You are on page 1of 17

KARYA TULIS ILMIAH

"IMPLEMENTASI TEORI RELATIVITAS TERHADAP SISTEM


PENGGUNAAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) PADA
KENDARAAN BERMOTOR"

DISUSUN OLEH

Angelika Ramona Putri Hasibuan (2117041017)


Armelia Putri Rusaida (2117041046)
Bagas Pangestu (2117041021)
Galipat Wijaya (2117041001)
Larashati Susandy (2117041081)
Nella Astari Ningrum (2117041057)
Tri Aprilia Sari (2117041040)
Zulvikar M (2117041038)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul "Implementasi Teori
Relativitas Terhadap Sistem Penggunaan Global Positioning System (GPS)
Pada Kendaraan Bermotor" ini dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi
keberlanjutan Workshop Karya Tulis Ilmiah (WKTI) yang diadakan oleh
Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) Universitas Lampung. Selain itu, karya
tulis ilmiah ini juga bertujuan untuk dapat menambah wawasan tentang
Implementasi Teori Relativitas Terhadap Sistem Penggunaan Global
Positioning System (GPS) Pada Kendaraan Bermotor bagi para pembaca dan
juga bagi kami sendiri sebagai penulis.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Yay Haposan L. H.
Sihombing dan Atu Ida Rismawati, selaku Penanggung Jawab Kelompok 1
Workshop Karya Tulis Ilmiah yang telah mendampingi kami selama
mengerjakan karya tulis ilmiah ini sehingga dapat menambah pengetahuan,
wawasan, dan ilmu yang berguna untuk kehidupan kami ke depannya. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Kami menyadari, bahwa pada karya tulis ilmiah yang kami tulis ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Bandar Lampung, 19 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................3
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN


A. Teori Relativitas .................................................................................................. 4
B. Global Positioning System (Gps) ...................................................................... 6
C. Penggunaan Gps Terhadap Kendaraan Bermotor Dan Kaitannya Dengan
Teori Relativitas .................................................................................................. 8

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

ii
1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Global Positioning System (GPS) merupakan sebuah perangkat yang


menyediakan layanan posisi, navigasi, dan waktu bagi pengguna. GPS
dikembangkan sejak tahun 1973 untuk mengatasi keterbatasan banyak sistem
navigasi yang ada dan berada di bawah kendali. Departemen Pertahanan
Amerika Serikat (Federal Aviation Administration, 2014; Oxley, 2017).
Teknologi GPS pada awalnya ditujukan sebagai fasilitas bantuan navigasi bagi
militer, namun kemudian merambah ke berbagai bidang kehidupan, termasuk
navigasi darat, laut, dan udara. GPS juga digunakan untuk pemetaan geografis,
seperti membuat peta digital dan area survei, dan memainkan peran penting
dalam menemukan lokasi Anda. Satelit GPS mengorbit bumi dalam
konfigurasi tertentu. Karena kecepatan orbit satelit dan koefisien gravitasi
bumi, sistem GPS mengalami relativitas. Oleh karena itu, sistem GPS perlu
memodifikasi teori relativitas tampilan. Pemosisian, navigasi, dan waktu yang
tepat dibutuhkan bagi pengguna. Teori relativitas menjadi salah satu tulang
punggung fisika modern, terutama dalam penataan dan pelurusan konsep-
konsep dasar dalam fisika yang berkaitan dengan ruang waktu, momentum
energi sebagai aspek kinematika semua gejala alam, yang selanjutnya
mengangkat cahaya sebagai pembawa isyarat berkelajuan maksimum
(Anugraha, 2011). Teori relativitas Einstein meliputi Teori Relativitas Khusus
(TRK) dan Teori Relativitas Umum (TRU). TRK adalah teori tentang
bagaimana gerakan dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dapat
mempengaruhi pengukuran panjang dan waktu. Sementara itu, TRU
mengoperasikan struktur sistem dengan sistem percepatan dan gravitasi yang
tidak dapat diselesaikan oleh TRK. Saat membuat sistem GPS, perlu
memperhitungkan penyimpangan waktu menurut teori relativitas. Teori
relativitas tampak abstrak dan sulit dipahami oleh sebagian besar mahasiswa
dan pelajar fisika. Ini menjauh dari fakta bahwa alam relativitas membutuhkan
kondisi yang dekat dengan konsep kecepatan cahaya dan gravitasi dan
2

