You are on page 1of 4

Borang KB IUD/Implant

JUDUL
F3 : Keluarga Berencana - Pemasangan IUD (AKDR)

LATAR BELAKANG
Peningkatan jumlah penduduk yang cepat berpotensi menyebabkan keterbatasan sumber
daya, termasuk sumber daya pelayanan kesehatan. Selain itu, kehamilan yang tidak terencana
juga menyebabkan berbagai masalah seperti perdarahan pasca persalinan dan komplikasi
lainnya karena seringnya bersalin, persalinan di usia terlalu muda, atau terlalu tua.
Kehamilan dengan jarak yang terlalu sempit juga mengurangi kualitas asuhan pada anak.
Pemberian ASI secara eksklusif hingga usia 6 bulan dan bersama dengan makanan
pendamping ASI (MPASI) hingga 2 tahun menjadi kurang optimal dengan jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun. Program keluarga berencana dapat menjadi solusi terhadap masalah
kehamilan yang terlalu sering, di usia terlalu muda, di usia terlalu tua, atau dengan jarak
terlalu pendek.

Kontrasepsi adalah suatu metode untuk mencegah atau menunda kehamilan. Cara kerja
kontrasepsi bisa dengan menekan ovulasi, menahan masuknya sperma sampai ke ovum dan
menghalangi nidasi. Terdapat berbagai jenis kontrasepsi dengan kelebihan serta
kekurangannya masing-masing. Salah satu pilihan kontrasepsi jangka panjang yang dapat
digunakan adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). AKDR adalah alat kontrasepsi
yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik
(polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada
pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron yang dimasukan kedalam kavum uteri
untuk tujuan kontrasepsi. Terdapat dua jenis AKDR, yang hormonal (mengandung
progesterone) dan non-hormonal (cooper T). Menurut penelitian, efektivitas AKDR cukup
tinggi yaitu 99.2-99.4%. AKDR juga dapat efektif segera setelah pemasangan

PERMASALAHAN
Kegiatan pemasangan AKDR ini dilaksanakan di poli KB Puskesmas Kramatwatu pada
tanggal 23 September 2020. Pada kegiatan ini permasalahan yg muncul adalah kurangnya
edukasi wanita usia produktif di lingkungan puskesmas mengenai jenis alat kontrasepsi yang
terbaik bagi dirinya. Sebagai contohnya, wanita yang agak gemuk dengan riwayat hipertensi
masih ingin menggunakan KB suntik. Padahal seperti yang kita ketahui, jenis KB hormonal
bagi wanita yang riwayat hipertensi dan obesitas/overweight bukanlah pilihan utama karena
akan berefek ke tekanan darah dan berat badan. Masyarakat juga banyak yang masih takut
untuk memilih kontrasepsi AKDR karena visualisasi mereka akan hal itu sangat
menyeramkan, padahal AKDR merupakan kontrasepsi pilihan pertama dengan efektivitas
tinggi tanpa efek samping hormonal.

PERENCANAAN
Berdasarkan masalah diatas, perencanaan yang sekiranya bisa dilaksanakan adalah dengan
melakukan edukasi kepada wanita usia produktif mengenai jenis-jenis KB, manfaat serta
kekurangan dan kelebihan masing-masing alat kontrasepsi, pilihan kontrasepsi pada berbagai
kasus/keadaan tubuh, dan cara penggunaannya.

PELAKSANAAN
Kegiatan pemasangan AKDR ini dilaksanakan di poli KB Puskesmas Kramatwatu pada
tanggal 23 September 2020. Saya bersama seorang bidan puskesmas melakukan pemasangan
AKDR pada seorang akseptor bernama Ny. D, 25 tahun. Sebelum dilakukan pemasangan
AKDR, akseptor dijelaskan terlebih dahulu mengenai AKDR, keuntungan dan kerugian,
teknik pemasangan, komplikasi serta jangka waktunya. Ditanyakan juga mengenai riwayat
KB sebelumnya, jumlah anak hidup, usianya, riwayat penyakit, riwaiyat berhubungan seksual
terakhir, menstruasi terakhir, sedang hamil atau tidak, dan sebagainya. Setelah itu kami
melakukan informed consent pada akseptor. Kemudian, akseptor dilakukan pemeriksaan
berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah. Ny. D BB 53 kg, TB 156 cm, TD 120/70
mmHg.

