You are on page 1of 45
Pendekatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran, Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia, Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776-1824, Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus, Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya, yaitu: 1) bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia, 2) nafsu manusia tak dapat ditahan, Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan, Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup, Pandangan-pandangan Malthus umumnua dikembangkan sebagai reaksi terhadap pandangan-pandangan yang optimistik dari ayahnya dan rekan- rekannya, terutama Rousseau, Esai Malthus juga dibuat sebagai tanggapan terhadap pandangan-pandangan Marquis de Condorcet. Dalam An Essay on the Principle of Population, yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang, la bahkan meramalkan secara spesifik bahwa hal ini pasti akan terjadi pada pertengahan abad ke-1%, sebuah ramalan yang gagal karena heberapa alasan, termasuk penggunaan analisis statisnya, yang memperhitungkan kecenderungan- kecenderungan mutakhir dan memproyeksikannya secara tidak terbatas ke masa depan, yang hampir selalu gagal untuk sistem yang kompleks, Dalil yang dikemukakan Malthus, bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup rill dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor—faktor pencegah yang dapat mengurangi kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan: 1) Preventive checks, yaitu Ffaktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint, Termasuk di dalamnya antara lain: (a) penundaan masa perkawinan, (b) mengendalikan hawa nafsu, (c) pantangan kawin, 2) Positive checks, yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain: (a) bencana alam, (b) wabah penyakit, (c) kejahatan, (d) peperangan, Teori yang dikemukakan Malthus terdapat heberapa kelemahan antara lain: 1) Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks, 2) la tak yakin bahwa ilmu pengetahuan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat. 3) Teori Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara Barat, tetapi masih berlaku bagi negara-negara Asia, Teori Malthus memang benar dan berlaku sepanjang masa, Penganut golongan ini setuju dengan Teori Malthus, meskipun ada beberapa tambahan/revisi. Pengikut Malthus ini disebut Neo Malthusionism, Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan hanya dengan moral restraint (berpuasa, menunda - perkawinan) adalah tidak mungkin, Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah laju cepatnya peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth control dengan menggunakan alat kontrasepsi. Teori yang dikemukakan Malthus menarik perhatian dunia, karena dialah yang mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah, Di samping itu, esainya merupakan metode untuk menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan merupakan dasar bagi ilmu- ilmu kependudukan sekarang ini, Doktrin Malthus juga punya akibat penting terhadap teori ekonomi, Para ahli ekonomi yang terpengaruh Malthus berkesimpulan bahwa, dalam keadaan normal, kebanyakan penduduk dapat mencegah kenaikan upah melampaui batas yang layak. Ekonom Inggris yang masyhur, David Ricardo, seorang sahabat akrab Malthus berkata; “Upah yang layak bagi buruh adalah upah yang diperlukan untuk memungkinkan para buruh dapat hidup dan bertahan”, Namun ada beberapa pendapat ilmuwan yang menentang pendapat Malthus yakni “Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)”. Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan), Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Malthus, Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Malthus, karena menurutnya paham Malthus bertentangan dengan nurani manusia, Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, izeda pandangan Marxist dan Malthus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk, Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis), Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk, Pendapat Aliran Marxist: 1) Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi memengaruhi kesempatan kerja. 