hubungannya dengan ruang waktu yang melengkung. Karya tulis ilmiah ini
membahas bagaimana GPS bekerja sebagai teknik untuk menerapkan konsep
relativitas dan pengaruh teori relativitas pada GPS dalam kendaraan bermotor
untuk upaya memfasilitasi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah definisi dan pemanfaatan dari GPS?
2. Apakah definisi dari teori relativitas?
3. Bagaimana keterkaitan teori relativitas dan GPS dalam kendaraan
bermotor?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dan pemanfaatan dari GPS.
2. Untuk mengetahui definisi dari teori relativitas.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara teori relativitas dan GPS dalam
kendaraan bermotor.
3

BAB II. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur.
Jenis penelitian ini adalah metode penelitian yang dapat digunakan untuk
mendapatkan data dan informasi berdasarkan jurnal ilmiah. Data dan
informasi yang diperoleh sudah terbukti kebenaran dan keakuratannya sebab
sumber-sumber dari daftar pustaka yang tersedia adalah salah satu bukti jenis
penelitian yang digunakan pada penelitian ini.

B. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini berupa penelusuran


pustaka yang didapatkan dari jurnal ilmiah. Penelitian terhadap judul yang
dibahas adalah tentang bagaimana cara kerja Global Positioning System pada
kendaraan dan kaitannya dengan Teori Relativitas yang menjadi salah bukti
empiris terhadap teori tersebut. Dari berbagai jurnal ilmiah yang didapat dan
ditelaah sangat mendukung serta bisa dibuktikan kebenarannya yang
mendukung karya tulis ilmiah ini.
4

BAB III. PEMBAHASAN

A. Teori Relativitas

Prinsip relativitas Einstein menjelaskan bahwa yang kita rasakan sebagai


kekuatan gravitasi sebenarnya muncul dari kelengkungan ruang dan waktu. Ia
mencontohkannya melalui benda-benda kosmik seperti matahari dan bumi
yang mampu memengaruhi geometrinya. Teori relativitas (theory of relativity)
digaungkan pertama kali 103 tahun lalu, tepatnya pada 1916. Kemudian
menjadi gagasan yang paling revolusioner dalam sejarah dan menjadi
lompatan besar atas hukum gravitasi yang sebelumnya digagas oleh Sir Isaac
Newton pada 1687. Teori relativitas merupakan hukum fisika yang sejauh ini
bersifat universal. Melalui teori relativitas, cahaya, dan gravitasi di bumi
menjadi dapat dipahami dan dapat diperkirakan seperti apa keduanya
berperilaku di hampir seluruh ruang alam semesta. Teori relativitas berhasil
mengubah landasan teori dari fisika dan astronomi sepanjang abad ke-20
(Hidayat, 2010).

Teori relativitas adalah teori yang membahas mengenai kecepatan dan


percepatan yang diukur secara berbeda melalui kerangka acuan dan anggapan
bahwa ruang dan waktu adalah mutlak dipatahkan. Konsep dasar dari teori
relativitas disusun oleh Albert Einstein menjadi dua jenis, yaitu teori
relativitas khusus dan teori relativitas umum. Relativitas khusus muncul
pertama kali dan membahas tentang kecepatan cahaya yang bersifat konstan
bagi setiap orang. Teori ini terlihat sederhana, namun ternyata menimbulkan
konsekuensi yang mendalam. Einstein menyimpulkan teori ini pada 1905
setelah munculnya bukti eksperimental yang menunjukkan bahwa kecepatan
cahaya tidak berubah saat bumi mengitari matahari. Hasil ini cukup
mengejutkan dunia fisika karena masih menganggap kecepatan bagi hampir
seluruh objek bergantung pada arah yang diamati pengamat. Menurut Einstein,
setiap pengamat akan mengukur kecepatan cahaya pada 299.792.458 m/s
5

terlepas dari seberapa cepat pengamat bergerak atau kemana arah gerak
pengamat.

