Professional Documents
Culture Documents
Insya Allah Jurnal 4 Ok
Insya Allah Jurnal 4 Ok
Pada saat ini ketergantungan gadget sudah banyak dilihat dari lingkungan sekitar
Oleh sebab itu, dalam situasi pandemi COVID-19 yang memaksa anak untuk belajar di rumah,
banyak orang tua memiliki cara agar anak belajar mengikuti sistem yang ada di internet
dengan menggunakan gadget. Gadget adalah media komunikasi modern.2 Gadget banyak
ragamnya yang meliputi: handphone, laptop, komputer, tablet, iPad, dan lain sebagainya.
Berdasarkan fenomena yang sering terjadi khususnya di daerah tempat saya tinggal di
paud nyiur melambai air manis, bahwa selama ini orang tua jarang memantau penggunaan
gadget pada anak. Biasanya gadget hanya digunakan untuk bermain games dan menonton,
sehingga penggunaan gadget dominan memiliki dampak negatif bagi anak. Ditambah lagi durasi
yang berlebihan dalam menggunakan gadget, apalagi saat situasi pandemi COVID-19 sekarang.
Hal ini sependapat dengan Rowan yang menyatakan bahwa Akademi Dokter Anak Amerika dan
Perhimpunan Dokter Anak Kanada menegaskan agar anak umur 0-2 tahun tidak boleh terpapar
oleh teknologi sama sekali. Anak umur 3-5 tahun dibatasi pemakaian teknologi hanya 1 jam/hari
dan anak umur 6-18 tahun dibatasi 2 jam/hari. Anak-anak yang menggunakan teknologi
melampaui durasi yang disarankan dapat menimbulkan risiko kesehatan. Ironisnya banyak orang
tua sengaja memberikan dan membiarkan anak-anaknya bermain gadget yang seharusnya belum
layak menggunakan benda itu dengan alasan agar anak tidak rewel dan bisa duduk tenang.
Sehingga saya tertarik mengangkat judul penelitian tentang Hubungan Tingkat ketergantungan
gadget dengan dampak malas belajar pada anak prasekolah sehingga jika terdapat hubungan
dalam penelitian diharapkan intervensi pada saat ini bermanfat ditempat saya tinggal sehingga
orang tua dapat membatasi dan memantau dalam penggunaan gadget tersebut .
Lampiran jurnal
DOI: 10.31004/obsesi.v1i1.26
ABSTRAK
Perkembangan teknologi semakin canggih dan berkembang. Hal ini menyebabkan berbagai
pengaruh pola hidup manusia baik pola pikir maupun perilaku. Salah satu perkembangan
teknologi yang mempengaruhi pikiran manusia adalah gadget. Gadget adalah media yang
digunakan sebagai sarana komunikasi modern. Gadget tidak hanya mempengaruhi pola pikir
atau perilaku orang dewasa, tapi juga mempengaruhi tingkah laku anak usia dini. Intinya, anak
usia dini cenderung senang dengan hal- hal baru yang ia dapatkan melalui aktivitas dengan
bermain. Bermain sangat menyenangkan bagi anak-anak, dengan bermain anak bisa menggali
semua potensi. Mayoritas anak di Indonesia menghabiskan waktu bermain dengan gadget.
Tentunya ini mempengaruhi perkembangan anak, terutama dalam pengembangan interaksi
sosial. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi dalam kelompok induvidu
yang saling berhubungan baik dalam komunikasi maupun aksi sosial. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan penggunaan gadget terhadap kemampuan interaksi sosial anak usia dini.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka yaitu
dengan menghubungkan penelitian dengan literatur yang ada dan mengisi celah dalam penelitian
sebelumnya. Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini yaitu penggunaan gadget
kebanyakan anak lebih menggunakannya untuk bermain. Dari hal kecil tersebut, anak yang
awalnya senang bermain dengan temannya dapat berubah dengan terbiasanya diberikan gadget
sebagai pengganti teman bermain.
ABSTRACT
Technological developments increasingly sophisticated and growing. This leads to various
influences of human lifestyle both mindset and behavior. One of the technological developments
that affect the human mind is the gadget. Gadgets are media used as a means of modern
communication. Gadgets not only affect the mindset or behavior of adults, but also affect
the behavior of young children. In essence, early childhood tend to be happy with new things
that he got through the activity by playing. Playing is fun for the kids, with children's play can
explore all the potential. The majority of childrenin Indonesia spend time playing with gadgets.
Surely this affects the development of children, especially in the development of social
interaction. Social interactions can be interpreted as relationships that occur within induvidu
groups are interconnected both in communication and social action. The purpose of this study to
describe the use of gadgets to the ability of social interaction of early childhood. The research
method used in this study is literature review is by connecting research with existing literature
and fill the gap in previous research. The results obtained in this study is the use of gadgets
most children use it to play. From these small things, children who initially love to play with
their friends can change with the usual given a gadget as a substitute for playmates.
