You are on page 1of 7

TUGAS MENULIS CATATAN PEMBELAJARAN

(LEARNING JOURNAL)
LEARNING JOURNAL
Nama Mahasiswa : Azalia Astri
NIM : 2102124341
Mata Kuliah : Akuntasi Sektor Publik
Materi : Anggaran Pemerintah
Pertemuan Ke- :5

A. Pokok pikiran
 Pengertian APBN:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan
rencana keuangan tahunan Pemerintah Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci
yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember).
 Dasar Hukum dan Tujuan APBN:
1) Dasar Hukum APBN Bab VIII Undang-Undang Dasar 1945
Amendemen IV pasal 23 mengatur tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Pasal 23 (Ayat 1, ayat 2, dan ayat
3).
2) Tujuan APBN Memelihara serta menjaga tingkat stabilitas
perekonomian negara dan juga mencegah adanya defisit negara.
Pedoman dalam hal penerimaan serta pengeluaran negara dalam
proses penyelenggaraan aktivitas negara.
 Peran APBN:
APBN memiliki dua peran penting dalam pembangunan demi
meningkatkan kesejahteraan rakyat:
o Meningkatan permintaan agregat yang merupakan faktor penting
dalam pertumbuhan ekonomi dan pengaruhnya terhadap alokasi
serta efisiensi sumberdaya perekonomian.
o Dana yang tersedia dalam APBN untuk melaksanakan tiga fungsi
ekonomi Pemerintah yang tidak dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta secara optimal, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan
fungsi stabilisasi.
Peran APBN dalam perekonomian masyarakat luas, antara lain:
 Menjaga kestabilan keuangan negara dengan mengatur
jumlah uang yang beredar.
 Membantu meningkatkan perkembangan ekonomi
masyarakat yang diketahui dengan besaran nilai GNP dari
tahun ke tahunnya.
 Membantu alur distribusi pendapatan dengan mengetahui
sumber penerimaan dan juga pemanfaatan belanja pegawai
dan belanja barang.
 Meningkatkan investasi pada masyarakat karena hal
tersebut mampu mengembangkan berbagai industri yang
ada di dalam negeri.
 Meningkatkan lapangan kerja dengan adanya
pembangunan proyek negara dan investasi negara.
Sehingga akan mampu membuka lapangan kerja yang
baru dan mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
 Pengertian APBD:
Rencana keuangan tahunan dan menjadi instrumen kebijakan
yang utama bagi pemerintah daerah. Dimana, anggaran daerah inilah
yang nantinya digunakan sebagai alat untuk menentukan besar
pendapatan dan pengeluarannya.
 Dasar Hukum APBD:
o UU No. 32 Tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah.
o UU No. 33 Tahun 2003 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
o Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
serta Tata Cara Pengawasan, Penyusunan, dan Perhitungan APBD
o PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
 Tujuan APBD:
1) Membantu meningkatkan koordinasi atau pengaturan pada setiap
bagian yang ada dilingkungan pemerintah daerah.
2) Membantu meningkatkan dan menimbulkan prioritas belanja
pemerintah daerah.
3) Membantu meningkatkan juga menghadirkan transparansi
belanja pemerintah daerah dalam penggunaan dana APBD
kepada masyarakat dan juga mempertanggungjawabkannya ke
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau APBD
 Peran APBD:
1) Membantu pemerintah daerah menjalankan kebijakan fiskal.
2) Menciptakan efisiensi dan keadilan penyediaan barang dan jasa.
3) Pedoman bagi perekonomian yang bertujuan untuk menstabilkan
perekonomian daerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pendapatan.
4) Terjadinya pembangunan di berbagai sector
 Siklus Penyusunan APBN:
 APBN disusun berdasarkan siklus anggaran (budget cycle). Siklus
APBN adalah masa atau jangka waktu mulai anggaran negara
disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan
dengan undang-undang. Hasil pengawasan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN digunakan sebagai
pertimbangan dalam penyusunan rancangan APBN tahun
anggaran erikutnya. Oleh karena itu, proses tersebut dinamakar
siklus.
 Perencanaan APBN
1) Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Negara / Lembaga
(Renja-KL)
2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/
Lembaga (RKA-KL)
3) Pembahasan Renja-KL
4) Penyusunan Anggaran Belanja
5) Penyusunan Perkiraan Pendapatan Negara
6) Penyusunan Rancangan APBN
 Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Perencanaan APBD:
Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Perencanaan
Merupakan suatu rangkain proses pengelolaan keuangan daerah yang
dimulai dari penggangaran yang ditandai dengan diterapkannya APBD,
serta pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Proses perencanaan dan
penyusunan APBD, mengacu pada PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, secara garis besar sebagai berikut:
Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah
Penyusunan rancangan kebijakan umum anggaran
Penetapan prioritas dan plafon anggaran sementara;
Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD;
Penyusunan rancangan perda APBD; dan
Penetapan APBD.
Tahapan Penyusunan Rancangan APBD:
o Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
o Kebijakan Umum APBD
o Prioritas Plafon Anggaran Sementara
o Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)
o Rancangan Perda APBD Perda APBD
 Asas dan Prinsip Penyusunan APBN:
