You are on page 1of 33

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR


MATERI PERTEMUAN II

NAMA BENTUK SEDIAAN


CAPSULE DAN BEDAK

DISUSUN OLEH :
Nama : Tiara Sophia Ananda
NIM : 2111102415047
Tgl Praktikum :
Kel. Praktikum : A
Dosen Pengampu : apt. Sinta Ratna Dewi, S.farm, M.Si

LABORATORIUM FARMASETIKA DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. JUDUL
Serbuk Tabur dan Kapsul.

1.2. TUJUAN
a) Mampu membaca dan memahami resep
b) Mampu menghitung dosis dalam resep dangan benar
c) Mampu membuat sediaan serbuk bagi dan kapsul
d) Mampu menuliskan etiket (dalam/luar) salinan resep dan memberikan
informasi obat dengan benar.
BAB II
DASAR TEORI

SERBUK TABUR (PULVIS ADSPERSORIUS)


Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan tropical, dapat dikemas
dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan penggunaan
pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi
pada bagian yang peka (1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi ada 100 lubang).
Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi
sampai seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi,
jangan digunakan serbuk sebelum tercampur homogen seluruhnya. Serbuk tabur
adalah serbuk ringan untuk penggunaan tropical (untuk pemakaian luar).
Dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan kulit.
Bedak tidak dapat berpenetrasi ke lapisan kulit karena komposisinya yang terdiri
dari partikel padat, sehingga digunakan sebagai penutup permukaan kulit, mencegah
dan mengurangi pergeseran pada daerah intertriginosa (lipatan seperti ketiak, lipat
paha, intergluteal/antara dua otot besar bokong, lipatan payudara, antara jari tangan
atau kaki). Penggunaanya dengan cara ditaburkan dan digosokkan dengan telapak
tangan pada permukaan kulit.
Pada umumnya serbuk tabur halus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Syarat serbuk tabur
harus homogen dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada
bagian yang peka. Syarat serbuk tabur harus homogendengan derajat kehalusan
pengayak No. 60 bila tidak mengandung lemak, bila mengandung lemak diayak
dengan pengayak No. 44.
Pengayak No 44 artinya setiap 1 cm2 permukaan ayakan terdapat 44 lubang.
Pengayakan No 60 artinya setiap 1 cm2 permukaan ayakan terdapat 60 lubang.
Contoh sediaan bedak tabur: Bedak purol, caladryl, dan bedak salicyl dll. Sedian
serbuk untuk obat luar biasanya mengandung zat aktif seperti:
1. Antihistamin : Diphenhydramini HCl,
2. Antiiritan : Menthol, kamfer
3. Antiseptik : Balsamum peruvianum, Calamine
4. Antifungi : Mikonazol nitrat
5. Keratolitik : Asam salisilat.

Bedak tabur yang saat ini beredar dipasaran contohnya adalah bedak purol, bedak
salicly.

Syarat-syarat serbuk tabur


a. Harus halus tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati ayakan 100
mesh)
b. Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri
c. Disterilkan dengan cara pemanasan karing dengan suhu 150° selama 1 jam
d. Tidak boleh digunakan untuk obat luka.

Kelebihan dan kerugian serbuk bagi


a. Kelebihan
1. Campuran dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
2. Tepat, lebih stabil dari larutan
3. Dosis tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu.
b. Kerugian
1. Lebih kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai kerena kontak dengan
udara
2. Sulit di tutupi rasanya (tidak enak maupun baunya)
3. Peracikan membuat waktu.

