Professional Documents
Culture Documents
Laskar Santri Seni Budaya Gontor Suatu Kajian Hasil Riset
Laskar Santri Seni Budaya Gontor Suatu Kajian Hasil Riset
LASKAR SANTRI
SENI BUDAYA GONTOR
RR. PK0229-01-2018
Penulis : Dr. Ade Tutty R.Rosa, M. MPd.
Anggota Ikapi
Cetakan Permana April 2018
HKI. EC000201801571/000100786
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang pada Penulis
ISBN . 978-602-51715-3-6
1. Barang siapa dengan sengaja dan tampa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Milyar
Rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkn , memamerkan, mengedarkan, atau memnjual
kepada umum ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan Pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan /atau denda palaing banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta
rupiah )
Laskar Santri (Seni Budaya ) Gontor P a g e | iii
LASKAR SANTRI GONTOR
MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI
DAN BUDAYA ISLAM )
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirot Allah SWT, karena dengan berkah dan
rakhmat-NYA, penulis dapat menyelesaikan Buku Laskar santri Gontor yang merupakan
Pengembangan dari hasil Pengkajian Riset tentang ” Model Teori Blue Ocean Strategy Dalam
mamjemen Pendidikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam )terhadap Pribadi Manusia Muslim di PPMD
Gontor Jawa Timur . Dan akan ditelaah dan dikaji melalui suatu konsep agar ada dinamika
keterkaitan secara kontinyu dan keseimbangan yang kokoh yang merupakan Driving Force bagi
Manajerial pendidikan tersebut. Dengan demikian penulis mengembangkannya dengan Pengkajian
hasil Riset lanjutan melalui“Telaah Teori Spectrum Spiral Dynamic System Dalam Manajemen
Pendidikan (Ilmu Seni dan Budaya Islam) Sebagai Pengembangan Teori Blue Ocean Strategy. (Studi
Discovery , Research & Development di Pompes Moderen Gontor)”. yang bertujuan untuk Menelaah
hasil Pengkajian Riset terdahulu melalui suatu Konsep Analysis Spectrum Dynamic , untuk
menemukan, Memformulasikan dan mendesain menajerial pendidikan (ilmu, Seni dan budaya
Islam ) lebih mendalam merupakan Model dan rekayasa social, serta sebagai pengkajian,
pengembangandan penerapan Iptek khususnya di Pondok Pesantren Moderen Gontor se rta
menggali aspek-aspek yang berkaitan dengan Kegiatan Ektrakorikuler / Exshool di PPMD Gontor
agar mampu mendongkak lebih mendalam berdasarkan diagnosis atau identifikasi sesuai
kebutuhan pelaksanaannya Manajemen Pendidikan (Ilmu Seni dan Budaya ) tersebut.
PRAKARTA...................................................................................................................................... i
UCAPAN TTERIMAKASIH .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI v
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………. x
BAB. I MENGENAL PESANTREN DI MASYARAKAT 1
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Isi Buku Ini muncul dari proses ketidakpuasan selama 2 tahun bersama dengan apa
yang diajarkan dalam area manajemen pendidikan dan karakteristik budaya seni dan ilmu dalam
khasanah Islam pada manusia muslim yang tumbuh dalam kehidupan para santri di Pondok
Pesantren Moderen Gontor. Bukan sekedar yang Penulis yakini kenapa harus para santri Pondok
Pesantren Moderen Gontor , bahwa ada suatu tertentu yang tidak percaya yang kami temukan
sekadar bahwa itu tidak cukup. Penulis menemukan bahwa kenyataan kehidupan dalam dunia
pendidikan maupun kependidikan tidak cukup diwakili oleh Teori dan pendekatan manajerian actual.
Kenyataan dan teori tampak tidak cukup seiring dan hal ini tampak terganggu. Penulis mendapatkan
kesan bahwa hal-hal yang dipermasalahkan , baik secara individu maupun secara organisasional ,
tidaklah seteratur dan semetodis seperti tulisan yang tampak dinyatakan secara tidak langsung.
Penulis merasa bahwa dunia pendidikan khususnya terkit dengan Ilmu, Seni dan Budaya Islam telah
mendapatkan dunianya sendiri menjadi jepitan ganda menulis secara rapi tentang manajemen
pendidikan tersebut, karena menarik dan juga mempunyai daya jual , dan kemudian menjadi depresi
bahwa manusia muslim yang tidak simetris tetapi efektif dalam hidup dan kehidupannya sebenarnya
tidak dapat bersinergi dan berkembang dalam kerapian yang ideal yang telah ditentukan.
Buku ini akan mengupas juga sebagain Manajerial Pendidikan terkait dengan Ilmu, Budaya
dan Seni Islam untuk masa depan , sebagian dari hasil Riset klasik wawancara sebagai ilustrasi
pendekatan bukan sebagai contoh untuk membuat hasil seactual mungkin, untuk membangun
pendapat dari serangkaian pandangan sekilas, potongan-potongan bukti parsial,dan beberapa
Abdullah Syukri Zarkasyi,M;;2016. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren : Pengalaman Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo
Abdullah Aly, 2009. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Telaah terhadap Kurikulum
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, Disertasi UIN Yogya Agusz Sudrajat ,2004
Makalah Peranan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter
Azra,.Azyumardi, 2001, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Penerbit
Kalimah, Jakarta.
Ahmad Ta‟rifin dkk, 2008. ”Formalisasi dan Transformasi Pendidikan Pesantren ”, Jurnal Penelitian,
P3M STAIN Pekalongan, Volume 5, Nomor 2 4-15.Karel Steenbrink, Pesantren, Madrasah
Sekolah: Pendidikan Dalam Kurun Waktu Modern, Jakarta: LP3ES, 1994.
Abdurrahim Yapono, 2015. Filsafat Pendidikan danHidden Curriculum dalam Perspektif KH. Imam
Zarkasyi (1910-1985) Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah, Jakarta
Abdurrahman.Wahid, 2001, Menggerakkan Tradis i: Esai-Esai Pesantren, LkiS, Yogyakarta
Anwar dan Matahari. 2006. Peranan Pondok Pesantren Al-Basyariyah Dalam Mempersiapkan Santri
Memiliki Daya Saing Tinggi. www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 28 Oktober 2007
Anonim. Tanpa Tahun. Direktori Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri. Tidak diterbitkan: Cianjur.
ATR Rosa, 2016 Bagaimana Bayangan itu Bisa lurus Sementara Bendanya Bengkok , Sebuah Kajian
…………… Pembuktian Bagaimana Tangung Jawab Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Seperti Apa Anaknya
Harus Berbakti Pada Kedua Orang Tuanya Dalam Pendidikan Islam). Journaal, literat
UninusBandung
Beatty, Andrew., 1999, Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account, Cambridge
University Press, Cambridge.
Barnawi. 2015. Madrasah dan Blue Ocean Strategy. Online pada http://www.// portal%20kemenag%
20prov.%20jawa%20barat.htm. Tanggal 16 Juni 2017 , pukul 23.02 WIB
Bambang Soedijono. 2015. Makalah Seminar Nasional: Penerapan Blue Ocean Strategy dalam
Menghadapi Persaingan Pendidikan Kesehatan di Propinsi Bengkulu (Studi Kasus Politeknik
Kesehatan Bengkulu). Yogyakarta: STIMIK Amikom Yogyakarta
Chairul Sabarudin; Ahmad Nafi' Royhan M, 2009 .album: MAN JADDA WA JADA 2 di Pondok Pesantren,
https://web.facebook.com/iroel.d.. diunduh juli2017
Devi, Laxmi., (ed), 1997, Encyclopedia of Social Research, V.2., Anmol Publications PVT.LTD, NewDelhi.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep, Buku 1 Edisi 12 . Jakarta: Salemba Empat.
Halimah. 1995. Peranan Pesantren Sebagai Agen Perubahan (Agent Of Development) Bagi Masyarakat Desa
(studi kasus: Pesantren Darrunnajjah Cipining, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Program
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
MENGENAL PESANTREN DI
MASYARAKAT
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang sudah tumbuh dan
berkembang sejak beberapa abad yang lalu. Pesantren memiliki kontribusi terhadap pembangunan
nasional. Pembangunan yang memberdayakan masyarakat di pedesaan harus menjadi pusat
perhatian dan tanggung jawab bersama, membangun masyarakat pedesaan berarti pula membangun
sebagian besar penduduk Indonesia. Pesantren sebagai lembaga yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat telah turut serta membangun masyarakat pedesaan melalui berbagai metode
yang digunakan. Salah satunya adalah melalui pengembangan kelembagaan yang tumbuh seiring
dengan perkembangan pesantren itu sendiri. Pengembangan kelembagaan dalam pesantren adalah
penting mengingat kini peran pesantren tidak melulu terbatas pada pengkajian terhadap agama
tetapi juga telah meluas pada pengembangan ekonomi, sosial, politik, dan lainnya namun tetap
berlandaskan pada nilai-nilai agama. Pondok Pesantren Jjuga merupakan salah satu pondok
pesantren yang sudah lama memberikan perhatian terhadap masyarakat sekitar melalui berbagai
macam program yang disusun namun terdapat hal-hal yag harus diperhatikan pesantren dalam
setiap programnya yaitu program tersebut harus merupakan program yang dibutuhkan dan sesuai
dengan masyarakat sekitar pesantren oleh karena itu dalam upaya pengembangan masyarakat yang
dilakukan oleh pesantren terlebih perlu diketahui bagaimana profil komunitas. Profil komunitas
merupakan hal yang penting untuk diketahui terlebih dahulu karena nantinya akan dijadikan bahan
acuan untuk mengetahui bagaimana strategi dan bentuk pengembangan kelembagaan yang dilakukan
oleh pesantren dalam bidang ekonomi, pertanian, sosial keagamaan dan pendidikan sebagai upaya
pengembangan masyarakat. Pesantren merupakan lembaga mandiri yang memenuhi kebutuhannya
S ecara garis besar pesantren meliputi dua model, yaitu model pesantren salaf dan
pesantren khalaf. Menurut Zamaksyari Dhofier, yang dikutip Wahyoetomo (1997) mengemukakan
bahwa pesantren salaf adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab
klasik (salaf) sebagai inti pendidikan, sedangkan sistem madrasah ditetapkan hanya untuk
memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama.
Sebaliknya pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan atau pesantren yang
menyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum seperti SD, SMP, SMU bahkan perguruan tinggi dalam
lingkungannya. Kedua model di atas memberi batasan jelas bahwa pesantren salaf senantiasa
mempertahankan terhadap tradisi-tradisi yang lama, sehingga sistem pengajaran salaf sering
menerapkan sistem sorogan dan bandungan. Sebaliknya kedudukan pesantren khalaf dapat
dikatakan lebih bersifat modern, karena tidak hanya menitikberatkan pada permasalahan klasik saja,
akan tetapi diikuti ilmu yang bersifat umum. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional
Islam yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan
menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.
