You are on page 1of 42

4.

Hubungan Tingkat ketergantungan gadget dengan dampak malas belajar pada


anak prasekolah

Pada saat ini ketergantungan gadget sudah banyak dilihat dari lingkungan sekitar
Oleh sebab itu, dalam situasi pandemi COVID-19 yang memaksa anak untuk belajar di rumah,
banyak orang tua memiliki cara agar anak belajar mengikuti sistem yang ada di internet
dengan menggunakan gadget. Gadget adalah media komunikasi modern.2 Gadget banyak
ragamnya yang meliputi: handphone, laptop, komputer, tablet, iPad, dan lain sebagainya.
Berdasarkan fenomena yang sering terjadi khususnya di daerah tempat saya tinggal di
paud nyiur melambai air manis, bahwa selama ini orang tua jarang memantau penggunaan
gadget pada anak. Biasanya gadget hanya digunakan untuk bermain games dan menonton,
sehingga penggunaan gadget dominan memiliki dampak negatif bagi anak. Ditambah lagi durasi
yang berlebihan dalam menggunakan gadget, apalagi saat situasi pandemi COVID-19 sekarang.
Hal ini sependapat dengan Rowan yang menyatakan bahwa Akademi Dokter Anak Amerika dan
Perhimpunan Dokter Anak Kanada menegaskan agar anak umur 0-2 tahun tidak boleh terpapar
oleh teknologi sama sekali. Anak umur 3-5 tahun dibatasi pemakaian teknologi hanya 1 jam/hari
dan anak umur 6-18 tahun dibatasi 2 jam/hari. Anak-anak yang menggunakan teknologi
melampaui durasi yang disarankan dapat menimbulkan risiko kesehatan. Ironisnya banyak orang
tua sengaja memberikan dan membiarkan anak-anaknya bermain gadget yang seharusnya belum
layak menggunakan benda itu dengan alasan agar anak tidak rewel dan bisa duduk tenang.
Sehingga saya tertarik mengangkat judul penelitian tentang Hubungan Tingkat ketergantungan
gadget dengan dampak malas belajar pada anak prasekolah sehingga jika terdapat hubungan
dalam penelitian diharapkan intervensi pada saat ini bermanfat ditempat saya tinggal sehingga
orang tua dapat membatasi dan memantau dalam penggunaan gadget tersebut .
Lampiran jurnal

Volume 1 Issue 1 (2017) Pages 1 – 11


Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini

DOI: 10.31004/obsesi.v1i1.26

Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan Interaksi


Sosialpada Anak Usia Dini

Putri Hana Pebriana


Prodi PGSD, FIP, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

ABSTRAK

Perkembangan teknologi semakin canggih dan berkembang. Hal ini menyebabkan berbagai
pengaruh pola hidup manusia baik pola pikir maupun perilaku. Salah satu perkembangan
teknologi yang mempengaruhi pikiran manusia adalah gadget. Gadget adalah media yang
digunakan sebagai sarana komunikasi modern. Gadget tidak hanya mempengaruhi pola pikir
atau perilaku orang dewasa, tapi juga mempengaruhi tingkah laku anak usia dini. Intinya, anak
usia dini cenderung senang dengan hal- hal baru yang ia dapatkan melalui aktivitas dengan
bermain. Bermain sangat menyenangkan bagi anak-anak, dengan bermain anak bisa menggali
semua potensi. Mayoritas anak di Indonesia menghabiskan waktu bermain dengan gadget.
Tentunya ini mempengaruhi perkembangan anak, terutama dalam pengembangan interaksi
sosial. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi dalam kelompok induvidu
yang saling berhubungan baik dalam komunikasi maupun aksi sosial. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan penggunaan gadget terhadap kemampuan interaksi sosial anak usia dini.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka yaitu
dengan menghubungkan penelitian dengan literatur yang ada dan mengisi celah dalam penelitian
sebelumnya. Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini yaitu penggunaan gadget
kebanyakan anak lebih menggunakannya untuk bermain. Dari hal kecil tersebut, anak yang
awalnya senang bermain dengan temannya dapat berubah dengan terbiasanya diberikan gadget
sebagai pengganti teman bermain.

Kata Kunci: Gadget, Interaksi Sosial

ABSTRACT
Technological developments increasingly sophisticated and growing. This leads to various
influences of human lifestyle both mindset and behavior. One of the technological developments
that affect the human mind is the gadget. Gadgets are media used as a means of modern
communication. Gadgets not only affect the mindset or behavior of adults, but also affect
the behavior of young children. In essence, early childhood tend to be happy with new things
that he got through the activity by playing. Playing is fun for the kids, with children's play can
explore all the potential. The majority of childrenin Indonesia spend time playing with gadgets.
Surely this affects the development of children, especially in the development of social
interaction. Social interactions can be interpreted as relationships that occur within induvidu
groups are interconnected both in communication and social action. The purpose of this study to
describe the use of gadgets to the ability of social interaction of early childhood. The research
method used in this study is literature review is by connecting research with existing literature
and fill the gap in previous research. The results obtained in this study is the use of gadgets
most children use it to play. From these small things, children who initially love to play with
their friends can change with the usual given a gadget as a substitute for playmates.
Keywords : Gadget, Social Interaction
@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIK UPTT 2017

Corresponding author :

Address : Perum Attaya Ridan Permai Bangkinang Kampar ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : putripebriana99@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 2017 | 2
PENDAHULUAN
komunikasi yang khusus yang sesuai
Perkembangan teknologi semakin
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh
berkembang dengan pesat sesuai dengan
anak tersebut. Masa anak usia dini sering
perkembangan zaman.Teknologi muncul
disebut dengan istilah “golden age” atau
berbagai macam jenis dan fitur dari
masa emas. Pada masa ini hampir seluruh
teknologi selalu baru dari hari ke hari.
potensi anak mengalami masa peka untuk
Kebutuhan teknologi merupakan salah satu
tumbuh dan berkembang secara cepat dan
kebutuhan penting saat ini. Hal ini
hebat. Perkembangan setiap anak tidak
disebabkan karena teknologi sangat
sama karena setiap individu memiliki
dibutuhkan untuk keperluan banyak.
perkembangan yang berbeda.
Teknologi sangat mudah didapatkan
Pada anak usia dini ini, anak
karena harga ada yang murah dan ada juga
mengalami perkembangan dalam tahap
yang mahal sesuai dengan kantong
mengeksplor dan berinteraksi langsung
ekonomi penggunanya.
dengan lingkungan sekitarnya. Anak usia
Gagdet merupakan salah satu bentuk
dini biasanya cenderung senang dengan
nyata dari berkembangnya Ipteks pada
hal-hal yang baru yang didapatnya melalui
zaman sekarang. Tentunya dengan
aktivitas bermain. Tidak jarang pula anak
berkembangnya Ipteks, hal ini sangat
bermain dan memuaskan rasa penasaran
mempengaruhi pola kehidupan manusia
mereka melalui gadget, karena gadget
baik dari segi pola pikir maupun perilaku.
merupakan hal yang menarik bagi mereka
Tentunya dengan bantuan teknologi seperti
apalagi ditambah dengan aplikasi game
gadget dapat mempermudah kegiatan
online yang terdapat pada gadget, sehingga
manusia agar tidak memakan waktu yang
kebanyakan dari mereka menghabiskan
lama. Selain itu, penggunaan gadget dalam
waktu seharian untuk bermain gadget.
kehidupan sehari-hari tidak hanya
Padahal anak seusia mereka harus bermain
mempengaruhi perilaku orang dewasa,
dan berbaur dengan teman-teman
anak-anak pun tidak luput dari pengaruh
sebayanya.
penggunaan gagdet salah satunya dalam
Tidak dapat dipungkiri, gadget
kemampuan interaksi sosial.
sangat mempengaruhi kehidupan manusia,
Pendidikan anak usia dini adalah
baik orang dewasa maupun anak-anak.
anak yang berusia 0-6 tahun, pendidikan
Smartphone, notebook, tablet dan aneka
anak usiadini memiliki peranan yang
ragam bentuk gadget dalam kehidupan
sangat penting untuk mengembangkan
sehari-hari sangat mudah ditemui pada
kepribadian anak serta mempersiapkan
zaman sekarang. Hal seperti ini bukan
anak untuk memasuki jenjang pendidikan
menjadi hal yang mewah untuk zaman
yang lebih lanjut (Fauziddin, 2016)
sekarang, karena sebagian dari anak-anak
Anak usia dini adalah anak yang
sudah difasilitasi oleh orang tuanya sendiri
berada pada usia 0-8 tahun. Menurut
agar orang tua lebih leluasa untuk
Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti,
melakukan aktivitas tanpa harus
2010:7), anak usia dini adalah anak yang
mendampingi anak bermain. Anak-anak
berusia antara 3-6 tahun. Sedangkan
tentunya sangat senang jika memperoleh
hakikat anak usia dini (Augusta, 2012)
gadget dari orang tuanya. Namun tanpa
adalah individu yang unik dimana ia
disadari, hal seperti ini sangat
memiliki pola pertumbuhan dan
mempengaruhi kemampuan interaksi sosial
perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
pada anak.
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 2017 | 3

Gadget pesan antara komunikator dan komunikan.


