber daya
menjadi driving force bagi umat yang hakiki dan kaffah. Sehingga terjadi kaderisasi yang mampu
mengkoordinasikan segala kegiatan di PMDG berjuta inovasi, kreasi spektakuler dan Alumni-alumni
PMDG menjadi Agen Public Relations dan menyampaikan dak’wah positif bagi masayarakat terkait
apa yang dia lihat, yang dia dengar dan dia rasakan ketika mereka mengenyam pendidikan di
Pondok Pesantren Moderen Gontor.
Dalam menulis buku ini , penulis tidak terlepas dari banyak kekurangan- kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran masih tetap diperlukan. Semoga Allah SWT meridhai Penyusunan buku
ini sehingga menjadi ilmu amaliah dan amal ilmiah yang bermamfaat dunia akhirat . Akhirnya hanya
kepada Allah WT jua penulis bersyukur karena hanya dengan rahmat dan karunian-Nya, maka buku
ini dapat tersusun. Semoga bermamfaat, Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.
Bandung, Mei 2018
Wassalam
Penyusun

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | xviii


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Syukri Zarkasyi,M;;2016. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren : Pengalaman Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo
Abdullah Aly, 2009. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Telaah terhadap Kurikulum
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, Disertasi UIN Yogya Agusz Sudrajat ,2004
Makalah Peranan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter
Azra,.Azyumardi, 2001, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Penerbit
Kalimah, Jakarta.
Ahmad Ta‟rifin dkk, 2008. ”Formalisasi dan Transformasi Pendidikan Pesantren ”, Jurnal Penelitian,
P3M STAIN Pekalongan, Volume 5, Nomor 2 4-15.Karel Steenbrink, Pesantren, Madrasah
Sekolah: Pendidikan Dalam Kurun Waktu Modern, Jakarta: LP3ES, 1994.
Abdurrahim Yapono, 2015. Filsafat Pendidikan danHidden Curriculum dalam Perspektif KH. Imam
Zarkasyi (1910-1985) Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah, Jakarta
Abdurrahman.Wahid, 2001, Menggerakkan Tradis i: Esai-Esai Pesantren, LkiS, Yogyakarta
Anwar dan Matahari. 2006. Peranan Pondok Pesantren Al-Basyariyah Dalam Mempersiapkan Santri
Memiliki Daya Saing Tinggi. www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 28 Oktober 2007
Anonim. Tanpa Tahun. Direktori Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri. Tidak diterbitkan: Cianjur.
ATR Rosa, 2016 Bagaimana Bayangan itu Bisa lurus Sementara Bendanya Bengkok , Sebuah Kajian
…………… Pembuktian Bagaimana Tangung Jawab Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Seperti Apa Anaknya
Harus Berbakti Pada Kedua Orang Tuanya Dalam Pendidikan Islam). Journaal, literat
UninusBandung
Beatty, Andrew., 1999, Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account, Cambridge
University Press, Cambridge.
Barnawi. 2015. Madrasah dan Blue Ocean Strategy. Online pada http://www.// portal%20kemenag%
20prov.%20jawa%20barat.htm. Tanggal 16 Juni 2017 , pukul 23.02 WIB
Bambang Soedijono. 2015. Makalah Seminar Nasional: Penerapan Blue Ocean Strategy dalam
Menghadapi Persaingan Pendidikan Kesehatan di Propinsi Bengkulu (Studi Kasus Politeknik
Kesehatan Bengkulu). Yogyakarta: STIMIK Amikom Yogyakarta
Chairul Sabarudin; Ahmad Nafi' Royhan M, 2009 .album: MAN JADDA WA JADA 2 di Pondok Pesantren,
https://web.facebook.com/iroel.d.. diunduh juli2017
Devi, Laxmi., (ed), 1997, Encyclopedia of Social Research, V.2., Anmol Publications PVT.LTD, NewDelhi.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep, Buku 1 Edisi 12 . Jakarta: Salemba Empat.
Halimah. 1995. Peranan Pesantren Sebagai Agen Perubahan (Agent Of Development) Bagi Masyarakat Desa
(studi kasus: Pesantren Darrunnajjah Cipining, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Program
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |1


Hendra Zainuddien& Muhammad Jamhuri, Lc MA. 2002. Moderenisasi Pesantren Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Asy-Syukriyyah
Kim, W. Chan Mauborgne, R. 2005. Blue Ocean Strategy, How to Create Uncontested Market Space and
Make the Competition Irrelevant. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Mastuhu; 2009. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai
Sistem Pendidikan Pesantren. Buku ini merupakan disertasi doktor di Institut Pertanian Bogor
(IPB) pada tahun 1989.
Mohammad Muchlis Solichin , ”Modernisasi Pendidikan Pesantren”, Tadrîs, Volume 6,Nomor 1 (Juni
2011), 30-44.Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina, 1997.
Mulayana , 2007 Biografi Umar bin Khattab
Muhammad Iqbal , 2015 Kumpulan Materi Kuliah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) , Tela'ah
Pesantren » Makalah Model-Model Pesantren
Mardia Said, 2011, Perencanaan KurikulumPendidikan Tinggi dalam Peningkatan mutu pendidikan,
PPs uninus Bandung.
Nurhadi Ikhsan, dkk, 2006, Tim Penyusun, Musyawarah Kerja Organisasi Pelajar Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo, Sekretariat Pusat OPPM XLVIII Gontor, 2013, 74. Penelitian
dilakukan di empat pesantren salaf di Jawa, yaitu Pesantren Al-Qodir Cangkringan, Dar al-
Tauhid Cirebon, Roudlatut Thalibin Rembang, dan Tebuireng Jombang., Santri Pondok Pesantren
Tebuireng: Jombang Profil Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. Sarkawi dan
Singelton, R.A. dan Straits, B. C.,1999, Approaches to Social Research, OUP, New York, (pp. 320 –356 and
Tim Redaksi Wardun, 2017, Wardun, Warta Dunia Pondok Modern Darussalam Gontor
Darussalam Pres: Ponorogo jatim.
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-H.2015 Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka karya Urip
Santoso ,Agama kewajiban anak terhadap Orang Tua
Wibowo, 2010, Budaya organisasi .Sebuah Kebutuhan untuk meningkatkan Kinerja jangka Panjang, edisi 2.
PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Zakki Hadziq Agus 2006, Panduan Santri Pondok Pesantren Tebuireng, Badan Pembina, Jombang jatim
Zamakhsyari Dhofier, Sikap Hidup dalam Lingkungan Pesantren serta Kaitannya dengan Nilai-nilai
Budaya dalam Pembangunan Bangsa, Analisis Kebudayaan, Tahun II. No.2, 1981/1982
2016. Teori Sistem Blue Ocean Strategy (Bos)Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Islam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |2


BAB SATU

MENGENAL PESANTREN DI
MASYARAKAT

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang sudah tumbuh dan
berkembang sejak beberapa abad yang lalu. Pesantren memiliki kontribusi terhadap pembangunan
nasional. Pembangunan yang memberdayakan masyarakat di pedesaan harus menjadi pusat
perhatian dan tanggung jawab bersama, membangun masyarakat pedesaan berarti pula membangun
sebagian besar penduduk Indonesia. Pesantren sebagai lembaga yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat telah turut serta membangun masyarakat pedesaan melalui berbagai metode
yang digunakan. Salah satunya adalah melalui pengembangan kelembagaan yang tumbuh seiring
dengan perkembangan pesantren itu sendiri. Pengembangan kelembagaan dalam pesantren adalah
penting mengingat kini peran pesantren tidak melulu terbatas pada pengkajian terhadap agama
tetapi juga telah meluas pada pengembangan ekonomi, sosial, politik, dan lainnya namun tetap
berlandaskan pada nilai-nilai agama. Pondok Pesantren Jjuga merupakan salah satu pondok
pesantren yang sudah lama memberikan perhatian terhadap masyarakat sekitar melalui berbagai
macam program yang disusun namun terdapat hal-hal yag harus diperhatikan pesantren dalam
setiap programnya yaitu program tersebut harus merupakan program yang dibutuhkan dan sesuai
dengan masyarakat sekitar pesantren oleh karena itu dalam upaya pengembangan masyarakat yang
dilakukan oleh pesantren terlebih perlu diketahui bagaimana profil komunitas. Profil komunitas
merupakan hal yang penting untuk diketahui terlebih dahulu karena nantinya akan dijadikan bahan
acuan untuk mengetahui bagaimana strategi dan bentuk pengembangan kelembagaan yang dilakukan
oleh pesantren dalam bidang ekonomi, pertanian, sosial keagamaan dan pendidikan sebagai upaya
pengembangan masyarakat. Pesantren merupakan lembaga mandiri yang memenuhi kebutuhannya

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |3


secara otonom dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Pada jaman penjajahan pesantren adalah
lembaga yang merupakan pusat aktivitas kegiatan masyarakat disaat lembaga lain belum berfungsi
secara penuh. Dengan demikian dapat ketahui bahwa pesantren telah memiliki kedekatan dengan
masyarakat sejak jaman dahulu dan sampai saat ini fungsinya sebagai pusat pendidikan berbasis
agama belum tergantikan oleh lembaga lain. Terlepas dari berbagai macam kelebihan yang dimiliki
selama ini, pesantren juga tidak lepas dari hal-hal yang bisa menghambat upaya pengembangan
masyarakat yang selama ini dilakukan, oleh karena itu lebih lanjut dalam penelitian ini ingin diketahui
kendala apa saja yang dihadapi oleh pesantren dalam pengembangan kelembagaan tersebut.
Kendala-kendala tersebut dapat muncul baik dari dalam diri pesantren itu sendiri maupun datang
dari faktor lain yang datangnya dari luar pesantren. Program pengembangan masyarakat yang
dilakukan oleh pesantren harus dirasakan oleh semua pihak, upaya pengembangan masyarakat akan
sia-sia jika hanya menguntungkan salah satu pihak saja. Keterlibatan masyarakat dalam setiap
program yang disusun merupakan salah satu indikator yang dapat menjadikan program tersebut
berhasil. Masyarakat harus benar-benar merasakan manfaat secara langsung dari setiap program
yang disusun. Oleh karena itu untuk mengukur keberhasilan program yang disusun oleh Pondok
Pesantren perlu diketahui bagaimana dampak pengembangan kelembagaan tersebut terhadap
masyarakat?. Kajian mengenai kontribusi pesantren terhadap pengembangan masyarakat saat ini
masih sedikit dilakukan, oleh karena itu penelitian ini berupaya menampilkan ”sisi lain” dari
pesantren yang selama ini dikenal terbatas pada lembaga pendidikan yang berbasis agama dengan
berbagai macam aturan ketat yang mengikat. Dengan demikian, masyarakat luas dapat mengetahui
bahwa pesantren merupakan salah satu komponen yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
membangun dan memperbaiki kualitas masyarakat baik skala lokal maupun skala nasional.
Pesantren Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui
pembinaan dan pengembangan SDM atau kualitas manusia secara utuh : jasmani dan rohani, ia juga
harus secara terus menerus dikembangkan agar mampu melayani kebutuhan pembangunan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau dengan kata lain agar mampu menghadapi tantangan
zaman. Upaya pengembangan sistem pendidikan nasional harus adil dilaksanakan dari kandungan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |4


nilai–nilai sosial budaya bangsa terutama dari realita kependidikan yang telah hidup membudaya
dalam kehidupan bangsa Indonesia agar tidak tercabut dari akarnya dengan demikian terdapat
kesinambungan antara tradisional dan modern sebagai satu kesatuan dan berkelanjutan. Menurut
Mastuhu, (1994) pesantren merupakan salah satu realita kependidikan yang telah membudaya
dikalangan sebagian bangsa Indonesia. Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam
Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam. Pesantren telah diakui
sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta mencerdaskan bangsa. Amir (2005) pesantren
memberikan pengertian bahwa pesantren merupakan tempat pendidikan agama memiliki basis
sosial yang jelas karena keberadaannya telah menyatu dengan masyarakat. Ketika lembaga-lembaga
sosial yang lain belum berjalan secara fungsional, pesantren telah menjadi pusat aktivitas sosial
masyarakat mulai dari belajar agama sampai tempat untuk menyusun perlawanan terhadap musuh.
Sebagai lembaga sosial, pada umumnya pesantren hidup dari, oleh, dan untuk masyarakat. Visi ini
menuntut adanya peran dan fungsi pondok pesantren yang sejalan dengan kondisi dan situasi
masyarakat, bangsa dan negara yang terus berkembang. Sementara itu sebagai komunitas
pesantren dapat berperan menjadi penggerak upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
mengingat pesantren merupakan kekuatan sosial yang jumlahnya cukup besar. Sebuah lembaga yang
bergerak dalam bidang pendidikan, keberadaan dan pengembang pesantren harus terus didorong
oleh berbagai pihak (Amir, 2005).
Namun ada beberapa hal yang dihadapi oleh pesantren pada masa sekarang yaitu : 1. Image
pesantren sebagai lembaga tradisional, tidak modern, informal dan bahkan teropinikan sebagai
lembaga yang banyak melahirkan terorisme telah mempengaruhi masyarakat untuk meninggalkan
pesantren. 2. Sarana dan prasarana penunjang yang terlihat masih kurang memadai. 3. Sumberdaya
manusia. Sekalipun sumberdaya manusia dalam bidang keagamaan tidak dapat diragukan lagi, tetapi
dalam rangka meningkatkan eksistensi dan peran pondok pesantren dalam kehidupan sosial
masyarakat diperlukan perhatian yang serius. 4. Aksesibilitas dan networking. Peningkatan akses
dan networking merupakan salah satu kebutuhan untuk pengembangan pesantren. Peningkatan
dalam kedua hal ini sangat dibutuhkan terutama oleh pesantren yang berada di daerah pelosok.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |5


Manajemen kelembagaan. Manajemen kelembagaan merupakan unsur penting dalam
pengelolaan pesantren. Pada saat ini masih terlihat bahwa pondok pesantren dikelola secara
tradisional apalagi dalam penguasaan informasi dan teknologi yang belum optimal. 6. Kemandirian
ekonomi kelembagaan. Kebutuhan keuangan selalu menjadi kendala dalam melakukan aktivitas
pesantren. 7. Kurikulum yang berorientasi life skill santri dan masyarakat. Apabila melihat tantangan
kedepan yang semakin berat, peningkatan kapasitas santri dan masyarakat tidak hanya cukup dalam
bidang keagamaan semata tetapi juga ditunjang oleh kemampuan yang bersifat keahlian. Nandika
(2005) memiliki pandangan bahwa pesantren sebagai institusi pendidikan milik masyarakat, sangat
berpotensi untuk dikembangkan menjadi pusat pengembangan sumberdaya manusia (SDM) menuju
terwujudnya kecerdasan dan kesejahteraan bangsa. Pesantren dipandang memiliki grounded nature
dan pranata sosial yang tangguh dan mewakili aspirasi sebagian besar masyarakat sekitarnya.
Pesantren dipandang sangat potensial untuk berperan sebagai basis pembangunan wilayah yang
strategis. Seiring dengan kuatnya modernisasi pondok pesantren, maka rekonstruksi peran pondok
pesantren yang tadinya hanya mempelajari kitab-kitab Islam klasik kiranya dapat diberdayakan
secara maksimal sebagai agen dalam pembangunan wilayah. Melalui pendekatan ini, sumberdaya
atau unsur-unsur pondok pesantren termasuk kyai, mesjid, santri, kitab hingga ilmu yang baru dapat
didayagunakan dalam proses pendidikan life skill secara berkelanjutan untuk membangun manusia
yang memiliki pemahaman ilmu pengetahuan, potensi kemasyarakatan, dan pembagunan wilayah.
Dengan demikian diharapkan pondok pesantren tidak hanya menjadi penempa nilai-nilai spiritual saja
tetapi juga mampu meningkatkan kecerdasan sosial dan keterampilan dalam membangun wilayah.
Pengembangan program dan kegiatan pesantren agar berperan sebagai basis pembangunan wilayah
pada dasarnya dimulai dari kemampuan pesantren tersebut untuk memberdayakan potensi-potensi
yang ada di lingkunganya oleh sumberdaya manusia yang ada di pesantren. Sumberdaya di
pesantren diberikan kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan
masyarakatnya, sehingga dapat berperan sebagai driving force masyarakatnya. Dengan demikian
pembangunan pendidikan dikalangan pesantren memerlukan keterlibatan elemen masyarakat,
pemerintah daerah (pemda), baik provinsi maupun kabupaten. Keberhasilan pembangunan nasional

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |6


sangat tergantung pada partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi akan muncul
berkembang apabila rakyat mengerti dan merasakan manfaat dalam hidup keseharian. Suatu
lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatan jika ia dapat mengintegrasikan
dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang melingkarinya. Dalam hal ini pesantren telah terbukti
mampu hidup menyatu dengan masyarakat sekitar bahkan menjadi rujukan bagi masyarakat sekitar
dalam bidang moral.
Arti Pesantren Menurut Mankred Ziemek dikutip Wahjoetomo (1997) menyatakan bahwa
pondok berasal dari kata funduk (Arab) yang berarti ruang tidur atau wisma yang sederhana, karena
pondok merupakan tempat penampungan sederhana bagi para pelajar yang jauh dari tempat
asalnya. Kata pesantren berasal dari kata “santri” yang diimbuhi “pe” dan akhiran “an” yang berarti
menunjukkan tempat, maka dapat disimpulkan pesantren memiliki arti “tempat para santri”. Kata
pesantren juga dianggap sebagai gabungan kata sant (manusia baik) dengan suku kata “tra” (suka
menolong). Sehingga kata pesantren tepat berarti “tempat pendidikan manusia lebih baik”. Mastuhu
(1994) memberikan definisi pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional islam untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengajarkan agama islam dengan
menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari –hari. Pengertian
“tradisional “ dalam batasan ini menunjuk bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun (300-400
tahun) yang lalu telah menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian umat Islam di
Indonesia yang merupakan golongan mayoritas bangsa Indonesia yang telah mengalami perubahan
dari masa ke masa sesuai dengan perjalanan hidup umat bukan “tradisional‘ dalam arti tetap tanpa
mengalami penyesuaian. Merujuk dua pengertian mengenai pesantren yang telah dikemukakan di
atas, maka sebenarnya kedua pendapat tersebut mengarah pada satu pemahaman bahwa inti dari
pengajaran di pesantren menekankan pada pendidikan dan ibadah.
. Tujuan Pesantren Menurut Mastuhu (1994) tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan
dan mengambangkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada Tuhan. Bermanfaat
bagi masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |7


Muhammad (mengikuti sunnah nabi) mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam 33 kepribadian,
menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah–tengah masyarakat
dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian indonesia. Menurut Dohfier (1982),
tujuan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang, dan keagungan duniawi
tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata merupakan kewajiban dan
pengabdian pada Tuhan. 3. Model Pesantren Pada garis besarnya, pesantren meliputi dua model,
yaitu model pesantren salaf dan pesantren khalaf. Menurut Zamaksyari Dhofier, yang dikutip
Wahyoetomo (1997) mengemukakan bahwa pesantren salaf adalah lembaga pesantren yang
mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik (salaf) sebagai inti pendidikan, sedangkan sistem
madrasah ditetapkan hanya untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-
lembaga pengajian bentuk lama. Sebaliknya pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang
memasukkan atau pesantren yang menyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum seperti SD, SMP, SMU
bahkan perguruan tinggi dalam lingkungannya. Kedua model di atas memberi batasan jelas bahwa
pesantren salaf senantiasa mempertahankan terhadap tradisi-tradisi yang lama, sehingga sistem
pengajaran salaf sering menerapkan sistem sorogan dan bandungan. Sebaliknya kedudukan
pesantren khalaf dapat dikatakan lebih bersifat modern, karena tidak hanya menitikberatkan pada
permasalahan klasik saja, akan tetapi diikuti ilmu yang bersifat umum. 34 4. Komponen Pesantren
Pesantren merupakan suatu komunitas tersendiri dimana kyai, ustadz, santri dan pengurus
pesantren hidup bersama dalam satu kampus, berlandaskan nilai– nilai agama Islam lengkap dengan
norma–norma dan kebiasaan–kebiasaannya tersendiri yang secara eksklusif berbeda dengan
masyarakat apa umumya. Ia merupakan suatu keluarga besar dibawah asuhan seorang kyai atau
ulama dibantu beberapa ustadz. Semua rambu-rambu yang mengatur kegiatan dan batas-batas
perbuatan semua dipulangkan kepada hukum agama dan semua kegiatan dipandang dan
dilaksanakan sebagai bagian ibadah keagamaan dengan kata lain semua kegiatan kehidupan selalu
dipandang dalam struktur relevansi dengan hukum agama.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |8


Pesantren dengan segala kekhasannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pondok, sebagai tempat tinggal atau tempat asrama para santri untuk mengikuti dengan baik
pelajaran yang diberikan oleh kiainya, tetapi juga sebagai tempat latihan bagi santri agar
mampu hidup mandiri dalam masyarakat. Kebanyakan pesantren dahulu seluruhnya adalah milik
kiai, tetapi sekarang tidak semata-mata milik kiai tetapi juga milik masyarakat dan banyak pula
yang berstatus wakaf yang berasal dari orang-orang kaya.
2. Masjid, merupakan pusat aktivitas, pertemuan, pendidikan, administrasi dan kultural. Mesjid
dijadikan sebagai pusat kegiatana karena untuk mendidik santri agar selalu dalam kondisi selalu
beribadah pada Allah, menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan dan solidaritas sosial,
menyadarkan hakhak dan kewajiban manusia sebagi insan pribadi dan sosial, serta memberikan
nuansa yang penuh ketentraman.
3. Kiai, adanya kiai dalam sebuah pesantren merupakan suatu kemutlakan, sebab kiai merupakan
tokoh sentral yang memberikan pengajaran dan pendidikan kepada santri. Kiai merupakan figur
yang disegani dan menjadi tempat untuk menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari. Dengan kemantapan dan kualitas keilmuan yang dimilikinya tidak heran
jika kiai menjadi figur yang berperan dalam memacu perubahan di dalam pondok dan
masyarakat.
4. . Santri, merupakan unsur pokok dari pesantren karena seorang alim belumlah dikatakan sebagi
kiai jika belum mempunyai pondok dan santri yang tinggal di pesantren.
5. Program pendidikan Islam, tidak hanya sebatas pada bentuk pengajaran yang diterapkan di
pesantren, baik memakai sistem sorogan, bandongan atau wetonan. Melainkan lebih dari itu
pendidikan harus berjalan selama 24 jam sebagai bentuk pembinaan.
6. Dukungan dari masyarakat, bagaimana pun juga pesantren tidak akan pernah lepas dari
intervensi masyarakat sekitar. Pesantren ada karena tuntutan dari masyarakat dan misinya
pun untuk masyarakat juga. Bahkan eksistensi suatu pesantren hingga saat ini adalah karena
masyarakat membutuhkannya. Karena pesantren pada hakekatnya adalah bagian dari

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor Pa ge |9


masyarakat itu sendiri, maka pesantren harus selalu memberikan yang terbaik untuk
masyarakat guna membangun tatanan masyarakat
7. Nilai Pesantren Nilai–nilai yang mendasari pesantren dapat digolongkan menjadi dua kelompok
yaitu (1) nilai–nilai agama yang memiliki kebenaran mutlak dalam hal ini bercorak fikih sufistik
dan berorientasi kepada kehidupan ukhrowi (2) nilainilai agama yang memiliki kebenaran relatif
bercorak empiris dan pragmatis untuk memecahkan masalah kehidupan sehari–hari menurut
hukum agama.
8. Fungsi Pesantren Keberadaan pesantren memiliki berbagai macam fungsi antara lain adalah
sebagai berikut : 1. Sebagai lembaga pendidikan pesantren menyelenggarakan pendidikan formal
(madrasah, sekolah umum dan perguruan tinggi) dan pendidikan non formal yang secara khusus
mengajarkan agama yang sangat kuat dipengaruhi oleh pikiran – pikiran fikih, hadist, tauhid dan
tasawuf yang hidup antara abad ke 7–13 M. 2. Sebagai lembaga sosial pesantren menampung
anak dari segala lapisan masyarakat muslim tanpa membeda–bedakan tingkat sosial ekonomi.
3. Sebagai lembaga penyiaran agama, mesjid pesantren juga berfungsi sebagai mesjid umum
yaitu sebagai tempat belajar agama dan ibadah bagi masyarakat umum. Sehubungan dengan
ketiga fungsi pesantren tersebut maka pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan
masyarakat sekitar dan menjadi rujukan moral bagi kehidupan masyarakat umum. Pesantren
dianggap sebagai komunitas khusus yang ideal terutama dalam bidang kehidupan moral
keagamaan.
9. Prinsip–Prinsip Sistem Pendidikan Pesantren Sesuai dengan tujuan pendidikan dan pendekatan
holistik yang digunakan serta fungsinya dan komprehensif sebagai lembaga pendidikan sosial
dan penyiaran agama maka prinsip –prinsip sistem pendidikan pesantren manurut Mastuhu
(1994) 1 adalah : a. Theocentric. Sistem pesantren mendasarkan filsafat pendidikannya pada
filsafat theocentric yaitu pandangan menyatakan bahwa semua kejadian berasal, berproses dan
kembali pada kebenaran Tuhan. b. Sukarela dan mengabdi, penyelenggaraan pesantren
dilaksanakan secara sukarela dan mengabdi kepada sesama dalam rangka mengabdi kepada
Tuhan. c. Kearifan, pesantren menekankan pentingnya kearifan dalam menyelenggarakan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 10


pendidikan pesantren dan dalam tingkah laku sehari – hari kearifan dimaksud disini adalah
bersikap dan berprilaku sabar, rendah hati, program patuh pada ketentuan hukum agama,
mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain dan mendatangkan manfaat bagi
kepentingan bersama d. Kesederhanaan, pesantren menekankan pentingnya penampilan
sederhana sebagai salah satu nilai luhur pesantren dan menjadi pedoman perilaku sehari–hari
bagi seluruh warga pesantren, kesederhanaan yang dimaksud Lima prinsip yang diuraikan
adalah sebagian dari prinsip yang dikemukan oleh Mastuhu dalam bukunya “ Dinamika Sistem
Pendidikan Pesantren hal disini adalah kemampuan bersikap dan berfikir wajar, proposional dan
tidak tinggi hati. e. Kolektivitas, pesantren menekankan pentingnya kolektivitas atau
kebersamaan lebih tinggi dari pada individualisme.
10. Perubahan Sosial Menurut Selo Soemardjan (1981) dalam Soekanto (2002) perubahan sosial
adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilainilai, sikap, dan pola perilaku
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurut Calhoun et al (1994) dalam Sunito
(2003) merumuskan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dengan berjalannya
waktu di dalam pola sikap dan tindak manusia, di dalam kebudayaan dan struktur dari suatu
masyarakat. Saluran–saluran perubahan sosial dan kebudayaan merupakan saluransaluran
yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-
lembaga kemasyarakatan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi bahkan lembaga hukum.
Lembaga kemasyarakatan yang menjadi titik tolak adalah lembaga yang menjadi cultural focus
pada masyarakat pada suatu masa tertentu dan mendapat penilaian tertinggi dari masyarakat
tersebut sehingga menjadi saluran utama perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan
lembaga kemasyarakatan tertentu akan membawa akibat pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan lain, karena lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem yang
terintegrasi.
11. Perubahan Struktur Struktur atau struktur sosial adalah jejaring hubungan sosial yang sudah
mantap di mana interaksi sudah menjadi rutin dan berulang, antar berbagai peran sosial, grup,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 11


organisasi dan institusi atau pranata yang membentuk masyarakat tersebut. Menurut Harper
dalam Sunito (2003) perubahan struktur sosial dapat mengambil berbagai bentuk berikut : a.
Perubahan pada personel, dalam arti jumlah dan komposisi manusianya. Penduduk dengan
pengalaman hidup yang berbeda masuk dan keluar dari suatu struktur sosial. Hal ini umumnya
tidak membawa perubahan yang berarti pada struktur sosial. b. Perubahan pada ciri hubungan
antara bagian-bagian dari struktur sosial. Misalnya perubahan dalam hubungan antar orang tua
dan anak atau perubahan di dalam struktur kekuasaan dan kewenangan, yaitu golongan mana
di dalam masyarakat yang memegang kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu dilaksanakan. c.
Perubahan di dalam fungsi-fungsi dari strukutur sosial, perubahan dalam hal apa yang
dikerjakan dan bagaimana bekerjanya suatu struktur sosial. d. Perubahan dalam hubungan
diantara beragam struktur. e. Berkembangnya struktur sosial baru. Struktur sosial baru
muncul mendampingi atau menggantikan struktur sosial lama. Perubahan sosial dapat terjadi
pada berbagai tingkatan dari struktur sosial. Suatu penelitian adapat memfokuskan diri pada
perubahan sosial di tingkatan tertentu, misalnya pada hubungan antara anggota keluarga, pada
organisasi besar, atau pada kelembagaan tertentu seperti pendidikan. Walaupun demikian
selalu harus diperhatikan keterkaitan antara berbagi struktur sosial. Pada satu sisi
diperhatikan dampak makro dari perubahan-perubahan mikro, dan dari sisi yang lain dampak
mikro dari perubahan-perubahan di tingkat makro. Lingkup Perubahan Sosial Menurut
Tingkatan Struktur Tingkatan Struktur Sosial Perubahan Sosial Grup Peran sosial (role);
struktur komunikasi; klik; pengaruh Organisasi Struktur organisasi; struktur hirarki; struktur
wewenang (authority); produktivitas Institusi/pranata Ekonomi; agama; keluarga; pendidikan
Masyarakat Stratifikasi; kependudukan; struktur kekuasaan Global Hubungan internasionan;
modernisasi; evolusi Sumber : Harper (1989:6) dalam Sunito (2003) Selain pada tingkatan
struktur sosial dengan sendirinya penelitian harus difokuskan pada bentuk perubahan sosial
tertentu. Perubahan tersebut seperti pada perubahan dari hubungan antara elemen-elemen
tertentu yang membentuk struktur sosial atau pada perubahan fungsi dari kelembagaan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 12


2 Perubahan Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat (1979) kebudayaan adalah sebagai
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik manusia dengan cara mempelajarinya. Kingsley Davis dalam Soekanto (2002)
berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan
dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat
dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.
Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya
bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu
masyarakat memenuhi kebutuhannya. Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan
sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu seperti dibawah ini (Soekanto, 2002) : (1) Tidak
ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan
yang terjadi secara lambat atau secara cepat.; (2) Perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial
lainnya; (3) Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang
bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. 4. Perubahan-perubahan tidak
dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut
mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
Pemberdayaan santri dilakukan sebagai upaya mengoptimalkan potensi sumberdaya
manusia yang cukup besar yang dimiliki pesantren. Pemberdayaan masyarakat sebagai wujud
kepedulian pesantren terhadap masyarakat sekitar pesantren sehingga masyarakat merasakan
manfaat langsung dari keberadaan pesantren di lingkungannya. Pemberdayaan santri dan
masyarakat memiliki tujuan yang berbeda. Pemberdayaan santri diharapkan sebagai fasilitator yang
nantinya akan terjun ke masyarakat dan mengoptimalkan potensi yang ada pada masyarakat itu
sendiri. Sebaliknya pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
Hipotesis Pengarah Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh pondok pesantren
memberikan penekanan pada pengembangan SDM yang diharapkan dapat menjadi motivator bagi
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pengembangan SDM ini dimulai dengan kegiatan pendidikan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 13


dan pelatihan. Kegiatan pendidikan dimulai dengan memberdayakan dan mengoptimalkan potensi
santri. Pengembangan potensi santri ini diharapkan agar mereka menjadi motor penggerak yang
akan melakukan perubahan pada masyarakat. Sebaliknya Pemberdayaan masyarakat adalah untuk
peningkatan kesejahteraan.
Pengembangan masyarakat (community development) adalah konsep dasar yang
menggaris bawahi sejumlah istilah yang digunakan sejak lama seperti community resourse
development, rural areas development, community economic development, rural revitalisation dan
community based development. Community development menggambarkan makna yang penting dari
dua konsep community bermakna kualitas hubungan sosial dan development perubahan ke arah
kemajuan yang bersifat terencana dan gradual, makna ini penting untuk arti pengembangan
masyarakat yang sesungguhnya (Blackburn dalam Nasdian, 2003). Pengembangan masyarakat
digunakan sebagai cara untuk memperbaiki pelayanan dan fasilitas publik menciptakan tanggung
jawab pemerintah lokal, meningkatkan partisipasi masyarakat, memperbaiki kepemimpinan,
membangun kelembagaan baru, melaksanakan pembangunan ekonomi dan fisik dan mengembangkan
perencanaan fisik dan lingkungan. Dalam definisi formal menurut PBB dalam Nasdian (2003a) ,
”community development is a process whereby the effort of Government are united with those of
the people to improve the social, cultural, and economics conditions in communities” yaitu sebuah
proses usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kondisi
sosial, kultural, dan ekonomi masyarakat. Secara umum, pengembangan masyarakat adalah suatu
konsep yang luas, yang mencakup berbagai bentuk dan upaya dengan mengaplikasikan teori 2 dan
praktik berupa kepemimpinan lokal, aktivis, dan melibatkan warga dan kalangan profesional untuk
meningkatkan berbagai sisi kehidupan dari komunitas. Dari berbagai macam definisi yang
dikemukakan oleh berbagai ahli maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan masyarakat adalah
suatu usaha yang dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tidak
berdaya menjadi lebih berdaya dalam rangka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari
berbagai segi kehidupan baik sosial, ekonomi, kultural dan struktural. Pengembangan masyarakat
dapat membantu menanggulangi masalah dan isu-isu penting untuk kesejahteraan komunitas baik

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 14


yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh pihak lainnya. Pengembangan masyarakat merupakan
upaya-upaya pembangunan ditingkat komunitas yang memfokuskan pada pemberdayaan warga
komunitas dengan melakukan power sharing agar masyarakat memiliki kemampuan dan kesetaraan
dengan beragam stakeholder lainnya (Nasdian, 2003b). Pelaksanaan program pengembangan
masyarakat tidak semata-mata dilakukan oleh pemerintah tetapi juga merupakan tanggung jawab
semua pihak. Jika selama ini program pengembangan masyarakat lebih banyak dilakukan oleh
berbagai macam perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab sosial terhadap masyarakat (corporate
social responsibility/CSR), maka pada saat ini lembaga pendidikan pun telah turut serta dalam
upaya-upaya pengembangan masyarakat Di berbagai negara termasuk Indonesia lembaga
pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran anggota masyarakat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada masyarakat yang bisa bertahan tanpa pendidikan
, seni dan budaya . Dengan pendidikan setiap individu diharapkan dapat mencapai pembinaan
pribadinya sebagai manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya dan demi kesejahteraan kelompok-
kelompok masyarakat. Setiap lembaga pendidikan harus bisa mengembangkan pendekatan ekonomis
tanpa mengorbankan kualitas akademis agar mendapatkan partisipasi yang paripurna dan lengkap.
Setiap lembaga harus tetap memberikan kesempatan pada anak-anak berbakat dari keluarga tidak
mampu untuk mengikuti pendidikan dengan kualitas prima hal ini dilakukan untuk menggali potensi
yang ada sehingga mereka bisa menjadi agen perubahan pada masa yang akan datang. Dunia kini
dan masa depan adalah dunia yang dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Siapapun yang
menguasai keduanya, secara lahiriah akan menguasai dunia. Bila dikatakan ilmu pengetahuan
merupakan infrastruktur, maka keduanya merupakan suprastruktur dunia internasional, termasuk
kebudayaan, moral, hukum dan juga perilaku keagamaan (Hafidhudin, 1998). Pesantren adalah salah
satu lembaga pendidikan yang memiliki kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan khususnya
di pedesaan.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah diakui eksistensinya dan melekat
kuat dalam sejarah bangsa. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena pesantren berperan dalam sejarah
perjuangan bangsa melawan penjajah pada masa kolonial (Nandika, 2005). Menurut Assa (2007)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 15


Pesantren sebagai tempat pendidikan agama memiliki basis sosial yang jelas, karena keberadaannya
menyatu dengan masyarakat. Pada umumnya, pesantren hidup dari, oleh, dan untuk masyarakat. Visi
ini menuntut adanya peran dan fungsi pondok pesantren yang sejalan dengan situasi dan 4 kondisi
masyarakat, bangsa, dan negara yang terus berkembang. Sementara itu, sebagai suatu komunitas,
pesantren dapat berperan menjadi penggerak bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
mengingat pesantren merupakan kekuatan sosial yang jumlahnya cukup besar. Menurut
Saefurrohman (2005) kelahiran pondok pesantren di tanah air, tidak dapat dipisahkan dari sejarah
masuknya Islam ke Indonesia. Kehadiran pondok pesantren sampai saat ini menjadi kebanggaan
tersendiri bagi umat Islam. Pada awal berdirinya, pondok pesantren umumnya sangat sederhana.
Sistem yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran adalah wetonan, sorogan dan bandongan.
Akan tetapi, sejak 1970-an bersamaan dengan program modernisasi pondok pesantren, mulai
membuka diri untuk mempelajari pelajaran umum. Pada mulanya, tujuan utama pondok pesantren
adalah menyiapkan santri untuk mendalami ilmu pengetahuan agama ( tafaqqul fi al-din). Pada saat
ini peran pesantren tidak lagi sebagai lembaga pendidikan yang mengkaji agama secara klasik tetapi
juga menaruh perhatian kepada masalah sosial khususnya masyarakat sekitar pesantren. Pada saat
ini banyak pesantren yang telah maju dalam bidang ekonomi, mereka memiliki lembaga keuangan
yang disebut sebagai Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren). Lembaga ini telah dikelola dengan
baik sehingga dapat mendorong kemajuan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar. Pesantren
juga sangat berperan dalam pembangunan sumber daya manusia dalam membangun kualitas
kehidupan keagamaan sehingga mencetak lulusan yang berkualitas dan siap berkompetisi dengan
lulusan yang menuntut ilmu pada lembaga pendidikan formal. Peran pesantren berada pada garis
depan dalam melawan penjajahan yang dimulai dengan penanaman akan nasionalisme yang kuat
melalui sistem pendidikan. Bagaimanapun keadaannya sampai saat ini pesantren sangat memegang
peranan penting terutama bagi masyarakat pedesaan.
. Sistem pendidikan pesantren pada saat ini semakin memperbaharui diri untuk mengisi berbagai
tugas yang penting dalam kelanjutan hidup berbangsa dan bernegara. Pondok pesantren yang sudah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 16


terbukti mencetak lulusan terbaik adalah Pondok Pesantren Gontor dimana para siswanya dituntut
memiliki kemampuan bahasa asing yaitu bahasa Inggris dan Arab.
Pesantren sebagai lembaga kemasyarakatan merupakan salah satu saluran berjalannya proses
perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam hal ini
pesantren akan membawa akibat pada lembaga-lembaga lainnya. Hal ini dikarenakan lembaga
kemasyarakatan merupakan sistem yang terintegrasi. Pesantren sebagai tempat pendidikan agama
memiliki basis sosial yang jelas, karena keberadaannya menyatu dengan masyarakat. Pada
umumnya, pesantren hidup dari, oleh, dan untuk masyarakat. Berbagai penelitian sudah
membuktikan bahwa pesantren tidak hanya sebagai lembaga yang kaku dan melulu mengkaji kitab-
kitab klasik. Pesantren saat ini turut serta membangun kehidupan masyarakat sekitar, tidak hanya
dalam bidang keagamaan tapi juga hal lain misalnya ekonomi, sosial, pendidikan maupun politik
Sistem pendidikan pesantren pada masa sekarang lebih bervariasi sehingga santri-santri
yang dihasilkan tidak kalah dengan murid-murid yang belajar pada sekolah formal. Potensi pesantren
sebagai agen perubahan sosial di pedesaan memang sangat strategis, karena masyarakat telah
memiliki kepercayaan bahwa pesantren memberikan ajara-ajaran yang berlandaskan agama . Di
samping secara umum pesantren berada di tengah-tengah masyarakat, hubungan dengan
masyarakat juga sangat dekat. Pesantren secara umum menjadi semacam tempat bertanya bagi
masyarakat, tidak hanya dalam soal-soal keagamaan, tetapi juga sosial keagamaan. Itulah yang
dikenal sebagai da'wah bil hal, yakni seruan kebajikan yang diwujudkan dalam tindakan nyata
(Haedari, 2007). Melalui metode ini pesantren semakin memiliki posisi yang kuat di masyarakat
karena program-program yang dibuat sangat bermanfaat dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pendekatan sosio kultural yang merupakan salah satu
pendekatan yang dilakukan sebagai upaya melakukan upaya perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu
terciptanya keadilan dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat dengan memperhatikan berbagai
aspek yang mempengaruhinya (Aziz, 2005). c. Kelembagaan Sosial Keagamaan Masyarakat Desa
Kertajaya merupakan masyarakat yang telah terbuka terhadap perubahan dari luar. Arus informasi
yang begitu gencar dari berbagai media mengakibatkan masyarakat mudah menerima bahkan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 17


meniru informasi dari luar baik yang positif maupun negatif. Media menampilkan berbagai gaya hidup
modern yang menjadikan masyarakat desa menjadi lebih sulit dibina. Gaya hidup yang ditampilkan
oleh berbagai media massa lama-kelamaan mulai mengikis nilai-nilai yang ada pada masyarakat
desa termasuk nilai-nilai pada segi keagamaan.
Dampak Program Pesantren Eksistensi pondok pesantren dalam menyikapi perkembangan
jaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu
melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Kekuatan otak (berpikir), hati (keimanan) dan
tangan (keterampilan), merupakan modal utama untuk membentuk pribadi santri yang mampu
menyeimbangi perkembangan jaman (Saefurrohman, 2005). Berbagai kegiatan keterampilan dalam
bentuk pelatihan/work-shop (daurah) yang lebih memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan
kerja adalah upaya untuk menambah wawasan santri di bidang ilmu sosial, budaya dan ilmu praktis,
merupakan salah satu terobosan konkret untuk mempersiapkan individu santri di lingkungan
masyarakat. Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di lingkungan masyarakat, maka
pondok pesantren harus berani tampil dan mengembangkan dirinya sebagai pusat keunggulan.
Pondok pesantren tidak hanya mendidik santri agar memiliki ketangguhan jiwa ( taqwimu al-nufus),
jalan hidup yang lurus, budi pekerti yang mulia, tetapi juga santri yang dibekali dengan berbagai
disiplin ilmu keterampilan lainnya, guna dapat diwujudkan dan mengembangkan segenap kualitas
yang dimilikinya.
Kelembagaan Sosial Keagamaan Pembinaan masyarakat yang dilakukan melalui pengajian
dengan cara menyebar santri ke seluruh pelosok desa maupun pengajian rutin di mesjid pesantren
lambat laun memberikan pengaruh terhadap perubahan perilaku masyarakat desa. Para ustadz
biasanya membacakan suatu ayat dalam al-qur’an, hadist atau kitab kemudian menjelaskan
kandungannya dan aplikasi terhadap kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang diajarkan oleh ustadz-
ustadz secara perlahan diaplikasikan oleh masyarakat desa pada setiap segi kehidupan. Pengajian-
pengajian ini juga membawa dampak pada akidah masyarakat yang merupakan agama Nasrani. Hal
ini terjadi karena upaya pembinaan dan dakwah yang dilakukan oleh pesantren. Pesantren tidak
pernah memaksakan kepada mereka yang beragama Nasrani untuk memeluk agama Islam, namun

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 18


hal tersebut merupakan kesadaran yang datang dari dalam diri mereka sendiri. Program
pengembangan kelembagaan pesantren masih memberi prioritas pada pemberdayaan santri
dibandingkan pada masyarakat sekitar, kalaupun melibatkan masyarakat sekitar namun keterlibatan
masyarakat masih sangat kecil dibandingkan keterlibatan santri karena santri merupakan unsur
penting bagi eksistensi sebuah pesantren sehingga sebuah pesantren tanpa santri ibarat mobil
tanpa sopir. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Turmudi (2004) bahwa santri adalah sumber
pendukung bagi kiai dan pesantren. Santri tidak saja penting bagi eksistensi pesantren pada saat ini
tapi juga untuk menjamin eksistensi di masa mendatang. Santri tidak hanya dibekali ilmu-ilmu agama
tetapi juga dibekali dengan berbagai keterampilan lainnya yang diharapkan akan menjadi bekal santri
jika mereka sudah menyelesaikan pendidikan di pesantren dan terjun ke masyarakat.
Pengembangan kelembagaan pesantren sebagai upaya pengembangan masyarakat : suatu
analisis Pesantren merupakan lembaga keagamaan yang tangguh dan sampai saat ini masih bias
bertahan serta terus menerus memperbaiki dirinya. Pesantren yang cukup besar bagi peradaban
bangsa bahkan semenjak jaman penjajahan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki basis
sosial yang sudah sangat jelas dan sangat akrab dengan masyarakat. Di saat lembaga lain belum
berjalan secara fungsional, pesantren berada pada garda depan sebagai pusat aktivitas masyarakat,
mulai dari belajar agama, bela diri, megobati orang sakit, konsultasi pertanian, mencari jodoh bahkan
menyusun strategi untuk melawan penjajah. Pesantren juga merupakan lembaga yang memenuhi
kebutuhannya secara mandiri. Pada jaman dahulu pesantren bahkan memproduksi tinta dan kertas
yang dibuat dari bahan tradisional untuk menulis pelajaran. Namun seiring perkembangan jaman
yang terjadi, kegiatan produksi tersebut terhenti karena tergantikan oleh kertas dan tinta yang
diproduksi oleh pabrik yang harganya lebih murah dengan kualitas yang lebih baik. Pesantren hidup
dari, oleh dan untuk masyarakat, hal ini menuntut adanya peran pesantren yang sejalan dengan
situasi dan kondisi masyarakat, bangsa dan Negara yang terus berkembang. Pesantren dapat
berperan sebagai motor penggerak perubahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan berbagai metode yang dimilikinya. Secara umum, hasil penelitian ini membuktikan bahwa
pesantren sangat berperan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hal yang menjadikan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 19


pesantren berbeda dengan lembaga lain adalah dimana dalam pesantren, dengan kepemipinan kiai
dan paar ustadz serta pengelolaan yang khas, tercipta satu komunikasi tersendiri yang di dalamnya
terdapat semua spek kehidupan, mulai dari pendidikan, ekonomi, budaya dan organisasi. Dalam
perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh perkembangan dan tuntutan dinamika masyarakat.
Pemerintah masih cenderung memberikan perhatian pada pesantren yang lebih modern yang
berada di kota besar dibandingkan dengan pesantren tradisional yang berada di desa. Oleh karena
itu, pesantren tradisional harus sekuat tenaga mengoptimalkan potensinya dan berjalan sendiri
tanpa ada perhatian dari pemerintah. Pada saat ini, keberadaan pesantren tidak memiliki
kewenangan langsung untuk merumuskan aturan sehingga perannya dapat dikategorikan sebagai
partisipasi. Dalam hal ini, pesantren melalui kiai dan santri didikannya cukup potensial untuk
menggerakan masyarakat secara umum. Oleh karena itu, untuk lebih mengembangkan potensi
pesantren, maka diperlukan dukungan dari berbagai elemen mulai dari masyarakat maupun
pemerintah. Melalui kerjasama ini dapat berupa dukungan moril dan materil yang akan mempercepat
perubahan. Sebagai lembaga yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, pesantren harus
terus disegarkan agar tidak kehilangan relevansi pada jaman yang telah berubah dengan sangat
cepat. Pesantren harus lebih peka dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya
sehingga pengembangan kelembagaan yang dilakukan adalah benar-benar hal yang dibutuhkan
masyarakat.
Dengan demikian Pesantren memiliki peran yang besar bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Saai ini telah banyak pesantren yang memiliki program pengembangan masyarakat
dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat ke arah lebih baik. Program
pengembangan masyarakat dibuat dengan memperhatikan kebutuhan dari masyarakat itu sendiri,
sehingga program yang dibuat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Strategi yang dilakukan
pesantren dalam pengembangan kelembagaan pendidiikan adalah pesantren memiliki kerjasama
dengan International Center for Islam and Pluralism (ICIP ) dengan dibantu oleh Ford Foundation
mengadakan Program Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT-
Information & Communications Technology). Melalui kerjasama tersebut diharapkan nantinya akan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 20


terbentuk kekuatan yang kokoh dan tercipta perubahan sosial yang lebih besar dan berawal dari
lembaga keagamaan. Bagi pemerintah, dukungan baik moril dan materil sangat dibutuhkan demi
terciptanya kelancaran pengembangan kelembagaan yang dilakukan oleh pesantren. Pemerintah
sebagai pemegang kebijakan diharapkan lebih bekerjasama dan memberikan perhatian khusus pada
pesantren agar perubahan dapat berjalan dengan lancar sehingga perubahan kehidupan masyarakat
ke arah lebih baik bisa cepat terlaksana.
Maka sejauh ini telah terjadi perubahan-perubahan bentuk, sifat dan fungsi pesantren sebagai
berikut:
a. Semakin jelas batasan-batasan: fungsinya sebagai lembaga pendidikan sosial dan penyiaran
agama.
b. Fungsinya sebagai pendidikan terasa semakin menonjol dibandingkan kedua fungsi yang lain,
yang berarti semakin menuju kea rah profesionalisme di bidang pendidikan.
c. Dengan semakin berkembangnya sumber-sumber belajar dan berkembangnya pendidikan
formal dalam pesantren, maka semakin beragam (diversifikasi) jenisjenis pendidikan yang
diselenggarakannya, dan semakin menyatu dengan system pendidikan nasional. Kedua jenis
pendidikan formal tersebut (madrasah dan sekolah umum) merupakan jembatan bagi santri-
santri untuk memasuki sekolahsekolah formal yang lebih tinggi tingkatannya dalam sistem
pendidikan nasional.
d. Sementara itu, kecenderungan global perkembangan dunia pendidikan dalam budaya industri
ini adalah sifatnya yang semakin massif, standard dan rasional. Pendidikan keilmuan akan
semakin menonjol di masa-masa mendatang, termasuk ilmu-ilmu agama. Sebagaimana
diketahui saat ini, pembagian bidang studi untuk tingkat pendidikan menengah atas: (1)
matematika dan fisika, (2) biologi dan kimia, (3) sosial, (4) bahasa dan budaya, (5) agama. Di
sini jelas yang dimaksudkan dalamno.5 tersebut adalah ilmu agama. Lembaga-lembaga
pendidikan akan semakin didominasi dengan pekerjaan-pekerjaan untuk mengajarkan dan
mengembangkan ilmu daripada mengembangkan nilai-nilai dan kearifan. Tidak semua hal dalam
hal kehidupan kehidupan ini (nilai kearifan) dapat diajarkan dan didikkaan melalui embaga

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 21


pendidikan formal atau sekolah-sekolah. Guru dapat mengajar filsafat, tetapi ia tidak dapat
mengajar kebijakan. Pendidikan nilai dan kearifan akan lebih efektif bila dilakukan melalui jenis
pendidikan non formal yang lebur dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dilakukan oleh
pesantren selama ini, di mana sangat ditekankan pentingnya pengamalan ajaran agama dan
moral dalam kehidupan seharihari. diharapkan pesantren dapat menghasilkan lulusan yang
mampu mengembangkan dan mengamalkan bidang keahliannya dengan dipandu dan dipadu oleh
iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Bab 2 dst bi dihum penulis

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 22


BAB Dua
MENGENAL LEBIH KOMPREHENSIF
PENDIDIKAN ILMU, SENI DAN
BUDAYA ISLAM DI PONDOK
PESANTREN MODEREN GONTOR

S ecara garis besar pesantren meliputi dua model, yaitu model pesantren salaf dan

pesantren khalaf. Menurut Zamaksyari Dhofier, yang dikutip Wahyoetomo (1997) mengemukakan
bahwa pesantren salaf adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab
klasik (salaf) sebagai inti pendidikan, sedangkan sistem madrasah ditetapkan hanya untuk
memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama.
Sebaliknya pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan atau pesantren yang
menyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum seperti SD, SMP, SMU bahkan perguruan tinggi dalam
lingkungannya. Kedua model di atas memberi batasan jelas bahwa pesantren salaf senantiasa
mempertahankan terhadap tradisi-tradisi yang lama, sehingga sistem pengajaran salaf sering
menerapkan sistem sorogan dan bandungan. Sebaliknya kedudukan pesantren khalaf dapat
dikatakan lebih bersifat modern, karena tidak hanya menitikberatkan pada permasalahan klasik saja,
akan tetapi diikuti ilmu yang bersifat umum. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional
Islam yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan
menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 23


H. Pendidikan Islam Di Pondok Pesantren Moderen Gontor
Pengembangan tentang alumni santri dirasa sangat diperlukan dilakukan oleh banyak
pesantren, karena selain para alumni santri dibekali dengan ilmu agama yang mumpuni, mereka juga
dibekali dengan ilmu-ilmu lain kaitanya untuk pengembangan dirinya masing-masing. Pengembangan
sumber daya manusia itu perlu untuk direncanakan, mengingat adanya kebutuhan yang sangat
mendasar dalam merencanakan sebuah sumber daya manusia yang unggul khususnya untuk alumni
santri. Perencanaan sumber daya manusia merupakan sebuah proses menentukan kebutuhan
tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi
dengan rencana berorganisasi.Proses pengembangan sumber daya manusia merupakan satu alur
yang sangat penting dalam mencetak generasi-generasi unggul yang dapat bersaing nantinya,
karena manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian,
pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.
Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara efe ktif
supaya mencapai berbagai tujuan yang diinginkan. Manajemen sumber daya manusia juga
merupakan proses pemanfaatan sumber daya manusia yang ada sehingga dapat melakukan
serangkaian kegiatan yang diperlukan.
Adapun pondok modern Gontor memiliki ciri-ciri kemodernannya sebagai berikut: Pertama,
dalam bidang metode dan sistem yang diterapkan menganut sistem pendidikan klasikal yang
terorganisir dalam bentuk perjenjangan yang ditetapkan disamping secara klasikal juga
diperkenalkan sistem ekstra kurikuler, dan untuk terlaksananya kegiatan tersebut diadakan sistem
asrama, dengan sistem asrama ini dimaksudkan agar tujuan dan asas pendidikan dapat dibina dan
dikembangkan secara efektif dan efisien. Kedua, dalam bidang kurikulum, kurikulum pondok modern
Gontor adalah seratus persen pendidikan umum dan seratus persen pendidikan agama, antara
keduanya mempunyai muatan seimbang, disamping pelajaran di kelas juga diajarkan itikad dan
tatakrama yang berupa kesopanan batin dan diberikan pelajaran keterampilan. Ketiga, dalam
bidang metodologi,pondok modern Gontor dalam menggunakan metodenya adalah dengan
menggunakan metode direct method atau metode langsung yang diarahkan kepada penguasaan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 24


bahasa secara aktif dengan cara memperbanyak latihan (drill) baik lisan maupun tulisan. Dengan
demikian, tekanan banyak diarahkan pada pembinaan kemampuan anak untuk memfungsikan
kalimat secara sempurna dan bukan pada gramatika tanpa mampu berbahasa dengan baik.
Keempat, dalam bidang manajemen, demi kepentingan pendidikan dan pengajaran Islam, lembaga
pendidikan tidak dipegang oleh kyai secara turun temurun akan tetapi sudah dipegang oleh badan
wakaf, struktur kepengurusan seluruhnya diserahkan kepada badan wakaf. Dalam hal ini badan
wakaf mempunyai program yang berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran, bidang peralatan
dan pergedungan, bidang perwakafan dan sumber dana, bidang kaderisasi serta bidang
kesejahteraan dengan demikian pengaturan jalannya organisasi pendidikan menjadi dinamis,
terbuka dan obyektif.
Sedangkan ciri pondok tradisional adalah sebagai berikut: Pertama, dalam bidang
kurikulum pesantren tradisional hanya mengerjakan pengetahuan agama, sehingga lulusannya
tidak dapat memasuki lapangan kerja yang mensyaratkan memiliki pengetahuan umum,
pengetahuan teknologi dan ketrampilan. Kedua, dalam bidang metodologi pengajaran, pesantren
tradisional kurang dapat memberdayakan lulusannya.Para pelajar pesantren tradisional diajari
dengan berbagai macam ilmu bahasa arab dengan susah payah dan menjelimet, tapi mereka tidak
dapat berbicara dan menulis bahasa arab dengan baik. Mereka terlihat minder dan kurang rasa
percaya diri. Ketiga, dalam bidang manajemen, pesantren tradisional menerapkan sistem
manajemen yang sentralistik, tertutup, emosional dan tidak demokratis. Semua hal yang berkaiatan
dengan pesantren sepenuhnya berada ditangani kiai yang memiliki otoritas penuh sampai ia merasa
tidak sanggup lagi atau meninggal dunia. Nurcholis Madjid, merumuskan tentang tujuan pondok
pesantren adalah membentuk manusia yang memiliki keteladanan tinggi bahwa ajaran agama
weltanschauung yang menyeluruh mencetak santri menjadi ulama intelek, intelek ulama, menjadi
orang muttaqin, mu'min, muslim, muhsin bahagia di dunia dan akhirat, pendidikan agama dan umum
seimbang, menjadikan manusia pembangunan rohani dan jasmani, menjadi manusia serba guna dan
serba bisa seperti pendidik, guru, ulama, pegawai, wiraswasta, ABRI, petani dan lain-lain serta
berkhidmat pada bangsa dan negara.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 25


Elemen-elemen Pondok Modern Gontor Sebagai komunitas tersendiri, pondok modern
Gontor terdiri dari kyai, santri dan pengurus pondok yang hidup bersama dalam satu kampus
berdasarkan nilai-nilai agama Islam lengkap dengan norma-norma dan kebiasaan-kebiayasaannya
sendiri, yang secara eksklusif berbeda dengan masyarakat umum yang mengitarinya.. Dengan
demikian lembaga pendidikan Islam yang disebut pondok, sekurangnya ada empat elemen
diantaranya kyai, santri, masjid, pondok. Mestuhu, berpendapat bahwa elemen pondok itu terbagi
menjadi tiga: Pertama, kyai, ustadz, santri, dan pengurus. Kedua, masjid, rumah kyai, rumah ustadz,
pondok, gedung. Ketiga, tujuan, kurikulum, sumber belajar, yaitu kitab, buku-buku, dan sumber
belajar lainnya. Sementara Zamaksari Dhofir menyebutkan, bahwa pesantren mempunyai lima
elemen yaitu kyai, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab Islam.
a. Kyai . Keberadaan Kyai dalam pondok sangat urgen dan esensial karena dia adalah perintis,
pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin dan terkadang juga pemilik pondok. Seorang guru di suatu
pondok, kata Geertz, dan setiap sarjana dalam ilmu keislaman pada umumnya dapat disebut kyai.
Keterangan Geertz yang sangat dikenal dengan teorinya mengenai verian santri, abangan, dan
priyayi dalam budaya jawa. Secara sepintas saja sudah menunjukkan pada kekurangan, tidak
setiap guru dalam pondok, sekalipun guru agama,dapat disebut kyai. Banyak syarat yang harus
ditambahkan pada seorang guru di pondok untuk disebut kyai, antara lain dari segi ilmu, kualitas
kepribadian atau kepemimpinan. Menurut asal usulnya, perkataan kyai dalam bahasa Jawa dipakai
untuk 3 jenis gelar yang saling berbeda diantaranya: Sebagai gelar kehormatan bagi barang-arang
yang dianggap keramat misalnya, Kyai Garuda Kencana, dipakai untuk sebutan kereta Emas yang
ada di Kraton Yogyakarta. Gelar kehormatan untuk orang tua pada umumnya, Gelar yang diberikan
masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memimpin pesantren dan mengajar kepada
santrinya. Kyai dalam pembahasan ini mengacu kepada pengertian ketiga, walaupun sebenarnya
predikatkyai saat ini tidak lagi hanya diperuntukkan bagi yang memiliki pesantren saja, sudah
banyak juga predikat kyai digunakan oleh ulama yang tidak memiliki pondok. Dalam sebuah pondok
kyai seringkali mempunyai power dan authority yang mutlak. Tidak seorangpun santri atau orang
lain yang dapat melawan otoritas kyai kecuali kyai yang lebih besar pengaruhnya. Para santri

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 26


selalu mengharap dan berpikir bahwa kyai yang dianutnya merupakan orang yang penuh self
confident, baik dalam pengetahuan Islam, maupun dalam otoritas dan manajemen pondok. Oleh
Karena itu perkembangan dan maju mundurnya pondok salah satunya ditentukan oleh kapabilitas
kyainya. Banyak pondok yang gulung tikar karena ditinggal kyainya, sementara itu dia tidak
memiliki penerus yang dapat meneruskan perjuangannya. Disamping itu, seorang kyai menguasai
atas diri para santrinya, tidak hanya waktu di pondok, untuk seumur hidupnya akan senantiasa
terikat dengan kyainya, minimal sebagai inspirasi dan sebagai penunjang moral dalam kehidupan
dirinya. Dalam urusan menentukan pekerjaan, membagi harta pusaka, bahkan dalam memilih jodoh
seorang santri merasakan kewajiban moral untuk konsultasi dan mengikuti petunjuk petunjuk
kyainya.
b. Santri , adalah siswa yang belajar di pondok, santri dapat digolongkan menjadi dua
kelompok: a) Santri mukim yaitu santri yang berasal dari daerah jauh yang tidak memungkinkan
untuk pulang kerumahnya, maka dia mondok di pesantren. b). Santri kalong yaitu santri yang
berasal dari desa di sekeliling pondok yang biasanya tidak menetap di pondok, mereka pulang
pergi dari rumahnya sendiri.Seorang santri pergi dan menetap di pondok karena berbagai alasan
diantaranya: ingin mempelajari kitab-kitab yang membahas Islam secara mendalam di bawah
bimbingan kyai, ingin memperoleh pengalaman kehidupan di pondok, ingin memusatkan studinyadi
pondok tanpa disibukkan oleh tugas sehari-hari di rumah.
c. Pondok. Pondok pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan dimana para santri
tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan Kyai. Pondok untuk para santri tersebut berada
dalam lingkungan komplek dimana Kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan masjid untuk
beribadah, ruang untuk belajar dan untuk kegiatan keagamaan lainnya. Komplek pondok biasanya
dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri. Ada beberapa alasan
kenapa pondok harus menyediakan asrama bagi para santri, pertama, kemasyhuran seorang kyai
dan kedalaman pengetahuannya tentang Islam menarik santri-santri dari jauh. Untuk tafaqquh
al-Din dari kyai tersebut, para santri harus meninggalkan rumahnya dan menetap di pondok.
Kedua, hampir semua pondok berada di desa dimana tidak ada akomodasi yang cukup untuk

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 27


menampung para santri dengan demikian perlulah adanya asrama bagi para santri, hubungan
timbal balik ini ibarat seorang anak dengan orang tuanya. Hubungan ini menggerakkan hati kyai
untuk mendirikan pondok sebagai manifestasi rasa tanggung jawab terhadap santrinya. Dengan
adanya pondok, memungkinkan kyai dan para ustadznya melakukan controlling selama 24 jam,
ini berarti pendidikan di pondok tidak hanya meliputi domain kognitif tetapi juga afektif dan
psikomotorik.
d. Masjid . Kalau diruntut dari awal mulanya pada zaman nabi Muhammad Saw. masjid tidak
hanya dijadikan untuk melakukan ibadah fardiyah tetapi juga berfungsi sosial yakni mempererat
hubungan antar umat Islam. Disamping itu juga dimanfaatkan untuk menjelaskan wahyu yang telah
diterima Nabi kepada sahabat dan memberikan jawaban atas pertanyaan para sahabat dalam
berbagai masalah. Sedangkan masa khalifah masjid digunakan sebagai pusat pemerintahan,
mengatur strategi, menyelenggarakan administrasi negara. Begitu urgen dan esensi masjid, maka
tidak salah jika Zamakhsari dalam Magnum Opusnya, tradisi pesantren menetapkan masjid sebagai
salah satu pilar pondok. Fungsi masjid tidak hanya untuk shalat, tapi juga memiliki fungsi lain
seperti pendidikan dan sebagainya. pondok mutlak memerlukan masjid, tetapi difungsikan sebagai
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, hingga saat ini, kyai sering mempergunakan
masjid sebagai tempat membaca kitab-kitab Islam, di samping itu para santri memfungsikan
masjid sebagai tempat menghafalkan, mengulang pelajaran dan juga tempat istirahat para santri

Gambar 2.2 Pendiri Pesantren Gontor.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 28


B. Menajemen Pendidikan (Ilmu, Seni, Budaya dan Cita Kasih ) Dalam Pendidikan
Islam di PonPes Moderen Gontor.
Dalam manjemen pendidikan antara pendidikan , Seni dan kebudayaan memiliki
hubungan yang sangat erat. Keeratan hubungan itu sering diibaratkan seperti dua sisi mata uang.
Sisi yang satu akan memiliki makna apabila dilengkapi dengan sisi yang sebelahnya. Demikian
sebaliknya. Dilihat dari sisi pendidikan, hampir seluruh materi yang diberikan dalam proses
pendidikan pada hakikatnya adalah kebudayaan. Sebaliknya dari sisi kebudayaan, pelestarian
kebudayaan pada hakikatnya dicapai melalui proses pendidikan. Melalui pendidikan segala hal
yang terkandung dalam kebudayaan dari suatu generasi ditransfer dan ditrasformasikan ke
generasi berikutnya. Demikian, proses itu akan berlangsung secara terus menerus sehingga
yang dapat disaksikan melalui pendidikan kebudayaan suatu bangsa tetap lestari. Oleh karena
itu pendidikan sering disebut proses pembudayaan. Ini berarti Pondok Pesantren (Ponpes)
sebagai bentuk lembaga pendidikan memiliki peran dalam pelestarian kebudayaan dalam arti
ikut melakukan upaya pengembangan, perlindungan dan pemanfaatan kebudayaan. Dengan
keberadaan Ponpes semakin berkembang. Tidak hanya jumlah,pengajaran, variasi ilmu yang
diajarkan dan proses pelaksanaan pendidikannya memiliki ciri-ciri menarik untuk disimak.
Berawal dari lembaga pendidikan yang mengutamakan pendidikan agama (Islam), kini
Ponpes berkembang menjadi lembaga pendidikan yang cenderung mengikuti pola pendidikan di
sekolah Non-Ponpes. Usaha-usaha ke arah pembaharuan dan modernisasi memang sebuah
konsekuensi dari sebuah dunia yang modern. Dalam posisi Ponpes sebagai lembaga tempat
berprosesnya pembudayaan bagi para santri/santriwati, pertanyaanya adalah bagaimana
peran Ponpes menanamkan apresiasi budaya yang berkembang di sekitar Ponpes?
Pertanyaan ini muncul karena sebagai lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah
kehidupan suatu masyarakat, Ponpes merupakan konsentrasi yang tidak dipisahkan dengan
kondisi lingkungannya, termasuk budaya yang berkembang di sekitar Ponpes. Selain itu,
sebagai lembaga pendidikan yang berlatar belakang agama Islam sudah barang tentu
kebudayaan Islam menjadi fokus yang yang dikembangkan di lembaga ini. Tentang bagaimana
pandangan Ponpes terhadap kebudayaan di lingkungan Ponpes, menarik untuk dikaji dalam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 29


penelitian ini. Menurut mulyana dalam hasil penelitiannya (2007), bahwa hasil penelitian ini
dapat diperoleh gambaran tentang kondisi Ponpes dalam melaksanakan misinya sebagai
lembaga pendidikan agama Islam dan dalam menanamkan apresiasi budaya bangsa kepada
generasi muda. Di samping data dihimpun dari penelitian lapangan, juga dilakukan
pengumpulan melalui penelitian kepustakaan dan jasa terknologi komunikasi Internet. Penelitian
dilaksanakan oleh suatu Tim untuk mendapatkan gambaran tentang penyelenggaraan
penanaman apresiasi budaya tersebut telah dipilih beberapa Ponpes di lingkungan Provinsi
penyelenggaraan penanaman apresiasi budaya bagaimana halnya dengan materi pelajaran
yang berkaitan dengan kebudayaan/kesenian? Jika penyelenggaraan pendidikan diartikan
sebagai proses pembudayaan, apakah dalam kurikulum di Ponpes tradisional maupun modern
juga dilaksanakan pendidikan yang berkaitan dengan kebudayaan/kesenian? Apakah dalam
penyelenggaraan pendidikan di Ponpes memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para
santri untuk mengembangkan daya kreativitasnya? Apakah kebudayaan/kesenian yang
diajarkan dibatasi pada kebudayaan/kesenian yang bernafaskan Islam saja atau seluruh
kekayaan kebudayaan bangsa? Melalui hasil survai dan penelitian Ponpes “merupakan sub-
kultur yang tak bisa dilepaskan dari masyarakat itu sendiri. Jika ada pesantren yang ekslusif
bak hidup di atas menara gading, maka sejatinya dia telah kehilangan akar historis dan
sosiologis kehadiran pesantren”. peran pesantren dalam menanamkan apresiasi budaya
kepada para santrinya penanaman apresiasi budaya dalam Pengembangan Teori Blue Ocean
Strategy dalam manajemen pendidikan (ilmu, seni dan budaya) terhadap pribadi manusia muslim
di Pondok Pesantren Gontor yang terdapat di jawa timur, yang dijadikan focus Riset diantaranya
Podok Pesantren Darussalam Gontor Moderen Kampus pusat 1 Putra di kabupaten Ponorogo ;
Pondok Pesantren Moderen Darul Ma’rifat kampus 3 Putra di Kabupaten Kediri dan Pondok
Pesantren Gontor Moderen Putri kampus 5 di Kandangan Kabupaten Kediri Harus diakui, jumlah
dan jenis Ponpes yang dijadikan obyek dan jumlah responden masih sangat terbatas bila
dibandingkan dengan jumlah Ponpes yang ada. Berdasarkan Meskipun jumlah Ponpes yang
diteliti masih terbatas, tetapi diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 30


tentang kondisi Ponpes dalam melaksanakan misinya sebagai lembaga pendidikan agama
Islam dan dalam menanamkan apresiasi dalam ilmu , seni dan budaya yang dinamis
menanamkan cinta kasih antar umat khususnya para santri/ Santriwati bersama semua civitas
akademik para Kiyai dan para pengasuh, Pembina, pendidik dalam pendidikan bangsa kepada
generasi muda. Di samping data dihimpun dari penelitian lapangan, Dokumentasi, wawancara,
hasil par peneliti terdahulu dan lainnya juga dilakukan pengumpulan melalui penelitian
kepustakaan dan jasa terknologi komunikasi Internet.
Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap zamannya. Islam, sebagai agama Rahmatan Lil
Alamin juga menjadi salah satu bagian dari perkembangan budaya dan seni. Banyak seni yang
memasukkan nilai-nilai islam dalam karya seninya, misalnya seni kaligrafi, nasyid, dan lainnya.
Dalam setiap karya yang dihasilkan, nilai-nilai Islam yang juga merupakan sebagai syiar Islam
di kehidupan bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan nilai-nilai Islam didalamnya.
Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai agama. Sebaliknya
apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang secera keras.
Diantara kaedah - kaedah (rambu-rambu) yang menjadi kriteria seni dalam islam tersebut,
menurut Yusuf al-Qaradhawi (dalam Humaira Hana), adalah : Harus mengandung pesan-pesan
kebijakan dan ajaran kebaikan diantara sentuhan estetikanya agar terhindar laghwun (perilaku
absurdisme, hampa, sia-sia); Menjaga dan menghormati nilai -nilai susila islam dalam
pertunjukannya; Tetap menjaga aurat dan menghindari erotisme dan keseronokan; Menghindari
semua syair, teknik, metode, sarana dan instrumen yang diharamkan syari'at terutama yang
meniru gaya khas ritual religius agama lain (tasyabbuh bil kuffah) dan yang menjurus
kemusyrikan; Menjauhi kata-kata, gerakan, gambaran yang tidak mendidik atau meracuni fitrah;
Menjaga disiplin dan prinsip hijab; Menghindari perilaku takhnnus (kebancian); Menghindari fitnah
dan prkatek kemaksiatan dalam penyajian dan pertunjukannya; Dilakukan dan dinikamti sebatas
keperluan dan menghindari berlebihan (israf dan tabdzir) sehingga melalaikan kewajiban kepada
Allah. Menurut islam seni bukan sekedar untuk seni yang absurb dan hampa nilai ( laghwun).

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 31


Keindahan bukan berhenti pada keindahan dan kepuasan estetis, sebab semua aktifitas hidup tidak
terlepas dari lingkup ibadah yang universal. Seni islam harus memiliki semua unsur pembentuknya
yang penting yaitu ; jiwany, prinsipnya, metode, cara penyampaiannya, tujuan dan sasaran.
Motovasi seni islam adalah spirit ibadah kepada Allah swt, bukan mencari popularitas ataupun
materi duniawi semata. Seni islam harus memiliki risalah dakwah melalui sajian seninya yaitu
melalui tiga pesan : (1) Ketauhidan : dengan menguak dan mengungkap kekuasaan, keagungan dan
transendensi (kemahaannya) dalam segala-galanya, ekspresi dan penghayatan keindahan alam,
ketakberdayaan manusia dan ketergantungannya terhadap Allah, prinsip-prinsip uluhiyah dan
'ubudiyah; (2) Kemanusiaan dan penyelamatan HAM serta memelihara lingkungan :
seperti mengutuk kedzaliman/penindasan, penjajahan, perampasan hak, penyalahgunaan
wewenang dan kekuasaan, memberantas kriminalitas, kejahatan, kebodohan, kemiskinan,
perusakan lingkungan hidup, menganjurkan keadilan, kasih sayang, kepedulian sosial-alam dsb;
(3) Akhlak dan Kepribadian Islam : seperti pengabdian, kesetiaan, kepahlawanan atau kesatriaan,
lidaritas, kedermawanan, kerendahan hati, keramahan, kebijaksanaan, perjuang atau
kesungguhan, keikhlasan, dst. Juga penjelasan nilai-nilai keislaman dalam berbagai segi
menyangkut keluarga dan kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi, dan politik. Puncak dari
manifestasi seni islam adalah al-Quran. Maka dari itu ukuran jiwa seni bagi setiap muslim itu
adalah seberapa besar kesadaran dan penghayatan nilai-nilai al-Quran tersebut menumbuhkan
kesadaran terhadap ayat-ayat Tuhan lainnya, yakni jagad raya ini (ayat kauniyah). Artinya, estetika
dan harmoni seni islam tidak saja diwarnai oleh nilai-nilai al-Quran, lebih jauh seni islam
terhampar pada gelaran jagad raya yang tiada cacatnya. Semuanya Allah ciptakan dengan
kecermatan yang sempurna, tidak ada segi dan unsurnya yang sia-sia atau kerancuan (bathilah),
semua serba melengkapi dan mendukung membentuk kesatuan fitrah panorama yang indah (Q.s.
Ali 'Imran/3:190-191).
Kesenian dan Budaya dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lukis,
ukir, suara, tari dan berbagai macam seni lainnya. Apabila seni membawa manfaat bagi manusia,
memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 32


menyucikannya, serta mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia,
maka sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya. Karena ketika itu ia telah mejadi salah
satu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Dalam kaidah fiqh disebutkan “al adatu
muhakkamatun” artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan
bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu
dicatat, budaya tersebut tidak bertentangan dengan Islam. Ketika terdapat kebudayaan yang
bertentangan dengan Islam, maka kebudayaan itu harus dihindari. Seperti ngaben di Bali yang
mengandung usur-unsur syirik.
Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya agar tidak
melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah seni yang bisa mendatangkan
manfaat, bukan mendatangkan mudarat seperti menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan
syahwat, dan lain sebagainya. Dengan demikian, dinamika kreativitas seni budaya islam
seharusnya tidak boleh berhenti atau mandeg, karena bertentangan dengan spirit seni islam yang
tidak pernah diam (digambarkan oleh ayat dalam posisi berdiri, duduk, ataupun berbaring). Apalagi
spirit seni budaya islam itu telah diwariskan oleh para pendahulu (al-sabiqun) dari kalangan ulama
maupun ilmuan lewat karya-karya seninya yang mengagumkan.
Goerge R. Terry mengemukakan bahwa manajemen adalah ke merupakan kegiatan
untuk mencapai tujuan dilakukan individu yang mengembangkan upayanya yang terbaik melalui
tindakan tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut mencakup apa yang harus
dilakukan, memahami bagaimana harus melakukan dan mengukur efektivitas dan efsiensi atas
usaha yang dilakukan.Hamalik mendefnisikan manajemen dengan rumusan yang operasional
adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan
orang lain serta sumbersumber lainnya, menggunakan metode efsien dan efektif untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Sedangkan manajemen pendidikan merupakan
proses kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Proses tersebut
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, serta pengawasan. Manajemen
pendidikan pada hakikatnya menyangkut tujuan pendidikan, personal yang melakukan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 33


kerjasama, proses yang sistematik, serta berhubungan dengan sumbersumber yang
didayagunakan kegiatan manajemen menjadi tanggung jawab utama pimpinan lembaga
pendidikan tersebut
Manajemen Dalam Pendidikan (Pondok Pesantren di Gontor Untuk meningkatkan mutu
pendidikan, tidak bisa terlepas dari upaya perbaikan manajemennya. Sebagai salah satu
komponen penting dalam pendidikan, manajemen pondok pesantren, menjadi hal yang sangat
mendesak untuk diperbaiki. Pengorganisasian dan Penempatan SDM dalam Pondok Pesantren
merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur
serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efsien. Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen untuk
mengkoordinasikan hubungan berbagai sistem kewenangan dan pertanggungjawaban tugas-
tugas yang ada di dalam organisasi. Kewenangan, tugas-tugas dan tanggungjawab tersebut
kemudian diatur dalam struktur organisasi. Stafng merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa penyusunan personalia padaorganisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna
maksimal kepada organisasi. Organizing dan Stafng merupakan dua fungsi manajemen yang
sangat erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung
berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan stafng
berhubungan dengan penerapan orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatan
yang ada dalam organisasi tersebut. (1) Leading (Memimpin). Memimpin adalah proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas atau memotivasikaryawan yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota kelompok atau Seluruh organisasi; (2 ) Reporting adalah salah satu
fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasilkegiatan atau pemberian
keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas danfungsi-fungsi kepada pejabat
yang lebih tinggi; (3) S tafing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan
personalia padasuatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai
denganusaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi; (4)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 34


Forecasting. Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti
dapatdilakukan; (5) Directing/Commanding. Directing atau Commanding adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah
atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.;
(6) Motivating. Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan
melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.; (7)
Coordinating.Salah satu unsur dalam manajemen SDM adalah pendayagunaan yaitu
menempatkan orang sesuai dengan kompetensinya sehingga bisa bekerja dengan optimal.
Istilah lain yang sering digunakan adalah the right man in the right place. Dalam hal ini para
manajer harus bisa melihat kemampuan atau kompetensi karyawannya sehingga bisa
menempatkan dalam posisi yang pas. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
Apabila karyawan kita tidak punya kompetensi yang sesuai, maka tentu saja hasilkan tidak akan
seperti yang kita harapkan. Pondok pesantren, sekolah dan madrasah mempunyai satu tujuan
atau lebih. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu disusun rencana kerja strategis yang
mana harus bisa menjembatani antara kondisi sekarang dan harapan yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu. Dalam penyusunannya diharapkan dapat melibatkan seluruh stakeholder.
Total Quality Management (TQM) di Pondok Pesantren, Sekolah Dan Madrasah dapat
diaplikasikan dalam dunia lembaga pendidikan Karena diera Digital seperti saat ini setiap
penyedia layanan jasa dituntut untuk memperbaiki kualitas produk / lulusan (output), agar
mereka siap menghadapi tuntutan zaman. Pelaksanaan TQM di sektor swasta akan bervariasi
sesuai organisasinya masing-masing begitu pula di sektor pendidikan, penerapannya juga akan
berlangsung dalam bentuk berbeda tergantung konteksnya. Sejalan dengan berjalannya waktu
banyak madrasah yang semakin menunjukkan kulitasnya dan mampu bersaing dengan lembaga
pendidikan lain. Namun demikian bukan hanya sektor swasta yang tanggap terhadap cepatnya

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 35


laju perubahan kondisi perekonomian. Dunia pendidikan terutama Ponpes juga terus menerus
dituntut untuk memperbaiki pelayanan dalam rangka menanggulangi terbatasnya anggaran dan
ketidakpuasan publik yang terus berkembang terhadap mutu pengadaan pelayanan. Meminjam
konsep berfkir manajemen sistem industri modern, maka manajemen dalam pesantren
seyogyanya memandang bahwa proses pendidikan santri adalah terus menerus (continuous
educational process improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, dan
ikut bertanggung jawab untuk memuaskan pengguna lulusan Ponpes tersebut. Untuk penerapan
TQM di pesantren maka para stakeholder di ponpes harus punya kesamaan persepsi tentang
manajemen kualitas. Kualitas adalah suatu standar minimumyang harus dipenuhi agar mampu
memuaskan pelanggan yang menggunakan output (lulusan) dari sistem pendidikan di ponpes
itu, serta harus ditingkatkan terus menerus. Tentu saja harus sejalan dengan tuntutan “pasar
tenaga kerja” yang makin kompetitif. Ponpes sebagai suatu lembaga pendidikan harus bisa
mengadopsi paradigma baru tentang manajemen berkualitas modern. Organisasi seperti
Ponpes masih banyak yang belum memiliki misi dan budaya kerja yang berlangsung birokratis,
kurang akuntabel, dan tidak menghadapi persaingan langsung, perbedaan ini akan berdampak
pada cara melakukan perubahan pada ponpes. Langkah awal dalam penerapan TQM di Ponpes
adalah penyamaan persepsi dan komitmen untuk perubahan. Jika komitmen untuk
melaksanakan TQM telah terbangun, sebaiknya dimulai dengan perubahan berskala kecil, dan
belajar dari kegiatan-kegiatan kecil tersebut. Jika tidak ada komitmen perubahan di kalangan
manajer senior, maka akan berdampak pada kurang maksimalnya penerapan TQM di Ponpes.
Dalam jangka panjang, manfaat utama penerapan TQM pada ponpes adalah perbaikan
pelayanan, pengurangan biaya, dan kepuasan pelanggan. Manfaat lain adalah peningkatan
keahlian, semangat, rasa percaya diri di kalangan guru dan staf, perbaikan hubungan antara
internal Ponpes dan masyarakat, peningkatan akuntabilitas, transparansi, peningkatan
produktiftas dan efsiensi.12 Dalam konteks ini, institusi pendidikan memang “dituntut” untuk
memposisikan diri sebagai institusi/industri jasa yang memberikan pelayanan (service)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 36


pendidikan yang bermutu dan berkualitas sesuai dengan keinginan dan kebutuhan customer
(masyarakat pemakai jasa) saat ini. Jadi ada kemungkinanTotal Quality Management dapat
diaplikasikan di pondok pesantren dan madrasah jika berdasarkan asas TQM “continuous
improvement” dan “Do the right think, frst time, every time ”. Namun sangat tidak sesuai jika
lembaga pendidikan keagamaan disini harus memposisikan diri sebagai industri jasa atau
penyedia layanan jasa (pendidikan) berbasis komersil, karena visi misi dasar diadakannya
pendidikan di pondok pesantren dan madrasah adalah dakwah dan perjuangan Islam.
C. Budaya Manajemen Pendidikan (Ilmu Pengetahuan / Knowledge, art and Curture )
kaitannya dengan Teori Blue Ocean Strategy yang dikembangkan melalui Konsep
Analysis Dynamics System Pada Pondok Pesantren Moderen Gontor.

