Adapun sifat-sifat dari manusia lama digambarkan dalam
Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa Efesus 4:17-19. menyesal karena dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya Manusia lama adalah siapa dia sebelum bertobat, yaitu oleh Firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus, sehingga dengan siapa dia sebagai anak Adam. Manusia lama menemui kehendaknya ia mengubah pikirannya dan hatinya dan berbalik kebinasaannya karena memberi diri kepada nafsu jahat yang dari dosanya dan berpaling kepada Allah. Bukti dari pertobatan menyesatkan, yang nampak menyenangkan dan memberi adalah orang itu menanggalkan manusia lama dengan segala harapan ketika dinanti-nantikan, namun saat dilihat kembali sesuatu yang duniawi (efesus 4:20-22) dan mengenakan sebenarnya sangatlah menjijikkan dan mengecewakan. manusia barunya. Pertobatan itu selain menanggalkan yang Namun terkait dengan posisi orang percaya dalam Kristus, duniawi, juga harus berbuat baik melalui perbuatannya, manusia lama orang percaya itu telah disalibkan dan dikuburkan sehingga ada bukti yang benar. Firman Tuhan itu dilakoni, bersama-sama Kristus. Oleh sebab itulah didalam prakteknya, dihidupi, bukan didiamkan, disepelekan. Paulus berkata bahwa orang percaya harus menganggapnya sudah mati. Sama halnya “tetapi kamu bukan demikian, kamu telah belajar mengenal dgn Paulus yg menekankan segi posisi dari kebenaran bahwa Kristus, karena kamu telah mendengar tentang Dia dan kita telah menanggalkan manusia lama sekali dan untuk selama- menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang lamanya. nyata di dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia Dan Oleh karena kemurahan Tuhan, oleh karena lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang anugerah Tuhan orang-orang berdosa yang telah percaya itu, menyesatkan.” Penekanan Paulus ini sangat jelas bahwa ada juga telah mati dan dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus. suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya yaitu Dan garis bawahi bahwa didalam kebangkitan itulah Allah mengenakan manusia baru harus menanggalkan semua yang menciptakan “manusia baru” untuk berjalan dalam kehidupan yang baru. Namun, ada hal lain yang perlu menjadi perhatian org percaya hal ini tidak dapat disepelekan oleh orang percaya mu yang sekarang. Paulus juga telah menyampaiakan dipasal yaitu kita mau menyerahkan segala pikiran kita kepada Kristus. 4:1 demikian “Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang Dan Firman Allah itulah lah yg akan membaharui pikiran orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai percaya itu pada waktu ia mau menyerahkan segala sesuatunya orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan kepada-Nya (Roma12:1-2). “Kuduskanlah mereka dalam itu.” Paulus mau supaya hidup mereka berpadanan dengan kebenaran, Firman-Mu adalah kebenaran (Yohanes 17:17). Pada Kristus harus menanggalkan manusia lamanya serta tabiat2nya. waktu pikiran orang percaya memahami kebenaran Firman Dan penaggalan manusia lama itu terjadi sekali untuk selama- Allah, maka pikiran itu akan dibaharui dan diubahkan oleh lamanya dan tidak untuk diulang kembali maupun diingat lagi. Firman Allah. Seperti yang dikatakan oleh Paulus bahwa ketika Sebab menanggalkan disini dari kata yunani apostrephô yang hidup di dalam perseketuan dengan Allah maka orang percaya artinya membuang atau mematikan segala kehidupan yang tidak akan dibaharui di dalam roh dan pikiran (Efesus 4:20,23). dalam berarti, tidak berguna dan yang hidupnya