Dengan adanya knowledge management Seni dan Budaya Islam di lingkungan PonPes Gontor
yang didasari dengan adanya akumulasipengetahuan individual melalui knowledge sharing ini, maka
jika sewaktu-waktu ada salah satu anggota organisasi yang keluar, pengetahuan yang dimiliki
individu tersebut tidak akan hilang karena telah menjadi pengetahuan organisasi dan organisasi tidak
akan mengalami goncangan dengan adanya anggota yang keluar tersebut. Dalam Implementasnya
budaya manajemen knowledge tidak akan bisa berjalan jika tanpa ada proses knowledge sharing di
dalamnya, karena dengan adanya knowledge sharing ini pengetahuan yang dimiliki individual dapat
terakumulasi menjadi pengetahuan organisasi. Knowledge management memfasilitasi proses ini
sehingga pengetahuan tersebut dapat terorganisir secara lebih baik dan nantinya bisa dimanfaatkan
secara maksimal untuk kepentingan organisasi , yang terakumulasi dalam suatu organisasi dapat
dimanfaatkan dan digunakan sebagai alat untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang
dihadapi organisasi yang bersangkutan. Selain itu, pengetahuan ini juga bisa digunakan untuk
menciptakan ide-ide baru maupun untuk memperbaiki ide-ide yang telah ada dalam organisasi. Oleh
sebab itulah, jika tidak dikelola dengan baik dalam kerangka knowledge management yang
terstruktur, pengetahuan yang peranannya sangat penting dalam organisasi ini tidak akan bisa
membawa perbaikan dan tentu tidak akan bisa pula membuat organisasi tersebut tetap bisa
bertahan di tengah era digital saat ini
Gambar 2.3 Tim riset dengan para santri dalam kegiatan ektrakurikuler
.
Gambar 2.4
Tim Riset dengan para santri dalam Penyerahan Piala Seni Budaya di Pondok Pesantren
Moderen Gontor Kampus 3 Putra Darul Ma’rifat Kediri
Karya santri lainnya misalnya yang diterbitkan oleh Warta Mingguan Darusaalam Pos
adalah kumpulan cerpen dengan judul ”Senandung Kehidupan”. Dalam cerpen ini para santri
belajar untuk menuangkan gagasan, dan ide-ide mereka ditulis dengan bahasa yang lugas.
Tema-tema yang ditulisnya adalah sekitar persoalan sosial dan kehidupan remaja sehari-
hari.Sebuah ajang seni pertunjukan yang cukup menarik adalah kontes drama yang merupakan
salah satu rangkaian dalam acara Pekan Perkenalan. Kontes drama ini dilakukan antar asrama.
Dengan kontes drama ini para santri dididik tidak saja berkreasi menjadi aktor panggung, tetapi
Dari Hasil kajian Riset pertama dalam dapat diasumsikan bahwa para santri/ Wati sebagian
besar telah memiliki karakteristik pembinaan dalam kegiatan ektrakurikuler, menunjukkan bahwa
karakter para santri/ Wati adalah tindakan yang dilakukan para santri/ wati berdasarkan keadaan
jiwa yang terjadi secara spontan dan tidak perlu dipikirkan lagi atau bertindak karena telah dilatih
secara terus-menerus dan menjadi sebuah kebiasaan sehingga tindakan tersebut terjadi secara
spontan. Para Santri/ Wati bisa menjadi pribadi yang baik dan menjadi manusia yang berakhlak
mulia tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa
mampu bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Heri Gunawan menyebutkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter ada 2, yaitu:
1. Faktor Interen Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah : (1) Insting atau Naluri ,
adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan
dengan berpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan.Naluri
merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli;(2)
Adat atau kebiasaan, Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah
untuk dikerjakan. Sehubungan kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga
mudah dikerjakan maka hendaknya manusia memaksakan diri untuk mengulang-ulang
perbuatan baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter) yang baik
Pimpinan Pondok menyadari bahwa pengkaderan dalam mengelola Pondok itu sangat
penting. Pengalaman masa lalu bahwa pondok pesantren gontor sempat menyurut karena
persoalan kaderisasi yang kurang cukup baik maka sejarah masa lalu menjadi pelajaran untuk
kebaikan pada masa kini. Dengan adanya pengkaderan yang baik ini maka, pondok pesantren gontor
dapat bertahan dari generasi ke generasi Pandangan tentang Seni Pondok pesantren menjadi
sangat besar dan maju dalam seluruh aktivitas pendidikannya, berikut ini akan kita lihat juga bahwa
pondok pesantren menerapkan secara baik kepada para santri dalam apresiasinya terhadap
seni. Besarnya gagasan dan cita-cita dalam mendirikan pondok pesantren Gontor dapat kita lihat
pula dalam gagasan dalam hal apresiasi seni di Pondok Pesantren Gontor.Seni bukan menjadi
bagian yang terpisah tetapi menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan pondok ini.
Seluruh kegiatan dan aktivitas dalam pondok Pesantren Gontor Modern didasarkan pada nilai-
nilai yang dijiwai Panca Jiwa, yaitu jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa berdikari, jiwa
ukhuwah diniyah dan jiwa bebas. Konsep ini merupakan gagasan dan konsep yang mendasar
dalam seluruh kehidupan di Pondok Pesantern Gontor. Demikian pula nilai-nilai tersebut
menjiwai dalam aktivitas berkesenian.Untuk mengembangkan seni di Pondok Pesantren Gontor
menerapkan sistem pengkaderan pengajaran seni yang cukup baik. Para santri yang mempunyai
P eranan Manusia dalam dunia pendidikan khususnya, akan tetap exsis sepanjang zaman
dan tidak akan terkikis oleh pesatnya perkembangan teknologi yang tidak dipungkiri tergantikan oleh
perkembangan tekhnologi tersebut walaupun dunia pendidkan sangat tidak terpisahkan dari
percepatan teknologi dalam era digital ini, jika sumber daya manusia itu sendiri mampu mengimbangi
(Balanced and consinten) dalam memelihara inti fungsi dan peranan manusia dapat terjaga ( terjaga
dan terpeliharanya hati , otak dan fisiknya ) dalam hidup dan kehidupnya untuk mencapai pasca
hidup. Dunia kini dan masa depan adalah dunia yang dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Siapapun yang menguasai keduanya, secara lahiriah akan menguasai dunia. Bila dikatakan ilmu
pengetahuan merupakan infrastruktur, maka keduanya merupakan suprastruktur dunia
internasional, termasuk kebudayaan, moral, hukum dan juga perilaku keagamaan . Salah satu
esksistensi dari kekuatan manusia dalam memelihara dan menjaga ketiga inti fungsi dan peranan
manusia dalam pendidkan untuk mengimbangi hal ini diantaranya adalah Manjerial pendidikan yang
terkafer di Lembaga Riset Pesantren. Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang
bernafaskan Agama Islam yang memiliki kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan
khususnya di pedesaan. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah diakui eksistensinya
dan melekat kuat dalam sejarah bangsa. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena pesantren berperan
dalam sejarah perjuangan bangsa. Menurut Assa (2007) Pesantren sebagai tempat pendidikan
agama memiliki basis sosial yang jelas, karena keberadaannya menyatu dengan masyarakat.
S aat ini banyak pondok pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dalam
berbagai ragam system dan model serta kebijakan-kebijakan yang bervariasi, misalnya dalam
system pembelajaran, kurikulum pembelajaran , budaya, manajemen , seni, dan kegiatan-kegiatan
ciri khas pondok baik internal maupun kegiatan eksternal diluar kegiatan pondok diantaranya
kegiatan ekstrakurikuler , visi dan misi yang beragam, tetapi hampir keseluruhan dari pondok
pesantren tersebut memiliki tujuan yang sama dan pola dasar pokok yang sama , diantaranya adalah
Membentuk karakter santri dengan pengetahuan agama Islam, kemampuan dakwah serta
keterampilan hidup (life skills ), mencerdaskan bangsa, ahlaq mulya dan menjadikan para santri/
wati memiliki Peradaban secara harfiah / adab yang berarti akhlak, kesopanan, atau kehalusan budi
pekerti dan kesuluruhan komplektivitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasai, negara,
ras, suku atau agama yang membedakannya dari yang lain. Peradaban yang sering kita pahami
adalah sebagai tingkat kemajuan kebudayaan suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan dan pendidikan yang mengukur tinggi rendahnya suatu peradaban, (Organisasi sosial,
Berkebudayaan tinggi;Cara berkehidupan yang sudah maju), inilah yang membedakan antara
Pendidikan umum dengan Pendidikan yang terdapat di Pondok Pesantren.
Pergulatan pesantren dengan budaya dan nilai-nilai asing di Indonesia menjadi tonggak
pertahanan nilai-nilai keislaman yang mulai terpengaruh oleh budaya asing. Sejatinya, pondok
pesantren telah mengaplikasikan sebuah lingkungan yang memadai untuk kemajuan ummat Islam,
begitu juga Pondok Modern Darussalam Gontor. Pondok Modern Darussalam Gontor lahir
sebagai alternatif dan pembaharu system pendidikan di Indonesia yang kaku.
yaitu dengan memadukan system pendidikan umum dan system pendidikan salafi. Yang dari system
terpadu inilah lahir peradaban yang berperan dan berkhidmat untuk kemulian umat dan bangsa.
Peradaban Gontor dengan system yang terintegrasi telah mencetak ribuan alumni yang berkiprah
di masyarakat untuk, menyebarkan dan mewariskan nilai-nilai Gontor yang telah mereka rasakan
sebagai gemblengan mental”. Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan
mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya. Oleh karenanya manusia di tuntut untuk
mempelajari ,mengelola ilmu pengetahuan diantaranya melalui Teori Blue Ocean Strategi dari Kim
dan Mauborgne yang dikembangkan dengan ilmu, Seni dan budaya dalam daya pikir yang dimiliki
manusia sehingga tercipta spiral dynamik yang seimbang pada hidup dan kehidupannya. Maka
diwajibkannya manusia untuk memiliki ilmu yang baik diantaranya adalah dalam manajemen Ilmu
Pendidikan Seni dan budaya Islam. Salah satu lembaga yang dijadikan focus penelitian dan menangani
hal tersebut, diantaranya adalah Lembaga Pendidikan Agama Islam di Pondok Moderen Pesantren
Gontor Darusalam (PPMG) . Dari hasil survai,pengamatan, wawancara , melalui media, ICT dan
lainnya data sementara yang diperoleh dijadikan sebagai dasar pertimbangan. Dalam tulisan ini
mengasimilasikannya dengan ajaran Islam yaitu konsep Blue Ocean Strategy dari Kim dan
Mauborgne pada manusia muslim di Pompes Moderen Darussalam (PPMD) Gontor, yaitu bagaimana
Para santri / wati mendesain kegiatan Expo yang merupakan kegiatan ektrakurikuler bagian dari
kurikulum pendidikan dalam manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya bernafaskan Islam
Learning to Know
Ilmu (Verbal Perfornance
Iman Learning to
Learning to be live
Amal (attitudinalPerfornance together
Learning to do (Ilmu , seni,
(physicalPerfornance) budaya,
cinta)
Dari Konsep/ teori Blue Ocean Strategy yang dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics
dalam manajemen pendiddikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam), diharapkan lulusan Santri Pondok
Pesantren Modern Gontor di pusat maupun di cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,
mampu mencetak sumber daya manusia Muslim-Mukmin berbudi tinggi, berpengetahuan luas,
berpikiran bebas, bermultitalenta dalam ilmu,seni dan budaya, serta berkhidmat kepada ummat,
bangsa dan negara untuk menuju kesejahteraan lahir batin dunia-akhirat, serasi dengan
keseimbangan teori / konsep Blue Ocean trategy sebagai muslim yang terintegrasi secara Analysis
Spiral Dynamics.