Sederhananya, melalui teori ini menjelaskan bahwa hukum fisika akan selalu
sama dan konstan di mana pun. Namun sesuatu yang terjadi pada ruang dan
waktulah yang membuatnya berbeda. Melalui pandangan yang berbeda akan
menghasilkan ruang dan waktu kejadian secara berbeda pula. Semua hal
tersebut sifatnya relatif. Menurut teori ini, ruang-waktu nyatanya bukan hal
yang terpisahkan. Ruang dan waktu saling erat terhubung dan berpaut: ketika
ruang membengkok atau meregang maka akan memengaruhi waktu.
Sementara membengkoknya atau meregangnya ruang-waktu menjadi
penyebab atas terjadinya gravitasi di alam semesta. Pada dasarnya, Einstein
menganggap ruang dan waktu terjalin bak 'uluran selimut' yang tak terbatas
panjangnya. Sebuah objek besar seperti matahari dapat membengkokkan
'selimut ruang-waktu' dengan gravitasinya, sehingga cahaya tidak lagi
bergerak dalam garis lurus saat melewati matahari. Pada skala besar seperti
bintang, hukum Newton tidak dapat berlaku karena bintang dapat
membengkokkan dan meregangkan ruang sehingga ruang, waktu, dan
cahayalah yang sangat berpengaruh. Bahkan planet berukuran sedang seperti
Bumi dapat melengkungkan ruang yang cukup untuk mempengaruhi waktu.

Einstein belum sepenuhnya memahami hubungan antara ruang dan waktu


pada saat mengemukakan teori relativitas khusus. Einstein berusaha
menggeneralisasi teorinya dengan melibatkan percepatan dan menemukan
bahwa fenomena tersebut dapat mengganggu bentuk dari ruang dan waktu.
Einstein berusaha mengembangkan persamaan matematika kompleks untuk
menjawab masalah ini dan memerlukan waktu sekitar sepuluh tahun untuk
menyelesaikannya. Einstein menemukan bahwa ruang dan waktu akan
melengkung pada sebuah objek raksasa, dan lengkungan tersebut merupakan
sesuatu yaitu gaya gravitasi. Sulit untuk menggambarkan bagaimana geometri
lengkungan dari relativitas umum, tapi dapat dibayangkan sebagai sebuah kain
yang terbentang dengan beberapa benda ringan. Jika terdapat benda berat yang
6

diletakkan pada kain tersebut, maka kain akan menjadi melengkung dan
membuat objek yang berada di sekitarnya tidak lagi bergerak pada lintasan
lurus. Persamaan relativitas umum ini berhasil memprediksi sejumlah
fenomena, di mana beberapa di antaranya telah terbukti, seperti:
pembengkokan cahaya pada sebuah objek raksasa, evolusi dari orbit planet
Merkurius, percepatan periode rotasi dari bintang biner dan pulsar, gelombang
gravitasi yang disebabkan ledakan kosmik dan keberadaan lubang hitam yang
dapat menarik segala sesuatu tanpa bisa keluar, termasuk cahaya serta
pembengkokan ruang-waktu di sekitar lubang hitam yang jauh lebih besar
dibanding lokasi manapun (Anugraha, 2018).