KAPSUL (CAPSULE)
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi ada juga yang
terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Cangkang (shell) adalah yang dikenali sehari-hari dengan sebutan kapsul kosong
tanpa isi bahan obat. Cangkang ini dapat diisi dengan bermacam-macam bahan obat,
bahan obat cair maupun bahan obat padat menjadi kapsul yang dapat langsung
dipergunakan oleh penderita.

a. Macam-macam kapsul
1. Capsulae Gelatinosae Operculatae, Capsulae Durae (bentuk slinder)
Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya
tumpul. Tetapi beberapa pabrik membuat kapsul dengan bentuk khusus,
misalnya ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul cangkang keras yang
isinya dipabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi
tanda untuk mengetahui isentitas pabrik.
Kapsul juga dapat mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari
berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan
pendispensi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan
ini mengandung 10-15% air. Kedalam cangkang kapsul ini dapat diisikan
bahan-bahan obat padat (serbuk, massa pil) ataupun bahan obat cair (bukan
cairan air), tentu saja bahan yang dimasukkan ke cangkang kapsul tidak
merusak gelatine. Isinya berkisar antara 0,250 sampai 5/6 cm. Kapsul
gelatine tidak tepat untuk diisi cairan berair, karena air akan melunakkan
gelatine dan menimbulkan kerusakan kapsul.

2. Capsule Gelatinosae, Capsulae Molles (berbentuk bundar, bujur telur)


Kapsul cangkang lunak yang dibuat dair gelatin (kadang-kadang disebut
gel lunak) sedikit lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan dapat
diplastitasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin.
Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan opak seperti
titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis/sukrosa 5%.
Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air 6-13%, umumnya
berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur (disebut pearles atau globula).
Kapsul cangkang lunak tidak dipakai dipotek, tetapi diproduksi secara
besar-besaran didalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak
yang bekerjanya long acting umumnya berisi granula dan disebut spansule.

Syarat-syarat kapsul
a. Keseragaman bobot atau keragaman bobot
b. Waktu hancur.

Kelebihan dan kekurangan kapsul


a. Keuntungan sediaan kapsul
1. Bentuk menarik dan praktis
2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang
enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut, sehingga bahan cepat
segera diabsorsi (diserap) usus
4. Dokter dapat memberi resep dengan kombinasi dari bermacam-macam
bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang
pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti
pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan
obatnya.

b. Kerugian sediaan kapsul


1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan.
2. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
3. Tidak untuk balita
4. Tidak bisa dibagi (misal 1/2 kapsul).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. RESEP 1

dr. Anida
JL. Juanda 07 Samarinda
SIP: 505/IV/2020

Samarinda, 12 Feb 2021

R/ Acetaminophen 2,5
Coffein Hcl 1,5

M.F da in caps No. XII


S t.d.d. I caps pc.

Pro: Suci (12 th)

3.2. RESEP STANDAR


(-)

3.3. KELENGKAPAN RESEP

1. Subcripto (paraf dokter) : Tidak ada


2. Alamat pasien : Tidak ada

A. KETERANGAN RESEP
R/ = Recipe = Ambilah
MF = Misce Fac = Campur dan buatlah
Da in = Da in = Berikanlah
Caps = Capsul = Kapsul
No = Nomero = Sebanyak
XII = Duo decim = Dua belas
S = Signa = Tandai
T = Ter = Tiga
Dd = De die = Kali sehari
Caps = Capsul = Kapsul
Pc = Post coenam = Sehabis makan

3.4. PENGGOLONGAN OBAT

1. Acethaminophen Gol obat bebas

2. Coffein HCl Gol obat bebas

3.5. URAIAN BAHAN


1. Acetaminophen (FI Edisi III Hal 37)

Sinonim : ACETHAMINOPHEN
Khasiat : Analgetikum (menurunkan suhu badan)
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian aseton dalam 40
bagian gliserol, dalam 9 bagian propilengkol larut dalam
larutan alkali hidroksida.

