You are on page 1of 6

Nama : Ayyum Mustanfidah

Nim : 2319017

Kelas : Manajemen Laboratorium B

1. Buatlah dan deskripsi gambaran tentang kondisi laboratorium ideal di tempat kamu
mengajar 5 tahun yang akan datang.
Menurut saya kondisi laboratorium yang ideal yaitu laboratorium yag memiliki standar
dalam segala hal yang telah ditetapkan.
a. Tata Ruang
Bujur sangakar merupakan bentuk laboratorium yang ideal, karena memiliki
jarak antara narasumber dan peserta akan semakin dekat, sehigga interaksi antar
keduanya akan lebih maksimal. Ukuran ruang praktikum, harus lebih besar
dibandingkan ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Selain itu ruang
laboratorium dilengkapi dengan ruang laboran, ruang administrasi dan ruang
kebersihan. Ruang laboratorium harus mempunyai penerangan yang lebih besar
dari ruang lainnya. Hal ini disebabkan, kegiatan yang dilakukan di dalam
laboratorium adalah berupa kegiatan pengamatan sehingga memerlukan
pencahayaan yang cukup. Setidaknya, gedung/ruang laboratorium memiliki jarak
tertentu dengan gedung/ruang yang lain, agar mendapatkan penerangan yang baik.
Sebaiknya, dibedakan antara pintu masuk dan pinu keluar, karena hal ini sangat
membantu saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan demi kenyamanan
pengguna laboratorium.
b. Sarana Laboratorium
Menyiapkan seperti atap, dinding, lantai, meja, kursi, lemari, lampu, pendingin
ruangan, wastafel, ventilasi dan pembuangan limbah dengan baik. Atap, dinding
dan lantai harus memiliki konstruksi yang tepat dan sesuai standar sehingga
laboratorium layak digunakan untuk kegiatan pengujian.
Dilengkapi meja praktikum, meja persiapan, dan meja demonstrasi. Meja
praktikum digunakan peserta saat praktikum berlangsung, meja ini dilengkapi
dengan instalasi listrik. Meja persiapan digunakan oleh narasumber atau laboran
untuk menyiapkan bahan dan alat yang akan diguanakan praktikum, meja
demonstrasi digunakan narasumber untuk melakukan demonstrasi yang biasanya
terletak di depan papan tulis.
Kursi dibagi menjadi 2, yaitu kursi untuk peserta dan kursi untuk narasumber.
Kursi peserta, tidak memiliki sandaran punggung dan tangan. Kakinya terbuat dari
besi dan tempat duduknya terbuat dari kayu. Kaki kursi diberikan pelapis sehingga
tidak menimbulkan suara berisik dan tidak merusak lantai.
Lemari laboratorium diabgi menjadi lemari alat, lemari bahan, lemari buku,
lemari praktikan dan lemari administrasi. Lemari alat digunakan untuk menyimpan
alat-alat. Lemari ini terbuat dari bahan yang kokoh sehingga akan kuat saat
menopang alat-alat yang disimpan. Pintu lemari alat terbuat dari kaca sehingga
mudah terlihat yang ada didalamnya. Sebaiknya lemari alat terkunci sehingga
menjamin keamanannya. Lemari bahan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan.
Lemari ini khusus untuk menyimpan bahan yang tidak berbahaya. Jika bahan
berbahaya maka harus disimpan diruangan khusus. Lemari ini berupa pintu geser,
terbuat dari kaca dan terkunci. Lemari buku digunakan untuk menyimpan buku
pustaka laboratorium. Lemari ini berpintu kaca dan tidak terkunci sehingga peserta
pendidikan dapat dengan mudah mengakses referensi yang dibutuhkan saat
pembelajaran. lemari praktikan atau yang biasa disebut loker digunakan peserta
pendidikan untuk menyimpan tas. Lemari ini terletak di bagian pinggir depan atau