Dengan pertimbangan-pertimbangan diatas maka sangat dibutuhkan suatu system yang
mampu manjadi Balanced Driving Force untuk publikasi secara menyebar kesemua lini pendidikan
di mancanegara melalui Spectrum Analysis Spiral Dynamics System dari Beck dan Cowan
(1996:4) yang mampu mengintegrasikan agama dan sains serta berbagai komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem, Analysis Spiral Dynamics System memberikan
solusinya dengan melihatnya melalui perilaku manusia yang berinteraksi antara stimulus
eksternal yang dihadapi orang atau kelompok dengan reaksi neuron-neuron yang merespon
stimulus tersebut. Kerangka dasar keilmuan tersebut menjadi satu rangkaian sistemik dalam
Buku laskar Santri Gontor ini memberikan landasan dalam mengkaji hasil tulisan
ini, maka terebih dahulu perlu dikemukakan beberapa teori dan konsep yang mendukung.
Beberapa teori dan konsep dalam kerangka tersebut antara lain tentang: (l) landasan Filosofis
( teologis. filosofis, dan keilmuan) ; (2) pendidikan agama Islam; (3) perencanaan strategic (4)
Landasan teory tentang system nilai; (5) Gambaran umum PonPes Moderen Gontor: (6) Konsep dan
teori manajemen strategic dan Konsep teori Blue Ocean Strategy ; (7) Pengembangan teori Blue
Ocean Strategy, Prinsip dan kegunaanaya;(8) Teori Blue Ocean Strategy kaitannya dengan
Manjemen Pendidikan ; (9) Konsep teori spiral dynamic system ; (10) Profile Pondok Pesantren
Gontor; (11) Manajemen pendidikan ( ilmu , seni dan budaya ) dalam perspektif islam; (12) Teori
manajemen pendidikan; Kegiatan Ekstrakurikuler di PonPes Moderen Gontor; (13) Pengembangan
teori bos dalam kegiatan ektrakurikuler di Pondok Pesantren Moderen Gontor ; dan beberapa teori
tersebut dikemukakan yang memiliki relevansi dengan kajian ini.
A. LANDASAN FILOSOFIS
1. Filsafat Idealisme
Berdasarkan discourse atas dasar landasan filosofis yang merujuk pada aliran filsafat
idealisme. Idealisme adalah filsafat yang mengagungkan jiwa. Keyakinan Plato (427-374 SM)
tentang “ idea” tidak dipahami sebagai sesuatu materi seperti pada legenda manusia guanya
yang yang terkenal itu tetapi "idea" dikontekskan abstrak yaitu sesuatu yang hadir dalam
Allah SWT mencipatakan manusa berikut dengan alam ini tentulah mempunyai maksud
dan tujuan, ada hikmah dibalik itu semua. Dan yang dapat menterjemahkan itu adalah orang orang
yang berakal. Haruslah dengan kekuatan ilmu pengetahuan. Kebiasaan manusia berfikir secara
menjadi dasar sebuah sistem nilai logik dan haruslah semakin hari semakin meningkat hari demi
harinya dari mulai berfikir insting bayi kecil kemudian berfikir yang sifatnya meniru. Nilai-nilai ini
telah banyak dilupakan oleh para pemimpin negeri sehingga mengakibatkan kesombongan atau
keangkuhan. Masalah tidak kunjung usai karena mempertahankan pendapat sendiri bukan duduk
3. Nilai-Nilai Karakter
Proses belajar bukan saja sekedar menguasai teori-teori yang diberikan pendidik tetapi juga
bagaimana siswa bisa menjadi pribadi yang berkarakter melalui proses belajar. Untuk itu pendidikan
harus mampu mengembangkan karakter siswa dengan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan norma
dan agama. Untuk itu di Indonesia telah dirumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan
pendidikan karakter. Kesembilan karakter tersebut yaitu: (1) Cinta kepada Allah dan semesta beserta
isinya, (2) Tanggung jawab, disiplin dan mandiri, (3) Jujur, (4) Hormat dan santun, (5) Kasih sayang,
peduli, dan kerja sam, (6) Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, (7) Keadilan dan
kepemimpinan, (8) Baik dan rendah hati, dan (9) Toleransi, cinta damai dan persatuan.
Setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-
Asma al-Husna. Sifat-sifat dan nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap karakter positif yang
dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa diteladani dari nama Allah itu,
dapat dirangkum dalam 7 karakter dasar, yaitu: (1) Jujur; (2) Tanggung Jawab; (3) Disiplin; (4)
Visioner; (5) Adil; (6) Peduli; dan (7) Kerja Sama.
Menurut Mardia Hayati ada 18 nilai-nilai karakter minimal yang harus dikembangkan di
lingkungan pendidikn, yaitu: (1) Religius: Karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran, terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, serta hidup rukun dengan pemeuk agama lain; (2) Jujur: Karakter jujur merupakan perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (3) Toleransi: Toleransi adalah sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya; (4) Disiplin: Karakter disiplin yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh
kepada berbagai ketentuan dan peraturan; (5) Kerja Keras: Kerja keras adalah perilaku yang
ِ ٍَّ ِ أ آإ َّ ِر َّأإ
ُإ ل َِ اَإ ي يَ ا َ َّ ْْ ِ اإ ْ ا َ ا َ ن ْس ت نْإ إ َّ ْر َْ ي ا َ نإ َ ك يْ َإ ِ َْ نإ َ لإ إ
ُإ ل ن ْس ت نإ ِ َّْ ْأ اإ ي ف َّ ْ ا ت ارإ ِ ْْ اإ َ لإ إ َّ يْ َإ ِ أإ لإ
ْ ُإ َّ نِإ إ ْ َّ ْ َل اْ ت ر ينإ ي ل س
“Dan carilah pada ap yang telah dianugrahkna Allah kepadtmu (kebahagiaan) negri akhirat, dan
janganlah kamu melupaknn kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang herbuat kerusakan. (Qs.- Al Qishash (28) : 77)”
Dan hendaklah takut kepada Allah orong-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar (Qs. An-Nisa' (4): 59)
C. LANDASAN KEILMUAN
Melihat kompleksitas persoalan manusia dengan hidup dan kehidupannya ini, menuntut
Ilmu, seni, budaya dan tentu saja cinta kasih , khususnya dalam perspektif Islam agar sensitif
dalam membaca tuntutan perubahan zaman yang semakin kompetitif. Artinya Lebih
peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab
MEME dalam pandangan Islam nampaknya dapat dipahami sebagai sesuatu inti manusia
yang bersifat spiritual atau ilahiyah yang memiliki delapan tingkatan sebagaimana hadis
Rasulullah (Tafsir. 2006: 28). yang menyatakan:
“ Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qashr), di dalam istana itu ada dada (shack), di
dalam shady itu ada kalbu (kall)), di dalam (lath itu ada fit 'ad, di dalam fit 'ad itu ada syaghaf,
di dalam ,syaghaf itu ada Tubb, di dalam /ubb itu ada sir. Dan di dalam sir itu ada Aku (Ana)”.
Setiap warna dan level pikiran spiral dynamics dan tingkatam manusia dalam hadis yang
dikemukakan tersebut di atas, pada dasarnya dapat ditemukan dalam pribadi pemimpin
integral. Pemimpin integral ini dapat ditemukan pada pribadi manusia yang memiliki sosok
ulul albab. Manusia ulul albab adalah manusia yang memiliki kemampuan
mengintegrsiinterkoneksikan seluruh kompetensi yang dimilikinya , baik dari segi
penguasaan ilmu (knowledge), iman (attitude), maupun implementasi amal perbuatannya (skill).
Ulul Albab memiliki tiga indikator kunci, yaitu: Dzikir, Fikir, dan Amal shaleh.
Analisis spiral dynamics dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan Islam
dan dalam peningkatan keimanan seseorang , khususnya pada pengelolaan dalam pengembang Ilmu,
seni, budaya dan cinta kasih yang bernafaskan falsafah Islami adalah value .system yang, terdiri
dari sejumlah nilai yaitu teological values, logic values, estetical values, eticl values, dan
Iman Ilmu
Ilmu Amal
Amal Iman
Ilmu
Rum(30);30 Iman
Al—Mujadilah (58) : 11
Gambar 5.2 : Tata Kelola pendidikan Islam dalarn Perspektif Integral Spiral
Dynamic (diadaptasi dari Mardia 2011)
Pendekatan Blue Ocean Strategy menekankan pada kesetaraan antara nilai dan inovasi.
Perpaduan antara inovasi dan nilai menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk
memberikan manfaat kepada konsumen dan perusahaan. Pendekatan nilai dan inovasi tersebut
didasarkan pada enam prinsip BOS, sebagai berikut: (1) Merekonstruksi batasan-batasan pasar;
(2) Fokus pada gambaran besar, bukan pada angka; (3) Menjangkau melampaui permintaan yang
ada; (4) Melakukan rangkaian strategis dengan tepat; (5) Mengatasi hambatan utama dalam
organisasi; (6) Mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi.
Di dalam mengimplementasikan BOS tersebut, diperlukan sebuah strategi dan kerangka
kerja, yang selanjutnya dinamakan strategi kanvas ( canvas strategy) dan empat kerangka kerja
(Four Action Framework). Canvas strategy merupakan blue print (cetak biru) untuk memetakan
strategi Lembaga pondok Pesantren , dengan menampilkan faktor-faktor kompetisi (competition
factors ) di mana kompetitor industri bersaing. Kanvas strategi digunakan untuk mendiagnosa posisi
produk yang dimiliki dan mendiagnosa posisi pesaingnya. Fungsi canvas strategy digunakan untuk
merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang memungkinkan untuk memahami dimana
kompetisi saat ini sedang terjadi, memahami faktor-faktor apa yang sedang dijadikan persaingan
lulusan , serta mengetahui nilai kompetitif apa yang di peroleh masyarakat . Kerangka kerja empat
langkah (Four Action Framework) dikembangkan untuk merekonstruksi elemen-elemen nilai dalam
membuat kurva nilai baru. Kerangka kerja empat langkah ini terdiri dari empat pertanyaan kunci
logika strategi model proses pembelajaran
2. Implementasi Teori Blue Ocean Strategy dalam Pendikan Islam
Pola pendidikan saat ini telah bergeser ke arah pendidikan yang lebih terbuka, professional,
dan demokratis. Dampak dari itu semua, maka ditengarai akan terjadi pergeseran dalam paradigm
pendidikan. Pendidikan Islam dalam menghadapi pergeseran paradigma harus dikelola secara
Blue Ocean Strategy adalah bagaimana membuat ruang pasar yang belum terjelajahi,
yang bisa menciptakan permintaan dan memberikan peluang pertumbuhan yang sangat
menguntungkan. Pengertian strategi samudra biru menurut Kim dan Mauborgne (2005:4):
"Blue Oceans Strategy are defined by untapped market space, demand creation, and the
opportunity for highly profitable growth". Lembaga pendidikan Agama Islam / Pesantren dalam hal ini
dituntut mampu bersaing dengan tangkas dalam kompetisi; bagaimana secara cerdik membaca
persaingan, menyusun strategi manajemen dan kerangka kerja yang sistematis guna
menciptakan samudra biru. Definisi yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa strategi
samudra biru bukan strategi untuk memenangkan persaingan akan tetapi strategi untuk
keluar dart dunia persaingan dengan mencintakan ruang pasar yang baru dan membuat pesaing
dan kompetisi menjadi tidak relevan.