Keywords : Gadget, Social Interaction
@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIK UPTT 2017
Corresponding author :
Address : Perum Attaya Ridan Permai Bangkinang Kampar ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : putripebriana99@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 2017 | 2
PENDAHULUAN
komunikasi yang khusus yang sesuai
Perkembangan teknologi semakin
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh
berkembang dengan pesat sesuai dengan
anak tersebut. Masa anak usia dini sering
perkembangan zaman.Teknologi muncul
disebut dengan istilah “golden age” atau
berbagai macam jenis dan fitur dari
masa emas. Pada masa ini hampir seluruh
teknologi selalu baru dari hari ke hari.
potensi anak mengalami masa peka untuk
Kebutuhan teknologi merupakan salah satu
tumbuh dan berkembang secara cepat dan
kebutuhan penting saat ini. Hal ini
hebat. Perkembangan setiap anak tidak
disebabkan karena teknologi sangat
sama karena setiap individu memiliki
dibutuhkan untuk keperluan banyak.
perkembangan yang berbeda.
Teknologi sangat mudah didapatkan
Pada anak usia dini ini, anak
karena harga ada yang murah dan ada juga
mengalami perkembangan dalam tahap
yang mahal sesuai dengan kantong
mengeksplor dan berinteraksi langsung
ekonomi penggunanya.
dengan lingkungan sekitarnya. Anak usia
Gagdet merupakan salah satu bentuk
dini biasanya cenderung senang dengan
nyata dari berkembangnya Ipteks pada
hal-hal yang baru yang didapatnya melalui
zaman sekarang. Tentunya dengan
aktivitas bermain. Tidak jarang pula anak
berkembangnya Ipteks, hal ini sangat
bermain dan memuaskan rasa penasaran
mempengaruhi pola kehidupan manusia
mereka melalui gadget, karena gadget
baik dari segi pola pikir maupun perilaku.
merupakan hal yang menarik bagi mereka
Tentunya dengan bantuan teknologi seperti
apalagi ditambah dengan aplikasi game
gadget dapat mempermudah kegiatan
online yang terdapat pada gadget, sehingga
manusia agar tidak memakan waktu yang
kebanyakan dari mereka menghabiskan
lama. Selain itu, penggunaan gadget dalam
waktu seharian untuk bermain gadget.
kehidupan sehari-hari tidak hanya
Padahal anak seusia mereka harus bermain
mempengaruhi perilaku orang dewasa,
dan berbaur dengan teman-teman
anak-anak pun tidak luput dari pengaruh
sebayanya.
penggunaan gagdet salah satunya dalam
Tidak dapat dipungkiri, gadget
kemampuan interaksi sosial.
sangat mempengaruhi kehidupan manusia,
Pendidikan anak usia dini adalah
baik orang dewasa maupun anak-anak.
anak yang berusia 0-6 tahun, pendidikan
Smartphone, notebook, tablet dan aneka
anak usiadini memiliki peranan yang
ragam bentuk gadget dalam kehidupan
sangat penting untuk mengembangkan
sehari-hari sangat mudah ditemui pada
kepribadian anak serta mempersiapkan
zaman sekarang. Hal seperti ini bukan
anak untuk memasuki jenjang pendidikan
menjadi hal yang mewah untuk zaman
yang lebih lanjut (Fauziddin, 2016)
sekarang, karena sebagian dari anak-anak
Anak usia dini adalah anak yang
sudah difasilitasi oleh orang tuanya sendiri
berada pada usia 0-8 tahun. Menurut
agar orang tua lebih leluasa untuk
Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti,
melakukan aktivitas tanpa harus
2010:7), anak usia dini adalah anak yang
mendampingi anak bermain. Anak-anak
berusia antara 3-6 tahun. Sedangkan
tentunya sangat senang jika memperoleh
hakikat anak usia dini (Augusta, 2012)
gadget dari orang tuanya. Namun tanpa
adalah individu yang unik dimana ia
disadari, hal seperti ini sangat
memiliki pola pertumbuhan dan
mempengaruhi kemampuan interaksi sosial
perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
pada anak.
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 2017 | 3
Dampak Penggunaan
Gadget Pada Anak Usia
Pendidikan Dasar Di Perumahan
Bukit Kemiling Permai
Kecamatan Kemiling Bandar
Lampung. Lampung:
Universitas
Lampung.
laman
http://stmikglobal.ac.id/
wpcon
tent/uploads/2014/05/ARTIKELII
S.pd pada tanggal 26 Desember
2016
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN
GADGET DENGAN INTERAKSI SOSIAL
ANAK USIA PRASEKOLAH DI
KELURAHAN TERBAN WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN
II 2018
Ignasia Yunita Sari
Email : ignasia@stikesbethesda.ac.id
ABSTRAK
Latar Belakang : Era digital berkembang cepat dan pesat, seiring dengan berkembangnya gadget. Gadget
bukan merupakan barang yang asing, termasuk untuk anak prasekolah. Penggunaan gadget yang tidak sesuai
mengganggu proses tumbuh kembang anak.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan durasi penggunaan gadget
dengan interaksi sosial pada anak usia prasekolah di Kelurahan Terban wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman
II Tahun2018.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian survey analitik korelasional dengan
metode case control Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dengan 74
responden.
Hasil Penelitian : Hasil uji statistic diperoleh hasil nilai p value = 0,025 ( yang berarti ada perbedaan proporsi
interaksi sosial antara anak yang jarang menggunakan gadget dengan anak yang sering menggunakan gadget.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 4,469, artinya anak yang jarang menggunakan gadget mempunyai
peluang4,469 kali untuk mempunyai interaksi sosial yang baik.