B. Global Positioning System (GPS)

Dalam menentukan posisi suatu objek dengan tepat, digunakan peralatan


dengan akurasi tinggi dan metode yang sesuai. Salah satu alat yang dapat
dimanfaatkan untuk menentukan posisi dan telah banyak digunakan adalah
Global Positioning System atau lebih dikenal dengan singkatan GPS. Dalam
menentukan posisi suatu tempat di seluruh permukaan bumi dalam segala
waktu dan cuaca dapat menggunakan GPS. Terdapat pengembangan jenis dan
bentuk GPS, di antaranya yaitu GPS Geodetic dan GPS Navigasi. GPS
Geodetic dinyatakan dalam skala satuan milimeter sehingga dapat dikatakan
memiliki tingkat keakurasian yang tinggi. Biasanya, bidang pemetaan
menggunakan jenis GPS ini. Adanya nilai akurasi yang tinggi pada GPS
Geodetic memicu peningkatan harga GPS ini, harganya dapat dikatakan cukup
mahal. Jika menginginkan GPS dengan harga yang relatif murah dapat
menggunakan GPS Navigasi. Tetapi, GPS Navigasi memiliki tingkat
keakurasian yang lebih rendah dibandingkan GPS Geodetic. Suatu sistem
radio navigasi berbasis satelit yang di mana memberikan pengukuran untuk
menentukan posisi dan waktu yang tepat dan akurat di permukaan bumi dalam
segala keadaan ialah GPS. Terdapat 24 satelit yang terbagi ke dalam 6 bidang
orbit, masing-masing orbit ditempati 4 satelit dengan interval yang berbeda.
Hal ini dimaksudkan agar menghasilkan probabilitas penampakan satelit yang
maksimal di setiap tempat di permukaan bumi. Orbit satelit GPS berinklinasi
7

55 terhadap bidang ekuator dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi
20.200 km dan bermassa 800 kg. Satelit bergerak dengan kecepatan sekitar 4
km/det dengan periode waktu 11 jam 58 menit atau 2 kali dalam sehari pada
sebuah orbit yang presisi dan mentrasmisikan sinyal informasi berupa
gelombang mikro ke bumi. Umumnya GPS dipengaruhi oleh tiga jenis
segmen, yaitu segmen angkasa, segmen kontrol, dan segmen pemakai atau
receiver. Segmen angkasa terdiri dari 24 satelit yang selama sehari
mengelilingi bumi sebanyak 2 kali, segmen ini memiliki fungsi sebagai
pengirim sinyal ke bumi. Segmen kontrol adalah segmen yang berfungsi
mengontrol dan terdiri dari 12 stasiun. Sedangkan segmen pemakai atau
receiver merupakan segmen yang memiliki fungsi menerima sinyal yang
berasal dari satelit juga menunjukkan nilai latitude, longitude, dan altitude
sebagai penentu posisi saat mengakses data (Hidayah, et al., 2015).

GPS dapat mengetahui posisi seseorang di permukaan bumi secara global


berbasis satelit. Data yang dikirim dari satelit adalah berupa sinyal radio
dengan data digital. Sistem ini pertama kali ditemukan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah
berkembang menjadi 24 satelit. GPS memiliki tiga komponen penting yang
utama, yaitu satelit, pengendali, dan penerima atau pengguna. Satelit memiliki
fungsi menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun-
stasiun pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian
tinggi, dan memancarkan sinyal informasi secara berkelanjutan terus menerus
ke pesawat penerima dari pengguna. Pengendali memiliki fungsi untuk
mengontrol satelit dari bumi, baik dalam hal pengecekan kesehatan satelit,
penentuan dan prediksi orbit waktu, sinkronisasi waktu antar satelit, maupun
mengirim data ke satelit. Penerima memiliki fungsi menerima data dari satelit
dan kemudian memproses data tersebut untuk menentukan posisi, arah, jarak,
dan waktu yang diperlukan pengguna (Hartini, 2019).

Pesawat penerimaan GPS memakai sinyal satelit dalam melakukan triangulasi


posisi yang hendak ditentukan dengan mengukur lama perjalanan waktu sinyal
8

dikirimkan dari satelit, kemudian dikalikan dengan kecepatan cahaya (3 x 108


meter/detik) untuk menetukan secara tepat seberapa jauh pesawat penerima
GPS dapat menghitung posisi tetap sebuah titik yaitu posisi lintang (latitude)
dan bujur bumi (longitude). Penggunaan sinyal satelit yang ke empat
menyebabkan pesawat penerima GPS dapat menghitung posisi ketinggian titik
tersebut terhadap rata-rata permukaan laut dan keadaan ini ideal untuk
melakukan navigasi. Jarak antara dua titik koordinat latitude dan longitude
dapat dihitung melalui persamaan berikut.