2) Kemelaratan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh, 3) Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktivitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran, i, Investasi Pendidikan Sebuah lembaga pendidikan mempunyai kas yang cukup besar di era persaingan, mendapat image positif serta dapat eksis di masa depan jika lulusannya banyak terserap di pasar kerja, Langkah proaktif sebagai aktivitas dini dalam menyikapi perubahan yang cukup mendasar tersebut, merupakan tindakan antisipasi, reaksi responsif dan sensitif dari konsekuensi evolusi proses kemajuan pendidikan, Karena itu strategi yang direncanakan ini akan menjadi jalan pemerintah dalam mencapai tujuan, bukan by accident tetapi by plan. By plan akan matang jika diiringi perencanaan, pengendalian, design dan manajerial yang baik maka lembaga pendidikan akan menghasilkan lulusan yang kompetitif dan relevan di pasar kerja, 1, Konsep Pendidikan Berorientasi Tenaga Kerja Konsep pendidikan berorientasi tenaga kerja di Indonesia, dipersiapkan untuk menyiapkan lulusan yang siap pakai, siap jual, siap guna dan mandiri. Langkah yang ditempuh dengan pendidikan berbasis life skill, Pendidikan berbasis kecakapan hidup adalah pendidikan yang membekali kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif, kreatif dan inovatif mencari, menemukan solusi sehingga mampu mengatasi permasalahannya. Konsep kecakapan hidup (life skill) lebih luas dari keterampilan untuk bekerja, tidak hanya sekadar keterampilan manual. Menurut Kaluge (2002), (Slamet, 2005) kecakapan hidup dapat dipilah menjadi lima, yaitu: 1) kecakapan mengenal diri (selfawareness), yangjuga sering disebut kemampuan personal (personal skill), 2) kecakapan berpikir rasional (thinking skill), 3) kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skil), dan 4) kecakapan vokasional (vocational skill)”. Setelah kecakapan hidup yang diberikan, maka seorang peserta didik juga digali kemampuan dan potensi kecerdasannya dari delapan macam kecerdasan (Gardner, 1%%3),' yaitu: 1) linguistic intelligence, 2) logical- mathematical intelligence, 3) intelligence, 4) bodily-kinesthetic intelligence, 5) musical intelligence, 6) interpersonal intelligence, 7) intrapersonal intelligence, 8) naturalist intelligence, 2, Link and Match dan Kewirausahaan Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu masalah serius vang ot kaitannya dengan kemajuan dan kemakmuran suatu negara, Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh seorang ekonom terkenal asal India, Mahbub UlHag, yaitu “Let us take care of employment, employment will take care of growth’, Kutipan tersebut mempertegas hetapa ketenagakerjaan sangat memengaruhi sendi-sendi pertumbuhan suatu negara, Karena ketenagakerjaan meliputi dimensi politik, sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan, Menurut [2PS pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (haik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran memberikan problematika tersendiri bagi negara. Pengangguran dapat memengaruhi daya beli masyarakat, Karena tidak adanya pendapatan yang diterima, pengeluaran untuk membiayai kehidupan sehari-hari pun menjadi terganggu. Hal ini kemudian akan membuat masyarakat menjadi miskin atau semakin miskin, Selain itu, meningkatnya pengangguran terbuka sebagai akibat tidak terkelolanya ketenagakerjaan dengan baik dapat memberikan dampak serius, seperti meningkatnya kriminalitas yang selanjutnya dapat mengganggu stabilitas negara, Makin tinggi jenjang pendidikan si penganggur, akan semakin berbahaya bagi negara, Sampai saat ini dinilai belum terjadi atau belum sepenuhnya terjadi link and match (keterkaitan dan kecocokan) antara dunia pendidikan dengan dunia usaha, Dengan kata lain, belum terjadi sinkronisasi antara lembaga penyelenggara pendidikan dengan perkembangan lapangan pekerjaan, Dampaknya adalah banyak lulusannya yang kemudian tidak terserap oleh pasar kerja, sehingga menimbulkan atau bahkan menambah tingginya tingkat pengangguran, Lembaga penyelenggara pendidikan pada umumnyg lebih terfokus pada lulusan berkualitas, namun kurang memerhatikan