Dengan adanya knowledge management Seni dan Budaya Islam di lingkungan PonPes Gontor
yang didasari dengan adanya akumulasipengetahuan individual melalui knowledge sharing ini, maka
jika sewaktu-waktu ada salah satu anggota organisasi yang keluar, pengetahuan yang dimiliki
individu tersebut tidak akan hilang karena telah menjadi pengetahuan organisasi dan organisasi tidak
akan mengalami goncangan dengan adanya anggota yang keluar tersebut. Dalam Implementasnya
budaya manajemen knowledge tidak akan bisa berjalan jika tanpa ada proses knowledge sharing di
dalamnya, karena dengan adanya knowledge sharing ini pengetahuan yang dimiliki individual dapat
terakumulasi menjadi pengetahuan organisasi. Knowledge management memfasilitasi proses ini
sehingga pengetahuan tersebut dapat terorganisir secara lebih baik dan nantinya bisa dimanfaatkan
secara maksimal untuk kepentingan organisasi , yang terakumulasi dalam suatu organisasi dapat
dimanfaatkan dan digunakan sebagai alat untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang
dihadapi organisasi yang bersangkutan. Selain itu, pengetahuan ini juga bisa digunakan untuk
menciptakan ide-ide baru maupun untuk memperbaiki ide-ide yang telah ada dalam organisasi. Oleh
sebab itulah, jika tidak dikelola dengan baik dalam kerangka knowledge management yang
terstruktur, pengetahuan yang peranannya sangat penting dalam organisasi ini tidak akan bisa
membawa perbaikan dan tentu tidak akan bisa pula membuat organisasi tersebut tetap bisa
bertahan di tengah era digital saat ini

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 37


. Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan agar knowledge management suatu
organisasi dapat diimplementasikan secara optimal, menurut Tobing (2007: 28) yaitu;
1. Manusia, Pada hakekatnya knowledge berada di dalam pikiran manusia berupa tacit
knowedge.Carla O’Dell mengatakan bahwa 80% knowledge adalah berupa tacit
knowledge dan hanya 20% berupa knowledge eksplisit (Tobing, 2007: 28). Disamping sebagai
sumber knowledge, manusia pada hakekatnya juga merupakan pelaku dari proses-proses yang
ada di dalam KM. Jika proses knowledge sharing/transfer dan knowledge creation tidak
dapatberjalan, maka persoalan utamanya adalah karena tidak adanya kemauan dan
kemampuanmanusia untuk melakukannya. Semua proses-proses tersebut dapat berjalan, selama
manusia memang terdorong untuk melakukannya, walaupun tanpa bantuan teknologi.
Meningkatkan motivasi dan membangkitkan partisipasi anggota organisasi dalam
implementasi Knowledge Management , memerlukan pendekatan-pendekatan manajemen
SDM. Berbagai penelitian, tulisan dan praktek implementasi KM membuktikan bahwa
pemberian reward merupakan salah satu faktor signifikan dalam menentukan keberhasilan
implementasi KM meningkatkan partisipasi aktif untuk membagikan knowledge yang
dimilikinya dalam meningkatkan kemampuan belajar mandiri dan berinovasi.
2. Leadership, Peran yang sangat kritis yang harus dijalankan oleh pemimpin adalah membangun
visi yang kuat, yaitu visi yang dapat menggerakkan seluruh anggota organisasi untuk tersebut.
Visi tidak hanya sekedar statement yang bersifat retorik, tetapi harus diikuti oleh tindakan
nyatadari pemimpin itu sendiri dalam memberikan teladan dan keyakinan kepada seluruh
anggotaorganisasi bahwa memang organisasi sungguh-sungguh diarahkan dan digerakkan
menuju visi yang telah ditetapkan. Sebaik-baiknya pernyataan visi, jika tidak ditindaklanjuti akan
segera kehilangan efektifitasnya dan secara psikologis akan menjadi khayalan yang sudah
dianggap menjadi kenyataan sangat berbahaya bagi sebuah organisasi.
3. Teknologi, Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sudah merasuk ke semua aspek
kegiatan manusia membuat penggunaan teknologi informasi menjadi salah satu enabler dari
KM. Perkembangan TI membuat semakin banyak proses yang diotomasi dan juga semakin

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 38


banyak pekerja yang menghabiskan waktunya didepan komputer baik untuk melakukan
pekerjaan analisis, mengeksekusi proses bisnis maupun untuk berkomunikasi. Internet saat ini
sudah menjadi interface dan sekaligus integrator antara manusia dengan manusia lainnya.
Perkembangan teknologi internet dengan berbagai aplikasi didalamnya membuat teknologi ini
menjadi basis utama pengembangan KM Tool. Tujuan utama dari penggunaan teknologi
internet dalam KM adalah untuk mendistribusikan knowledge melalui internet/intranet yang
memungkinkan knowledge yang dimiliki perusahaan dan karyawannya tersebar
secara corporate wide dan menjadi milik kolektif perusahaan atau organisasi. Selain berfungsi
sebagai media utama pendistribusian knowledge, penggunaan teknologi IT dalam KM juga sangat
berperan dalam mengeksekusi berbagai proses di KM yaitu: Capture, generate atau akuisi
knowledge; Kodifikasi knowledge; Knowledge maintenance (validasi, pemeliharaan, integritas
knowledge) Security dari knowledge dan Memonitor pemanfaatan knowledge.
4. Organisasi, Organisasi berkaitan dengan penanganan aspek operasional dari asetaset
knowledge, termasuk fungsi-fungsi, proses-proses, struktur organisasi formal dan
informal, ukuran dan indikator pengendalian, proses penyempurnaan, dan rekayasa proses
bisnis. Organisasi yang supportif terhadap knowledge Management adalah organisasi yang
menghargai knowledge dan yang memilikinya. Organisasi ini sangat fleksibel dan sangat
mudah menyesuaikan diri dengan perubahan. Galbraith et al (2002) menyatakan
bahwa reconfigurable organization (organisasi yang dinamis) adalah organisasi yang mampu
mengkombinasikan dan mengkombinasikan ulang skill, kompetensi, dan sumber daya
organisasi untuk merespon perubahan-perubahan lingkungan. Jenis organisasi ini adalah
berbasis knowledge.Sehingga organisasi pendidikan yang berkeinginan untuk
mengimplementasi KM, harus mempersiapkan diri untuk tidak saja familier dengan posisi baru
tersebut, tetapi juga harus merancang fungsi-fungsi, proses-proses, struktur serta menata ulang
mekanisme koordinasi, interaksi, aliran informasi knowledge dengan posisi tersebut.
5. Learning, Garvin (1998) mendefinisikan learning organization sebagai keterampilan organisasi
dalam lima aktifitas utama, yaitu: Penyelesaian masalah secara sistematis ; Penguji cobaan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 39


pendekatan-pendekatan baru; Belajar dari pengalaman masa lalu; Belajar dari praktek terbaik;
Transfer atau sharing knowledge secara cepat dan efisien ke seluruh organisasi.
Proses learning menjadi sangat penting dalam KM, karena melalui proses inilah diharapkan
muncul ide-ide, inovasi dan knowledge baru, yang menjadi komoditas utama yang diproses
dalam KM. Untuk itu perusahaan perlu mendorong dan memfasilitasi proses learning dengan
memastikan individu- individu berkolaborasi dan melakukan sharing knowledge secara
optimal. Pemimpin harus memperlengkapi organisasi dengan lingkungan dan karakterkarakter
yang dibutuhkan untuk terbentuknya learning organization, serta memberikan solusi dalam
mengatasi hambatan belajar yang dihadapi organisasi.
D. Kegiatan Ekstrakurikuler (Exchool) di Pondok Pesantren Gontor
Istilah ekstrakurikuler, sebagai kegiatan penyaluran minat dan bakat bagi para santri dan
santriwati di PonPes Gontor berada di luar kurikulum Pembelajaran . Kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang dilaksanakan di Ponpes tersebug h atau di lingkungan masyarakat untuk
menunjang program pengajaran. Selain itu, Suharsimi Arikunto mendefinisikan kegiatan
ekstrakurikuler sebagai kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya
merupakan program pilihan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan
pelayanan konseling dengan tujuan untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi ,bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan
oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di Lembaga Pondok
Pesantren tersebut . Kegiatan ini di diadakan secara swadaya dari pihak para santri dan santriwati
secara mandiri. Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat berbentuk kegiatan pada
seni,olahraga,pengembangan kepribadian,dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan
dari para santri/ sanriwati itu sendiri. Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ini menjadi
salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian para santri/ santriwati Seperti yang
tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di Pondok Pesanren tersebut.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 40


Sebagai contoh kegiatan ektrakurikuler dalam Kegiatan Seni Budaya yang penulis Riset
yang dilakukan di PonPes yang dijadikan Fokus Riset ( Pondok Pesantren Modern Darussalam
Gontor, Ponorogo dan Darul Ma’ rifat , Pondok Pesantren Gontor Putri 5) dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler. Program kegiatan dan pelajaran ekstrakurikuler merupakan bagian penting sekali
bagi setiap pranata pendidikan, program ekstrakurikuler dipentingkan karena tujuan adalah untuk
membentuk Muslim dan muslimah yang siap dan mampu menghadapi tantangan di dunia ini. Lewat
program ekstrakurikuler tersebut, santri dapat kesempatan untuk memperluas pengetahuan dan
ketrampilannya sesuai dengan keperluaanya untuk tinggal di masyarakat umum.Selain dari
perannya sebagai bagian pelajaran yang memperluas pengetahuan dan ketrampilan para santri,
program ekstrakurikuler juga merupakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan santai.
Kegiatan semacam ini penting sekali dalam perkembangan mental dan fisik seorang pemuda.
Memang sudah banyak penelitian mengenai cara pemuda-pemudi belajar dengan baik dan ternyata
tidak cukup bagi para pemuda kalau hanya diberi pelajaran di dalam ruang kelas dengan buku-
buku. Yang juga diperlukan adalah pelarajan yang bisa didapat dari pengalamannya sendiri dan
dari kegiatan yang menuntut keterlibatan aktif.Ada macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang
diikuti para santri diSalah satu yang paling populer adalah pramuka di mana santri mendapat
kesempatan untuk mengikuti kemah yang diadakan di tempat di luar pondok pesantren (misalnya
di pantai). Para santri mengikuti kegiatan berkemah tersebut selama beberapa hari, setahun
sekali dan aktivitas-aktivitasnya disiapkan oleh para Ustad dan Ustadah. Adanya juga kegiatan
pramuka yang bernama ‘wade games’. Kegiatan ‘wade games’ tersebut termasuk macam-macam
lomba olahraga dan ketrampilan yang dimainkan selama sehari penuh. Kegiatan ‘wade games’
dilakukan selama satu hari penuh dan hari itu selalu ditunggu-tunggu para santri. Program
pramuka ini adalah bagian program ekstrakurikuler yang memberikan para santri kesempatan
(walaupun agak singkat) untuk melupakan buku-bukunya dan pelajaran akademiknya selama
sementara dan belajar dari dan tentang alam. Selain pramuka, kegiatan ekstrakurikuler termasuk
pelajaran ketrampilan di mana para santri diajar berbagai macam ketrampilan praktis misalnya;
memasak, menjahit, merias, menyulam dan membuat hiasan hiasan seperti bunga. Dari pelajaran

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 41


ekstrakurikuler tersebut, para santri mendapat ketrampilan yang bermanfaat bagi mereka untuk
kehidupannya dalam masyarakat umum. Ada juga pelajaran ekstra kurikuler khutbatul mimbariah
(berpidato) di mana santri dapat membangun perasaan percaya dirinya karena harus berani
berdiri di depan banyak orang yang kadangkadang merupakan pengalaman yang menakutkan.Pada
setiap akhir tahun ajaran
Setelah melihat bagaimanakah pandangan seni di Pondok Pesantren Gontor maka
dalam bagian tulisan penulis mencoba untuk melihat jenis seni dan kegiatan kesenian apa
saja yang dilaksanakan di Pondok Pesantern Modern Gontor? Kesenian di Pondok Pesantren
Modern Gontor ditempatkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Kesenian adalah salah satu
dari beberapa banyak jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di Pondok Pesantren
Gontor. Namun, dengan kegiatan ekstra itu kesenian mempunyai peran yang cukup signifikan
dalam kehidupan kesenian di Pesantren. Di sekolah para santri hanya menerima pelajaran
khad, yaitu bagaimana menulis indah dalam huruf Arab saja untuk membantu memperbaiki
tulisan mereka. Sedangkan, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesenian di Pondok
Pesantren Gontor ini diurus dbawah organiasi ini ada kurang lebih 20 salah satunya yang
menangani seni adalah Bagian Kesenian. Kegiatan ekstarkurikuler di sini terdiri dilaksanakan di
sanggar-sanggar. Para santri berkreasi kalau ada waktu senggang, biasanya setelah makan
siang. Seperti Sanggar Seni Aklam (Asosiasi Kaligrafer Darussalam). Sanggar ini mengajarkan
seni lukis kaligrafi. Para santri diajarkan dasar dasarnya seperti kaidah-kaidah dari khat. Setelah
para santri mahir dalam kaidah-kaidan dasar kaligarafi maka mereka dibebaskan berkarya.
Dalam kesenian kalau sudah paham para santri harus menunjukan jati dirinya masing-
masing. Lukisan di sini macam-macam, ada jenis lukisan kaligrafi, naturalis dan kombinasi
antara kaligrafi dan yang natural, kalau ada pertemuan sering kali dipamerkan, santri-
santri disini pernah juga melakukan pameren. Lukisan disini kebanyakan memakai cat minyak
dan cat air.Di samping Aklam ada organiasi yang bernama Limit, didalamnya ada kursus
mengenai kartun, seperti manga kartun-kartun import, kebanyakan kartun-kartunnya adalah
kartun Jepang, ada pula yang berkreasi seperti anekdot dan karikatur. Karikatur khas Indonesia

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 42


dikembangkan pula disini tetapi pesertanya terbatas. Kartun lokal baru dibuat hanya oleh
beberapa orang yang melakukan spesialisasi. Di sanggar ini dikembangkan pula seni lukis gaya
naturalis seperti pemandangan alam tetapi ada pula yang mengembangkan secara khusus
lukis wajah. Di sini juga ada komik yang mengangkat kehidupan sehari-hari pondok sebagai
inspirasi untuk komik. Komik tersebut menjadi saluran aspirasi bebas para santri. Melalui media
tersebut para santri tidak akan kekurangan ide karena mengangkat kehidupan praktis para
santri dan lingkungan pesantren. Pasti ada persoalan-persoalan yang menarik disini bahkan
tak jarang terdapat kritik-kritik yang tajam dari karya mereka terhadap lingkungan sekitarnya..
Karya-karya para santri yang memenuhi kriteria keindahan itu dipilih lalu dipajang dalam
galery atau show room. Diantara karya-karya mereka ada yang terjual tetapi mereka
tampaknya tidak terlalu komersil. Selain tiga unit, yaitu: Limit, Galeri dan Aklam. Di sini ada unit
kegiatan marching band, dan drum band namun tidak masuk dalam kesenian, bagian itu
masuk unit kegiatan ekstrakurikuler tersendiri. Kegiatan ekstrakurikuler lainnya adalah unit
theater, di sini diajarkan pula pantomim. Ada lagi unit ekstrakurikuler seni musik, yang terbagai
dari dua bagian yaitu hadrah dan musik lagi pop dengan nafas lagulagu Islami. Di Pondok ini juga
memberikan wadah bagi santri untuk menyalurkan bakat dan minat mereka terhadap karya
sastra seperti menulis puisi dan cerpen. Mereka ditampung dalam unit kegiatan ekstrakurikuler,
yaitu Writing Society yang merupakan wadah para santri untuk menyalurkan aspirasi mereka.
Unit kegiatan ini telah berhasil mengumpulkan tulisan-tulisan para santri seperti puisi
maupun cerpen, yang diterbitkan oleh Warta Mingguan Darussalam Pos.Puisi sebagai penyalur
aspirasi santri, berbicara mengenai ungkapan perasaan mereka, namun tak jarang pula
penuh dengan kritik dan kecaman terhadap fenomena kehidupan masyarakat sebagai yang
dianggap tidak baik. Dengan puisi ini para santri diajarkan menjadi peka rasa tehadap
persoalan-persoalan hidup manusia sehari-hari.
Seperti sebuah puisi karya santri yang berjudul ”Nyonya Tua Menuju Mati”, adalah
ungkapan sebuah potret manusia yang tidak sadar akan tempatnya, dalam usia yang sudah
senja namun semakin terbelenggu kekayaan dan kemewahan duniawi.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 43


Berikut salah satu contoh jenis kreativitas kesenian dan kebudayaan ektra kurikuler
yang digelar dan Tim peneliti ikut berfose di dalamnya Pondok Pesantren Gontor Kampus 3 Putra
Darul Ma’rifat Kediri :

Gambar 2.3 Tim riset dengan para santri dalam kegiatan ektrakurikuler

.
Gambar 2.4
Tim Riset dengan para santri dalam Penyerahan Piala Seni Budaya di Pondok Pesantren
Moderen Gontor Kampus 3 Putra Darul Ma’rifat Kediri
Karya santri lainnya misalnya yang diterbitkan oleh Warta Mingguan Darusaalam Pos
adalah kumpulan cerpen dengan judul ”Senandung Kehidupan”. Dalam cerpen ini para santri
belajar untuk menuangkan gagasan, dan ide-ide mereka ditulis dengan bahasa yang lugas.
Tema-tema yang ditulisnya adalah sekitar persoalan sosial dan kehidupan remaja sehari-
hari.Sebuah ajang seni pertunjukan yang cukup menarik adalah kontes drama yang merupakan
salah satu rangkaian dalam acara Pekan Perkenalan. Kontes drama ini dilakukan antar asrama.
Dengan kontes drama ini para santri dididik tidak saja berkreasi menjadi aktor panggung, tetapi

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 44


mereka diajarkan pula bagaimana melakukan kerja sama tim yang baik. Dalam kontes drama
ini salah satunya ditampilkan adegan perang antara kelompok yang baik dan kelompok yang jahat.
Melalui drama ini mereka diajarkan rasa keberanian dan percaya diri. Yang cukup mendebarkan,
yaitu adegan terjun dalam ketingginan kurang lebih 3 meter dari atas tanah.
Sebuah acara seni pertunjukkan yang spektakuler adalah Panggung Gembira yang
dilaksanakan oleh santri kelas 6 KMI. Acara ini merupakan acara rutin tiap tahun sebagai
salah acara puncak dari Pekan Perkenalan, yang diberi nama Khutbatul Arsy. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengenalkan dan masa orientasi tentang kehidupan Pondok Moderen
Darussalam Gontor terhadap siswa-siswa baru. Panggung Gembira merupakan ajang kreasi
para santri yang menampilkan pagelaran akbar seluruh seni yang juga merupakan kegiatan
ekstrakurikuler para santri. Melalui pentas ini diharapkan para santri dapat menguasai bidang di
luar pendidikan, yaitu melalui jalur seni, yang tentunya adalah seni dengan nilai-nilai Islam.
Acara ini mengajarkan kepada para santri untuk membangun kehidupan bersama, loyalitas dan
ukhuwah Islamiyah. Mereka menyelenggarakan acara yang spektakuler ini secara bersama-
sama.Panggung kesenian dibuat sangat mewah dengan bangunan triplek sebanyak 200 lebih
yang dihias dan dikdekorasi menyerupai bangunan istana yang megah. Di tengahnya dipasang
LCD besar, dengan didukung sound system berkekuatan 60.000 watt dan lighting 100.000
watt sehingga tampak bahwa pergelaran seni ini menjadi kolosal dan menghibur. Secara bersama-
sama yang merancang dan membuat panggung adalah para santri sendiri dari kelas 5-6. Panggung
ini dirancang selalu berbeda-beda bentuk bangunannya dalam setiap tahunnya. Secara visual
panggung ini tampak sangat spektakuler, acaranyapun juga dikemas meriah dan akbar. Panggung
Gembira 2017 ini kurang lebih 20 acara ditampilkan hingga tengah malam. Dalam pergelaran
tersebut ditampilkan hadrah dengan melibatkan kurang lebih 1500 santri tampil dalam
panggung, dengan kostum dan gerakan serta suara yang kompak. Ada teatrikal puisi dan
nasyid yang dibawakan dengan membawakan lagu-lagu bernuansa Islam yang suaranya mengalun
dari panggung yang megah. Dalam acara tersebut ditampilkan pula drama dokumenter tentang
penyebaran agama Islam di Indonesia. Ada pula musik band dengan menampilkan musik-musik

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 45


berjenis pop dan rock serta lagu-lagu kontemporer namun juga ada jenis musik etnis Jawa
seperti campursari. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bersifat nasional yang menampung
segala keragaman budaya dari masyarakat Indonesia yang majemuk, maka dalam pentas seni
ini ditampilkan pula kesenaian dari berbagai daerah di Indonesia antara lain tari saman dari Aceh,
tarian dari padang, tarian dari Maluku, tarian Bali, ditampilkan juga wayang orang dari Jawa
dengan menggunakan bahasa Arab. Disamping tari-tarian lokal juga ditampilkan tari
kontemporer. Seni Pertunjukan di sini yang ditampilkan tidak hanya mengusung seni-seni lokal
kedaerahan tetapi juga menampilkan seni import dari Jepang, yang bernama Masquerade.
E. PENGARUH MANAJERIAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER PARA SANTRI DI PMD GONTOR

Dari Hasil kajian Riset pertama dalam dapat diasumsikan bahwa para santri/ Wati sebagian
besar telah memiliki karakteristik pembinaan dalam kegiatan ektrakurikuler, menunjukkan bahwa
karakter para santri/ Wati adalah tindakan yang dilakukan para santri/ wati berdasarkan keadaan
jiwa yang terjadi secara spontan dan tidak perlu dipikirkan lagi atau bertindak karena telah dilatih
secara terus-menerus dan menjadi sebuah kebiasaan sehingga tindakan tersebut terjadi secara
spontan. Para Santri/ Wati bisa menjadi pribadi yang baik dan menjadi manusia yang berakhlak
mulia tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa
mampu bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Heri Gunawan menyebutkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter ada 2, yaitu:
1. Faktor Interen Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah : (1) Insting atau Naluri ,
adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan
dengan berpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan.Naluri
merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli;(2)
Adat atau kebiasaan, Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah
untuk dikerjakan. Sehubungan kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga
mudah dikerjakan maka hendaknya manusia memaksakan diri untuk mengulang-ulang
perbuatan baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter) yang baik

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 46


padanya; (3) Kehendak/Kemauan, Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku
adalah kehendak atau kemauan keras (azam); (4) Suara batin atau suara hati, Suara batin
berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan buruk dan berusaha untuk mencegahnya,
di samping dorongan untuk melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus dididik dan
dituntun akan menaiki jenjang kekuatan rohani; (5) Keturunan, Keturunan merupakan suatu
faktor yang dapat memengaruhi manusia. Sifat yang diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua
macam yaitu: sifat jasmaniyah dan sifat ruhani
2. Faktor Eksteren : (1) Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.
Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter. Betapa
pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun
dengan baik dan terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan melalui
berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga,
dan pendidikan nonformal yang ada pada masyarakat. Abu Ali Akhmad Al-Miskawaih
menyebutkan bahwa Aristoteles pernah berkata di dalam Book on Ethics dan Book on
Categories, Aritoteles mengungkapkan bahwa orang yang buruk bisa berubah menjadi baik
melalui pendidikan; (2) Lingkungan, adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup,
seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan pergaulan manusia hidup selalu
berhubungan dengan manusia lain atau juga dengan alam sekitar. Di Lembaga pesantren
Modern Gontor merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi karakter maka
Lembaga Pesantren sudah mmpu menjadi salah satu tempat untuk bisa membentuk karakter
para peserta didik/ Para Santri/Wati dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh
lingkungan yang sudah seimbang, mampu mengembangkan karakter siswa dengan nilai-nilai
karakter yang sesuai dengan norma dan agama sudah sejalan dengan sifat-sifat karakteristik
di Indonesia yang telah dirumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan
karakter. Kesembilan karakter tersebut yaitu: (1) Cinta kepada Allah dan semesta beserta
isinya, (2) Tanggung jawab, disiplin dan mandiri, (3) Jujur, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih
sayang, peduli, dan kerja sam, (6) Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, (7)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 47


Keadilan dan kepemimpinan, (8) Baik dan rendah hati, dan (9) Toleransi, cinta damai dan
persatuan.Setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat mulia Allah,
yaitu al-Asma al-Husna. Sifat-sifat dan nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap
karakter positif yang dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa
diteladani dari nama Allah itu, dapat dirangkum dalam 7 karakter dasar, yaitu: (1) Jujur; (2)
Tanggung Jawab; (3) Disiplin; (4) Visioner; (5) Adil; (6) Peduli; dan (7) Kerja Sama. Menurut
Mardia Hayati ada 18 nilai-nilai karakter minimal yang harus dikembangkan di lingkungan
Lembaga pendidikan yaitu: (1) Religius : Karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran, terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, serta hidup rukun dengan pemeuk agama lain; (2) Jujur: Karakter jujur merupakan
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (3) Toleransi: Toleransi adalah sikap dan
tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya; (4) Disiplin: Karakter disiplin yakni tindakan yang menunjukan
perilaku tertib dan patuh kepada berbagai ketentuan dan peraturan; (4) Kerja Keras: Kerja
keras adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalammengatasi berbagai
hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; (5) Kreatif: Kreatif
adalah berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan
sesuatu yang telah dimiliki; (6) Mandiri: Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak
mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas; (7) Demokrasi:
Demokrasi adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain; (8) Rasa ingin tahu: Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
dilihat, dan didengar; (9) Semangat kebangsaan: Semangat kebangsaan merupakan cara
berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya; (10) Cinta tanah air: Cinta tanah air adalah cara
berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 48


tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; (11)
Menghargai prestasi: Karakter ini merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain; (12) Bersahabat: Karakter ini adalah tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain; (13) Cinta damai: yaitu
sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya; (14) Gemar membaca: ini adalah sebuah kebiasaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; (15) Peduli Sosial:
Peduli sosial adalah karakter yang berkaitan dengan sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan ; (160 Peduli
lingkungan: Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi; (17) Tanggung jawab: Tanggung jawab adalah
sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara
dan Tuhan Yang Maha Esa.
F. PERENCANAAN STRATEGIC YANG DIPEROLEH DARI RISET PADA KONSEP SPECTRUM
DYNAMICS SYSTEM.
Fungsi manajemen yang secara umum digunakan dalam dalam berbagai instansi atau
lembaga baik pemerintahan maupun swasta, yang biasa disebut dengan istilah POAC. Winardi,
Terry (1986;17) ia menulis fungsi-fungsi administrasi dan manajemen adalah “Planning, Organizing,
Actualiting, Controling :(1) Planning (perencanaan) merupakan proses mempelajari dan
meramalkan masa depan yang menyangkut kepada: Kegiatan atau aktivitas yang harus disenangi
masyarakat pada umumnya; Sarana atau tujuan dari aktivitas tersebut harus jelas; Fasilitas apa
yang diperlukan; Membuat kebijakan termasuk peraturan atau tata tertib yang akan diberlakukan;
Memperhitungkan waktu dan cara untuk dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.Dalam membuat
perencanaan harus dibuat secara matang, sederhana dan mudah dilaksanakan. Dan
diperhitungkan melalui analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman). Dengan demikian,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 49


manakala menyusun suatu perencanaan harus terlebih dulu diketahui dimana letak kekuatan
(modal dasarnya), dimana letak kelemahannya, dimana letak peluangnya (pendukungnya) dan
dimana letak ancamannya bagi perencanaaan secara keseluruhan dan dapat berjalan
berkesinambungan.Planning atau perencanaan dapat dilaksanakan secara bertahap baik dalam
satu tahun atau satu periode kepengurusan dan dapat dibagi menjadi: 1) program jangka pendek,
2) program jangka panjang, 3) program yang bersifat insidentil; (2) Organizing atau
pengorganisasian yaitu menentukan tempat beserta para pelaksanaannya, yang diatur dalam
kerangka struktur sekaligus pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya. Idealnya
penyusunan kepengurusan sebuah organisasi atau lembaga seharusnya mengacu kepada potensi
dan kapasitas orang-orang yang menduduki jabatan dari berbagai tingkatan manajemen tersebut
dengan memperhatikan dasar-dasar pemikiran sebagai berikut : Top manajemen ( manajemen
tingkat atas) 75 % kerja pikir, dan 25 % kerja fisik; Middle manajemen ( manajemen tingkat tengah)
50% kerja pikir, 50 % kerja fisik; lower manajemen ( manajemen tingkat rendah) 25 % kerja pikir,
dan 75 % kerja fisik. Namun demikian tentunya tidak mengesampingkan faktor lain yang juga
sangat penting yaitu faktor kemauan dan waktu yang bersangkutan. Terutama kaitan dengan
majelis ta’lim yang mayoritas diselenggarakan oleh ibu-ibu maka pertimbangan tersebut perlu
dipikirkan antara lain : kesempatan, kemampuan dan kemauan dari para pengurus jangan sampai
mengganggu tugas pokok di dalam rumah tangganya. Sebab di satu pihak ada yang memiliki
kemampuan tapi tidak ada kesempatan, atau ada kesempatan tapi kurang memiliki kemampuan,
atau ada kesempatan tapi tidak ada kemauan, sehingga menjadi dilema dan masalah bagi
organisaisi tersebut. Disanalah pentingnya pengorganisasian dalam mengintegrasikan seluruh
pengurus; (3)Actuating (pengarahan/ penggerakan personal). Disini perlu adanya motivasi agar
para personil baik secara struktural maupun secara fungsional yang terlibat dalam majelis ta’lim
timbul etos kerja dan etos beramalnya. Pemberian motivasi harus bersifat lahir dan batin atau
bersifat material dan spiritual ang diberikan secara seimbang; (4) Controling. Dalam dunia
pendidikan sering diistilahkan dengan supervisi yang artinya memberikan arahan, bimbingan dan
pembinaan. Supervisi bukan inspeksi yang dasarnya mencari kesalahan tapi mengevaluasi dari

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 50


kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan sehingga nampak mana yang perlu diperbaiki mana yang
dianggap sudah terpenuhi sesuai rencana. Evaluasi harus terjadwal dan terencana minimal dalam
jangka 6 bulan harus diadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan, khususnya masalah keuangan
harus dilaporkan secara tertulis melalui badan pengawas dalam organisasi/ dalam lembaga
tersebut.
1. Strategik Planning dalam pengembangan Teori Blue Ocean Strategy
Bryson (2004:1I) Berargumen bahwa "strategic planning as a disciplined effort to produce
fundamental decisions and actionss that shape and guide what on organitatio (or other
entity) is, what it does, and why it does if". Perencanaan Stratregik mengkaji tiga isu
strategik yaitu where you are, where you want to be dan how ta get there. Manfaat
dari perencanaan strategik antara lain: Pertama mempromosikan strategi berfikir, aksi
dan pembelajaran (promotion of strategic thinking, acting, and learning ). Kedua,
mengembangkan pengambilan keputusan (improved decision making). Ketiga, meningkatkan
efektivitas suatu organisasi (enhanced organizational effectiveness ).Keempat, memproduk
efektifitas peningkatan sistem bermasyarakat secara luas ( enhanced effectiveness o.f
broader system).
2. Model manajemen stratejik dalam aspek Spiral Dynamics System
Merupakan kombinasi pola pikir stratejik dengan fungsi manajemen seperti perencanaan
dengan sistem administratif dan struktur organisasi. Tujuan utama manajemen stratejik adalah
“Pengembangan nilai organisasi, kapasitas manajerial, pertanggung jawaban organisasi
,sistem administrasi yang di hubungkan dengan pengambilan keputusan operasional dan
stratejik pada semua level ,semua lini organisasi. Akdon (2006:78) mengungkapkan bahwa :
“Konsep manajemen stratejik menjadi semakin luas dan konfrehensif tidak hanya membahas
tentang perencanaan, sistem administratif dan struktur organisasi namun memberitahukan
tentang pengukuran kerja ,pentingnya pengukuran kinerja ,pentingnya penentuan indikator dan
standar dalam berbagai fungsi manajemen”. Dalam berbagai penerapan manajemen stratejik
dewasa ini, pengembangan perencanaan yang di sertai dengan sasaran dan indikator di

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 51


gunakan sebagai sarana akuntabilitas karena dapat di gunakan sebagai tool untuk mengukur
kinerja.
3. Prinsip dalam manajemen stratejik yang mempengaruhi Spectrum Dynamics System
Adalah perumusan strategi (strategy ,for mulation) mencerminkan keinginan ,tujuan komunikasi
yang sesungguhnya dalam perumusan visi, misi, nilai dan pencermatan lingkungan internal dan
eksternal, di lanjutkan srategi implementasi (strategi implementation) meliputi analisis pilihan
strategi ,kunci keberhasilan, penetapan tujuan ,sasaran strategi ( kebijakan program), sistem
pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan. Srategi evaluasi ( strategy evaluation ) terdiri dari
kegiatan pengukuran ,analisis kinerja, pelaporan dan pertanggung jawaban.
4. Sasaran manajemen stratejik
Adalah meningkatkan kualitas organisasi, efisiensi penganggaran, penggunaan sumber
daya, kualitas evaluasi program, pemantauan kinerja dan kualitas laporan (Akdon (2006:79)".
Dari pendapat tersebut disimpulkan ketiga perumusan strategi merupakan aspek penting
dalarn manajemen strategi.
5. Perumusan strategi (Strategy Formulation)
Adalah rangka membuat rencana operasional, para manajer, para penyelia, dan anggota-anggota
staf kunci harus menentukan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan; Biaya, keuntungan
evaluasi, dan diseleksi mana yang paling efektif dan paling efisien; sasaran yang akan dicapai;
biaya dan waktu yang dibutuhkan, dampak sasaran organisasi;
6. Strategi merupakan terjemahan pemikiran kepada tindakan yang diarahkan pada
penyelenggaraan operasional sehari-hari dari seluruh komponen dan unsur organisasi. Agar
strategi dapat diterapkan dengan baik, perlu diminta komitmen pimpinan puncak,
terutama dalam menentukan kebijakan organisasi. Kebijakan program operasional dan
kegiatan atau aktivitas, organisasi) tetap mengacu pada visi, misi, tujuan sasaran yang telah
ditetapkan.
7. Strategi implementasi (Strategy Implementation), yaitu menjelaskan bagaimana
mencapai outcomes yaitu tindakan mengimplementasikan strategi yang telah disusun kedalam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 52


berbagai sumberdaya secara optimal. Pengenalan dan anlisis terhadap lingkungan internal dan
ekstemal dalam stategy formulation harus dilakukan bagaimana mencapai outcomes yang
dituangkan dalam tujuan, sasaran dan stratejik mencapai sasaran(action plan).
8. Strategy Evaluasi (Strategy Evaluation),Fokus utama adalah pengukuran kinerja dan
penciptaan mekanisme umpan balik yang efektif dan mengetahui progress realisasi kinerja
,yang dihasilkan maupun kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai sasaran
kinerja. Analisis hasil evaluasi digunakan untuk melihat gap dalam pencapaian implementasi
perencanaan stratejik. Stategi evaluasi adalah pelaporan tentang penyampaian
perkembangan dan basil usaha (kinerja), baik lisan maupun tulisan. Dengan adanya pelaporan
maka pihak yang berkepentingan balk internal maupun eksternal akan mengetahui secara jelas
kinerja organisasi dan akan menjadi feedback bagi proses perencanaan berikutnya.
9. Strategi dipandang sebagai pola khusus dari keputusan dan tindakan yang diambil manajer
untuk mencapai tujuan organisasi.(2)Sisi kedua yang juga dikemukakan oleh Mintzberg (1985)
bahwa strategi merupakan pola di dalam arus keputusan atau tindakan. Oleh karena itu tidak
semua rencana strategis dapat dimplementasikan, karena adakalanya strategi yang
dikehendaki (intended strategy) tidak dapat dijalankan sepenuhnya ( unrealized strategy). Hal
ini disebabkan oleh berbagai kendala yang belum diantisipasi pada saat menyusun rencana
strategi, misalnya: gejolak politik, krisis ekonomi, globalisasi, dan lain sebagainya. Pada saat
ini juga dapat dideteksi strategi mungkin muncul ( emergent strategy).
10. Develop un effective implementotion process. Menciptakan sebuah perencanaan
strategik tidaklah cukup. Berfikir secara strategis tentang implementasi dan
pengembangan suatu rencana implementasi yang efektif adalah tugas yang sangat penting
dalam merealisasikan pengembangan strategi yang ada pada tahap keenam tersebut di
atas. Dalam pandangan Bryson (2004: 51), suatu rencana aksi harusmemiliki beberapa
kriteria antara lain: 1) Peran implementasi danTanggung Jawab terhadap kesalahan
anggota tim organisasi, dan individu; 2)Hasil yang diharapkan, tujuan khusus, dan
beberapa kejadian yang penting; 3)langkah-langkah aksi khusus dan perincian yang relevan;

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 53


4) Daftar rencana(schedules); 5) Sumber tenaga; 6) Proses komunikasi; 7)
Tinjauan,monitoring, dan prosedur perbaikan kerja; 8) Prosedur peryanggungjawaban.
11. Reassessing and Revising Strategies flnd Plans. Menetapkan kembali dan merevisi
proses percncanaan strategikadalah langkah terakhir dalam proses perencanaan
strategik. Suatu organisasi baru memfokuskan pada kesuksesan strategis,
pemeliharaahnya, menggantidengan strategi yang lain atau mengakhiri strategi
tersebut. Prosesperencanaan strategi juga harus diklarifikasi kekuatan dan
kelemahannya, danmengusulkan modifikasi dalam pengembangan strategi perencanaan
padatahap selanjutnya.
G. Pondok Gontor adalah milik seluruh golongan yang ada di masyakarat.
Islam adalah agama yang terbuka dan menghargai kepada kemajemukan.

Pimpinan Pondok menyadari bahwa pengkaderan dalam mengelola Pondok itu sangat
penting. Pengalaman masa lalu bahwa pondok pesantren gontor sempat menyurut karena
persoalan kaderisasi yang kurang cukup baik maka sejarah masa lalu menjadi pelajaran untuk
kebaikan pada masa kini. Dengan adanya pengkaderan yang baik ini maka, pondok pesantren gontor
dapat bertahan dari generasi ke generasi Pandangan tentang Seni Pondok pesantren menjadi
sangat besar dan maju dalam seluruh aktivitas pendidikannya, berikut ini akan kita lihat juga bahwa
pondok pesantren menerapkan secara baik kepada para santri dalam apresiasinya terhadap
seni. Besarnya gagasan dan cita-cita dalam mendirikan pondok pesantren Gontor dapat kita lihat
pula dalam gagasan dalam hal apresiasi seni di Pondok Pesantren Gontor.Seni bukan menjadi
bagian yang terpisah tetapi menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan pondok ini.
Seluruh kegiatan dan aktivitas dalam pondok Pesantren Gontor Modern didasarkan pada nilai-
nilai yang dijiwai Panca Jiwa, yaitu jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa berdikari, jiwa
ukhuwah diniyah dan jiwa bebas. Konsep ini merupakan gagasan dan konsep yang mendasar
dalam seluruh kehidupan di Pondok Pesantern Gontor. Demikian pula nilai-nilai tersebut
menjiwai dalam aktivitas berkesenian.Untuk mengembangkan seni di Pondok Pesantren Gontor
menerapkan sistem pengkaderan pengajaran seni yang cukup baik. Para santri yang mempunyai

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 54


minat berpotensi itu direkrut untuk mengembangkan seni secara bersama-sama. Jiwa ukhuwah
diniyah para santri juga terlihat dari kegiatan seni. Para santri itu belajar secara bersama-
sama untuk mengembangkan bakat dan potensi seni diantara mereka. Para santri itu tidak
saja menerima pelajaran seni dari guru tetapi mereka nantinya juga diharuskan mengajarkan
ketrampilan mereka pada santri lain. Jiwa berdikari sangat ditonjolkan dalam hal berkesenian
para santri. Para guru tidak seratus persen mengajarkan seni kepada mereka. Di sini, diterapkan
proses belajar dan mengajar dengan prinsip kemandiran dan tanggungjawab dalam
mengembangkan bakat dan potensi mereka masing-masing. Santri tidak hanya sekeder
menerima pelajaran dari guru tetapi mereka saling berbagi dan belajar secara bersama. Para
guru diajarkan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan seni mereka dengan prinsip
ketulusan dan keikhlasan namun profesional. Para guru memberikan dan mengajarkan seni
kepada santri itu dengan harapan bahwa para santri harus lebih baik dari mereka, minimal
mempunyai ilmu sama seperti yang mengajarnya.
Ada beberapa tahap rekruitmen angggota kesenian. Pada mulanya, dibuka kursus dari
sanggar, para santri yang berminat dipersilahkan mendaftar. Para santri yang telah mendaftar
itu lalu diberikan kursus secara intensif. Setelah itu mereka harus mengikuti ujian untuk diseleksi
mana yang menghasilkan karya-karya terbaik. Dari karya-karya mereka yang terbaik itu lalu
mereka direkrut dan dididik untuk menjadi guru selanjutnya dari santri-santri yang berpotensi
tersebut bergantian menjadi guru yang mengajar kursus kesenian di sini. Yang mengajar kursus
adalah mereka yang standar kelas 5-6 KMI sedangkan para guru-guru hanya melakukan
bimbingan terhadap mereka, seperti trainer of trainer. Para guru kursus itu biasanya adalah
mereka yang menjadi guru di Madrasah. Ada pengajaran khusus untuk guru-gurunya, demikianlah
sistem pengkaderan itu berjalan terus dari generasi ke generasi. Dalam kegiatan seni di Pondok
Pesantren ini menerapkan konsep bahwa pengalaman adalah guru yang berharga. Para santri
sering melakukan studi banding ke tempat-tempat para seniman terkenal di Yogya maupun di
tempat lainnya. Lalu dari pengalaman yang mereka peroleh itu diajarkan dan didiskusikan secara
bersama-sama.Terhadap karya-karya para santripun dilakukan pembinaan, yaitu dengan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 55


menyalurkannya dalam mading harian. Mereka wajib menerbitkan karya-karya mereka tiap
Minggu. Dengan demikian para santri dipacu untuk terus berkarya dan menyempurnakan karya
mereka. Pembinaan terhadap karya santri seringkali datang dari pengelola pondok pesantren
dengan memberikan tugas kepada mereka menangani pekerjaaan-pekerjaan yang sifatnya untuk
kepentingan bersama, seperti membuat poster dan baliho. Mereka didik untuk melaksanakan
tugas itu dengan baik. Dari penugasan pada akhirnya para santri itu mempunyai pengalaman
yang berharga sehingga potensi bakat seni mereka berkembang.
Berkaitan dengan pengembangan seni di Pondok Pesantren Modern Gontor ini diterapkan
prinsip-prinsip seni yang sesuai dengan konsep Islam. Menurut salah satu guru yang mengajar seni
disini, bahwa pandangan seni itu terkait dengan konsep Islam, yaitu ”Allah itu Maha Indah dan
menyukai keindahan”. Maka, dengan melakukan aktivitas berkesenian itu mempunyai dimensi
religius sebagai pernyataan dan kesaksian bahwa Tuhan itu adalah Maha Indah. Seni di pondok
Gontor bukan seni yang melepaskan begitu saja kebebasan tetapi seni itu mempunyai batasan
batasan yaitu dari aspek gunanya. Kesenian tampaknya punya makna pragmatis, yaitu
mempunyai kegunaan untuk hal yang positif. Pengertian positif di sini adalah kalau seni itu berfungsi
untuk menyampaikan nilai-nilai Islam dan tidak membawa maksiat serta mudharat.Seni di pondok
pesantren ini tidak hanya bermakna menyampaikan pesan keindahan Tuhan, tetapi seni juga
mempunyai makna bahwa Allah adalah Maha Akbar. Konsep itu tampak dalam berkesenian yang
mengajarkan para santri untuk menghasilkan mahakarya. Maka, di pondok ini sering kali
diselenggarakan kegiatan-kegiatan seni pertunjukan yang spektakuler dan besar.
Dengan batasan pada seni yang mempunyai nilai islam itu bukan berarti menghambat
kreatifitas dan kebebasan untuk berkreasi dan berekspresi. Para santri di sini diajarkan untuk
mempunyai jiwa dan pikiran kritis serta bebas dalam. Namun, dengan kebebasan seni itu tetap
harus dipertanggungjawabkan secara moral. Para santri disini dibebaskan untuk menggambar
atau melukis apa saja, seperti binatang, dan manusia, namun dalam lukisan itu masih dalam
batas-batas yang diperkenankan oleh konsep Islam. Pada prinsipnya apa yang dilakukan dan
ditampilkan ilmu, seni dan budaya di Pondok merupakan suatu pembelajaran dan pengabdian yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 56


berlandaskan kesederhanaan, keiklasan , kedisiplinan dan kaderisasi yang dibentuk untuk para
santri/ santriwati yang berkarakter landasan ajaran Islam.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif dan negatif
terhadap kehidupan manusia. Dampak positif mendorong terjadinya berbagai perubahan yang
menuju ke arah kemajuan, tetapi perlu diikuti dengan ketahanan di segala bidang agar tidak terjadi
kegoncangan jiwa dalam menghadapi berbagai perubahan itu. Dalam menghadapi perkembangan
dan perubahan itu Ponpes pada umumnya telah melakukan penyesuaian dan perubahan, dengan
tetap mempertahankan sistem pendidikan sebagai Ponpes tradisional yang dipadukan dengan
sistem pendidikan modern. Menyikapi perkembangan zaman, Ponpes memiliki komitmen untuk
tetap memilih sistem pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang
handal dalam arti memiliki kemampuan otak (berpikir), hati (keimanan) dan tangan (keterampilan),
sebagai modal utama untuk membentuk pribadi santri yang mampu menyeimbangi perkembangan
zaman. Dengan latar belakang sistem pendidikan Ponpes yang lebih menekankan pada pendidikan
keagamaan, budi pekerti, kejujuran dan kemandirian kepada para santri, dan diselenggarakan
dengan biaya rendah, dipadu dengan pendidikan pengetahuan umum, maka kehadiran Ponpes
memiliki peluang yang besar untuk menjadi lembaga pendidikan yang diminati banyak orang.
Sistem pendidikan Ponpes yang dinilai sebagai lembaga pendidikan khusus (ekslusif) dan
hanya diarahkan pada pembentukan manusia yang Islami, ternyata juga menanamkan sikap
toleran dan saling menghargai terhadap perbedaan.Ponpes mempunyai peran besar dalam
menanamkan sikap toleransi untuk saling mengenal, menghayati dan menghargai terhadap
adanya perbedaan agama, suku bangsadan kebudayaan. Pendidikan di Ponpes tidak menafikan
penghormatan terhadap simbol-simbol kebangsaan seperti: falsafah Pancasila, UUD 1945,
bendera Merah Putih, lambang negara Pancasila, lagu kebangsaan Indonesia Raya. Konsep
dasar yang dianut dalam pendidikan di Ponpes adalah: (1) membentuk manusia Indonesia yang
berjati diri Indonesia; dan (2) membentuk manusia Indonesia yang Islami. Pemahaman tentang
kebudayaan di Ponpes pada umumnya lebih pada pengertian kebudayaan yang bernafaskan Islam,
dan sebagian lagi masih terbatas pada kesenian yang bernafaskan Islam. Berdasarkan hasil

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 57


observasi melalui sejumlah responden yang dijadikan data wawancara bahwa para santri mengenali
jenis kesenian dalam bentuk musik, tari, sastra, kaligrafi, dan pencak silat, tetapi kurang
memahami dan melakukan kegiatan berkesenian jenis kesenian yang lain.Pada umumnya
budayawan menyatakan bahwa pendidikan pesantren pada dewasa ini lebih terbuka terhadap
kesenian modern, terutama disebabkan oleh majunya teknik komunikasi . Masuknya
kebudayaan/kesenian asing cenderung tidak dipermasalahkan kecuali kebudayaan/kesenian yang
bertentangan dengan ajaran agama Islam. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap penyelenggaraan
pendidikan di Ponpes, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan kesenian masih sangat
terbatas, termasuk dari Pemerintah Pusat selain Departemen Agama.Seni bagi santri tidak hanya
sekedar mempunyai dimensi religius, dalam arti bahwa dengan seni itu dapat menghantarkan para
santri untuk lebih dekat dengan Allah. Ada kecenderungan seni dipersoalkan hanya dilihat dari aspek
keindahan, dan belum sampai pada aspek moral yang berkaitan dengan hal baik dan buruk.
Sementara itu, konsep syiar agama Islam yang digunakan oleh para Wali dipandang masih
relevan dengan kondisi dewasa ini. Bahkan di beberapa Ponpes kaitannya dengan dakwah selalu
diiringi dengan aktivitas kebudayaan /kesenian . Dalam penyelenggaraan pendidikan di Ponpes,
seluruh ponpes yang dijadikan sample memasukkan pelajaran kebudayaan/kesenian ke dalam
mata pelajaran ekstrakurikuler. Meskipun hanya termasuk dalam pelajaran ekstrakurikuler tetapi
dalam kenyataan pelajaran ini justru mendapat sambutan yang baik dari para santri. Tingkat
intensitas pendidikan kebudayaan/ kesenian sangat dipengaruhi oleh perhatian Kyai. Pada
Ponpes yang diasuh oleh Kyai yang memiliki perhatian besar terhadap kebudayaan dan kesenian,
maka aktivitas berkesenian para santri cukup tinggi. Lebih-lebih bila Ponpes itu dipimpin oleh Kyai
yang juga seniman.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 58


BAB 3
PESANTREN MELEKAT KUAT
DALAM SEJARAH BANGSA

P eranan Manusia dalam dunia pendidikan khususnya, akan tetap exsis sepanjang zaman

dan tidak akan terkikis oleh pesatnya perkembangan teknologi yang tidak dipungkiri tergantikan oleh
perkembangan tekhnologi tersebut walaupun dunia pendidkan sangat tidak terpisahkan dari
percepatan teknologi dalam era digital ini, jika sumber daya manusia itu sendiri mampu mengimbangi
(Balanced and consinten) dalam memelihara inti fungsi dan peranan manusia dapat terjaga ( terjaga
dan terpeliharanya hati , otak dan fisiknya ) dalam hidup dan kehidupnya untuk mencapai pasca
hidup. Dunia kini dan masa depan adalah dunia yang dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Siapapun yang menguasai keduanya, secara lahiriah akan menguasai dunia. Bila dikatakan ilmu
pengetahuan merupakan infrastruktur, maka keduanya merupakan suprastruktur dunia
internasional, termasuk kebudayaan, moral, hukum dan juga perilaku keagamaan . Salah satu
esksistensi dari kekuatan manusia dalam memelihara dan menjaga ketiga inti fungsi dan peranan
manusia dalam pendidkan untuk mengimbangi hal ini diantaranya adalah Manjerial pendidikan yang
terkafer di Lembaga Riset Pesantren. Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang
bernafaskan Agama Islam yang memiliki kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan
khususnya di pedesaan. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah diakui eksistensinya
dan melekat kuat dalam sejarah bangsa. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena pesantren berperan
dalam sejarah perjuangan bangsa. Menurut Assa (2007) Pesantren sebagai tempat pendidikan
agama memiliki basis sosial yang jelas, karena keberadaannya menyatu dengan masyarakat.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 59


Pada umumnya, pesantren hidup dari, oleh, dan untuk masyarakat. Visi ini menuntut adanya
peran dan fungsi pondok pesantren yang sejalan dengan situasi dan 4 kondisi masyarakat, bangsa,
dan negara yang terus berkembang. Sementara itu, sebagai suatu komunitas, pesantren berperan
menjadi penggerak bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat mengingat pesantren
merupakan kekuatan sosial yang jumlahnya cukup besar. Menurut Saefurrohman (2005) kelahiran
pondok pesantren di tanah air, tidak dapat dipisahkan dari sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
Kehadiran pondok pesantren sampai saat ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam.
Yang menjadi ganjalan di benak penulis diantaranya adalah Bagaimana santri-santri di
pondok modern Pesantren Darusallam Gontor, dapat mengintregasikan seluruh koponen
manajemen pendidikan yang ada Ilmu, Amal, dan Imannya bisa bersinergi dengan pendidikan
seni dan budaya sebagai pendidikan diluar kurikulum pembelajaran yaitu sebagai kegiatan
ekstrakukrikuler , yang semua manajemenya (dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, hasil, dampak sampai pada sarana prasarana, anggaran,
pementasan, kolaborasi, kerjasama, informasi, publikasi dan lainnya) dilakukan oleh -santri-
santri tampa melibatkan dari fihak lembaga Pondok, mereka fihak lembaga hanya memberi
perizinan dan dukungan moril untuk setiap kegiatan. Para santri mampu melaksanakan segala
kegiatan ekstrakulrikuler yang sangat spetakuler sampai ke manca Negara mendapat berbagai
penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang bertujuan untuk
memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan segala bentuk kebudayaan, seni dan
cinta kasih dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup
bermasyarakat sehari-hari, Pondok pesantren juga merupakan salah satu lembaga pendidikan
dimana sistem pendidikan-nya menjadi inspirator bagi terbentuknya ragam lembaga pendidikan yang
ada di indonesia. Bahkan, banyak dari lembaga pendidikan lain diluar sana mengadopsi beberapa
konsep serta kurikulumnya, yang memang sudah lama diterapkan oleh pondok pesantren. Namun
Lembaga-lembaga tersebut menggabungkan segala unsur-unsur yang ada sehingga menciptakan
sebuah konsep pendidikan yang integral. Dilihat dari kurikulum dan metode pembelajaran, pesantren

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 60


dibedakan menjadi dua, yaitu: pertama; pesantren tradisional,adalah lembaga pesantren yang
mempertahankan pelajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan. Adapun ciri-ciri
pesantren tradisional di antaranya: (1) Kyai sebagai pimpinan pesantren, (2) Santri bermukim di
asrama dan belajar pada kyai, (3) Asrama sebagai tempat tinggal para santri, (4) Pengajian sebagai
bentuk pengajaran, dan (5) Masjid sebagai pusat kegiatan pondok pesantren. Kedua; pesantren
modern, adalah pesantren yang melakukan pembaharuan (modernisasi) dalam sistem pendidikan,
kelembagaan, pemikiran dan fungsi. Ciri khas pondok pesantren modern di antaranya: (1) penekanan
pada bahasa Arab percakapan, (2) memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer, (3)
memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Diknas (Departemen Nasional) atau Kemenag
(Kementrian Agama), dan (4) tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional
Proses pengembangan sumber daya manusia di pesantren merupakan satu alur yang sangat
penting dalam mencetak generasi-generasi unggul yang dapat bersaing nantinya, karena
manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian
balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.Manajemen sumber
daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan agar sumber
daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif supaya mencapai berbagai tujuan
yang diinginkan. Manajemen sumber daya manusia juga merupakan proses pemanfaatan sumber
daya manusia yang ada sehingga dapat melakukan serangkaian kegiatan yang diperlukan.
Pengembangan sumber daya manusia untuk para santri merupakan suatu proses pendidikan jangka
panjang yang mempergunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan umum. Pengembangan sumber daya
manusia dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pembelajaran, pendidikan dan
pekerjaan ataupun jabatan tertentu, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya
persaingan di masyarakat maupun industry yang ada. Pengembangan ( development )adalah fungsi
operasional kedua dari manajemen personalia, pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik,
harus ditetapkan dahulu sebuah program pengembangan. Segala kegiatannya dikonsentrasikan pada

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 61


pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mempersiapkan kemandirian
santri dalam bidang pengembangan masyarakat dan bisnis, sehingga kelak dapat segera mengabdi
di masyarakat menjadi mandiri dan bermanfaat.
Juga Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan kemasyarakatan merupakan salah satu
saluran berjalannya proses perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan pada lembaga
kemasyarakatan dalam hal ini pesantren akan membawa akibat pada lembaga-lembaga lainnya. Hal
ini dikarenakan lembaga pendidikan dan kemasyarakatan merupakan sistem yang terintegrasi.
Pesantren sebagai tempat pendidikan agama memiliki basis sosial yang jelas, karena keberadaannya
menyatu dengan masyarakat. Pada umumnya, pesantren hidup dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa pesantren tidak hanya sebagai lembaga yang kaku
dan melulu mengkaji kitab-kitab klasik. Pesantren saat ini turut serta membangun kehidupan
masyarakat sekitar, tidak hanya dalam bidang keagamaan tapi juga hal lain misalnya ekonomi, sosial,
pendidikan maupun politik. Juga Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang
bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan segala bentuk
kebudayaan, seni dan cinta kasih dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai
pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari, Pondok pesantren juga merupakan salah satu lembaga
pendidikan dimana sistem pendidikan-nya menjadi inspirator bagi terbentuknya ragam lembaga
pendidikan yang ada di indonesia. Bahkan, banyak dari lembaga pendidikan lain diluar sana
mengadopsi beberapa konsep serta kurikulumnya, yang memang sudah lama diterapkan oleh pondok
pesantren. Namun Lembaga-lembaga tersebut menggabungkan segala unsur-unsur yang ada
sehingga menciptakan sebuah konsep pendidikan yang integral.
Dilihat dari kurikulum dan metode pembelajaran, pesantren dibedakan menjadi dua, yaitu:
pertama; pesantren tradisional,adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pelajaran kitab-
kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan. Adapun ciri-ciri pesantren tradisional di antaranya: (1) Kyai
sebagai pimpinan pesantren, (2) Santri bermukim di asrama dan belajar pada kyai, (3) Asrama
sebagai tempat tinggal para santri, (4) Pengajian sebagai bentuk pengajaran, dan (5) Masjid sebagai
pusat kegiatan pondok pesantren. Kedua; pesantren modern, adalah pesantren yang melakukan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 62


pembaharuan (modernisasi) dalam sistem pendidikan, kelembagaan, pemikiran dan fungsi. Ciri khas
pondok pesantren modern di antaranya: (1) penekanan pada bahasa Arab percakapan, (2) memakai
buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer, (3) memiliki sekolah formal di bawah kurikulum
Diknas (Departemen Nasional) atau Kemenag (Kementrian Agama), dan (4) tidak lagi memakai sistem
pengajian tradisiona. Proses pengembangan sumber daya manusia di pesantren merupakan satu
alur yang sangat penting dalam mencetak generasi-generasi unggul yang dapat bersaing nantinya,
karena manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian,
pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok
pekerja.Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif
supaya mencapai berbagai tujuan yang diinginkan. Manajemen sumber daya manusia juga
merupakan proses pemanfaatan sumber daya manusia yang ada sehingga dapat melakukan
serangkaian kegiatan yang diperlukan. Pengembangan sumber daya manusia untuk para santri
merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur yang sistematis
dan terorganisir untuk mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan
umum. Pengembangan sumber daya manusia dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan
pembelajaran, pendidikan dan pekerjaan ataupun jabatan tertentu, sebagai akibat kemajuan
teknologi dan semakin ketatnya persaingan di masyarakat maupun industry yang ada.
Pengembangan ( development )adalah fungsi operasional kedua dari manajemen personalia,
pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan.
Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus ditetapkan dahulu sebuah program
pengembangan. Segala kegiatannya dikonsentrasikan pada pembinaan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia untuk mempersiapkan kemandirian santri dalam bidang pengembangan
masyarakat dan bisnis, sehingga kelak dapat segera mengabdi di masyarakat menjadi mandiri dan
bermanfaat. Pondok Pesantren Modern Darusalam (PPMD) Gontor memiliki pembaharuan dalam
beberapa aspek pendidikan, salah satunya dalam bidang kurikulum. Materi yang diajakan di
Gontor merepresentasikan kurikulum yang merupakan perpaduan antara ilmu agama (revealed

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 63


knowledge) dan ilmu kawniyah (acquired knowledge). Jadi di Gontor telah terjadi integrasi ilmu
pengetahuan. Dengan istilah lain, tidak ada dualisme keilmuan dalam pendidikan pesantren.
Selain itu ada pula mata pelajaran yang amat ditekankan dan harus menjadi karakteristik lembaga
pendidikan ini, yaitu pelajaran bahas Arab dan bahasa Inggris.Untuk tercapainya moralitas dan
kepribadian, kepada para santri diberikan juga pendidikan kemasyarakatan dan sosial yang
bisa mereka gunakan untuk melangsungkan kehidupan sosial ekonominya. Untuk ini kepada para
siswa diberikan latihan praktis dalam mengamati dan melakukan sesuatu untuk memberikan
gambaran realistik kepada siswa tentang kehidupan dalam masyarakat.
Para santri dilatih untuk mengembangkan cinta kasih yang mendahulukan
kesejahteraan bersama daripada kesejahteraan pribadi, kesadaran pengorbanan yang diabdikan
demi kesejahteraan masyarakat, khususnya umat Islam. Sejalan dengan itu, maka di Pondok
Modern Gontor diajarkan pelajaran tentang etiket atau tatakrama yang berupa kesopanan lahir
dan kesopanan batin. Kesopanan batin yang menyangkut akhlak jiwa, sedangkan kesopanan lahir
termasuk gerak gerik, tingkah laku, bahkan pakaian. Pondok Modern Darussalam Gontor telah
lama mengajarkan serta menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik untuk mencetak kader
umat berkarakter, yang mampu bermasyarakat dan bersosialisasi dengan baik.
Tulisan ini berasumsi nilai-nilai sosial-budaya yang ada dalam masyarakat akan selalu
berubah dan berkembang. Nilai-nilai sosial, seni budaya ini yang akan membentuk karaktersetiap
anak didik (santri-santr). Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi yang menjadi ciri khas
seseorang atau sekelompok. Adapun karakter disini berarti sifat-sifat dasar seseorang yang
bernilai baik yang sesuai dengan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatannya, sedangkan
sifat-sifat dasar seseorang yang tercela dan tidak sesuai dengan norma-norma kebaikan maka
disebut tabiat. Karakter tampak dalam kebiasaan. Karena itu, seorang dikatakan berkarakter baik
manakala dalam kehidupan nyata sehari-hari memiliki tiga kebiasaan, yaitu: memikirkan hal
yang baik (habits of mind), menginginkan hal yang baik ( habits of heart), dan melakukan hal
yang baik (habits of action).Substansi atau pokok dari karakter baik adalah kebajikan ( virtue)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 64


yakni kecenderungan untuk melakukan tindakan yang baik menurut sudut pandang moral
universal. Misalnya, memperlakukan semua orang secara adil ( justice). Tindakan macam ini lazimnya
dilakukan oleh orang yang memiliki kualitas-kualitas yang secara objektif maupun secara
intrinsik baik.
“ Pendidikan Thomas lickona membedakan nilai-nilai moral menjadi dua macam. Yaitu, nilai-nilai
moral universal dan nilai-nilai moral non-universal. Nilai moral universal membawa serta
kewajiban moral universal, yaitu kewajiban yang mengikat semua orang dimanapun
mereka berada untuk menghargai martabat kemanusiaan fundamental setiap orang.
Sedangkan nilai moral non-universal tidak membawa serta kewajiban moral universal,
melainkan kewajiban moral individual. Misalnya kewajiban moral yang muncul dari nilai-
nilai agama (berdoa, bersembahyang, dll). Karakter lebih terkait dengan nilai-nilai moral
universal yang tentunya membawa serta kewajiban moral universal. Saptono, (Erlangga, 2011),
Dengan demikian Pondok Modern Darussalam Gontor lahir sebagai alternatif
dan pembaharu system pendidikan di Indonesia yang kaku. yaitu dengan memadukan system
pendidikan umum dan system pendidikan salafi. Yang dari system terpadu inilah lahir peradaban
yang berperan dan berkhidmat untuk kemulian umat dan bangsa. Peradaban Gontor dengan system
yang terintegrasi telah mencetak ribuan alumni yang berkiprah di masyarakat untuk, menyebarkan
dan mewariskan nilai-nilai Gontor yang telah mereka rasakan sebagai gemblengan mental. Pondok
Modern Darussalam Gontor telah menelurkan ribuan alumni yang berkiprah dalam kancah nasional
dan internasional. Langkah mereka tak pernah lepas dari nilai-nilai yang diadopsi dari peradaban
Gontor yang telah membayangi mereka dalam tiap langkah. Dan diusia Gontor yang ke-90 dan Gontor
Putri yang ke 25, Gontor berusaha melakukan konsolidasi internal, sehingga mampu bertahan dalam
kecaman budaya asing yang telah meracuni bangsa dan umat. Dimulai dari dalam diri pondok, yaitu
melalui internalisasi para kader, guru dan alumninya yang kelak berperan di masyarakat luar. Hal
itu bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai pondok serta mengetahui seluk beluk perjuangan para
pendiri dan penerus Gontor dalam membangun dan mengestafetkan peradaban Gontor.
Jika dikaji dari segi keterkaitan antara peradaban, kebudayaan dan pendidikan. Secara
umum peradaban dan kebudayaan memiliki kaitan dengan masyarakat. Menurut Melville J.
Herskoritis segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dipengaruhi oleh bagaimana
kebudayaan mereka. Sedangkan menurut Selo Seomardjan kebudayaan adalah hasil karsa, rasa, dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 65


cipta masyarakat. Makna peradaban secara umum yaitu tinggi rendahnya budaya masyrakat
tertentu. Masyarakat dikatakan beradab manakala memiliki kebudayaan yang tinggi. Tolak ukur
peradaban suatu masyarakat dilihat dari pemikiran-pemikiran dan gagasan yang menjiwai suatu
masyarakat. yang pada akhirnya akan menghasilkan tingkah laku dan budaya buah pemikiran, seperti
artefak atau fisik. Kebudayaan dan peradaban memiliki keterkaitan yang amat erat, karena
parameter peradaban adalah hasil-hasil kebudayaan buah gagasan suatu masyarakat.
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi,( dalam
Faqrul Ilmi,jan 2017) menyampaikan bahwa peradaban adalah integrasi antara tsaqofah dan
madaniyah. Tsaqofah yaitu ide, jiwa dan perilaku manusia. Sedangkan madaniyah adalah perwujudan
fisik yang digunakan di suatu masyarakat. Kaloborasi antara keduanya sangatlah penting bagi
kemajuan peradaban suatu umat. Begitu pula pendidikan mempunyai keterkaitan antara peradaban
dan kebudayaan, khususnya di Gontor, sebagai lembaga pendidikan integratif islam. Pendidikan
sebagaimana disampaikan para ahli adalah proses pembentukan karakter, mental anak didik yang
sengaja diciptakan untuk membantu meningkatkan jasmani, rohani, dan akhlak. Adapun syiar Pondok
Modern Darussalam Gontor dalam pendidikan yaitu bahwasannya penerapan pendidikan akal, akhlak,
tidak cukup hanya dengan sekedar perkataan. Namun harus dengan qudwah sholihah dan penciptan
lingkungan yang baik. Dan setiap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan santri adalah
pendidikan. Dan proses pendidikan dalam konteks ini dirumuskan bahwa pendidikan adalah proses
pembudayaan dan peradaban melalui segala kegiatan, seni dan cita kasih yang dialami oleh
seseorang. Karena tidak mungkin untuk membangun suatu peradaban tanpa budaya dan seni yang
dihasilkan dari pendidikan. Pendidikan diibaratkan sebagai proses peradaban, karena pendidikan
haruslah ditanamkan didalamnya benih-benih budaya , seni dan cinta kasih dan pembangunan
peradaban yang dipadu oleh visi misi dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat. Di era digital ini, ketiga
hal ini harus selalu berkesinambungan, pendidikan yang akan membentuk kebudayaan dan seni serta
cinta kasih ,dan darinya akan lahir peradaban suatu ummat.
“Trimurti telah berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan dan peradaban Gontor yang dapat
diklasifikasikanmenjadi nilai dan sistem. (1) Nilai pondok meliputi:Panca Jiwa Pondok Modern
Darussallam Gontor, Jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa berdikari,,Jiwa ukhuwah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 66


Islamiyah, Jiwa kebebasan.(2) Motto Pondok Modern Darussalam Gonto:Berbudi tinggi;
Berbadan sehat; Berpengetahuan luas; Berpikiran bebas. (3) Orientasi Pondok Modern
Darussalam Gontor :Kemasyarakatan; Kesederhanaan; Tidak berpart; Ibadah tholabul ilmi. (4)
Sintesa Pondok Modern Darussalam Gontor : Al-Azhar ; Aligarh; Syanggit; Santiniketan.
(5) Falsafah Pondok Modern Darussalam Gontor : Falsafah Kelembagaan; Falsfah Kependidikan;
Falsafah Pembelajaran. (6) Sistem Pondok Modern Darussalam Gontor :Kepemimpinan;
Kepengasuhan; Pengajaran; Kaderisasi. (7) Pendanaan. ( Faqrul Ilmi,jan 2017)”
Keteladan seorang kyai yang menjadi sentral figure para santrinya adalah media yang
dapat diraskan melalui penglihatan santri yang secara tidak langsung akan menumbuhkan sifat
yang santri lihat dari kyai yang mendidiknya. Begitu juga melalui para guru yang mendidik dan
membimbing santri selama 24 jam. Tak hanya sampai disitu keteladanan teman dan kakak kelaspun
mampu menjadi media penyebaran nilai-nilai pondok. Adapun penugasan adalah media yang
melibatkan santri dan guru secara langsung. Tugas-tugas yang dibebankan merupakan media
dalam penanaman nilai-nilai pondok ke tiap individu. Karena setiap santri pasti mendapat tugas
atau amanat yang berbeda satu sama lain dalam lingkup kependidikan formal dan nonformal. Melalui
penugasan tersebut santri akan memahami nilai-nilai pondok secara perlahan dan akan
mengestafetkannya melalui prilaku yang akan menjadi keteladanan bagi yang lainnya. Pondok
pesantren telah didisign sedemikian rupa. Sehingga santri berada dalam miniatur masyarakat
dengan sifat dan budaya yang berbeda tiap individu. Dengan demikian tiap langkah dan kegiatan
santri mengandung pendidikan untuk bermasyarakat dalam lingkup yang terintegrasi. Segala
kegiatan santri tak terlepas dari pengarahan para kyai dan guru senior yang akan mendidik mereka.
Disamping penugasan dan penciptan lingkungan yang baik, santri juga diarahkan agar dapat
memahami nilai-nilai filosofis tiap kegiatan yang dilakukan.
Dengan demikian Santri harus membiasakan hal tersebut. Tak hanya pembiasaan
meledani, mendapat tugas, beradaptasi dengan lingkungan yang telah diciptakan, serta
pengarahan, santri juga harus membiasakan segala gerak geriknya dengan disiplin tinggi. Baik
disiplin dari diri sendiri, , lembaga dan organisasi yang menkoordinir kegiatan pondok. Siap
memimpin, mau dipimpin. Sedangkan wilayah ekternal yang menjadi sasaran Gontor dalam
penyebaran nilai-nilainya meliputi wali santri, tokoh masyrakat, pemerintahan dan masyarakat
secara keseluruhan. Strategi penyebaran dan pewarisan seni budaya dan peradaban Gontor dalam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 67


wilayah ini dengan menyentuh kalangan tersebut dengan berbagai media, diantaranya adalah
tulisan, lisan, perbuatan, pendekataan, keteladanan, dan kenyataan.
Pandangan Hidup Islam secara perlahan-lahan termanifestasikan kedalam kegiatan-
kegiatan intelektual dan keilmuan. Diakui secara umum bahwa pengetahuan/ Ilmu , Seni dan
Kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa.
Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih baik sehingga pembangunan karakter
manusia menjadi suatu intervensi terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun
lingkungan sosial budaya, sehingga dinamika masyarakat, terjadi perubahan sikap terhadap nilai-
nilai seni dan budaya yang sudah ada, terjadilah pergeseran sistem nilai seni dan budaya yang
membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia di dalam masyarakatnya.
Tulisan ini memiliki nilai relevansi dengan kajian yang akan dilakukan walaupun secara
subtansial memiliki perbedaan yang sangat signifikan , yang sekaligus membedakan kajian-kajian
tersebut dengan kajian yang dilakukan, antara lain :
Pertama, hasil Penelitian yang dilaksanakan oleh Tim Peneliti Edy Sediawati bersama
Kawan-kawan, ( 2015) Dengan Judul : “Peranan Pesantren dalam Menanamkan Apresiasi Seni”
Peranan Pesantern Dalam Menanamkan Apresiasi Budaya/Seni adalah untuk: (1) Mendapatkan
gambaran nyata (potret) tentang peranan pesantren dalam menanamkan apresiasi
kebudayaan/kesenian bangsa yang multi etnik dan multikultur; (2) Mengidentifikasi sistem
pendidikan kebudayaan/kesenian (kebijakan, kurikulum, metode, tenaga pengajar, bahan ajar,
sarana dan fasilitas) yang berlaku dalam masing-masing Ponpes; (3) Mengetahui sikap dan
pandangan para guru, santri, seniman, budayawan dan pejabat tentang pendidikan seni yang
berkembang di lingkungan ponpes, terutama dalam membangun jati diri bangsa, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa yang pluralis.. Masalahnya : (1) Pendidikan seni dianggap lebih
rendah daripada pendidikan; (2) Ponpes dinilai merupakan lembaga pendidikan yang bersifat
“eksklusif” hanya untuk kalangan yang menganut agama slam dan hanya mengutamakan
pendidikan kebudayaan yang bernafaskan Islam saja. (3) Ponpes berada dalam pengelolaan
Departemen Agama, sementara lembaga yang mengurus kebudayaan /kesenian berada di

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 68


lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Departemen Pendidikan Nasional, dan kini
dalam Depertemen Kebudayaan dan Pariwisata, sehingga kurang terjalin koordinasi dalam
pengurusannya; (4) Belum ada hasil kajian yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyusun
kebijakan pelestarian kebudayaan melalui pendidikan apresiasi di lingkungan Ponpes sebagai
bagian kebijakan pembangunan kebudayaan secara nasional. Hasil penelitian menjadi bahan
masukan bagi perumusan kebijakan pembangunan di sektor yang kebudayaan, dan bahan
masukan bagi pengembangan pendidikan di pondok pesantren.
Kedua, yaitu hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Imamul Huda (2015) PPs IAIN Salatiga
yang berjudul : Praktik pendidikan liberal dan Multikultural di pondok pesantren (studi kasus di
pondok modern gontor Dan pesantren salaf api tegalrejo) .Tujuan penelitiannya untuk mengetahui
bentuk praktik pendidikan liberal dan multikultural di Pondok Pesantren. Jenis penelitian ini adalah
studi lapangan (field research) dengan metode deskriptif kualitatif. Adapun Lokasi penelitian
dilakukan di dua tempat; yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur dan
Pesantren Salaf API ( Asrama Perguruan Islam ) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah.Hasil penelitian
menunjukan bahwa pendidikan di Pondok Modern Gontor memuat sebagian karakter pendidikan
liberal yang terdapat dalam visi misi, tujuan pendidikan, pembelajaran di Kulliyatul Mu‟allimin
al-Islamiyyah (KMI), Organisasi Pelajar, dan rangkaian kegiatan di bawah pengasuhan santri. Adapun
sebagian praktik pendidikan liberal di pesantren salaf API Tegalrejo ditemukan di sekolah
formal SMK Syubbanul Wathon dan lembaga pelatihan PARTNER (Pesantren Entrepeneur). Hasil
penelitian juga menunjukan bahwa terdapat nilai-nilai multikulturalismedalam kurikulum KMI, agenda
Organisasi Pelajar serta berbagai aktivitas Pengasuhan Santri. Adapun nilai-nilai multikulturalisme
di pesantren salaf API Tegalrejo ditemukan dalam rangkaian kegiatan akhir tahun ajaran
pesantren, yaitu Khataman Haflah Akhirussanah dengan acara Pawiyatan Budaya Adat (PBA) yang
merangkul ratusan kesenian adat dan budaya Jawa. Penelitian tersebut diatas relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti saat ini , dalam pengembangan Teori Blue Ocean Strategy
dalam system manajemen pendidikan Ilmu, seni , budaya dan cinta kasih , yang memiliki manajemen
Sistem Nilai (Nilai Teologis ,Nilai Logik, Nilai Fisik/Fisiologi, Nilai Psikologis Nilai Etik, Nilai Estetika),

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 69


Menjadikan etika, kreativitas dan need for achievment adalah sebagai penentu perubahan sosial,
mengajarkan kebiasaan kebiasaan, gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk
meneruskan mendidik diri sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup, bercirikan dialog dan
mengajarkan materi kurikulum liberal arts. Pendidikan liberal di Pondok Modern Darussalam
Gontor mencakup pemberdayaan peserta didik dengan pengetahuan dan wawasan yang luas,
mengajarkan kebenaran moral dan kebenaran intelektual serta mengembangkan potensi peserta
didik untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
dan ketrampilan yang bersifat bebas dan terbuka. Kurikulum pendidikan liberal diajarkan di KMI
Gontor yang mencakup semua dasar ilmu sejarah, sosial, sastra, tata bahasa arab dan inggris,
mantiq, berhitung, ilmu alam, ilmu hayat, geometri , ilmu kesenian dan kebudayaan serta memiliki
cinta kasih yang harmonis dan seimbang
Ketiga, hasil Penelitian Bahari (2010) meneliti karakter toleransi mahasiswa dengan judul
“Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi,
Hasil Belajar Pendidikan Agama, dan Lingkungan Pendidikan terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda
Agama pada 7 Perguruan Tinggi Umum Negeri). Tujuan penelitian ini adalah guna menjawab 10 butir
rumusan masalah yaitu mengkaji: pengaruh kepribadian terhadap keterlibatan organisasi, (2)
pengaruh kepribadian terhadap hasil belajar, (3) pengaruh keterlibatan organsiasi terhadap hasil
belajar, (4) pengaruh keprbadian terhadap lingkungan pendidikan, (5) pengaruh keterlibatan
organisasi terhadap lingkungan pendidikan, (6) pengaruh hasil belajar terhadap pendidikan, (7)
pengaruh kepribadian terhadap toleransi beragama,(8) pengaruh keterlibatan organisasi terhadap
toleransi beragama, (9) pengaruh hasil belajar pendidikan agama terhadap toleransi beragama, dan
(10) pengaruh pendidikan terhadap toleransi beragama. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa:
Perbedaan fundamental antara penelitian Muhamad Muhson dengan penelitian ini diantaraya
memfokuskan pada isu mengjaji (kegiatan-kegiatan berupa kegiatan ektrakurikuler yang lebih
menekankan pada karakteristik manajemen pendidikan Ilmu, seni dan budaya terhadap manusia
muslim di Lembaga pendidikan pesantren, Sedangkan Muhson lebih menekankan dan menitik
beratkan pada Kerukunan antar umat beragama terwujud dengan tidak adanya konflik antar pemeluk

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 70


agama yang berbeda dan hidup saling tolong menolong antar sesama warganya tanpa memandang
perbedaan agama, hibungan baik terjalin melalui budaya-budaya yang ada dan adat istiadat yang
toleran antar agama.
Keempat, hasil penelitian Maksum (2013) meneliti model pendidikan toleransi dengan judul
“ Model pendidikan Toleransi di pesantren Modern Salaf”. Penelitian ini bertujuan mengetahui model
pendidikan toleransi di pesantren modern dan di pesantren salaf. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan setting dua pesantren, yakni pesantren modern Gontor Ponorogo dan
pesantren salaf Tebuireng Jombang. Teknik pengumpulan datanya dengan wawancara dan
dokumentasi. Untuk analisis data digunakan teknik analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan: (1)
Pesantren Darussalam Gontor merupakan pesantren modern, dengan ciri khas berupaya
memadukan tradisionalitas dan modernitas pendidikan. Sistem pengajaran weton dan sorogan
diganti dengan sistem klasikal (pengajaran di dalam kelas) yang berjenjang dan kurikulum terpadu
diadopsi dengan penyesuaian tertentu. Sistem pendidikan yang digunakan di pondok modern
dinamakan sistem Mu’allimin, atau terkenal dengan nama Kulliyatul-Mu'allimin al-Islamiyah (KMI).
Adapun sistem pendidikaan di pondok pesantren Tebuireng, dilihat dari segi sistem pendidikan dan
pengajarannya sepenuhnya tidak dapat disebut sebagai pesantren salaf murni. Karena di pesantren
Tebuireng masih mempertahankan sistem pendidikan salaf, juga menerapkan juga sistem pendidikan
modern. Oleh karena itu, untuk sekarang ini lebih tepat apabila menyebut Pondok Pesantren
Tebuireng dengan sebutan Pondok Pesantren Campuran atau Pondok Pesantren Terpadu (antara
khalaf dan salaf). (2) Baik di pondok pesantren modern dan salaf, Islam yang dipahami dan
diaktualkan adalah Islam yang inklusif, ramah, tidak kaku, moderat, yakni Islam yang bernuansa
perbedaan dan sarat dengan nilai-nilai multikultural. Mendakwahkan Islam yang seperti inilah yang
menjadikan Islam bisa bersentuhan dengan multikultur. Untuk membentuk santri yang toleran kedua
pesantren ini mengajarkannya melalui kurikulum pendidikan dan keteladanan hidup sehari-hari.
Dewasa ini, pertumbuhan dan penyebaran pesantren sangat pesat. Dengan menjamurnya
pondok pesantren yang menyuguhkan spesialisasi kajian baik tradisional ataupun modern, membawa
dampak positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Kehadiran pondok pesantren

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 71


telah nyata membantu pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu,
pesantren telah menawarkan jenis pendidikan alternatif bagi pengembangan pendidikan nasional.
Sejak awal berdirinya pondok pesantren dikenal sebagai lembaga pengkaderan ulama, tempat
pengajaran ilmu agama, dan 7 memelihara tradisi Islam. Fungsi ini semakin berkembang akibat
tuntutan pembangunan nasional yang mengharuskan pesantren terlibat di dalamnya. Perkembangan
pesantren yang begitu pesat dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat
sehingga mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk dijadikan sebagai agen perubahan
masyarakat (agent of social change). Di samping itu juga diarahkan untuk fungsionalisasi pesantren
sebagai salah satu pusat penting bagi pembangunan masyarakat secara keseluruhan, baik
pembangunan jasmani maupun rohani. Melihat berbagai fungsi dan peran pesantren yang semakin
beragam dalam pengembangan masyarakat.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan dan strategi pembangunan
karakter hendaknya menempatkan manusia scbagai pusat intcraksi kcgiatan pcmbangunan spiritual
maupun material. Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk seni budaya, dan sebagai
sumber daya dalam pembangunan, diantaranya menurut Malinowski (dalam Tapsir, 2006)
kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh unsur universal, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem
mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian .Seluruh unsur itu
saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, yang menghubungkan kebutuhan dan keseimbangan hidup
dan kehidupan manusia yang harus dikembangkan melalui perkembangan akademik , perkembangan
karir dan perkembangan pribadinya. Hal itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia.Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai
bangsa.Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta
integritas sosial budaya dan seni yang tinggi.
Dalam buku ini penulis akan , mendiskripsikan, mengkaji, menganalisis , memodifikasi, dan
mengasimilasikannya dengan ajaran Islam yaitu konsep Blue Ocean Strategy dari Kim dan
Mauborgne (2005:4): dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics dalam Manajemen Pendidikan
Ilmu, Seni dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan personal yang ada pada

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 72


diri manusia, untuk mengenal sejauhmana semua yang ada khususnya ketika ilmu, Seni dan budaya
dalam hidup dan kehidupan dirinya saat dia hidup menuju pasca hidup. Salah satu tantangan penting
yang dihadapi oleh manusia diantaranya adalah bagaimana mengelola sebuah Nilai kehidupan dirinya
yang memegang peranan sentral dalam pengembangan sumber daya yang dimilikinya. Memiliki
kualitas dalam hidup dan kehidupanaya minimal dapat memberi yang terbaik ( spikologis, sosialis,
Sience secara integrated knowlage , piety ) yang ada pada diri manusia diharapkan memiliki
interkoneksi Hadlarah al-nash, hadlarah al-Ilm dan Hadralah al-falsafah yaitu nilai kasalehan yang
memadukan ilmu social , humaniora sience dan technology, dan juga tidak bisa terlepas dari nilai
integrity dan hadlaral al fasafah (etik emansifatoris ). Ketiga ranah tersebut merupakan perpaduan
antara nilai-nilai Iman , iImu dan Amal (Ilmu, Seni ,Budaya dan Cinta kasih ) yang menyatu dalam diri
manusia merupakan spirit membangun manusia yang berpribadi integral ( integrai Personality ) atau
muslim yang kaffah (Qs.Al-Baqarah(2):208) mengandung makna : “Reorganisasi tersebut dapat
diterapkan di setiap jenjang pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan oleh pribadi manusia
dengan melakukan analisis empat komponen yaitu : “ formulasi tujuan yang ingin kita capai, isi atau
materi kemampuan potensi yang dimiliki, strategi dan langkah-langkah kehidupan yang dijalani, dan
mengevaluasi diri secara berkesinambungan dan konstan yang perlu dilalui penuh bijaksana dalam
menghadapi segala rintangan yang dihadapai dalam tatanan hidup dan kehidupan secara harfiah
yang merupakan kesempurnaan dan keunikan diantaranya pada manusia muslim .
Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah
terletak pada daya fikirnya. Oleh karenanya manusia di tuntut untuk mempelajari ,mengelola ilmu
pengetahuan diantaranya melalui Teori Blue Ocean Strategi dari Kim dan Mauborgne yang
dikembangkan dengan ilmu, Seni dan budaya dalam daya pikir yang dimiliki manusia sehingga
tercipta spiral dynamik yang seimbang pada hidup dan kehidupannya. Maka diwajibkannya manusia
untuk memiliki ilmu yang baik diantaranya adalah dalam manajemen Ilmu Pendidikan Seni dan budaya
Islam. Salah satu lembaga yang dijadikan focus penelitian dan menangani hal tersebut, diantaranya
adalah Lembaga Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Moderen Gontor.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 73


BAB EMPAT
GONTOR MERUPAKAN
MINIATUR
MASYARAKAT ISLAMI

S aat ini banyak pondok pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dalam

berbagai ragam system dan model serta kebijakan-kebijakan yang bervariasi, misalnya dalam
system pembelajaran, kurikulum pembelajaran , budaya, manajemen , seni, dan kegiatan-kegiatan
ciri khas pondok baik internal maupun kegiatan eksternal diluar kegiatan pondok diantaranya
kegiatan ekstrakurikuler , visi dan misi yang beragam, tetapi hampir keseluruhan dari pondok
pesantren tersebut memiliki tujuan yang sama dan pola dasar pokok yang sama , diantaranya adalah
Membentuk karakter santri dengan pengetahuan agama Islam, kemampuan dakwah serta
keterampilan hidup (life skills ), mencerdaskan bangsa, ahlaq mulya dan menjadikan para santri/
wati memiliki Peradaban secara harfiah / adab yang berarti akhlak, kesopanan, atau kehalusan budi
pekerti dan kesuluruhan komplektivitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasai, negara,
ras, suku atau agama yang membedakannya dari yang lain. Peradaban yang sering kita pahami
adalah sebagai tingkat kemajuan kebudayaan suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan dan pendidikan yang mengukur tinggi rendahnya suatu peradaban, (Organisasi sosial,
Berkebudayaan tinggi;Cara berkehidupan yang sudah maju), inilah yang membedakan antara
Pendidikan umum dengan Pendidikan yang terdapat di Pondok Pesantren.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 74


Dari sekian banyaknya pondok pesantren tersebut yang paling lama dan dikenal baik dalam
negri sampai mancanegara yang mampu menghasilkan para satri/ watinya tersebar di seluruh
dunia, yaitu Pondok Pesantren Gontor . Berikut gambaran Pondok Pesantren Gontor, yang tersebar
di Indonesia . Gontor telah mewariskan peradabannya melalui 37 pondok cabang yang tersebar di
Indonesia, dengan 48.405 guru dan santri yang turut serta dalam pelestarian peradaban gontor di
wilayah internal,serta 2.684 mahasiswa/i Uiversitas Darussalam dalam upaya islamisasi ilmu
pengetahuan. Nilai dan sistem pondok tak hanya menjadi fondasi Pondok Modern Darussalam Gontor
beserta cabangya saja. Namun, ajaran Gontor ini telah dianut pula oleh pondok-pondok alumni yang
ikut serta dalam mengestafetkan nilai-nilai perjuangan untuk kemuliaan umat dan bangsa. Dan saat
ini telah tersebar 380 pondok alumni mengibarkan bendera Gontor dalam mewujudkan 1000 Gontor
di Indonesia I’laan likalmatillah. Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan
mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya. Oleh karenanya manusia di tuntut untuk
mempelajari ,mengelola ilmu pengetahuan diantaranya melalui Teori Blue Ocean Strategi dari Kim
dan Mauborgne yang dikembangkan dengan ilmu, Seni dan budaya dalam daya pikir yang dimiliki
manusia sehingga tercipta spiral dynamik yang seimbang pada hidup dan kehidupannya. Maka
diwajibkannya manusia untuk memiliki ilmu yang baik diantaranya adalah dalam manajemen Ilmu
Pendidikan Seni dan budaya Islam. Salah satu lembaga yang dijadikan focus Riset dan menangani hal
tersebut, diantaranya adalah Lembaga Pendidikan Agama Islam di Pondok Moderen Pesantren
Gontor Darusalam. Dari hasil survai,pengamatan, wawancara , melalui media, ICT dan lainnya data
sementara yang diperoleh dijadikan sebagai dasar pertimbangan
Menurut Faqrul Ilmi (2017) dalam tulisannya tentang peradaban Pondok Pesantren Gontor ,
bahwa
“ Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan ideal, Pondok pesantren adalah media
pendidikan yang sudah ada sejak zaman penjajahan serta meliputi perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Pondok pesantren dari zaman ke zaman telah mengalami perkembangan mengikuti
arus modernisasi dunia, tapi masih bertahan dengan nilai-nilai keislamannya. Pergulatan
pesantren dengan budaya dan nilai-nilai asing di Indonesia menjadi tonggak pertahanan nilai-
nilai keislaman yang mulai terpengaruh oleh budaya asing. Sejatinya, pondok pesantren telah
mengaplikasikan sebuah lingkungan yang memadai untuk kemajuan ummat Islam, begitu juga
Pondok Modern Darussalam Gontor. Pondok Modern Darussalam Gontor lahir sebagai alternatif
dan pembaharu system pendidikan di Indonesia yang kaku. yaitu dengan memadukan system

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 75


pendidikan umum dan system pendidikan salafi. Yang dari system terpadu inilah lahir peradaban
yang berperan dan berkhidmat untuk kemulian umat dan bangsa. Peradaban Gontor dengan
system yang terintegrasi telah mencetak ribuan alumni yang berkiprah di masyarakat untuk,
menyebarkan dan mewariskan nilai-nilai Gontor yang telah mereka rasakan sebagai gemblengan
mental”.