Alat dan bahan dipersiapkan, akseptor diminta untuk membersihkan kemaluannya dengan air
dan sabun terlebih dahulu. Lalu melepas celananya dan duduk di kursi litotomi. Pemasangan
AKDR dilakukan menggunakan alat-alat yang sudah disterilisasi. Setelah pemasangan,
akseptor diedukasi kembali mengenai cara mengecek benang dan tanda bahaya.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sewaktu – waktu
selama proses pendataan.
JUDUL
F3 : Keluarga Berencana - Pemasangan Implant

LATAR BELAKANG
Peningkatan jumlah penduduk yang cepat berpotensi menyebabkan keterbatasan sumber
daya, termasuk sumber daya pelayanan kesehatan. Selain itu, kehamilan yang tidak terencana
juga menyebabkan berbagai masalah seperti perdarahan pasca persalinan dan komplikasi
lainnya karena seringnya bersalin, persalinan di usia terlalu muda, atau terlalu tua.
Kehamilan dengan jarak yang terlalu sempit juga mengurangi kualitas asuhan pada anak.
Pemberian ASI secara eksklusif hingga usia 6 bulan dan bersama dengan makanan
pendamping ASI (MPASI) hingga 2 tahun menjadi kurang optimal dengan jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun. Program keluarga berencana dapat menjadi solusi terhadap masalah
kehamilan yang terlalu sering, di usia terlalu muda, di usia terlalu tua, atau dengan jarak
terlalu pendek.

Kontrasepsi adalah suatu metode untuk mencegah atau menunda kehamilan. Cara kerja
kontrasepsi bisa dengan menekan ovulasi, menahan masuknya sperma sampai ke ovum dan
menghalangi nidasi. Terdapat berbagai jenis kontrasepsi dengan kelebihan serta
kekurangannya masing-masing. Salah satu pilihan kontrasepsi yang dapat digunakan adalah
implan. Metode kontrasepsi ini cukup efektif dengan risiko kehamilan kurang dari 1 antara
100 ibu dalam 1 tahun. Metode ini cukup disukai, karena tidak perlu lagi melakukan apapun
untuk periode 3 - 7 tahun setelah pemasangan dan tidak mengganggu hubungan seksual.

PERMASALAHAN
Kegiatan pemasangan AKDR ini dilaksanakan di poli KB Puskesmas Kramatwatu pada
tanggal 23 September 2020. Pada kegiatan ini permasalahan yg muncul adalah kurangnya
edukasi wanita usia produktif di lingkungan puskesmas mengenai jenis alat kontrasepsi yang
terbaik bagi dirinya. Sebagai contohnya, wanita yang agak gemuk dengan riwayat hipertensi
masih ingin menggunakan KB suntik. Padahal seperti yang kita ketahui, jenis KB hormonal
bagi wanita yang riwayat hipertensi dan obesitas/overweight bukanlah pilihan utama karena
akan berefek ke tekanan darah dan berat badan. Banyak masyarakat yang masih tidak tahu
berapa lama ia harus mengganti KB Implant nya dan datang ingin melepas sebelum waktu
yang ditentukan. Masyarakat juga banyak yang masih takut untuk memilih kontrasepsi
AKDR karena visualisasi mereka akan hal itu sangat menyeramkan, padahal AKDR
merupakan kontrasepsi pilihan pertama dengan efektivitas tinggi tanpa efek samping
hormonal.

PERENCANAAN
Berdasarkan masalah diatas, perencanaan yang sekiranya bisa dilaksanakan adalah dengan
melakukan edukasi kepada wanita usia produktif mengenai jenis-jenis KB, manfaat serta
kekurangan dan kelebihan masing-masing alat kontrasepsi, pilihan kontrasepsi pada berbagai
kasus/keadaan tubuh, dan cara penggunaannya.

PELAKSANAAN
Kegiatan pemasangan KB Implant ini dilaksanakan di poli KB Puskesmas Kramatwatu pada
tanggal 23 September 2020. Saya bersama seorang bidan puskesmas melakukan pemasangan
KB Implant pada seorang akseptor bernama Ny. H, 27 tahun. Awalnya Ny. H ingin
menggunakan AKDR, namun setelah di cek, posisi rahim Ny. H mengarah keatas sehingga
dalam pemasangannya akan sulit. Jadi diputuskan Ny. H untuk menggunakan KB Implant.
Sebelum dilakukan pemasangan KB Implant, akseptor dijelaskan terlebih dahulu mengenai
KB Implant, keuntungan dan kerugian, teknik pemasangan, komplikasi serta jangka
waktunya. Ditanyakan juga mengenai riwayat KB sebelumnya, jumlah anak hidup, usianya,
riwayat penyakit, riwaiyat berhubungan seksual terakhir, menstruasi terakhir, sedang hamil
atau tidak, dan sebagainya. Setelah itu kami melakukan informed consent pada akseptor.
Kemudian, akseptor dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah.
Ny. H BB 65 kg, TB 154 cm, TD 110/80 mmHg.

Alat dan bahan dipersiapkan, akseptor diminta untuk tiduran dengan lengan atas kiri
terexpose. Dilakukan tindakan sepsis dan asepsis pada lokasi pemasangan. Setelah implant
dimasukan ke subkutan, luka ditutup menggunakan veerband. Akseptor diedukasi bahwa
jangan terkena air selama 3 hari dan setelah 3 hari balutan harap diganti sendiri. Akseptor
diajarkan untuk mengecek posisi implant dengan cara merabanya.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sewaktu – waktu
selama proses pendataan.

You might also like