You are on page 1of 12

1.

Permasalahan terapi (drp)


Tabel DRP (Drug Related Problems)
No. Jenis DRP Permasalahan pada pasien
1 Indikasi tanpa terapi - Berdasarkan data lab hemoglobin dan hematokrit
(rendah) pasien mengalami anemia namun belum
diberikan terapi untuk anemia yaitu zat besi (Kemenkes,
2011).
- Pada saat pasien masuk IGD nilai SPO 2 pasien 89%
tetapi pasien tidak diberikan O2
- Pada tanggal 6 pasien mengalami batuk dan sputum
tidak bisa dikeluarkan namun tidak diterapi dan pasien
baru mendapatkan terapi N-Asetilsistein pada tanggal 7
oktober seharusnya pemberian N-Asetil sistein dari
tanggal 19 oktober. N-Asetil sistein merupakan obat
yang dapat digunakan untuk mengencerkan dahak
sehinggga viskositasnya berkurang dan pengeluaran
lendir akan dipermudah (Linnisaa dan Susi, 2014).
2 Terapi tanpa indikasi - Pasein mendapatkan obat Ondansetron (tanggal 5-7).
Ondansetron merupakan obat mual muntah akibat
kemoterapi, serta pencegahan mual muntah pasca
operasi (Tim Medical Mini Notes, 2019). Pasien tidak
mengalami mual muntah sehingga tidak perlu diberikan.
- Pada tanggal 7-8 pasien diberikan Aminoleban.
Aminoleban biasanya digunakan pada pasien dengan
penyakit hati kronis sedangkan pasien tidak terindikasi
mengalami penyakit hati kronis.
3 Terapi tidak tepat - Adanya duplikasi obat yaitu pasien mendapatkan terapi
N-asetilsistenin dan Bromhexin yang merupakan sama-
sama golongan mukolitik (Tim Medical Mini Notes,
2019) sehingga sebaiknya dipilih salah satunya saja.
Rekomendasi digunakan N-asetilsistein.
- Pada tanggal 7-8 pasien mendapatkan obat
Metilprednisolon (steroid). Pemberian steroid digunakan
apabila dengan Norepinefrin target MAP (Mean Arterial
Pressur) masih belum tercapai (Putra, 2019), akan tetapi
MAP pasien telah mencapai >65 mmHg.
4 Underdose -
5 Overdose - Dosis Ipratropium Br 0.52 mg dan Salbutamol sulphate
3.01 mg, sedangkan dosis sesuai literatur adalah
Ipratropium Br 0,5 mg dan Salbutamol sulphare 2,5 mg
(Tim Medical Mini Notes, 2019).
- Dosis N-asetil sistein yang diberikan 300 mg/8 jam (900
mg/hari), sedangkan dosis literatur 3x200 mg (600
mg/hari (Tim Medical Mini Notes, 2019).
6 Reaksi obat yang -
merugikan
7 Interaksi obat -
8 Gagal menerima -
obat

2. Monitoring dan evaluasi pada pasien


 Monitoring gejala dan keluhan pasien yaitu batuk, delirium, sakit pada mulut
 Monitoring terus menerus tanda-tanda vital pasien antara lain tekanan darah (≤
120/80mmHg), suhu tubuh (37±0,5oC), pernapasan (18-22x/menit), denyut nadi (60-
80x/menit), dan saturasi oksigen (>95%)
 Monitoring data lab pasien antara lain hemoglobin (12-14 g/dl), hematokrit (37-43%),
eritrosit (4-5 juta/µl), leukosit (5-10 ribu/µl), trombosit (150-400 ribu/µl), laju endap
darah (0-20 mm/jam), pO2 (75-100 mHg), HCO3( 21-25 mmol/L), Base excess (-2,5 -
+2,5), Mg darah (1,7-2,55 mg/dl), Cl darah (94-111 mg/dl), Ca darah (8,4-10,2
mg/dl), dan Prokalsitonin (< 0,05 ng/ml)
 Monitoring pengeluaran urin pasien
 Monitoring skala nyeri pasien
 Monitoring pengeluaran dahak pasien
 Monitoring pola hidup pasien (hentikan merokok)
 Monitoring efektivitas penggunaan antibiotik yang digunakan untuk terapi
 Monitoring efek samping obat dan interaksi yang kemungkinan terjadi
Dapus
Linnisaa, U.H., dan Susi, E.W., 2014 Rasionalitas Peresepan Obat Batuk Ekspektoran dan
Antitusif di Apotek Jati Medika Periode Oktober-Desember 2012, Indonesian Journal
on Medical Science, Vol. 1(1).
Tim Medical Mini Notes, 2019, Basic Pharmacology & Drug Notes, MMN Publishing:
Makassar.
Putra, I.A.S, 2019, Update Tatalaksana Sepsis, CDK-280, Vol. 46(11).