Pergulatan pesantren dengan budaya dan nilai-nilai asing di Indonesia menjadi tonggak
pertahanan nilai-nilai keislaman yang mulai terpengaruh oleh budaya asing. Sejatinya, pondok
pesantren telah mengaplikasikan sebuah lingkungan yang memadai untuk kemajuan ummat Islam,
begitu juga Pondok Modern Darussalam Gontor. Pondok Modern Darussalam Gontor lahir
sebagai alternatif dan pembaharu system pendidikan di Indonesia yang kaku.
yaitu dengan memadukan system pendidikan umum dan system pendidikan salafi. Yang dari system
terpadu inilah lahir peradaban yang berperan dan berkhidmat untuk kemulian umat dan bangsa.
Peradaban Gontor dengan system yang terintegrasi telah mencetak ribuan alumni yang berkiprah
di masyarakat untuk, menyebarkan dan mewariskan nilai-nilai Gontor yang telah mereka rasakan
sebagai gemblengan mental”. Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan
mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya. Oleh karenanya manusia di tuntut untuk
mempelajari ,mengelola ilmu pengetahuan diantaranya melalui Teori Blue Ocean Strategi dari Kim
dan Mauborgne yang dikembangkan dengan ilmu, Seni dan budaya dalam daya pikir yang dimiliki
manusia sehingga tercipta spiral dynamik yang seimbang pada hidup dan kehidupannya. Maka
diwajibkannya manusia untuk memiliki ilmu yang baik diantaranya adalah dalam manajemen Ilmu
Pendidikan Seni dan budaya Islam. Salah satu lembaga yang dijadikan focus penelitian dan menangani
hal tersebut, diantaranya adalah Lembaga Pendidikan Agama Islam di Pondok Moderen Pesantren
Gontor Darusalam (PPMG) . Dari hasil survai,pengamatan, wawancara , melalui media, ICT dan
lainnya data sementara yang diperoleh dijadikan sebagai dasar pertimbangan. Dalam tulisan ini
mengasimilasikannya dengan ajaran Islam yaitu konsep Blue Ocean Strategy dari Kim dan
Mauborgne pada manusia muslim di Pompes Moderen Darussalam (PPMD) Gontor, yaitu bagaimana
Para santri / wati mendesain kegiatan Expo yang merupakan kegiatan ektrakurikuler bagian dari
kurikulum pendidikan dalam manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya bernafaskan Islam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 76


khususnya di Pondok Pesantren Moderen yang dijadikan focus dan merupakan inti dari buku ini yaitu
hasil Riset di (Pompes Moderen Putra 1 , Putra 3 dan Pompes Moderen Putri 5 yang berada di Jatim)
Mereka kelola dengan sempurna (ekpactakuler) sehingga dapat terexspost scara Nasional/ Inter
Nasional , padahal seluruhnya merupakan kreativitas dan inovasi yang luar biasa, dikelola oleh para
santri yang semua manajemenya (dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi,
pengawasan, hasil, dampak sampai pada sarana prasarana, anggaran, pementasan,
kolaborasi, kerjasama, informasi, publikasi , diformulasi dan lainnya) dilakukan oleh -santri-
santri tampa melibatkan dari fihak lembaga Pondok, mereka fihak lembaga hanya memberi
perizinan dan dukungan moril dan spiritual untuk setiap kegiatan oleh para pengasuh dan
pembinanya. mendapat berbagai penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain,
melalui Program pengasuhan dalam berbagai kegiatan Exschool yang digelar secara rutin dan
konsisten secara serentak dan langkah yang sama seluruh PPM gontor pusat maupun cabang
yang tersebar di nusantara indonesia ini ,yang mampu mendongkrak dan berbagai aspek di
manyarakat sebagai dakwah melalui Ilmu, Seni dan Budaya yang telah diakui seluruh bangsa
yang sangat mengagumkan. Berbagai program didukung oleh keberadaan siswa dalam pesantren
selama 24 jam.
Pondok Pesantren Modern Gontor merupakan Miniatur Masyarakat Islami: Sebuah
masyarakat mini yang terdiri dari santri, guru, dan pengasuh/kyai. Ini adalah sebuah masyarakat
kecil (a mini society) yang sesungguhnya. Dalam tradisi pesantren, para santri merupakan subjek
dari proses pendidikan, mereka mengatur kehidupan mereka sendiri ( self government) melalui
berbagai aktifitas, kreatifitas, dan interaksi sosial yang sangat penting bagi pendidikan mereka.
Agama 100% Umum 100%: Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, karena orientasi
pendidikan dan pengajaran adalah penanaman aqidah sebagai asas, menuntut ilmu sebagai ibadah,
dan kemasyarakatan sebagai amal.
Keberhasilan tersebut sejalan dengan hasil Penelitian Model Teori Blue Ocean Strategy
(rosa atr, 2017) yang menjadikan Manajemen Pendidikan (ilmu, Seni dan Budaya Islam ) Gontor
dapat dijadikan sebagai Model Referensi yang perlu ditiru bagi Pompes-Pompes /Pendidikan Islam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 77


dan Pendidikan Umum Negeri maupun swasta , mandiri lainnya terutama yang ada di Indonesia.
Oleh karenanya keberhasilan pendidikan khususnya dalam Kegitan Extrakurikuler yang
dilaksanakan para santri-santri/wati di Pondok Pesantren modern Gontor ini , dapat
mengintregasikan seluruh koponen manajemen pendidikan yang ada Ilmu, Amal, dan
Imannya bisa bersinergi dengan pendidikan seni dan budaya sebagai pendidikan diluar
kurikulum pembelajaran menghasilkan lulusan Santri Pondok Pesantren Modern Gontor di pusat
maupun di cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, mampu mencetak sumber daya
manusia Muslim-Mukmin berbudi tinggi, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, bermultitalenta
dalam ilmu,seni dan budaya, serta berkhidmat kepada ummat, bangsa dan negara untuk menuju
kesejahteraan lahir batin dunia-akhirat, serasi dengan keseimbangan teori / konsep analisys
sebagai muslim yang terintegrasi secara utuh.
Dengan lajuya perkembangan dunia, terjadi pula dinamika masyarakat, terjadi perubahan
sikap terhadap nilai-nilai seni dan budaya yang sudah ada, terjadilah pergeseran sistem nilai seni
dan budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia di dalam
masyarakatnya . Pandangan Hidup Islam secara perlahan-lahan termanifestasikan ke dalam
kegiatan-kegiatan intelektual dan keilmuan. Diakui secara umum bahwa pengetahuan/ Ilmu , Seni
dan Kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu
bangsa. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih baik sehingga
pembangunan karakter manusia menjadi suatu intervensi terhadap alam lingkungannya, baik
lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosial budaya. Dengan demikian untuk mencapai tujuan
tersebut, pendekatan dan strategi pembangunan karakter hendaknya menempatkan manusia
scbagai pusat intcraksi kcgiatan pcmbangunan spiritual maupun material. Pembangunan yang
melihat manusia sebagai makhluk seni budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan,
diantaranya menurut Malinowski (dalam Tapsir, 2006) kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh
unsur universal, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial,
sistem pengetahuan, religi, dan kesenian .Seluruh unsur itu saling terkait dan tidak bisa
dipisahkan, yang menghubungkan kebutuhan dan keseimbangan hidup dan kehidupan manusia

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 78


yang harus dikembangkan melalui perkembangan akademik , perkembangan karir dan
perkembangan pribadinya. Hal itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan
harkat dan martabat manusia.Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa.Menumbuhkan
sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial
budaya dan seni yang tinggi. Perlunya mencoba, mendiskripsikan, mengkaji, menganalisis ,
memodifikasi, dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam yaitu konsep Blue Ocean Strategy
dari Kim dan Mauborgne (2005:4): dikembangkan melalui Analysis Spirl Dynamics dalam
Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan
personal yang ada pada diri manusia, untuk mengenal sejauhmana semua yang ada khususnya
ketika ilmu, Seni dan budaya dalam hidup dan kehidupan dirinya saat dia hidup menuju pasca
hidup. Salah satu tantangan penting yang dihadapi oleh manusia diantaranya adalah bagaimana
mengelola sebuah Nilai kehidupan dirinya yang memegang peranan sentral dalam pengembangan
sumber daya yang dimilikinya. Memiliki kualitas dalam hidup dan kehidupanaya minimal dapat
memberi yang terbaik (spikologis, sosialis, Sience secara integrated knowlage , piety ) yang ada
pada diri manusia diharapkan memiliki interkoneksi Hadlarah al-nash, hadlarah al-Ilm dan
Hadralah al-falsafah yaitu nilai kasalehan yang memadukan ilmu social , humaniora sience dan
technology, dan juga tidak bisa terlepas dari nilai integrity dan hadlaral al fasafah ( etik
emansifatoris). Ketiga ranah tersebut merupakan perpaduan antara nilai-nilai Iman , iImu dan
Amal (Ilmu, Seni ,Budaya dan Cinta kasih ) yang menyatu dalam diri manusia merupakan spirit
membangun manusia yang berpribadi integral ( integrai Personality ) atau muslim yang kaffah
(Qs.Al-Baqarah(2):208) mengandung makna
“Reorganisasi tersebut dapat diterapkan di setiap jenjang pendidikan dan pembelajaran yang
dilakukan oleh pribadi manusia dengan melakukan analisis empat komponen yaitu : “ formulasi
tujuan yang ingin kita capai, isi atau materi kemampuan potensi yang dimiliki, strategi dan
langkah-langkah kehidupan yang dijalani, dan mengevaluasi diri secara berkesinambungan dan
konstan yang perlu dilalui penuh bijaksana dalam menghadapi segala rintangan yang dihadapai
dalam tatanan hidup dan kehidupan secara harfiah yang merupakan kesempurnaan dan keunikan
diantaranya pada manusia muslim .
Oleh karenanya dalam situasi turbulensi ini, perubahan perilaku masyarakat
memperlihatkan perubahan yang chaostic. Masalah perencanaan dalam manajemen pendidikan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 79


baik pada pesantren maupun yang berkembang di masyaraka t ,menunjukan
kompleksitas, baik dari segi komponen pendidikan itu sendiri, maupun lingkungan
mempengaruhi keberlangsungan suatu pendidikan.Semua masalah yang muncul dalam dunia
pendidikan terus berkembang seperti spiral dynamic . Oleh karena itu keyakinan
pengajaran dan pembelajaran. dipandang sebagai sains dan sebagai seni. Untuk dapat
membangun dan memiliki mental pembelajaran untuk setiap orang dituntut memiliki
kecerdasan emosional dan spiritual. yang disebut Memes. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Beck dan Cowan (1996:4):
“ MEMEs .system represents, firstly, a core intelligence that froms system and directs
human behavior. Secondly, it impacts upon all life choices as a decision-making framework.
Thirdly, each 'MEW can manifest itself in both healthy and unhealthy forms. Fourthly, such a
vMEMEs is a discrete structure ,fir thinking, not just a set of ideas, cvalues or cause. Fifthy,
it can brighten and dim as the life conditions (consisting of historic times, geographic place,
existential problems, and societal circumstances) changes”.
MEMEs dalam pandangan Islam nampaknya dapat dipahami sebagai sesuatu inti
manusia yang bersifat spiritual atau ilahiyah yang memiliki delapan tingkatan
sebagaimana hadis Rasulullah (Tafsir. 2006: 28). yang menyatakan:
“ Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qashr), di dalam istana itu ada dada (shack), di
dalam shack itu ada kalbu (kall)), di dalam (kall itu ada fit 'ad, di dalam fit 'ad itu ada syaghaf,
di dalam ,syaghaf itu ada Tubb, di dalam Tubb itu ada Sir. Dan di dalam sir itu ada Aku (Ana)”.
Hal ini berarti Reaksi tersebut dikendalikan oleh suatu kekuatan yang paling dalam yang
disebut Memes berupa spiral yang tidak terputus yang memiliki core intelligence dari setiap
jenjang pada spiral tersebut. Core intelligence inilah yang akan `mengatur' bagaimana neuron-
neuron akan bereaksi membentuk pikiran atau pola pikir yang terefleksi dalam perilaku
seseorang. Ada kelebihan yang dimiliki oleh Ponpes yang tidak dimiliki oleh pendidikan umum.
Pendidikan kebudayaan/kesenian di sekolah umum mendapatkan porsi yang terbatas kemudian
ditambah dengan pelajaran ekstrakurikuler. Sementara Ponpes sebagai lembaga pendidikan
merupakan konsentrasi (pondok/asrama) dari sekumpulan anak dan remaja memiliki peluang
besar dalam melakukan pelestarian kebudayaan. Meskipun peran Ponpes bagi penanaman nilai-
nilai kebudayaan amat besar, tetapi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan non-Ponpes,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 80


perhatian terhadap peran Ponpes cenderung masih terbatas. Hal ini disebabkan beberapa faktor:
1. Pendidikan yang terkait dengan seni dan budaya Islam dianggap lebih rendah daripada
pendidikan atau mata pelajaran lain, sehingga pendidikan seni dan budaya Islam dimasukkan
sebagai materi kurikulum muatan lokal dan tidak termasuk mata pelajaran yang digunakan
untuk mengevaluasi kemajuan peserta didik. Di beberapa sekolah tidak tersedia guru
kesenian maupun guru khusus mendalami kebuyaan daerah maupun kebudayaan nasionala
yang profesional, melainkan hayna diselipkan pada mata pelajaran lainnya dan diajar oleh
guru yang berlatar belakang pendidikan bukan budaya maupum Seni. Pendidikan seni tidak
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai sehingga pelajaran tidak dapat
berlangsung secara optimal.
2. Ponpes dinilai hanya memusatkan perhatian pada pendidikan keagamaan, dan menghindari
materi pendidikan yang dinilai tidak sejalan dengan ajaran agama Islam, sehingga diduga
Ponpes kurang memperhatikan pendidikan kebudayaan/kesenian secara umum bagi anak-
anak yang sedang dalam tahapan pengenalan dan pengembangan kreativitas seni.
3. Ponpes dinilai merupakan lembaga pendidikan yang bersifat “eksklusif” hanya untuk kalangan
yang menganut agama Islam dan hanya mengutamakan pendidikan kebudayaan
yang bernafaskan Islam saja. Pendidikan Ponpes kurang menerima bentuk-bentuk
kebudayaan/ kesenian (terutama modern) yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam.
4. Ponpes berada dalam pengelolaan Departemen Agama, sementara lembaga yang mengurus
kebudayaan/kesenian berada di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
/Departemen Pendidikan Nasional, dan kini dalam Depertemen Kebudayaan dan Pariwisata,
sehingga kurang terjalin koordinasi dalam pengurusannya. 6. Belum ada hasil kajian yang
dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyusun kebijakan pelestarian kebudayaan melalui
pendidikan apresiasi di lingkungan Ponpes sebagai bagian kebijakan pembangunan
kebudayaan secara nasional.
5. Santri jebolan pondok modern Darrusalam Gontor saat ini sudah memiliki belasan cabang
pondok di beberapa wilayah Indonesia, sukses dalam berbagai bidang; (2) Melahirkan banyak

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 81


ulama ternama, juga mencetak para Santri multi talent yang dikemas sedemikian rupa
berdasarkan kemampuan masing-masing; (3) Tak hanya bidang agama, santri dibekali
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pendidikan umum, serta kesenian dan budaya
perpaduan tradisional dan modern yang tetap konsisten juga di kegiatan ekstrakurikuler,
pembinaan bahasa Arab dan Ingris); (4) Seni dan budaya, pidato dengan Tiga bahasa,
Indonesia, Arab dan Ingris; (5) Disamping paham ilmu agama, Santri Gontor juga diberikan
ilmu pendidikan umum yaitu program pendidikan yang mengutamakan pembentukan
kepribadian, sikap mental, dan ilmu pengetahuan Islam; (6) Kurikulum yang diterapkan
meliputi pendidikan agama, pengetahuan umum dan integrasi antara intra, ekstra dan
kokurikuler “ .
Berdasar pertimbangan tersebut apabila dikaji dalam tatakelola pendidikan Islam yang
diasosiasikan dalam spectrum integrasi Spiral Dynamic dan Blue Ocean Strategy (Beck dan
Cowan,1996) merupakan kekuatan pendorong (driving force) bagi umat Islam adalah langkah
alternatif untuk menjawab problematika Pendidikan Agama Islam pada era ICTdan Rervolusi
Mental saat ini . “Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber utama pendidikan Islam sehingga Islam
adalah agama yang senantiasa sesuai untuk segala zaman dan tempat, sesuai dengan
pernyataan bahwa Islam adalah salihun likulli zaman wa likulli inakan (Mardia 2011)”.
Dengan melakukan langkah antisipatif dalam mengelola jiwa dan seluruh komponen
yang ada pada dirinya sebagai perspektif Spiral Dynamic dan Blue Ocean Strategy. Ilmu ,
Seni,Budaya dan Cinta kasih merupakan perubahan perilaku masyarakat memperlihatkan
perubahan yang chaostic. Semua masalah yang muncul dalam hidup dan kehidupan manusia
terus berkembang seperti spiral dynamic. Agar tidak terjadi chaos dituntut memiliki jiwa
yang kuat yang mempunyai basic life untuk memecahkan persoalan. Oleh karena itu keyakinan
akan segala yang dianugrahkan Tuhan merupakan standar yang tak ternilai dipandang
sebagai Sains , culture and sebagai Art. Untuk dapat membangun dan memiliki mental
pembelajaran setiap orang dituntut memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang
mampu mengimbangi amal, ilmu, Seni dan budaya bahkan cinta kasih, dan iman seseorang.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 82


Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
`

Learning to Know
Ilmu (Verbal Perfornance
Iman Learning to
Learning to be live
Amal (attitudinalPerfornance together
Learning to do (Ilmu , seni,
(physicalPerfornance) budaya,
cinta)

Gb.4.1. Reorganisasi kepribadian manusia muslim dalam integrasi interkonektif


( diadaptasi dari Sudrajat. H (2010:26)

Dari Konsep/ teori Blue Ocean Strategy yang dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics
dalam manajemen pendiddikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam), diharapkan lulusan Santri Pondok
Pesantren Modern Gontor di pusat maupun di cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,
mampu mencetak sumber daya manusia Muslim-Mukmin berbudi tinggi, berpengetahuan luas,
berpikiran bebas, bermultitalenta dalam ilmu,seni dan budaya, serta berkhidmat kepada ummat,
bangsa dan negara untuk menuju kesejahteraan lahir batin dunia-akhirat, serasi dengan
keseimbangan teori / konsep Blue Ocean trategy sebagai muslim yang terintegrasi secara Analysis
Spiral Dynamics.
Dengan pertimbangan-pertimbangan diatas maka sangat dibutuhkan suatu system yang
mampu manjadi Balanced Driving Force untuk publikasi secara menyebar kesemua lini pendidikan
di mancanegara melalui Spectrum Analysis Spiral Dynamics System dari Beck dan Cowan
(1996:4) yang mampu mengintegrasikan agama dan sains serta berbagai komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem, Analysis Spiral Dynamics System memberikan
solusinya dengan melihatnya melalui perilaku manusia yang berinteraksi antara stimulus
eksternal yang dihadapi orang atau kelompok dengan reaksi neuron-neuron yang merespon
stimulus tersebut. Kerangka dasar keilmuan tersebut menjadi satu rangkaian sistemik dalam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 83


struktur kehidupan setiap_muslim, yang menyentuh seluruh domain yang disebutkan oleh Allah
SWT dalam kitab suci Al-Quran Null Karim yaitu Iman. Ilmu dan Amal. Semua Konsep dan
kebijakan pada Pondok Pesantren Modern Gontor dalam manajemen pendidikan ilmu, Seni dan
Budaya adalah dilaksanakan diagnosis (identifikasi dan analisis kebutuhan terhadap tuntutan
perkembangan masyarakat, tuntutan lapangan dan tuntutan dunia usaha ancaman intemal dan
tantangan eksternal). Berdasarkan diagnosis ini maka disusunlah perencanaan stratcgik
terhadap perumusan komponen-"komponen berbagai program yang telah dirancang dan
dievauasi secara rutin serta terus menerus dikembangkan penuh kreatif, inovatif dan efisiensi
kerja yang maksimal dengan berlandaskan pada Trimurti , serta mengintegrasikan dalam ilmu
agama science dan vocasional knowledge. . Perlu dijadikan referensi atau cermin concent pada
studi Seni Budaya Islam dengan melebarkan kajian memperluas ke aspek lain di Pondok pesantren
atau di intitusi Pendidikan Agama lslam yang memliki landasan keilmuan dan paradigma berpikir
dibangun dan diperkuat dengan values system yang berfungsi sebagai ruh Pcndidikan islam ,
agar dapat menggerakan semua sumberdaya yang ada baik manusia maupun non-manusia
sehingga menjadi driving force bagi umat muslim yang hakiki dan kaffah. Untuk mengembangkan
, Menggali dan Menemukan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam
Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui kajian yang lain
yaitu melalui Spectrum Analysis Spiral Dynamics System yang mampu mendongkak lebih mendalam
untuk kemajuan pendidikan islam lannya yang ada di Indonesia.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 84


BAB LIMA
LANDASAN PENGKAJIAN TEORI BLUE OCEAN
STRATEGY DAN ANALYSIS SPIRAL DYNAMIC DI
PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR
.

Buku laskar Santri Gontor ini memberikan landasan dalam mengkaji hasil tulisan

ini, maka terebih dahulu perlu dikemukakan beberapa teori dan konsep yang mendukung.
Beberapa teori dan konsep dalam kerangka tersebut antara lain tentang: (l) landasan Filosofis
( teologis. filosofis, dan keilmuan) ; (2) pendidikan agama Islam; (3) perencanaan strategic (4)
Landasan teory tentang system nilai; (5) Gambaran umum PonPes Moderen Gontor: (6) Konsep dan
teori manajemen strategic dan Konsep teori Blue Ocean Strategy ; (7) Pengembangan teori Blue
Ocean Strategy, Prinsip dan kegunaanaya;(8) Teori Blue Ocean Strategy kaitannya dengan
Manjemen Pendidikan ; (9) Konsep teori spiral dynamic system ; (10) Profile Pondok Pesantren
Gontor; (11) Manajemen pendidikan ( ilmu , seni dan budaya ) dalam perspektif islam; (12) Teori
manajemen pendidikan; Kegiatan Ekstrakurikuler di PonPes Moderen Gontor; (13) Pengembangan
teori bos dalam kegiatan ektrakurikuler di Pondok Pesantren Moderen Gontor ; dan beberapa teori
tersebut dikemukakan yang memiliki relevansi dengan kajian ini.

A. LANDASAN FILOSOFIS
1. Filsafat Idealisme

Berdasarkan discourse atas dasar landasan filosofis yang merujuk pada aliran filsafat
idealisme. Idealisme adalah filsafat yang mengagungkan jiwa. Keyakinan Plato (427-374 SM)
tentang “ idea” tidak dipahami sebagai sesuatu materi seperti pada legenda manusia guanya
yang yang terkenal itu tetapi "idea" dikontekskan abstrak yaitu sesuatu yang hadir dalam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 85


(mind) dan ruh (spirit). Hakikat dari materi atau dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada mind dan spirit.(Tafsir, 2010:144). Konsep filsafat menurut aliran
idealisme adalah: pertama, Metafisika secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah
spiritual dan rohaniah,Sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik
dan rohaniah,kenyataan rohaniah yang lebih dapat berperan. Kedua, humanologi; Jiwadikaruniai
kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih; Ketiga,
epistemologi; pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisirng ingatan kembali rnelalui
berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai
akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya sampai pada tingkat
berpendapat; Keempat, Aksiologi; kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral
yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.
2. Nilai Logik
Nilai Logik berkaitan dengan berpikir, memahami, menalar, dan mengingat adalah inti
dari nilai logik. Pikiran, pemahaman, pengertian, peringatan (ingat) adalah buah dari logik. Nilai
ini menjadi dasar untuk berbuat, bertindak. Dalam Qur’an Allah SWT banyak berfirman mengenai
akal, logika agar kita berfikir dengan sebutan lubb atau aqal dalam memahami, memaknai alam ini
diantaranya :
‫ت َ اَ َّسإ ِ ق ْ لإ ي ف َّ نِإ‬ ‫َّْ ْ ْ اأإ ْ ل َ ف ٍ ي ا آ‬
ْ َ ‫سإ َ َّ َِ َّ اأإ َّ ق ِ يْ لإ َ َّ ِْ ِ ْ اإ‬
ِ َّ ‫َّْ ْأ اإ‬ ْ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (Ali Imron:190).

Allah SWT mencipatakan manusa berikut dengan alam ini tentulah mempunyai maksud
dan tujuan, ada hikmah dibalik itu semua. Dan yang dapat menterjemahkan itu adalah orang orang
yang berakal. Haruslah dengan kekuatan ilmu pengetahuan. Kebiasaan manusia berfikir secara
menjadi dasar sebuah sistem nilai logik dan haruslah semakin hari semakin meningkat hari demi
harinya dari mulai berfikir insting bayi kecil kemudian berfikir yang sifatnya meniru. Nilai-nilai ini
telah banyak dilupakan oleh para pemimpin negeri sehingga mengakibatkan kesombongan atau
keangkuhan. Masalah tidak kunjung usai karena mempertahankan pendapat sendiri bukan duduk

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 86


bersama untuk memecahkan masalah secara bersama.. Nilai-nilai keberpikiran serta akal sebagai
alat untuk berfikir ternyata berguna untuk memisahkan hak dan yang bathil. Bahkan ketika
manusia tidak menggunakan akal sehatnya disamakan dengan binatang bahkan lebih bodoh
daripada binatang. Bahkan akan memantapkan keimanan seseorang.

3. Nilai-Nilai Karakter
Proses belajar bukan saja sekedar menguasai teori-teori yang diberikan pendidik tetapi juga
bagaimana siswa bisa menjadi pribadi yang berkarakter melalui proses belajar. Untuk itu pendidikan
harus mampu mengembangkan karakter siswa dengan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan norma
dan agama. Untuk itu di Indonesia telah dirumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan
pendidikan karakter. Kesembilan karakter tersebut yaitu: (1) Cinta kepada Allah dan semesta beserta
isinya, (2) Tanggung jawab, disiplin dan mandiri, (3) Jujur, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih sayang,
peduli, dan kerja sam, (6) Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, (7) Keadilan dan
kepemimpinan, (8) Baik dan rendah hati, dan (9) Toleransi, cinta damai dan persatuan.
Setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-
Asma al-Husna. Sifat-sifat dan nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap karakter positif yang
dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa diteladani dari nama Allah itu,
dapat dirangkum dalam 7 karakter dasar, yaitu: (1) Jujur; (2) Tanggung Jawab; (3) Disiplin; (4)
Visioner; (5) Adil; (6) Peduli; dan (7) Kerja Sama.
Menurut Mardia Hayati ada 18 nilai-nilai karakter minimal yang harus dikembangkan di
lingkungan pendidikn, yaitu: (1) Religius: Karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran, terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, serta hidup rukun dengan pemeuk agama lain; (2) Jujur: Karakter jujur merupakan perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (3) Toleransi: Toleransi adalah sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya; (4) Disiplin: Karakter disiplin yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh
kepada berbagai ketentuan dan peraturan; (5) Kerja Keras: Kerja keras adalah perilaku yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 87


menunjukan upaya sungguh-sungguh dalammengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; (6) Kreatif: Kreatif adalah berpikir dan melakukan
sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan sesuatu yang telah dimiliki; (7)
Mandiri: Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas; (8) Demokrasi: Demokrasi adalah cara berpikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain; (9) Rasa ingin tahu: Rasa
ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar; (10) Semangat kebangsaan:
Semangat kebangsaan merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya; (11) Cinta tanah air: Cinta
tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa; (12) Menghargai prestasi: Karakter ini merupakan sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain; (13) Bersahabat: Karakter ini adalah tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain; (14) Cinta damai: yaitu sikap,
perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya; (15) Gemar membaca: ini adalah sebuah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; (16) Peduli Sosial: Peduli sosial adalah
karakter yang berkaitan dengan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan; (17) Memiliki ilmu, Seni , Budaya dan cinta kasih sesame
(18) Peduli lingkungan: Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi; (19) Tanggung jawab: Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 88


Memperkuat dalam mengembangkan konsep, maka peneliti mengambil pijakan dan
membahas sistem nilai. Sistem nilai adalah mengenai suatu aturan mengatur seluruh aspek lini
kehidupan manusia. Beberapa sistem nilai yang ada, tetapi hanya akan membahas sistem nilai yang
berkaitan dengan keperluan untuk pengkajian terutama untuk memperkuat kajian teori pada bab ini.
B. LANDASAN TEOLOGIS
Sistem nilai merupakan aturan hidup yang mencakup tata nilai kehidupan beragama,
berbangsa bahkan lebih kecil lagi yaitu bagaimana seseorang harusnya mengejar dan belajar
tentang ilmu pengetahuan. Sanusi, A. (2015:34) Nilai Teologis mempunyai arti nilai Ketuhanan dalam
islam ketuhanan adalah Allah SWT. yang terangkum di dalam rukun Islam yang sangat erat kaitannya
dengan keislaman seseorang. Nilai teologis inilah yang sudah ada pada diri kita sebelum fisik kita
diciptakan artinya pada waktu di alam ruh Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an.Nilai teleologis
sangat berkaitan dengan manfaat, efektif, efesien produktif dan akuntabel dalam setiap sisi
kehidupan manusia. Agama Islam sangat memperhatikan maslahat dan manfaat dalam syariatnya
untuk kepentingan manusia dengan lingkungannya. Banyak larangan dan kewajiban yang mengandung
hikmanya adalah manfaat bagi kita. Seperti mengapa Tuhan melarang kita minum khamar karena di
dalamnya ada berbagai penyakit, kenapa daging babi diharamkan karena mengandung bakteri,
seperti dalam Alqura’an surat Al-imron ayat 219 , yang artinya :
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang
lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir”.
Allah SWT melarang khomer karena manusia bisa mabuk, dan kalu mabuk maka akan hilang
akal sehatnya berbuat semaunya, tidak ada haram dan halal, bahkan dengan mabuk akan
menghalalkan segala cara. Maka hendaklah manusia menggunakan akal sehatnya supaya bisa
bermanfaat untuk sesamanya. Dalam hadits Nabi bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah orang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya”. (Buhkori)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 89


Alam dalam paham materialisem, manusia dianggap tidak memiliki unsur teolologis, karena
ia tidak memiliki pencipta dan oleh karena itu alam bersifat netral tidak memihak. Keadaan alam
dianggap ada dengan sendirinya tanpa ada yang membuat atau menciptakan. Begitu juga adanya
manusia di bumi (termasuk hewan). Manusia merupakan seleksi dari kegiatan alam. Siapa yang bisa
bertahan dengan alam maka dialah sang pemenang, siapa yang tak bisa bertahan maka alampun
akan meninggalkannya. Semua kejadian yang terjadi di dunia ini adalah karena ada sebab dan akibat.
Manusia sering berfikir bahwa alam yang ada terjadi tanpa ada penciptanya padahal Allah SWT adalah
sang pencipta. Islam menganjurkan agar manusia berdampingan dengan alam. Terjadi kerusakan
akibat ulah manusia. Padahal jelas-jelas dalam Firman Allah SWT bahwa alam ini telah dicipatakan
oleh Tuhan untuk manusia. Alam menjadi lahan bagi manusia untuk berkarya dan berbuat yang
terbaik. Alangkah nestapaanya manusia jika alam tidak dalam kehidupan. Ribuan kerikil, batu-batuan
yang tak bernyawa di muka bumi, padahal semuanya itu sudah direncanakan dan diciptakan oleh
Allah SWt untuk manusia bisa hidup. Dialah Allah SWT yang memberi hidup dan juga mati untuk
manusia kehidupan dan kematiannya, memenuhi suatu tujuan yang telah ditetapkan untuknya oleh
Tuhan. Semua makhluk saling bergantung satu sama lainnya dan berjalan lancar karena adanya
keselarasan yang sempurna karena sudah ada yang mengaturnya yaitu dzat yang tidak pernah akan
mati Allah ajja wajala. Inilah prinsip keseimbangan ekologi dalam Islam, di mana manusia modern
baru menyadarinya setelah terjadinya polusi dan bencana alam di masa sekarang ini, yang membawa
serta berbagai bahaya itu. Pengetahuan kita tentang seluk-beluk ekologi sistem alam masih dalam
tahap yang sangat dini dan belum terukur. Ilmu-ilmu alam telah cukup membukakan sebagian darinya
untuk memungkinkan imajinasi dan pengetahuan kita mampu menyusun tersebut secara keseluruhan
dan mendalam. Alam sekitar sebagai manifestasi-Nya yang bersama-sama manusia menjadi unsur
pembentuk kehidupan yang selanjutnya menjadi peradaban yang tinggi dan bersifat teleologis.
Segala sesuatu di muka bumi itu secara langsung berhubungan dan berkaitan dengan Allah SWT,
maka setiap sesuatu itu melalui dan berada di dalam hubungan dengan-Nya. Allah SWT mempunyai
makna realitas dan nyata, sebuah filosofi yang dimanifestasikan, dijelaskan, dibawakan oleh alam
seluruhnya, dan selanjutnya dikelola oleh kholifah yaitu manusia. Sebagai sebuah sistem teleologi,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 90


dunia menyuguhkan kepada kita suatu tontonan yang sangat menkjubkan yang agun, membuat
manusia tercengang. Selama ukuran dalam bentuk yang lebih besar, bagaimana gunung menjulang
tanpa adanya penahan, bagaimana hamparan laut yang tak terbatas. Ini hanya dapat diartikan dan
dipahami oleh ulu albab. Orang yang baik keimanannya dan (ulul Albab) akan mengucapkan kalimat
pengangungan dengan ucapan subhanalloh. Maha suci Alloh kepada Allah dan menyadari bahwa Allah-
lah sang Pencipta dan segala ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia.
Berkaitan dengan ini Allah menegaskan dengan kalam-Nya “Ulul Albab adalah manusia yang
dapat mengingat berdzikir kepada Allah ketika berdiri, sedang duduk atau sedang berbaring dan
memikirkan tentang penciptaan dan bumi seraya berkata, “Wahai Tuhan kami, Tidaklah sia-sia
Engkau menciptakan semua ini. Maha Suci Engkau, peliharalah kami dari siksa api neraka. Dunia
sebagai ciptaan Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa adalah indah dan Allah sangat menyukai
keindahan, benar-benar mulia dikarenakan teleologinya. Ada sebuah ungkapan, Memiliki tujuan dan
yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada manusia dan yang dipenuhinya dengan sempurna bagi
kita, yang mencerminkan, bagi mereka yang mampu melihatnya, semua itu diciptakan oleh sang
kreator yaitu Allah SWT yang menyebut dengan Al musowiru. Perencang yang agung, pencipta yang
maha segalanya yaitu Allah SWT. Nilai ini merupakan aspek manfaat yang harus diambil oleh
manusia. Tidaklah Allah SWT menciptakan tanpa adanya manfaat di dalamnya.
Dengan demikian nilai teologis adalah fitrah azali yang terdapat pada diri manusia terlepas
apakah dia Islam ataupun bukan. Nilai inilah menjadi nilai dasar bagi enam sistem nilai lainnya. Nilai
teologis, membuahkan ketenangan dan ketentraman pada jiwa dan raga pemeluknya, sehingga insan
pendidikan hendaklah menanamkan nilai ini sebelum melangkah kepada aspek yang lainnya. Sehingga
jika jadi guru maka guru yang berimana, menjadi siswa yang pintar dilandasi dengan keimanan. Maka
melalui kaitan organis antara nilai-nilai pendidikan Islam dengan dampak tersebut, memungkinkan
nilai ini untuk dapat meninggalkan jejak yang jelas pada intelektual seorang muslim, sehingga
terciptalah jalinan yang kokoh antara kebenaran, hukum, dan pola-pola perilaku yang membina diri
seorang Muslim. Muslim dan mukmin sejati yang diletakan nilai Ketuhanan dalam setiap sendinya.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 91


Dengan demikian Riset ini dibangun atas dasar landasan teologis dari Al-Qur’an dan
Sunnah yang artinya Sebagai berikut :

ِ ‫ٍَّ ِ أ آإ َّ ِر َّأإ‬
‫ُإ ل َِ اَإ ي يَ ا َ َّ ْْ ِ اإ‬ ْ ‫ا َ ا َ ن ْس ت نْإ إ َّ ْر َْ ي ا َ نإ َ ك يْ َإ ِ َْ نإ َ لإ إ‬
‫ُإ ل ن ْس ت نإ‬ ِ ‫َّْ ْأ اإ ي ف َّ ْ ا ت ارإ ِ ْْ اإ َ لإ إ َّ يْ َإ‬ ِ ‫أإ لإ‬
ْ ‫ُإ َّ نِإ إ‬ ْ ‫َّ ْ َل اْ ت ر ينإ ي ل س‬
“Dan carilah pada ap yang telah dianugrahkna Allah kepadtmu (kebahagiaan) negri akhirat, dan
janganlah kamu melupaknn kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang herbuat kerusakan. (Qs.- Al Qishash (28) : 77)”
Dan hendaklah takut kepada Allah orong-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar (Qs. An-Nisa' (4): 59)

‫هَّا ا َ ه ُّ َي أ ا‬ ‫َ َ َ َنا ََ نَ أ َنا ْ َ ن ِ ََّا ا ِو َن كَ َنا َ َ َ َو ِلا َم ا َ م ِو َ نل َُ م رَا َم ا َ ُِ ه َِ مَ ن‬


َ ‫ََا ا َ ُِ ه َِ مَ ا َو ن َ مَ َ ن ِي‬
‫و َيا ْ ِو‬ ‫ن‬ َ ‫مَّا كَ َن َ َ َنا ى ِ ََّا َم َ نل‬
َ ٍَ ‫ُ م ِرا َِا ى ِ َ إ ْ َ َل ُُّّ م رَا‬ ‫ِا َيا ا َ َ ِ ِِلا َم َ َ هَ مَ نا ِ ِ ن‬
َ َ ‫أّللِا َ َ نَ ِو ن‬ َ ِ ‫َِ هَ َلا‬
ِ
‫هأا َم ا َ َس َُ ََّا‬َ ‫ََ ل ِم‬ َ
Hai orang- orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rotsul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (baginu) dan lebih baik
akibatnya.(Qs. An-Nisa' (4): 59).
Kajian ini juga didasarkan pada landasan filsafat pendidikan lslam yang dibangun oleh
Al-Ghazali (1058-1111M). Pandangan Al-Ghazali yang sangat terkenal pandangannya tentang
hakekat manusia, yang berlandaskan pada esensi manusia yaitu jiwanya yang bersifat kekal
dan tidak hancur. Ada empat istilah yang sangat populer dikemukakan oleh Al-Ghazali dalam
pembahasannya yang begitu mendalam tentang esensi manusia, yaitu hati ( qalb), ruh, jiwa (na-
fs), dan (aql) yang memiliki makna spiritual dan material.
Menurut Al-Ghazali hati (qalb:) secara material bermakna jantung, Segupal darah
disebut dengan "hati sanubari" yang menjadi pusat daya hidup. Sedangkan secara spiritual
adalah kekuatan yang sangat halus ( latifah), ilahiyah, pusat kesadaran tertinggi yang disebut
dengan "hati nurani" yang menjadi hakikat manusia itu sendiri. Ruh secara material bermakna
daya hidup sebagai hasil sintesa kimiawi darah hitam yang terdistribusikan melalui kekuatan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 92


Jantung. Sementara secara spiritual adalah pusat kesadaran yang mampu menangkap signal-
signal kebenaran ilahiyah. Jiwa (nafs) adalah suatu zat (jauhar) dan bukan suatu keadaan
atau aksiden, jiwa berada di alam spiritual. Sedangkan jasad di alam materi, jasadlah yang
bergantung pada jiwa bukan sebaliknya . Sementara ilmu logika ( aql) menutut Al-Ghazali adalah
instrument untuk memahami dalil-dalil syariat.
“Akal adalah penentu hukum yang tidak dijauhkan, akal adalah saksisyara'. Akal adalah
yang secara murqi dan adil mengatakan bahwa dunia adalah kampung tipuan bukan
kampung bahagia...dunia tempat bertransaksi yang modalnya adalah ketaatan. Ketaatan
ada dua macam;amal dan ilmu. Ilmu adalah ketaatan terbaik dan beruntung. Ilmu
termasuk salah satu amal, yaitu amalan hati yang merupakan anggota tubuh termulia.
Ilmu juga mgrupakan upaya akal yang merupakan benda termulia karena Akal adalah
sendi agama dan pemikul amanat (Al-Ghazali dalam Al-Mustashfa)”.
Didasari oleh :(1) Nilai mutu, proses dan hasil pendidikan , memiliki landasan-
landasan yang kuat yang berasal dari pemikiran filosofis empat filsafat yang mendasari
kajian nilai, Idealisme, Realisme,Pragmatisme atau Utilitarianisme dan Eksistensialisme ;
(2) Nilai etika atau moral menurut pandangan Idealisme didas arkan atas criteria, nilai baik
scientifically expedient moral requirement”,nilai baik-buruk diukur dengan menggunakan
standar ilmu;(3) Nilai-nilai estetika atau keindahan , kriteria keindahan baku, yang telah
ditemukan yang telah teruji pada masa lalu yang bersumber dari Yang Maha Kuasa “ beauty
reside in studying past“masters”, it is rational, disciplined to recitate “the perfect” effort
beauty of the“Higher”powers in the nature, keindahan bersumber dari Maha Pencipta.
Manusia tidak akan mencapai tujuan hidupnya kecuali melalui ilmu dan amal. tidak akan
beramal kecuali dengan mengetahui cara pelaksanaan amal, demikian pangkal kebahagian di
dunia dan akhirat, sebagai tujuan hidup adalah ilmu.

C. LANDASAN KEILMUAN

Melihat kompleksitas persoalan manusia dengan hidup dan kehidupannya ini, menuntut
Ilmu, seni, budaya dan tentu saja cinta kasih , khususnya dalam perspektif Islam agar sensitif
dalam membaca tuntutan perubahan zaman yang semakin kompetitif. Artinya Lebih
peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 93


terhadap masalah-masalah tersebut. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih
mudah menyesuaikan diri. Menyadarkan manusia terhadap nilai-nilai yang hidup merupakan
bentuk seni dan cinta kasih dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-
nilai yang hidup pada masyarakat. Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan
dan kebudayaan. Memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan
Indonesia. Menimbulkan minat untuk mendalaminya. Mendukung dan mengembangkan kebudayaan
sendiri dengan kreatif. Tidak terjerumus kepada sifat Mudhorat pengkotakan dan disiplin ilmu.
Menambahkan kemampuan untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat
Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka. Mempunyai kesamaan bahan
pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan kebudayaan. Terjalin interaksi
antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif. Menjembatani
setian individu yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan
budaya. Agar mampu memenuhi tuntutan khususnya dharma pendidikan dalam kehidupan.

1. Pengembangan Pribadi v Memes Dan Dasar-dasar Filsafat dari Sistem Nilai


Pendidikan berfungsi membantu perkembangan peserta didik secara utuh
memiliki kepribadian mencakup semua aspek perkembangan baik intelektual, sosial, afektif
atau sikap, nilai dan moral, maupun fisik dan ketrampilan. Tiap orang atau individu memiliki
kemampuan dan ciri-ciri yang berbeda dalam aspek-aspek tersebut, tetapi keseluruhannya
terpadu membentuk satu kesatuan, bersifat unik, khas atau spesifik, berbeda satu dengan
yang lain (Sukmadinata 2003: 36). Kepribadian individu selain unik, juga selalu berubah,
berkembang dan perkembangannya dinamis. Perkembangan kepribadian seseorang selalu
interaksi dengan lingkungannya, dan lingkungan ini juga selalu berubah, berkembang.
Definisi kepribadian yang unik dan selalu berkembang dinamis ini, dikemukakan Gordon
Allport tahun 1961 (dalam Sukmadinata, 2003: 137) “...the dynamic organizastion within the
individual of those psycho-physical systems that determine his unique adjustment with the
environment”.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 94


2. Spiral Dynamics System
Riset ini disusun berdasarkan teori spiral dynamic yaitu theori of human development
yang diperkenalkan oleh Beck & Cowan (1996), teori ini dijadikan sebagai tools dan sandaran
dalam memandu dan memahami dinamika perubahan pendidikan tinggi dan erat kaitannya
dengan pengembangan materi kurikulum dan mutu pendidikan yang mengarah pada sistem
nilai. "Spiral dynamics is a powerful model and predictive theory of human development and
Cultural evolution." Sifat manusia menurut teori ini tidak tetap, manusia memiliki kemampuan
, ketika dipaksa oleh kondisi hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan
membangun sesuatu yang baru dan lebih kompleks. Dan model konseptual yang memungkinkan
mereka untuk menangani masalah baru. Setiap model baru mencakup dan melampaui semua
model-model sebelumnya. Model-model konseptual yang diorganisir sekitar v Memes disebut
sebagai system nilai-nilai inti (core value) atau kecerdasan kolektif (collective Inteligences)
yang berlaku bagi seluruh individu dan budaya.
Spiral Dynamic adalah sebuah teori keberadaan manusia berikut perkembangan dan
pertumbuhannya, sebuah teori yang dikembangkan oleh Clare Graves, seorang teman Abraham
Maslow. Grave melahirkan teori yang sangat berbeda dibanding dengan teori Maslow yang
mengetengahkankematangan dan kedewasan psikologi manusi4 kebalikannya teori Graveyang
baru ini dikenalkan setelah beliau meninggal oleh muridnya Don E Beckdan Crish C.Cowan
lebih memberikan sebuah wacana baru dalam mengalami dan melihat perkembangan
keberadaban manusia yaitu "human nature is not fixed'. Sifat manusia maupun keberadaannya
tidaklah terbatas ataupun statis,manusia dapat berubah ketika situasi maupun
keberadaannya berubah karenamanusia dapat membangun sebuah mekanisme adaptasi dalam
perubahandan ini dapat ditunjukkan dalam kondisi psikis maupun dalam cara berpikiryang
memampukan manusia urtuk mengadopsi perubahan sesuai denganvalue level system.spi,al
dynamics sebagai theory of levels of human exixtence yangdigagas oleh Beck & cowan (1996),
menawarkan suatu paradigma berpikir dan kerangka pikir untuk memahami suatu sistem yang
kompleks dinamis namun memiliki kemampuan beradaptasi (adptive complex dynamics

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 95


system) yaitu meme atau warna pikiran ymg ada pada setiap manusia yang membentuk
dan tampil dalam perilaku, kehidupan sehari-hari, pendidikan,bahkan geopolitik sesuai dengan
jenjang spiralnya. Secara konseptual, spiral dynamics mengkaji dan menjawab persoalan
mengapa manusia berbeda, mengapa sebahagian tidak berubah sedangkan yang lain tetap
eksis, mengapa sebagian reaksi masyarakat berbeda dengan yang lainnya dalam menyikapi
perubahan yang sama dan bagaimana mengelola orang sebagai individual,organisasi ataupun
masyarakat dalam situasi turbulent dewasa ini.Sspiral dynamics terdiri dari atas delapan
jenjang yang setiap jenjangnya dibedakan dengan warna yang mewakili setiap ,MEME" (Back
& cowan,1996: 5): (l) Beige (Kuning tanah) bertahan hidup (survival).'MEME, kuning tanah
memiliki stuklur ikatan kelompok yang kendur ( loose bands ) dan didasari proses bertahan
hidup (survival proces ); (2) purple (ungu) kekeluargaan ( kinship).
'MEMEs ungu memiliki struktur kelompok- kelompok seperti suku (trible-like groups)
dan didasari berbagai prosessirkular (circular processer); (3) Red (merah)-kekuatan power).
"MEME ,merah memiliki sturktur penguasaan, didasari eksploitatif, dan proses meraih
kekuasaan ( power seeking); (4) Blue (biru)- tujuar/cita-cita purposes).
'MEME, biru memiliki struktur bentuk piramidal hierarchial, dan didasari atas tujuan,
pengendalian atau bahkan proses yang otoriter; (5) Orange pencapaian ( achievement). "MEME,
orange memiliki stuktur suatu bentuk delegatif, didasari orientasi pencapaian hasil
(achievernent-orienterl), mengejar otonomi (autonomy seeking) dan proses-proses strategis;
(6) Green (hijau)-konsensus (consensuses). MEMEs hijau memiliki sturktur kesetaraan
(egaliter), didasari atas berbagai proses baik berdasarkan pengalaman maupun konsensus;
(7) Yellow (kuring)-integratif (integyative).'MEMEs, kuning memiliki struktur lentur (plexible),
integrative, dan berdasarkan pengetahuan (knowledge-based), baik sebagai suatu stnrkfur
dan juga dalam prosesnya; (8) Turquoise (pirus)-holistik (holistic).
MEME, pirus adalah holistic dan global dalam struktur, mengalir berkelanjutan ( flowing)
dan multidimensi dalam prosesnya .Berdasarkan kedelapan level wama berpikir tersebut,
maka terdapat empat poin kunci Spiral Dynamics. Pertama, sifat manusia tidak statis, dant

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 96


idak terbatas. Perubahan sifat manusia sebagai syarat perubahan eksistensi. Kedua, ketika
sebuah sistem baru diaktifkan, kita mengubah psikologi kitadan aturan untuk hidup agar
mampu beradaptasi dengan kondisi baru. Ketiga,kita hidup dalarn sistem yang memiliki potensi
keterbukaan nilai . Keempat, sebuah organisasi, individu, atau seluruh masyarakat bisa
merespon positif hanya dengan prinsip manajerial, motivasi, formula pendidikan, dan hokum
atau kode etik yang sesuai dengan tingkat saat manusia bereksistensi.
Dewasa ini berkembang konsep baru yang dikenal dengan Value Memes (vMemes).
Konsep yang mendasari vMemes adalah teori Spiral Dynamics dalam perkembangan manusia
didasarkan teori psikologi Clare W Graves, dipopulerkan oleh Ken Willer dalam serial buku
Spiral Dynamics.

Gambar 5.1. Tatakelola Spiral Dynamics Integral

3. Tatakelola Pondok Pesantren Gontor dalam perspektif Spiral Dynamic


Dalam situasi turbulensi ini, perubahan perilaku masyarakat memperlihatkan
perubahan yang chaostic. Masalah perencanaan dalam manajemen pendidikan baik pada
pesantren maupun yang berkembang di masyaraka t ,menunjukan kompleksitas,
baik dari segi komponen pendidikan itu sendiri, maupun lingkungan yang mempengaruhi
keberlangsungan suatu pendidikan.Semua masalah yang muncul dalam dunia Pendidikan
terus berkembang seperti spiral dynamic . Oleh karena itu keyakinan pengajaran dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 97


pembelajaran. dipandang sebagai sains dan sebagai seni.Untuk dapat membangun
memiliki mental pembelajaran setiap orang dituntut memiliki kecerdasan emosional dan
spiritual.
Dengan mengintegrasikan agama dan sains serta berbagai komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem, Spiral Dynamics memberikan solusinya
dengan melihatnya melalui Perilaku seseorang sebetulnya adalah interaksi antara
stimulus eksternal yang dihadapi orang atau kelompok dengan reaksi neuron-neuron yang
merespon stimulus tersebut. Reaksi tersebut dikendalikan oleh suatu kekuatan yang paling
dalam yang disebut memes berupa spiral yang tidak terputus yang memiliki core
intelligence dari setiap jenjang pada spiral tersebut. Core intelligence inilah yang akan
`mengatur' bagaimana neuron- neuron akan bereaksi membentuk pikiran atau pola pikir
yang terefleksi dalam perilaku seseorang. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Beck dan
Cowan (1996:4):
“ MEMEs.system represents, firstly, a core intelligence that froms system and directs
human behavior. Secondly, it impacts upon all life choices as a decision-making framework.
Thirdly, each 'MEW can manifest itself in both healthy and unhealthy forms. Fourthly, such a
vMEME is a discrete structure ,fir thinking, not just a set of ideas, cvalues or cause. Fifthy,
it can brighten and dim as the life conditions (consisting of historic times, geographic place,
existential problems, and societal circumstances) changes”.
Alone adalah pola pikir mengenai sesuatu (ways of thinking about thing), yang
dapat dijelaskan sebagai: Pertama, jenjang eksistensi psikologis (levels of psychological
existence); Kedua, pemilihan sistem nilai-nilai (valuing values system) bagaimana orang
melihat atau menilai suatu system nilai; Ketiga, sistem peniruan (copying system);
Keempat, nilai yang dalam atau keyakinan (deep value/conviction); yang menjawab
mengapa dan bagaimana saya bertindak (Bahaudin, 2007: 59 dalam Mardia 2011).
Spiral Dynamics menjelaskan bagaimana meme tersebut bertindak pada tiga
jenjang yang berbeda yang terkait satu sama lain (Beck & Cowan, 1996):
(1) Jenjang individual. Individual yang memiliki 'MEME, yang dominan akan membentuk prioritas
dan nilai-niali dalam hidupnya dari yang paling mendasar sekadar untuk bertahan hidup

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 98


(survival) sampai dengan yang melihat dunia sebagai satu kesatuan masyarakat.
Karenanya MEME, yang berkembang tidak sehat pada seorang anak akan membutnya dapat
menjadi sumber masalah bagi keluarga, dan lingkungan masyarakatnya, juga sebaliknya.
(2) Jenjang organisasi. 'MEME, suatu organisasi akan menetukan keberhasilan atau
kegagalan organisasi tersebut dalam menghadapi tantangan persaingan yang begitu
kompetitif.
(3) Masyarakat. Baik masyarakat lokal maupun nasional harus benar-benar memahami
dan membangun `MEME, yang sesuai untuk menggerakkan terjadinya proses
perubahan secara evolusi dan revolusi pada manusia sebagai individu dan
masyarakat/bangsa.

MEME dalam pandangan Islam nampaknya dapat dipahami sebagai sesuatu inti manusia
yang bersifat spiritual atau ilahiyah yang memiliki delapan tingkatan sebagaimana hadis
Rasulullah (Tafsir. 2006: 28). yang menyatakan:
“ Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qashr), di dalam istana itu ada dada (shack), di
dalam shady itu ada kalbu (kall)), di dalam (lath itu ada fit 'ad, di dalam fit 'ad itu ada syaghaf,
di dalam ,syaghaf itu ada Tubb, di dalam /ubb itu ada sir. Dan di dalam sir itu ada Aku (Ana)”.

Setiap warna dan level pikiran spiral dynamics dan tingkatam manusia dalam hadis yang
dikemukakan tersebut di atas, pada dasarnya dapat ditemukan dalam pribadi pemimpin
integral. Pemimpin integral ini dapat ditemukan pada pribadi manusia yang memiliki sosok
ulul albab. Manusia ulul albab adalah manusia yang memiliki kemampuan
mengintegrsiinterkoneksikan seluruh kompetensi yang dimilikinya , baik dari segi
penguasaan ilmu (knowledge), iman (attitude), maupun implementasi amal perbuatannya (skill).
Ulul Albab memiliki tiga indikator kunci, yaitu: Dzikir, Fikir, dan Amal shaleh.
Analisis spiral dynamics dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan Islam
dan dalam peningkatan keimanan seseorang , khususnya pada pengelolaan dalam pengembang Ilmu,
seni, budaya dan cinta kasih yang bernafaskan falsafah Islami adalah value .system yang, terdiri
dari sejumlah nilai yaitu teological values, logic values, estetical values, eticl values, dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 99


teleological values. Penjelasan nilai-nilai integral Spiral Dynamic dalam kaitannya dengan nilai-
nilai pendidikan agama Islam, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Iman Ilmu

Ilmu Amal

Amal Iman

Ilmu
Rum(30);30 Iman

Al—Mujadilah (58) : 11

Gambar 5.2 : Tata Kelola pendidikan Islam dalarn Perspektif Integral Spiral
Dynamic (diadaptasi dari Mardia 2011)

D . BLUE OCEAN STRATEGY DALAM PESPEKTIF ISLAM


1. Pengertian Teori Blue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy (BOS) merupakan strategi bisnis yang menerapkan penguasaan
ruang pasar yang tidak diperebutkan (uncontested market space), sehingga membuat persaingan
menjadi tidak relevan (competition irrelevant). Pasar yang tidak diperebutkan tersebut dianalogikan
sebagai Samudera Biru (Blue Ocean) dimana organisasi bermain sendirian tanpa ada pesaing.
Sebaliknya kondisi ruang pasar saling diperebutkan oleh berbagai pihak dengan cara apapun seakan-
akan sampai berdarah-darah, maka kondisi ini dianalogikan sebagai Red Ocean atau Samudera
Merah.
Tabel 5.1 Perbedaan antara Blue Ocean dan Red Ocean
No Red Ocean Strategy Blue Ocean Strategy
1 Bersaing dalam ruang pasar yang sama Menciptakan dan mengembangkan ruang
pasar yang belum ada pesaingnya
2 Memenangkan kompetisi Menjadikan kompetisi tidak relevan
3 Mengeksploitasi permintaan pasar yang ada Menciptakan peluang baru dan
mengembangkannya
4 Memilih antara nilai atau budaya Mendobrak pertukaran nilai dan budaya

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 100


5 Memadukan seluruh sistem kegiatan dengan pilihan Memadukan keseluruhan sistem kegiatan
strategis dalam mengejar diferensiasi dan biaya
antara deferensiasi atau biaya murah rendah

Pendekatan Blue Ocean Strategy menekankan pada kesetaraan antara nilai dan inovasi.
Perpaduan antara inovasi dan nilai menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk
memberikan manfaat kepada konsumen dan perusahaan. Pendekatan nilai dan inovasi tersebut
didasarkan pada enam prinsip BOS, sebagai berikut: (1) Merekonstruksi batasan-batasan pasar;
(2) Fokus pada gambaran besar, bukan pada angka; (3) Menjangkau melampaui permintaan yang
ada; (4) Melakukan rangkaian strategis dengan tepat; (5) Mengatasi hambatan utama dalam
organisasi; (6) Mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi.
Di dalam mengimplementasikan BOS tersebut, diperlukan sebuah strategi dan kerangka
kerja, yang selanjutnya dinamakan strategi kanvas ( canvas strategy) dan empat kerangka kerja
(Four Action Framework). Canvas strategy merupakan blue print (cetak biru) untuk memetakan
strategi Lembaga pondok Pesantren , dengan menampilkan faktor-faktor kompetisi (competition
factors ) di mana kompetitor industri bersaing. Kanvas strategi digunakan untuk mendiagnosa posisi
produk yang dimiliki dan mendiagnosa posisi pesaingnya. Fungsi canvas strategy digunakan untuk
merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang memungkinkan untuk memahami dimana
kompetisi saat ini sedang terjadi, memahami faktor-faktor apa yang sedang dijadikan persaingan
lulusan , serta mengetahui nilai kompetitif apa yang di peroleh masyarakat . Kerangka kerja empat
langkah (Four Action Framework) dikembangkan untuk merekonstruksi elemen-elemen nilai dalam
membuat kurva nilai baru. Kerangka kerja empat langkah ini terdiri dari empat pertanyaan kunci
logika strategi model proses pembelajaran
2. Implementasi Teori Blue Ocean Strategy dalam Pendikan Islam
Pola pendidikan saat ini telah bergeser ke arah pendidikan yang lebih terbuka, professional,
dan demokratis. Dampak dari itu semua, maka ditengarai akan terjadi pergeseran dalam paradigm
pendidikan. Pendidikan Islam dalam menghadapi pergeseran paradigma harus dikelola secara

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 101


terencana dengan tujuan yang jelas dan terukur hasilnya, dengan cara menyelenggarakan proses
pembelajaran yang lebih menekankan pada kualitas belajar daripada kuantitas hasil. Manajemen
pendidikan tidak lagi mengutamakan sesuatu yang bersifat administratif daripada proses
pematangan kualitas peserta didik. Dapat pula dikatakan bahwa orientasi pendidikan saat ini dan ke
depan adalah menciptakan Lembaga pondok pesantren mencapai visi misinya sebagai Lembaga
yang inovatif, memiliki mutu sesuai standar dan berdaya saing tinggi. Menciptakan lulusan yang
handal sesuai dengan tujuan yang dihapakan diperlukan sebuah strategi proses dan strategi
informasi yang tepat. Lembaga pendidikan Islam berkembang dengan sangat pesat, baik dalam
tingkat formal maupun informal. Di sisi lain, masyarakat saat ini menginginkan layanan pendidikan
yang baik dan bermutu. Lembaga pendidikan Islam harus mampu melihat fenomena tersebut,
sehingga tidak hanya sekedar membangun sekolah-sekolah baru, tetapi juga mampu menciptakan
strategi pasar yang baik untuk menarik minat konsumen. Stategi pasar yang dicptakan diharapkan
meyakinkan calon konsumen bahwa Lembaga Pondok Pesantren mampu menciptakan insan yang
cerdas, bermutu, dan kompetitif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat (lokal dan global).
Berdasarkan kondisi persaingan pada lembaga pendidikan Islam saat ini dan sesuai analisis SWOT di
atas, maka untuk menerapkan Blue Ocean Strategy perlu dilakukan langkah-langkah strategis,
sebagai berikut:
a. Strategi Kanvas (Canvas Strategy)
a) Reputasi akademik, adalah keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai
bagi peserta didik. Lembaga pendidikan harus pintar melihat sub-sub faktor yang terkait dengan
produk jasa pendidikan yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam keputusan memilih
sekolah berbasis Islam, misalnya kurikulum, status akreditasi, dan citra/ image.
b) Pendidikan yang ditawarkan, adalah program studi yang ditawarkan terhadap peserta didik. Hal
tersebut sangat penting karena akan menjadi pilihan dalam menentukan potensi belajar merek.
c) Harga, merupakan nilai barang atau jasa yang ditetapkan oleh sekolah dalam bentuk jumlah
nominal yang ditawarkan. Demi menarik minat konsumen, lembaga pendidikan perlu untuk
menawarkan biaya pendidikan yang low cost untuk mendapatkan hasil yang higt quality.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 102


d) Pelayanan, peran orang-orang dalam penyajian pelayanan sangat mempengaruhi calon peserta
didik dalam memilih sekolah. Di dalam sebuah lembaga pendidikan, proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik apabila guru dapat menjalankan fungsinya sebagai tenaga pendidik dengan
baik pula.
e) Ketersediaan bantuan keuangan/beasiswa, bantuan keuangan baik berupa beasiswa akademik
maupun non akademik menjadi tarik bagi calon peserta didik dalam menentukan pilihan.
f) Fasilitas pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung sekolah seperti laboratorium,
perpustakaan, fasilitas olah raga, kantin, sangat berpengaruh dalam kenyamanan peserta didik
selama menempuh pendidikan.
g) Promosi, strategi promosi merupakan hal yang penting dalam perekrutan peserta didik,
strategi yang digunakan berdasarkan segmen calon peserta didik yang menjadi target sasaran.
Promosi merupakan ujung tombak dari sebuah pemasaran. Demi efektifitas dan efisiensi, maka
promosi dapat dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik untuk mencaring calon
peserta didik secara lebih luas.

b. Empat Kerangka Kerja (Four Action Framework)


a) Hapuskan : 1) Menghapuskan strategi promosi dan biaya promosi yang tidak sesuai dengan
target sasaran; 2)Menghapuskan model-model pembelajaran konvensional yang hanya
membuat pembelajaran menjadi membosankan dan monoton; 3) Hapuskan biaya-biaya untuk
penyelenggaran kegiatan yang kurang diminati oleh peserta didik.
b) Ciptakan : 1) Menciptakan model-model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, untuk
menciptakan suasana belajar yang selalu menyenangkan. 2) Menciptakan kurikulum unggulan,
sehingga menjadi pembeda dengan sekolah kompetitor, misalnya program pembelajaran
bilingual dan penambahan mata pelajaran entrepreneurship; 3) Menciptakan sistem
informasi yang mempermudah peserta didik untuk mengakses dan mendapatkan informasi,
misalnya dengan membuat web sekolah; 4) Menciptakan interaksi dengan calon konsumen
tentang pelayanan di lembaga pendidikan maupun keunggulan bersekolah di lembaga

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 103


pendidikan tersebut oleh tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh atau menjadi panutan,
misalnya kiai atau pengasuh pondok pesantren.
c) Kurangi : (1) Mengurangi tingkat ketergantungan perekrutan calon peserta didik kepada
pengurus.2) Mengurangi metode promosi yang sama dengan sekolah kompetitor.3)
Mengurangi metode promosi pada media cetak dan dan lebih menciptakan metode promosi
dengan memanfaat media sosial dan teknologi informasi.4) Kurangi ketidakdisiplinan waktu
mengajar, yang berakibat pada menurunnya kepuasan peserta didik dalam menerima
pembelajaran yang diberikan;.5) Kurangi metode pembelajaran satu arah, karena dapat
mematikan kreatifitas peserta didik.
d) Tingkatkan : (1) Meningkatkan hubungan dengan sekolah-sekolah untuk membentuk jaringan
dan menciptakan virtual integration.2) Meningkatkan kerjasama dengan stakeholders lain
untuk memperolah data tentang hal-hal yang mempengaruhi minat santri atau calon dalam
memilih.3) Meningkatkan pemanfaatan pendaftaran aplikasi online dari segi kualitas layanan,
sehingga pendaftar tidak harus datang ke lokasi pendaftaran. Hal ini dapat memberikan
keuntungan dari sisi efektifitas dan efisiensi waktu.4) Meningkatkan mutu lulusan, tidak hanya
dari nilai akademik, tetapi juga peningkatan softskill dan hardskill nya.
3. Teori Sistem Blue Ocean Strategy (BOS) Dan Implementasinya Dalam Pendidikan
Blue Ocean Strategy (BOS) yang ditulis oleh Kim dan Mauborgne adalah bagian dari strategi.
BOS merupakan strategi bisnis yang menerapkan penguasaan ruang pasar yang tidak
diperebutkan (uncontested market space ) sehingga menjadikan persaingan tidak relevan. Pasar
yang tidak diperebutkan tersebut dianalogikan sebagai Blue Ocean atau Samudra Biru, di mana
perusahaan bersaing sendirian tanpa pesaing. Sebaliknya kondisi di mana pasar selalu
diperebutkan dianalogikan sebagai Red Oceanatau Samudra Merah. Berpijak pada inovasi nilai,
strategi ini menantang perusahaan untuk keluar dari persaingan dengan melakukan diferensiasi
dan biaya rendah secara bersama-sama melalui kerangka kerja empat langkah, yaitu Hapuskan
(Elimintae), Ciptakan (Create), Tingkatkan (Raise), dan Kurangi (Reduce). Selain itu dengan
melakukan kesetaraan antara nilai dan inovasi, maka perpaduan antara nilai dan inovasi

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 104


menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk memberikan manfaat kepada konsumen. Di
dalam menjadikan kompetisi tidak relevan bagi ruang pasar baru, BOS berorientasi pada pada
pertumbuhan pasar dan gerak menjauh dari kompetisi dengan upaya memanfaatkan kekuatan
kesempatan sekaligus meminimalkan risiko.
Penerapan Blue Ocean Strategy (BOS) dalam dunia pendidikan Islam akan memiliki daya
saing yang kuat pada lembaga yang sudah mampu menjual kepercayaandaripada sekedar menjual
gedung dan sarana prasarana, atau hanya sekedar menjual harga dan kemudahan lainnya. Untuk
menciptakan BOS dilakukan dengan mengembangkan pendidikan alternatif yang dianggap memiliki
pola, ruang , dan daya manfaat berbeda dijadikan sebagai tuntutan kebutuhan nyata yang
berkembang di masyarakat. Berdasarkan permasalahan tersebut agar lembaga pendidikan Islam
mampu bertahan, berperan, dan bersaing, maka dibutuhkan rancangan strategi bisnis yang tepat
dan didukung oleh rancangan strategi informasi yang secara konsisten diterapkan dalam
menghadapi persaingan pendidikan.
4. Tatakelola Lembaga Pendidikan Agama Islam (Pesantren ) dalam
Perspektif Blue Ocean Strategy

Blue Ocean Strategy adalah bagaimana membuat ruang pasar yang belum terjelajahi,
yang bisa menciptakan permintaan dan memberikan peluang pertumbuhan yang sangat
menguntungkan. Pengertian strategi samudra biru menurut Kim dan Mauborgne (2005:4):
"Blue Oceans Strategy are defined by untapped market space, demand creation, and the
opportunity for highly profitable growth". Lembaga pendidikan Agama Islam / Pesantren dalam hal ini
dituntut mampu bersaing dengan tangkas dalam kompetisi; bagaimana secara cerdik membaca
persaingan, menyusun strategi manajemen dan kerangka kerja yang sistematis guna
menciptakan samudra biru. Definisi yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa strategi
samudra biru bukan strategi untuk memenangkan persaingan akan tetapi strategi untuk
keluar dart dunia persaingan dengan mencintakan ruang pasar yang baru dan membuat pesaing
dan kompetisi menjadi tidak relevan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 105


Konsep Blue Ocean Strategy dapat diterapkan dalam mengelola perencanaan pada
manajemen pendidikan Ilmu, seni , budaya dan cinta dalam dunia pendidikan Islam agar dapat
berdaya saing tinggi. "Daya saing yang kuat, akan tumbuh pada lembaga yang sudah mampu
''menjual kepercayaan" dari pada sekedar menjual gedung dan sarana pendidikan"
(Mulyasana, 2008:8), menerjemahkan konsep Blue Ocean Strategy dalam pendidikan, antara
lain:“Pertama, perlu mencermati dikembangkannya pendidikan alernatif, yang dianggap memiliki
pola. ruang dan daya manfaat yang berbeda. Konsep Blue Ocean Strategy merupakan gabungan
antara pendidikan formal, non formal atau informal, yang diharapkan mampu menjawab tuntutan
kebutuhan riil yang berkembang di masyarakat. Perlu membuka wawasan yang sempit, agar
persaingan tidak terfokus pada konsep, pola. ruang, strategi. dan pasar yang sama. Kedua.
promosi yang paling jitu menurut Kim adalah promosi dari mulut ke mulut dan referensi
pertemanan”.
Ada empat prinsip dasar yang, memandu keberhasilan merumuskan strategi lembaga
pendidikan yang bernafaskan agama Islam sebagai industri berbasis Blue Ocean
Strategy. “ Pertama. merekonstruksi batasan-batasan pasar (reconstruct market boundaries)
untuk menjauh dart kompetisi dan menciptakan samudra biru. Kedua, fokus pada gambaran besar,
bukan pada angka ( focus on the big picture, not the numbers ). Ketiga , menjangkau
melampaui permintaan yang ada (reach beyond existing demand). Prinsip ini sebagai
dasar untuk mencapai keunggulan kompetitif. Keempat, menjalankan rangkaian strategis
secara benar (get the strategic sequence right) yang merupakan gambaran Blue Ocean Strategi
yang dalam pengelolaannya harus dikembangkan melalui Ilmu, seni , budaya dan cinta di lembaga
pendidikan bernafaskan Agama Islam sehingga memiliki spiral dynamic keterkaitannya dalam
kehidupan di masyarakat”. Blue Ocean Strategy menawarkan sebuah konsep yang merupakan
driving force yang diterjemahkan sebagai suatu strategi persaingan yang tidak lagi menjadikan
pihak atau lembaga pendidikan lain sebagai pesaing yang harus ditundukkan dan
dibenturkan, tetapi persaingan dengan diri kemalasan, kebodohan, keterbelakangan,
ketidakjujuran, ketidakberdayaan serta lemahnya iman dan akhlak merupakan musuh dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 106


pesaing yang harus ditundukkan dalam diri seorang pengelola lembaga pendidikan dengan cara
bekerjakeras, penuh keikhlasan dan berlaku ihsan ( fastabigul khairat). Values system ini
merupakan driving force bagi umat muslim untuk menjawab problematika kehidupan
manusia di dunia ini untuk sampai pada pasca kehidupan, sehingga mampu berselancar
diatas Chaos dan arus kompleksitas di era Digital ini.
5. Tatakelola P endidikan Aga ma Islam dala m spektrum S piral Dynamic
dan Blue Ocean Strategy .
Ta takelolah Pendidikan Agama Islam dalam spektrum integrasi spiral dynamics
dan Blue Ocean Strategy sebagai kekuatan pendorong (driving force) bagi umat Islam
adalah langkah alternatif untuk menjawab problematika Pendidikan Agama Islam pada era
digital ini. Al-Qur'an dan Suimah sebagai sumber utama pendidikan Islam sehingga Islam adalah
agama yang senantiasa sesuai untuk segala zaman dan tempat, termasuk di era globalisasi.
Ini sesuai dengan pernyataan bahwa Islam adalah salihun likulli zaman wa likulli inakan.
Pernyataan tersebut memiliki landasan teoritis, historis maupun empiris yang kuat.
Pendidikan Islam akan mampu menjawabnya yakni dengan melakukan langkah antisipatif
dalam mengelola Pendidikan Agama Islam dalam perspektif Spiral Dynamic dan Blue Ocean
Strategy.
6. Blue Ocean Strategy (Strategi Samudera Biru) di Lembaga Pendidikan Islam
Blue Ocean Strategy dalam konteks persaingan mutu Pendidikan Islarn, menurut
pemikiran Kim & Mauborgne (2005) tentang Blue Ocean Strategy How to Create Uncontested
Market Space and Make the Competition lrrelevant to win in the future, campanies must stop
competing each other. The only way to the competition is to stop trying to beat competition "
Blue Ocean Strategy (Strategi Samudera Biru) dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler
pada managemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya) , di Pondok Pesantren Gontor sebaiknya
harus menerapkan suatu strategi baru yang harus keluar dari Status Quo, harus menciptakan
strategi masa depan yang gemilang, menerapkan penjauhan dari kompetisi. Harus

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 107


menekankan penciptaan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, fokus pada penumbuhan
permintaan dan gerak menjauh dari kompetisi dalam bidang Kegiatan Ekstrakurikuler.
Untuk berjaya di masa depan, suatu pendidikan (dalam konteks Lembaga Islam ) harus
berhenti bersaing satu sama lain. satu-satunya cara menangani kompetisii adalah berhenti
berusaha memenangi kompetisi. Manajemen proses pendidikan atau proses pembelajaran
yang bermutu, bukan hanya yang memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna, dilakukan
melalui proses penyempurnaan yang berkelanjutan ( continuing improvement process) ,
tetapi dalam pelaksanaannya dipadu didasari oleh nilai-nilai etika dan moral, nilai logis,
nilai estetika dan kegunaan,dilandasi nilai yang lebih mendasar yaitu nilai religius Islami
lebih utama .
Spiral dynamic dan blue ocean strategl berkaitan dengan teori chaos dan
complexity, sebagai landasan dalam memahami perubahan yang mempengaruhi
lingkungan Pendidikan di Pondok pesantren . Inti dari teon chaos dan complexity adalah
ada kondisi teratur di tengah ketidakteraturan yang ada. Hakikat kompleksitas itu
adalah adanya pola di antara kondisi order dan disorder. Teori chaos lahir dari rasa
ingin tahu manusia terhadap yang akan datang. Kita selalu me nanyakan bagaimana
sebuah sistem berubah dari waktu ke waktu. Di dalam teori chaos manusia
menemukan bahwa terkadang sebuah perubahan tidaklah serumit sebagaimana ia
terlihat. Bahkan dari sistem yang secara matematis sangat sederhana sekalipun dapat
dihasilkan pola-pola yang chaostik. Pondok Pesantren Gontor telah memiliki sesuatu
yang berbeda dari dari pondok pesantren lainnya , harus berani menciptakan peluang
pasar tanpa pesaing, mengemas strategi masa depan gemilang yaitu dengan
melakukan sistem mengacu pada teori Blue Ocean Strategy ( strategy samudera biru).
Selanjutnya W.Chan Kim dan Renee Mauborgne (2006:10) menyatakan bahwa
Blue ocean strategy menantang pendidikan pengajaran dan pengasuhan dalam kancah
pendidikannya untuk keluar dari samudera merah persaingan berdarah dengan cara
menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga kata kompetisipun

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 108


menjadi tak relevan. Dalam hal ini Pondok Pesantren Gontor menciptakan ruang pasar
baru. Rintangan-rintangan yang ada secara langsung, maka dapat dikatakan bahwa strategi
samudera biru (Blue Ocean strategy) sudah layak diterapkan diantaranya dalam
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang spektakuler dalam berbgai dimensidi
Kampus Pondok Pesantren Moderen Gontor khususnya di kampus yang dijadikan fokus
penelitian yaitu kampus 3 putra Darul ma’rifat dan kampus 5 Putri di Kabupaten Kediri
jawa timur.
Mengeksekusi Strategi Samudera Biru ( Blue Ocean Startegy). Setelah
mengembangkan samudera biru, suatu organisasi dalam hal ini Pondok Pesantren
Moderen melaksanakan startegi yang telah direncanakan tersebut. Setiap strategi
memiliki kesulitan tersendiri untuk dieksekusi : (1) Strategi s amudrera biru
melambangkan langkah yang signifikan dalam meninggalkan status quo; Rintangan
kedua yang harus diatasi adalah keterbatasan sumber daya, semakin besar pergeseran
dalam strategi yang akan dilakukan, maka akan semakin besar sumber daya yang
dibutuhkan dalam mengeksekusi strategi ini.; (3) Rintangan ketiga adalah motivasi.
Bagaimana seluruh komponen dan civitas akademika memotivasi pelaku-pelaku sektor
pendidikan , pengajaran, pengasuhan, dalam kegiatan ekstrakurikuler ya ng erkait dengan
Ilmu, Seni, Budaya dan Cinta kasih dapat terorganisisr dalam Manjemen Pendidikan yang
merupakan pemain-pemain kunci untuk bergerak cepat dan tangkas meninggalkan status
quo yang mungkin terjadi. Rintangan terakhir adalah rintangan poli tis, tantangan-
tantangan kepentingan dan aturan-aturan yang tidak mendukung juga harus diatasi.
Straetegi samudera biru memiliki tiga kualitas yang saling melengkapi, yaitu fokus, gerak
menjauh (divergens i), dan motto utama yang memikat. Tanpa tiga kualitas ini, strategi
samudera biru akan tampak kabur dan sulit dikomunikasikan sehingga tidak menjadi
berbeda dari pesaing. Namun topik ini mengenai pengasuhan dalam kegiatan
ekstrakurikuler dalam manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Buday te rmasuk cinta kasih
yang terjalin dengan harmonis menunjukkan keunikan potensi yang dimiliki oleh Pondok

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 109


Pesantren Moderen Gontor tersebut. Jika semua telah memenuhi syarat, maka langkah
berikutnya adalah menerapkan langkah-langkah dalam melaksanakan strategi
samudera biru yaitu :
1. Menghilangkan ( elimate), komponen-komponen yang dianggap tidak efektif harus
dihilangkan komponen biaya yang dapat menimbulkan kesan yang kurang relevan
harus dihilangkan seperti biaya keamanan dan biaya kebersihan.
2. Mengurangi ( reduce), komponen-komponen yang dianggap mengganggu keefektifan
strategi samudera biru, dan lain-lain.
3. Menambahkan ( raise), fasilitas yang ada yang menyangkut terhadap linkungan
yang dianggap di bawah standar, perlu ditambahkan agar sumber daya manusia di li
kungan Podok Pesantren khususnya merasa nyaman termasuk pelayanan yang sudah
baik perlu terus ditingkatkan
4. Menciptakan ( create) , selama ini Dinas Budaya dan Pariwisata terlalu fokus ke wisata
bahari/alam ( pleasure tourism ) dan rekreasi (recreation tourism ), sedangkan
pariwisata budaya ( culture tourism), pariwisata olah raga (sport tourism),
pariwisata bisnis ( business tourism ) dan pariwisata konvensi ( convention tourism )
belum dimunculkan. Langkah-langkah dalam strategi samudera biru akan efektif
jika memperhatikan tiga hal penting yaitu :
a. Fokus, semua pelaku bisnis harus fokus pada tujuan inti yaitu memuaskan
wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
b. Divergensi, tetap mencari keunikan atau ciri khas tertentu yang tidak dimiliki
oleh wisata daerah lain. Keunikan bebatuan yang besar-besar, berupa burung
garuda (di jatim), pasir putih bersih, wisata budaya/sejarah perlu terus
ditingkatkan agar pondo datang Hamsani dan Valeriani, Blue Ocean Strateg
.penerapanya pada berbaagi kegiatan dlam pribadinya
c. Motto yang menarik, tidak perlu merubah motto, tetapi motto tersebut harus
mencerminkan “roh” Pondok yan eklusif dan Te tapi motto “ come and explore”,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 110


7. Refleksi Blue Ocean Strategy dan Spiral Dynamic System di Pondok Pesantren
Moderen Gontor
Strategi pengembangan dan inovasi dalam persaingan maupun keunggulan kompetitif
menjadi kewajiban bagi kemajuan bisnis, tidak terkecuali pada sebuah lembaga pendidikan
Islam. Berbagai strategi diterapkan oleh lembaga pendidikan tersebut untuk menarik minat calon
kosumen. Tidak jarang lembaga pendidikan Islam terjebak ke dalam persaingan untuk
mendapatkan calon konsumen yang sama sehingga masuk ke dalam persaingan berdarah-darah
(Red Ocean Strategy). Tetapi tidak pada pendidikan islam seperti Pondok Pesantren ini sangat
bertolak belakang dengan visi dan misi suatu Lembaga pendidikan yang berorientasi pada duia
kerja dengan lebaga pendidikan islam seperti Pondok Pesantren yang berorientasi pada
pendidikan dan pembentukan karakter yang hakiki bagi para peserta didiknya / para santri/
santriwatinya, tidak mencetak pembentukan dunia kerja tapi memberi kebebasan dalm
implementasinya kelak dimasyarakat yang telah dibekali langkah-langkah karakteristik
pengkaderan yang segala sesuatunya berlandaskan syareat dan koridor yang seharusnya dalam
agama Islam. Dengan demikian tidak lagi harus merubah Red Ocean Strategy menjadi Blue ocean
sategy, melainkan blue ocean strety yang telah ada dan diimplimentasikan di pondok pesantren
yang dibutuhkan adalah pengembangan dari Blue oceant strategy dalam berbagai aspek yang ada
di Pondok Pesantren sehingga mendapatkan kesebuah strategi lain untuk dapat memenangkan
persaingan secara sehat, yaitu strategi Samudera Biru (Blue Ocean Strategy) dengan
membuat market sendiri sehingga persaingan tidak lagi relevan.
Bentuk pengembangan dalam penelitian ini khususnya pada Pondok Pesantren yang
dijadikan focus penelitian yaitu Pondok Pesantren Gontor ( PonPes Moderen Gontor Pusat Putra
kampus 1 Ponorogo, Ponpes Gontor Moderen kampus 3 Putra Daarul Moderen Marifat Gurah
Kediri dan Ponpes Gontor Moderen Putri kampus 3 Kandangan Kediri) melaalui suatu system,
diantaranya Spiral Dynamic System untuk menyeimbangkan karakteristik yang telh dimiliki
dengan peluang pangsa pasar hidup dan kehidupan di masayarakat , dalam penelitian ini diambil
salah satunya melalui Kegiatan Ektrakurikuler yang terdapat di PonPes Gontor tersebut dalam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 111


Bidang Manajemen pendidikan Seni dan Budaya Islam dengan pribadi manusia muslim dan
diharapkan dapat terintegrasi dari karakteristik Blue Ocean Strategy yang dipadukan dengan
pengembangan mananemen pendidikan Seni Budaya sehingga menhasilkan manusia muslim
seperti Spiral Dynamic Sytem , yaitu manusia muslim yang memilik Core intelligence yang
akan `mengatur' bagaimana neuron- neuron akan bereaksi membentuk pikiran atau pola
pikir yang terefleksi dalam perilaku seseorang
E. LANDASAN TEORY TENTANG SYSTEM NILAI DALAM SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL
DYNAMICT SYSTEM
Berikut ini lebih jauh dapat dijelaskan aspek-aspek yang paling utama yang harus dicapai oleh
setiap individu pada system Nilai dalam manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam ) ,
terdiri dari dua dimensi di atas, meliputi:
1. Dimensi Mahdhah, Seperti yang telah kita ketahui di atas bahwa dimensi mahdhah itu lahir
setelah kita mengadakan kajian mendalam tentang konsep kehidupan menurut Islam, di samping
lahir juga dimensi ghairu mahdhah. Dimensi mahdhah ini dalam struktur tatanan nilai pada
Spectrum Analysis Dynamict hakikatnya adalah nilai universal bagi setiap orang yang beragama
dalam berbagai kegiatan Extra kurikuler di Lembaga Pesantren PMD Gontor selama ini
Kemampuan mnggunakan dimensi mahdhah dalam segala perilakunya dan menciptakan seorang
untuk menjadi muslim yang betul-betul beriman dan bertaqwa. Sedangkan orang-orang yang
betul-betul beriman dan bertaqwa menurut Abu A’la Maududi adalah muslim yang membuat
aspek dari segala kehidupannya untuk sepenuhnya mengabdi kepad Allah SWT, seluruh hidupya
adalah yang penuh dengan ketaatan dan ketundukan, kepasrahan diri dan sekali-kali tidak akan
bersikap arogan atau mengikuti kemanusiaannya sendiri yang di dalamnya ada dipengaruhi oleh
hawa nafsu manusia. Makna dengan dasar penguasan dimensi mahdhah ini orang para santri
lulusan Gontor akan membuang jauh-jauh terhadap sifat-sifat manusiawinya yang tercela
menggantikannya dengan sifat-sifat terpulji sebagai refleksi dari keimanan yang mendalam.
Adapun hasil optimal dari pengusaan keimanna tersebut adalah melahirkan kesadaran besar
menjalankan perintah-perintah Allah SWT mampu menjauhi larangan agama secara sadar.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 112


2. Dimensi ghairu mahdhah. Dimensi ghairu mahdhah pada dasarnya hanya merupakan
pengembangan dari penguasaan dimensi pertama yaitu dimensi mahdhah, dan merupakan hasil
dari pembekalan nilai sekunder lokal semata. Setelah itu kita mempunyai kesadaran untuk
menjalankan ajaran-ajaran pokok agama dalam Islam berupa kegiatan mahdhah, berupa shalat,
puasa, haji, sadaqah, dan sbagainya.Gambaran tersebut merupaan hasil penguasaan dimensi
mahdhah, dimana kita harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk memahami apa sbenarnya
nilai-nilai yang terkandung di dalam ibadah mahdhah dan hikmah yang dapat diperoleh manusia,
sebab untuk memahami tersebut perlu hikmah, sehinggga manusia mampu menangkap dibalik
perintah terseut.Demikian pula dalam upaya membentuk kepribadian seseorang atau proyeki
program hidup kemanusiaan. Usaha pegembangan ini harus diusahakan mencapai tingat
setinggi-tingginya agar mampu melayani segala kebutuhan manusia. Dimensi ghairu mahdhah
dalam struktur tatanan nilai kita di sebut dengan nilai sekunder lokal. Secara kongkritnya bahwa
suatu ativitas kemanusiaan sebagai hasil penguasaan dimensi mahdhah dengan pembekalan
nilai sekunder sangat banyak dipengaruhi oleh kondisi lokal yang ada. Dan ditentukan bentuknya
oleh sistem sosial dan budaya wilayah tertentu. Misalnya dalam situasi umat Islam mengalami
kelumpuhan dengan diperkosanya hak-hak asasinya oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Manajemen Pendidikan dalam Ilmu, Seni dan Budaya Islam yang telah diteliti bagi
kegiatan ektrakurikuler yang ada di PMD Gontor setiap santri dalam pembelajarannya sudah
menyatu dengan system Blue Ocean Strategy yang telah memenuhi Standar Oprasional
sebagaimana spiral kehidupan yng memerlukan perjuangan yang tidak sedkit dalam
membangun nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam. Perjuangan atau gerakan yang
dilakukan untuk membebaskan diri dari belenggu kezaliman sebagai suatu amalan ibadah disisi
Allah SWT, sesuai perintah dalam al-Qur’an untuk memperjuangkan segalanya di jalan Allah SWT,
Q.S. Al-Hajj [22]: 78. Artinya:“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama
suatu kesempitan. (Ikutilah) agam orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur’an) ini, supaya Rasul

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 113


itu menjdi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindung, maka Dialah sebaik-baiknya Pelindung dari sebaik-baik penolong.”