selalu berada dalam mengenakan manusia baru setiap orang percaya harus memiliki kegelapan yang menafasi kebinasaannya. penyerahan total kepada Allah untuk dibaharui secara terus Sedangkan pengertian “mengenakan manusia baru” menerus yang menuju kepada hidup yang diubahkan. Sebagai disini dalam bentuk aorist middle, di mana Paulus ingin orang percaya pada masa kini perlu memahami dan mengenali menekankan bahwa ketika mengenakan manusia baru, itu dirinya bahwa sebagai manusia baru di dalam Kristus totalitas bukanlah dalam bentuk present tense (sebagai kebiasaan belaka, hidupnya harus memuliakan Allah, dengan memberikan dirinya sekedar dapat dikerjakan setiap hari dan dapat ditukar dengan atau anggota-anggota tubuhnya untuk menjadi senjata yang lama apabila bosan) melainkan suatu peristiwa yang sekali kebenaran Allah, sehingga dengan demikian kehidupannya dikerjakan maka harus berdampak kekekalan, terus menerus mampu menyatakan sifat Allah. berkelanjutan sampai akhir. Di sini Paulus tidak menggunakan bentuk pasif (dalam arti orang itu dipaksa untuk melakukannya) Jadi melalui ayat ini Paulus mau menekankan bahwa tetapi menggunakan bentuk middle voice yang berarti lebih ke pengenaan manusia lama itu tidak sepadanan dengan keadaan arah perlakuan pada diri sendiri yang artinya bahwa sekali manusia baru didalam diriNya dan dengan itu mengadakan memutuskan mengenakan manusia baru, maka harus siap untuk damai sejahtera.” Jadi jelas dari pembahasan ayat ini bahwa berjalan dalam pertimbangan hidup manusia baru. Jadi, Orang Allah menciptakan satu manusia baru untuk sebuah kesatuan percaya yang telah menjadi manusia baru adalah ciptaan baru didalam Dia, jadi tidak ada lagi yang menggolongkan dirinya yang memiliki sifat baru di dalam Kristus yang selalu aktif si A dan menggolongkan dirinya pada si B sebab keduanya dalam mengerjakan kehidupan baru. Perlu diingat bahwa kata telah dipersatukan Allah didalam dirinya untuk menjadi baru disini bukanlah seperti layaknya barang bila rusak atau manusia baru. kolose 3:10-11 dan telah mengenakan manusia bosan dapat diganti-ganti melainkan manusia baru disini baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh dikenakan sekali seumur hidup dan prosesnya menuju pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam kekekalan. hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang B. Memahami tujuan Allah bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Mungkin kita juga sering bertanya-tanya apa sebenarnya Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah tujuan Allah dalam menciptakan manusia baru? Tidak mungkin semua dan di dalam segala sesuatu. sesuatu terjadi jika tidak ada tujuannya, ada beberapa point 2. Di Ciptakan Menurut Gambar Allah tujuan Allah dalam menciptakan manusia baru; Manusia baru diciptakan dalam kehendak Allah untuk 1. Mempersatukan menyempurnakan gambar Allah semula yang telah di rusak Didalam Efesus 2:14-15 berbunyi demikian “Karena oleh manusia pertama (Adam). Jangan salah memandang ya Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan disini objeknya manusia yang rusak, bukan Allahnya yg prlu kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah diperbaiki. Saya mngutip argumen Richard L. Pratt: bahwa yaitu perseteruan, Sebab dengan MatiNya sebagai manusia, orang-orang yang percaya adalah manusia baru yang Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Mereka dan ketentuannya, untuk menciptkan keduanya menjadi satu diberikan kebenaran, kesucian, dan pengetahuan yang benar, di mana semua itu telah hilang