belakang ruang praktikum. Lemari ini hanya berupa kotak bersekat tanpa pintu.
Lemari administrasi digunakan untuk menyimpan dokumen administrasi
laboratorium. Lemari ini diletakkan di ruang penanggungjawab laboratorium dan
terkunci.
c. Peralatan yang Terkalibrasi
Alat laboratorium secara umum dibagi menjadi 2, yaitu alat-alat optik dan alat-
alat gelas. Alat optik harus ditempatkan pada kondisi yang tidak lembap dan kering.
Mikroskop misalnya, harus disimpan pada lemari khusus yang dilengkapi dengan
instalasi lampu sehingga dapat mengurangi kelembapan udara. Alat gelas disimpan
dalam lemari khusus dalam kondisi bersih dan sudah disterilisasi.
d. Kemanan Laboratorium
Keamanan laboratorium terkait dengan pembuangan limbah, instalasi listrik,
instalasi gas, blower, dan ventilasi, pemadam kebakaran. Pembuangan limbah
terbagi menjadi pembuangan limbah berbahaya dan limbah tidak berbahaya.
Limbah berbahaya dibuang ke temoat penampungan khusus, yang kemudian akan
diproses lebih lanjut sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Limbah tidak berbahaya
yang berupa cairan dapat langsung dibuang ke wastafel cuci piring dan limbah padat
dapat langsung dibuang ke tempat sampah.
Instalasi listrik harus tertata dengan baik. Daya listrik yang terpasang harus
besar sehingga dapat mencukupi semua kebutuhan alat-alat laboratorium yang
memerlukan daya listrik yang besar. Instalasi listrik terpasang pada lantai, dinding
dan meja laboratorium dan dilengkapi stabilizer. Pemeriksaan instalasi ini harus
dilakukan secara periode dan tercatat.
Instalasi gas digunakan untuk percobaan yang menggunakan pemanas. Pipa
instalasi gas dipasang pada lantai dan dinding laboratorium. Adanya instalasi ini
maka diperlukan instalasi udara yang cukup untuk membuang kebocoran gas yang
mungkin terjadi. Lubang pembuangan kebocoran gas harus dibawah dinding.
Blower dan ventilasi dibuat dengan perencanaan yang matang. Blower dipasang
pada ruang asam sehingga sisa gas berbahaya dapat langsung dibuang ke udara
bebas. Laboratorium tidak membutuhkan ventilasi udara yang lebar sehingga tidak
terjadi kontaminasi patogen dari luar. Ventilasi dibuat agara terjadi sirkulasi udara
yang baik.
Pemadam kebakaran atau biasa disebut hidran, diletakkan disetiap sudut
ruangan laboratorium. Hidran digunakan sebagai antisipasi awal jika terjadi
insiden.
Keamanan laboratorium akan terjaga jika para pengguna laboratorium
mengetahui simbol-simbol bahaya, sumber-sumber bahaya dan penggunaan
peralatan keselamatan.
e. Organisasi laboratorium
Laboratorium minimal memiliki penanggungjawab laboratorium dan laboran.
Penanggungjawab laboratorium bertugas mengkoordinir semua kegiatan
leboratorium. Membuat progam, jadwal pemakaian laboratorium, tata tertib
laboratorium, mengajukan kebutuhan alat dan bahan, dan memantau inventaris alat
dan bahan laboratorium.
Laboran bertugas menyiapkan alat dan bahan, menginventaris alat dan bahan,
memelihara dan merawat laboratorium sehingga bertanggung jawab terhadap
kebersihan, keamanan dna keindahan laboratorium.
f. Administrasi Laboratorium
Kelengkapan administrasi meliputi daftar inventaris alat dan bahan, surat masuk
dan surat keluar, daftar kebutuhan alat dan bahan, daftar penggunaan alat dan bahan,
daftar pengguna laboratorium dan pelaporan.