Gadget adalah media yang dipakai Dapat disimpulkan bahwa gadget
sebagai alat komunikasi modern. Gadget merupakan salah satu media untuk
semakin mempermudah kegiatan berkomunikasi dengan tujuan untuk
komunikasi manusia. Kini kegiatan mempermudah kegiatan komunikasi
komunikasi telah berkembang semakin manusia.
lebih maju dengan munculnya gadget.
Gadget adalah perangkat elektronik kecil Anak Usia Dini
yang memiliki fungsi khusus. Diantaranya Di Indonesia pengertian anak usia
martphone seperti iphone dan blackberry, dini ditujukan kepada anak yang berusia 0-
serta netbook (perpaduan antara komputer 6 tahun, seperti dalam Undang-undang
portabel seperti notebook dan internet). Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Novitasari (2016) menyatakan bahwa tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
media memungkinkan seseorang untuk Pasal 1 ayat 14 yang menyatakan
melakukan sebuah interaksi sosial, pendidikan anak usia dini adalah
khususnya untuk kontak sosial maupun pendidikan yang diperuntukkan bagi anak
berkomunikasi satu dengan yang lainnya sejak lahir sampai usia 6 tahun. Sedangkan
tidaklah susah, hanya dengan Anak usia dini menurut NAEYC (National
menggunakan gadget seseorang dapat Association for The Education of Young
berinteraksi satu dengan lainnya. Gadget Children), adalah anak yang berusia antara
menurut kamus berarti perangkat 0 sampai 8 tahun yang mendapatkan
elektronik kecil yang memiliki fungsi layanan pendidikan di taman penitipan
khusus. Gadget merujuk pada suatu peranti anak, penitipan anak dalam keluarga
atau instrument kecil yang memiliki tujuan (family child care home), pendidikan
dan fungsi praktis spesifik yang berguna prasekolah baik negeri maupun swasta,
(Castelluccio, Michael. 2007). taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar
A gadget is a smalltechnological (SD). Hal ini dapat disebabkan pendekatan
object (such as a device or an appliance) pada kelas awal sekolah dasar kelas I, II
that has a particular function, but is often dan III hampir sama dengan usia TK 4-6
thought of as a novelty. Gadgets are tahun.
invariably considered to be more unusually Usia dini merupakan masa emas,
or cleverly designed than normal masa ketika anak mengalami pertumbuhan
technology at the time of their invention. dan perkembangan yang pesat. Pada usia
Gadgets are sometimes also referred to as ini anak paling peka dan potensial untuk
gizmos. (Wikipedia.com) mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak
Pada dasarnya, gadget diciptakan sangat besar. Hal ini dapat kita lihat dari
untuk kemudahan konsumen dalam anak sering bertanya tentang apa yang
menggunakan media komunikasi. Definisi mereka lihat. Apabila pertanyaan anak
komunikasi menurut Laswell (West dan belum terjawab, maka mereka akan terus
Turner. 2007:30-31) adalah suatu proses bertanya sampai anak mengetahui
yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, maksudnya. Di samping itu, setiap anak
dengan saluran apa, kepada siapa, dengan memiliki keunikan sendiri-sendiri yang
akibat atau hasil apa, gadget jika dilihat berasal dari faktor genetik atau bisa juga
melalui model komunikasi Laswell, dari faktor lingkungan. Faktor genetik
merupakan media dalam menyampaikan misalnya dalam hal kecerdasan anak,
sedangkan faktor lingkungan bisa dalam
Pada masa ini pula terjadi pematangan
hal gaya belajar anak.
fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga
Hakikat anak usia dini (Augusta,
anak siap merespon dan
2012) adalah individu yang unik dimana ia
mengaktualisasikan tahapan perkembangan
memiliki pola pertumbuhan dan
pada prilakunya sehari hari.
perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
Wiyani (2012:86) mengungkap
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan
prinsip-prinsip perkembangan anak,
komunikasi yang khusus yang sesuai
meliput;. a) anak berkembang secara
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh
holistik, b) perkembangan terjadi dalam
anak tersebut. Dari berbagai definisi,
urutan yang teratur, c) perkembangan anak
peneliti menyimpulkan bahwa anak usia
berlangsung pada tingkat yang beragam
dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun
didalam dan diantara anak, d)
yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan baru didasarkan pada
perkembangan, baik fisik maupun mental.
perkembangan sebelumnya dan e)
Anak usia dini merupakan masa
perkembangan mempunyai pengaruh yang
peka dalam berbagai aspek perkembangan
bersifat kumulatif. Sedangkan Aqib
yaitu masa awal pengembangan
(2011:75) mengutarakan prisip-prinsip
kemampuan fisik motorik, bahasa, sosial
perkembangan sebagai berikut; a) anak
emosional, serta kognitif. Menurut Piaget
belajar dengan baik jika kebutuhan
(Slamet Suyanto, 2003: 56-72), anak
fisiknya terpenuhi, b) anak belajar secara
memiliki 4 tingkat perkembangan kognitif
terus menerus, membangun pemahaman
yaitu tahapan sensori motorik (0-2 tahun),
hingga mencipta sesuatu, c) anak belajar
pra operasional konkrit (2-7 tahun),
melalui interaksi sosial, d) motivasi timbul
operasional konkrit (7-11 tahun), dan
dari minat dan ketekunan, e) adanya
operasional formal (11 tahun ke atas).
perbedaan dan dalam gaya belajar dan f)
Karakteristik anak usia dini merupakan
memulai dari yang sederhana kekompleks,
individu yang memiliki tingkat
konkret ke abstrak, gerakan ke verbal dan
perkembangan yang relatif cepat merespon
dari diri kesosial.
(menangkap) segala sesuatu dari berbagai
aspek perkembangan yang ada. Sedangkan
Interaksi Sosial
karakteristik anak usia dini menurut
Kata interaksi secara umum dapat
Richard D.Kellough (Kuntjojo, 2010)
diartikan saling berhubungan atau saling
adalah sebagai berikut: a) egosentris, b)
bereaksi dan terjadi pada dua orang
memiliki curiosity yang tinggi, c) makhluk
induvidu atau lebih. Sedangkan sosial
sosial, d) the unique person, e) kaya
adalah berkenaan dengan masyarakat
dengan fantasi, f) daya konsentrasi yang
(Wiyono, 2007:234). Oleh karena itu
pendek, g) masa belajar yang paling
secara umum interaksi sosial dapat
potensial.
diartikan sebagai hubungan yang terjadi
Anak-anak yang berada pada masa
dalam sekelompok induvidu yang saling
prasekolah berada pada periode yang
berhubungan baik dalam berkomunikasi
sensitif, ia mudah menerima rangsangan-
maupun melakukan tindakan sosial.
rangsangan dari lingkungan. Menurut
Interaksi sosial merupakan pula
Hainstok dalam Sujiono (2009:54) pada
salah satu prinsip integritas kurikulum
masa ini anak mulai peka untuk menerima
pembelajaran yang meliputi keterampilan
berbagai stimulasi dan upaya pendidikan
berkomunikasi, yang bekerja sama yang
dari lingkungan baik disengaja atau tidak.
dapat untuk menumbuhkan komunikasi
yang harmonis antara individu dengan 1. Keluarga
lingkungannya (Hernawan, 2010:314). a. Hubungan antar orang tua, antar
(Max Weber dalam Hernawan, saudara antar anak dengan orang
2010:14), menjelaskan bahwa tindakan tua.Hubungan anak dengan orangtua
interaksi sosial adalah tindakan seorang ataupun saudara akan terjalin rasa
individu yang dapat mempengaruhi kasih sayang, dimana anak akan lebih
individu-individu lainnya dalam terbuka dalam melakukan interaksi
lingkungan sosial. Dalam bertindak atau karena terjalinnya hubungan yang baik
berperilaku sosial, seorang individu yang di tunjang oleh komunikasi yang
hendaknya memperhitungkan keberadaan tepat. Peran orang tua akan
individu lain yang ada dalam membimbing sang anak untuk
lingkungannya. Hal tersebut penting mengenal lingkungan sekitar tempat
diperhatikan karena tindakan interaksi tinggalnya.
sosial merupakan perwujudan dari b. Urutan anak dalam keluarga
hubungan atau interaksi sosial. Dapat (sulung/tengah/bungsu)
disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah Urutan posisi anak dalam keluarga
hubungan atau komunikasi yang dilakukan berpengaruh pada anak misalnya sang
oleh dua orang atau lebih dengan tujuan anak merupakan anak terakhir maka
untuk saling mempengaruhi satu dengan dipastikan sang anak selalu
yang lainnya untuk mencapai tujuan bergantung pada orangtua dan
tertentu, dalam hal ini dapat diartikan saudaranya. Jika hal ini terjadi akan
bahwa dalam interaksi sosial terdapat berpengaruh pada tingkat kemandirian
dalam hubungan antar individu, kelompok, anak tersebut.
yang merupakan hubungan yang dilakukan c. Jumlah keluarga
oleh manusia untuk bertindak terhadap Pada dasarnya jumlah anggota yang
sesuatu atas dasar makna yang dimiliki besar berbeda dengan jumlah anggota
oleh manusia. yang sedikit, maka perhatian, waktu
Perkembangan perilaku sosial anak dan kasih saying lebih banyak
ditandai dengan adanya minat terhadap tercurahkan, dimana segala bentuk
aktivitas teman-teman dan meningkatnya aktifitas dapat ditemani ataupun
keinginan yang kuat untuk diterima dibantu. Hal ii berbeda dengan anak
sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak dengan keluarga yang besar.
puas bila tidak bersama teman-temannya. d. Perlakuan keluarga terhadap anak
Anak tidak lagi puas bermain sendiri Adanya perlakuan keluarga terhadap
dirumah atau dengan saudara-saudara anak prasekolah secara langsung
kandung atau melakukan kegiatan-kegiatan mempengaruhi pribadi dan gerakan
dengan anggota-anggota keluarga. Anak sang anak, dimana dalam keluarga
ingin bersama teman-temannya dan akan tertanam rasa saling perhatian, tidak
merasa kesepian serta tidak puas bila tidak kasar dan selalu merespon setiap
bersama teman-temannya. kegiatan anak, maka dapat
Menurut Hurlock (1998) factor yang berpengaruh terhadap perkembangan
mempengaruhi perkembangan sosial anak anak yang lebih baik dan terarah.
yaitu : e. Harapan orang tua terhadap anak
Setiap orangtua memiliki harapan
mempunyai anak yang baik, cerdas
dan terarah dalam masa depannya.
lainnya. Sebaliknya, mereka yang
Harapan orangtua adalah mempunyai
merasa tidak aman akan
anak yang memilikiperkembangan
menyesuikan diri sebaik mungkin
sesuai dengan pertumbuhannya.
dan mengukuti anggota lainnya.
Artinya bahwa perkembangan anak
e. Tipe kelompok
pra sekolah yang sekolah bertujuan
Pengaruh kelompok berasal dari
mempunyai arah sesuai
jarak sosial yaitu derajat hubungan
perkembangannya.
kasih sayang diantara para anggota
2. Factor diluar keluarga
kelompok. Pada kelompok primer (
a. Interaksi dengan teman sebaya
antara lain keluarga atau kelompok
Setiap anak jika mempunyai
teman sebaya) ikatan hubungan
perkembangan yang baik, maka
dalam kelompok lebih kuat
secara alami dapat berinteraksi
dibandingkan dengan pada kelompok
dengan temannya tanpa harus
sekunder (antara lain kelompok
disuruh atau dditemani keluarga
bermain yang diorganisasikan atau
karena anak memiliki arahan yang
perkumpulan sosial) atau pada
jelas.
kelompok tertier ( antara lain orang-
b. Hubungan dengan orang dewasa
orang yang berhubungan dengan
diluar rumah
anak minsalnya di dalam bus)
Jika seorang anak selalu bergaul
f. Perbedaan keanggotaan dalam
dengan siapa saja maka sang anak
kelompok
dapat menyesuaikan lingkungan
Dalam sebuah kelompok, pengaruh
orang dewasa dimana anak tanpa
terbesar biasanya timbul dari
malu-malu berinteraksi dengan orang
pemimpin kelompok dan pengaruh
yang lebih dewasa darinya.
yang terkecil berasal dari anggota
c. Kemampuan untuk dapat diterima
yang paling tidak populer.
dikelompok
g. Kepribadiaan
Anak-anak yang populer dan melihat
Anak-anak yang merasa tak mampu
kemungkinan memperoleh
atau rendah diri lebih banyak
penerimaan kelompok lebih di
dipengaruhi oleh kelompok di
pengaruhi kelompok, kurang di
bandingkan dengan mereka yang
pengaruhi keluarga dibandingkan