Penyusunan APBN didasarkan pada prinsip umum yang meliputi
berbagai aspek-aspek, antara lain sebagai berikut.
Prinsip penyusunan berdasarkan aspek pendapatan :
1) Mengindetifikasikan penerimaan sektor anggaran dalam
jumlah dan ketepatan penyetoran.
2) Mengintensifkan penagihan dan pemungutan piutang
negara, misalkan sewa penggunaan barang- barang milik
negara, sewa pelabuhan dan bandara.
3) Mengintensifkan tuntutan ganti rugi yang diderita oleh
negara dan denda yang dijanjikan.
Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek pengeluaran :
1) Efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan teknis
yang ada.
2) Terarah dan terkendali sesuai dengan anggaran dan
program kegiatan.
3) Menggunakan semaksimal mungkin produk-produk dalam
negeri dengan memperhatikan kemampuan yang dimiliki
 Asas Penyusunan APBN:
Dalam menyusunan APBN didasarkan pada tig asas yang harus
dilakukan diketahui pemerintah yang dijadikan sebagai dasar penyusunan
APBN, sebagai berikut.
1) Kemandirian, artinya pembiayaan oleh negara didasarkan atas
kemampuan negara, pinjaman luar negeri hanyalah sebagai
pelengkap.
2) Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas
3) Penajaman prioritas pembangunan, maksud dari penajaman
perioritas pembagunan adalah APBN harus mendahulukan
pembiayaan yang lebih bermanfaat.
 Asas dan Prinsip Penyusunan APBD:
Dalam penyusunan APBD, terdapat beberapa prinsip yang
dipegang, yaitu partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas,
disiplin anggaran, efisiensi dan efektivitas, serta taat asas dan hukum.
1) Partisipasi masyarakat berarti masyarakat harus terlibat dalam
penyusunan APBD dengan harapan APBD dapat disusun dengan
tepat dan sesuai target.
2) Transparansi dan akuntabilitas merujuk kepada APBD yang harus
bersifat transparan dan dapat diakses oleh masyarakat agar dapat
menghindari penyelewengan RAPBD.
3) Disiplin anggaran berarti pendapatan yang direncanakan dalam
APBD harus bersifat rasional dan memiliki batas anggaran
belanja. -Efisiensi dan efektivitas merujuk pada penggunaan
anggaran yang harus optimal dan dapat meningkatkan pelayanan
serta kesejahteraan masyarakat.
4) Prinsip taat asas dan hukum berarti penyusunan APBD harus taat
dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
 Asas-asas Umum Penyusunan Rancangan APBD yaitu:
1) Asas pendanaan atas beban APBD sesuai urusan pemerintahan
dan kewenanagan masing- masing.
2) Asas penerimaan dan pengeluaran harus memiliki dasar hukum.
 Fungsi perencanaan APBN dan APBD:
1) Fungsi perencanaan APBN sebagai perencanaan mengandung arti
bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
2) Fungsi APBD adalah dibuat sebagai pedoman dalam
merencanakan kegiatan suatu daerah untuk tahun anggaran
berikutnya.
 Sumber APBN:
Penerimaan Dalam Negri
Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Perpajakan
Hibah
 Sumber APBD
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dana Bagi Hasil (DBH)
Dana Alokasi (DAU)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
B. Contoh kasus/peristiwa dan pembahasan penyelesaian
“Kasus e-KTP Jadi Bukti APBN Masih Jadi Bancakan DPR”
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) boleh saja
bernilai ribuan triliun. Akan tetapi itu bukan berarti dana yang dicairkan
bisa tepat sasaran. Buktinya pada kasus korupsi proyek elektronik Kartu
Tanda Penduduk alias e-KTP. Kasus e-KTP melibatkan banyak nama
besar di Indonesia. Dalam dakwaan jaksa Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), tercatat ada 70 nama terlibat dalam proyek senilai Rp 5,9
triliun tersebut. Dana yang dikorupsi hampir setengahnya, yakni Rp 2,3
triliun.
Memang sampai sekarang pun masih ada celah di APBN," ungkap
Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny
Sri Hartati kepada detikFinance, Jumat (10/3/2017). Enny menilai
penyalahgunaan anggaran terjadi karena pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) tidak menjalankan peran dengan benar.
Pemerintah adalah pihak yang mengajukan dan pelaksana anggaran.
Sementara DPR menyetujui serta mengawasi anggaran. "Kalau
pemerintah mengajukan anggaran, yang harus diteliti DPR adalah
outcome-nya. Apakah anggaran itu akan berdampak ke masyarakat atau
tidak," jelasnya.
Dalam proses pembahasan anggaran, memang ada perdebatan
yang terjadi. Akan tetapi itu sifatnya politik anggaran. Perang DPR paling
signifikan harus ada ketika pengawasan ketika APBN itu berjalan.
"Pengawasan anggaran berjalan itu tidak pernah benar-benar terjadi,"
tegas Enny. Area paling rawan dalam APBN adalah ketika adanya
proyek yang bersifat kontrak tahun jamak. Ada kecenderungan anggaran
membengkak dari yang diproyeksi saat awal diajukan. Kesalahan
pemerintah menurut Enny karena tidak adanya standar yang jelas dalam
penganggaran."Karena nggak pernah ada standar biaya minimum dan
outcome yang jelas. Misalnya bendungan, ada biaya standar minimum
sehingga tidak membengkak. Kemudian output yang penting itu enggak
pernah terdefinisi," paparnya. "Makanya ada ruang dan peluang untuk
melakukan transaksional. Jadi seolah-olah DPR memegang hal
persetujuan anggaran, sehingga untuk bisa dipersetujui itu, harus
menerima haknya," tandasnya.

You might also like