Kesimpulan dan Saran : ada hubungan signifikan antara durasi menggunakan gadget dengan interaksi social.
anak yang jarang menggunakan gadget mempunyai peluang 4,469 kali untuk mempunyai interaksi social yang
baik. Sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya mengenai faktor yang terkait penggunaan gadgetpada anak
prasekolah.
ABSTRACT
Background: The digital age is developing fast and rapidly, along with the development of gadgets. Gadgets
are not foreign items, including for preschoolers. The use of inappropriate gadgets interferes with the child's
growthprocess.
Objective: This study aims to identify the relationship between the duration of gadget usage and social
interaction in preschool children in the Kelurahan Terban working area of Puskesmas Gondokusuman II in
2018.
Method: This study uses a correlational analytic survey with a case control method. The sampling technique
usedwas cluster random sampling with 74 respondents.
Result: The results of the statistical test obtained the value of p value = 0.025 (which means there is a
difference in the proportion of social interactions between children who rarely use gadgets and children who
often use gadgets. From the analysis results also obtained OR = 4.469, meaning children who rarely use
gadgets have the opportunity 4,469 times to have good social interaction.
Conclusion and Reccomendation: There is a significant relationship between the duration of using a gadget
and social interaction. children who rarely use gadgets have 4,469 chances to have good social interactions. It is
betterto do further research regarding factors related to the use of gadgets in preschool children
9
10
nantinya dapat memicu rasa keingintahuan seperti handphone atau tablet. Empat orang
anak yang lebih terhadap gadget. tua mengatakan memberikan gadget ketika
anaknya marah. Tiga diantara 5 orang tua
Penggunaan gadget olah anak
mengatakan membiarkan anak bermain
menghilangkan kesempatan untuk belajar
gadget. Semua orang tua wali mengakui
dan menurunkan stimulasi dari lingkungan.
bahwa anaknya menggunakan gadget lebih
Gadget hanya memungkinkan merespon
dari 1 jam perhari, dan jika menggunakan
dan berkomunikasi secara satu arah. Anak
gadget sering lupa waktu. Seluruh orang tua
kurang belajar bersosialisasi, mengenali
mengatakan ketika bermain gadget menjadi
emosi dan bermain. Kurangnya stimulasi
lebih malas bermain dan lebih tertarik
yang bervariasi menyebabkan
dengan gadgednya.
perkembangan anak tidak maksimal.
kelurahan Terban dan kelurahan Kotabaru. analitik korelasional dengan metode case
Yogyakarta semester 1 tahun 2018, jumlah Kelurahan Terban pada bulan Agustus
penduduk Kecamatan Gondokusuman yang 2018. Populasi dari penelitian ini adalah
berusia 3 tahun sebanyak 520 jiwa, usia 4 seluruh anak usia prasekolah di wilayah
tahun sebanyak 531 jiwa, usia 5 tahun kerja Puskesmas Gondokusuman II dengan
sebanyak 559 jiwa dan 6 tahun 588 jiwa. jumlah 440 anak. Sedangkan jumlah sample
Total penduduk usia 3 sampai 6 tahun di adalah 74. Kriteria Inklusi sampel
Kecamatan Gondokusuman adalah 2198 penelitian ini, yaitu : 1) Anak berusia 3-6
dari 5 kelurahan yaitu Terban, Kotabaru, Gondokusuman II. 2) Pengasuh (orang tua,
Klitren, Demangan dan Baciro. Sehingga kakek/nenek, babysister) yang setuju untuk
rerata jumlah penduduk per kelurahan usia menjadi subjek penelitian melalui inform
2. Karakteristik Anak
Secara umum, gambaran karakterisasi
anak dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:
Tabel 2
Karakteristik Frekuensi %
No.
Responden
1. Usia Anak
3 tahun 12 16,2
4 tahun 22 29,7
5 tahun 22 29,7
6 tahun 18 24,4
2. Jenis kelamin
anak
28 37,8
Laki-laki
46 62,2
Perempuan
3. Saudara
kandung
Iya 53 71,6
21 28,4
Tidak
PAUD
51 68,9
Mengikuti
23 31,1
4. Tidak
mengikuti
Tabel 2 menunjukkan usia anak yang Hasil analisis hubungan antara durasi
mendominasi adalah usia 4 dan 5 penggunaan gadget dengan interaksi sosial
tahun, masing-masing sebanyak 22 diperoleh bahwa ada sebanyak 33(89,2%)
anak (29,7%). Sebagian besar jenis yang jarang menggunakan gadget
kelamin anak adalah perempuan, yaitu mempunyai interaksi sosial yang baik.
sebanyak 46 anak (62,2%). Anak Sedangkan diantara anak yang sering
dengan saudara kandung (siblings) menggunakan gadged, ada 24 (64,9%)
mendominasi, yaitu 53 anak dari 74 mempunyai interaksi social baik. Hasil uji
anak. Mayoritas anak yaitu 68,9% statistic diperoleh hasil nilai p = 0,025 maka
mengikuti program Pendidikan Anak dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi
Usia Dini (PAUD). interaksi sosial antara anak yang jarang
3. Hubungan durasi penggunaan gadget menggunakan gadget dengan anak yang
dengan interaksi sosial pada anak sering menggunakan gadget (ada hubungan
prasekolah di Wilayah Kerja signifikan antara durasi menggunakan
Puskesmas Gondokusuman II. gadget dengan interaksi social). Dari hasil
Hubungan durasi penggunaan gadget analisis diperoleh pula nilai OR= 4,469,
dengan interaksi sosial pada anak artinya anak yang jarang menggunakan
prasekolah di Wilayah Kerja Puskesmas gadget mempunyai peluang 4,469 kali
Gondokusuman II, disajikan dalam untuk mempunyai interaksi social yang
bentuk crosstab berikut ini: baik.