memiliki kepercayaan pada diri
hubungan anak-anak yang
sendiri yang besar dan yang lebih
pergaulannya dengan kelompok tidak
menerima diri sendiri.
begitu akrab. Anak-anak yang hanya
h. Motif menggabungkan diri
melihat adanya kesempatan kecil
Semakin kuat motif anak-anak
untuk dapat diterima kelompok
untuk menggabungkan diri (
mempunyai motivasi kecil pula
affilation motive) yaitu, keinginan
untuk menyesuaikan diri dengan
untuk diterima, semakin rentan
standar kelompok
mereka terhadap pengaruh anggota
d. Keamanan karena status dalam
lainnya, terutama pengaruh dari
kelompok
mereka yang mempunyai status
Anak-anak yang merasa aman dalam
tinggi dalam kelompok.
kelompok akan lebih bebas dalam
mengekspresikan ketidak cocokan
mereka dengan pendapat anggota
Karakteristik Interaksi Sosial dalam kelompok tersebut.Ini
Menurut (Gerungan, 2010:14) bahwa merupakan satu kesatuan yang
interaksi sosial itu memiliki karakteristik berhubungan dengan kepentingan
yang dinamis dan tidak statis. Hal ini individu dalam kelompok yang lain.
berarti bahwa karakteritik interaksi sosial
dapat ditinjau dari berbagai segi sesuai Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
dengan ciri interaksi yang dilakukan Menurut (Gerungan, 2010:194)
manusia. Artinya bahwa karakteritik bahwa sesuai dengan bentuk
interkasi akan dapat dilihat secara detail pelaksanaannya terdapat jenis interaksi
pada model interaksi yang dilakukan oleh sosial yaitu. Guna dalam menjelaskan
manusia. Secara umum model karakteristik bentuk interaksi sosial tersebut akan
interaksi sosial dapat diartikan diuraikan sebagai berikut:
sebagaimodel interaksi sosial yang secara 1. Interaksi Antar status
induvidu,secara kelompok serta kelompok Interaksi antar status adalah hubungan
dengan kelompok. Untuk kejelasan antara dua pihak dalam individu yang
karakteristik tersebut maka peneliti akan berbeda dalam satu lingkungan yang
menguraikan karakteristik interaksi sosial bersifat formal sehingga masing-
sebagai berikut: masing pihak dapat melakukan
1. Interaksi antara individu dengan interaksinya didasarkan pada status
individu masing-masing. Misalnya hubungan
Interaksi ini terjadi karena hubungan antara guru dan siswa atau siswa
masing-masing personil atau individu. dengan orang tua atau dengan
Perwujudan dari interaksi ini terlihat keluarganya yang berbeda status.
dalam bentuk komunikasi lisan atau 2. Interaksi Antar kepentingan
gerak tubuh, seperti berjabat tangan, Interaksi antara kepentingan
saling menegur, bercakap-cakap, atau merupakan hubungan antara pihak
saling bertengkar. induvidu yang berorientasi terhadap
2. Interaksi Antara Individu dengan kepentingan dari masing-masing pihak.
Kelompok Dalam hubungan ini, masing-masing
Bentuk interaksi ini terjadi antara pihak saling memberikan solidaritasnya
individu dengan kelompok. Individu untuk mendukung terciptanya suatu
memiliki kepentingan untuk sikap yang harmonis sehingga
berinteraksi dengan kelompok tersebut. komunikasi tersebut dapat tercapai
Misalnya seorang guru memiliki dengan baik.
hubungan dengan individuatau siswa di 3. Interaksi antara Keluarga
sekolah. Bentuk interaksi semacam ini Interaksi antar keluarga merupakan
juga menunjukkan bahwa kepentingan suatu hubungan yang terjadi antar
seseorang individu berhadapan dengan pihak yang mempunyai hubungan
kepentingan kelompok. darah. Pada hubungan ini,solidaritas
3. Interaksi Antara Kelompok dengan antara anggota yang relatif lebih tinggi
Kelompok dan bentuk hubungannya lebih bersifat
Jenis interaksi ini saling berhadapan informal.
dalam bentuk berkomunikasi,namun 4. Interaksi antar Persahabatan
bisa juga ada kepentingan individu di Interaksi ini merupakan hubungan
dalamnya atau kepentingan individu antara dua atau lebih dimana masing-
masing individu sangat mendambakan
memperluas jaringan persahabatan mereka
adanya komunikasi yang saling
karena dapat dengan mudah dan cepat
menguntungkan untuk menjalin suatu
bergabung ke sosial media yang telah
hubungan yang sedemikian dekat atau
disediakan (Nurrachmawati, 2014).
kekerabatan.
Terkadang juga gadget dapat dijadikan
para orang tua untuk mengalihkan anak-
METODOLOGI PENELITIAN anak agar tidak mengganggu pekerjaan
Penelitian ini menggunakan kajian
oarang tuanya sehingga para orang tua
pustaka, kajian pustaka dalam suatu
menyediakan fasilitas berupa gadget untuk
penelitian ilmiah adalah salah satu bagian
anaknya yang masih berusia dini
penting dari keseluruhan langkah-langkah
(Widiawati & Sugiman, 2014).
metode penelitian. Cooper dalam Creswell
Pada salah satu penelitian oleh
mengemukakan bahwa kajian pustaka
Novitasari (2016) penggunaan gadget pada
memiliki beberapa tujuan yakni;
anak usia dini menyebutkan bahwa
menginformasikan kepada pembaca hasil-
“pemakaian gadget lebih menyenangkan
hasil penelitian lain yang berkaitan erat
dibandingkan dengan bermain dengan
dengan penelitian yang dilakukan saat itu,
teman sebayanya. Hal ini tak lepas oleh
menghubungkan penelitian dengan
berbagai aplikasi permainan yang terdapat
literatur-literatur yang ada, dan mengisi
pada gadget anak-anak ini, yang tentunya
celah-celah dalam penelitian-penelitian
lebih menarik perhatian anak-anak ini
sebelumnya. Geoffrey dan Airasian
dibandingkan dengan permainan-permaian
mengemukakan bahwa tujuan utama kajian
yang terdapat di lingkungan sekitarnya.
pustaka adalah untuk menentukan apa yang
Selain itu juga, orangtua meng”iya”kan
telah dilakukan orang yang berhubungan
bahwa saat anak-anaknya bermain gadget
dengan topik penelitian yang akan
cenderung anak-anak ini diam di depan
dilakukan. Dengan mengkaji penelitian
gadgetnya masing-masing tanpa
sebelumnya, dapat memberikan alasan
mempedulikan dunia sekitarnya”. Secara
untuk hipotesis penelitian, sekaligus
tidak sadar, anak-anak sudah mengalami
menjadi indikasi pembenaran pentingnya
ketergantungan menggunakan gadget.
penelitian yang akan dilakukan. Lebih
Ketergantungan inilah yang menjadi salah
lanjut Anderson mengemukakan bahwa
satu dampak negatif yang sangat
kajian pustaka dimaksudkan untuk
berpengaruh (Prasetyo, 2013). Para
meringkas, menganalisis, dan menafsirkan
responder menyebutkan bahwa dalam
konsep dan teori yang berkaitan dengan
penggunaan gadget kebanyakan anak lebih
sebuah proyek penelitian.
menggunakannya untuk bermain. Dari hal
kecil tersebut, anak yang awalnya senang
HASIL DAN PEMBAHASAN
bermain dengan temannya dapat berubah
Hasil penelitian menunjukan
dengan terbiasanya diberikan gadget
kebanyakan gadget yang diberikan para
sebagai pengganti teman bermain.
orang tua kepada anaknya adalah
Kertergantungan terhadap gadget
berdasarkan keinginan anaknya. Untuk
pada anak disebabkan karena lamanya
tujuan tertentu seperti untuk mengenalkan
durasi dalam menggunakan gadget.
teknologi lebih dini atau sekedar untuk
Bermain gadget dengan durasi yang cukup
mebuat anaknya tidak bosan. Bagi orang
panjang dan dilakukan setiap hari, bisa
tua yang seperti ini lebih beranggapan
membuat anak berkembang ke arah pribadi
bahwa dengan gadget anak usia dini dapat
yang antisosial. Dampak yang ditimbulkan
dari hal itu sebenarnya adalah dapat maupun dengan masyarakat. Untuk itu, ada
membuat anak lebih bersikap individualis baiknya orang tua perlu mendampingi dan
karena lama kelamaan menyebabkan lupa membimbing anaknya saat sedang
berkomunikasi dan berinteraksi terhadap menggunakan gadget, dan peran orang tua
lingkungan di sekitarnya (Simamora, dalam mendisiplinkan sangat dibutuhkan
2016). agar anak tidak mengalami ketergantungan
Hal tersebut dapat menyebabkan yang akan menyebabkan dampak negatif
interaksi sosial antara anak dengan terhadap perkembangan anak
masyarakat, lingkungan sekitar berkurang, terutamadengan hubugannya dengan
bahkan semakin luntur (Ismanto dan kehidupan sosial anak tersebut (Ameliola,
Onibala, 2015). Seperti yang diketahui 2013)
bahwa usia dini merupakan usia anak dapat
mengasah kemampuan bersosialisasinya KESIMPULAN
dengan baik dilingkungan sosial. Namun, Hal ini menyebabkan berbagai
dari penelitian yang dilakukan terhadap macam pengaruh terhadap pola kehidupan
responder menyatakan bahwa dalam manusia baik pola pikir maupun perilaku.
penggunaan gadget selalu dibatasi Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk
durasinya dan selalu dilakukan menyediakan barang-barang yang
pengawasan sehingga hal tersebut tidak diperlukan bagi kelangsungan dan
terjadi. kenyamanan hidup manusia. Salah satu
Menurut Maulida (2013) Tanda- perkembangan teknologi yang sangat
tanda anak usia dini kecanduan gadget: mempengaruhi pola pikir manusia adalah
1. Kehilangan keinginan untuk gadget. Gadget adalah media yang dipakai
beraktivitas; sebagai alat komunikasi modern. Gadget
2. Berbicara tentang teknologi secara semakin mempermudah kegiatan
terus menerus; komunikasi manusia. Kini kegiatan
3. Cenderung sering membantah suatu komunikasi telah berkembang semakin
perintah jika itu menghalangi dirinya lebih maju dengan munculnya gadget.
mengakses gadget; Salah satunya mempengaruhi interaksi
4. Sensitif atau gampang tersinggung, sosial pada anak usia dini.
menyebabkan mood yang mudah Interaksi sosial berasal dari istilah
berubah; dalam bahasa Inggris social
5. Egois, sulit berbagi waktu dalam interaction yang berarti saling bertindak.
penggunaan gadget dengan orang lain; Interaksi sosial merupakan hubungan
6. Sering berbohong karena sudah tidak sosial yang dinamis, bersifat timbal balik
bisa lepas dengan gadgetnya, dengan antarindividu, antarkelompok, dan antara
kata lain anak akan mencari cara individu dengan kelompok. Interaksi sosial
apapun agar tetap bisa menggunakan terjadi apabila satu individu melakukan
gadgetnya walaupun hingga tindakan sehingga menimbulkan reaksi
mengganggu waktu tidurnya. bagi individu-individu lain. Interaksi sosial
Dari ciri-ciri tersebut, dapat dilihat tidak hanya berupa tindakan yang berupa
ternyata penggunaan gadget pada anak usia kerja sama, tetapi juga bisa berupa
dini dapat mengurangi interaksi sosialnya persaingan dan pertikaian.
dalam kehidupan sehari-hari baik itu Berkaitan dengan pengaruh gadget
dengan orang tuanya, teman sebanya, terhadap interaksi sosial pada anak usia
dini ternyata memberikan dampak negatif. gadget.html / 2013/ pada 27
Seringnya anak usia dini berinteraksi Desember 2016
dengan gadget dan juga dunia maya
Fauziddin, 2016. Penerapan Belajar Melalui
mempengaruhi daya pikir anak terhadap Bermain Balok Unit Untuk
sesuatu diluar hal tersebut. Gadget juga Meningkatkan Kreativitas Anak Usia
ternyata secara efektif dapat Dini. Jurnal Curicula. Vol 1 No 3
mempengaruhi pergaulan sosial anak
terhadap lingkungan terdekatnya. Selain Hurlock, B. Elizabeth. 1978. Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga
itu, ia juga akan merasa asing dengan
lingkungan sekitar karena kurangnya Ismanto, Yudi & Onibala, Franly. 2015.
interaksi sosial selain itu anak juga kurang Hubungan Penggunaan Gadget Dengan
peka dan bahkan cenderung tidak perduli Tingkat Prestasi Siswa Di Sma Negeri 9
terhadap lingkungannya. Manado. Ejoural Keperawata Volume
Hal ini tentunya sangat 3(2). Manado: FK Unsrat Manando
membahayakan perkembangan sosial pada
Maulida, Hidayahti. 2013. Menelisik Pengaruh
anak usia dini. Sebagai orang tua, Penggunaan Aplikasi
sebaiknya mereka membimbing dan Gadget Terhadap Perkembang
memantau serta memberikan pemahaman an Psikologis Anak Usia Dini. Jurnal
yang baik kepada anak untuk lebih selektif Ilmiah Teknologi Pendidikan 2013.
dalam memilih permainan (game online) Semarang: FKIP Universitas
yang terdapat pada gadget. Negeri Semarang