kebutuhan pasar itu sendiri, Melihat keadaan ini memang sangat diperlukan perencanaan yang matang dan juga analisis kebutuhan peluang-peluang kerja yang ada, dan yang diproyeksikan akan besar kebutuhannya. Analisis tersebut kemudian disinkronkan dengan pendidikan, Sebagai contoh adalah ketika Sarjana Ekonomi sudah begitu banyak namun kesempatan kerja untuk lulusannya tidak berubah, maka institusi pendidikan perlu mengurangi kuota mahasiswa dalam jurusan ekonomi tersebut, Sebaliknya, ketika Sarjana Komputer/Multimedia yang akan banyak dibutuhkan, maka institusi pendidikan perlu menambah kuota mahasiswa dalam jurusan tersebut, Dengan demikian, terciptalah link and match antara pendidikan dan ketenagakerjaan, yang selanjutnya dapat menghindar dari pemborosan sumber daya pendidikan, Penanggulangan yang lain untuk mengurangi pengangguran adalah dengan menanamkan, mensosialisasikan, dan mendukung kewirausahaan, Namun, seperti tercatat dalam Sensus Ketenagakerjaan Nasional 2007, hanya 5% dari jumlah angkatan kerja Indonesia yang berminat pada kewirausahaan, Selebihnya lebih memilih menjadi karyawan maupun pegawai yang bekerja dengan mendapatkan gaji atau upah, Sebagaimana diketahui bahwa kewirausahaan tak diragukan lagi merupakan salah satu solusi terbaik dalam menghadapi pengangguran di masa seperti sekarang ini. Selain menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri, kewirausahaan juga membuka kesempatan kerja bagi orang lain, Namun kewirausahaan sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah, termasuk dukungan modal, sarana dan prasarana, Selain itu, kewirausahaan biasanya tumbuh dan berkembang di antara mereka yang memiliki keluarga dan lingkungan yang sudah melakykan kegiatan wirausaha, Dengan demikian, wirausaha sudah menjadi budaya mereka sejak kanak- kanak, Untuk kelompok ini, pemerintah tidak perlu menumbuhkan budaya wirausaha lagi, Bagi mereka, yang penting pemerintah dapat memberikan iklim usaha yang sehat. Oleh karena itu, instansi terkait perlu menumbuhkan kelembagaan budaya wirausaha melalui usaha-usaha pendidikan dan kegiatan-kegiatan lainnya, menciptakan iklim usaha yang kondusif, kepastian usaha, stabilitas ekonomi dan politik sehingga dapat menarik dan menggiatkan kewirausahaan yang selanjutnya membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar, Lapangan pekerjaan inilah yang sangat dibutuhkan dalam meminimalisir pengangguran, baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik. Manajemen ketenagakerjaan memang bukan hal yang mudah, Namun apabila didukung oleh perencanaan pendidikan dan analisis kesempatan kerja yang akurat, serta iklim yang kondusif bagi wirausahawan, tentu pengurangan tingkat pengangguran akan dapat terealisasi, 3, Focused based Education Focused based education adalah pendidikan dengan strategi pembelajaran yang mendasar dan berbasis Fokus, artinya pengembangan ilmu dan strategi pembelajarannya difokuskan dalam bidang yang sesuai dengan kebutuhan pasar, teknologi dan keilmuan, Keilmuan yang mendasar dan Fokus mengajarkan sesuatu itu kuat, fokus dan benar-benar menjadikan ia pakar, bukan setengah-setengah atau “Jadi bisa saja”, Contoh: jurusan teknik atau rekayasa kurang perlu menempuh mata kuliah yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan ilmu dasar bidang rekayasa, Jika hal itu memperlambat waktu lulus dan menyebabkan rendahnya kompetensi lulusan, hal ini dirasa akan menambah beban dan menghabiskan waktu proses belajar yang terfokus pada teori, Oleh sebab itu, sebaiknya digantikan dengan praktik dan ilmu yang lebih relevan sesuai tuntutan pasar, Perguruan tinggi bidang rekayasa dan sains terapan akan lebih baik jika menggunakan focused based, karena hakikat pendidikan di jurusan terapan dan rekayasa adalah menghasilkan keluaran siap pakai, siap kerja, artinya setiap lulusan yang dihasilkan lembaga pendidikan dapat terserap dan mampu diterima di pasar kerja, paling tidak ia bisa mandiri dengan ilmu yang ia peroleh, Hal ini juga dirasakan bahwa lulusan SMU hampir tidak laku lagi di pasar kerja, kecuali sebagai tenaga kasar atau buruh, Bahkan tidak sedikit lembaga pendidikan D3 atau $1 yang menjual ijazah semata, yang didukung minimnya teori, Yang paling dikhawatirkan adalah kita sedang berada pada situasi pembohongan publik dan peiacuran pendidikan (Suranto, 2006), 4, Pendidikan Tidak Seharusnya Berorientasi Pasar Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan pendidikan tidak seharusnya berorientasi pada pasar untuk memenuhi kebutuhan kerja.