2. Coffein HCl (FI Edisi III Hal 175)


Sinonim : COFFEINUM
Khasiat : Stimulan syaraf pusat, kardiotanikum
Pemerian : Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat biasanya
menggumpal, putih, tidak berbau, dan rasa pahit
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) p, mudah
larut dalam kloroform p, sukar larut dalam eter p

3.5. PERHITUNGAN DOSIS

Coffein HCl

DM I X P = 500 mg
I X H= 1,5 g (1.500 mg)

12
Dosis penyesuaian I XP= X 500 mg = 300 mg
20

12
I X H= X 1.500 mg = 900 mg
20

Dosis pemakaian
1 bungkus mengandung Coffein HCl sebanyak 1,5 gr = 1,5/12 = 0,125 gr = 125 mg

I X P = 1 X 125 = 125 mg
I X H = 3 X 125 = 375 mg

125mg
I XP= X 100% = 41,66% <100%OD R/ dapat dibuat
300 mg

375mg
IXH= X 100% = 41,66%<100%OD R/ dapat dibuat
900 mg

3.7. PENIMBANGAN BAHAN

1. Acetaminophen : 2.500 mg /500 mg = 5 tab


2. Coffein HCl : 1.500 mg
PERHITUNGAN CANGKANG KAPSUL

2,5 gr + 1,5 gr = 4/12 = 0,33


(No kapsul = 0)
3.8. CARA KERJA

1. Disiapkan bahan dan alat yang akan digunakan


2. Dimasukan Coffein HCl ke dalam lumpang gerus ad sampai ha;us
3. Dimasukkan Acetaminophen ke dalam lumpang gerus ad sampai halus
4. Dikeluarkan dari lumpang taruh di atas kertas perkamen
5. Ditimbang bobot akhir untuk menentukan no cangkang kapsul
6. Dibagi sama rata di atas kertas perkamen sebanyak dua belas
7. Dimasukkan ke dalam cangkang kapsul No.0 secara rapi, tutup kapsul, dan
bersihkan
8. Dimasukkan ke sak plastik, beri etiket putih dan label NI
9. Diserahkan ke pasien beserta PIO

3.9. PENANDAAN

APOTEK UMKT
Jl.Juanda No 15 Samarinda
Tlp.(0541)7123456
APA:
Nama Pasien : Suci Tgl:12 feb 2021
Nama Obat : Coffein HCl No:01
Khasiat : Sakit kepala nyeri dan migren
Tablet
Kapsul
Bungkus
3 X 1 sehari

Sebelum/Saat/Setelah Makan
Semoga Lekas Sembuh
Logo:

3.10. KIE

a. Nama pasien : Suci


b. Alamat pasien : -
c. Aturan pakai : 3 kali sehari 1
d. Khasiat : Sakit kepala nyeri dan migren
e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3.1. RESEP 2

Dr. Shanti
SIP: 177/DU-08/VII/2018

R/ Calamin 1,5
ZnO 0,2
Champora 0,1
Menthol 0,1
Talk 10

m.f. Pulv adspers


s.u.e

Pro : An. Budi


Alamat : Jl. Ulin 6

3.2. RESEP STANDAR


(-)

3.3. KELENGKAPAN RESEP

1. Alamat resep : Tidak ada


2. Inscripto : Tidak ada
3. Subcripto : Tidak ada

A. KETERANGAN RESEP
R/ = Recipe = Ambilah
M. F = Misce fac = Campur dan buat
Pulv ads = Pulveres adspersorius = Serbuk tabur
SUE = Signa usus externum = Tandai pemakaian luar
3.4 PENGGOLONGAN OBAT

1. Calamin Gol obat bebas

2. ZnO Gol obat bebas

3. Champora Gol obat bebas

4. Menthol Gol obat bebas

5. Talk Zat tambahan

3.5. URAIAN BAHAN

1. Calamin (FI Edisi III Hal 119)


Sinonim : KALAMIN
Khasiat : Antiseptikum ekstren
Pemerian : Serbuk halus, merah jambu tidak berbau, praktis tidak
berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam mineral.

2. ZnO (FI Edisi III Hal 636)


Sinonim : SENGOKSIDA
Khasiat : Antiseptikum lokal
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus putih kekuningan, tidak berbau,
tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari
udara
Kelarutan : Praktis tidak dalam air dan dalam etanol (95%) p, larut
dalam asam mineral dan dalam larutan alkali hidroksida.