(nilai 𝑙𝑎𝑡𝑖𝑡𝑢𝑑𝑒) 𝜋
Radian sudut koordinat = (nilai longitude) x 180

Nilai cos dari jarak d = sin (radian latitude 1) x sin (radian latitude 2) + cos
(radian latitude 2) x cos (radian longitude 1 – radian longitude 2)

Radian sudut d = a cos (cos (d))

Jarak antara dua titik koordinat (r) = jari-jari bumi (6378.137)*sudut (d)
(Yuniati, et al., 2017).

C. Penggunaan GPS Terhadap Kendaraan Bermotor dan Kaitannya


Dengan Teori Relativitas
Revolusi sains, GPS sebagai bukti empiris teori Relativitas Manusia adalah
makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan keingintahuan yang sangat besar.
Hal ini yang mendorong untuk menemukan pengetahuan yang kemudian
dikenal dengan istilah berfilsafat. Namun seiring perkembangan pengetahuan,
filosofi dianggap sudah tidak mengimbangi kemajuan terkini dalam sains,
terutama fisika. Para ilmuwan telah menjadi pelopor penemuan dalam
perjalanan pencarian pengetahuan. Revolusi sains diawali dengan munculnya
berbagai penemuan oleh ilmuwan. Salah satu dampak utama dari revolusi
sains adalah perubahan pandangan dunia yang menaungi para ilmuwan dalam
seluruh aktivitas ilmiah (Kuhn, 1989).

Paradigma menjadi patokan bagi ilmu pengetahuan untuk melakukan


penelitian, memecahkan masalah bahkan menyeleksi masalah apa saja yang
9

layak diperbincangkan. Perubahan paradigma menyebabkan para ilmuwan


melihat dunia secara berbeda. Paradigma ilmu pengetahuan menurut Kuhn
adalah ilmu pengetahuan adalah hasil kesepakatan intersubjektif. Ilmu
pengetahuan berkembang secara revolusioner. Selanjutnya perkembangan
ilmu pengetahuan melalui subjek peneliti dalam satu komunitas. Menurut
Kuhn, rumus perkembangan ilmu pengetahuan adalah Paradigma 1 Ilmu
Pengetahuan Normal Anomali Krisis Paradigma 2. Munculnya revolusi sains
karena adanya anomali-anomali yang semakin parah dan adanya krisis yang
tidak dapat terpecahkan oleh paradigma yang dijadikan referensi penelitian.
Terjadinya revolusi sains bukan hal yang mulus tanpa hambatan. Revolusi
sains merupakan suatu keadaan perkembangan non-kumulatif dimana di
dalamnya terdapat pergantian sebagian atau keseluruhan paradigma lama
dengan paradigma baru yang telah dimunculkan. Ilmu pengetahuan baru harus
menggantikan ketidaktahuan, bukan menggantikan jenis pengetahuan yang
telah ada sebelumnya. Salah satu revolusi ilmiah dalam fisika adalah
perkembangan mekanika klasik Newton berkembang menjadi mekanika
relativistik oleh Einstein. Teori klasik Newton mengenai ruang dan waktu
menyisakan keganjalan-keganjalan yang mengusik rasa keingintahuan para
ilmuwan untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Memasuki abad ke-
19, sebuah peristiwa yang termahsyur yakni peristiwa dua orang kembar yang
terpisah (paradoks kembar).

