Professional Documents
Culture Documents
Tugas 1 RPL
Tugas 1 RPL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Rekayasa Perangkat Lunak pada Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Palangkaraya
OLEH
ADI TYA NUGROHO
C2055201003
TEKNIK INFORMATIKA - A
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, mulai dari tahap kebutuhan
sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing/verification, dan maintenance.
Langkah demi langkah yang dilalui harus diselesaikan satu per satu (tidak dapat meloncat
ke tahap berikutnya) dan berjalan secara berurutan, oleh karena itu di sebut waterfall (Air
Terjun).
Requirement Analysis
Sebelum melakukan pengembangan perangkat lunak, seorang
pengembang harus mengetahui dan memahami bagaimana informasi kebutuhan
penggguna terhadap sebuah perangkat lunak. Metode pengumpulan informasi
ini dapat diperoleh dengan berbagai macam cara diantaranya, diskusi,
observasi, survei, wawancara, dan sebagainya.
System and Software Design
Informasi mengenai spesifikasi kebutuhan dari tahap Requirement
Analysis selanjutnya di analisa pada tahap ini untuk kemudian
diimplementasikan pada desain pengembangan. Perancangan desain dilakukan
dengan tujuan membantu memberikan gambaran lengkap mengenai apa yang
harus dikerjakan. Tahap ini juga akan membantu pengembang untuk
menyiapkan kebutuhan hardware dalam pembuatan arsitektur sistem perangkat
lunak yang akan dibuat secara keseluruhan.
5
Implementation and Unit Testing
Tahap implementation and unit testing merupakan tahap pemrograman.
Pembuatan perangkat lunak dibagi menjadi modul-modul kecil yang nantinya
akan digabungkan dalam tahap berikutnya. Disamping itu, pada fase ini juga
dilakukan pengujian dan pemeriksaan terhadap fungsionalitas modul yang
sudah dibuat, apakah sudah memenuhi kriteria yang diinginkan atau belum.
Integration and System Testing
Setelah seluruh unit atau modul yang dikembangkan dan diuji di tahap
implementasi selanjutnya diintegrasikan dalam sistem secara keseluruhan.
Setelah proses integrasi selesai, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan
pengujian sistem secara keseluruhan untuk mengidentifikasi kemungkinan
adanya kegagalan dan kesalahan sistem.
Operation and Maintenance
Pada tahap terakhir dalam Metode Waterfall, perangkat lunak yang
sudah jadi dioperasikan pengguna dan dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan
memungkinkan pengembang untuk melakukan perbaikan atas kesalahan yang
tidak terdeteksi pada tahap-tahap sebelumnya. Pemeliharaan meliputi perbaikan
kesalaha, perabikan implementasi unit sistem, dan peningkatan dan
penyesuaian sistem sesuai dengan kebutuhan.
6
2.2.2 Model Prototyping
Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem yang menggunakan
prototype untuk menggambarkan sistem sehingga klien atau pemilik sistem mempunyai
gambaran jelas pada sistem yang akan dibangun oleh tim pengembang. Prototype dalam
bahasa Indonesia disebut purwarupa (rupa awal). Prototype adalah rupa awal dari sistem
yang menggambarkan rupa akhir dari sebuah sistem.
Prototype kemudian disingkirkan dan perangkat lunak actual direkayasa dengan tertuju
kepada kualitas dan kemampuan pemeliharaan.
1) Kelebihan Model Prototyping :
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada
secara abstrak.
Untuk digunakan secara standalone.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
2) Kekurangan Model Prototyping :
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
7
2.2.3 Model Evolutionary
Evolution Software Process Models adalah sebuah siklus atau tahapan dengan
tujuan pengembangan atau evolusi perangkat lunak, dimana masing – masing dari setiap
aktifitas saling terkoneksi untuk menentukan, membuat sebuah perancangan, serta
implementasi maupun pengujian sistem perangkat lunak. Evolusi ini Bersifat iteratif/
mengandung perulangan. Hasil proses berupa produk yang makin lama makin lengkap
sampai versi terlengkap dihasilkan sebagai produk akhir dari proses.
1. Pengembangan eksplorasi di mana tujuan dari proses ini adalah untuk bekerja
dengan pelanggan untuk mengeksplorasi kebutuhan mereka dan memberikan
sistem akhir. Pengembangan dimulai dengan bagian-bagian dari sistem yang
dipahami. Sistem berkembang dengan menambahkan fitur baru yang
diusulkan oleh pelanggan.
8
2. Throwaway prototyping di mana tujuan dari proses pengembangan
evolusioner adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan dan karenanya
mengembangkan definisi persyaratan yang lebih baik untuk sistem. Prototipe
berkonsentrasi pada percobaan dengan persyaratan pelanggan yang kurang
dipahami.
Pada setiap tipe tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing dan tipe
evolution ini mempunyai kelebihan dan kelemanya yaitu:
1) Kelebihan Model Evolutionary
Memuaskan pelanggan atau client karna developmen memenuhi
sepenuhnya yang di inginkan client
Pembuatan sistem menjadi lebih mudah dan terpusat karna konsep
sepenuhnya dari client
9
2.2.4 Model Spiral
Merupakan model proses perangkat lunak yang memadukan wujud pengulangan
dari model prototyping dengan aspek pengendalian dan sistematika dari linear sequential
model. Dalam model ini perangkat lunak dikembangkan dalam suatu seri incremental
release. Spiral model dibagi menjadi 6 aktivitas kerangka kerja sebagai berikut:
Tahap Liason, pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon
pengguna/pemakai.
Tahap Planning (perencanaan), pada tahap ini ditentukan sumber-sumber
informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
Tahap Analisis, resiko:mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi
resiko baik teknis maupun manajemen.
Tahap Rekayasa (engineering), pembuatan prototipe.
Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release), pada tahap ini dilakukan pembangunan
perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan sokongan-sokongan
tambahan untuk keberhasilan proyek.
Tahap Evaluasi, pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan
berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.
10
1) Kelebihan Model Spiral
11
2.2.5 Reuse Based Development
12
Menyediakan kemampuan untuk memvisualisasikan hasil rakitan
dengan kesanggupan untuk mengukur, menganalisa, merancang dan
merancang ulang program.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pengembangan perangkat lunak (Software Process / Development
Paradigm) adalah sekumpulan tahap, tugas dan aktivitas yang dibutuhkan untuk secara
effisien mentransformasikan kebutuhan pemakai ke suatu solusi perangkat lunak yang
efektif. Pemodelan proses perangkat lunak (Software Process Modeling) bertujuan untuk
merepresentasikan aktivitas yang terjadi selama pembuatan perangkat lunak dan
perubahan-perubahannya (evolusi). Model-Model Proses Pengembangan Perangkat
Lunak yaitu :
Model Waterfall
Model Prototyping
Model Evolutionary
Model Spiral
Model Reuse
14
DAFTAR PUSTAKA
15