Amalan seperti tersebut di atas, merupakan hasil dari pemahaman nilai primer tadi yang
dikembangan dalam diri manusia. Yang berupa amalan-amalan yang sudah ditetapkan dalam
ajaran Islam sebagai cara untuk memotivasi umatnya untuk mampu bekerja keras dan merubah
hidup dan kehidupan manusia menjadi lebih baik. Pembinaan yang mempunyai materi dokrin
dengan dimeni mahdhah dan ghairu mahdhah tersebut merupakan suatu kerangka dalam
membangun model pembinaan yang lebih efetif bagi generai muda bangsa. Sebab dengan
memberikan sentuhan dua dimensi tersebut di atas, berupa ibadah mahdhah yaitu kewajiban
mutlak yang harus dipahami (ibadah kepada Allah), dan ghairu mahdhah yaitu kewajiban untuk
menselaraskan nilai-nilai Islam dengan kehidupan sehari-ari, akan memunculkan sosok pribadi
yang isami dalam sikap dan perbuatan.Menurut Muhammad Assad, konsep Islam bagi suatu
kehidupan dijelaskan bahwa Islam adalah program hidup sesuai dengan hukum-hukum alam yang
ditentukan oleh Allah SWT, atas penciptaannya berupa hasil yang dicapainya yang tertinggi ialah
koordinasi yang sempurna dari pada aspek-aspek spiritual dan material kehidupan manusia.
Program hidup merupakan suatu struktur dari apek-aspek yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan hidup itu sendiri untuk mencapai suatu kesempurnaan kehidupan agama. Aspek-aspe
inilah yang dikenal dengan aspek kehidupan secara parsial, aspek-aspek kehidupan ini bekerja
menurut hukumnya sendiri. Maka nampaklah bahwa dalam kehidupan antara satu dengan lainnya
seolah-olah saling berpisah, bahkan seolah-olah tidak ada benang merah yang
menghubungkannya. Misalnya aspek kultural, aspek ini bekerja dalam hukum bahwa manusia
mempunya naluri berehendak dan cara berpikir yang diwujudkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan sepintas lalu aspek kultural ini tidak memunyai keterkaitan dengan
asek yang lain seperti nilai-nilai religius yang berlandakan pada hukum bahwa di atas keuasaan
manusia itu masih ada keuasaan yang lebih tinggi dan Maha tinggi. Shingga kalau demikian

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 114


keadaannya, maka memungkinkah tujuan hakiki dari pada kehendak dan cara berpikirnya mencapai
hasil tidak lain hasil yang harus tercapai adalah terciptanya mauasia yang aman dan sejahtera.
F. TEORI SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMICT SYSTEM KAITANNYA DENGAN
MANJEMEN PENDIDIKAN (ILMU , SENI DAN BUDAYA ISLAM)

1. Spiral Dynamics: Mastering Values


Di lingkungan Lembaga pendidikan Pesantren Khususnya para santri/Wati di Lingkungan
Pesantren PMD Gontor memiliki kemampuan tersebut kemudian dibentuk menjadi seorang
pemimpin (Leadership/ manajer )yaitu seseorang diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang
dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Sebagaimana tujuan Allah SWT menciptakan
manusia di dunia sebagai pemkimpin (khalifah). Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat:
30 menegaskan sebagai berikut. yang Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah{2}:30). direalisasikan berdasarkan analogi
lingkaran spiral yang begitu elastis dan fleksibel untuk mengadakan suatu perubahan,
meskipun dalam tenggang waktu yang cukup lama untuk mengetahui karakteristik masing-
masing pemimpin dalam setiap periode kepemimpinannya, serta nilai-nilai positif dan negatif
apa yang dihasilkannya.
Menurut Siti Shalihah tentang spiral Dynamics dalam kepemimpinan dikatakan bahwa
Teori spiral dynamics ternyata bisa ekspansi dalam kepemimpinan dunia
pendidikan Islam umpamanya; dimulai sejak pendidikan Islam klasik hingga pendidikan Islam
kontemporer. …Seluruh bahan ajar di atas dipresentasikan diperguruan tinggi dan belum ada
spealisasi bahan ajar tertentu. Spealisasi ditentukan setelah tamat dari perguruan tinggi,
berdasarkan bakat dan minat masing-masing sesudah prektek mengajar beberapa tahun.
Spealisasi disini tidak perlu dipahami seperti halnya spealisasi zaman sekarang, sebab

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 115


spealisasi yang benar-benar berdasarkan minat dan kecenderungan peserta didik belum
menjadi perhatian para tenaga pendidik saat itu. Perhatian terhadap minat dan perhatian
peserta didik dalam menentukan bahan ajar, banyak dibicarakan atau dikaji setelah pembahasan
pendidikan dan psikologi lebih maju lagi. Dari term ini dapat dicermati bahwa sistematika
penyajian bahan ajar dan penentuanspesialisasi peserta didik, masih belum tertata secara
sistemik dan professional seperi halnya di era modern sekarang. Untuk mementapkan
pemahaman pembaca terhadap spiral dynamics kepemimpinan era klasik, maka Berdasarkan
Teori vMEMES dan sumber pandangan dunia dalam hal Kepemimpinan dalam manajemen
pendidikan ( Ilmu, Seni dan Budaya Islam ) misalnya merupakan sebuah Sistem Nilai; Tingkatan
Eksistensi Psikologis, Stuktur Kepercayaan , Organisisr prinsip; Cara erpikir dan Gaya Hidup.
Dalam pernyataan tersebut jika dikaji dan diterapkan dalam manajemen pendidikan
yang meliputi diantaranya hal terkait dengan manajerial dan Kepemimpinan dalam
pengembangan lmu, Seni dan Budaya islam khususnya di Lembaga pendidikan Pesantren
Moderem Darusallam Gontor dengan menerapkan teori vMEMEs yang dicetuskan oleh Clare
Graves melalui berpikir kompleks akan menciptakan sebuah sistem nilai, tingkatan eksistensi
psikologis, struktur kepercayaan, organisir prinsip, cara berpikir dan bahkan menciptakan
suatu gaya/model hidup yang sistemik dan innovatif.
Hal ini ditegaskan dalam tulisan Siti Shalihah bahwa :”Ken Wilber mengekspresikan
bahwa "pendekatan integral pada suatu kepemimpinan dan perubahan” perlu untuk
direalisasikan melalui keperdulian, perhatian, dan rasa kasih sayang. Ia membantah bahwa tidak
ada satupun dari langkah-langkah pengembangan yang begitu singkat dan rigit, tanpa adanya
antisipasi dan petunjuk yang jelas. Bahkan, hasil dari penelitian pengembangan adalah bukan
hanya diletakkan dalam laci meja tulis seseorang atau mereka memberikan penilaian inferior
atau superior, bahkan bertindak sebagai petunjuk yang tidak mungkin potensial untuk
digunakan. Petunjuk utama adalah permohonan untuk menghormati dan menghargai yang
penting dan kontribusi unik yang disajikan oleh masing-masing dan kesadaran yang
membentangkan.Statemen ini menjelaskan kepada bahwa pendekatan integral dalam suatu

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 116


kepemimpinan ataupun manjaemnnya dan perubahan dapat diwujudkan melalui
keperdulian,perhatian, dan rasa kasih sayang. Di samping setiap manusia berhak untuk menjadi
yang terbaik,dan setiap manusia juga bisa menjadi pemimpin, bahkan setiap manusia harus
mengadakan suatu perubahan (inovasi), sebab manusia ibarat spiral sangat elastis untuk
berproduktifitas dan mengadakan perubahan.
Perubahan itu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan natural. Kendati demikian,
perubahan harus dimulai, yaitu perubahan di dalam institusi atau di luar institusi dengan segala
dampaknya. Pengembangan organisasi, disiplin masih terfokus pada perubahan
keorganisasian,bahkan perubahan dalam sektor ilmu pengetahuan, di samping muncul berapa
terminology mengalami perubahan. Ujicoba trial-and-error tampak sama mendominasi suatu
usaha berkaitan dengan peristiwa OD. Mungkin mereka menyadari bahwa perubahan dalam
suatu organisasi saat ini pasti berbeda dibandingkan dengan masa lalu.Perubahan yang baik
dalam suatu kepemimpinan adalah perubahan yang berlangsung secara sistemik. Perubahan
global yang paling besar sampai saat ini adalah perubahan dalam keorganisasian yang terjadi
sepanjang 1990-an lebih dari 2000 organisasi terjadi di Eropa, Jepang, Amerika Serikat, dan
Kerajaan Saudi. Perubahan dalam hidup, organisasi, sosial adalah perihal biasa. Sebab adanya
perubahan berarti hidup; hidup berarti gerak. Suatu kepemimpinan harus ada inovasi
(perubahan); karena perubahan akan membawa kemajuan; kemajuan akan membawa
kesejahteraan; kesejahteraan akan menghasilkan perdamaian; perdamaian menghantarkan
kebahagiaan hidup. Perubahan dalam konteks teori spiral dynamics adalah perubahan kearah
positif, meskipun dalam tenggang waktu yang cukup lama. Dengan demikian Menganalisis
paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Spiral dynamics: mastering values, leadership
and change adalah sebuah teori kepemimpinan yang direalisasikanberdasarkan analogi
lingkaran spiral yang begitu elastis dan fleksibel untuk mengadakan suatuperubahan, meskipun
dengan tenggang waktu yang cukup lama tentunya dengan berbagaikarakteristik masing-
masing pemimpin dalam setiap periode kepemimpinannya. Di sampingnilai-nilai positif dan
negatif apa yang dihasilkannya. Nilai-nilai positif dimaksud adalahperubahan dan inovasi yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 117


dilakukan pemimpin selama memimpin suatu institusi atau Negara tertentu. Sementara nilai-
nilai negatif dimaksud adalah kemunduran stagnan seorang pemimpin selama merealisasikan
suatu proses kepemimpinan suatu institusi atau negara tertentu.
G. PENGEMBANGAN TEORI SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMIC DALAM
KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR

1. Interpretasi Budaya dalam Pelaksanaan Agama


Ajaran pokok ke-Islaman yang dijadikan inti pendidikan dan pengajaran di berbagai
pesantren sudah dapat bervariasi berdasarkan sumber acuannya. Selanjutnya, di dalam
perkembangan lokalnya, masing-masing pesantren dapat pula menyerap atau mengadopsi
unsur-unsur b udaya lokal yang ada di sekitarnya. Atau bahkan dapat dikatakan sebaliknya, yaitu
bahwa kebudayaan setempatlah yang melakukan interpretasi terhadap pelaksanaan praktek
beragama Islam. Disamping keanekaragaman pada berbagai satuan sistem pendidikan itu,
masing-masing bangsapun, yang menyerap atau mengadopsi agama Islam, dapat
menyumbangkan „warna‟ tersendiri kepada apa yang dapat kita sebut sebagai “tata luar” dari
praktek pelaksanaan agama Islam di dalam masyarakat. Sebaliknya, inti ajaran agamanya
sendiri adalah tetap aqidah agama Islam. Ke dalam apa yang dapat disebut sebagai “tata luar”
itu, disamping yang betul-betul bersifat fisik seperti bangunan dan tata ruang, busana, serta
pendirian yang khusus berkenaan dengan kesenian. Ada yang berpendirian bahwa hanya jenis-
jenis kesenian tertentu saja yang boleh digiati dalam konteks ke-Islam-an, ada pula yang cukup
liberal, seperti sebuah pesantren di Sulawesi Selatan yang membolehkan para santrinya
menggambar apa saja, termasuk segala jenis mahluk bernyawa.
2. Pendidikan sebagai Spiral Dynamics dalam proses pembudayaan di Pompes
Moderen Darussalam Gontor.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 118


Penyelenggaraan pendidikan terdiri atas berbagai komponen dan berkaitan dengan berbagai
elemen dan keseluruhannya itu diatur dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem
pendidikan nasional yang terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sementara
mengenai fungsi Pendidikan nasional sesuai Pasal 3 adalah sebagai wadah berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Menyimak pada pengertian, landasan, fungsi dan
tujuan pendidikan tampak jelas kedekatan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Dengan
demikian bila dilihat dari sudut kebudayaan proses pendidikan adalah merupakan salah satu
langkah utama dalam melestarikan kebudayaan bangsa. Kedekatan hubungan antara pendidikan
dan kebudayaan atau sebaliknya dapat disebut sebagai hakikat dari pendidikan seperti
ditegaskan dalam Pasal 4 ayat 3 yang menyatakan bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan
adalah sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Menurut Moses Caesar Assa11 pendidikan Ponpes sebagai bagian dari Sistem
Pendidikan Nasional, proses pendidikan didukung oleh 3 unsur utama, yaitu: (1) Kyai sebagai
pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri; (2) Kurikulum pondok pesantren; dan (3)
Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, rumah kyai, dan pondok, serta sebagian
madrasah dan bengkel-bengkel kerja keterampilan. Dalam melaksanakan kegiatannya didukung
oleh semboyan "Tri Dharma Pondok Pesantren", yaitu: (1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT; (2) Pengembangan keilmuan yang bermanfaat; dan (3) Pengabdian kepada agama,
masyarakat, dan negara. Pertanyaannya, apakah proses pendidikan di Ponpes, apakah Ponpes
sudah berhasil menggali asas dinamika kultural dalam kebersamaan waktu dengan
dikembangkannya kompetensi keagamaan, akademik, ekonomik, kebangsaan, sosial dan pribadi-
pribadi? Apakah Ponpes sebagai lembaga pendidikan dapat menerapkan hakikat dari pendidikan
sebagai pusat kebudayaan dan proses pembudayaan sehingga dapat menghasilkan manusia
Indonesia . Pondok Pesantren Moderen Darusallam Gontor yang tersebar di seluruh Indonesia
ini merupakan analisa Spiral Dynamict dalam manajemen pendidikan (Ilmu, Seni Dan Budaya

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 119


Islam) merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat nasional yang menampung segala
keragaman budaya dari masyarakat Indonesia yang majemuk, maka dalam berbagai pentas
seni ini ditampilkan pula kesenaian dari berbagai daerah di Indonesia antara lain tari saman
dari Aceh, tarian dari padang, tarian dari Maluku, tarian Bali, ditampilkan juga wayang orang
dari Jawa dengan menggunakan Bahasa Arab. Disamping tari-tarian lokal juga ditampilkan tari
kontemporer. Seni Pertunjukan di sini yang ditampilkan tidak hanya mengusung seni-seni lokal
kedaerahan tetapi jugamenampilkan seni import dari Jepang, yang bernama Masquerade. yang
beradab, “kaffah” dalam beragama, aktif, kreatif, beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia.
H. KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN KEPENDIDIKAN .
Beberapa pengertian dan mendefinisikan manajemen, dari beberapa akhil
diantaranya Terry. Menurut stoner (1997) Implementation is the process of planning,
organizing, leading and controlling, of organizing members and of using all other
organizational resources.stated organizational gools". Berdasarkan pengertian
tersebut dipahami sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan e fisien. Dengan demikian
pada intinya adalah bahwa manjemen Pendidikan dikatakan sebagai ilmu dan kiat
karena manajemen dipandang sebagai suatu pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan melakukan sesuatu. Dikatakan sebagai kiat karena
manajemen tercapai melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan
dalam tugas. sebagai profesi karena manajemen dilandasi keahlian khusus untuk
suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode tapi dalam
pengertian tersebut masih terbatas dan sangat simple karena : tujuan dari
organisasi tidak disebutkan. mendefinisikan " management is a distinct process
consisting of firy, organizing, actuating, und controlling, performed tct determine
and Flish . stated ohjectives by the use of human beings and other resources ".
Pcngertian yang dapat mendukung dan menegaskan pendirian penulis defrnisi yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 120


dikemukakan oleh stoner dan lstilah manajemen pendidikan mengandung arti sebagai
suatu keseluruhan pengendalian usaha kerja sama yang sistematik, sistemik. Dan
intensif yang dilakukan oleh sejumlah orang dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional. Pendapat penulis ini diperkuat oleh dua pakar manajemen pakar lainnya
Hestrop (2005: 168), mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai "upaya
seseorang untuk mengerahkan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
melaksanakan pekerjaan secara efektif. dan menerima pertanggungjawaban pribadi
untuk mencapai pengukuran yang ditetapkan". Hal senada yang disebutkan oleh
Mulyasa (2007: 2A), bahwa manajernen pendidikan adalah sebagai "segala sesuatu
yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan , baik tujuan jangka pendek. menengah, maupun tujuan jangka pnjang
, juga memberikan definisi manajemen pendikan sebagai "suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai yang telah ditetapkan
secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang
turut serta didalam mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
1. Karakteristik Manajemen Pendidikan dalam Pendidikan Islam (PonPes )
Manajemen adalah proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian/pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya. Selain itu peneliti berpendapat bahwa manajemen adalah bagaimana cara orang
mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya hal tersebut
bertujuan agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam bidang pendidikan apapun manajemen memegang peranan penting untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar, manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan
proses pendidikan khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini
terdapat beberapa fungsi manajemen pendidikan sebagai berikut :1) Fungsi perencanaan, mencakup
berbagai kegiatan, menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapai tujuan, menentukan isi

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 121


program pendidikan; 2) Fungsi mengorganisasi meliputi pengelolaan sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, distribusi tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan secara integral; 3) Fungsi
pengkoordinasian, yang berupa menstabilkan antara berbagai tanggung jawab dan wewenang untuk
menjamin pelaksanaan dan berhasil program pendidikan; 4) Fungsi pelaksanaan adalah untuk
meningkatkan efisiensi proses dan keberhasilan program pembelajaran melalui pembagian tugas
dan tanggung jawab sehingga terjadi peningkatan kompetensi personal yang pada gilirannya
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan program pembelajaran; 5) Fungsi pengawasan adalah
berupaya melakukan pengawasan, penilaian, perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan dalam
sistem manajemen pendidikan tersebut. Pengaturan sumber daya ini berhubungan dengan aplikasi
kinerja manusia untuk ketersediaan keuangan, material, mesin-mesin penunjang serta pendekatan
metode yang digunakan. Pencapaian tujuan akan terlaksana melalui proses kegiatan yang sistematis
melalui perencanaan yang matang, mengorganisir kegiatan, pengerahan dalam pelaksanaan
kegiatan, serta pengawasan yang ketat, atau lebih dikenal dengan empat pilar manajemen yang
disingkat POAC (planning, organizing, actuating, and controlling ). Manajemen pendidikan menurut
Mulyasa (2011: 7) dalam buku menjadi kepala sekolah yang profesional mengemukakan bahwa:
“Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerja sama sekelompok orang
untuk mencapai pendidikan yang telah ditetapkan.”
Manajemen yang diharapkan dalam bidang pendidikan adalah sejauhmana suatu lembaga
atau pelaksana pendidikan memberikan penataan dan pengaturan berbagai sumber daya
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Tujuan yang dicapai tidak terlepas
dari visi dan misi yang telah ditetapkan melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan. Manajemen dalam bidang pendidikan mempunyai peran penting ,
karena keputusan-keputusan yang diambil oleh kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan sekolah itu. Untuk mencapai tujuan sekolah
yang baik dibutuhkan manajemen sekolah yang efektif serta memadai sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Karena pendidikan perlu ditangani dan dikelola dengan sebaik-baiknya, sehingga peran

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 122


pendidikan itu akan terus digunakan oleh masyarakat itu sendiri, pengelolaan pendidikan akan
dikelola dengan baik melalui bidang kajian manajemen yaitu disebut manajemen pendidikan.
Dengan demikian Manajemen pendidikan pada intinya dalah : (1) mempunyai makna
sebagai suatu proses kerjasama dalam suatu sistem dengan upaya mendayagunakan sumber-
sumber untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika manajemen suatu pendidikan sebagai suatu
sistem, maka pengertian manajemen pendidikan adalah suatu proses sosial yang direkayasa untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan yang diinginkan dengan mengikutsertakan kerjasama, serta
partisipasi masyarakat; (2) manajemen pendidikan memiliki berbagai kegiatan yang sangat
kompleks dan saling berkaitan. (3) merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin efisien dan
efektivitas pelayanan pendidikan melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku
kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, koordinasi personil, penciptaan iklim organisasi
yang kondusif, dan penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan siswa dan
masyarakat di masa depan. Manajemen pendidikan merupakan rangkaian kegiatan bersama
melalui proses pengendalian usaha atas kerja sama sekelompok orang dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan berdasarkan penelitian pendahuluan secara terencana dan
sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran apabila dikelola dengan baik, dibuat rencana
pengembangan sekolah untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, serta
dilaksanakan dengan baik, maka akan menghasilkan output yang baik pula, sehingga manajemen
pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan, proses kegiatan pengendalian kegiatan tersebut mencakup perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi sehingga Manajemen
pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang
disepakati bersama.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 123


Manajemen pendidikan dengan perpaduan manajemen strategic mengisyaratkan adanya
kerja sama yang erat antara kepala sekolah dengan birokrasi, dan kepala sekolah dengan
masyarakat. Tingginya kerja sama antara kepala sekolah dengan guru, siswa, birokrasi, dan
masyarakat merupakan salah satu jaminan bagi sekolah untuk tetap bertahan dan eksis dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Harmonisasi hubungan antara sekolah dengan masyarakat
tersebut khususnya dengan pihak yang berkepentingan merupakan kunci dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Manajemen pendidikan pada Pondok Pesantren hakekatnya menyangkut tujuan pendidikan,
yang dilakukan manusia melalui kerja sama, proses sistemik dan sistematik serta sumber-
sumber daya yang digunakan, memberikan berbagai dampak terhadap aspek-aspek yang terkait
dengan lingkungan pendidikan, baik secara makro, messo, maupun mikro untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Proses manajemen akan terlaksana melalui pendekatan sehingga akan mencapai
tujuan diantaranya adalah pendekatan sistem dan pendekatan terpadu melalui Sistem Nilai yang
terintegrasi secara dinamis dan sinergi. Pendekatan sistem menitik beratkan kepada manajemen
dalam sudut sistem, sub-sistem dan komponen sistem dengan penekanan antara komponen
didalamnya, sedangkan manajemen pendekatan terpadu dilandasi oleh norma atau aturan pada
keaadan masa lalu, menelaah ke masa silam, serta berorientasi ke masa yang akan datang.
Pendekatan terpadu melibatkan dimensi serta mengaktifkan fungsi koordinasi dan
pelaksanaannya ditunjang oleh konsep pengelolaan partisipatif yang memiliki dimensi konteks,
tujuan dan lingkungan. Hal tersebut dikembangkan menjadi suatu proses dalam manajemen
terpadu yang intinya terletak pada partisipasi dan keterlibatan semua elemen pada sistem.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 124


BAB ENAM
TUJUAN DAN MAMFAAT BELAJAR
PADA PESANTREN ADALAH
SEMATA-MATA MERUPAKAN
KEWAJIBAN DAN PENGABDIAN
PADA TUHAN

A. TUJUAN DAN MAMFAAT PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM ) DI GONTOR

A da banyak Pendapat dari beberapa akhi tentang tujuan pendidikan di Pondok Pesantren

, diantaranya : (1) Tujuan Pesantren menurut Mastuhu (1994) adalah menciptakan dan
mengambangkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan,
berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada Tuhan. Bermanfaat bagi
masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi
Muhammad (mengikuti sunnah nabi) mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian,
menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah - tengah
masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian indonesia., ; (2)
Sedangkan menurut Hasbullah tujuan pondok pesantren adalah membimbing manusia menuju
kepribadian muslim, mengarahkan masyarakat melalui ilmu dan amal dan untuk mempersiapkan
santri menjadi alim ilmu agama, bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. (3) Yusuf Faisal
berpendapat bahwa tujuan pondok pesantren ada tiga: Pertama, mencetak ulama yang menguasai
ilmu-ilmu agama. Kedua, mendidik muslim yang dapat melaksanakan syari’at agama untuk mengisi,
membina dan mengembangkan peradaban Islam. Ketiga, mendidik santri agar memiliki ketrampilan
dasar yang relevan dengan masyarakat religious.
Dengan demikian tujuan pendidikan di Pondok Pesantren pada intinya adalah untuk
memperkaya pikiran para santri/Wati dengan penjelasan-penjelasan, untuk meningkatkan moral,
melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,
mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral serta menyiapkan murid untuk hidup
sederhana dan bersih hati, juga tujuan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 125


uang, dan keagungan duniawi tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata
merupakan kewajiban dan pengabdian pada Tuhan. Juga mewujudkan komunitas pesantren yang
akrab dengan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk pencerahan
peradaban Islam yang inklusif, humanis, terbuka, dan berorientasi ke depan dan makin
memampukan pesantren sebagai agen perubahan yang dapat memberi pencerahan dan manfaat
bagi masyarakat sekitar.

B. TUJUAN PONDOK MODERN GONTOR


Dalam proses perkembangannya masih tetap disebut suatu lembaga keagamaan yang
mengembangkan dan mengajarkan ilmu agama Islam. Dengan segala dinamikanya pondok Modern
Gontor dipandang sebagai lembaga yang merupakan pusat dari perubahan-perubahan masyarakat
lewat kegiatan dakwah Islam. Pondok modern Gontor adalah lembaga pendidikan Islam yang pada
umumnya menyatakan tujuan pendidikannya dengan jelas, berbeda dengan pesantren terutama
pesantren-pesantren lama biasanya tidak merumuskan secara eksplisit dasar dan tujuan
pendidikannya. Namun bukan berarti bahwa pendidikan pesantren itu berlangsung tanpa arah yang
dituju, hanya saja tujuan itu tidak dirumuskan secara sistematis dan dinyatakan secara eksplisit. Hal
tersebut ada hubungannya dengan sifat kesederhanaan pondok modern yang sesuai dengan
dorongan berdirinya di mana kyai mengajar dan santri belajar adalah semata-mata untuk ibadah
dan tidak pernah dikaitkan dengan orientasi tertentu dalam lapangan penghidupan atau tingkatan
dan jembatan tertentu dalam hirarki sosial atau birokrasi kepegawaian.
Apabila dilihat dari Konsep dalam system pendidikan Islam pada pendidikan Liberal dan
Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren, memilki persamaan dan tujuan yang sama, hal ini
relevan dengan maksud, tujuan dan fungsi/ mamfaat penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti
,dimana ada keseimbangan aplikatif dalam menejemen pendidikan yang mencakup keseimbangan
ilmu , seni, budaya dan cinta kasih dalam Ilmu ,Iman dan Amal yang harus terkaver dalam strategy
samudra biru mealui analisys system dynamic tentang hidup dan kehidupan manusia muslim melului
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh para santri/ santriwati di Pondok Pesantren Gontor
khususnya di Pondok Pesantren Darussalam pusat kampus 1 (putra) di Ponorogo Jatim; Pondok

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 126


Pesantren Gontor kampus 3 Putra Darul Ma,rifat di Gurah Kediri jatim; dan Pondok Pesantren
Kampus Gontor 5 (Putri) di Kandangan Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Adapun tujuan pendidikan di Pesantren dan Pondok Pesantren Gontor yaitu bersifat
Konsep Penidikan Multikultural dan Pendidikan Liberal, diantaranya yang dikemukakan dalam
tulisannya tentang “Praktik Pendidikan Liberal Dan Multikultural Di Pondok Pesantren (Studi Kasus
Di Pondok Modern Gontor Dan Pesantren Salaf Api Tegalrejo) , Oleh Imamul Huda ,IAIN Salatiga
(2015) dapat dilihat pada Tabel berikut :

6.1 Tabel Konsep Pendidikan Liberal dan Multikultural di Pondok Pesantren dan di Pondok
Pesantren Gontor (Imamul Huda (2015)
KONSEP PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
PONDOK PESANTREN
1 Pendidikan demokrasi yang mengharuskan setiap warga Pendidikan tentang kehidupan
mengetahui nilai-nilai kemanusiaan. bersama dan kesederajatan
2 Pengembangan masyarakat dengan pelatihan manajemen dan .Kritis terhadap ketidakadilandan
kewiraswastaan perbedaan status sosial
3 Membentuk gagasan sekolah unggulan dlink and match. Sikap anti deskriminasi etnik,
4 Meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan. Menghargai perbedaan kemampuan,
perbedaan umur ,hidup dalam
perbedaaan.
5 Gerakan pemapanan behavioral dalam kegiatan belajar. Menumbuhkan sikap saling percaya,
saling pengertian, saling menghargai
6 Memisahkan pendidikan dari politik. Si kap terbuka dalam berpikir,
apresiatif dan interdependensi.
7 Menyesuaikan pendidikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan Resolusi konflik dan resolusi
politik di luar dunia pendidikan. nirkekerasan

8 Memoderenkan sarana dan prasarana sekolahMenyehatkan rasio Keberagaman inklusif, menghargai


muridguru keragaman bahasa danketerampilan
sosial.
9 Menjadikan etika, kreativitas dan need for achievment sebagai Menghargai pluralisme
penentu perubahan sosial
10 Mengajarkan kebiasaan, gagasan dan teknik untuk mendidik diri
sendiri dan belajar seumur hidup
11 Reformasi pendidikan dengan membangun kelas/fasilitas baru
12 Bercirikan dialog dan mengajarkan materi kurikulum liberal arts.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 127


PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN GONTOR PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
DARUSALAM PONDOK MODERN GONTOR
1 Memberdayakan peserta didik dengan pengetahuan dan 1 Kehidupan bersama (living together) dengan
wawasan yang luas kesederajatan (equality / egalitarianism )
2 Mengajarkan kebenaran moral dan kebenaran intelektual 2 Menghargai perbedaan kemampuan,
perbedaan umur dan perbedaan etnis
3 Mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki 3 Hidup dalam perbedaan dan
kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, anti diskriminasi etnik
kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat
bebas dan terbuka.
4 Kurikulum yang diajarkan mencakup semua dasar ilmu 4 Saling pengertian (mutual understanding),
sejarah, sosial, sastra, tata Bahasa arab dan inggris, saling menghargai (mutual respect) dan
mantiq, berhitung, ilmu alam, ilmu hayat, geometri dan saling percaya (mutual trust)
sebagain
5 Menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis dan
suku. Dan Keterampilan sosial Menghilangkan
perbedaan status sosial

Untuk tujuan Pendidina di Pondok Pesantren Gontor yang dijadikan diantaranya meliputi
:pendidikan kemasyarakatan, kesederhanaan, tidak berpartai dan menuntut ilmu karena Allah.
Pertama pendidikan kemasyarakatan yang artinya Pondok Modern Gontor menjadi
laboratorium kehidupan bagi santri-santrinya. Berbagai macam hal yang akan dihadapi santri di
masyarakat, dikenalkan kepada mereka sejak dini di pondok. Penugasan adalah salah satu metode
pendidikan di Pondok Modern Gontor. Mereka dilatih berorganisasi sehingga mampu menjadi
pemimpin yang membawa masyarakat ke arah kemajuan. Dari ujuan pendidikan kemasyarakatan
ini muncul beberapa karakter pendidikan liberal, diantaranya menanamkan kebiasaan-kebiasaan,
gagasan- gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan mendidik diri sendiri
serta mengharuskan belajar seumur hidup. Juga mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
dan ketrampilan yang bersifat bebas, berwawasan luas dan terbuka. Mengembangkan orang
terpelajar untuk dapat menggunakan waktu luang mereka dengan baik, apakah mereka berniat

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 128


untuk menjadi ilmuwan atau tidak dan melestarikan serta memperbaiki tatanan sosial yang ada
melalui perubahan yang rasional dan bersifat evolusioner.
Kedua adalah kesederhanaan. Pondok Modern Gontor mendidik para santrinya untuk
hidup dengan kesederhanaan. Di balik kesederhanaan itulah terdapat kekuatan , tekad,
ketabahan, keuletan, dan rasa prihatin terhadap penderitaan. Sehingga terbentuk karakter
pendidikan liberal di antaranya mengajarkan kepada santri tentang nilainilai kemanusiaan seperti
kebenaran moral (karakter) dan kebenaran intelektual (kebijaksanaan). Juga mengembangkan
potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia.
Ketiga, adalah tidak berpartai. Pondok Modern Darussalam Gontor adalah lembaga
pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan
apapun. Tujuan pendidikan tidak berpartai juga mencakup karakter pendidikan liberal yaitu
menanamkan sistem demokrasi. Tujuan pendidikan tidak berpartai ini juga menegaskan bahwa
pendidikan adalah a-politik dan “excellence” merupakan target utama pendidikan. Karakter
pendidikan liberal lainnya yaitu menghasilkan warga negara yang dapat melaksanakan kebebasan
politik mereka secara bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan keempat adalah menuntut ilmu karena Allah. Pondok Modern Gontor
memiliki prinsip bahwa pendidikan adalah sarana untuk ibadah thalabul ilmi, bukann sarana
untuk memperoleh ijazah sehingga dapat menjadi pegawai. Hal ini tercermin dalam langkah
Pondok Modern untuk mendidik santrinya dengan pendidikan berbasis kecakapan mental. Pondok
Modern Gontor berkeyakinan bahwa dengan menanamkan mental skill yang kuat, maka para
santrinya memiliki jiwa kemandirian yang tinggi. Dengan demikian, Pondok Modern Gontor
mendidik santrinya untuk lebih mencintai ilmu. Karena menuntut ilmu merupakan bentuk ibadah
kepada Allah. Allah Swt berfirman dalam Al-Quran:Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hambaNya, hanyalah ulama. Q.S. Al-Fathir [35]: 28. Dalam ayat lain, Allah Swt menjanjikan
kedudukan yang tinggi bagi mereka yang memiliki ilmu.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 129


Dari tujuan pendidikan ke-lima ini tampak beberapa karakter pendidikan liberal yaitu
menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya sendiri.
Mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kece rdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas, berpandangan
dan berwawasan luas dan terbuka. Mengembangkan orang terpelajar untuk dapat menggunakan
waktu luang mereka dengan baik. Di dalam tujuan pendidikan tersebut juga terdapat program
jangka panjang pondok dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok
Modern Darussalam Gontor. Maka dirumuskanlah Panca Jangka yang merupakan program kerja
pondok dalam memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan dan
pemajuan tersebut. Adapun Panca Jangkaitu meliputi bidang-bidang berikut : pendidikan dan
pengajaran, kaderisasi, pergedungan, khizanatullah (perluasan wakaf) dan kesejahteraan keluarga
Pondok.
C. FUNGSI DAN MAMFAAT PENDIDIKAN DI PONDOK MODERN GONTOR .
Pondok modern Gontor tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan tetapi juga
berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama. Sebagai lembaga pendidikan, pondok
modern Gontor menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah, sekolah umum dan perguruan
tinggi), dan pendidikan non formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat kuat
dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama fiqih, hadits, tafsir, tauhid dan tasawuf. Sebagai sebuah
lembaga sosial, pondok modern Gontor memiliki kelenturan dan resistensi dalam menghadapi setiap
perubahan zaman. Untuk menentang kolonialisme, pondok modern Gontor melakukan
uzlah(menghindari atau menutup diri) terhadap sistem yang dibawa oleh kolonialisme termasuk
pendidikan. dan kini, agar tetap relevan bagi kehidupan masyarakat, pondok modern Gontor
membuka diri dengan mengadopsi sistem sekolah. Pondok modern Gontor melakukan perubahan
secara bertahap, perlahan, dan hampir sulit untuk diamati. Para kyai berlapang dada mengadakan
modernisasi lembaga ditengah perubahan masyarakat Jawa, tanpa meninggalkan sisi positif sistem
pendidikan Islam tradisional. Selain itu perubahan perlu dilakukan dijaga agar tidak merusak segi
positif yang dimiliki oleh kehidupan pedesaan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 130


Dengan demikian sejauh menyangkut fungsinya dan mamfaatnya , pondok modern Gontor
jelas mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas SDM. Sesuai dengan cirinya sebagai
pendidikan agama, secara ideal pondok modern Gontor berfungsi dalam menyiapkan SDM yang
berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam
hal karakter, sikap moral, penghayatan dan pengamalan ajaran agama, sehingga pondok
modernsecara ideal berfungsi membina dan menyiapkan anak didik yang berilmu, berteknologi,
berketrampilan tinggi sekaligus beriman dan beramal saleh. Efektifitas pondok modern Gontor yang
berfungsi sebagai lembaga penyiaran agama menjadikan agen of changesebenarnya terbentuk
karena sejak awal keberadaannya pondok modern Gontor juga menempatkan diri sebagai pusat
belajar masyarakat, community learning center. Sehubungan dengan fungsi pesantren tersebut,
maka pondok modern Gontor memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat umum.
Masyarakat umum memandang pondok modern Gontor sebagai komunitas khusus yang ideal
terutama dalam bidang kehidupan moral keagamaan. Sehingga pondok modern Gontor tampak
memiliki semacam daerah pengaruh sendiri yaitu komunitas-komunitas dalam masyarakat, sesuai
dengan aliran yang dibawanya.
Di dalam mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam
Gontor. Maka dirumuskanlah Panca Jangka yang merupakan program kerja pondok dalam
memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan dan pemajuan tersebut.
Adapun Panca Jangka itu meliputi bidang-bidang berikut : pendidikan dan pengajaran, kaderisasi,
pergedungan, khizanatullah (perluasan wakaf) dan kesejahteraan keluarga Pondok
Pertama , Pendidikan dan pengajaran adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Apa yang dilihat, didengar, dialami dan dirasakan santri di lingkungan
pondok pesantren, itulah yang mendidik mereka. Dan pendidikan bagi mereka.
Kedua, kaderisasi karakter yang muncul dalam panca jangka kedua yaitu menekankan
manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya sendiri.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 131


Ketiga, pergedungan. Keempat, khizanatulla karakter yang muncul dalam panca
jangka ketiga dan keempat yaitu reformasi pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas
baru serta memoderenkan sarana dan prasarana sekolah.
Kelima, kesejahteraan keluarga pondok Adapun karakter yang muncul dalam panca jangka
ke-lima yaitu menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis
kehidupannya sendiri dan mengajarkan masalah etika, kreativitas dan need for achievement
sebagai penentu perubahan sosial.
D. SISTEM PENDIDIKAN PONDOK MODERN GONTOR
Adapun kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Modern Gontor dikoordinir oleh organisasi
siswa intra sekolah yang bernama OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern) dan KGP
(Koordinator Gerakan Pramuka) yang khusus menangani kegiatan pramuka. Di Pondok Modern
Gontor juga terdapat lembaga bimbingan kesiswaan yang bernama Pengasuhan Santri. Sedangkan
OPPM dan KGP secara struktural berada di bawah lembaga Pengasuhan Santri.
Pertama, Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyah (KMI). Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyyah
(KMI) adalah Sekolah Pendidikan Guru Islam. Karakter pendidikan liberal yang ditemukan dalam
proses pembelajaran dan kegiatan rutin KMI ini mencakup nilai-nilai kemanusiaan seperti
kebenaran moral (karakter) dan kebenaran intelektual (kebijaksanaan), pemapanan tujuan-tujuan
behavioral dalam kegiatan belajar serta mengajarkan kebiasaan-kebiasaan, gagasan-gagasan
dan teknik-teknik yang diperlukan untuk mendidik diri sendiri serta mengharuskan belajar
seumur hidup.
Kurikulum KMI , karakter pendidikan liberal, di antaranya; fathul kutub, kasyfu al-
Mu‟jam (alMunjid), praktik manasik haji, insya‟ usbu‟i, cerdas cermat dan lain sebagainya
Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), organisasi intra sekolah untuk siswa Kulliyatu-l-
Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI) adalah wadah pembinaan dan penampung kreativitas santri dalam
latihan berorganisasi. Organisasi ini menggerakkan aktivitas santri di luar kelas, baik ko-
kurikuler maupun ekstrakurikuler; di asrama maupun di luar asrama.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 132


1. Musyawarah Kerja (Muker) OPPM yaitu sarana pelatihan bagi para santri untuk belajar
menjadi anggota dewan legislatif dan eksekutif yang jujur, siap dikritik dengan kritik yang
objektif dan membangun.
2. Laporan Pertanggungjawaban dan Serah Terima Jabatan dalam segala kegiatan pengelolaan
keuangan oleh para santri yang diperanggungjawabkan ke Pondok.
3. Kursus Pelatihan dan perlombaan PPM memiliki 21 departemen yang terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan 18 departemen yaitu Keamanan, Pengajaran, Ta‟mir masjid,
Penerangan, Penggerak Bahasa, Kesehatan, Olahraga, Perpustakaan, Penerimaan Tamu,
Koperasi Pelajar, Koperasi Dapur, Koperasi Warung Pelajar, Kesenian, Ketrampilan, Binatu,
Fotografi, Fotokopi dan Bersih Lingkungan juga art and handycraft show and sport show,
penataran manajemen dan keorganisasian, public speaking contest, english and arabic
drama contest, Gontor olympiad dan lain sebagainya. (S eni, buya dan cinta kasih tercermin
dalam aktivitas para santri/ wati di Pondok Pesantren Gontor persebut.
4. Agenda lain seperti even Gontor Cup dan Public Speaking Contest. Gontor Cup adalah
pertandingan di bidang olahraga yang dikelola oleh bagian olahraga. Even ini melibatkan
puluhan grup olahraga terdiri dari grup sepak bola, bola volly, basket, tenis meja,
badminton, sepak takraw, futsal, senam, panco dan sebagainya. Layaknya Pekan Olahraga
Nasional maupun SEA GAMES, masing-masing klub berebut untuk menjadi juara. Semuanya
berlangsung dengan menggunakan bahasa Arab atau nggris. Bagitu juga dengan Public
Speaking Contes Karakter pendidikan liberal yang tampak dalam Organisasi Pelajar Pondok
Modern beserta seluruh agendanya mencakup masalah etika, kreativitas dan need for
achievment.Karakter ini muncul pada kegiatan berupa kursus ketrampilan yang
menanamkan kreatifitas. Menanamkan kebiasaan-kebiasaan, gagasangagasan dan teknik-
teknik y ang diperlukan untuk meneruskan mendidik diri sendiri serta mengharuskan
belajar seumur hidup.
5. Kursus dan Pelatihan. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembina dan peserta didik
gerakan pramuka di Pondok Modern Gontor, diselenggarakan berbagai kursus antara lain;

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 133


(1) yaitu Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar dengan Kwartir Cabang
Ponorogo.yang dilanjutkan dengan Kursus Mahir Lanjutan (KML). (2) , untuk meningkatkan
kualitas pembina, menumbuhkan kepercayaan diri, memberikan bekal pengeta huan dan
ketrampilan dalam mengasuh peserta. (3) Keempat, Marching Band yang selalu tampil dalam
berbagai acara penting pondok, seperti : Penyambutan tamu, Khutbatul Arsy, Pembukaan
dan Penutupan Porseni, Peringatan HUT Kemerdekaan RI, dan lain-lain; (4) Search and Rescue
(SAR). Gudep 15089 mengadakan latihan Search And Rescue (SAR) di Pangkalan Udara
(Lanud) Iswahyudi Maospati, tepatnya di Markas Besar PASKHAS. Latihan ini bertujuan
menyalurkan minat dan bakat anggota Gudep 15089. Latihan yang diasuh langsung oleh
personil.
6. Kegiatan lain. Dalam rangka memeriahkan acara Pekan Perkenalan/Khutbatul Arsy di
Pondok Modern Darussalam Gontor maka diselenggarakan Lomba Perkemahan Pramuka Untuk
mengenalkan kegiatan kepramukaan Pondok Modern Gontor dan media dakwah kepada
masyarakat, Karakter pendidikan liberal yang muncul dalam Koordinator Gerakan Pramuka
(KGP) yang padat dengan kegiatan tersebut sangat beragam, yaitu mencakup masalah
etika, kreativitas dan need for achievment. Juga menanamkkan kebiasaan-kebiasaan, gagasan-
gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untukmendidik diri sendiri serta mengharuskan
belajar seumur hidup. Hal ini terlihat di dalam kegiatan Gudep yang membawahi 15 regu
besar dan berbagai macam kursus dan pelatihan yang diselenggarakan KGP. Bercirikan
dialog, mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat
bebas dan berwawasan luas terbuka , memiliki ilmu yang seimbang dengan Seni, Budaya dan
karakteristik para santri/Wati dan Pondok Pesantren Gontor yang terinspirasi dari salah satu
tujuan penelitian ini dalam Teori Blue Ocean Staregy dalam manajemen pendidikan (Ilmu, Seni,
Budaya dan Cinta kasih) umat muslim yang menekankan keseimbangan hidup, kehidupan dan
terintegrasi secara kaffah.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 134


E. Tujuan dan mamfaat pendidikan di Pondok Pesantren Gontor sejalan dengan Tujuan
dan Mamfaat Riset dalam buku ini diantaranya :

Bertujuan untuk mengungkap dan mengembangkan konsep / Teori Blue Ocean Strategi
melalui Analysis Spiral Dynamics terhadap perencanaan manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan
Budaya dimiliki manusia (manusia dengan segala kodratnya) dilihat dari perspektif Islam. Dengan
tiga hal utama :
1. Bagaimana kerangka dasar keilmuan dan landasasan-landasan yang menjadi framework
(Pemangfaatan Kepakaran PT) dalam pengembangan Teori Blue Ocean Strategi melalui
Analysis Spiral Dynamics terhadap manajemen Pendidikan (Ilmu, seni dan budaya) yang
bernafaskan Islam khususnya di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan
Putri khususnya yang dijadikan focus penelitian.
2. Seperti apa memodifikasi serta mengasimilasikan factor-faktor Internal dan External dalam
menyusun percepatan capaian unggulan Renstra (strategi perencanaan dan kerangka kerja)
yang sistematis guna menciptakan samudra biru (Blue Ocean ) dalam hidup dan kehidupnnya
manusia muslim. Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khussnya
yang dijadikan focus penelitian
3. Teori Blue Ocean Strategi yang terkait dengan Analisis Spiral Dynamic dikembangkan dalam
manajemen pendidikan ( ilmu, seni dan budaya serta cinta kasih manusia muslim) untuk
meningkatkan karekteristik kegiatan ekstrakurikuler, keimanan, amal soleh dan ketaqwaan
Santri, sebagai inovasi tekhnologi dalam perspektif Islam khususnya di PondokPesantren
Moderen Darusallam Gontor yang dijadikan focus penelitian bagaimana harus dianalisis.
4. Peran pesantren dalam pengembangan para santri/ wati dalam berbagai kegiatan
ektrakurikuler untuk diimplementasikan pada manajemen pendidikan dalam Perencanaannya,
Pelaksanaannya, pengawasannya, Pembiayaannya, evaluasinya, dampaknya, infacnya dan
system nilainya. (ilmu, seni dan Budaya) melalui teori Blue Ocean Strategy di Pondok
Pesantren Moderen Darussalam Gontor Putra dan putri khususnya yang dijadikan focus Riset
dapat diuji dan dianalisis.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 135


5. Profil kegiatan ektrakurikuler yang diperankan oleh para santri/ wati dengan berbagai
fasilitas dan potensi yng dimilikinya dilihat dari manajemen Syntem Nilai ( ) Pondok Pesantren
Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khususnya yang dijadikan focus penelitian
seperti apa modelnya.
Bagaimana meembuat model/ strategi / teknik dan bentuk pengembangan kelembagaan yang
dilakukan pondok pesantren sebagai upaya pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan oleh para santri/ wati ( Ilmu, Seni dan Budaya serta cinta kasih) melalui teori
Blue Ocean Strategy dengan penyeimbang melalui Spiral Dynamic System di Pondok
Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khususnya yang dijadikan focus
penelitian.
6. Deskripsi Kelebihan, Kelemahan dan kendala yang dihadapi oleh pesantren dalam
pengembangan kelembagaan kegiatan Ektrakurikuler dalam manajemen pendidikan (ilmu, Seni
dan Budaya) dilihat dari system analisis Swot di Pondok Pesantren Moderen Darusalam
Gontor Putra dan Putri khususnya yang dijadikan focus penelitian.
7. Dampak, inpac dalam pengembangan kelembagaan kelembagaan kegiatan Ektrakurikuler
dalam manajemen pendidikan (ilmu, Seni dan Budaya) dilihat dari system analisis Swot di
Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khususnya yang dijadikan
focus Riset
8. Bagaimmana mengembangkan dan merancang sistem manajemen pendidikan ( Ilmu, Seni,
Budaya dan cint kasih) dalam perspeltif Islam dalam kegitan ektrakurikuler yang digelar oleh
Lembaga di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khususnya yang
dijadikan focus penelitian melalui teori Blue Ocean Strategy dengan penyeimbang melalui
Spiral Dynamic System., sebagai inovasi tekhnologi dalam perspektif seni budaya yang
merupakan percepatan capaian unggulan Renstra Perguruan Tinggi dan Renstra Pemerintah
daerah setempat dan umumnya bagi daerah wisata lainnya yang ada di seluruh Indonesia.
9. Merancang kegiatan ektrakurikuler para santr/ wati dapat didiskripsikan , ditemukan,
diciptakan diasimilasikan dan diinterpretasikan sebgai obyek daya Tarik wisata yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 136


spektakuler; untuk menyusun strategi perencanaan dan kerangka kerja yang sistematis guna
menemukan dan menciptakan Samudra biru dalam manajemen pendidikan (ilmu, Seni dan
Budaya) manusia muslim di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri
khususnya yang dijadikan focus penelitian.
10. Deskripsi Menumbuhkan inovasi tekhnologi dalam perspektif manajemen pendidikan (Ilmu,
seni dan budaya sebagai percepatan capaian unggulan Renstra Pemerintah daerah di Pondok
Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khususnya yang dijadikan focus
11. Peran masing-masing pihak yang terlibat dalam kerjasama dalam kegiatan ektrakurikuler
melalui teori Blue Ocean Strategy dalam manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya)
manusia muslim di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri
khususnya yang dijadikan focus Riset, seperti apa dianalisis dan dikembangkannya.
12. Mendiskripsikan dukungan dan hambatan yang dihadapi, dalam penyelenggaraan kerjasama
pengembangan seni budaya Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW ) kawasan/ linkungan Pondok
Pesantren gontor dankerjasama masyarakat . Juga dapat ditemukan dan dirumuskan model
jaringan kerjasama pengembangan ODTW antar daerah khususnya sebagai masukan baik para
pemangku jabatan desa dan daerah setempat maupun stakeholder lainnya.
F. MAMFAAT RISET DALAM PROGRAM MENAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU , SENI DAN
BUDAYA ISLAM) DI GONTOR
Riset yang dikajikan dalam Buku laskar ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa dalil
atau teori yang dapat dijadikan rujukan bagi peneliti secara khusus yang mengkaji salah satu
konsep Blue Ocean Strategi terkait dengan Analisis spiral dynamic dengan kerangka dan landasan-
landasan Islami , agar berguna sebagai pengembangan teori-teori dalam manajemen perencanaan
program pendidikan ilmu, seni dan budaya khususnya dimiliki manusia muslim. Selain itu,
penelitian ini memiliki relevansi dengan program manajemen pendidikan di kalangan akademisi ,
sehingga kedepan melahirkan theoretical framework yang lebih up to date , relevan dengan
perkembangan kehidupan masyarakat muslim khususnya,dan sesuai dengan pengembangan
konsep pengelolaan pendidikan di Indonesia yang akan datang.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 137


Kontribusi lain khususnya di Pondok Pesantren Moderen Gontor yang dijadikan focus Riset
diantaranya: (1) untuk meningkatkan Kreatifitas kegiatan ekstrakurikuler, keimanan, amal soleh
dan ketaqwaan para santri, sebagai inovasi tekhnologi dalam perspektif Islam yang merupakan
percepatan capaian unggulan Renstra ; (2) menyusun strategi perencanaan dan kerangka kerja
yang sistematis guna menciptakan samudra biru (blue Ocean) dalam hidup dan kehidupan
manusia muslim; (3) membuat “Model Pengembangan Teori Blue Ocean Strategy dalam
Pendidikan Ilmu Seni, Budaya dan Cinta Kasih Pada Manusia Muslim” Yang dapat dijadikan sebagai
orientasi makro dan Referensi/ pedoman regulasi serta pengkajian, pengembangan dan
penerapan iptek social budaya multi talenta yang dapat dimamfaatkan oleh lembaga pendidikan
Agama Islam maupun Lembaga Pendidikan Umum secara terintegrasi dan Kaffah. Dengan demikian
lembaga pesantren sangat signifikan bagi pengembangan nilai dan ilmu pengetahuan, seni dan
budaya disamping pendalaman agama, yang mampu memberi aspirasi bagi lembaga umum lainnya
di seluruh wilayah, di Indonesia.
Riset yang dikaji dalam Buku ini juga menjadi pelengkap dan penambah khasanah ilmu
pengetahuan dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam baik secara formal maupun non formal
, sehingga nenjadikan setiap individu menjadi manusia yang memiliki intelektual,
bermoral,berahlak mulya dan unggul , memahami manajerial pendidikan ilmu, iman dan amal yang
tercermin dalam seni, budaya dan cinta kasih manusia muslim. Mamfaat lain diharapkan dapat
mengembangkan potensi untuk penulisan karya ilmiah , dikalangan akademisi dalam
mengimplementasikan, mengkaji dan mengembangkan berbagai konsep/ teori pendidikan
lainnya khususnya yang bernafaskan Islam di tengah-tengah masyarakat. Selain itu dapat
Menyusun strategi perencanaan dan kerangka kerja yang sistematis dalam menemukan Model
system nilai manajemen sumberdaya pendidikan (Ilmu, seni dan budaya ) yang terdapat; Menyusun
strategi perencanaan dan kerangka kerja yang sistematis dalam menemukan Model sys tem nilai
manajemen Pendidikan. Dapat dijadikan model kerjasama dalam pengembangan manajemen
pendidikan (Ilmu, seni dan budaya) dalam kegiatan ekstrakurikuler di PPMD Gontor dalam
menyusun strategi perencanaan dan kerangka kerja yang sistematis dalam menemukan Model

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 138


system nilai manajemen sumberdaya pendidikan yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuler
tersebut. Dijadikan model kerjasama dalam pengembangan seni budaya sebagi Obyek dan daya
Tarik Wisata di daerah PPMD Gontor putra/ putri , untuk menemukan dan membuat Model
Manajemen Pengembangan seni budaya dalam kegiatan ekstrakurikuler yang spektakuler , yang
dapat dijadikan sebagai orientasi makro dan Referensi / pedoman regulasi serta pengkajian,
pengembangan dan penerapan iptek social budaya multi talenta yang dapat dimamfaatkan oleh
lembaga pendidikan multi kultural , pemerintah daerah parawisata dan regulasi Lembaga
perindustrian untuk bekerja sama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, perekonomian
daerah pengembangan pariwisata, juga untuk menemukan dan membuat Model Manajemen
Pengembangan ilmu, seni budaya dalam kegiatan ekstrakurikuler.
System Nilai, Manajemen pendidikan , pengajaran dan kegiatan ko korikuler maupun kegiatan
ekstrakurikuler ilmu, Seni dan budaya serta cinta kasih yang tercermin, memiliki Karakter
pendidikan liberal yang bisa ditemukan dalam peran para pimpinan , para pengasuh,
pembimbing, para pemangku , termasuk para santri/ Wati dan seluruh civitas akademik, sumber
daya manusia dan sumberdaya lain, juga stakeholdel bail pemerintah maupun non pemerintah dan
masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren Gontor Pondok Pesatren di Gontor untuk seluruh
kampus yang tersebar di Indonesia , memiliki tujua dan mamfaart yang luar biasa dalam
meningkatkan harkat dan martabat manusia lewat penggunaan dan penyempurnaan nalarnya
karena manusia adalah makhluk rasional, bermoral dan memiliki kerohanian dan menekankan
manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya sendiri,
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas,
berpandangan dan berwawasan luas dan terbuka. mengembangkan orang terpelajar untuk dapat
menggunakan waktu luang mereka dengan baik, apakah mereka berniat untuk menjadi ilmuwan
atau tidak, mendorong munculnya kemanusiaan yang sama di antara sesama dan melestarikan dan
memperbaiki tatanan sosial yang ada melalui perubahan yang rasional dan bersifat
evolusioner. kehidupan bersama (living together), kesederajatan (equality atau egalitarianism ),

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 139


sikap tebuka dalam berpikir, keterampilan sosial ( social action), mengembangkan seluruh
potensi manusia, meliputi potensi intelektual, sosial, moral, religius, ekonomi, potensi kesopanan
dan budaya, menghargai pluralitas dan heterogenitas, menghargai dan menjunjung tinggi
keragaman budaya, etnis, suku dan agama.

G. TUJUAN PENDIDIKAN DI GONTOR KAITANNYA DENGAN ANALISYS SPIRAL DYNAMICT

Dalam penulisan hasil Riset perlu ditekankan pada tujuan dan mamfaat, namun penulis akan
menyimak beberapa tujuan dan mamfaat dari kedudukan Manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan
Budaya Islam ) di Pondok Pesantren Moderen Darussalam Gontor dan dapat diwakili dari hasil Riset
di PonPes yang dijadikan focus pada Riset ini diantaranya : Mengacu pada permasalahan, tujuan,
mamfaat dan keluaran sebagai tindak lanjut dari hasil yang telah ditelitii terdahulu , dan sesuai
dengan Rancangan tujuan Riset yang akan diteliti selanjutnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Telaah ( mendiskripsikan, menganlisis, mengkolaborasi, mengistemasi, memodifikasi,
mengasimilasi, mendalami, mememukan aspek-aspek lain dan
mengembangkannya),sehingga dapat dijadikan suatu kajian untuk dipublikasikan mela lui
Buku kajian Referensi hasil kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilakukan santri-santri
tersebut khususnya dalam menajerial pendidikan (Ilmu, Seni dan budaya)lebih mendalam,
sebagai hasil dari Pengembangan melalui Spectrum Analysis Spiral Dynamics system
tersebut. Sebagai Model dan rekayasa social, serta sebagai pengkajian, pengembangandan
penerapan Iptek khususnya di Pondok Pesantren Moderen Gontor.
2. Sesuai dengan draft Riset ini membuat perancangan selanjutnya untuk lebih presentative
maka akan dideskripsikan untuk rnenggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan
pengembangan dalam Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim
melalui suatu kajian / tool Spectrum Analysis Spiral Dynamics System yang mampu
mendongkak lebih mendalam untuk kemajuan pendidikan berlandasan islami dan pendidikan
umum lainnya baik dalam tatanan pemerintah, swasta maupu secara mandiri lainnya
khususnya yang ada di Indonesia.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 140


3. Memformulasikan, mempromosikan dan menentukan landasan pengembangan Manajemen
ILmu, Seni dan Budaya Islam, yaitu landasan filsafat pendidikann yang mengkaji persoalan mau
dibawa kemana pendidikan Agama islam tersebut jika diaplikasikan dan dikembangkan system
PPM Gontor di Pondok pesantren lain khusunya yang ada dan mewakili Pompes yang terdapat
di willayah Indonesia
4. Mendesain dalam Penyusunan manajemen ilmu, seni dan budaya berdasarkan diagnosis
atau idcntifikasi/analisis kebutuhan melalui penguatan landasan seni dan budaya islam
yang tergambar substansi. organisasi dari dokumen terlulis , model perrporganisasian,
model proses pengajaran, unsur-unsur dari kurikulum, hubungnn antara satu unsur
dengan unsur yang lain. prinsip-prinsip pengorganisasia serta hal-hal yang diperlukan
dalam pelaksanaannya.
5. Membuat Evaluasi dalam manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya agar dapat diambil
langkah preventive dan curative actio n sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama pada
desain manajemen Ilmu, Seni dan Budaya Islam berikutnya, Evaluasi (selfassessment,
monitoring, internnl dan external evaluation) yang dilaksanakan secara kontinyu dan
konsisten sesuai dengan prinsip strategic planning dari Bryson's Cltcle. Hal tersebut
berfungsi untuk memastikan apakah sasaran mutu pendidikan agama Islam yang telah
dibuat dengan mengacu pada visi dan misi yang ada pada renstra sudah tercapai atau
belum, sehingga dapat memenuhi kebutuhan (customer need) dan memuaskan pelanggan
(customers satisfaction). Spectrum Analysis Spiral Dynamics dalam Manjemen Pendidikan
(IIlmu, Seni dan Budaya ).
6. Membuat Pedoman/ Model/ Referensi sebagai Model dan rekayasa social, secara Mikro
maupun Makro yang apat dimamfaatkan oleh lembaga pendidikan Agama Is lam maupun
Lembaga Pendidikan Umum secara terintegrasi dan Kaffah. Sehingga memiliki keseimbangan
dalam kehidupan untuk mencapai tujuan dari pasca hidup didasari oleh keseimbangan Iman,
Ilmu, Amal yang terintegrasi dalam pengetahuan, budaya social seni dan cinta kasih yang
dikelola oleh manusia sendiri melalui sebuah kolbu. Pengelolaan kolbu dituntut untuk keluar

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 141


dari kemelut chaos tersebut, yaitu dengan cara melakukan ijtihad. Ijtihad merupakan
sumber dinamika dalam agama Islam yang berfungsi sebagai penyalur kreatifitas pribadi atau
kelompok dalam merespon peristiwa-peristiwa yang dihadapi.
7. Menelaah Peranan Pesantern Dalam Menanamkan Apresiasi Budaya/Seni adalah untuk: (1)
Mendapatkan gambaran nyata (potret) tentang peranan pesantren dalam menanamkan
apresiasi kebudayaan/kesenian bangsa yang multietnik dan multikultur.(2). Mengidentifikasi
sistem pendidikan kebudayaan/kesenian (kebijakan, kurikulum, metode, tenaga pengajar, bahan
ajar,sarana dan fasilitas) yang berlaku dalam masing-masingponpes; (3) Mengetahui sikap dan
pandangan para guru, santri, seniman budayawan dan pejabat tentang pendidikan seni yang
berkembang di lingkungan ponpes, terutama dalam membangun jati diri bangsa, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa yang pluralis (4) Hasil penelitian menjadi bahan masukan bagi
perumusan kebijakan pembangunan di sektor yang kebudayaan, dan bahan masukan bagi
pengembangan pendidikan di pondok pesantren.
Ada beberapa Asumsi dasar , kaidah atau temuan-temuan yang dijadikan landasan dalam
mengkaji factor-faktor yang sejalan dengan permasalahan dan tujuan , antara lain :
a. Perencanaan dalam menganalisis kerangka dasar keilmuan dan landasan-landasan pada
konsep Blue Ocean Strategi dapat dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics dalam
manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya yang bernafaskan Islam untuk meningkatkan
Mutu Pendidikan, kreativitas dalam mengembangan Ektrakurikuler dan membentuk karakter
manusia muslim khususnya siswa/ santri pada Pondok Moderen Pesantren Darussalam
Gontor tersebut.
b. Dengan mendistkripsikan, mengkaji ,menganalisis, memodifikasi, mengasimilasikannya
dengan ajaran Islam yaitu pengembangan konsep Blue Ocean Strategi dalam manajemen
pendidikan (Ilmu, Seni dan budaya ) dapat menyusun strategi perencanaan dan kerangka kerja
yang sistematis guna menciptakan samudra biru (blue Ocean) dalam hidup dan kehidupan
manusia muslim khususnya para santri di Pondok Moderen Pesantren Gontor tersebut.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 142


c. Konsep Blue Ocean Strategi yang dikembangakan melalui Analisis spiral dynamic pada
manajemen pendidikan ilmu, seni dan budaya dalam perspektif Islam dapat meningkatkan
Kreatifitas kegiatan ekstrakurikuler, keimanan, amal soleh dan ketaqwaan Santri, sebagai
inovasi tekhnologi serta meningkatkan perkembangan akademik, perkembangan karir dan
perkembangan pribadi seorang muslim dalam perspektif Islam di Lembaga pendidikan/
Pondok Moderen Pesantren Gontor. di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra
dan Putri khususnya yang dijadikan focus penelitian
d. Penulis ingin mengkaji lebih jauh mengenai program pengembangan kegiatan
ektrakurikuler berbasis pesantren yang dilaksanakan oleh para santri/ wati . di Pondok
Pesantren Moderen Gontor Putra dan Putri khususnya yang dijadikan focus Riset
e. Memberi informasi baik kepada pemerintah maupun praktisi pendidikan dan Pondok
Pesantren khususnya yang berkembang di masyarakat luas dan umumnya sekolah
pendidikan Islam lainnya yang tersebar di idonesia. bahwa pesantren memiliki kontribusi
terhadap pengembangan masyarakat. Melalui kerjasama tersebut diharapkan nantinya akan
terbentuk kekuatan yang kokoh dan tercipta perubahan sosial yang lebih besar dan berawal
dari lembaga keagamaan. Bagi pemerintah, dukungan baik moril dan materil sangat
dibutuhkan demi terciptanya kelancaran pengembangan kelembagaan yang dilakukan oleh
pesantren. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan diharapkan lebih bekerjasama dan
memberikan perhatian khusus pada pesantren agar perubahan dapat berjalan dengan lancar
sehingga perubahan kehidupan masyarakat ke arah lebih baik bisa cepat terlaksana.
Dengan diadakannya Riset pengembangan Konsep Blue Ocean Strategi kaitannya dengan
Analysis Spiral Dynamics dalam Manjemen Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya ) dapat dijadikan
Pedoman/ Model/ Referensi sebagai Model dan rekayasa social, serta sebagai pengkajian,
pengembangandan penerapan Iptek khususnya di Pondok Moderen Pesantren Darusalam Gontor
secara Mikro maupun Makro yang apat dimamfaatkan oleh lembaga pendidikan Agama Islam
maupun Lembaga Pendidikan Umum secara terintegrasi dan Kaffah.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 143


BAB TUJUH
DESKRIPSI RISET PENULIS

K etika Penulis melakukan Riset ( penelitian) pertama dilaksanakan Mei dan Agustus

2017 terfokus pada Kampus yang ada di daerah/ Kabupaten Kediri yaitu : (1) Pondok Pesantren
Gontor yaitu Pondok Modern Darul Ma’rifat atau sering disebut juga Pondok Modern Darussalam
(PPMD) Gontor Putra 3 adalah salah satu cabang Pondok Modern Darussalam Gontor . Pondok
Pesantren Modern (PPM) Darul Ma’rifat adalah salah satu cabang Pondok Modern Darussalam
Gontor (PPMD) yang berlokasi di Sumbercangkring, Gurah, Kediri Jawa Timur ; (2) Pondok Modern
Darussalam Gontor Putri Kampus 5 (Gontor Putri 5), yang terletak di Bobosan, Kemiri, Kandangan,
Kediri, Jawa Timur. Kedua (PPM) Gontor tersebut Putra maupun Putri diharapkan dapat mewakili
Pondok Pesantren Gontor kampus Putra dan Putri lainnya khususnya di Lingkungan Pondok
Pesantren Darussalam (PPMD) lainnya , mengingat keterbatasan lokasi yang berjauhan ,waktu
penelitian terbatas , Birokrasi dan Administrasi serta lainnya. Hal ini beralasan di kedua pondok
Pesantren Darusalam putra dan putri tersebaut diantaranya : (1) Lokasi penelitian masih di
kabupaten yang sama yaitu kabupaten Kediri yang memudahkan penelitian dalam berbagai hal; (2)
Seluruh kebijaksanaan di Darul Ma’rifat maupun Pondok Pesantren Putri kampus 5 , mengacu kepada
kebijaksanaan di Gontor Pusat Putra atau Putri secara penuh. Riset kedua dilakukan juli 2018 yaitu
Kampus Pendok Pesantren Moderen Pusat 1 dan Pusat Putri 2 dan Putri 3 di Mantingan Ngawi Jatim
Namun, itu tidak berarti menutup kemungkinan wujudnya kreativitas dan inovasi yang
muncul dari pengelolanya, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis-praktis, bukan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 144


prinsip; (3) Dalam Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) ,sistem pendidikan di KMI Darul Ma’rifat
dan sepenuhnya mengacu kepada sistem pendidikan KMI Pondok Modern Darussalam Gontor (PPMG);
baik dalam jenjang pendidikan maupun kurikulumnya, demikian pula berbagai aktivitas dan program-
programnya; Dalam Sistem Pengasuhan Santri di luar kelas santri mendapat bimbingan, pengajaran,
dan pengembangan secara intensif oleh Pengasuhan santri yang bertanggungjawab menangani
berbagai aktivitas ekstrakurikuler yang meliputi keorganisasian, kepramukaan, bahasa, disiplin,
olahraga, ketrampilan, kesenian, akhlak, ibadah, dll. Berbagai aktivitas ini, dengan beberapa
modifikasi dan inovasi, juga mengacu kepada aktivitas yang diselenggarakan oleh Pengasuhan Santri
di Pondok Modern Darussalam Gontor.. Fokus Riset lebih mengacu pada Kurikulum Pengasuhan
Kegiatan intra ko Kurikuler dan Ektrakurikuler yang yang digelar dan menjadi agenda rutin harian,
mingguan, bulanan dan tahunan dilakukan oleh Pondok Pesantren Moderen Gontor , yang dikaji
dengan Teori Blue Ocean Strategy dari Kim dan Mauborgne (2005) melalui manajemen Pendidikan
(Ilmu, Seni, Budaya dan Cinta kasih )berdasarkan pendidikan dan ajaran Islam. Apabila Dilihat dari
Profil Pondok Moderen Pesantren Darusalam Gontor “ (1) Santri jebolan pondok modern Darrusalam
Gontor saat ini sudah memiliki belasan cabang pondok di beberapa wilayah Indonesia, sukses dalam
berbagai bidang; (2) Melahirkan banyak ulama ternama, juga mencetak para Santri multi talent yang
dikemas sedemikian rupa berdasarkan kemampuan masing-masing; (3) Tak hanya bidang agama,
santri dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pendidikan umum, serta kesenian dan budaya
perpaduan tradisional dan modern yang tetap konsisten juga di kegiatan ekstrakurikuler, pembinaan
bahasa Arab dan Ingris); (4) Seni dan budaya, pidato dengan Tiga bahasa, Indonesia, Arab dan Ingris;
(5) Disamping paham ilmu agama, Santri Gontor juga diberikan ilmu pendidikan umum yaitu program
pendidikan yang mengutamakan pembentukan kepribadian, sikap mental, dan ilmu pengetahuan
Islam; (6) Kurikulum yang diterapkan meliputi pendidikan agama, pengetahuan umum dan integrasi
antara intra, ekstra dan kokurikuler “. Dengan melakukan langkah antisipatif dalam mengelola jiwa
dan seluruh komponen yang ada pada dirinya sebagai perspektif Spiral Dynamic dan Blue Ocean
Strategy. Ilmu , Seni,Budaya dan Cinta kasih merupakan perubahan perilaku masyarakat
memperlihatkan perubahan yang chaostic. Semua masalah yang muncul dalam hidup dan kehidupan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 145


manusia terus berkembang seperti spiral dynamic. Agar tidak terjadi chaos dituntut memiliki jiwa
yang kuat yang mempunyai basic life untuk memecahkan persoalan. Oleh karena itu keyakinan akan
segala yang dianugrahkan Tuhan merupakan standar yang tak ternilai dipandang sebagai Sains ,
culture and sebagai Art. Untuk dapat membangun dan memiliki mental pembelajaran setiap orang
dituntut memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang mampu mengimbangi amal, ilmu, Seni
dan budaya bahkan cinta kasih, dan iman seseorang. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :

Learning to Know
Ilmu (Verbal Perfornance

Iman Learning to
Learning to be live together
Amal (attitudinalPerfornan (Ilmu , seni,
ce budaya,
Learning to do cinta)
(physicalPerfornance)

Gb.7.1. Reorganisasi kepribadian manusia muslim dalam integrasi interkonektif


( diadaptasi dari Sudrajat. H (2010:26)

Dari Konsep/ teori Blue Ocean Strategy yang dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics
dalam manajemen pendiddikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam), diharapkan lulusan Santri Pondok
Pesantren Modern Gontor di pusat maupun di cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,
mampu mencetak sumber daya manusia Muslim-Mukmin berbudi tinggi, berpengetahuan luas,
berpikiran bebas, bermultitalenta dalam ilmu,seni dan budaya, serta berkhidmat kepada ummat,
bangsa dan negara untuk menuju kesejahteraan lahir batin dunia-akhirat, serasi dengan
keseimbangan teori / konsep Blue Ocean trategy sebagai muslim yang terintegrasi secara Analysis
Spiral Dynamics. Pondok Modern Gontor terdapat berbagai macam kegiatan dalam berbagai bidang;
yaitu bidang olah raga dengan terbentuknya puluhan klub semua jenis olah raga, bidang bahasa

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 146


dengan terbentuknya beberapa English and Arabic course. Dalam bidang seni budaya terdapat
puluhan grup kesenian daerah seluruh nusantara, pentas seni yang diselenggarakan pada setiap
hari besar Islam dan puluhan kegiatan lainnya dalam bidang-bidang tertentu. Selain itu di Pondok
Modern Gontor terdapat acara pekan perkenalan pada awal tahun dengan agenda pengenalan
orientasi pondok, apel tahunan beserta pawai nusantara dan ditutup dengan panggung gembira
yang menghabiskan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah. Oleh karena itu, penulis merasa
tertarik dan termotivasi Penulis juga merasa berkepentingan untuk meluruskan penilaian dan
pandangan negatif dan minim tentang pendidikan liberal dan multikultural yang dianggap sebagai
proyek imperialis, kebarat-baratan, anti agama, dan tidak islami.
Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber utama pendidikan Islam sehingga Islam adalah
agama yang senantiasa sesuai untuk segala zaman dan tempat, sesuai dengan pernyataan bahwa
Islam adalah salihun likulli zaman wa likulli inakan (Mardia 2011). Dan dengan mengintegrasikan
Agama dan Sains serta sebagai komponen spiritualnya maupun agama dan sains sebagai sistem,
Spiral Dynamics memberikan solusinya dengan melihatnya melalui perilaku seseorang yang
berinteraksi antara stimulus eksternal yang dihadapi orang atau kelompok dengan reaksi
neuron-neuron yang merespon stimulus tersebut. Reaksi tersebut dikendalikan oleh suatu kekuatan
yang paling dalam yang disebut memes berupa spiral yang tidak terputus yang memiliki Core
intelligence dari setiap jenjang pada spiral tersebut. Core intelligence inilah yang akan
`mengatur' bagaimana neuron- neuron akan bereaksi membentuk pikiran atau pola pikir
yang terefleksi dalam perilaku seseorang. Seperti yang djelaskan oleh Kim dan Maurborgne dalam
bukunya “Blue Ocean Strategy” menjelaskan seperti yang dikutip di bawah ini “-….Blue ocean
strategy, by contrast, is about doing business where there is no competitor. It is about creating new
land, not dividing up existing land”
Yang menjadi kajian utama dalam Riset penulis diantaranya adalah : Bagaimanakah suatu
Konsep / Teori Blue Ocean Strategi (dari Kim & Mauborgne) yang terkait dengan Analisis Spiral
Dynamic( dari Beck& Cowan), selain dapat digunakan pada menajeral personil manusia muslim
juga dapat dikembangkan melalui manajemen pendidikan Ilmu, Seni, Budaya dan Cinta kasih dalam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 147


perspektif Islam pada siswa / Satri di di Lembaga pendidikan Pondok Pesantren Darussalam
Gontor Jawa timur. Kerangka dasar keilmuan dan landasasan-landasan yang menjadi framework
dalam pengembangan Blue Ocean Strategi terhadap manajemen Pendidikan (Ilmu, seni, budaya dan
cinta kasih ) yang bernafaskan Islam dapat berguna sebagai pengembangan teori-teori dalam
manajemen perencanaan program pendidikan pada setiap individu yang dimiliki siswa muslim /
Santri khususnya di Pondok Pesantren Gontor tersebut;(2) Analisis factor-faktor Internal dan
External; dalam menyusun strategi perencanaan dan kerangka kerja yang sistematis dapat
menciptakan Strategi Samudra Biru dalam hidup dan kehidupnnya manusia muslim khususnya
terhadap para Santri/wati di Pondok Pesantren Gontor tersebut; (3) Langkah-langkah Strategik
dalam penelaahan dan mengembangkan Konsep Blue Ocean Strategi kaitannya dengan Analisis spiral
dynamics: dalam meningkatkan perkembangan akademik, perkembangan karir dan perkembangan
pribadi siswa muslim/ Santri dalam perspektif Islam khususnya di Pondok Pesantren Moderen
Darusalam Gontor; (4) system pengembangan Teori Blue Ocean Strategi kaitannya dengan Analisis
spiral dynamics dalam manajemen Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya) pada berbagai kegiatan
ektrakurikuler ,dapat dimodifikasi dan diasimilasi terhadap kegiatan para santri, yang hasilnya dapat
dibuat percepatan capaian unggulan Renstra (strategi perencanaan dan kerangka kerja) yang
sistematis serta meningkatkan Kreatifitas kegiatan ekstrakurikuler, keimanan, amal soleh dan
ketaqwaan Santri, sebagai inovasi tekhnologi dalam perspektif Islam guna menciptakan samudra
biru (Blue Ocean ) dalam hidup dan kehidupnnya manusia muslim/ khususnya para Santri di Pondok
Moderen Pesantren Darusalam Gontor yang dijadikan focus penelitian;(5)Mananjemen
(Perencanaan, pegorganisasian , pelaksanaan, pengendalian pengawasannya, Pembiayaannya,
evaluasinya, dampak, infact dalam pendidikan ( Ilmu, Seni dan budaya) terhadap kegiatan
ektrakurikular yang digelar oleh para santri di Pondok modern Darusalam Gontor; (6) Menganalisis
Kelebihan, Kelemahan dan kendala yang dihadapi oleh pesantren dalam pengembangan kelembagaan
kegiatan Ektrakurikuler dalam manajemen pendidikan (ilmu, Seni dan Budaya) dilihat dari system
analisis Swot di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khususnya yang
dijadikan focus penelitian; (7) Merancang kegiatan ektrakurikuler para santri/ wati dapat

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 148


didiskripsikan , ditemukan, diciptakan diasimilasikan dan diinterpretasikan sebgai obyek daya Tarik
wisata yang spektakuler; untuk menyusun strategi perencanaan dan kerangka kerja yang sistematis
guna menemukan dan menciptakan Samudra biru dalam manajemen pendidikan (ilmu, Seni dan
Budaya) manusia muslim di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri
khususnya yang dijadikan focus penelitian; (8) Manajemen System Nilai (. Nilai Teologis ,Nilai Logik,
Nilai Fisik/Fisiologi, Nilai Psikologis Nilai Etik, Nilai Estetika), Selaras manajemen Pendidikan (Ilmu,
Seni, Budaya dan Cinta kasih) melalui teori Blue Ocean Strategy di Pondok Pesantren Moderen
Darussalam Gontor Putra dan putri khususnya yang dijadikan focus Riset.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 149


BAB DELAPAN
KARAKTERISTIK MODEL RISET
PENULIS

R Iset yang ditelaah dalam buku ini memiliki tujuan untuk mendiskripsikan, mengkaji,

menganalisis , memodifikasi data dan fakta sehingga memperoleh gambaran tentang tujuan dari isi
tulisan pada buku ini dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam yaitu konsep Blue Ocean
Strategy dari Kim dan Mauborgne (2 005): dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics dalam
Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan
personal yang ada pada diri manusia muslim hal ini merupakan Studi R&D yang dibatasi pada 5
Pondok Pesantren Gontor yang ada di Propinsi jawa Timur , yaitu : (1) Pondok Pesantren Moderen
Darusalam Gontor Santri Putra pusat 1 di Ponorogo Jawa Timur ; (2) Pondok Pesantren Moderen
kampus 3 Darul Ma,rifat Gontor di Gurah Kediri jawa timur , (3) Pondok Pesantren Moderen Putri
Kampus 5 di Kandangan Kediri Jawa Timur , (4) Pondok Pesntren Modern Gontor Pusat Putri 1 dan
(5) Pusat Putri 2 di Mantingan Ngawi Jawa Timur , Hal ini juga dilakukan dengan perspektif
perencanaan dengan menggunakan pendekatan perspektif naturalistik ( naturalistic inquiry;),
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orangdan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan Riseet ini disebut juga alamialamiah
pendekatan naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau, apa adanya,
dan tidak dimanipulasi (Lincoln dan Guba. 1995:l89). Hal ini diperkuat oleh pendapat Creswell
(1998:15.dalam Mardia 2011) bahwa:
Qualitative research is an inquiry process of understanding, based on distinct
methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher
builds a complex, holistic-picture, analyses words, reports detailed views of informants,
and conducts the study; in a natural setting.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 150


. Situasi sosial yang dipilih untuk hal tersebut adalah situasi system manajemen
pendidikan (Ilmu, Seni dan Buya) dalam kegiatan yang dilkukan oleh para santri dan santriwati
dengan bimbingan dan study para pakar / para ustad / pemangku jabatan kegiatan tang terkoordinir
secara integritas. Oleh sebab itu Riset ini memberikan penekanan pada aspek-aspek yang
berkaitan dengan pengembanga salah satu Teori Blue Oceant Strategy manajemen strategic
terhadad kegiatan Ekstrakurikuler yang terdapat di Pondok Pesantren Moderen Gontor Darusalam
Penelitian ini didasarkan pada empat belas karakteristik penkajian naturalistic yang
diungkapkan oleh lincoln & Guba (1985: 39-42 ) yaitu :

1. Natural setting (konteks natural /alami), yaitu suatu konteks keutuhan (entity) dimana
fenomena hanya dapat ditangkap dan dipahami maknanya dalamdan tidak dapat dilepaskan
dari konteksnya.
2. Human insfrument (rnanusia sebagai instrumen). Hal ini dilakukan karena manusia yang
mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitasmakna, dan menangkap makna
sedangkan instrumen lain seperti tes dan angket tidak akan mampu melakukannva.
3. Utilization of tacit Knowledge (pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan). Sifat
memungkinkan mengungkap hal-hal yang tak terkatakan. Sifat Naturalistik memungkinkan
mengungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang diekspresikan
oleh responden.
4. Quality methods (metoda kualitatif). Sifat naturalistik lebih memilih metode kualitatif dari
pada kuantitatif karena lebih mampu mengungkap realitas ganda, lebih sensitive dan adaptif
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
5. Purposive sampling (pengambilan sampel secara purposif). Penelitian naturalistic
menghindari pengambilan sampel secara acak, dan menekan kemungkinan munculnya kasus
menyimpang.
6. Inductive analysis data (analisis data secara induktif). Penelitian naturalistic lebih menyukai
analisis induktif daripada deduktif, karena dengan cara tersebut Konteksnya akan lebih
mudah dideskripsikan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 151


7. Grounded theory-. Sifat naturalistik lebih mengarahkan penyusunan teoridiangkat dari
empiri, bukan dibangun secara apriori. Generalisasi apriori bagus sebagai ilmu nomothetik,
tetapi lemah untuk dapat sesuai degan konteks idiographik.
8. Emergent design (desain bersifat sementara). Riset naturalistik cenderung memilih
penyusunan desain sementara dari pada mengkonstruksinya secara apriori, karena realitas
ganda sulit dikerangkakan. Selain itu. peneliti sulit mempolakan lebih dahulu apa yang ada
di lapangan dan karena banyak system nilai yang terkait serta interaksinya tak terduga.
9. Negotiated outcomes (hasil dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dengan
responden). Hal ini dilakukan untuk rnenghindari salah tafsir atas data yang diperoleh
karena responden lebih memahami konteksnya daripada peneliti.
10. Case Study reporting mode.Lebih menyukai modus laporan studi kasus, karena dengan
demikian deskripsi realitas ganda yang tampil dari interaksi peneliti dengan responden dapat
terhindar dari bias. Laporan semacam itu dapat nenjadi landasan transferabilitas kasus
lain.
11. Indiografhic interpretation (penafsiran bersifat idiographik dalam arti keberlakuan khusus),
bukan nomathetically (nomothetik dalam arti mencari Hukum keberlakuan umum), karena
penafsiran yang berbeda nampaknya lebih memberi makna untuk realitas yang berbeda
konteksnya.
12. Tentative application (aplikasi tentatif). Penelitian naturalistik cenderung lebih menyukai
aplikasi tentatif daripada aplikasi meluas atas hasil temuannya, karena realitas itu ganda
dan berbeda. Selain itu, interaksi antara peneliti dengan responden bersifat khusus dan tak
dapat diduplikasikan.
13. Fokus Determined Boundaries (ikatan konteks terfokus). Sifat holistik dari penelitian
naturalistik ditelaah dengan mengaksentuasikan pada fokus sesuai dengan masalahnya,
evaluasinya atau tugas-tugas yang hendak dicapai. Dengan pengambilan fokus ikatan
keseluruhannya tidak dihilangkan dan tetap terjaga keberadaannya dalam konteks; tidak
dilepaskan dari sistem nilai lokalnya.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 152


14. Special criteric for Assessment of trust worthiness (kriteria keterpercayaan). Kriteria
ketetpercayaan dalam penelitian positivistik membedakan empat kriteria keterpercayaan,
yaitu: validitas internal, validitas eksternal, reliabiiitas. dan objektivitas. Dalam penelitian
naturalistik, keempatnya diganti oleh Guba dengan kredibilitas, transferabilitas,
dependabilitas. dan konfirmabilitas.
Berdasarkan pada karakteristik Riset naturalistik tersebut di atas. Maka berangkat dari
pengamatan yang mendetail konkret pada empirical social reality, sehingga terbangun grounded
theory. Selanjutnya berkembang menjadi substantive theory, middle-range theory, formal theory
dan akhirnya rnenjadi theoretical frame work. Perencanaan Riset adalah skema atau program
dari Riset yang berisi outline tentang yang harus dilakukan oleh tim riset nulai dari pertanyaan
sampai pada analisis dan data final yang dilakukan. Riset ini betolak dari asumsi realitas sosial
yang bersifat unik, kompleks, dan ganda. Artinya Riset tersebut merupakan pendekatan yang
tepat untuk mengungkapkan fenomena di lingkungan pesantren / pendidikan. Riset ingin
memperoleh pemahaman terhadap upaya-upaya manajemen pendidikan yang terkait dengan Ilmu,
Seni dan Budaya mamu berkolaborasi dengan karakteristik teory Blue Ocean Strategy yang
diimbangi dengan Analisys Dynamic System untu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler yang mampu berkiprah di berbagai kegiatan lainnya di kacar dunia. Dengan
pendekatan perencanaan strategik dalam peningkatan mutu Kegiatan ekstrakurikuler dari para
santri dan santriwati di Pesantren Moderen Gontor tersebut.
Aspek-aspek yang akan dikaji melalui Riset ini adalah yang berhubungan dengan keadaan
aktual di kedua Pesantren gontor tersebut, dan upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan,
pengembangan mutu melalui kegiatan para santri dan santriwati dengan pendekatam perencanaan
dalam analisys pribadi muslim yang hakiki.. Aspek-aspek tersebut meliputi; kerangka dasar
keilmuan perencanaan landasan perencanaan kurikulum, analisis faktor lingkungan internal
eksternal yang mempengaruhi manajemen pendidikan . langkah-langkah Strategic dalam jurnal
maupun pedoman hasil Riset dan deskripsi konsep perencanaan pada kedua Pondok Pesantren
moderen Darusalam Gontor tersebut.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 153


Dengan demikian pada pendekatan Riset ini menggunakan yaitu prosedur yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau prilaku yang dapat diamati.
Bodgan dan Tylor, menyatakan bahwa “metode kualitatif adalah prosedur-prosedur riset yang
menghasilkan data kualitatif yang berisi ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku
mereka yang observasi”Metode kualitatif dipilih agar dapat diketahui data secara holistik dengan
cara peneliti membaur dengan objek secara langsung. Dengan hal tersebut diharapkan peneliti dapat
mengetahui seluk beluk yang ada di lapangan dan menuliskannya dalam data hasil Riset sekaligus
menganalisisnya .Deskriptif, berarti Riset ini tujuan utamanya adalah menerangkan apa adanya atau
apa yang ada pada saat diriset. Induktif, berarti dari fenomena satu tempat dan tempat yang lain
lalu digeneralisirkan menjadi fenomena umum.

A. PROSES MANAJEMEN
Untuk terlaksananya Riset dan tercapainya tujuan Riset, dilakukanlah prosedur Riset dengan
langkah sebagai berikut : Perencanaan/persiapan yaitu Menentukan Sumber Data dan Subjek
Riset Lokasi Riset. Riset ini dilakukan dilembaga pendidikan Agama Islam yaitu berupa Pondok
Pesantren Moderen Gontor , terdiri dari 5 Pondok Pesantren Gontor yang ada di Propinsi jawa
Timur , yaitu : (1) Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Santri Putra pusat 1 di Ponorogo
Jawa Timur ; (2) Pondok Pesantren Moderen kampus 3 Darul Ma,rifat Gontor di Gurah Kediri
jawa timur dan (3) Pondok Pesantren Moderen 5 Putri di Kandangan Kediri Jawa Timur 4) Pondok
Pesntren Modern Gontor Pusat Putri 1 dan (5) Pusat Putri 2 di Mantingan Ngawi Jawa Timur,
terkait dengan berbagai kegiatan Ekstrakurikuler berupa manajemen pendidikan (Ilmu, Seni, dan
Budaya ) yang diselenggarakan oleh para santri/ wati di Pondok Pesntren Moderen Gontor
tersebut.
Langkah manajemen pendidikan dalam Riset ini diantaranya adalah :
1. Dalam Perencanaan (Planing) ,diantaranya Mengurus perizinan Riset kepada Lembaga
pendidikan Agama Islam Pondok Pesantren Gontor 1 putra, dan putri dan yang ada di daerah
Jawa Timur ; untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan pendek ; rencana program
dan rencana strategi; rencana pemantauan/ pengawasan dan Rencana Evaluasi., terkait dengan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 154


pengembangan berbagai Kegiatan Ektrakurikuler yang dilaksanakan oleh para santri di
lingkungan Pondok Pesantren Gontor tersebut.
2.Dalam Pengorganisasian (Organization) Organizing ialah kegiatan dlm menyusun struktur dan
membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam untuk mewujudkan tujuan
yang telah dirumuskan dan dikehendaki bersama. Pengorganisasian ini dilakukan oleh Tim Riset
i survai ke lokasi yang akan dijadikan focus penelitian dengan job discriptioan yang sudah
dijadikan road Map oleh tim peneliti (Membuat media untuk Riset ; Membuat perangkat untuk
pengambilan data; Membuat pedoman observasi; Membuat jadwal kegiatan, analisis data;
interpretasi data dan mendesain model serta tekhnis yang dibutuhkan di lapangan.
3.Pelaksanaan (Action) : (1) Orientasi dan sosialisai dengan manjemen puncak dan seluruh
komponen pendidikan (SDM maupun sumber daya lain yang terkait dengan tujuan Riset; (2)
Mengobservasi aktifitas siswa/ para santri dan guru selama pembelajaran; (3)Mengambil data
respon siswa terhadap penggunaan teori untuk dikembangkan melalui pendidikan Ilmu, Seni
Budaya dan Cinta kasih manusia muslim yang dijadikan sasaran penelitian; Mengumpulkan
data,Mengolah dan Menganalisis data,Menggunakan analisis SWOT/ Konsep Blue Ocean Strategy
dan analysis Spiral Dynamics ; Menetapkan Keputusan/Kebijakan, Menetapkan Tujuan,
Menetapkan Program; Menetapkan Strategi; Melibatkan semua Civitas
4. Mengevaluasi (Evalution) : semua kegiatan didiskripsikan dianalisys , di uji coba, Pelaksanaan
Kegiatan Riset; Dokumentasi data-data hasil Riset Program pelaporan Riset, Refleksi dan
analisis dilakukan setelah pengambilan data, hasilnya dipergunakan untuk menjawab
masalah-masalah Riset, dan menarik kesimpulan.
5. Pengawasan (Controling); Goal Setting, Swot Analysi; Strategic Plan; Action Plan; dan
Quantification (Pengangkaan secara kuantitatif, angka yg akan dicapai, baik data kuantitatip
substansi, maupun biaya yang diperlukan. Metrik pada Action Plan di tambah dengan kolom
biaya) , untuk mengukur kegiatan yg sedang dilaksanakan; Membandingkan standar dengan
kenyataan; Memperbaiki penyimpangan dg tindakan perbaikan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 155


6. Implementasi (Implementing): Mengangkat Staf ( Staffing ): Tim Riseti menjadikan beberapa
SDM fihak terkait dalam hal ini informan dari Pesantren dan Masyarakat setempat utntuk
kekayaan pengambilan data dari penyediaan tenaga kerja yg dibutuhkan oleh organisasi,
untuk mencapai tujuan yg telah ditetapkan. Caranya: melalui penarikan, pemilihan,
penempatan, pelatihan, pengembangan dan dikendalikan dengan cara yg tepat dan efektif.
Sebagai factor penentu kegiatan dalam Riset ini untuk mencapai tujuan
7. Mengkomunikasikan(Communicating) dan melakukan Penilaian; oleh Tim Riseti diantaranya
(a) Untuk mendapat masukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan data dan
pengambilan keputusan; (b) Untuk Mendukung efektifitas dan efisiensi kerja (c) Untuk
Memperoleh fakta ttg kesukaran dan menghindari situasi yg tidak kondusif; (d) Untuk
meningkatkan dukungan pihak-pihak berkepentingan dengan pendidikan. Komprehensif
Kooperatif Ekonomis(efektif dan efisien);
8. Mendiskripsikan dampak dan infact serta memberi Solusi (Solution) mengenai permasalahan
implementasi program pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan,
mengembangkan karakteristik para Santri/ Wati dengan menggunakan Teori dan prinsip Blue
Ocean Strategy dalam manajeen Pendidikan (ilmu, Seni , Budaya dalam perspektif Islam
9. di kedua Pondok Pesantren Gontor yng dijadikan focus Riset tersebut dengan cara mengkaji
manajemen Syntem Nilai, Untuk meningkatkan dukungan pihak-pihak berkepentingan dengan
pendidikan. Komprehensif character building yang terintegrasi secara kaffah.
Langkah dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam menganalisa Riset ini terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan
(Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :
a. Mengorganisasikan data. mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder
dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil
wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 156


didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di
dapatkan.
b. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban. Pada tahap ini dibutuhkan
pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan
terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan
pedoman wawancara, tim riset menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan
dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali
membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang
relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat,
kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah
dibuat. Pada Riset ini, analisis dilakukan terhadap Pengembangan yang observasi Tim
Riset menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal
diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut dicoba untuk
dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga Tim
dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
c. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data. Setelah kategori pola data
tergambar dengan jelas, Tim menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan
dalam Riset ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali
berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan sehingga dapat dicocokan apakah ada
kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun Riset ini tidak
memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi
mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-faktor yang ada.
d. Mencari alternatif penjelasan bagi data. Setelah kaitan antara kategori dan pola data
dengan asumsi terwujud, Penulis debagai peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan
berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu
mencari suatau alternative penjelasan lain tetang kesimpulan yang telah didapat. Sebab
dalam Riset ini memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 157


kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya.
Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teori-teori
lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
e. Menulis hasil Riset Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu
hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat
telah selesai. Dalam Rist psda penulisan buku ini, penulisan yang dipakai adalah presentase
data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil Riset berdasarkan wawancara
mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-
data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga
penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran
mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi
secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil
Riset tersebut
Tujuan Analisis Data : (1) Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran
tendensi sentral maupun ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya. Dalam
statistika, kegiatan mendeskripsikan data ini dibahas pada statistika deskriptif.; (2) Membuat
induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Kesimpulan yang diambil ini bisanya
dibuat berdasarkan pendugaan (estimasi) dan pengujian hipotesis.
I. KEABSAHAN TEMUAN HASIL RISET
Untuk memeriksa Keabsahan Temuan Penelitian Untuk memeriksa keabsahaan
data dalam Riset menggunakan kriteria truth value, applicability, consistency, dan netrality
yang juga disebut dengan istilah-istilah credibility, transferability, dependability confirmbility
(Lincoln & Guba 1985: 290). Keempat kriteria ini merupakan atribut -atribut yang membedakan
Riset berturut-turut dengan Validitas Internal Validitas Eksternal , reliabilitas, dan obyektivitas
dalam tradisi atau paradigma penelitian positivistik" (Sudiana & Ibrahim, dan Nasution" 1992).