Seseorang yang ada di bumi setelah berpuluh tahun lamanya mendapati


saudara kembarnya yang telah melakukan perjalanan dari luar angkasa
memiliki perbedaan umur dengan dirinya. Saudara kembarnya berumur lebih
muda dari pada dirinya. Kasus seperti ini tidak dapat dijawab dengan
menggunakan teori ruang dan waktu oleh Newton yang menyatakan bahwa
waktu adalah mutlak di mana pun tempatnya. Oleh karena itu, diperlukan
suatu gagasan baru mengenai konsep ruang dan waktu serta pandangan baru
mengenai konsep alam semesta. Gagasan baru tersebut yakni teori relativitas
Einstein meliputi teori relativitas khusus dan teori relativitas umum. Kedua
teori inilah yang memberikan pandangann baru mengenai konsep ruang-waktu
10

empat dimensi serta bentuk alam semesta yang berhingga tapi tak terbatas.
Secara umum, teori ini berbicara tentang tiga hukum fisika dasar. Pertama,
tidak ada hal mutlak yang dapat dijadikan referensi atau kerangka acuan dalam
menentukan sesuatu. Termasuk saat mengukur kecepatan, momentum, dan
perjalanan waktu yang dialami sebuah benda. Selalu ada hal yang
mempengaruhi kondisi-kondisi tersebut. Kedua, kecepatan cahaya selalu
sama, terlepas dari siapa atau seberapa cepat orang tersebut mengukurnya.
Ketiga, tidak ada yang lebih cepat dari kecepatan cahaya. Dalam
penerapannya, teori relativitas banyak digunakan pada perangkat elektronik
modern seperti GPS. GPS banyak digunakan pada bidang militer, mengetahui
jalur navigasi secara akurat pada mobil dan pesawat, sistem informasi
geografis, dan pemantauan gempa bumi. Satelit sebagai pusat informasi GPS
menggunakan relativitas sebagai dasar teorinya. Meskipun satelit tidak bisa
mengikuti kecepatan cahaya, namun satelit sangat cepat dalam teknologi yang
diciptakan manusia untuk memberikan sinyal ke stasiun di bumi. Berdasarkan
teori relativitas, pergerakan detik di Bumi lebih lambat daripada di satelit
karena pengaruh gravitasi. Teori ini juga mengatakan bahwa jam yang sedang
bergerak (misalnya jam di satelit atau di mobil yang berjalan) ternyata lebih
lambat daripada jam yang dalam posisi diam. Hal ini menyebabkan terjadinya
dilatasi waktu relativistik pada jam sekitar empat mikrodetik setiap harinya.
Ditambah dengan efek gravitasi menjadi sekitar tujuh mikrodetik atau 7000
nanodetik. Jumlah kecil ini bisa memberi perbedaan besar dalam mekanismne
GPS sampai beberapa kilometer (Fisika Indonesia, 2015).

Kendaraan bermotor umumnya belum dilengkapi sebuah modul GPS (Global


Positioning System) sehingga perlu dilengkapi dengan modul tersebut yang
diimplementasikan dalam sistem tertanam (Embedded System) supaya
kendaraan dapat dipantau dari jarak jauh. Penggunaan sistem tertanam adalah
sebuah pilihan yang tepat untuk mengimplementasikan perangkat ini, karena
hemat daya dan harganya juga relatif murah. Untuk membuat perangkat ini
memerlukan Mikrokontroler SIM7000e, Modul GPS Neo-6M dan Modul
Relay yang akan dirangkai menjadi sebuah perangkat IoT.
11

Perangkat ini nantinya dapat dipasang dalam jok kendaraan tepatnya bagasi
penyimpanan yang akan dihubungkan langsung ke aki motor sebagai suplai
daya, dan perangkat ini juga memerlukan sebuah kartu sim yang dipasang
dalam Mikrokontroler SIM7000e sebagai media untuk melakukan pengiriman
data ke server. Saat perangkat diaktifkan, perangkat tersebut akan
mengirimkan posisi kendaraan berada dalam bentuk titik koordinat lokasi dari
satelit GPS ke dalam server yang terhubung. Untuk mengontrol perangkat
tersebut bisa memanfaatkan aplikasi Telegram sebagai monitoring dengan
fitur Chat Bot, fungsi ini dapat menerima perintah dari pengguna untuk
mengirimkan lokasi kendaraan sekarang berada dan Bot akan mengirimkan
lokasi dalam bentuk link Google Maps yang ketika dibuka akan mengarah ke
titik koordinat lokasi motor tersebut. Selanjutnya juga dapat mengatur kondisi
Modul Relay on atau off yang menjadi fungsi saklar pengontrol mesin
kendaraan, sehingga bisa mengatur arus listrik untuk menghidupkan atau
mematikan kendaraan. Peranan teori relativitas sangat besar sekali dalam
teknologi GPS untuk meningkatkan keakuratan pengukuran posisi objek di
permukaan bumi. Tanpa peranan teori relativitas khusus dan umum
kemungkinan besar teknologi GPS tidak dapat digunakan.
12