Tabel 3
sesuatu yang bersifat baik kepada interaksi yang lebih baik karena anak
generasi berikurnya. Hasil penelitian mempunyai kesempatan yang lebih lama
menunjukkan sebagian besar pengasuh untuk berinteraksi dengan anak lain.
berjenis kelamin perempuan. Ibu adalah Teman sebaya adalah dunia anak untuk
pelaku utama pengasuhan anak. Peran bermain sehingga kemampuan dalam
utama ibu dalam keluarga sebagai pemenuhan kebutuhan pribadi dan
adalah pengasuh anak. perilaku sosial dapat terstimulasi dengan
optimal6.
Ibu yang mempunyai peran ganda sering
kali dihadapkan dengan konfilk Hasil penelitian juga menunjukkan
kepentingan pekerjaan dan sebagian besar anak mengikuti program
keberadaannya dalam keluarga. Hasil Pendidikan Usia Dini (PAUD). Program
penelitian menunjukkan sebagian besar PAUD merupakan program pemerintah
pengasuh tidak bekerja, sehingga yang bertujuan untuk memaksimlkan
mempunyai waktu yang cukup untuk pertumbahan dan perkembangan anak.
melakukan stimulasi kepada anak. Hasil Anak yang mengikuti program PAUD,
penelitian menunjukkan sebagian besar diharapkan mempunyai interaksi social
responden berpendidikan menengah. yang baik.
Pengetahuan berkaitan dengan
pendidikan, dimana jika seseorang 3. Hubungan antara durasi penggunaan
mempunyai pendidikan tinggi, maka gadget dengan interaksi social
akan akan semakin luas tingkat Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengetahuannnya, sehingga pengasuh hubungan yang signifikan perbedaan
dapat memantau perumbuhan dan proporsi interaksi sosial antara anak
perkembangan anak dan melakukan yang jarang menggunakan gadget
5
stimulasi yang tepat . dengan anak yang sering menggunakan
gadget (ada hubungan signifikan antara
2. Karakteristik anak durasi menggunakan gadget dengan
Sebagian besar anak yang terlibat dalam interaksi social). Dari hasil analisis
penelitian ini berjenis kelamin diperoleh pula nilai OR= 4,469, artinya
perempuan dan sebagian besar anak yang jarang menggunakan gadget
mempunyai saudara kandung. Peneliti mempunyai peluang 4,469 kali untuk
berpendapat, anak yang mempunyai mempunyai interaksi sosial yang baik.
saudara kandung cenderung mempunyai
16
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
ABSTRAK
Anak usia prasekolah mengalami proses perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional,
bahasa dan sosial dengan cepat. Gadget dilengkapi fitur-fitur seperti sosial media, video, audio,
gambar dan game sehingga anak kecanduan dan menjadi malas bergerak/beraktivitas. Keadaan
ini mempengaruhi perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia prasekolah di PAUD/TK Islam Budi
Mulia Kecamatan Padang Timur tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain Survey
Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan di PAUD/TK Islam
Budi Mulia Kecamatan Padang Timur tanggal 22 Maret sampai 2 April 2017 dengan jumlah
sampel 47 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan menggunakan
insrtumen peneltian kuesioner dan format KPSP. Pengolahan data menggunakan uji statistic
chi-square. Hasil penelitian didapatkan 63,8% responden tidak normal dalam menggunakan
gadget, 40,4% responden perkembangannya menyimpang. Hasil analisa bivariat didapatkan p
value=0,017, artinya terdapat hubungan bermakna antara penggunaan gadget dengan
perkembangan anak usia prasekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia
prasekolah. Diharapkan pihak sekolah terus memperhatikan perkembangan anak dan
memberikan stimulus untuk mencapai perkembangan yang sesuai. Bagi orang tua agar
membatasi penggunaan gadget 30 menit seminggu pada anak.
ABSTRACT
The process of development of physical, motor, intellectual, emotional, and social language in
preschoolers run quickly. Gadgets include features such as social media, video, audio, pictures and
games, so that children become addicted and lazy to move / move. This situation affects the
development of children. The purpose of this study to determine the relationship of the use of the
gadget with the development of preschool children in early childhood / kindergarten Islam Budi Mulia
East Padang District in 2017. This study uses Analytical Survey design with cross sectional approach.
This research was conducted in early childhood / kindergarten Islam Budi Mulia East Padang District
on 22 March to 2 April 2017 with a sample of 47 people. The sampling technique is total sampling
using a questionnaire and other research insrtumen KPSP format. Processing data using chi-square
statistic test. The result showed 63.8% of respondents are not normally in use gadgets, 40.4% of
respondents development diverge. Results of bivariate analysis p value = 0.017, meaning that there is
a significant relationship between the use of gadgets with the development of preschoolers. It is
expected that the school continues to pay attention to the development of children and provide stimulus
to development that are appropriate. For parents to limit the use of gadgets 30 minutes a week in
children.