Amalan seperti tersebut di atas, merupakan hasil dari pemahaman nilai primer tadi yang
dikembangan dalam diri manusia. Yang berupa amalan-amalan yang sudah ditetapkan dalam
ajaran Islam sebagai cara untuk memotivasi umatnya untuk mampu bekerja keras dan merubah
hidup dan kehidupan manusia menjadi lebih baik. Pembinaan yang mempunyai materi dokrin
dengan dimeni mahdhah dan ghairu mahdhah tersebut merupakan suatu kerangka dalam
membangun model pembinaan yang lebih efetif bagi generai muda bangsa. Sebab dengan
memberikan sentuhan dua dimensi tersebut di atas, berupa ibadah mahdhah yaitu kewajiban
mutlak yang harus dipahami (ibadah kepada Allah), dan ghairu mahdhah yaitu kewajiban untuk
menselaraskan nilai-nilai Islam dengan kehidupan sehari-ari, akan memunculkan sosok pribadi
yang isami dalam sikap dan perbuatan.Menurut Muhammad Assad, konsep Islam bagi suatu
kehidupan dijelaskan bahwa Islam adalah program hidup sesuai dengan hukum-hukum alam yang
ditentukan oleh Allah SWT, atas penciptaannya berupa hasil yang dicapainya yang tertinggi ialah
koordinasi yang sempurna dari pada aspek-aspek spiritual dan material kehidupan manusia.
Program hidup merupakan suatu struktur dari apek-aspek yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan hidup itu sendiri untuk mencapai suatu kesempurnaan kehidupan agama. Aspek-aspe
inilah yang dikenal dengan aspek kehidupan secara parsial, aspek-aspek kehidupan ini bekerja
menurut hukumnya sendiri. Maka nampaklah bahwa dalam kehidupan antara satu dengan lainnya
seolah-olah saling berpisah, bahkan seolah-olah tidak ada benang merah yang
menghubungkannya. Misalnya aspek kultural, aspek ini bekerja dalam hukum bahwa manusia
mempunya naluri berehendak dan cara berpikir yang diwujudkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan sepintas lalu aspek kultural ini tidak memunyai keterkaitan dengan
asek yang lain seperti nilai-nilai religius yang berlandakan pada hukum bahwa di atas keuasaan
manusia itu masih ada keuasaan yang lebih tinggi dan Maha tinggi. Shingga kalau demikian
A. TUJUAN DAN MAMFAAT PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM ) DI GONTOR
A da banyak Pendapat dari beberapa akhi tentang tujuan pendidikan di Pondok Pesantren
, diantaranya : (1) Tujuan Pesantren menurut Mastuhu (1994) adalah menciptakan dan
mengambangkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan,
berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada Tuhan. Bermanfaat bagi
masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi
Muhammad (mengikuti sunnah nabi) mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian,
menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah - tengah
masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian indonesia., ; (2)
Sedangkan menurut Hasbullah tujuan pondok pesantren adalah membimbing manusia menuju
kepribadian muslim, mengarahkan masyarakat melalui ilmu dan amal dan untuk mempersiapkan
santri menjadi alim ilmu agama, bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. (3) Yusuf Faisal
berpendapat bahwa tujuan pondok pesantren ada tiga: Pertama, mencetak ulama yang menguasai
ilmu-ilmu agama. Kedua, mendidik muslim yang dapat melaksanakan syari’at agama untuk mengisi,
membina dan mengembangkan peradaban Islam. Ketiga, mendidik santri agar memiliki ketrampilan
dasar yang relevan dengan masyarakat religious.
Dengan demikian tujuan pendidikan di Pondok Pesantren pada intinya adalah untuk
memperkaya pikiran para santri/Wati dengan penjelasan-penjelasan, untuk meningkatkan moral,
melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,
mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral serta menyiapkan murid untuk hidup
sederhana dan bersih hati, juga tujuan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan,
6.1 Tabel Konsep Pendidikan Liberal dan Multikultural di Pondok Pesantren dan di Pondok
Pesantren Gontor (Imamul Huda (2015)
KONSEP PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
PONDOK PESANTREN
1 Pendidikan demokrasi yang mengharuskan setiap warga Pendidikan tentang kehidupan
mengetahui nilai-nilai kemanusiaan. bersama dan kesederajatan
2 Pengembangan masyarakat dengan pelatihan manajemen dan .Kritis terhadap ketidakadilandan
kewiraswastaan perbedaan status sosial
3 Membentuk gagasan sekolah unggulan dlink and match. Sikap anti deskriminasi etnik,
4 Meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan. Menghargai perbedaan kemampuan,
perbedaan umur ,hidup dalam
perbedaaan.
5 Gerakan pemapanan behavioral dalam kegiatan belajar. Menumbuhkan sikap saling percaya,
saling pengertian, saling menghargai
6 Memisahkan pendidikan dari politik. Si kap terbuka dalam berpikir,
apresiatif dan interdependensi.
7 Menyesuaikan pendidikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan Resolusi konflik dan resolusi
politik di luar dunia pendidikan. nirkekerasan
Untuk tujuan Pendidina di Pondok Pesantren Gontor yang dijadikan diantaranya meliputi
:pendidikan kemasyarakatan, kesederhanaan, tidak berpartai dan menuntut ilmu karena Allah.
Pertama pendidikan kemasyarakatan yang artinya Pondok Modern Gontor menjadi
laboratorium kehidupan bagi santri-santrinya. Berbagai macam hal yang akan dihadapi santri di
masyarakat, dikenalkan kepada mereka sejak dini di pondok. Penugasan adalah salah satu metode
pendidikan di Pondok Modern Gontor. Mereka dilatih berorganisasi sehingga mampu menjadi
pemimpin yang membawa masyarakat ke arah kemajuan. Dari ujuan pendidikan kemasyarakatan
ini muncul beberapa karakter pendidikan liberal, diantaranya menanamkan kebiasaan-kebiasaan,
gagasan- gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan mendidik diri sendiri
serta mengharuskan belajar seumur hidup. Juga mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
dan ketrampilan yang bersifat bebas, berwawasan luas dan terbuka. Mengembangkan orang
terpelajar untuk dapat menggunakan waktu luang mereka dengan baik, apakah mereka berniat
Bertujuan untuk mengungkap dan mengembangkan konsep / Teori Blue Ocean Strategi
melalui Analysis Spiral Dynamics terhadap perencanaan manajemen pendidikan Ilmu, Seni dan
Budaya dimiliki manusia (manusia dengan segala kodratnya) dilihat dari perspektif Islam. Dengan
tiga hal utama :
1. Bagaimana kerangka dasar keilmuan dan landasasan-landasan yang menjadi framework
(Pemangfaatan Kepakaran PT) dalam pengembangan Teori Blue Ocean Strategi melalui
Analysis Spiral Dynamics terhadap manajemen Pendidikan (Ilmu, seni dan budaya) yang
bernafaskan Islam khususnya di Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan
Putri khususnya yang dijadikan focus penelitian.
2. Seperti apa memodifikasi serta mengasimilasikan factor-faktor Internal dan External dalam
menyusun percepatan capaian unggulan Renstra (strategi perencanaan dan kerangka kerja)
yang sistematis guna menciptakan samudra biru (Blue Ocean ) dalam hidup dan kehidupnnya
manusia muslim. Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Putra dan Putri khussnya
yang dijadikan focus penelitian
3. Teori Blue Ocean Strategi yang terkait dengan Analisis Spiral Dynamic dikembangkan dalam
manajemen pendidikan ( ilmu, seni dan budaya serta cinta kasih manusia muslim) untuk
meningkatkan karekteristik kegiatan ekstrakurikuler, keimanan, amal soleh dan ketaqwaan
Santri, sebagai inovasi tekhnologi dalam perspektif Islam khususnya di PondokPesantren
Moderen Darusallam Gontor yang dijadikan focus penelitian bagaimana harus dianalisis.
4. Peran pesantren dalam pengembangan para santri/ wati dalam berbagai kegiatan
ektrakurikuler untuk diimplementasikan pada manajemen pendidikan dalam Perencanaannya,
Pelaksanaannya, pengawasannya, Pembiayaannya, evaluasinya, dampaknya, infacnya dan
system nilainya. (ilmu, seni dan Budaya) melalui teori Blue Ocean Strategy di Pondok
Pesantren Moderen Darussalam Gontor Putra dan putri khususnya yang dijadikan focus Riset
dapat diuji dan dianalisis.
Dalam penulisan hasil Riset perlu ditekankan pada tujuan dan mamfaat, namun penulis akan
menyimak beberapa tujuan dan mamfaat dari kedudukan Manajemen pendidikan (Ilmu, Seni dan
Budaya Islam ) di Pondok Pesantren Moderen Darussalam Gontor dan dapat diwakili dari hasil Riset
di PonPes yang dijadikan focus pada Riset ini diantaranya : Mengacu pada permasalahan, tujuan,
mamfaat dan keluaran sebagai tindak lanjut dari hasil yang telah ditelitii terdahulu , dan sesuai
dengan Rancangan tujuan Riset yang akan diteliti selanjutnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Telaah ( mendiskripsikan, menganlisis, mengkolaborasi, mengistemasi, memodifikasi,
mengasimilasi, mendalami, mememukan aspek-aspek lain dan
mengembangkannya),sehingga dapat dijadikan suatu kajian untuk dipublikasikan mela lui
Buku kajian Referensi hasil kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilakukan santri-santri
tersebut khususnya dalam menajerial pendidikan (Ilmu, Seni dan budaya)lebih mendalam,
sebagai hasil dari Pengembangan melalui Spectrum Analysis Spiral Dynamics system
tersebut. Sebagai Model dan rekayasa social, serta sebagai pengkajian, pengembangandan
penerapan Iptek khususnya di Pondok Pesantren Moderen Gontor.
2. Sesuai dengan draft Riset ini membuat perancangan selanjutnya untuk lebih presentative
maka akan dideskripsikan untuk rnenggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan
pengembangan dalam Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim
melalui suatu kajian / tool Spectrum Analysis Spiral Dynamics System yang mampu
mendongkak lebih mendalam untuk kemajuan pendidikan berlandasan islami dan pendidikan
umum lainnya baik dalam tatanan pemerintah, swasta maupu secara mandiri lainnya
khususnya yang ada di Indonesia.