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam menentukan posisi suatu objek dengan tepat, digunakan peralatan


dengan akurasi tinggi dan metode yang sesuai. Salah satu alat yang dapat
dimanfaatkan untuk menentukan posisi dan telah banyak digunakan adalah
Global Positioning System atau lebih dikenal dengan singkatan GPS. Global
Positioning System (GPS) merupakan sebuah perangkat yang menyediakan
layanan posisi, navigasi, dan waktu bagi pengguna. GPS dikembangkan sejak
tahun 1973 untuk mengatasi keterbatasan banyak sistem navigasi yang ada
dan berada di bawah kendali Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Teknologi GPS pada awalnya ditujukan sebagai fasilitas bantuan navigasi bagi
militer, namun kemudian merambah ke berbagai bidang kehidupan, termasuk
navigasi darat, laut, dan udara. GPS juga digunakan untuk pemetaan geografis,
seperti membuat peta digital dan area survei, dan memainkan peran penting
dalam menemukan lokasi Anda. Satelit GPS mengorbit bumi dalam
konfigurasi tertentu. Karena kecepatan orbit satelit dan koefisien gravitasi
bumi, sistem GPS mengalami relativitas.

Teori relativitas adalah teori yang membahas mengenai kecepatan dan


percepatan yang diukur secara berbeda melalui kerangka acuan dan anggapan
bahwa ruang dan waktu adalah mutlak dipatahkan. Konsep dasar dari teori
relativitas disusun oleh Albert Einstein menjadi dua jenis, yaitu teori
relativitas khusus dan teori relativitas umum. Peranan teori relativitas sangat
besar sekali dalam teknologi GPS untuk dapat meningkatkan keakuratan
pengukuran posisi objek di permukaan bumi. Tanpa peranan teori relativitas
khusus dan umum, kemungkinan besar teknologi GPS tidak dapat digunakan.
13

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang karya tulis ilmiah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
14

DAFTAR PUSTAKA

Astro, Barry Richardo dan Siti Humairo. 2019. Teori Relativitas Pada Global
Positioning System (GPS). Jurnal Dinamika Sains. 3 (1): 96 – 102.

Fisika Indonesia. (2015). Bukti Teori Relativitas Einstein dalam Kehidupan.


Diakses pada 17 November 2021, dari https://fisika.id/2015.

Hartini, Sri. 2019. Revolusi Ilmiah: Global Positioning System (GPS)


Sebagai Bukti Empiris Teori Relativitas. Jurnal Filsafat Indonesia. 2
(1): 27 – 32.

Hidayah, Lale Putri Nurul, I Wayan Sudiarta, dan Rahadi Wirawan. 2015.
Penentuan Metode Pengukuran Posisi Untuk Meningkatkan Akurasi
Arduino GPS Shield. Mataram: Universitas Mataram.

Kuhn, T. S. 1989. Peran Paradigma dalam Revolusi Sains. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Yuniati, Yetti, Melvi Ulvan, dan Mardiyah Azzahra. 2017. Implementasi


Modul Global Positioning System (GPS) pada Sistem Tracking Bus
Rapid Transit (BRT) Lampung Menuju Smart Transportation. Jurnal
Sains, Teknologi, dan Industri. 14 (2): 150 - 156.

You might also like