You are on page 1of 10

TINGKAT KECEMASAN LANSIA BERDASARKAN DEPRESSION ANXIETY STRESS

SCALE 42 (DASS 42) DI POSYANDU LANSIA MEKAR RAHARJA


DUSUN LEMAH DADI BANGUNJIWO, KASIHAN BANTUL
ANXIETY LEVEL OF ELDERLY BASED ON DEPRESSION ANXIETY STRESS SCALE 42
(DASS 42) IN INTEGRATED SERVICE POST ELDERLY MEKAR RAHARJA, LEMAH
DADI, BANGUNJIWO, KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA
Fauzul Husna, Nurul Ariningtyas
Akademi Kebidanan Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta
fauzul.akbidnad@gmail.com, nurula85@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara maju dan
berkembang termasuk Indonesia Laporan Staistik Center RI (2016), di Indonesia sendiri memiliki lansia
sebanyak 13.729,992 juta orang lanjut usia. Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia akan menimbulkan
masalah kompleks baik dari masalah fisik maupun psikososial. Masalah psikososial yang paling umum pada
orang tua adalah kecemasan. Tujuan penelitian ini adalaah untuk mengetahui gambaran kecemasan lansia di
Pos Pelayanan Terpadu Lansia Mekar Raharja, Lemah Dadi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah lansia yang
aktif di Pos Pelayanan Terpadu Lansia Mekar Raharja, Lemah Dadi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Total populasi dalam penelitian ini adalah 61 lansia. Metode sampel adalah accidental sampling. Analisis
menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian: Jumlah lansia dengan tingkat kecemasan lansia normal 67,3%, tingkat kecemasan lansia lebih
ringan 20,0%, tingkat kecemasan lansia 9,1%, tingkat kecemasan berat lansia 3,6%, tingkat kecemasan lansia
berat sekali 0%.
Kesimpulan: Deskripsi kecemasan lansia di Pos Pelayanan Terpadu Lansia Mekar Raharja, Lemah Dadi,
Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta dalam kategori tingkat normal.
Kata kunci: Tingkat Kecemasan, Lansia

ABSTRACT
Background: Population problem is a problem faced by all developed and developing countries including
Indonesia Report of Staistik Center RI (2016), in Indonesia itself has elderly as many as 13.729.992 million
elderly people. The increasing number of elderly people in Indonesia will cause complex problems both from
physical and psychosocial problems. The most common psychosocial problems in the elderly are anxiety. The
Objective the result is to know the description of elderly anxiety at Integrated Service Post Elderly Mekar
Raharja, Lemah Dadi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Methods: The research used descriptive method. The population of this study are the elderly active in Integrated
Service Post Elderly Mekar Raharja , Lemah Dadi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Total population in
this study was 61 elderly. The sample method is accidental sampling. Analysis using univariate analysis.
Result: Number of elderly with anxiety level of normal elderly 67,3%, anxiety level of elderly lighter 20,0%,
anxiety level of elderly is 9,1%, anxiety level of elderly weight 3,6%, anxiety level of elderly weight once 0%.
Result: Description of elderly anxiety in Integrated Service Post Elderly Mekar Raharja, Lemah Dadi,
Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta in the normal level category.
Keywords: Anxiety Level, Elderly

PENDAHULUAN (14,02%), tertinggi kedua Jawa Timur


Berdasarkan hasil Laporan Badan (11,33%) dan tertinggi ketiga Jawa
1
Pusat Staistik RI (2016), di Indonesia Tengah (10,47%) . Usia harapan hidup di
sendiri memiliki lansia sebanyak DIY pada tahun 2015 adalah 76,31 tahun1.