K etika Penulis melakukan Riset ( penelitian) pertama dilaksanakan Mei dan Agustus
2017 terfokus pada Kampus yang ada di daerah/ Kabupaten Kediri yaitu : (1) Pondok Pesantren
Gontor yaitu Pondok Modern Darul Ma’rifat atau sering disebut juga Pondok Modern Darussalam
(PPMD) Gontor Putra 3 adalah salah satu cabang Pondok Modern Darussalam Gontor . Pondok
Pesantren Modern (PPM) Darul Ma’rifat adalah salah satu cabang Pondok Modern Darussalam
Gontor (PPMD) yang berlokasi di Sumbercangkring, Gurah, Kediri Jawa Timur ; (2) Pondok Modern
Darussalam Gontor Putri Kampus 5 (Gontor Putri 5), yang terletak di Bobosan, Kemiri, Kandangan,
Kediri, Jawa Timur. Kedua (PPM) Gontor tersebut Putra maupun Putri diharapkan dapat mewakili
Pondok Pesantren Gontor kampus Putra dan Putri lainnya khususnya di Lingkungan Pondok
Pesantren Darussalam (PPMD) lainnya , mengingat keterbatasan lokasi yang berjauhan ,waktu
penelitian terbatas , Birokrasi dan Administrasi serta lainnya. Hal ini beralasan di kedua pondok
Pesantren Darusalam putra dan putri tersebaut diantaranya : (1) Lokasi penelitian masih di
kabupaten yang sama yaitu kabupaten Kediri yang memudahkan penelitian dalam berbagai hal; (2)
Seluruh kebijaksanaan di Darul Ma’rifat maupun Pondok Pesantren Putri kampus 5 , mengacu kepada
kebijaksanaan di Gontor Pusat Putra atau Putri secara penuh. Riset kedua dilakukan juli 2018 yaitu
Kampus Pendok Pesantren Moderen Pusat 1 dan Pusat Putri 2 dan Putri 3 di Mantingan Ngawi Jatim
Namun, itu tidak berarti menutup kemungkinan wujudnya kreativitas dan inovasi yang
muncul dari pengelolanya, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis-praktis, bukan
Learning to Know
Ilmu (Verbal Perfornance
Iman Learning to
Learning to be live together
Amal (attitudinalPerfornan (Ilmu , seni,
ce budaya,
Learning to do cinta)
(physicalPerfornance)
Dari Konsep/ teori Blue Ocean Strategy yang dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics
dalam manajemen pendiddikan (Ilmu, Seni dan Budaya Islam), diharapkan lulusan Santri Pondok
Pesantren Modern Gontor di pusat maupun di cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,
mampu mencetak sumber daya manusia Muslim-Mukmin berbudi tinggi, berpengetahuan luas,
berpikiran bebas, bermultitalenta dalam ilmu,seni dan budaya, serta berkhidmat kepada ummat,
bangsa dan negara untuk menuju kesejahteraan lahir batin dunia-akhirat, serasi dengan
keseimbangan teori / konsep Blue Ocean trategy sebagai muslim yang terintegrasi secara Analysis
Spiral Dynamics. Pondok Modern Gontor terdapat berbagai macam kegiatan dalam berbagai bidang;
yaitu bidang olah raga dengan terbentuknya puluhan klub semua jenis olah raga, bidang bahasa
R Iset yang ditelaah dalam buku ini memiliki tujuan untuk mendiskripsikan, mengkaji,
menganalisis , memodifikasi data dan fakta sehingga memperoleh gambaran tentang tujuan dari isi
tulisan pada buku ini dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam yaitu konsep Blue Ocean
Strategy dari Kim dan Mauborgne (2 005): dikembangkan melalui Analysis Spiral Dynamics dalam
Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya, untuk meningkatkan proses manajerial pendidikan
personal yang ada pada diri manusia muslim hal ini merupakan Studi R&D yang dibatasi pada 5
Pondok Pesantren Gontor yang ada di Propinsi jawa Timur , yaitu : (1) Pondok Pesantren Moderen
Darusalam Gontor Santri Putra pusat 1 di Ponorogo Jawa Timur ; (2) Pondok Pesantren Moderen
kampus 3 Darul Ma,rifat Gontor di Gurah Kediri jawa timur , (3) Pondok Pesantren Moderen Putri
Kampus 5 di Kandangan Kediri Jawa Timur , (4) Pondok Pesntren Modern Gontor Pusat Putri 1 dan
(5) Pusat Putri 2 di Mantingan Ngawi Jawa Timur , Hal ini juga dilakukan dengan perspektif
perencanaan dengan menggunakan pendekatan perspektif naturalistik ( naturalistic inquiry;),
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orangdan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan Riseet ini disebut juga alamialamiah
pendekatan naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau, apa adanya,
dan tidak dimanipulasi (Lincoln dan Guba. 1995:l89). Hal ini diperkuat oleh pendapat Creswell
(1998:15.dalam Mardia 2011) bahwa:
Qualitative research is an inquiry process of understanding, based on distinct
methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher
builds a complex, holistic-picture, analyses words, reports detailed views of informants,
and conducts the study; in a natural setting.
1. Natural setting (konteks natural /alami), yaitu suatu konteks keutuhan (entity) dimana
fenomena hanya dapat ditangkap dan dipahami maknanya dalamdan tidak dapat dilepaskan
dari konteksnya.
2. Human insfrument (rnanusia sebagai instrumen). Hal ini dilakukan karena manusia yang
mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitasmakna, dan menangkap makna
sedangkan instrumen lain seperti tes dan angket tidak akan mampu melakukannva.
3. Utilization of tacit Knowledge (pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan). Sifat
memungkinkan mengungkap hal-hal yang tak terkatakan. Sifat Naturalistik memungkinkan
mengungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang diekspresikan
oleh responden.
4. Quality methods (metoda kualitatif). Sifat naturalistik lebih memilih metode kualitatif dari
pada kuantitatif karena lebih mampu mengungkap realitas ganda, lebih sensitive dan adaptif
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
5. Purposive sampling (pengambilan sampel secara purposif). Penelitian naturalistic
menghindari pengambilan sampel secara acak, dan menekan kemungkinan munculnya kasus
menyimpang.
6. Inductive analysis data (analisis data secara induktif). Penelitian naturalistic lebih menyukai
analisis induktif daripada deduktif, karena dengan cara tersebut Konteksnya akan lebih
mudah dideskripsikan.
A. PROSES MANAJEMEN
Untuk terlaksananya Riset dan tercapainya tujuan Riset, dilakukanlah prosedur Riset dengan
langkah sebagai berikut : Perencanaan/persiapan yaitu Menentukan Sumber Data dan Subjek
Riset Lokasi Riset. Riset ini dilakukan dilembaga pendidikan Agama Islam yaitu berupa Pondok
Pesantren Moderen Gontor , terdiri dari 5 Pondok Pesantren Gontor yang ada di Propinsi jawa
Timur , yaitu : (1) Pondok Pesantren Moderen Darusalam Gontor Santri Putra pusat 1 di Ponorogo
Jawa Timur ; (2) Pondok Pesantren Moderen kampus 3 Darul Ma,rifat Gontor di Gurah Kediri
jawa timur dan (3) Pondok Pesantren Moderen 5 Putri di Kandangan Kediri Jawa Timur 4) Pondok
Pesntren Modern Gontor Pusat Putri 1 dan (5) Pusat Putri 2 di Mantingan Ngawi Jawa Timur,
terkait dengan berbagai kegiatan Ekstrakurikuler berupa manajemen pendidikan (Ilmu, Seni, dan
Budaya ) yang diselenggarakan oleh para santri/ wati di Pondok Pesntren Moderen Gontor
tersebut.
Langkah manajemen pendidikan dalam Riset ini diantaranya adalah :
1. Dalam Perencanaan (Planing) ,diantaranya Mengurus perizinan Riset kepada Lembaga
pendidikan Agama Islam Pondok Pesantren Gontor 1 putra, dan putri dan yang ada di daerah
Jawa Timur ; untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan pendek ; rencana program
dan rencana strategi; rencana pemantauan/ pengawasan dan Rencana Evaluasi., terkait dengan
Riset di isi buku ini akan dilakukan untuk mempertajam uraian deskrittif yang
Konkrit yaitu pengungkapan data wawancara dan dokumen dengan konfinnasi berulang-ulang
terhadap responden, meminta pendapat dan pertimbangan periset lain yang menggunakan
pendekatan kualitatif, dan pencatatan data atau informasi alat mekanis menggunakan komputer.
3. Comfirmability (Objektivitas )
Confirmability atat objektivitas dalam Riset dalam bentuk kualitaif berarti jujur, Pelaku riset
nencatat apa yang dilihat, didengar, ditangkap, dan dirasakan berdasarkan persepsi dan
keyakinan dia, tidak dibuat-buat atau direka-reka (Sukmadinata,2007): Data yang ditemukan
dianalisis secara cermat dan teliti. disusun. dikatagorikan secara sistematik. dan ditafsirkan
berdasarkan pengalaman. kerangkapikir dan persepsi peneliti tanpa prasangka dan
kecenderungan-kecenderungan tertentu. Subjektivitas sebagai lawan dari objeklivitas memang
harus dihindari dalam Riset ini. Hasil Riset dalam bentuk kualitatif dianggap objektif bila
dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti lain. Oleh karenanya istilah objektivitas dalam Riset
kualitatif sering disebut confirmctbility, Konfimabilitas merupakan proses mengacu pada hasil
Riset Apabila Konfiirmabilitas ini menunjukkan data cukup koheren. maka temuan Riset
memenuhi syarat, namun bila tidak cukup koheren, maka temuan dianggap gugur dan periset
D PERENCANAAN RISET MANAJEMEN PENDIDKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA) DALAM BLUE
OCEAN STRATEGY YANG DIKEMBANGKAN MELALUI ANALYSIS SPIRAL DYNAMICS DI PONPES
GONTOR
P ondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam
itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada,
kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang
kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Pesantren dalam lembaga pendidikan di Indonesia
merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang
Indigenous (asli). Pendidikan ini semula merupakan pendidikan agama Islam klasik yang mulai sejak
munculnya masyarakat islam di Nusantara pada abad ke- 13. Pesantren adalah warisan sejarah
masa lalu yang harus dilestarikan. Peran dan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang
cultural dan lahir dari kebutuhan masyarakat tidak perlu lagi diragukan. Sejarah telah mencatat
pesantren telah banyak melahirkan banyak kader bangsa sebagai alumni pesantren. Pesantren
dengan berbagai macam basisnya yang ada di Indonesia menambah keyakinan potensi pesantren
sangat penting. Misalnya: 1) Pesantren berbasis agama, 2) Pesantren berbasis modern seperti
keahlian bidang bahasa Arab dan Inggris, 3) Pesantren berbasis ilmu pengetahuan, 4) Pesantren
berbasis teknologi dan informasi. Pesantren berbasis ekonomi dan berbagai macam pesantren yang
sudah ada di bumi nusantara ini merupakan fenomena nyata yang sangat menarik untuk dilestarikan
dan dikembangkan.
A. SEJARAH SINGKAT TENTANG BERDIRINYA PONDOK PESANTREN GONTOR
Menurut Hendra Zainuddien, Alumni pesantren tidak perlu lagi diragukan kapabelitasnya
di tengah-tengah masyarakat. Banyak sudah bukti yang ditunjukkan oleh lembaga pesantren.
E. PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Lembaga tertinggi di Gontor ialah Badan Wakaf, sebuah badan legislatif yang
bertanggungjawab secara menyeluruh atas pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan
pengajaran. Tugas dan kewajiban keseharian dari lembaga ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok
sebagai mandataris Badan Wakaf yang memimpin seluruh lembaga di Gontor dan bertanggungjawab
kepada Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Saat ini Pondok Modern Gontor dipimpin oleh K.H.