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat,
hal ini ditandai dengan kemajuan di bidang media informasi dan teknologi. Indonesia sebagai
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
suatu bangsa yang hidup dalam lingkungan global juga terlibat atas maju mundurnya
penguasaan media informasi dan teknologi guna untuk menempatkan kedudukan suatu
bangsa sejauh mana bangsa itu dikatakan maju (Ameliola & Nugraha, 2013).
Salah satumedia informasi dan teknologi yang berkembang pesat pada saat ini
adalah gadget. Gadget merupakan suatu perangkat elektronik kecil yang memiliki
fungsi khusus, diantaranya smartphone seperti iphone & blackberry, serta netbook yang
merupakan perpaduan antara komputer portableseperti notebook dan internet (Widiawati
& Sugiman, 2014).
Beberapa tahun yang lalu gadgethanya digunakan oleh para pebisnis dari
kalangan menengah keatas. Saat ini pengguna gadget tidak hanya dipakai oleh pebisnis
saja, gadget sudah digunakan dikalangan remaja, dewasa dan lansia, serta anak-anak,
bahkan gadget juga sudah tidak asing lagi bagi anak usia dini (Maulida, 2013). Seiring
dengan perkembangan zaman munculah gadget seperti smartphone yang dilengkapi
fitur-fitur baru seperti sosial media, video, audio, gambar dan game sebagai sarana
hiburan. Hal inilah yang menjadi alasan utama sebagian besar anak usia dini
menggunakan gadget (Nurrachmawati, 2014).
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Emarketer (2014) jumlah pengguna
smartphone di dunia meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2013 jumlah pengguna
smartphone 1,31 milyar pengguna, dan pada tahun 2014 naik menjadi 1,64 milyar
pengguna. Diperkirakan pada tahun 2016 pengguna smartphone akan mencapai angka
2,16 milyar atau mengalami kenaikan sekitar 12,6% dari jumlah pengguna pada tahun
2015 yaitu 1,91 milyar pengguna. Menurut laporan Techinasia (2014) pengguna
smartphone di Indonesia tahun 2013 sebanyak 27,4 juta pengguna, sedangkan pada
tahun 2014 terdapat 38,3 juta. Diperkirakan angka ini akan terus mengalami kenaikan
setiap tahunnya bahkan akan mencapai angka 100 juta pengguna smartphone aktif pada
tahun 2018.
Berdasarkan hasil riset statistika mengemukakan bahwa “sebanyak 17 % anak
berusia dibawah 8 tahun di Amerika Serikat menggunakan komputer, tablet, dan
smartphone setiap hari,angka ini merupakan satu per tiga dari jumlah anak yang
menghabiskan aktivitas sehari- harinya dengan membaca buku oleh orang tuanya”
(Ammarullah, 2013). Selain itu seperti dilansir huffingtonpost, sebuah organisasi nirbala
Joan Ganz Cooney Centerand Sesame workshop melaporkan bahwa 23 % orang tua
memiliki buah hati berusia 0-5 tahun mengaku bahwa anak-anak mereka gemar
menggunakan internet. Berdasarkan angka tersebut 82 % orang tua melaporkan bahwa
balita mereka online setidaknya sekali dalam seminggu (Vemale, 2013). Di Indonesia
sendiri lebih dari 50% pengguna gadget berumur dibawah 25 tahun. Dewasa atau lanjut
usia (25 tahun keatas) 32%, remaja (12-21 tahun) 25%, anak-anak (7- 11tahun) 17%,
dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan oleh anak usia (3-6 tahun) sekitar 9%, yang
seharusnya belum layak untuk menggunakan gadget (Widiawati & Sugiman, 2014).
Periode prasekolah (3-6 tahun) dimulai dari anak-anak mulai bisa bergerak
sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi dan
penemuan- penemuan. Perkembangan fisik dan kepribadian yang besar terjadi pada
masa ini. Perkembangan motorik berlangsung secara terus menerus. Anak-anak pada
usia ini membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar
peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, semakin menyadari sifat
ketergantungan dan kemandirian, dan mulai membentuk konsep diri (Wong, 2009).
Perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan yang
berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapatkan perhatian.
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 21
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya. Sedangkan lingkungan yang
tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Soetjiningsih, 2015)
Gadget membuat anak semakin mudah mendapatkan akses media informasi dan
teknologi, sehingga anak-anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas. Mereka lebih
memilih untuk duduk dan menikmati dunia yang ada di dalam gadget tersebut. Keadaan
seperti ini tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik itu dari segi
fisik, motorik, psikologis
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
dan sosial anak. Mereka menjadi tidak tertarik lagi bermain dengan teman sebayanya
karena lebih tertarik dengan permainan digital. Selain itu anak-anak akan lebih sulit
berkonsentrasi pada dunia nyata karena mereka sudah terbiasa dengan dunia digitalnya
(Ameliola & Nugraha, 2013).