3. Champoran (FI Edisi Hal 130)


Sinonim : KAMPER
Khasiat : Antilitan
Pemerian : Hablur putih atau massa hablur tidak berwarna, atau putih,
bau khas tajam, rasa pedas dan aromatik
Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%) p,
dalam 0,25 bagian kloroform p, sangat mudah larut dalam
eter p, mudah larut dalam minyak lemak.

4. Menthol (FI Edisi III Hal 362)


Sinonim : MENTHOL
Khasiat : Korigen, Antiritan
Pemeriaan : Hablur bentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau
tajam, rasa pedas dan aromatik
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol
(95%), dalam kloroform p, dan dalam eter p, mudah larut
dalam parafin cair p dan dalam minyak atsiri.

5. Talk (FI Edisi III Hal 771)


Sinonim : TALK
Khasiat : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk tabur, sangat halus
Kelarutan : -
3.6. PERHITUNGAN DOSIS
(-)

3.7. PERHITUNGAN BAHAN

1. Calamin : 1,5 gr = 1.500 mg + 10% = 1.650 mg


2. ZnO : 0,2 gr = 200 mg + 10% = 220 mg
3. Champora : 0,1 gr = 100 mg + 10% = 110 mg
4. Menthol : 0,1 gr = 100 mg + 10% = 110 mg
5. Talk : 10 gr = 10.000 mg + 10% = 11.000 mg

3.8. PENGERJAAN BAHAN

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Diayak ZnO menggunakan ayakan no 100
3. Dimasukkan menthol dan champora ke dalam lumpang ditetesi etanol 2-3
tetes gerus ad larut di tambahkan sebagian gerus ad homogen
4. Dimasukkan ZnO ke dalam lumpang gerus ad homogen
5. Dimasukkan Calamin ke dalam lumpang gerus ad homogen
6. Dimasukkan sisa Talk ke dalam lumpang gerus ad homogen
7. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip taruh di pot bedak
8. Beri etiket biru dan masukkan ke plastik
9. Diserahkan ke pasien beserta PIO.
3.9. PENANDAAN

APOTEK UMKT
Apoteker : Apt. Sophia alaydrus S.far
SIA : 211/VI/2021
Jl.Juanda No 15 Samarinda
No :01
Tgl :28 september 2021

Nama :An Budi

Dioleskan/ Ditaburkan/ Dikumur


Obat Luar
SemogaLekasSembuh

Logo;

3.10. KIE
a. Nama pasien : An Budi
b. Alamat pasien : Jl. Ulin 6
c. Aturan pakai : Pemakaian luar
d. Cara pakai : Di taburkan tipis-tipis pada kulit yang iritasi
e. Khasiat : Antiseptikum dan anti iritasi.
3.1. RESEP 3
Dr. Kimi
Jl. Suryanata 125 Samarinda
SIP: 267/IX/2018

Iter 1x
R/ Amoxicillin 1,5
Codein HCl 0,3
CTM 0,03

MF da in caps No. X
S.t.d.d I caps Pc

Pro: Ani (13 thn)

3.2. RESEP STANDAR


(-)

3.3. KELENGKAPAN RESEP

1. Inscripto : Tidak ada


2. Subcripto : Tidak ada
3. Alamat pasien : Tidak ada

A. KETERANGAN RESEP

Iter 1x = Iteratur = Diulang 1x


R/ = Recipe = Ambilah
M = Misce = Campur
F = Fac = Buatlah
Da in = Da in = Berikanlah
Caps = Capsule = Kapsul
No = Nomero = Sebanyak
X = Decem = Sepuluh
S = Signa = Tandai
T = Ter = Tiga
Dd = De die = Kali sehari
I = Unum = Satu
Pc = Postcoenam = Sehabis makan

3.4. PENGGOLONGAN OBAT


1. Amoxicillin Gol obat keras

2. Codein HCl Gol obat narkotika

3. CTM Gol obat bebas terbatas

3.5. URAIAN BAHAN

1. Amoxicillin (FI Edisi III Hal 90)


Sinonim : AMPISILIN
Khasiat : Antibiotik
Pemerian : Serbuk hablur tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : Sukar laru dalam air dan metanol, tidak larut dalam
benzena dalam karbon titraklorida dan dalam
kloroform p.
2. Codein HCl (FI Edisi III Hal 172)
Sinonim : CODEIN HYDROCHORIDUM
Khasiat : Antitusivum
Pemerian : Serbuk hablur putih atau hablur jarum tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air dan dalam lebih kurang 90
bagian etanol (90%) p.