Abdullah Syukri Zarkasyi, MA., K.H. Hasan Abdullah Sahal, dan Drs. K.H. Imam Badri. Di tingkat
menengah terdapat dua lembaga yang secara langsung menangani pendidikan dan pengajaran,
yaitu Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) yang dipimpinan oleh Direktur KMI dan lembaga
Pengasuh Santri yang dipimpin oleh Pimpinan Pondok. KMI menangani pendidikan intrakurikuler dan
STRUTUR ORGSNISASI
DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM GONTOR
BADAN WAKAP
PIMPINAN GONTORR
MHASISWA
SANTRI SANTRI SANTRI MAHASISW
AA
KET :
PANCA JANGKA
UNIDA GONTOR : UNIVERSITAS DARUSALAM GONTOR
KMI : KULLIYATUL-L-MUALLIMIN AL-ISLAMIYAH
PONDOK MODEREN DARUSALAM GONTOR
YPPWPM : YAYASAN PEMELIHARAAN DAN PERLUASAN 1. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
WAKAP PONDOK MODEREN 2. KADERISASI
OPPM : ORGANISASI PELAJAR PONDOK MODEREN 3. PERGEDUNGAN
DEMA : DEWAN MAHASISWA 4. KHIYANATULLAH (PENDANAAN)
5. KESEJAHTERAAN KELUARGA
6.
GB. 9.2
STRUKTUR OGANISASI PONPES GONTOR
Di Pondok Modern Gontor sesuai dengan tujuan pendidikan dan pendekatan holistik yang
digunakan serta fungsinya yang komprehensif sebagai lembaga pendidikan sosial dan penyiaran
Agama, maka pendidikan lebih banyak ditanamkan dan ditularkan secara tidak formal; tidak sekadar
dengan ceramah, pengarahan, penataran, diskusi, pengajian, dan sejenisnya. Justru penularannya
lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, penugasan, dan pengkondisian atau
penciptaan lingkungan ))ال ب ي ئة إي جادyang kondusif untuk mencapai tujuan
pendidikan. Penciptaan lingkungan semacam ini sangat dimungkinkan di dalam Pondok karena
santri dan guru bertempat tinggal di kampus yang sama. Selain beberapa guru senior dan guru-
guru yunior yang mengurusi unit-unit usaha Pondok, seluruh guru tinggal di lingkungan asrama.
Santri-santri yunior belajar mengenai kehidupan Pondok dari santri-santri senior, santri-santri
senior belajar dari santri-santri yang lebih senior, dan begitu seterusnya. Pola kehidupan di Pondok
itu diwariskan dan ditularkan dari satu generasi santri ke generasi berikutnya secara
berkelanjutan.
Berikut ini dipaparkan beberapa contoh penanaman Panca Jiwa pondok pesantren dengan
menggunakan pendekatan tidak formal sebagaimana yang dijelaskan di atas.
1. Keikhlasan. Keikhlasan adalah pangkal dari segala jiwa Pondok dan kunci dari diterimanya amal
di sisi Allah SWT. Segala sesuatu harus dilakukan dengan niat semata-mata ibadah, lillah,
ikhlash hanya untuk Allah SWT. Di Pondok diciptakan suasana di mana semua tindakan
didasarkan pada keikhlasan. Ikhlas dalam bergaul, ikhlas dalam nasehat-menasehati, ikhlas
No Pencetus idea
1 Perjalanan seribu Kilometer diawali dengan langkah kaki pertama (KH. Imam Zarkasih
2 Berani hidup tak takut mati,takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja seluruh
mata pelajaran harus mengandung pendidikan akhlak; in uridu; illa ishlah; sebaik-baik
manusia ialah yang paling bermanfaat untuk sesamanya; pendidikan itu by doing
bukan by lips; perjuangan itu memerlukan pengorbanan; bondo, bahu, piker, lek perlu
sak nyawane; I malu fawqa ma amilu; hanya orang penting yang tahu kepentingan dan
hanya pejuang yang tahu arti perjuangan; sederhana tidak berarti miskin. Falsafah
Pembelajaran Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada
metode, dan jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri dalam bahasa Arab hal
itu diungkapkan sebagai berikut: al-tariqatu ahammu min al-madah, al-mudarrisu
ahammu min al-tariqah, wa ruhu al-mudarrisi ahammu min almudarris(KH. Ahmad
Sahal)
3 Manusia itu berbuat apa yang kamu bisa , tetapi Tuhan itu berbuat apa yang Dia suka
(KH. Zainuddin Fananie)
4 Andaikata sunah –sunnah yang ada ini saja dilaksanakan dengan baik, InsyaAllah
Pondok ini akan maju.(K.H Imam Zarkasyi )
5 Orang-orang yang belum pernah merasakan kemajuan , tak tahu hakekat kemunduran
(K.H. Zainuddin Fananie)
6 Diatas PMDG hanya ALLAH dibawah PMDG hanya tanah.Jasad melekat di bumi , tetapi
jiwa berhubungan langsung dengan yang dilangit, di<Arsy, dengan segala
resikonya.(K.H. Hasan Abdullah Sahal)
Dalam Penjabaran hasil Riset dan pembahasannya adalah sebagai berikut : Perlu
ditekankan bahwa :
1. Tim Riset dalam sesuai dengan pengembangan rumusan masalah dan batasan masalah dalam
penelitian ini dibatasi hanya mengkaji tentang Manajemen Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya
muslim dengan teori Blue Ocean Strategy yang dikembngkan melalui Analysis Spiral Dynamic
dan yang dijadikan focus penelitian di tiga Pondok Pesantren Modern Gontor yaitu : (1) Ponpes
Modern Gontor Pusat 1 Putra Ponorogo Jatim ; (2) PonPes Modern Gontor 3 Putra di Gurah
Kediri Jawa Timur dan (3) PonPes Modern Gontor 5 Putri di Kandangan Kediri Jawa Timur ; (
Gb. 9.3 Documen Kegiatan Exchool Thun 2016 di Gontor Pusat 1 Putra Poporogo jatim
Gb. 9.4 Kegiatan Exchool Thun 2017 di Gontor Pusat 1 Putra Poporogo jatim
Suasana saat Kiaisan Abdullah Sahal memberikan pesan dan nasihat ketika DARUSSALAM
Untuk kali pertama Pondok Modern Darussalam Gontor (PM. Gontor) melalui Lembaga
Pengasuhan Santri mengadakan acara Pembekalan Intensif bagi Koordinator sektor-
sektor yang ada di PM. Gontor. Acara ini diselenggarakan pada hari Rabu, 30 Agustus 2017 di Aula
Saudi dan diiukti kurang lebih 120 orang peserta. Dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00. Diawali
dengan Pesan dan Nasihat dari Bapak Pimpinan PM. Gontor, Kiai Hasan Abdullah Sahal dan dilanjutkan
dengan babak-babak materi selanjutnya sampai dengan babak akhir yaitu Problem Solving. Turut
mengisi acara ini Ust. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A., Ust. Noor Syahid, S.Ag. Ust. Dihyatun
Masqon, M.A.Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menyamakan langkah seluruh koordinator
sektor yang ada di PM. Gontor dalam menerima dan menghadapi masalah yang ada. Selain itu, acara
ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi bagi koordinator sektor-sektor agar menjadi lebih
semangat dalam membina junior-junior yang ada dan dapat meningkatkan etos kerjanya dalam
membantu pondok guna kemajuan pondok untuk masa yang akan datang.
1. Jamiyyatu-l-Qurra‘ dan Tahfidz Al-Quran; Diskusi dan Kajian ilmiah; Pelatihan Organisasi;
Gerakan Pramuka, termasuk di dalamnya Marching Band; ProgramPeningkatan Bahasa,
diantaranya;Penyampaian kosa kata Bahasa Arab dan Inggris setiap pagi. Percakapan
berbahasa Arab maupun Inggris, dua kali sepekan, pada hari Selasa dan Jumat. Perlombaan
Gb. 9.6
Tim Riset sedang wawancara dengan pemangku jabatan Pengsuh Gontor 3.
Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 (Gontor Putri 5), yang terletak di Bobosan,
Kemiri, Kandangan, Kediri, Jawa Timur, merupakan cabang yang secara resmi diresmikan oleh Ketua
MPR RI. DR. KH. Hidayat Nur Wahid, M.A. Turut hadir dalam acara itu, anggota badan wakaf, instansi
Gb. 9.6
PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 5
Data-data yang digunakan dalam penyusunan Riset pada PMD Gontor Putri 5 hasil riset
dan hasil wawancara dengan stap pengasuh dan Pembina wakil Pengasuh ini pada intinya adalah
bahwa lebih menekankan pada Pendidikan karakter sebagai santriwati yang mampu mendobrak
berbagai hal tentang kesetaraan gender muslim yang tetap pada aturan islami yang hakiki sebagai
PANGGUNG megah berlatar lukisan istana tiga dimensi dilengkapi puluhan lampu bagai magnet bagi
ribuan orang yang datang dari penjuru Nusantara. Itulah panggung gembira yang digagas santriwati
akhir KMI Gontor Putri 3, Sabtu (19/8/2017) di halaman auditorium Gontor Putrikampus
3, Karangbanyu, Widodaren, Ngawi. Dihelat rutin setahun sekali untuk mengasah kreativitas seni
musik dan olah vokal, teater, tari, sampai seni bela diri. Mahakarya tersebut digelar dengan
persiapan matang, bahkan sudah dirancang sejak sebelum Ramadan. Mereka mendesain sendiri latar
panggung seluas 90 meter persegi itu, penataan panggung dan taman, juga kostum seluruh pemain.
Melatih koor, tari, musik, puisi, nasyid, rebana, pantomim, dan teater berbahasa Inggris, bahkan
mencari dana secara mandiri. Sungguh tak mudah dikerjakan siswa seusia mereka. Namun,
santriwati Gontor Putri 3 membuktikannya bila mereka bisa. Sorakan dan teriakan tak henti-henti
diberikan penonton, menandakan betapa meriahnya acara yang dimulai pukul 20.00 WIB dan diakhiri
selepas tengah malam. Inspiring generation, dilabelkan untuk santriwati tingkat akhir ini,
menawarkan tema The Great Inspirator dalam Panggung Gembira. Dengan visi menyatukan persepsi,
berpadu dalam kreasi seni, inovasi, quran, dan tarbawi, berlandaskan filsafat gontori demi
terwujudnya generasi yang menginspirasi. “Gontor bukan hanya mengajarkan agama, tapi juga
mengasah kreativitas santri agar kelak dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,”
ungkap Suwarno, pengasuh Gontor Putri 3, dalam sambutan malam itu. Tak heran jika melihat
kesuksesan para alumni Gontor yang kini berkiprah di kancah nasional maupun internasional.
Mereka, juga belajar tentang ketaatan, keterampilan, kedisiplinan, dan kemandirian sejak
dini. Suwarno menambahkan, Panggung Gembira bukan sekadar hiburan, tapi juga ajang pendidikan
bagi santri, guru, dan wali murid. Begitu acara dimulai, tak satu pun penonton beranjak dari tempat
duduknya. “Merinding saya mendengar koor dan puisinya,” kata Hanif Muallifah, penonton Panggung
Gembira. “Baru kali ini saya melihat masterpiece yang ditangani anak-anak seusia mereka. Benar-
benar nggak nyangka,” lanjutnya.
