Professional Documents
Culture Documents
Meretas Akuntansi Berbasis Syariah Menel F71a299c
Meretas Akuntansi Berbasis Syariah Menel F71a299c
Abstract
The failure of conventional accounting to meet public demand
financial information that is true and fair, raise awareness among Muslim
intellectuals will need knowledge of Islamic accounting. Reformulation of
the conceptual framework of financial reporting based on the principles
of truth, honesty and justice becomes very urgent to do, given the nature
of accounting in accordance with the sharia which requires the realization
of human social life that uphold ethics and social responsibility. Islam
delivered the Prophet encompasses the entire universe which of course
covers the whole of mankind. Conventional accounting understood it
favors only the owners of capital (capitalists), while Islamic accounting
is not only concerned with human beings, but also all creatures in this
universe.
Keywords: Conventional accounting, Islamic accounting, Justice.
1 Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yasni Muara Bungo pada
program studi Ekonomi Syariah. e-mail: mdzakiismail@gmail.com.
91
Meretas Akuntansi Berbasis Syariah
Pendahuluan
Allah Swt berfirman:
ْ َ ًّ َ ُّ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
ُۚ اكتُبُوه أج ٍل مسم ف ٰآمنُوا ِإ َذا تَ َدايَنتُم بِ َديْن ِإىل
َ ين
َ اذل
ِ يا أيها
ٍ
ْ ْ ٌ َ ْ ُ َ ْ َّ ُ ْ َ ْ َ
ۚ ب بِال َعد ِل ِويلكتب بينكم اكت
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar...”. (Q.S: al-Baqarah/2 : 282).
Dalam perspektif Islam, keadilan merupakan nilai-nilai moral
yang sangat ditekankan baik melalui Alquran maupun sunnah. Dalam
Alquran tidak kurang dari seratus ungkapan yang memasukkan gagasan
keadilan, baik dalam bentuk kata-kata yang bersifat langsung ataupun tidak
langsung. Demikian pula di dalam Alquran terdapat dua ratus peringatan
untuk melawan ketidakadilan dan yang seumpamanya. Ayat-ayat Alquran
menyebut keadilan dalam konteks yang sangat beragam, mulai dari proses
penetapan hukum, adil terhadap diri sendiri, adil dalam berbagai aktivitas
dan keadilan dalam transaksi akuntansi.
Dalam kontek akuntansi, Alquran menyebut tentang pentingnya
harta atau kekayaan sebagai suatu objek dari kegiatan ekonomi dan sebagai
modal (faktor produksi) wajib dikembangkan. Semua aktivitas akuntansi,
produksi, konsumsi dan distribusi itu berlandaskan pada nilai-nilai keadilan.
Dalam konteks keadilan pula, Alquran menyebutkan perbedaan antar
individu sebagai sesuatu yang alamiah, dan bukan untuk dipertentangkan
namun untuk saling kerjasama. Karena itu, perbedaan derajat kehidupan
ekonomi adalah pangkal untuk saling mengambil manfaat satu dengan yang
lain dan menjadi titik tolak kompetisi (fastabiqul khairãt), sehingga setiap
orang memiliki peluang yang sama dan diperkenankan untuk berkompetisi
guna memperoleh hadiah, janji, dan balasan sesuai dengan usahanya. Dalam
hal ini, sistem akuntansi syariah berusaha untuk merealisasikan prinsip-
prinsip keadilan dalam aktivitas ekonomi. Spiritualisasi dan moralisasi
aktivitas akuntansi individu dan kolektif akan mempromosikan keadilan
ekonomi yang dicita-citakan. Makalah sederhana ini akan memaparkan
akuntansi yang berdasarkan pada Alquran dan Sunnah serta penelusuran
jejak perkembangannya di Indonesia.
ْ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ّ َ ُ َ َ ُ َ ْ َّ َ َ َ َ ُّ َ
َى ۚ َو َل يَأب ٰ خ َر ضل إِحداهما فتذكِر إِحداهما ال ِ مِن الشهداءِ أن ت
ً ريا أَ ْو َكب
ٰريا إ ِ َل ً ِك ُت ُبوهُ َصغْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ُّ
الشهداء إِذا ما دعوا ۚ ول تسأموا أن ت
ِ
َّ ُ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ َ َّ َ
َ َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ
ن أل ترتابوا ۖ إِل ٰ أجلِهِ ۚ ذل ِكم أقسط عِند اللِ وأقوم ل ِلشهادة ِ وأد ٰ
ٌك ْم ُج َناح ُ َْ َ َ ََْ ْ ُ ََْ َ َ ُ ُ ًَ َ ًَ َِ َ ُ َ َ
اضة ت ِديرونها بينكم فليس علي ِ أن تكون تارة ح
ٌۚ ار َكت ٌِب َو َل َشهيد َّ وها ۗ َوأَ ْشه ُدوا إ َذا َت َب َاي ْع ُت ْم ۚ َو َل يُ َضَ ُ ُ ْ َ َّ َ
أل تكتب
ِ ِ ِ
ُ َّ الل ۗ َو ُ َّ ك ُم ُ ُ ّ َ ُ َ َ َّ ُ َّ ُ ٌ ُ َّ َ ُ ْ َ
الل ِإَون تف َعلوا فإِن ُه ف ُسوق بِك ْم ۗ َواتقوا الل ۖ ويعلِم
ْ َ ك ّل
ٌ ِ ش ٍء َعل
يم
ُ
ِ ِب
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan
dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua
oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara
kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.
dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.3
ْ َ ُُ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ََْ َُْْ ُ َ َ ُ َ َ َّ َ َّ
ِإن أول ما حياسب بِ ِه العبد يوم ال ِقيام ِة ِمن عم ِل ِه صالته ف ِإن
َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َْ ََ َ ََْ ْ َ َ ْ َ ُ َ
... صلحت فقد أفلح وأجنح وإِن فسدت فقد خاب وخ ِرس
Artinya: “...Sesungguhnya hal pertama yang akan dihisab dari perbuatan
seorang hamba pada hari kiamat nanti adalah shalat, jika shalat itu dikerjakan
dengan benar, maka ia telah beruntung dan selamat, namun jika shalat itu
rusak, maka ia telah merugi...”. (HR. Tirmizi)
Kata h}asaba maupun dalam bentuk lainnya banyak terdapat
dalam hadis Rasulullah Saw memiliki arti perhitungan, menyusun, dan
pembalasan. Dari beberapa hadis Rasulullah Saw yang mengandung kata-
kata h}asaba, dapat disimpulkan bahwa kata-kata tersebut mengandung
pesan atau makna:
1. Perhitungan dan pembalasan
2. Catatan, data dan hitungan.
(ar-Riyad: Maktabah al-Ma’arif, cet. 1, t.t) h. 112. Hadis semakna juga terdapat dalam
beberapa kitab hadis lainnya, diantaranya adalah kitab an-Nasai hadis nomor 462,
kitab Abu Daud hadis nomor 733, kitab Ibnu Majah hadis nomor 1415 dan 1416,
serta kitab Ahmad hadis nomor 9130, 16339, 16342, dan 19771.
ٰع َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ُ ْ ْ َ َّ َ ُ ُ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
يا أيها الِين آمنوا كونوا قوامِي بِالقِس ِط شهداء ِللِ ولو
ُاللَّ َ ً َ ْ َ ًّ َ ْ ُ َ َ َ َْ ْ َ ْ َ َْ َ ْ ُ ُ َ
سكم أوِ الو ِالي ِن والقربِي ۚ إِن يكن غنِيا أو فقِريا ف ِ أنف
َّ َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ََ ُ َْ َ
ٰ َ َ ْ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ
أو ٰل ب ِ ِهما ۖ فل تتبِعوا الهوى أن تع ِدلوا ۚ ِإَون تلووا أو تع ِرضوا فإِن
ً ون َخب َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َّ
ريا ِ الل كن بِما تعمل
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin,
Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. an-Nisa/4
: 135)
Penutup
Fenomena kegagalan akuntansi konvensional dalam memenuhi
tuntutan masyarakat akan informasi keuangan yang benar, jujur dan
adil, meningkatkan kesadaran di kalangan intelektual muslim akan
perlunya pengetahuan akuntansi yang islami. Perumusan kembali
kerangka konseptual pelaporan keuangan dengan mendasarkan pada
prinsip kebenaran, kejujuran dan keadilan menjadi sangat mendesak
untuk dilakukan, mengingat akuntansi Islam sesuai dengan fitrah
(kecenderungan) manusia yang menghendaki terwujudnya kehidupan
bermasyarakat yang menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab
sosial. Islam yang disampaikan Rasulullah Saw melingkupi seluruh
alam yang tentunya mencakup seluruh umat manusia. Paham akuntansi
konvensional hanya mementingkan kaum pemilik modal (kapitalis),
sedangkan akuntansi Islam bukan hanya mementingkan manusia saja,
tetapi juga seluruh makhluk di alam semesta ini.[]
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahnya. Depok: Cahaya
Qur’an, 2008.
Muhammad. Teori Akuntansi Syariah: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:
STIS, Cet. I, 2000.
_______ Prinsip-Prinsip Akuntansi Dalam Alquran. Yogyakarta: UII
Press, Cet. I, 2000.
Muhammad, Rifqi. Akuntansi Keuangan Syariah: Konsep dan
Implementasi PSAK Syariah. Yogyakarta: P3EI, Press, 2008.
Mursyidi. Akuntansi Zakat Kontemporer. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. I, 2003.
at-Tirmizi, al-Imam al-Hafiz Muhammad ibn Isa ibn Saurah. Sunan at-
Tirmizi. ar-Riyad: Maktabah al-Ma’arif, cet. I, t.t.
Syahatah, Husein. Usul al-Fikr al-Muhasabi al-Islami, terj. Husnul
Fatarib, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Jakarta: Akbar
Media Eka Sarana, 2001.
Suhirman, Gatot. “Akuntansi Syariah: Mengungkap Identitas Diri yang
Hilang”. Iqtishaduna: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. III, No. 1, Juni
2012.