Catatan: yang anemia (drp no 1) sesuaikan lagi sama kelompoknya


korang e pake atau nda, sama di cppt sesuaikan juga kalau nda
diterapiji anemianya berarti hapus sj di drp sm di cppt
ok!!!!!!!!!!!
3. CPPT
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

Ta Catatan Perkembangan Dokter Nama Terang Tanggal Catatan Perkembangan Tenaga Kesehatan Lain Nama Terang
(Apoteker)
ng TTD Jam TTD
gal
Ja
m
5/9/2021 Dx: Syok sepsis ec community dr. A 5/9/2021 S: Demam naik turun, sesak berat, dahak keputihan, apt. Irmayani
IGD Acquired Pneumoniae (CAP) IGD lemas Jubir, S.Farm.
KU: O: TD: TD: 85/60 mmHg, nadi: 126 kali/menit, R:
- Demam naik turun 21 kali/menit, T: 39oC, SPO2: 89%, Hb: 8,9 g/dl,
- Sesak berat
Hct: 26,9%, Eritrosit: 3,2 juta/µl, Trombosit:
- Dahak keputihan
148.000/µl, Leukosit: 15.890/µl, Eosinofil: 0,0%,
- Lemas
Urine output : 1.7 mL/kg/jam Nutrofil: 91,5%, Limfosit: 6,7%, Laju endap
Balance cairan : 49.5 mL/8 jam darah: 60 Mm, pH darah: 7,474, pO2: 109,60
Kultur Sputum dan Darah mmHg, HCO3: 29,40 mmol/L, Total CO2: 30,70
mmol/L, Base excess: 5,80 mmol/L, Stdr HCO3:
TTV: 29,6 mmol/L, Mg darah: 2,81 mg/dl, Ca darah:
- TD: 85/60 mmHg 7,8 mg/dl, Prokalsitonin: 31,02 ng/ml
- Denyut nadi: 126 kali/menit
A:
- R: 21 kali/menit
- Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol sulphate
- T: 39oC
- SPO2: 89% yang diberikan overdose
- Pemberian Ondasetron tidak diindikasikan
Data lab: - Saturasi O2 pasien rendah
- Hb: 8,9 g/dl - Pasien mengalami anemia yang ditunjukkan
- Hct: 26,9% dari data lab hb dan hct dibawah nilai normal
- Eritrosit: 3,2 juta/µl P:
- Trombosit: 148.000/µl
- Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol
- Leukosit: 15.890/µl
- Eosinofil: 0,0% diturunkan menjadi 0,5 mg dan 2,5 mg
- Nutrofil: 91,5% - Pemberian Ondasetron dihentikan
- Limfosit: 6,7% - Diberikan O2 karena saturasi O2 pasien 89%
- Laju endap darah: 60 Mm - Diberikan obat untuk anemia (yang
- pH darah: 7,474
mengandung zat besi)
- pO2: 109,60 mmHg
- HCO3: 29,40 mmol/L - Terapi lain dilanjutkan
- Total CO2: 30,70 mmol/L - Monitoring gejala dan keluhan pasien
- Base excess: 5,80 mmol/L - Monitoring efektivitas terapi antibiotik
- Stdr HCO3: 29,6 mmol/L (levofloxacin)
- Mg darah: 2,81 mg/dl - Monitoring TTV pasien
- Ca darah: 7,8 mg/dl
- Prokalsitonin: 31,02 ng/ml - Monitoring data lab pasien (hb, hct, leukosit,
prosikalsitonin, dll)
Tx: - Monitoring kemungkinan efek samping obat
- Ipratropium Br 0.52 mg, (mulut kering, takikardi, dll)
Salbutamol sulphate 3.01 mg neb /
8 jam
- Budesonide (0.5 mg/2 mL) neb /
12 jam
- Norepinefrin 0.05 mcg/kg/min,
stand by
- PCT 1 gram, prn
- Omeprazol 40 mg/12 jam
- Ondansetron 8 mg/8 jam