Mukti, Fajar dan Yulianto Ahmad. 2010.


UCAPAN TERIMA KASIH Dualism Penelitian Hukum
Ucapan terima kasih disampaikan Normatif dan Empiris. Yogyakarta:
kepada civitas akademika Universitas Pustaka Pelajar.
Pahlawan Tuanku Tambusai dan semua
pihak yang telah membantu dalam proses Novitasari, Wahyu. 2016. Dampak
penelitian dan pembuatan artikel ini. Penggunaan Gadget Terhadap
Interaksi Sosial Anak Usia 5-6
DAFTAR PUSTAKA Tahun. Surabaya: UNS
Ameliola, Nugraha. 2013. Perkembangan Nurrachmawati, 2014. Pengaruh sistem
Media Informasi dan operasi mobile android pada anak
Teknologi Terhadap Anak dalam usia dini. Jurnal pengaruh system
Era Globalisasi. [Online] Diakses operasi mobile android pada anak usia
dari http://icssis.files.wordpress.com/ dini. Jurnal Pengaruh Sistem Operasi
2013/09/2 013-0229 pada tanggal Mobile Android Pada Anak Usia
26 Desember 2016. Dini. Makasar:

Castelluccio, Michael. 2007. Gadget An- FT Universitas Hasanuddin.


Essay. Prasetyo, Eko. 2013. Gadget. [Online] Diakses
http://www.thefreelibrary.com/Gadgets- pada laman
- an+essay.-a0170115914 diakses pada 9 http://epzna.blogspot.com/2013/08/gadg
Juli 2014 et.html pada 27 Desember 2016.
Cvano, Osland. 2013. Pengertian Gadget. Prianggoro, Hasto. 2014. Anak dan Gadget:
[Online] diakses di Yang Penting Aturan Main.
laman http://mencobacariduit.blo [Online] Diakses dari
gpot.com/2013/09/pengertian- http://www.tabloidnakita.com/read/1/an
ak-dan-gadget- yangpenting-aturan-
main pada tanggal 26 Oktober 2016.
Simamora, Antonius SM. 2016. Persepsi
Orangtua
Ter
hadap

Dampak Penggunaan
Gadget Pada Anak Usia
Pendidikan Dasar Di Perumahan
Bukit Kemiling Permai
Kecamatan Kemiling Bandar
Lampung. Lampung:
Universitas
Lampung.

Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi


Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali

West, Richard dan Lynn Turner. 2007.


Introduction Communication
Theory. Analysis and Application.
New York: McGraw Hill.

Widiawati & Sugiman. 2014. Pengaruh


Penggunaan Gadget
Terhadap Daya Kembang Anak.
[Online] Diakses dari

laman
http://stmikglobal.ac.id/
wpcon
tent/uploads/2014/05/ARTIKELII
S.pd pada tanggal 26 Desember
2016
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN
GADGET DENGAN INTERAKSI SOSIAL
ANAK USIA PRASEKOLAH DI
KELURAHAN TERBAN WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN
II 2018
Ignasia Yunita Sari

STIKES Bethesda Yakkum Jl. Johar Nurhadi no. 6 Yogyakarta


524565

Email : ignasia@stikesbethesda.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang : Era digital berkembang cepat dan pesat, seiring dengan berkembangnya gadget. Gadget
bukan merupakan barang yang asing, termasuk untuk anak prasekolah. Penggunaan gadget yang tidak sesuai
mengganggu proses tumbuh kembang anak.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan durasi penggunaan gadget
dengan interaksi sosial pada anak usia prasekolah di Kelurahan Terban wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman
II Tahun2018.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian survey analitik korelasional dengan
metode case control Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dengan 74
responden.

Hasil Penelitian : Hasil uji statistic diperoleh hasil nilai p value = 0,025 ( yang berarti ada perbedaan proporsi
interaksi sosial antara anak yang jarang menggunakan gadget dengan anak yang sering menggunakan gadget.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 4,469, artinya anak yang jarang menggunakan gadget mempunyai
peluang4,469 kali untuk mempunyai interaksi sosial yang baik.

Kesimpulan dan Saran : ada hubungan signifikan antara durasi menggunakan gadget dengan interaksi social.
anak yang jarang menggunakan gadget mempunyai peluang 4,469 kali untuk mempunyai interaksi social yang
baik. Sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya mengenai faktor yang terkait penggunaan gadgetpada anak
prasekolah.

Kata Kunci : gadget, interaksi, interaksi social, prasekolah

ABSTRACT
Background: The digital age is developing fast and rapidly, along with the development of gadgets. Gadgets
are not foreign items, including for preschoolers. The use of inappropriate gadgets interferes with the child's
growthprocess.

Objective: This study aims to identify the relationship between the duration of gadget usage and social
interaction in preschool children in the Kelurahan Terban working area of Puskesmas Gondokusuman II in
2018.

Method: This study uses a correlational analytic survey with a case control method. The sampling technique
usedwas cluster random sampling with 74 respondents.

Result: The results of the statistical test obtained the value of p value = 0.025 (which means there is a
difference in the proportion of social interactions between children who rarely use gadgets and children who
often use gadgets. From the analysis results also obtained OR = 4.469, meaning children who rarely use
gadgets have the opportunity 4,469 times to have good social interaction.

Conclusion and Reccomendation: There is a significant relationship between the duration of using a gadget
and social interaction. children who rarely use gadgets have 4,469 chances to have good social interactions. It is
betterto do further research regarding factors related to the use of gadgets in preschool children

Keywords : gadget, interaction, social interaction, preschool

9
10

PENDAHULUAN Gadget tidak hanya digunakan oleh


kalangan dewasa dan remaja, tetapi juga
Era digital berkembang sangat pesat. Pada
digunakan oleh usia prasekolah. Hasil
zaman modern gadget bukan barang yang
penelitian Novitasari dan Khotimah (2010)
asing dimasyarakat. Perkembangan gadget
salah satu faktor yang mendasari
dari masa ke masa dimulai dari perangkat
meningkatnya persentase anak prasekolah
yang bernama handphone. Handphone
yang menggunakan gadget yaitu karena
berkembang dari genereasi ke-0 hingga
semakin berkembangnya teknologi. Jika
generasi ke-4, bahkan sekarang sedang
anak-anak masih terpaku dengan
berkembang teknologi 4,5. Handphone
kecanggihan teknologi, maka anak-anak
pada masa generasi ke-4 (sekarang) lebih
akan sulit dalam berkomunikasi dengan
dikenal dengan sebutan smartphone. Alat
masyarakat sekitarnya2.
canggih ini mengintegrasikan teknologi
wireless, jaringan pada smartphone ini World Health Organization (WHO)
sudah 4G dan smartphone ini sudah melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak
berbasis super multi media. usia prasekolah menderita gangguan
perkembangan3. Angka kejadian masalah
Gadget memiliki banyak manfaat dalam
perkembangan pada anak di Indonesia
kegiatan sehari-hari apabila digunakan
antara 13-18%. Sekitar 9,5% sampai 14,2%
sebagaimana mestinya. Gadget digunakan
anak prasekolah memiliki masalah sosial
untuk mengakses berbagai informasi
emosional yang berdampak negatif
sehingga dapat menambah wawasan,
terhadap perkembangan dan kesiapan
pengetahuan, mempermudah komunikasi
sekolahnya. Salah satu faktor atau stimulus
dan memperluas jaringan pertemanan.
yang dapat mempengaruhi perkembangan
Dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh
anak yaitu kebiasaan anak dalam bermain
gadget yaitu rentan terkena radiasi dan
gadget. Pengenalan anak terhadap gadget
pancaran sinar layar. Radiasi
biasanya berawal dari cara pengalihan yang
membahayakan perkembangan sistem saraf
salah dari orang tua ataupun keluarga
memperberat kerja otot mata dampak
dengan cara memperlihatkan game atau
lainnya kecanduan, gangguan tidur, lambat
video yang ada di gadget dengan harapan
dalam memahami pelajaran dan
agar anak tidak rewel atau berhenti
penyalahgunaan gadget dalam mengakses
menangis. Berawal dari pengalihan yang
informasi1.
salah tersebut, secara tidak langsung telah
mengenalkan anak dengan gadget yang
11

nantinya dapat memicu rasa keingintahuan seperti handphone atau tablet. Empat orang
anak yang lebih terhadap gadget. tua mengatakan memberikan gadget ketika
anaknya marah. Tiga diantara 5 orang tua
Penggunaan gadget olah anak
mengatakan membiarkan anak bermain
menghilangkan kesempatan untuk belajar
gadget. Semua orang tua wali mengakui
dan menurunkan stimulasi dari lingkungan.
bahwa anaknya menggunakan gadget lebih
Gadget hanya memungkinkan merespon
dari 1 jam perhari, dan jika menggunakan
dan berkomunikasi secara satu arah. Anak
gadget sering lupa waktu. Seluruh orang tua
kurang belajar bersosialisasi, mengenali
mengatakan ketika bermain gadget menjadi
emosi dan bermain. Kurangnya stimulasi
lebih malas bermain dan lebih tertarik
yang bervariasi menyebabkan
dengan gadgednya.
perkembangan anak tidak maksimal.