Berbagai jurnal penelitian menemukan bahwa gadget dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh Dewi (2013) kepada
beberapa keluarga di salah satu daerah wilayah Yogyakarta, menunjukan bahwa sejak
menggunakan gadget, ketika dirumah anak menjadi susah diajak berkomunikasi, tidak
peduli dan kurang berespon pada saat orang tua mengajaknya berbicara. Penelitian yang
dilakukan oleh Trinika Yulia (2015) ditemukan terdapat pengaruh gadget terhadap
perkembangan psikososial anak pra sekolah.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Maulida (2013) dalam jurnal keperawatan
“Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget Terhadap Perkembangan Psikologis
Anak Usia Dini” pada tahun 2013 bahwa gadget membawa banyak perubahan dalam
pola kehidupan, tanpa disadari seseorang yang sering manggunakan gadget dapat
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam bermasyarakat.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Padang PAUD/TK Islam Budi
Mulia merupakan salah satu TK dengan murid terbanyak yaitu terdapat 107 siswa/i
dibandingkan dengan TK Bayangkari 3 sebanyak 105 siswa/i dan TK Aisyiah 5 Andalas
sebanyak 103 orang siswa/i. Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti tanggal 19
Oktober 2016 terhadap 6 orang siswa/i yang berusia 4-5 tahun di ketiga TK tersebut
pengguna gadget terbanyak terdapat di TK/PAUD Islam Budi Mulia yaitu 6 orang anak
menggunakan gadget. Berdasarkan data tersebut peneliti melakukan survey awal pada
tanggal 23 januari 2017 didapatkan data dari 107 siswa/i terdapat 55 siswa/i yang
menggunakan gadget. Berdasarkan wawancara dan observasi terhadap 6 orang siswa/i
beserta orang tua didapatkan data anak menggunakan gadget baik milik orang tua yang
dipinjamkan kepada anak maupun milik anak pribadi yang dibelikan oleh orang tua
dengan variasi waktu penggunaan <30 menit sampai > 1 jam perminggu. Orang tua
mengatakan sejak menggunakan gadget anak akan kesal jika dinganggu dan malas jika
diajak melakukan aktivitas lain, orang tua juga sering menggunakan gadget untuk
menenangkan anak ketika dia menangis atau tidak mau ditinggal ketika orang tuanya
pergi. Berdasarkan observasi menggunakan KPSP terhadap perkembangan anak terdapat
3 dari 6 orang anak perkembangannya menyimpang, 1 dari 6 anak pekembangannya
meragukan, dan 2 dari 6 orang anak perkembangannya sesuai.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain Survey Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional.
Pengumpulan data telah dilakukan pada tanggal 22 Maret sampai 2 April tahun 2017.
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia prasekolah
yang terdaftar di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang Timur yang
menggunakan gadget dengan jumlah 55 orang anak. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah total sampling.
Kriteria inklusi adalah Orang tua dan anak yang berusia 4-6 tahun, nak yang
menggunakan gadget, bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi yaitu Orang tua
dari anak yang sedang sakit fisik atau tidak masuk sekolah, orang tua yang memiliki
anak usia prasekolah tetapi memiliki kelainan/kecacatan mental atau anak berkebutuhan
khusus.
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 23
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
No Penggunaan Gadget f %
1. Normal 17 36,2
2. Tidak normal 30 63,8
Jumlah 47 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa dari 47 responden didapatkan hasil lebih
dari separoh responden di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang Timur tidak
normal dalam penggunakan gadget (63,8 %).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Delima, Arianti dan
Pramudyawardani (2015) tentang Identifikasi Kebutuhan Pengguna untuk Aplikasi
Permainan Edukasi Bagi Anak Usia 4 sampai 6 Tahun diperoleh hampir semua orang
tua (94%) menyatakan bahwa anak mereka biasa menggunakan perangkat teknologi
untuk bermain game. Sebagian besar anak (63%) menghabiskan waktu maksimum 30
menit untuk sekali bermain game. Sementara 15% responden menyatakan bahwa anak
bermain game selama 30 sampai 60 menit dan sisanya dapat berinteraksi dengan sebuah
game lebih dari satu jam.
Kemudahan akses dalam mendapatkan gadget yang ada di era globalisasi saat ini
membuat orang tua modern mamfasilitasi anak mereka dengan gadget. Gadget dengan
segala kecanggihan membuat anak semakin mudah mendapatkan akses media informasi
dan teknologi. Cukup dengan sekali klik dapat mengakses beraneka ragam permainan
dan informasi teraktual pada saat ini. Keadaan seperti ini membuat anak semakin
dimanjakan sehingga anak kecanduan dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan
menggunakan gadget (Ameliola & Nugraha, 2013)
Menurut psikolog Jovita Maria Ferliana, M.Psi anak usia di bawah 5 tahun, boleh -
boleh saja diberi gadget, akan tetapi harus diperhatikan durasi pemakaiannya. Anak
boleh bermain tapi hanya setengah jam dalam satu minggu (Widiawati & sugiman,
2014). Televisi, video, permainan elektronik dan program computer (gadget) juga
membantu perkembangan keterampilan dasar, namun American Academy of Pediatrics
menyarankan orang tua untuk membatasi waktu anak bermain dengan media elektronik
agar anak melakukan kegaiatan lain seperti membaca, aktivitas fisik, dan bersosialisasi
dengan orang lain (Potter&Perry, 2009).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan orang tua diperoleh
data semua orang tua menyatakan bahwa anak mereka biasa menggunakan perangkat
teknologi (gadget) untuk bermain game. Alasan orang tua memfasilitasi anak dengan
gadget karena anak dapat belajar sambil bermain dengan aplikasi yang ada di dalam
gadget, selain itu orang tua sering menggunakan gadget untuk membujuk anak ketika
mereka sedang marajuk / menangis untuk ditinggal ketika pergi bekerja atau keperluan
lainnya.