pada waktu kejatuhan. Lalu dalam Efesus 4:24 tandai frasa yang berbunyi “di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya,” inilah jadi disini Paulus ingin mengatakan kepada mereka alasan mengapa Allah mencipkan manusia baru yaitu untuk bahwa tujuan pemilihan adalah supaya mereka kudus dan tak membentuk manusia baru dalam kebenaran dan kekudusan bercacat di dalam Dia (Ef 1:4), dan di dalam Dia tumbuh yang sesungguhnya. karena Allah sendiri adalah benar dan seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus. ltu sebabnya manusia yang diperbaharui menjadi kudus, di dalam Tuhan (Ef. 2:21), dan mereka telah manusia baru seharusnya menampakkan hidup yang benar mengenakan manusia baru yang ditandai dengan kekudusan. dan kudus pula. Paulus menekankan Pada ayat selanjutnya Itu seebabnya Tujuan pengorbanan kematian Kristus adalah (ay. 25-32) yg menerangkan ada beberapa tindakan praktis pengudusan utk mempelai-Nya,(gereja-Nya) sesudah Ia sebagai contoh hidup dalam kebenaran dan kekudusan, menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan diantaranya yaitu: firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di 1. menyatakan kebenaran (tidak berdusta) hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut 2. marah yang tidak berdosa atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak 3. bekerja utk memberkati (tdk mencuri) bercela (5:25-27). 4. Tidak berkata kotor Jadi bila diringkas menjadi satu berdasarkan semua 5. Tidak mendukakan roh kudus ayat itu, maka gambar Allah dalam pengertianya yang lebih 6. dan mengenakan kasih sempit adalah berfungsinya manusia itu secara benar di dalam keharmonisan dengan kehendak Allah bagi dirinya. Gambar Allah ini mencakup dalam integritas intelektual, moral dari natur manusia yang terungkap dalam pengetahuan yang benar, kebenaran, dan kekudusan. Gambar dimaksudkan oleh Paulus mencakup dua aspek yaitu (to pneumati Allah yang ada pada manusia baru adalah natur baru yang tou noos humôn) yg berarti, dibarui di dalam roh dari pikiranmu. bersumber dari pribadi Kristus dan karya Allah dalam diri Maksud pembaruan di dalam roh dari pikiran adalah bahwa roh setiap orang percaya yang diciptakan menurut kehendak-Nya. yang menguasai tubuh, jiwa, akal dan hati manusia, ialah Roh Itu sebabnya Lebih baik apabila kita mengejar kekudusan dan Allah, yang dikaruniakan kepada anggota-anggota jemaat, Roh kebenaran itu dibandingkan hal atau perbuatan yang sia-sia Allah yang menghidupkan mereka dan yang merupakan roh dari atau binasa. Saya mengutip Anthony hoekema mengatakan hidup mereka yang baru. Jadi, maksud sebenarnya adalah roh yang “Nafsu-nafsu berdosa menyesatkan kita, tidak pernah ada di dalam diri manusia ketika mengenakan manusia baru di memberikan hal-hal baik yang tampaknya mereka janjikan, dalam Kristus yang diberikan oleh Allah yang akan membarui tetapi kebenaran dan kekudusan yang kita kejar sebagai pikiran manusia secara terus-menerus. manusia baru tidak akan pernah menyesatkan kita. C. Kuasa Dosa Mungkin ada yang bertanya dan kebingungan mengapa 3. Dibaharui dalam kehidupan orang percaya yang telah dikatakan lahir baru menjadi manusia baru tapi masih saja bisa berbuat dosa? Iya, dalam bhs. Yun (ananeoustai), yang diterjemahkan dengan orang percaya memang masih bisa berbuat dosa namun tidak “dijadikan baru” yg artinya bahwa, pembaruan itu harus lagi diperhamba oleh dosa. Hal ini harus dimengerti mengenai berlangsung secara terus-menerus dan berkelanjutan dalam perbedaan dari keduanya. Kuasa dosa seolah-olah seperti kehidupan orang percaya