* Idealnya, menurut Anies, pendidikan bermanfaat untuk menjadikan anak sebagai pembelajar sepanjang hayat, Paling terpenting menjadikan siswa pembelajar sepanjang hayat karena diberikan saat ini belum tentu dengan apa yang dihadapinya pada masa depan, Pembelajar seumur hidup lebih berat ketimbang menjadikan anak sebagai spesialis atau super spesialis. Namun, kesulitan ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan, 4, Pendidikan Tidak Seharusnya erorientasi Pasar Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan pendidikan tidak seharusnya berorientasi pada pasar untuk memenuhi kebutuhan kerja.” Idealnya, menurut Anies, pendidikan bermanfaat untuk menjadikan anak sebagai pembelajar sepanjang hayat. Paling terpenting menjadikan siswa pembelajar sepanjang hayat karena diberikan saat ini belum tentu dengan apa yang dihadapinya pada masa depan, Pembelajar seumur hidup lebih berat ketimbang menjadikan anak sebagai spesialis atau super spesialis, Namun, kesulitan ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Selain itu, menurut Anies, dalam dunia pendidikan terdapai komponen penting yang perlu disiapkan untuk generasi muda, Pertama, adalah integritas, “Zaman sekarang investor bisa diamankan kalau ada koneksi, Namun di masa depan mungkin ini tidak bisa dilakukan lagi, Maka siswa harus dididik agar mempunyai integritas, Kedua, anak-anak harus dididik agar memiliki jiwa kewirausahaan, Sebab, jiwa kewirausahaan akan menjadikan murid melihat kesulitan sebagai kesempatan, “Orang yang mempunyai jiwa usaha adalah orang yang selalu optimistis”, Ketiga, anak- anak harus diberi bekal agar mempunyai kemampuan komunikasi yang tinggi. Tanpa kemampuan komunikasi yang baik maka susah menghadapi masa depan, Penguasaan hahasa menjadi sangat penting. Menguasai bahasa Indonesia dengan baik diperlukan guna membangun komunikasi dalam negeri, Selain itu, membekali siswa dengan bahasa internasional juga wajib 5, Membangun Culture of Doing Pekerjaan lanjutan untuk menyelaraskan dunia pendidikan dan dunia kerja adalah mengatur keseimbangan antara pembelajaran akademik dan pembelajaran keterampilan untuk mendapatkan kompetensi lulusan, Kompetensi lulusan ini berpengaruh pada link and match dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, Berpikir kritis, kreatif, membuat keputusan, menuelesaikan masalah dan belajar dengan cepat adalah kompetensi yang diperlukan dunia kerja dan harus dimiliki lulusan, Untuk itu pendidikan harus difokuskan untuk melakukan hal-hal yang berguna, Untuk mendapatkan pendidikan yang berfokus pada hal-hal yang berguna, maka kita perlu membangun culture of doing. Culture of doing merangsang peserta didik untuk mengubah pola pikir dari budaya “mengetahui” menjadi budaya “melakukan”. Hal ini karena meskipun secara akademik, peserta didik menguasai materi pembelajaran, tetapi mereka sering mengeluh merasa tidak ada hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan dunia nyata, Dengan terbentuknya culture of doing, maka pola pendidikan di Indonesia akan menghasilkan peserta didik yang siap menghadapi tantangan dunia nyata sekaligus beradaptasi langsung dengan dunia kerja,Dalam culture of doing, peserta didik didorong untuk terlibat dengan dunia nyata, menganalisis segala sesuatu yang terjadi dan menghubungkan dengan pembelajaran yang telah mereka terima, Premis utama culture of doing adalah bahwa peserta didik harus terlibat pembelajaran baik melalui penekanan pada upaya kolaboratif, berbasis proyek tugas, dan atau melalui Fokus nonakademik, Langkah-langkah menuju pelaksanaan culture of doing adalah dengan memulai dari kelas mereka sendiri, seperti memperkenalkan “tugas— tugas yang bermakna dalam kehidupan sehari- hari” ke dalam kelas, Sebagai contoh culture of doing adalah dalam pelajaran ekonomi, peserta