Teori yang dikemukakan oleh Iswidharmanjaya dan Agency (2014) tentang dampak
negatif penggunaan gadget pada anak, yaitu ketika anak telah kecanduan gadget, pasti
akan menganggap perangkat itu adalah bagian dari hidupnya. Menurut analisa peneliti
penggunaan gadget yang tidak normal pada anak usia prasekolah disebabkan karena
orang tua tidak tahu batasan waktu anak dibolehkan menggunakan gadget, sehingga
waktu yang mereka habiskan saat menggunakan gadget lebih banyak dan mebuat anak
kecanduan apalagi pada saat mereka tidak didampingi oleh orang tua.
Berdasarkan kuesioner yang diberikan didapatkan data bahwa waktu terbanyak yang
dihabiskna anak untuk bermain gadget yaitu 60 menit per minggu, sedangkan waktu
yang disarankan anak boleh menggunakan gadget 30 menit per minggu. Dilihat dari
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 25
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
sebagian besar orang tua anak prasekolah bekerja di luar rumah, sehingga tidak dapat
memantau hal yang dilakukan oleh anaknya karena orang tua tidak banyak
menghabiskan waktu dengan anaknya. Selain itu kadang kala orang tua sengaja
memberikan gadget kepada anak mereka agar anak tidak bermain diluar rumah dan
bahkan tidak menganggu aktivitas orang tua pada saat dirumah.
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
Marwiyah (2009) tentang hubungan karakteristik ibu dengan perkembangan anak usia
praseolah terdapat hubungan pekerjaan orang tua dengan perkembangan anak usia
prasekolah.
Menurut analisa peneliti dilihat dari pekerjaan orang tua pada anak dengan
perkembangan sesuai sebagian besar orang tua adalah ibu rumah tangga sehingga ibu
akan banyak berinterkasi dengan anak, kebersamaan ibu dan anak akan memberikan
suatu stimulasi terhadap apa yang dilakukan oleh seorang anak, jadi kalau ibu yang
tidak mempunyai kesibukan di luar rumah maka anak akan lebih mudah dipantau
terutama perkembangannya. Dilihat dari penggunaan gadget pada anak dengan
perkembangan sesuai sebagian besar anak menggunakan gadget dalam waktu yang
normal, meskipun ada yang menggunakan gadget dalam waktu yang tidak normal
menurut analisa peneliti ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan anak
yang sesuai yaitu seperti lingkungan, gizi, status kesehatan dan kondisi keluarga.
Sedangkan pada anak yang perkembangannya menyimpang disebabkan karena dari
10 pertanyaan yang terdapat dalam Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) yang
terdiri dari empat sektor tugas perkembangan anak usia prsekolah mampu melakukan ≤
7 pertanyaan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti perkembangan anak
yang menyimpang dikarenakan pada sektor motorik halus anak belum mampu
menggambar, dari sektor motorik kasar anak belum mampu melompat dan berdiri
dengan satu kaki, dan juga pada sektor personal sosial anak belum mampu berpakaian
sendiri dan sebagian anak masih menangis ketika ditinggal orang tua.
Menurut analisa peneliti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dilihat
dari pekerjaan orang tua pada anak yang perkembangannya menyimpang sebagian besar
orang tua bekerja diluar rumah. Hal ini menyebabkan ibu tersebut lebih banyak
menghabiskan waktunya di luar rumah dari pada bersama anaknya, sehingga tidak dapat
mamantau kegiatan yang dilakukan anaknya, padahal ketika di rumah anak banyak
melakukan aktivitas sehingga perlu stimulasi dari ibu untuk mencapai perkembangan
yang sesuai.
Teori yang diungkapkan Soetjiningsih (2015) salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan adalah lingkungan postnatal yang meliputi budaya lingkungan, sosial
ekonomi, keluarga, nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan. Menurut
Rahmah (2008) menyatakan bahwa kebersamaan ibu dan anak akan memberikan suatu
stimulasi terhadap apa yang dilakukan oleh seorang anak, jadi kalau ibu yang tidak
mempunyai kesibukan di luar rumah maka anak akan lebih mudah dipantau terutama
perkembangannya.
Faktor lain yang ditemukan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
anak yang perkembangannya menyimpang dilihat dari pengguaan gadget sebagian besar
anak tidak normal dalam menggunakan gadget (lebih dari 30 menit per minggu).
Penggunaan gadget terlalu lama membuat anak malas bergerak dan berkativitas, kurang
berinterkasi dengan lingkungan, dan menghambat proses sosialisasi anak, sehingga
dapat mempengaruhi perkembangan anak. Sejalan dengan teori yang dikemukan oleh
oleh soetjiningsih (2015) dan Wong (2009) Media massa, meteri bacaan, film, televisi,
video, permainan elektronik dan program komputer (gadget) dapat mempengaruhi
perkembangan anak. American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua untuk
membatasi waktu anak bermain dengan media elektronik agar anak melakukan
kegaiatan lain seperti membaca, aktivitas fisik, dan bersosialisasi dengan orang lain
(Potter&Perry, 2009).
3.