sebagai manusia baru di dalam Kristus. penjajah yang menjajah kita sehingga kita mengahambakan diri Paulus memberikan pengertian bahwa “avnaneou/sqai” kepada dosa itu, kuasa dosa membutakan dirinya untuk melihat (ananeoustai) dengan menggunakan present pasif yang bahwa dirinya sendiri sedang dijajah oleh dosa sebab hatinya sesungguhnya berarti manusia tidak dapat membarui dirinya tumpul {Ef. 4:19) dalam hatinya tidak pernah merasa ada yang sendiri dan ia hanya dapat memberi dirinya untuk dibarui, dan mengganjal atau tidak pernah merasa bersalah karena pembaharuan itu dilakukan oleh Roh Kudus. Pembaruan yang kegiatannya hanyalah melakukan dosa. Orang yang hidup manusia lamanya karena kehidupan manusia lama beserta dalam kuasa dosa ini sangat sulit untuk menjalani kehidupan tabiatnya hanyalah menuju kebinasaan dan hal itu tidak spiritualnya kepada Allah untuk melakukan kehendak Allah dan sebanding atau sepadan dengan status barunya di dalam Kristus hidup memuliakan Allah. Akibat dari dosa ialah maut dan kuasa Yesus. Kedua, orang percaya harus menyadari dan bertanggung dosa ini sifatnya mengikat. Oleh karena itu manusia jawab atas status barunya sebagai manusia baru yang telah membutuhkan pertolongan untuk membebaskannya dari diciptakan oleh Allah untuk melakukan pekerjaan yang baik dan belenggu-belenggu dosa sebab ia tidak dapat menyelamatkan hidup dalam kebenaran dan kekudusan yang sebenarnya. dirinya sendiri. Karena itulah Allah berinisiatif sendiri untuk Ketiga, status manusia baru adalah sekali seumur hidup menebus manusia itu dari hukuman dosa (maut) dan kuasa dosa dan berdampak pada kekekalan hal ini tidak dapat ditukar itu dikalahkannya di atas kayu salibNya. apabila bosan dan dalam menjalani manusia baru adalah sebuah Dengan demikian orang percaya yang telah proses untuk menuju kesempurnaan gambarNya. Keempat, menyandang status barunya sebagai manusia baru dia tidaklah orang percaya yang telah menanggalkan manusia lamanya dan lagi diperhamba secara totalitas oleh dosa melainkan kehidupan mengenakan manusia baru akan diperbarui oleh karya Roh manusia baru dimampukan untuk menghasilkan buah-buah kudus secara terus menerus berkelanjutan. Kelima, orang kebenaran dan mampu memuliakan Tuhan. Memang orang percaya tidak sekaligus manusia lama dan manusia baru, sebab percaya dapat berbuat dosa lagi tapi tidak hidup didalam dosa manusia baru dimampukan oleh Roh kudus untuk hidup karena itu orang percaya harus mengadakan peperangan rohani, berkenan dan memuliakan Allah. Sedangkan manusia lama berhati hati dan berusaha mematikan keinginan dagingnya yang adalah manusia yang diperhamba oleh dosa dan ujungnya menyesatkan. hanyalah kebinasaan (maut). Keenam, Roh kuduslah yang akan A. KESIMPULAN menuntun oan percaya dari hari kehari seara terus menerus Adapun kesimpulan dari konsep manusia baru menurut untuk menolong, menghibur dan menginsyafkan manusia dari ayat ini ialah: Petama, orang percaya harus menanggalkan keberdosaannya, dengan demikian orang percaya harus segera membereskan dosa tu dihadapan Allah dan tidak mengulanginya lagi, artinya ada pengakuan dosa dan pertobatan di dalam diri orang percaya. Ketujuh, orang percaya yang telah menjadi manusia baru dia memperoleh keselamatan didalam Yesus dan memang oleh karena kedaulatan Allah itu sendiri manusia bisa diselamatkan namun tidak sebatas diselamatkan saja melainkan Tuhan juga menginginkan anak-anakNya meresponi keselamatan yang diperolehnya itu dengan menghasilkan buah. Memiliki hubungan yang baik kepada Allahnya dan kepada sesamanya.