2. Jelaskan kondisi laboratorium sekolah yang pernah kalian lihat/ketahui sekarang.


Gunakan pula sumber ilmiah yang kamu temukan.
a. Judul jurnal: Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana Laboratorium IPA SMP
di Kabupaten Buleleng
Penulis: Dewa Putu Subamia, Puy Artawan, I. G. A. N. Sri Wahyuni
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru IPA, angket guru, serta
didukung oleh hasil observasi laboratorium, dapat dirumuskan kendala tata kelola
dan tata laksana laboratorium SMP di Kabupaten Buleleng untuk melaksanakan
kegiatan praktikum. Kendala-kendala tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
pertama, keterbatasan ruang laboratorium; kedua, keterbatasan fasilitas
laboratorium; ketiga, keterbatasan alat-alat laboratorium; keempat; keterbatasan
bahan-bahan IPA; keenam, tidak adanya tenaga laboran; ketujuh, ketidakadaan
jaminan keselamatan dan kesehatan pekerja laboratorium; kedelapan, keterbatasan
waktu efektif untuk tatap muka; kesembilan, jumlah siswa dalam satu kelas yang
relatif banyak menyebabkan praktikum susah dilaksanakan dengan baik, karena
keterbatasan tenaga untuk melakukan bimbingan dan monitoring kinerja siswa, di
samping kesulitan dalam penyediaan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan;
kesepuluh, keterbatasan dana.
b. Judul jurnal: Kajian Standarisasi Sarana Prasarana Laboratorium IPA Berdasarkan
Permendiknas No.24 Tahun 2007 di SMPN 4 Sumenep.
Penulis: M. Syaiful Rahman
Hasil observasi didapatkan ruangan yang tersedia di Laboratorium IPA SMPN
4 Sumenep. Pertama, di SMPN 4 sumenep hanya tersedia 4 ruangan yaitu ruang
praktikum, ruang penimpanan luar, ruang penyimpanan dalam, dan gudang
penyimpanan; luas laboratorium memenuhi standar luas minimum laboratorium
IPA. Kedua, laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep tidak memiliki ruang persiapan
untuk kegiatan praktikum. Ketiga, ruang penyimpanan alat di SMPN 4 Sumenep
memiliki dua ruang yang terletak di dalam ruang praktikum yakni ruang
penyimpanan luar dan ruang penyimpanan dalam. Keempat, pencahayaan di
laboratorium SMPN 4 Sumenep juga tidak dapat difungsikan (mati) walaupun
laboratorium memiliki 6 pasang lampu neon. Kelima, perabot dan medua
pendidikan di SMPN 4 Sumenep mempunyai presentasi 75% dari 8 perabot dan
media pendidikan yang ditetapkan. Secara keseluruhan maka daya dukung sarana
dan prasarana laboratorium IPA SMPN 4 Sumenep belum bisa dikatakan ideal
yang diatur dalam permendiknas no.24 tahun 2007.
c. Judul jurnal: Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Lahusa
Penulis: Darmawan Harefa, Efrata Ge’e, Kalvintinus Ndruru, Mastawati Ndruru,
Lies Dian Marsa Ndraha, Tatema Telaumbanua, Murnihati Sarumaha, Fatolosa
Hulu.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang keadaan laboratorium IPA di SMAN 1
Lahusa diketahui bahwa kondisi ruang laboratorium IPA di SMAN 1 Lahusa layak
untuk dipergunakan, namun ruang laboratoriumnya disalahfungsikan menjadi
kelas. Selain itu lokasi laboratorium juga sulit dijangkau karena berada dibelakang
ruangan kelas. Untuk menuju ruang laboratorium IPA, siswa harus mengelilingi 10
ruangan. Penataan ruang laboratorium IPA SMAN 1 Lahusa tidak tertata rapi,
dimana didalam ruang laboratorium terdapat dua ruangan yaitu, ruang penyimpanan
dna ruang praktikum. Kondisi ruangan tersebut sangat kotor dan jarang dibersihkan
selain itu di ruang penyimpanan digabungkan dengan penyimpanan zat/bahan kimia
dan penyimpanan alat laboratorium IPA. Tidak terdapat pengaman kegiatan
didalam laboratorium. Kurangnya alat dan bahan yang memadai sehingga kegiatan
tidak berjalan dengan baik. Tidak ada jadwal penggunaan laboratorium yang tecatat
rapi dan tertata. Di SMAN 1 Lahusa tidak memiliki tenaga khusus sebagai laboran,
umumnya guru bidang studi IPA yang bertindak sebagai laboran.

3. Analisis kedua kondisi tersebut dan jelaskan apa saja yang perlu dikembangkan atau
ditingkatkan untuk mencapai kondisi ideal tersebut.
Dari beberapa jurnal yang telah dipaparkan, mayoritas laboratorium IPA yang
dimiliki oleh setiap stauan sekolah memiliki masing-masing kendala yang
mengakibatkan laboratorium IPA masih jauh dari kata ideal. Untuk mengatasi
keterbatasan ruangan, dibutuhkan alat yang portable (dapat dibawa ke kelas) sehingga
tidak terpau pada ruang laboratorium sebagai tempat praktikum. Terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium perlu dilakukan penataan ruang
laboratorium sekaligus juga memperhatikan kesehatan lingkungan, misalnya saluran air
pembuangan limbah laboratorium tidak boleh menyatu dengan saluran kmar mandi dan
WC, sisa/limbah bahan-bahan praktikum berbahaya dan beracun yang akan dibuang.
Sehubungan dengan kendala dana/biaya, sekolah mesti melakukan berbagai upaya
diantaranya pencarian sumber dana baru dengan berpartisipasi aktif pada berbagai
proyek yang didanai oleh pemerintah., mencari subsidi dari organisasi non pemerintah.
Untuk keteraturan dan ketertiban pengguna laboratorium dalam memanfaatkan
laboratorium dibutuhkan Standar Operasional Prosedur (SOP) tata kelola dan tata
laksana laboratorium yang terpola, terstruktur dan efektif. Dengan mempertimbangkan
kondisi riil sekolah dan lingkungannya.

You might also like