- Fructose 120 g, glucose 66 g,
xylitol 60 g, selama 24 jam (21
mL/jam)
- D5 + ¼ NS 500 mL selama 8 jam
(63 mL/jam)
- Levofloxacin 750 mg/24 jam, iv
6/9/2021 KU: dr. A 6/9/2021 S: Sedikit gelisah, sakit sedang, VAS 3, riwayat post apt. Irmayani
HCU - Sedikit gelisah HCU extubasi, batuk, sputum tidak bisa dikeluarkan, Jubir, S.Farm.
- Sakit sedang, VAS 3 dekubitus grade 2 di sacrum.
- Riwayat post extubasi O: TD: 115/80 mmHg, nadi: 80kali/menit, R: 21
- Batuk, sputum tidak bisa kali/menit, T: 38,7oC, SPO2: 95%, Hb: 7,5 g/dl,
dikeluarkan
Hct: 22,7%, Eritrosit: 2,66 juta/µl, Trombosit:
- Dekubitus grade 2 di sacrum
131.000/µl, Leukosit: 17.950/µl, Eosinofil: 0,4%,
Urine output : 1.1 mL/kg/jam Nutrofil: 90,1%, Limfosit: 6,8%, Laju endap
Balance cairan : 1876 mL/24 jam darah: 50 Mm, pO2: 104,3 mmHg, pCO2: 52
mmHg, HCO3: 29,40 mmol/L, Total CO2: 34,4
TTV: mmol/L, Base excess: 9,2 mmol/L, Stdr HCO3:
- TD: 115/80 mmHg 32,9 mmol/L, Cl darah: 111,1 mEq/l, Mg darah:
- Denyut nadi: 80 kali/menit 1,45 mg/dl, Ca darah: 7,2 mg/dl, Prokalsitonin:
- R: 21 kali/menit
63,97 ng/ml.
- T: 38,7oC
A:
- SPO2: 95%
- Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol sulphate
Data lab: yang diberikan overdose
- Hb: 7,5 g/dl - Pemberian Ondasetron tidak diindikasikan
- Hct: 22,7% - Pasien mengalami anemia yang ditunjukkan
- Eritrosit: 2,66 juta/µl dari data lab hb dan hct dibawah nilai normal
- Trombosit: 131.000/µl - Pasien mengalami batuk tapi belum diberikan
- Leukosit: 17.950/µl
terapi
- Eosinofil: 0,4%
P:
- Nutrofil: 90,1%
- Limfosit: 6,8% - Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol
- Laju endap darah: 50 Mm diturunkan menjadi 0,5 mg dan 2,5 mg
- pO2: 104,3 mmHg - Pemberian Ondasetron dihentikan
- pCO2: 52 mmHg - Diberikan obat untuk anemia (yang
- HCO3: 29,40 mmol/L mengandung zat besi)
- Total CO2: 34,4 mmol/L - Diberikan terapi untuk batuk pasien yaitu
- Base excess: 9,2 mmol/L golongan mukolitik (N-asetilsistein)
- Stdr HCO3: 32,9 mmol/L
- Terapi lain dilanjutkan
- Cl darah: 111,1 mEq/l - Monitoring efektivitas terapi antibiotik
- Mg darah: 1,45 mg/dl (levofloxacin)
- Ca darah: 7,2 mg/dl - Monitoring gejala dan keluhan pasien
- Prokalsitonin: 63,97 ng/ml
- Monitoring TTV pasien
Tx: - Monitoring data lab pasien (hb, hct, leukosit,
- Ipratropium Br 0.52 mg, prosikalsitonin, dll)
Salbutamol sulphate 3.01 mg neb /
8 jam - Monitoring kemungkinan efek samping obat
- Budesonide (0.5 mg/2 mL) neb / (mulut kering, takikardi, dll)
12 jam
- PCT 1 gram, prn
- Omeprazol 40 mg/12 jam
- Ondansetron 8 mg/8 jam
- Triofusin 1000 selama 24 jam (21
mL/jam)
- D5 + ¼ NS 500 mL selama 8 jam
(63 mL/jam)
- Duoderm CGF
- Minosep gargle
- Levofloxacin 750 mg/24 jam, iv