3. CTM (FI Edisi III Hal 153)


Sinonim : KLORFENIRAMINA MALEAT
Khasiat : Antihistaminikum
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%)
p, dan dalam 10 bagian kloroform sukar larut dalam
eter p.

3.6. PERHITUNGAN DOSIS

Codein HCl
DM I X P = 60 mg
I X H= 300 mg

13
Dosis penyesuaian X 60 mg = 39 mg
20

13
X 300 mg = 195 mg
20

Dosis pemakaian
1 kapsul mengandung Codein HCl sebanyak 0,3 g = 300 mg = 300mg/10 = 30 mg

I X P = 1 X 30 = 30 mg
I X H = 3 X 30 = 90 mg
%DM
30mg
I XP= X 100% = 76,92% OD
39mg

90 mg
I X H= X 100% = 46.15%<100% OD R/dapat dibuat
195mg

Penurunan dosis
0,1g
Codein HCl dari 0,3 g menjadi 0,1 g = = 10 mg
10
I X P =1 X 10 mg = 10 mg
IXH = 3 X 10 mg = 30 mg

%DM

10
I XP= X 100% = 25,64%
39

30
IXH= X 100% = 15,38%<100% OD R/dapat dibuat
195

CTM
DM I XP=-
I X H = 40 mg

13
Dosis penyesuaian X-
20

13
X 40 mg = 26 mg
20

Dosis pemakaian
1 kapsul mengandung CTM sebanyak 0,03 g = 30 mg/10 = 3 mg

I X P = 1 X 3 mg = 3 mg
I X H = 3 X 3 mg = 9 mg
%DM
3mg
I XP= X 100% = -

9mg
IXH= X 100% = 34,61%
26mg

3.7. PERHITUNGAN BAHAN

1. Amoxicillin = 1,5 gr = 1500 mg/500 mg/tab = 3 tab


2. Codein HCl = 0,1 gr = 100 mg/10 mg/tab = 10 tab
3. CTM = 0,03 gr = 30 mg/4 mg/tab = 7,5 tab

 PENGENCERAN BAHAN
CTM
0,5
X 100 mg = 50 mg
1tab
Sisa pengeceran = 100 mg - 50 mg = 50 mg

 PERHITUNGAN CANGKANG KAPSUL


1,5 g + 0,1 gr + 0,03 gr = 1,63 gr/10 = 0,163 gr (No cangkang kapsul = 2)

3.8. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan di buat


2. Dimasukkan CTM ke dalam lumpang gerus ad halus
3. Pengenceran CTM : diambil CTM 8 tab, 7 tab disisihkan, lakukan
pengenceran CTM 1 tab + SL ad 1.000 mg lalu digerus ad halus dan
homogen, lalu keluarkan dari lumpang dan ditimbang sebanyak 50 mg
disisihkan sisanya dibungkus kertas perkamen tandai sisa pengenceran CTM
0,5 tab.
4. Dimasukkan Codein HCl ke dalam lumpang gerus ad homogen
5. Dimasukkan Amoxicillin ke dalam lumpang gerus ad halus ad homogen
6. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip terus di taruh di atas
perkamen
7. Ditimbang hasil sediaan bobot akhir untuk menentukan cangkang kapsul
8. Dibagi sama rata di atas kertas perkamen sebanyak sepuluh
9. Dimasukkan ke dalam cangkang kapsul No.0 secara rapi lalu tutup kapsul
dan bersihkan kapsul
10. Dimasukkan ke plastik dan diberi etiket putih dan label NI
11. Diserahkan ke pasien beserta PIO

3.9. PENANDAAN
APOTEK UMKT
Jl.Juanda No 15 Samarinda
Tlp.(0541)7123456
APA: Apt. Sophia Alaydrus S.far
Nama Pasien :Ani Tgl:28 sep 21’
Nama Obat :Coddein HCl No:01
Khasiat :Antibiotik batuk dan radang
Tablet
3 X 1 Sehari Kapsul
Bungkus
Sebelum/Saat/Setelah Makan
Semoga Lekas Sembuh

OBAT HARUS DIHABISKAN.