13.729.992 juta jiwa lansia. Penduduk Menurut Kemenkes RI 3 pertumbuhan
lanjut usia adalah sekelompok penduduk penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi
1
yang telah berusia > 60 tahun . Pada akan meningkat cepat di masa yang akan
tahun 2015 jumlah penduduk lansia datang terutama di negara-negara
tertinggi berada di Provinsi DI Yogyakarta berkembang. Indonesia sebagai salah
satu negara berkembang juga akan lansia sering mengalami gangguan mental
mengalami ledakan jumlah penduduk seperti insomnia, kecemasans psikososial,
lansia. Menurut Undang – Undang No.13 kecemasan, gangguan perilaku: agresif,
Tahun 1988 Bab I Pasal I ayat (2) tentang agitasi, dan depresi 7.Jika seorang lansia
Kesejahteraan Usia Lanjut, lanjut usia mengalami kesehatan jiwa yaitu
(lansia) adalah seseorang yang mencapai kecemasan, maka kondisi tersebut dapat
4
usia 60 tahun ke atas . mengganggu kegiatan sehari-hari lansia 7.
Semakin meningkatnya jumlah lanjut Prevalensi kecemasan pada dewasa dan
usia di Indonesia akan menimbulkan lansia di dunia pada sektor komunitas
permasalahan yang cukup komplek baik berkisar antara 15 sampai dengan 52,3%
8
dari masalah fisik maupun psikososial. . Di Indonesia gangguan emosional yang
Masalah psikososial yang paling banyak terjadi pada usia 55-64 tahun sebanyak
terjadi pada lansia seperti kesepian, 8%, usia 65-74 tahun sebanyak 10% dan
perasaan sedih, depresi dan ansietas pada usia lebih dari 75 tahun sebanyak
(kecemasan). Ansietas (kecemasan) 13% dari jumlah seluruh penduduk
termasuk salah satu masalah kesehatan Indonesia 3.
jiwa yang paling sering muncul. Prevalensi Proses menua manusia mengalami
ansietas (kecemasan) di negara perubahan menuju ketergantungan fisik
berkembang pada usia dewasa dan lansia dan mental. Keluhan yang menyertai
sebanyak 50%. Angka kejadian gangguan proses menua menjadi tanda adanya
ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa penyakit, biasanya disertai dengan
5
dari 238 juta jiwa penduduk . perasaan cemas, depresi atau
Hal yang dapat menimbulkan mengingkari penyakitnya. Kecemasan
kecemasan biasanya bersumber dari juga dapat muncul pada situasi tertentu
ancaman integritas biologi meliputi seperti berbicara didepan umum, tekanan
gangguan terhadap kebutuhan dasar pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian.
makan, minum, kehangatan, sex, dan Situasi-situasi tersebut dapat memicu
ancaman terhadap keselamatan diri munculnya kecemasan bahkan rasa takut.
seperti tidak menemukan integritas diri, Namun, gangguan kecemasan muncul
tidak menemukan status prestise, tidak bila rasa cemas tersebut terus
memperoleh pengakuan dari orang lain berlangsung lama, terjadi perubahan
dan ketidaksesuaian pandangan diri perilaku, atau terjadinya perubahan
dengan lingkungan nyata 6. metabolisme tubuh 9.
Perubahan psikologis yang paling Suliswati dkk6, menyatakan bahwa
sering muncul dan sering dialami oleh kecemasan ditimbulkan oleh berbagai
lansia adalah kecemasan, depresi, faktor seperti kecemasan predisposisi
insomnia, dan demensia 7. Secara mental, berupa ketegangan yang timbul akibat
peristiwa traumatik, konflik emosional adanya suatu pengelolaan kecemasan
yang dialami oleh individu, frustasi, yang baik.
medikasi dan gangguan fisik. Maryam dkk Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
7
menyebutkan faktor-faktor yang (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik
1
berkontribusi tehadap kecemasan pada Republik Indonesia (BPS RI)
lansia diantaranya adalah perpisahan menunjukkan bahwa Daerah Istimewa
dengan pasangan, perumahan dan Yogyakarta (DIY) memiliki proporsi
transportasi yang tidak memadai, masalah penduduk lansia tertinggi (18,04%) di
kesehatan fisik, sumber finansial yang Indonesia. Proporsi lansia di DIY tersebut
berkurang serta kurangnya dukungan lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan
11
sosial. Hawari menyatakan bahwa (15,23%) daripada laki-laki (12,73%),
terdapat beberapa faktor yang secara serta pada penduduk pedesaan (17,62%)
langsung maupun tidak langsung dibandingkan perkotaan (12,03%).