7/9/2021 KU: dr. A 7/9/2021 S: Kontak tidak adekuat, pasien tampak gelisah, apt. Irmayani
HCU - Kontak tidak adekuat HCU delirium, batuk, tampak sakit sedang-berat. Jubir, S.Farm.
- Pasien tampak gelisah, delirium O: TD: 115/90 mmHg, nadi: 80 kali/menit, R: 22
- Batuk kali/menit, T: 39oC, SPO2: 98%, Hb: 9,1 g/dl, Hct:
- Tampak sakit sedang-berat 27,6%, Eritrosit: 3,28 juta/µl, Trombosit:
135.000/µl, Leukosit: 21.610/µl, Eosinofil: 0,6%,
Urine output : 1.1 mL/kg/jam
Balance cairan : 1876 mL/24 jam Nutrofil: 94%, Limfosit: 4%, Laju endap darah: 58
Mm, pO2: 86,7 mmHg, pCO2: 33,4 mmHg, Stdr
TTV: HCO3: 24,6 mmol/L, Cl darah: 112,8 mEq/l, Mg
- TD: 115/90 mmHg darah: 1,28 mg/dl, Ca darah: 7 mg/dl,
- Denyut nadi: 80 kali/menit Prokalsitonin: 227 ng/ml.
- R: 22 kali/menit A:
- T: 39oC - Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol sulphate
- SPO2: 98% yang diberikan overdose
- Pemberian Aminoleban tidak diindikasikan
Data lab:
- Pasien mengalami anemia yang ditunjukkan
- Hb: 9,1 g/dl
- Hct: 27,6% dari data lab hb dan hct dibawah nilai normal
- Eritrosit: 3,28 juta/µl - Pasien mendapatkan duplikasi obat batuk yaitu
- Trombosit: 135.000/µl N-asetil sistein dan bromhexin yang keduanya
- Leukosit: 21.610/µl merupakan golongan mukolitik
- Eosinofil: 0,6% - Dosis N-asetil sistein yang diberikan terlalu
- Nutrofil: 94% besar (OD)
- Limfosit: 4% - Pasien mendapatkan metilprednisolon yang
- Laju endap darah: 58 Mm
tidak diindikasikan
- pO2: 86,7 mmHg
P:
- pCO2: 33,4 mmHg
- Stdr HCO3: 24,6 mmol/L - Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol
- Cl darah: 112,8 mEq/l diturunkan menjadi 0,5 mg dan 2,5 mg
- Mg darah: 1,28 mg/dl - Pemberian Aminoleban dihentikan
- Ca darah: 7 mg/dl - Diberikan obat untuk anemia (yang
- Prokalsitonin: 227 ng/ml mengandung zat besi)
- Terapi untuk batuk pasien dipilih salah satu
saja yaitu N-asetil sistein
Tx:
- N-Asetil sistein 300 mg neb/8 jam - Dosis N-asetil sistein diturunkan menjadi 200
- Ipratropium Br 0.52 mg, mg/8 jam
Salbutamol sulphate 3.01 mg neb + - Terapi metilpredinisolon dihentikan karena
Bromhexin HCl 10 tetes + NaCl MAP pasien sudah tercapai dengan
0.9% tiap 8 jam Norepinefrin
- Aminofilin 2 amp + D5 500 mL/24 - Terapi lain dilanjutkan
jam
- Monitoring gejala dan keluhan pasien
- Metilprednisolon 62.5 iv
- N-Asetil sistein 1200 mg x 2 - Monitoring efektivitas terapi antibiotik
selama 4 jam (12.5 mL/jam) (levofloxacin)
- PCT 1 gram, prn - Monitoring TTV pasien
- Omeprazol 40 mg/12 jam
- Monitoring data lab pasien (hb, hct, leukosit,
- Aminoleban 500 mL selama 24
jam (21 mL/jam) prosikalsitonin, dll)
- Asering 500 mL/12 jam - Monitoring kemungkinan efek samping obat
- NaCl 500 mL/12 jam (mulut kering, takikardi, dll)
- Levofloxacin 750 mg/24 jam, iv