Logo:
Apotek UMKT
Jl. Juanda No15 Smd
Apoteker : Apt. Sophia Alaydrus S.far
S.I.A : 024/DDK-07/X/2021

Copy Resep

Resep dari : Dr. Kimi


Tanggal Resep :-
Tanggal Pembuatan : 28-09-2021
No Resep : 01
Pro : Ani
Umur : 13 thn
Iter :1x

R/ Amoxicillin 1,5
Codein HCl 0,3
CTM 0,03
pcc
M.f da in cap No X
Stdd 1 cap
---det orig---

HARUS DI TEBUS DI APOTEK


YANG SAMA

3.10. KIE
a. Nama pasien : Ani
b. Umur pasien : 13 thn
c. Aturan pakai : 3x sehari 1
d. Khasiat : Antibiotik batuk dan radang
e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
3.1. RESEP 4
dr. Tommy

R/Asam salisilit 0,5


Amylum 3
Ol Rosae 9 tt V
Talcum venet ad 20

m.f pulv adspers


S. bedak tabur

Pro: Tn Jaka

3.2. RESEP STANDAR


(-)

3.3. KELENGKAPAN RESEP

1. Inscriptio : Tidak ada


2. Subcriptio : Tidak ada
3. Alamat Dokter : Tidak ada
4. SIP Dokter : Tidak ada

A. KETERANGAN RESEP

R/ = Recipe = Ambilah
M = Misce = Campur
F = Fact = Buatlah
Pulv = Pulvers = Serbuk
Adspers = Adspersorius = Tabur
S = Signa = Tandai
Bedak tabur = Bedak tabur = Bedak tabur
3.4. PENGGOLONGAN OBAT

1. Asam salisilat Gol obat bebas

2. Amylum Zat tambahan


3. Ol Rosae Zat tambahan
4. Talcum venet ad Zat tambahan

3.5. URAIAN BAHAN

1. Asam Salisilat (FI Edisi III Hal 56)


Sinonim : ACIDUM SALICYLICUM
Khasiat : Keratolitikum, anti fungsi
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih,
hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%) p mudah larut dalam eter p, larut dalam larutan
amonium asetat p, dinatrium hidrogen fosfat p, kalium
sitrat p, dan natrium sitrat p.

2. Amylum (FI Edisi III Hal 93)


Sinonim : AMYLUM MANIHOT
Khasiat : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil, putih,
tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%)
p.
3. Ol Rosae (FI Edisi III Hal 459)
Sinonim : OLEUM ROSAE
Khasiat : -
Pemerian : Cairan, tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga
mawar, rasa khas, pada suhu 25° kental, jika didinginkan
perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang
jika dipanaskan mudah melebur.

4. Talcum Venet Ad (FI Edisi III Hal 591)


Sinonim : TALCUM
Khasiat : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada
kulit, bebas dari butiran, warna putih, atau putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

3.6. PERHITUNGAN BAHAN


1. Asam salisilat : 0,5 gr = 5.000 mg + 10% = 550 mg
2. Amylum : 3 gr = 3.000 mg + 10% = 3.300 mg
3. Ol Rosae : 5 tetes
4. Talcum Vanet ad : 20.000 - (550 + 3.300mg)
= 20.000 mg - 3.850 mg = 16.150 + 10%
=17.765 mg
3.7. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dimasukkan Asam salisilat, di tambah etanol secukupnya, digerus ad sampai
larut
3. Dimasukkan Amylum ke dalam lumpang gerus ad homogen
4. Dimasukkan Ol Rosae ke dalam lumpang gerus ad homogen
5. Dimasukkan sisa Talcum ke dalam lumpang gerus ad homogen
6. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip, taruh di tempat bedak
7. Diberi etiket biru di masukan ke sak plastik
8. Diserahkan ke pasien beserta PIO.