menyebabkan kecemasan pada lansia Keluhan kesehatan para lansia di DIY
diantaranya masalah lingkungan hidup, lebih banyak dialami mereka yang tinggal
masalah keuangan, masalah di pedesaan (56,77%) daripada di
perkembangan, penyakit fisik atau cidera perkotaan (51,78%). Angka kesakitan juga
serta masalah keluarga. lebih tinggi pada para lansia yang tinggal
12
Potter & Perry menjelaskan bahwa di pedesaan (28,56%) daripada di
kecemasan dapat menimbulkan tuntutan perkotaan (21,60%).
yang besar pada lansia, dan jika lansia Kabupaten Bantul yang merupakan 1
tersebut tidak dapat mengadaptasi, maka dari 5 kabupaten/kota di DIY juga
dapat terjadi penyakit. Kecemasan dapat mengalami hal serupa. Usia harapan
menyebabkan peningkatan tekanan darah hidup di Kabupaten Bantul pada tahun
yang apabila menetap akan menjadi 2015 pada laki-laki adalah 71 tahun dan
hipertensi, peningkatan kadar gula darah pada perempuan adalah 72 tahun 14. Pada
12
serta peningkatan kadar kolesterol . tahun 2015, proporsi penduduk lansia di
13
Menurut Hardjana , kecemasan juga kabupaten ini mencapai 11%. Proporsi
berdampak terhadap kondisi emosional lansia tertinggi terdapat di Kecamatan
sehingga seseorang akan mudah gelisah, Kasihan (30,50%), Kretek (23,20%),
mood atau suasana hati yang sering Bambanglipuro (16,70%), Imogiri
berubah-ubah, mudah/cepat marah, (14,90%), dan Sedayu (14,30%).
mudah tersinggung dan kecemasan yang Posyandu Lansia Mekar Raharja, Dusun
berkepanjangan dapat menyebabkan Lemah Dadi, Bangunjiwo, Kasihan,
seseorang menjadi cemas dan depresi. Bantul, merupakan salah satu posyandu
Untuk menghindari dampak negatif dari lansia yang berada di wilayah Kecamatan
kecemasan tersebut, maka diperlukan Kasihan.
METODE PENELITIAN tahun, yaitu sebanyak 33 responden
Jenis penelitian yang digunakan (60,0%).
adalah penelitian deskriptif. Dengan Berdasarkan Tabel tersebut
pendekatan cross sectional. Populasi dapat diketahui bahwa sebagian
yang digunakan adalah lansia di besar responden berumur 60 - 70
Posyandu Lansia Mekar Raharja, Dusun tahun, yaitu sebanyak 33 responden
Lemah Dadi, Bangunjiwo, Kasihan, (60,0%). Menurut WHO batasan
Bantul. Jumlah populasi dalam penelitian umur lanjut usia digolongkan
ini adalah 61 lansia. Teknik sampling sebagai berikut : Usia pertengahan
menggunakan accidental sampling. 45-59 tahun, lanjut usia 60 – 74
Penelitian dilaksanakan di Posyandu tahun, lanjut usia tua 75- 90 tahun,
Lansia Mekar Raharja, Dusun Lemah Usia sangat tua > 90 tahun. Dilihat
Dadi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Waktu dari umur responden sebagian
Penelitian dilakukan pada bulan 1 Juni – besar responden berada pada usia
30 September 2018. Instrumen penelitian lanjut usia.
yang digunakan adalah Kuesioner Perubahan yang umum dialami
Depression Anxiety Stress Scale 42 lansia, seperti perubahan sistem
(DASS 42) (Sherwood, 2012). Analisis imun yang cenderung menurun,
data yang digunakan adalah analisis perubahan sistem integumen yang
univariat. menyebabkan kulit mudah rusak,
HASIL PENELITIAN DAN perubahan elastisitas arteri pada
PEMBAHASAN sistem kardiovaskular yang dapat
1. Karakteristik Responden memperberat kerja jantung,
a. Karakteristik Responden penurunan kemampuan
Berdasarkan Umur metabolisme oleh hati dan ginjal
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi serta penurunan kemampuan
Karakteristik Responden Berdasar-
penglihatan dan pendengaran.