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 158


Selain itu, peneliti juga melakukan triangulasi dengan cara melakukan cross-check yang
bertujuan untuk pemeriksaan keabsahaan data.
Pemeriksaan keabsahan data atau validitas dan reliabilitas dilakukan dengan langkah -
langkah operasional berikut ini:
1. Credibility dan Transferability
Credibility dan transferahility atau validitas desain menunjuklian tingkat kejelasan
fenomena hasil Riset sesuai dengan kenyataan. Dalam. Riset validitas ini berkenaan dengan
validitas internal atau inferensi kausal, validitas eksternal atau generalisasi , obyektifitas atau
sesuai kenyataan dan reabilitas atau keajegan.
Sedangkan validitas desain kualitatif menunjukkan sejauhmana tingkat interpretasi dan
konsep-konsep yang diperoleh rnemiliki makna yang sesuai antara partisipan dengan periset
(Sukmadinata, 2007: 104). Baik periset maupun partisipan memiliki kesesuaian dalarn
mendeskripsikan dan rnenggambarkan peristiwa terutama dalam menarik makna dari
peristiwa. Menurut Millan dan Schumacher (1993 dalam Mardia). "Validitas desain kualitatif
adalah tingkat dimana interpretasi dan konsep rnemiliki makna yang sama (mutual meanings
antara periset dan partisipan. Peneliti dan partisipan sepakat tentang deskripsi dan komposisi
sebuah kegiatan, utamanya makna kegiatan tersebut,"
Guna mendapatkan data Riset yang kredibel, Periset akan berpedoman Lincoln dan
Guba (1985) yang mengelompokkan teknik pencapaian : Pertama, perpanjangan waktu tinggal
di lokasi penelitian; Kedua, mengadakan observasi secara tekun ( persisten observation);
Ketiga, menguji secara triangulasi (triangulasi); Keempat, mengadakan analisis kasus negatif
(negative case analysis )'. Kelima, mengadakan pengecekan anggota ( member check),
mengadakan diskusi dengan teman sejawat ( peer debriefing); Keenam, mengadakan
pengecekan dan kecukupan referensi ( referensial adequacy scecks) .

2. Dependability/ Auditability (Reliabititas)


Dependability dan auditability atau reliabilitas dapat diulangi oleh eriset i lain dengan
metode dan situasi yang sama . Hal ini tidak mungkin terjadi dalam Riset tersebut . Karena situasi
adalah natural tidak rnungkin direkonstruksi kembali oleh orang lain dalam waktu yang lain.
Faktor lain yang menyebabkan syarat reliabilitas tidak bisa diterapkan pada kualitatif adalah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 159


bahwa cara melaporkan hasil Riset oleh periset ideosyncartic dan individualistiic sehingga
selalu berbeda dari periset.
Dependabilitas ditujukan sejauhmana kualitas proses dalarn mengkonseptualisasikan
penelitian, nilai, dan pengumpulan data, interpretas , temuan dan dan pelaporan yang
dinrintakan pihak-pihak atau orang-orang yang telah Pakar atau ahli dalam riset yang berbentuk
kualitatif, fungsi orang tersebut hanya sebagai Editor yang memberikan koreksi secara
independen terhadap proses Riset tersebut.. Usaha yang akan dilalakukan untuk mempertinggi
reliabilitas internal adalah: : (a) Uraian deskriftif yang kongkrit, b) membentuk tim peneliti, c)
menggunakan partisipan local sebagai asisten peneliti, d) meminta pendapat atau pertimbangan
Ahli lain dan e) pencatatan data atau informasi dengan alat mekanis. Reliabilitas.

Riset di isi buku ini akan dilakukan untuk mempertajam uraian deskrittif yang

Konkrit yaitu pengungkapan data wawancara dan dokumen dengan konfinnasi berulang-ulang
terhadap responden, meminta pendapat dan pertimbangan periset lain yang menggunakan
pendekatan kualitatif, dan pencatatan data atau informasi alat mekanis menggunakan komputer.

3. Comfirmability (Objektivitas )
Confirmability atat objektivitas dalam Riset dalam bentuk kualitaif berarti jujur, Pelaku riset
nencatat apa yang dilihat, didengar, ditangkap, dan dirasakan berdasarkan persepsi dan
keyakinan dia, tidak dibuat-buat atau direka-reka (Sukmadinata,2007): Data yang ditemukan
dianalisis secara cermat dan teliti. disusun. dikatagorikan secara sistematik. dan ditafsirkan
berdasarkan pengalaman. kerangkapikir dan persepsi peneliti tanpa prasangka dan
kecenderungan-kecenderungan tertentu. Subjektivitas sebagai lawan dari objeklivitas memang
harus dihindari dalam Riset ini. Hasil Riset dalam bentuk kualitatif dianggap objektif bila
dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti lain. Oleh karenanya istilah objektivitas dalam Riset
kualitatif sering disebut confirmctbility, Konfimabilitas merupakan proses mengacu pada hasil
Riset Apabila Konfiirmabilitas ini menunjukkan data cukup koheren. maka temuan Riset
memenuhi syarat, namun bila tidak cukup koheren, maka temuan dianggap gugur dan periset

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 160


kembali ke lapangan mengumpulkan data. oleh karena akan berusaha meningkatkan kredibilitas
agar hasil Riset bisa oleh orang lain. Dalam pengumpulan data, Riset melakukan langkah-langkah
sebagai(1) mengamati data kualitatif berbentuk deskripsi rinci tentang orang, kejadian, interaksi
dan tingkah laku, khususnya yang berkaitan ituasi yang mendukung perencanaan dalam
pengembangan teori Blue Ocean Strategy dalam manajemen Pendidikan (ilmu, Seni, dan Budaya) ;
(3) Pengumpulan data menggunakan pendekatan holistic atau menyeluruh, induktif dan bergerak
dari suatu fakta ke fakta yang lain sampai ditemukan gambaran umu, situasi perencanaa ; (4)
pengumpulan data menggunakan kerangka konseptual dengan tujuan untuk membatasi fokus
perhatian dalam melakukan Riset ; 5) analisis data kualitatif dilakukan secara induktif melalui
analisis komparasi dalam bentuk narasi yang didukung oleh jaringan . Kausal dalam rangka
menernukan proposisi-prosposisi yang menjadi dasar perumusan dasar atau grounded theory;
(5) analisis dan verifikasi data hasil riset dilakukan sejak awal sampai akhir dalam proses yang
bersifat siklikal melalui pemeriksaan terhadap: (a) pengamatan terhadap situasi perencanaa
selain hasil , (b) dokumen, (3) wawancara, (4) reduksi data yang dilakukan melalui proses
memilih, memfokus, menyederhanakan. mempertajam, mengorganisasi dan melakukan dan
melakukan abstraksi data yang telah terkumpul sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan
yang dapat diuji kebenarannya.
Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan semua data tersebut melalui
pendekatan sebagai berikut:
1. Metode dokumenter, digunakan untuk mendapatkan informasi tertulis tentang sumberdaya
manusia dan sumber daya lainnya (guru/ para unstad dan kiyai terkait dengan kegiatan para
santri, kurikulum, jumlah siswa, jenis kegiatan serta dokumentasi proses pembelajaran formal,
informal maupun non formal).
2. Metode Observasi, digunakan untuk pengambilan data kreaktifan para santri dalam berbagai
kegiatan Ektrakurikuler khususnya dalam manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya) dalam
persfektif Islam.. Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi sebagai berikut: (1) Perilaku
para santri , terdiri dari : membuka dengan mengemukakan permasalahan, menghubungkan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 161


pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, saat ini dengan sebelumnya, memberikan motivasi,
melontarkan pertanyaan kepada para santri , menjawab pertanyaan santri , mengamati para
santri, mengerjakan tugas, memberikan arahan pada santri , memimpin diskusi kelas, mengajak
spara santri membuat simpulan, dan meluruskan atau mempertegas simpulan; (2) Perilaku para
santrin terdiri dari : Mengamati demonstrasi, merespon pertanyaan tim peneliti,, melakukan
aktifitas tantangan dengan teori Blue Ocean Strategy untuk menjawab pertanyaan, dan membuat
simpulan.
3. Menggunakan referensi dan hasil penelitian yang relevan terkait dengan kegiatan
ektrakurikuler (Ilmu, Seni dan Budaya) para santri di Pondok Pesantren Gontor tersebut.
4. Lembar Angket pada manajemen puncak , para santri , alumni dan masyarakat sekitar . Balikan
santri (refleksi kegiatan para santri digunakan untuk mengungkapkan tentang tingkat respon
positif para santri terhadap pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya yang dikembangkan melalui salah
satu Teori /konsep Blue Ocean Strategy.
5. Media masa dan media elektronik serta IT dan Informan lain untuk memperkaya hasil penelitian
dalam pengolahan data sesuai dengan variable penelitian yang dibutuhkan. Menghimpun dan
menganalisis data (sekunder) yang telah dihimpun oleh berbagai instansi: surat kabar, media
ICT danlainnya; Mengumpulkan data kepustakaan; Melakukan pengumpulan data ( primer) ke
lapangan, dengan cara: mengadakan wawancara.
6. (Deepinterview),dilengkapi daftar pertanyaan; Menganalisa dan membandingkan (komparasi)
penanaman apresiasi ilmu, seni dan kebudayaan. Dalam pengumpulan data, sumber data dapat
dihimpun melalui 2 cara. Pertama, idealnya data dapat dihimpun melalui penelitian yang
menjangkau seluruh Pondok Pesantren Gontor yang ada di Indonesia . Kedua, mengingat
berbagai kendala seperti kurang sumber daya (tenaga, dana, sarana) maka pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan methode “Sampling” . Mengingat banyaknya jumlah
PonPes Gontor, maka dipilih pendekatan ke-2, yakni dengan metode sampling lokasi. Dari 37
Ponpes Gontor yang ada di seluruh Indonesia saat ini tersebut , maka dipilih jenis pesantren
yang “disepakati” masuk ke dalam kategori: (1) Pesantren yang menerapkan sistem

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 162


pendidikan secara tradisional (Pesantren Salaf) atau Pesantren yang menerapkan sistem
pendidikan modern atau Pesantren yang menerapkan sistem pendidikan antara modern dan
tradisional. yaitu yang merupakan Pondok Pesantren Darusalam Pusat I Santri Pria yang
terletak di Ponorogo jawa timur dan dan Ponpes Darusalam Pusat I Santri Putri yang terletak
di Ngawi Lawa Timur.
7. Kuesioner dan Responden untuk memandu dalam melakukan penelitian disediakan kuseioner
dengan catatan, pertanyaan yang diajukan dapat dikembangkan sendiri oleh tim peneliti.
Adapun yang akan dijadikan responden adalah: Pimpinan Pesantren, guru (ustad); Santri dan
santriwati; Budayawan dan seniman; Dinas yang menangani pendidikan dan kebudayaan
setempat.
C. DATA dan SUMBER DATA RISET PENULIS
Data dalam riset ini adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bukti dan
bahan dasar kajian. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Subjek Riset adalah sumber utama data penelitian yaitu yang memiliki data
mengenai variabel-variabel yang diteliti. Sebagaimana menurut Moleong sumber data utama
adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data dokumen lain dan data tambahan. Adapun
sumber data dalam Riset ini terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer bersumber
dari Pimpinan Pondok Pesantren, Koordinator setiap jenjang pendidikan yang di selenggarakan di
Pondok Pesantren Darusalam Gontor putra di Ponorogo jawa timur dan Pondok Pesantren
Darusalam Gontor Putri yang adadi Daerah Ngawi jawa Timur. Sedangkan sumber data sekunder
meliputi jumlah person dan kualifikasinya, berkas kertas kerja dan sejumlah dokumen yang
ada di lernbaga tersebut digunakan untuk melengkapi dan mendukung data primer sehingga
kedua jenis data tersebut saling melengkapi dan memperkuat analisis permasalahan.
Sesuai dengan hakekat Riset dengan menggunakan bentuk kualitatif, maka subjek
dalam Riset ini ditentukan secara purposive sampling. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
deskripsi keseluruhan bentuk yang ada di lapangan,agar mendapatkan informasi yang
maksimal mengenai unsur-unsur yang dikaji dianalsa dan di riset secara integrated , dan tidak

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 163


dimksudkan untuk mendapatkan generalisasi. Riset secara acak sangat dihindari untuk
menekan kemungkinan munculnya penyimpangan deskripsi lapangan tersebut. Dengan
pengambilan secara purposive" hal-hal yang dicari dapat dipilih pada kasus_kasus ekstrim
sehingga hal-hal yang dicari tampil menonjol dan pada akhirnya dapat mudah dicari
maknanya.

D PERENCANAAN RISET MANAJEMEN PENDIDKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA) DALAM BLUE
OCEAN STRATEGY YANG DIKEMBANGKAN MELALUI ANALYSIS SPIRAL DYNAMICS DI PONPES
GONTOR

Secara garis besar, mengidentifikasi, menganalisa lembaga secara mendalam dan


menyeluruh sesuai dengan focus yang akan diriseti, selanjutnya melakukan deskripsi dengan
menganalisis model/ metode Blue Ocean Strategi yang dikembangkan dengan Anaisys Spiral
Dymanic. Membangun sebuah system Manajemen pendidikan melalu kegiatan ekstrakurikuler yang
mengandung nilai Ilmu Seni dan Budaya, dapat dilaksanakan dengan sebuah proses sistematik untuk
menciptakan konsensus dan kejelasan tentang bagaimana misi ,strategi semua unit diterjemahkan
dalam tujuan dan ukuran operasional. Rencana pelaksanaan dilakukan sesuai prosedur
,karakteritik yang ada dalam konsep atau Teori Blue Ocean Strategy . Perlu ditekankan bahwa
dalam langkah-langkah Riset ini, penulis tidak mengadakan deskripsi Metode Riset secara
menyeluruh dalam aplikasi maupun implementasinya, tetapi bagaimana penyelenggaraan kegiatan
ekstrakuruikuler dalam manajemen pendidikan (ilmu, Seni dan Budaya) di PonPes gontor yang
dijadikan focus Riset memiliki produktifitas kinerja ditinjau berdasarkan kontribusi yang signifikan
antar perspektif sehingga ada keseimbangan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam
kegiatan ekstrakuler tersebut. Berarti Riset ini hanya mengambil bagian-bagian terpenting dari
langkah-langkah/ prosedur-prosedur yang harus ditempuh oleh metode tersebut yang dapat
digunakan ,disesuaikan dengan kondisi yang ada baik secara internal /eksternal, dideskriptifkan,
dirancang untuk menguji serta melakukan analisis dan estimasi tentang yang harus dilakukan untuk
mencapai keadaan yang akan datang, sehingga menghasilkan suatu pengembangan konsep
/menemukan strategi baru khususnya terhadap bagaimana penyelenggaraan manajemen

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 164


pendidikan (ilmu , Seni dan Budaya dapt terintegrasi secara kaffar bagi para sntri santiwati di
lingkungan PonPes Gontor Darusalam khususnya . Row inputs data berupa data kuantitatif yang
merupakan perolehan jawaban dan semua responden terhadap semua item kuesioner, Data
perhitungan dilakukan secara kualitatif kemudian diolah melalui program komputer, sebagai berikut:
Untuk menganalisis Proses Perancangan Pengembangan teori Blue Ocean Strategy dalam
manajemen Pendidikan (ilmu, Seni dan Budaya) dalam penelitian ini terbagi atas beberapa tahap:
(1) tahap pendahuluan,(2) pengumpulan dan pengolahan data,(3) tahap seleksi data,(4)
menganalisis SWOT dan Strategi,(5) penyusunan model diharapkan lulusan Santri Pondok
Pesantren Modern Gontor di pusat maupun di cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,
mampu mencetak sumber daya manusia Muslim-Mukmin berbudi tinggi, berpengetahuan luas,
berpikiran bebas, bermultitalenta dalam ilmu,seni dan budaya, serta berkhidmat kepada ummat,
bangsa dan negara untuk menuju kesejahteraan lahir batin dunia-akhirat, serasi dengan
keseimbangan teori / konsep Blue Ocean trategy sebagai muslim yang terintegrasi secara Analysis
Spiral Dynamics. 6) tahap perancangan dengan menggunakan cara scorring system yaitu berupa
Draft/ Pedoman kurikulum local tentang model reorganisasi kepribadian manusia muslim dalam
integrase interkonektif , (7) dan tahap akhir yaitu seminar nasional berupa refleksi dari hasil Riset
ini akan dijadikan sebagai Buku Riset ini sebagai tindak lanjut .
1. Tahap Persiapan Riset
Berdasarkan tujuan Riset yang telah ditetapkan sesuai dengan perumusan masalah yang ada,
maka metode yang dipilih adalah menggunakan teori / konsep Blue Ocean trategy sebagai
muslim yang terintegrasi secara Analysis Spiral Dynamics. , Seluruh ukuran strategis yang
dihasilkan kemudian ditentukan hubungannya antar setiap ukuran strategis yang berupa
Diagram Sebab Akibat. Oleh karena itu, diagram sebab akibat yang telah dirancang akan
dapat menggambarkan keterkaitan antara tujuan dari Riset tersebut
2. Rencana Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini berisi kumpulan data dibutuhkan untuk Riset yang akan dilakukan. Untuk lebih
rinci fokus instrumen serta subyek yang dijadikan responden dan pengumpulan data terhadap

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 165


penyelenggaraan manajemen pendidikan terkait dengan Ilmu, Seni dan Budaya dalam
penerapannya pada para santri di PonPes Gontor baik Putra maupun Putri pada kegiatan
ektrakurikuler yang mereka selenggarakan , juga mereka yang tercantum pada tabel hasil Riset
. Sedangkan untuk pembahasan dalam pengolahan manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan
Buda ya ) terhadap pribadi manus ia mus lim dan produktivitas kinerjanya dibatasi
pada sasaran yang dikelompokan
3. Tahap Strategi Analisis
a. Seleksi Strategi : Strategi yang diunggulkan akan dijabarkan lebih lanjut sampai ke dalam
tahapan penyelenggaraan manajemen pendidikan terkait dengan Ilmu, Seni dan Budaya
dalam penerapannya pada para santri di PonPes Gontor baik Putra maupun Putri pada
kegiatan ektrakurikuler yang mereka selenggarakan
b. Konsep Blue Ocean Strategy sebagai muslim yang terintegrasi secara Analysis Spiral
Dynamics dalam Manajemen Pendidikan (Ilmi Seni, Budaya dan cinta kasih) yang
dikembangkan/ dimodifikasi melalui pendekatan Scientific dan inugurasi yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot) untuk menumbuhkan Building
Carakter. Para Santri/ wati. Adapun unggulan hasil seleksi strategi tersebut adalah sebagai
berikut : menghasilkan strategi baru/ konsep baru yang dapat mengarahkan bidang
pendidikan berorientasikan pada peningkatan Nilai/ mutu pendidikan , memperbaiki ,
menyempurnakan system pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya / manusia
muslim khususnya dalam pengaplikasian hasil Riset mendalam secara terintegrasi dan utuh.
c. Layanan pendidikan berupa system pengelolaan yang perfektif dalam pembinaan para
Santri/wati , serta kuantitas kegiatan siswa untuk mendukung pelaksanaan kompetensi dan
unggulan Pondok Pesantren (PonPes) tersebut menuju keunggulan kompetitif terhadap
penyelenggaraan pendidikan masa depan. Sehingga Terciptanya lingkungan pendidikan yang
kondusif dan harmonis antar warga sekolah dilandasi dengan silih asah, silih asuh, silih
asih dalam mengamalkan Ilmu, Iman dan Amal . Terjalinnya hubungan kemitraan yang
harmonis dan saling menguntungkan dengan pemangku kepentingan. Serta terlaksananya

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 166


pendidikan karakter budaya bangsa untuk membentuk budi pekerti dan akhlak mulia warga
Pondok Pesantren Moderen Gontor khususnya.
d. Rancangan strategis Riset bahwa setiap langkah disesuaikan dengan kaidah yang ada.
Sebagai gambaran melalui studi literature dan studi lapangan, prosedur penelitian
,rancangan uji kelayakan sebagai studi pendahuluan.Untuk Meningkatkan mutu sumber
daya manusia dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta melakukan
uji coba yang diimplementasikan dalam pemagangan dan bimbingan pembelajaran melalui
hubungan yang harmonis dengan dunia usaha dan dunia industri dalam wadah majelis
Pondok Pesantren.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 167


BAB SEMBILAN
HASIL GAMBARAN TENTANG OBYEK
YANG DIRISET (SENI BUDAYA
GONTOR)

P ondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam

itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada,
kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang
kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Pesantren dalam lembaga pendidikan di Indonesia
merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang
Indigenous (asli). Pendidikan ini semula merupakan pendidikan agama Islam klasik yang mulai sejak
munculnya masyarakat islam di Nusantara pada abad ke- 13. Pesantren adalah warisan sejarah
masa lalu yang harus dilestarikan. Peran dan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang
cultural dan lahir dari kebutuhan masyarakat tidak perlu lagi diragukan. Sejarah telah mencatat
pesantren telah banyak melahirkan banyak kader bangsa sebagai alumni pesantren. Pesantren
dengan berbagai macam basisnya yang ada di Indonesia menambah keyakinan potensi pesantren
sangat penting. Misalnya: 1) Pesantren berbasis agama, 2) Pesantren berbasis modern seperti
keahlian bidang bahasa Arab dan Inggris, 3) Pesantren berbasis ilmu pengetahuan, 4) Pesantren
berbasis teknologi dan informasi. Pesantren berbasis ekonomi dan berbagai macam pesantren yang
sudah ada di bumi nusantara ini merupakan fenomena nyata yang sangat menarik untuk dilestarikan
dan dikembangkan.
A. SEJARAH SINGKAT TENTANG BERDIRINYA PONDOK PESANTREN GONTOR
Menurut Hendra Zainuddien, Alumni pesantren tidak perlu lagi diragukan kapabelitasnya
di tengah-tengah masyarakat. Banyak sudah bukti yang ditunjukkan oleh lembaga pesantren.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 168


Pesantren telah melahirkan alumni yang berkepribadian kompleks dan profesional. Hingga hari ini,
pesantren telah melahirkan alumni yang berkualitas dari berbagai macam keahlian. Aneka ragam
keahlian ini menunjukkan kualitas alumni perlu dikembangkan. Misalnya, dalam bidang pencerahan
masyarakat sebagai juru dakwah pun menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai juru
dakwah sangat dibutuhkan ulama’ yang shaleh dan cendekia yang hafal Al-Qur’an beserta Qur’annya
Serta mampu mengaktualisasikannya dalam masyarakat. Karenanya, diperlukan pesantren sesuai
dengan keahliannya.
Oleh sebab itu, muncul keinginan dan inisiatif untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan
pesantren yang menciptakan ulama’ yang cendekia. Karena bidang keahlian ulama’ cendekia dalam
bidang hafalan Al-Qur’an, ulumul Qur’an dan bahasa Arab adalah kebutuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan kader bangsa. Karenanya, untuk mendapatkan sumber daya insani yang tangguh dan
terlatih serta mampu bekerja keras, berpikir cerdas dan berhati ikhlas, maka pesantren ini
dirancang sedemikian rupa agar mampu mencapai nilai optimal, baik yang berkaitan nilai lahir
maupun nilai ruhani. Semuanya, untuk menciptakan kader ulama yang handal, profrsional dan
bermutu. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara menampilkan contoh suri tauladan,
program pesantren yang berbasiskan kepada keahlian dalam ibadah sosial kemasyarakatan.
Suatu hal yang tidak terlepas dalam wacana pendidikan di Indonesia adalah Pondok Pesantren.
Ia adalah model sistem pendidikan pertama dan tertua di Indonesia. Keberadaannya mengilhami
model dan sistem-sistem yang ditemukan saat ini. Ia bahkan tidak lapuk dimakan zaman dengan
segala perubahannya. Karenanya banyak pakar, baik lokal maupun internasional melirik Pondok
Pesantren sebagai bahan kajian. Tidak jarang beberapa tesis dan disertasi menulis tentang lembaga
pendidikan Islam tertua ini. Di antara sisi yang menarik para pakar dalam mengkaji lembaga ini
adalah karena “modelnya”. Sifat keislaman dan keindonesiaan yang terintegrasi dalam pesantren
menjadi daya tariknya. Belum lagi kesederhanaan, sistem dan manhaj yang terkesan apa adanya,
hubungan kyai dan santri serta keadaan fisik yang serba sederhana. Walau di tengah suasana yang
demikian, yang menjadi magnet terbesar adalah peran dan kiprahnya bagi masyarakat, negara dan
umat manusia yang tidak bisa dianggap sepele atau dilihat sebelah mata. Sejarah membuktikan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 169


besarnya konstribusi yang pernah dipersembahkan lembaga yang satu ini, baik di masa pra kolonial,
kolonial dan pasca kolonial, bahkan di masa kini pun peran itu masih tetap dirasakan. Di tengah
gagalnya sebagian sistem pendidikan dewasa ini, ada baiknya kita menyimak kembali sistem
pendidikan pesantren. Keintegrasian antara ilmu etika dan pengetahuan yang pernah dicanangkan
pesantren perlu mendapat perhatian, sehingga -paling tidak- mengurangi apa yang menjadi trendi
di tengah-tengah pelajar dan pemuda kita: tawuran.
Kesederhanaan pesantren dahulu sangat terlihat, baik segi fisik bangunan, metode, bahan
kajian dan perangkat belajar lainnya. Hal itu dilatarbelakangi kondisi masyarakat dan ekonomi yang
ada pada waktu itu. Yang menjadi ciri khas dari lembaga ini adalah rasa keikhlasan yang dimiliki para
santri dan sang Kyai. Hubungan mereka tidak hanya sekedar sebagai murid dan guru, tapi lebih
seperti anak dan orang tua. Tidak heran bila santri merasa kerasan tinggal di pesantren walau
dengan segala kesederhanaannya. Bentuk keikhlasan itu terlihat dengan tidak dipungutnya sejumlah
bayaran tertentu dari para santri, mereka bersama-sama bertani atau berdagang dan hasilnya
dipergunakan untuk kebutuhan hidup mereka dan pembiayaan fisik lembaga, seperti lampu, bangku
belajar, tinta, tikar dan lain sebagainya. Materi yang dikaji adalah ilmu-ilmu agama, seperti fiqih,
nahwu, tafsir, tauhid, hadist dan lain-lain. Biasanya mereka mempergunakan rujukan kitab turost
atau yang dikenal dengan kitab kuning. Di antara kajian yang ada, materi nahwu dan fiqih mendapat
porsi mayoritas. Ha litu karena mereka memandang bahwa ilmu nahwu adalah ilmu kunci. Seseorang
tidak dapat membaca kitab kuning bila belum menguasai nahwu. Sedangkan materi fiqih karena
dipandang sebagai ilmu yang banyak berhubungan dengan kebutuhan masyarakat (sosiologi). Tidak
heran bila sebagian pakar meneybut sistem pendidikan Islam pada pesantren dahulu bersifat “fiqih
orientied” atau “nahwu orientied”. Masa pendidikan tidak tertentu, yaitu sesuai dengan keinginan
santri atau keputusan sang Kyai bila dipandang santri telah cukup menempuh studi padanya.
Biasanya sang Kyai menganjurkan santri tersebut untuk nyantri di tempat lain atau mengamalkan
ilmunya di daerah masing-masing. Para santri yang tekun biasanya diberi “ijazah” dari sang Kyai.
Lokasi pesantren model dahulu tidaklah seperti yang ada kini. Ia lebih menyatu dengan masyarakat,
tidak dibatasi pagar (komplek) dan para santri berbaur dengan masyarakat sekitar. Bentuk ini masih

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 170


banyak ditemukan pada pesantren-pesantren kecil di desa-desa Banten, Madura dan sebagian Jawa
Tengah dan Timur. Pesantren dengan metode dan keadaan di atas kini telah mengalami reformasi,
meski beberapa materi, metode dan sistem masih dipertahankan. Namun keadaan fisik bangunan
dan masa studi telah terjadi pembenahan. Contoh bentuk terakhir ini terdapat pada Pondok
Pesantren Tebu Ireng dan Tegalrejo.
B. PESANTREN KINI DI GONTOR
Bentuk, sistem dan metode pesantren di Indonesia dapat dibagi kepada dua periodisasi;
Periode Ampel (salaf) yang mencerminkan kesederhanaan secara komprehensif. Kedua, Periode
Gontor yang mencerminkan kemodernan dalam sistem, metode dan fisik bangunan. Periodisasi ini
tidak menafikan adanya pesantren sebelum munculnya Ampel dan Gontor. Sebelum Ampel muncul,
telah berdiri pesantren yang dibina oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Demikian juga halnya dengan
Gontor, sebelumnya telah ada yang justru menjadi cikal bakal Gontor- pesantren Tawalib, Sumatera.
Pembagian di atas didasarkan pada besarnya pengaruh kedua aliran dalam sejarah kepesantrenan
di Indonesia. Sifat kemodernan Gontor tidak hanya terletak pada bentuk penyampaian materi yang
menyerupai sistem sekolah atau perkuliahan di perguruan tinggi, tapi juga pada gaya hidup. Hal ini
tercermin dari pakaian santri dan gurunya yang mengenakan celana dan dasi. Berbeda dengan aliran
Ampel yang sarungan dan sorogan. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat para Kyai salaf menekankan
perasaan anti kolonial pada setiap santri dan masyarakat, hingga timbul fatwa bahwa memakai
celana ,dasi hukumnya haram berdasarkan sebuah hadist berbunyi:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum (golongan), maka dia termasuk golongan itu”.
Berikut gambaran Para Pewakaf, Pendiri, Pemangku Jabatan PomPes Modern Gontor

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 171


Gb. 9.1. Para Pemangku Jabatan Gontor

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 172


Dalam hal ini, Gontor telah berani melangkah maju menuju perubahan yang saat itu masih
dianggap tabu. Namun demikian bukan tidak beralasan. Penggunaan dasi dan celana yang diterapkan
Gontor adalah untuk mendobrak mitos bahwa santri selalu terkebelakang dan ketinggalan zaman.
Prinsip ini tercermin dengan masuknya materi bahasa inggris menjadi pelajaran utama setelah
bahasa Arab dan agama, dengan tujuan agar santri dapat mengikuti perkembangan zaman dan
mampu mewarnai masyarakat dengan segala perubahannya. Beberapa reformasi dalam sistem
pendidikan pesantren yang dilakukan Gontor antara lain dapat disimpulkan pada beberapa hal. Di
antaranya: tidak bermazdhab, penerapan organisasi, sistem kepimimpinan sang Kyai yang tdak
mengenal sistem waris dan keturunan, memasukkan materi umum dan bahasa Inggris, tidak
mengenal bahasa daerah, penggunaan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dan
percakapan, olah raga dengan segala cabangnya dan lain-lain. Oleh karena itu Gontor mempunayi
empat prinsip, yaitu: berbudi tinggi, berbadan sehat, berpikiran bebas dan berpengetahuan luas.
Langkah-langkah reformasi yang dilakukan Gontor pada gilirannya melahirkan alumni-
alumni yang dapat diandalkan, terbukti dengan duduknya para alumni Gontor di berbagai bidang, baik
di instansi pemertintah maupun swasta. Bila mazdhab Ampel telah melahirkan para ulama, pejuang
kemerdekaan dan mereka yang memenuhi kebutuhan lokal, maka Gontor telah memenuhi kebutuhan
di segala sendi kehidupan di negeri ini. Atas dasar itu pula penulis membagi sejarah sistem
pendidikan pesantren kepada dua pase; pase Ampel dan pase Gontor. Satu persamaan yang dimilki
dua madzhab ini adalah bahwa kedua-duanya tidak mengeluarkan ijazah negeri kepada alumninya,
dengan keyakinan bahwa pengakuan masyarakatlah sebagai ijazahnya. Langkah reformasi di atas
tidak berarti Gontor lebih unggul di segala bidang, terbukti kemampuan membaca kitab kuning
(turost) masih dikuasai alumni mazdhab Ampel dibanding alumni mazdhab Gontor.
Pondok Modern Darussalam Gontor, yang biasa disingkat dengan PMDG, didirikan pada 1926 di
Ponorogo, Jawa Timur. Gagasan yang melatarbelakangi pembentukan Pondok Modern adalah
kesadaran bahwa perlu dilakukan modernisasi sistem dan kelembagaan pendidikan Islam; tidak
mengadopsi sistem kelembagaan pendidikan modern Belanda, melainkan dengan modernisasi
sistem dan kelembagaan Islam berbasis Pesantren.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 173


Direkrotar Jenderal Kelembagaan Agama Islam: t.t.p, 2003), p. 9. Vol. 11, No. 2, Desember 2016
Eksistensi dan Kontribusi Pondok Modern Darussalam Gontor... 209 untuk berkorban. Ketujuh,
adanya dorongan dana daripada masyarakat yang berkelanjutan. Sehingga menurut Azumardi
dengan kedudukan itulah membuat pesantren untuk senantiasa bergerak dan berperan kepada
masyarakat dan senantiasa mencoba mengembangkan dirinya untuk dapat mewarnai sistem
pendidikan Nasional Indonesia. Menurut Faesal berdasarkan karakter ini pesantren masih tetap
wujud dan diterima oleh masyarakat. Oleh karena pesantren memiliki beberapa kekuatan seperti;
pertama tradisi keagamaan di pesantren merupakan potensi untuk menanamkan keimanan dan
ketaqwaan. Kedua, keterikatan psikologi ibu bapa dengan pesantren. Ketiga, sifat pesantren yang
senantiasa menerima pembaharuan maupun perubahan sosial ekonomi masyarakat yaitu dengan
memasukkan pelajaran umum dan vocational dalam pengajaran di pesantren. Ada tiga aspek yang
menurut Abdullah Syukri Zarkasyi pesantren senantiasa kukuh dan istiqomah yaitu; pertama nilai-
nilai keislaman dan jiwa pendidikan yang terdapat di pesantren. Kedua sistem asrama dengan disiplin
tinggi, artinya dengan sistem asrama tercipta perpaduan tiga pusat pendidikan yaitu; pendidikan
sekolah (formal), pendidikan keluarga (informal) dan pendidikan masyarakat (bukan formal). Ketiga
bahan-bahan pengajaran yang menggabungkan antara ilmu agama dan ilmu alam.Dengan perpaduan
tiga aspek ini, maka pesantren memiliki nilai lebih berbanding dengan institusi pendidikan lain,
sehingga tidak hairan apabila pesantren menjadi sebuah institusi alternatif yang mampu melahirkan
sumber manusia dengan keperibadian yang holistik (alinsanu al-kamilu).
Berikut Gambaran Pondok Pesantren Gontor yang tersebar ada di Indonesia

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 174


Berikut Letak Kampus-Kampus Pondok Modern Darussalam Gontor di Indonesia
1. Pondok Modern Darussalam Gontor. Desa Gontor, I (ec. Mlarak, Kab. Ponorogo, Jawa Timur)
Telp. I3agian Penerimaan Telpon (0352) 1 3117 11, 311911, 313102’ Sekretariat 103 521 37 17 66
2. Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 . Desa Madusari, Kec. Siman, Kab. Ponorogo,
Jawa Timur. Telp. (0352 )483729
3. Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 3, Darul Ma'rifat . Desa Sumbercangkring, Kec.
Gurah, Kab. Kediri, Jawa Timur. Tlp. (0354) 545115, 545317
4. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 dan 2. Desa Sambirejo, Kec. Mantingan,
Kab. Nga\Mi, Jawa Timur . Telp. PMDG Putri Kampus 1 (351) : 672640, 671179 ,672000
5. Telp. PMDG Putri Kampus 2 @351; 672646, 673263
6. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 3.Desa Karangbanyu, Kec. Widodaren, Kab.
Ngawi, Jawa Timur . Telp. (0351) : 673519, 673523.
7. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Karnpus 5. Dusun Bobosan, Desa Kandangan, Kec.
Kemiri, Kab. Kediri,Jawa Timur. Telp. (0354) . 326859, Fex 326777
8. Pondok Modern Darussalarn Gontor Kampus 5, Darul Muttaqin . Desa Kaligung, Kec.
Rogojampi, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur . Telp. @333;632546
9. Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6, Darul Qiyam. Desa Gading Sari/Mangun Sari,
Kec. Sawangan, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Tlp. (0293) : 5808641
10. Pondok Modern Darussalarn Gontor Kampus 8. Desa Pelabuhan Ratu, Kab. Lampung Timur.
Telp. 0812 5935 682
11. Pondok Moclern Darussalam Gontot Karnpus 9. Dusun Kubu Panglima, Desa'Tajimalela, Kec.
Kalianda, Kab. Lampung Selatan. Tlp. (0727) 7000230
12. Pondok Modern Darussalanr Gorrtor Kampus 10, Darul Arnin Desa Meunasah Baro, Kec.
Seulimun, Kab. Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam. TIelp.( 0811) 3020158
13. Porrcdok Mocdern Danrssalarn Gontor Kampus 11. Bubuh Iimau, Mandi Mandian, Ompang
TaIalago Lawe, Sulit Air, Solok, Surnatera Barat. Tlp. 0822 4520 8648
14. Pondok Modern Darussal'arn Gontor Kampus 12 Parit Culum 1, Muara Sabak Barat.
TanjungJabung Timur, Jambi. Tlp. 0813 12111512
15. Fondok Modern Darussalarrr Gontor Kampus 14. Dusun Mungkal Manggis, Desa Lubukering,
Kec. Sei Mandau, Kab. Siak, Riau. Tlp. 0813 7248 20141 / 0853 1818 8814
16. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 7. Desa Rimbo Panjang, Kec.
Tambang, Kab. Kampar, Riau. Telp.0812 66803197
17. Pondok Modern Darussalarn Gontor Putri Karnpus 4. Desa Lamomea Kec. Konda
Kab. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Tlp. (0401). 3008765
18. Pondok Modern Darussalarn Gontor Kampus 7. Desa Pudahoa Kec. Landono Kab.
Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Telp. (0813) 402330
19. Pondok Modern Darussalarn Gontor Kampus 13. Desa Tokorondo Kec. Poso
Pesisir Kab. Poso, Sulawesi Tengah. Telp. 0813 4114 l 191
20. Pondok Modern Darussalarn Gontor putri Karnpus 6. Desa Tokorondo Kec. Poso
Pesisir Kab. Poso, Sulawesi Tengah. Telp. O822 93749874

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 175


Pondok Modern Gontor memiliki pembaharuan dalam beberapa aspek pendidikan, salah
satunya dalam bidang kurikulum. Materi yang diajakan di Gontor merepresentasikan
kurikulum yang merupakan perpaduan antara ilmu agama ( revealed knowledge) dan
ilmu kawniyah(acquired knowledge).Jadi di Gontor telah terjadi integrasi ilmu pengetahuan.
Untuk mewujudkan ide-idenya tersebut para pendiri Gontor memilih menghidupkan kembali Pondok
Gontor yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang mereka. Pondok Gontor yang mereka hidupkan
kembali ini dibangun di atas warisan dan tradisi luhur pesantren yang diintegrasikan dengan sistem
dan metode pendidikan modern. Idealisme, jiwa, dan falasafah hidup berikut sistem asramanya tetap
mengacu kepada khazanah dunia pesantren, tetapi penyelenggaraannya dilakukan secara efektif dan
efisien yang menjadi kekhasan sistem pendidikan modern
Dengan istilah lain, tidak ada dualisme keilmuan dalam pendidikan pesantren. Selain
itu ada pula mata pelajaran yang amat ditekankan dan harus menjadi karakteristik lembaga
pendidikan ini, yaitu pelajaran bahas Arab dan bahasa Inggris.Untuk tercapainya moralitas dan
kepribadian, kepada para santri diberikan juga pendidikan kemasyarakatan dan sosial yang
bisa mereka gunakan untuk melangsungkan kehidupan sosial ekonominya. Untuk ini kepada para
siswa diberikan latihan praktis dalam mengamati dan melakukan sesuatu untuk memberikan
gambaran realistik kepada siswa tentang kehidupan dalam masyarakat. Para siswa dilatih
untuk mengembangkan cinta kasih yang mendahulukan kesejahteraan bersama daripada
kesejahteraan pribadi, kesadaran pengorbanan yang diabdikan demi kesejahteraan masyarakat,
khususnya umat Islam. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi yang menjadi ciri khas
seseorang atau sekelompok. Adapun karakter disini berarti sifat-sifat dasar seseorang yang
bernilai baik yang sesuai dengan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatannya, sedangkan
sifat-sifat dasar seseorang yang tercela dan tidak sesuai dengan norma-norma kebaikan maka
disebut tabiat.
Karakter tampak dalam kebiasaan. Karena itu, seorang dikatakan berkarakter baik
manakala dalam kehidupan nyata sehari-hari memiliki tiga kebiasaan, yaitu: memikirkan hal

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 176


yang baik (habits of mind), menginginkan hal yang baik (habits of heart), dan melakukan hal
yang baik (habits of action).Substansi atau pokok dari karakter baik adalah kebajikan (virtue)
yakni kecenderungan untuk melakukan tindakan yang baik menurut sudut pandang moral
universal.Misalnya, memperlakukan semua orang secara adil (justice). Tindakan macam ini lazimnya
dilakukan oleh orang yang memiliki kualitas-kualitas yang secara objektif maupun
Kurikulum yang diterapkan di KMI ( Kulliyatul Mu’allimin al Islamiyyah) yang bersifat
akademik, dibagi menjadi 8 bidang studi, yakni: Bahasa Arab; Dirasah Islamiyah; Ilmu Keguruan;
Bahasa Inggris; Ilmu Pasti; Ilmu pisika .Beberapa bidang studi bahasa Arab adalah; Muthola’ah, ini
adalah pelajaran yang berisi tentang cerita yang bermakna, sejarah, ataupun fiksi yang wajib
dihafalkan; Mahfuzat, yang mana merupakan syair-syair arab yang berisi tentang hikmah-hikmah
dan peribahasa dengan tujuan menanamkan pedoman hidup, motivasi dalam diri santri sehingga
mampu membentuk karakter-karakter baik dalam diri setiap santri; dan lain sebagainya.Materi
mahfuzat diajarkan kepada para santri dengan memberikan beberapa bait kalimat ataupun
peribahasa dalam bahasa arab, kemudian diterangkan isi dan makna yang tersirat dari bait atau
peribahasa tersebut sehingga mampu memberi motivasi dan dorongan dalam diri santri, untuk
menjadi pribadi yang baik dengan karakter yang baik pula.Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan
Sosial; Kewarganegaraan.
Salah satu pluralitas dalam Islam terlihat dalam lembaga pendidikan adalah pendidikan
pesantren. Pesantren tampil sebagai lembaga pendidikan Islam yang mempunyai karakter atau profil
yang unik, bahkan antara pesantren yang satu dengan yang lain cenderung memiliki ciri khas
tersendiri, meskipun visi kelembagaannya sama. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan dakwah
berfungsi melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam dalam masyarakat. Menurut Martin Van
Bruinessen alas an pokok munculnya pesantren adalah untuk mentransmisi Islam tradisional
sebagaimana yang tedapat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis beberapa abad yang lalu. Kitab-kitab
ini dikenal di Indonesia sebagai “kitab kuning”. Jumlah kitab klasik yang diterima di pesantren
sebagai ortodoks (Al-Kutub AlMu’tabarah) pada prinsipnya terbatas. Ilmu yang bersangkutan
dianggap sesuatu yang sudah bulat dan tidak pernah ditambah, hanya bisa diperjelas dan diperjelas

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 177


kembali. Dalam melestarikan dan mengembangkan Islam di masyarakat ini, pesantren mempunyai
pola transmisi yang cukup unik dan dianggap sebagai tradisi agung (great tradition), karena tujuan
pokok pendidikan dipesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan
duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan
pengabdian kepada Allah, sedangkan cita-cita pendidikan pesantren adalah untuk dapat berdiri
sendiri (mandiri), tidak menggantungkan kepada orang lain, kecuali kepada Tuhan. semacam ini
selalu ditanamkan oleh para kyai dan guru-gurunya. Hingga tidak mengherankan jika ikatan
emosional antaa santri dan guru .
Sistem Pendidikan di Pesantren lebih mementingkan pendidikan daripada pengajaran.
Pendidikan pesantren lebih mengutamakan pembentukan mental karakter yang didasarkan pada
jiwa, falsafah hidup, dan nilai-nilai pesantren. Adapun pengetahuan yang diajarkan adalah sebagai
tambahan dan kelengkapan. Hubungan antara anggota masyarakat pesantren berlangsung dalam
suasana ukhuwwah Islamiyyah yang bersumber pada tauhid dan prinsip-prinsip akhlak karimah.
Suasana ini tertanam dalam jiwa santri dan menjadi bekal berharga untuk kehidupan di luar
masyarakat pesantren.Pendidikan pesantren didasarkan pada prinsip-prinsip keikhlasan, kejuangan,
pengorbanan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan, dan kebebasan berpikir, sehingga bagi
pesantren tidak ada masalah apapun dengan paradigma School Based Management (SBM).
C. PONDOK PESANTREN YANG MEMILIKI PEMBAHARUAN DI BIDANG FURU’
Definisi pembaharuan menurut Nur Cholis Madjid adalah proses perombakan pola berpikir
dan tata kerja lama yang tidak atau kurang akliyah dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata
kerja baru yang akliyah. Sedang kegunaan pembaharuan ini adalah untuk memperoleh daya guna dan
efisiensi yang maksimal. Pembaharuan menurutnya identik dengan modernisasi dan asionalisasi,
yakni berfikir dan bekerja menurut fitrah atau sunnatullah.Istilah pembaharuan atau modernisasi
adalah merupakan suatu wacana yang mengawali periubahan mendasar bagi pendidikan Islam
sebagai suatu ajaran.
Dalam khazanah masyarakat barat, pembaharuan mengandung makna pikiran, aliran,
gerakan, dan usaha untuk mengubah paham-paham, adapt istiadat, institusi-institusiYang dimaksud

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 178


perubahan di bidang furu’ di sini adalah beberapa perubahan pada beberapa bidang yang dilakukan
sejumlah pondok pesantren yang berkiblat atau mengikuti Gontor. Seperti perubahan kurukulum dan
aktifitas pesantren. Hal ini terjadi karena dipandang masih adanya beberapa kelemahan yang
ditemukan pada Gontor. Atau karena adanya kebutuhan masyarakat di mana pesantren itu berada.
Untuk mengisi kekurangan di bidang penguasaan kitab kuning umpamanya, beberapa pesantren
memasukkan kitab kuning sebagai sylabus, meskipun jam pelajarannya berada di luar waktu sekolah,
seperti halnya yang dilakukan Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta. Sistem kombinasi
(perpaduan) mazdhab Gontor dan Salaf ini belakangan banyak diterapkan di tengah tumbuhnya
pesantren-pesantren. Pengajaran kitab kuning pun tidak lagi menggunakan bahasa Jawa sebagai
bahasa pengantar sebagaimana yang ditemukan pada pesantren Salaf, meskipun demikian metode
pembacaannya (secara nahwu) masih mengikuti mazdhab Salaf, yaitu menggantikan “Utawi-Iku”
dengan “Bermula-Itu” pada kedudukan mubtada dan khobar. Di sisi lain sejumlah pesantren
mengikuti Silabus Depag atau Depdikbud. Hal itu karena didorong tuntutan masyarakat yang
menginginkan anaknya menggondol ijazah negeri setelah menyelesaikan studinya. Sebagai
konsekwensinya, mau tidak mau beberapa materi yang terdapat pada Gontor dikurangi mengingat
jatah kurikulum pemerintah tadi. Atau paling tidak beberapa jam pelajaran dibagi-bagi untuk
memenuhi kurikulum tadi. Sehingga bobot Gontornya sedikit berkurang. Namun demikian, langkah ini
membantu para alumninya melanjutkan pendidikan di mana saja karena adanya ijazah negeri. Bentuk
terakhir ini kita dapatkan pada Pondok Pesantren Daarun Najah, Daarul Qolam dan pesantren-
pesantren sekarang pada umumnya.
Lembaga pendidikan Islam, khususnya pesantren telah banyak memberikan andil bagi
bangsa Indoneisa, baik dahulu maupun kini. Kehandalan pondok pesantren selama berabad-abad,
walau dengan segala kesederhanaannya masih menjadi harapan umat Islam sebagai benteng satu-
satunya bagi umat Islam dan kelimiahannya. Karena dari sanalah lahir generasi-generasi yang
melanjutkan da’wah Islam. Tidak aneh bila ada anggapan bahwa para orientalis mulai menggeluti
sosiologi pesantren untuk mencari titik yang dapat melemahkan kesinambungannya demi pengikisan
Islam di Indonesia, baik melaui cara halus maupun kasar. Walau bagaimana tangguhnya sebuah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 179


pesantren ia harus tetap belajar dengan lingkungan sekitarnya sambil melestarikan identitas
keislamannya. Sistem fiqih orientied yang diterapkan pada masa Ampel misalnya, pada zaman kini
dirasa kurang berhasil melahirkan alumni yang iltizam dengan agamanya, terbukti adanya sebagian
santri setelah lulus dari pesantrennya kurang mengamalkan ajaran agamanya. Karena sekeluarnya
dari almamater, dalam jiwanya merasa telah bebas dari segala peraturan dan tata tertib pesantren,
padahal sebenarnya sebagian besar tata tertib itu adalah bagian dari ajaran Islam, seperti berjilbab,
sholat berjamaah, membaca al-Quran, menjauhi yang haram dan syubhat, melakukan hal yang sunah
dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu adanya upaya memberi materi Islam secara kaffah, kamil
dan mutakamil. Sehingga pemahaman dan sikapnya terhadap Islam pun bersifat komprehensif, dan
tidak sepenggal-penggal. Keanekaragaman lembaga pendidikan Islam merupakan khazanah yang
perlu dilestarikan. Setiap lembaga mempunyai ciri khas dan orientasi masing-masing, namun
demikian harus ada satu komitmen, yaitu memberi pemahaman Islam secara kaffah demi izzul Islam
wal muslimin.
1. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Gontor
Menurut Tony Buzan dalam buku The Power of Spiritual Intelegence, visi didefinisikan
sebagai kemampuan berpikir atau merencanakan masa dengan dengan bijak dan imajinatif,
menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan mungkin di masa mendatang.Dengan
demikian, visi merupakan titik permulaan dari kenyataan hari esok suatu organisasi, termasuk
pesantren. Visi yang benar merupakan suatu gagasan yang sangat ampuh yang dapat membuat
loncatan awal ke masa dengan dengan memadukan segala sumberdaya untuk mewujudkan visi
tersebut. Visi yang benar memiliki daya tarik dan menyebabkan orang lain membuat komitmen,
membangkitkan tenaga dan semangat, mampu menciptakan makna kehidupan, dan menjadi jembatan
antara apa yang dilakukan sekarang dengan yang diinginkan di masa depan. Dalam masyarakat
pesantren, kyai atau pimpinan pesantren selain berfungsi sebagai central figure juga menjadi moral
force bagi para santri dan seluruh penghuni pesantren. Hal ini adalah suatu kondisi yang mesti bagi
dunia pendidikan, tetapi kenyataannya jarang didapati dalam sistem pendidikan selain pesantren.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 180


D. IDE TRIMURTI.
Berikut ide Trimurti yang dikutif dari sistem pendidikan pondok pesantren: pengalaman
Ponpes Ponorogo ( K.H. Abdullah syukri zarkasyi, M.A.) adalah sebagai berikut: Ide Trimurti adalah
nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang mendasari seluruh proses pendidikan dan pengajaran di Gontor..”
a. Visi: Menjadi tempat ibadah, talabul ilmi, dan tempat mencari rida Allah.2) Menjadi sumber
pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an/B. Arab, ilmu pengetahuan, dan tetap berjiwa pondok. Visi
Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki visi sebagai lembaga pencetak kader-kader
pemimpin umat, menjadi tempat ibadah dan thalab-al-ilmi, serta menjadi sumber ilmu
pengetahuan Islam, bahasa Al-Quran dan ilmu pengetahuan umum dengan tetap berjiwa
pesantren.
b. Misi : 1) Membentuk karakter/pribadi umat yang unggul dan berkualitas, yang berbudi tinggi,
berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada
masyarakat.2) Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya khairul ummah. 3)
Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat; 4)
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama
yang intelek. d. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
c. Jiwa . Jiwa ini biasa disebut Panca Jiwa Pondok Pesantren, sebagaimana yang telah
dirumuskan dan disampaikan oleh K.H. Imam Zarkasyi pada Seminar Pondok Pesantren seluruh
Indonesia tahap pertama di Yogyakarta,4-7Juli 1965, yaitu: 1) jiwa Keiklasan, jiwa
Kesederhanaan; jiwa berdikari/Mandiri; Jiwa Ukhuwwah Islamiyyah;dan jiwa bebas. Serta
Berpengetahuan Luas Para santri di Pondok ini dididik melalui proses yang telah dirancang
secara sistematis untuk dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Santri tidak
hanya diajari pengetahuan, lebih dari itu mereka diajari cara belajar yang dapat digunakan untuk
membuka gudang pengetahuan. Kiai sering berpesan bahwa pengetahuan itu luas, tidak
terbatas, tetapi tidak boleh terlepas dari berbudi tinggi, sehingga seseorang itu tahu untuk apa

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 181


ia belajar cara tahu prinsip untuk apa ia menambah ilmu. Berpikiran Bebas Berpikiran bebas
tidaklah berati bebas sebebas-bebasnya (liberal). Kebebasan di sini tidak boleh menghilangkan
prinsip, teristimewa prinsip sebagai mukmin Justru kebebasan di sini merupakan lambang
kematangan dan kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah ditengai petunjuk Ilahi
(hidayatullah).
d. Moto :. Motto Pondok Modern Gontor Pendidikan PM Gontor menekankan pada pembentukan
pribadi mukmin Muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan
berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama yang ditanamkan oleh pondok ini kepada
seluruh santrinya dalam semua tingkatan; dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Realisasi penanaman motto ini dilakukan melalui seluruh unsur pendidikan yang ada. Berbadan
Sehat Tubuh yang sehat adalah sisi lain yang dianggap penting dalam pendidikan di pondok ini.
Dengan tubuh yang sehat para santri akan dapat melaksanakan tugas hidup dan beribadah
dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan olah raga,
dan bahkan ada olah raga rutin (lari pagi Jumat dan Selasa) yang wajib diikuti oleh seluruh
santri sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
e. Tujuan Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki beberapa tujuan, yaitu: a) Terwujudnya
generasi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan
berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat. b) Lahirnya ulama yang intelek yang
memiliki keseimbangan dzikir dan pikir. c) Terwujudnya warga negara Indonesia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT. Gagasan dan Cita-Cita Apakah gagasan dan cita-cita para
pendiri Pondok Modern Gontor sehingga mempunyai tekad yang begitu besar? Cita-cita
utamanya adalah rasa tanggung jawab memajukan umat Islam dan mencari ridho Allah.Tempat
yang dipilih untuk mewujudkan cita-cita mereka itu adalah Pondok Pesantren yaitu lembaga
pendidikan Islam yang pernah berjaya pada masa nenek moyang mereka dan saat itu telah mati.
Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren adalah model pendidikan Islam yang banyak dipakai dan
berlaku di beberapa negara Islam. Namun, di negaranegara itu pendidikan Islam telah banyak
mengalami kemajuan dan perkembangan pesat sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan di

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 182


negaranegara Islam lainnya. Karena itu pengembangan Pondok Pesantren di Indonesia perlu
mengambil kaca perbandingan dan lembaga-lembaga pendidikan Islam di luar negeri yang
serupa dengan sistem pendidikan pondok Pesantren, para pendiri Pondok Modern Gontor pada
awal pembangunan Pondok Gontor Baru telah mengkaji berbagai lembaga pendidikan terkenal
dan maju di luar negri, khususnya yang sesuai dengan sistem Pondok Pesantren.
f. Orientasi Pendidikan : Orientasi pendidikan di Gontor adalah kemasyarakatan, kesederhanaan,
kaderisasi, dan lebih dari itu adalah ibadah thalabul ilmi Yang memiliki Nilai Instrumental Nilai
instrumental di PM Gontor adalah nilai-nilai yang dikontruksi dari abstraksi berbagai konsep,
pemikiran, dan motto para pendiri pesantren. Spektrum nilai-nilai tersebut terakumulasi
menjadi falsafah dan motto kelembagaan, falsafah dan motto kependidikan, dan falsafah dan
motto pembelajaran, orientasi, dan sintesis (Syukri Zarkasyi, 2005:4-5). Uraian masing-masing
dari nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada paparan berikut: Falsafah Kelembagaan Pondok
modern berdiri di atas dan untuk semua golongan; Pondok adalah lapangan perjuangan, bukan
tempat mencari penghidupan; Pondok itu milik umat, bukan milik kiai. Falsafah Kependidikan Apa
yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami santri sehari-hari harus mengandung unsur
pendidikan; berbudi tinggi, berbadan sehat Hal ini sesuai dengan nilai-nilai sprektrum yang
seharusnya dalam teori Blou ocean Strategy yang harus tertanam secara integrase dan kaffah.
g. Sintesa Unsur-unsur Pendidikan di PMDG. Pada awal pembukaan Pondok Gontor, para
pendirinya telah mengkaji beberapa lembaga pendidikan terkenal dan maju saat itu. Mereka
merumuskan suatu sintesa unsur-unsur utama dari berbagai lembaga pendidikan yang
diperhatikannya: 1) Universitas al-Azhar di Kairo,Mesir,dengan keabadian dan kepemilikan
wakafnya. 2) Pondok Syanggit Afrika, dengan kedermawanan dan keikhlasan para
pengasuhnya.3) Universitas Muslim Aligarh di India, dengan modernisasinya.4) Shantiniketan,
di India, dengan kedamaiannya.
h. Falsafah Falsafah yang mewarnai dan mendasari gerak dan aktifitas di Gontor adalah: 1)
Falsafah Kelembagaan : Pondok Modern Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 183


Pondok adalah lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupan. c) Pondok itu
milik umat, bukan milik kyai. 2) Falsafah Kependidikan. Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek
yang tahu agama.c) Hidup sekali, hiduplah yang berarti. d) Berjasalah tetapi jangan minta jasa.e)
Mau dipimpin dan siap memimpin, patah tumbuh hilang berganti.f) Berani hidup tak takut mati,
takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja.g) Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami
santri sehari-hari harus mengandung unsur pendidikan.h) Seluruh mata pelajaran harus
mengandung pendidikan akhlak.i) In uridu illa al-ishlah.j) Sebaik-baik manusia ialah yang paling
bermanfaat untuk sesamanya.k) Pendidikan itu by doing, bukan by lip.l) Perjuangan itu memerlukan
pengorbanan: bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane.m) I’malu fauqa ma ‘amilu.n) Hanya orang
penting yang tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangano) Jadilah orang yang
kaya iman, kaya ilmu, kaya budi, kaya jasa; biarpun miskin/kurang harta, asal jangan miskin budi,
miskin jasa, miskin hati; syukur jika kaya harta pula.3) Falsafah Pembelajarana) Metode lebih
penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan jiwa guru lebih penting daripada
guru itu sendiri.b) Pondok memberi kail, tidak memberi ikan.c) Ujian untuk belajar, bukan belajar
untuk ujian.d) Ilmu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu untuk ibadah dan amal.e) Pelajaran di Pondok:
agama 100% dan umum 100%.”

E. PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Lembaga tertinggi di Gontor ialah Badan Wakaf, sebuah badan legislatif yang
bertanggungjawab secara menyeluruh atas pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan
pengajaran. Tugas dan kewajiban keseharian dari lembaga ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok
sebagai mandataris Badan Wakaf yang memimpin seluruh lembaga di Gontor dan bertanggungjawab
kepada Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Saat ini Pondok Modern Gontor dipimpin oleh K.H.
Abdullah Syukri Zarkasyi, MA., K.H. Hasan Abdullah Sahal, dan Drs. K.H. Imam Badri. Di tingkat
menengah terdapat dua lembaga yang secara langsung menangani pendidikan dan pengajaran,
yaitu Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) yang dipimpinan oleh Direktur KMI dan lembaga
Pengasuh Santri yang dipimpin oleh Pimpinan Pondok. KMI menangani pendidikan intrakurikuler dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 184


sebagian kegiatan ko-kurikuler, sedangkan Pengasuh Santri menangani kegiatan ekstra kurikuler
dan sebagian kegiatan ko-kurikuler.Struktur organisai dalam Lembaga Pendidikan di Gontor
tersebut secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

STRUTUR ORGSNISASI
DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM GONTOR

BADAN WAKAP

PIMPINAN GONTORR

SEKERTARIS UNIDA KMI PENGASUHAN YPPWPM IKPM ADMINIS


GONTOR SANTRI TRASI

OPPM PRAMUKA DEMA

MHASISWA
SANTRI SANTRI SANTRI MAHASISW
AA
KET :
PANCA JANGKA
UNIDA GONTOR : UNIVERSITAS DARUSALAM GONTOR
KMI : KULLIYATUL-L-MUALLIMIN AL-ISLAMIYAH
PONDOK MODEREN DARUSALAM GONTOR
YPPWPM : YAYASAN PEMELIHARAAN DAN PERLUASAN 1. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
WAKAP PONDOK MODEREN 2. KADERISASI
OPPM : ORGANISASI PELAJAR PONDOK MODEREN 3. PERGEDUNGAN
DEMA : DEWAN MAHASISWA 4. KHIYANATULLAH (PENDANAAN)
5. KESEJAHTERAAN KELUARGA
6.

GB. 9.2
STRUKTUR OGANISASI PONPES GONTOR

1. Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI)


Kulliyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyah (KMI) didirikan tanggal 19 Desember 1936, sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan tingkat menengah dengan masa belajar 6 tahun (bagi
lulusan SD) dan 4 tahun (bagi lulusan SLTP/SLTA/PT) ini.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 185


1) Kurikulum KMI dan kurikulum kegiatan Ekstrakurikuler ( Exschool).
2) Bahasa yang Digunakan . Bahasa pengajaran menggunakan bahasa Arab untuk bidang studi
bahasa Arab dan Dirasah Islamiyah, bahasa Inggris untuk bidang studi bahasa Inggris, dan
Bahasa Indonesia untuk bidang studi IPA, IPS, dan kewarganegaraan.
3) Tenaga Pengajar . guru-guru yang mengajar di KMI adalah tamatan dari KMI sendiri dan
alumni berbagai perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri yang memegang gelar
S1, S2, dan S3.
4) Siswa a) Siswa KMI memiliki latarbelakang pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi dan berasal dari seluruh pelosok Nusantara serta
dari manca negara, seperti Malaysia, Thailand, Saudi Arabia, Australia, Singapura, dan
pernah ada juga siswa yang berasal dari Suriname, Somalia, Jepang, dan Belanda.
2. Pengasuhan Santri.
Pengasuhan santri adalah lembaga yang mendidik dan membina langsung seluruh
totalitas kegiatan santri. Pengasuhan santri selalu memberikan pengarahan , motivasi, problem
solving kegiatan, pembinaan kepada seluruh santri, dan memberi pemahaman dan pengertian apa
kandungan filosofi dan mamfaat-mamfaat yang akan didapatkan oleh santri dari berbagai macam
kegiatan di PPMG. Misalnya kegiatan ekstra-kurikuler santri tingkat menengah (KMI) dan santri
tingkat perguruan tinggi (ISID). Kegiatan santri di tingkat menengah mencakup kegiatan-kegiatan
yang diselengarakan oleh Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Organisasi
Kepramukaan, sedangkan kegiatan santri tingkat perguruan tinggi (mahasiswa) adalah kegiatan
yang dikelola oleh Dewan Mahasiswa. Selain itu beberapa kegiatan pengajaran di tingkat KMI juga
ditangani oleh Pengasuhan santri, dan begitu pula sebaliknya. Semua itu merupakan integrasi
pendidikan ,pengajaran di Gontor Pengasuhan santri turut serta berperan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut , khususnya yang berkenaan dengan santri dan guru.
3. Aktifitas Pengasuhan Santri
Diantaranya adalah : (1) Pembekalan lntensif Calon Alunrni Contor 2016 dengan tujuan
menegakan peradaban pesantren di dunia; (2) Pelantikan pengurus Rayon di Ponpes gontor dari

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 186


kelas 5 KMI Tahun ini, pengurus rayon di Pondok Modern Darussalarn gontor dari siswa Kelas
5 KMI dilantik lebih awal. Pelantikan diadakan pacla tangal 8 Syawwal 1437 13 Juli 20l6 di
Masjid .Jami. Jumlah rayon yang ada di PMDC selranyak 21 rayon. Sebagian kecil dari
santri Kelas 5 KMIl yang dilantik, ada yang ditugaskan di lima rayon santri baru. Yakni
Aligarh lantai l. Aligarh lantai 2, Darul Hijrah. Wisma Hadi. dan Rayon lndonesia (3)
Kepengurusan rayon ini menjadi ladang pendidikan bag! santri Kelas 5 dalam belajar
memimpin. mengayomi mendidik. dan memhimbing s.:ntri Kelas . Apel Tahunan Pekan Pekan
Perkenalan Khutbatul- Arsy (PKA). Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul-Arsy
diselenggarakan pada Ahad pagi dilapangan hijau PMDG. Acara dilanjutkan dengan Kuliah
Umum tentang pondok modern dari Pimpirran PMDG Diikuti oleh seluruh keluargla besar
Pondok Moderen Darussalam Gontor Ponorogo Gontor. dan perwakiian Kampus-kampus PMDCG
di Balai Pertemuan Pondok Moderen (BPPM) di BalaiPertemuan Pondok Modern
Beberapa Kegiatan aktifitas santri dan pengasuh ini diantaranya melaksanakan
kegiatan seni dan budaya yang digelar secara rutin setiap tahun di PonPes Gontor antara lain
:(sumber Wardun Gonor 1438/ 2017, 2018)
1) Drama Arena Siswa Kelas 5 KMI. Kegiatan ini selalu berlangsung dengan maksimal
.Meskipun bertabrakan dengan padatnya dengan tenggang waktu yang sempit. Drama
Arena siswa Kelas 5 berhasil memukau para hadirin dan meraih nilai sembilan. Acara
dibuka secara resrni oleh . KH. Hasan Abdullali Sahal, Dengan mengusung moto
Mewariskan Nilai Perrdidikan dalam Ikatan Kebersamaan" dan tema Drama "Pelita
Madani". Sebanyak 698 oranq siswa Kelas 5 KNl beserta para pembibing bahu-membahu
dan menyukseskan panalaran seni ini. Panggung Gembira Survival Generation Tepat pada
Sabtu malam, 10 Dzulqa'dah 1437/ 13 Agustus 2016, santri Kelas 6 Survivall Generation
sukses mempersembahkan sebuah kolaborasimusik. seni tari. drama. dan properly yang
sangat harmonis. Dengan tema "Revival of lslam" berhasil menyampaikan pesan
perjuangan yang sangat mendalam. Sebanyak 716 santri siswa akhir KMI dibawah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 187


bimbingan 50 pembimbing membanting tulanq,vbekerja keras, pengorbanan tidak sedikit
berhasil menggelar maha karya seni akbar dengarr 20 acara dengan nilai 10.
2) Vokal Grup Antar kelas . Selain diramaikan dengan penyembelihan hewan qurban,
kemeriahan ldul Adha di Pondok Modern Darussalam Gontor semakin terasa dengan
diadakannya Lomba Vokal Grup dan Nasyid Antarkelas. Acara ini merupakan acara
yang menghibur dan paling dinanti-nantikan oleh seluruh santri se-Darussalam. Lomba
ini terbagi daiam 2 kategori. yaitu: nasyiddan grup vokal, diikuti oleh siswa Kelas 1-4
KMI sebagai peserta dan santri Kelas 5 dan 6 sebagaipenampilan hiburan di
penghujung acara. Digelar pada hari Ahad. I0 Dzullhijah 1435/ Oktober 2014 di BPPM.
Juara kategori nasyid: l (elas 1 Intensif (Juara l), Kelas 4 (Juara 2), dan Kelas I
(.luara 3). Juara kategori grup vokal dimenangkan oleh Kelas 3 (Juara l), Kelas 2
(Juara 2). dan l(elas I (.Juara 3). Juara Umum berhasil diraih oleh Kelas 1.
3) Diskusi Umum Kelas 5 dan Kelas 6. Dalam rangka merealisasikan moto Pondok
Modern Darussalam Gontor (PMDG). Yaitu berpengetahuan luas dan berfikiran bebas.
Pada Senin. 2 Muharram 1438/ 13 Oktober segenap siswa Kelas 5 Kuiliyatul-Mu'allimin
Islmamiyah (KMI) menyelenggarakan acara Diskusi Umum. Acara tersebut merupakan
acara wajib tahunan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan berpikir santri dalam
memecahkan sebuah permasalahan. Adapun diskusi yang dibawakan oleh Allan
Muhamad, siswa Kelas 5 KMl, mengangkat sebuah "Pendidikan Karakter Bagi
Remaia".Dalam pearannya, narasumber menegaskan bahwa di usia remaja sangatlah
penting dalam bentuk karakter dan mental anak; mengingat masa-masa tersebut terjadi
perubahan dan keseimbangan fisik dan psikis dalam dirinya.Disamping itu, pada hari
Selasa, 3 Muharram 4 Oldober 2016, segenap siswa akhir KMl 2017 berjumlah 715
orang, Survival Generation mengadakan acara Diskusi Umum di Balai Pondok Modern
(BPPM), tampil sebagai petugas dalam diskusi yang mengusung tema Komunisme dan
Bahaya Latennya di Indonesia" ini adalah Khalifaturrahman (Pemakalah), M. Zaki Al-
(Pembanding), Bunyan Al-Baqi (Moderator),Aji Saifullah (Notulis).

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 188


4) Lomba Senam Antar rayon. Lomba Senam Antar rayon merupakan salah satu
rentetan acara Pekan Perkenalan Khutbatu-l Arsy Pondok Modern Darussalam Gonto
r Perlombaan diikuti oleh 20 orang utusan dari setiap rayon. Dan pada tanggal 23
Syawwal 1437/28 Juli 2016 Lapangan Hijau PMDC Pada akhir acara tersebut, Panitia
mengumumkan Sebagai pemenang dari perlombaan ini. Keluar sebagai juara Lomba
Senam Antarravon tahun ini adalah Rayon Saudi 3 lantai 1, disusul oleh Rayon Saudi
lantai 1dan Indonesia 3 di posisi kedua dan ketiga.
5) Tahsin Qira'ah JMQ. Demi terciptanya santri yang berakhlak mulia serta berjiwa
qurani, diselenggarakanlah kegiatan Tahsin Qiraah yang berjalan selama 6 hari.
Pada kegiatan ini, Gontor mengundang kembali para alumni Jam'iyatu-l-Qurra (JMQ)
sebanyak 10 orang dari daerah yang,berbeda. Kegiatan tahunan ini diikuti oleh seluruh
anggota JMQ, ditambah dengan sebagian santri Kelas 5 dan 6 KMI perwakilan dari
tiap-tiap asrama dan kelas. Agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektil maka
kegiatan ini dilakukan di tempat yang berbeda; Masjid Jami' untuk santri Kelas 5,
gedung Rabithah untuk santri Kelas 6, dan Aula Wisma Darussalam untuk anggota
JMQ. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ustadz Kurnia Rahman Abadi, M.M., di Aula
Rabithah, Jumat malam, 6 Muharram 1438/ 17 Oktober 2016, dan ditutup oleh K.H.
Hasan Abdullah Sahal pada Rabu malam, 11 Muharram 1438112 Oktober 2016.Dalam
pidatonya dihadapan para peserta, beliau menyampaikan, "Kita harus curiga kepada
fashahah bacaan Al-Q,uran kita. Jangan sekali-kali menganggap bahwa bacaan kita
sudah sempurna, apabila belum benar, baik, dan betul."
6) Karantina Siswa Akhir KMI untuk menumbuh kembangkan semangat dan
menciptakan miliu belajar menjelang ujian Akhir, Pengasuhan Santri bekerja sama
dengan Pembimbing Kelas 6 menggelar Karantina Siswa Akhir KMI "Survival
generation"di Balai Pertemuan Pondok Modern. Karantina siswa akhir kali ini diiku ti
oleh 71 I orang, dan dibagi ke dalam 18 kelompok, dengan masing-masing kelompok
memiliki pembimbing sebanyak 2 orang. Kegiatan bersifat khusus, yakni untuk siswa

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 189


akhir saja, yang kali ini berlangsung mulai Kamis-Rabu, 13-19 Jumadal Ula 1438/9-
15 Februari 2017, dengan lokasi di Balai Pertemuan sela-sela karantina, dilaksanakan
pula Tauiyyah diniyyah yang dilaksanakan setiap setelah Maghrib, dengan pemateri
dari Pimpinan Pondokdan guru-guru senior.
7) Gontor Olympiad . Demi menyiapkan kader-kader pemimpin umat yang memiliki
segudang kemampuan dalam berbagai bidang, Pondok Modern Darussalam Gontor
kembali mengadakan OlimpiadeAntarsantri. Kegiatan yang memperlombakan berbagai
macam divisi ini dibuka pada hari Jum'at pagi (611) oleh Al Ustadz lmam Muchtar di
Lapangan Hijau Pondok Modern Darussalam Gontor. Beliau menegaskan bahwa semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan ini terdidik. Para wasit terdidik untuk belajar
menjadi wasit yang baik dan adil, begitu pula para pemain, harus mampu bermain
fairplay dan menerima segala keputusan wasit tanpa melakukan sesuatu yang tidak
terpuji, bahkan para penonton atau pendukung terdidik untuk menjadi penonton yang
baik. Perhelatan yang digelar tahunan ini terdiri dari 5 divisi, yaitu: Olahraga,
Kesenian, Sains, Bahasa, dan Pramuka. Diharapkan seluruh santri dapat berpartisipasi
dalam berbagai kompetisi sesuai dengan bakat dan minatnya. Olimpiade ini diadakan
selama satu minggu penuh, dimulai hari Jum'at (6/1), hingga hari Kamis (12/1). Tahun
ini, Panitia penyelenggara memilih "Badak Bercula Satu" sebagai ikon Olimpiade
Gontor. Di akhir kompetisi, Juara Omum dalam cabang Basket diraih oleh Klub Hartop,
cabang Futsal direbut oleh Klub Atomic, dan cabang Badminton direngkuh oleh D'King.
Adapun Juara Umum Kategori Rayon adalah Rayon Wisma Hadi. Selain itu, dalam
cabang Kepramukaan, gugus Depan 15089/ 13 berhasil meraih juara umum.
F. GARIS BESAR PEMETAAN KURIKULUM DI PONDOK PESANTREN GONTOR DALAN KEGIATAN
EKTRAKURIKULER (EXSCHOOL) PADA BIDANG SENI DAN KEBUDAYAAN ISLAM
1. Kegiatan Santri :
Kegiatan berorganisasi ini merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan santri
sehari-hari, sebab berorganisasi di Pondok ini berarti pendidikan untuk mengurus diri sendiri
dan tentu saja orang lain. Seluruh kehidupan santri selama berada di dalam Pondok diatur oleh

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 190


mereka sendiri dengan dibimbing oleh santri-santri senior atau guru-guru. Kegiatan-kegiatan ini
selalu didasari oleh nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang ditanamkan dalam kehidupan santri di
pesantren di bawah bimbingan dan pimpinan kyai. Di tingkat santri tingkat menengah terdapat
dua organisasi, yaitu: Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Pelaksana OPPM adalah santri-
santri kelas akhir yang terpilih secara demokratis. Pemilihan Ketua dan Pengurus Organisasi ini
diadakan setahun sekali. Pada setiap bulan Ramadan atau sebelum memasuki tahun ajaran baru
mereka mengadakan Musyawarah Kerja untuk merancang Program Kerja selama satu periode
masa bakti. Pada setiap akhir masa jabatan, pengurus Organisasi ini melaporkan kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan selama setahun di depan seluruh santri dan guru-guru serta
pimpinan-pimpinan lembaga dan Pimpinan Pondok. Seusai laporan pertanggungjawaban diadakan
serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus baru terpilih. Kegiatan- kegiatan santri di
dalam Pondok diurus oleh 20 bagian dalam OPPM. Bagian-bagian tersebut terdiri dari pengurus
harian: ketua, sekretaris, bendahara, dan keamanan, dan 16 bagian yang lain, yaitu: Bagian
Pengajaran, Bagian Penerangan, Bagian Kesehatan, Bagian Olahraga, Bagian Kesenian, Bagian
Kesenian, Bagian Perpustakaan, Bagian Koperasi Pelajar, Bagian Penerimaan Tamu, Bagian
Koperasi Dapur, Bagian Warung Pelajar, Bagian Penggerak Bahasa, Bagian Penatu, Bagian
Fotografi, dan Bagian Bersih Lingkungan.
2. Kegiatan Kepramukaan.
Hasil wawancara dengan wali santri (orang tua santri yang sedang berkunjung menengok
anak-anaknya di Pondok Pesantren Gontor 5 putri misalnya diantaranya mengenai kegiatan
exchool, menurut mereka bahwa :Kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Gontor sangat
banyak. Kegiatan Pramuka merupakan kegiatan unggulan. Pramuka santriwati Gontor Putri dan
Gontor Putra selalu menjuarai kegiatan Jambore Pramuka Internasional.Di dalam setiap
jamboree internasional, Indonesia diwakili oleh dua kontingen, yaitu Kontingen Republik
Indonesia dan Kontingen Gontor. Karena para pramuka dari Gontor sudah sangat fasih
berbahasa Inggris dan Arab, dan mereka sangat sering berpidato di pondok, dan mereka juga
sangat terbiasa bertemu dengan bermacam-macam tipe remaja, maka tidak mengherankan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 191


bahwa pramuka dari Gontor selalu menjadi yang terbaik. Pelajaran unik lain yang diberikan oleh
Pondok Pesantren Gontor Putri adalah berpidato. Setiap santriwati wajib berpidato di hadapan
teman-temannya sejak Kelas 1, dalam bahasa Arab atau Inggris. Santriwati menyusun sendiri
naskah pidatonya, kemudian dikonsultasikan dengan ustadzah pembinanya, sebelum dibacakan
dalam pidatonya. Kedua anak saya tiak tahu berapa sering dia harus berpidato. Hal ini saya
anggap menunjukkan bahwa ia sudah berpidato berkali-kali, mungkin sebulan sekali. Gerakan
Pramuka di Pondok Modern Gontor dianggap sangat penting sebagai sarana pendidikan yang
dapat membentuk kepribadian, mental, dan akhlak mulia untuk bekal para santri dalam hidup
bermasyarakat. Sejak Gerakan Pramuka ini berdiri dengan nama Kepanduan "Bintang Islam",
para pendiri Pondok Modern Gontor telah mewajibkan seluruh santri untuk aktif dalam kegiatan
kepramukaan. Karena itu, seluruh santri Pondok Modern adalah anggota Pramuka. Kegiatan
kepramukaan ini ditangani oleh organisasi yang disebut Koordinator Gugusdepan 15089 Pondok
Modern, di bawah pengawasan Majlis Pembimbing Bagian-bagian dalam Koordinator Gerakan
Pramuka Pondok Modern ini terdiri dari: Ketua, Andalan Koordinator Urusan Kesekretariatan,
Andalan Koordinator Urusan Keuangan, Andalan Koordinator Urusan Latihan, Andalan
Koordinator Urusan Perpustakaan, Andalan Koordinator Urusan Kedai Pramuka, Andalan
Koordinator Urusan Perlengakapan, dan Gugusdepan, terdiri dari 9 satuan pramuka.
3. Kegiatan Mahasiswa (Dewan Mahasiswa)
Kegiatan Dewan Mahasiswa ini berada di bawah koordinasi dan bimbingan Pengasuhan
Santri yang langsung ditangani oleh Pimpinan Pondok Modern Gontor. Dewan Mahasiswa
bertanggungjawab menganani segala kegiatan seluruh mahasiswa ISID. Kepengurusan Dewan
Mahasiswa dipilih melalui pemungutan suara. Pengurus DEMA terdiri dari Ketua, Sekretaris,
Bendahara, Departemen Riset dan Diskusi, Departemen Kesenian, Departemen Olahraga,
Departemen Komunikasi, Departemen Koperasi, dan Departemen Kerohanian. Beberapa
organisasi lain di Pondok memiliki kaitan tidak langsung dengan proses pendidikan dan
pengajaran. Organisasi-organisasi tersebut adalah : (a) Ikatan Keluarga Pondok Modern
(IKPM) yang menangani alumni atau eks-santri yang tersebar di seluruh Indonesia dan di luar

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 192


negeri, (b) Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM) yang
bertugas menyandang dana untuk memenuhi sarana dan prasarana serta berbagai kebutuhan
lain demi berlangsungnya proses pendidikan dan pengajaran di Pondok, (c) Bagian
Pembangunan Pondok yang bertanggungjawab membangun dan memelihara prasarana
pendidikan berupa gedung-gedung sekolah, asrama, balai olah raga, perkantoran, dll., (d)
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) La Tansa yang mengupayakan usaha-usaha untuk
mencukupi segala kebutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran melalui
pendirian berbagai unit usaha yang tergabung dalam Koperasi Pondok Pesantren ini (saat ini
terdapat 20 unit usaha yang tergabung dalam Kopontren La Tansa), dan (e) Balai Kesehatan
Santri dan Masyarakat (BKSM ) yang menangani pelayanan kesehatan untuk santri dan
masyarakat, juga melayani rawat nginap dan BKIA.

G. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN (KURIKULUM)


Kurikulum merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling
mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kurikulum Pondok Modern
Darussalam Gontor 100%. (berdasarkan pada Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal
30 ayat 3, dan 4, PP tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) nomor 19 Tahun 2005 pasal Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 106/0/2000, PP nomor 55 tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor
13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, Peraturan Menteri Agama nomor 18 tahun 2014
tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren ).
Berikut ini akan dibicarakan beberapa saja dari komponen kurikulum yang dimaksud
sebagaimana yang diamalkan di PMDG. Pada bagian pertama akan dibahas sisi intra-kurikuler
(akademik), sedangkan pada bagian berikutnya dibahas kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler (non-
akademik). Di dunia pesantren, karena sistemnya yang integrated, agaknya cukup sulit memisahkan
sama sekali antara kurikululm intra dan ekstra, terkadang keduanya bisa menjadi sifat dari satu
kegiatan yang sama, sehingga dia bisa disebut dengan keduanya. Karena itu pembagian ini hanyalah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 193


untuk memudahkan penyajiannya. Bahasan ini tidak akan menyinggung kurikulum pendidikan tinggi
Institut Studi Islam Darussalam (ISID), hanya terbatas pada jenjang pendidikan menengah Kulliyatu-
l-Mu’allimin al-Islamiyah (KMI). Karena PMDG mandiri dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran, kurikulumnya pun disusun secara mandiri disesuaikan dengan program Pondok secara
keseluruhan. Materi ketrampilan, kesenian, dan olahraga tidak dimasukkan dalam kurikulum,
melainkan menjadi aktivitas ekstra-kurikuler, agar para santri dapat lebih bebas memilih serta
mengembangkan bakat sesuai dengan aktivitas yang ada.
1. Intra-Kurikuler . Sebelum membahas beberapa komponen di atas perlu dijelaskan lebih dulu
mengenai program belajar dan jam belajar di KMI. Untuk memberikan informasi tambahan
mengenai KMI, pada akhir pembahasan mengenai intra-kurikuler ini akan diuraikan secara
singkat mengenai kegiatan KMI yang diadakan secara berkala: harian, mingguan, tengah
tahunan, dan tahunan sebagai kelengkapan informasi untuk memperoleh gambaran yang agak
menyeluruh mengenai kurikulum di Gontor.
a. Program Terdapat dua macam program yang ditempuh siswa di KMI PMDG: program
reguler dan program intensif. Program reguler untuk lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtida’iyah, dengan masa belajar 6 tahun. Sedangkan program intensif untuk lulusan SMP
atau MTs dan di atasnya, dengan masa belajar 4 tahun, dengan urutan kelas 1-3-5-6.
b. Jam Belajar Jam belajar santri di KMI berlangsung dari jam 07.00WIB-12.50 WIB, dengan
waktu istirahat 2 kali: pertama jam 08.30-09.00 dan kedua jam 11.15-11.30. Waktu belajar
tersebut dibagi menjadi 7 jam pelajaran, masing-masing mendapat alokasi waktu 45 menit,
kecuali mata pelajaran pada jam ketujuh yan hanya diberi alokasi waktu 35 menit
c. Tujuan Tujuan institusional umum dari kurikulum di KMI PMDG adalah mencetak santri yang
mukmin muslim, taat menjalankan dan menegakkan syari’at Islam, berbudi tinggi, berbadan
sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada bangsa dan Negara.
d. Isi Kurikulum yang diterapkan di KMI bersifat akademik. Kurikulum tersebut dapat dibagi
menjadi beberapa bidang studi sebagai berikut: (a) Bahasa Arab (Semua disampaikan
dalam Bahasa Arab): al-Imla’, al-Insya’, Tamrin al-Lughah, al-Muthala’ah, al-Nahwu, al-Sharf,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 194


al-Balaghah, Tarikh al-Adab, dan al-Khat al-`Arabi.( b) Dirasah Islamiyah (kelas II ke atas,
seluruh materi ini menggunakan Bahasa. Arab): al-Qur’an, al-Tajwid, al-Tauhid, al-Tafsir, al-
Hadis, Mushthalah al-Hadis, al-Fiqh, Ushul al-Fiqh, al-Fara’idl, al-Din al-Islami, Muqaranat al-
Adyan, Tarikh al-Islam, al-Mantiq, dan al-Tarjamah (Arab-Indonesia) ;( c) Keguruan: al-
Tarbiyah wa al-Ta’lim (dengan B. Arab) dan Psikologi Pendidikan (dengan B. Indonesia). d)
Bahasa Inggris (dengan B. Inggris): Reading and Comprehension, Grammar, Composition,
dan Dictation, e) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, dan
Biologi.f) Ilmu Pengetahuan Sosial: Sejarah Nasional dan Internasional,Geografi, Sosiologi,
dan Psikologi Umum)Keindonesiaan /Kewarganegaraan: Bahasa Indonesia dan Tata Negara
.Komposisi kurikulum semacam di atas ditetapkan untuk tujuan tertentu. Pengetahuan
Bahasa Arab dimaksudkan untuk membekali santri dengan kemampuan berbahasa Arab
yang menjadi kunci untuk memahami sumber-sumber Islam dan khazanah pemikiran Islam.
Sedangkan B. Inggris digunakan untuk media komunikasi modern dan mempelajari
pengetahuan umum, bahkan juga pengetahuan agama, karena saat ini tidak sedikit karya-
karya di bidang studi Islam ditulis dalam B. Inggris. Dalam kurikulum ini terlihat
keseimbangan pengetahuan agama dan umum. Secara lebih mendasar tujuan pengajaran
kedua macam ilmu tersebut adalah untuk membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu untuk
menuju kesempurnaan menjadi ‘abid dan khalifah. Pelajaran-pelajaran yang diberikan selalu
merujuk kepada tujuan umum pendidikan dan pengajaran di Pondok dan mesti mengandung
nilai-nilai yang hendak ditanamkan oleh Pondok ke dalam diri santri. Misalnya ada pelajaran
yang, di samping memberikan materi pengetahuan ia juga, dimaksudkan untuk
mengembangkan jiwa-jiwa tertentu dari Panca Jiwa Pondok, misalnya jiwa kebebasan
(berpikir), yang akan menumbuhkan jiwa berpikir kritis, terbuka, open ended, komparatif,
dan seterusnya.
2. Kegiatan Ekstra Kurikuler .
Kegiatan ini ditangani oleh Pengasuhan Santri melaui Organisasi Pelajar Pondok
Modern (OPPM) dan Gerakan Pramuka, dan kegiatan Seni dan budaya Kegiatan-kegiatan ini

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 195


terbagi ke dalam kegiatan harian, mingguan, tengah tahunan, dan tahunan.Semua kegiatan
dalam berbagai bentuknya merupakan satu kesatuan “kurikulum” yang tak terpisahkan yang
mengatur seluruh kahidupan santri guna mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang
dikehendaki. Dengan kata lain semua kegiatan yang ada memiliki nilai pendidikan dalam
berbagai aspeknya, sehingga “segala yang dilihat, didengarkan, dirasakan, dan dialami oleh
santri adalah untuk pendidikan”.
H. PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK (LANDASAN YANG MENJADIKAN PODOK PESANTREN
GONTOR BERDIRI KOKOH )

Di Pondok Modern Gontor sesuai dengan tujuan pendidikan dan pendekatan holistik yang
digunakan serta fungsinya yang komprehensif sebagai lembaga pendidikan sosial dan penyiaran
Agama, maka pendidikan lebih banyak ditanamkan dan ditularkan secara tidak formal; tidak sekadar
dengan ceramah, pengarahan, penataran, diskusi, pengajian, dan sejenisnya. Justru penularannya
lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, penugasan, dan pengkondisian atau
penciptaan lingkungan ‫ ))ال ب ي ئة إي جاد‬yang kondusif untuk mencapai tujuan
pendidikan. Penciptaan lingkungan semacam ini sangat dimungkinkan di dalam Pondok karena
santri dan guru bertempat tinggal di kampus yang sama. Selain beberapa guru senior dan guru-
guru yunior yang mengurusi unit-unit usaha Pondok, seluruh guru tinggal di lingkungan asrama.
Santri-santri yunior belajar mengenai kehidupan Pondok dari santri-santri senior, santri-santri
senior belajar dari santri-santri yang lebih senior, dan begitu seterusnya. Pola kehidupan di Pondok
itu diwariskan dan ditularkan dari satu generasi santri ke generasi berikutnya secara
berkelanjutan.
Berikut ini dipaparkan beberapa contoh penanaman Panca Jiwa pondok pesantren dengan
menggunakan pendekatan tidak formal sebagaimana yang dijelaskan di atas.
1. Keikhlasan. Keikhlasan adalah pangkal dari segala jiwa Pondok dan kunci dari diterimanya amal
di sisi Allah SWT. Segala sesuatu harus dilakukan dengan niat semata-mata ibadah, lillah,
ikhlash hanya untuk Allah SWT. Di Pondok diciptakan suasana di mana semua tindakan
didasarkan pada keikhlasan. Ikhlas dalam bergaul, ikhlas dalam nasehat-menasehati, ikhlas

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 196


dalam memimpin, ikhlas dipimpin, ikhlas mendidik, ikhlas didik, ikhlas mendisiplin, ikhlas
didisiplin. Ada suasana keikhlasan antara sesama santri, antara santri dengan guru, antara
santri dengan kyai, antara guru dengan guru, dst.Pendidikan keikhlasan diwujudkan melalui
keteladanan para pendiri Pondok dengan mewakafkan Pondok seluruhnya, kecuali rumah pribadi
kyai yang ditinggalinya. Pewakafan ini terjadi pada tahun 1958. Sejak saat itu Pondok telah
berubah status menjadi milik institusi, bukan milik pribadi. Dengan pewakafan itu seluruh
keturunan para pendiri tidak berhak lagi atas harta wakaf tersebut.Contoh lain dari penanaman
jiwa keikhlasan yang sederhana adalah bahwa dalam mendidik santri, kyai ikhlas tidak dibayar.
Bahkan sampai sekarang di Gontor tidak ada sistem gaji kepada guru. Istilah yang digunakan
ialah “kesejahteraan keluarga”. Jumlah jam mengajar tidak terkait dengan tingkat
“kesejahteraan” yang diterima. “Kesejahteraan” guru tersebut tidak diambilkan dari iuran
santri, melainkan dari unit-unit usaha milik Pondok yang dikelola sendiri oleh para guru. Jiwa
Keikhlasan ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu itu bukan karena didorong oleh
keinginan memperoleh keuntungan tertentu. Segala pekerjaan dilakukan dengan niat semata-
mata ibadah, lillah. Kyai ikhlas dalam mendidik, santri ikhlas dididik dan mendidik diri sendiri,
dan para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan; Selain itu
Sukarela dan mengabdi para pengasuh pesantren memandang semua kegiatan pendidikan,
sebagai ibadah kepada Tuhan; Kearifan maksudnya adalah bersikap, dan berprilaku sabar,
rendah hati, patuh pada ketentuan hukum agama, mampu mencapai dan tanpa merugikan orang
lain, dan mendatangkan mamfaat bagi kepentingan bersama. Hal ini juga tampak pada suasana
keikhlasan antara sesama santri, antara santri dengan guru, antara santri dengan kiai, antara
guru dengan guru. Pendidikan keilhlasan diwujudkan melalui keteladanan para pendiri pondok
dengan mewakafkan pondok seluruhnya, kecuali rumah pribadi kiai. Contoh lain dari penanaman
jiwa keikhlasan yang dalam mendidik santri, kiai ikhlas tidak dibayar, bahkan sampai sekarang
Gontor tidak ada sistem gaji untuk guru. Istilah yang digunakan adalah kesejahteraan keluarga
Kesederhanaan Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak
berarti pasif atau nrimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 197


kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri
dalam menghadapi perjuangan hidup.
2. Kesederhanaan. Pendidikan kesedarhanaan pesantren menekankan pentingya penampilan
sederhana sebagai salah satu nilai luhur pesantren dan menjadi pedoman prilaku sehari-hari
bagi seluruh warga pesantren; kesederhanaan yang diajarkan antara lain kesederhanaan dalam
berpakaian, , makan, tidur, berbicara, bersikap, dan bahkan berpikir. Contoh kesederhanaan ini
dapat dilihat dengan mudah dari kehidupan pribadi kyai; baik rumah, cara berpakaian, pola
makan, bertingkah laku, dan sikap hidup kyai. Dengan begitu, kyai mempunyai alasan kuat untuk
mendidik santri hidup sederhana. Pola hidup sederhana ini menjadikan suasana hidup di Gontor
tergolong egaliter, tidak ada kemenonjolan materi yang ditunjukkan oleh santri. Sehingga tidak
terlihat perbedan antara santri yang kaya dan miskin. Hal ini juga membuat santri yang kurang
mampu tidak minder dan santri yang kaya tidak sombong. Jiwa Kesederhanaan ini artinya
adalah kehidupan di dalam pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti
pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam kesederhanaan itu
terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam menghadapi
perjuangan hidup. Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju, dan pantang
mundur dalam segala keadaan.
3. Berdikari. Di antara ciri utama pendidikan pesantren pada umumnya adalah kemandirian.
Mandiri sejak awal santri sudah dilatih mandiri ia mengatur dan bertanggugjawab atas
keperluanya sendiri Maksudnya, bukan sekadar masing-masing santri mampu mengurus diri
sendiri, tetapi juga pondok itu sendiri mandiri. Hal ini diajarkan dengan cara tetap menjaga
kemandirian Gontor. Pondok tidak menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pihak
manapun, tidak pemerintah dan tidak pula swasta. Kemandirian Pondok juga ditunjukkan dengan
tidak menjadikan Pondok bagian dari organisasi tertentu; politik, masa, golongan, atau
organisasi apapun.Demikian pula dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran secara
rutin, Pondok tetap mandiri, tidak ada pegawai di Pondok. Santri dididik untuk mengurus segala
keperluannya secara mandiri; mengurus mini toserba, kantin, fastfood, dapur, keuangan,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 198


kesekretarian, asrama, disiplin, olahraga, kursus-kursus, dll., semuanya dilakukan sendiri oleh
santri. Kebersihan kampus juga menjadi tanggungjawab santri sendiri; setiap hari ada piket dari
santri yang membersihkan kamar, asrama, depan asrama, kelas, masjid, aula, kantor-kantor,
dst. Untuk pendidikan kemandirian, seringkali kalau ada pembangunan gedung baru, santri
dilibatkan untuk ikut mengecor secara bergantian. Poinnya di sini tidak sekadara pada nilai
ekonomis biaya pembangunan, tetapi penanaman jiwa kemandirian.
4. Ukhuwwah Diniyyah Penanaman jiwa ukhuwwah ini dirangkai dengan nilai-nilai lain yang
diperjuangkan Pondok yaitu berdiri di atas dan untuk semua golongan, tidak berpartai ,
dan santri perekat umat. Pendidikan dan pengajaran di Gontor sama sekali tidak ada kaitannya
dengan golongan, ormas atau partai tertentu. Kyai, ketua-ketua lembaga, para guru tidak
menjadi anggota golongan, ormas, dan atau partai tertentu. Seringkali ada pertanyaan: Gontor
itu Muhammadiyah atau NU? Gontor itu partainya apa? Pak Kyai itu nyoblos apa dalam pemilu?
Tentu saja pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan menyebut ormas dan atau partai tertentu.
Sebab PMDG bukan ormas dan bukan organisasi partai serta bukan organisasi lain-lain, Gontor
adalah lembaga pendidikan. Jiwa ukhuwwah ditanamkan dalam kebersamaan dan tolong-
menolong mengurusi organisasi, bermain bersama di klub olahraga, menjadi piket malam
bersama, menjadi anggota kelompok latihan pidato yang sama, latihan pramuka bersama, main
drama bersama, dst. Dalam pelantikan peremajaan pengurus Badan Wakaf Pondok Modern
Gontor, 24 Desember 1977, K.H. Imam Zarkasyi menyampaikan amanat: Andaikata, guru-gurunya
(Pondok) terdiri dari orang-orang yang simpati atau anggota Muhammadiyah, murid-muridnya
terdiri dari anak keluarga Muhammadiyah, tetapi Pondok Modern tidak boleh dijadikan Pondok
Muhammadiyah. Andaikata, guru-gurunya (Pondok) terdiri dari orang-orang yang simpati atau
anggota NU, murid-muridnya terdiri dari anak keluarga NU, tetapi Pondok Modern tidak boleh
dijadikan NU. Demikian seterusnya. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa sikap ini tidak berarti
bahwa semua golongan atau golongan tertentu itu adalah musuh Pondok, tetapi semua golongan
itu tetap sebagai kawan seperjuangan, berjalan pada rel masing-masing. Bahkan semboyan
Pondok, anak didik Pondok harus menjadi perekat umat. Artinya dapat mempersatukan yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 199


retak atau berselisih. Menarik untuk dicatat, banyak santri yang telah menyelesaikan
pendidikannya di PMDG menjadi pengurus ormas, partai, gerakan pemuda yang berafiliasi pada
paratai atau ormas, dll. Sebagai contoh alumni yang berkiprah di bidang ini di tingkat Nasional
antara lain: K.H. Hasyim Muzadi menjadi Ketua Umum PBNU (dulu ormas ini juga pernah dipimpin
alumni Gontor selama 25 tahun, yaitu K.H. Idham Khalid), Dr. Din Syamsuddin menjadi salah
seorang ketua PP. Muhammadiyah, Dr. M. Amin Abdullah menjadi Ketua Majlis Tarjih PP.
Muhammadiyah, Drs. Habib Chirzin dan Dr. Din Syamsuddin pernah memimpin oraganisasi
Pemuda Muhammadiyah, Dr. M. Hidayat Nur Wahid menjadi Presiden Partai Keadilan. Dengan
demikian Jiwa Berdikari ini merupakan kesanggupan menolong diri sendiri ini tidak saja dalam
arti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi
pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari
sehingga tidak pernah menyandarkan kelangsungan hidupnya kepada bantuan atau belas
kasihan pihak lain. Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab,
sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan keagamaan.
Ukhuwwah ini bukan saja selama mereka belajar di Pondok, tetapi juga mempengaruhi ke arah
persatuan umat dalam masyarakat sepulang para santri itu dari Pondok (Jiwa Ukhuwwah
Islamiyyah)
5. Jiwa Bebas. Jiwa ini terkait dengan kemandirian, karena dengan memiliki jiwa mandiri
seseorang dapat bebas menentukan pilihannya. Jiwa ini diajarkan misalnya dengan contoh
kebebasan Pondok dalam menentukan kurikulum, kalender, dan program akademik. Pada masa
Orde Baru, jiwa bebas Pondok benar-benar diuji dalam kaitannya dengan kebijakan-kebijakan
Pemerintah tentang pendidikan yang sentralistik. Konsekuesnsi dari mempertahankan
kebebasan ini, dalam waktu cukup lama Pondok Gontor diperlakukan secara diskriminatif oleh
Pemerintah. Tetapi kondisi tersebut, saat ini telah mulai berubah.Jiwa bebas ini mengajarkan
kepada santri untuk bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan,
bebas dalam memilih jalan hidup. Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan
masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 200


dari luar. ;Kebebasan Terpimpin pesantren menggunakan prinsip kebebasan terpimpin dalam
menjalankan kebijakan kependidikannya Tentu saja kebebasan ini adalah bebas di dalam garis-
garis disiplin yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok
pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat.
6. Theo centric dan Kolektifitas. yaitu pandangan yang menyatakan bahwa semua kejadian
berasal, berproses, dan kembali kepada kebenaran tuhan semua aktifitas pendidikan.dipandang
sebagai ibadah kepada Tuhan; Pesantren gontor juga menekankan pentingya
koliktifitas/kebersamaan lebih tinggi dari pada individualism; dan Mengatur kegiatan bersama,
para santri mengatur hampir semua kegiatan proses belajar mengajar terutama berkenaan
dengan kegiatan-kegiatan kurikuler dari saat pembentukan organisasi santri, penyusunan
pengorganisasiannya, sampai pelaksanaan dan pengembanganya; Pesantren adalah tempat
mencari ilmu dan mengabdi. Para pengasuh pesantren, menganggap bahwa pesantren adalah
tempat mencari ilmu dan mengabdi karena ilmu bagi pesantren dipandang suci dan merupakan
bagian yang takterpisahkan di ajaran Agama; dan Mengamalkan ajaran pesantren. Pesantren
sangat mementingkan pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari, setiap gerak
kehidupannya selalu berada dalam batas rambu-rambu hukum agama;
7. Tanpa ijazah. Pesantren tidak memberikan ijazah sebagai tanda keberhasilan belajar.
keberhasilan bukan ditandai oleh ijazah yang berisikan angka-angka sebagaimana madraasah
dan sekolah umum, tetapi ditandai oleh prestasi kerja yang diakui oleh khalayak (masyarakat);
baru legalitas Ijazah diakui Pemerintah pada tahun 2003; Restu Kiai, semua perbuatan yang
dilakukan oleh setiap warga pesantren sangat tergantung pada restu kiai, baik ustad maupun
santri selalu berusaha jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan kiai..
Fenomena inilah yang merangsang kyai untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam
pesantrennya, dan kebanyakan pembaharuan tersebut dengan tetap mempertahankan elemen-
elemen tradisional manakala dianggap masih relevan, disamping itu tentu saja melakukan
perombakan-perombakan sifatnya baru sama sekali, manakala hal itu dinilai lebih “ashlah”.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 201


8. Pondok Modern Gontor DAN Pembinaan Masyarakat Sekitar .Di samping mendidik dan
mengajar santri di dalam kampus, Pondok juga memberikan perhatian terhadap pembinaan
masyarakat sekitar. Upaya-upaya Pondok dalam hal ini dilakukan oleh guru-guru yunior dan
senior serta para alumni yang telah berada di lingkungan masyarakat dan tetap menjalin
komunikasi aktif dengan Pondok. Kegiatan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga:
a. Pendidikan dan Sosial-Keagamaan 1) Pendirian pesantren-pesantren ala Gontor oleh
alumni Gontor (5 pesantren).2) Pendirian sekolah-sekolah oleh guru dan atau alumni Gontor,
dengan rincian 4 MTs, 2 MA, dan 1 SMP.3) Pendirian TPA dan TPQ (148 buah).4)
Penyelenggaraan pengajian-pengajian baik untuk masyarakat umum seperti yang
diselenggarakan pada setiap Ahad pagi, jam 06.00-07.00, dengan mengundang da’i-da’i dari
daerah Ponorogo dan sekitarnya. Adapun pengajian yang khusus diselenggarakan untuk para
pekerja Pondok pada setiap Sabtu malam.6) Pendirian ratusan masjid dan musholla di sekitar
Gontor.
b. Seni, Budaya, dan Olahraga. Hasil Wawancara pneliti dengan Bapak Usttad Drs. Hariyanto
Abdul Jalal sebagai Wakil Pengasuh Gontor kampus 3 di Kediri, memurut beliau Seni dan
budaya yang dilakukan oleh para santri seutuhnya dalam berbagai hal terutama dalam
pengelolaan/ manajemennya dari para santri untuk para santri , para pengasuh staf dan
para ustad hanya memantau membina dan melindungi. Hal ini dilakukan dengan memfasilitasi
berbagai pagelaran kesenian, terutama reog dan gajahan, dan kompetisi-kompetisi olahraga
dalam berbagai kesempatan semisal pada peringatan hari-hari besar Islam, acara-acara
peringatan di Pondok, dan dalam berbagai kegiatan sosial yang diadakan oleh masyarakat
bersama Pondok. Pondok juga melakukan pembinaan terhadap tokoh-tokoh paguyuban reog
Ponorogo. Dan berbagai seni budaya yang ada di nusantara Indonesia ini. Pondok juga
menyediakan fasilitas olahraga kepada masyarakat berupa lapangan sepak bola dan Gedung
Olahraga. Adapun penggunaannya telah ditetapkan berdasarkan jadwal yang ada. Dalam
Bidang Ekonomi Pemberdayaan masyarakat sekitar dalam bidang ekonomi dilakukan
melalui penyerapan tenaga kerja dalam berbagai sektor pekerjaan di Pondok atau melalui

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 202


berbagai bentuk lainnya. Dalam bahasa Pondok upaya sedemikian ini biasa diistilahkan
sebagai “berkah Pondok untuk masyarakat sekitar”. Penyerapan tenaga kerja untuk
berbagai sektor pekerjaan di Pondok saat ini melibatkan 402 orang. Di samping itu berkah
Pondok untuk masyarakat juga berupa pelibatan masyarakat sebagai penyetor bahan-bahan
dan penyediaan jasa dan sarana kebutuhan para santri. Mereka itu berjumlah 196 orang
(80%-nya penduduk desa Gontor dan selebihnya dari desa-desa yang bersebelahan dengan
Gontor).Upaya lain yang dilakukan Pondok untuk membina dan memberdayakan masyarakat
sekitar adalah dengan menjadi penyalur Kredit Usaha Tani (KUT) untuk para petani di desa-
desa sekitar Pondok. Pondok juga memberi kesempatan kepada para petani di sekitar tanah-
tanah pertanian milik Pondok untuk mengelola lahan pertanian tersebut dengan sistem bagi
hasil. Di samping itu, di bidang pertanian, Pondok menyalurkan pupuk kepada para petani.
Para petani membayar pupuk tersebut pada saat panen dengan harga dasar. Gabah hasil
panen tersebut oleh para petani dijual ke Gontor. Salah satu unit usaha Pondok yang berlokasi
di desa Gontor, yaitu Usaha Kesejahteraan Keluarga (UKK), berfungsi sebagai penjual
grosiran bagi para pemilik toko-toko di desa Gontor dan sekitarnya . juga dalam bidang
Kesehatan. Di bidang kesehata Pondok mendirikan Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat
(BKSM). Di samping pelayanan kesehatan, kegiatan sosial BKSM lainnya dilakukan dengan
pengobatan masal dan khitanan massal untuk masyarakat yang diadakan secara insidentil.

I. PROGRAM PENGEMBANGAN PONDOK:


1. Panca Jangka. Dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok
Modern Gontor, dirumuskanlah “Panca Jangka” yang merupakan program kerja Pondok yang
senantiasa memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan dan
pemajuan tersebut. Adapun Panca Jangka itu meliputi bidang-bidang berikut: a. Pendidikan
dan Pengajaran Pengembangan di bidang dilakukan dengan mempertahankan dan
meningkatkan pendidikan dan pengarajaran di Pondok Modern Gontor. Usaha ini tercatat dalam
sejarah perjalanan Pondok sebagai berikut:1) Pendirian Tarbiyatul Athfal (Sekolah Rakyat) pada

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 203


tahun 1926.2) Pembukaan Sullamul Muta’allimin, tahun 1932.3) Tahun 1936, didirkan Kulliyatul
Mu’allimin al-Islamiyah (KMI).4) Pada tahun 1963 didirikanlah Perguruan Tinggi bernama
Institut Pendidikan Darussalam. Sekarang institut tersebut berganti nama menjadi Institut
Studi Islam Darussalam (ISID).5) Pada tahun 1990 didirikan Pesantren Putri di areal tanah
milik Gontor yang teletak di desa Sambirejo, Mantingan, Ngawi.6) Tahun 1996, dibuka Pondok
Modern Gontor II di Madusari, Siman Ponorogo.7) Tahun 1993, dibuka Pondok Modern Gontor
III, “Darul Ma’rifat”, di Sumbercangkring, Gurah, Kediri. Berasal dari wakaf keluarga H. Ridawan
(alm.).8) Tahun 1990, mendapat wakaf dari keluarga H. Nawawi Ishaq yang kemudian dijadikan
Pondok Modern Gontor IV, “Darul Muttaqien”, di Kaligung, Rogojampi, Banyuwangi 9) Tahun
1999, dibuka Pondok Modern Gontor V, “Darul Qiyam”, di Gadingsari, Mangunsari, Sawangan,
Magelang. Berasal dari wakaf keluarga Ibu Qayyumi Kafrawi (alm.).10) Pondok Modern Gontor
Putri II, di Sambirejo, Mantingan, Ngawi, dibuka tahun 1999. Lokasinya tepat di sebelah barat
Pondok Modern Gontor Putri I.11) Tahun 2002 dibuka Pondok Modern Gontor VII di Podahoa,
Kendari, Sulawesi Tenggara.12) Pada tahun ajaran baru 1423/1424 akan dibuka Pondok Gontor
Putri III di Karangbanyu, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.Pengembangan ini juga dilaksanakan
dengan menjalin kerjasama-kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan; baik di dalam
maupun di luar negeri.
2. Kaderisasi . Sejarah timbul dan tenggelamnya suatu usaha, terutama hidup dan matinya
pondok-pondok di tanah air, memberikan pelajaran tentang pentingnya kaderisasi. Karena itu
Pondok Modern Gontor memberikan perhatian yang serius terhadap upaya menyiapkan para
keder yang akan melanjutkan cita-cita Pondok. Di antara usaha itu adalah mengirimkan kader-
kader Pondok untuk menambah dan memperluas ilmu dan pengalaman baik di dalam maupun
di luar negeri. Kaderisasi Kaderisasi di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) terus
dikawal dan dibina. “Patah tumbuh hilang berganti, sebelum patah sudah tumbuh, sebelum
hilang sudah berganti”, begitulah bunyi pepatah yang selalu diajarkan oleh Pimpinan Pondok.
Keteladanan Merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam
memberikan contoh melalui tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutanbagi

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 204


peserta didik lain. Misalnya: nilai disiplin, kebersihan, kerapihan, kasih sayang, kesopanan,
perhatian, jujur, dan kerja keras dan percaya diri. Pengkondisian Penciptaan kondisi yang
mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter. Misalnya: kebersihan badan dan pakaian,
toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata
bijak di sekolah dan di dalam kelas.
3. Pergedungan Pengembangan di bidang ini meliputi tugas penyediaan, pemeliharaan, dan
penyediaan sarana dan prasana pendidikan dan pengajaran yang layak bagi para santri. Bidang
ini berkembang pesat dengan semakin banyaknya gedung-gedung baru—baik untuk asrama
maupun kelas yang dibangun, di samping perbaikan gedung-gedung lama dan
pengembangannya dari tidak bertingkat menjadi ditingkat. Di samping membangun asrama dan
sekolahan Pondok juga membangun komplek-komplek perumahan untuk para guru di
lingkungan Kampus Pondok..
4. Chizanatullah (pengadaan sumber dana) Di antara syarat penting bagi sebuah lembaga
pendidikan untuk dapat tetap bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki sumber dana
sendiri. Sejak beridirinya, Pondok Modern telah memperhatikan masalah ini dengan sungguh-
sungguh. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk memenuhi maksud ini, antara lain
adalah unit-unit usaha berikut ini: Penggilingan; Percetakan Darussalam; Usaha Kesejahteraan
Keluarga (UKK); Toko Bahan Bangunan; Toko Buku LaTansa; ToserbaToko Palen I; Toko Palen II;
Kedai Bakso Kedai Bakso II; Photokopi dan Alat Tulis; Apotik; Wartel I; Wartel II; Pabrik Es Balok;
Pusat Perkulaka; Jasa Angkutan Pasar Sayur; Kredit UsahaTan; iBudidaya Ayam Potong; Semua
unit usaha di atas adalah unit usaha yang dikelola oleh para guru. Sedangkan unit
usaha/koperasi yang dikelola oleh para santri, semuanya berlokasi di dalam Kampus Pondok,
antara lain: Mini Toserba, Toko Buku, Kantin, Fastfood, Koperasi Warung Pelajar,Kedai Potokopi,
Kedai Pramuka, dan Koperasi Dapur.
5. Kesejahteraan Keluarga Pondok. Jangka ini bertujuan untuk memberdayakan kehidupan
keluarga-keluarga yang membantu dan bertanggungjawab terhadap hidup dan matinya
Pondok secara langsung, agar mereka tidak menggantungkan penghidupannya kepada

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 205


Pondok. Pengertian Keluarga Pondok, menurut kamus PMDG, adalah guru-guru senior yang
telah berkeluarga yang membantu secara langsung pendidikan dan pengajaran di Pondok.
Keluarga Pondok tidak mesti pihak yang memiliki hubungan darah dengan para pendiri
Pondok. Bahkan keluarga dari keluarga pendiri Pondok yang tidak membantu langsung Pondok
tidak termasuk dalam kategori Keluarga Pondok, dan karena itu tidak berhak atas
kesejahteraan yang diusahakan oleh Pondok. Hubungan kekeluargaan di sini bersifat
institusional, bukan geneologikal. Pemberdayaan Keluarga Pondok ini dimaksudkan agar
mereka dapat berusaha sendiri dan bahkan beramal untuk Pondok.
Berikut diantaranya slogan-slogan yang sangat menyentuh yang dikemukakan oleh Para
Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Gontor Pasca Trimurti , dalam Warta Dunia (Wardun
1438/ 2017)

No Pencetus idea
1 Perjalanan seribu Kilometer diawali dengan langkah kaki pertama (KH. Imam Zarkasih
2 Berani hidup tak takut mati,takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja seluruh
mata pelajaran harus mengandung pendidikan akhlak; in uridu; illa ishlah; sebaik-baik
manusia ialah yang paling bermanfaat untuk sesamanya; pendidikan itu by doing
bukan by lips; perjuangan itu memerlukan pengorbanan; bondo, bahu, piker, lek perlu
sak nyawane; I malu fawqa ma amilu; hanya orang penting yang tahu kepentingan dan
hanya pejuang yang tahu arti perjuangan; sederhana tidak berarti miskin. Falsafah
Pembelajaran Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada
metode, dan jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri dalam bahasa Arab hal
itu diungkapkan sebagai berikut: al-tariqatu ahammu min al-madah, al-mudarrisu
ahammu min al-tariqah, wa ruhu al-mudarrisi ahammu min almudarris(KH. Ahmad
Sahal)
3 Manusia itu berbuat apa yang kamu bisa , tetapi Tuhan itu berbuat apa yang Dia suka
(KH. Zainuddin Fananie)
4 Andaikata sunah –sunnah yang ada ini saja dilaksanakan dengan baik, InsyaAllah
Pondok ini akan maju.(K.H Imam Zarkasyi )
5 Orang-orang yang belum pernah merasakan kemajuan , tak tahu hakekat kemunduran
(K.H. Zainuddin Fananie)
6 Diatas PMDG hanya ALLAH dibawah PMDG hanya tanah.Jasad melekat di bumi , tetapi
jiwa berhubungan langsung dengan yang dilangit, di<Arsy, dengan segala
resikonya.(K.H. Hasan Abdullah Sahal)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 206


7 Tetaplah menjadi orang yang tawadhu karena akan diuji ketika terjun dimasyarakat
kelak. Selain Alumnimuslim juga tidak boleh terkecoh oleh ilmu atau gelar yang
dimilikinya, sehingga tidak seperti orang yang kebesaran baju (K.H. Hasan Abdullah
Sahal).
8 Pondok ini mencetak manusia yang pandai di bidang agama, tidak bodoh di bidang
umum (K.H Imam Zarkasyi)
9 Jadilah manusia yang kuat iman, kaya ilmu, kaya jasa, dan kaya harta (Dr. KH. Abdullah
Syukri Zarkasyi, M.A)
10 Cri khas Pondok Pesantren ialah adanya kebersamaan , antara Kiai, Guru dan Santri
dalam satu tempat dan waktu.(K.H. Syamsul Hadi Abdan)
11 Kalau makan, minum dan tempat tidur saya lebih baik dari pada makan, minum dan
tidur anak-anak saya (santri saya), supaya anak –anak protes.(K.H. Ahmad Sahal)
12 Apabila dalam tempo lima tahun seorang Pemimpin tidak ada prestasi, berarti dia
tidak pernah kerja keras. ((Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A)
13 Keindahan tidak akan terbangun tampa keikhlasanmurni dari Kiai, Guru, san Santri.
((K.H. Syamsul Hadi Abdan)
14 Administrasi yang baik wajib(mutlak) untuk menjaga kepercayaan. (K.H Imam
Zarkasyi)
15 Ada uang bisa membangun, ada uang tidak ada bangunan, berarti tidur nyenyak tidak
bekerja, uang habis tidak ada bangunan sama dengan korupsi.” (K.H Imam Zarkasyi)
16 Kalau sekiranya urusan-urusan di Pondok moderen ini, diurus dengan perhitungan
materi, tampa keiklasan beramaldari guru-guru dan para pembantunya, maka tidak
aka nada yang jadi, dan tidak aka nada sesuatu yang berjalan. (K.H Imam Zarkasyi)
17 “Pesantren Adalah Lautan Perjuangan Dan Keiklasan , Kalian Harus Menjaga
Keiklasan Dan Semangat Juamng Kalian (Dr. KH. Abdulah Sukri Zarkasih, MA. Wardun
1438/2017-75)”.
18 Hidup sekali, hiduplah yang berarti (K.H Imam Zarkasyi)

Dalam Penjabaran hasil Riset dan pembahasannya adalah sebagai berikut : Perlu
ditekankan bahwa :
1. Tim Riset dalam sesuai dengan pengembangan rumusan masalah dan batasan masalah dalam
penelitian ini dibatasi hanya mengkaji tentang Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya
muslim dengan teori Blue Ocean Strategy yang dikembngkan melalui Analysis Spiral Dynamic
dan yang dijadikan focus penelitian di tiga Pondok Pesantren Modern Gontor yaitu : (1) Ponpes
Modern Gontor Pusat 1 Putra Ponorogo Jatim ; (2) PonPes Modern Gontor 3 Putra di Gurah
Kediri Jawa Timur dan (3) PonPes Modern Gontor 5 Putri di Kandangan Kediri Jawa Timur ; (

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 207


4) Pondok Pesantren Moderen Gontor Putri 1 dan (2) Putri 2 di Mantingan Ngawi Jawa Timur
yang diharapkan dapat mewakili Pondok Pesantren Gontor lainnya yang ada di Seluruh
Indonesia.Dan Hal tersebut adanya pada system pengasuhan dalam kegiatan
Ektrakurikuler (Exschool) di PonPes Modern Gontor , maka dalam Riset ini lebih banyak
mengkaji tentang kegiatan Exchool tersebut baik dalam Risetnya maupun dalam kegiatan dan
pengkajian adan Analisanya . Dengan demikian maka Penulis dalam Bab ini akan membahas
terkait dengan tujuan dan focus Riset tersebut .
2. Selain itu sepenuhnya baik di Pondok Pesantren Modern Gontor Pusat maupun cabang-cabang
PonPes Modern Gontor pada Prinsipnya mempunyai dan mengacu pada sistem kebijakan,
program pengajaran, pendidikan , manajemen kegiatan intra, ektra kurikuler dan lainnya
sepenuhnya memiliki koordinasi dan langkah yang sama , hanya yang membedakan beberapa
sebagian budaya yang disesuaikan dengan lokasi , masyarakat dan sarana kebutuhan setempat
yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren tersebut .Secara keseluruhan Pondok Modern
Gontor beserta cabang-cabangnya memiliki santri sebanyak dan guru. Nilai-nilai Pembentuk
Karakter Nilai-nilai yang mendasari perilaku kehidupan PM Gontor dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu nilai esensial dan nilai instrumental serta implementasinya dengan disiplin. Nilai-nilai
esensial adalah nilai-nilai yang dikontruk oleh perintis pesantren dan menjadi bagian dari
kepribadian yang tidak terpisahkan antara dirinya dan pesantren. Nilai-nilai tersebut di PM
Gontor dapat dipresentasikan dalam dua bentuk, yakni: Pancajiwa dan Motto. Pancajiwa Pondok
Hakikat pondok pesantren terletak pada isi atau jiwanya, bukan pada kulitnya, dalam isi itulah
ditemukan jasa pondok pesantren bagi umat. Kehidupan dalam pondok pesantren dijiwai oleh
suasana-suasana yang dapat dirumuskan dalam Pancajiwa sebagai berikut: (1) keikhlasan; (b)
kesederhanaan; (c) kesanggupan menolong diri sendiri atau berdikasi; (4) ukhuwwah diniyah
yang demokratis antara santri; dan (e) bebas.
3. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Sistem Pendidikan Pondok modern Gontor
menggunakan sistem pendidikan klasikal berbasis kelas. Lembaga pendidikannya yang terkenal
adalah Kulliyatul Mu allimin al-islamiyyah. Lembaga ini setara pendidikan tingkat madrasah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 208


tsanawiyah dan madrasah aliyah. Tapi sistem penjenjangan yang dilakukannya berbeda. Siswa
lulusan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah dalam diterima di lembaga ini dan dianjurkan untuk
menyelesaikan pendidikannya selama 6 tahun, yakni dari kelas I sampai dengan kelas VI. Lulusan
Sekolah Menangah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dapat diterima di lembaga ini dengan
menempuh proses pendidikannya selama empat tahun, yakni kelas I kemudian naik kelas III,
selanjutnya naik lagi kelas V dan terakhir kelas VI. Kurikulum KMI Pada awalnya kurikulum yang
diterapkan di KMI adalah kurikulum Normal islam yang didirikan oleh Mahmud Yunus akan tetapi
tidak memindahkan begitu saja ide dan konsep kurikulum Normal Islam. Pengaruh guru Imam
Zarkasyi, yakni al-hasyimi ikut berperan pula dalam mendorong timbulnya ide-ide pembaruan
pendidikan. Kurikulum didesain secara seimbang antara materi-materi yang terdapat di
pesantren dan madrasah. Intra-Kurikuler Komposisi pelajaran di KMI terdiri dari pengetahuan
agama, pengetahuan bahasa Arab, dan pengetahuan umum tingkat lanjutan, namun setingkat
tidak berarti sama. Susunan program tersebut adalah sebagai berikut: (1) Al-Umum al-
Islamiyyah (selain kelas I, seluruhnya disampaikan menggunakan bahasa Arab); al-qur an,
Tajwid, Tafsir, al-tarjamah, al-hadith, mustalah alhadith, al-fiqh, usul al-fiqh, al-faraid, al-tauhid,
al-din al-islami, al-adyan, dan tarikh islami; (2) al-ulum al-arabiyah (seluruhnya disampaikan
dalam bahasa Arab); al-imla tamrin al-lughah, al-insya, al-mutala ah, al-nahwu, al-sarf,
albalaghah, Tarikh Adab al-lughah, al-mahfudhat, dan al-khat; (3) al-ulum al-ammah, terbagi
dalam beberapa kelompok sebagai berikut: (a) Keguruan: al-tarbiyah wa al-ta lim (dengan
bahasa Arab), dan psikologi pendidikan, asas didaktik metodik (bahasa Indonesia); (b) bahasa
Inggris (dalam bahasa Inggris), reading dan comprehension, grammar, composition, dan
diction; (c) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, dan Biologi; (d)
Ilmu Pengetahuan Sosial; Sejarah Nasional dan Dunia, Geografi, Sosiologi, dan Psikologi Umum;
(e) Ke-Indonesiaan/ Kewarganegaraan: Bahasa Indonesia dan Tata Negara. (Syukri Zarkasyi,
2005). Kegiatan KMI Kegiatan yang dikelola oleh KMI terdiri atas kegiatan harian, mingguan,
tengah tahunan, dan tahunan. Kegiatan harian meliputi: kegiatan belajarmengajar, supervisi
proses pengajaran, persiapan pengecekan pengajaran, pengawasan disiplin masuk kelas,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 209


pengontrolan kelas dan asrama santri saat pelajaran berlangsung, penyelenggaraan belajar
malam bersama wali kelas berlangsung dari jam 20.00WIB-21.45WIB. Kegiatan mingguan
meliputi: pertemuan Guru KMI setaip hari Kamis untuk mengevaluasi kegiatan akademik oleh
Direktur KMI, non-akademik oleh pimpinan pondok. Kegiatan tengah tahunan; ujian tengah
semester I dan II dan ujian akhir semester I dan II. Kegiatan tahunan meliputi kegiatan sebagai
berikut: Fath al- Kutub, yakni latihan membaca kitab-kitab berbahasa Arab untuk kelas V (kitab-
kitab klasik) dan Kelas VI (kitab klasik dan kontemporer). Santri diberi tugas untuk membahas
persoalan-persoalan tertentu dalam akidah, fiqh, hadis, tafsir, tasawuf, dan lainnya. mereka
membuat laporan dan menyerahkan kepada guru pembimbing untuk dievaluasi. Fathul Mu jam,
yakni latihan dan ujian membuka kamus berbahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan berbahasa Arab santri, terutama dalam mencari akar dan makna kosakata.
Manasik al-hajj, latihan ibadah haji bagi siswa, berlokasi di lingkunagn kampus, dibawa
bimbingan guru ahli. Al-Tarbiyah al-amaliyah, yaitu praktik mengajar untuk kelas VI.
Dilaksanakan menjelang akhir masa studinya. Seorang santri melaksanakan praktik sementara
kawan-kawannya yang satu kelompok dengan mengamati dan selanjutnya memberikan evaluasi
(naqd) dengan bimbingan guru senior. Al-Rahlah al-iqtishadiyah (economic study tour):
kunjungan ke dunia usaha dan kewiraswatan, untuk menanamkan jiwa kemandirian dan
kewiraswastaan kepada para santri.
J. DESKRIPSI CONTOH PROFIL KEGIATAN EXCHOOL PONDOK PESANTREN MODEREN
GONTOR PUSAT PUTRA I MLARAK PONOROGO JAWA TIMUR
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo pusat Jawa Timur didirikan pada tanggal 10
April 1926 di Ponorogo Jawa Timur oleh tiga bersaudara putra kiai Santoso Anom Besari. Tiga
bersaudara ini adalah KH Ahmad Sahal ( ), KH Zainuddin Fananie ( ), dan KH Imam Zarkasyi ( ). Pondok
pesantren ini memiliki tiga lembaga pendidikan, yakni Tarbiyat al-athfal yang didirikan pada tahun
1926 untuk pendidikan tingkat dasar, Kulliyat al-mu allimin al-islamiyyah yang didirikan pada tahun
1936 untuk pendidikan tingkat menengah, dan Institut Pendidikan Darussalam (IPD) yang didirikan
pada tahun 1963 untuk pendidikan tinggi untuk program sarjana muda, saat ini Pondok Gontor juga
telah memiliki Institut Studi Islam Darussalam (ISID) dengan program strata satu (S1) dan program

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 210


Pascasarjana. Pesantren Gontor dikelola oleh Badan Wakaf yang beranggotakan tokoh-tokoh alumni
pesantren dan tokoh yang peduli Islam sebagai penentu kebijakan pesantren dan untuk
pelaksanaannya dijalankan oleh tiga orang pimpinan pondok, yakni KH Hasan Abdullah Sahal (Putra
KH Ahmad Sahal), Dr. KH Abdullah Syukri Zarkasyi (putra KH Imam Zarkasyi) dan KH Syamsul Hadi
Abdan, S.Ag. Tradisi pengelolaan oleh tiga pengasuh ini melanjutkan pola Trimurti (pendiri). Pondok
Modern Gontor saat ini telah memiliki cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Berikut Denah kampus PMDG Putra 1 Ponorogo Jatim

Tabel. 9. 1 KETERANGAN DENAH

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 211


Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus Putra Pusat 1, Darul
Mlarak Ponorogo Jawa Timu
Fasilitas
1a. Baitul Mal Wat-Tamwil 3l . Cedung Tunis
b. Perumahan Curu 32. Balai Pertemuan Pondok Modern b. Pondok Seperempat Abad (pSA)
2. a. Penggilingan Padi (BppM) 63. Rayon Aligarh
b. Lapangan Stadfon 90 33. Cedung Madrasah (Kantor 64. Perumahan KH. Imam Zarkasvi
3. a. Kandang Sapi Administrasi E 65. Rayon Saudi I
b. Wisma Darussalam Kamar B dan C Sekretaris Pimpinan) 66. Perumahan Guru
c. Wisma Darussalam WIP 34. a. Masjid Pusaka ('Atiq) 67. Kantor Pembangunan
d. Wisma Darussalam Kamar A b. Pendopo 68. Kantin Sholihin
e. Ruang Sidang Badan Wakaf 35. Gedung Asia (Yayasan, Dema, 69. Komplek Sholihin (Rayon)
4. Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat perpustakaan) 70. a. Rayon Palestina
(BKSM) 36. Dapur Curu b. Rayon Yaman
5. a. Wartel Cambia 37. Gedung Pakistan 71. Cedung Yaqdzoh (Kelas)
b. Perumahan Guru 38. Percetakan Darussalam 72. a. Makam PPMG
6. Minimarket Usaha Kesejahteraan Keluarga 39. Lapangan Futsal b. Makam Keluarga RH Hadi
(UKK) 40. Gedung OIah Raga (COR) Kusuma Sulaiman Jamal
7. Laboratorium Biologi €, Fisika 41. Pertamanan (Basatino) 73. a. Lapangan Persada
8. Lapangan Basket 42. Koperasi Mahasiswa b. Lapangan Basket, perbeda
9. Cedung Syiria 43. Pompa Air 74. Gedung Satelit (Kelas)
10. Perumahan Curu 44. Pabrik Air Minum La Tansa 75. Gedung Ninxia (Darussalam
I 1. Lapangan B Windu 45. Wartel SudanDENAFI Computer Center
12. Rumah DR. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor Kampus Pusat Jawa Timur 76. Perumahan Guru (Buyutul
M.A. 46. Cedung Sudan (Kelas) Anshor)
13. Lapangan Hijau 47. Asia Photocopy 77. Cudang Konveksi
14. Cedung Al-Azhar (Bagian penerimaan Tamu) 48. Gedung Saudi 6 (Kantor KMII 7B. Konveksi La Tansa
15. Kantin Al-Azhar 49. Menara Masjid 79. La Tansa Poultry
16. Dapur 50. Masjid Jami' Darussalam 80. Cedung Robitoh
17. Pembangkit Listrik Timur 51. Cedung Madani 81. TPS
18. Rayon Indonesia 1 52. Rumah KH. Hasan Abdullah S 82. Perumahan Dosen baru
I 9. Cedung Santiniketan 53. Cedung Syanggit (Kantor IKPM) 83- Gudang Pondok
20. Rayon Indonesia 2 dan perpustakaan 54. Midho'ah 84. a.Pabrik roti
Darussalam 55. Rayon Darul Hijroh b. Pabrik es
21. Rayon lndonesia 3 56. Pembangkit Listrik Barat c.Wisma IKPM
22. Cedung l7 Agustus 57. Perumahan Gu.u (Buyutul Makkah) B5. KUK a. Toko Besi b. palen
23. Lapangan Takraw 58. Pertukangan X. Kamar Mandi
24. Rayon Indonesia 4 59. Cudang KMI 86. Perumahan Curu (Buyut
25. Ruang Makan Santri 60. a.Perumahan Guru (Buyut Makkah)
26. Bagian Koperasi Dapur & penatu Madinah) Bx. Dapur Keluarga
27. Kantin Lauk Pauk b.La Tansa Loundry
28. Kantin Belakang BPPM 61. Perumahan KH. Ahmad Sahal
29. Rayon Wisma Hadi 62. a. Cedung Abadi (Kantor
30. Koperasi Pelajar Language Advisory Courrcil

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 212


1. Aktivitas OPPM Dan KGP
Pembacaan Hasil Musyawarah Kerja OPPM dan Koordinator Pembacaan hasil Musyawarah
Kerja (Muker) Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Koordinator diadakan pada hari
Ahad, 19 Syawwal 1437 / 24Juli 2016. Acara diawali dengan pesan dan nasihat oleh Pimpinan
PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan seluruh hasil
Musyawarah Kerja dari tiap-tiap bagian secara berurutan; dimulai dari penambahan redaksi
hingga penghapusan ayat tertentu. Diharapkan dengan adanya acara ini, warga PMDC mampu
mengerti dan memahami semua Program kerja dan hasil usaha yang ada, sehingga terwujud
kerja sama yang baik dan harmonis. Jambore Nasional Ke-10 di Cibubur Jambore Nasional ke-
10 berlangsung pada tanggal 9-18 Dzulqa'dah 1437/ 12--21 Agustus 2016 di Bumi Perkemahan
Cibubur, Jakarta. Pada jambore kali ini, Pondok Modern Darussalam Gontor mengirimkan
utusannya sebanyak 1B orang. Dibimbing oleh Ustadz SaifulAnwar, M.Pd.l., Ustadz ofiazka Fahmi
Huda, S.Pd.l., Ustadz GunawanAdi Pranata, dan Ustadz Adam Huda Haqiqi. Di antara aktivitas
Jamnas yakni Water Actuiting, global Development Village (GDW, Science and Culture, Adventure,
Community Tour, dan Scout Skill/. Saat acara, kontingen dari Gontor menampilkan Seni Reog
Ponorogo dan Tari Sintuwu Poso.Kursus Mahir tingkat Dasar (KMD) Kegiatan Kursus Pembina
Mahir tingkat Dasar (SD) diikuti oleh siswa Kelas 5 Kulliyatu-l Mu'allimin al-lslamiyyah yang
berjumlah 838 orang (696 siswa dari PMDG Kampus Pusat dan 142 PMDC Kampus 2). PMDG
tahun ini mengusung tema "Membentuk karakter pejuang, pemimpin lslam masa depan," dan
bermotokan "Bukan sekedar KMD". Adapun pemateri pada KMD tahun ini adalah kakak-kakak
pelatih dari guru senior dan Kwarcab Ponorogo"Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ka
Kwarcab Ponorogo dan Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Kampus 2 di
PMDC Kampus 2. KMD tahun ini dilaksanakan selama lima hari, sejak Ahad-Kamis, 11-15 Dzulqa'dah
1437 / 4-18 Agustus 2016" Kegiatan ini ditutup secara resmi dengan pembacaan Laporan oleh
panitia dan pelepasan tanda Peserta oleh Wakil Pengasuh PMDC Kampus 2

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 213


2. Musyawarah Kerja Rayon.
Musyawarah Kerja Rayon adalah salah satu program OPPM yang diselenggarakan
menjunjung tinggi disiplin yang ada di asrama bagi tiap pengurus rayon dan anggota yang
bertempat tinggat di rayon tersebut. Melalui musyawarah ini, muncullah ide-ide cemerlang yang
disepakati bersama antara Pengurus rayon dan anggotanya untuk memupuk jiwa ukhuwah
Islamiyyah dan rasa memiliki di antara mereka. Di samping itu pengurus rayon dapat lebih
mudah memahamkan anggotanya mengenai disipiin beraktMtas dalam keseharian di asrama
maupun di luar asrama karena hasil musyawarah ini akan dilaksanakan dalam kegiatan
keseharian mereka di rayon selama setahun yang akan datang. Sabtu, 8 Dzulhiijah 1437/ 10
September 2016,para santri Pondok Modern Darussalam Contor mengadakan Musyawarah Kerja
(Muker), Rayon berlangsung di Gedung Rabithah, dan diikuti oleh 21 rayon. Peserta acara terdiri
dari pengurus bagian setiap rayon, seperti: Ketua Rayon, Sekretaris, Bendahara, Keamanan,
Bahasa, Kesehatan, Kesenian, Olahraga, dan Ketua Kamar. Muker dimulai pukul 19.45 WIB dan
diawali dengan pembacaan hasil Muker tahun sebelumnya, dilanjutkan dengan Sidang Pleno
yang menampung usulan tiap- tiap bagian dan diakhiri dengan Sidang Paripurna. Disini, Ketua
Rayon, selaku Pimpinan Sidang berwenang mengesahkan dan menolak usulan dari anggota dan
pengurus asrama yang diajukan.
3. Penataran Manajemen dan Keorganisasian .
Demi melatih santri PMDG dalam berorganisasi, OPPM adakan Pelatihan Manajemen dan
Keorganisasian. Acara ini dibuka pada hari Kamis, 27 Dzulhijjah 1437/ 29 September 2016 di
Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. Acara ini dibagi
menjadi beberapa sesi. Sesi pertama bertemakan "Leadership" diisi oleh Ustad H. Yoyok
Suyoto Arif MSI.; Sesi kedua: "Perilaku organisasi dan manajemen Islam ole-h Ustadz Ahmad
Saifullah, M.Pd.l.; Sesi ketiga: "Sekretaris, Profil, Fungsi dan Tugasnya dalam Organisasi" oleh
Ustadz Sulthon Abdul Azisz, S.Pd.l.; Sesi keempat: "Kebendaharaan" oleh Staf Administrasi
Gontor; Sesi kelima: "Korespondensi" oleh Ustadz Aip Wahidzul Latif. Penataran ini diikuti oleh

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 214


lebih dari 400 santri' dari Kelas 4, 3 lntensif hingga Kelas 6. Para peserta terdiri dari utusan
rayon, klub, instansi, bagian-bagian OPPM, dan Koordinator.
4. Ekspo Darussalam .
Guna menyambut kedatangan tahun baru lslam, Pengasuhan Santri, melalui OPPM
dan satu Koordinator, menggelar Ekspo Darussalam, pada untuk hari Senin, 1 Muharram 7438/
12 Oktober 2016. Ekspo Darussalam diadakan dalam bentuk pameran serta bazar dari segala
komponen, mulai dari Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dengan seluruh baqian-
bagiannva. Koordinator Cerakan Pramuka (KGP) Guqus Depan 1508. dengan seluruh andalan-
andalannva. Marchino Band Gema Nada Darussalam (MRGND), hingga Exact Club dengan
pameran baranq laboratoririm.
5. Arahic Drama Contest
Lomba ini diadakan pada hari Ahad. I Muharram 1438/ 2 Oktober 2016, bertepatan
dengan tahun baru Hijriyah. berlangsung di BPPM, dibuka olch Ustadz Abdul Amim, .S.Pd.l. Kontes
ini diikuti oleh 2l Asrama, dipanitiai oleh siswa Kelas 5 KMl. Pemenang dibagi menjadi 2
bagian, asrama Kibar dan Sighar. Pemenang kelompok Sighar adalah Gedung Baru Siqhar
(Alighar lantai 2) Jurara l, Wisma Hacli (Juara 2), Indonesia 2 lantai 2 (Juara 3). Kelomook
Asrama Kihar adalah Gedunq Baru Kibar (Alighar lantai l) Juara 1, Indonesia 3 (Juara 2),
Solihin 2 (Juara 3). Selain itu, Bahasa Terbaik diraih oleh Rayon Gedung Baru Sighar, Aktor
Terbaik direbut oleh Umar Taufik (Rayon Sholihin 2), serta Juara Umum adalah Rayon Gedung
Baru .Siqhar.
6. Gladian Pinsa dan Pinru.
Acara ini berlangsung selama satu pekan, Sabtu-Jumat, 7-13 Muharram 1438/8 - i4
Okrober 2016. Panitia pelaksananya, Mabikori dan Koordinator. dibantu oleh 20 orang panitia
dari Siswa Kelas 5 KMl. Peserta berasal dari kelas 14 (250 siswa), pinsa dan pinru di Gugus
Depan masinq-masing. Materi pelatihan meliputi keterampilan dasar kepramukaan, seperti
upacara, dinamika pondok, baris-berbaris, perkemahan, dan P3K. Kegiatan outbound,
dilaksanakan di Kampus Pinus, Saranqan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 215


7. Art, Handicraft, and Sport Show.
Untuk meningkatkan jiwa kreativitas santri Pondok Modern Darussalam Gontor,
penqasuhan Santri, melalui Bagian Kesenian, menggelar Art, Handicraft, and Sport Show, pada
hari Jumat, 1 R. Akhir 1438/30 Desember 2016. Acara digelar di dalam, sampinq. dan depan
Balai Perteriuan Pondok Modern, memancarkan keahlian para santri yang tergabung dalam
berbagai macam kursus kesenian, ketrampilan, dan klub olahraga. Ragam kursus kcsenian
yang ditampilkan pada kcsempatan ini. di antaranya: Armada (seni teater), Perbeda (seni
beladiri), Limit dan Aklam (seni rupa;, Castrada (kctrampilan), serta klub-klub olah raga dari
cabang sepak bola, basket, bulu tangkis, takraw, tenis meja, senam, voli, dan futsal. Kursus
Mahir tingkat Lanjutan (KML) Kursus ini bcrlangsung di Bumi Perkemahan PMDG Kampu,s 2
pada hari Jum'at-Kamis, 15-21 R. Akhir 1438 /3 -19 .Januari 2017. peserta KML berasal dari
Siswa Akhir KMI, PMDC dan Kampus 2 (berjumiah 306 orang), serta Guru KMI (7 orang).
Metode penyampaian materinya segmental. Beberapa metode vang digunakan dalam kursus
ini ; Metode Ceramah. Diskusi, penuqasan, Studi Kasus, Berganti Pangkalan. peragaan,
Demonstrasi. Widya Wisata, Pengabdian Masyarakat, dan Simulasi Pemilihan Ketua Orqanisasi
pelajar pondok Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) Pemilihan pcngurus
baru untuk kinerja orqanisasi ini diawali dengan pemilihan utusan dari masing-masing
konsulat pada hari Scnin. 24 R. Akhir l438/ 23 Januari 20 l7 oleh seluruh santri dari Kelas
l-6 KMI .Selanjutnva, para utusan konsulat terpitih dikumpulkan di BPPM untuk diadakan
pcmilihan besar kandidat calon ketua untuk kedua orqanisasi. Lantas 2 oranq kandidat terpilih
(1orang untuk OPPM dan l0 oranq untuk KCP) diajukan ke Pimpinan Pondok. Setelah
pertimbangan danmusyawarah, ditentukan 2 oranq sebagii ketua OPPM dan 2 oranq sebaqai
ketua KCP Terpilh sebagai Ketua OPPM baru, Muhammad Rohman Hadi (5-F) dan Muhammad
yusuf prasetio (5-J). Sedangkan Ketua Koordinator Gerakan Pramuka baru, Bagus Huda
lbrohim (5-D) dan Muhammad lqbal Rifqi (5-l). Kemudian para Ketua baru dikarantina selama
hampir seminggu untuk merumuskan formasi pengurus baru kedua orqanisasi.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 216


8. Laporan Pertanggungjawaban OPPM dan Koordinator serta Serah Terima
Amanat
Menjelang Ujian Siswa Akhir KMl, pada hari Selasa Kamis,4-6 J. Ula 1438/30 Januari
-2 Peruari 2017 diadakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) OPPM dan Koordinator yang
dilanjutkan dengan Serah Terima Amanat dari pengurus lama kepada pengurus baru. Acara
diselenggarakan di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) dan dihadiri oleh Bapak Pimpinan
PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan, serta Bapak Direktur KMI dan
dua oranq wakilnya.
9. Saka Bhayangkara.
Kegiatan ini berlanqsung selama 3 hari, dimulai dari tanqqal 3 - 6 J. Ula 1438/30
Januari- 2 Februari 2016 dan diikuti oleh 300 orang santri; yaitu Kelas 4, 3 Intensif. 5, dan
6" Tcnaga pcngajar dalam kegiatan ini adalah Staf Polres Ponorogo dcnqan materi sebaqai
berikut; PBB, Pengaturan Lalu Lintas, TPTKB DKS, PPCD, Siskamling, pengetahuan Narkoha dan
penanalqulangan Bencana Alam.
10. Praktik Pengayaan Lapangan (PPL).
Praktik Pengayaan Lapangan perdana Adika Pramuka Kelas 3 lntensif dan 4
dilaksanakan pada hari Kamis, l8 Jumadal Tsani 1438/16 Maret. 2017 di bawah bimbingan
Pengurus KGP dan Majelis Pembimbing Gugus Depan 15089. Kegiatan ini berlangsung di
acara Kampus pondok. Para peserta diwajibkan menampilkan kcterampilan kepramukaan
kepada peserta didik. seperti bingkai foto lampu hias. hiasan dinding, .Vas bunga, lukis balik
kaca, akuarium. meia belajar dan hiasan jam. Pada prinsipnya manajemen pendidikan (Ilmu ,
Sen dan Budaya serta ketrampilan) bagi para santri di PPM Gontor termasuk salah satunya di
PPM Putra 1 Ponorogo yang dijadikan focus penelitian diantaranya menekankan Kedisipinan, dan
kepemimpinan yang hakiki , karena PM Gontor berusaha untuk mengintegrasikan dan
menyitesiskan semua keunggulannya dalam wujud PM Gontor Ponorogo. Disiplin Pondok Modern
Gontor Disiplin merupanan elemen terpenting dalam pendidikan pesantren; ia merupakan sarana
paling efektif dalam proses pendidikan di lembaga ini, oleh karena itu, disiplin harus ditegaskkan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 217


oleh semua orang yang terlihat di pondok pesantren, baik santri, guru, maupun pengasuh
pesantren itu sendiri. Disiplin itu menyangkut beberapa aspek: disiplin beribadah, berasrama,
berpakaian, berolahraga, dan berbahasa. Semua disiplin tersebut mutlak harus ditaati sejak
pertama santri resmi menjadi bagian dari Gontor, kecuali disiplin bahasa yang diterapkan
setengah tahun setelah santri baru tinggal di pondok. KH Imam Zarkasyi memberikan gambaran
betapa pentingnya peran dan fungsi pengawasan yang merupakan bagian dari tegaknya disiplin
itu sendiri. Semua guru menjadi bagian keamanan, maka menegur dan bertindak pun harus
bijaksana (mengetahui betul jiwa setiap anak yang akan diberi tindakan), dan perlu diingat bahwa
santri juga mengawasi guru-guru, para guru harus selalu menjadi teladan yang terbaik dalam
segala hal. Orientasi dan Tujuan Pendidikan Tujuan dalam proses pendidikan merupakan cita-cita
ideal tentang apa yang diinginkan dan hendak dihasilkan oleh proses pendidikan. Dengan istilah
lain; tujuan pendidikan ialah perwujudan nilai-nilai ideal yang diinginkan dan dihasilkan dari proses
pendidikan. Nilai ideal tersebut tercermin pada keperibadian keluaran pendidikan. Pendidikan
termasuk bagian ilmu normatif; mencita-citakan nilai-nilai luhur dan yang dipandang baik oleh
seseorang dan dan masyarakat. Sebagai ilmu normatif, pendidikan selalu didasarkan pada 38
Aspirasi Vol. 4No. 1, Juni 2013. Norma-norma dan nilai-nilai ideal yang baik, dan yang tercermin
dalam rumusan tujuan pendidikan. Norma dan nilai tersebut merupakan dasar mengenai
bagaimana tujuan pendidikan itu dirumuskan.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Sistem Pendidikan Pondok modern Gontor
menggunakan sistem pendidikan klasikal berbasis kelas. Lembaga pendidikannya yang terkenal
adalah Kulliyatul Mu allimin al-islamiyyah. Lembaga ini setara pendidikan tingkat madrasah
tsanawiyah dan madrasah aliyah. Tapi sistem penjenjangan yang dilakukannya berbeda. Siswa
lulusan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah dalam diterima di lembaga ini dan dianjurkan untuk
menyelesaikan pendidikannya selama 6 tahun, yakni dari kelas I sampai dengan kelas VI. Lulusan
Sekolah Menangah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dapat diterima di lembaga ini dengan
menempuh proses pendidikannya selama empat tahun, yakni kelas I kemudian naik kelas III,
selanjutnya naik lagi kelas V dan terakhir kelas VI. Kurikulum KMI Pada awalnya kurikulum yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 218


diterapkan di KMI adalah kurikulum Normal islam yang didirikan oleh Mahmud Yunus akan tetapi
tidak memindahkan begitu saja ide dan konsep kurikulum Normal Islam. Pengaruh guru Imam
Zarlasyi, yakni al-hasyimi ikut berperan pula dalam mendorong timbulnya ide-ide pembaruan
pendidikan. Kurikulum didesain secara seimbang antara materi-materi yang terdapat di
pesantren dan madrasah. Intra-Kurikuler Komposisi pelajaran di KMI terdiri dari pengetahuan
agama, pengetahuan bahasa Arab, dan pengetahuan umum tingkat lanjutan, namun setingkat
tidak berarti sama. Susunan program tersebut adalah sebagai berikut: (1) Al-Umum al-
Islamiyyah (selain kelas I, seluruhnya disampaikan menggunakan bahasa Arab); al-qur an,
Tajwid, Tafsir, al-tarjamah, al-hadith, mustalah alhadith, al-fiqh, usul al-fiqh, al-faraid, al-tauhid,
al-din al-islami, al-adyan, dan tarikh islami; (2) al-ulum al-arabiyah (seluruhnya disampaikan
dalam bahasa Arab); al-imla tamrin al-lughah, al-insya, al-mutala ah, al-nahwu, al-sarf,
albalaghah, Tarikh Adab al-lughah, al-mahfudhat, dan al-khat; (3) al-ulum al-ammah, terbagi
dalam beberapa kelompok sebagai berikut: (a) Keguruan: al-tarbiyah wa al-ta lim (dengan
bahasa Arab), dan psikologi pendidikan, asas didaktik metodik (bahasa Indonesia); (b) bahasa
Inggris (dalam bahasa Inggris), reading dan comprehension, grammar, composition, dan
diction; (c) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, dan Biologi; (d)
Ilmu Pengetahuan Sosial; Sejarah Nasional dan Dunia, Geografi, Sosiologi, dan Psikologi Umum;
(e) Ke-Indonesiaan/ Kewarganegaraan: Bahasa Indonesia dan Tata Negara. (Syukri Zarkasyi,
2005). Kegiatan KMI Kegiatan yang dikelola oleh KMI terdiri atas kegiatan harian, mingguan,
tengah tahunan, dan tahunan. Kegiatan harian meliputi: kegiatan belajarmengajar, supervisi
proses pengajaran, persiapan pengecekan pengajaran, pengawasan disiplin masuk kelas,
pengontrolan kelas dan asrama santri saat pelajaran berlangsung, penyelenggaraan belajar
malam bersama wali kelas berlangsung dari jam 20.00WIB-21.45WIB. Kegiatan mingguan
meliputi: pertemuan Guru KMI setaip hari Kamis untuk mengevaluasi kegiatan akademik oleh
Direktur KMI, non-akademik oleh pimpinan pondok. Kegiatan tengah tahunan; ujian tengah
semester I dan II dan ujian akhir semester I dan II. Kegiatan tahunan meliputi kegiatan sebagai
berikut: Fath al- Kutub, yakni latihan membaca kitab-kitab berbahasa Arab untuk kelas V (kitab-

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 219


kitab klasik) dan Kelas VI (kitab klasik dan kontemporer). Santri diberi tugas untuk membahas
persoalan-persoalan tertentu dalam akidah, fiqh, hadis, tafsir, tasawuf, dan lainnya. mereka
membuat laporan dan menyerahkan kepada guru pembimbing untuk dievaluasi. Fathul Mu jam,
yakni latihan dan ujian membuka kamus berbahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan berbahasa Arab santri, terutama dalam mencari akar dan makna kosakata.
Manasik al-hajj, latihan ibadah haji bagi siswa, berlokasi di lingkunagn kampus, dibawa
bimbingan guru ahli. Al-Tarbiyah al-amaliyah, yaitu praktik mengajar untuk kelas VI.
Dilaksanakan menjelang akhir masa studinya. Seorang santri melaksanakan praktik sementara
kawan-kawannya yang satu kelompok dengan mengamati dan selanjutnya memberikan evaluasi
(naqd) dengan bimbingan guru senior. Al-Rahlah al-iqtishadiyah (economic study tour):
kunjungan ke dunia usaha dan kewiraswatan, untuk menanamkan jiwa kemandirian dan
kewiraswastaan kepada para santri.

Gb. 9.3 Documen Kegiatan Exchool Thun 2016 di Gontor Pusat 1 Putra Poporogo jatim

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 220


Beberapa Kegiatan Exschool Ilmu Seni dan Budaya yang digelar di Pondok Pesantren Gontor Pusat
Putra Ponorogo Jatim Tim Riset dengan para Santri dalam Apel Tahunan Agustus 2017Ddan awal
2018. ( Data lebih lengkap di lampiran)

Gb. 9.4 Kegiatan Exchool Thun 2017 di Gontor Pusat 1 Putra Poporogo jatim

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 221


Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 222
Gb. 9.4 Kegiatan Ekshool di PMDG Putra 1 Mlarak Ponorogo Jatim

K. DESKRIPSI PROFIL PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR PUTRA 3 DARUL


MA’RIFAT GURAH –KEDIRI JAWA TIMUR

Gb. 9.5 Masjid Jami’ Gontor Kampus 3

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 223


Pondok Modern Darul Ma’rifat adalah salah satu cabang Pondok Modern Darussalam Gontor
yang berlokasi di Sumbercangkring, Gurah, Kediri. Pondok yang dibangun di atas areal tanah seluas
6,5 ha. ini mulanya adalah wakaf dari keluarga Bapak H. Ridwan (alm.) atas prakarsa Bapak Drs. K.H.
Kafrawi Ridwan, M.A., salah satu putra beliau. Ketika dirintis pada tahun 1988 oleh para alumni Gontor
yang berasal dari Kediri, Pondok ini bernama Makrifat yakni kependekan dari Monumen Abadi
Keluarga Ridwan dan Fatimah. Setelah diwakafkan kepada Pondok Modern Darussalam Gontor pada
tanggal 11 Desember 1993 namanya diubah menjadi Darul Ma’rifat. Hadir pada acara penyerahan
wakaf dan sekaligus peresmian Pondok itu .Menteri Agama R.I. H. Tarmidzi Taher, K.H. Drs. Kafrawi
Ridwan, M.A. mewakili keluarga wakaf, dan K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. mewakili Pondok
Modern Darussalam Gontor sebagai penerima wakaf. Dengan kesepakatan bulat nama Makrifat
diganti menjadi Pondok Modern Darul Ma’rifat Gontor.Sejak itu Pondok ini dikelola oleh Gontor dengan
Ustadz Drs. Ma’ruf Chumaidi sebagai pengasuhnya dan pada 14 April 1997/6 Dzulhijjah 1417
dilanjutkan oleh Ustadz H. Ahmad Suharto, S.Ag. Kemudian pada tahun 2007 Pimpinan Pondok
menunjuk Ustadz Saiful Anwar, S.Ag. sebagai Wakil Pengasuh. Adapun saat ini (tahun 2016), Wakil
Pengasuh Gontor 3 Drs. H. Haryanto Abdul Jalal.
L. SAMAKAN LANGKAH, PENGASUHAN SANTRI ADAKAN KUMPUL KOORDINASI BAGI
KOORDINATOR SEKTOR-SEKTOR YANG ADA DI PM. GONTOR

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 224


.

Suasana saat Kiaisan Abdullah Sahal memberikan pesan dan nasihat ketika DARUSSALAM
Untuk kali pertama Pondok Modern Darussalam Gontor (PM. Gontor) melalui Lembaga
Pengasuhan Santri mengadakan acara Pembekalan Intensif bagi Koordinator sektor-
sektor yang ada di PM. Gontor. Acara ini diselenggarakan pada hari Rabu, 30 Agustus 2017 di Aula
Saudi dan diiukti kurang lebih 120 orang peserta. Dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00. Diawali
dengan Pesan dan Nasihat dari Bapak Pimpinan PM. Gontor, Kiai Hasan Abdullah Sahal dan dilanjutkan
dengan babak-babak materi selanjutnya sampai dengan babak akhir yaitu Problem Solving. Turut
mengisi acara ini Ust. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A., Ust. Noor Syahid, S.Ag. Ust. Dihyatun
Masqon, M.A.Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menyamakan langkah seluruh koordinator
sektor yang ada di PM. Gontor dalam menerima dan menghadapi masalah yang ada. Selain itu, acara
ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi bagi koordinator sektor-sektor agar menjadi lebih
semangat dalam membina junior-junior yang ada dan dapat meningkatkan etos kerjanya dalam
membantu pondok guna kemajuan pondok untuk masa yang akan datang.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 225


Tabel. 9. 2 KETERANGAN DENAH
Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 3, Darul Ma'rif
Sumbcrcangkring, Gurah, Kediri Jawa Timur
Fasilitas
1. La Tansa Mart 31, Gazebo
2. Gerbang 32. Taman 61. Aqua Cuard
3. Lapangan Futsal 33. Gedung Indonesia 62. PERBEDA
4. Masjid Jami' 34. NadiTullab 63. MFC
5. Rumah Wakil Pengasuh 35.Perumahan Quru Senior 64. Qedung Palestina
6. Kolam 36. Parking Area 65. Gedung Palestina 2
7. Kamar Mandi 37. Midhoah 66. Lapangan Futsal
B. Koperasi Dapur 38. Rayon Makkah 4 67. Lapangan Futsal
9. Aqua Guard 39. Rayon Makkah 3 68. BPPM Gontor 3
10. Guest House 40. Rayon Makkah 2 69. Lapangan Futsal
11. Perumahan Guru Senior 41. Rayon Makkah 1 70. Perumahan Curu Senior
12. Perumahan Guru Senior 42. Koperasi Pelajar 71. Perumahan Guru Senior
13. Kantin 43. Kantin OPPlvl 72. Per,umahan Curu Senior
14. Peternakan Kambing Etawa 44.Perumahan Guru Senior 73. Pembangunan
15. Peternakan Sapi Perah 45.Perumahan Guru Senior 74. Pertanian e' Perikanan
16. Gedung Saudi 46.Kantin OPPM 75. Kebun
17.Diesel & Genset Operator 47. Cedung Yaman 76. Gudang
18. Pangkas Rambut 48. Miniatur Ka'bah & Aqua 77. Madinah 1
19. Sol Sepatu t' Tailor Guard 78. Lapangan PERSADA
20, Lapangan Sepak Bola 49. Cedung Al-Azhar 79. Parking Area
21. Cudang 50. Gedung Santiniketan 80. Madinah 2
22. Lapangan Futsal 51. Gedung Syanggit 81. Aqua Guard
23. Ma'rifat Cafe 52. Gedung Aligarh 82- Madinah 3
24. Gedung Syria 53. Cedung Mesir 83. Lapangan PERBEDA
25.Gedung BKSM & Yayasan 54. Kebun 84. KUK/Pabrik Roti/La Tansa DC
Kendaraan 55. Diesel 85. Sawah
26. Dapur Guru 56. Cedung Sudan 1 86. Perumahan Guru Senior
27. Jemuran 57. Gedung Sudan 2 87. BAAK
28. Lapangan Takraw 58. Lapangan Takraw BB. Lapangan Basket
29, Lapangan Basket 59. Lapangan Basket 89. Pemotongan Ayam/Pabrik Teh
30. Lapangan Voli 60. Gedung lraq

Kegiatan Ekstrakulikuler dilaksanakan di PonPes Modern Gontor 3 Darul Mari,fat

1. Jamiyyatu-l-Qurra‘ dan Tahfidz Al-Quran; Diskusi dan Kajian ilmiah; Pelatihan Organisasi;
Gerakan Pramuka, termasuk di dalamnya Marching Band; ProgramPeningkatan Bahasa,
diantaranya;Penyampaian kosa kata Bahasa Arab dan Inggris setiap pagi. Percakapan
berbahasa Arab maupun Inggris, dua kali sepekan, pada hari Selasa dan Jumat. Perlombaan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 226


pidato, drama dan cerdas cermat dalam bahasa Arab dan Inggris. Public Speaking dengan
menggunakan tiga bahasa, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris
2. Perkemahan, diadakan setiap minggu secara bergiliran, berlokasi di desa-desa binaan Pondok
Modern Gontor.
3. Kursus Kursus-Kursus Ketrampilan dan kesenian, di antaranya Kursus Kaligrafi Kursus Melukis,
kursus mengetik, Komputer Kursus Elektronika. Kursus Membuat Sirup & Roti
4. Olah Raga : Lari pagi, Sepak Bola, Bola Basket, Bola Takraw, Tenis meja , Bulu Tangkis, Bola Voli,
Bela diri, Senam , Futsal.
5. Penerbitan buletin dan majalah dinding
6. Pementasan Seni, ditampilkan oleh kelas lima dan kelas enam dalam rangka pekan perkenalan.
Aktivitas ko-kulikuler yang menjadi agenda setiap hari mauupun bulan seperti tahfiz al-Quran,
kajian ilmiah santri, latihan organisasi, pergerakan pengakap termasuk marching band,
peberbitan buletin dan majalan dinding santri, mukhoyam ke pedesaan, program peningkatan
bahasa Arab dan Inggris setiap hari, pencak silat, public speaking dengan tiga bahasa Arab,
Inggris dan Indonesia, seminar-seminar seperti pengolahan sampah, manajemen organisasi
dan sebagainya, kursus-kursus ketrampilan seperti melukis, menaip, wartawan, kaligrafi, karya
ilmiah, komputer, elektronik, membuat sablon, membuat roti dan lainnya.

Gb. 9.6
Tim Riset sedang wawancara dengan pemangku jabatan Pengsuh Gontor 3.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 227


Menurut hasil Riset dan hasil wawancara (Agustus 2017) Tim Riset i dengan Stap
Pengasuh Santri (Furqon SyafrizalS.Th.I) dan Pembina Pangasuh Santri (Drs .H. Hariyanto Abdul
Jalal) yang intinya bahwa Seluruh kebijaksanaan di Darul Ma’rifat mengacu kepada kebijaksanaan di
Gontor secara penuh. Namun, itu tidak berarti menutup kemungkinan wujudnya kreativitas dan
inovasi yang muncul dari pengelolanya, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis-
praktis, bukan prinsip. Baik dalam Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI); Sistem pendidikan di KMI
Darul Ma’rifat sepenuhnya mengacu kepada sistem pendidikan KMI Pondok Modern Darussalam
Gontor; baik dalam jenjang pendidikan maupun kurikulumnya, demikian pula berbagai aktivitas dan
program-programnya. Sistem Pengasuhan Santri sepenuhnya mengacu pada Gontor . Orientasi
Pondok Modern Gontor mementingkan pendidikan daripada pembelajaran. Arah, tujuan, dan orientasi
pendidikan adalah: kemasyarakatan; hidup sederhana; tidak berpartai; tujuan ibadah tulabul ilmi,
bukan menjadi pegawai. Hal ini juga tampak pada suasana keikhlasan antara sesama santri, antara
santri dengan guru, antara santri dengan kiai, antara guru dengan guru. Pendidikan keilhlasan
diwujudkan melalui keteladanan para pendiri pondok dengan mewakafkan pondok seluruhnya, kecuali
rumah pribadi kiai. Contoh lain dari penanaman jiwa keikhlasan yang dalam mendidik santri, kiai
ikhlas tidak dibayar, bahkan sampai sekarang Gontor tidak ada sistem gaji untuk guru. Istilah yang
digunakan adalah kesejahteraan keluarga Kesederhanaan Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana
kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nrimo, tidak juga berarti miskin dan melarat.
Justru dalam jiwa kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan
penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di luar kelas santri mendapat bimbingan,
pengajaran, pengembangan secara intensif oleh Pengasuhan santri yang bertanggungjawab
menangani berbagai aktivitas ekstrakurikuler yang meliputi keorganisasian, kepramukaan, bahasa,
disiplin, olahraga, ketrampilan, kesenian, akhlak, ibadah, dll. Berbagai aktivitas ini, dengan beberapa
modifikasi dan inovasi, juga mengacu kepada aktivitas yang diselenggarakan oleh Pengasuhan Santri
di Pondok Modern Darussalam Gontor. inikah salah satu bentuk koordinasi semua pondok pesantren
Modrn Gontor dalam manajemen semua langkah Sikap seluruhnya SAMA di Gontor pusat maupun
Cabang di seluruh Indonesia.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 228


(PMDG Kampus 3 Darul Mari’fat. Pada usianya yang ke 23,) PMDG Karnpus 3 tetap
Istiqomqh dalam melaksanakan segala di Pandok. dengan memegang teguh amarat salah
salah seorang Trimurti K.H. ,Akmad Sahal “ Bondho Bahu Pikir Lek perlu Nyawane pisan”
M. KEGIATAN KMI dan SENI BUDAYA ISLAM DI GONTOR 3 DARUL MARIFAT
Kegiatan pendidikan dan pengajaran di PMDG Kampus 3 tetap mengacu kepada sistem
KFlMI yang berjalan di Pondok Moderm Darussalam Gontor secara penuh. Beberapa kegiatan
yang di laksanakan diluai rutinitas adalahl Seminar Mawaits, Wortkshop Metode Pembelajaran
Bahasa Inggris, Laboratory Expo (LSE) . Sementara itu, kegiatan rutinitas akadernis yang
dilaksanakan di PMDG (Kampus 3) sebagai berikut :

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 229


Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 230
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 231
Gb. 9.7.
Kegiatan Exchool di PMDG Putra 3 Sumbercangkring Gurah Kediri Jatim

N. DESKRIPSI PROFIL PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR PUTRI 5 BOBOSAN


KANDANGAN KEDIRI JAWA TIMUR

Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 (Gontor Putri 5), yang terletak di Bobosan,
Kemiri, Kandangan, Kediri, Jawa Timur, merupakan cabang yang secara resmi diresmikan oleh Ketua
MPR RI. DR. KH. Hidayat Nur Wahid, M.A. Turut hadir dalam acara itu, anggota badan wakaf, instansi

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 232


pemerintahan kab Kediri beserta undangan dari masyarakat sekitar. Pondok ini berdiri diatas lahan
5,5 hektar dan tanah ini merupakan wakaf dari Ibu Hj. Halimah pada 5 September 2006, beserta 3
unit rumah. Fasilitas bangunan terdiri dari 10 lokal, ruang penerimaan tamu, Depot Latansa, kopel dan
kafe serta dapur umum. Pimpinan Pondok telah menunjuk Ustadz H. Agus Mulyana, S.Ag., sebagai
pengelola dan pengasuh Gontor Putri 5, dibantu oleh 2 Ustadz serta 11 ustadzah sebagai staf pengajar.
Adapun jumlah santriwati ketika pembukaan sebanyak 150 orang yang merupakan pindahan dari
Gontor Putri 2.Pada tahun 2014, estafet kepemimpinan di lanjutkan oleh Al-Ustadz Drs. H. Hamim
Syuhada’, M.Ud sebagai Wakil Pengasuh dan Al-Ustadz Muhammad Mubarok, S.Ag sebagai Wakil
Direktur Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah. Hingga saat ini santriwati Gontor Putri 5 telah mencapai
1230 siswi dengan melibatkan 135 pengajar. Gontor Putri Kampus 5 terus berkembang dengan tetap
berpegang pada prinsip, jiwa dan moto Pondok Modern Darussalam Gontor.

O. PENGASUHAN SANTRIWATI di PPM GONTOR PUTRI 5


Tugas Pengasuhan Santriwati adalah membina, membimbing, dan menjaga keharmonisan
kehidupan dan stabilitas disiplin, serta mentransfer nilai-nilai pondok demi terciptanya muslimah
yang aktif, dinamis, dan tetap berpegang pada prinsip syari’ah. Karena itu, disusunlah program
pendukung, seperti peningkatan ubudiyah santriwati melalui puasa Senin-Kamis bersama, hafalan Juz
‘Amma, pengontrolan shalat tahajjud, yang ditunjang kegiatan pengembangan bakat dan kreativitas
santriwati sbb:
1. Gathering Harmony. Sebagai upaya membuat santriwati merasa nyaman dan betah di pondok,
maka diselenggarakanlah acara Gathering Harmony, yakni berbagai perlombaan yang
melibatkan seluruh anggota kamar. Perlombaan tersebut juga merupakan awal kebersamaan
anggota kamar sebagai pengenalan karakter, bakat serta sifat anggota kamar masing-masing.
Macam lomba adalah hasil inisiatif dari masing-masing anggota kamar, meliputi bidang olah
raga (tarik tambang, sepeda lambat, dan sandal terompah), permainan (pukul air, kelereng
sendok, balap karung).
2. Keputrian. Sebagai wahana peningkatan bakat dan potensi, maka diadakanlah
penyeleksian Queen of Campus. Peserta Queen of Campus adalah utusan dari masing-masing

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 233


kamar sebanyak 2 orang. Dalam penyeleksian diajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan Kepramukaan, Keputrian (berikut prakteknya), Kepondokmodernan, Bahasa, serta
Pengetahuan Agama dan Umum.
3. Pengaktifan Kursus-kursus
Dalam rangka mengisi kekosongan pada sore hari dan sebagai upaya pengembangan bakat dan
potensi masing-masing santriwati, dibukalah berbagai kursus, setiap hari, dari Sabtu sampai
Rabu. Kursus ini dibimbing dan di bawah tanggung jawab langsung guru pengajar. Materi kursus
meliputi: Kursus JMQ (Jam’iyyatu al-Qurra’), JMK (Jam’iyyatu al-Khatibat), Bahasa Arab dan
Inggris, Kesenian (Ornament, Letter, dan kaligrafi), Pasukan khusus Kepramukaan, Olahraga
(Basket dan Badminton), Keputrian (Hasta karya, menyulam, menjahit, tata rias, dan tata boga).
Kursus ini diharapkan mendukung pembentukan santriwati yang sittil kull.
1. Pembinaan Qari’ah
Gontor Putri 5 membentuk wadah bagi santriwati yang memiliki bakat dan menggali minat
serta untuk mengembangkan seni baca Al-Qur’an. Dibimbing oleh beberapa guru dengan
materi tartil dan tajwid.
2. KULLIYATU-L-MU’ALLIMAT AL-ISLAMIYYAH (KMI) di PPM GONTOR PUTRI 5

Dalam setiap kegiatannya KMI berusaha mengacu kepada peningkatan kualitas


santriwati dalam bidang akademis. Kegiatan-kegiatan yang diadakan meliputi kegiatan kurikuler
dan intra kurikuler yang menunjang kepada tujuan di atas. Naqdu al-Tadris, Taftisyu al-Mufaji’,
Penulisan Insya’ Yaumi dan Tamrinat, Perlombaan cerdas cermat, dan banyak lagi kegiatan
sebagai penunjang dalam Hal apa yang lebih bisa membanggakan apabila seorang guru melihat
muridnya mempunyai prestasi yang gemilang? Kembali murid yang pernah datang dari
Pesantren DARUSSALAM - GONTOR itu membawa adik-adik dari Pondok Pesantren Darul Ma'rifat
Gontor 3 - Kediri untuk belajar menggambar dengan pensil warna. Lihatlah karya yang
dihasilkan, kali ini lebih besar dari sebelumnya, yaitu 200x300cm. Potrit Para Pendiri Pondok
Pesantren Gontor. SubhanAllah.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 234


3. BERMULA DARI KONGRES UMAT ISLAM
Selain itu, gagasan untuk membangun Gontor Baru dan gambaran tentang bentuk pendidikan
dan lulusannya diilhami oleh peristiwa dalam Konggres Ummat Islam Indonesia di Surabaya pada
pertengahan tahun 1926. Kongres itu dihadiri oleh tokoh-tokoh ummat Islam Indonesia, misalnya
H.O.S.Cokroaminoto, Kyai Mas Mansur, H. Agus Salim, AM. Sangaji, Usman Amin, dan lain-lain.Dalam
kongres tersebut diputuskan bahwa ummat Islam Indonesia akan mengutus wakilnya ke Muktamar
Islam se-Dunia yang akan diselenggarakan di Makkah. Tetapi timbul masalah tentang siapa yang akan
menjadi utusan. Padahal utusan yang akan dikirim ke Muktamar tersebut harus mahir sekurang-
kurangnnya dalam bahasa Arab dan Inggris. Dari peserta kongres tersebut tak seorang pun yang
menguasai dua bahasa tersebut dengan baik. Akhirnya dipilih dua orang utusan, yaitu H.O.S.
Cokroaminoto yang mahir berbahasa Inggris dan K.H. Mas Mansur yang menguasai bahasa Arab.
Peristiwa ini mengilhami Pak Sahal yang hadir sebagai peserta konggres tersebut akan perlunya
mencetak tokoh-tokoh yang memiliki kriteria di atas . Kesan-kesan Kyai Ahmad Sahal dari kongres
itu menjadi topik pembicaraan dan merupakan masukan pemikiran yang sangat berharga bagi bentuk
dan ciri lembaga yang akan dibina di kemudian hari . Selain itu, situasi masyarakat dan lembaga
pendidikan di tanah air saat itu juga mengilhami timbulnya ide-ide mereka. Banyak sekolah yang
dibina oleh zending-zending Kristen yang berasal dari Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat;
guru-guru yang pandai dan cakap dalam penguasaan materi dan metodologi pengajaran serta
penguasaan ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan. Sementara itu, lembaga pendidikan Islam belum
mampu menyamai kemajuan mereka. Diantara sebab ketidakmampuan itu adalah kurangnya
pendidikan Islam yang dapat mencetak guru-guru Muslim yang cakap, berilmu luas dan ikhlas dalam
bekerja serta memiliki tanggung jawab untuk memajukan masyarakat. Dari sisi lain, lembaga-
lembaga pendidikan yang ada pada saat itu sangat timpang, satu lembaga pendidikan memberikan
pelajaran umum saja dan mengabaikan pelajaran-pelajaran agama, lembaga-lembaga pendidikan
lain hanya mengajarkan ilmu agama dan mengesampingkan pelajaran umum. Padahal keduanya
adalah ilmu Islam dan sangat diperlukan oleh ummat Islam. Maka pondok pesantren yang akan
dikembangkan itu harus memperhatikan hal ini .

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 235


Denah / Lokasi Pondok Modern Putri 5

Gb. 9.6
PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 5

Dalam rangka meeningkatkan Pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Darussalam


Gontor Putri Kampus 5 Seluruh Warga PMDG Putri Kampus 5 terus melakukan Usaha dan Upaya
demi terwujudnya Sarana dan Prasarana yang lebih memadai , sehingga semua kegiatan di Pondok
dapat berjalan dengan maksimal.
4. KEGIATAN KMI
Jumlah santriwati PMDG Kampus 5 Putri Tahun inimencapai 1259 Orang dan jumlah guru 145
orang. Setelah tahun ajaran baru di PMDG Kampus 5 Putri resmi dibuka. Rentetan Progran KMI erus
dilakukan dan dilaksanakan demi meningkatkan kualitas Guru KMI dalam belajar mengajar. Diantara

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 236


program tersebut adalah Perkumpulan Wali Kelas setiap 2 minggu sekali guna membahas Program
Akademis Satriwati demi penyelesaian masalah-masalah selama belajar di kelas dan Penulisan RPP
(rancangan pelaksanaan Pembelajaran). Adapun kegiatan KMI lainnya adalah sebagai berikut :
Tabel 9. 4. KEGIATAM KMI KAMPUS 5 PPDMG
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Cerdas Cermat Mafikid 28 Dzulhijah 1437 (30 September 2016) Pemenang :
2 Fathul Kutub Kelas VI 2-7 Muharam 1438/ 3-8 Oktober 2016
3 Fathul Muzam Kelas V 9-11 Muharam 1438/ 10-12 Oktober 2016
4 Cerdas Cermat KMI Prima 6 Jumadal Ula 1438/ 3 februari 2017
5 Praktek Mengajar 28-14 Jumadal Ula 1438/ 1-13 Maret 2017
6 Manasik Haji 19Jumadal Ula 1438/ 16 Februari 2017
KEGIATAN PENGASUHAN SANTRIWATI
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Princess and Languege 24 Robiul Akhir 2438/ 22 Januari 2017
2 Serah terima 1-2 Jumadal-Ula 1438/ 30-1 Februari 2017
AmanatOPPM dan
Koordinator
KEGIATAN KEPRAMUKAAN
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Jambore nasional Cibubur 11 Dzulhadah 1437/ 14 Agustus 2016
2 Kursus Mahir Tingkat 14 Dzulhadah 1437/ 22 Agustus 2016
dasar
3 Scout Celebration 28 Robi’ul TSani 1438 / 26 januar0 2017
4 Seka Bhakti Husada 9 Jumadal –Ula 1438 / 18 februari 2017
KEGIATAN MAHASISWI GURU PPM Gontor putri kampus 5
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Seminar Kristologi 12- 13 Mukharam 1438 / 13-14 Oktobrt 2016 Nara sumber
2 Bedah Skrisi 1 Muharam 1438/2 Oktober 2017
3 Bedah Buku Trimurti 27 Muharam 1438/ 28 Oktober 2016
KUNJUNGAN TAMU
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Mahasiswa Kedokteran 25 Rabiul Awal 1438/ 25 Desember 2016
UNER Surabaya
2 Pondok Gontor Bengkulu 23 Rabiul Awal 1438/22 Januari 2017

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 237


3 Kunjungan dewan Guru 12 Jumadal –Ula 1438/ 9 Februari 2017
Bahasa Inggris Pare Kediri
RAGAM KEGIATAN
No Kegiatan Tanggal Keterangan
1 Pijat Jantung Massal 25 Rabiul Awal 1438/ 25 Desember 2016
2 Seminar tentang 7. Rabiul Akhir 1438/ 6 januari 2017
Kesehatan Wanita

Pembangunan Pondok Pesantren Moderen Gontor Putri Kampus 5


PMDG Putri 5 saat ini sedang proses membangun Auditorium . tak hanya sebagai tempat
berkumpulnya santriwati dan Guru , tetapi Auditorium ini juga akan difungsikan sebagai pusat
berbagai macam kegiatan baik dari segi akademik maupun non akademik. Pembangunan Auditorium
ini dimulai dari tanggal 19 Shapar 1438 / 19 nopember 2016. Biaya yang sudah dikeluarkan sejumlah
: Rp. 1. 125. 717.304.00. (data dari Wardun Gontor 2017). Dalam Riset ini Tim mengadakan kunjungan
dan mulai pengambilan data dengan membagikan kuesiner dan mengadakan wawancara dengan
Pembina waki Pengasuh Gontor Putri 5 Yaitu Bapak Ustad Drs Hamim S , Mei dan Agustus 2017).