3.8. PENANDAAN

APOTEK UMKT
Apoteker : Apt. Sophia alaydrus S.far
SIA : 211/VI/2021
Jl.Juanda No 15 Samarinda
No :01
Tgl :28 september 2021

Nama :Tn Jaka

Dioleskan/ Ditaburkan/ Dikumur


Obat Luar
SemogaLekasSembuh

Logo:

3.9. KIE
a. Nama pasien : Tn. Jaka
b. Alamat pasien : -
c. Aturan pakai : Pemakaian luar
d. Cara pakai : Ditaburkan tipis-tipis pada kulit yang gatal
e. Khasiat : Anti jamur.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. RESEP 1
Acetaminophen dan Coffein HCl dalam bentuk serbuk memiliki bentuk yang
hablur karena itu dalam pengerjaannya harus digerus sampai benar-benar halus agar
pasien mudah menggunakannya. Dalam bentuk serbuk semua sediaan berwarna putih
maka perlu penambahan carmin secukupnya untuk mengetahui homogenitasnya.
Cara pengerjaannya, yaitu siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian, masukkan Coffein HCl terlebih dahulu ke dalam lumpang lalu gerus ad
sampai halus setelah itu masukkan Acetaminophen dan gerus ad sampai halus.
Dikeluarkan dari lumpang dan taruh di atas kertas perkamen. Timbang bobot akhir
untuk menentukan no cangkang kapsul. Lalu dibagi sama rata di atas perkamen
sebanyak dua belas, bagikan sama rata diatas keertas perkamen sebanyak dua belas
dan dimasukan ke dalam cangkang kapsul secara rapi, tutup kapsul dan bersihkan.
Masukkan ke sak plastik, beri etiket putih dan label NI, kemudian diserahkan ke
pasien beserta PIO.
Acetaminophen berkhasiat untuk menurunkan demam, sedangkan Coffein HCl
berkhasiat untuk stimulan syaraf pusat. Memiliki efek samping merasa sakit kepala,
pusing, mual, cepat lelah, dan sulit konsentrasi, hingga suasana hati cepat berubah.
Aturan pakainya yaitu diminum 3 kali sehari 1 kapsul setelah makan. Disimpan
dalam wadah tertutup dengan baik.

4.2. RESEP 2
Pada resep kali ini, akan dibuat sediaan serbuk tak terbagi (pulvis) berupa pulvis
adspersorius atau serbuk tabur. Serbuk tabur. Serbuk tabur tersebut harus bebas dari
butiran kasar. Bahan-bahan yang terdapat dalam resep ini adalah menthol, calamin,
ZnO, Kamfer, Talkum, dan Ol rosae.
Zinci Oxydum berkhasiat sebagai antiseptikum lokal. Calamin berkhasiat
sebagai antiseptik. Kamfer dan menthol berfungsi sebagai Antiiritan. Sedangkan
Talkum berfungsi sebagai zat tambahan yang digunakan untuk membantu
mengeringkan bahan-bahan yang mencair pada saat pengerjaan obat. Dan Rose Oil
sebagai pengaroma.
ZnO sebelum digerus harus diayak terlebih dahulu dengan ayakan nomor 100.
Pengayakan ini dilakukan untuk memisahkan ZnO dari CO₂, karena ZnO dengan
udara lambat laun akan menyerap CO₂ dari udara. Selain itu juga agar partikelnya
menjadi halus. Kamfer dan menthol merupakan campuran eutecticum, yaitu keadaan
dimana titik lebur campuran keduanya lebih rendah dari pada titik lebur masing
masing, sehingga bila dicampur akan mencair. Jadi dalam pengerjaannya, menthol
digerus dengan kamfer, setelah mencair ditambah sedikit talkum digerus sehingga
diperoleh serbuk kering.
Bahan bisa di campurkan lalu gerus sampai diperoleh sediaan serbuk tabur yang
homogen, timbang bobot pot salep sebelum diisi dan sesudah diisi untuk mengetahui
bobot akhir dari etiket biru. Sediaan obat tabur berfungsi untuk mengatasi iritasi yang
disebabkan oleh jamur dan kuman bukan untuk obat dalam.