Puskesmas Gondokusuman II mempunyai 2 METODE PENELITIAN


kelurahan sebagai wilayah kerja, yaitu Penelitian ini merupakan penelitian survey

kelurahan Terban dan kelurahan Kotabaru. analitik korelasional dengan metode case

Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi control. Pengumpulan data dilakukan di

Yogyakarta semester 1 tahun 2018, jumlah Kelurahan Terban pada bulan Agustus

penduduk Kecamatan Gondokusuman yang 2018. Populasi dari penelitian ini adalah

berusia 3 tahun sebanyak 520 jiwa, usia 4 seluruh anak usia prasekolah di wilayah

tahun sebanyak 531 jiwa, usia 5 tahun kerja Puskesmas Gondokusuman II dengan

sebanyak 559 jiwa dan 6 tahun 588 jiwa. jumlah 440 anak. Sedangkan jumlah sample

Total penduduk usia 3 sampai 6 tahun di adalah 74. Kriteria Inklusi sampel

Kecamatan Gondokusuman adalah 2198 penelitian ini, yaitu : 1) Anak berusia 3-6

jiwa. Kecamatan Gondokusuman terdiri tahun yang tinggal di wilayah

dari 5 kelurahan yaitu Terban, Kotabaru, Gondokusuman II. 2) Pengasuh (orang tua,

Klitren, Demangan dan Baciro. Sehingga kakek/nenek, babysister) yang setuju untuk

rerata jumlah penduduk per kelurahan usia menjadi subjek penelitian melalui inform

3 sampai 6 tahun adalah 440 jiwa. consent. 3) Pengasuh (orang tua,


kakek/nenek, babysister) yang bisa

Berdasarkan studi awal yang dilakukan membaca dan menulis

pada bulan Maret 2018. Hasil studi awal


yaitu 5 orang tua wali responden ini Kriteria ekslusi penelitian ini adalah anak
memfasilitasi anaknya dengan gadget dengan penyakit kronis atau penyakit berat.
Alat ukur dalam penelitian ini
12

menggunakan kuisioner Interaction Rating Analisis Tabel menunjukkan : Usia


Scale (IRS) untuk mengukur interaksi pengasuh yang paling mendominasi
social yang dimodifikasi oleh peneliti yang adalah usia 35-50 tahun sebanyak 35
telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. responden (47,3%). Mayoritas jenis
HASIL DAN PEMBAHASAN kelamin pengasuh adalah perempuan
yaitu sebanyak 67 responden (90,5%),
Hasil
sedangkan laki-laki sebanyak 7
1. Karakteristik Pengasuh
responden (9,5%). Sebagian besar
Secara umum, gambaran karakterisasi
responden tidak bekerja yaitu sebanyak
pengasuh dapat dilihat dalam tabel
53 (71,6%). Pendidikan pengasuh
berikut:
paling banyak adalah menengah (SMP,
Tabel 1
SMA) dengan jumlah 53 responden
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden di Kelurahan Terban Wilayah (71,6%).
Kerja Puskesmas Gondokusuman II

2. Karakteristik Anak
Secara umum, gambaran karakterisasi
anak dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:
Tabel 2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak di


Keluranan Terban Wilayah Kerja
Puskesmas Gondokusuman II

Karakteristik Frekuensi %
No.
Responden

1. Usia Anak
3 tahun 12 16,2
4 tahun 22 29,7
5 tahun 22 29,7
6 tahun 18 24,4
2. Jenis kelamin
anak
28 37,8
Laki-laki
46 62,2
Perempuan
3. Saudara
kandung
Iya 53 71,6
21 28,4
Tidak
PAUD
51 68,9
Mengikuti
23 31,1
4. Tidak
mengikuti

Sumber : Data Primer Terolah, 2018 Jumlah 74 100

Sumber : Data Primer Terolah, 2018


13

Tabel 2 menunjukkan usia anak yang Hasil analisis hubungan antara durasi
mendominasi adalah usia 4 dan 5 penggunaan gadget dengan interaksi sosial
tahun, masing-masing sebanyak 22 diperoleh bahwa ada sebanyak 33(89,2%)
anak (29,7%). Sebagian besar jenis yang jarang menggunakan gadget
kelamin anak adalah perempuan, yaitu mempunyai interaksi sosial yang baik.
sebanyak 46 anak (62,2%). Anak Sedangkan diantara anak yang sering
dengan saudara kandung (siblings) menggunakan gadged, ada 24 (64,9%)
mendominasi, yaitu 53 anak dari 74 mempunyai interaksi social baik. Hasil uji
anak. Mayoritas anak yaitu 68,9% statistic diperoleh hasil nilai p = 0,025 maka
mengikuti program Pendidikan Anak dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi
Usia Dini (PAUD). interaksi sosial antara anak yang jarang
3. Hubungan durasi penggunaan gadget menggunakan gadget dengan anak yang
dengan interaksi sosial pada anak sering menggunakan gadget (ada hubungan
prasekolah di Wilayah Kerja signifikan antara durasi menggunakan
Puskesmas Gondokusuman II. gadget dengan interaksi social). Dari hasil
Hubungan durasi penggunaan gadget analisis diperoleh pula nilai OR= 4,469,
dengan interaksi sosial pada anak artinya anak yang jarang menggunakan
prasekolah di Wilayah Kerja Puskesmas gadget mempunyai peluang 4,469 kali
Gondokusuman II, disajikan dalam untuk mempunyai interaksi social yang
bentuk crosstab berikut ini: baik.
Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Durasi Pembahasan


Penggunaan Gadget Dengan Interaksi Sosial
di Keluranan Terban Wilayah Kerja 1. Karakteristik pengasuh
Puskesmas Gondokusuman II

Hasil analisis data dari 74 responden


Durasi Interaksi Sosial Total OR P

pengg Baik Kuran (95 val berdasarkan usia, penelitian ini


unaan g Baik %CI ue
gadget n % n % n % ) menunjukkan usia 35-50 tahun
Jarang 3 89 4 10 3 1 4,46 0,0 merupakan usia yang paling
Sering 3 ,2 1 ,8 7 0 9 25
mendominasi. Usia 35-50 tahun
2 64 3 35 3 0
4 ,9 ,1 7 1 merupakan usia dewasa. Karakteristik
0
0
usia dewasa merupakan tahap yang
Jumlah 5 77 1 paling tepat untuk melakukan
23 7 1
7 7 pengasuhan pada anak, orang tua
4 0

Sumber : Data primer 2018 memasuki tahap generatif vs stagnasi4,


14

dimana orang tua


memberikan segala
15

sesuatu yang bersifat baik kepada interaksi yang lebih baik karena anak
generasi berikurnya. Hasil penelitian mempunyai kesempatan yang lebih lama
menunjukkan sebagian besar pengasuh untuk berinteraksi dengan anak lain.
berjenis kelamin perempuan. Ibu adalah Teman sebaya adalah dunia anak untuk
pelaku utama pengasuhan anak. Peran bermain sehingga kemampuan dalam
utama ibu dalam keluarga sebagai pemenuhan kebutuhan pribadi dan
adalah pengasuh anak. perilaku sosial dapat terstimulasi dengan
optimal6.
Ibu yang mempunyai peran ganda sering
kali dihadapkan dengan konfilk Hasil penelitian juga menunjukkan
kepentingan pekerjaan dan sebagian besar anak mengikuti program
keberadaannya dalam keluarga. Hasil Pendidikan Usia Dini (PAUD). Program
penelitian menunjukkan sebagian besar PAUD merupakan program pemerintah
pengasuh tidak bekerja, sehingga yang bertujuan untuk memaksimlkan
mempunyai waktu yang cukup untuk pertumbahan dan perkembangan anak.
melakukan stimulasi kepada anak. Hasil Anak yang mengikuti program PAUD,
penelitian menunjukkan sebagian besar diharapkan mempunyai interaksi social
responden berpendidikan menengah. yang baik.
Pengetahuan berkaitan dengan
pendidikan, dimana jika seseorang 3. Hubungan antara durasi penggunaan
mempunyai pendidikan tinggi, maka gadget dengan interaksi social
akan akan semakin luas tingkat Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengetahuannnya, sehingga pengasuh hubungan yang signifikan perbedaan
dapat memantau perumbuhan dan proporsi interaksi sosial antara anak
perkembangan anak dan melakukan yang jarang menggunakan gadget
5
stimulasi yang tepat . dengan anak yang sering menggunakan
gadget (ada hubungan signifikan antara
2. Karakteristik anak durasi menggunakan gadget dengan
Sebagian besar anak yang terlibat dalam interaksi social). Dari hasil analisis
penelitian ini berjenis kelamin diperoleh pula nilai OR= 4,469, artinya
perempuan dan sebagian besar anak yang jarang menggunakan gadget
mempunyai saudara kandung. Peneliti mempunyai peluang 4,469 kali untuk
berpendapat, anak yang mempunyai mempunyai interaksi sosial yang baik.
saudara kandung cenderung mempunyai
16

Perkembangan adalah bertambahnya menyatakan adanya hubungan antara


kemampuan (skill) struktur dan fungsi durasi penggunaan gadget dengan
tubuh yang lebih kompleks, dalam pola perkembangan social anak9.
yang teratur dan dapat diramalkan, Perkembangan dibagi menjadi empat
sebagai hasil dari proses sector yaitu bahasa, personal social,
pematangan/maturitas. Termasuk juga motorik halus dan motorik kasar10.
perkembangan kognitif, bahasa, Perkembangan yang seuai dengan
motorik, dan perkembangan perilaku usiannya membutuhkan stimulasi yang
sebagai hasil dari interaksi dengan tepat. Gadget juga merupakan salah satu
lingkungannya. stimulasi namun gadget hanya bersifat
satu arah11,13, hal tersebut yang
Perkembangan merupakan perubahan memungkinkan anak mengalami
yang bersifat progresif, terarah, dan perkembangan interaksi social yang
6
terpadu/koheren) . Perkembangan sosial kurang baik. Salah satu dampak negatif
diperoleh dari kematangan dan dari penggunaan gadget adalah anak
kesempatan belajar dari berbagai respon tidak lagi suka bergaul atau bermain
lingkungan terhadap anak dalam diluar rumah dengan teman sebaya11, 12,
berbagai periode tumbuh kembang anak. hal tersebut menyebabkan inteksi social
Perkembangan sosial adalah tingkatan yang kurang.
jalinan interaksi anak dengan orang lain,
mulai dari orang tua, saudara, teman Keterbatasan Penelitian
bermain, hingga masyarakat secara Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai
7
luas . Proses sosialisasi anak dengan berikut: banyak faktor-faktor lain
lingkungan, anak memerlukan teman mempengaruhi perkembangan anak dan
sebaya, akan tetapi perhatian dari orang tidak dikendalikan.
tua tetaplah dibutuhkan untuk memantau
dengan siapa anak akan bergaul. Pada KESIMPULAN DAN SARAN
usia 3-6 tahun, perkembangan 1. Kesimpulan
dipusatkan untuk menjadi manusia Hasil uji statistic diperoleh hasil nilai p
social, belajar bergaul dengan orang = 0,025 maka dapat disimpulkan ada
8
lain . perbedaan proporsi interaksi sosial
antara anak yang jarang menggunakan
Hasil penelitian sejalan dengan gadget dengan anak yang sering
penelitian Irawan (2013) yang menggunakan gadget (ada hubungan
17

signifikan antara durasi menggunakan 4. Hurlock, EB. (2008). Psikologi


gadget dengan interaksi social). perkembangan: Suatu Pendekatan
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai Sepanjang
OR= 4,469, artinya anak yang jarang Rentang Kehidupan. Edisi kelima.
menggunakan gadget mempunyai Surabaya: Erlangga
peluang 4,469 kali untuk mempunyai
5. Sari, P Tria., & Mitsalia, A Asma.
interaksi social yang baik.
(2016). Pengaruh Penggunaan
2. Saran
Gadget
Hasil penelitian ini hendaknya dapat
terhadap Personal Sosial Anak Usia
dijadikan dasar untuk orang tua dalam
Pra Sekolah di TKIT Al Mukmin.
pengasuhan anak untuk menetapkan
Jurnal Profesi. Vol 13 Nomer 2.
durasi penggunaan gadget yang sesuai.
Untuk peneliti selanjuntnya, penelti Maret 2016 Hal 72-78.
menyarankan untuk dilakukan penelitian 6. Soetjaningsih. (2013). Tumbuh
mengenai faktor yang terkait Kembang Anak. Edisi Kedua.
penggunaan gadget pada anak Jakarta : EGC.
prasekolah. 7. Suyandi. (2009). Ternyata Anakku
Bisa Ku Buat Genius!. Yogyakarta :
DAFTAR PUSTAKA Powerbooks.
1. Jonathan. (2015). Perancangan Board 8. Yusuf LN, S. (2010). Psikologis
Game Mengenai Bahaya Radiasi Perkembangan Anak dan Remaja,
Gadget Edisi 11.
Terhadap Anak. Surabaya : Universitas Bandung: PT Remaja Rosdakary
Kristen Petra Surabaya 9. Irawan Jaka, dkk. (2013). Pengaruh
Kegunaan Gadget Terhadap
2. Novitasari W & Khotimah N. Dampak
Kemampuan Bersosialisasi Pada
Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi
Remaja. Pekanbaru : Fakultas
Sosial Anak Usia 5-6 tahun. J PAUD
Psikologi Universitas Islam Riau.
teratai. 2016;5(3):182–6.
10. Kemenkes RI. (2016). Stimulasi,
3. Widiawati I., Sugiman H., & Edy.
Deteksi, dan Intervensi Dini
(2014). Pengaruh Penggunaan Gadget
Tumbuh Kembang
Terhadap daya Kembang Anak. Jakarta:
Anak. Jakarta
Universitas Budi Luhur. Diakses
tanggal 14 Februari 2019 11. Iswidharmanjaya, D. (2014). Bila Si
Kecil Bermain Gadget. Jakarta :
EGC
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