didik dapat mempelajari konsep jual beli dengan langsung mempraktikannya di sentra- sentra bisnis lokal/pasar dan berusaha mendapatkan laba/keuntungan.6, Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan da Menghadapi Pengangguran di masing—masing SMK, Simulasi industri dimaksud ditujukan aga pa di siMkK mendapatkan pengetahuan tentang budaya kerja, kondisi riil industri, dan penguasaan teknologi, Pengembangan pola kemitraan juga akan dilakukan sebagai aksi pemerintah, Kemitraan tersebut akan dijalin antara SMK, pendidikan unggi vokasi, dan pelatihan keterampilan dengan dunia industri, termasuk industri kreatif, Hal ini dilakukan dalam rangka memperkuat intermediasi dan kesempatan pemagangan serta kesesuaian pendidikan/ pelatihan dengan dunia kerja, Upaya yang direncanakan dalam bidang pendidikan adalah: pertama, peningkatan pelayanan pendidikan dasar 4 tahun yang bermutu dan terjangkau, Konsep pendidikan dasar % tahun sesuai dengan Undang- Undang Sisdiknas Tahun 2003, yakni dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada siswa yang tidak dapat meneruskan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah (SMA), Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja kasar/teknisi yang banyak dibutuhkan pada saat itu, yang dengan pendidikan 6 tahun dianggap tidak memadai, Pendidikan dasar 4 tahun juga merupakan fondasi dari kualitas pendidikan, Dengan demikian, masyarakat haruslah mendapat kemudahan dalam mengakses pendidikan % tahun dengan mutu yang baik dan biaya seminimal mungkin, Kedua, peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru, Seperti diketahui, guru merupakan pangkal dari keberhasilan pendidikan. Dengan meningkatkan profesionalisme guru berarti akan memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Hal inilah yang kemudian membuahkan SDM yang bermutu dan kemudian dapat bersaing dengan SDM luar negeri, Dengan demikian, akan terbuka kesempatan kerja yang lebih luas karena tak hanya terbatas di dalam negeri saja.program ini adalah dengan memberikan beasiswa PTN untuk siswa SMA/ Ketiga, peningkatan daya saing pendidikan tinggi. Rencana aksi dari EMK berprestasi dan kurang mampu, Selain itu, dengan mengembangkan vewirausahaan, termasuk technopreneur (enterpreneur di bidang IT) bagi dosen lan mahasiswa melalui kerja sama antarinstitusi pendidikan dengan dunia usaha, Perlu pula diketahui bahwa pada akhir-akhir ini memang banyak perguruan tinggi yang telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib, Melalui berbagai upaya sebagaimana diuraikan di atas, diharapkan akan tercipta link and match antara pendidikan dan ketenagakerjaan yang dibutuhkan pasar tenaga kerja, serta selanjutnya dapat menurunkan tingkat pengangguran ke level yang terendah. C, Kesehatan dan Produktivitas Kerja Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat, Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,4% juta jiwa (BPS, 200%), Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja, Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja, Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri, Semcakin berat Deban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari Kelelahan dan gangguan Ffisiologis yang berarti atau sebaliknya,Kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh: usia, ukuran tubuh, dan jenis kelamin, Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari, keadaan Fisiologis, keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, keadaan lingkungan kerja, Faktor- faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya energi, komposisi 2at gizi dan menu untuk konsumsi pekerja, Penilaian status gizi pekerja perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi pekerja dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila diperlukan, Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain: pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri. Antropometri merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi, Metode ini menggunakan parameter erat Badan (21>) dan Tinggi Badan (Tid). Melalui kedua parameter tersebut, dapat dilakukan perhitungan indrks masa tubuh dgn rumus berikut

You might also like