1. Kerangka Dasar Pendidikan Ilmu , seni dan Budaya Islam di Pondok Pesantren Modern
Gontor dan Landasan-Landasan perencanaannya
Kerangka dasar keilmuan yang dibangun oleh PPM Gontor yang dijadikan focus Riset yaitu
(PPMG Pusat 1 Putra Ponorogo, PPMG Putra 3 Gurah Kediri dan PPMG Putri 5 Kandangan Kediri )
Jawa Timur adalah integrasi ilmu. Makna integrase Ilmu secara lebih praktis dapat dikatakan
bahwa ketinggian kemampuan seseorang menguasai sains modern yang ditandai dengan
tingginya profesionalisme berhubungan secara linier dengan tingginya sikap Islam dan
pcnguasaan peradaban Islam sebagai patokan setiap tindakan dalam kehidupan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa semenjak perubahan PP Gontor menjadi PP Modern Gontor konsep pada
sesungguhnya memiliki satu keinginan yang sama yaitu mewujudkan atau merealisasikan
gagasan tentang kerangka dasar integrase ilmu, ilmu agama dan umum dalam rangka mengakhiri
perdebatan wacana tentang dikotomi ilmu. Wacana integrasi ilmu dan agama telah muncul cukup
lama hingga saat ini dalam bingkai yang berbeda. pada zaman lslam klasik, antara sains, ilmu
dan agama dipandang integrate. Dalam konteks keindonesiaan, secara lebih khusus wacana
integrasi digunakan istilah "reintegrasi",dapat disaksikan pada transformasi dari Pondok
Pesantren Gontor Menjadi Pondok Pesantren Modern Gontor . Sitem dan Segala Program dalam PPM
Gontor tersebut menggunakan paradigma integrase ilmu dialogis dari Lan G Barbour. Pemetaan
Barbour (2002) dimulai pada tahun 1990 dengan klasifikasi pola-pola hubungan sains dan agama
dalam Religion in an Age of Science- Secara sederhana ia memetakan empat tipologi hubungan
agama dan sains, yaitu konflik, independensi, dialog. dan integrasi (Barbour, 2002: 40-42).
Tipologi dialog tidak mempermasalahkan perbedaan tapi lebih fokus pada kemiripan pra-
anggapan, metode, dan konsep yang ada dalam sains dan agama (Barbour, 2002:74). Secara
rinci, integrasi memiliki dua versi yang agak serupa: (l) natural theology, mengklaim bahwa
eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dan didukung berdasarkan bukti tentang desain alam, yang
Hasil riset yang dijadikan buku laskar santri Gontor ini dapat dikembangkan kembali
untuk menggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui kajian yang lain yang mampu
mendongkak lebih mendalam untuk kemajuan pendidikan islam lainnya yang ada di Indonesia.
Memformulasikan dan menentukan landasan pengembangan Manajemen ILmu, Seni dan Budaya
Islam, yaitu (1) landasan filsafat pendidikann yang mengkaji persoalan mau dibawa kemana
pendidikan Agama islam tersebut jika diaplikasikan dan dikembangkan system PPM Gontor di Pondok
pesantren yang bukan PPM Gontor, misalnya yang akan diteliti di PonPes lain atau pada Lembaga
pendidika Islam lainnya, sebagai infact dalam pendidikan Seni Budaya Islam. Disini landasan keilmuan
dan paradigma bcrpikir dibangun dan diperkuat dengan values system yang berfungsi sebagai
ruh pcndidikan lslarn, agar dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada baik manusia
maupun non-manusia sehingga menjadi driving force untuk pencapaian visi dan misi perguruan
Islam . Nilai-nilai dirumuskan secara bersama-sama agar dapat dihayati dan internalisasikan oleh
semua komponen agar menjadi nilai kolektif lembaga. Selain itu pada tahap lni dirumuskan apa
visi (vision) pendidikan agama Islam, apa misi (mission) pendidikan agama Islam, apakah yang
menjadi tujuan (aim) dan target '(goal) yang ingin dicapai oleh pendidikan agama lslam, siapa
B. Tata Kelola Kegiatan Exschool Pendidikan Seni Budaya Islam Dalam Perspeltif
Spektrum Spiral Dynamics dan Blue Ocean Strategy di PP Modern Gontor Untuk
Pendidikan Islam lainnya.
Tata Kelola Pendidikan Agama lslam dalam spektrum Spiral Dynamic dan Blue
Ocean Strategy sebagai kekuatan pendorong ( driving Vorce) bagi urnat lslam adalah langkah
alternatif untuk menjawab problernatika Pendidikan Agama Islam pada era global dan Digital
ini . Menurut beberapa akhli (dalam Mardia 2011) Dengan mcngintegrasikan agama dan sains
serta berbagai elememen Seni Budaya yang dikelola dengan manajemen komponen spiritualnya
maupun agama dan sains sebagai sistem Spiral Dynamic mcmberikan solusinya dengan
melihatnya melalui otak manusia yang terdiri atas sekitar 180 miliar sel (neuron) Interaksi
antar neuron melalui suatu jaringan dengan melibatkar berbagai unsur kimiawi otak merupakan
reaksi yang terjadi terhadap stimulus eksternal yang dihadapi seseorang yang akan
mcmunculkan pikiran-pikiran yang mendasari terjadinya perilaku tertcntu. perilaku seseorang
scbetulnya adalah inecraksi antara stimulus ekstemal yang dihadapi orang atau kelompok
Sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian, dalam Bab ini akan dibahas Masalah yang terkait
dengan :
1. Bagaimana system telaah yang dilakukan dalam mengkaji dan menemukan aspek-aspek
lain dalam Riset terdahulu agar dapat dijadikan suatu kajian untuk dipublikasikan melalui
Buku kajian Referensi hasil kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilakukan santri-santri
di Gontor khususnya dalam menajerial pendidikan (Ilmu, Seni dan budaya) melalui
Pengembangan Spectrum Analysis Spiral Dynamics system tersebut.
2. Bagaimana Strategi yang dilaksanakan agar lebih presentative untuk dapat dideskripsikan
dalam menggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan pengembangan dalam Manajemen
Pendidikan Ilmu, Seni dan Budaya Islam pada manusia Muslim melalui suatu kajian / tool
Spectrum Analysis Spiral Dynamics System yang mampu mendongkak lebih mendalam untuk
kemajuan pendidikan berlandasan islami dan pendidikan umum lainnya khususnya yang ada di
Indonesia.
3. Bagaimana Memformulasikan, mempromosikan dan menentukan landasan pengembangan
Manajemen ILmu, Seni dan Budaya Islam, yaitu landasan filsafat pendidikann yang mengkaji
persoalan pendidikan Agama islam khusunya yang ada dan mewakili Pompes yang terdapat di
willayah Indonesia.
4. Bagaimana mendiagnosis/ mengidentifikasi dan mengevaluasi kebutuhan melalui penguatan
landasan seni dan budaya islam yang tergambar pada substarsi, aga dapat Mendesain dan
Membuat Pedoman/ Model/ Referensi sebagai Model dan rekayasa social, secara Mikro
maupun Makro yang apat dimamfaatkan oleh lembaga pendidikan Agama Islam maupun
Lembaga Pendidikan Umum secara terintegrasi dan Kaffah. Sehingga memiliki keseimbangan
dalam kehidupan untuk mencapai tujuan dari pasca hidup didasari oleh keseimbangan Iman,
E. TELAAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM) MELALUI KONSEP
SPECTRUM ANALYSIS DYNAMICS SYSTEM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PONDOK
PESANTREN MODEREN DARUSSALAM GONTOR
Melihat data dan fakta pada hahsil temuan terdahulu dalam riset pertama , maka
pembahasanan berdasarkan penyajian dan analisa data di atas dijelaskan, bahwa munculnya
program Pondok Pesantren yang memiliki pembaharuan di Bidang FURU dari mulai Sejarang
perkembangan Pondok , Visi, Misi dan Tujuan, Motto, Jiwa , Orientasi Pendidikan, Sintesa Unsur-
Unsur Pendidikan; sampai pada Falsafah dlam orientasi Pemdidikan, pengasuhan, pembinaan
,kreativitas dan inovasi yang spektakuler ini selain bertujuan untuk pembinaan akhlak, juga bertujuan
untuk melatih para Santri/ Wati dalam memanfaatkan waktu mereka yang menitikberatkan pada nilai
spiritual dan sosial.
1. Kegiatan Santri :
Kegiatan berorganisasi ini merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan santri
sehari-hari, sebab berorganisasi di Pondok ini berarti pendidikan untuk mengurus diri sendiri
dan tentu saja orang lain. Seluruh kehidupan santri selama berada di dalam Pondok diatur oleh
mereka sendiri dengan dibimbing oleh santri-santri senior atau guru-guru. Kegiatan-kegiatan
ini selalu didasari oleh nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang ditanamkan dalam kehidupan santri di
pesantren di bawah bimbingan dan pimpinan kyai. Di tingkat santri tingkat menengah terdapat
dua organisasi, yaitu: Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) . Pelaksana OPPM adalah
santri-santri kelas akhir yang terpilih secara demokratis. Pemilihan Ketua dan Pengurus
Organisasi ini diadakan setahun sekali. Pada setiap bulan Ramadan atau sebelum memasuki
tahun ajaran baru mereka mengadakan Musyawarah Kerja untuk merancang Program Kerja
selama satu periode masa bakti. Pada setiap akhir masa jabatan, pengurus Organisasi ini
melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama setahun di depan seluruh santri
dan guru-guru serta pimpinan-pimpinan lembaga dan Pimpinan Pondok. Seusai Laporan
pertanggung jawaban diadakan serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus baru
terpilih. Kegiatan- kegiatan santri di dalam Pondok diurus oleh 20 bagian dalam OPPM. Bagian-
bagian tersebut terdiri dari pengurus harian: ketua, sekretaris, bendahara, dan keamanan, dan
16 bagian yang lain, yaitu: Bagian Pengajaran, Bagian Penerangan, Bagian Kesehatan, Bagian
Olahraga, Bagian Kesenian, Bagian Kesenian, Bagian Perpustakaan, Bagian Koperasi Pelajar,
Bagian Penerimaan Tamu, Bagian Koperasi Dapur, Bagian Warung Pelajar, Bagian Penggerak
Bahasa, Bagian Penatu, Bagian Fotografi, dan Bagian Bersih Lingkungan.