kan Umur
Umur N % Penurunan fungsi fisik tersebut
60 - 70 Tahun 33 60.0 ditandai dengan ketidakmampuan
> 70 - 85 Tahun 20 36.4
> 80 Tahun 2 3.6 lansia untuk beraktivitas atau
Jumlah 55 100 melakukan kegiatan yang tergolong
Sumber : Data Primer diolah
berat. Akibat dari perubahan yang
(2018)
terjadi pada lansia tersebut
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas,
menyebabkan terjadinya kecemasan
dapat diketahui bahwa sebagian
pada lansia karena perubahan
besar responden berumur 60 - 70
tersebut.
b. Karakteristik Responden dan perempuan pada segala ras
Berdasarkan Jenis Kelamin yang ada di muka bumi.
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Pada penelitian ini responden
Karakteristik Responden
lebih banyak berjenis kelamin
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N % perempuan karena dari Data Badan
Perempuan 43 78.2 Pusat Statistik Republik Indonesia
Laki-laki 12 21.8
Jumlah 55 100 (2016) menunjukan bahwa Proporsi
Sumber : Data Primer diolah (2018) lansia di DIY tersebut lebih tinggi
pada jenis kelamin perempuan
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas,
15,23% dari pada laki-laki 12,73%.
dapat diketahui bahwa sebagian
c. Karakteristik Responden
besar responden dengan jenis
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
kelamin perempuan, yaitu sebanyak
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi
43 responden (78,2%).
Karakteristik Responden
Berdasarkan Tabel tersebut, Berdasarkan Pendidikan Terakhir
dapat diketahui bahwa sebagian Pendidikan N %
Tidak Sekolah 36 65.5
besar responden dengan jenis SD 9 16.4
kelamin perempuan, yaitu sebanyak SMP 6 10.9
SMA 4 7.3
43 responden (78,2%) dan Jumlah 55 100
responden yang berjenis kelamin Sumber : Data Primer diolah (2018)

laki-laki sebanyak 12 responden


Berdasarkan Tabel 1.3 diatas,
(21,8%).
dapat diketahui bahwa sebagian
Jenis kelamin adalah
besar responden tidak sekolah
perbedaan antara perempuan
sebanyak 36 responden (65,5%).
dengan laki-laki secara biologis
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat
sejak seseorang lahir. Seks
diketahui bahwa sebagian besar
berkaitan dengan tubuh laki-laki dan
responden tidak sekolah sebanyak
perempuan, dimana laki-laki
36 responden (65,5%). Pendidikan
memproduksikan sperma,
adalah aktivitas dan usaha manusia
sementara perempuan
untuk meningkatkan kepribadiannya
menghasilkan sel telur dan secara
dengan jalan membina potensi-
biologis mampu untuk menstruasi,
potensi pribadinya, yaitu rohani
hamil dan menyusui. Perbedaan
(pikir, karsa, rasa, cipta dan budi
biologis dan fungsi biologis laki-laki
nurani).
dan perempuan tidak dapat
Pada penelitian ini responden
dipertukarkan diantara keduanya,
sebagian besar berjenis kelamin
dan fungsinya tetap dengan laki-laki
perempuan sehingga mereka tidak
bersekolah disebabkan karena Pada penelitian ini responden
mereka beranggapan bahwa sebagian besar tidak bekerja
perempuan tidak perlu bersekolah, dikarenakan responden terbanyak
tugas seorang perempuan hanya berumur 60-70 tahun dan berjenis
mengurus rumah tangga, sehingga kelamin perempuan dimana
tidak memerlukan pendidikan. responden sudah tidak mampu lagi
d. Karakteristik Responden untuk melakukan pekerjaan, mereka
Berdasarkan Pekerjaan Terakhir hanya berkegiatan dirumah
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi melakukan hal-hal positif seperti
Karakteristik Responden
mendekatkan diri kepada tuhan,
Berdasarkan Pekerjaan Terakhir
Pekerjaan N % mengikuti kegiatan lansia seperti
Ibu Rumah Tangga 26 47.3 posyandu lansia, pertemuan PKK
Petani 13 23.6
Wirawasta 11 20.0 dan pengajian.