12. Desiningrum, R Dinie., & Indriana,


Yeniar. (2017). Intensi
PenggunaanGadget
dan Kecerdasan Emosional pada
Remaja Awal. Jurnal Prosiding
Temu Ilmiah dan Ikatan Psikologi
Perkembangan Indonesia. ISBN:
978-602-1145-49-4 Hal 65-71

13. Manumpil B, Ismanto Y OF.


(2015). Hubungan Penggunaan
Gadgetdengan
Tingkat Prestasi Siswa di SMA
Negeri 9 Manado. Ejournal
keperawatan. Vol.3 No.2.

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 18

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

PRASEKOLAH DI PAUD/TK ISLAM BUDI MULIA

Vivi Syofia Sapardi

Prodi S1 Keperawatan, STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Email


:vivisyofia@yahoo.com

ABSTRAK
Anak usia prasekolah mengalami proses perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional,
bahasa dan sosial dengan cepat. Gadget dilengkapi fitur-fitur seperti sosial media, video, audio,
gambar dan game sehingga anak kecanduan dan menjadi malas bergerak/beraktivitas. Keadaan
ini mempengaruhi perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia prasekolah di PAUD/TK Islam Budi
Mulia Kecamatan Padang Timur tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain Survey
Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan di PAUD/TK Islam
Budi Mulia Kecamatan Padang Timur tanggal 22 Maret sampai 2 April 2017 dengan jumlah
sampel 47 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan menggunakan
insrtumen peneltian kuesioner dan format KPSP. Pengolahan data menggunakan uji statistic
chi-square. Hasil penelitian didapatkan 63,8% responden tidak normal dalam menggunakan
gadget, 40,4% responden perkembangannya menyimpang. Hasil analisa bivariat didapatkan p
value=0,017, artinya terdapat hubungan bermakna antara penggunaan gadget dengan
perkembangan anak usia prasekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia
prasekolah. Diharapkan pihak sekolah terus memperhatikan perkembangan anak dan
memberikan stimulus untuk mencapai perkembangan yang sesuai. Bagi orang tua agar
membatasi penggunaan gadget 30 menit seminggu pada anak.

Kata kunci :gadget, perkembangan, usia prasekolah

ABSTRACT

The process of development of physical, motor, intellectual, emotional, and social language in
preschoolers run quickly. Gadgets include features such as social media, video, audio, pictures and
games, so that children become addicted and lazy to move / move. This situation affects the
development of children. The purpose of this study to determine the relationship of the use of the
gadget with the development of preschool children in early childhood / kindergarten Islam Budi Mulia
East Padang District in 2017. This study uses Analytical Survey design with cross sectional approach.
This research was conducted in early childhood / kindergarten Islam Budi Mulia East Padang District
on 22 March to 2 April 2017 with a sample of 47 people. The sampling technique is total sampling
using a questionnaire and other research insrtumen KPSP format. Processing data using chi-square
statistic test. The result showed 63.8% of respondents are not normally in use gadgets, 40.4% of
respondents development diverge. Results of bivariate analysis p value = 0.017, meaning that there is
a significant relationship between the use of gadgets with the development of preschoolers. It is
expected that the school continues to pay attention to the development of children and provide stimulus
to development that are appropriate. For parents to limit the use of gadgets 30 minutes a week in
children.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 19

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

Keywords: gadget, development, preschool

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat,
hal ini ditandai dengan kemajuan di bidang media informasi dan teknologi. Indonesia sebagai

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 20

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

suatu bangsa yang hidup dalam lingkungan global juga terlibat atas maju mundurnya
penguasaan media informasi dan teknologi guna untuk menempatkan kedudukan suatu
bangsa sejauh mana bangsa itu dikatakan maju (Ameliola & Nugraha, 2013).
Salah satumedia informasi dan teknologi yang berkembang pesat pada saat ini
adalah gadget. Gadget merupakan suatu perangkat elektronik kecil yang memiliki
fungsi khusus, diantaranya smartphone seperti iphone & blackberry, serta netbook yang
merupakan perpaduan antara komputer portableseperti notebook dan internet (Widiawati
& Sugiman, 2014).
Beberapa tahun yang lalu gadgethanya digunakan oleh para pebisnis dari
kalangan menengah keatas. Saat ini pengguna gadget tidak hanya dipakai oleh pebisnis
saja, gadget sudah digunakan dikalangan remaja, dewasa dan lansia, serta anak-anak,
bahkan gadget juga sudah tidak asing lagi bagi anak usia dini (Maulida, 2013). Seiring
dengan perkembangan zaman munculah gadget seperti smartphone yang dilengkapi
fitur-fitur baru seperti sosial media, video, audio, gambar dan game sebagai sarana
hiburan. Hal inilah yang menjadi alasan utama sebagian besar anak usia dini
menggunakan gadget (Nurrachmawati, 2014).
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Emarketer (2014) jumlah pengguna
smartphone di dunia meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2013 jumlah pengguna
smartphone 1,31 milyar pengguna, dan pada tahun 2014 naik menjadi 1,64 milyar
pengguna. Diperkirakan pada tahun 2016 pengguna smartphone akan mencapai angka
2,16 milyar atau mengalami kenaikan sekitar 12,6% dari jumlah pengguna pada tahun
2015 yaitu 1,91 milyar pengguna. Menurut laporan Techinasia (2014) pengguna
smartphone di Indonesia tahun 2013 sebanyak 27,4 juta pengguna, sedangkan pada
tahun 2014 terdapat 38,3 juta. Diperkirakan angka ini akan terus mengalami kenaikan
setiap tahunnya bahkan akan mencapai angka 100 juta pengguna smartphone aktif pada
tahun 2018.
Berdasarkan hasil riset statistika mengemukakan bahwa “sebanyak 17 % anak
berusia dibawah 8 tahun di Amerika Serikat menggunakan komputer, tablet, dan
smartphone setiap hari,angka ini merupakan satu per tiga dari jumlah anak yang
menghabiskan aktivitas sehari- harinya dengan membaca buku oleh orang tuanya”
(Ammarullah, 2013). Selain itu seperti dilansir huffingtonpost, sebuah organisasi nirbala
Joan Ganz Cooney Centerand Sesame workshop melaporkan bahwa 23 % orang tua
memiliki buah hati berusia 0-5 tahun mengaku bahwa anak-anak mereka gemar
menggunakan internet. Berdasarkan angka tersebut 82 % orang tua melaporkan bahwa
balita mereka online setidaknya sekali dalam seminggu (Vemale, 2013). Di Indonesia
sendiri lebih dari 50% pengguna gadget berumur dibawah 25 tahun. Dewasa atau lanjut
usia (25 tahun keatas) 32%, remaja (12-21 tahun) 25%, anak-anak (7- 11tahun) 17%,
dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan oleh anak usia (3-6 tahun) sekitar 9%, yang
seharusnya belum layak untuk menggunakan gadget (Widiawati & Sugiman, 2014).
Periode prasekolah (3-6 tahun) dimulai dari anak-anak mulai bisa bergerak
sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi dan
penemuan- penemuan. Perkembangan fisik dan kepribadian yang besar terjadi pada
masa ini. Perkembangan motorik berlangsung secara terus menerus. Anak-anak pada
usia ini membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar
peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, semakin menyadari sifat
ketergantungan dan kemandirian, dan mulai membentuk konsep diri (Wong, 2009).
Perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan yang
berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapatkan perhatian.
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 21

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya. Sedangkan lingkungan yang
tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Soetjiningsih, 2015)
Gadget membuat anak semakin mudah mendapatkan akses media informasi dan
teknologi, sehingga anak-anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas. Mereka lebih
memilih untuk duduk dan menikmati dunia yang ada di dalam gadget tersebut. Keadaan
seperti ini tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik itu dari segi
fisik, motorik, psikologis

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 22

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

dan sosial anak. Mereka menjadi tidak tertarik lagi bermain dengan teman sebayanya
karena lebih tertarik dengan permainan digital. Selain itu anak-anak akan lebih sulit
berkonsentrasi pada dunia nyata karena mereka sudah terbiasa dengan dunia digitalnya
(Ameliola & Nugraha, 2013).
Berbagai jurnal penelitian menemukan bahwa gadget dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh Dewi (2013) kepada
beberapa keluarga di salah satu daerah wilayah Yogyakarta, menunjukan bahwa sejak
menggunakan gadget, ketika dirumah anak menjadi susah diajak berkomunikasi, tidak
peduli dan kurang berespon pada saat orang tua mengajaknya berbicara. Penelitian yang
dilakukan oleh Trinika Yulia (2015) ditemukan terdapat pengaruh gadget terhadap
perkembangan psikososial anak pra sekolah.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Maulida (2013) dalam jurnal keperawatan
“Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget Terhadap Perkembangan Psikologis
Anak Usia Dini” pada tahun 2013 bahwa gadget membawa banyak perubahan dalam
pola kehidupan, tanpa disadari seseorang yang sering manggunakan gadget dapat
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam bermasyarakat.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Padang PAUD/TK Islam Budi
Mulia merupakan salah satu TK dengan murid terbanyak yaitu terdapat 107 siswa/i
dibandingkan dengan TK Bayangkari 3 sebanyak 105 siswa/i dan TK Aisyiah 5 Andalas
sebanyak 103 orang siswa/i. Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti tanggal 19
Oktober 2016 terhadap 6 orang siswa/i yang berusia 4-5 tahun di ketiga TK tersebut
pengguna gadget terbanyak terdapat di TK/PAUD Islam Budi Mulia yaitu 6 orang anak
menggunakan gadget. Berdasarkan data tersebut peneliti melakukan survey awal pada
tanggal 23 januari 2017 didapatkan data dari 107 siswa/i terdapat 55 siswa/i yang
menggunakan gadget. Berdasarkan wawancara dan observasi terhadap 6 orang siswa/i
beserta orang tua didapatkan data anak menggunakan gadget baik milik orang tua yang
dipinjamkan kepada anak maupun milik anak pribadi yang dibelikan oleh orang tua
dengan variasi waktu penggunaan <30 menit sampai > 1 jam perminggu. Orang tua
mengatakan sejak menggunakan gadget anak akan kesal jika dinganggu dan malas jika
diajak melakukan aktivitas lain, orang tua juga sering menggunakan gadget untuk
menenangkan anak ketika dia menangis atau tidak mau ditinggal ketika orang tuanya
pergi. Berdasarkan observasi menggunakan KPSP terhadap perkembangan anak terdapat
3 dari 6 orang anak perkembangannya menyimpang, 1 dari 6 anak pekembangannya
meragukan, dan 2 dari 6 orang anak perkembangannya sesuai.