4.3. RESEP III


Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri obat dalam cangkang kerasatau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga dari pati atau
bahan lainnya yang sesuai. Beberapa keuntungan kapsul yaitu, dapat menutupi rasa
dan bau yang tidak enak dari bahan obat untuk mudah ditelan, mudah dalam
penyiapan karena hanya sedikit bahan tambahan dan tekanan yang dibutuhkan, dapat
digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis obat pada kebutuhan yang
mandadak, bahkan obat terlindung dari pengaruh luar seperti cahaya dan kelembaban.
Selain itu kapsul memiliki keuntungan mempunyai beberapa kerigian seperti, tidak
bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan
penguapan, tidak bisa untuk zat-zat hidrokskopis (menyerap air), tidak bisa untuk
zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul, tidak bisa untuk balita, kapsul
tidak cocok untuk bahan obat yang dapat mengembang peralatan pengisi kapsul,
mempunyai kecepatan yang lebih lambat dibandingkan sediaan lainnya.
Cara pengerjaanya, disiapkan alat dan bahan, dimasukkan codein HCl dan gerus
hingga halus kemudian masukkan CTM gerus ad homogen dan keluarkan campuran
menggunakan sudip lalu taruh di atas perkamen, lalu timbang hasil sediaan bobot
akhir untuk menentukan No cangkang kapsul kemudian dibagi rata sebanyak 10 di
atas kertas perkamen, setelah itu masukkan ke dalam cangkang kapsul secara rapi,
lalu tutup kapsul dan bersihkan kapsul. Masukkan ke sak plastik, beri etiket putih dan
label NI. Karena Iter 1x maka obat harus di tebus di apotek yang sama.s
Amoxicillin dibuat terpisah karena merupakan antibiotik dan tetap di buat sesuai
dengan nomero.

4.4 RESEP IV
Diresep ini membuat sediaan berupa pulvis. Zat aktif yang ada dalam resep
adalah acid salisilat berfungsi sebagai keratolitikum, antifungi, dan zat pewangi
adalah oleum rosae berfungsi sebagai korigen odorsis. Zat tambahan yang ada dalam
resep amylum oryzae dan talcum.
Cara pengerjaannya, disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, masukkan
acid salisilat, ditambahkan etanol secukupnya lalu digerus ad sampai halus, kemudian
masukkan sedikit talcum gerus ad homogen lalu dimasukkan amylum gerus ad
homogen, selanjutnya dimasukkan sisa talcum gerus ad homogen lalu diayak dan
dimasukkan kembali ke dalam mortir. Terakhir ditetesi oleum rosae gerus ad
homogen, keluarkan dari dalam mortir menggunakan sudip lalu timbang bobot dan
hitung % kesalahan. Dimasukkan ke dalam pot bedak, diberi etiket biru dan diberikan
kepada pasien beserta informasi obat (PIO).
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1. Praktikum mampu memberikan resep dengan benar sesuai dengan resep


2. Praktikum mampu menggolongkan obat yang terdapat dalam resep yang di
berikan
3. Praktikum dapat memahami bentuk bahan sediaan, khasiat
4. Praktikum mampu membuat obat sesuai dengan resep.

5.2 SARAN

Diharapkan mahasiswa mampu membuat sediaan sesuai dengan resep yang di


berikan dokter serta praktikum dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Jakarta : Defartemen Kesehatan


Republik Indonesia.

Anonim 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Jakarta : Defartemen Kesehatan


Republik Indonesia.

Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Anief, Moh. 1993. Farmasetika Dasar. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

BPOM, RI. 2013. ISO Indonesia. ISFI : Jakarta.

You might also like