PNS 5 9.1 2. Gambaran Tingkat Kecemasan
Jumlah 55 100 %
Sumber : Data Primer diolah (2018) Lansia
Berdasarkan Tabel 1.4 diatas, Hasil penelitian tingkat kecemasan
dapat diketahui bahwa sebagian lansia di Posyandu Lansia Mekar
besar respondendengan status Raharja, Dusun Lemah Dadi,
pekerjaan ibu rumah tangga (tidak Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, dapat
bekerja) sebanyak 26 responden dilihat pada tabel 4.5. dibawah ini:
(47,3%). Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Tingat Kecemasan
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat Tingkat
N %
diketahui bahwa sebagian besar Kecemasan Lansia
Normal 37 67.3
responden dengan status pekerjaan Ringan 11 20.0
ibu rumah tangga (tidak bekerja) Sedang 5 9.1
Berat 2 3.6
sebanyak 26 responden (47,3%). Sangat Berat 0 0.0
Pekerjaan berarti setiap aktivitas Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer diolah (2018)
atau kegiatan yang dilakukan oleh
manusia. Sedangkan dalam arti Berdasarkan tabel 2.1 dapat
sempit pekerjaan berarti ialah diketahui bahwa, sebagian besar
sebuah istilah yang digunakan untuk responden dengan kategori tingkat
sebuah kegiatan tugas yang kecemasan normal, yaitu sebanyak 37
dilakukan oleh seseorang dengan responden (67,3%).
harapan timbal balik berupa uang Berdasarkan tabel diatas dapat
atau hal lainnya sesuai diketahui bahwa hasil penelitian yang
kesepakatan. dilakukan di Posyandu Lansia Mekar
Raharja, Dusun Lemah Dadi, sedang dan berat dipengaruhi oleh
Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, dengan berbagai faktor, diantaranya faktor
jumlah responden 55 responden internal dan faktor predisposisi. Hal ini
diperoleh data sebagian besar sesuai dengan teori dari Hawari (2013)
responden dengan kategori tingkat bahwa terdapat beberapa faktor yang
kecemasan normal sebanyak 37 secara langsung maupun tidak
responden (67,3%), tingkat kecemasan langsung menyebabkan kecemasan
ringan sebanyak 11 responden pada lansia diantaranya masalah
(20,0%), tingkat kecemasan sedang lingkungan hidup, masalah keuangan,
sebanyak 5 responden (9,1%), tingkat masalah perkembangan, penyakit fisik
kecemasan berat sebanyak 2 atau cidera serta masalah keluarga.
responden (3,6%). Faktor lain yang berkontribusi tehadap
Tingkat kecemasan lansia dalam kecemasan pada lansia diantaranya
kategori normal disebabkan salah adalah perpisahan dengan pasangan,
satunya karena para kader lansia perumahan dan transportasi yang tidak
tersebut secara aktif memberikan memadai, masalah kesehatan fisik,
informasi dan edukasi. Informasi dan sumber finansial yang berkurang serta
edukasi tersebut diberikan pada saat kurangnya dukungan social (Maryam
kegiatan yang melibatkan lansia seperti dkk, 2011).
: Posyandu Lansia, Pengajian dan Kecemasan adalah keadaan
Pertemuan PKK (Pembinaan dimana individu atau kelompok
Kesejahteran Keluarga). Hal ini mengalami perasaan gelisah dan
tentunya mempengaruhi tingkat aktivasi sistem saraf autonom dalam
kecemasan karena dengan aktifnya merespon ancaman yang tidak jelas.
para lansia maka pikiran atau perasaan Kecemasan akibat terpejan pada
kurang dihargai menjadi hilang dan peristiwa traumatic yang dialami
menyebabkan perasaan bahagia serta individu yang mengalami, menyaksikan
dianggap masih ada oleh lingkungan atau menghadapi satu atau beberapa
sekitar yang dengan sendirinya akan peristiwa yang melibatkan kematian
menghilangkan perasaan cemas. aktual atau ancaman kematian atau
Hasil penelitian juga menunjukkan cidera serius atau ancaman fisik diri
masih terdapat lansia yang mengalami sendiri.