2. Kegiatan Kepramukaan.
Hasil wawancara dengan wali santri (orang tua santri yang sedang berkunjung menengok
anak-anaknya di Pondok Pesantren Gontor 5 putri misalnya diantaranya mengenai kegiatan
Di Pondok Pesantren Modern Gontor baik di Ponpes yang dijadikan riset pertama Gontor
Putra 1 Ponorogo, Gontor Putra 3 Marifat Kediri dan Gontor Putri 5 Kandangan , juga Penelitian
yang dilakukan di PonPes Gontor 1 dan Gontor 2 Putri di Mantingan Ngawi pada riset lanjutan ,
pada dasarnya adalah sama satu komando dan satu filosofi dalam berbagai program dan kegiatan
khususnya dalam Kegiatan Exshool sesuai dengan tujuan pendidikan dan pendekatan holistik yang
digunakan serta fungsinya yang komprehensif sebagai lembaga pendidikan sosial dan penyiaran
Agama, maka pendidikan lebih banyak ditanamkan dan ditularkan secara tidak formal; tidak
sekadar dengan ceramah, pengarahan, penataran, diskusi, pengajian, dan sejenisnya. Justru
penularannya lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, penugasan, dan
pengkondisian atau penciptaan lingkungan ))ال ب ي ئة دإي جاyang kondusif untuk mencapai
tujuan pendidikan. Penciptaan lingkungan semacam ini sangat dimungkinkan di dalam Pondok
karena santri dan guru bertempat tinggal di kampus yang sama. Selain beberapa guru senior dan
guru-guru yunior yang mengurusi unit-unit usaha Pondok, seluruh guru tinggal di lingkungan
asrama. Santri-santri yunior belajar mengenai kehidupan Pondok dari santri-santri senior,
1. Panca Jangka. Dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok
Modern Gontor, dirumuskanlah “Panca Jangka” yang merupakan program kerja Pondok
yang senantiasa memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan
dan pemajuan tersebut. Adapun Panca Jangka itu meliputi bidang-bidang berikut:
Pendidikan dan Pengajaran Pengembangan di bidang dilakukan dengan
mempertahankan dan meningkatkan pendidikan dan pengarajaran di Pondok Modern
Gontor. Usaha ini tercatat dalam sejarah perjalanan Pondok sebagai berikut:1)
Pendirian Tarbiyatul Athfal (Sekolah Rakyat) pada tahun 1926.2) Pembukaan Sullamul
Muta’allimin, tahun 1932.3) Tahun 1936, didirkan Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI).4)
Pada tahun 1963 didirikanlah Perguruan Tinggi bernama Institut Pendidikan Darussalam.
Sekarang institut tersebut berganti nama menjadi Institut Studi Islam Darussalam
(ISID).5) Pada tahun 1990 didirikan Pesantren Putri di areal tanah milik Gontor yang
teletak di desa Sambirejo, Mantingan, Ngawi.6) Tahun 1996, dibuka Pondok Modern Gontor
I. PENJABARAN HASIL RISET MANAJEMEN PENDIDIKAN (ILMU, SENI DAN BUDAYA ISLAM )
MENURUT TEORI BLUE OCEAN STRATEGY YANG DIKEMBANGKAN MELALUI ANAYSIS
SPECTRUM DYNAMICS
Selain itu Sepenuhnya baik di Pondok Pesantren Modern Gontor Pusat maupun cabang-cabang
PonPes Modern Gontor pada Prinsipnya mempunyai dan mengacu pada sistem kebijakan, program
pengajaran, pendidikan , manajemen kegiatan intra, ektra kurikuler dan lainnya sepenuhnya memiliki
koordinasi dan langkah yang sama , hanya yang membedakan beberapa sebagian budaya yang
disesuaikan dengan lokasi , masyarakat dan sarana kebutuhan setempat yang dikembangkan oleh
Pondok Pesantren tersebut .Secara keseluruhan Pondok Modern Gontor beserta cabang-
cabangnya memiliki santri sebanyak dan guru. Nilai-nilai Pembentuk Karakter Nilai-nilai yang
mendasari perilaku kehidupan PM Gontor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai esensial dan nilai
instrumental serta implementasinya dengan disiplin. Nilai-nilai esensial adalah nilai-nilai yang
dikontruk oleh perintis pesantren dan menjadi bagian dari kepribadian yang tidak terpisahkan
antara dirinya dan pesantren. Nilai-nilai tersebut di PM Gontor dapat dipresentasikan dalam dua
bentuk, yakni: Pancajiwa dan Motto. Pancajiwa Pondok Hakikat pondok pesantren terletak pada isi
atau jiwanya, bukan pada kulitnya, dalam isi itulah ditemukan jasa pondok pesantren bagi umat.
Kehidupan dalam pondok pesantren dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat dirumuskan dalam
Pancajiwa sebagai berikut: (1) keikhlasan; (b) kesederhanaan; (c) kesanggupan menolong diri
sendiri atau berdikasi; (4) ukhuwwah diniyah yang demokratis antara santri; dan (e) bebas.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan . Karakter Sistem Pendidikan Pondok modern Gontor
menggunakan sistem pendidikan klasikal berbasis kelas. Lembaga pendidikannya yang terkenal
JIKA PENULIS MENGAMBIL BENANG MERAH DARI DESKRIPSI SELURUH RANGKAIAN MANAJERIAL
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SERTA SISTEM PENGASUHAN BERBAGAI LINI YANG ADA DI PONDOK PESANTREN
MODEREN GONTOR , BAIK SECARA SUBTANSIAL, LANDASAN TEORI MAUPON LANDASAN THEOLOGIS PADA HASIL
RISET DENGAN KESEIMBANGAN TEORI BLUE OCEAN MAUPUN PENGEMBANGANYA MELALUI ANALYSIA SPIRAL
DINAMICT SYSTEM, MENUNUJUKKAN GAMBARAN SESOSOK SANTRI/ WATI YANG TUMBUH BAGAIKAN MENANAM
BIJI KURMA YANG DITANAM DALAM LUBANG YANG SANGAT DALAM DIATASNYA DIYUMPANGI BONGKAHAN BATU
DAN TANAH LIAT YANG SANGAT KUAT DAN DITUTUPI DENGAN BONGKAHAN TANAH YANG KERAS YANG MAMPU
MENJADIKAN BIJI KURMA MAMPU MENDONGKAK BONGKAHAN BATU DAN TANAH YANG KERAS SEHINGGA KELUAR
AKAR DAHAN DAUN YANG MENJULANG DAN MENGHASILKAN BUAH KURMA YANG MAMPU MEMBERIKAN KEKUATAN
IMAN DAN ISLAM YANG DIBUTUHKAN SEBAGAI NUTRISI YANG MENJADIKAN HATI, IMAN, ISLAM, ICHSAN YANG
HAKIKI DAN KAFFAH DALAM TUBUH YANG SEHAT JASMANI MAUPUN ROHANI UNTUK KEMASKAHATAN DUNIA DAN
AKHIRAT. HAL INI BERDASARKAN ANALISIS YANG DAPAT DIRINCI DIANTARANYA SEBAGAI BERIKUT :
Pertarna; Hampir 100 % keseluruhan program, kebijakan ,model, system , langkah, sifat,
pembentukan character, system pengasuhan, pendidikan, pengajaran , belajar mengajar, system
kemasyarakatan, system manajerial, system pembentukan kedisisplinan, kewiusahan ,kemandirian
seutuhnya memiliki kasamaan bergerak langkah untuk mengabdi dengan berlandaskan pada Trimurti
serta seluruhnya dalam satu atap baik oleh sumber daya manusia maupun sumber daya non
manusia termasuk tanah dalam berpijak , serta kesamaan alasan paradigma keilmuan dan landasan-
Dengan demikian Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) telah membuktikan dari hasil
Riset menunjjukkan bahwa :
1. Konsistensi pondok pesantren yang memiliki tujuan, terwujudnya generasi mukmin muslim yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, serta berkhidmat
kepada masyarakat berpijak pada kehidupan dan penghidupan pada azas Trimurti. Dimana
Lahirnya ulama yang intelek yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir. Serta terwujudnya
warga negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Apabila melihat kepada pendirian pesantren Gontor yang begitu lama sejak dulu hingga sekarang,
pesantren telah memposisikan dirinya di beberapa tempat yang strategis yaitu; pesantren
gontor sebagai lembaga pengembangan ilmu agama dalam istilah lain tafaqquh fi al-din, dimana
pesantren Gontor sebagai medium dakwah dan tempat perjuangan yang melahirkan sumber
manusia, juga merupakan institusi yang mengabdi bagi masyarakat dengan komitmennya amar
ma’ruf nahi munkar dalam berbagai bentuk Eksistensi dan Kontribusi Pondok Modern Darussalam
Gontor… ketiga posisi ini, maka keberadaan pesantren gontor telah memerankan berbagai aspek
pembangunan kepada masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
3. Telah dibuktikan peran pesantren Gontor dari aspek pendidikan dapat dilihat melalui dua sudut
iaitu internal dan external. Secara internal dapat merujuk kepada jumlah santri pesantren Gontor
seramai 4043 santri dengan asal daerah pelajar dari berbagai negeri bahkan antar bangsa. Para
santri duduk di asrama dalam waktu 24 jam, kiai dan guru sebagai public figure merupakan
pendidikan karakter yang memotivasi semua potensi kemanusiaan sama ada intelektual,
Abdullah Syukri Zarkasyi,M;;2016. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren: Pengalaman Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo
Abdullah Aly, 2009. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Telaah terhadap Kurikulum
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, Disertasi UIN Yogya Agusz Sudrajat ,2004
Makalah Peranan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter
Azra,.Azyumardi, 2001, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Penerbit
Kalimah, Jakarta.
Ahmad Ta‟rifin dkk, 2008. ”Formalisasi dan Transformasi Pendidikan Pesantren ”, Jurnal Penelitian,
P3M STAIN Pekalongan, Volume 5, Nomor 2 4-15.Karel Steenbrink, Pesantren, Madrasah
Sekolah: Pendidikan Dalam Kurun Waktu Modern, Jakarta: LP3ES, 1994.
Abdurrahim Yapono, 2015. Filsafat Pendidikan danHidden Curriculum dalam Perspektif KH. Imam
Zarkasyi (1910-1985) Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah, Jakarta
Abdurrahman.Wahid, 2001, Menggerakkan Tradis i: Esai-Esai Pesantren, LkiS, Yogyakarta
Anwar dan Matahari. 2006. Peranan Pondok Pesantren Al-Basyariyah Dalam Mempersiapkan Santri
Memiliki Daya Saing Tinggi. www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 28 Oktober 2007
Anonim. Tanpa Tahun. Direktori Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri. Tidak diterbitkan: Cianjur.
ATR Rosa, 2016 Bagaimana Bayangan itu Bisa lurus Sementara Bendanya Bengkok , Sebuah Kajian
…………… Pembuktian Bagaimana Tangung Jawab Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Seperti Apa Anaknya
Harus Berbakti Pada Kedua Orang Tuanya Dalam Pendidikan Islam). Journaal, literat
UninusBandung
Beatty, Andrew., 1999, Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account, Cambridge
University Press, Cambridge.
Barnawi. 2015. Madrasah dan Blue Ocean Strategy. Online pada http://www.// portal%20kemenag%
20prov.%20jawa%20barat.htm. Tanggal 16 Juni 2017 , pukul 23.02 WIB
Bambang Soedijono. 2015. Makalah Seminar Nasional: Penerapan Blue Ocean Strategy dalam
Menghadapi Persaingan Pendidikan Kesehatan di Propinsi Bengkulu (Studi Kasus Politeknik
Kesehatan Bengkulu). Yogyakarta: STIMIK Amikom Yogyakarta
Chairul Sabarudin; Ahmad Nafi' Royhan M, 2009 .album: MAN JADDA WA JADA 2 di Pondok Pesantren,
https://web.facebook.com/iroel.d.. diunduh juli2017
Devi, Laxmi., (ed), 1997, Encyclopedia of Social Research, V.2., Anmol Publications PVT.LTD, NewDelhi.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep, Buku 1 Edisi 12 . Jakarta: Salemba Empat.
Halimah. 1995. Peranan Pesantren Sebagai Agen Perubahan (Agent Of Development) Bagi Masyarakat Desa
(studi kasus: Pesantren Darrunnajjah Cipining, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Program
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.