ISSNDistribusi
1693-2617 Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Penggunaan Gadget dengan
LPPM UMSB 29
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di PAUD/TK Islam Budi Mulia Kecamatan Padang
Timur Tahun 2017
Perkembangan Anak Usia Jumlah
Pengguna Prasekolah
a Sesuai Menyimpang f
n Gadget %
f % f %
Normal 14 82,4 3 17,6 17 100
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
mereka agar anak tidak bermain diluar rumah dan bahkan tidak menganggu aktivitas
orang tua pada saat dirumah. Tentu saja hal ini akan membuat anak malas bergerak dan
berkativitas, kurang berinterkasi dengan lingkungan, dan menghambat proses sosialisasi
anak, karena anak hanya akan asik dengan gadgetnya dan lama kelamaan anak dapat
merasa bergantung pada gadget tersebut sehingga akan mempengaruhi perkembangan
anak.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap perkembangan anak,
banyak ditemukan perkembangan anak yang menyimpang pasa aspek perkembangan
motorik halus
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
dan motorik kasar. Pada aspek perkembangan motorik halus seperti anak belum mampu
untuk memegang pena/pensil dengan benar, belum mampu menulis apa yang
diinstruksikan. Pada aspek perkembangan mortik kasar seperti anak belum mampu
untuk berdiri denga satu kaki dalam batas waktu yang ditentukan, belum bisa
menangkap bola denga baik. Menurut analisa peneliti hal ini dikarenakan ketika
menggunakan gadget anak kurang mendapatkan stimulasi untuk mencapai
berkembangan motorik halus maupun kasar yang sesuai. Ketika menggunkan gadget
anak jarang jarang melakukan aktivitas lain seperti memegang benda, menulis,
mewarnai, menggambar, berjalan, berlari, bermain bola, dan menyusun balok anak
terlalu lama duduk dan diam pada satu tempat saat menggunakan gadget.
Berbeda halnya saat seorang anak menggunakan gadget dengan pengawasan orang
tua dan adanya pembagian waktu antara penggunaan gadget dengan waktu interaksi dan
aktivitas lain anak dengan orang lain dilingkungan sekitarnya maka perkembangan anak
akan berkembang dengan baik. Ditambah lagi, jika orangtua lebih banyak menyediakan
aplikasi yang bersifat edukasi dan sesuai dengan kemampuan di usia anak tersebut
dibandingkan aplikasi game yang kurang bermanfaat untuk anak.
Berdasarkan kuesioner penelitian didapatkan data sebagian besar orang tua bekerja di
luar rumah, pekerjaan orang tua terbanyak adalah swasta. Menurut analisa peneliti orang
tua yang bekerja di luar rumah akan jarang bertemu dengan anak dan tidak dapat
mengawati aktivitas yang dilakukan oleh anak, orang tua kurang memperhatikan
aplikasi yang terdapat pada gadget anaknya dan membiarkan anak bermain apapun yang
disukai tanpa memilih-milih aplikasi yang mengedukasi maupun tidak. Kemudian,
ketika paparan penggunaan gadget pada anak tinggi dan tanpa adanya kontrol ataupun
pengawasan dari orang tua, akan berdampak buruk juga pada perkembangan anak.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Iswidharmanjaya dan Agency
(2014) tentang dampak negatif penggunaan gadget pada anak, yaitu ketika anak telah
kecanduan gadget, pasti akan menganggap perangkat itu adalah bagian dari hidupnya.
Hal tersebut akan menganggu kedekatan anak dengan orang tuanya, lingkungannya,
bahkan teman sebayanya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia prasekolah di
PAUD/TK Islam Budi Mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Amarullah, Amril. Okezone.(2013). "Tiap Hari, 17% Anak Main Gadget" diunduh
dari(http://berita.plasa.msn.com/article.aspx?cp-documentid=254350783), pada
9
November2015.
Ameliola, S., Nugraha, D. H. (2013).Perkembangan Media Informasi danTeknologi Terhadap
Anak dalam EraGlobalisasi.Malang : Universitas Brawijaya. Diakses dari
http://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-0229.pdf. tanggal 10 Oktober 2015
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid II No.80 Februari 2018
Diakses http://jurnalilmiah./2013/11/menelisik-pengaruh-penggunaanaplikasi.html.tanggal
10 Oktober 2015
Nurrachmawati. (2014). Pengaruh Sistem Operasi Mobile Android pada Anak Usia Dini.
Makassar:Universitas Hasanuddin. Diakses dari https://id.scribd.com/.../Jurnal-Pengaruh- Sistem-
Operasi-Mobile-Android...tanggal 12 Oktober 2015
Potter, Patricia A., & Perry, Anne G. (2009).Fundamental of Nursing. (7thed). Vol 1. Mosby: Elsevier
Inc
Soetjiningsih, Ranuh, Gde. (2015). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.Jakarta : EGC Trinika,Yulia.
(2015). Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Psikososial
Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK Swasta Imanuel Tahun 2015. Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Diaksesdarijurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/.../11001/10480tanggal 12
Oktober 2015
Widiawati, I., Sugiman, H., & Edy.(2014). Pengaruh Penggunaan Gadgetterhadap Daya Kembang
Anak.Jakarta : Universitas Budi Luhur. Diakses dari
http://stmikglobal.ac.id/wpcontent/uploads/2014/05/ARTIKELIIS.pdf.tanggal 10 Oktober
2015
Wong, D, L., Marlyn, H, E., David, W., Marilyn, W., Patricia, S. (2009). BukuAjar Keperawatan
Pediatric. (ed 6, vol 1).Jakarta : EGC
E-ISSN 2528-7613