11
kecemasan ringan yaitu sebanyak Potter & Perry menjelaskan
(20,0%), kecemasan sedang sebanyak bahwa kecemasan dapat menimbulkan
(9,1%) dan kecemasan berat sebanyak tuntutan yang besar pada lansia, dan
(3,6%). Lansia yang mengalami jika lansia tersebut tidak dapat
kecemasan dalam kategori ringan, beradaptasi, maka dapat terjadi
penyakit. Kecemasan dapat 1. BPS RI, 2016. Statistik Indonesia
menyebabkan peningkatan tekanan Tahun 2015. Jakarta Pusat: Badan
darah yang apabila menetap akan Pusat Statistik.
2. Dinkes DIY, 2016. Profil Kesehatan
menjadi hipertensi, peningkatan kadar
Daerah Istimewa Yogyakarta 2015.
gula darah serta peningkatan kadar
12 13 Yogykarta : Dinkes DIY
kolesterol . Menurut Hardjana
3. Kemenkes RI., 2016. Profil
kecemasan juga berdampak terhadap
Kesehatan RI 2015. Jakarta
kondisi emosional sehingga seseorang 4. Tamher dan Noorkasiani, 2009.
akan mudah gelisah, mood atau Kesehatan Usia Lanjut Dengan
suasana hati yang sering berubah- Pendekatan Asuhan Keperawatan.
ubah, mudah/cepat marah, mudah Jakarta: Salemba Medika.
5. Heningsih, 2014. Sejahtera diusia
tersinggung dan kecemasan yang
senja. Jakarta: Fakultas Kedokteran
berkepanjangan dapat menyebabkan
Universitas Indonesia.
seseorang menjadi cemas dan depresi.
6. Suliswati dkk, 2010. Konsep Dasar
Untuk menghindari dampak negatif dari
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
kecemasan tersebut, maka diperlukan
Jakarta: EGC.
adanya suatu pengelolaan kecemasan 7. Maryam, 2011. Mengenal Usia Lanjut
yang baik. dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
KESIMPULAN DAN SARAN Medika
8. Bryant et al., 2011. Acute & Chronic
Berdasarkan hasil analisis dan
Wounds; Current Manangement
pembahasan dapat ditarik kesimpulan
Concept. Philadelphia: Mosby
yang menjadi temuan study dari penelitian
Elsevier.
ini adalah sebagai berikut: Deskripsi
9. Siburian, 2011. Penyakit yang sering
kecemasan lansia di Pos Pelayanan
diderita lansia. Jakarta : Salemba
Terpadu Lansia Mekar Raharja, Lemah 10. Hawari, 2013. Manajemen stress,
Dadi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, cemas, dan depresi. Jakarta: Fakultas
Yogyakarta dalam kategori tingkat normal. Kedokteran Universitas Indonesia
11. Potter & Perry, 2010. Buku Ajar
Semoga Posyandu Lansia Mekar Raharja,
Keperawatan Fundamental
Dusun Lemah Dadi, Bangunjiwo, Kasihan,
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Bantul, tetap mempertahankan pelayanan
Kedokteran EGC.
optimalnya kepada para lansia dan dapat
12. Iskandar, 2010. Konsep dan
mecegah terjadinya kecemasan yang
Penelitian Gender. Malang : UMM
berlebih pada lansia.
press
13. Puspasari, 2009. Fisioterapi Pada
DAFTAR PUSTAKA Lansia. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
14. BPS Kabupaten Bantul, 2016. 15. Sherwood, L., 2012. Depression
Statistik Indonesia Tahun 2010. Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42).
Bantul: Badan Pusat Statistik Jakarta: Rajawali.
Kabupaten Bantul

You might also like