Putri - Wawancara danpemeriksaan berkas Putri – Wawancara Tim Riset dgn


Riset oleh manajemen gontor putri- Kampus staff pengasuhan santriah-Optimize
5 Optimized

Data-data yang digunakan dalam penyusunan Riset pada PMD Gontor Putri 5 hasil riset
dan hasil wawancara dengan stap pengasuh dan Pembina wakil Pengasuh ini pada intinya adalah
bahwa lebih menekankan pada Pendidikan karakter sebagai santriwati yang mampu mendobrak
berbagai hal tentang kesetaraan gender muslim yang tetap pada aturan islami yang hakiki sebagai

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 238


seorang Muslimah. Sedangkan seluruh kegiatan , system pembelajaran, progam kegiatan intra dan
exta kurikuler tetap sepenuhnya mengikuti kebijakan-kebijakan /aturan-aturan Gontor. Kegiatan
pendidikan dan pengajaran di PMDG Kampus 5 tetap mengacu kepada sistem KMI yang berjalan
di Pondok Moderm Darussalam Gontor secara penuh. Beberapa kegiatan yang di laksanakan
diluar rutinitas adalahl Seminar Mawaits, Wortkshop Metode Pembelajaran Bahasa Inggris,
Laboratory Expo (LSE) . Perbedaan dari Gontor putri dan Putra hanya pada bagian-bagian tertentu
dalam kedisiplinan misal dalam hal berpakaian, berperilaku dan kegiatan intra kurikuler maupun
extrakurikuler disesuaikan dengan kodrat sebagai muslimah .Sementara itu, kegiatan rutinitas
Akadernis yang dilaksanakan di PMDG (Kampus 5) mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.
Pembentukan karakter yang sangat menonjol dalam kegiatan rutinitas Santriwati di PPM
Gontor 5 ini diantaranya adalah Hakikat Pendidikan Karakter Secara bahasa, karakter dapat
diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Karakter bisa juga berarti tabiat atau watak. Dari hasil beberapa penelitian terdahulu dan
kajian kepustakaan tentang pendidikan karakter dan hasilhasil penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti di Pondok Modern Gontor. Data-data tersebut kemudian dianalisis dan
dikategorisasi sesuai dengan tujuan penulisan dalam penelitian ini. Setelah dianalisis dan
dikategorisasi data-data tersebut diinterpretasi agar diperoleh gambaran tentang pendidikan
karakter di Pondok Pesantren Modern Gontor. Di samping itu, karakter juga dapat dimaknai sebagai
cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara (Samani:2011:41). Bahkan karakter dapat juga
dimaknai sebagai nilai dasar yang membentuk pribadi seseorang. Karakter seseorang dapat dibetuk
baik oleh pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan yang membedakannya dengan orang lain,
serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Ada pandangan yang
menyatakan bahwa karakter merupakan sekumpulan kondisi kejiwaan pada diri manusia yang
diperolehnya secara kodrati. Karena itu, kondisi kejiwaan tersebut tidak bisa diubah. Dalam
pandangan yang demikian, karakter merupakan tabiat seseorang yang bersifat tetap, menjadi ciri
khas yang membedakan orang yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu, ada juga pandangan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 239


yang menyatakan bahwa karakter merupakan tingkat kekuatan atau ketangguhan seseorang dalam
mengatasi kondisi kejiwaan yang bersifat kodrati itu. Dalam pengertian ini, karakter merupakan
proses yang dikehendaki seseorang untuk menyempurnakan kemanusiaannya. Dari dua pengertian
yang saling bertolak belakang di atas, lahir pemahaman tentang karakter yang lebih realistis dan
utuh, yakni karakter sebagai kondisi kejiwaan yang belum selesai. Karakter dalam pengertian ini
dipandang merupakan kondisi kejiwaan yang bisa diubah dan disempurnakan. Bahkan karakter bisa
pula ditelantarkan sehingga tidak ada pengingkatan mutu atau bahkan terpuruk. (Saptono, 2011:18).
Dari pandangan terakhir di atas, lahir pemahaman bahwa karakter sejatinya dapat diubah dan
dikembangkan melalui upaya-upaya sistematis yang sengaja dirancang untuk itu. Salah satu upaya
sistematis itu adalah pembemtukan karakter melalui pendidikan karakter. Dengan demikian
Pendidikan karakter yang tertanam pada para santri/ santriwati di gontor merupakan proses
penanaman nilai-nilai penting pada diri santri muslim melalui serangkaian kegiatan pembelajaran
dan pendampingan sehingga sebagai individu mampu memahami, mengalami, dan mengintegrasikan
nilai yang ditanamkan dalam proses pendidikan yang dijalaninya ke dalam kepribadiannya., namun
pendidikan karakter tidak bisa menafikan peran keluarga dan masyarakat. Menurut Bambang
Nurokhim, dalam konteks pendidikan. Karena itu, pendidikan karakter dipandang bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi lebih dari itu, pendidikan karakter
merupakan proses penanaman kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta
didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai
yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter harus
melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik ( moral knowing), akan tetapi juga melibatkan
anak untuk merasakan dengan baik atau loving good ( moral feeling), kemudian mendorong anak
untuk berperilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau
kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.
(Kemendiknas, 2011:1). Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter
bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 240


teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi untuk: (1) mengembangkan potensi dasar agar peserta
didik berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku
bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Nilai-
Nilai Pembentuk Karakter Menurut Ratna Megawangi (2007), ada sembilan nilai karakter yang layak
diajarkan kepada peserta didik dalam konteks pendidikan karakter, yakni, (1) cinta Tuhan dan segenap
ciptaan-nya (love Allah, trust, reverence, loyalty); (2) kemandirian dan tanggungjawab
(responsibility, excellence, self-reliance, discipline); (3) kejujuran dan amanah, bijaksana
(trustworthiness, reliability, honesty); (4) hormat dan santun (respect, courtesy, obedience), (5)
dermawan, suka menolong, dan gotong royong (love, compassion, caring, empathy, generousity,
moderation, cooperation); (6) percaya diri, kreatif, pekerja keras (confidence, assertiveness,
creativity, determination, and enthusiasm); (7) kepemimpinan dan keadilan (justice, fairness, mercy,
leadership); (8) baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humanity, modesty); (9) toleransi,
kedamaian, dan kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness). Dengan mengutip Lickona, Saptono
(2011:21) bahwa ada sepuluh kebajikan esensil yang dibutuhkan untuk membentuk karakter yang baik.
Kesepuluh kebajikan esensial itu adalah: kebijaksanaan (wisdom), keadilan (justice), ketabahan
(fortitude), pengendalian diri (self-control), kasih (love), sikap positif (positive attitude), kerja keras
(hard work), integiritas (integrity), penuh syukur (gratitude), dan kerendahan hati (humility). Pusat
Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (2011:9-10) mengidentifikasi ada 18 nilai yang bersumber
dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yang dapat dirujuk sebagai pembentuk
karakter, yakni: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri,
(8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai
prestasi, (13) bersahabat/ komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan,
(17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter
bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 241


melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai
di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda 32
Aspirasi Vol. 4No. 1, Juni 2013
Beberapa Kegiatan Exschool Ilmu Seni dan Budaya yang digelar di Pondok Pesantren Gontor 5 Putri
Kandangan Kediri Jatim .Tim Peneliti mengikuti berbagai kegiatan dengan para Santriwati dalam
acara Drama arena dan Bulan Mei 2017 dan Arema Tahunan Agustus 2017diantaranya Adalah
sebagai berikut (data Lebih Lengkap di bab lampiran )

Acara Drama Arema Putri Kampus 5

putri - kegiatan belajar di kelas-


Optimized Peneliti di Gdung Al Azhar Gontor
putri kegiatan handycraft-
Putri 5

putri - santriah pengurus wisma TIM PENELITI DGN WALI


tamu-Optimized SANTRI PONPES GONTOR
PUTRI 5 KEDIRI

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 242


putri & peneliti- istirahat santri- Putri - latihan kesenian tari daerah-
Optimized Optimized

putri - display acara pramuka-


Tim Peneliti dgn Para Ustad sedang diskusi
Optimized

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 243


O. DESKRIPSI PROFIL PONDOK PESANTREN MODEREN GONTOR PUTRI 1 MANTINGAN
NGAWI JAWA TIMUR

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 244


Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 245
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 246
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 247
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 248
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 249
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 250
Pagelaran seni dari santri, oleh santri dan untuk santri, santriwati yang berjumlah 3.512
yang datang dari Sabang sampai Merauke, bahkan sebagian dari negara tetangga, berpadu untuk
saling mengenal kultur dan budaya menjadi bagian kekayaan Bangsa Indonesia. beliau juga
mengatakan “Jika Indonesia ingin belajar tentang persatuan Indonesia, lihat dan belajarlah dari
Gontor, kalau Indonesia ingin belajar tentang keragaman dan kerukunan Indonesia belajarlah ke
Gontor”
Gontor Mendidik Santri Dengan Budaya dan Kultur Melalui Pelangi Antar Nusa (PAN)
Beberapa Kegiatan Exschool Ilmu Seni dan Budaya yang digelar di Pondok Pesantren Gontor Pusat
Putri 1 dan 2 di mantingan Ngawi Jatim Tim Riset dengan para Santri dalam Apel Tahunan
Agustus 2017 dan Hasil Tim Riset Kegiatan penrimaan siswa/ Santriwati baru Juni-Juli 2018.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 251


Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 252
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 253
Ini salah satu bentuk pernyataan dari erfin Walida dalam tulisan Menyimak Masterpiece
Santri Putri Gontor Ngawi adalah sebagai berikut :
Senin, 4 September 2017 20:33 dalam Panggung Gembiara Putri Ngawi Jatim

PANGGUNG megah berlatar lukisan istana tiga dimensi dilengkapi puluhan lampu bagai magnet bagi
ribuan orang yang datang dari penjuru Nusantara. Itulah panggung gembira yang digagas santriwati
akhir KMI Gontor Putri 3, Sabtu (19/8/2017) di halaman auditorium Gontor Putrikampus
3, Karangbanyu, Widodaren, Ngawi. Dihelat rutin setahun sekali untuk mengasah kreativitas seni
musik dan olah vokal, teater, tari, sampai seni bela diri. Mahakarya tersebut digelar dengan
persiapan matang, bahkan sudah dirancang sejak sebelum Ramadan. Mereka mendesain sendiri latar
panggung seluas 90 meter persegi itu, penataan panggung dan taman, juga kostum seluruh pemain.
Melatih koor, tari, musik, puisi, nasyid, rebana, pantomim, dan teater berbahasa Inggris, bahkan
mencari dana secara mandiri. Sungguh tak mudah dikerjakan siswa seusia mereka. Namun,
santriwati Gontor Putri 3 membuktikannya bila mereka bisa. Sorakan dan teriakan tak henti-henti
diberikan penonton, menandakan betapa meriahnya acara yang dimulai pukul 20.00 WIB dan diakhiri
selepas tengah malam. Inspiring generation, dilabelkan untuk santriwati tingkat akhir ini,
menawarkan tema The Great Inspirator dalam Panggung Gembira. Dengan visi menyatukan persepsi,
berpadu dalam kreasi seni, inovasi, quran, dan tarbawi, berlandaskan filsafat gontori demi
terwujudnya generasi yang menginspirasi. “Gontor bukan hanya mengajarkan agama, tapi juga
mengasah kreativitas santri agar kelak dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,”
ungkap Suwarno, pengasuh Gontor Putri 3, dalam sambutan malam itu. Tak heran jika melihat
kesuksesan para alumni Gontor yang kini berkiprah di kancah nasional maupun internasional.
Mereka, juga belajar tentang ketaatan, keterampilan, kedisiplinan, dan kemandirian sejak
dini. Suwarno menambahkan, Panggung Gembira bukan sekadar hiburan, tapi juga ajang pendidikan
bagi santri, guru, dan wali murid. Begitu acara dimulai, tak satu pun penonton beranjak dari tempat
duduknya. “Merinding saya mendengar koor dan puisinya,” kata Hanif Muallifah, penonton Panggung
Gembira. “Baru kali ini saya melihat masterpiece yang ditangani anak-anak seusia mereka. Benar-
benar nggak nyangka,” lanjutnya.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 254


KEGIATAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU GONTOR PUSAT PUTRI DI MANTINGAN NGAWI
JATIM (DOC RISET JUNI-JULI 2018)

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 255


Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 256
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 257
P. PEMBAHASAN HASIL RISET TEORITIS DAN INTEGRITY
REORGANISASI KEGIATAN EXSCHOOL MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM
BERBASIS INTEGRASI INTERKONEKTIF.

1. Kerangka Dasar Pendidikan Ilmu , seni dan Budaya Islam di Pondok Pesantren Modern
Gontor dan Landasan-Landasan perencanaannya

Kerangka dasar keilmuan yang dibangun oleh PPM Gontor yang dijadikan focus Riset yaitu
(PPMG Pusat 1 Putra Ponorogo, PPMG Putra 3 Gurah Kediri dan PPMG Putri 5 Kandangan Kediri )
Jawa Timur adalah integrasi ilmu. Makna integrase Ilmu secara lebih praktis dapat dikatakan
bahwa ketinggian kemampuan seseorang menguasai sains modern yang ditandai dengan
tingginya profesionalisme berhubungan secara linier dengan tingginya sikap Islam dan
pcnguasaan peradaban Islam sebagai patokan setiap tindakan dalam kehidupan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa semenjak perubahan PP Gontor menjadi PP Modern Gontor konsep pada
sesungguhnya memiliki satu keinginan yang sama yaitu mewujudkan atau merealisasikan
gagasan tentang kerangka dasar integrase ilmu, ilmu agama dan umum dalam rangka mengakhiri
perdebatan wacana tentang dikotomi ilmu. Wacana integrasi ilmu dan agama telah muncul cukup
lama hingga saat ini dalam bingkai yang berbeda. pada zaman lslam klasik, antara sains, ilmu
dan agama dipandang integrate. Dalam konteks keindonesiaan, secara lebih khusus wacana
integrasi digunakan istilah "reintegrasi",dapat disaksikan pada transformasi dari Pondok
Pesantren Gontor Menjadi Pondok Pesantren Modern Gontor . Sitem dan Segala Program dalam PPM
Gontor tersebut menggunakan paradigma integrase ilmu dialogis dari Lan G Barbour. Pemetaan
Barbour (2002) dimulai pada tahun 1990 dengan klasifikasi pola-pola hubungan sains dan agama
dalam Religion in an Age of Science- Secara sederhana ia memetakan empat tipologi hubungan
agama dan sains, yaitu konflik, independensi, dialog. dan integrasi (Barbour, 2002: 40-42).
Tipologi dialog tidak mempermasalahkan perbedaan tapi lebih fokus pada kemiripan pra-
anggapan, metode, dan konsep yang ada dalam sains dan agama (Barbour, 2002:74). Secara
rinci, integrasi memiliki dua versi yang agak serupa: (l) natural theology, mengklaim bahwa
eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dan didukung berdasarkan bukti tentang desain alam, yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 258


menghantar kesadaran tentang alam sekaligus Tuhan; (.2) Theology of nature, menganggap
sumber utama teologi terletak di luar sains, namun teori-teori ilmiah mesti memiliki dampak
besar dalam perumusafl ulang doktrin-doktrinertentu, terutama doktrin tentang penciptaan dan
sifat manusia (Barbour, 2002:82).
Berdasarkan pemetaan Barbour tersebul Pendidikan Gontor Modern mengembangkan
paradigma Knowledge, piety, dan integrity. Dalam Ilmu , Seni dan Budaya Suatu paradigma yang
mengandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, berkeadaban, dan menghasilkan
alumni yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
Knowledge mengandung arti bahwa Gontor memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani
yang cerdas, kreatif dan inovatif. memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk
kesalehan di kalangan sivitas akadernika- Integriry. mengandung pengertian bahwa sivitas
akademika Gontor Pusat maupun cabang lainnya yang tersebar di Indonesia mauun di luar negri
merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan
dan periiaku sehari-hari. Tujuan dari paradigma ini adalah terbentuknya pribadi muslim yang
memiliki kekokohan imal;, (the strengtlt offaith), keluasan ilmu ( the broadness of knowledge ),
kemuliaan akhlak ( the piety of manner), dan keunggulan amal ( the superiority of deeds ).
Dalam program pembelajaran maupun program intra dan ekstrakurikuler regular dan intensif
dengan etos dan semangat Reintegrasi Epistemology keilmuan era Modern Gontor yang mampu
mendobrak menggunakan paradigma integrasi interkoneksi yaitu tiga entitas keilmuan yang
Dipertimbangkan yaitu Hadlarah al-nash, Hadlarah al-'Ilm dan Hadlarah al' falsafah Hadlarah
al-nash (budaya teks), tidak lagi bisa berdiri sendiri, terlepas sama sekali dari hadlarah al-'Ilm
(sosial' humaniora sains dan teknologi) danjuga tidak bisa terlepas dari hadlaral al-falsafah (etik-
emansipatoris ), dan begitujuga sebaliknya. Hadlarah al-'Ilm (budaya ilmu), yaitu ilmu-ilmu
empiris yangminghasilkan sains dan teknologi, tidak akan punya "karakter" dan etos yangmemihak
pada kehidupan manusia dan lingkungan hidup, jika tidak dipanduoleh hadlarah at-falsafah
(budaya etik-emansipatoris ) yang kokoh. sementaraitu. hadlrah al-nash (budaya agama yang
semata-mata mengacu pada teks)dalam kombinasinya dengan hadlarah al-'Ilm (sain dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 259


teknologi)' tanpa mengenal humanities dan isu-isu kontemporer sedikit pun juga berbahaya
karena jika tidak hati-hati akan mudah terbawa arus ke arah gerakan radikalisme-
fundamentalisme negatif' Untuk itu, diperlukan hadlarah alfatsafah. Begitu pula lndlarah al-
falsafahh akan terasa kering dan hampa Jika tidak terkait dengan isu-isu keagamatn yang
termuat dalam budaya teks danlebih-lebih jika menjauh dari problem-problem yang ditimbulkan
dan dihadapioleh hadlarah al-'Ilm.Paradigma ini dijadikan sebagai landasan dengan beberapa
alasanyaitu "alasan substantif, alasan sosial, alasan politis, dan alasan ekonomis . Pertama,
alasan substantif. Bagi Gontor, ilmu pengetahuan itu bersifat terbukti, Dengan kata lain. ilmu
pengetahuan memiliki cara pandang yang bersifat obyektif. Artinya meskipun secara univemal
pengetahuan ilmiah memiliki ciri-ciri dasar yang sama Namun, secara umum dan spesifik
(berkenaan dengan disiplin tertentu) ilmu mengembangkar secara tenrs-monerus ciri-ciri yang
khas tersebut. Kedua, alasan sosial. Dengan mengembangkan paradigma dialogis, Gontor
memiliki harapan unntuk mcmperluas area of Comunication (perluasan Komunikasi) dan area
of participation (wilayah partisipasi dalam arti pendidikan, pengajaran. pengembangan. dan
pemamfaatan ilmu, seni dan budaya yang terintegrasi penuh. Ketiga, alasan politis. Dengan
memakai paradigrna integrasi ilmu dialogis, Gontor mengembangkan sikap inklusif sebagai
strategi pengembangan ilrnu pergaulan gontor sebagai institusi pendidikan dan penelitian.
Keempat, ,Alasan Ekonomis. Gontor sudah bergerak maju bergerak lebih progresif dengan
mempertimbangkan logika pasar hubungan antara pendidikan dan penelitian seni budaya dan
kemasyarakatan dengan partisipan para santri dalam seluruh lini pendidikan, penelitian,
pengembangan dan penoprasian sampai pada pengembangan proses dengan permintaan pasar
dan pengguna. Mempertimbangkan logika pasar, Gontor sudah memenuhi Samudra Biru (Teori Blue
Ocean Strategy ) tampa sedikit celah untuk Red Ocean Strategy. Hal tersebut terbukti telah
mengembangkan berbagai program yang ekspektakuler yang hampir seluruhnya dilakukan pleh para
santri dan dikelola secara langsung dengan pembinaan para ustad dan ustadah serta para pengasuh
dan pembinanya sesuai dengan program-program yang dibutuhkan masyarakat pcngguna di

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 260


samping program program yang dimaksudkan untuk memelihara dan mengembangkan ilmu
pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan Umum lainnya.
Landasan-landasan yang menjadi framework dalam perencanaan Berbagai program kegiatan
mauun program akademik suatu Pondok Pesantren Modern Gontor pusat maupun cabang lainnya
serta para alumninya antara lain bedasarkan; Pertama, Landasan Yuridis. Diantara Trimurti
yang dijadikan landasan yuridis dalam penyusunan program tersebut termasuk ekstrakurikuler
/ Exchool Gontor pada tersebut adalah landasan teologis/agama Agama memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia Manusia adalah makhluk Tuhan, sebagai ciptaan Tuhan harus
selalu mengikuti segala perintah dan memenuhi larangan-Nya.
Pendidikan sejalan dengan agama, sebab pendidikan bersifat normatif, baiktuiuan, isi, maupun
cma mendidik harus didasarkan atas nilai-nilai yang baik.Demikian juga Program kegiatan dalam
manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya menyatu dalam tatanan agama) selalu diarahkan
kepada pencapaian tujuan yang bersifat normatif' (Sukmadinata dalam Natawidjadja, 2007: 434).
Landasan agama dalam pengembangan teori Bue Ocean Strategy pada manajemen pendidikan (Ilmu,
Seni dan Budaya) pada pribadi muslim di gontor tersebut merupakan landasan spiritual dalam
proses penyusunannya dan pelaksanaannya. landasan filosofis. Filsafat mengandung nilai-nilai
atau citacita masyarakat atau pandangan hidup masyarakat. Berdasarkan cita-citatersebut
landasan filosofis mengkaji tentang mau dibawa kemana pendidikan yang bernafaskan lslam.
Filsafat menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran,
serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Oleh karena itu landasan filosofis
harus dimmuskan berdasarkan kriteria yang bersifat umum dan obyektif yaitu: l) kejelasan,
filsafat/keyakinan harus jelas dan tidak boleh meragukan; 2) konsisten dengan
kenyataan,berdasarkan penyelidikan yang akurat; 3) konsisten dengan pengalaman, yang sesuai
dengan kehidupan individu. Dalam konteks perubahan PP Gontor Menjadi PP Modern Gontor
misalnya , perubahan juga berdampak pada perubahan pembelajaran dan pendidikan serta
kemasyarakatan.. Maka factor Filosofisnya dapat dilihat dari tujuan pendidikan, darr pengajaran
di Gontor ,,sendiri. yaitu sebagai sarana untuk rnelakukan transfer nilai-nilai Islam dan nilai

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 261


rtiliri bangsa Indonesia ( transfer of value), transfer pengetahuan ( transfer ofknowledge), dan
transfer keterampilan ( transfer of skills )-Keempat. landasarr sosiologis. Para santri berasal
dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal nonformal dalam
lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupanmasyarakat
dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan
bagi pendidikan. Dengan pendidikan yang berakhlaq mulya , kita tidak memiliki potensi Potensi dan
kekuatan yang hakiki.
Pondok Pesantren Modern Gontor Pendidikan dalam pendidikan, pengajaran, pengkaderan
dan kedisiplinan yang memiliki trimurti Aganra lslam tentu memiliki prospek yang cerah dalamdan
memiliki kesempatan yang luar biasa dalam pengembangan bergabai prospek di era digital saat ini
dan masa depan , sebab salah satu modal Yang dimiliki umat Islam di hidang pcndidikan
adalah kesadaran dan keyakinan Umat akan dinul lslam sebagai materi program pendidikan
dan sebagai sumber nilai. Dalam upaya menciptakan peserta didik atau calon guru agama
Islam yang menjiwai nonna-norrna agama diharapkan setiap Pondok Pesantren manapun dan
pendidikan islam manapun mampu mengembangkan prinsip-prinsip moral Islam, sesuai
Missi Rosul : “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia”
Pondok Pesantren atau sekolah pendidika Islam dapat mengembangkan prinsip-prinsip Moral
scbagai kekuatan dan keunggulannya. manakala mampu melepaskanbelenggunya sendiri, yaitu
mengubah paradigma berpikir, berperilaku, dan bekerja sehingga akan mengalami kemajuan.
Namun sebaliknya kapan saia dan di mana saja jika tidak mau mengubah kesadaran itu, dan
masih tetap menggunakan cara berpikir, berperilakq dan bekeria sebagaimana yang selama ini
dilakukan, maka tidak akan mengalami kemajuan. Tuntutan masa depan bagi Sekolah / Pendidikan
bernafaskan Agama Islam adalahmemperbaiki sistem pendidikan yang membuka peluang lebar
untuk penyemaian dan penanaman nilai-nilai yang membentuk dan mewujudkan visi nation and
character building, sehingga menghasilkan alumni yang memiliki moral yang Perencanaan serta
kedalaman ilmu pengetahuan, diharapkan dapat mengaplikasikan nilai-nilai moral yang tinggi
secara intimal di lingkungan kampus dan dapat menyebarluaskannya di masyarakat. Nilai-nilai

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 262


yang menjadi kekuatan dan keunggulan pendidikan di Gontor sebagai berikut : ' Values ystem yng
mencakup 6 nilai yaitu : nilai-nilai iman ( teologies values ), nilai-nilai alam fisik (physical values ),
nilai-nilai logika/rasional ( Logical values), nilai-nilai estetika/keindahan (esthetical values ),
nilai-nilai etik (ethical values), dan nilai-nilai utilitas/kebermanfaatan ( theleological values).
Betapa pentingnya membangun moral bangsa melalt values system tersebut makaangat popular
dalam literatur keagamaan dan moral kata-kata bersayap penyair kenamaan Mesir, Ahmad
Syauqi (Shihab, 210: 741) yang artinya :
“ Kelanjutan eksistensi satu masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral anggota
masyarakat itu dan kepunahannya terjadi pada saat keruntuhan moralnya” .
Auguste Comte (1798-1857M) seorang filosof Prancis berpandapat yang artinya : bahwa
materialisme dan kebebasan pribadi telah sedemikian merasuk dalam masyarakat, satu-satunya
solusi yang paling efektif adalah pendidikan masyarakat. Karena politik, ekonomi menurutnya
harus tunduk kepada nilai -nilai akhlak.
Sekian banyak kekuatan (selain kekuatan ekonomi) yang harus mendapat perhatian;
bahkan, perbaikan di bidang ckonomi bergantung pada perbaikan di bidang akhlak, dan karena
itu pula yang terlebih dahulu diperbaiki (sobelurn yang lain) adalah akhlaq.. Sebuah keharusan
untuk menciptakan hak dan kewajiban timbal balik antara anggota masyarakat, dan nrenjadikan
masing-masing individu menyadari kewajibannya sambal rnenghormati hak orang lain'
(Shihab.2010:742). Untuk rneraih keunggulan nilai- nilai tersebut, memang harus ada kekuatan
pembangkit (driving force) . Kekualan yatrg dimaksudkan adalah bersumber dari diri dalam
sendiri, yaitu kesadarm yang mampu mengubah cara berpikir. berperilaku, dan bekerja yang
disebut sebagai spiral dynamic yang memiliki values system, Kesadaran mengubah jiwanya
sendiri, yaitu menjadi jiwa maju, unggul, dan menang.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 263


BAB SEPULUH
TREND KE DEPAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN
BUDAYA ISLAM ) DI GONTOR

Hasil riset yang dijadikan buku laskar santri Gontor ini dapat dikembangkan kembali
untuk menggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui kajian yang lain yang mampu
mendongkak lebih mendalam untuk kemajuan pendidikan islam lainnya yang ada di Indonesia.
Memformulasikan dan menentukan landasan pengembangan Manajemen ILmu, Seni dan Budaya
Islam, yaitu (1) landasan filsafat pendidikann yang mengkaji persoalan mau dibawa kemana
pendidikan Agama islam tersebut jika diaplikasikan dan dikembangkan system PPM Gontor di Pondok
pesantren yang bukan PPM Gontor, misalnya yang akan diteliti di PonPes lain atau pada Lembaga
pendidika Islam lainnya, sebagai infact dalam pendidikan Seni Budaya Islam. Disini landasan keilmuan
dan paradigma bcrpikir dibangun dan diperkuat dengan values system yang berfungsi sebagai
ruh pcndidikan lslarn, agar dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada baik manusia
maupun non-manusia sehingga menjadi driving force untuk pencapaian visi dan misi perguruan
Islam . Nilai-nilai dirumuskan secara bersama-sama agar dapat dihayati dan internalisasikan oleh
semua komponen agar menjadi nilai kolektif lembaga. Selain itu pada tahap lni dirumuskan apa
visi (vision) pendidikan agama Islam, apa misi (mission) pendidikan agama Islam, apakah yang
menjadi tujuan (aim) dan target '(goal) yang ingin dicapai oleh pendidikan agama lslam, siapa

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 264


pendidik dan siapa terdidik apa isi pendidikan dan bagaimana proses interaksi pendidikan
tersebut.
Pertama, Pendidikan Islam dalam menghadapi pergeseran paradigm pendidikan harus
dikelola secara terencana dengan tujuan yangjelas dan terukurhasilnya dengan melaksanakan
proses pembela-jaran lebih menekankan pada kualitas proses daripada kuantitas hasil.
Manajemen pendidikan tiriak lagi mengutamakan sesuatu yang bersifat adminsitratif daripada
proses pematangan kualitas peserta didik.
Kedua, masuknya pengaruh globalisasi telah mengubah pendidikan pada pendidikan yang
bernafaskan Islami sehingga lebih bersifat jejaring.
terbuka dan interaktil beragam, multidisiplin, serta berorientasi produktivitas keria saat itu
juga".Just on Time dan kompetitif. Kecenderungan pendidikan Indonesia di masa mendatang
adalah makin berkembangnva pendidikan terbuka dengan modus pembelajaran jarak jauh
(distance Learning)
Ketiga, Pendidikan Islam dalam perubahan sosial mampu, bahkan justeru berfungsi,
untuk mengawal dan mengarahkan perubahan-perubahan Ilmu ,sosial, seni dan Budaya baik
perubahan lernbaga dan norma-norrnanya ataupun konsepsi-konsepsi. Karena Islam (berbeda
dengan agama Nasrani yang hanya mengatur urusan agama) memberikan prinsip dan asas
kebudayaan dan menentukan arah perubahan masyarakat. Dalam menghadapi perubahan sosial,
Ali bin Abi Tholib ra mengingatkan bahwa "Ajari anak-anakmu, karena mereka akan hidup di
zamannya yang berbeda dengan zaman kita sekarang ". Konsep tersebut bersifat futuristik,
artinya konsep pendidikan tersebut lebih berorientasi pada tantangan perubahan dan masa
depan. Oleh karena itu, konsep dan materi yang disajikan adalah konsep dan materi yang berguna
bagi masa depan peserta didik dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin kompleks.
Keempat, Pendidikan Islam dan Nilai-Nilai Universalisme Partikularisme. Pengembangan
program pendidikan, pengajaran intra dan ekstra kurikuler formal, informal maupun non formal
diperhadapkan pada t r e n d pengintegrasian nilai-nilai keIslaman, sains dan ni lai-nilai

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 265


keindonesiaan. atau pemaduan antara digitalism universalisme dan lokalisme-partikularism dalam
upaya menghindari terjadinya dehumaniasi akibat dari elitisme agama dan
ilmu pengetahuan. 'Trrend mtersebut merupakan persoalan kesenjangan budaya yang dihadapi
oleh pendidikan bernafaskan Islami termasuk didalamnya Gontor , yaitu kesenjangan antara
budaya universal agama (Islam) dan ilmu pengetahuan dengan local culture
secara khusus dan local wisdom dalam konteks Indonesia.
A. Langkah-Langkah antisipatif
Melihat kompleksitas persoalan di atas, Pendidikan yang bernafaskan Islami dituntut untuk
keluar dari kemelut chaos dan ketidakpastian, yaitu dengan melakukan ijtihad. I.itihad merupakan
sumber dinamika dalam agama Islam yang berfungsi sebagai penyalur kreatifitas pribadi atau
kelompok dalam merespon peristiwa-peristiwa yang dihadapi. Ijtihad dalam pandangan Hakim
(1999:108) diperlukan untuk menumbuhkan kembali ruh Islam vang dinarnis menerobos kebekuan
dan keiumudan" memperoleh manfaat yang sebesar-besamya dari ajaran Islam, mencari
pcmecahan islami untuk masa.lah-masalah kehidupan kontemporer yang telah dicontohkan seperti
pendidkan dan pengajaran yang di kelol oleh Pondok Pesantren Modern Gontor selama ini. Meminjam
istilah Ahmatl Sanusi bahwa dalam dinamika kompleksitas kehidupan, kita dituntut untuk
melakukan ijtihad (dengan i kecil). Betapa urgennya dilakukan solusi, rnaka ditawarkan tiga
langkah antisipatif yaitu Pertama, reorientasi dan penekanan pendidikan. lslam, Kedua,
memperkuat kesalehan individu dan sosial dengan melakukan reorganisasi pembeljaran,
pendidikan dan penyususnan program-program berbasis integrasi interkoneklif. Ketiga,
memperkuat metodologi perencanaan pendidikan dcngan mengaktualisasikan perencanaan
kurikulum dan mengelola sepenuh hati dalam Spectrum Spiral Dynamic dan Blue Ocean Strategy.
l) Reorientasi dan Penekanan Pendidikan lslam Pendidikan Islarn adalah proses becoming yaitu
proses menjadi dan menjadikan kaum muslimin sebagai dirinya sendiri yang hidup kokoh di atas
keimanan dan akhlak mulia. Pendidikan Islam sudah waktunya diarahkan pada proscs pematangan
kualitas logika kalbu, akhlak dan keimanan. Pendidikan lslam mesti didesain untuk membantu

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 266


umat agar mereka mampu mcmahami apa arti, hakikat dan tujuan hidup; mengapai untuk apa
dan bagaimana mlnusia menjalankan tugas hidup dan kehidupannya secara benar.
Pokok permasalahan yang menjadi sumber utama problematika pendidikan agama di lembaga
pendidikan selama ini hanya dipandang melalui aspek kognitif atau nilai dalam bentuk angka
saja tidak dipandang bagaimana siswa didik mengamalkan dalam dunia nyata sehingga belajar
agama sebatas menghafal dan mencatat. Hal ini mengakibatkan pelajaran agma menjadi
pelajaran teoritis bukan pengamalan atau penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri. Freire
(2000) menegaskan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk pcmbebasan, bukan untuk penguasaan,
tujuanpendidikan adalah untuk menggarap realitas manusia dan karena itu secara metodologis
bertumpu pada prinsip-prinsip aksi dan refleksi total. yakni prinsip bertindak untuk mengubah
kenyataan yang menindas dan pada sisi simultan lainnya secara terus-menerus menumbuhkan
kesadaranakan realitas dan hasrat untuk mengubah kenyataan yang menindas.
Membangun pendidikan lslam dilak-ukan dengan cara membebaskan peserta didik dari
ketidaktahuan, ketidak jujuran, ketidak berdayaan, ketidakadilan, dan dari buruknya akhlak.
Pendidikan Islam mesti dikemas untuk: (l) mempersiapkan masa depan peserta didik yang
memiliki kematangan dan keseimbangan yang menumbuhkan kesadaran ilahiyah yang tinggi. (2)
meningkatkan kualitas logika dan kalbu, sehingga dengan demikian para peserta didik mampu
menjadikan dirinya sebagai Islam yang kaaffah, yaitu aktualisasi pemaknaan Islam secara total
dalam meraih aneka ilmu dan ma'rifah ( habluminallah) yang diaktualkan melalui amaliah dan
tata cara kehidupan pribadi dan masyarakat ( hablumminannas). (3) meningkatkan kemajuan
ipteks, modernisasi dan industrialisasi. sehingga dengan itu manusia dapat menpgali rahasia
di balik alam serta a dapat menemukan dan memberdayakan alam ini secara efektif. Inilah
konsep pendidikan Islam oleh Mulyasana (2010:4) dikatakan " tidak akan mati ketika manusia mati
tapi akan tetap hidup mendampingi manusia ketika manusia menghadap Allah swt. Semua teori-
teori ekonomi, politik. fisika- kimia dan lain sebagainya akan mati bersamaan dengan matinya
manusia tapi pendidikan Islam tidak akan mati tapi akan setia mendamping manusia sampai ke
pintu surga".

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 267


Terkait dengan hal itu, Program apapun dalam pendidikan islam harus didesain lebih
sistematis, dengan tujuan vang jelas dan terukur hasilnya. Membentuk dan mewujudkan misi
Nation and Character Building, harus dimulai dari diri masing-masing. keluarga lalu masyarakat
yang meniadi tanggung jawab kita dengan cara olah Jiwa pembiasaan. keteladanan dan
lingkungan yang sehat. Oleh karena bagi lembaga pendidikan lslam memiliki tanggung jawab
dalan wilayah kampus dalam mewujudkan misi tersehut dengan tegas dan bijaksana dengan
memperkokoh fondasi akhlak dan keimanan seperti yang selama ini PP Modern Gotor laksanakan
terhadap pendidikan pada para santri dan santriwatinya secara serentak dan langkah yang sama.
Sistem, Kebijakan dan Pelaksanaan dalam pendidika khususnya yang bernafaskan Islam
harus memiliki Kornpetcnsi dengan pendekatan Integrasi Interkonektif. Reorganisasi Seperti
Pondok pesantren Gontor sudah berstandar dan berbasis integrasi interkoniktif yang dimaksud
adalah dengan menggunakan tiga prinsip yaitu:
Pertama, competence principle. Prinsip ini mengintegrasikan antara iman, ilmu dan amal
Secara sederhana, Menurut Suderadjat (201l: 23). ''kompetensi adalah aktualisasi potensi menjadi
kompetensi yaitu ilmu yang dapat diamalkan dengan saleh". Makna potensi adalah kompcten
yang masih terpendam yang lnerupakan fitmh manusia yang dibawa sejak lahir (Qs. An-Nahl (16):
78). Kompetensi memiliki dua makna yaitu kompetensi teoretis dan praktis. kompetensi teoretis
adalah potensi yang teraktualkan dan kompetensi praktis adalah kemampuan seseorang
menyelesaikan pekerjaan dengan ihnu dan amal saleh yang ilmiah. Potensi peserta didik akan
berubah menjadi kompetensi melalui proses pendidikan yaitu belajar dan berlatih.
Kedua, integrated curriculum development principle . Integrated curriculum adalah
pembelajaran terpadu yang dapat dikemas dengan tema/topik tentang suatu wacana yang
dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal
peserta didik, sehingga tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda
sehingga penggunaan waklu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan
pcrnbelaiaran juga diharapkan akan lebrh teliti Prinsip curricullum integretid adalah
inerdisciplinarry teaching integrated learning, yaitu mernadukan tiga ranah (memakai istilah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 268


paradigma integrasi knowledge, piely, iintegrity.) Pondok Pesantren yang dijadikan focus penelitian
yaiti (PPMG Pusat 1 Putra Ponorogo, PPMG Putra 3 Gurah Kediri dan PPMG Putri 5 Kandangan Kediri
) Jawa Timur merupakan , Interkonektif' Hadlarah Al’Nash, Hadlarah Al’Ilm, dan hadlarah Al’
falsafah antar ketiganya juga Pondok Pesantren Modern Gontor lainnya.
Nilai-nilai Knowledge dan Nilai Hadlarah Al-Nash( budaya Teks) tidak lagi bisa berdiri sendiri
terlepas sama sekali dari nilai-nilai piety dan Hadlarah al-Ilm(nilai kesalehan yang memadukan
antara ilmu sosial dan homaniora , sains dan technology dan juga tidak bisa terlepas dari nilai-
nilat integrity dan Hadlarah Al-falsafah ( Etik-emarsipatoris ). Ketiga ranah tersebut merupakan
perpaduan antara nilai-nilai Iman , Ilmu dan amal saleh yang merupakan spirit membangun
manusia yang bcrpribadian integral ( Integral Personality) atau Muslim yang Kaffah (Qs. Al Baqarah
(2) : 208) Reorganisasi tcrsebut dapat diterapkan di Pendidkan islam lainnya rmelakukan
analisis pada empat komponen penyususnan kurikulum misalnya yaitu: fomulasi, tujuan ,maateri,
stratrgy,/ Media dan evaluasi.

B. Tata Kelola Kegiatan Exschool Pendidikan Seni Budaya Islam Dalam Perspeltif
Spektrum Spiral Dynamics dan Blue Ocean Strategy di PP Modern Gontor Untuk
Pendidikan Islam lainnya.
Tata Kelola Pendidikan Agama lslam dalam spektrum Spiral Dynamic dan Blue
Ocean Strategy sebagai kekuatan pendorong ( driving Vorce) bagi urnat lslam adalah langkah
alternatif untuk menjawab problernatika Pendidikan Agama Islam pada era global dan Digital
ini . Menurut beberapa akhli (dalam Mardia 2011) Dengan mcngintegrasikan agama dan sains
serta berbagai elememen Seni Budaya yang dikelola dengan manajemen komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem Spiral Dynamic mcmberikan solusinya dengan
melihatnya melalui otak manusia yang terdiri atas sekitar 180 miliar sel (neuron) Interaksi
antar neuron melalui suatu jaringan dengan melibatkar berbagai unsur kimiawi otak merupakan
reaksi yang terjadi terhadap stimulus eksternal yang dihadapi seseorang yang akan
mcmunculkan pikiran-pikiran yang mendasari terjadinya perilaku tertcntu. perilaku seseorang
scbetulnya adalah inecraksi antara stimulus ekstemal yang dihadapi orang atau kelompok

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 269


dengan reaksi neuron- neuron yang merespon stimulus tersebut. Reaksi tersebut dikendalikan
oleh suatu kekuatan yang paling dalam yang disebut values memes berupa spiral yang tidak
terputus yang memiliki core intelligence dari setiap jenjang pada spiral terscbut. Core
rntelligence inilah yang akan mengatur bagaimana neuron-neuron akan bereaksi mernbenfuk
pikiran atau pola pikir yang terrefleksi dalam perilaku scseorang. Velues memes dalam
pandangan Islam nampaknya dapat dipahami sebagai sesuatu inti manusia yang bersifat
spiritual atau ilahiyah ya.ng memiliki delapan tingkatan sebagaimana hadis Rasulullah (Tafsir.
2006 : 28), yang menyatakan :
'Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qashr), di dalam istana itu ada dada (shadr), di
dalam shadr itu ada kalbu (qalb). di dalam qalbu in ada u'aL di dalam fu'ad itu ada syaghaf, di
dalam syaghaf itu ada lubb, di dalun luhb itu ada sir. Dan di dalam sir itu ada Aku (Ana).'
Hadis tenebut menjelaskan bahwa Ana adalah inti. Inti tersebut adalah ALLAH atau llahiyah.
Oleh karena Values Memes rnanusia adalah sesuatu yang sifatnya ilahiyah. Ana
bermakna llahiyah, yang diumpamakan sebagai lilin yang telah menyala. Untuk memperbesar
nyala lilin tersebut (meningkatkan kualitas pendidikan), maka lilin tersebut diisi minyak (kurikutum
yang bersifat llahiyah) dan bagaimana cara mengisikannya (metode). Jadi core atau inti
manusia adalah Allah atau sesuatu yang bersifat ilahiyah. Aku (Ana) menjadi esensi yang paling
esensial manusia adalah iman yang ada di kalbunya. Untuk memahami lebih mendalam
pendidikan agama Islarn, maka yang harus dipahami adalah hakikat atau inti manusia menurut
Al Qur'an dan Sunnah. Menurut Tafsir (2006: 28): Manusia dikendalikan oleh world view-nya
karena iman adalah sesuatu world view, maka manusia dikendalikan oleh imannya. Jadi, inti
manusia adalah imannya karena iman itu di kalbu,,maka dapat juga kita mengatakan inti manusia
di kalbunya. Kalau begitu kalbu itulah yang meniadi sasaran pendidikan untuk diisi dengan iman
(Dalam Mardia S, 2011)
Setiap warna dan level pikiran spiral dynamics dan tingkatan manusia dalam hadis yang
dikemukakan tersebut di atas, pada dasarnya dapat ditemukan dalam pribadi pemimpin integral.
Pemimpin integral ini dapat ditemukan pada pribadi manusia yang memilik sosok ulul albab.
Manusia ulul albab adalah manusia yang memiliki kemampuan mengintegrsi-interkoneksikan
seluruh kompetensi yang dimilikinya baik dari segi penguasaan ilmu ( knowledge), iman (attitude),

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 270


maupun implementasi amal perbuatmnya (skill) yang tidak terlepas dari kemasyarakatan dan alam
melalui seni, dan budaya sebagai penghantar dakwah, seperti yang selalu dilaksanakan dan
merupakan program yang diwajibkan di pendidikan Gontor dalam seni budaya yang menjadi sakah
satu landasan para santri untuk hidup dan kehidupannya . Ulul Albab memiliki tiga indikator kunci,
yaitu: Dzikir, Fikir, dan Amal shaleh. UluI albab merupakan intisari dari ayat dalam Qs- Ali
Imran (4): l9l, sebagai berikut , yang artinya :” Yaitu orang-ora:ng yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami | tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Englau, Mala peliharalah kami dari siksa neraka” . Sementara Blue Ocean
Strategt adalah bagamana membuat ruang pasar yang belum terjelajahi, yang bisa menciptakan
permintaan dan memberikan peluang perhunbuhan yang sangat menguntungkan. Pengertian
strategi samudra biru menurut Kim dan Mauborgne (2005:4): Blue. Oceans Strategt are defined
by antapped market space, demand creation, and the opportunity for highly profitable growth".
Seperti halnya Pendidikan Agama Islam di Ponpok Pesantren Moderen Gontor
memberikan perpaduan dengan pendidikan umumnya serta diaplikasikan melalui kegiatan terkait
dengan Ilmu, Seni dan Budaya bangsa di negri ini yang dalam hal ini dituntut mampu bersaing
dengan tangkas dalam kompetisi; bagaimana secara cerdik membaca persaingan, menyusun
strategi barbagai program yang integritas islami dan kerangka kerja yang sistematis guna
menciptakan Samudra Biru . Konsep Blue Ocean Strategty dapat diterapkan dalam mengelola
perencanaan berbagai program agar dapat berdaya saing tinggi yang didasari oleh spectrum
Spiral Dynamic. Daya saing yang kuat, akan tumbuh pada lembaga yang sudah mampu "menjual
kepercayaan"
Melihat kompleksitas persoalan di era persaingan ini, menuntut para penyelenggara
pendidikan Pendiidikan yang bernafaskan Islam agar sensitif dalam membaca tuntutan perubahan
zaman yang semakin kompetitif. Tatakelola pendidikan bermutu dan sukses di masa lalu belum
tentu menghasilkan nilai yang baik sekiranya diimplemenasikan pada Masa yang akan dating ,
sebab telah terjadi iklim dan karakteristik yang berbeda. Manajemen pendidikan islam dituntut

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 271


untuk keluar dari kemelut chaos tersebut, yaitu dengan cara melahikan ijtihad. Ijtihad merupakan
sumber dinamika dalam agama Islam yang berfimgsi sebagai penyalur keatifitas pribadi atau
kelompok dalam merespon peristiwa-peristiwa yang dihadapi. Ijtihad dalam pandangan Islam
diperlukan untuk menumbuhkan kembali ruh Islam yang dinamis menerobos kebekuan dan
kejumudan, mernperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari ajaran Islam, mencari pemecahan
islami untuk masalah-masalah kehidupan kontemporer (Hakim & Mubarolg 199: 108).
Blue Oeean Strategt menawarkan sebuah konsep yang merupakan driving
force yang diterjemahkan sebagai ruatu strategi persaingan yurg tidak lagi menjadikan pihak
atau lembaga pendidikan lain sebagai pesaing yang harus ditundukkan dan dibenturkan, telapi
persaingan dengan diri sendiri. kemalasan, kebodohan, keterbelakangan ketidakjujuran,
ketidakberdayaan serta lemahnya iman dan akhlak, merupakan musuh dan pesaing yang harus
ditundukkan dalam diri seorang pengelola lembaga pendidikan dengan cara bekerjakeras" penuh
keikhlasan dan berlaku ihsan (fastabiqul khairat). Rasulullah SAW mempertegas
dalam sabdanva berikut ini: Beritahukan aku tentang Ihsan , , lalu beliau hersabda:
"Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engknu melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka Dia melihat engkau". Oleh karena itu, dalarn dinamika kompleksitas dan
turbulensi kehidupan, yaitu hadimya turbulensi arus global dan komplesitas di era digital ini.
dimana dewasa ini memiliki tiga hal yang merupakan tema sentral: " food, fun, and fashion"
(Assegafl 2011:329). Pendidikan Islam harus menyikapi secara bijaksana sebab arus global dan
digital ini bukan kawan dan bukan lawan pendidikan Islam, melainkan dinamisator. Bila pendidikan
lslam memposisikan diri sebagai antiglobal dan antidigital bersikap eksklusif dan menutup diri
maka "mesin" dinamisator akan mengalami stationaire dan intellectual shut down. Sebaliknya
membuka diri sepenuhnya terhadap arus globalisasi dan digitalisasi maka akan terseret dan akan
dilindas oleh "mesin" globalisasi yang pada akhirnya pendidikan Islam akan beresiko kehilangan
kepribadian dan jati diri. Globalisasi dan digitalisasi seperti saat ini yang terjadi justru bisa
menjadi peluang dan tantangan bagi pendidikan Islam. Posisi pendidikan Islam yang harus
dipertahankan adalah sikap selektif, kritis, kreativitas, dan terbuka terhadap arus global dengan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 272


berlandaskan kepada sistem nilai (values system ) yang berdasarkan AI-Qur'an dan Sunnah.
Pendidikan yang berkiprah dalam Pendidikan lslam harus menampilkan pemimpin yang memiliki
cita-cita" cerdas otak lembut hatinya dan kreatifltas tinggi. Velue system tersebut merupakan
driving force bagi umat lslam untuk menjawab problematika , sehingga mampu berselancar di
atas chaos dan arus kompleksitas. Dengan demikian Pengembangan Teori Bue Ocean Strategy
dengan keseimbangan Spektrum Dynamic System dalam Manajemen Pendidikan (Ilmu, Seni Dan
Budya) terhadap Pribadi Manusia Muslim di Pondok Pesantren Gontor merupakan salah satu
alternatif dan merupakan Driving Force yang terintegrasi dengan system nilai (Value System) yang
berlandaskan Al Quran dan Sunnah dengan mengacu pada pembelajaran dan pendidikan TRIMURTI
sebagai cermin yang mampu menggeser dan mendobrak Chaos dan Kompleksitas yang ada dalam
diri manusia dengan Akar Yang Kuat dengan pohon Rindang dan Buah Menjulang Tinggi tak
tergoyahkan Rindang dan Buah yang menggiurkan setiap yang memandangnya tampa harus
terombang ambing oleh terjangan perubahan Zaman (rosaatr). Inilah gambaran dari lulusan Gontor
samai saat ini dan untuk masa yang akan datang.

C. Tindak Lanjut Pada Pengembangan Riset


Dengan mengacu pada permasalahan yang akan dikaji dianalisis dan tujuan yang
lebih krusial Riset dalam penulisan Buku ini ini diantaranya adalah bagaimana santri-santri
di Pondok pesantren Modern Darusallam Gontor ini , dapat mengintregasikan seluruh koponen
manajemen pendidikan yang ada Ilmu, Amal, dan Imannya bisa bersinergi dengan manajemen
pendidikan (ilmu, seni dan budaya) sebagai pendidikan diluar kurikulum pembelajaran yaitu
sebagai kegiatan ekstrakukrikuler/ Exschool , yang semua manajerialnya (dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, hasil, dampak sampai pada sarana
prasarana, anggaran, pementasan, kolaborasi, kerjasama, informasi, publikasi dan la innya)
dilakukan oleh-santri-santri tampa melibatkan dari fihak lembaga Pondok, mereka fihak
lembaga hanya memberi perizinan dan dukungan moril melalui pengasuhan, dan pembinaan
perncanaan dalam program system pengasuhan, sedangkan realisasinya untuk setiap
kegiatan diserahkan sepenuhnya pada santri/ santriwati. Para santri mampu melaksanakan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 273


segala kegiatan ekstrakulrikuler yang sangat spetakuler sampai ke manca Negara mendapat
berbagai penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain.
D. HASIL RISET DAN PEMBAHASAN DALAM TELAAH MODEL GONTOR

Sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian, dalam Bab ini akan dibahas Masalah yang terkait
dengan :
1. Bagaimana system telaah yang dilakukan dalam mengkaji dan menemukan aspek-aspek
lain dalam Riset terdahulu agar dapat dijadikan suatu kajian untuk dipublikasikan melalui
Buku kajian Referensi hasil kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilakukan santri-santri
di Gontor khususnya dalam menajerial pendidikan (Ilmu, Seni dan budaya) melalui
Pengembangan Spectrum Analysis Spiral Dynamics system tersebut.
2. Bagaimana Strategi yang dilaksanakan agar lebih presentative untuk dapat dideskripsikan
dalam menggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui suatu kajian / tool
Spectrum Analysis Spiral Dynamics System yang mampu mendongkak lebih mendalam untuk
kemajuan pendidikan berlandasan islami dan pendidikan umum lainnya khususnya yang ada di
Indonesia.
3. Bagaimana Memformulasikan, mempromosikan dan menentukan landasan pengembangan
Manajemen ILmu, Seni dan Budaya Islam, yaitu landasan filsafat pendidikann yang mengkaji
persoalan pendidikan Agama islam khusunya yang ada dan mewakili Pompes yang terdapat di
willayah Indonesia.
4. Bagaimana mendiagnosis/ mengidentifikasi dan mengevaluasi kebutuhan melalui penguatan
landasan seni dan budaya islam yang tergambar pada substarsi, aga dapat Mendesain dan
Membuat Pedoman/ Model/ Referensi sebagai Model dan rekayasa social, secara Mikro
maupun Makro yang apat dimamfaatkan oleh lembaga pendidikan Agama Islam maupun
Lembaga Pendidikan Umum secara terintegrasi dan Kaffah. Sehingga memiliki keseimbangan
dalam kehidupan untuk mencapai tujuan dari pasca hidup didasari oleh keseimbangan Iman,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 274


Ilmu, Amal yang terintegrasi dalam pengetahuan, budaya social seni dan cinta kasih yang
dikelola oleh manusia sendiri melalui sebuah kolbu.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dari hasil temuan yang ditemukan peneliti
sebelumnya dalam tahap 1 tentang Pengembangan Teori Blue Ocean Strategy dalam
manajemen Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam) yang didalammya terkait degan Kegiatan
Ekshool Kurikuler untuk perkembngan Pribadi Manusia Muslim di Pondok Pesantren Moderen
Darussalam Gontor (yang dijadikan Fokus Penelitian) dan dapat mewakili PomPes gontor yang
ada di seluruh Indonesia ,dari sumber lokasi penelitian, bahwa data ini diperoleh dari hasil
observasi partisipatif, wawancara, dan documenter yang dianalisis secra mendalam dan
Setelah dilakukan pengecekan ulang tentang kevalidannya, hal ini sesuai dengan kanyataan
yang sebenarnya di lapangan. Selanjutnya pada pembahasan ini akan didiskusikan apa yang
menjadi temuan sselanjutnya dengan menggunakan Teori Blue Ocean Strategy yang
dikembangkan Melalui Teori Spectrum Analysis Dynamics System dalam penelitian ini,
kemudian diinterpretasikan sebagai jawaban dan tanggapan terhadap apa yang dipaparkan
sebelumnya. Adapun hasil temuan, diskusi dan interpretasi khususnya dalam Manjemen
Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam ) tersebut adalah sebagai berikut:

E. TELAAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM) MELALUI KONSEP
SPECTRUM ANALYSIS DYNAMICS SYSTEM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK
PESANTREN MODEREN DARUSSALAM GONTOR

Melihat data dan fakta pada hahsil temuan terdahulu dalam riset pertama , maka
pembahasanan berdasarkan penyajian dan analisa data di atas dijelaskan, bahwa munculnya
program Pondok Pesantren yang memiliki pembaharuan di Bidang FURU dari mulai Sejarang
perkembangan Pondok , Visi, Misi dan Tujuan, Motto, Jiwa , Orientasi Pendidikan, Sintesa Unsur-
Unsur Pendidikan; sampai pada Falsafah dlam orientasi Pemdidikan, pengasuhan, pembinaan
,kreativitas dan inovasi yang spektakuler ini selain bertujuan untuk pembinaan akhlak, juga bertujuan
untuk melatih para Santri/ Wati dalam memanfaatkan waktu mereka yang menitikberatkan pada nilai
spiritual dan sosial.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 275


Dengan demikian, maka dapat dikatakan, bahwa penerapan program perencanaan
pembinaan sangat tepat dalam rangka memecahkan masalah siswa, yaitu kurang produktif dalam
memanfaatkan waktu dan juga untuk pembinaan akhlak siswa, baik terhadap Allah SWT maupun
terhadap sesama manusia. Langkah selanjutnya dalam merencanakan kegiatan tersebut merupakan
langkah tepat dan sudah cukup efesien dalam perencanaan. Mentepakan Manjemen strategi,
termasuk Mutu dalam kegiatan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pemeparan hasil temuan sebagai
berikut :
Pondok Modern Gontor memiliki pembaharuan dalam beberapa aspek pendidikan, salah
satunya dalam bidang kurikulum. Materi yang diajakan di Gontor merepresentasikan kurikulum
yang merupakan perpaduan antara ilmu agama ( revealed knowledge) dan ilmu kawniyah
(acquired knowledge).Jadi di Gontor telah terjadi integrasi ilmu pengetahuan. Untuk mewujudkan
ide-idenya tersebut para pendiri Gontor memilih menghidupkan kembali Pondok Gontor yang telah
ditinggalkan oleh nenek moyang mereka. Pondok Gontor yang mereka hidupkan kembali ini dibangun
di atas warisan dan tradisi luhur pesantren yang diintegrasikan dengan sistem dan metode
pendidikan modern. Idealisme, jiwa, dan falasafah hidup berikut sistem asramanya tetap mengacu
kepada khazanah dunia pesantren, tetapi penyelenggaraannya dilakukan secara efektif dan efisien
yang menjadi kekhasan sistem pendidikan modern
Dengan istilah lain, tidak ada dualisme keilmuan dalam pendidikan pesantren. Selain
itu ada pula mata pelajaran yang amat ditekankan dan harus menjadi karakteristik lembaga
pendidikan ini, yaitu pelajaran bahas Arab dan bahasa Inggris.Untuk tercapainya moralitas dan
kepribadian, kepada para santri diberikan juga pendidikan kemasyarakatan dan sosial yang
bisa mereka gunakan untuk melangsungkan kehidupan sosial ekonominya. Untuk ini kepada para
siswa diberikan latihan praktis dalam mengamati dan melakukan sesuatu untuk memberikan
gambaran realistik kepada siswa tentang kehidupan dalam masyarakat. Para siswa dilatih
untuk mengembangkan cinta kasih yang mendahulukan kesejahteraan bersama daripada
kesejahteraan pribadi, kesadaran pengorbanan yang diabdikan demi kesejahteraan masyarakat,
khususnya umat Islam. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi yang menjadi ciri khas

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 276


seseorang atau sekelompok. Adapun karakter disini berarti sifat-sifat dasar seseorang yang
bernilai baik yang sesuai dengan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatannya, sedangkan
sifat-sifat dasar seseorang yang tercela dan tidak sesuai dengan norma-norma kebaikan maka
disebut tabiat.
Karakter tampak dalam kebiasaan. Karena itu, seorang dikatakan berkarakter baik
manakala dalam kehidupan nyata sehari-hari memiliki tiga kebiasaan, yaitu: memikirkan hal
yang baik (habits of mind), menginginkan hal yang baik (habits of heart), dan melakukan hal
yang baik (habits of action).Substansi atau pokok dari karakter baik adalah kebajikan (virtue)
yakni kecenderungan untuk melakukan tindakan yang baik menurut sudut pandang moral
universal.Misalnya, memperlakukan semua orang secara adil (justice). Tindakan macam ini lazimnya
dilakukan oleh orang yang memiliki kualitas-kualitas yang secara objektif maupun
Kurikulum yang diterapkan di KMI ( Kulliyatul Mu’allimin al Islamiyyah ) yang bersifat akademik,
dibagi menjadi 8 bidang studi, yakni: Bahasa Arab; Dirasah Islamiyah; Ilmu Keguruan; Bahasa
Inggris; Ilmu Pasti; Ilmu pisika .Beberapa bidang studi bahasa Arab adalah; Muthola’ah, ini adalah
pelajaran yang berisi tentang cerita yang bermakna, sejarah, ataupun fiksi yang wajib dihafalkan;
Mahfuzat, yang mana merupakan syair-syair arab yang berisi tentang hikmah-hikmah dan
peribahasa dengan tujuan menanamkan pedoman hidup, motivasi dalam diri santri sehingga
mampu membentuk karakter-karakter baik dalam diri setiap santri; dan lain sebagainya.Materi
mahfuzat diajarkan kepada para santri dengan memberikan beberapa bait kalimat ataupun
peribahasa dalam bahasa arab, kemudian diterangkan isi dan makna yang tersirat dari bait atau
peribahasa tersebut sehingga mampu memberi motivasi dan dorongan dalam diri santri, untuk
menjadi pribadi yang baik dengan karakter yang baik pula.Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan
Sosial; Kewarganegaraan.
Salah satu pluralitas dalam Islam terlihat dalam lembaga pendidikan adalah pendidikan
pesantren. Pesantren tampil sebagai lembaga pendidikan Islam yang mempunyai karakter atau profil
yang unik, bahkan antara pesantren yang satu dengan yang lain cenderung memiliki ciri khas

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 277


tersendiri, meskipun visi kelembagaannya sama. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan dakwah
berfungsi melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam dalam masyarakat. Menurut Martin Van
Bruinessen alas an pokok munculnya pesantren adalah untuk mentransmisi Islam tradisional
sebagaimana yang tedapat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis beberapa abad yang lalu. Kitab-kitab
ini dikenal di Indonesia sebagai “kitab kuning”. Jumlah kitab klasik yang diterima di pesantren
sebagai ortodoks (Al-Kutub AlMu’tabarah) pada prinsipnya terbatas. Ilmu yang bersangkutan
dianggap sesuatu yang sudah bulat dan tidak pernah ditambah, hanya bisa diperjelas dan diperjelas
kembali. Dalam melestarikan dan mengembangkan Islam di masyarakat ini, pesantren mempunyai
pola transmisi yang cukup unik dan dianggap sebagai tradisi agung (great tradition), karena tujuan
pokok pendidikan dipesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan
duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan
pengabdian kepada Allah, sedangkan cita-cita pendidikan pesantren adalah untuk berdiri sendiri
(mandiri), tidak menggantungkan kepada orang lain, kecuali kepada Tuhan. semacam ini selalu
ditanamkan oleh para kyai dan guru-gurunya. Hingga tidak mengherankan jika ikatan emosional
antaa santri dan guru .
Sistem Pendidikan di Pesantren lebih mementingkan pendidikan daripada pengajaran.
Pendidikan pesantren lebih mengutamakan pembentukan mental karakter yang didasarkan pada
jiwa, falsafah hidup, dan nilai-nilai pesantren. Adapun pengetahuan yang diajarkan adalah sebagai
tambahan dan kelengkapan. Hubungan antara anggota masyarakat pesantren berlangsung dalam
suasana ukhuwwah Islamiyyah yang bersumber pada tauhid dan prinsip-prinsip akhlak karimah.
Suasana ini tertanam dalam jiwa santri dan menjadi bekal berharga untuk kehidupan di luar
masyarakat pesantren.Pendidikan pesantren didasarkan pada prinsip-prinsip keikhlasan, kejuangan,
pengorbanan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan, dan kebebasan berpikir, sehingga bagi
pesantren tidak masalah apapun dengan paradigma School Based Management (SBM).
1. Perombakan pola pikir yang disebut Pembaharuan di Bidang Furu.
Definisi pembaharuan menurut Nur Cholis Madjid adalah proses perombakan pola berpikir dan
tata kerja lama yang tidak atau kurang akliyah dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 278


kerja baru yang akliyah. Sedang kegunaan pembaharuan ini adalah untuk memperoleh daya guna
dan efisiensi yang maksimal. Pembaharuan menurutnya identik dengan modernisasi dan
asionalisasi, yakni berfikir dan bekerja menurut fitrah atau sunnatullah.Istilah pembaharuan atau
modernisasi adalah merupakan suatu wacana yang mengawali periubahan mendasar bagi
pendidikan Islam sebagai suatu ajaran.Yang dimaksud perubahan di bidang furu’ di sini adalah
beberapa perubahan pada beberapa bidang yang dilakukan sejumlah pondok pesantren yang
berkiblat atau mengikuti Gontor. Seperti perubahan kurukulum dan aktifitas pesantren. Hal ini
terjadi karena dipandang masih adanya beberapa kelemahan yang ditemukan pada Gontor. Atau
karena adanya kebutuhan masyarakat di mana pesantren itu berada. Untuk mengisi kekurangan
di bidang penguasaan kitab kuning umpamanya, beberapa pesantren memasukkan kitab kuning
sebagai sylabus, meskipun jam pelajarannya berada di luar waktu sekolah, seperti halnya yang
dilakukan Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta. Sistem kombinasi (perpaduan) mazdhab
Gontor dan Salaf ini belakangan banyak diterapkan di tengah tumbuhnya pesantren-pesantren.
Pengajaran kitab kuning pun tidak lagi menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar
sebagaimana yang ditemukan pada pesantren Salaf, meskipun demikian metode pembacaannya
(secara nahwu) masih mengikuti mazdhab Salaf, yaitu menggantikan “Utawi-Iku” dengan
“Bermula-Itu” pada kedudukan mubtada dan khobar. Lembaga pendidikan Islam, khususnya
pesantren telah banyak memberikan andil bagi bangsa Indoneisa, baik dahulu maupun kini.
Keteladalan pondok pesantren selama berabad-abad, walau dengan segala kesederhanaannya
masih menjadi harapan umat Islam sebagai benteng satu-satunya bagi umat Islam dan
kelimiahannya. Karena dari sanalah lahir generasi-generasi yang melanjutkan da’wah Islam.
Tidak aneh bila ada anggapan bahwa para orientalis mulai menggeluti sosiologi pesantren untuk
mencari titik yang dapat melemahkan kesinambungannya demi pengikisan Islam di Indonesia,
baik melaui cara halus maupun kasar. Walau bagaimana tangguhnya sebuah pesantren ia harus
tetap belajar dengan lingkungan sekitarnya sambil melestarikan identitas keislamannya.
Sistem fiqih orientied yang diterapkan pada masa Ampel misalnya, pada zaman kini dirasa kurang
berhasil melahirkan alumni yang iltizam dengan agamanya, terbukti adanya sebagian santri

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 279


setelah lulus dari pesantrennya kurang mengamalkan ajaran agamanya. Karena sekeluarnya dari
almamater, dalam jiwanya merasa telah bebas dari segala peraturan dan tata tertib pesantren,
padahal sebenarnya sebagian besar tata tertib itu adalah bagian dari ajaran Islam, seperti
berjilbab, sholat berjamaah, membaca al-Quran, menjauhi yang haram dan syubhat, melakukan
hal yang sunah dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu adanya upaya memberi materi Islam
secara kaffah, kamil dan mutakamil. Sehingga pemahaman dan sikapnya terhadap Islam pun
bersifat komprehensif, dan tidak sepenggal-penggal. Keanekaragaman lembaga pendidikan Islam
merupakan khazanah yang perlu dilestarikan. Setiap lembaga mempunyai ciri khas dan orientasi
masing-masing, namun demikian harus ada satu komitmen, yaitu memberi pemahaman Islam
secara kaffah demi izzul Islam wal muslimin.
2. Di dalam Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Gontor juga sudah merupakan Spectrum Spiral
Dynamics
Mengembangkan pola Manjeril dalam suatu Lembaga pendidikan pesantren sejalan dengan
norma-norma Islam yang seharusnya. Menurut Tony Buzan dalam buku The Power of Spiritual
Intelegence, visi didefinisikan sebagai kemampuan berpikir atau merencanakan masa dengan
dengan bijak dan imajinatif, menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan
mungkin di masa mendatang.Dengan demikian, visi merupakan titik permulaan dari kenyataan
hari esok suatu organisasi, termasuk pesantren. Visi yang benar merupakan suatu gagasan yang
sangat ampuh yang dapat membuat loncatan awal ke masa dengan dengan memadukan segala
sumberdaya untuk mewujudkan visi tersebut. Visi yang benar memiliki daya tarik dan
menyebabkan orang lain membuat komitmen, membangkitkan tenaga dan semangat, mampu
menciptakan makna kehidupan, dan menjadi jembatan antara apa yang dilakukan sekarang
dengan yang diinginkan di masa depan. Dalam masyarakat pesantren, kyai atau pimpinan
pesantren selain berfungsi sebagai central figure juga menjadi moral force bagi para santri dan
seluruh penghuni pesantren. Hal ini adalah suatu kondisi yang mesti bagi dunia pendidikan, tetapi
kenyataannya jarang didapati dalam sistem pendidikan selain pesantren. IDE TRIMURTI.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 280


Berikut ide Trimurti yang dikutif dari sistem pendidikan pondok pesantren:
pengalaman Ponpes Ponorogo ( K.H. Abdullah syukri zarkasyi, M.A.) adalah sebagai berikut: Ide
Trimurti adalah nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang mendasari seluruh proses pendidikan dan
pengajaran di Gontor..” Visi: Menjadi tempat ibadah, talabul ilmi, dan tempat mencari rida
Allah.2) Menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an/B. Arab, ilmu pengetahuan, dan
tetap berjiwa pondok. Visi Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki visi sebagai lembaga
pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah dan thalab-al-ilmi, serta menjadi
sumber ilmu pengetahuan Islam, bahasa Al-Quran dan ilmu pengetahuan umum dengan tetap
berjiwa pesantren. Misi : 1) Membentuk karakter/pribadi umat yang unggul dan berkualitas, yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat
kepada masyarakat.2) Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya khairul ummah.
3) Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat; 4)
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama
yang intelek. d. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Jiwa . Jiwa ini biasa disebut Panca Jiwa Pondok Pesantren,
sebagaimana yang telah dirumuskan dan disampaikan oleh K.H. Imam Zarkasyi pada Seminar
Pondok Pesantren seluruh Indonesia tahap pertama di Yogyakarta,4-7Juli 1965, yaitu: 1) jiwa
Keiklasan, jiwa Kesederhanaan; jiwa berdikari/Mandiri; Jiwa Ukhuwwah Islamiyyah;dan jiwa
bebas. Serta Berpengetahuan Luas Para santri di Pondok ini dididik melalui proses yang telah
dirancang secara sistematis untuk dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
Santri tidak hanya diajari pengetahuan, lebih dari itu mereka diajari cara belajar yang dapat
digunakan untuk membuka gudang pengetahuan. Kiai sering berpesan bahwa pengetahuan itu
luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh terlepas dari berbudi tinggi, sehingga seseorang itu tahu
untuk apa ia belajar cara tahu prinsip untuk apa ia menambah ilmu. Berpikiran Bebas. Berpikiran
bebas tidaklah berati bebas sebebas-bebasnya (liberal). Kebebasan di sini tidak boleh
menghilangkan prinsip, teristimewa prinsip sebagai mukmin Justru kebebasan di sini

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 281


merupakan lambang kematangan dan kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah ditengai
petunjuk Ilahi (hidayatullah). Moto :. Motto Pondok Modern Gontor Pendidikan PM Gontor
menekankan pada pembentukan pribadi mukmin Muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama yang ditanamkan
oleh pondok ini kepada seluruh santrinya dalam semua tingkatan; dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi. Realisasi penanaman motto ini dilakukan melalui seluruh unsur
pendidikan yang ada. Berbadan Sehat Tubuh yang sehat adalah sisi lain yang dianggap penting
dalam pendidikan di pondok ini. Dengan tubuh yang sehat para santri akan dapat melaksanakan
tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui
berbagai kegiatan olah raga, dan bahkan ada olah raga rutin (lari pagi Jumat dan Selasa) yang
wajib diikuti oleh seluruh santri sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tujuan Pondok
Modern Darussalam Gontor memiliki beberapa tujuan, yaitu: a) Terwujudnya generasi mukmin
muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta
berkhidmat kepada masyarakat. b) Lahirnya ulama yang intelek yang memiliki keseimbangan
dzikir dan pikir. c) Terwujudnya warga negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT. Gagasan dan Cita-Cita Apakah gagasan dan cita-cita para pendiri Pondok Modern
Gontor sehingga mempunyai tekad yang begitu besar? Cita-cita utamanya adalah rasa tanggung
jawab memajukan umat Islam dan mencari ridho Allah.Tempat yang dipilih untuk mewujudkan
cita-cita mereka itu adalah Pondok Pesantren yaitu lembaga pendidikan Islam yang pernah
berjaya pada masa nenek moyang mereka dan saat itu telah mati. Lembaga Pendidikan Pondok
Pesantren adalah model pendidikan Islam yang banyak dipakai dan berlaku di beberapa negara
Islam. Namun, di negaranegara itu pendidikan Islam telah banyak mengalami kemajuan dan
perkembangan pesat sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan di negaranegara Islam lainnya.
Karena itu pengembangan Pondok Pesantren di Indonesia perlu mengambil kaca perbandingan
dan lembaga-lembaga pendidikan Islam di luar negeri yang serupa dengan sistem pendidikan
pondok Pesantren, para pendiri Pondok Modern Gontor pada awal pembangunan Pondok Gontor
Baru telah mengkaji berbagai lembaga pendidikan terkenal dan maju di luar negri, khususnya

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 282


yang sesuai dengan sistem Pondok Pesantren, diantaranya adalah : (1) Orientasi Pendidikan :
Orientasi pendidikan di Gontor adalah kemasyarakatan, kesederhanaan, kaderisasi, dan lebih
dari itu adalah ibadah thalabul ilmi Yang memiliki Nilai Instrumental Nilai instrumental di PM
Gontor adalah nilai-nilai yang dikontruksi dari abstraksi berbagai konsep, pemikiran, dan motto
para pendiri pesantren. Spektrum nilai-nilai tersebut terakumulasi menjadi falsafah dan motto
kelembagaan, falsafah dan motto kependidikan, dan falsafah dan motto pembelajaran, orientasi,
dan sintesis (Syukri Zarkasyi, 2005:4-5). Uraian masing-masing dari nilai-nilai tersebut dapat
dilihat pada paparan berikut: Falsafah Kelembagaan Pondok modern berdiri di atas dan untuk
semua golongan; Pondok adalah lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupan;
Pondok itu milik umat, bukan milik kiai. Falsafah Kependidikan Apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan dialami santri sehari-hari harus mengandung unsur pendidikan; berbudi tinggi,
berbadan sehat Hal ini sesuai dengan nilai-nilai sprektrum yang seharusnya dalam teori Blou
ocean Strategy yang harus tertanam secara integrase dan kaffah; (2) Sintesa Unsur-unsur
Pendidikan di PMDG. Pada awal pembukaan Pondok Gontor, para pendirinya telah mengkaji
beberapa lembaga pendidikan terkenal dan maju saat itu. Mereka merumuskan suatu sintesa
unsur-unsur utama dari berbagai lembaga pendidikan yang diperhatikannya: Universitas al-
Azhar di Kairo, Mesir, dengan keabadian dan kepemilikan wakafnya; Pondok Syanggit Afrika,
dengan kedermawanan dan keikhlasan para pengasuhnya , Universitas Muslim Aligarh di India,
dengan modernisasinya, dan Shantiniketan, di India, dengan kedamaiannya; (3) Falsafah.
Falsafah yang mewarnai dan mendasari gerak dan aktifitas di Gontor adalah: 1) Falsafah
Kelembagaan : Pondok Modern Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan. Pondok adalah
lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupan. c) Pondok itu milik umat, bukan milik
kyai. 2) Falsafah Kependidikan. Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama.c)
Hidup sekali, hiduplah yang berarti. d) Berjasalah tetapi jangan minta jasa.e) Mau dipimpin dan
siap memimpin, patah tumbuh hilang berganti.f) Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan
hidup, takut hidup mati saja.g) Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami santri sehari-
hari harus mengandung unsur pendidikan.h) Seluruh mata pelajaran harus mengandung

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 283


pendidikan akhlak.i) In uridu illa al-ishlah.j) Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat
untuk sesamanya.k) Pendidikan itu by doing, bukan by lip.l) Perjuangan itu memerlukan
pengorbanan: bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane.m) I’malu fauqa ma ‘amilu.n) Hanya
orang penting yang tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangano) Jadilah
orang yang kaya iman, kaya ilmu, kaya budi, kaya jasa; biarpun miskin/kurang harta, asal jangan
miskin budi, miskin jasa, miskin hati; syukur jika kaya harta pula.3) Falsafah Pembelajarana)
Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan jiwa guru lebih
penting daripada guru itu sendiri.b) Pondok memberi kail, tidak memberi ikan.c) Ujian untuk
belajar, bukan belajar untuk ujian.d) Ilmu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu untuk ibadah dan amal.e)
Pelajaran di Pondok: agama 100% dan umum 100%.
3. Dalam Hal Penyelenggaraan Pendidikan di PomPes Gontor
Lembaga tertinggi di Gontor ialah Badan Wakaf, sebuah badan legislatif yang
bertanggungjawab secara menyeluruh atas pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan
pengajaran. Tugas dan kewajiban keseharian dari lembaga ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok
sebagai mandataris Badan Wakaf yang memimpin seluruh lembaga di Gontor dan
bertanggungjawab kepada Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Saat ini Pondok Modern Gontor
dipimpin oleh K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA., K.H. Hasan Abdullah Sahal, dan Drs. K.H. Imam
Badri. Di tingkat menengah terdapat dua lembaga yang secara langsung menangani pendidikan
dan pengajaran, yaitu Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) yang dipimpinan oleh Direktur
KMI dan lembaga Pengasuh Santri yang dipimpin oleh Pimpinan Pondok. KMI menangani
pendidikan intrakurikuler dan sebagian kegiatan ko-kurikuler, Pengasuhan santri adalah
lembaga yang mendidik dan membina langsung seluruh totalitas kegiatan santri. Pengasuhan
santri selalu memberikan pengarahan , motivasi, problem solving kegiatan, pembinaan kepada
seluruh santri, dan memberi pemahaman dan pengertian apa kandungan filosofi dan mamfaat-
mamfaat yang akan didapatkan oleh santri dari berbagai macam kegiatan di PPMG. Misalnya
kegiatan ekstra-kurikuler santri tingkat menengah (KMI) dan santri tingkat perguruan tinggi
(ISID). Kegiatan santri di tingkat menengah mencakup kegiatan-kegiatan yang diselengarakan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 284


oleh Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Organisasi Kepramukaan, sedangkan
kegiatan santri tingkat perguruan tinggi (mahasiswa) adalah kegiatan yang dikelola oleh Dewan
Mahasiswa. Selain itu beberapa kegiatan pengajaran di tingkat KMI juga ditangani oleh
Pengasuhan santri, dan begitu pula sebaliknya. Semua itu merupakan integrasi pendidikan
,pengajaran di Gontor Pengasuhan santri turut serta berperan dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut , khususnya yang berkenaan dengan santri dan guru.
4. Didalam Aktifitas Pengasuhan Santri , diantaranya adalah : (1) Pembekalan lntensif Calon
Alunrni Gontor 2016 misalnya dengan tujuan menegakan peradaban pesantren di dunia; (2)
Pelantikan pengurus Rayon di Ponpes gontor dari kelas 5 KMI Tahun ini, pengurus rayon di
Pondok Modern Darussalarn gontor dari siswa Kelas 5 KMI dilantik lebih awal. Pelantikan
diadakan pacla tangal 8 Syawwal 1437 13 Juli 20l6 di Masjid .Jami. Jumlah rayon yang
ada di PMDC selranyak 21 rayon. Sebagian kecil dari santri Kelas 5 KMIl yang dilantik,
ada yang ditugaskan di lima rayon santri baru. Yakni Aligarh lantai l. Aligarh lantai 2,
Darul Hijrah. Wisma Hadi. dan Rayon lndonesia (3) Kepengurusan rayon ini menjadi ladang
pendidikan bagi santri Kelas 5 dalam belajar memimpin. mengayomi mendidik. dan
memhimbing s.:ntri Kelas; (4) Apel Tahunan Pekan Pekan Perkenalan Khutbatul- Arsy (PKA)
diselenggarakan pada Ahad pagi dilapangan hijau PMDG. Acara dilanjutkan dengan Kuliah
Umum tentang pondok modern dari Pimpirran PMDG Diikuti oleh seluruh keluargla besar
Pondok Moderen Darussalam Gontor Ponorogo Gontor. dan perwakiian Kampus-kampus
PMDCG di Balai Pertemuan Pondok Moderen (BPPM) di BalaiPertemuan Pondok Modern
(BPPM).
Beberapa Kegiatan aktifitas santri dan pengasuh ini diantaranya melaksanakan
kegiatan seni dan budaya yang digelar secara rutin setiap tahun di PonPes Gontor antara lain
:(sumber Wardun Gonor 1438/ 2017); Drama Arena Siswa Kelas 5 KMI. Kegiatan ini selalu
berlangsung dengan maksimal .Meskipun bertabrakan dengan padatnya dengan tenggang
waktu yang sempit. Drama Arena siswa Kelas 5 berhasil memukau para hadirin dan meraih
nilai sembilan. Acara dibuka secara resrni oleh . KH. Hasan Abdullali Sahal, Dengan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 285


mengusung moto Mewariskan Nilai Perrdidikan dalam Ikatan Kebersamaan" dan tema Drama
"Pelita Madani". Sebanyak 698 oranq siswa Kelas 5 KNl beserta para pembibing bahu-
membahu dan menyukseskan panalaran seni ini. Panggung Gembira Survival Generation
Tepat pada Sabtu malam, 10 Dzulqa'dah 1437/ 13 Agustus 2016, santri Kelas 6 Survivall
Generation sukses mempersembahkan sebuah kolaborasimusik. seni tari. drama. dan
properly yang sangat harmonis. Dengan tema "Revival of lslam" berhasil menyampaikan
pesan perjuangan yang sangat mendalam. Sebanyak 716 santri siswa akhir KMI dibawah
bimbingan 50 pembimbing membanting tulanq,vbekerja keras, dengan pengorbanan tidak
sedikit berhasil menggelar maha karya seni akbar dengarr 20 acara dengan nilai 10; (6)
Vokal Grup Antar kelas . Selain diramaikan dengan penyembelihan hewan qurban, kemeriahan
ldul Adha di Pondok Modern Darussalam Gontor semakin terasa dengan diadakannya Lomba
Vokal Grup dan Nasyid Antarkelas. Acara ini merupakan acara yang menghibur dan paling
dinanti-nantikan oleh seluruh santri se-Darussalam. Lomba ini terbagi daiam 2 kategori.
yaitu: nasyiddan grup vokal, diikuti oleh siswa Kelas 1-4 KMI sebagai peserta dan santri
Kelas 5 dan 6 sebagaipenampilan hiburan di penghujung acara. Digelar pada hari Ahad.
I0 Dzullhijah 1435/ Oktober 2014 di BPPM. Juara kategori nasyid: l (elas 1 Intensif (Juara
l), Kelas 4 (Juara 2), dan Kelas I (.luara 3). Juara kategori grup vokal dimenangkan oleh
Kelas 3 (Juara l), Kelas 2 (Juara 2). dan l(elas I (.Juara 3). Juara Umum berhasil diraih
oleh Kelas 1.
5. Diskusi Umum Kelas 5 dan Kelas 6. Dalam rangka merealisasikan moto Pondok Modern
Darussalam Gontor (PMDG). Yaitu berpengetahuan luas dan berfikiran bebas. Pada Senin.
2 Muharram 1438/ 13 Oktober segenap siswa Kelas 5 Kuiliyatul-Mu'allimin Islmamiyah (KMI)
menyelenggarakan acara Diskusi Umum. Acara tersebut merupakan acara wajib tahunan
yang bertujuan untuk mengasah kemampuan berpikir santri dalam memecahkan sebuah
permasalahan. Adapun diskusi yang dibawakan oleh Allan Muhamad, siswa Kelas 5 KMl,
mengangkat sebuah "Pendidikan Karakter Bagi Remaia".Dalam pearannya, narasumber
menegaskan bahwa di usia remaja sangatlah penting dalam bentuk karakter dan mental

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 286


anak; mengingat masa-masa tersebut terjadi perubahan dan keseimbangan fisik dan psikis
dalam dirinya.Disamping itu, pada hari Selasa, 3 Muharram 4 Oldober 2016, segenap siswa
akhir KMl 2017 berjumlah 715 orang, Survival Generation mengadakan acara Diskusi Umum
di Balai Pondok Modern (BPPM), tampil sebagai petugas dalam diskusi yang mengusung tema
Komunisme dan Bahaya Latennya di Indonesia" ini adalah Khalifaturrahman (Pemakalah), M.
Zaki Al-(Pembanding), Bunyan Al-Baqi (Moderator),Aji Saifullah (Notulis).
6. Lomba Senam Antar rayon. Lomba Senam Antar rayon merupakan salah satu rentetan
acara Pekan Perkenalan Khutbatu-l Arsy Pondok Modern Darussalam Gonto r Perlombaan
diikuti oleh 20 orang utusan dari setiap rayon. Dan pada tanggal 23 Syawwal 1437/28
Juli 2016 Lapangan Hijau PMDC Pada akhir acara tersebut, Panitia mengumumkan Sebagai
pemenang dari perlombaan ini. Keluar sebagai juara Lomba Senam Antarravon tahun ini
adalah Rayon Saudi 3 lantai 1, disusul oleh Rayon Saudi lantai 1dan Indonesia 3 di posisi
kedua dan ketiga.
7. Tahsin Qira'ah JMQ. Demi terciptanya santri yang berakhlak mulia serta berjiwa qurani,
diselenggarakanlah kegiatan Tahsin Qiraah yang berjalan selama 6 hari. Pada kegiatan ini,
Gontor mengundang kembali para alumni Jam'iyatu-l-Qurra (JMQ) sebanyak 10 orang dari
daerah yang,berbeda. Kegiatan tahunan ini diikuti oleh seluruh anggota JMQ, ditambah
dengan sebagian santri Kelas 5 dan 6 KMI perwakilan dari tiap-tiap asrama dan kelas.
Agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektil maka kegiatan ini dilakukan di tempat
yang berbeda; Masjid Jami' untuk santri Kelas 5, gedung Rabithah untuk santri Kelas 6,
dan Aula Wisma Darussalam untuk anggota JMQ. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh
Ustadz Kurnia Rahman Abadi, M.M., di Aula Rabithah, Jumat malam, 6 Muharram 1438/ 17
Oktober 2016, dan ditutup oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal pada Rabu malam, 11 Muharram
1438112 Oktober 2016.Dalam pidatonya dihadapan para peserta, beliau menyampaikan, "Kita
harus curiga kepada fashahah bacaan Al-Q,uran kita. Jangan sekali-kali menganggap bahwa
bacaan kita sudah sempurna, apabila belum benar, baik, dan betul."