8/9/2021 KU: dr. A 8/9/2021 S: Sakit pada mulut, batuk, dahak sulit dikeluarkan, apt. Irmayani
HCU - Sakit pada mulut HCU nyeri VAS 1 Jubir, S.Farm.
- Batuk, dahak sulit dikeluarkan O: TD: 120/90 mmHg, nadi: 80 kali/menit, R: 22
- VAS 1 kali/menit, T: 38oC, SPO2: 99%, pH darah: 7,316,
pO2: 77 mmHg, pCO2: 46,3 mmHg, Prokalsitonin:
Urine output: 1.3 mL/kg/jam
1127 ng/ml
Balance cairan: + 3107 mL/24 jam
A:
TTV: - Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol sulphate
- TD: 120/90 mmHg yang diberikan overdose
- Denyut nadi: 80 kali/menit - Pemberian Ondasetron tidak diindikasikan
- R: 22 kali/menit - Pasien mengalami anemia yang ditunjukkan
- T: 38oC dari data lab hb dan hct dibawah nilai normal
- SPO2: 99% - Pasien mendapatkan duplikasi obat batuk yaitu
N-asetil sistein dan bromhexin yang keduanya
Data lab:
- pH darah: 7,316 merupakan golongan mukolitik
- pO2: 77 mmHg - Pasien mendapatkan metilprednisolon yang
- pCO2: 46,3 mmHg tidak diindikasikan
- Prokalsitonin: 1127 ng/ml P:
- Dosis Ipratropium Br dan Salbutamol
Tx: diturunkan menjadi 0,5 mg dan 2,5 mg
- N-Asetil sistein 300 mg neb/8 jam
- Pemberian Aminoleban dihentikan
- Ipratropium Br 0.52 mg,
Salbutamol sulphate 3.01 mg neb + - Diberikan obat untuk anemia (yang
Bromhexin HCl 10 tetes + NaCl mengandung zat besi)
0.9% tiap 8 jam - Terapi untuk batuk pasien dipilih salah satu
- Aminofilin 2 amp + D5 500 mL/24 saja yaitu N-asetil sistein
jam (17.00) - Dosis N-asetil sistein diturunkan menjadi 200
- Metilprednisolon 62.5 iv (H2)
mg/8 jam
- N-Asetil sistein 1200 mg x 2
- Terapi metilpredinisolon dihentikan karena
selama 4 jam (12.5 mL/jam)
- PCT 1 gram, prn MAP pasien sudah tercapai dengan
- Omeprazol 40 mg/12 jam Norepinefrin
- Aminoleban 500 mL selama 8 jam - Diberikan obat untuk anemia (yang
(21 mL/jam) mengandung zat besi)
- Asering 500 mL/24 jam → NaCl - Terapi lain dilanjutkan
0.9%/24 jam - Monitoring gejala dan keluhan pasien
- Levofloxacin 750 mg/24 jam, iv
- Monitoring efektivitas terapi antibiotik
(levofloxacin)
- Monitoring TTV pasien
- Monitoring data lab pasien (prosikalsitonin,
dll)
- Monitoring kemungkinan efek samping obat
(mulut kering, takikardi, dll)

You might also like