METODE
Penelitian ini menggunakan desain Survey Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional.
Pengumpulan data telah dilakukan pada tanggal 22 Maret sampai 2 April tahun 2017.
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia prasekolah
yang terdaftar di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang Timur yang
menggunakan gadget dengan jumlah 55 orang anak. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah total sampling.
Kriteria inklusi adalah Orang tua dan anak yang berusia 4-6 tahun, nak yang
menggunakan gadget, bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi yaitu Orang tua
dari anak yang sedang sakit fisik atau tidak masuk sekolah, orang tua yang memiliki
anak usia prasekolah tetapi memiliki kelainan/kecacatan mental atau anak berkebutuhan
khusus.
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 23

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Gadget pada Anak Usia
Prasekolah Di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang Timur Tahun 2017

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 24

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

No Penggunaan Gadget f %
1. Normal 17 36,2
2. Tidak normal 30 63,8
Jumlah 47 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa dari 47 responden didapatkan hasil lebih
dari separoh responden di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang Timur tidak
normal dalam penggunakan gadget (63,8 %).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Delima, Arianti dan
Pramudyawardani (2015) tentang Identifikasi Kebutuhan Pengguna untuk Aplikasi
Permainan Edukasi Bagi Anak Usia 4 sampai 6 Tahun diperoleh hampir semua orang
tua (94%) menyatakan bahwa anak mereka biasa menggunakan perangkat teknologi
untuk bermain game. Sebagian besar anak (63%) menghabiskan waktu maksimum 30
menit untuk sekali bermain game. Sementara 15% responden menyatakan bahwa anak
bermain game selama 30 sampai 60 menit dan sisanya dapat berinteraksi dengan sebuah
game lebih dari satu jam.
Kemudahan akses dalam mendapatkan gadget yang ada di era globalisasi saat ini
membuat orang tua modern mamfasilitasi anak mereka dengan gadget. Gadget dengan
segala kecanggihan membuat anak semakin mudah mendapatkan akses media informasi
dan teknologi. Cukup dengan sekali klik dapat mengakses beraneka ragam permainan
dan informasi teraktual pada saat ini. Keadaan seperti ini membuat anak semakin
dimanjakan sehingga anak kecanduan dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan
menggunakan gadget (Ameliola & Nugraha, 2013)
Menurut psikolog Jovita Maria Ferliana, M.Psi anak usia di bawah 5 tahun, boleh -
boleh saja diberi gadget, akan tetapi harus diperhatikan durasi pemakaiannya. Anak
boleh bermain tapi hanya setengah jam dalam satu minggu (Widiawati & sugiman,
2014). Televisi, video, permainan elektronik dan program computer (gadget) juga
membantu perkembangan keterampilan dasar, namun American Academy of Pediatrics
menyarankan orang tua untuk membatasi waktu anak bermain dengan media elektronik
agar anak melakukan kegaiatan lain seperti membaca, aktivitas fisik, dan bersosialisasi
dengan orang lain (Potter&Perry, 2009).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan orang tua diperoleh
data semua orang tua menyatakan bahwa anak mereka biasa menggunakan perangkat
teknologi (gadget) untuk bermain game. Alasan orang tua memfasilitasi anak dengan
gadget karena anak dapat belajar sambil bermain dengan aplikasi yang ada di dalam
gadget, selain itu orang tua sering menggunakan gadget untuk membujuk anak ketika
mereka sedang marajuk / menangis untuk ditinggal ketika pergi bekerja atau keperluan
lainnya.
Teori yang dikemukakan oleh Iswidharmanjaya dan Agency (2014) tentang dampak
negatif penggunaan gadget pada anak, yaitu ketika anak telah kecanduan gadget, pasti
akan menganggap perangkat itu adalah bagian dari hidupnya. Menurut analisa peneliti
penggunaan gadget yang tidak normal pada anak usia prasekolah disebabkan karena
orang tua tidak tahu batasan waktu anak dibolehkan menggunakan gadget, sehingga
waktu yang mereka habiskan saat menggunakan gadget lebih banyak dan mebuat anak
kecanduan apalagi pada saat mereka tidak didampingi oleh orang tua.
Berdasarkan kuesioner yang diberikan didapatkan data bahwa waktu terbanyak yang
dihabiskna anak untuk bermain gadget yaitu 60 menit per minggu, sedangkan waktu
yang disarankan anak boleh menggunakan gadget 30 menit per minggu. Dilihat dari
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 25

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

sebagian besar orang tua anak prasekolah bekerja di luar rumah, sehingga tidak dapat
memantau hal yang dilakukan oleh anaknya karena orang tua tidak banyak
menghabiskan waktu dengan anaknya. Selain itu kadang kala orang tua sengaja
memberikan gadget kepada anak mereka agar anak tidak bermain diluar rumah dan
bahkan tidak menganggu aktivitas orang tua pada saat dirumah.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 26

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di


PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang Timur Tahun 2017
No PerkembanganAnak f %
1. Sesuai 28 59,6
2. Menyimpang 19 40,4
Jumlah 47 100
Berdasarkan di atas dapat diketahui bahwa dari 47 responden didapatkan hasil kurang
dari separoh perkembangan responden di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan
Padang Timur adalah menyimpang (40,4 %).
Frankerburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test),
yang saat ini telah direvisi menjadi Denver II, mengemukakan 4 sektor tugas
perkembangan yang dipakai untuk melakukan skrining perkembangan anak balita, yaitu
personal sosial, gerakan motorik halus-adaptif, bahasa, gerakan motorik kasar
(Soetjiningsih, 2015). Frankenburg dkk mengembangkan prescreening developmental
questionnaire (PDQ) yang dikembangkan dari skrining Denver developmental screening
test (DDST). Kuesioner perkembangan praskrining Denver II (Denver II Prescreening
Developmental Questionare [PDQ-II]) adalah revisi lebih lanjut dari PDQ dan R-PDQ.
PDQ II adalah jawaban praskrining orang tua yang terdiri dari 91 pertanyaan dari
DENVER II, walaupun hanya satu bagian pertanyaan yang ditanyakan untuk setiap
kelompok usia (Wong, 2009; IDAI, 2006)
Formulir PDQ ini telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh tim Depkes RI pada
tahun 1996 dan sedang direvisi pada tahun 2005, dikenal sebagai Kuesioner Praskrining
Perkembangan (KPSP). Kuesioner ini direkomendasikan oleh Depkes RI untuk
digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer sebagai salah satu upaya deteksi dini
tumbuh kembang anak (IDAI, 2006)
Dari hasil penelitian yang dilakukan di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan
Padang Timur dengan menggunakan Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP)
terlihat bahwa lebih separo anak usia prasekolah dalam keadaan perkembangan
yangsesuai. Hal ini disebabkan karena dari 10 pertanyaan yang terdapat dalam
Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) yang terdiri dari empat sektor tugas
perkembangan anak usia prsekolah mampu melakukan 8-10 pertanyaan. Dilihat dari
segi perilaku sosialnya sudah dapat berhubungan dan kemampuan mandiri anak sudah
bisa berpakaian sendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan, dari segi
motorik halus anak sudah dapat melakukan gerakan dengan bagian tubuh tertentu seperti
menggambar, mengamati sesuatu, dari segi bahasa anak sudah dapat memberikan respon
terhadap suara, berbicara dan mengikuti perintah, sedangkan dari segi motorik kasar
anak sudah dapat melakukan pergerakan yang melibatkan otot-otot besar seperti berdiri,
melompat dengat satu kaki, berdiri dengan satu kaki, dan menangkap bola.
Menurut Kozier (2010), Soetjiningsih (2015), Wong (2009). Proses Percepatan dan
Perlambatan Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya Faktor keturunan merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis
kelamin, ras, suku bangsa. Faktor Lingkungan meliputi lingkungan prenatal (gizi pada
waktu ibu hamil, posisi janin, pengunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok),
lingkungan postnatal (budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga, nutrisi, posisi anak
dalam keluarga dan status kesehatan), dan faktor hormonal. Stress pada masa kanak-
kanak. Pengaruh media massa memberi anak suatu cara untuk memperluas pengetahuan
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 27

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

mereka tentang dunia tempat mereka hidup.


Penelitian yang dilakukan oleh lindawati (2013) tentang faktor yang berhubungan
dengan perkembangan anak usia prasekolah didapatkan hubungan status gizi dan umur
orang tua dengan perkembangan anak usia prasekolah. Dalam penelitian lain yang
dilakukan oleh

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 28

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

Marwiyah (2009) tentang hubungan karakteristik ibu dengan perkembangan anak usia
praseolah terdapat hubungan pekerjaan orang tua dengan perkembangan anak usia
prasekolah.
Menurut analisa peneliti dilihat dari pekerjaan orang tua pada anak dengan
perkembangan sesuai sebagian besar orang tua adalah ibu rumah tangga sehingga ibu
akan banyak berinterkasi dengan anak, kebersamaan ibu dan anak akan memberikan
suatu stimulasi terhadap apa yang dilakukan oleh seorang anak, jadi kalau ibu yang
tidak mempunyai kesibukan di luar rumah maka anak akan lebih mudah dipantau
terutama perkembangannya. Dilihat dari penggunaan gadget pada anak dengan
perkembangan sesuai sebagian besar anak menggunakan gadget dalam waktu yang
normal, meskipun ada yang menggunakan gadget dalam waktu yang tidak normal
menurut analisa peneliti ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan anak
yang sesuai yaitu seperti lingkungan, gizi, status kesehatan dan kondisi keluarga.
Sedangkan pada anak yang perkembangannya menyimpang disebabkan karena dari
10 pertanyaan yang terdapat dalam Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) yang
terdiri dari empat sektor tugas perkembangan anak usia prsekolah mampu melakukan ≤
7 pertanyaan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti perkembangan anak
yang menyimpang dikarenakan pada sektor motorik halus anak belum mampu
menggambar, dari sektor motorik kasar anak belum mampu melompat dan berdiri
dengan satu kaki, dan juga pada sektor personal sosial anak belum mampu berpakaian
sendiri dan sebagian anak masih menangis ketika ditinggal orang tua.
Menurut analisa peneliti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilihat
dari pekerjaan orang tua pada anak yang perkembangannya menyimpang sebagian besar
orang tua bekerja diluar rumah. Hal ini menyebabkan ibu tersebut lebih banyak
menghabiskan waktunya di luar rumah dari pada bersama anaknya, sehingga tidak dapat
mamantau kegiatan yang dilakukan anaknya, padahal ketika di rumah anak banyak
melakukan aktivitas sehingga perlu stimulasi dari ibu untuk mencapai perkembangan
yang sesuai.
Teori yang diungkapkan Soetjiningsih (2015) salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan adalah lingkungan postnatal yang meliputi budaya lingkungan, sosial
ekonomi, keluarga, nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan. Menurut
Rahmah (2008) menyatakan bahwa kebersamaan ibu dan anak akan memberikan suatu
stimulasi terhadap apa yang dilakukan oleh seorang anak, jadi kalau ibu yang tidak
mempunyai kesibukan di luar rumah maka anak akan lebih mudah dipantau terutama
perkembangannya.
Faktor lain yang ditemukan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
anak yang perkembangannya menyimpang dilihat dari pengguaan gadget sebagian besar
anak tidak normal dalam menggunakan gadget (lebih dari 30 menit per minggu).
Penggunaan gadget terlalu lama membuat anak malas bergerak dan berkativitas, kurang
berinterkasi dengan lingkungan, dan menghambat proses sosialisasi anak, sehingga
dapat mempengaruhi perkembangan anak. Sejalan dengan teori yang dikemukan oleh
oleh soetjiningsih (2015) dan Wong (2009) Media massa, meteri bacaan, film, televisi,
video, permainan elektronik dan program komputer (gadget) dapat mempengaruhi
perkembangan anak. American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua untuk
membatasi waktu anak bermain dengan media elektronik agar anak melakukan
kegaiatan lain seperti membaca, aktivitas fisik, dan bersosialisasi dengan orang lain
(Potter&Perry, 2009).