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 287


8. Karantina Siswa Akhir KMI untuk menumbuh kembangkan semangat dan menciptakan miliu
belajar menjelang ujian Akhir, Pengasuhan Santri bekerja sama dengan Pembimbing Kelas
6 menggelar Karantina Siswa Akhir KMI "Survival generation"di Balai Pertemuan Pondok
Modern. Karantina siswa akhir kali ini diikuti oleh 71 I orang, dan dibagi ke dalam 18
kelompok, dengan masing-masing kelompok memiliki pembimbing sebanyak 2 orang. Kegiatan
bersifat khusus, yakni untuk siswa akhir saja, yang kali ini berlangsung mulai Kamis-Rabu,
13-19 Jumadal Ula 1438/9-15 Februari 2017, dengan lokasi di Balai Pertemuan sela-sela
karantina, dilaksanakan pula Tauiyyah diniyyah yang dilaksanakan setiap setelah Maghrib,
dengan pemateri dari Pimpinan Pondokdan guru-guru senior.
9. Gontor Olympiad . Demi menyiapkan kader-kader pemimpin umat yang memiliki segudang
kemampuan dalam berbagai bidang, Pondok Modern Darussalam Gontor kembali mengadakan
OlimpiadeAntarsantri. Kegiatan yang memperlombakan berbagai macam divisi ini dibuka
pada hari Jum'at pagi (611) oleh Al Ustadz lmam Muchtar di Lapangan Hijau Pondok Modern
Darussalam Gontor. Beliau menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
ini terdidik. Para wasit terdidik untuk belajar menjadi wasit yang baik dan adil, begitu
pula para pemain, harus mampu bermain fairplay dan menerima segala keputusan wasit
tanpa melakukan sesuatu yang tidak terpuji, bahkan para penonton atau pendukung terdidik
untuk menjadi penonton yang baik. Perhelatan yang digelar tahunan ini terdiri dari 5 divisi,
yaitu: Olahraga, Kesenian, Sains, Bahasa, dan Pramuka. Diharapkan seluruh santri dapat
berpartisipasi dalam berbagai kompetisi sesuai dengan bakat dan minatnya. Olimpiade ini
diadakan selama satu minggu penuh, dimulai hari Jum'at (6/1), hingga hari Kamis (12/1).
Tahun ini, Panitia penyelenggara memilih "Badak Bercula Satu" sebagai ikon Olimpiade
Gontor. Di akhir kompetisi, Juara Omum dalam cabang Basket diraih oleh Klub Hartop,
cabang Futsal direbut oleh Klub Atomic, dan cabang Badminton direngkuh oleh D'King.
Adapun Juara Umum Kategori Rayon adalah Rayon Wisma Hadi. Selain itu, dalam cabang
Kepramukaan, gugus Depan 15089/ 13 berhasil meraih juara umum.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 288


F. TELAAH PEMETAAN KURIKULUM DI PONPES GONTOR DALAN KEGIATAN EKTRAKURIKULER
(EXSCHOOL) PADA MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA) MELALUI
PENGEMBANGAN SPECTRUM ANALYSIS SPIRAL DYNAMICS

1. Kegiatan Santri :
Kegiatan berorganisasi ini merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan santri
sehari-hari, sebab berorganisasi di Pondok ini berarti pendidikan untuk mengurus diri sendiri
dan tentu saja orang lain. Seluruh kehidupan santri selama berada di dalam Pondok diatur oleh
mereka sendiri dengan dibimbing oleh santri-santri senior atau guru-guru. Kegiatan-kegiatan
ini selalu didasari oleh nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang ditanamkan dalam kehidupan santri di
pesantren di bawah bimbingan dan pimpinan kyai. Di tingkat santri tingkat menengah terdapat
dua organisasi, yaitu: Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) . Pelaksana OPPM adalah
santri-santri kelas akhir yang terpilih secara demokratis. Pemilihan Ketua dan Pengurus
Organisasi ini diadakan setahun sekali. Pada setiap bulan Ramadan atau sebelum memasuki
tahun ajaran baru mereka mengadakan Musyawarah Kerja untuk merancang Program Kerja
selama satu periode masa bakti. Pada setiap akhir masa jabatan, pengurus Organisasi ini
melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama setahun di depan seluruh santri
dan guru-guru serta pimpinan-pimpinan lembaga dan Pimpinan Pondok. Seusai Laporan
pertanggung jawaban diadakan serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus baru
terpilih. Kegiatan- kegiatan santri di dalam Pondok diurus oleh 20 bagian dalam OPPM. Bagian-
bagian tersebut terdiri dari pengurus harian: ketua, sekretaris, bendahara, dan keamanan, dan
16 bagian yang lain, yaitu: Bagian Pengajaran, Bagian Penerangan, Bagian Kesehatan, Bagian
Olahraga, Bagian Kesenian, Bagian Kesenian, Bagian Perpustakaan, Bagian Koperasi Pelajar,
Bagian Penerimaan Tamu, Bagian Koperasi Dapur, Bagian Warung Pelajar, Bagian Penggerak
Bahasa, Bagian Penatu, Bagian Fotografi, dan Bagian Bersih Lingkungan.
2. Kegiatan Kepramukaan.
Hasil wawancara dengan wali santri (orang tua santri yang sedang berkunjung menengok
anak-anaknya di Pondok Pesantren Gontor 5 putri misalnya diantaranya mengenai kegiatan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 289


exchool, menurut mereka bahwa :Kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Gontor sangat
banyak. Kegiatan Pramuka merupakan kegiatan unggulan. Pramuka santriwati Gontor Putri dan
Gontor Putra selalu menjuarai kegiatan Jambore Pramuka Internasional.Di dalam setiap
jamboree internasional, Indonesia diwakili oleh dua kontingen, yaitu Kontingen Republik
Indonesia dan Kontingen Gontor. Karena para pramuka dari Gontor sudah sangat fasih
berbahasa Inggris dan Arab, dan mereka sangat sering berpidato di pondok, dan mereka juga
sangat terbiasa bertemu dengan bermacam-macam tipe remaja, maka tidak mengherankan
bahwa pramuka dari Gontor selalu menjadi yang terbaik. Pelajaran unik lain yang diberikan oleh
Pondok Pesantren Gontor Putri adalah berpidato. Setiap santriwati wajib berpidato di hadapan
teman-temannya sejak Kelas 1, dalam bahasa Arab atau Inggris. Santriwati menyusun sendiri
naskah pidatonya, kemudian dikonsultasikan dengan ustadzah pembinanya, sebelum dibacakan
dalam pidatonya. Kedua anak saya tiak tahu berapa sering dia harus berpidato. Hal ini saya
anggap menunjukkan bahwa ia sudah berpidato berkali-kali, mungkin sebulan sekali. Gerakan
Pramuka di Pondok Modern Gontor dianggap sangat penting sebagai sarana pendidikan yang
dapat membentuk kepribadian, mental, dan akhlak mulia untuk bekal para santri dalam hidup
bermasyarakat. Sejak Gerakan Pramuka ini berdiri dengan nama Kepanduan "Bintang Islam",
para pendiri Pondok Modern Gontor telah mewajibkan seluruh santri untuk aktif dalam kegiatan
kepramukaan. Karena itu, seluruh santri Pondok Modern adalah anggota Pramuka. Kegiatan
kepramukaan ini ditangani oleh organisasi yang disebut Koordinator Gugusdepan 15089 Pondok
Modern, di bawah pengawasan Majlis Pembimbing Bagian-bagian dalam Koordinator Gerakan
Pramuka Pondok Modern ini terdiri dari: Ketua, Andalan Koordinator Urusan Kesekretariatan,
Andalan Koordinator Urusan Keuangan, Andalan Koordinator Urusan Latihan, Andalan
Koordinator Urusan Perpustakaan, Andalan Koordinator Urusan Kedai Pramuka, Andalan
Koordinator Urusan Perlengakapan, dan Gugusdepan, terdiri dari 9 satuan pramuka.
3. Kegiatan Mahasiswa (Dewan Mahasiswa)
Kegiatan Dewan Mahasiswa ini berada di bawah koordinasi dan bimbingan Pengasuhan
Santri yang langsung ditangani oleh Pimpinan Pondok Modern Gontor. Dewan Mahasiswa

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 290


bertanggungjawab menganani segala kegiatan seluruh mahasiswa ISID. Kepengurusan Dewan
Mahasiswa dipilih melalui pemungutan suara. Pengurus DEMA terdiri dari Ketua, Sekretaris,
Bendahara, Departemen Riset dan Diskusi, Departemen Kesenian, Departemen Olahraga,
Departemen Komunikasi, Departemen Koperasi, dan Departemen Kerohanian. Beberapa
organisasi lain di Pondok memiliki kaitan tidak langsung dengan proses pendidikan dan
pengajaran. Organisasi-organisasi tersebut adalah : (a) Ikatan Keluarga Pondok Modern
(IKPM) yang menangani alumni atau eks-santri yang tersebar di seluruh Indonesia dan di luar
negeri, (b) Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM) yang
bertugas menyandang dana untuk memenuhi sarana dan prasarana serta berbagai kebutuhan
lain demi berlangsungnya proses pendidikan dan pengajaran di Pondok, (c) Bagian
Pembangunan Pondok yang bertanggungjawab membangun dan memelihara prasarana
pendidikan berupa gedung-gedung sekolah, asrama, balai olah raga, perkantoran, dll., (d)
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) La Tansa yang mengupayakan usaha-usaha untuk
mencukupi segala kebutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran melalui
pendirian berbagai unit usaha yang tergabung dalam Koperasi Pondok Pesantren ini (saat ini
terdapat 20 unit usaha yang tergabung dalam Kopontren La Tansa), dan (e) Balai Kesehatan
Santri dan Masyarakat (BKSM ) yang menangani pelayanan kesehatan untuk santri dan
masyarakat, juga melayani rawat nginap dan BKIA.
4. Pendidikan Dan Pengajaran (Kurikulum)
Kurikulum merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling
mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kurikulum Pondok Modern
Darussalam Gontor 100%. (berdasarkan pada Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003
pasal 30 ayat 3, dan 4, PP tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) nomor 19 Tahun 2005 pasal
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 106/0/2000, PP nomor 55 tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, Peraturan Menteri Agama
nomor 18 tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren ).

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 291


Berikut ini akan dibicarakan beberapa saja dari komponen kurikulum yang dimaksud
sebagaimana yang diamalkan di PMDG. Pada bagian pertama akan dibahas sisi intra-kurikuler
(akademik), sedangkan pada bagian berikutnya dibahas kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler (non-
akademik). Di dunia pesantren, karena sistemnya yang integrated, agaknya cukup sulit
memisahkan sama sekali antara kurikululm intra dan ekstra, terkadang keduanya bisa menjadi
sifat dari satu kegiatan yang sama, sehingga dia bisa disebut dengan keduanya. Karena itu
pembagian ini hanyalah untuk memudahkan penyajiannya. Bahasan ini tidak akan menyinggung
kurikulum pendidikan tinggi Institut Studi Islam Darussalam (ISID), hanya terbatas pada jenjang
pendidikan menengah Kulliyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyah (KMI). Karena PMDG mandiri dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, kurikulumnya pun disusun secara mandiri
disesuaikan dengan program Pondok secara keseluruhan. Materi ketrampilan, kesenian, olahraga
tidak dimasukkan dalam kurikulum, melainkan menjadi aktivitas ekstra-kurikuler, agar para santri
lebih bebas memilih serta mengembangkan bakat sesuai dengan aktivitas yang ada.
a. Intra-Kurikuler . Sebelum membahas beberapa komponen di atas perlu dijelaskan lebih dulu
mengenai program belajar dan jam belajar di KMI. Untuk memberikan informasi tambahan
mengenai KMI, pada akhir pembahasan mengenai intra-kurikuler ini akan diuraikan secara
singkat mengenai kegiatan KMI yang diadakan secara berkala: harian, mingguan, tengah
tahunan, dan tahunan sebagai kelengkapan informasi untuk memperoleh gambaran yang agak
menyeluruh mengenai kurikulum di Gontor : (1) Program Terdapat dua macam program yang
ditempuh siswa di KMI PMDG: program reguler dan program intensif. Program reguler untuk
lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtida’iyah, dengan masa belajar 6 tahun. Sedangkan
program intensif untuk lulusan SMP atau MTs dan di atasnya, dengan masa belajar 4 tahun,
dengan urutan kelas 1-3-5-6.; (2) Jam Belajar Jam belajar santri di KMI berlangsung dari jam
07.00WIB-12.50 WIB, dengan waktu istirahat 2 kali: pertama jam 08.30-09.00 dan kedua jam
11.15-11.30. Waktu belajar tersebut dibagi menjadi 7 jam pelajaran, masing-masing mendapat
alokasi waktu 45 menit, kecuali mata pelajaran pada jam ketujuh yan hanya diberi alokasi
waktu 35 menit; (3) Tujuan Tujuan institusional umum dari kurikulum di KMI PMDG adalah

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 292


mencetak santri yang mukmin muslim, taat menjalankan dan menegakkan syari’at Islam,
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, serta berkhidmat
kepada bangsa dan Negara.; (4) Isi Kurikulum yang diterapkan di KMI bersifat akademik.
Kurikulum tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bidang studi sebagai berikut: (a) Bahasa
Arab (Semua disampaikan dalam Bahasa Arab): al-Imla’, al-Insya’, Tamrin al-Lughah, al-
Muthala’ah, al-Nahwu, al-Sharf, al-Balaghah, Tarikh al-Adab, dan al-Khat al-`Arabi.( b)
Dirasah Islamiyah (kelas II ke atas, seluruh materi ini menggunakan Bahasa. Arab): al-
Qur’an, al-Tajwid, al-Tauhid, al-Tafsir, al-Hadis, Mushthalah al-Hadis, al-Fiqh, Ushul al-Fiqh,
al-Fara’idl, al-Din al-Islami, Muqaranat al-Adyan, Tarikh al-Islam, al-Mantiq, dan al-Tarjamah
(Arab-Indonesia) ;( c) Keguruan: al-Tarbiyah wa al-Ta’lim (dengan B. Arab) dan Psikologi
Pendidikan (dengan B. Indonesia). d) Bahasa Inggris (dengan B. Inggris): Reading and
Comprehension, Grammar, Composition, dan Dictation, e) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, dan Biologi.f) Ilmu Pengetahuan Sosial: Sejarah Nasional dan
Internasional,Geografi, Sosiologi, dan Psikologi Umum)Keindonesiaan /Kewarganegaraan:
Bahasa Indonesia dan Tata Negara .Komposisi kurikulum semacam di atas ditetapkan untuk
tujuan tertentu. Pengetahuan Bahasa Arab dimaksudkan untuk membekali santri dengan
kemampuan berbahasa Arab yang menjadi kunci untuk memahami sumber-sumber Islam dan
khazanah pemikiran Islam. Sedangkan B. Inggris digunakan untuk media komunikasi modern
dan mempelajari pengetahuan umum, bahkan juga pengetahuan agama, karena saat ini tidak
sedikit karya-karya di bidang studi Islam ditulis dalam B. Inggris. Dalam kurikulum ini terlihat
keseimbangan pengetahuan agama dan umum. Secara lebih mendasar tujuan pengajaran
kedua macam ilmu tersebut adalah untuk membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu untuk
menuju kesempurnaan menjadi ‘abid dan khalifah. Pelajaran-pelajaran yang diberikan selalu
merujuk kepada tujuan umum pendidikan dan pengajaran di Pondok dan mesti mengandung
nilai-nilai yang hendak ditanamkan oleh Pondok ke dalam diri santri. Misalnya ada pelajaran
yang, di samping memberikan materi pengetahuan ia juga, dimaksudkan untuk
mengembangkan jiwa-jiwa tertentu dari Panca Jiwa Pondok, misalnya jiwa kebebasan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 293


(berpikir), yang akan menumbuhkan jiwa berpikir kritis, terbuka, open ended, komparatif, dan
seterusnya.
b. Kegiatan Ekstra Kurikuler .
Kegiatan ini ditangani oleh Pengasuhan Santri melaui Organisasi Pelajar Pondok
Modern (OPPM) dan Gerakan Pramuka, dan kegiatan Seni dan budaya Kegiatan-kegiatan ini
terbagi ke dalam kegiatan harian, mingguan, tengah tahunan, dan tahunan.Semua kegiatan
dalam berbagai bentuknya merupakan satu kesatuan “kurikulum” yang tak terpisahkan yang
mengatur seluruh kahidupan santri guna mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang
dikehendaki. Dengan kata lain semua kegiatan yang ada memiliki nilai pendidikan dalam
berbagai aspeknya, sehingga “segala yang dilihat, didengarkan, dirasakan, dan dialami oleh
santri adalah untuk pendidikan”.
G. TELAAH MANAJEMEN PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK DALAM KONSEP SPECTRUS
SPIRAL DYNAMICS SYSTEM (LANDASAN YANG MENJADIKAN PODOK PESANTREN
GONTOR BERDIRI KOKOH )

Di Pondok Pesantren Modern Gontor baik di Ponpes yang dijadikan riset pertama Gontor
Putra 1 Ponorogo, Gontor Putra 3 Marifat Kediri dan Gontor Putri 5 Kandangan , juga Penelitian
yang dilakukan di PonPes Gontor 1 dan Gontor 2 Putri di Mantingan Ngawi pada riset lanjutan ,
pada dasarnya adalah sama satu komando dan satu filosofi dalam berbagai program dan kegiatan
khususnya dalam Kegiatan Exshool sesuai dengan tujuan pendidikan dan pendekatan holistik yang
digunakan serta fungsinya yang komprehensif sebagai lembaga pendidikan sosial dan penyiaran
Agama, maka pendidikan lebih banyak ditanamkan dan ditularkan secara tidak formal; tidak
sekadar dengan ceramah, pengarahan, penataran, diskusi, pengajian, dan sejenisnya. Justru
penularannya lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, penugasan, dan
pengkondisian atau penciptaan lingkungan ‫ ))ال ب ي ئة دإي جا‬yang kondusif untuk mencapai
tujuan pendidikan. Penciptaan lingkungan semacam ini sangat dimungkinkan di dalam Pondok
karena santri dan guru bertempat tinggal di kampus yang sama. Selain beberapa guru senior dan
guru-guru yunior yang mengurusi unit-unit usaha Pondok, seluruh guru tinggal di lingkungan
asrama. Santri-santri yunior belajar mengenai kehidupan Pondok dari santri-santri senior,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 294


santri-santri senior belajar dari santri-santri yang lebih senior, dan begitu seterusnya. Pola
kehidupan di Pondok itu diwariskan dan ditularkan dari satu generasi santri ke generasi
berikutnya secara berkelanjutan.
Berikut ini dipaparkan beberapa contoh penanaman Panca Jiwa pondok pesantren
dengan di Gontor secara integral , kesamaan dalam langkah dan prinsip menggunakan pendekatan
tidak formal sebagaimana yang dijelaskan di atas.
1. Keikhlasan. Keikhlasan adalah pangkal dari segala jiwa Pondok dan kunci dari diterimanya
amal di sisi Allah SWT. Segala sesuatu harus dilakukan dengan niat semata-mata
ibadah, lillah, ikhlash hanya untuk Allah SWT. Di Pondok diciptakan suasana di mana semua
tindakan didasarkan pada keikhlasan. Ikhlas dalam bergaul, ikhlas dalam nasehat-
menasehati, ikhlas dalam memimpin, ikhlas dipimpin, ikhlas mendidik, ikhlas didik, ikhlas
mendisiplin, ikhlas didisiplin. Ada suasana keikhlasan antara sesama santri, antara santri
dengan guru, antara santri dengan kyai, antara guru dengan guru, dst.Pendidikan
keikhlasan diwujudkan melalui keteladanan para pendiri Pondok dengan mewakafkan
Pondok seluruhnya, kecuali rumah pribadi kyai yang ditinggalinya. Pewakafan ini terjadi
pada tahun 1958. Sejak saat itu Pondok telah berubah status menjadi milik institusi, bukan
milik pribadi. Dengan pewakafan itu seluruh keturunan para pendiri tidak berhak lagi atas
harta wakaf tersebut.Contoh lain dari penanaman jiwa keikhlasan yang sederhana adalah
bahwa dalam mendidik santri, kyai ikhlas tidak dibayar. Bahkan sampai sekarang di Gontor
tidak ada sistem gaji kepada guru. Istilah yang digunakan ialah “kesejahteraan keluarga”.
Jumlah jam mengajar tidak terkait dengan tingkat “kesejahteraan” yang diterima.
“Kesejahteraan” guru tersebut tidak diambilkan dari iuran santri, melainkan dari unit-unit
usaha milik Pondok yang dikelola sendiri oleh para guru. Jiwa Keikhlasan ini berarti sepi
ing pamrih, yakni berbuat sesuatu itu bukan karena didorong oleh keinginan memperoleh
keuntungan tertentu. Segala pekerjaan dilakukan dengan niat semata-mata
ibadah, lillah. Kyai ikhlas dalam mendidik, santri ikhlas dididik dan mendidik diri sendiri, dan
para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan; Selain itu

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 295


Sukarela dan mengabdi para pengasuh pesantren memandang semua kegiatan pendidikan,
sebagai ibadah kepada Tuhan; Kearifan maksudnya adalah bersikap, dan berprilaku sabar,
rendah hati, patuh pada ketentuan hukum agama, mampu mencapai dan tanpa merugikan
orang lain, dan mendatangkan mamfaat bagi kepentingan bersama. Hal ini juga tampak
pada suasana keikhlasan antara sesama santri, antara santri dengan guru, antara santri
dengan kiai, antara guru dengan guru. Pendidikan keilhlasan diwujudkan melalui
keteladanan para pendiri pondok dengan mewakafkan pondok seluruhnya, kecuali rumah
pribadi kiai. Contoh lain dari penanaman jiwa keikhlasan yang dalam mendidik santri, kiai
ikhlas tidak dibayar, bahkan sampai sekarang Gontor tidak ada sistem gaji untuk guru.
Istilah yang digunakan adalah kesejahteraan keluarga Kesederhanaan Kehidupan di pondok
diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nrimo, tidak juga
berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai
kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan
hidup.
2. Kesederhanaan. Pendidikan kesedarhanaan pesantren menekankan pentingya penampilan
sederhana sebagai salah satu nilai luhur pesantren dan menjadi pedoman prilaku sehari-
hari bagi seluruh warga pesantren; kesederhanaan yang diajarkan antara lain
kesederhanaan dalam berpakaian, , makan, tidur, berbicara, bersikap, dan bahkan berpikir.
Contoh kesederhanaan ini dapat dilihat dengan mudah dari kehidupan pribadi kyai; baik
rumah, cara berpakaian, pola makan, bertingkah laku, dan sikap hidup kyai. Dengan begitu,
kyai mempunyai alasan kuat untuk mendidik santri hidup sederhana. Pola hidup sederhana
ini menjadikan suasana hidup di Gontor tergolong egaliter, tidak ada kemenonjolan materi
yang ditunjukkan oleh santri. Sehingga tidak terlihat perbedan antara santri yang kaya dan
miskin. Hal ini juga membuat santri yang kurang mampu tidak minder dan santri yang kaya
tidak sombong.Jiwa Kesederhanaan ini artinya adalah kehidupan di dalam pondok diliputi
oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti
miskin dan melarat. Justru dalam kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai kekuatan,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 296


kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di
balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju, dan pantang mundur dalam
segala keadaan.
3. Berdikari. Di antara ciri utama pendidikan pesantren pada umumnya adalah kemandirian.
Mandiri sejak awal santri sudah dilatih mandiri ia mengatur dan bertanggugjawab atas
keperluanya sendiri Maksudnya, bukan sekadar masing-masing santri mampu mengurus
diri sendiri, tetapi juga pondok itu sendiri mandiri. Hal ini diajarkan dengan cara tetap
menjaga kemandirian Gontor. Pondok tidak menggantungkan kelangsungan hidupnya
kepada pihak manapun, tidak pemerintah dan tidak pula swasta. Kemandirian Pondok juga
ditunjukkan dengan tidak menjadikan Pondok bagian dari organisasi tertentu; politik, masa,
golongan, atau organisasi apapun.Demikian pula dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran secara rutin, Pondok tetap mandiri, tidak ada pegawai di Pondok. Santri dididik
untuk mengurus segala keperluannya secara mandiri; mengurus mini toserba,
kantin, fastfood, dapur, keuangan, kesekretarian, asrama, disiplin, olahraga, kursus-
kursus, dll., semuanya dilakukan sendiri oleh santri. Kebersihan kampus juga menjadi
tanggungjawab santri sendiri; setiap hari ada piket dari santri yang membersihkan kamar,
asrama, depan asrama, kelas, masjid, aula, kantor-kantor, dst. Untuk pendidikan
kemandirian, seringkali kalau ada pembangunan gedung baru, santri dilibatkan untuk ikut
mengecor secara bergantian. Poinnya di sini tidak sekadara pada nilai ekonomis biaya
pembangunan, tetapi penanaman jiwa kemandirian.
4. Ukhuwwah Diniyyah Penanaman jiwa ukhuwwah ini dirangkai dengan nilai-nilai lain yang
diperjuangkan Pondok yaitu berdiri di atas dan untuk semua golongan, tidak berpartai ,
dan santri perekat umat. Pendidikan dan pengajaran di Gontor sama sekali tidak ada
kaitannya dengan golongan, ormas atau partai tertentu. Kyai, ketua-ketua lembaga, para
guru tidak menjadi anggota golongan, ormas, dan atau partai tertentu. Seringkali ada
pertanyaan: Gontor itu Muhammadiyah atau NU? Gontor itu partainya apa? Pak Kyai itu
nyoblos apa dalam pemilu? Tentu saja pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan menyebut

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 297


ormas dan atau partai tertentu. Sebab PMDG bukan ormas dan bukan organisasi partai
serta bukan organisasi lain-lain, Gontor adalah lembaga pendidikan. Jiwa ukhuwwah
ditanamkan dalam kebersamaan dan tolong-menolong mengurusi organisasi, bermain
bersama di klub olahraga, menjadi piket malam bersama, menjadi anggota kelompok
latihan pidato yang sama, latihan pramuka bersama, main drama bersama, dst. Dalam
pelantikan peremajaan pengurus Badan Wakaf Pondok Modern Gontor, 24 Desember 1977,
K.H. Imam Zarkasyi menyampaikan amanat: Andaikata, guru-gurunya (Pondok) terdiri dari
orang-orang yang simpati atau anggota Muhammadiyah, murid-muridnya terdiri dari anak
keluarga Muhammadiyah, tetapi Pondok Modern tidak boleh dijadikan Pondok
Muhammadiyah. Andaikata, guru-gurunya (Pondok) terdiri dari orang-orang yang simpati
atau anggota NU, murid-muridnya terdiri dari anak keluarga NU, tetapi Pondok Modern
tidak boleh dijadikan NU. Demikian seterusnya. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa sikap
ini tidak berarti bahwa semua golongan atau golongan tertentu itu adalah musuh Pondok,
tetapi semua golongan itu tetap sebagai kawan seperjuangan, berjalan pada rel masing-
masing. Bahkan semboyan Pondok, anak didik Pondok harus menjadi perekat umat. Artinya
dapat mempersatukan yang retak atau berselisih. Menarik untuk dicatat, banyak santri
yang telah menyelesaikan pendidikannya di PMDG menjadi pengurus ormas, partai, gerakan
pemuda yang berafiliasi pada paratai atau ormas, dll. Sebagai contoh alumni yang
berkiprah di bidang ini di tingkat Nasional antara lain: K.H. Hasyim Muzadi menjadi Ketua
Umum PBNU (dulu ormas ini juga pernah dipimpin alumni Gontor selama 25 tahun, yaitu
K.H. Idham Khalid), Dr. Din Syamsuddin menjadi salah seorang ketua PP. Muhammadiyah,
Dr. M. Amin Abdullah menjadi Ketua Majlis Tarjih PP. Muhammadiyah, Drs. Habib Chirzin dan
Dr. Din Syamsuddin pernah memimpin oraganisasi Pemuda Muhammadiyah, Dr. M. Hidayat
Nur Wahid menjadi Presiden Partai Keadilan. Dengan demikian Jiwa Berdikari ini
merupakan kesanggupan menolong diri sendiri ini tidak saja dalam arti bahwa santri
sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok
pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 298


tidak pernah menyandarkan kelangsungan hidupnya kepada bantuan atau belas kasihan
pihak lain. Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab,
sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan
keagamaan. Ukhuwwah ini bukan saja selama mereka belajar di Pondok, tetapi juga
mempengaruhi ke arah persatuan umat dalam masyarakat sepulang para santri itu dari
Pondok (Jiwa Ukhuwwah Islamiyyah)
5. Jiwa Bebas. Jiwa ini terkait dengan kemandirian, karena dengan memiliki jiwa mandiri
seseorang dapat bebas menentukan pilihannya. Jiwa ini diajarkan misalnya dengan contoh
kebebasan Pondok dalam menentukan kurikulum, kalender, dan program akademik. Pada
masa Orde Baru, jiwa bebas Pondok benar-benar diuji dalam kaitannya dengan kebijakan-
kebijakan Pemerintah tentang pendidikan yang sentralistik. Konsekuesnsi dari
mempertahankan kebebasan ini, dalam waktu cukup lama Pondok Gontor diperlakukan
secara diskriminatif oleh Pemerintah. Tetapi kondisi tersebut, saat ini telah mulai
berubah.Jiwa bebas ini mengajarkan kepada santri untuk bebas dalam berpikir dan
berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup. Bebas
dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih
jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar. ;Kebebasan
Terpimpin pesantren menggunakan prinsip kebebasan terpimpin dalam menjalankan
kebijakan kependidikannya Tentu saja kebebasan ini adalah bebas di dalam garis-garis
disiplin yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok
pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat.
6. Theo centric dan Kolektifitas . yaitu pandangan yang menyatakan bahwa semua kejadian
berasal, berproses, dan kembali kepada kebenaran tuhan semua aktifitas
pendidikan.dipandang sebagai ibadah kepada Tuhan; Pesantren gontor juga menekankan
pentingya koliktifitas/kebersamaan lebih tinggi dari pada individualism; dan Mengatur
kegiatan bersama, para santri mengatur hampir semua kegiatan proses belajar mengajar
terutama berkenaan dengan kegiatan-kegiatan kurikuler dari saat pembentukan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 299


organisasi santri, penyusunan pengorganisasiannya, sampai pelaksanaan dan
pengembanganya; Pesantren adalah tempat mencari ilmu dan mengabdi. Para pengasuh
pesantren, menganggap bahwa pesantren adalah tempat mencari ilmu dan mengabdi
karena ilmu bagi pesantren dipandang suci dan merupakan bagian yang takterpisahkan di
ajaran Agama; dan Mengamalkan ajaran pesantren. Pesantren sangat mementingkan
pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari, setiap gerak kehidupannya selalu berada
dalam batas rambu-rambu hukum agama;
7. Tanpa ijazah. Pesantren tidak memberikan ijazah sebagai tanda keberhasilan belajar.
keberhasilan bukan ditandai oleh ijazah yang berisikan angka-angka sebagaimana
madraasah dan sekolah umum, tetapi ditandai oleh prestasi kerja yang diakui oleh khalayak
(masyarakat); baru legalitas Ijazah diakui Pemerintah pada tahun 2003; Restu Kiai, semua
perbuatan yang dilakukan oleh setiap warga pesantren sangat tergantung pada restu kiai,
baik ustad maupun santri selalu berusaha jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak
berkenan di hadapan kiai.. Fenomena inilah yang merangsang kyai untuk selalu mengadakan
pembaharuan dalam pesantrennya, dan kebanyakan pembaharuan tersebut dengan tetap
mempertahankan elemen-elemen tradisional manakala dianggap masih relevan, disamping
itu tentu saja melakukan perombakan-perombakan sifatnya baru sama sekali, manakala
hal itu dinilai lebih “ashlah”.
8. Pondok Modern Gontor DAN Pembinaan Masyarakat Sekitar . Di samping mendidik dan
mengajar santri di dalam kampus, Pondok juga memberikan perhatian terhadap pembinaan
masyarakat sekitar. Upaya-upaya Pondok dalam hal ini dilakukan oleh guru-guru yunior
dan senior serta para alumni yang telah berada di lingkungan masyarakat dan tetap
menjalin komunikasi aktif dengan Pondok. Kegiatan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga:
a. Pendidikan dan Sosial-Keagamaan 1) Pendirian pesantren-pesantren ala Gontor oleh
alumni Gontor (5 pesantren).2) Pendirian sekolah-sekolah oleh guru dan atau alumni
Gontor, dengan rincian 4 MTs, 2 MA, dan 1 SMP.3) Pendirian TPA dan TPQ (148 buah).4)
Penyelenggaraan pengajian-pengajian baik untuk masyarakat umum seperti yang

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 300


diselenggarakan pada setiap Ahad pagi, jam 06.00-07.00, dengan mengundang da’i-
da’i dari daerah Ponorogo dan sekitarnya. Adapun pengajian yang khusus
diselenggarakan untuk para pekerja Pondok pada setiap Sabtu malam.6) Pendirian
ratusan masjid dan musholla di sekitar Gontor.
b. Seni, Budaya, dan Olahraga. Hasil Wawancara pneliti dengan Bapak Usttad Drs.
Hariyanto Abdul Jalal sebagai Wakil Pengasuh Gontor kampus 3 di Kediri, memurut
beliau Seni dan budaya yang dilakukan oleh para santri seutuhnya dalam berbagai
hal terutama dalam pengelolaan/ manajemennya dari para santri untuk para santri ,
para pengasuh staf dan para ustad hanya memantau membina dan melindungi. Hal ini
dilakukan dengan memfasilitasi berbagai pagelaran kesenian, terutama reog dan
gajahan, dan kompetisi-kompetisi olahraga dalam berbagai kesempatan semisal pada
peringatan hari-hari besar Islam, acara-acara peringatan di Pondok, dan dalam
berbagai kegiatan sosial yang diadakan oleh masyarakat bersama Pondok. Pondok
juga melakukan pembinaan terhadap tokoh-tokoh paguyuban reog Ponorogo. Dan
berbagai seni budaya yang ada di nusantara Indonesia ini. Pondok juga menyediakan
fasilitas olahraga kepada masyarakat berupa lapangan sepak bola dan Gedung
Olahraga. Adapun penggunaannya telah ditetapkan berdasarkan jadwal yang ada.
c. Dalam Bidang Ekonomi Pemberdayaan masyarakat sekitar dalam bidang ekonomi
dilakukan melalui penyerapan tenaga kerja dalam berbagai sektor pekerjaan di Pondok
atau melalui berbagai bentuk lainnya. Dalam bahasa Pondok upaya sedemikian ini
biasa diistilahkan sebagai “berkah Pondok untuk masyarakat sekitar”. Penyerapan
tenaga kerja untuk berbagai sektor pekerjaan di Pondok saat ini melibatkan 402
orang. Di samping itu berkah Pondok untuk masyarakat juga berupa pelibatan
masyarakat sebagai penyetor bahan-bahan dan penyediaan jasa dan sarana
kebutuhan para santri. Mereka itu berjumlah 196 orang (80%-nya penduduk desa
Gontor dan selebihnya dari desa-desa yang bersebelahan dengan Gontor).Upaya lain
yang dilakukan Pondok untuk membina dan memberdayakan masyarakat sekitar

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 301


adalah dengan menjadi penyalur Kredit Usaha Tani (KUT) untuk para petani di desa-
desa sekitar Pondok. Pondok juga memberi kesempatan kepada para petani di sekitar
tanah-tanah pertanian milik Pondok untuk mengelola lahan pertanian tersebut dengan
sistem bagi hasil. Di samping itu, di bidang pertanian, Pondok menyalurkan pupuk
kepada para petani. Para petani membayar pupuk tersebut pada saat panen dengan
harga dasar. Gabah hasil panen tersebut oleh para petani dijual ke Gontor. Salah satu
unit usaha Pondok yang berlokasi di desa Gontor, yaitu Usaha Kesejahteraan Keluarga
(UKK), berfungsi sebagai penjual grosiran bagi para pemilik toko-toko di desa Gontor
dan sekitarnya . juga dalam bidang Kesehatan. Di bidang kesehata Pondok mendirikan
Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM). Di samping pelayanan kesehatan,
kegiatan sosial BKSM lainnya dilakukan dengan pengobatan masal dan khitanan massal
untuk masyarakat yang diadakan secara insidentil.
H. MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM) DALAM PROGRAM
PENGEMBANGAN PONDOK MELALUI ANALYSIS SPECTRUM SPIRAL DYNAMICS

1. Panca Jangka. Dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok
Modern Gontor, dirumuskanlah “Panca Jangka” yang merupakan program kerja Pondok
yang senantiasa memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan
dan pemajuan tersebut. Adapun Panca Jangka itu meliputi bidang-bidang berikut:
Pendidikan dan Pengajaran Pengembangan di bidang dilakukan dengan
mempertahankan dan meningkatkan pendidikan dan pengarajaran di Pondok Modern
Gontor. Usaha ini tercatat dalam sejarah perjalanan Pondok sebagai berikut:1)
Pendirian Tarbiyatul Athfal (Sekolah Rakyat) pada tahun 1926.2) Pembukaan Sullamul
Muta’allimin, tahun 1932.3) Tahun 1936, didirkan Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI).4)
Pada tahun 1963 didirikanlah Perguruan Tinggi bernama Institut Pendidikan Darussalam.
Sekarang institut tersebut berganti nama menjadi Institut Studi Islam Darussalam
(ISID).5) Pada tahun 1990 didirikan Pesantren Putri di areal tanah milik Gontor yang
teletak di desa Sambirejo, Mantingan, Ngawi.6) Tahun 1996, dibuka Pondok Modern Gontor

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 302


II di Madusari, Siman Ponorogo.7) Tahun 1993, dibuka Pondok Modern Gontor III, “Darul
Ma’rifat”, di Sumbercangkring, Gurah, Kediri. Berasal dari wakaf keluarga H. Ridawan
(alm.).8) Tahun 1990, mendapat wakaf dari keluarga H. Nawawi Ishaq yang kemudian
dijadikan Pondok Modern Gontor IV, “Darul Muttaqien”, di Kaligung, Rogojampi, Banyuwangi
9) Tahun 1999, dibuka Pondok Modern Gontor V, “Darul Qiyam”, di Gadingsari, Mangunsari,
Sawangan, Magelang. Berasal dari wakaf keluarga Ibu Qayyumi Kafrawi (alm.).10) Pondok
Modern Gontor Putri II, di Sambirejo, Mantingan, Ngawi, dibuka tahun 1999. Lokasinya
tepat di sebelah barat Pondok Modern Gontor Putri I.11) Tahun 2002 dibuka Pondok Modern
Gontor VII di Podahoa, Kendari, Sulawesi Tenggara.12) Pada tahun ajaran baru 1423/1424
akan dibuka Pondok Gontor Putri III di Karangbanyu, Mantingan, Ngawi, Jawa
Timur.Pengembangan ini juga dilaksanakan dengan menjalin kerjasama-kerjasama
dengan berbagai lembaga pendidikan; baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Kaderisasi . Sejarah timbul dan tenggelamnya suatu usaha, terutama hidup dan matinya
pondok-pondok di tanah air, memberikan pelajaran tentang pentingnya kaderisasi. Karena
itu Pondok Modern Gontor memberikan perhatian yang serius terhadap upaya
menyiapkan para keder yang akan melanjutkan cita-cita Pondok. Di antara usaha itu
adalah mengirimkan kader-kader Pondok untuk menambah dan memperluas ilmu dan
pengalaman baik di dalam maupun di luar negeri. Kaderisasi Kaderisasi di Pondok Modern
Darussalam Gontor (PMDG) terus dikawal dan dibina. “Patah tumbuh hilang berganti,
sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah berganti”, begitulah bunyi pepatah
yang selalu diajarkan oleh Pimpinan Pondok. Keteladanan Merupakan perilaku, sikap guru,
tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan yang
baik sehingga diharapkan menjadi panutanbagi peserta didik lain. Misalnya: nilai disiplin,
kebersihan, kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras dan
percaya diri. Pengkondisian Penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan
pendidikan karakter. Misalnya: kebersihan badan dan pakaian, toilet yang bersih, tempat

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 303


sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di sekolah dan di
dalam kelas.
3. Pergedungan . Pengembangan di bidang ini meliputi tugas penyediaan, pemeliharaan, dan
penyediaan sarana dan prasana pendidikan dan pengajaran yang layak bagi para santri.
Bidang ini berkembang pesat dengan semakin banyaknya gedung-gedung baru—baik
untuk asrama maupun kelas yang dibangun, di samping perbaikan gedung-gedung lama
dan pengembangannya dari tidak bertingkat menjadi ditingkat. Di samping membangun
asrama dan sekolahan Pondok juga membangun komplek-komplek perumahan untuk para
guru di lingkungan Kampus Pondok..
4. Chizanatullah (pengadaan sumber dana). Di antara syarat penting bagi sebuah lembaga
pendidikan untuk dapat tetap bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki sumber
dana sendiri. Sejak beridirinya, Pondok Modern telah memperhatikan masalah ini dengan
sungguh-sungguh. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk memenuhi maksud ini,
antara lain adalah unit-unit usaha berikut ini: Penggilingan; Percetakan Darussalam;
Usaha Kesejahteraan Keluarga (UKK); Toko Bahan Bangunan; Toko Buku LaTansa;
ToserbaToko Palen I; Toko Palen II; Kedai Bakso Kedai Bakso II; Photokopi dan Alat Tulis;
Apotik; Wartel I; Wartel II; Pabrik Es Balok; Pusat Perkulaka; Jasa Angkutan Pasar Sayur;
Kredit UsahaTan; iBudidaya Ayam Potong; Semua unit usaha di atas adalah unit usaha
yang dikelola oleh para guru. Sedangkan unit usaha/koperasi yang dikelola oleh para
santri, semuanya berlokasi di dalam Kampus Pondok, antara lain: Mini Toserba, Toko Buku,
Kantin, Fastfood, Koperasi Warung Pelajar,Kedai Potokopi, Kedai Pramuka, dan Koperasi
Dapur.
5. Kesejahteraan Keluarga Pondok. Jangka ini bertujuan untuk memberdayakan kehidupan
keluarga-keluarga yang membantu dan bertanggungjawab terhadap hidup dan matinya
Pondok secara langsung, agar mereka tidak menggantungkan penghidupannya kepada
Pondok. Pengertian Keluarga Pondok, menurut kamus PMDG, adalah guru-guru senior
yang telah berkeluarga yang membantu secara langsung pendidikan dan pengajaran di

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 304


Pondok. Keluarga Pondok tidak mesti pihak yang memiliki hubungan darah dengan para
pendiri Pondok. Bahkan keluarga dari keluarga pendiri Pondok yang tidak membantu
langsung Pondok tidak termasuk dalam kategori Keluarga Pondok, dan karena itu tidak
berhak atas kesejahteraan yang diusahakan oleh Pondok. Hubungan kekeluargaan di sini
bersifat institusional, bukan geneologikal. Pemberdayaan Keluarga Pondok ini
dimaksudkan agar meraka dapat berusaha sendiri dan bahkan beramal untuk Pondok.

I. PENJABARAN HASIL RISET MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM )
MENURUT TEORI BLUE OCEAN STRATEGY YANG DIKEMBANGKAN MELALUI ANAYSIS
SPECTRUM DYNAMICS

Selain itu Sepenuhnya baik di Pondok Pesantren Modern Gontor Pusat maupun cabang-cabang
PonPes Modern Gontor pada Prinsipnya mempunyai dan mengacu pada sistem kebijakan, program
pengajaran, pendidikan , manajemen kegiatan intra, ektra kurikuler dan lainnya sepenuhnya memiliki
koordinasi dan langkah yang sama , hanya yang membedakan beberapa sebagian budaya yang
disesuaikan dengan lokasi , masyarakat dan sarana kebutuhan setempat yang dikembangkan oleh
Pondok Pesantren tersebut .Secara keseluruhan Pondok Modern Gontor beserta cabang-
cabangnya memiliki santri sebanyak dan guru. Nilai-nilai Pembentuk Karakter Nilai-nilai yang
mendasari perilaku kehidupan PM Gontor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai esensial dan nilai
instrumental serta implementasinya dengan disiplin. Nilai-nilai esensial adalah nilai-nilai yang
dikontruk oleh perintis pesantren dan menjadi bagian dari kepribadian yang tidak terpisahkan
antara dirinya dan pesantren. Nilai-nilai tersebut di PM Gontor dapat dipresentasikan dalam dua
bentuk, yakni: Pancajiwa dan Motto. Pancajiwa Pondok Hakikat pondok pesantren terletak pada isi
atau jiwanya, bukan pada kulitnya, dalam isi itulah ditemukan jasa pondok pesantren bagi umat.
Kehidupan dalam pondok pesantren dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat dirumuskan dalam
Pancajiwa sebagai berikut: (1) keikhlasan; (b) kesederhanaan; (c) kesanggupan menolong diri
sendiri atau berdikasi; (4) ukhuwwah diniyah yang demokratis antara santri; dan (e) bebas.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan . Karakter Sistem Pendidikan Pondok modern Gontor
menggunakan sistem pendidikan klasikal berbasis kelas. Lembaga pendidikannya yang terkenal

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 305


adalah Kulliyatul Mu allimin al-islamiyyah. Lembaga ini setara pendidikan tingkat madrasah
tsanawiyah dan madrasah aliyah. Tapi sistem penjenjangan yang dilakukannya berbeda. Siswa
lulusan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah dalam diterima di lembaga ini dan dianjurkan untuk
menyelesaikan pendidikannya selama 6 tahun, yakni dari kelas I sampai dengan kelas VI. Lulusan
Sekolah Menangah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dapat diterima di lembaga ini dengan
menempuh proses pendidikannya selama empat tahun, yakni kelas I kemudian naik kelas III,
selanjutnya naik lagi kelas V dan terakhir kelas VI. Kurikulum KMI Pada awalnya kurikulum yang
diterapkan di KMI adalah kurikulum Normal islam yang didirikan oleh Mahmud Yunus akan tetapi
tidak memindahkan begitu saja ide dan konsep kurikulum Normal Islam. Pengaruh guru Imam
Zarlasyi, yakni al-hasyimi ikut berperan pula dalam mendorong timbulnya ide-ide pembaruan
pendidikan. Kurikulum didesain secara seimbang antara materi-materi yang terdapat di pesantren
dan madrasah. Intra-Kurikuler Komposisi pelajaran di KMI terdiri dari pengetahuan agama,
pengetahuan bahasa Arab, dan pengetahuan umum tingkat lanjutan, namun setingkat tidak berarti
sama. Susunan program tersebut adalah sebagai berikut: (1) Al-Umum al- Islamiyyah (selain kelas
I, seluruhnya disampaikan menggunakan bahasa Arab); al-qur an, Tajwid, Tafsir, al-tarjamah, al-
hadith, mustalah alhadith, al-fiqh, usul al-fiqh, al-faraid, al-tauhid, al-din al-islami, al-adyan, dan
tarikh islami; (2) al-ulum al-arabiyah (seluruhnya disampaikan dalam bahasa Arab); al-imla tamrin
al-lughah, al-insya, al-mutala ah, al-nahwu, al-sarf, albalaghah, Tarikh Adab al-lughah, al-
mahfudhat, dan al-khat; (3) al-ulum al-ammah, terbagi dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
(a) Keguruan: al-tarbiyah wa al-ta lim (dengan bahasa Arab), dan psikologi pendidikan, asas didaktik
metodik (bahasa Indonesia); (b) bahasa Inggris (dalam bahasa Inggris), reading dan
comprehension, grammar, composition, dan diction; (c) Ilmu Pasti: Berhitung, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Fisika, dan Biologi; (d) Ilmu Pengetahuan Sosial; Sejarah Nasional dan Dunia,
Geografi, Sosiologi, dan Psikologi Umum; (e) Ke-Indonesiaan/ Kewarganegaraan: Bahasa Indonesia
dan Tata Negara. (Syukri Zarkasyi, 2005). Kegiatan KMI Kegiatan yang dikelola oleh KMI terdiri atas
kegiatan harian, mingguan, tengah tahunan, dan tahunan. Kegiatan harian meliputi: kegiatan
belajarmengajar, supervisi proses pengajaran, persiapan pengecekan pengajaran, pengawasan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 306


disiplin masuk kelas, pengontrolan kelas dan asrama santri saat pelajaran berlangsung,
penyelenggaraan belajar malam bersama wali kelas berlangsung dari jam 20.00WIB-21.45WIB.
Kegiatan mingguan meliputi: pertemuan Guru KMI setaip hari Kamis untuk mengevaluasi kegiatan
akademik oleh Direktur KMI, non-akademik oleh pimpinan pondok. Kegiatan tengah tahunan; ujian
tengah semester I dan II dan ujian akhir semester I dan II. Kegiatan tahunan meliputi kegiatan
sebagai berikut: Fath al- Kutub, yakni latihan membaca kitab-kitab berbahasa Arab untuk kelas V
(kitab-kitab klasik) dan Kelas VI (kitab klasik dan kontemporer). Santri diberi tugas untuk membahas
persoalan-persoalan tertentu dalam akidah, fiqh, hadis, tafsir, tasawuf, dan lainnya. mereka
membuat laporan dan menyerahkan kepada guru pembimbing untuk dievaluasi. Fathul Mu jam, yakni
latihan dan ujian membuka kamus berbahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan berbahasa Arab santri, terutama dalam mencari akar dan makna kosakata. Manasik
al-hajj, latihan ibadah haji bagi siswa, berlokasi di lingkunagn kampus, dibawa bimbingan guru ahli.
Al-Tarbiyah al-amaliyah, yaitu praktik mengajar untuk kelas VI. Dilaksanakan menjelang akhir masa
studinya. Seorang santri melaksanakan praktik sementara kawan-kawannya yang satu kelompok
dengan mengamati dan selanjutnya memberikan evaluasi (naqd) dengan bimbingan guru senior. Al-
Rahlah al-iqtishadiyah (economic study tour): kunjungan ke dunia usaha dan kewiraswatan, untuk
menanamkan jiwa kemandirian dan kewiraswastaan kepada para santri

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 307


BAB SEBELAS
MENANAM KURMA DI LASKAR
SANTRI GONTOR DALAM MANAJEMEN
PENDIDIKAN (ILMU,SENI DAN
BUDAYA ISLAM)

JIKA PENULIS MENGAMBIL BENANG MERAH DARI DESKRIPSI SELURUH RANGKAIAN MANAJERIAL
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SERTA SISTEM PENGASUHAN BERBAGAI LINI YANG ADA DI PONDOK PESANTREN
MODEREN GONTOR , BAIK SECARA SUBTANSIAL, LANDASAN TEORI MAUPON LANDASAN THEOLOGIS PADA HASIL
RISET DENGAN KESEIMBANGAN TEORI BLUE OCEAN MAUPUN PENGEMBANGANYA MELALUI ANALYSIA SPIRAL
DINAMICT SYSTEM, MENUNUJUKKAN GAMBARAN SESOSOK SANTRI/ WATI YANG TUMBUH BAGAIKAN MENANAM
BIJI KURMA YANG DITANAM DALAM LUBANG YANG SANGAT DALAM DIATASNYA DIYUMPANGI BONGKAHAN BATU
DAN TANAH LIAT YANG SANGAT KUAT DAN DITUTUPI DENGAN BONGKAHAN TANAH YANG KERAS YANG MAMPU
MENJADIKAN BIJI KURMA MAMPU MENDONGKAK BONGKAHAN BATU DAN TANAH YANG KERAS SEHINGGA KELUAR
AKAR DAHAN DAUN YANG MENJULANG DAN MENGHASILKAN BUAH KURMA YANG MAMPU MEMBERIKAN KEKUATAN
IMAN DAN ISLAM YANG DIBUTUHKAN SEBAGAI NUTRISI YANG MENJADIKAN HATI, IMAN, ISLAM, ICHSAN YANG
HAKIKI DAN KAFFAH DALAM TUBUH YANG SEHAT JASMANI MAUPUN ROHANI UNTUK KEMASKAHATAN DUNIA DAN
AKHIRAT. HAL INI BERDASARKAN ANALISIS YANG DAPAT DIRINCI DIANTARANYA SEBAGAI BERIKUT :
Pertarna; Hampir 100 % keseluruhan program, kebijakan ,model, system , langkah, sifat,
pembentukan character, system pengasuhan, pendidikan, pengajaran , belajar mengajar, system
kemasyarakatan, system manajerial, system pembentukan kedisisplinan, kewiusahan ,kemandirian
seutuhnya memiliki kasamaan bergerak langkah untuk mengabdi dengan berlandaskan pada Trimurti
serta seluruhnya dalam satu atap baik oleh sumber daya manusia maupun sumber daya non
manusia termasuk tanah dalam berpijak , serta kesamaan alasan paradigma keilmuan dan landasan-

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 308


landasan yang menjadi framework pada PonDok Pesantren Moderen Gontor khususnya yang
dijadikan focus Riset( PPMG Pusat 1 Putra Ponorogo, PPMG Putra 3 Gurah Kediri dan PPMG Putri 5
Kandangan Kediri ) Jawa Timur ) dengan PPMG pusat maupun cabang-canag lainnya baik PPMG putra
maupun PPMG Putri yang tersebar di seluruh Indonesia , Perbedaannya hanya pada penyesuaian
kebutuhan dn lokasi dimana Pondok Pesabtren Modern itu berada . Tetapi memberikan perpaduan
dengan pendidikan umumnya serta diaplikasikan melalui kegiatan terkait dengan Ilmu, Seni dan
Budaya bangsa di Negri ini yang dalam hal ini dituntut mampu bersaing dengan tangkas dalam
kompetisi; bagaimana secara cerdik membaca persaingan, menyusun strategi barbagai program
yang integritas islami dan kerangka kerja yang sistematis guna menciptakan Samudra Biru .
Pada hasil penelitian ini Konsep Blue Ocean Strategty dapat diterapkan dalam mengelola
perencanaan berbagai program agar dapat berdaya saing tinggi yang didasari oleh spectrum
Spiral Dynamic. Daya saing yang kuat, akan tumbuh pada lembaga atau instansi khususnya
pesantren danpendidikan yang berlandasan agama islam yang sudah mampu "menjual
kepercayaan" seluruhnya ada pada PPM Gontor tesebut. Pengintegrasikan antara ilmu pengetahuan
umum dan ilrnu agama semua yang terdapat di Gontor memiliki paradigma yang substansinla sama
paradigma keilmuan berlandaskan pada landasan teologis yang dibangun pada diri muslim.
Penyusunan komponen-komponen pembelajaran dilakukan berdasarkan kerangka dasar sistemik
keilmuan yaitu integrasi ilmu dan integrasi interkonektif yang dikembangkan berdasarkan
pendekatan manajemen mutu pembelajaran dan mutu pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip
Kayzen dalam plan, do, check and action pendidiian yang beperspektil Qur'ani. Pondok Pesantren
Modern Gontor pusat maupun cabang di seluruh Nusantara Indonesia ini semua memiliki paradigma
yang substansinya sama , paradigm dibingkai dalam konsep Trimurti yang terkaver didalamnya
knowledge, piety, integrity, dan intergratif-interkonektif. Landasan-landasan yang diiadikan
framework dalam manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam terhadap para santri dan
santriwati dalam progam-program intra,extra kurikuler khususnya dalam program yang rutinitas
digelar sebagai program wajib berupa exchool seluruhnya dilakukan dianalisis, diproses dirancang
dibuat ,dibiayai, dilaksanakan, dikembangkan ,dievaluasi, diaplikasikan, diimplementasikan,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 309


dipromosikan, diinterkonektifkan ,dan lainnya seluruhnya dari Santri untuk santri sebagai dakwah
bagi masyarakat dan bangsa Indonesia berlandaskan pada Landasan teologis yarrg dibangun
pada Qs-al-Mujadalah (58):11, yang berbunyi “ Allah mengangkat derajat orang-orang diantara kamu,
yaitu mereka yang beriman dan diberi ilmu pengetahuan dan Allah mengetahui apa yang kamu
kejakan”. Selain landasan teologis, landasan yuridis, filosofis, kultural sosiologis, dan psikologis
dijadikan sebagai landasan dalam proses Pengembangan Teori Bue Ocean Strategy dengan
keseimbangan Spektrum Dynamic System dalam Manajemen Pendidikan (Ilmu, Seni Dan Budya)
terhadap Pribadi Manusia Muslim di PPMG.
Kedua penyusunan komponen-komponen program pendidikan , system pengajaran,
system pengasuhan dan pembelajaran pengkaderan, kedisiplinan , system pembentukan character
dan program-program kegiatan intra dan ektra kurikuler seluruhnya berdasarkan kerangka dasar
sistemik keilmuan yaitu integrasi ilmu dan integrase interkonektif yang dikembangkan
berdasarkan pendekatan manajemen mutu berdasarkan prinsip-prinsip Blue Ocean strategy, spiral
dynamic dan prinsip Kyzen dalam plan, do, check and action dan pendidikan yang beperspeklif
Qur'ani. Kerangka dasar keilmuan tersebut menjadi satu rangkaian sistemik dalam struktur
kehidupan setiap_muslim, yang menyentuh seluruh domain yang disebutkan oleh Allah dalam
kitab suci Al-Quran Null Karim yaitu iman. ilmu dan amal. Semua Konsep dan kebijakan Gontor
pada Pondok Pesantren Modern Gontor ini dalam manajemen pendidikan ilmu, Seni dan Budaya
adalah dilaksanakan diagnosis (identifikasi dan analisis kebutuhan terhadap tuntutan
perkembangan masyarakat, tuntutan lapangan dan tuntutan dunia usaha ancaman intemal dan
tantangan eksternal. Berdasarkan diagnosis ini maka disusunlah perencanaan stratcgik terhadap
perumusan komponen-"komponen berbagai program yang telah dirancang dan dievauasi secara
rutin serta terus menerus dikembangkan penuh kreatif, inovatif dan efisiensi kerja yang maksimal
dengan berlandaskan pada Trimurti , serta mengintegrasikan dalam ilmu agama science dan
vocasional knowledge oleh kebijakan yang telah tertanam pada para pendiri wakaf, para pemangku
pesantren Gontor, Pejabat pemerintah terkait , para pengasuh dan Pembina, para ustad dan
ustadah, para santri dan para wali santri serta masyarakat ikut andil dalam pmberi keputusan dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 310


kebijakan pada semua lini program kegiatan di Pondok Pesantren Modern Gontor tersebut,
diantaranya meliputi; (1) tujuan (aims/developmental goals/ obyektives) yang memperhatikan
aspek keunggulan dengan berbasis pada Kompetensi (contpetence based curriculum); isi atau
materi pembelajaran/ pendidikan dan pengajaran (content) berbasis pada kebutuhan
stakeholders, yang diorganisir berdasarkan ko-ponen pokok pembelajaran dan kompetensi
pendukung, maupun kelompok mata pelajaran kompetensi lainnya; (2) strategi pembelajaran
(teaching strategy / learning of experiences) yang sesuai karakter 'kompetinsi yang diinginkan;
Ketiga; analisis f'aktor ekstemal dan intemal dalam proses perencanaan dalam manajemen ilmu,
seni dan budaya tersebut menggunakan pendekatan prinsip-prinsip need analysis dan pendekatan
analisis swot dalam menganalisis proses perencanaan kurikulumnya. Need analysis dilaksanakan
relevansi dengan tuntutan dan kebutuhnn stakeholders, karakteristik sasaram, potensi
Information communication, Technologies dan Trend perkembangan masa depan. Sementara
Penggunaan analisis SWOT tidak digunakan pada PonPes Modern Gontor mengingat analisys Swot
tidak memiliki cara antisipatif secara langsung dalam mencapai keunggulan bersaing dan dikritik
sebaga Red ocean Strategy yang kurang relevan lagi digunakan sebagai langkah strategis
dalam persaingan mendorong organisasi / Lembaga dalam bentuk pendidikan pada pesntren atau
pendidikan yang bernafaskan Islam saat ini bahkan masa yang akan dating sekalipun. Jika mengacu
pada Peranan pusa - pusat keilmuan sebagai wadah kegiatan penelitian, pembelajaran, dan
pelatihan Pondok Pesntren Modern Gontor telah memenuhi , Sebagai bangsa dan Negara yang
memiliki sumber- sumber keilmuan yang mendukung kegiatan penelitian, pembelajaran dan
pelatihan yang cukup diakui dan dikagumi oleh dunia, terutama berupa kekayaan sumber daya
alam, sesungguhnya lebih terbuka peluang untuk menjadi bangsa yang maju. Namun sumber-
sumber keilmuan itu cukup diolah dan dimanfaatkan dalam berbagai bentuk dan jenis pendidikan
yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat. Peran pusat- pusat keilmuan itu, terutama adalah
dalam a). Memanajemen sumber- sumber keilmuan itu sebagai kekuatan yang mendukung
pendidikan akademis, profesi, danketerampilan; b) Menjembatani dan menginformasikan
sumber- sumber keilmuan itu untuk memajukan dan memperbarui sistem dan kebijakan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 311


pendidikan nasional; dan c) Memelihara dan sekaligus mengembangkan sumber- sumber
keilmuan itu sebagai bagian dari kekayaan dan kebanggaan bangsa dan Negara.
Ketiga, Peranan pusat- pusat seni dan budaya sebagai wadah kegiatan pendidikan dan
kebudayaan, seperti museum dan sanggar- sanggar seni dan budaya yang tersebar di berbagai
daerah merupakan wahana secara tidak langsung memiliki arti penting dan stra tegis bagi proses
pembangunan bangsa. Peran utamanya adalah a) Menerjemahkan nilai- nilai seni dan budaya yang
dimiliki sebagai landasan proses pembangunan bangsa; dan b) Memelihara dan mengembangkan
seni dan budaya sebagai kekayaan dan kebanggaan bangsa da n negara. Selama ini peranan
pranata kependidikan masih tampak bergerak sendiri - sendiri dan belum membentuk sinergi
positif yang mendukung proses pembangunan bangsa. Masing- masing lebih banyak melihat dunianya
sendiri dan kurang membuka dan saling memberi akses. Sehingga, makna pendidikan mengalami
“penyempitan” dan “reduksi”. Bahkan “mandek”, terkurung dalam sistem sekolah, madrasah, dan
perguruan tinggi. Menurut Malik Fadjar selama ini peranan pranata Pendidikan masih tampak
bergerak sendiri- sendiri dan belum membentuk sinergi positif yang mendukung proses
pembangunan bangsa. Masing- masing lebih banyak melihat dunianya sendiri dan kurang membuka
dan saling memberi akses. Sehingga, makna pendidikan mengalami “penyempitan” dan
“reduksi”. Kaitan Ilmu dan Moral wacana mengenai hubungan diametral antara moralitas dan
sikap ilmiah sebenarnya pernah menjadi topik yang diperselisihkan. Penyebabnya karena masing -
masing moral dan ilmu termasuk ke dalam genus pengetahuan yang mempunyai karakteristik
tersendiri. Apabila hakikat moral adalah petunjuk- petunjuk tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, maka ilmu memiliki sifat sebaliknya. Yakni, senantiasa berupaya
mengungkapkan realitas sebagaimana apa adanya. Verifikasi moral dan ilmu demikian hampir
mendirikan ilmu sebagai pengetahuan bebas nilai, lebih lebih yang bersifat dogmatis. Sedangkan
moral selalu cenderung memaksakan nilai - nilai itu, meski terhadap argumentasi - argumentasi
ilmiah sekalipun. Namun kalau dicermati secara lebih seksama, pandangan mengenai dikotomi ilmu-
moral ini dapat berakhir dengan satu titik temu, yakni keterkaitan yang tak terpisahkan antara ilmu
dan moral itu sendiri. Sebab pada kenyataannya, perkembangan ilmu tidak dapat dilepaskan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 312


dari etika dan moral. Dalam pandangan Islam , ilmu dan moral adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan. Malik Fadjar menyebutkan bahwa meskipun al - Qur‟an dan hadis Nabi saw berulang
kali menyuruh umat manusia mencari ilmu, tapi kunci keselamatan manusia di dunia dan
diakhirat pada akhirnya tidaklah ditentukan oleh ilmu sendiri, tetapi oleh moralitas dan
akhlaknya. Itulah sebabnya Nabi saw menegaskan akhlakul karimah. Meskipun di dalam proses
penyempurnaan akhlak itu, ilmu menjadi prasyaratnya. Bahkan secara nyata di dalam al - qur‟an,
Allah swt mengecam sebagian kaum ilmuwan yang menggunakan ilmunya untuk mendustakan
Allah. Dan dengan demikian, ilmu juga tidak menjamin menjadi petunjuk bagi pemiliknya.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Albaqarah : 204. Artinya:“ Dan di antara manusia ada orang
yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras”.
Dari simpulan penelitian ini dirumuskan beberapa prinsip dasar(basic Principles ) sebagai berikut
1. Jika desain Manajemen Pendidkan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim
dikembangkan dengan teori dan prinsip-prinsip yang dibangun dalam Teori Bue Ocean Stategy
dan dikembangkan melalui Spiral Dynamic System khususnya di Pondok Pesantren Modern
Gontor yang dibangun diatas landasan-landasan yang kuat maka akan mendorong ( driving
Force) pencapaian mutu pendidikan, pembelajaran yang terintegrsi bersama alkhlak dan moral
Nul kharimah berlandasan Ilmu, Iman, dan Amal saleh pada diri manusia muslim yang menjadi
harapan umat Islam didunia ini.
2. Jika seluruh Perencanaan Program ternmasuk kurikulum dalam system pengasuhan lebih
dimodivikasi dengan inovasi dan kreativitas sumber daya didasarkan pada perencanaan
strategic dalam Manajemen Pendidkan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim
dikembangkan dengan teori dan prinsip-prinsip yang dibangun dalam Teori Bue Ocean Stategy
dan dikembangkan melalui Spiral Dynamic System khususnya di Pondok Pesantren Modern
Gontor maka dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran, pengajaran ,
kegiatan intra dan ektrakurikuler atau Exchool lebih terinspirasi alagi untuk kedepan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 313


3. Jika Program intra/ ektra atau Exchool didasarkan pada Pondok Pesantren dan Pendidikan
yang bernafaskan Islam mengacu pada seluruh Trimurti PonPes Modern Gontor dan didasarkan
/ berlandaskan pada diagnosis, maka dapat memenuhi harapan stakeholders., dan jika
dilaksanakan densain dengan competence based curriculum , maka akan mcnghasilkan
kompetensi lulusan yang memiliki integrated personality dan sosok Ulul albab dan jika
dikelola dengan komitmen dan fastabiqul khairat, maka mampu menciptakan daya kompetitif
yang tinggi seperti alumni-alumni PonPes Gontor yang tersebar didunia ini.

Dengan demikian Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) telah membuktikan dari hasil
Riset menunjjukkan bahwa :
1. Konsistensi pondok pesantren yang memiliki tujuan, terwujudnya generasi mukmin muslim yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta berkhidmat
kepada masyarakat berpijak pada kehidupan dan penghidupan pada azas Trimurti. Dimana
Lahirnya ulama yang intelek yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir. Serta terwujudnya
warga negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Apabila melihat kepada pendirian pesantren Gontor yang begitu lama sejak dulu hingga sekarang,
pesantren telah memposisikan dirinya di beberapa tempat yang strategis yaitu; pesantren
gontor sebagai lembaga pengembangan ilmu agama dalam istilah lain tafaqquh fi al-din, dimana
pesantren Gontor sebagai medium dakwah dan tempat perjuangan yang melahirkan sumber
manusia, juga merupakan institusi yang mengabdi bagi masyarakat dengan komitmennya amar
ma’ruf nahi munkar dalam berbagai bentuk Eksistensi dan Kontribusi Pondok Modern Darussalam
Gontor… ketiga posisi ini, maka keberadaan pesantren gontor telah memerankan berbagai aspek
pembangunan kepada masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
3. Telah dibuktikan peran pesantren Gontor dari aspek pendidikan dapat dilihat melalui dua sudut
iaitu internal dan external. Secara internal dapat merujuk kepada jumlah santri pesantren Gontor
seramai 4043 santri dengan asal daerah pelajar dari berbagai negeri bahkan antar bangsa. Para
santri duduk di asrama dalam waktu 24 jam, kiai dan guru sebagai public figure merupakan
pendidikan karakter yang memotivasi semua potensi kemanusiaan sama ada intelektual,

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 314


spiritual, mental maupun fisik untuk menuju kesempurnaan yang sempurna. Apa yang dilihat,
didengar dan dilakukan oleh santri semuanya mengandung nilai pendidikan.
4. Secara internal pesantren Gontor telah mempersiapkan sumber manusia yang setia mengabdi
di masyarakat. Manakala secara external pesantren telah meberantas buta huruf dengan
berbagai usaha seperti Pesantren Gontor telah menubuhkan cabang sebanyak 18 pesantren di
seluruh Indonesai, menubuhkan pusat-pusat kajian Islam (Islamic centre) di berbagai daerah,
Madrasah ibtidaiyyah dan kelas-kelas bimbingan al-Quran (TPA). Selain itu pembangunan sumber
manusia di pesantren gontor bukan hanya sebatas pembekalan pengetahuan dan keterampilan
saja, melainkan nilai-nilai moral dan agama senantiasa menjadi perhatian utama di pesantren.
Seperti penanaman aspek spiritual yang membangunkan jiwa dan roh dalaman manusia, materi-
materi fardhu ‘ain, zikir-zikir, hifzul al-Quran, termasuk kajian kitab-kitab turath dan lain-lainnya.
Sehingga pembangunan tidak dipesongkan dari aqidah, segala aktivitas selaras dengan ajaran
Islam yang bernilai ibadah dan pelaku pembangunan memiliki sifat jujur, amanah dan berakhlak
mulia, dengan menubuhkan Islamic centre diberbagai wilayah dan Kota, membuat majelis-
majelis ta’lim untuk masyarakat dan para pekerja di pesantren, melalui media cetak seperti
risalah-risalah dan majalah serta menubuhkan sebuah setasiun radio dan television yang dapat
diakses untuk masyarakat yang lebih luas, melalui laman sesawang Pesantren Gontor sebagai
medium sosial zaman modern serta pengiriman lepasan pesantren untuk mengabdi ke
pesantren-pesantren di seluruh di Indonesia selama satu tahun.
5. Membuktikan visi PMDG sebagai lembaga pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat
ibadah dan thalab-alilmi, serta menjadi sumber ilmu pengetahuan Islam, bahasa Al-Quran dan
ilmu pengetahuan umum dengan tetap berjiwa pesantren, dimana telah mengajarkan ilmu
pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT Boarding School SystemPondok Pesantren adalah sistem pendidikan berasrama di
mana tri pusat pendidikan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Sekolah, keluarga, dan
masyarakat berada dalam satu lingkungan sehingga lebih memungkinkan dalam menciptakan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 315


suasana yang kondusif dan memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara iman, ilmu, dan amal,
antara teori dan praktek dalam satu kesatuan.
6. Dibuktikannya berbagai program didukung oleh keberadaan siswa dimana dalam pesantren
selama 24 jam. Pondok Pesantren Modern Gontor merupakan Miniatur Masyarakat Islami: Sebuah
masyarakat mini yang terdiri dari santri, guru, dan pengasuh/kyai. Ini adalah sebuah masyarakat
kecil (a mini society) yang sesungguhnya. Dalam tradisi pesantren, para santri merupakan subjek
dari proses pendidikan, mereka mengatur kehidupan mereka sendiri ( self government) melalui
berbagai aktifitas, kreatifitas, dan interaksi sosial yang sangat penting bagi pendidikan mereka.
Agama 100% Umum 100%: Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, karena
orientasi pendidikan dan pengajaran di adalah penanaman aqidah sebagai asas, menuntut ilmu
sebagai ibadah, dan kemasyarakatan sebagai amal.
7. Dibuktikannya dalam Manajemen pendidikan Ilmu ,Seni dan Budaya Islam santri-santri di
Pondok Pesantren modern Gontor ini , dapat mengintregasikan seluruh koponen
manajemen pendidikan yang ada Ilmu, Amal, dan Imannya bisa bersinerg i dengan
pendidikan seni dan budaya sebagai pendidikan diluar kurikulum pembelajaran yaitu
sebagai kegiatan ekstrakukrikuler/ Exschool, yang semua manajemenya (dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, hasil, dampak sampai
pada sarana prasarana, anggaran, pementasan, kolaborasi, kerjasama, informasi,
publikasi , diformulasi dan lainnya) dilakukan oleh-santri-santri tampa melibatkan dari
fihak lembaga Pondok, mereka fihak lembaga hanya memberi perizinan dan dukungan moril
untuk setiap kegiatan oleh para pengasuh dan pembinanya . Para santri mampu
melaksanakan segala kegiatan ekstrakulrikuler yang sangat spetakuler sampai ke manca
Negara mendapat berbagai penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain,
melalui Program pengasuhan dalam berbagai kegiatan Exschool yang digelar secara rutin
dan konsisten secara serentak dan langkah yang sama seluruh PPM gontor pusat maupun
cabang yang tersebar di nusantara indonesia ini . Seperti Apel tahunan yang merupakan
icon terbesar di awal tahun ajaran perkenalan / orientasi menyambut santri/ santriwati

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 316


baru, Drama Arema, kunjungan dari berbagai bangsa dan Negara dan lainnya yang mampu
mendongkrak dan berbagai aspek di manyarakat sebagai dakwah melalui Ilmu, Seni dan
Budaya yang telah diakui seluruh bangsa yang sangat spektakuler dan mengagumkan.
implikasi penelitian yang perlu diperhatikan sebagai catatan ke depan. Pengembangan Teori
Blue Ocean Strategy dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan personal
yang ada pada diri manusia muslim di PonPes Modern Gontor berbasis perencanaan strategik
pada Islam tersebut sebagai berikut; :
1. Berdasarkan temuan Riset bahwa manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya khususnya yang
dibangun berdasarkan paradigma keilmuan baik Integrasi Ilmu maupun integrasi interkonektif
serta landasan filosofis, psikologis, sosiologis, teologis yang kuat, dapat membangun budaya
mutu pendidikan , pengajaran , belajar dan pembelajaran serta program kegiatan intra/ ekstra
/ Exscool yang dibanguun dengan system pengasuhan di Pondok Pesantren modern gontor yang
terintegrasi dengan penuh dipandang dari dalam berbagai aspek , yang sesuai dengan core
values, baik nilai teologilg nilai etika dan estetika nilai akademik, scientific (logic) dan nilai
teleologik. Hal tersebut berimplikasi pada paradigrna berpikir dan bertindak bagi civitas
akademika dan masyarakat dan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan dan sasaran mutu
proses dan hasil pendidikan yang telah ditetapkan. Sehingga sistem yang diterapkan tidak
kehilangan ruhnya, atau hanya sekedar pemenuhan dokumentatif saja- melainkan dipahami
dan dihayati oleh semua civitas akademika dan seluruh komponen sumber daya khususnya untuk
seluruh Pondok pesantren atau Pendidikan yang bernafaskan agama islam yang tersebar di
seluruh Indonesia bahkan didunia. Sedangkan yang disusun berdasarkan: identifikasi dan
analisis kebutuhan, tujuan. visi. misj, dan sasaran dari Ponpes merupakan hal sangat
penting dalam merumuskankan koponen- komponen sumber daya . Hal tersebut berimplikasi
pada meningkatnya daya saing dan mutu pendidikan sehingga harapan dan tuntutan
masyarakat dan stakeholders dapat terpenuhi

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 317


2. Berbagai macam pelatihan baik itu seminar, lokakarya, workshop Bedah buku, kesenian,
budaya dan berbagai kegiatan yang dapat menunjang pendidikan di ponpes merupakan langkah
strategik dalam mengembangkan program pendidikan Agama Islam program kegiatan seni
budaya dan program kewirausahaan yang merupakan frame work yang harus terus dibina dan
dikembangkan sebagai dakwah dalam system kesejarteraan civitas akademika di lingkungan
PonPes tersebut. perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kompetensi seluruh sumber daya .
'Hal ini berimplikasi pada partisipasi mereka dalam proses pengembangan team work agar
sistm yang dapat dilarksanakan secara elfeklif dan efisien. Karena sistem manajerial
pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya bagi manusia muslim dibutuhkan pemahaman yang
menyeluruh dari semua komonen dan sumber daya yang hakiki dalam pribadi muslim yang
kaffah dalam Pospes khususnya dan Pendidikan Islam lainnya, tentu saja perlunya kontinuitas
evaluasi yang konsisten yang seperti dilakukan oleh civitas dan sumber daya Ponpes Modern
Gontor selama ini dalam menjalankan amanah dalam kinerjanya
Dengan demikian sangat dibutuhkannya pengelolaan pemeliharaan dan pengembangan
khususnya diantaranya : Pengelola Ponpes Modern Gontor Khususnya yang dijadikan focus penelitian
dalam Blue Ocean Strategy dikembangkan melalui Analysis Spirl Dynamics dalam system
pengasuhan kegiatan ekstrakurikuler/ Exschool khususnya dalam Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni
dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan personal yang ada pada santri/
santriwati agar : (1) Mempertahankan dalam mengembangkan lingkungan akademis maupun
lingkungan pembentukan character para santri/ wati tetap lebih kondusif dari berbagai aspek masih
perlu dukungan yang lebih esensial lebih menyemarakkan berbagai kegiatan exschool yang
spektakuler yang memberikan dakwah bagi masyarakat dan dunia islam di negri tercinta ini , perlu
ditingkatkan secara terus menerus agar kedepan dapat mendukung aplikasi berbagai seni budaya
islam yang dapat dicontoh khususnya oleh Pondok Pesantren lainnya atau pendidikan lain yang
bernafaskan islami bahkan oleh Lembaga/ istitusi pendidikan umum lainnya untuk sampai pada
Lembaga pendidikan sejuta umat berbsis Blue Ocean stategy dengan keseimbangan prinsip spiral
dynamic yang terintegrasi dengan kekuatan ilmu, Iman dan amal saleh berbasis manajemen

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 318


strategic yang mampu menembus manusia muslim di seluruh nusantara Indonesia ini bahkan
seluruh dunia. (2) Memperkuat konsorium program program kegiatan ektrakurikulter/ Exschool
melalui Langkah-langlah perencanaan Strategik pengasuhan para santri/ satriwati dalam
Mengatasi Faktor Eksternal dan Internal sehingga mampu menyusunan Kegiatan Ektrakurikuler (
Exschool ) di Pondok Pesantren Gontor sesuai kebutuhan dan konteks ekternal sebagai penerapan
dalam perumusan Visi ,Misi, tujuan program kegiatan Exschool ; serta penetapan profil sampai pada
perumusan konpetensi, sehingga berbagai pandangan dalam seni budaya islam dapat memberikan
kemudahandan kebermamfaatan bagi masyarakat dan pegguna seluruh stakeholders yang
membutuhkannya; (3) Meningkatkan kerjasama antar Pondok Pesantren dan Institusi Pendidikan
lainnya secara lebih intensif dan simultan di bidang pcngembangan kegiatan exchool khususnya
dalam system manajemen pendidikannya Ilmu seni dan budaya islam yang lebih baik. maka dapat
dilakukan dengan mengundang Pondok Pesantren Modern Gontor yang telah maju untuk menjadi
instruklur dan fasilitator dalam peningkatan mutu pendidikan intra maupun ektra akademik yang
lebih terintegrasi interkonektif dalam berbagai aspek kehidupan selaras dengan kebutuhan pasar;
(4) Meningkatkan peranan pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung (stakeholders )
pada peningkatan mutu pendidikan melalui perencanaan manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan
Budaya ) berbasis manajemen strategic. mulai dari program Penyusunan sampai pada implementasi
dan evaluasi sasaran dan program program peningkatan mutu pendidikan, mutu program Exschool
dalam bidang seni budaya keorganisasian sampai pada kewirausahaan; (5) Meningkatkan mutu
Pondok Pesantren pendidikan tinggi Islam secara maksimal bagi Pondok Pesantren Modern Gontor
tersebut khususnya, sekaligus menjadi bahan pertimbangan dokumentatif bagi tim perencana
system pengasuhan dalam program kegiatan Exschool, Tim peneliti merekomendasikan untuk desain
proses Program Seni, budaya Islam yang spektakuler dengan harapan dapat meningkatkan mutu
proses dan mutu hasil merupakan bagian dari pencerahan dakwah Islam melalui program kegiatan
Exschool seperti halnya yang selalu menjadi program wajib tahunan, bulanan, bahkan mingguan yang
digelar secara kontinyu dan konsisten ntuk pendidikan ke depan. Selain itu Para P emangku
kebijakan baik ditingkat daerah, propinsi maupun pusat melalui Kementerian Agama RI dan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 319


Kementerian pendidikan Nasional, agar; l) Memberikan perhatian yang serius terhadap praktek
pendidikan di Pondok Pesantren atau pendidikan Islam lainnya baik di tingkat satuan pendidikan
maupun terlepas dengan itu khususnya berkaitan dengan manajemen Ilmu, Seni dan Budaya islam
berbasis manajemen strategic dengan mengkaji dan mengadopsi standar internasional untuk
diimplementasikan serta mempublikasikan , lebih aktif mensosialisasikannya pada Pondok Pesntren
, pendidikan Islam lainnya di berskala nasional maupun intemasional untuk meningkatkan mutu
pendidikan seni buudaya Islam di Indonesia . Para pakar , peneliti, bidang apapun (biidang
Manajemen pendidikan dan Peneliti lain. Penelitian ini dapat dikembangkan kembali untuk
rnenggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen Pendidikan
Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui kajian yang lain yang mampu mendongkak
lebih mendalam untuk kemajuan pendidikan islam lannya yang ada di Indonesia . .
Dalam perkembangan Sejarah Manajemen Ilmu Seni dan kebudayaan yang dimiliki peradaban
Islam di Pondok Pesantren Modern Gontor, sangatlah penting untuk diteliti berdasarkan perspektif
pandangan hidup. Hal ini dikarenakan setiap aktivitas keilmuan di suatu masyarakat akan
membentuk cara pandang mereka terhadap dunia. Pandangan hidup yang dibangun di atas elemen-
elemen ilmiah inilah yang kemudian mengkonstruksi Ilmu Seni dan budaya masyarakat tersebut
dalam perspektif Pendidikn Islam. Maka diwajibkannya manusia untuk memiliki Ilmu, Seni dan Budaya
yang baik salah satu diantaranya adalah dalam pendidikan Islam. Juga disebabkan belum
teraktualisasikan paradigma keilmuan inregrasi ilmu , Iman dan amal Saleh dan yang menjadi
dasar ,landasan kuat bagi setiap muslim pada embaga pendidikan bernafaskan Islam untuk
merwuiudkan visi dan misinya secara bersama-sama. Penyelesaian dalam permasalahan yang
lebih krusial dalam hasil Riset ini diantaranya adalah santri-santri di PPM Gontor ini dapat
mengintregasikan seluruh koponen manajemen pendidikan Ilmu, Amal, dan Imannya bisa
bersinergi dengan manajemen pendidikan Ilmu seni dan budaya sebagai kegiatan Exschool,
dari semua manajemenya (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi,
pengawasan, hasil, dampak sarana prasarana, anggaran, pementasan, kolaborasi, kerjasama,
informasi, publikasi , diformulasi dan lainnya) dilakukan oleh-santri-santri tampa melibatkan

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 320


dari fihak lembaga Pondok, hanya memberi perizinan dan dukungan moril para pengasuh dan
pembinanya .Para santri mampu melaksanakan segala kegiatan ekstrakulrikuler sangat
spetakuler mendapat berbagai penghargaan dan kehormatan dari berbagai Negara lain. Hasil
Riset yang ditulis dalam buku ini berdasarkan landasan filosofis dari filsafat Idealisme dan
filsafat pendidikan lslam dibangun oleh beberapa teori yaitu Spiral Dynamic System dari Beck
dan Cowan. Blue Ocean Strategy oleh Kim dan Mauborgne, Strategic planning dari Bryson. Riset
ini mcnggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan naturalistik. Prosedur
pengumrpulan data melalui observasi, wawancara, study lapangan dan studi dokumentasi. Fokus
penelitian ini adalah mengkaji Manajemen pendidikan (Ilmu, Seni Dan Budaya) Islam pada manusia
Muslim yang ada di Pondok Pesantren Modern Gontor(PPMG) jawa Timur dengan melalui
pengembangan teori Blue Ocean Strategy yang dikeseimbangkan dengan Analisys Spiral Dynamic
System. Hasil riset telah membuktikan secara integritas dalam mendiskripsikan dan menganalisis
masalah: 1)Kerangka dasar keilmuan dan landasan-landasan yang menjadi framework dalam
manajerial Ilmu, Seni dan Budaya dalam kegiatan Exschool yang ada di Gontor; (2) analisis faklor-
faktor ekstemal dan intemal dalam proses program Exschool 4) langkarh-langkah strategis
dalam meminej program Exschool khususnya dan umumnya berbagai deskripsi krusial yang
menunjang dan terkait dengan penelitian ini. Temuan menunjukkan bahwa paradigma keilmuan
integrasi ilmu yang dibangun oleh PonPes Modern Gontor adalah integrasi-interkonektif merupakan
unsur dominan yang dapat dijadikan Frame Work dan sebagai driving force sumber daya dalam
manajerial pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia muslim (para santri/wati di PPMG
tersebut yang memperhatikan aspek keunggulan dengan berbasis Competence based Art, Culture
and Sience yang spektakuler dengan melalaksanakan diagnosis yaitu identilikasi dan analisis
kebutuhan dengan pendekatan need assessment terhadap tuntutan perkembangan masyarakat
dan kewirausahaan yang inovatif dan produktif. Hasil Riset ini dapat diiadikan referensi atau cermin
untuk penelitian yang concent pada studi Seni Budaya Islam Dengan kebijakan pemerintah lainnya
mengenai pendidikan dcngan meleharkan kajian riset tidak hanya terbatas pada aspek yang
ditetapkan Riset ini. Tetapi memperluas ke aspek lain misalnya aspek implementasi dan proses

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 321


evaluasi tentang seni budaya islam di Pondok pesantren atau di intitusi Pendidikan Agama lslam
yang memliki landasan keilmuan dan paradigma berpikir dibangun dan diperkuat dengan values
system yang berfungsi sebagai sebagai ruh Pcndidikan islam , agar dapat Menggerakan semua
sumbcrdaya yang ada baik manusia maupun non-manusia sehingga menjadi driving force bagi
umat muslim yang hakiki dan kaffah
Dengan mengintegrasikan antara ilmu agama, science, Art , culture, Vocationa Knowledge, life
skill, operational skill and Value Skil. Langkah -langkah strategik dalam manjerial di PPM Gontor
berdasarkan karakteristik prinsip manajemen strategic adalah: (l) melaksanakan analisis
eksternal, analisis kebutuhan dan konteks; (2) merumuskan visi misi dan tujuan program dengan
integrasi-interkoneksi); (3) menciptakan Strategi Public Relations dalam Membangun PMDG yang
Visioner dengan Visi dan Misi yang jelas dan terukur; (4) Manajemen Pendidikn Ilmu Seni Budaya
Islam di PPMG memliki landasan keilmuan dan paradigma berpikir diperkuat dengan values system
berfungsi sebagai ruh pendidikan Islam, Sistem yang dibangun benar-benar terintegrasi dengan
fasilitas memadai sehingga dapat menggerakan sumber daya menjadi driving force bagi umat yang
hakiki dan kaffah sehingga terjadi kaderisasi yang mampu mengkoordinasikan segala kegiatan di
PMDG berjuta inovasi, kreasi spektakuler dan Alumni-alumni PMDG menjadi Agen Public Relations
dan menyampaikan dak’wah positif bagi masayarakat terkait apa yang dia lihat, yang dia dengar
dan dia rasakan ketika mereka mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Moderen Darusallam
Gontor Indonesia.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 322


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Syukri Zarkasyi,M;;2016. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren: Pengalaman Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo
Abdullah Aly, 2009. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Telaah terhadap Kurikulum
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, Disertasi UIN Yogya Agusz Sudrajat ,2004
Makalah Peranan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter
Azra,.Azyumardi, 2001, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Penerbit
Kalimah, Jakarta.
Ahmad Ta‟rifin dkk, 2008. ”Formalisasi dan Transformasi Pendidikan Pesantren ”, Jurnal Penelitian,
P3M STAIN Pekalongan, Volume 5, Nomor 2 4-15.Karel Steenbrink, Pesantren, Madrasah
Sekolah: Pendidikan Dalam Kurun Waktu Modern, Jakarta: LP3ES, 1994.
Abdurrahim Yapono, 2015. Filsafat Pendidikan danHidden Curriculum dalam Perspektif KH. Imam
Zarkasyi (1910-1985) Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah, Jakarta
Abdurrahman.Wahid, 2001, Menggerakkan Tradis i: Esai-Esai Pesantren, LkiS, Yogyakarta
Anwar dan Matahari. 2006. Peranan Pondok Pesantren Al-Basyariyah Dalam Mempersiapkan Santri
Memiliki Daya Saing Tinggi. www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 28 Oktober 2007
Anonim. Tanpa Tahun. Direktori Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri. Tidak diterbitkan: Cianjur.
ATR Rosa, 2016 Bagaimana Bayangan itu Bisa lurus Sementara Bendanya Bengkok , Sebuah Kajian
…………… Pembuktian Bagaimana Tangung Jawab Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Seperti Apa Anaknya
Harus Berbakti Pada Kedua Orang Tuanya Dalam Pendidikan Islam). Journaal, literat
UninusBandung
Beatty, Andrew., 1999, Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account, Cambridge
University Press, Cambridge.
Barnawi. 2015. Madrasah dan Blue Ocean Strategy. Online pada http://www.// portal%20kemenag%
20prov.%20jawa%20barat.htm. Tanggal 16 Juni 2017 , pukul 23.02 WIB
Bambang Soedijono. 2015. Makalah Seminar Nasional: Penerapan Blue Ocean Strategy dalam
Menghadapi Persaingan Pendidikan Kesehatan di Propinsi Bengkulu (Studi Kasus Politeknik
Kesehatan Bengkulu). Yogyakarta: STIMIK Amikom Yogyakarta
Chairul Sabarudin; Ahmad Nafi' Royhan M, 2009 .album: MAN JADDA WA JADA 2 di Pondok Pesantren,
https://web.facebook.com/iroel.d.. diunduh juli2017
Devi, Laxmi., (ed), 1997, Encyclopedia of Social Research, V.2., Anmol Publications PVT.LTD, NewDelhi.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep, Buku 1 Edisi 12 . Jakarta: Salemba Empat.
Halimah. 1995. Peranan Pesantren Sebagai Agen Perubahan (Agent Of Development) Bagi Masyarakat Desa
(studi kasus: Pesantren Darrunnajjah Cipining, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Program
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 323


Hendra Zainuddien& Muhammad Jamhuri, Lc MA. 2002. Moderenisasi Pesantren Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Asy-Syukriyyah
Kim, W. Chan Mauborgne, R. 2005. Blue Ocean Strategy, How to Create Uncontested Market Space and
Make the Competition Irrelevant. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Mastuhu; 2009. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai
Sistem Pendidikan Pesantren. Buku ini merupakan disertasi doktor di Institut Pertanian Bogor
(IPB) pada tahun 1989.
Mohammad Muchlis Solichin , ”Modernisasi Pendidikan Pesantren”, Tadrîs, Volume 6,Nomor 1 (Juni
2011), 30-44.Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina, 1997.
Mulayana , 2007 Biografi Umar bin Khattab
Muhammad Iqbal , 2015 Kumpulan Materi Kuliah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) , Tela'ah
Pesantren » Makalah Model-Model Pesantren
Mardia Said, 2011, Perencanaan KurikulumPendidikan Tinggi dalam Peningkatan mutu pendidikan,
PPs uninus Bandung.
Nurhadi Ikhsan, dkk, 2006, Tim Penyusun, Musyawarah Kerja Organisasi Pelajar Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo, Sekretariat Pusat OPPM XLVIII Gontor, 2013, 74. Penelitian
dilakukan di empat pesantren salaf di Jawa, yaitu Pesantren Al-Qodir Cangkringan, Dar al-
Tauhid Cirebon, Roudlatut Thalibin Rembang, dan Tebuireng Jombang., Santri Pondok Pesantren
Tebuireng: Jombang Profil Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. Sarkawi dan
Singelton, R.A. dan Straits, B. C.,1999, Approaches to Social Research, OUP, New York, (pp. 320 –356 and
Tim Redaksi Wardun, 2017, Wardun, Warta Dunia Pondok Modern Darussalam Gontor
Darussalam Pres: Ponorogo jatim.
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-H.2015 Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka karya Urip
Santoso ,Agama kewajiban anak terhadap Orang Tua
Wibowo, 2010, Budaya organisasi .Sebuah Kebutuhan untuk meningkatkan Kinerja jangka Panjang, edisi 2.
PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Zakki Hadziq Agus 2006, Panduan Santri Pondok Pesantren Tebuireng, Badan Pembina, Jombang jatim
Zamakhsyari Dhofier, Sikap Hidup dalam Lingkungan Pesantren serta Kaitannya dengan Nilai-nilai
Budaya dalam Pembangunan Bangsa, Analisis Kebudayaan, Tahun II. No.2, 1981/1982
2016. Teori Sistem Blue Ocean Strategy (Bos)Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Islam

Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | 324

You might also like