3.
ISSNDistribusi
1693-2617 Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Penggunaan Gadget dengan
LPPM UMSB 29

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang
Timur Tahun 2017
Perkembangan Anak Usia Jumlah
Pengguna Prasekolah
a Sesuai Menyimpang f
n Gadget %
f % f %
Normal 14 82,4 3 17,6 17 100

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 30

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

Tidak 14 46,7 16 53,3 30 100


norma
l
Jumlah 28 19 47
P value = 0,037 α = 0,05
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dari 17 responden normal dalam
penggunaan gadget, terdapat sebagian besar (82,4%) responden dengan perkembangan
normal, sedangkan dari 30 responden tidak normal dalam penggunaan gadget, terdapat
lebih dari separoh (53,3%) responden yang perkembangannya menyimpang.
Setelah dilakukan uji statistic menggunakan chi-square dengan derajat kepercayaan
95% didapatkan pvalue = 0,037< α = 0,05 maka, Ha diterima dan Ho ditolak yaitu
terdapat hubungan yang antara penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia
prasekolah di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang Timur .
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggrahini tahun 2013 tentang
Dinamika Komunikasi Keluarga Pengguna Gadget menunjukan bahwa sejak
menggunakan gadget, anak menjadi susah diajak berkomunikasi, tidak peduli, sering
badmood dan tidak mendengarkan nasehat orang tua. Penelitian lain yang dilakukan
Yulia Trinika (2015) tentang Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan
Psikososial Anak Prasekolah didapatkan bahwa ada pengaruh penggunaan gadget
terhadap perkembangan psikososial anak usia prasekolah. Hampir seluruh anak
menggunakan gadget di dalam kehidupan sehari-hari mereka, karena anak hanya asik
dengan gadgetnya Tentu saja hal ini akan menghambat proses sosialisasi anak,
Secara teori yang dikemukan oleh oleh Soetjiningsih (2015) dan Wong (2009)
Media massa, meteri bacaan, film, televisi, video, permainan elektronik dan program
komputer (gadget) dapat mempengaruhi perkembangan anak. Media massa memberi
anak suatu cara untuk memperluas pengetahuan mereka tentang dunia tempat mereka
hidup dan berkontribusi untuk mempersempit perbedaan antar-kelas. Melalui media
bermain, anak belajar apa yang tidak diajarkan oleh orang lain kepadanya. Mereka
belajar tentang dunia mereka dan bagaimana menghadapi lingkungan objek, waktu,
ruang, struktur dan orang di dalamnya.
Penggunaan gadget juga membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan
anak. Penggunaan gadget dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan tubuh
anak, terutama otak dan psikologis anak. Selain itu, terlalu lama menghabiskan waktu di
depan gadget juga dapat membawa pengaruh buruk bagi kemampuan sosialisasi anak.
Selain itu, anak-anak juga dapat menjadi lebih sulit berkonsentrasi dalam dunia nyata.
Hal ini dikarenakan anak-anak tersebut sudah terbiasa hidup dalam dunia digital
(Ameliola & Nugraha, 2013).
Menurut analisa peneliti gadget yang dilengkapi berbagai fitur seperti sosial media,
video, audio, gambar dan game sebagai sarana hiburan membuat anak-anak tertarik
menggunakan gadget. Kemudahan dalam mengakses berbagai media informasi dan
teknologi, menyebabkan anak-anak kecanduan menggunakan gadget sehingga anak
lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menggunakan gadget dan anak menjadi
malas bergerak dan beraktivitas. Keadaan seperti ini membuat anak semakin dimanjakan
dengan segala kecanggihan gadget tersebut.
Ketika menggunakan gadget, waktu yang mereka perlukan untuk bermain game lebih
banyak dibandingkan untuk mereka belajar apalagi pada saat mereka tidak didampingi
oleh orang tua. Justru, kadang kala orang tua sengaja memberikan gadget kepada anak
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 31

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

mereka agar anak tidak bermain diluar rumah dan bahkan tidak menganggu aktivitas
orang tua pada saat dirumah. Tentu saja hal ini akan membuat anak malas bergerak dan
berkativitas, kurang berinterkasi dengan lingkungan, dan menghambat proses sosialisasi
anak, karena anak hanya akan asik dengan gadgetnya dan lama kelamaan anak dapat
merasa bergantung pada gadget tersebut sehingga akan mempengaruhi perkembangan
anak.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap perkembangan anak,
banyak ditemukan perkembangan anak yang menyimpang pasa aspek perkembangan
motorik halus

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 32

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

dan motorik kasar. Pada aspek perkembangan motorik halus seperti anak belum mampu
untuk memegang pena/pensil dengan benar, belum mampu menulis apa yang
diinstruksikan. Pada aspek perkembangan mortik kasar seperti anak belum mampu
untuk berdiri denga satu kaki dalam batas waktu yang ditentukan, belum bisa
menangkap bola denga baik. Menurut analisa peneliti hal ini dikarenakan ketika
menggunakan gadget anak kurang mendapatkan stimulasi untuk mencapai
berkembangan motorik halus maupun kasar yang sesuai. Ketika menggunkan gadget
anak jarang jarang melakukan aktivitas lain seperti memegang benda, menulis,
mewarnai, menggambar, berjalan, berlari, bermain bola, dan menyusun balok anak
terlalu lama duduk dan diam pada satu tempat saat menggunakan gadget.
Berbeda halnya saat seorang anak menggunakan gadget dengan pengawasan orang
tua dan adanya pembagian waktu antara penggunaan gadget dengan waktu interaksi dan
aktivitas lain anak dengan orang lain dilingkungan sekitarnya maka perkembangan anak
akan berkembang dengan baik. Ditambah lagi, jika orangtua lebih banyak menyediakan
aplikasi yang bersifat edukasi dan sesuai dengan kemampuan di usia anak tersebut
dibandingkan aplikasi game yang kurang bermanfaat untuk anak.
Berdasarkan kuesioner penelitian didapatkan data sebagian besar orang tua bekerja di
luar rumah, pekerjaan orang tua terbanyak adalah swasta. Menurut analisa peneliti orang
tua yang bekerja di luar rumah akan jarang bertemu dengan anak dan tidak dapat
mengawati aktivitas yang dilakukan oleh anak, orang tua kurang memperhatikan
aplikasi yang terdapat pada gadget anaknya dan membiarkan anak bermain apapun yang
disukai tanpa memilih-milih aplikasi yang mengedukasi maupun tidak. Kemudian,
ketika paparan penggunaan gadget pada anak tinggi dan tanpa adanya kontrol ataupun
pengawasan dari orang tua, akan berdampak buruk juga pada perkembangan anak.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Iswidharmanjaya dan Agency
(2014) tentang dampak negatif penggunaan gadget pada anak, yaitu ketika anak telah
kecanduan gadget, pasti akan menganggap perangkat itu adalah bagian dari hidupnya.
Hal tersebut akan menganggu kedekatan anak dengan orang tuanya, lingkungannya,
bahkan teman sebayanya.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia prasekolah di
PAUD/TK Islam Budi Mulia.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima Kasih diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini
terutama kepada Kepala Sekolah PAUD/TK Islam Budi Mulia.

DAFTAR PUSTAKA
Amarullah, Amril. Okezone.(2013). "Tiap Hari, 17% Anak Main Gadget" diunduh
dari(http://berita.plasa.msn.com/article.aspx?cp-documentid=254350783), pada
9
November2015.
Ameliola, S., Nugraha, D. H. (2013).Perkembangan Media Informasi danTeknologi Terhadap
Anak dalam EraGlobalisasi.Malang : Universitas Brawijaya. Diakses dari
http://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-0229.pdf. tanggal 10 Oktober 2015

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 33

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

Delima,R.,Arianti,N.K.,& Pramudyawardani, B. (2015). Identifikasi Kebutuhan Pengguna


Untuk Aplikasi Permainan Edukasi Bagi Anak Usia 4 sampai 6 Tahun. Jurnal
TeknikInformatika dan SistemInformasi , Vol.1, No.1.

Iswidharmanjaya, D., & Agency, B. (2014).Bila Si KecilBermain Gadget. Yogyakarta


Kozier, dkk.(2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC

Maulida, H.O. (2013). Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget terhadap


Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini. Semarang : Universitas NegeriSemarang.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 34

E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018

Diakses http://jurnalilmiah./2013/11/menelisik-pengaruh-penggunaanaplikasi.html.tanggal
10 Oktober 2015
Nurrachmawati. (2014). Pengaruh Sistem Operasi Mobile Android pada Anak Usia Dini.
Makassar:Universitas Hasanuddin. Diakses dari https://id.scribd.com/.../Jurnal-Pengaruh- Sistem-
Operasi-Mobile-Android...tanggal 12 Oktober 2015

Potter, Patricia A., & Perry, Anne G. (2009).Fundamental of Nursing. (7thed). Vol 1. Mosby: Elsevier
Inc

Soetjiningsih, Ranuh, Gde. (2015). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.Jakarta : EGC Trinika,Yulia.
(2015). Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Psikososial

Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK Swasta Imanuel Tahun 2015. Universitas Tanjungpura
Pontianak.

Diaksesdarijurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/.../11001/10480tanggal 12
Oktober 2015

Widiawati, I., Sugiman, H., & Edy.(2014). Pengaruh Penggunaan Gadgetterhadap Daya Kembang
Anak.Jakarta : Universitas Budi Luhur. Diakses dari
http://stmikglobal.ac.id/wpcontent/uploads/2014/05/ARTIKELIIS.pdf.tanggal 10 Oktober

2015
Wong, D, L., Marlyn, H, E., David, W., Marilyn, W., Patricia, S. (2009). BukuAjar Keperawatan
Pediatric. (ed 6, vol 1).Jakarta : EGC

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 35

E-ISSN 2528-7613

You might also like